KEANEKARAGAMAN JENIS LIANA DI DATARAN RENDAH SUAKA MARGASATWA NANTU KABUPATEN GORONTALO Serlin Iji1, Marini Susanti Hamidun2, Sari Rahayu Rahman3 1)
Mahasiswa Jurusan Biologi, 2)Dosen Jurusan Biologi, 3)Dosen Jurusan Biologi Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo Jl. Jend. Sudirman No 6 Kota Gorontalo Email:
[email protected]
ABSTRAK Serlin Iji. 2015. “Keanekaragaman Jenis Liana Di Dataran Rendah Suaka Margasatwa Nantu Kabupaten Gorontalo”. Skripsi, Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Marini Susanti Hamidun, S.Si, M.Si dan Pembimbing II Sari Rahayu Rahman, S.Pd, M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman liana serta jenis-jenis liana. Objek penelitian adalah semua jenis liana yang ada di Dataran Rendah Suaka Margasatwa Nantu Kabupaten Gorontalo. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode survey. Teknik pengambilan data yaitu menggunakan teknik garis berpetak, yaitu membuat 2 buah jalur/transek pada masing-masing stasiun dengan jarak diantara transek 100 meter. Pada setiap jalur/transek dibuat 5 buah plot dengan ukuran masing-masing plot 20 x 20 meter dan jarak antara plot 20 meter. Hasil penelitian didapatkan nilai indeks keanekaragaman liana di Dataran Rendah Suaka Margasatwa Nantu kabupaten Gorontalo menunjukkan bahwa keanekaragaman sedang. Jenis liana yang ada di dataran rendah Suaka Margasatwa Nantu Kabupaten Gorontalo adalah Piper betle, Piper decumanum, Smilax leucophylla, Spatholobus palawanensis, Passiflora foetida dan Calamus inops. Tumbuhan yang menjadi tempat liana merambat ditemukan 5 spesies yaitu Polyalthia sp, Mallotus floribundus, Drypetes globosa, Dracontomelon dao dan Ficus sp. Kata Kunci : Keanekaragaman, liana, dataran rendah, suaka margasatwa nantu
KEANEKARAGAMAN JENIS LIANA DI DATARAN RENDAH SUAKA MARGASATWA NANTU KABUPATEN GORONTALO Serlin Iji1, Marini Susanti Hamidun2, Sari Rahayu Rahman3 1)
Mahasiswa Jurusan Biologi, 2)Dosen Jurusan Biologi, 3)Dosen Jurusan Biologi Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo Jl. Jend. Sudirman No 6 Kota Gorontalo Email:
[email protected]
ABSTRACT Serlin Iji. 2015. “Species Diversity of Liana at Lowland Wildlife Reserve of Nantu Gorontalo regency”. Skripsi, Departement of Education Of Biology, Faculty of Mathematics and sciences, State University of Gorontalo. Principal supervisor was Marini Susanti Hamidun, S.Si, M.Si and co-supervisor was Sari Rahayu Rahman, S.Pd, M.Pd. The aim of this research was to find out the diversity of liana and species of liana. The object of this research was all liana species that liana species that were found at lowland wildlife reserve of Nantu Gorontalo regency. The method used in this research was survey method. Technique of collecting the data used technique of terraced line which makes 2 strips at each station with the distance between 100 meters strips. Every strip was made 5 plot with size of each plot was 20 x 20 meters and the distance between 20 plot meters. The result of research gained index value of liana diversity in lowland wildlife reserve Nantu Gorontalo regency showed that the diversity was medium. Species of liana that were found at lowland wildlife reserve of Nantu Gorontalo regency was Piper betle, Piper decumanum, Smilax leucophylla, Spatholobus palawanensis, Passiflora foetida and Calamus inops. It was found that there were 5 species that liana vine such as Polyalthia sp, Mallotus floribundus, Drypetes globosa, Dracontomelon dao and Ficus sp. Keyword : Diversity, liana, lowland, wildlife reserve of nantu
PENDAHULUAN Keanekaragaman makhluk hidup merupakan variasi organisme yang ada di bumi. Keanekaragaman makhluk hidup yang ditemukan di Gorontalo sangat beragam, seperti yang dikemukakan oleh Muntul (2006), bahwa keanekaragaman makhluk hidup merupakan kekayaan bumi yang meliputi hewan, tumbuhan, mikroorganisme dan semua gen yang terkandung di dalamnya, serta ekosistem yang dibangunnya. Keanekaragaman tumbuhan yang terdapat di Indonesia merupakan salah satu kekayaan alam yang perlu untuk dilestarikan. Mengingat peranan tumbuhan tersebut yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat. Keanekaragaman tumbuhan merupakan keanekaragaman spesies tumbuhan yang menempati suatu ekosistem (Mardiyanti, 2013). Semakin tinggi keragaman ekosistem dan semakin lama keragaman ini tidak diganggu oleh manusia, semakin banyak pula interaksi internal yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan stabilitas tumbuhan. Keanekaragaman jenis berfungsi untuk mengetahui jumlah spesies yang beragam yang hidup disuatu lokasi tertentu. Keanekaragaman jenis tumbuhan mengacu pada banyaknya spesies tumbuhan yang terdapat di dalam suatu marga. Faktor yang berpengaruh terhadap keanekaragaman jenis adalah pembatas kehidupan yang berupa tekanan dan gangguan yang dapat berupa faktor fisik, kimiawi, kompetisi antar individu dalam spesies atau antar individu dalam spesies yang berbeda (Purba, 2010). Hal ini juga bisa terjadi seperti pada tumbuhan liana. Liana merupakan tumbuhan yang merambat, memanjat, atau menggantung. Menurut Lahaye, dkk (2005) istilah liana bukan merupakan suatu pengelompokan dalam taksonomi tumbuhan melainkan suatu pendeskripsian bagaiman suatu tanaman itu tumbuh. Tumbuhan liana memanjat pada tumbuhan lain yang lebih besar dan tinggi untuk mendapatkan cahaya matahari, tetapi akarnya tetap berada di dalam tanah sebagai sarana untuk mendapatkan makanan (Simamora, 2014). Liana dapat membentuk lapisan tajuk hutan dan mampu mendesak tajuk-tajuk pohon bertumpu. Tajuk liana juga mengisi lubang-lubang tajuk hutan diantara beberapa pohon dalam tegakan hutan agar mendapatkan sinar matahari yang cukup, sehingga liana akan mempererat dan mempertebal lapisan tajuk pada stratum atas. Bentuk dan ukurannya sangat beragam, batangnya mulai dari yang tipis sampai yang tebal. Ada yang tenggelam di balik dedaunan atau bergantungan membentuk simpul raksasa. Ada yang bercabang-cabang, ada pula yang tidak bercabang. Untuk panjangnya bervariasi, ada panjangnya yang bisa mencapai 200 meter satu pohon ke pohon yang lain, turun ke tanah dan memanjat lagi ke pohon berikutnya (Gunawan, 2014). Adanya liana di hutan merupakan salah satu ciri khas hutan hujan tropis. Hutan adalah suatu kawasan yang didalamnya terdapat kumpulan pepohonan dan tumbuhan yang dapat hidup selama bertahun-tahun dan berperan sebagai penyedia air dan tempat hidup berjuta flora dan fauna. Di hutan liana memiliki peran ekologi yang sangat penting. Fungsi ekologi tersebut antara lain mencegah tumbangnya pohon akibat dari angin kencang. Selain itu, liana menjadi akses bagi satwa arboreal yang menggunakan liana untuk melintas dari tajuk satu ke tajuk lainnya (Meijaard, dkk 2006).
Salah satu hutan hujan tropis di Gorontalo yang kaya akan keanekaragaman hayati adalah kawasan Suaka Marga Satwa Nantu. Secara geografis terletak di Sub DAS Nantu dan DAS Paguyaman. Pengelolaan Suaka Margasatwa Nantu di atur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya (BKSDA, 2013). Adapun yang menjadi tujuan penelian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis liana yang ada di Dataran Rendah Suaka Margasatwa Nantu Kabupaten Gorontalo dan untuk mengetahui keanekaragaman jenis liana di dataran rendah Suaka Margasatwa Nantu Kabupaten Gorontalo. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dataran Rendah Kawasan Suaka Margasatwa Kabupaten Gorontalo. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai bulan Mei 2015 dari tahap persiapan sampai dengan penyusunan laporan penelitian. Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah tumbuhan liana yang terdapat di dataran rendah kawasan Suaka Margasatwa Nantu Kabupaten Gorontalo. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode ini dilakukan untuk suatu pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran terhadap gejala empirik yang berlangsung di lapangan atau lokasi penelitian (Fathoni, 2011). Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS (global positioning syistem), tambang atau tali raffia, hygrometer, lux meter, soil tester, alat tulis, kamera digital dan buku catatan. Bahan penelitian semua jenis liana yang tersebar di Kawasan Suaka Margasatwa Nantu Kabupaten Gorontalo. Teknik Pengambilan Data Teknik pengambilan data di lapangan menggunakan teknik garis berpetak, dengan prosedur kerja sebagai berikut : 1. Tahap awal yang dilakukan adalah observasi. 2. Mempersiapkan alat-alat yang digunakan dalam penelitian. 3. Menentukan stasiun pengamatan, yaitu sebanyak 4 stasiun 4. Membuat 2 buah jalur/transek pada masing-masing stasiun dengan jarak diantara transek 100 meter. Pada setiap jalur/transek dibuat 5 buah plot dengan ukuran masing-masing plot 20 x 20 meter dan jarak antara plot 20 meter. Berikut ini adalah desain plot yang digunakan dalam pengambilan sample lapangan :
Gambar 3.1 : Desain plot pengamatan 5. Mencatat jenis-jenis liana yang di temukan pada setiap plot. 6. Mengidentifikasi jenis-jenis liana tersebut. Jenis yang sudah diketahui langsung dicatat nama spesiesnya, sedangkan yang belum diketahui di buat dokumentasi foto secara detail bagian-bagiannya seperti akar, batang, tangkai, daun, buah sebagai bahan untuk identifikasi (Steenis, 2008 dan Cullen, 2006). 7. Mengukur faktor lingkungan. Analisis Data Data yang diperoleh, dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Data tersebut diolah menggunakan rumus indeks keanekaragaman. Hasil perhitungan secara kuantitatif kemudian dianalisis secara deskriptif dalam pembahasan dan dikaitkan dengan faktor lingkungan yang telah diukur. Indeks keanekaragaman jenis liana dihitung dengan menggunakan rumus Shannon dan Wiener sebagai berikut : 𝑆 ′
H =−
pi lon pi 𝑖=1
di mana: pi =
ni N
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian a. Jenis-Jenis Liana Di Dataran Rendah Suaka Margasatwa Nantu Hasil penelitian yang dilakukan di dataran rendah Suaka Margasatwa Nantu teridentifikasi 6 spesies liana dengan jumlah individu masing-masing spesies berbeda tiap stasiun. Jenis-jenis liana yang ditemukan pada setiap stasiun dapat disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Jenis Liana yang ditemukan dan jumlah individu pada stasiun I Jumlah No Nama Spesies Nama Lokal Individu 97 1. Piper betle Sirih 93 2. Passiflora foetida L Rambusa 72 3. Spatholobus palawanensis. Akar Berbat 91 4. Calamus inops Rotan 94 5. Piper decumanum Sirih Hutan 90 6. Smilax leucophylla Canar 537 JUMLAH Sumber: Data Primer, 2015 Jumlah jenis liana dan jumlah individu tiap spesies pada stasiun II dapat disajikan pada table 2. Tabel 2. Jenis liana yang ditemukan dan jumlah individu pada stasiun II No Nama Spesies Nama Lokal Jumlah Individu 1. Piper decumanum Sirih Hutan 89 2. Piper betle Sirih 91 3. Smilax leucophylla Canar 83 4. Spatholobus palawanensis Akar Berbat 54 5. Calamus inops Rotan 76 JUMLAH 393 Sumber: Data Primer, 2015 Jumlah jenis liana dan jumlah individu tiap spesies pada stasiun III dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Jenis liana yang ditemukan dan jumlah individu pada stasiun III No Nama Spesies Nama Lokal Jumlah Individu 1. Piper betle Sirih 76 2. Spatholobus palawanensis Akar Berbat 41 3. Smilax leucophylla Canar 64 4. Calamus inops Rotan 43 JUMLAH 224 Sumber: Data Primer, 2015
Jumlah jenis liana dan jumlah individu tiap spesies pada stasiun IV dapat dilihat pada table 4. Tabel 4. Jenis liana yang ditemukan dan jumlah individu pada stasiun IV No Nama Spesies Nama Lokal Jumlah Individu 1. Piper betle Sirih 63 2. Spatholobus palawanensis Akar Berbat 39 3. Smilax leucophylla Canar 47 JUMLAH 149 Sumber: Data Primer, 2015 b. Indeks Keanekaragaman Liana Di Dataran Rendah Suaka Margasatwa Nantu Total indeks keanekaragaman secara keseluruhan yang didapatkan menggunakan rumus Shannon-Wiener di sajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Total Nilai Indeks Keanekaragaman Secara Keseluruhan Nama Jenis
Stasiun
I II III Piper bettle 97 91 76 Smilax 90 83 64 leucophylla Calamus 91 76 43 inops Piper 94 89 0 decumanum Spatholobus 72 54 41 palawanensis. Passiflora 93 0 0 foetida L JUMLAH Sumber: Data Primer, 2015
IV 63 47
Jumlah Individu
Indeks Keanekaragaman
Kategori
1.729
Sedang
327 284
0
210
0
183
39
206
0
93 1.303
Berdasarkan Tabel 5 di Dataran Rendah Suaka Margasatwa Nantu ditemukan 6 spesies liana dengan total individu seluruh spesies adalah 1.303 individu. Total nilai indeks keanekaragaman tumbuhan liana secara keseluruhan dari semua stasiun yang terdapat di Dataran Rendah Suaka Margasatwa Nantu Kabupaten Gorontalo adalah sebesar 1.729. Nilai indeks keanekaragaman berada pada kisaran H’ < 3 yang berarti bahwa keanekaragaman jenis liana di Dataran Rendah Suaka Margasatwa Nantu Kabupaten Gorontalo yaitu dalam kategori sedang. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian di Dataran Rendah Suaka Marga Satwa Nantu, ditemukan 6 spesies Liana yaitu Piper decumanum, Piper betle, Smilax leucophylla, Spatholobus palawanensis, Calamus inops, dan Pasifflora foetida. Ditemukannya beberapa jenis liana di dataran rendah Suaka Margasatwa
Nantu menandakan bahwa habitat atau kondisi lingkungan di hutan Suaka Margasatwa Nantu masih baik dan alami, diketahui bahwa tumbuhan liana merupakan suatu kelompok tumbuhan yang membentuk suatu komunitas alami. Liana yang ditemukan dilokasi penelitian hanya enam spesies, hal ini disebabkan oleh kondisi hutan di dataran rendah Suaka Margasatwa Nantu sangat didominasi oleh pohon - pohon besar dan tinggi yang tutupan tajuknya sangat rapat. Hutan yang tutupan vegetasinya terlalu rapat akan menghambat sinar matahari mencapai tutupan lantai, sehingga liana tidak dapat berkembang dengan baik. Tumbuhan liana lebih menyukai daerah dengan intensitas cahaya yang tinggi karena pertumbuhan liana bersifat light demanding. Berdasarkan hasil perhitungan data, besarnya indeks keanekaragaman jenis liana dengan menggunakan indeks Shanon Wiener menunjukan indeks keanekaragaman secara keseluruhan stasiun yaitu 1,729 yang tergolong sedang dengan kriteria H’ < 3. Hal ini menunjukan bahwa keadaan tumbuhan liana yang terdapat di dataran rendah Suaka Margasatwa Nantu memiliki produktivitas sedang, sehingga keanekaragaman jenis liana masih dalam keadaan seimbang atau masih dalam keadaan stabil. Seperti yang dikemukakan oleh Indriyanto (2006), keanekaragaman jenis suatu komunitas tinggi jika komunitas disusun oleh banyak jenis. Sebaliknya suatu komunitas dikatakan memiliki keanekaragaman jenis yang rendah jika komunitas itu disusun oleh sedikit jenis dan hanya sedikit yang di dominan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi keanekaragaman jenis liana adalah kelembaban udara, intensitas cahaya dan suhu. Kelembaban udara di dataran rendah Suaka Margasatwa Nantu berkisar 72% - 86%. Pada kondisi ini tumbuhan liana masih dapat berkembang dengan baik. Menurut Asriany (2008), tumbuhan liana dapat tumbuh dengan baik pada daerah dengan parameter lingkungan khusus yaitu suhu dan kelembaban lebih dari 80%. Selain itu yang mempengaruhi indeks keanekaragaman liana adalah suhu, dimana dataran rendah Suaka Margasatwa Nantu memiliki suhu lingkungan yang berkisar 27 0C – 31 0C. Suhu yang terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan tanaman bahkan akan dapat mengakibatkan kematian bagi tanaman, demikian pula sebaliknya suhu yang terlalu rendah (Arief 1994). Selain kelembaban dan suhu, intensitas cahaya juga berpengaruh terhadap tingkat keanekaragaman tumbuhan liana. Menurut Hardianti (2009), cahaya matahari memberikan energi bagi ekosistem, yaitu mendukung proses fotosintesis berjalan dengan baik. Selain faktor lingkungan, faktor lain yang dapat mempengaruhi keanekaragaman suatu komunitas adalah pertahanan diri dari kepunahan. Misalnya kepunahan yang disebabkan oleh faktor alam berupa tumbangnya pohon sehingga menimpa tumbuhan lainnya. Sedikit besarnya gangguan akan mempengaruhi komposisi dan keanekaragaman yang ada di dataran rendah Suaka Margsatwa Nantu. Semakin banyak liana yang merambat atau membelit pada pohon disekitarnya maka dapat mencegah tumbangnya pohon akibat dari angin kencang. Jenis liana yang tumbuh di dataran rendah Suaka Margsatwa Nantu juga berasosiasi dengan cara merambat atau membelit pada pohon disekitarnya. Tujuan liana merambat di pohon adalah untuk mendapatkan sinar matahari secara optimum sebagai sumber fotosintesis. Liana membelit dan memanjat pohon yang
ada disekitarnya menggunakan bantuan sulur atau batang tumbuhan liana sendiri supaya bisa mencapai ketinggian tertentu, terkadang sampai membentuk kanopikanopi yang menyebabkan terjadinya persaingan dalam mendapatkan cahaya matahari. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa jenis liana yang ada di dataran rendah Suaka Margasatwa Nantu Kabupaten Gorontalo adalah Piper betle, Piper decumanum, Smilax leucophylla, Spatholobus palawanensis, Passiflora foetida dan Calamus inops. Total indeks keanekaragaman jenis liana secara keseluruhan yang terdapat di Dataran Rendah Suaka Margasatwa Nantu Kabupaten Gorontalo adalah sebesar 1.729. Nilai indeks keanekaragaman berada pada kisaran H’ < 3 yang berarti bahwa keanekaragaman jenis liana di Dataran Rendah Suaka Margasatwa Nantu Kabupaten Gorontalo yaitu dalam kategori sedang. SARAN Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang keanekaragaman jenis liana di Suaka Margasatwa Nantu spesifiknya jenis liana yang ada di dataran tinggi, karena kawasan Suaka Margasatwa Nantu terbagi menjadi 2 dataran, yaitu dataran rendah dan dataran tinggi. Sehingga akan di dapatkan tumbuhan jenis liana di dataran rendah dan dataran tinggi. DAFTAR PUSTAKA Asrianny, Marian Dan Ngakan Putu Oka. 2008. Keanekaragaman Dan Kelimpahan Jenis Liana (Tumbuhan Memanjat) Pada Hutan Alam Di Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin (The Diversity and Abudance of Liana (Climbing Plants) in the Natural Forest of Hasanuddin University Experimental Forest). Jurnal Parennial, 5(1) : 23-30. Arief, Arifin. 1994. Hutan : Hakekat dan pengaruhnya terhadap lingkungan. Penerbit Yayasan Obor Indonesia. Jakarta Baloari Gustap, Riza Linda, Mukarlina. 2013. Keanekaragaman jenis dan pola distribusi Nepenthes sp. Di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak. Vol. 2(1):1-6. Jurnal Protobint. BKSDA. 2013. Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Suaka Marga Satwa Nantu. Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Utara. Manado. Dunggio Iswan. 2005. Zonasi Pengembangan Wisata Disuaka Margasatwa Nantu Provinsi Gorontalo. Tessis. Bogor : Institute Pertanian Bogor Fachrul.M.F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Jilid 1.Hal. 51 Fathoni, A. 2011. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta. Gunawan Hardo. 2014. Komposisi Vegetasi Liana Di Taman Wisata Alam Sumber Semen Kabupaten Rembang. Skripsi. IKIP PGRI. Semarang. Hamidun, M.S. 2012. Zonasi Taman Nasional Dengan Pendekatan Ekowisata. Disertasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hariadi, Tony. 2007. Sistem Pengendalian Suhu, Kelembaban dan Cahaya Matahari Dalam Rumah kaca. Jurnal Ilmiah Semesta Teknika. Vol 10 (1): 82-93.
Hardianti Supu. 2009. Jenis-Jenis Tumbuhan Epifit Di Hutan Kawasan Sekitar Danau Lawulamoni Kecamatan Kabawo Kabupaten Mina. WARTAWIPTEK, Vol. 17 No. 2. Indah Asmayannur, Chairul dan Zuhri Syam. 2012. Analisis Vegetasi Dasar di Bawah Tegakan Jati Emas (Tectona grandis L.) dan Jati Putih (Gmelina arborea Roxb.) di Kampus Universitas Andalas. Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.), Vol. 1 (2). Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara. Jakarta. Irwan, Z.D.2007.Prinsip-Prinsip Ekologi Lingkungan dan Pelestarian. Bumi Aksara. Jakarta. Januwati, Rosita. 2010. Faktor-faktor Ekologi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Piper decumanum.Volume 1 No.01. Karmana Wayan. 2010. Analisis Keanekaragaman Epifauna Dengan Metode PITFALL TRAP Di Kawasan Hutan Cangar Malang. Ganec Swara, Vol. 4 No. 1 Lahaye, R.; Civeyrel, L.; Speck, T.; Rowe, N. P. 2005. "Evolution of shrub-like growth forms in the lianoid subfamily Secamonoideae (Apocynaceae s.l.) of Madagascar: phylogeny, biomechanics, and development". American Journal of Botany 92 (8): 1381–96. Mardiyanti, Devi Erlinda. 2013. Dinamika Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Pasca Pertanaman Padi. Universitas Brawijaya. Jurnal Produksi Tanaman Volume 1 No.1. Mawazin. 2013. Keanekaragaman Dan Komposisijenis Permudaan Alam Hutan Rawa Gambut Bekas Tebangan Di Riau (Spesies Diversity And Composition Of Logged Over Peat Samp Forest In Riau). Forest Rehabilition. Journal Vol. 1 No. 1. 59-73 Meijaard Erik, Douglas S dan Robert N. 2006. Hutan Pasca Pemanenan. Melindungi Satwa Liar Dalam Kegiatan Hutan Produksi Kalimantan. CIFOR. Bogor. Munawaroh Esti. 2009. Studi Keanekaragaman Jenis Piper Spp Dan Potensinya Di Kebun Raya Bogor. Seminar Nasional Etnobotani IV, Cibinong Science Center-LIPI. Muntul. 2011. Keanekaragaman Hayati. Tersedia di Http://muntul.files.wordpress .com/2011/12/keanekaragaman-hayati1.pdf. Di akses tanggal 4 Februari 2014. Nurmasari, Elda dan Djumali. 2010. Pengaruh Kondisi Ketinggian Tempat Terhadap Produksi Dan Mutu Tembakau Temangung. Vol 2 (2). Hal 45-59. Odum, E. P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi.Terjemahan Tjahjono Samingan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Pamulardi, B. 1999. Hukum Kehutanan dan Pembangunan Bidang Kehutanan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Pasaribu, Widiastuti N dan Retno.2011. Jenis liana dan pemanfaatannya. Lokakarya Studi Taksonomi Jenis-jenis Tumbuhan Di Taman Nasional Gunung Leuser Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Polunin, N.1990. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa Ilmu Serumpun. Jakarta. UGM Press.