EFEK PENAMBAHAN BACK SCHOOL EXERCISE PADA EDUKASI LINGKUNGAN KERJA YANG ERGONOMIS TERHADAP NYERI DAN DISABILITAS PADA CHRONIC LOW BACK PAIN PADA PEKERJA DI KANTOR FOCUS BINA ARTHA Siti Kurniasih1, Muthiah Munawwaroh2 Fakultas Fisioterapi - Universitas Esa Unggul, Jakarta, Indonesia Jl. Arjuna Utara No. 9 Tol Tomang Kebon Jeruk Jakarta Barat, 11510 e-mail
[email protected]
ABSTRAK Tujuan:Mengetahuiperbedaan efek antara edukasi lingkungan kerja yang ergonomisdenganpenambahan back school exercise. Metode: Penelitian ini merupakan jeniseksperimental pretest-posttest group design. Bertempat di kantor Focus Bina Artha. Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling. Perlakuan I terdiri 8 orang dengan intervensi edukasi lingkungan kerja yang ergonomis, perlakuan II terdiri 8 orang dengan intervensi penambahan back school exercise.Hasil: Uji normalitas menggunakan Shapiro Wilk testnilai p>α(0,05) data berdistribusi normal. Uji homogenitas menggunakan Levene’s test nilai p>α(0,05) data homogen. Uji hipotesis perlakuan I menggunakan paired sample ttestnilai p=0,000 pada VAS dan p=0,000 pada ODI. Pada perlakuan II menggunakan paired sample t-testnilai p=0,002 pada VAS dan p=0,000 pada ODI. Menunjukkan kedua kelompok terdapatpenurunan skala nyeri dan disabilitas. Pada independent sample t-test nilai p=0,005 pada VAS dan p=0,006 pada ODImenunjukkanada perbedaan efek antara edukasi lingkungan kerja yang ergonomis dengan penambahan back schoolexercise terhadap penurunan skala nyeri dan disabilitas pada chroniclow back pain. Kesimpulan: ada perbedaan efek antara edukasi lingkungan kerja yang ergonomis dengan penambahan back schoolexercise terhadap skala nyeri dan disabilitas pada chronic low back pain. Kata Kunci : Edukasi lingkungan kerja yang ergonomis, back school exercise, nyeri, disabilitas
BACK SCHOOL EXERCISE ADDITIONAL EFFECT TO EDUCATION OF ERGONOMIC WORK ENVIRONMENT OF PAIN AND DISABILITY ON CHRONIC LOW BACK PAIN OF EMPLOYEES AT FOCUS BINA ARTHA OFFICE Siti Kurniasih1, Muthiah Munawwaroh2 Fakultas Fisioterapi - Universitas Esa Unggul, Jakarta, Indonesia Jl. Arjuna Utara No. 9 Tol Tomang Kebon Jeruk Jakarta Barat, 11510 e-mail
[email protected]
ABSTRACT Object: To knows about the determine back school exercise additional effect to education of ergonomic work environment of pain and disabilitys on chronic low back pain.Methods: experimental pretest-posttest group design. Was conducted in Focus Bina Artha office. The sample selected by purposive sampling technique. Group I consists of 8 people with education ergonomic work environment intervention and group II consisted of 8 people with additional back school exercise intervention. Result: Normality test using Shapiro Wilk test p>α (0.05) normal distribution of data. Homogeneity test using Levene's test p>α (0.05) data homogeneous. Hypothesis test group I using paired sample t-test p=0.000 at VAS and p=0.000 at ODI. Group II p=0.002 at VAS, p=0.000 at ODI. Which means both of group there are decrease pain and disability.In independent sample t-test p=0.005 at VAS and p=0.006 at ODI which means there is difference effect on additional back school exercise to education of ergonomic work enviroment in pain and disability on chronic low back pain. Conclution:Difference effect between education of ergonomic work enviroment with additional back school exercise in pain and disability on chronic low back pain. Keywords : Education of ergonomic work environment, back school exercise, pain, disability.
PENDAHULUAN LBP merupakan keluhan yang sering ditemui pada praktek sehari–hari dan diperkirakan hampir semua orang pernah mengalaminya sekali semasa hidupnya. LBP adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung karena ketegangan otot, kekakuan lokal dibawah kosta dan diatas lipatan gluteus inferior dengan atau tanpa linu pegal. Dikatakan kronik jika berlangsung selama 12 minggu atau lebih (Chou 2011). Chronic low back pain (CLBP) jarang fatal tetapi nyeri yang dirasa mengakibatkan penderita mengalami suatu ketidakmampuan (disabilitas) yaitu keterbatasan fungsional dalam aktifitas sehari-hari dan kehilangan jam kerja terutama usia produktif, sehingga merupakan alasan terbanyak dalam mencari pengobatan. Kasus CLBP sangat berperan penting ditangani oleh fisioterapi dengan serius, baik dalam hal preventif, promotif, kuratif maupun rehabilitatif. Mulai dari dilakukannya pemeriksaan yang benar dengan tepat dan efisien agar diperoleh diagnosa fisioterapi yang tepat sehingga dapat di tentukan tindakan intervensi fisioterapi yang tepat dan prognosa yang sesuai dengan kondisi. Pemeriksaan yang tepat dan efisien akan meminimalisir pengeluaran biaya yang digunakan untuk mengumpulkan data penunjang seperti pemeriksaan radiologi, laboratorium, elektro myografi (EMG). Pemeriksaan yang tepat dan efisien yang berlanjut dengan intervensi tindakan fisioterapi yang tepat pula dapat membantu pasien untuk mengurangi atau bahkan menghentikan penggunaan obat-obat anti nyeri golongan NSAID (Non Steroid Anti Inflamasi Drug). Karena penggunaan obat – obat NSAID beresiko pada lambung antara lain mulai dari yang ringan yaitu merangsang produksi asam lambung yang hingga yang berlebihan yaitu terjadinya pendarahan lambung dan otak.
Banyak metoda untuk mengatasi gangguan nyeri punggung khususnya punggung bawah yang dapat fisioterapis ajarkan ke masyarakat. Beberapa diantaranya adalah terapi latihan.Contohnya terapi latihan tersebut adalah tehnik Mc.Kenzie, William flexion exercise, back school exercise, core stability dan beberapa yang lainnya. Disini penulis akan mengambil tehnik back school exercise karena mudah diterapkan serta lebih mudah diajarkan dalam kelompok. Pada penelitian sebelumnya oleh Garcia, Allesandra Narciso et, al. 2013, back school exercise adalah terapi latihan yang terkait dengan komponen pendidikan tentang penanggulangan nyeri pada CLBP yang telah dianggap sebagai salah satu intervensi yang efektif untuk mengurangi rasa sakit dan kecacatan pada pasien CLBP. Efek terapi latihan cenderung menetap untuk mencegah nyeri setidaknya sampai enam bulan setelah treatment dibandingkan perawatan yang biasa. Ditemukan bukti yang kuat bahwa terapi latihan dapat mengurangi intensitas kekambuhan kembali. Target penulis disini adalah dapat memberikan edukasi yang efektif kepada pekerja dalam bentuk grup bukan individu. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan pretest-post test group design sebagai desain penelitiannya, dimana dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masingmasing dipilih secara random (acak) pada suatu populasi. Tujuannyauntuk mengetahui perbedaan efek penambahan back school exercise pada edukasi lingkungan kerja yang ergonomis terhadap nyeri dan disabilitas pada chronic low back pain. Nilai disabilitas pada kasus low back pain chronic diukur dan dievaluasi dengan menggunakan instrumen
pengukuran skala ODI (Oswestry Disability Index) dan pengukuran nyeri menggunakan visual analogue scale (VAS) kemudian hasilnya dianalisa antara kelompok perlakukan satu dan perlakuan dua sebelum dan sesudah dilakukan intervensi.
Uji Persyaratan Analisis Tabel 1Uji Normalitas Nilai Modified Oswestry Disability Index Shapiro Wilk Test Perlakuan
p-value
Keterangan
HasildanPembahasan
Sebelum 1
0,267
Normal
A. Deskripsi data
Sesudah 1
0,621
Normal
0,000
Tidak normal
Sebelum 2
0,284
Normal
Sesudah 2
0,244
Normal
Selisih 2
0,054
Normal
Sampel pada penelitian ini adalah pasien yang mengalami gangguan nyeri dan disabilitas yang berusia 21 – 50 tahun. Penelitian ini dilakukan selama 3 minggu pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2016 yang dilakukan di kantor Focus Bina Artha, Cibinong, Bogor. Sampel diperoleh dari hasil kuisioner, wawancara dan pemeriksaan berdasarkan kajian fisioterapi yang telah ditentukan sebelumnya dengan pembagian kriteria inklusif, ekslusif dan drop out. Dalam penelitian ini jumlah keseluruhan sampel adalah 16 orang yang dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II dengan teknik pengambilan sampel secara acak. Kelompok perlakuan I berjumlah 8 orang dengan pemberian edukasi lingkungan kerja yang ergonomis. Kelompok perlakuan II berjumlah 8 orang dengan pemberian edukasi lingkungan kerja yang ergonomis dan back school exercise. Pengukuran disabilitas menggunakan ODI dan skala nyeri menggunakan VASyang dilakukan sebelum latihan pertama dan setelah latihan terakhir. Frekuensi latihan sampel penelitian ini untuk masingmasing kelompok adalah 2 kali dalam seminggu selama 3 minggu. Berdasarkandistribusiusia, 7 orang sampelberusia21 – 30 tahun dan9 orang sampelberusia 31 – 50 tahun. Berdasarkanjeniskelamin7 orang lakilakidan9 orang perempuan.
Selisih 1
Tabel 2 Uji Normalitas Nilai VAS Perlakuan
Shapiro Wilk Test p-value
Keterangan
Sebelum 1
0,474
Normal
Sesudah 1
0,437
Normal
Selisih 1
0.090
Normal
Sebelum 2
0,117
Normal
Sesudah 2
0,080
Normal
Selisih 2
0,168
Normal
Tabel 3Uji Homogenitas Kelompok Perakuan I dan II Perlakuan Levene’s test Kelompok I 0,610 Kelompok 2 0,096 B. PengujianHipotesa Tabel 4 UjiHipotesa 1 Kelompok I
Rerata±SB VAS
Rerata±SB ODI
Sebelum
33,38±4,984
24,00±7,709
Sesudah
27,88±4,486
21,25±7,704
p
0,000
Berdasarkan hasil uji statistik parametrik pada kelompok perlakuan I didapatkan nilai p = 0,001 dimana p < (0,05), hal ini
disimpulkan bahwa adaefek edukasi lingkungan kerja yang ergonomisterhadap nyeri dan disabilitas pada CLBP. Penelitian tersebut menemukan hasil bahwa intervensi edukasi lingkungan kerja yang ergonomis pada CLBP dapat mengurangi prevalensi kambuh kembali. Edukasi lingkungan kerja yang ergonomis pada pekerjaberhubungan dengan memperbaiki lingkungan kerja yang sesuai dengan biomekanik tubuh (studi tentang struktur dan fungsi biologis melalui metoda mekanika, yaitu gaya dan pengaruhnya) sehingga mencegah stres yang berlebihan, mencegah kerja otot-otot abdominal dan paravertebra yang berlebihan dengan diterapkannya lingkungan kerja yang sesuai dengan anthropometri tubuh. Pemberian edukasi lingkungan kerja yang ergonomisakan mengatasi masalah gangguan postureyang terjadi akibat posisi kerja yang kurang sesuai dengan biomekanik tubuh, yang merupakan salah satu penyebab terjadinya CLBP.Edukasi lingkungan kerja yang ergonomis adalah merupakan salah satu strategi umum dari intervensi ergonomi yang lebih di targetkan pada faktor risiko kerja seperti mengangkat, pekerjaan berat secara fisik, postur statis, sering membungkuk dan memutar, pekerjaan berulang-ulang dimana hal ini termasuk dalam ekternal faktor dari penyebab CLBP. Tabel 5 Hipotesis 2
disabilitas pada kondisi CLBP. Terapi back school bermanfaat untuk meregangkan otot dan fascia di daerah abdomen dan lumbosacral akibat posisi lumbal yang cenderung fleksi atau extensi dalam waktu lama karena kompensasi dari pelvic yang cenderung dalam posisi forward atau backward sehingga titik dari gravitasi tubuh semakin menjauh dari gravitasi bumi. Posisi statis yang kurang baik dalam waktu lama menyebabkan otototot abdominal dan hamstring melemah sehingga terjadi ketidakseimbangan kerja otot agonis dan antagonis lumbal yang menyebabkan pembebanan pada lumbal sehingga terjadi crosslink dari otot-otot abdoment yang nantinya akan menimbulkan nyeri saat terjadi peregangan. Back school exercise juga bermanfaat mengkoreksi postur tubuh yang salah. Back school exercise ini juga dapat meningkatkan stabilitas lumbal karena secara aktif melatih otot-otot abdominal, gluteus maksimus dan hamstring. Disamping itujuga dapat meningkatkan tekanan abdominal yang mendorong kolumna vertebralis ke arah belakang, dengan demikian akan membantu mengurangi hiperlordosis lumbal dan mengurangi tekanan pada diskus intervertebralis. Selain itu back school exercise juga membantu meningkatkan kepercayaan diri pasien untuk bergerak karena sebelumnya takut akan nyeri sehingga meningkatkan mobilitas pasien. Tabel 6 Hipotesis 3
Kelompok II
Rerata±SB VAS
Rerata±SB ODI
Rerata±SB
Sebelum
Sesudah
p
Sebelum
31,75±7,667
23,25±8,481
VAS
31.75±7.667
23.25±7.611
0,005
Sesudah
23,25±7,611
17,75±7,592
ODI
23.25±8.481
17.75±7.592
0,006
p
0,002
0,000
Berdasarkan hasil uji statistik parametrik pada kelompok perlakuan II didapatkan nilai p = 0,001 dimana p < (0,05), hal ini disimpulkan bahwa ada efek penambahan back school exercise terhadap nyeri dan
Berdasarkan hasil uji statistik parametrik pada kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II didapatkan nilai p < (0,05) artinya ada perbedaan efek antara edukasi lingkungan kerja yang ergonomis dan penambahan back school exercise terhadap nyeri dan disabilitas pada CLBP.
Penambahan back school exercise pada edukasi lingkungan kerja yang ergonomis terhadap nyeri pada CLBP akan sangat berpengaruh karena berkaitan langsung dengan struktur penggerak vertebra lumbal. Dengan diberikan latihan back school akan memperkuat ligamen pada vertebra, khususnya vertebra lumbal. Pada gerakan latihan yang bertujuan untuk mengatasi gangguan pada posterior pillar problem, salah satunya adalah memperkuat ligamen longitudinalis posterior. Dimana ligamen ini adalah salah satu struktur pembangun posterior pillar selain facet joint dan separo bagian posterior struktur penunjang vertebra lumbal.Ligamen longitudinal posterior lebih tipis dan lebih lemah dibandingkan ligamen longitudinalis anterior (salah satu struktur antherior pillar). Ligamen ini berada dalam kanalis vertebralis di sepanjang bagian posterior korpus vertebra, terbentang dari C2 sampai ke sacrum. Pada daerah ini terjadi perlekatan yang memperkuat discus intervertebralis. Ligamen ini lemah dalam menahan hiper-fleksi columna vertebralis namun dapat membantu mengarahkan kembali herniasi nucleus pulposus. Ligamen ini sangat sensitif karena banyak mengandung serabut saraf afferent nyeri (Aδ dan tipe C) dan memiliki sirkulasi darah yang banyak. Sehingga dengan adanya latihan penguatan pada ligamen tersebut maka kerja ligamen sebagai stabilistor pasif akan lebih maksimal sesuai fungsinya. KESIMPULAN Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut ada efek edukasi lingkungan kerja yang ergonomisterhadapnyeri dan disabilitas pada kondisi CLBP, ada efek penambahan back school exerciseterhadap edukasi lingkungan kerja yang ergonomis pada nyeri dan disabilitas padakondisi CLBP, ada perbedaan efek edukasi lingkungan kerja yang ergonomis dan penambahan back school exercise pada edukasi
lingkungan kerja yang ergonomis terhadap nyeri dan disabilitas pada kasus CLBP. DAFTAR PUSTAKA Garcia, Alessandra Narciso et.al. 2013. Effectiveness of Back School Versus Mc. Kenzie Exercises in Patient With Chronic Nonspecific Low Back Pain : A Randomized Controlled Trial. Brazil : Universidade Cidade De Sao Paulo. Fairbank JC, Pynsent PB. 2000. The Oswestry Disability Index. Discussion 52. Http
: //www.darmawansaputra.com diakses pada tanggal 11 April 2016
Koesyanto, Heri. 2013. Masa Kerja dan Sikap kerja Duduk Terhadap Nyeri Punggung. Semarang : Universitas Negeri Semarang. Maurice T driessen et, all. 2011. The Efektivennes of Physical and Organisational Ergonomi Intervention on Low Back Pain and Neck Pain: a systematic review. Amsterdam. University Medical Center Nilay
sahin, Iiknur Albayrak, Bekir Durmur and Hetice Ugurlu. 2011. Effektiveness of Back School for Treatment of Pain and Functional Disability inpatien with Chronik LBP. Turki. Departement of Physical Medicine and Rehabilitation. Meram Faculty of Medicine
Notoatmodjo Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Priambodo, Hanung 2008. Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kondisi Low Back Pain di RSUD Boyolali. Surakarta: Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Putz R and Pabst R. 2006. Atlas Anatomi manusia Edisi 21. EGC Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta Roger Chou. 2011. Clinical Evidence Handbook Low Back Pain (Chronic). Amerika. Oregon Health & Science University Portland Oregon Setiasih, Tilla Ayu. 2012. Pengaruh William Flexion Exercise dan Core Stabilitation Exercise Terhadap Nyeri Pinggang Bawah Miogenik. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta. Snook,Stover H. 2006. Intervention, Controls and Aplication in Occupational Ergonomic. Amerika. Harvard School of Public Health Sobotta. 2000. Atlas Anatomi Manusia Edisi 21. EEG Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta. Wingjosoebroto, Sritomo. 2000. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu (Teknik Analisa untuk Peningkatan Produktivitas Kerja). Guna Widya. Edisi Kedua : Jakarta.