Abstrak HUBUNGAN ANTARA UJI ANTIGEN NON STRUCTURAL 1 (NS1) DENGAN KEJADIAN TROMBOSITOPENIA PADA KASUS DEMAM DENGUE (DD)/DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI RUMAH SAKIT ARI CANTI, GIANYAR, BALI TAHUN 2016 Demam dengue (DD)/demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan virus dengue dan disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Pada DD/DBD terjadi kelainan hematologi seperti penurunan kadar trombosit dibawah normal (trombositopenia) yaitu <150.000 terkait infeksi virus dengue. Pada kondisi ini, apabila pasien tidak segera tertangani dapat jatuh ke kondisi dengue shock syndrome. Adanya suatu uji NS1 antigen sebagai rapid diagnostic test kasus DD/DBD, maka penurunan trombosit yang terjadi dapat diperkirakan dan ditangani lebih dini. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan hasil uji NS1 antigen terhadap kejadian trombositopenia pada DD/DBD. Rancangan penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional. Subjek dikelompokkan menjadi 2 yaitu kelompok pasien dengan hasil uji NS1 antigen positif 599 subjek dan hasil uji NS1 antigen negatif 176 subjek. Kemudian dilakukan penghitungan jumlah pasien yang sudah maupun tidak mengalami trombositopenia dari masing-masing kelompok subjek yang didapatkan dari hasil rekam medis pasien. Hasil menunjukkan jumlah pasien dengan hasil uji NS1 antigen positif dan trombositopenia sebanyak 564(94.2%) pasien, tidak trombositopenia sejumlah 35(5.8%) pasien. Pasien hasil uji NS1 antigen negatif dan trombositopenia sebanyak 78(44.3%) pasien, tidak trombositopenia 98(55.7%) pasien. Berdasarkan hasil analisis uji Chi Square dengan tingkat kemaknaan 5% diperoleh p=0.001, tingkat nilai keeratan hubungan 0.554. Disimpulkan, adanya hubungan signifikan (p<0.05) antara hasil uji NS1 antigen terhadap kejadian trombositopenia pada subjek yang diteliti dengan tingkat keeratan hubungan sedang (0.40-0.599). Arah hubungan kedua variabel positif artinya apabila terdapat hasil uji NS1 antigen positif maka resiko trombositopenia semakin tinggi. Kata kunci: demam dengue, demam berdarah dengue, trombositopenia, dengue shock syndrome, rapid diagnostic test, NS1 antigen
i
Abstract THE RELATIONSHIP BETWEEN NON STRUCTURAL 1 ANTIGEN TEST (NS1) WITH THE OCCURRENCE OF THROMBOCYTOPENIA IN DENGUE FEVER (DF)/DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF) CASES AT ARI CANTI HOSPITAL GIANYAR, BALI 2016 Dengue fever (DF)/dengue hemorrhagic fever (DHF) is a disease caused by dengue virus and is spread through the bite of the mosquito such as Aedes aegypti. In DF/DHF occur hematologic abnormalities such as decreased of platelet levels below normal ie <150.000 (thrombocytopenia) related to dengue virus infection. In this condition, when the patient can not be handled immediately, this patient can fall into the condition of dengue shock syndrome. The existence of an NS1 antigen test as a rapid diagnostic test for DF/DHF cases can predicted the decrease of platelet in early phase. The study aims to determine the relationship of NS1 antigen test results on the incidence of thrombocytopenia in DF/DHF patient. Research using analytical design with cross-sectional approach. Subjects are grouped into 2 groups: patients with positive test results NS1 antigen as many as 599 subjects and patients with negative test results NS1 antigen as many as 176 subjects. Then analyzed data on the number of patients who have already experienced thrombocytopenia and patients who did not experience thrombocytopenia from each group. The data is obtained from the patient's medical record. The result showed that patients with positive test results NS1 antigen and have already experienced thrombocytopenia are 564 (94.2%) patients and patients who did not experience thrombocytopenia are 35 (5.8%) patients. Patients with negative test result NS1 antigen and have already experienced thrombocytopenia are 78 (44.3%) patients and patients who did not experience thrombocytopenia are 98 (55.7%) patients. Based on the analysis Chi Square test with significance level of 5%, was obtained p = 0.001 and the value of the relationship is 0.554. This research concludes there is a significant relationship (p <0.05) between the NS1 antigen test results with the incidence of thrombocytopenia in subjects. This result can be interpreted as a moderate correlation (between 0.40-0.599) and a positive relationship which mean if there is NS1 antigen test result positive, the higher the risk of thrombocytopenia. Keywords: dengue fever, dengue hemorrhagic fever, thrombocytopenia, dengue shock syndrome, rapid diagnostic test, NS1 antigen
ii
Ringkasan HUBUNGAN ANTARA UJI ANTIGEN NON STRUCTURAL 1 (NS1) DENGAN KEJADIAN TROMBOSITOPENIA PADA KASUS DEMAM DENGUE (DD)/DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DIRUMAH SAKIT ARI CANTI, GIANYAR, BALI TAHUN 2016. Ni Wayan Ari Anindita Sari, 2016, Fakultas Kedokteran, Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Udayana. Demam dengue (DD) atau demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit arthropoda-borne yang paling umum terjadi di daerah tropis termasuk Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue dan disebarkan melalui gigitan vektor nyamuk Aedes terutama nyamuk Aedes aegypti. Virus Dengue (DENV) merupakan virus pada nyamuk yang berasal dari famili Flaviviridae dan genus Flavivirus dimana terdapat 4 jenis virus dengue yaitu DENV1, DENV2, DENV3, dan DENV4 yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Di Indonesia kasus infeksi virus dengue terus berkembang dari sejak tahun 1968 saat pertama kali ditemukan, hingga pada tahun 1994 telah menyebar di hampir keseluruhan provinsi di Indonesia dan pada akhir tahun 2005 sebanyak 35 kabupaten/kota besar di Indonesia telah melaporkan adanya kejadian luar biasa (KLB) terhadap kasus DD/DBD dengan incidence rate yang meningkat dari 0.005 per 100.000 penduduk (1994) meningkat pesat pada akhir tahun 2005 menjadi 43.42 per 100.000 penduduk. Pada pasien DD/DBD terjadi sindrom hemorrhagic (perdarahan) yang akan memicu terjadi kelainan hematologi yang dihasilkan dari beberapa faktor, termasuk salah satunya adalah penurunan kadar trombosit dibawah normal atau trombositopenia dimana kadar trombosit <100.000/mm3 yang terkait dengan infeksi virus dengue itu sendiri (Andhika, 2013). Pada kondisi ini, apabila pasien tidak segera ditangani maka pasien dengan cepat jatuh ke kondisi yang lebih buruk lagi yaitu dengue shock syndrome (DSS) yang ditandai dengan nadi yang cepat namun lemah, tekanan darah rendah atau hipotensi, perubahan status mental. Kejadian trombositopenia berupa penurunan jumlah trombosit <100.000/mm3 yang ditemukan terjadi antara hari ke 3 hingga hari ke 7 onset demam akan membantu diagnosis DD/DBD namun juga berkorelasi positif dengan tingkat keparahan penderita DD/DBD. Hingga saat ini gold standar yang digunakan untuk mendiagnosis kasus DD/DBD adalah dengan pemeriksaan antibodi IgG/IgM. Namun pada umumnya immunoglobulin tersebut baru ditemukan pada hari ke 5 hingga 7 onset demam dimana kelainan hematologi yang terjadi berupa penurunan kadar trombosit sudah terjadi di hari sebelumnya atau bahkan sudah terjadi peningkatan trombosit kembali sehingga dapat merancukan diagnosis. Apabila terjadi kebocoran vaskuler berat yang ditandai dengan penurunan kadar trombosit <5000/mm3 maka pasien dapat jatuh ke dalam keadaan yang lebih buruk dengan perdarahan yang berat yang kerap kali memicu terjadinya perdarahan otak dengan
iii
tingkat mortalitas yang tinggi. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu pemeriksaan yang dapat mendiagnosis terjadinya DBD secara lebih dini. Adanya suatu uji NS1 antigen sebagai rapid diagnostic test kasus DD/DBD, maka penurunan trombosit yang terjadi dapat diperkirakan dan ditangani lebih dini. Oleh karena itu, ada baiknya dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan hasil uji NS1 antigen terhadap kejadian trombositopenia pada kasus DD/DBD. Sehingga apabila didapatkan penurunan trombosit yang bermakna ketika dilakukan suatu uji NS 1 antigen maka penegakkan diagnosis DD/DBD dapat ditegakkan pada hari 1-3 onset demam dan penanganan terhadap perdarahan yang kerap terjadi dapat dilakukan dengan tepat sehingga angka morbiditas dan mortalitas akibat DD/DBD dapat dikendalikan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan cross-sectional. Subjek dikelompokkan menjadi 2 yaitu kelompok pasien dengan hasil uji NS1 antigen positif 599 subjek dan hasil uji NS1 antigen negatif 176 subjek. Kemudian dilakukan penghitungan jumlah pasien yang sudah maupun tidak mengalami trombositopenia dari masing-masing kelompok subjek yang didapatkan dari hasil rekam medis pasien. Hasil menunjukkan dari 599 sampel infeksi virus dengue dengan status NS1 positif, sebanyak 564 pasien (94,2%) mengalami trombositopenia dengan kadar trombosit <100.000/mm3. Sedangkan hanya 35 pasien (5,8%) diantaranya tidak mengalami trombositopenia. Pada hasil uji NS1 negatif dengan jumlah 176 pasien, 98 pasien (55,7%) tidak mengalami trombositopenia dan sebanyak 78 pasien (44,3%) dengan hasil uji NS1 negatif sudah mengalami trombositopenia dengan trombosit <100.000/mm3. Dengan menggunakan perangkat lunak Spss 21 sebagai alat bantu pengolah data, maka dapat disimpulkan secara statistik adanya hubungan signifikan antara hasil uji NS1 antigen terhadap kejadian trombositopenia pada subjek yang diteliti dengan nilai p=0,001 (p<0,05) dan tingkat keeratan hubungan sedang r= 0,554 (0,40-0,599). Arah hubungan kedua variabel positif artinya apabila terdapat hasil uji NS1 antigen positif maka resiko trombositopenia semakin tinggi. Namun dari hasil penelitian ini harus dipertimbangkan pula variable-variabel perancu seperti onset demam, usia, riwayat penggunaan obat atau penyakit lain yang dapat menyebabkan penurunan trombosit.
iv
Summary THE RELATIONSHIP BETWEEN NON STRUCTURAL 1 ANTIGEN TEST (NS1) WITH THE OCCURRENCE OF THROMBOCYTOPENIA IN DENGUE FEVER (DF)/DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF) CASES AT ARI CANTI HOSPITAL GIANYAR, BALI 2016. Ni Wayan Ari Anindita Sari, 2016, Faculty of Medicine, Medical Education Program of Udayana University Dengue fever (DF)/dengue hemorrhagic fever (DHF) is the most common arthropoda-borne disease which occurs in the tropics, including Indonesia. The disease is caused by dengue virus and is spread through the bite of the mosquito vector Aedes mosquitoes mainly Aedes aegypti. Dengue virus (DENV) is the virus in mosquitoes that come from the family Flaviviridae and genus flavivirus in which there are four types of dengue virus are DENV1, DENV2, DENV3, and DENV4 which can cause disease in humans. In Indonesia the case of dengue virus infection keeps growing since 1968 when first discovered, until in 1994 had spread to almost all provinces in Indonesia and at the end of 2005 as many as 35 districts / cities in Indonesia have reported their extraordinary events in cases of DD / DHF with increased incidence rate of 0.005 per 100,000 population (1994) increased rapidly at the end of 2005 to 43.42 per 100,000 population. In patients with DD/DBD syndrome hemorrhagic (bleeding) that will trigger occurs hematologic abnormalities resulting from several factors, including the one of which is a decrease in platelet levels below normal or thrombocytopenia in which platelets <100,000 / mm3 associated with dengue virus infection itself (Andhika, 2013). In this condition, when the patient is not treated immediately, the patient is quickly falling into a worse state again that dengue shock syndrome (DSS) which is characterized by a rapid but weak pulse, low blood pressure or hypotension, change in mental status. The incidence of thrombocytopenia in the form of decreased platelet count <100,000 / mm3 were found to occur between day 3 and day 7 of fever onset will help diagnosis DD / DHF but also positively correlated with the severity of patients with DD / DBD. Until now the gold standard used to diagnose cases of DD / DBD is by checking IgG antibody / IgM. But in general the immunoglobulin recently discovered on day 5 to 7 onset of fever which hematologic abnormalities that occur in the form of a decrease in platelet levels have occurred in the previous day or even an increase in platelet back so that it can confuse the diagnosis. In the event of severe vascular leakage that is characterized by decreased levels of platelet count <5000 / mm3, the patient can fall into a state worse by severe bleeding that often triggers a brain hemorrhage with a high mortality rate. It is therefore necessary to have a checkup to diagnose the occurrence of dengue in a timely fashion. The existence of an NS1 antigen test as a rapid diagnostic test case of DD / DBD, the decrease in platelets that occur can be predicted and dealt with early. Therefore, it is better to do research that aims to determine the relationship of NS1 v
antigen test results on the incidence of thrombocytopenia in case of DD / DBD. So when it obtained a significant decrease in platelets when do a test NS 1 antigen, the diagnosis DD / DHF can be enforced on days 1-3 onset of fever and treatment of bleeding often occurs can be done properly so that the morbidity and mortality from DD / DHF can controlled. The design of the study is analytic with cross-sectional approach. Subjects are grouped into 2 groups of patients with positive test results NS1 antigen test results of 599 subjects and 176 subjects NS1 antigen negative. Then count of the number of patients who had not experienced thrombocytopenia or of each group of subjects were obtained from the medical records of patients. The results of 599 samples showed infection by the dengue virus NS1 positive status, as many as 564 patients (94.2%) experienced thrombocytopenia with platelets <100,000 / mm3. Whereas only 35 patients (5.8%) of them did not experience thrombocytopenia. On the negative NS1 test results with the number of 176 patients, 98 patients (55.7%) did not experience thrombocytopenia and as many as 78 patients (44.3%) with a negative test result NS1 has experienced thrombocytopenia with platelet count <100,000 / mm3. By using the software Spss 21 as a tool for data processing, it can be concluded statistically significant relationship between NS1 antigen test results on the incidence of thrombocytopenia in subjects who were studied with a value of p = 0.001 (p <0.05) and the level of closeness of relationship is r = 0.554 (0,40-0,599). Directions positive relationship between both variables means that if there is NS1 antigen test result is positive, the higher the risk of thrombocytopenia. However, the results of this study should be considered also for confounding variables such as fever onset, age, history of drug use or other diseases that can cause a decrease in platelets.
vi
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM..............................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................
ii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ....................................................
iii
KATA PENGANTAR .........................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ..................
v
ABSTRAK ...........................................................................................
vi
ABSTRACT.........................................................................................
vii
RINGKASAN ......................................................................................
viii
SUMMARY .........................................................................................
x
DAFTAR ISI........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................
xiv
DAFTAR TABEL................................................................................
xv
DAFTAR SINGKATAN .....................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................
1
1.1 Latar Belakang ............................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................
5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................
5
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................
7
2.1 Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue.........................
7
2.2 Patogenesis Demam Dengue/Demam Berdarah Dengue ...........
8
2.3 Patofisiologi Trombositopenia ...................................................
10
2.3.1 Penurunan Produksi Trombosit ......................................
11
2.3.2 Peningkatan Destruksi Trombosit ...................................
11
2.3.3 Pemakaian Jumlah Trombosit Berlebih ..........................
12
2.4 Virus Dengue ..............................................................................
13
2.5 Protein Non Structural 1 .............................................................
16
vii
2.6 Uji Laboratorium Infeksi Virus Dengue .....................................
16
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS ........................................................................................... 17 3.1 Kerangka Berpikir ......................................................................
17
3.2 Kerangka Konsep .......................................................................
19
3.3 Hipotesis .....................................................................................
19
BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................................................................... 20 4.1 Rancangan Penelitian .................................................................
20
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................
20
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................
20
4.3.1 Populasi Penelitian ..........................................................
20
4.3.2 Sampel Penelitian ...........................................................
21
4.3.3 Cara Pengambilan Sampel ..............................................
22
4.3.4 Besar Sampel ..................................................................
22
4.4 Variabel Penelitian .....................................................................
22
4.4.1 Identifikasi, Variabel ......................................................
22
4.4.2 Definisi Operasional Variabel ........................................
23
4.5 Data Penelitian ............................................................................
23
4.6 Prosedur Penelitian .....................................................................
24
4.7 Analisis Data...............................................................................
25
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................................... 26 5.1 Hasil Penelitian ............................................................................
26
5.2 Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................
30
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................................... 36 6.1 Simpulan ......................................................................................
36
6.2 Saran ............................................................................................
37
viii
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... LAMPIRAN
ix
38
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Konsep Penelitian ..............................................................
x
19
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Pasien Infeksi Virus Dengue Berdasarkan Usia ...................................................................................... 26 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pasien Infeksi Virus Dengue Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................................................... 27 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pasien Infeksi Virus Dengue Berdasarkan Status NS1 Antigen ............................................................. 27 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Status Trombosit Pasien Infeksi Virus Dengue ................................................................................. 28 Tabel 5.5 Hubungan Hasil Uji NS1 Antigen Terhadap Kadar Trombosit Pasien DD/DBD di Rumah Sakit Ari Canti Gianyar, Bali periode Januari-Juni 2016................................................................. 29
xi
DAFTAR SINGKATAN SINGKATAN DBD
: Demam Berdarah Dengue
DD
: Demam Dengue
DSS
: Dengue Shock Syndrome
KLB
: Kejadian Luar Biasa
CFR
: Case Fatality Rate
IR
: Insident Rate
ITP
: Ideopathic Thrombocytopenic Purpura
NSI
: Non Structural 1
ADE
: Antibody Dependent Enhancement
TNF-a
: Tumor Necrosis Factor-Alpha
PAF
: Platelet Activating Factor
ADCC
: Antibody Dependent Cell-Mediated Cytotoxity
PLT
: Platelet
NO
: Nitric Oxide
APTT
: Activated Partial Thromboplastin Time
ADP
: Adenosin Diphosphat
RES
: Reticulo Endothelial System
KID
: Koagulasi Intravaskular Diseminata
FDP
: Fibrin Degradation Product
SCF
: Soluble Complement Fixing
HAI
: Haemagglutination-Inhibition
RT-PCR
: Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction
NASBA
: Nucleic Acid Sequence-based Amplification
ELISA
: Enzyme-linked Immunosorbent Assay
ICT
: Imunokromatografi
IGM
: Imunoglobulin M
IGG
: Imunoglobulin G
RDT
: Rapid Diagnostic Test
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Demam dengue (DD) atau demam berdarah dengue (DBD) merupakan
penyakit arthropoda-borne yang paling umum terjadi di daerah tropis termasuk Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue dan disebarkan melalui gigitan vektor nyamuk Aedes terutama nyamuk Aedes aegypti. Virus Dengue (DENV) merupakan virus pada nyamuk yang berasal dari famili Flaviviridae dan genus Flavivirus dimana terdapat 4 jenis virus dengue yaitu DENV1, DENV2, DENV3, dan DENV4 yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Di Indonesia ke 4 serologis virus tersebut telah ditemukan dan yang terbanyak adalah DENV3. Manifestasi klinis dari penyakit ini bervariasi dari fase asimptomatik berupa penyakit demam dengue (DD) ringan hingga berpotensi menjadi demam berdarah dengue (DBD) dan dengue shock syndrome (DSS) dengan tingkat mortalitas yang tinggi (Veasna Duong, 2011). Di Indonesia kasus infeksi virus dengue dengan manifestasi DD/DBD pertama kali ditemukan di Surabaya pada tahun 1968, namun pada tahun 1970 baru diperoleh konfirmasi virologisnya. Pada tahun 1969 dilaporkan kasus DD/DBD pertama kali di Jakarta lalu disusul terjadi di Bandung dan Jogjakarta pada tahun 1972. Pada tahun yang sama pula terjadi persebaran penyakit di luar pulau Jawa seperti di provinsi Sumatera Barat dan Lampung. Kemudian menyusul pada tahun 1973 menyebar ke provinsi Riau, Sulawesi Utara, dan Bali. Kasus DD/DBD
xiii
dikatakan telah menyebar di hampir keseluruhan provinsi di Indonesia pada tahun 1994 dan pada akhir tahun 2005 sebanyak 35 kabupaten/kota besar di Indonesia telah melaporkan adanya kejadian luar biasa (KLB) terhadap kasus DD/DBD dengan incidence rate yang meningkat dari 0.005 per 100.000 penduduk (1994) meningkat pesat pada akhir tahun 2005 menjadi 43.42 per 100.000 penduduk (Bima Valentino, 2012). Di Provinsi Bali, Kasus DD/DBD dilaporkan pertama kali pada tahun 1973, dengan jumlah kasus 17 orang (Incidence Rate (IR)=0,77/100.000 penduduk) dimana 5 orang dilaporkan meninggal (Case Fatality Rate/CFR=29,4%). Penyakit DD/DBD terus berkembang dari tahun ke tahun dan akibat perkembangannya, pada tahun 2009, Provinsi Bali menjadi salah satu daerah endemik infeksi virus dengue (DD/DBD) dengan angka insiden menempati urutan keempat setelah DKI Jakarta, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2009 telah memberikan kriteria diagnosis infeksi dengue baik secara klinis maupun laboratorium. WHO membagi manifestasi klinis menjadi 3 fase yaitu fase demam, fase kritis dan fase penyembuhan. Sedangkan pemeriksaan laboratorium yang biasanya dilakukan untuk menapis pasien yang diduga mengalami demam berdarah dengue adalah melalui pemeriksaan jumlah trombosit, nilai hematokrit, jumlah leukosit, jumlah limfosit. Salah satu gejala khusus yang membedakan infeksi virus dengue dengan manifestasi demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD) ialah terjadinya kebocoran plasma yang ditandai dengan terjadinya peningkatan hematokrit/HCT > 20% (hemokonsentrasi). Pada pasien DD/DBD terjadi sindrom xiv
hemorrhagic (perdarahan yang akan memicu terjadi kelainan hematologi yang dihasilkan dari beberapa faktor, termasuk salah satunya adalah penurunan kadar trombosit dibawah normal atau trombositopenia dimana kadar trombosit <100.000/mm3 yang terkait dengan infeksi virus dengue itu sendiri (Andhika, 2013). Pada kondisi ini, apabila pasien tidak segera ditangani maka pasien dengan cepat jatuh ke kondisi yang lebih buruk lagi yaitu dengue shock syndrome (DSS) yang ditandai dengan nadi yang cepat namun lemah, tekanan darah rendah atau hipotensi, perubahan status mental (Sudoyo, et al, 2009). Kejadian
trombositopenia
berupa
penurunan
jumlah
trombosit
<100.000/mm3 yang ditemukan terjadi antara hari ke 3 hingga hari ke 7 onset demam akan membantu diagnosis DD/DBD namun juga berkorelasi positif dengan tingkat keparahan penderita DD/DBD (Subawa, 2007). Oleh karena itu diperlukan adanya suatu pemeriksaan yang dapat mendiagnosis terjadinya DBD secara lebih dini. Dalam penelitiannya, RD Kulkani pada tahun 2011 menyebutkan bahwa dengan mengetahui sejak dini diagnosis spesifik DD/DBD dan DSS diikuti dengan terapi suportif akan mengurangi angka kesakitan dan kemartian akibat kejadian DD/DBD dan DSS itu sendiri. Hingga saat ini gold standar yang digunakan untuk mendiagnosis kasus DD/DBD adalah dengan pemeriksaan antibodi IgG/IgM. Namun pada umumnya immunoglobulin tersebut baru ditemukan pada hari ke 5 hingga 7 onset demam dimana kelainan hematologi yang terjadi berupa penurunan kadar trombosit sudah terjadi di hari sebelumnya atau bahkan sudah terjadi peningkatan trombosit kembali sehingga dapat merancukan diagnosis. Apabila terjadi kebocoran vaskuler berat yang ditandai dengan penurunan kadar trombosit <5000/mm3 maka pasien dapat
xv
jatuh ke dalam keadaan yang lebih buruk dengan perdarahan yang berat yang kerap kali memicu terjadinya perdarahan otak dengan tingkat mortalitas yang tinggi (David J. Kuter, 2014) Uji non structural 1 antigen (NS1 antigen) merupakan salah satu Rapid Diagnostic Test (RDT) dengan sensitivitas dan spesifitas yang tinggi, yang dapat mendeteksi infeksi virus dengue dengan lebih awal bahkan pada hari 1 onset demam (Kemenkes, 2011; Shivajirao, 2013). NS1 adalah suatu glycoprotein dengan konsentrasi tinggi yang muncul pada tahap awal penyakit dan dapat dideteksi lebih awal dari pemeriksaan antibodi dengue (IgG/IgM). NS1 antigen umumnya ditemukan pada hari 1-3 onset pada pasien-pasien dengan infeksi dengue primer maupun infeksi dengue sekunder. Jika hasil uji NS1 antigen menunjukkan hasil yang positif dapat dikatakan bahwa virus dengue telah berada dan telah bereplikasi dalam tubuh host tersebut. Ketika infeksi virus dengue berkembang menjadi DBD, maka akan ditandai dengan terjadinya suatu perubahan hematologi, yang salah satunya diakibatkan oleh destruksi sumsum tulang belakang sehingga memicu terjadinya penurunan pembentukan trombosit/platelet (PLT) sebagai faktor pembekuan darah yang kemudian diikuti dengan peningkatan hematokrit (HCT) dalam darah (Chen, 2011). Dengan adanya suatu uji NS1 antigen sebagai RDT terhadap kasus infeksi dengue, maka penurunan trombosit yang terjadi akibat infeksi dengue yang bermanifestasi menjadi DD/DBD dapat diperkirakan lebih dini dan ditangani sehingga dapat mencegah pasien jatuh dalam kondisi yang lebih buruk sepeti DSS. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara hasil uji NS1 antigen terhadap perubahan kadar trombosit pasien
xvi
pada hari dilakukan uji NS1 antigen tersebut. Sehingga apabila didapatkan penurunan trombosit yang bermakna ketika dilakukan suatu uji NS 1 antigen maka penegakkan diagnosis DD/DBD dapat ditegakkan pada hari 1-3 onset demam dan penanganan terhadap perdarahan yang kerap terjadi dapat dilakukan dengan tepat sehingga angka morbiditas dan mortalitas akibat DD/DBD dapat dikendalikan. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Rumah Sakit Ari Canti, Gianyar sebagai salah satu rumah sakit yang memiliki pemeriksaan NS1 antigen serta melihat adanya KLB dari kasus infeksi dengue yang terjadi di kabupaten Gianyar pada awal tahun 2016. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan masalah yang diuraikan dalam latar belakang di atas,
maka dapat diambil rumusan masalah yaitu 1. Bagaimana gambaran hasil uji NS1 antigen di Rumah Sakit Ari Canti, Gianyar? 2. Bagaimana gambaran kejadian trombositopenia pada pasien infeksi dengue pada waktu yang sama dilakukannya uji NS1 antigen di Rumah Sakit Ari Canti, Gianyar? 3. Apakah terdapat hubungan antara hasil uji NS1 antigen terhadap kejadian trombositopenia pada pasien infeksi dengue di Rumah Sakit Ari Canti, Gianyar pada tahun 2016? 1.3 Tujuan Sehubungan dengan perumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk : 1.3.1
Tujuan Umum
xvii
Mengetahui hubungan hasil uji NS1 antigen terhadap kejadian trombositopenia pada pasien infeksi dengue di Rumah Sakit Ari Canti, Gianyar pada tahun 2016 1.3.2
Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran hasil uji NS1 antigen di Rumah Sakit Ari Canti, Gianyar 2. Mengetahui gambaran kejadian trombositopenia pada pasien infeksi dengue pada waktu yang sama dilakukannya uji NS1 antigen di Rumah Sakit Ari Canti, Gianyar 3. Mengetahui hubungan hasil uji NS1 antigen terhadap kejadian trombositopenia pada pasien infeksi dengue di Rumah Sakit Ari Canti, Gianyar pada tahun 2016 1.4. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai hubungan antara hasil uji NS1 antigen terhadap kejadian trombositopenia pada waktu yang sama ketika dilakukan uji NS1 tersebut di Rumah Sakit Ari Canti, Gianyar. 2. Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan untuk mempermudah menegakkan diagnosis dan meningkatkan pelayanan kesehatan. 3. Menambah wawasan serta mengembangkan kemampuan peneliti dalam menulis dan melakukan penelitian ilmiah.
xviii
xix