Al-Sihah : Public Health Science Journal
19-25
Gambaran Faktor Pekerjaan dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Pengrajin Batu Tatakan di Desa Lempang Kec.Tanete Riaja Kabupaten Barru Tahun 2015 Fatmawaty Mallapiang1, Andi Agus Wahyudi2 1, 2
Bagian Kesehatan & Keselamatan Kerja Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar
ABSTRAK Carpal Tunnel Syndrome (CTS) disebabkan terjebaknya saraf medianus dalam terowongan karpal pada pergelangan tangan dengan gejala rasa nyeri, pembengkakan, rasa seperti tertusuk, hipotesia pada ibu jari, telunjuk dan jari tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor pekerjaan yang berisiko terhadap kejadian CTS pada pengrajin batu tatakan di Desa Lempang, Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru. Penelitian ini adalah menggunakan pendekatan observasional dengan metode deskriptif dengan sampel sebanyak 59 orang dari populasi 69 orang yang dipilih secara purposive sampling. Responden dengan CTS sebanyak 20 dari total 57 responden dalam keadaan bekerja dengan gerakan berulang berisiko, sementara terdapat 22 responden yang mengalami Carpal Tunnel Syndrome (CTS) dan berisiko melakukan pekerjaan menggenggam atau menjepit. Adapun 22 responden yang mengalami Carpal Tunnel Syndrome (CTS) dan memiliki postur janggal yang berisiko (responden bekerja dengan salah satu postur tangan tidak alamiah). Gerakan berulang dengan frekuensi ≥ 30 kali dalam satu menit yang dilakukan setiap hari dapat meninggkatkan tendinitis yang menjadi penyebab kompresi saraf dan menimbulkan CTS. Maka diharapkan pekerja dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan, dan beristirahat (peregangan pada tangan) secukupnya jika lama kerja mencapai 4-8 jam dalam upaya memperlancar aliran darah dan tidak terjadi penekanan pada nervus medianus. Kata kunci : Carpal Tunnel Syndrome (CTS), pengrajin, batu tatakan.
pertama
PENDAHULUAN
kali
dikenali
sebagai
suatu
Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
sindroma klinik oleh Sir James Paget pada
merupakan neuropati tekanan atau cerutan
kasus stadium lanjut fraktur radius bagian
terhadap
dalam
distal. Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
pergelangan
spontan pertama kali dilaporkan oleh Pierre
nervus
terowongan tangan,
medianus
karpal
tepatnya
pada di
di
bawah
tleksor
retinakulum. Dulu, sindroma ini disebut
dengan
nama
juga
acroparesthesia,
median thenar neuritis atau partial thenar atrophy Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Alamat Korespondensi: Gedung FKIK Lt.1 UIN Alauddin Makassar Email:
[email protected]
Marie dan C.Foix pada tahun 1913. Istilah Carpal
Tunnel
Syndrome
(CTS)
diperkenalkan oleh Moersch pada tahun 1938. Menurut American Academy of ISSN-P : 2086-2040 ISSN-E : 2548-5334
V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4
20
A L- SIH A H
Orthopaedic Surgeons Clinical Guideline,
5. Pergelangan jari tidak terkoordinasi
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah gejala neuropati kompresi dari N. medianus
dengan baik 6. Lemah pegangan, sulit membawa ibu
di tingkat pergelangan tangan, ditandai
jari
dengan bukti peningkatan tekanan dalam
lainnyaSensai terbakar pada jari-jari
terowongan karpal dan penurunan fungsi saraf
di
tingkat
itu.
Carpal
menyeberangi
4
jari
7. Kekakuan atau kram pada tangan
Tunnel
pada pagi hari
Syndrome (CTS) dapat disebabkan oleh
8. Ibu jari terasa lemas
berbagai penyakit, kondisi dan peristiwa.
9. Sulit
Hal ini ditandai dengan keluhan mati rasa,
menggenggam
atau
tidak
mampu mengepalkan tangan
kesemutan, nyeri tangan dan lengan dan
10. Kulit tangan kering dan mengkilap
disfungsi otot. Kelainan ini tidak dibatasi
11. Tangan atau lengan bawah terasa
oleh usia, jenis kelamin, etnis, atau
lemah terutama pada malam atau
pekerjaan dan disebabkan karena penyakit
pagi hari
sistemik, faktor mekanis dan penyakit lokal.
Pekerjaan
yang
berisiko
besar
terancam Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
Tanda
dan
gejala
yang
dapat
adalah
pekerjaan
yang
banyak
ditemukan adalah disestesia, parastesia,
menggunakan anggota tubuh bagian tangan
hipotesia pada ibu jari, telunjuk dan jari
dan pergelangan tangan dan dalam jangka
tengah. Keluhan terasa hebat setelah terjadi
waktu panjang. Pekerjaan yang dimaksud
fleksi yang dipaksakan pada tangan dan
umumnya seperti pekerjaan yang memakai
berlangsung lama, seperti setelah mengetik
komputer,
(Lukman, dkk., 2009:163).
musisi, guru, ibu rumah tangga dan
Gejala dan tanda terjadinya Carpal Tunnel
pekerjaan lapangan yang mengoperasikan
Syndrome (CTS) yaitu:
alat bervibrasi seperti bor. Bernard et al.
1. Gemetar dan kaku pada bagianbagian tangan 2. Sakit seperti tertusuk atau nyeri yang
olahragawan,
Gerakan
dokter
repetitif
gigi,
merupakan
gerakan yang memiliki sedikit variasi dan dilakukan setiap beberapa detik, sehingga
menjalar dari pergelangan tangan
dapat
mengakibatkan
kelelahan
dan
sampai ke lengan terutama pada
ketegangan otot tendon. Jika waktu yang
malam hari
digunakan untuk istirahat tidak dapat
3. Kelemahan pada satu atau dua tangan
mengurangi efek tersebut, risiko kerusakan
4. Nyeri pada telapak tangan
jaringan adalah masalah muskuloskeletal
21
A L- SIH A H
lainnya
mungkin
akan
V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4
meningkat.
melukai saraf perifer, ujung saraf, dan
Pengulangan dengan waktu kurang dari 30
reseptor mekanik dan menimbulkan gejalan
detik telah dianggap sebagai “repetitif
mati rasa, kesemutan, rasa sakit, dan
motion”.
kehilangan
Posisi kerja statis dan postur tangan
sensivitas.
Getaran
dapat
memiliki efek langsung pada arteri digital.
tidak ergonomis pada bahu, lengan, dan pergelangan tangan dalam jangka waktu
METODOLOGI PENELITIAN
yang lama akan menyebabkan peradangan pada
jaringan
otot,
syaraf,
maupun
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan observasional
keduanya. Pembengkakan tersebut akan
yang
menekan saraf medianus tangan sehingga
Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru
bisa menimbulkan Carpal Tunnel Syndrome
Provinsi Sulawesi Selatan, tepatnya di
(CTS). Fleksi dan Ekstensi, fleksi yaitu
Dusun Sikapa. Sampel yang diambil dalam
posisi pergelangan tangan yang menekuk ke
penelitian ini adalah seluruh pekerja yang
°
arah dalam dan membentuk sudut ≥ 45 .
dilakukan
di
Desa
Lempang,
merupakan pekerjaan utamanya sebagai
Pekerjaan dengan tenaga/kekuatan
pengrajin batu tatakan di Desa Lempang
pada tangan akan meningkatkan risiko
Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru,
Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Terjadinya
yaitu 59 pekerja.
tekanan langsung pada jaringan otot yang
penelitian ini adalah
lunak. Sebagai contoh, pada saat tangan
Tunnel Syndrome (CTS), sementara yang
harus memegang alat, maka jaringan otot
menjadi variabel bebas
tangan yang lunak akan menerima tekanan
berisiko
langsung dari pegangan alat, dan apabila hal
menggenggam atau menjepit , dan postur
ini sering terjadi, dapat menyebabkan rasa
janggal).
nyeri otot yang menetap. (Tarwaka et al,
penelitian
2004 dalam Nurhikmah, 2012:46).
menggunakan program SPSS.
Variabel terikat dalam
(gerakan Data
kejadian Carpal faktor pekerjaan
berulang, yang
ini
pekerjaan
diperoleh
kemudian
dari diolah
Getaran langsung pada tangan atau penggunakan alat genggam yang bergetar akan
berdampak
kontraksi
otot.
pada Getaran
meningkatnya juga
dapat
HASIL PENELITIAN Adapun keterkaitan kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) dengan faktor
menyebabkan abrasi mekanik selubung
pekerjaan
tendon,
pekerjaan menggenggam atau menjepit ,
neurologis
dan
ganggunan
peredaran darah. Getaran dapat langsung
berisiko
((gerakan
berulang,
dan postur janggal) adalah sebagai berikut.
V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui
bahwa
mengalami
Carpal
responden Tunnel
22
A L- SIH A H
terdapat 22 responden yang mengalami
yang
Carpal
Tunnel
Syndrome
(CTS) dan
Syndrome
memiliki postur janggal yang berisiko
(CTS) sebanyak 20 dari total 57 responden
(responden bekerja dengan salah satu
dalam keadaan bekerja dengan gerakan
postur tangan tidak alamiah).
berulang berisiko. PEMBAHASAN
Di sisi lain, terkait faktor pekerjaan menggenggam atau menjepit berisiko, hasil
Gerakan berulang
analisis data menunjukkan faktor pekerjaan
Responden
yang
melakukan
gerakan berulang berisiko lebih dari 30 kali
menggenggam atau menjepit berisiko dari
Tabel Distribusi Carpal Tunnel Syndrome (Cts) Berdasarkan Gerakan Berulang Pengrajin Batu Tatakan Tahun 2015 Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Gerakan Mengalami (CTS)
Tidak mengalami (CTS)
n
%
n
%
Berisiko
20
90.9
37
Kurang Berisiko
2
9.1
Total
22
100.0
berulang
Jumlah
n
%
100.0
57
96.6
0
0
2
3.4
37
100.0
59
100.0
Sumber: Data primer 2015 59 responden terdapat 22 responden yang
dalam satu menit secara terus menerus
mengalami
Syndrome
dalam melakukan pekerjaan yaitu sebesar
(CTS) dan berisiko melakukan pekerjaan
96.6%. Hal ini menunjukkan bahwa risiko
menggenggam atau menjepit.
pekerja untuk mengalami Carpal Tunnel
Carpal
Tunnel
Adapun hasil analisis data untuk
Syndrome (CTS) juga menjadi semakin
faktor pekerjaan dengan postur janggal
besar. Terlebih bagi pekerja yang telah
menunjukkan bahwa dari 59 responden
cukup
lama
menggeluti
pekerjaannya
23
A L- SIH A H
tersebut.
V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4
Tidak hanya itu, jenis kelamin
(Bina Kurniawan dkk, 2008).
juga memberi andail yang cukup besar
Pada penelitian Lie T dan Merijanti
dalam timbulnya CTS. Biasanya CTS lebih
S, (2005) analisis bivarian gerakan repetitif
sering dialami oleh wanita yang berusia 29-
tinggi (>1200 gerakan/jam) mempunyai
62 tahun.
hubungan bermakna dengan CTS. Pekerja
Pada kerjanya,
saat bisa
melakukan saja
pekerja
kegiatan
dengan gerakan repetitif tinggi mempunyai
pernah
risiko lima kali lebih besar terhadap CTS
mengalami gangguan rasa sakit, namun
bila dibandingkan dengan yang rendah.
diabaikan begitu saja dengan anggapan hal
Gerakan berulang dengan frekuensi
tersebut adalah hal yang biasa dan sudah
≥ 30 kali dalam satu menit dan dilakukan
sepantasnya terjadi dengan beban kerja
setiap hari dapat meninggkatkan tendinitis
yang ada. Pada penelitian yang dilakukan
yang menjadi penyebab terjadinya kompresi
Pratiwi, dkk (2013) pada pekerja pembersih
pada saraf dan menimbulkan Carpal Tunnel
kulit bawang menemukan bahwa pada
Syndrome (CTS). Sehingga
responden dengan gerakan berulang > 30
untuk melakukan istirahat dan peregangan
kali permenir yang mengalami Carpal
pada tangan sehingga dapat memperlancar
Tunnel Syndrome (CTS) 50.9%. Hal ini
aliran darah pada pembuluh darah.
membuktikan
Pekerjaan menggenggam atau menjepit
bahwa
gerakan
berulang
disarankan
dalam waktu yang singkat memberikan
Risiko Carpal Tunnel Syndrome
peluang yang besar terhadap terjadinya
akan lebih besar pada jenis pekerjaan yang
CTS.
membutuhkan tenaga/kekuatan pada tangan Pada penelitian lainnya, seseorang
sebab terjadinya tekanan langsung pada
yang bekerja dengan melakukan gerakan
jaringan otot lunak. Pada saat tangan harus
berulang pada tangan dan pergelangan
memegang alat kerja, maka jaringan otot
tangan adalah faktor risiko Carpal Tunnel
tangan yang lunak akan menerima tekanan
Syndrome (CTS) yang memiliki pengaruh
langsung dari pegangan alat. Ketika hal ini
pada faktor beban kerja fisik. Semakin
terjadi cukup sering dalam waktu yang
tinggi frekuensi gerakan berulang semakin
singkat namun dalam frekuensi yang lama
tinggi risiko terjadinya Carpal Tunnel
maka dapat menyebabkan rasa nyeri otot
Syndrome (CTS). Hal ini dibuktikan dalam
menetap
penelitiannya
2014).
yang
menyatakan
bahwa
frekuensi gerakan berulang dengan dalam bekerja akan menyebabkan terjadinya CTS
(Nurhikah, 2011 dalam Annisa,
Pada penelitian ini tercatat bahwa seluruh
pekerja
melakukan
pekerjaan
V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4
24
A L- SIH A H
menggenggam atau menjepit secara terus
Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang
menerus
dilakukan oleh Lie T, Merijanti S (2005)
saat
melakukan
pekerjaan.
Pekerjaan menggenggam atau menjepit
yang
merupakan faktor yang berisiko terhadap
bermakna antara gerakan fleksi tangan dan
semua
pergelangan tangan >45 derajat terhadap
responden
sehingga
responden
diharapkan melakukan peregangan pada
membuktikan
adanya
hubungan
kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS).
tangan atau jari-jari untuk mengurangi
Kejadian
CTS
banyak
responden
dalam
terjadinya kram.
ditemukan
Postur janggal
penelitian terkait dengan kerja mengetik,
Keseluruhan
dalam
baik dalam kondisi ergonomis maupun
penelitian bekerja dengan salah satu postur
yang tidak ergonomis. CTS muncul ketika
tangan yang tidak alamiah. Beberapa hasil
saraf medianus mengalami kompresi pada
penelitian menuliskan bahwa responden
saluran dalam pergelangan yang disebut
yang melakukan pekerjaan dengan postur
tendo
yang
melitang dan tulang karpal yang sering
tidak
mengalami
(CTS).
responden
pada
lebih
alamiah Carpal
tidak
Tunnel
berisiko Syndrome
Dan dalam beberapa kondisi,
justru pekerja
yang tidak melakukan
fleksor,
ligament
karpal
yang
dikenal
sebagai
nerve-entrapment
syndrome
(Bambang
Suherman,
dkk,
2012).
pekerjaan dengan postur janggal malah memiliki risiko CTS. Hal ini dapat terjadi
KESIMPULAN
karena dipengaruhi faktor pekerjaan fisik
Berdasarkan data yang dikumpulkan
lain seperti gerakan berulang dan pekerjaan
dari penelitian, maka dapat disimpulkan
menggenggam
bahwa responden yang mengalami Carpal
atau
menjepit
yang
dilakukan oleh pekerja.
Tunnel Syndrome (CTS) sebanyak 20 dari
Penting untuk diketahui bahwa
total 57 responden dalam keadaan bekerja
gerakan fleksi tangan dan pergelangan
dengan gerakan berulang berisiko. Dari 59
tangan >45 derajat termasuk dalam jenis
responden terdapat 22 responden yang
gerakan
mengalami
yang
tidak
netral/alamiah
Carpal
Tunnel
Syndrome
(awkward posture). Gerakan ini dapat
(CTS) dan berisiko melakukan pekerjaan
menyebabkan tekanan secara langsung
menggenggam atau menjepit. Terdapat 22
pada
bila
responden yang mengalami Carpal Tunnel
dilakukan berulang dapat menimbulkan
Syndrome (CTS) dan memiliki postur
terjadinya Carpal Tunnel Syndrome (CTS).
janggal yang berisiko (responden bekerja
saraf
medianus
sehingga
25
A L- SIH A H
dengan salah satu postur tangan tidak alamiah). DAFTAR PUSTAKA American Academy of Orthopaedic Surgeons. 2008. Clinical Practice Guideline on the Treatment of Carpal Tunnel Syndrome. Harahap, Rudiansyah. 2003. Carpal Tunnel Syndrome. Cermin Dunia Kedokteran No. 141. Kurniawan, Bina, dkk. 2008. Faktor Risiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Wanita Pemetik Melati di Desa Karangcengis, Purbalingga. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia vol. 3 No. 1. FKM UNDIP. (diakses 28 November 2014) Lukman, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika. Merijanti S, Lie T. 2005 “Gerakan Repetitif Berulang sebagai Faktor Risiko Terjadinya Sindrom Terowongan Karpal pada Pekerja Wanita di Pabrik Pengolahan Makanan”. Universitas Medica Vol. 24 No. 1. (diakses 8 Desember 2014) Mukhlisa, Annisa Nurul. 2014. Gambaran
V O LU M E V I, N O . 2, J U LI — D ES E M BER 2 0 1 4
Risiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Pekerja Wanita di PT. Bogatama Marunisa Makassar. Skripsi: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. (diakses 21 November 2014) Pratiwi TN, dkk. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Pekerja Pembersih Kulit Bawang di Unit Dagang (UD) Bawang Lanang Kelurahan Iringmulyo Kota Metro. Faculty Of Medicine Lampung University. (diakses 28 November 2014) Suherman, Bambang dkk. 2012. Beberapa Faktor Kerja yang Berhubungan dengan Kejadian CTS pada Petugas Rental Komputer di Kelurahan Kahuripan Kota Tasikmalaya. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi. (9 Desember 2014) Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: UNIBA. Trimanto, Deni. 2008. Faktor yang berhubungan dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome pada Pekerja Pemecah Batu Split di Desa Pandawa Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal 2008. Skripsi: Universitas Negeri Semarang