CARPAL TUNNEL SYNDROME
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah iritasi yang terjadi pada syaraf median di pergelangan tangan yang dapat menyebabkan tangan menjadi baal, kesemutan, nyeri, sampai dengan lemah untuk digerakkan. Keluhan dirasakan terutama pada ibu jari, telunjuk, dan jari tengah dan lebih berat dirasakan pada malam hari. Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah iritasi yang terjadi pada syaraf median di pergelangan tangan yang dapat menyebabkan tangan menjadi baal, kesemutan, nyeri, sampai dengan lemah untuk digerakkan. Keluhan dirasakan terutama pada ibu jari, telunjuk, dan jari tengah dan akan menjadi lebih berat dirasakan pada malam hari. Baca artkel lebih lengkap : Fisioterapi Pada Penderita Carpal Tunnel Syndrome APA PENYEBAB CTS? CTS (Carpal Tunnel Syndrome) merupakan bentuk dari cedera akibat tekanan yang disebabkan oleh gerakan berulang pada pergelangan tangan. Faktor penyebab lain diantaranya cedera yang berakibat pada pembengkakan pergelangan tangan ( seperti keseleo atau patah tulang ) rheumatoid arthritis, problem mekanis pada sendi pergelangan tangan dan retensi cairan selama kehamilan atau menopause. TANDA - TANDA DAN GEJALA CTS
Gejala CTS biasanya dirasakan secara bertahap. Awalnya mungkin terasa seperti kesemutan atau mati rasa di telapak tangan dan jari-jari, terutama ibu jari, telunjuk dan jari tengah. Selanjutnya, beberapa orang juga mungkin mengalami penurunan kekuatan pegangan sehingga sulit untuk membentuk kepalan tangan, memegang benda-benda kecil, atau melakukan tugas-tugas manual lainnya. Gejala sering muncul pertama kali pada malam hari, pada salah satu atau kedua tangan. Hal ini bisa disebabkan karena kebanyakan orang tidur dengan pergelangan tangan ditekuk sehingga menekan saraf medianus di pergelangan tangan. TREATMENT FISIOTERAPI UNTUK CARPAL TUNNEL SYNDROME Fisioterapi sangat penting untuk mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi kemungkinan kambuh. Fisioterapis akan mengevaluasi secara menyeluruh dan akan menentukan hal-hal apa saja yang berkontribusi terhadap CTS dan menyusun rencana terapi untuk mempercepat kesembuhan. Treatment fisioterapi biasanya meliputi: 1. Advis untuk beristirahat dari aktifitas yang dapat memperparah keluhan dan bagaimana memodifikasi pekerjaan 2. Advis menggunakan splint 3. Terapi panas dan es 4. Massage 5. TENS 6. Ultrasound 7. Latihan gerak sendi 8. Latihan penguatan 9. Advis untuk kembali melakukan aktifitas sehari-hari dan pekerjaan secara bertahap PEMBEDAHAN Untuk menangani CTS (carpal tunnel syndrome) yang parah, diperlukan pembedahan untuk membebaskan jebakan saraf medianus di pergelangan tangan. Dalam hal ini, fisioterapis dapat memberikan rujukan pada anda untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Setelah pembedahan, dokter bedah akan mengirim anda ke fisioterapis lagi untuk program terapi paska pembedahan pergelangan tangan.
BAGAIMANAKAH FISIOTERAPI UNTUK PENDERITA CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) ?
Carpal Tunnel adalah terowongan (tunnel) kecil pada pergelangan tangan. Terowongan ini melindungi saraf medianus dan tendon otot-otot fleksor yang fungsinya untuk menggenggam. Tekanan yang berlebihan pada area ini bisa menyebabkan rasa sakit dan iritasi yang memicu Carpel Tunnel Syndrome (CTS). Posisi pergelangan tangan yang terlalu menekan dan penggunaan jari jemari yang berlebihan (misal tatkala mengemudi atau mengendalikan mesin), hal – hal ini bisa menjadi pemicu CTS. Selain itu, orang orang yang bekerja di bidang perakitan, menggunakan peralatan yang bergetar atau bergoncang keras, mengetik dan menggunakan keyboard berlebihan, semua berpotensi menderita CTS. Di samping itu, olahraga seperti tenis, handball, hingga memainkan instrumen musik seperti biola atau violin juga bisa memicu terjadinya CTS. BEBERAPA MASALAH KESEHATAN YANG BISA MENYEBABKAN CTS 1. Bengkak dan peradangan pada tendon pergelangan tangan 2.
Strain, dislokasi, atau patah tulang pergelangan tangan
3.
Perubahan hormon dan metabolisme (kehamilan, menopause, ketidakseimbangan hormon tiroid)
4.
Penimbunan cairan dalam tubuh
5.
Diabetes
6.
Penyakit degeneratif dan rheumatoid arthritis
TANDA DAN GEJALA CTS Biasanya CTS terjadi secara bertahap, dengan gejala seperti rasa terbakar, gatal, ditusuk – tusuk, atau mati rasa pada telapak tangan hingga jari – jari , dan akan menjadi lebih berat dirasakan pada malam hari. Untuk mengatasi hal ini, beberapa orang mengebas – ngebaskan tangannya agar rasa sakitnya berkurang. Setelah itu, gejala ini mungkin akan dialami sepanjang hari dan akan terasa semakin parah saat kita menggunakan tangan untuk menggengam. Tangan akan mati rasa jika saraf terus menerus tertekan, hingga kita tak mampu memegang benda dengan baik. BAGAIMANA CARA MENDIAGNOSA CTS ? Fisioterapi sangat penting untuk mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi kemungkinan kambuh. Fisioterapis dengan dibantu praktisi kesehatan lain akan mengevaluasi secara menyeluruh dan akan menentukan hal-hal apa saja yang berkontribusi terhadap CTS: Ada beberapa tes yang dilakukan dalam diagnosa CTS: 1.
Pemeriksaan pada leher dan bagian atas tubuh untuk memastikan apakah penyebab rasa sakitnya ada di daerah ini
2.
Menguji kekuatan genggaman jari – jari tangan
3.
Uji sensorik
4.
Uji luas gerakan tangan dan pergelangan tangan
5.
Wrist flexion (Phalen) test: Fisioterapis akan menyuruh pasien menekan bagian belakang telapak tangan selama 1 menit. Jika terasa sakit atau justru mati rasa selama +/- 60 detik, hal ini merupakan indikasi CTS. 6. Tinel's Sign : Fisioterapis akan melakukan uji dengan palu reflek pada saraf median di pergelangan tangan. Rasa sakit pada ibu jari, telunjuk, dan jari tengah mengindikasikan CTS. 7. Electromyogram/EMG dan Nerve Conduction Velocity (NCV) untuk mengetahui transmisi syaraf sekaligus melihat tingkat keparahan CTS. 8. X-rays: Jika problem kesehatan ini terjadi karena adanya ketidaknormalan anatomis, maka diperlukan x-rays. PERAN FISIOTERAPIS DALAM MENANGANI CTS Setelah melakukan pemeriksaan, Fisioterapis akan menyusun rencana terapi untuk mempercepat kesembuhan CTS. Perawatan konservatif (tanpa pembedahan) Treatmen fisioterapi cukup efektif dalam mengurangi rasa sakit dan mengembalikan fungsi tubuh secara normal. Maka, diperlukan keterangan dan infromasi yang detail terkait gejala yang dialami pasien. Program fisioterapi meliputi: 1. Mengubah posisi pergelangan tangan 2.
Memperbaiki postur leher dan punggung
3.
Melatih menggunakan benda tajam jika terdapat perubahan sensor indera peraba
4. 5.
"stretch breaks" saat melakukan kegiatan sehari – hari Latihan gerak untuk meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas otot tangan, jari, dan lengan bawah
6.
Terapi panas dan es
7.
Penggunaan splint di malam hari
8.
Melakukan observasi area kerja
9.
Memperbesar ukuran alat tulis / alat kerja agar lebih mudah digenggam
10.
Penggunaan sarung tangan untuk mengurangi getaran/goncangan
TINDAKAN FISIOTERAPI PASKA OPERASI Tindakan fisioterapi dimaksudkan agar penyembuhan bisa dilakukan tanpa operasi. Namun jika CTS sudah sampai tingkatan yang parah, diperlukan operasi untuk melepaskan ligament transversus yang menyebabkan tekanan pada syaraf median. Paska operasi, diperlukan treatment fisioterapi untuk mengembalikan kekuatan pergelangan tangan agar menyesuaikannya dengan kegiatan sehari – hari. Adapun fisioterapi yang dilakukan meliputi: 1. Latihan penguatan otot pergelangan tangan 2. 3. 4.
Managemen paska luka agar tangan lebih fleksibel Advis mengenai postur dan posisi tangan yang tepat agar pasien kembali melakukan aktifitas sehari-hari dan pekerjaan normal secara bertahap Simulasi di area kerja
BISAKAH CTS DICEGAH Sejatinya, CTS tidak bisa dihindari, namun resikonya bisa dicegah dan diminimalisir dengan cara: 1. Mengurangi aktifitas yang terlalu menekan pada tangan 2.
Melemaskan telapak dan pergelangan tangan untuk menghindari kekakuan otot.
3.
Istirahat sesekali, terutama saat melakukan aktifitas yang repetitif
4.
Menyesuaikan area kerja agar nyaman digunakan untuk bekerja
5.
Memperbaiki postur tubuh
6. 7.
Usahakan tangan tetap hangat untuk mencegah rasa kaku. Gunakan sarung tangan jika area kerja cukup dingin Perhatikan kondisi kesehatan tubuh
KUNJUNGI FISIOTERAPIS UNTUK MENANGANI CTS Semua fisioterapis sudah menempuh bangku pendidikan formal dan berpengalaman dalam menangani cedera maupun kelumpuhan. Termasuk untuk menangani masalah CTS. Tips tambahan sebelum menentukan fisioterapis yang tepat: 1. Dapatkan rekomendasi dari keluarga, rekan, atau dari praktisi kesehatan lain 2.
Saat menemui fisioterapis, jangan ragu untuk menanyakan pengalamannya dalam menangani CTS 3. Jelaskan dengan detail mengenai gejala yang Anda alami
YOU ARE HERE: HOME / CARPAL TUNNEL SYNDROME , NYERI PERGELANGAN TANGAN , TENDON GLIDING
Latihan Tendon Gliding untuk Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
Latihan tendon gliding sering diresepkan oleh fisioterapis untuk mengelola gejala carpal tunnel syndrome(CTS). Cobalah latihan tendon gliding berikut ini untuk membantu mengurangi rasa sakit dan kesemutan terkait dengan carpal tunnel syndrome. Anda juga dapat menggunakan latihan ini untuk membantu mencegah carpal tunnel syndrome. Pastikan anda telah mendapatkan rekomendasi dari dokter atau fisioterapis untuk melakukan latihan ini. Konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami gejala carpal tunnel syndrome (CTS) yang berat atau telah berlangsung selama lebih dari empat minggu. Baiklah, silakan ikuti langkah-langkah latihan tendon gliding berikut ini:
Posisi awal: Mulailah dengan tangan membuka telapak tangan Anda, seperti Anda memberitahu seseorang untuk berhenti
Tekuklah jari-jari Anda ke bawah dengan perlahan sampai ujung jari Anda menyentuh sendi di dasar jari-jari Anda. Tahan posisi ini selama 2-3 detik, kemudian kembali ke posisi awal.
Dari posisi awal, perlahan-lahan kepalkan tangan dan meremas lembut. Tahan selama 2-3 detik, lalukembali ke posisi awal.
Selanjutnya, perlahan-lahan tekuk jari Anda ke depan, namun jaga ruas jari tetap lurus. Posisi seperti huruf "L." Tahan posisi ini selama 2-3 detik, kemudian kembali ke posisi awal.
Terakhir, tekuk jari-jari Anda namun sendi paling ujung harus tetap lurus. Ujung jari Anda harus beristirahatdengan lembut pada telapak tangan Anda. Tahan posisi ini selama 2-3 detik, dan kembali ke posisi awal. Ulangi rangkaian latihan tendon gliding ini sebanyak lima kali, tiga kali per hari untuk membantu meringankan gejala carpal tunnel syndrome dan untuk membantu mencegah carpal tunnel syndrome. Untuk mendapatkan dosis yang tepat untuk kondisi individual Anda silakan menghunbungi fisioterapis. Untuk memperjelas langkah-langkah latihan tendon gliding, silakan lihat "video latihan tendon gliding"
LATIHAN PERGELANGAN TANGAN UNTUK PENDERITA CARPAL TUNNEL SYNDROME TOKO ALAT FISIOTERAPI 15.01 A+ A-
Latihan Pada Carpal Tunnel Syndrome | Latihan peregangan pergelangan tangan bermanfaat untuk melepaskan ketegangan dan mengurangi rasa sakit pada Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Peregangan juga dapat meningkatkan aliran darah ke derah tersebut dan efektif untuk mencegah CTS berkembang menjadi lebih parah. Salah satu cara untuk meregangkan pergelangan tangan adalah dengan mengangkat salah satu lengan lurus kedepan setinggi bahu dan angkat pergelangan tangan ke atas sehingga telapak tangan menghadap ke depan, seperti petugas lalu lintas menyetop kendaraan di depan. Tekuk pergelangan tangan ke belakang sejauh mungkin dengan jari-jari dirapatkan dan kemudian buka jari-jari . Tahan peregangan selama lima detik.
Latihan Peregangan Pada Carpal Tunnel Syndrome. Peregangan / stretching pergelangan tangan merupakam salah satu cara untuk menghilangkan rasa sakit carpal tunnel. Lakukan peregangan lengan untuk menurunkan ketegangan dan tekanan pada tendon di pergelangan tangan. Caranya; satukan kedua telapak tangan Anda-seperti bertepuk di depan jantung Anda , kemudian angkat siku Anda , jaga kedua telapak tangan Anda jangan sampai renggang /terpisah. Tahan selama 10 detik.
Latihan Penguatan Isometrik Pada Carpal Tunnel Syndrome. Fisioterapis merekomendasikan latihan penguatan isometrik setelah pembengkakan di pergelangan tangan yang terkena berkurang. Anda dapat melakukan latihan penguatan isometrik dengan meremas bola tenis. Genggam bola tenis dengan pergelangan tangan lurus, lalu remas selama lima detik. Latihan ini termasuk latihan isometrik karena ada kontraksi otot namun tidak terjadi gerakan pada sendi. Pergelangan tangan tetap dalam posisi netral, namun tetap terjadi kontraksi otot lengan bawah ketika Anda meremas bola.
Latihan Penguatan Progresif Pada Carpal Tunnel Syndrome. Memperkuat pergelangan tangan menggunakan 'resistance band' / pita karet elastis memang lebih sulit dari latihan isometrik. Latihan-latihan ini adalah latihan 'intermediet level' dan tidak boleh Anda lakuakan sebelum kekuatan isometrik yang cukup dan diperbolehkan oleh fisioterapis Anda. Contoh dari latihan adalah 'resistance band flexion' pada pergelangan tangan. Berdiri di tengah pada 'resistance band' dan genggam ujungnya menggunakan tangan Anda dengan telapak tangan menghadap ke atas dan lengan menempel di samping tubuh Anda - siku menekuk 90derajat. Tahan lengan bawah Anda dengan tangan sebelahnya dan kemudian tekuk pergelangan tangan Anda ke atas dengan menarik resistance band yang anda genggam. Latihan resistance band ini tidak boleh menimbulkan nyeri, jika nyeri timbul saat Anda melakukan latihan ini, segera hentikan dan konsultasikan dengan fisioterapis Anda.
Memahami Carpal Tunnel Syndrome
Apa Itu Carpal Tunnel Syndrome ? Carpal tunnel syndrome adalah rasa sakit, kesemutan, dan masalah lain pada tangan akibat tekanan pada saraf median pergelangan tangan Anda.
Beberapa saraf median dan tendon dari lengan ke tangan Anda melewati sebuah ruang kecil di pergelangan tangan, yang disebut dengan carpal tunnel. Saraf median berfungsi mengendalikan gerakan dan indera perasa pada ibu jari dan tiga jari pertama selain jari kelingking.
Apa Penyebab Carpal Tunnel Syndrome? Penyebab sindrom ini adalah tekanan pada saraf median karena adanya pembengkakkan atau penyempitan carpal tunnel. Beberapa hal yang dapat menyebabkan carpal tunnel syndrome antara lain:
Penyakit, misalnya: hipotiroidisme, rheumatoid arthritis, dan diabetes.
Kehamilan.
Obesitas. Pergelangan tangan atau tangan melakukan gerakan yang sama berulang kali, terutama jika pergelangan tangan Anda tertekuk, yaitu keadaan dimana tangan lebih rendah dari pergelangan tangan.
Cedera pergelangan tangan dan tulang taji.
Merokok, karena dapat mengurangi aliran darah ke saraf median.
Apa Gejala Carpal Tunnel Syndrome ? Carpal tunnel syndrome dapat menyebabkan jari atau tangan Anda kesemutan, baal, lemah, atau nyeri. Beberapa orang mungkin mengalami nyeri di bagian lengan. Gejala-gejala ini paling sering terjadi pada ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan setengah jari manis. Jari kelingking tidak mengalami gejala ini karena indera perasa pada jari kelingking menggunakan saraf yang berbeda. Anda mungkin pertama kali mengalami gejala-gejala diatas pada malam hari dan mungkin dapat diatasi dengan mengerakkan tangan Anda.
Bagaimana Mendiagnosis Carpal Tunnel Syndrome ? Untuk mendiagnosis sindrom ini, maka dokter Anda akan melakukan pemeriksaan fisik, bertanya mengenai kesehatan dan kegiatan Anda serta mungkin melakukan beberapa tes. Beberapa pertanyaan yang dapat ditanyakan dokter yaitu: apakah Anda memiliki masalah kesehatan, misalnya radang sendi, hipotiroidisme, atau diabetes atau jika Anda sedang hamil. Dokter juga akan menanyakan apakah Anda mengalami cedera pergelangan tangan, lengan atau leher baru-baru ini, apa rutinitias harian Anda atau apakah ada kegiatan baru yang dapat melukai pergelangan tangan Anda. Selama pemeriksaan, dokter Anda akan memeriksa bentuk, kekuatan dan apa yang Anda rasakan dari leher, bahu, lengan, pergelangan tangan, dan tangan. Dokter Anda mungkin juga menyarankan tes berikut, yaitu:
Tes darah untuk memeriksa apakah ada masalah kesehatan lain yang mungkin menyebabkan gejala Anda. Pengujian saraf untuk mengetahui apakah saraf median bekerja dengan baik.
Bagaimana Merawat Carpal Tunnel Syndrome ? Gejala carpal tunnel syndrome ringan biasanya dapat Anda obati sendiri. Semakin dini pengobatan maka kemungkinan untuk menghentikan gejala dan mencegah kerusakan saraf jangka panjang juga semakin tinggi. Beberapa perawatan yang dapat Anda lakukan untuk membantu tangan dan pergelangan tangan Anda menjadi lebih baik:
Hentikan kegiatan penyebab baal dan nyeri. Istirahatkan pergelangan tangan Anda diantara setiap kegiatan.
Kompres dingin pergelangan tangan Anda selama 10 sampai 15 menit, sebanyak 1 atau 2 kali dalam periode satu jam. Coba mengonsumsi obat nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) untuk meredakan nyeri dan mengurangi pembengkakan.
Gunakan belat pada pergelangan tangan di malam hari untuk menjaga agar pergelangan Anda dalam posisi netral. Hal ini untuk menghilangkan tekanan pada saraf median. Posisi netral pergelangan tangan yaitu ketika tangan lurus atau hanya sedikit ditekuk. Contoh posisi netral yaitu memegang segelas air .
Temui dokter Anda jika gejala-gejala carpal tunnel syndrome tidak membaik setelah 1 sampai 2 minggu perawatan, atau jika gejalanya serius. Obat mungkin diperlukan untuk mengobati carpal tunnel syndromeatau masalah kesehatan lain yang menyebabkan sindrom ini. Tindakan operasi merupakan pilihan dan biasanya hanya dilakukan ketika gejala sangat serius sehingga Anda tidak bisa bekerja atau beraktifitas. Dalam operasi, dokter akan memotong ligamen yang terletak di bagian atas carpal tunnel untuk memperbesar ruang sehingga mengurangi tekanan pada saraf. Operasi pembedahan biasanya ditujukan untuk meredakan gejala. Namun dalam beberapa kasus, tindakan operasi ini tidak sepenuhnya menghilangkan baal atau nyeri.
Bagaimana Mencegah Kambuhnya Carpal Tunnel Syndrome ? Cara mencegah kambuhnya carpal tunnel syndrome adalah dengan menjaga kesehatan, seperti:
Menjaga berat badan ideal.
Tidak merokok.
Berolahraga agar tetap kuat dan fleksibel.
Jika Anda mempunyai masalah kesehatan jangka panjang, seperti arthritis atau diabetes, maka ikuti saran dokter agar kondisi Anda tetap terkendali.
Kesehatan tangan dan pergelangan tangan Anda juga dapat dijaga dengan:
Menjaga pergelangan tangan dalam posisi netral.
Menggunakan seluruh tangan dan bukan hanya jari Anda ketika memegang benda.
Ketika mengetik: jaga pergelangan tangan lurus dan tangan Anda sedikit lebih tinggi dari pergelangan tangan. Lemaskan bahu Anda ketika lengan berada di samping.
Jika memungkinkan, gunakan tangan secara bergantian ketika mengulangi gerakan yang sama.
CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Carpal tunnel syndrome (CTS) atau sindroma terowongan karpal (STK) adalah salah satu gangguan pada lengan tangan karena terjadi penyempitan pada terowongan karpal, baik akibat edema fasiapada terowongan tersebut maupun akibat kelainan pada tulang-tulang kecil tangan sehingga terjadi penekanan terhadap nervus medianusdipergelangan tangan. Carpal Tunnel Syndrome diartikan sebagai kelemahan pada tangan yang disertai nyeri pada daerah distribusinervus medianus (Viera ,2003, Sidharta, 2006. Carpal tunnel syndrome (CTS) merupakan neuropati tekanan saraf medianus terowongan karpal di pergelangan tangan dengan kejadian yang paling sering, bersifat kronik, dan ditandai dengan nyeri tangan pada malam hari, parestesia jari-jari yang mendapat innervasi dari saraf medianus, kelemahan dan atrofi otot thenar (Kao,2003, Susanto, 2004, Aroori,2008). Dulu, sindroma ini juga disebut dengan nama acroparesthesia, median thenar neuritis atau partialthenar atrophy (De Jong, 1992)
Terowongan karpal terdapat di bagian depan dari pergelangan tangan dimana tulang dan ligamentum membentuk suatu terowongan sempit yang dilalui oleh beberapa tendon dan nervus medianus. Tulang-tulang karpalia membentuk dasar dan sisi-sisi terowongan yang keras dan kaku sedangkan atapnya dibentuk oleh fleksor retinakulum (transverse carpal ligament dan palmar carpal ligament) yang kuat dan melengkung di atas tulang-tulang karpalia tersebut (Krames, 1994,Viera , 2003, Barnardo,2004, Davis,2005). Setiap perubahan yang mempersempit terowongan ini akan menyebabkan tekanan pada struktur yang paling rentan di dalamnya yaitu nervus medianus. 1.1 Rumusan masalah 1.2.1
Bagaimana konsep carpal tunnel sindrome (CTS)?
1.2.2
Bagaimana konsep proses keperawatan pada carpal tunnel sindrome (CTS)?
1.2 Tujuan instruksional umum Menjelaskan konsep dan proses keperawatan carpal tunnel sindrome (CTS)
1.3 Tujuan instruksional khusus 1.4.1
Mengetahui definisi carpal tunnel sindrome (CTS)
1.4.2
Mengetahui etiologi carpal tunnel sindrome (CTS)
1.4.3
Mengetahui protagenis carpal tunnel sindrome (CTS)
1.4.4
Mengetahui patofisiologi carpal tunnel sindrome (CTS)
1.4.5
Mengetahui manifestasi klinis carpal tunnel sindrome (CTS)
1.4.6
Mengetahui pemeriksaan diagnostik carpal tunnel sindrome (CTS)
1.4.7
Mengetahui penatalaksanaan carpal tunnel sindrome (CTS)
1.4.8
Mengetahui asuhan keperawatan pada carpal tunnel sindrome (CTS)
1.4 Manfaat penulisan 1.5.1 1.5.2
Mahasiswa mampu dan mengerti tentang carpal tunnel sindrome (CTS)
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien carpal tunnel sindrome (CTS)
BAB 2 CARPAL TUNNEL SINDROME 2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI Salah satu penyakit yang paling sering mengenai nervus medianus adalah neuropati tekanan/jebakan (entrapment neuropathy). Di pergelangan tangan nervus medianus berjalan melalui terowongan karpal (carpal tunnel) dan menginnervasi kulit telapak tangan dan punggung tangan di daerah ibu jari, telunjuk, jari tengah dan setengah sisi radial jari manis. Pada saat berjalan melalui terowongan inilah nervus medianus paling sering mengalami tekanan yang menyebabkan terjadinya neuropati tekanan yang dikenal dengan istilah Sindroma Terowongan Karpal/STK (Carpal Tunnel Syndrome/CTS). Carpal Tunnel Syndrome adalah suatu neuropati yang sering ditemukan, biasanya unilateral pada tahap awal dan dapat menjadi bilateral. Gejala yang ditimbulkan umumnya dimulai dengan gejala sensorik walaupun pada akhirnya dapat pula menimbulkan gejala motorik. Pada awalnya gejala yang sering dijumpai adalah rasa nyeri, tebal (numbness) dan rasa seperti aliran listrik (tingling) pada daerah yang diinnervasi oleh nervus medianus. Gejala ini dapat timbul kapan saja dan di mana saja, baik di rumah maupun di luar rumah. Seringkali gejala yang pertama timbul di malam hari yang menyebabkan penderita terbangun dari tidurnya. Sebagian besar penderita biasanya baru mencari pengobatan setelah gejala yang timbul berlangsung selama beberapa minggu. Kadang-kadang pijatan atau menggoyang-goyangkan tangan dapat mengurangi gejalanya, tetapi bila diabaikan penyakit ini dapat berlangsung terus secara progresif dan semakin memburuk. Keadaan ini umumnya terjadi karena ketidaktahuan penderita akan penyakit yang dideritanya dan sering dikacaukan dengan penyakit lain seperti "reumatik". Anatomi Nervus Medianus melewati suatu terowongan pada pergelangan tangan untuk mempersarafi kulit telapak tangan dan punggung tangan di daerah ibu jari, telunjuk, jari tengah dan setengah sisi radial jari manis. Terowongan karpal terdapat di bagian sentral dari pergelangan tangan di mana tulang dan ligamentum membentuk suatu terowongan sempit yang dilalui oleh beberapa tendon dan nervus medianus. Tulang-tulang karpalia membentuk dasar dan sisi-sisi terowongan yang keras dan kaku sedangkan atapnya dibentuk oleh fleksor retinakulum (transverse carpal ligament dan palmar carpal ligament) yang kuat dan melengkung di atas tulang-tulang karpalia tersebut.
2.1 DEFINISI Carpal Tunnel Syndrome merupakan neuropati tekanan atau cerutan terhadap nervus medianus di dalam terowongan karpal pada pergelangan tangan, tepatnya di bawah tleksor retinakulum. Dulu, sindroma ini juga disebut dengan nama acroparesthesia, median thenar neuritis atau partial thenar atrophy Carpal Tunnel Syndrome pertama kali dikenali sebagai suatu sindroma klinik oleh Sir James Paget pada kasus stadium lanjut fraktur radius bagian distal. Carpal Tunnel Syndrome spontan pertama kali dilaporkan oleh Pierre Marie dan C.Foix pada taboo 1913. Istilah Carpal Tunnel Syndrome diperkenalkan oleh Moersch pada tabun 1938. Terowongan karpal terdapat di bagian sentral dari pergelangan tangan di mana tulang dan ligamentum membentuk suatu terowongan sempit yang dilalui oleh beberapa tendon dan nervus medianus. Tulang-tulang karpalia membentuk dasar dan sisi-sisi terowongan yang keras dan kaku sedangkan atapnya dibentuk oleh fleksor retinakulum (transverse carpal ligament dan palmar carpal ligament) yang kuat dan melengkung di atas tulang-tulang karpalia tersebut. Setiap perubahan yang mempersempit terowongan ini akan menyebabkan tekanan pada struktur yang paling rentan di dalamnya yaitu nervus medianus. 2.2
PROTAGENESIS Ada beberapa hipotesa mengenai patogenesis dari Carpal Tunnel Syndrome. Sebagian besar penulis berpendapat bahwa faktor mekanik dan vaskular memegang peranan penting dalam terjadinya Carpal Tunnel Syndrome. Umumnya Carpal Tunnel Syndrome terjadi secara kronis di mana terjadi penebalan fleksor retinakulum yang menyebabkan tekanan terhadap nervus medianus. Tekanan yang berulang-ulang dan lama akan mengakibatkan peninggian tekanan intrafasikuler. Akibatnya aliran darah vena intrafasikuler melambat. Kongesti yang terjadi ini akan mengganggu nutrisi intrafasikuler lalu diikuti oleh anoksia yang akan merusak endotel. Kerusakan endotel ini akan mengakibatkan kebocoran protein sehingga terjadi edema epineural. Hipotesa ini menerangkan bagaimana keluhan nyeri dan sembab yang timbul terutama pada malam hari dan/pagi hari akan berkurang setelah tangan yang terlibat digerak-gerakkan atau diurut (mungkin akibat terjadinya perbaikan sementara pada aliran darah). Apabila kondisi ini terus berlanjut akan terjadi fibrosis epineural yang merusak serabut saraf. Lama-kelamaan safar menjadi atrofi dan digantikan oleh jaringan ikat yang mengakibatkan fungsi nervus medianus terganggu secara menyeluruh. Pada Carpal Tunnel Syndrome akut biasanya terjadi penekanan yang melebihi tekanan perfusi kapiler sehingga terjadi gangguan mikrosirkulasi dan timbul iskemik saraf. Keadaan iskemik ini diperberat lagi oleh peninggian tekanan intrafasikuler yang menyebabkan berlanjutnya gangguan aliran darah.
Selanjutnya terjadi vasodilatasi yang menyebabkan edema sehingga sawar darah-saraf terganggu. Akibatnya terjadi kerusakan pada saraf tersebut. Tekanan langsung pada saraf perifer dapat pula menimbulkan invaginasi Nodus Ranvier dan demielinisasi lokal sehingga konduksi saraf terganggu. 2.3
ETIOLOGI Terowongan karpal yang sempit selain dilalui oleh nervus medianus juga dilalui oleh beberapa tendon fleksor. Setiap kondisi yang mengakibatkan semakin padatnya terowongan ini dapat menyebabkan terjadinya penekanan pada nervus medianus sehingga timbullah Carpal Tunnel Syndrome. Pada sebagian kasus etiologinya tidak diketahui, terutama pada penderita lanjut usia. Beberapa penulis menghubungkan gerakan yang berulang-ulang pada pergelangan tangan dengan bertambahnya resiko menderita gangguan pada pergelangan tangan termasuk. Carpal Tunnel Syndrome Pada kasus yang lain etiologinya adalah :
2.3.1
Herediter : neuropati herediter yang cenderung menjadi pressure palsy, misalnya HMSN ( hereditary motor and sensory neuropathies) tipe III.
2.3.2
Trauma : dislokasi, fraktur atau hematom pada lengan bawah, pergelangan tangan dan tangan. Sprain pergelangan tangan. Trauma langsung terhadap pergelangan tangan.
2.3.3
Pekerjaan : gerakan mengetuk atau fleksi dan ekstensi pergelangan tangan yang berulang-ulang. Seorang sekretaris yang sering mengetik, pekerja kasar yang sering mengangkat beban berat dan pemain musik terutama pemain piano dan pemain gitar yang banyak menggunakan tangannya juga merupakan etiologi dari carpal turner syndrome.
2.3.4
Infeksi : tenosinovitis, tuberkulosis, sarkoidosis.
2.3.5
Metabolik : amiloidosis, gout.
2.3.6 2.3.7 2.3.8 2.3.9
Endokrin : akromegali, terapi estrogen atau androgen, diabetes mellitus, hipotiroid, kehamilan. Neoplasma : kista ganglion, lipoma, infiltrasi metastase, mieloma. Penyakit kolagen vaskular : artritis reumatoid, polimialgia reumatika, skleroderma, lupus eritematosus sistemik. Degeneratif : osteoartritis.
2.3.10 Iatrogenik : punksi arteri radialis, pemasangan shunt vaskular untuk dialisis, hematoma, komplikasi dari terapi anti koagulan. 2.3.11 Faktor stress
2.3.12 Inflamasi : Inflamasi dari membrane mukosa yang mengelilingi tendon menyebabkan nervus medianus tertekan dan menyebabkan carpal tunnel syndrome 2.4
MANIFESTASI KLINIS Pada tahap awal gejala umumnya berupa gangguan sensorik saja. Gangguan motorik hanya terjadi pada keadaan yang berat. Gejala awal biasanya berupa parestesia, kurang merasa (numbness) atau rasa seperti terkena aliran listrik (tingling) pada jari dan setengah sisi radial jari walaupun kadang-kadang dirasakan mengenai seluruh jari-jari. Keluhan parestesia biasanya lebih menonjol di malam hari. Gejala lainnya adalah nyeri di tangan yang juga dirasakan lebih berat pada malam hari sehingga sering membangunkan penderita dari tidurnya. Rasa nyeri ini umumnya agak berkurang bila penderita memijat atau menggerak-gerakkan tangannya atau dengan meletakkan tangannya pada posisi yang lebih tinggi. Nyeri juga akan berkurang bila penderita lebih banyak mengistirahatkan tangannya. Bila penyakit berlanjut, rasa nyeri dapat bertambah berat dengan frekuensi serangan yang semakin sering bahkan dapat menetap. Kadang-kadang rasa nyeri dapat terasa sampai ke lengan atas dan leher, sedangkan parestesia umumnya terbatas di daerah distal pergelangan tangan . Dapat pula dijumpai pembengkakan dan kekakuan pada jari-jari, tangan dan pergelangan tangan terutama di pagi hari. Gejala ini akan berkurang setelah penderita mulai mempergunakan tangannya. Hipesetesia dapat dijumpai pada daerah yang impuls sensoriknya diinervasi oleh nervus medianus. Pada tahap yang lebih lanjut penderita mengeluh jari-jarinya menjadi kurang trampil misalnya saat menyulam atau memungut benda-benda kecil. Kelemahan pada tangan juga dapat dijumpai, sering dinyatakan dengan keluhan adanya kesulitan yang dialami penderita sewaktu mencoba memutar tutup botol atau menggenggam. Pada penderita Carpal Tunnel Syndrome pada tahap lanjut dapat dijumpai atrofi otot-otot thenar dan otot-otot lainnya yang diinnervasi oleh nervus melanus.
2.5
PATOFISIOLOGI / WOC Syaraf Median lewat melalui kumparan tunnel pada tulang yang terjadi karena carpal dorsalis dan ligamen transversal. Pada carpal tendon fleksor bergerak melalui parallel tunnel menuju syaraf median. Radang dan pembengkakan dari garis sinofial selaput tendon mempersempit ruang yang ada dan menyebabkan tekanan syraf median. Gangguan kesehatan dan gejala kesemutan dan nyeri ,akibabkan oleh pembengkakan syaraf yang melewati terowongan carpal di pergelangan tangan , penekanan yang berulang-ulang akan menyebabkan terjadinya 2.6
PENATALAKSANAAN
Sebuah tim orthopedic sudah membuat suatu latihan khusus yang dapat membantu menangani penderita CTS. Latihan ini harus dimulai pada awal ketika akan bekerja, dan pada akhir selesai bekerja. Latihan ini dapat menurunkan tekanan pada nervus medianus yang bertanggungjawab pada CTS.Pada pasien dengan diagnosa baru CTS sebaiknya mengurangi aktivitas rutin seperti mengepel. Memegang cangkir, selama ± 7 – 10 hari aktivitas ringan ini ternyata secara substansial dapat menaikkan tekanan pada sisi dalam kanalis karpalis yang di dalamnya terdapat nervus medianus.Berdasarkan penelitian di USA pada 102 tangan (92 orang) 4 total 81 tangan didapatkan CTS, dengan 21 tangan penderita terkontrol. Tekanan kanal tengah pada pasien dengan CTS ± -43,8 mmHg sampai dengan 24 mmHg.Adapun latihan yang dianjurkan untuk mengurangi tekanan pada CTS, dengan caracara non bedah antara lain : 2.6.1
Penarikan dan penegangan kedua pergelangan tangan dan jari-jari secara kuat tahan ± 5 menit
2.6.2
Luruskan tangan dan lemaskan jari-jari
2.6.3
Kepalkan tinju dan tangan diluruskan
2.6.4
Tinju tetap dikepalkan dengan pergelangan tangan diturunkan ± 5 hitungan
2.6.5
Luruskan tangan dan lemaskan jari-jari
2.6.6
Latihan minimal selama 10 menit, kemudian biarkan tangan tergantung di sisi badan tanpa tenaga dan digoyang-goyangkan selama beberapa menit. Adapun penderita CTS antara lain penggunaannya sebagai., juru ketik, pekerja pabrik, operator keyboard yang sering mempergunakan tangannya dengan posisi yang sama dalam waktu yang lama.Dengan lari yang jauh dan modifikasi dalam bekerja dapat menghemat uang pasien tanpa harus ada intervensi bedah.
a.
Pada kebanyakan kasus, terkadang intervensi bedah tidak dapat dihindari, pembedahan dilakukan untuk melebarkan kanalis karpalis sehingga hasil dapat dinikmati dengan cepat, semuanya manifestasi klinis dapat segera hilang.
b.
Intervensi bedah dilakukan antara lain dengan melepaskan ligamentum yang menjerat/menjepit atap dari kanalis karpalis dibuka kemudian dilebarkan ruangannya sehingga dapat menurunkan tekanan pada nervus medianus.Cara standar dengan membuat sayatan kecil di atas telapak tangan dengan dengan pergelangan tangan. Melalui sayatan tersebut, ahli orthopaedi dengan menggunakan penglihatan extra hari-hati melonggarkan jeratan ligamentum yang meliputi kanalis carpalis.Cara lain dengan endoscopic teknik dengan sayatan kecil ¾ inch, ahli orthopedic meletakkan telescope kecil pada canal dengan menggunakan pisau micro kemudian memotong ligamentum yang menjerat kanal. Tapi cara ini cukup merepotkan, karena ahli bedah itu sendiri tidak dapat melihat anatomi dengan jelas. Jadi dengan incisi sudah cukup baik.Pada dasarnya ada beberapa cara intervensi bedah, tapi goalnya adalah sama, yaitu melonggarkan kanal dan menurunkan tekanan di dalam kanal itu.Memang dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk dapat kembali menjadi normal, gejala CTS memang tidak sekonyong-konyong hilang begitu saja walaupun sudah dilakukan pembedahan (tidak semua kasus).
a.
Aspek dari fungsi N. medianus.
b.
Kanalis karpalis ada di bawah pergelengan tangan, terdiri dari tulang-tulang pada pergelangan tangan dan ligamentum transversum carpalis. Meningkatnya tekanan pada kanal dapat menimbulkan efek pada N. medianus.
c.
Goal dan pembedahan adalah membebaskan ligamentum dan memberikan ruang pada N. medianus di dalam kanalis carpalis.
2.7 Pemeriksaan fisik Pemeriksaan harus dilakukan pemeriksaan menyeluruh pada penderita dengan perhatian khusus pada fungsi, motorik, sensorik dan otonom tangan. Beberapa pemeriksaan dan tes provokasi yang dapat membantu menegakkan diagnosa CTS adalah : a.
Phalen's test : Penderita diminta melakukan fleksi tangan secara maksimal. Bila dalam waktu 60 detik timbul gejala seperti CTS, tes ini menyokong diagnosa. Beberapa penulis berpendapat bahwa tes ini sangat sensitif untuk menegakkan diagnosa CTS.
b.
Torniquet test : Pada pemeriksaan ini dilakukan pemasangan tomiquet dengan menggunakan tensimeter di atas siku dengan tekanan sedikit di atas tekanan sistolik. Bila dalam 1 menit timbul gejala seperti CTS, tesini menyokong diagnosa.
c.
Tinel's sign : Tes ini mendukung diagnosa bila timbul parestesia atau nyeri pada daerah distribusi nervus medianus jika dilakukan perkusi pada terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit dorsofleksi.
d.
Flick's sign : Penderita diminta mengibas-ibaskan tangan atau menggerakgerakkan jari-jarinya. Bila keluhan berkurang atau menghilang akan menyokong diagnosa CTS. Harus diingat bahwa tanda ini juga dapat dijumpai pada penyakit Raynaud.
e.
Thenar wasting : Pada inspeksi dan palpasi dapat ditemukan adanya atrofi otototot thenar.
f.
Menilai kekuatan dan ketrampilan serta kekuatan otot secara manual maupun dengan alat dinamometer.
g.
Wrist extension test : Penderita diminta melakukan ekstensi tangan secara maksimal, sebaiknya dilakukan serentak pada kedua tangan sehingga dapat dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul gejala-gejala seperti CTS, maka tes ini menyokong diagnosa CTS.
h.
Pressure test : Nervus medianus ditekan di terowongan karpal dengan menggunakan ibu jari. Bila dalam waktu kurang dari 120 detik timbul gejala seperti CTS, tes ini menyokong diagnosa.
i.
Luthy's sign (bottle's sign) : Penderita diminta melingkarkan ibu jari dan jari telunjuknya pada botol atau gelas. Bila kulit tangan penderita tidak dapat menyentuh dindingnya dengan rapat, tes dinyatakan positif dan mendukung diagnosa
j.
Pemeriksaan sensibilitas : Bila penderita tidak dapat membedakan dua titik (twopoint discrimination) pada jarak lebih dari 6 mm di daerah nervus medianus, tes dianggap positif dan menyokong diagnosa
k.
Pemeriksaan fungsi otonom : Pada penderita diperhatikan apakah ada perbedaan keringat, kulit yang kering atau licin yang terbatas pada daerah innervasi nervus medianus. Bila ada akan mendukung diagnosa CTS (Greenberg,1994). Dari pemeriksaan provokasi diatas Phalen test dan Tinel test adalah sangat patognomonis untuk CTS (Barnardo,2004, Davis,2005, Aroori, 2008)) Pemeriksaan neurofisiologi (elektrodiagnostik).
2.7.1 a.
Pemeriksaan EMG dapat menunjukkan adanya fibrilasi, polifasik, gelombang positif dan berkurangnya jumlah motor unit pada otot-otot thenar. Pada beberapa kasus tidak dijumpai kelainan pada otot-otot lumbrikal. EMG bisa normal pada 31 % kasus Carpal Tunnel Syndrome.
b.
Kecepatan Hantar Saraf(KHS). Pada 15-25% kasus, KHS bisa normal. Pada yang lainnya KHS akan menurun dan masa laten distal (distal latency) memanjang, menunjukkan adanya gangguan pada konduksi safar di pergelangan tangan. Masa laten sensorik lebih sensitif dari masa laten motorik.
c.
Pemeriksaan radiologis. Pemeriksaan sinar X terhadap pergelangan tangan dapat membantu melihat apakah ada penyebab lain seperti fraktur atau artritis. Foto palos leher berguna untuk menyingkirkan adanya penyakit lain pada vertebra. USG, CT scan dan MRI dilakukan pada kasus yang selektif terutama yang akan dioperasi.
d.
Pemeriksaan laboratorium Bila etiologi Carpal Tunnel Syndrome belum jelas, misalnya pada penderita usia muda tanpa adanya gerakan tangan yang repetitif, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan seperti kadar gula darah , kadar hormon tiroid ataupun darah lengkap.
2.8.2
terapi
Selain ditujukan langsung terhadap Carpal Tunnel Syndrome terapi juga harus diberikan terhadap keadaan atau penyakit lain yang mendasari terjadinya Carpal
Tunnel Syndrome. Oleh karena itu sebaiknya terapi Carpal Tunnel Syndrome dibagi atas 2 kelompok, yaitu : a.
Terapi langsung terhadap Carpal Tunnel Syndrome . :
1.
Terapi konservatif.
a.
Istirahatkan pergelangan tangan.
b.
Obat anti inflamasi non steroid.
c.
Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan tangan. Bidai dapat dipasang terus-menerus atau hanya pada malam hari selama 2-3 minggu.
d.
lnjeksi steroid. Deksametason 1-4 mg 1 atau hidrokortison 10-25 mg atau metilprednisolon 20 mg atau 40 mg diinjeksikan ke dalam terowongan karpal dengan menggunakan jarum no.23 atau 25 pada lokasi 1 cm ke arah proksimal lipat pergelangan tangan di sebelah medial tendon musculus palmaris longus. Bila belum berhasil, suntikan dapat diulangi setelah 2 minggu atau lebih. Tindakan operasi dapat dipertimbangkan bila hasil terapi belum memuaskan setelah diberi 3 kali suntikan.
e. f.
g. 2.
Kontrol cairan, misalnya dengan pemberian diuretika. Vitamin B6 (piridoksin). Beberapa penulis berpendapat bahwa salah satu penyebab Carpal Tunnel Syndrome adalah defisiensi piridoksin sehingga mereka menganjurkan pemberian piridoksin 100-300 mg/hari selama 3 bulan. Tetapi beberapa penulis lainnya berpendapat bahwa pemberian piridoksin tidak bermanfaat bahkan dapat menimbulkan neuropati bila diberikan dalam dosis besar Fisioterapi. Ditujukan pada perbaikan vaskularisasi pergelangan tangan. Terapi operatif. Tindakan operasi pada Carpal Tunnel Syndrome disebut neurolisis nervus medianus pada pergelangan tangan. Operasi hanya dilakukan pacta kasus yang tidak mengalami perbaikan dengan terapi konservatif atau hila terjadi gangguan sensorik yang berat atau adanya atrofi otot-otot thenar. Pada Carpal Tunnel Syndrome bilateral biasanya operasi pertama dilakukan pada tangan yang paling nyeri walaupun dapat sekaligus dilakukan operasi bilateral. Penulis lain menyatakan bahwa tindakan operasi mutlak dilakukan hila terapi konservatif gagal atau bila ada atrofi otot-otot thenar, sedangkan indikasi relatif tindakan operasi adalah hilangnya sensibilitas yang persisten. Biasanya tindakan operasi Carpal Tunnel Syndrome dilakukan secara terbuka dengan anestesi lokal, tetapi sekarang telah dikembangkan teknik operasi secara endoskopik. Operasi endoskopik memungkinkan mobilisasi penderita secara dini dengan jaringan parut yang minimal, tetapi karena terbatasnya lapangan operasi tindakan ini lebih sering menimbulkan komplikasi operasi seperti cedera pada
saraf.. Beberapa penyebab Carpal Tunnel Syndrome seperti adanya massa atau anomali maupun tenosinovitis pacta terowongan karpal lebih baik dioperasi secara terbuka. a.
Flick's sign. Penderita diminta mengibas-ibaskan tangan atau menggerak-gerakkan jarijarinya. Bila keluhan berkurang atau menghilang akan menyokong diagnosa. Carpal Tunnel Syndrome Harus diingat bahwa tanda ini juga dapat dijumpai pada penyakit Raynaud.
b.
Thenar wasting. Pada inspeksi dan palpasi dapat ditemukan adanya atrofi otot-otot thenar.
c.
d. e.
f.
Menilai kekuatan dan ketrampilan serta kekuatan otot secara manual maupun dengan alat dinamometer. Penderita diminta untuk melakukan abduksi maksimal palmar lalu ujung jari dipertemukan dengan ujung jari lainnya. Di nilai juga kekuatan jepitan pada ujung jari-jari tersebut. Ketrampilan/ketepatan dinilai dengan meminta penderita melakukan gerakan yang rumit seperti menulis atau menyulam. Wrist extension test. Penderita melakukan ekstensi tangan secara maksimal, sebaiknya dilakukan serentak pada kedua tangan sehingga dapat dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul gejala-gejala seperti, Carpal Tunnel Syndrome maka tes ini menyokong diagnosa. Carpal Tunnel Syndrome Phalen's test. Penderita melakukan fleksi tangan secara maksimal. Bila dalam waktu 60 detik timbul gejala seperti Carpal Tunnel Syndrome, tes ini menyokong diagnosa. Beberapa penulis berpendapat bahwa tes ini sangat sensitif untuk menegakkan diagnosa Carpal Tunnel Syndrome.
g.
Torniquet test. Dilakukan pemasangan tomiquet dengan menggunakan tensimeter di atas siku dengan tekanan sedikit di atas tekanan sistolik. Bila dalam 1 menit timbul gejala seperti Carpal Tunnel Syndrome, tes ini menyokong diagnosa.
h.
Tinel's sign. Tes ini mendukung diagnosa hila timbul parestesia atau nyeri pada daerah distribusi nervus medianus kalau dilakukan perkusi pada terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit dorsofleksi
i.
Pressure test.
Nervus medianus ditekan di terowongan karpal dengan menggunakan ibu jari. Bila dalam waktu kurang dari 120 detik timbul gejala seperti Carpal Tunnel Syndrome, tes ini menyokong diagnosa. j.
Luthy's sign (bottle's sign). Penderita diminta melingkarkan ibu jari dan jari telunjuknya pada botol atau gelas. Bila kulit tangan penderita tidak dapat menyentuh dindingnya dengan rapat, tes dinyatakan positif dan mendukung diagnosa.
k.
Pemeriksaan sensibilitas. Bila penderita tidak dapat membedakan dua titik (two-point discrimination) pada jarak lebih dari 6 mm di daerah nervus medianus, tes dianggap positif dan menyokong diagnosa.
l.
Pemeriksaan fungsi otonom. Diperhatikan apakah ada perbedaan keringat, kulit yang kering atau licin yang terbatas pada daerah innervasi nervus medianus. Bila ada akan mendukung diagnosa Carpal Tunnel Syndrome
1.
Terapi terhadap keadaan atau penyakit yang mendasari Carpal Tunnel Syndrome. Keadaan atau penyakit yang mendasari terjadinya Carpal Tunnel Syndrome harus ditanggulangi, sebab bila tidak dapat menimbulkan kekambuhan Carpal Tunnel Syndrome kembali. Pada keadaan di mana Carpal Tunnel Syndrome terjadi akibat gerakan tangan yang repetitif harus dilakukan penyesuaian ataupun pencegahan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya Carpal Tunnel Syndrome atau mencegah kekambuhannya antara lain : a. Usahakan agar pergelangan tangan selalu dalam posisi netral b. Perbaiki cara memegang atau menggenggam alat benda. Gunakanlah seluruh tangan dan jari-jari untuk menggenggam sebuah benda, jangan hanya menggunakan ibu jari dan telunjuk. c. Batasi gerakan tangan yang repetitif. d. Istirahatkan tangan secara periodik. e. Kurangi kecepatan dan kekuatan tangan agar pergelangan tangan memiliki waktu untuk beristirahat. f. Latih otot-otot tangan dan lengan bawah dengan melakukan peregangan secara teratur Di samping itu perlu pula diperhatikan beberapa penyakit yang sering mendasari terjadinya Carpal Tunnel Syndrome seperti: trauma akut maupun kronik pada pergelangan tangan dan daerah sekitarnya, gagal ginjal, penderita yang
sering dihemodialisa, myxedema akibat hipotiroidi, akromegali akibat tumor hipofise, kehamilan atau penggunaan pil kontrasepsi, penyakit kolagen vaskular, artritis, tenosinovitis, infeksi pergelangan tangan, obesitas dan penyakit lain yang dapat menyebabkan retensi cairan atau menyebabkan bertambahnya isi terowongan karpal. 2.8
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
2.8.1
Elektrodiagnostik
2.8.2
Rontgenograf
2.8.3
Falositas/ kecepatan dari syaraf
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian 1.
Data Subyektif Gejala yang dikeluhkan pasien adalah dari adanya kompresi syaraf median diantaranya :
a.
Episode rasa nyeri yang panas atau rasa nyeri yang berdenyut pada tangan dan keluhan berkurang bila mengguncang tangan atau dengan menggerakkan tangan
b.
Hyposthesia pada ibu jari, jari telunjuk dan jari manis, lebih-lebih setelah fleksi pergelangan yang dipaksakan, karena seperti menjahit atau memegang buku
c. d.
Perasaan bengkak pada area yang terkena Mengeluhkan kesukaran mengambil atau memegang benda yang kecil, terasa kaku.
2.
Data Obyektif
a.
Tidak terdapat pembengkakan tangan, pergelangan atau jari
Terlihat bagian yang melekuk atau tertekan dari jaringan lunak pada sebelah bawah ibu jari pada telapak tangan (bagian telapak tangan yang menonjol) 3.2
diagnosa 3.2.1 nyeri b.d stimulus nervus medianusn 3.2.2 ganggua mobilitas fisik b.d penurunan fungsi sendi pergelangan
tangan 3.2.3 kelebihan volume cairan b.d terganggunya sirkulasi pembuluh darah 3.2.4 gangguan perfusi jaringan b.d penurunan suplai oksigen ke jaringan 3.2.5 gangguan integritas kulit b.d odema ,perubahan stuktur kulit. 3.3
intervensi
No
Diagnosa
1
MK: nyeri
2
NOC
NIC
TUJUAN : Setelah di NIC : lakukan intervensi DS:mengunkapa 1. Kaji kualitas nyeri yang1. selama 1x24 jam kan secara komprehensif, meliputi : nyeri berkurang. verbal/ lokasi, karakteristik, melaporkan NOC : durasi, kualitas, ddengan isyarat keparahan, dan faktor 1. Nyeri berkurang.1tentang nyeri presipitasinya. 3 yang di rasakan. 2. Berikan informasi 2. Mengenali faktor P: tentang nyeri, seperti penyebab dan 2. penyebab, seberapa lama Q: menggunakan akan berlangsung, serta tindakan untuk cara mengantisipasi nyeri R : Jari tangan mencegah nyeri. tersebut. S : 5-6 3. Melaporkan 3. Ajarkan penggunaan kesejahteraan fisik T : Menetap. tekhnik non farmakologi dan psikologis. 3. untuk mengendalikan DO: gerakan nyeri (distraksi dan 4. Menunjukkan menghindari relaksasi relaksasi). rangsangan nyeri tekhnik secara individual 4. Kolaborasi pemberian Wajah meringis yang efektif untuk analgetik. mencapai kenyamanan 4. MK: Gangguan TUJUAN : setelah di NIC : mobilitas fisik lakukan tindakan
Rasional
Untuk menentukan tingat keparahan serta membantu dalam pengambilan keputusan selanjutnya.
Pengetahuan pasien mengenai masalah kesehatan nyer membantu dalam menemukan cara mengantisipasi nyeri.
Tehnik distraksi dan relaksasi membantu meredakan nyeri.
Analgetik berfungs meredakan nyeri.
DS : Px selama 3 x 24 jam 1. mengatakan mobilitas fisik sukit bergerak. pasien mulai membaik. Do : 2. NOC : - Px kesulitan bergerak. 1. Menunjukkan penggunaan alat - Px dibantu bantu secara benar keluarga saat 3. dengan pengawasan beraktivitas. 2. Meminta bantuan Keterbatasan untuk aktifitas rentang gerak 4. mobilisasi jika di (ROM) perlukan.
Ajarkan pasien tentang1. Membantu pasien dan pantau penggunaan dalam melakukan alat bantu mobilitas aktifitas.
bantu proses 2. Menghindari cedera akibat kurangnya pengetahuan mengenai mobilisasi. Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM3. Rom aktif dan Pasiv aktif / pasif. meminimalisir terjadinya kekauan Kolaborasi dengan ahli otot. terapi fisik sebagai sumber dalam4. Membantu 3. Melakukan perencaanaan aktivitas menyusun rencana aktivitas kehidupan perawatan pasien. intervensi yang bisa sehari-hari secara dilakukan. mandiri dengan alat bantu 4.
3
ROM aktif
MK: kelebihan TUJUAN : Setelah di volume cairan lakukan intervensi 1. selama 1x24jam DS: Pasien kelebihan volume mengatakan cairan berkurang. terjadi 2. pembengkakan NOC : pada bagian jari. 1. Menyetakan DO: pemahaman tentang Perubahan pembatasan cairan tekanan darah dan dietnya secara Pasien tampak verbal cemas. 2. Menyatakan 3. pemahaman tentang pengobatan yang di berikan secara verbal 3.
Ajarkan dan pasien dalam perpindahan.
Mempertahankan TTV dalam batas
NIC :
Timbang berat badan 1. Membantu setiap hari dan pantau mengevaluasi statu kemajuannya. cairan khususnya bila di bandingkan dengan Ajarkan pasien untuk berat badan. mneghentikn penyebab dan mengatasi edema 2. , Membantu pembatasan diet,dan mengevaluasi penggunaan dosis, dan evisiennya dialisa efek samping, atau hipervolemia. pengobatan yang di 3. Membantu anjurkan. menyusun rencana Kaji komplikasi pulmoner intervensi yang akan dan/atau kardiovaskuler di lakukan. yang diindikasikan 4. Untuk menimalisi dengan meningkatnya terjadi kelebihan distress pernafasan, volume cairan meningkatkan frekuensi nadi, meningkatnya
normal pasien.
untuk tekanan darah,bunyi jantung tidak normal,dan/atau bunyi 4. Tidak mengalami nafastidak normal. pernafasan dangkal. 4. Pantau indikasi kelebihan / retensi cairan
Compression of the median nerve as it passes beneath the flexor retinaculum. Caused by inflammation due to joint disease, trauma, repetitive injury or during menopause. Characterized by pain, numbness, tingling or burning sensation in the distribution of the median nerve, i.e. the radial three and a half fingers and nail beds and the associated area of the palm. Symptoms are often worse at night. Patients also complain of clumsiness performing fine movements of the hand. Particularly in the early morning. (Jonathan & Karen Kenyon)
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) atau sindroma terowongan carpal merupakan kelainan berupa adanya penekanan / penjepitan nerve medianus yang melewati terowongan carpal. Terjadi karena peradangan yang diakibatkan oleh penyakit persendian, trauma, cedera yang berulang-ulang atau selama masa menopause. Karakteristik CTS: • Nyeri di pergelangan tangan dan atau tangan • Kelemahan • Burning sensation / sensasi terbakar Semua itu terjadi atau terasa pada daerah yang disarafi oleh nerve medianus. Gejala-gejala tersebut di atas seringkali memburuk saat malam hari, namun sebagian penderita merasakannya pada pagi hari (waktu subuh). Penderita juga mengeluhkan kekakuan pada wrist joint.
Symtoms: • Nyeri di pergelangan tangan dan atau tangan yang menjalar kearah proximal, terutama pada ibu jari • Parestesia / rasa tidak nyaman / kesemutan • Gangguan sensibilitas di jari • Kelemahan • Burning sensation / sensasi terbakar • Nyeri lebih hebat saat tangan digunakan
• Bermasalah / tidak dapat memegang objek ataupun menggamkan tangan
Penyebab Berbagai penyebab CTS antara lain: 1. Trauma langsung ke carpal tunnel yang menyebabkan penekanan, misalnya Colles fracture, dan edema akibat trauma tersebut. 2. Posisi pergelangan tangan, misalnya fleksi akut saat tidur, imobilisasi pada posisi fleksi dan deviasi ulnaryang cukup besar. 3. Trauma akibat gerakan fleksi-ekstensi berulang pergelangan tangan dengan kekuatan yang cukup seperti pada pekerjaan tertentu yang banyak memerlukan gerakan pergelangan tangan. 4. tumor atau benjolan yang menekan pada carpal tunnel seperti ganglion, lipoma, xanthoma. 5. oedem akibat infeksi 6. oedem inflamasi yang disertai arthritis rheumatoid, tenosynovitis seperti penyakit de Quervain dan trigger finger 7. oedem pada kehamilan 8. Osteofit sendi carpal akibat proses degenerasi 9. Kelainan sistemik seperti : obesitas, diabetes mellitus.
Pemeriksaan Untuk mengetahui dengan pasti apakah penderita mengalami CTS, maka di perlukan pemeriksaan sbb; o Tes Phalen Pergelangan tangan penderita dipalmar flexikan full ROM selama 1 menit. Pada orang normal akan merasa kesemutan bila posisi ini dipertahankan, akan tetapi Penderita akan merasa kesemutan serta parestesia dalam waktu yang lebih cepat. Terkadang parestesia timbul setelah pergelangan tangan digerakkan dari posisi palmar flexi. o Tes Tinel Ketokan lokal pada n. Medianus akan menimbulkan nyeri kejut di dalam tangan serta parestesia. o Nerve Conduction Test / EMG
Pencegahan CTS dapat dicegah, berikut hal-hal yang dapat membantu dalam pencegahan timbulnya CTS; o Jika anda orang yang over weight, atau pun obesitas, anda perlu menurunkan berat badan anda o Berobat / sembuhkan penyakit-penyakit yang anda derita yang juga merupakan
penyebab terjadinya CTS o Jangan melakukan pekerjaan dengan posisi lengan anda terlalu dekat atau terlalu jauh dengan tubuh o Jangan meletakkan (mengistirahatkan) tangan anda pada benda berpermukaan keras dalam waktu yang lama. o Pastikan alat yang anda gunakan tidak terlalu besar untuk tangan anda o Jangan duduk / berdiri dalam posisi yang sama setiap hari o Jika anda pengguna keyboard, usahakan untuk mengatur letaknya agar tangan tidak menekuk ke bawah (palmar flexi).
REFERENCE: Capal Tunnel Syndrome. Diakses dari http://Conectique.com pada 7 Mei 2007 De Wolf, A.N., J.M.A. Mens. 1990. Pemeriksaan Alat Penggerak Tubuh. Cetakan kedua. Bohn Stafleu Van Loghum Harahap, Rudiyansyah. Capal Tunnel Syndrome. Diakses dari http://www.kalbe.co.id pada 3 Desember 2007 Henlia. Carpal Tunnel Syndrome: Pain in Your Hands & Wrists. Diakses dari http://www.fiorenz.com pada 3 Desember 2007 Kenyon, Jonathan, Karen Kenyon. 2004. The Physiotherapist’s Pocket Book. London: Churchill Livingstone