1
REKAYASA MESIN PENGASIN TELUR BEBEK UNTUK MEMPERCEPAT PROSES PRODUKSI DI DESA SIDODADI KARANG TENGAH SRAGEN Akbar Darmawan, Gustitia Putri P, Yusno Yulianto Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, UNS, Jl. Ir. Sutami No.36A Surakarta e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Proses produksi terlur asin di Sragen masih dilakukan secara manual, mulai dari pembuatan adonan pengasin yaitu campuran tanah merah, garam, dan air, proses pencelupan telur kedalam adonan, penataan pada rak penyimpanan, pembersihan telur, sampai pada pengemasan. Proses pembuatan adonan pengasin secara manual menghasilkan adonan yang kurang halus dan terdapat gumpalan tanah, sedang pada proses pencelupan telur kedalam adonan secara manual hanya bisa mencelup 3 butir telur per-tangan dengan jumlah total 3000 butir/hari.Dengan permintaan pelanggan yang selalu meningkat, industri pengasin telur hanya bisa memenuhi 50%-nya saja, selebihnya dipenuhi oleh produsen telur asin lain. Oleh karena itu proses produksi telur asin perlu didukung peralatan yang memadai misalnya mesin pengasin telur. Akan tetapi mesin pengasin yang sudah ada masih memiliki kekurangan diantaranya pengoperasian tidak mendukung postur kerja yang baik dan hasil adonan yang kurang baik sehingga proses pencelupan menjadi kurang maksimal. Tujuan program ini adalah memodifikasi rancangan mesin pengasin telur bebek yang dapat memperbaiki proses pembuatan adonan dan pelapisan telur. Metode yang dilakukan yaitu observasi lapangan untuk mendapatkan informasi dan data seputar proses pembuatan telur asin dan mesin pengasin lama. Data tersebut menjadi dasar untuk mendesain dan membuat ulang mesin pengasin telur. Hasil program ini adalah mesin bantu proses produksi telur asin yang berguna saat proses pencampuran tanah, air, garam, sehingga terbentuk adonan yang halus dan tidak menggumpal, serta saat proses pencelupan telur kedalam adonan tersebut. Kesimpulannya adalah perlunya mendesain ulang mesin pengasin telur yang lebih baik untuk meningkatkan jumlah produksi serta mudah dalam pengoperasian dan mendukung postur kerja yang baik. Kata kunci: alat pengasin telur, telur bebek, adonan pengasin.
Abstract
In Sragen- one of the regions in Surakarta City—there are some industries of salted eggs. The production process of it is still in manual, starts from preparation of salty dough that is mixing of red soil, salt, and water ( ratio 3:3:2), then egg dipping process into salty dough, settlement at storage rack, egg sweeping, until the packaging. Process of dough with manual make it less smooth and there is still soil Iump, then to processing dipping egg into dough applied by hand only can dye 3 eggs ( though everyday must produce for about 3000 eggs. As
2
for customer demand from year to year increasingly almost 2%, though the industry of salty egg can’t fulfill it. It just can fulfill only 50% of market share. To support production of this industry in fulfill market request, hence having to sustained with equipments readily uses. Hence purpose of execution of this program is design salty egg’s equipment which can quicken veneering process of egg with salty dough causing can economize energy. Method done that is observation of field to get information and data in around process of saline egg. The data becomes basic for designing and making the equipment of salted egg. Result of execution this program is helpful in production process when mixing soil process, water, salt, so that is formed smooth dough and reduce soil Iump, and when egg dipping process into the dough make economizes time produce and increases number output of salted egg. Out of 3000 item in manual can increase approximately 6000 item perday. The conclusion is created equipment of salted egg can increase number of produce of with economical time, and can fulfill market request. Keyword : equipment of salted egg, salted egg, salted dough PENDAHULUAN Latar Belakang Karesidenan Surakarta yang terdiri dari Kodya Surakarta, Kabupaten Klaten, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, dan Sragen terdapat banyak industri kecil menengah, baik industri permesinan teknik, sandang, maupun pangan. Di Sragen terdapat industri kecil menengah yang bergerak di bidang pangan, yaitu pengasin telur bebek. Industri pengasin telur bebek tersebut yang tepatnya berlokasi di desa Sidodadi Karantengah, Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen dengan daerah pemasaran di seluruh pasar Sragen. Semua proses produksi berlangsung secara manual, mulai dari penyiapan bahan baku pengasinnya yaitu pencampuran tanah merah, garam, dan air dengan perbandingan 3:3:2 sampai pada proses pencelupan telur bebek kedalam campuran itu masih menggunakan tangan pula yang hanya bisa mencelup 3 butir telur setiap tangannya. Adapun permintaan dari tahun ke tahun semakin meningkat 2%, padahal industri pengasin telur bebek ini belum bisa memenuhi pangsa pasar seutuhnya-- hanya bisa memenuhi 50 persen dari pangsa pasar. Dalam proses produksi perhari menghabiskan sebanyak 3000 butir telur bebek dengan total biaya produksi Rp.1.100 perbutir dan harga jual mentah perbutir Rp.1.250 untuk matang Rp. 1.350. Untuk menunjang kapasitas produksi guna memenuhi permintaan pasar, maka harus ditopang dengan permesinan yang siap pakai. Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam industri pengasin telur bebek tersebut adalah 1 orang tenaga laki-laki dan 3 orang tenaga perempuan. Selain untuk memenuhi permintaan di pasar Sragen, jangkauan pemasaran meliputi Klaten, Boyolali, Solo, Sukoharjo, Yogyakarta, dan Jakarta dengan omzet ratarata perhari Rp3.500.000 – Rp4.000.000.
3
Rumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang dibahas sebelumnya maka dirumuskan permasalahannya yaitu bagaimana memodifikasi rancangan sebuah mesin pengasin telur bebek yang sebelumnya sudah ada dengan mempertimbangkan aspek kemudahan dalam pengoperasian, memperbaiki hasil adonan serta memperbaiki proses pencelupan telur ke dalam adonan tersebut. Tujuan dan Manfaat Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah merancang mesin pengasin telur bebek yang dapat mempercepat proses pelapisan telur dengan adonan pengasin sehingga dapat menghemat tenaga kerja. Manfaat Pembuatan mesin ini nantinya bagi industri mitra mampu meningkatkan kuantitas maupun kualitas produksi. Perbaikan terjadi pada jumlah produksi dan kualitas dalam proses pengasinan telur bebek, dimana keuntungan lebih besar karena biaya produksi dan waktu dapat ditekan dan kapasitas produksi meningkat. Tinjauan Pustaka Usaha Telur Asin Konsumen terbesar produk telur asin adalah masyarakat menengah ke bawah, karena telur asin dapat dijadikan sumber protein hewani yang murah. Sebagian besar konsumen telur asin adalah penduduk di kota-kota besar. Disamping untuk konsumen rumah tangga, konsumen lainnya yang sangat potensial adalah restoran, rumah makan, kapal-kapal laut, rumah sakit, asramaasrama, perusahaan jasa boga dan sebagainya (Santoso,2004). Tabel 1. menunjukkan bahwa konsumsi telur tertinggi berasal dari telur ayam diikuti dengan telur itik tawar kemudian telur asin. Konsumsi telur asin umumnya hanya sekitar 25 – 30% dibandingkan jumlah konsumsi telur itik tawar. Tabel 1. Konsumsi per Kapita Telur dan Susu di Indonesia Komoditi
1993 Telur Itik (butir) 6,6 Telur Asin (butir) 1,56 Telur Ayam (kg) 3,28 Susu (liter) 0,31 1 kg telur ayam = 16 butir
1996 4,52 1,98 4,71 0,21
Tahun 1999 3,22 0,99 7,88 0,21
2002 4,47 1,92 4,58 0,21
Sumber : BPS (Data Susenas) Pusat-pusat produksi telur asin umumnya berlokasi sama dengan sentrasentra penghasil telur itik. Pada tahun 2004 produsen telur itik terbesar di Indonesiia adalah Provinsi Jawa Barat dengan jumlah produksi 37.447 ton diikuti
4
dengan Provinsi Sulawesi Selatan 22.153 ton dan Provinsi Kalimantan Selatan 20.105 ton. Di Provinsi Jawa Barat, sentra-sentra telur itik antara lain terdapat di Kabupaten Indramayu dan Cirebon. Proses Pembuatan Telur Asin Telur asin adalah telur yang diawetkan dengan adonan tertentu yang dibubuhi garam. Umumnya, telur yang diasinkan adalah telur bebek.(www.ristek.go.id) Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat telur asin antara lain: 1. Telur bebek yang bermutu baik 2. Tanah merah 3. Garam dapur 4. Larutan daun teh (bila perlu) 5. Air bersih secukupnya Adapun peralatan yang diperlukan untuk membuat telur asin secara tradisional adalah: 1. Ember plastik 2. Kuali tanah atau panci 3. Kompor atau mesin pemanas 4. Stoples atau tempat penyimpan telur Proses pembuatan telur asin dijelaskan sebagai berikut: mulai
memilih telur
membersihkan telur
mengampelas permukaan telur
membuat adonan pengasin telur
mengaduk adonan sampai berbentuk pasta
Proses menggunakan mesin bantu hasil perancangan lama dan baru
membungkus telur dengan adonan pengasin
menyimpan telur
finishing telur asin
perebusan telur asin
selesai
Gambar 1. Bagan Proses Pembuatan Telur Asin
5
Berdasarkan diagram diatas proses pembuatan telur dideskripsikan melalui keterangan-keterangan seperti dibawah ini: 1. Memilih telur yang bermutu baik yaitu yang tidak retak atau busuk. 2. Membersihkan telur dengan jalan mencuci atau dilap dengan air hangat, kemudian dikeringkan; 3. Mengampelas seluruh permukaan telur agar pori-porinya terbuka; 4. Membuat adonan pengasin yang terdiri dari campuran tanah merah dan garam dengan perbandingan sama (1:1). Dapat pula digunakan adonan yang terdiri dari campuran bubuk bata merah dengan garam; 5. Menambahkan sedikit air ke dalam adonan kemudian mengaduk sampai adonan berbentuk pasta; 6. Membungkus telur dengan adonan satu persatu secara merata sekeliling permukaan telur, kira-kira setebal 1-2 mm; Kegiatan nomor 4 sampai dengan kegiatana nomor 6, mulai diperkenalkan mesin bantu sebagai hasil dari perancangan yang dilakukan. Mesin tersebut berupa mesin yang telah direkayasa sehingga bisa membantu mempercepat proses pembuatan telur asin. 1. Menyimpan telur dalam kuali tanah atau ember plastik selama 15 – 20 hari. Agar telur tidak pecah, penyimpanan dilakukan di tempat yang bersih dan terbuka; 2. Finishing telur asin, dimana setelah selesai proses penyimpanann, telur dibersihkan dari adonan kemudian direndam dalam larutan teh selama 8 hari (bila perlu). 3. Merebus telur asin sebelum dipasarkan kepada konsumen.
METODE PELAKSANAAN Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan melaksanakan langkahlangkah berikut : 1. Observasi Observasi yaitu metode pengumpulan data dimana peneliti mengamati kondisi lapangan secara langsung di tempat produksi telur asin di desa Sidodadi Karang Tengah Sragen kemudian melakukan pencatatan berdasarkan objek yang telah diamati. 2. Pembuatan Mesin Berdasarkan keterangan dan data-data hasil observasi lapangan, maka kegiatan selanjutnya adalah pembuatan mesin bantu berupa mesin produksi telur asin. 3. Ujicoba mesin dan finishing Peneliti melakukan ujicoba terhadap mesin produksi telur asin untuk mengetahui sejauh mana kinerjanya. Setelah sesuai dengan standar yang ditetapkan,dilakukanlah finishing untuk menghasilkan mesin yang optimal. 4. Penyerahan mesin ke industri mitra Penyerahan mesin yang berupa mesin bantu produksi telur asin ini bertujuan untuk mengetahui daya kerja mesin pada kegiatan produksi telur
6
asin secara nyata. Industri mitra yang dipilih peneliti untuk kegiatan ini adalah SUMBER REJEKI SIAM UCUP ROSADI. 5. Kontrol dan analisis hasil produksi Kontrol dan analisis hasil produksi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses produksi berjalan, kemudian membandingkan hasil produksi setelah menggunakan mesin bantu dengan hasil produksi sebelumnya. Apakah terjadi peningkatan hasil produksi, efisiensi waktu dan penghematan tenaga. 6. Penyusunan kesimpulan dan saran Kegiatan penyusunan kesimpulan dan saran ini dilakukan setelah mengetahui data-data setelah mempraktekkan penggunaan mesin bantu, dan mengetahui hasil yang terjadi. 7. Penyusunan laporan akhir Penyusunan laporan akhir sebagai bentuk pertanggung jawaban peneliti terhadap hasil kegiatan yang dilakukan. Adapun diagram alir metode pelaksanaan programnya digambarkan pada gambar 3 berikut ini : mulai
observasi lapangan
pembuatan alat
ujicoba alat dan finishing
penyerahan alat ke industri mitra
kontrol dan analisis hasil produksi
penyusunan kesimpulan dan saran
penyusunan laporan akhir
selesai
Gambar 2. Metode KegiatanKeterangan gambar :
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Rancang Bangun Mesin pengasin telur yang dirancang ini merupakan bentuk modifikasi dari mesin pengasin telur yang pernah dibuat atas dana PKM Dikti tahun 2009. Terdapat perubahan yang signifikan terhadap desainnya. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan segi kemudahan pengoperasian alat dan segi pencapaian hasil pada proses pengasinan telur. Adapun perbandingan mesin lama dengan mesin baru diperlihatkan pada gambar berikut:
7
(a) (b) Gambar 3. Dokumentasi mesin pengasin lama (a) dan mesin pengasin baru (b)
1.
2.
Spesifikasi Mesin a. Mesin Lama o Tinggi drum o Diameter drum o Material drum o Material rangka o Penggerak o Mekanisme transmisi o Jumlah sudu (blade) b. Mesin Baru o Dimensi mesin o Material kotak adoan o Material rangka o Penggerak o Mekanisme transmisi
: 120 cm : 80 cm : baja karbon : baja profil : pedal kaki : rantai : 15 buah : 60cm x 60cm x100cm : besi plat : besi batangan : pedal tangan : adukan/ blade
Mekanisme kerja mesin Mekanisme kerja mesin pengasin telur bebek baru dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Proses pencampuran bahan-bahan adonan pengasin telur Bahan-bahan adonan dengan perbandingan tanah:garam:air = 3:3:2 dimasukkan melalui bagian atas drum sambil diaduk, yaitu dengan menggerakkan batang adukan yang terdapat dibagian atas mesin. Waktu yang diperlukan mulai dari memasukkan bahan-bahan adonan hingga adonan tercampur semua sekitar 15 menit dengan dua orang tenaga kerja. b. Proses pelapisan telur dengan adonan pengasin Proses pelapisan telur dengan adonan pengasin dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : • Memasukkan telur ke dalam keranjang (bucket). Tiap keranjang berisi 20 butir telur.
8
• • •
Memasang keranjang pada baling-baling atas. Keranjang dicelupkan ke dalam adonan beberapa kali sampai telur terbungkus dengan sempurna. Keranjang diambil kembali dan selanjutnya telur disimpan untuk proses pemeraman selama ± 10 hari.
Pembahasan Pembahasan dilakukan terhadap alasan dilakukannya modifikasi desain terhadap mesin pengasin telur bebek, ketercapaian hasil yang diperoleh, serta potensi yang mungkin dari perancangan mesin tersebut. 1. Alasan Modifikasi Mesin Pengasin Telur Pada mesin lama pengoperasian mesin dilakukan dengan mengayuh pedal dengan menggunakan kedua kaki sehingga sudu didalam badan mesin bergerak mengaduk bahan adonan pengasin agar tercampur menjadi satu. Hal ini terdapat kendala pada operator industri mitra karena posisi duduk di sadel dengan gerakan mengayuh pedal tidak mendukung postur kerja yang baik. Operator cenderung membungkuk sehingga menyebabkan lebih mudah lelah dan merasa pegal-pegal. Kemudian dari segi ketercapaian hasil pada proses pengasinan telur, pada mesin lama menyebabkan ada bagian adonan pengasin yang menggumpal karena sudu pengaduk adonan pada saat dikayuh tidak mampu menjangkau semua adonan pengasin. Sehingga pada saat proses pencelupan kedalam adonan pengasin, telur terbentur adonan yang menggumpal tersebut sehingga lapisan pengasin tidak menutup rata pada permukaan telur. Sedangkan pada mesin modifikasi, badan mesin diubah menjadi kotak dari yang semula berbentuk tabung. Hal ini dengan mempertimbangkan kapasitas adonan yang lebih banyak. Alat modifikasi menghilangkan fungsi pedal dan sadel. Sehingga untuk mengaduk adonan operator hanya memutar batang adukan sampai sudu didalam badan mesin bergerak. Prinsipnya masih sama seperti mesin lama hanya saja proses menggerakkannya menggunakan tangan pada mesin modifikasi. Operator merasakan bahwa menggunakan metode ini lebih baik dari sebelumya. Keluhan pegal dan mudah lelah juga mengalami penurunan. Disamping itu penggumpalan adonan di salah satu sisi mesin juga mengalami pengurangan. Hal ini karena dengan mesin ini semua sisi badan mesin mampu dijangkau oleh sudu pengaduk. Karena adonan bisa tercampur dengan baik maka telur dapat terlapisi merata oleh adonan pengasin. 2. Ketercapaian target Dari uraian hasil yang telah dicapai di atas, pelaksana berhasil merancang dan membuat mesin pengasin telur bebek yang mempunyai keunggulan sebagai berikut: a. Mampu mengurangi kemungkinan telur pecah atau retak pada saat proses pembungkusan telur dengan adonan pengasin. b. Mampu mempercepat proses pencampuran bahan-bahan adonan pengasin. c. Mampu mempercepat proses pembungkusan telur dengan adonan pengasin.
9
d. Mampu menghemat tenaga untuk pembungkusan telur dengan adonan pengasin. 3. Potensi khusus Berdasarkan beberapa keunggulan mesin pengasin telur bebek yang telah dibuat, mesin tersebut mempunyai beberapa potensi khusus, antara lain: a. Dapat dipasarkannya diberbagai wilayah Indonesia yang banyak terdapat produsen pengasin telur bebek, misalnya di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. b. Dapat diajukan hak paten atas desain mesin tersebut karena merupakan hasil karya intelektual. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari program rancang bangun teknologi yang telah dilaksanakan antara lain: 1. Mesin pengasin telur yang dibuat mampu mempercepat proses pencampuran bahan-bahan adonan pengasin. Mesin baru menghasilkan adonan yang lebih halus dan tidak bergumpal dalam waktu kurang lebih 10 menit. Sedangkan mesin lama masih meninggalkan gumpalan adonan sehingga menambah waktu pembuatan adonan karena dilakukan penghancuran adonan secara manual. Untuk menghasilkan adonan yang baik dengan menggunakan mesin lama membutuhkan waktu kurang lebih 20-25 menit. 2. Mesin pengasin telur yang dibuat mampu mempercepat proses pembungkusan telur dengan adonan pengasin. Untuk mesin baru tiap satu keranjang mampu menampung 20 butir telur (4 keranjang) untuk satu kali proses pembungkusan telur. Sedangkan pada mesin lama tiap keranjang hanya mampu berisi 15 butir telur dengan jumlah keranjang yang sama. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada : 1. Dinas Pendidikan Tinggi (DIKTI) atas dana PKM 2009 pada penelitian yang berjudul “Perancangan Mesin Pengasin Telur Bebek untuk Mempercepat Proses Produksi di Desa Sidodadi Karang Tengah Sragen, sehingga tercipta mesin pengasin telur asin yang pertama (mesin lama). 2. Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Jawa Tengah (Dinas P&K Jateng) atas dana Rancang Bangun Teknologi Mahasiswa tahun 2009 (RBTM 2009) pada penelitian yang berjudul “Modifikasi Mesin Pengasin Telur Bebek untuk Mempercepat Proses Produksi di Desa Sidodadi Karang Tengah Sragen, sehingga tercipta mesin pengasin telur asin yang kedua dengan bentuk modifikasi perbaikannya (mesin baru).
DAFTAR PUSTAKA Khurmy, R.S., and Gupta , J.K., 1982 . Text Book of Machine Design . Third
10
Edition Eurasia Publising Hause, New Dehli. Badan Pusat Statistik. 2002. Konsumsi per Kapita Telur dan Susu di Indonesia dengan http://www.peternakdody.com, diakses 27 April 2009 Santoso, Abdul Munif. 2004. Strategi Pengembangan Industri Kecil Telur Asin. Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Industri Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Noname. 2009. Proses Pembuatan Telur Asin dengan http://www.ristek.go.id diakses pada 27 April 2009 Faizal, Dody. 2008. Tips Cara Pengawetan Telur Asin dengan http:// www.peternakandody.com, diakses pada 27 April 2009