KARYA ILMIAH
PERMAINAN BOLA DENGAN METODE PRAKTIK LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN MOTORIK KASAR ANAK (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Amanah Desa Napallicin Kabupaten Musi Rawas Utara)
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Sarjana Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan PAUD FKIP Universitas Bengkulu Bengkulu
Oleh: EDI IRAWAN NPM A1I 112 004
PROGRAM SARJANA KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014 1
PERMAINAN BOLA DENGAN METODE PRAKTIK LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN MOTORIK KASAR ANAK (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Amanah Desa Napallicin Kabupaten Musi Rawas Utara)
ABSTRAK EDI IRAWAN NPM A1I 112 004
Skripsi Program S1 Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu 2014 Permasalahan dari skripsi ini adalah apakah melalui permainan bola dengan metode praktik langsung dapat meningkatkan motorik kasar anak Kelompok B TK Amanah Desa Napallicin Kabupaten Musi Rawas Utara. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motorik kasar anak melalui permainan bola dengan metode praktik langsung. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian adalah anak kelompok B TK Amanah berjumlah 20 anak terdiri atas 6 laki-laki dan 14 perempuan. Penelitian ini dilakukan 3 siklus yaitu siklus 1, siklus 2 dan siklus 3. Teknik analisis data mengunakan metode statisti sederhana berupa persentase. Setelah melakukan penelitian maka dperoleh data pada siklus 1 peningkatan motorik kasar anak melalui permainan bola untuk kriteria minimal baik ratarata 25%, siklus 2 kriteria minimal baik rata-rata 73.33% dan siklus 3 kriteria minimal baik rata-rata 98.33% terjadi peningkatan dan berhasil. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa melalui permainan bola dengan metode praktik langsung dapat meningkatkan motorik kasar anak pada Kelompok B TK Amanah Desa Napallicin Kabupaten Musi Rawas Utara.
Kata kunci : Motorik kasar, metode praktik langsung dan permainan bola.
2
GAME BALL PRACTICE WITH DIRECT METHOD FOR IMPROVING MOTOR ROUGH CHILD (Classroom Action Research in Group B kindergarten Amanah Musi Rawas Napallicin Village North) ABSTRACT EDI IRAWAN NPM A1I 112 004
Thesis S1 Early Childhood Education Teacher Training and Education Faculty of the University of Bengkulu 2014 The problem with this thesis is whether through the game ball to the method of direct practice can improve a child's gross motor kindergarten Amanah Group B Musi Rawas Napallicin Village North. This study aims to improve the gross motor skills of children through the game ball to the method of direct practice. This research is the subject of a class action research is trustful kindergarten children in group B of 20 children consisted of 6 men and 14 women. This study was conducted three cycles of cycle 1, cycle 2 and cycle 3. Data analysis using the percentage method statisti simple form. After doing research, it dperoleh data at cycle 1 increase in gross motor skills of children through the game ball to the criteria of either the average of at least 25%, the minimum criteria for a good 2 cycle average of 73.33% and the minimum criteria for a good 3 cycles on average 98.33% an increase and successfully. The final conclusion is that by playing ball with the hands-on method can improve the gross motor skills of children in kindergarten Amanah Group B village of Musi Rawas Napallicin North.
Keywords: Gross motor skills, methods of direct practice and game balls.
3
1. PENDAHULUAN Di Indonesia dewasa ini pengembangan dan pembinaan potensi anak usia dini tengah mendapatkan perhatian serius dari sejumlah pihak khususnya dari pemerintah, karena disadari benar bahwa anak usia dinilah yang akan menjadi penerus generasi yang akan datang. Aspek-aspek pengembangan yang perlu diperhatikan pada anak usia dini, yaitu kognitif, bahasa, moral, emosi dan kepribadian serta keterampilan motorik. Agar semua aspek ini dapat berkembang dengan baik, maka diperlukan suatu sistem yang tepat, terarah dan berkualitas yang baik. Menurut Husain dkk. (2002:12) pembinaan dan pengembangan potensi anak bangsa dapat diupayakan melalui pembangunan diberbagai bidang yang didukung oleh atmosfir masyarakat belajar. Semiawan (2002:42) manyatakan anak usia dini yang dibimbing melaui program pengembangan motorik secra tepat biasanya diikuiti dengan berkembangnya keterampilanketerampilan lainnya seperti keterampilan social yang positif (keterampilan kerja sama, disiplin dan fairness). Anak usia dini yang telah memasuki TK telah menyadari peran jenis kelamin. Setelah anak masuk TK, umumnya pada mereka telah berkembang kesadaran terhadap perbedaan jenis kelamin dan peran sebagai anak lakilaki atau anak perempuan. Kesadaran ini tampak pada pilihan terhadap alat permaian dan aktivitas bermain yang dipilih anak laki-laki dan anak perempuan. Anak laki-laki pada umumnya lebih menyukai bermain diluar, 4
bermain kasar dan bertingkah laku agresif. Anak perempuan lebih suka bermain yang bersifat kesenian, bermain boneka, bernyanyi dan menari. Anak usia TK pada umumnya sangat aktif, mereka memiliki penguasaan terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yan dilakukan sendiri ataupun secara bersama. Oleh karena itu, orang tua atau guru perlu menyediakan ruang dan waktu bagi anak untuk melakukan kegiatan yang dapat melatih otot kasar anak serta menyediakan barang-barang dan peralatan bagi anak yang bisa didorong, diangkat, dilempar atau dijinjing. Seperti dikemukakan oleh Husein dkk. (2002:26) anak usia dini berada pada masa lima tahun pertama yang disebut The Golden Year, masa ini merupakan masa emas perkembangan anak. Anak pada masa usia tersebut mempunyai potensi demikian besar untuk mengoptimalkan segala aspek perkembangan, termasuk perkembangan keterampilan motoriknya artinya perkembangan keterampilan motorik sebagai perkembangan unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Santrock (2002:46) menjelaskan bahwa permainan ialah suatu kegiatan yang menyenangkan, dilakukan untuk kepentingan kegiatan itu sendiri. Permainan merupakan suatu aktivitas bermain yang di dalamnya telah memiliki aturan yang jelas dan disepakati bersama. Dunia anak adalah dunia bermain, jadi sudah selayaknya pendidik memberikan fasilitas bermain bagi anak. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara spontan ataupun disengaja yang menyenangkan dan kepuasan. 5
II. KAJIAN PUSTAKA
1. Motorik Kasar Perkembangan motorik pada anak tidaklah sama antara setiap anak, ada anak yang mengalami perkembangan motoriknya sangat baik, tetapi ada juga anak yang lambat perkembangan motoriknya bahkan mengalami keterbatasan. Hal ini dipengaruhi berbagai faktor, antara lain keturunan, masa pralahir, jenis kelamin, asupan gizi, kesehatan, pola asuh, perbedaan budaya, ekonomi sosial
dan perlakuan motorik serta aktivitas jasmani.
Pengembangan motorik anak usia dini merupakan suatu perubahan, baik fisik maupun psikis, sesuai dengan masa pertumbuhannya. Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh motorik kasar diperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya (Sukamti, 2007:58). Menurut Sukamti (2007:72), aktivitas yang menggunakan otot-otot besar diantaranya gerakan keterampilan non lokomotor, gerakan lokomotor, dan gerakan manipulatif. Gerakan non lokomotor adalah aktivitas gerak tanpa memindahkan tubuh ke tempat lain. Contoh, mendorong, melipat, menarik dan
membungkuk.
Gerakan
lokomotor
memindahkan tubuh satu ke tempat lain
6
adalah
aktivitas gerak yang
2. Tujuan Pengembangan Motorik Kasar Pengembangan motorik kasar
bertujuan untuk memperkenalkan
dan melatih gerakan kasar, otot besar, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat, sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat dan terampil. Sesuai dengan tujuan pengembangan jasmani tersebut, anak didik dilatih gerakan-gerakan dasar yang akan membantu perkembangan motoriknya kelak (Depdiknas, 2008:2).
7
III. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK dilakukan oleh peneliti di kelasnya, yaitu di kelas Kelompok B di TK Amanah Desa Napllicin Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara. Peneliti tindakan kelas akan berkolaborasi atau berkerjasama dengan guru (teman sejawat). Teman sejawat tersebut akan melakukan pengamatan pada waktu peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran di kelas. Desain penelitian ini menggunakan model Kurt Lewin (dalam Wardani & Kuswaya 2008:12) menjadi acuan dari berbagai model penelitian tindakan karena Kurt Lewin yang pertama kali memperkenalkan penelitian tindakan atau action research. Komponen pokok dalam penelitian tindakan Kurt Lewin adalah:
Perencanaan
(Planning),
Tindakan
(Acting),
Pengamatan
(Observing), Refleksi (Reflecting). Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan teknik kuantitatif sederhana berupa persentase, yaitu data yang mencakup peningkatan motorik kasar anak melalui permainan bola. Untuk mengetahui peningkatan pada setiap pengambilan data dari siklus 1 sampai siklus III, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut : Rumus =
(Sukmadinata 2012:56)
Keterangan : P = Angka persentase
8
f = frekuensi aktivitas anak N = Jumlah seluruh anak didik
Indikator keberhasilan tindakan: jika 80% anak berhasil meningkatkan motorik kasar anak dalam katagori minimal baik.
9
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Siklus I (Kesatu) Siklus I motorik kasar anak dari aspek kekuatan otot besar pada kaki dalam aktivitas menendang bola, kriteria sangat baik ada 2 (10%), kriteria baik ada 4 (20%), kriteria cukup ada 6 (30%), kriteria kurang ada 8 (40%). Aspek Kekuatan otot besar pada tangan dalam aktivitas melempar bola, kriteria sangat baik ada 2 (10%), kriteria baik ada 3 (15%), kriteria cukup ada 5 (25%), kriteria kurang ada 10 (50%). Aspek koordinasi otot besar pada tangan dan jari dalam aktivitas menangkap bola, kriteria sangat baik ada 1 (5%), kriteria baik ada 3 (15%), kriteria cukup ada 5 (25%), kriteria kurang ada 11 (55%). Dari penjabaran hasil siklus pertama, dapat disimpulkan bahwa masih banyak anak yang kurang dalam motorik kasar. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan, masih banyak anak yang mendapatkan kriteria cukup dan kurang. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman anak tentang permainan bola, kurangnya waktu dalam permainan disebabkan hari yang begitu panas dan kurangnya media saat dalam permainan terutama bola.
Deskripsi Siklus II (Kedua) Siklus II motorik kasar anak dari aspek kekuatan otot besar pada kaki dalam aktivitas menendang bola, kriteria sangat baik ada 4 (20%), baik ada
10
13 (65%), kriteria cukup 1 (5%), kriteria kurang 2 (10%). Aspek Kekuatan otot besar pada tangan dalam aktivitas melempar bola, kriteria sangat baik ada 3 (15%), baik ada 12 (60%), kriteria cukup 3 (15%), katagori kurang 2 (10%). Aspek koordinasi otot besar pada tangan dan jari dalam aktivitas menangkap bola, kriteria sangat baik ada 2 (10%), baik ada 10 (50%), kriteria cukup 4 (20%), kriteria kurang 4 (20%). Dari hasil data siklus II, dapat disimpulkan, bahwa anak yang berkriteria minimal baik belum mencapai standar minimal 80%. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan dengan rata-rata sebesar 73.33%. Untuk mencapai 80% kriteria minimal baik masih perlu adanya usaha dari peneliti untuk meningkatkan motorik kasar pada anak didik. Pada siklus II terjadi peningkatan yang signifikan hal ini dapat dilihat dari hasil perdentase ini dikarenakan anak sudah mengerti dan paham tentang permainan bola, saat melakukan permainan cuaca yang mendukung serta alat permainan bola berupa bola yang jumlahnya ada 4 bola.
Deskripsi Siklus III (Ketiga) Siklus III motorik kasar anak dari aspek kekuatan otot besar pada kaki dalam aktivitas menendang bola, kriteria sangat baik ada 3 (15%), kriteria baik ada 17 (85%), kriteria cukup
0 (0%), kriteria kurang 0 (0%). Aspek
Kekuatan otot besar pada tangan dalam aktivitas melempar bola, kriteria sangat baik ada 3 (15%), kriteria baik ada 17 (85%), kriteria cukup 0 (0%), 11
kriteria kurang 0 (0%). Aspek koordinasi otot besar pada tangan dan jari dalam aktivitas menangkap bola, kriteria sangat baik ada 3 (15%), kriteria baik ada 16 (80%), kriteria cukup ada 1 (5%), kriteria kurang 0 (0%). Dari penjabaran hasil siklus III (ketiga), dapat disimpulkan bahwa motorik kasar anak sudah mencapai 80% kriteria minimal baik. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan dengan rata-rata 98.33%. Dari hal tersebut, dapat dikatakan pada siklus III sudah mencapai 80% kriteria minimal baik.
12
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Simpulan penelitian menunjukkan bahwa melalui permainan bola dengan metode praktik langsung dapat meningkatkan motorik kasar anak Kelompok B TK Amanah Desa Napallicin Kabupaten Musi Rawas Utara pada tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini terbukti dari rata-rata siklus I untuk kriteria minimal baik sebesar 25%, siklus II kriteria minimal baik sebesar 73.33% dan siklus III kriteria minimal baik sebesar 98.33%. Hal ini membuktikan bahwa melalui permainan bola dengan metode praktik langsung dapat meningkatkan motorik kasar anak.
13
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Depdiknas. (2008). Standar Kompetensi Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Hilton, Mary. (2007). Pendidikan Berpusat pada Anak. Jakarta: PT Indeks Hurlock, Elizabeth B. (1998). Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga. Husain, Ali, dkk. (2002). Model Pengembangan Motorik Anak Balita. Jakarta: Direktorat Olahraga Masyarakat. Fadlillah, Muhammad, dan Lilip Mualifatu Khorida. (2013). Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Magdelena, Lenvita. (2012). Peningkatkan Motorik Kasar Anak Melalui Bermain Bola Ring di TK Nurul Wathan Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi. Padang: Universitas Negeri Padang. Mukholid, Agus. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta : PT Ghalia Indonesia Printing. Panduan Penulisan Skripsi. (2014). Program Sarjana Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan (SKJG). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu. Edisi kelima. Sainah. (2011). Upaya Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar melalui Permainan Memantulkan Bola pada Anak Kelompok B1 TK ABA Karanganyar Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Santrock, John W. (2002). Life-Span development; Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga. Semiawan R Conny. (2002). Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini. Jakarta: PT Prentihalindo.
14
Sukamti, Riri, Endang. (2007). Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini sebagai Dasar Menuju Prestasi Olah Raga. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Sukmadinata, Syeodih. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sumantri, MS. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Wardani, IGAK,dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
15