Karya Ilmiah Peluang Usaha
Jajanan Tradisional Kipo Dan Perluasan Pemasaran
Nama : Wegig Yoga Yunanta NIM : 10.11.4607
Abstrak First of all I would like to thank the presence of God Almighty, for His permission I could complete scientific work which takes the theme "Business Opportunities". I write this scientific work based on my interviews with sources and references from the book by M. Suyanto, entitled "Smart in entrepreneurs'. Scientific work is about a business making traditional snacks Yogyakarta especially Kotagede area called "Kipo". Resource persons interviewed are my own neighbor named Mr. Rusdono. He was about 6 years to make Kipo. In this manuscript I am writing materials and other things needed in the manufacture Kipo, marketing methods used to present and try to use internet marketing methods as practiced by some of the world's top successful entrepreneurs. I am aware that the scientific work is far from perfect, so I expect criticism and suggestions to improve my scientific work. Hopefully this paper useful and can be used as reference material that can provide insight, as well as give a little view in terms of building a business.
Kipo. Ada beberapa orang mengatakan bahwa Kipo ini kepanjang dari “Iki Opo” dalam bahasa Indonesia “Ini Apa”. Pertanyaan yang timbul ketika seseorang yang baru pertama kali melihat Kipo. Kipo adalah jajanan khas Yogyakarta khususnya di kawasan Kotagede dan sekitarnya. Narasumber yang saya pakai dalam membuat karya ilmiah ini adalah pembuat kipo bernama Bapak Rusdono asal Desa Ponggalan Kelurahan Giwangan Kecamatan Umbulharjo. Rata-rata perhari beliau dan istrinya membuat 100 buah kipo dan di setorkan ke pasar-pasar tradisional dan warung-warung jajanan tradisional di pingir-pingir jalan. Ada pula pemilik warung yang langsung mengambilnya sendiri dari rumah beliau. Jika ada pesanan dari orang, maka jumlah pembuatannya pun bertambah.Harga satu buah kipo berkisar Rp 1000,-. Biasanya mereka membuat kipo ini pada pukul 2 pagi dan akan selesai pada pukul 4 pagi. Setelah selesai biasanya belau langsung menyetorkan ke warung –warung jajanan tradisional. Di bawah ini akan saya paparkan bahan-bahan dan hal-hal yang dibutuhkan untuk membuat 100 buah “Kipo”. Bahan yang dibutuhkan untuk membuat 100 buah kipo: - 1 Kg ketan - 1 Kg parutan kelap muda - 1,5 Kg gula jawa - Minyak goreng - ± 3 lembar Daun suji (pewarna) Hal-hal yang dibutuhkan untuk packing - Daun pisang - Plastic 1 0ns Lain-lain - Gas - Kompor gas - Plat almunium Biaya produksi - 1 Kg ketan Rp 12.000,- 1 Kg parutan kelap muda Rp 14.000,- 1,5 Kg gula jawa Rp 20.000,- Minyak goreng Rp 5.000,- ± 3 lembar Daun suji (pewarna) - Daun pisang Rp 5.000,- Plastic 1 ons Rp 1.000,- Gas (cukup untuk 3 hari) (Rp 15.000,- / 3) Rp 5.000,- Transportasi Rp 5.000,+ Total
Rp 67.000,-
Harga 100 bauh kipo x @1000
Rp 100.000,-
Jadi profit yang di dapatkan perharinya Rp 33.000,Jika ada beberapa kipo yang tersisa, biasanya beliau membagikannya ke tetangga sekitar. Mungkin jika bentuk pemasarannya diperluas dengan media internet akan mendapat profit lebih. Survey membuktikan bahwa delapan dari sepuluh orang terkaya di dunia di bawah usia 40 tahun memanfaatkan internet sebagai pasarnya. Contoh Perusahaan yang sukses lewat internetnya adalah Dell. Dell memperkenalkan ECommerce pada sekitar tahun 1999 setelah Compaq melakukan pemotongna harga untuk menyaingi harga Delldan menghancurkan Dell. Dengan memperkenalkan E-commerce, Dell mendapatkan 1,7 juta dolar perhari. Saham milik Dell pun naik 2000 persen dalam dua tahun. Riset yang dilakukan pada musim gugur tahun 1996 mengungkapakan bahwa tiga perempat dari pemakai komputer pribadi akan meninggalkan televise dan menghabiskan waktu mereka surving di dunia internet. Ada beberapa fakta tambahan menyatakan bahwa pemakai internet merupakan orang-orang terdidik dan memiliki penghasilan yang sangat tinggi, sehingga para pemakai internet merupak target yang sudah diimpikan oleh para pemasar. Pengiklanan lwaet internet pun lebih menghemat biaya ketimbang lewat media cetak maupun media televisi. Biaya pemasangan iklan lewat media cetak sangat tergantung terhadap besar kolom yang digunakan dan jumlah pencatuman iklan tersebut, sedangakan media televisi bergantung pada jam tayang, jumlah penayangan dan durasi iklan. Ketimbang menghabiskan uang lewat kedua media tersebut, Internet lebih murah dan bebas. Jika di rimah kita tidak memasang koneksi internet di PC , kita bisa pergi ke warung internet (warnet) yang perjamnya rata-rata Rp 3.000,- . Selanjutnya kita tinggal memasang iklan gambar atau tulisan lewat website yang sudah besar seperti Facebook, twitter, dan lain sebagainya. Atau lebih mantapnya lagi kita mebuat sebuah blog gratis dan mendaftarkanya ke google adsense atau sebuah domain yang rata-rata biayanya ± Rp 125.000,- / bulan. Sebuah usaha yang baik memiliki manejemen yang jelas. Seperti perencanaan beberapa tahun ke depan, strategi pemasaran yang tepat sasaran, visi, misi dan tujuan yang jelas, mimpi yang tinggi dan semangat pantang menyerah jika mengalami kegagalan. Filososi keluarga Tionghoa belum mau putus asa sebelum gagal lebih dari tiga kali, sedangkan orang jepang akan bangkit sebelum gagal tujuh kali.
Referensi M. Suyanto, 2004, SMART in ENTREPRENUER Belajar dari Kesuksesan Pengusaha Top Dunia, ANDI Yogyakarta