KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS “PEMASARAN KAIN LURIK”
Nama
: Rizka Febri Hartanto
NIM
: 11.12.6171
Kelas
: S1 SI 12
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
1. ABSTRAK
Di era modern seperti ini perkembangan indrusti sangat pesat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Produk-produk modern yang berproduksi menggunakan mesin sangat pesat berkembang serta banyak diminati para konsumen. Hal tersebut membuat Industri kerajinan tradisional di Indonesia yang sebagian besar tersebar di pedesaan terancam jatuh justru pada saat industri kreatif bidang kerajinan sedang tumbuh pesat. Faktor internal dan eksternal menjadi penyebab bangkrutnya industri kerajinan tradisional. Faktor‐faktor tersebut sebenarnya dapat diatasi jika industri kerajinan tradisional bertransformasi menjadi industri kreatif. Kunci transformasi terletak pada peningkatan kualitas SDM pengrajin. Setelah itu perlu dilakukan upaya introspeksi terhadap keunikan produk yang digeluti selama ini sebagai modal pengembangan desain. Berikutnya pengaturan manajerial, seperti memaksimalkan, serta mengemas pemasaran dengan cara yang baru. Di karya ilmiah ini saya akan membahas tentang pemasaran kain lurik tradisional yang sekarang ini sudah semakin tergeser dengan pakaian-pakaian atau produk kain yang lebih modern dan lebih diminati para konsumen.
2. ISI
Lurik berasal dari bahasa Jawa kuno lorek yang berarti lajur atau garis, belang dapat pula berarti corak. Kain Lurik merupakan kain tradisional yang berkembang di wilayah Yogyakarta. Popularitas kain lurik mungkin kalah dengan kain batik yang telah menjadi budaya secara nasional. Kain lurik model lama memang terkesesan kuno dan ketinggalan jaman, sehingga kurang diminati dalam dunia fashion. Pada awalnya kain lurik banyak dipakai oleh mbok-mok penjual di pasar tradisional, sebagai gendongan. Namun setelah ada modifikasi dan inovasi dalam berbagai hal seperti pewarnaan yang lebih cerah dan motif yang lebih beragam mulai diterima pasar secara luas sampai segmen pasar menengah ke atas. Meski beberapa inovasi produk dilakukan terhadap kain lurik, pembuatan kain lurik dipertahankan melalui cara tradisional dengan penggunaan alat tenun bukan mesin. Kekhasan corak kain lurik tradisional dan proses pembuatannya yang masih menggunakan tangan menyebabkan nilai jual produk turunan kain lurik tinggi. Tak hanya pasar dalam negeri, kain lurik pun mulai merambah pangsa luar negeri. Beberapa produk kain lurik yang dihasilkan berupa gantungan kunci, dompet, tas, sepatu, pakaian, hingga bed cover. Harga beragam produk itu berkisar antara Rp 5.000 dan Rp 1,1 juta. Rentang harga pakaian lurik Rp 200.000-Rp 300.000 per potong. Bidikan utama Lawe adalah masyarakat kelas menengah ke atas. Dengan hasil nominal dari pemasaran atau penjualan kain lurik yang sangat menjanjikan tersebut dapat menjadi peluang bisnis yang bagus bahkan bisa menembus pasar dunia. Hal tersebut sudah banyak terbukti bahwa orang-orang luar negri menyukai hasil produk-produk buatan tangan atau handmade . Hal tersebut juga ditunjang sudah banyaknya inovasi-inovasi dari kain lurik tersebut yang sudah mengikuti perkembangan zaman atau perkembangan fashion.
Cara Pemasaran Kain Lurik
Dalam karya ilmiah ini saya akan memaparkan cara pemasaran kain lurik, hal ini saya pertimbangkan karena di lingkungan tempat tinggal saya terdapat para perajin tradisional kain lurik ini. Berikut ini cara pemasaran kain lurik :
1. Dengan cara mengikuti pameran-pameran kerajinan
Pameran merupakan cara efektif untuk memasarkan kerajinan lurik, tidak hanya memasarkan bahkan dengan cara ini dapat memperkenalkan hasil karya ini di mata masyarakat lokal atau pun manca negara. Cara ini di nilai efektif karena pengunjung sendiri yang mendatangi produk kita bukan kita yang mencari peminat.
2. Pembuatan Showroom
Showroom adalah tempat untuk memamerkan produk tertentu seperti otomotif, furniture, kerajinan, dan lain sebagainya. Guna dari showroom itu sendiri juga sebagai wadah atau tempat untuk meningkatkan pemasaran. Dengan adanya showroom tersebut konsumen lebih mudah dalam memilih produk-produk kain lirik yang di sajikan. Kualitas kain lurik juga masih sangat bagus karena langsung dari tempat pembuatannya, berbeda dengan penjualan melalui agen atau toko-toko umum. Showroom sendiri tidak perlu tempat yang bagus untuk digunakan, cukup dengan rumah pribadi atau bangunan sederhan pun bisa. Tidak perlu dana yang cukup besar juga cukup di tambah dengan almari kaca atau etalase untuk menyimpan dan memamerkan kain lurik hasil produksi.
3. Pemasaran lewat jejaring sosial atau komunitas forum (bisnis online)
Kain lurik hasil produksi juga dapat dipasarkan melalui jasa jejaring sosial dan komunitas forum misalnya facebook, twitter, kaskus, dan lain sebagainya. Hal ini juga sangat efektif untuk memasarkan hasil produksi tersebut mengingat jejaring sosial dan komunitas forum sangat menjadi kebiasaan setiap orang. Dengan cara seperti ini juga kita tidak perlu mengeluarkan dana untuk pembuatannya. Di dalam jejaring sosial kita bisa memajang gambar hasil produksi lengkap dengan keterangan dan harga jualnya. Kita juga bisa melayani penjualan lewat jalur online dengan cara seperti tadi, dengan konsumen melihat barang dalam bentuk gambar dan melakukan pembayaran dengan cara transfer dan produsen mengirim barang ke alamat pemesan atau konsumen.
4. Pemasaran dengan media website atau blog
Sama dengan cara sebelumnya akan tetapi media pemasaran ini melalui website atau blog. Tak perlu dengan domain berbayar cukup dengan domain gratis atau dengan jasa blog gratis. Tapi jika ingin dengan domain gratis juga bisa namun kita harus membayar tiap bulannya. Caranya pun sama dengan pemasaran dengan jejaring sosial yaitu dengan memosting gambar hasil produksi dan keterangan lengkapnya, selanjutnya konsumen peminat mentransfer uang dan produsenpun mengirim ke alamat tujuan.
3. DAFTAR PUSTAKA
http://regional.kompas.com/read/2009/11/19/2019053/kerajinan.kain.lurik. berkembang.pesat