KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS “JAMU”
DISUSUN OLEH: NAMA : VERANITA DEVINTA SARI NIM : 10.12.5180 KELAS : S1-SI-2K MATA KULIAH :
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
PENDAHULUAN
Jamu adalah sebutan orang Jawa terhadap obat hasil ramuan tumbuh-tumbuhan asli dari alam yang tidak menggunakan bahan kimia sebagai aditif. Konotasi tradisonal selalu melekat pada Jamu sebab Jamu memang sudah dikenal lama sejak jaman nenek moyang sebelum farmakologi modern masuk ke Indonesia. Oleh karena itu, banyak resep racikan Jamu sudah berumur ratusan tahun dan digunakan secara turun temurun sampai saat ini. Jamu adalah suatu minuman khas Indonesia yang sudah terkenal dari jaman dahulu kala. Jamu tradisional ini banyak manfatnya yaitu penjaga kesehatan, menghilangkan pegal-pegal, mengencangkan kulit wajah, dan lain-lain. Sebagian masyarakat luas menganggap bahwa jamu itu pahit, tapi ternyata di dalam kandungan dalam bahan pembuatan jamu banyak zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita, contohnya jamu pahitan yang berkhasiat menghilangkan kencing manis dan gatal-gatal. Pada saat ini masyarakat Indonesia masih tidak mangerti manfaat jamu yang sebanarnya,yang jika dikupas satu persatu permasalahnya dapat menghasilkan manfaat yang luar biasa dalam kesehatan, karena jamu terbuat dari bahan-bahan herbal yang tidak terkandung hal-hal kimia didalamnya.
Asal Usul Pembuatan Jamu Tradisional Dan Jamu Instan Jamu merupakan ramuan tradisional yang khasiatnya sudah terkenal berabad-abad. Jamu adalah sebutan orang Jawa terhadap ramuan tumbah-tumbahan asli dari alam yang tidak menggunakan bahan kimia sebagai aditif. Konotasi tradisional selalu melekat pada jamu sebab jamu sudah dikenal pada zaman nenek moyang. Oleh karena itu, banyak sesep rancikan jamu yang sudah berumur ratusan tahun tetapi masih digunakan turun termurun. Bentuk jamu ada beberapa bentuk formula jamu yang siap pakai. Bentuk bubuk/powder merupakan bentuk yang paaling umum. Amun adanya perkembangan teknologi membuat bentuk jamu tidak terkesan tradisional lagi. Banyak produsen jamu yang sudah mencetaknya dalam bentuk, pil, kapsul, maupun cair. Jenis jamu: di Indonesia terdapat ratusan jenis jamu, tetapi hanya ada puluhan jenis yang dikenal
masyarakat. Jenis-jenis jamu: jamu kecantikan, jamu pegel linu, Jamu kencing manis, jamu asam urat, jamu darah tinggi, jamu kelangsingan, jamu penambah nafsu makan. Jamu adalah produk ramuan tunggal atau campuran dari bahan alam yang digunakan untuk pemaliharaan kesehatan,pencegahan penyakit,pengobatan penyakit,pemulihan kesehatan ,kebugaran dan kecantikan. Sejarah jamu Tidak ada yang dapat memastikan sejak kapan tradisi meracik dan meminum jamu muncul. Tapi diyakini tradisi ini telah berjalan ratusan bahkan ribuan tahun. Tradisi meracik dan meminum jamu sudah membudaya pada periode kerajaan Hindu-Jawa. Hal ini dibuktikan dengan adanya Prasasti Madhawapura dari jaman Majapahit yang menyebut adanya profesi 'tukang meracik jamu' yang disebut Acaraki.Tradisi tersebut terus dikembangkan di keraton Yogya dan Solo, yang kemudian menjadi referensi utama bagi hampir semua perusahaan jamu di Indonesia. Meski demikian, sampai permulaan abad XX tradisi tersebut masih menjadi sesuatu yang ekslusif, hanya dikerjakan oleh kalangan tertentu saja. Sampai akhirnya Tan Swan Nio dan Siem Tjiong Nio memassalkannya dengan mendirikan Djamoe Industrie en Chemicalien Handel "IBOE" Tjap 2 Njonja pada tahun 1910 di Surabaya. Sejak saat itu, sejarah jamu dimulai. Jamu di Negara lain pada dasarnya di setiap negara atau wilayah mempunyai tradisi yang serupa dengan tradisi Jamu di Indonesia. Ramuan kesehatan tradisonal dari Negara India, Cina, atau Arab telah terkenal sejak dulu. Tradisi ini juga sudah berlangsung sejak lama. Namun 'Jamu' Indonesia mempunyai keistimewaan tersendiri. Ramuan 'Jamu' Indonesia sangat variatif dan bahan bakunya berkualitas sangat baik. Indonesia merupakan tempat yang sangat subur untuk hidupnya berbagai macam jenis dan varietas tanaman obat-obatan. Banyak tanaman langka untuk keperluan obat-obatan yang tumbuh subur di Indonesia. Sejak abad 5 Masehi, bukti tertulis mengenai penggunaan jamu dalam pengobatan ditemukan pada naskah atau primbon. Terbukti dengan adanya prasasti candi Perot tahun 772 Masehi, Haliwangbang tahun779 Masehi, dan Kadadu tahun 1216 Masehi. Penggunaan jamu dan resep-resep jamu dalam pengobatan juga ditemukan pada daun lontar menggunakan bahasa jawa kuno, Sansekerta dan Bahasa Bali. Lontar yang ditulis dengan menggunakan bahasa bali yaitu: Usada atau Lontar Kesehatan pada tahun 991 – 1016 Masehi. Berbagai prasasti lainnya pada sekitar abad 13 Masehi mendukung bukti sejarah penggunaan jamu. Pada prasasti tersebut banyak memuat profesi dibidang kesehatan antara lain terdapat pada prasasti Madhawapura yang menyebutkan profesi ACARAKI atau peracik Jamu. Istilah jamu muncul pada zaman Jawa Baru, dimulai sekitar abad pertengahan 15-16 masehi. Didalam kehidupan ini, jamu tradisional sangat krusial dalam hal kesehatan organ tubuh umat manusia. Dengan catatan, apabila kita sadar betul terhadap khasiat jamu tradisional itu. Akan tetapi,
pada zaman dunia ketiga sekarang ini, umat manusia kurang menyadari akan khasiat jamu tradisional itu. Ironisnya, malah lebih percaya kepada obat-obatan yang berbau non-tradisional (obat-obatan yang terbuat dari bahan yang berhkasiat, tetapi sudah mengalami kolaborasi dengan bahan-bahan kimia alias sudah tidak murni lagi). Padahal, dalam kehidupan kita pasti membutuhkan obat-obatan yang betul-betul murni (yang tradisional). Karena, jika kita seumpamanya memakai obat non-tradisional, jelas akan mengalami suatu hal yang kontroversial pada organ tubuh kita di kemudian hari. Begitu juga sebaliknya, apabila kita menggunakan jamu (obat) tradisional jelas kita tidak akan mengalami suatu hal yang kontroversial pada organ tubuh. Mengapa demikian? Karena jamu tradisional belum mengalami campuran bahanbahan kimiawi. Dan bahan kimia itulah yang sangat membahayakan kepada organ tubuh manusia. Mungkin dengan sekedar pengantar ini, seluruh umat manusia yang membaca teks ini dapat menyadari akan pentingnya jamu tradisional. Karena selama ini seluruh umat manusia selalu (sering kali) dicekoki oleh perusahaan pembuat obat non-tradisional dengan hasil yang produksinya mempunyai efek samping itu. Dan mereka berhasil—orang-orang perusahaan pembuat obat nontradisional—mencekoki umat manusia yang jumlahnya tidak sedikit, serta bisa dibilang mayoritas umat manusia mempercayai—jika dihitung dalam persen adalah sekitar 75% dari jumlah penduduk di Indonesia--kalau obat non-tradisional lebih sangat bermanfaat. Oleh karena itu, semoga mulai detik ini perhatian seluruh umat manusia—dengan adanya segelintir informasi ini—yang sebelumnya rasa perhatiannya tertuju kepada obat non-tradisional, kemudian bisa dibendung dan rasa perhatiannya tertuju kepada jamu tradisional PEMBAHASAN A. DEKSKRIPSI OBJEK Penelitian ini saya lakukan pada saat Study Belajar di PT.Nyonya Meneer, Semarang pada tanggal 9 Maret 2010. B.ANALISIS DATA Beberapa manfaat jamu, yaitu : Jamu kecantikan Jamu kecantikan dipercaya dapat membantu menghilangkan keriput di wajah, mengencangkan dan memperhaus kulit wajah membuat wajah terlihat awet muda. Jamu untuk anak
Jamu ini berguna untuk menjaga kesehatan badan, menambah nafsu makan, mencegah cacingan dan masuk angin, perut kembung serta susah tidurpada anak. Jamu pegal linu Jamu ini sangat baik bagi pria dan wanita menginginkan sembuh dari sakit otot, meningkatkan stamina dan menghindari insomnia setelah kerja keras atau berolah raga. Jamu diabetes Jamu ini digunakan untuk pengobatan dan perawatan penyakit diabetes serta pengarah yang menyertainya seperti; lelah dan pusing. Jamu ini juga digunakan untuk meningkatkan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
KESIMPULAN Ternyata masyarakat Indoneisa masih banyak yang belum mengetahui benar tentang manfaat ataupun khasiat dari jamu.terutama dalam hal asal –usul embuatan jamu tradisional dan jamu modern. Namun tidak sedikit juga yang mengetahui khasiat jamu bagi kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA www.google.com www.wikipedia.com www.jamu.com