Karangharja, Desa di Ujung Senja Editor: Mukmin Suprayogi, M.Si Penulis: Angga Saputra, dkk
LEMBAR TIM PENYUSUN
ISBN Tim Penyusun Editor Penyunting Penulis
Layout Design Cover Kontributor
Karangharja, Desa di Ujung Senja Buku ini adalah laporan hasil kegiatan kelompok KKN-PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016 di Desa Karangharja, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang. ©Casuarina 2016_Kelompok KKN 154 978-602-6670-26-7 Mukmin Suprayogi, M.Si Muhammad Syarif Nasution, SH.I Angga Saputra, Shalahuddin Al Qadr, Ema Herviana, Anifah Ayu Fitriyah, Siti Nurkomara, Ahmad Sofyan, Alfian Aji, dan Irfan Rizki Nuryanto Haas, Sarah Hanan Sahara, Sumi Sumiati Anifah Ayu Fitriyah, Angga Saputra, dan Alfian Aji Angga Saputra Agung Wahyu Prasetyo, Muhammad Hafizh Rahim, Mayudin, Babeh Ali, dan Aa Adung.
Diterbitkan atas kerja sama Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan kelompok KKN Casuarina 2016
LEMBAR PENGESAHAN Buku Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian pada Masyarakat oleh Mahasiswa Kelompok KKN Nomor 154 di Desa Karangharja Kecamatan Cisoka yang berjudul: Karangharja, Desa di Ujung Senja telah diperiksa dan disahkan pada tanggal, 12 Juli 2017.
Dosen Pembimbing
Koord. Program KKN-PpMM
Mukmin Suprayogi, M.Si NIP. 196203011999031001
Eva Nugraha, M. Ag NIP. 197102171998031002
Mengetahui, Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Djaka Badranaya, ME NIP. 19770530 2007011008
iv
“Hiduplah seperti pohon kelapa meski diterpa angin kencang namun tetap bermanfaat dari akar hingga daunnya” Anifah Ayu
v | Karangharja, Desa di Ujung Senja
KATA PENGANTAR Puji serta syukur tak henti-hentinya penulis haturkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan banyak kelimpahan rezeki dan nikmat sehat walafiat, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan KKNPpMM dalam bentuk buku ini. Shalawat teriring salam tak lupa juga penulis hanturkan kepada junjungan kita, suri tauladan kita Nabi Agung Muhammad Shallahu ‘Alayhi wa Sallam yang telah membawa kita ke zaman keemasan seperti sekarang. Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapat saran, dorongan, bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang merupakan pengalaman yang tidak dapat diukur secara materi, namun dapat membukakan mata penulis bahwa sesungguhnya pengalaman dan pengetahuan tersebut adalah guru yang terbaik bagi penulis. Oleh karena itu, dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah melepaskan dan mendoakan secara resmi anak-anak didiknya untuk melakukan kegiatan KKN 2016. 2. Bapak Djaka Badranaya, MA selaku kepala PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kami pengetahuan yang luas mengenai Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan juga sebagai Penyunting. 3. Bapak Eva Nugraha, M. Ag selaku Koordinator KKN PpMM yang dengan sabar memberikan pengarahan dalam penyusunan laporan KKN Casuarina. 4. Bapak Muhammad Syarif Nasution, SH.I. sebagai penyunting buku yang membimbing dan memberikan pengarahan dalam penulisan buku laporan hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN). 5. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah mendampingi, membimbing, dan memberikan semangat kepada kami baik sebelum kegiatan KKN dimulai, saat KKN berlangsung maupun pada saat penyusunan laporan KKN. 6. Ibu Hj. Aliyah, selaku Kepala Desa Karangharja yang telah banyak membantu KKN Casuarina dalam segala hal yang menyangkut perizinan serta memberikan izin kepada kami untuk dapat mengabdi di Desa Karangharja. vi
7.
8.
9. 10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Bapak Jainudin, selaku Sekretaris Desa Karangharja yang telah banyak membantu KKN Casuarina dalam pelaksanaan program-program KKN terutama mengenai data dan administrasi. Bapak Ustad Kurtusi, selaku Tokoh Agama Desa Karangharja yang telah mengenalkan kami secara langsung kepada warga lewat acara pengajian rutin warga Karangharja. Bapak Aziz, selaku Jaro 2 Kampung Batok yang sangat membantu kami ketika mengadakan acara di RW 2 tempat KKN Casuarina mengabdi. Ibu Sumiati, selaku Kepala Sekolah SDN Karangharja 1 yang telah banyak membantu kami dan memberikan izin untuk bisa mengajar di SDN Karangharja 1. Staf guru SDN Karangharja 1, yang telah memberikan kami waktu mengajar serta kesempatan untuk melaksanakan beberapa kegiatan KKN Casuarina. Kelompok KKN 152 (KKN SAIK), yang telah banyak membantu KKN Casuarina dan bekerja sama untuk saling membantu di saat mengabdi di Desa Karangharja. Kelompok KKN 153 (KKN KOPI), yang juga membantu dalam melaksanakan pengabdian di daerah yang tidak terjangkau oleh KKN Casuarina dan KKN Saik. Kak Edy Fajar beserta tim Eco Business Indonesia sebagai pendukung dalam acara Pemanfaatan Limbah di Desa Karangharja yang telah membantu dalam penyebaran ilmu tentang pentingnya pemanfaatan limbah kepada warga Desa Karangharja. Kak Miftah Habibi dan Satgas Gerakan Anti Narkoba (GAN) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai pendukung dalam acara NAPZA yang telah membantu memberikan ilmu tentang bahaya NAPZA kepada adik-adik SMP di Desa Karangharja. Kak Rifki Rif’an Fauzi, S.E CA sebagai pendukung dalam acara Pembuatan Laporan Keuangan yang telah membantu dalam membagikan ilmunya tentang cara membuat laporan kepada warga Desa Karangharja. Perpusnas RI, Dompet Dhuafa dan lain-lain sebagai donatur yang telah memberikan bantuan dana kepada kelompok kami untuk kegiatan Program Pengabdian kepada Masyarakat. Karangharja, Desa di Ujung Senja | vii
18.
Kelompok Ibu-ibu PKK Desa Karangharja atas bantuan dan kerja sama dalam melaksanakan program-program penyuluhan kepada warga Desa Karangharja. 19. Seluruh warga Desa Karangharja yang telah ikut berpartisipasi dalam kegiatan KKN yang tidak dapat disebutkan satu-persatu namun tidak mengurangi rasa hormat kami. Tidak lupa kami sebagai penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada para orang tua kami, yang telah memberikan kami semangat serta dukungan baik moril maupun materil sehingga kami dapat menyelesaikan laporan KKN ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa ataupun penulisannya. Akhir kata kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak lain. Jakarta, September 2016
Penulis
viii | Karangharja, Desa di Ujung Senja
“Sebaik-baik pakaian adalah ketakwaan” Al Qadr
Karangharja, Desa di Ujung Senja | ix
DAFTAR ISI LEMBAR TIM PENYUSUN ...................................................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................................iv KATA PENGANTAR ....................................................................................................vi DAFTAR ISI......................................................................................................................x DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xii TABEL IDENTITAS KELOMPOK ......................................................................... xvi RINGKASAN EKSEKUTIF ...................................................................................xviii PROLOG......................................................................................................................... xx BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1 A. Dasar Pemikiran...............................................................................................1 B. Kondisi Umum Desa Karangharja ............................................................. 2 C. Permasalahan ................................................................................................... 3 D. Profil Kelompok KKN-PpMM 154 ............................................................4 E. Fokus dan Prioritas Program ...................................................................... 7 F. Sasaran dan Target ......................................................................................... 8 G. Jadwal Pelaksanaan Program ..................................................................... 11 H. Pendanaan dan Sumbangan ...................................................................... 12 I. Sistematika Penyusunan ............................................................................ 13 BAB II METODE PELAKSANAAN PROGRAM ................................................. 15 A. Metode Intervensi Sosial ............................................................................ 15 B. Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat ................................... 16 BAB III KONDISI DESA KARANGHARJA KECAMATAN CISOKA .......... 19 A. Sejarah Singkat Desa Karangharja ........................................................... 19 B. Letak Geografis ............................................................................................. 19 C. Struktur Penduduk ...................................................................................... 21 D. Sarana Prasarana...........................................................................................23 BAB IV DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN DI DESA KARANGHARJA .............................................................................................27 A. Kerangka Pemecah Masalah .....................................................................27 B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat ................. 37 C. Faktor-faktor Pencapaian Hasil .............................................................. 62 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ....................................................63 A. Kesimpulan ....................................................................................................63 B. Rekomendasi ................................................................................................ 64 x
EPILOG ............................................................................................................................67 A. Kesan Masyarakat atas Pelaksanaan KKN ...........................................67 B. Penggalan Kisah Insiratif KKN ............................................................... 69 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 175 BIOGRAFI SINGKAT ................................................................................................ 177 LAMPIRAN I ................................................................................................................ 185 LAMPIRAN II ............................................................................................................. 203 LAMPIRAN III ............................................................................................................ 205
Karangharja, Desa di Ujung Senja | xi
DAFTAR TABEL Tabel 1.1: Bidang dan Program KKN .......................................................................... 7 Tabel 1.2: Sasaran dan Target ....................................................................................... 8 Tabel 1.3: Pra KKN 2016 ............................................................................................... 11 Tabel 1.4: Pelaksanaan Program KKN ..................................................................... 12 Tabel 1.5: Laporan dan Evaluasi ................................................................................ 12 Tabel 1.6: Asal Dana ...................................................................................................... 12 Tabel 1.7: Asal Sumbangan .......................................................................................... 12 Tabel 3.1: Mata Pencaharian Penduduk Karangharja ......................................... 21 Tabel 3. 2: Tingkat Pendidikan Penduduk Karangharja ................................... 22 Tabel 3.3: Sarana prasarana di Desa Karangharja ...............................................23 Tabel 4.1: Matriks SWOT Bidang Pendidikan .....................................................27 Tabel 4.2: Matriks SWOT Bidang Ekonomi ........................................................ 29 Tabel 4.3: Matriks SWOT Bidang Kesehatan .......................................................32 Tabel 4.4: Matriks SWOT Bidang Sosial .............................................................. 34 Tabel 4.5: Matriks SWOT Bidang Infrastruktur .................................................36 Tabel 4.6: Kegiatan Belajar Mengajar ...................................................................... 37 Tabel 4.7: Science is Fun ..................................................................................................39 Tabel 4.8: Sekolah Rakyat ......................................................................................... 40 Tabel 4.9: Penyuluhan Perpustakaan Sekolah ..................................................... 42 Tabel 4.10: Taman Baca Masyarakat (TBM) ........................................................ 43 Tabel 4.11: Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) ................................................ 45 Tabel 4.12: Penyuluhan dan Praktik Mencuci Tangan ...................................... 46 Tabel 4.13: Kegiatan Pelayanan Posyandu............................................................. 48 Tabel 4.14: Penyuluhan NAPZA .............................................................................. 49 Tabel 4.15: Peringatan HUT RI ke 71 ....................................................................... 51 Tabel 4.16: Pembuatan Buku Desa............................................................................53 Tabel 4.17: Pengelolaan Limbah Menjadi Peluang Usaha ................................. 54 Tabel 4.18: Pelatihan Bisnis Online ........................................................................... 56 Tabel 4.19: Pembuatan Laporan Keuangan ............................................................ 57 Tabel 4.20: Pembuatan Plang Nama Jalan ............................................................ 59 Tabel 4.21: Penyediaan Inventaris Rumah Ibadah .............................................. 60
xii
“Tetaplah bersabar dalam melakukan kebaikan karena indahnya akhirat hanya tuk mereka yang bersabar. Semua kebahagiaan didapat dengan perjuangan” Siti Nurkomara
Karangharja, Desa di Ujung Senja | xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1: Gambar Logo Casuarina. ........................................................................4 Gambar 3.1: Peta Desa Karangharja, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang ....................................................................................................................... 20 Gambar 3.2: Peta Jangkauan Wilayah Pengabdian, Desa Karangharja, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang........................................................... 20 Gambar 3.3: Histogram Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ...................... 21 Gambar 3. 4: Histogram Penduduk Berdasarkan Tingkat Ekonomi............. 22 Gambar 3.5: Histogram Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..........23 Gambar 3.6: Sarana Pemerintahan .......................................................................... 24 Gambar 3.7: Sarana Pendidikan ............................................................................... 24 Gambar 3.8: Sarana Peribadatan .............................................................................. 25 Gambar 3.9: Sarana Olahraga .................................................................................... 25 Gambar 4.1: Kegiatan Belajar Mengajar ..................................................................39 Gambar 4.2: Science is Fun ............................................................................................ 40 Gambar 4.3: Sekolah Rakyat ...................................................................................... 41 Gambar 4.4: Penyuluhan Perpustakaan Sekolah ................................................ 43 Gambar 4.5: Taman Baca Masyarakat (TBM) Casuarina................................. 45 Gambar 4.6: Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) ............................................. 46 Gambar 4.7: Penyuluhan dan Praktik Mencuci Tangan ................................... 48 Gambar 4.8: Kegiatan Pelayanan Posyandu ......................................................... 49 Gambar 4.9: Penyuluhan NAPZA ............................................................................ 51 Gambar 4.10: Penyelenggaraan HUT RI ke 71 ..................................................... 52 Gambar 4.11: Pembuatan Buku Desa ...................................................................... 54 Gambar 4.12: Pengelolaan Limbah Mejadi Peluang Usaha ...............................55 Gambar 4.13: Pelatihan Bisnis Online ..................................................................... 57 Gambar 4.14: Pembuatan Laporan Keuangan ...................................................... 59 Gambar 4.15: Pembuatan Plang Jalan ..................................................................... 60 Gambar 4.16: Penyediaan Inventaris Rumah Ibadah ......................................... 62
xiv
“Bukalah matamu, jangan kau acuh terhadap apa yang ada di sekelilingmu, karena bisa jadi hal tersebut yang membuat hidupmu penuh makna” Angga Saputra
xv
TABEL IDENTITAS KELOMPOK Kode Desa Kelompok Dana J. Mhswa J. Keg. J.Pembangunan Fisik
02/Tangerang/Cisoka/154 Karangharja [08] Casuarina 2016 Rp17.250.000,12 Orang 13 Kegiatan 3 Kegiatan − Pembuatan Plang Papan Jalan − Inventaris Ibadah − Taman Baca Masyarakat
xvi
2.1.8. 154
“Senja, hilangkanlah semua asa untuk cita-cita yang tak akan pernah sirna” Sumi Sumiati
Karangharja, Desa di Ujung Senja | xvii
RINGKASAN EKSEKUTIF Buku ini disusun berdasarkan hasil kegiatan KKN-PpMM di Desa Karangharja, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, selama 32 hari. Ada 12 orang mahasiswa yang terlibat dalam kelompok ini dan berasal dari 7 fakultas yang berbeda. Kami namai kelompok ini Casuarina dengan nomor kelompok 154. Kami dibimbing oleh Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, beliau adalah dosen Ilmu Perpustakaan di Fakultas Adab dan Humaniora. Tidak kurang dari 16 kegiatan yang kami lakukan di desa tersebut, yang sebagian besar merupakan pelayanan kepada masyarakat dan sebagian kecilnya adalah pemberdayaan. Dengan fokus pada 1 RW yang terdiri dari 6 RT, kegiatan-kegiatan yang kami lakukan menghabiskan dana sekitar Rp17.250.000,-. Dana tersebut kami dapatkan dari iuran anggota kelompok KKN sebesar Rp1.000.000,- setiap orang dan dana penyertaan Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Rp5.000.000,- serta sumbangan sponsor Rp250.000,-. Dari hasil kegiatan yang kami lakukan, terdapat sejumlah keberhasilan yang telah kami raih yaitu: 1. Meningkatkan peran masyarakat dalam membangun desa. 2. Bertumbuhnya motivasi peserta didik di SD dan SMP untuk melanjutkan kuliah. 3. Bertambahnya pengetahuan masyarakat mengenai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bertambahnya pembangunan fisik untuk perbaikan bangunan berupa inventaris rumah ibadah dan plang-plang jalan yang menunjukkan arah jalan dan tempat yang di desa. Saat merencanakan dan implementasi kegiatan, terdapat sejumlah kendala yang kami hadapi, antara lain: 1. Kurangnya waktu untuk melakukan konsolidasi dan koordinasi dengan berbagai pihak, baik internal anggota kelompok, dosen pembimbing, pihak sponsor, dan desa. 2. Kurangnya dana yang bisa terkumpul untuk memaksimalkan rencana kegiatan yang telah disusun. 3. Sejumlah masyarakat kurang merespon kegiatan kami karena lokasi KKN dengan perkotaan dengan sebagian besar masyarakat urban dan juga masyarakat sendiri memiliki kesibukannya masing-masing. xviii
Namun, sekalipun demikian, pada akhirnya kami bisa merampungkan sebagian besar rencana kegiatan kami. Adapun kekurangan-kekurangannya adalah 1. Kekurangan dalam program kerja, terlalu banyak acara seperti seminar yang mengharuskan masyarakat untuk hadir dalam kegiatan, padahal masyarakat mempunyai aktivitas sendiri yang tidak memungkinkan untuk mengikuti kegiatan tersebut. 2. Adanya keterbatasan dana, sehingga inventaris yang kami berikan di tempat ibadah hanya menjangkau sebagian kecil keperluan masjid di RW tersebut dan kami tidak menjangkau mushalla-mushalla yang ada dalam wilayah RW tersebut. 3. Untuk program taman baca masyarakat, koleksi buku masih terbilang belum lengkap dan jumlahnya sangat terbatas. 4. Karena untuk meminimalisasi dana, pembuatan plang dibuat dengan bahan seadanya sehingga hasil plang dirasa belum optimal.
Karangharja, Desa di Ujung Senja | xix
PROLOG Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas rahmat dan ridho-Nya sehingga kami dapat melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada tahun 2016 di Desa Karangharja, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang. Program KKN diselenggarakan mulai dari tanggal 25 Juli hingga 25 Agustus oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di bawah unit Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM). Kegiatan ini kami fokuskan pada beberapa bidang yaitu, bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan infrastruktur. Dalam bidang pendidikan, mencakup beberapa macam program, antara lain Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), Science is Fun, Pendidikan Sekolah Rakyat, Workshop Perpustakaan, Taman Baca Casuarina, dan Pelayanan TPQ. Dalam bidang kesehatan, mencakup program penyuluhan mencuci tangan dengan sabun, Pelayanan Posyandu, dan Penyuluhan NAPZA. Dalam bidang sosial, mencakup program peringatan HUT Republik Indonesia yang ke-71 tahun dan pengadaan buku desa. Dalam bidang ekonomi, mencakup program Workshop Pengelolaan Limbah, Pemberdayaan Bisnis Online, dan Pelatihan Pembuatan Laporan Keuangan. Lalu, yang terakhir dalam bidang infrastruktur, mencakup program pembuatan plang jalan dan inventaris ibadah. Dalam pelaksanaan kegiatan KKN, program dan kegiatan yang telah dilaksanakan merupakan hasil bimbingan dari pembimbing dan juga dukungan dari segenap masyarakat Desa Karangharja serta kerja sama tim yang dibangun dengan kuat. Pelaksanaan KKN ini sangat erat hubungannya dengan Tri Darma Perguruan Tinggi karena merupakan refleksi dari bentuk pengabdian kepada masyarakat. Pelaksanaan KKN ini bukanlah hanya sebagai penggugur kewajiban tugas yang diberikan oleh universitas, namun juga bentuk nyata kontribusi mahasiswa untuk turut bersinergi dengan pemerintah dalam pembangunan masyarakat. Karena itu dalam pelaksanaannya regulasi yang diterapkan dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan. Hal ini tidak terlepas dari keperdulian pemegang kewenangan dalam mewujudkan tujuan utama program ini diberlangsungkan. Begitu juga dengan pelaksanaan KKN tahun 2016 ini. xx
Alhamdulillah, pada tahun ini kami diamanahkan untuk membina Kelompok KKN dengan nomor kelompok 154 yang bernama Casuarina. Pemilihan kata Casuarina untuk nama kelompok 154 memiliki alasan yang kuat. Casuarina adalah singkatan dari Cita-cita dan Inovasi untuk Negeri Tercinta. Pohon cemara (nama Indonesia untuk Casuarina) memiliki filosofi untuk tumbuh berdampingan tapi berjarak agar tak saling menginjak, tetap hidup bersama tapi tak saling menyakiti. Kelompok ini juga merupakan salah satu dari banyak kelompok mahasiswa peserta KKN yang terdiri dari 7 Fakultas yaitu FEB, FST, FAH, FSH, FUF, FIDIKOM, dan FISIP. Adapun nama mahasiswa/i tersebut yaitu, Angga Saputra, Sarah Hanan Sahara, Anifah Ayu, Ema Herviana, Siti Nurkomara, Sumi Sumiati, Irfan Rizky Haas, Muhammad Hafiz, Alfian Aji, Agung Wahyu, Shalahuddin Al Qadr, dan Ahmad Sofyan. KKN Casuarina yang ditempatkan di Desa Karangharja dengan fokus kegiatan di wilayah RW 02. Pada tahun-tahun sebelumnya, kegiatan KKN diikuti masing-masing kelompok mahasiswa dengan penempatan satu desa satu kelompok KKN. Pada tahun ini kegiatan KKN berbeda dari sebelumnya karena dalam satu desa terdapat tiga kelompok KKN dengan masing-masing program yang diunggulkan. Oleh sebab itu, terdapat pula tiga orang dosen pembimbing yang masing-masing harus saling bantu membantu dan membina kelompok masing-masing serta saling berkoordinasi. Ketika ditunjuk sebagai dosen pembimbing kegiatan KKN, kami merasakan kegiatan KKN di UIN Jakarta semakin menunjukkan kualitasnya yang baik dengan adanya hasil kegiatan KKN dalam bentuk laporan buku ini. Hal ini dalam rangka mewujudkan world classs university, dimana hasil kegiatan KKN tersebut juga merupakan sebuah hasil penelitian lapangan di masyarakat, sehingga penelitian tersebut dapat meningkatkan produktivitas publikasi ilmiah dengan standar internasional. Perbedaan lainnya juga terlihat dari teknis pemberian bantuan dana yang diberikan untuk pembangunan fisik pada wilayah yang di tuju. Setiap kebijakan baru ini tentunya akan menimbulkan dampak kekurangan dan kelebihannya sebagai dasar evaluasi nantinya. Pada pembagian wilayah misalnya, di Desa Karangharja ditempatkan sekitar 34 mahasiswa dengan pembagian masing-masing kelompok berjumlah 11-12 mahasiswa yang terdiri dari berbagai fakultas dan kejuruan. Dalam pembangunan daerah terutama infrastruktur, hal ini sangat membantu karena setiap kelompok Karangharja, Desa di Ujung Senja | xxi
memiliki fokus program infrastruktur di setiap rw yang menjadi wilayah pembangunan. Sehingga pembangunan infrastruktur di wilayah desa dapat merata. Selain itu, dua sampai tiga kelompok juga dapat saling mengisi pemahaman terkait permasalahan yang ada di desa sehingga dalam mengidentifikasi permasalahan yang kompleks tidak datang dari satu arah saja tetapi bisa saling bersinergi dan bisa menjadi lebih ringan karena ada pembagian prioritas program. Kekurangan dalam sistem pembagian ini adalah adanya kegiatan yang sejenis dan melibatkan satu desa sehingga terkadang menimbulkan sedikit permasalahan dengan kelompok lain. Namun demikian, kelebihan dan kekurangan ini dapat diambil pelajaran yang sangat berguna bagi kematangan psikologi mahasiswa dalam lingkungan masyarakat. Untuk pelaksanaan selanjutnya, kami menyarankan harus ada kerja sama dengan aparat terkait yang lebih baik. Selain itu, mahasiswa harus benar-benar mampu mengidentifikasi dengan baik kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat desa tersebut sehingga program yang dijalankan dapat bermanfaat dan berkelanjutan bagi kesejahteraan warga desa. Harapannya agar mahasiswa yang sedang belajar dalam tahap ini dapat lebih mudah dalam melaksanakan program pemberdayaan dan pelayanan di lingkungan masyarakat jika ada dukungan penuh dari aparat terkait di desa tersebut. Dukungan ini mungkin akan lebih optimal dan menyeluruh jika ada peran penyelenggara dalam hal ini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk terlebih dahulu membangun komunikasi dan pengertian kepada para aparat pemerintah khususnya kepala desa untuk lebih bekerjasama dengan mahasiswa dalam mengoptimalkan program yang ada. Selain itu, dengan adanya identifikasi yang menyeluruh, program yang direncanakan kedepannya akan dapat dilaksanakan secara maksimal dan efektif. Sehingga hasil KKN yang terpublikasi ini dapat ditindak lanjuti, baik dalam kegiatan penelitian ilmiah maupun tindak lanjut program nyata dari pemerintah daerah setempat. Jangan KKN ini hanya sekedar dijadikan seremonial akademik UIN yang dilakukan oleh mahasiswa dan dosen dalam rangka pelaksanaan pengabdian dosen terhadap masyarakat, melainkan dapat dijadikan ajang amaliah yang berkesinambungan. Dosen pembimbing ideal adalah dosen yang tidak hanya sekedar pandai memberi contoh tapi menjadi contoh itu sendiri. Selaku dosen pembimbing, saya berharap semoga Desa Karangharja bukan hanya sekedar xxii | Karangharja, Desa di Ujung Senja
tempat untuk saling silaturahim antar anggota Casuarina, yang ujungujungnya cuma mengejar secarik sertifikat bernilai, agar bisa dijadikan persyaratan sidang skripsi kelak, melainkan hendaknya menjadi menjadi ladang amaliah, ladang bakti mahasiswa UIN kepada masyarakat disana dan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Casuarina tidak sekedar jadi slogan tentatif di ranah terbatas, Desa Karangharja, melainkan harus berkemistri menjadi obsesi, orientasi, dan ambisi pribadi untuk hidup nan lebih baik di masa mendatang, yakni insan cendekia muslim yang memiliki cakrawala alam semesta yang tetap menjaga nilai-nilai ukhuwah nan responsif, dan inovatif, demi tercipta kehidupan sejahtera, fid dunya wal akhirat. Terakhir, kami ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh warga Desa Karangharja yang telah berkenan menerima mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melakukan program KKN serta para pemuka desa dan pemuka agama Desa Karangharja. Penghargaan setinggi-tingginya tak lupa kami ucapkan kepada pihak pemerintah desa yang telah memberi izin sehingga kegiatan KKN Casuarina dapat berjalan dengan baik dan didukung penuh oleh warga. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Karangharja, 19 September 2016 Dosen Pembimbing KKN Kelompok 154
Mukmin Suprayogi, M.Si
Karangharja, Desa di Ujung Senja | xxiii
BAB I PENDAHULUAN A.
Dasar Pemikiran Indonesia adalah negeri yang sarat makna. Di dalamnya terkandung sejarah panjang, gagasan, harapan dan cita-cita yang luhur serta semangat juang yang tinggi dan kerelaan berkorban untuk negeri tercinta. Sejarah mencatat api semangat pernah berkobar 71 tahun yang lalu, demi cita-cita Indonesia merdeka. Hal itu bukan berarti api itu telah padam. Namun generasi muda saat ini masih memiliki semangat api juang yang tinggi. Tangan generasi muda menjadi penyambung perjuangan para pahlawan sebelumnya, meskipun perjuangan kami bukanlah melawan penjajah. Terlebih, Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena dampak globalisasi, yang memaksa pembangunan dalam segala aspek dan berakselerasi dengan waktu. Indonesia kini mengalami pembangunan yang begitu pesat guna mengarah pada cita-cita bangsa yaitu sebagai bangsa yang maju, unggul dan berpengaruh di mata dunia. Pembangunan tersebut mencakup pembangungan infrastruktur, sumber daya alam dan juga sumber daya manusia. Dalam membangun sumber daya manusia, tidak hanya perlu memperhatikan segi kuantitas, tetapi juga dari segi kualitas. Lemahnya kualitas sumber daya manusia yang dihadapi bangsa ini tentu menjadi kendala untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Demi mewujudkan cita-cita bangsa tersebut, segala potensi manusia harus terus digali dan dikembangkan dengan cara meningkatkan pengetahuan dan pendidikan mereka, kemudian dikembangkan dan diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat sehingga terciptanya masyarakat yang kreatif, cerdas, dinamis dan inovatif. Salah satu cara untuk mewujudkan cita-cita tersebut adalah dengan peran aktif mahasiswa dalam rangka membangun bangsa. Mahasiswa memposisikan dirinya sebagai media transformasi dan informasi untuk mengunggah kepedulian sosial masyarakat untuk dapat sama-sama membangun masyarakat yang memiliki kualitas dan kuantitas yang baik. Peran seluruh lapisan masyarakat sangat penting. Khususnya mahasiswa sebagai agen perubahan yang mengemban tanggung jawab yang besar harus berperan aktif dalam membangun bangsa ini. Kuliah Kerja Nyata 1
(KKN) menjadi salah satunya. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi salah satu institusi yang memiliki Tri Dharma Perguruan Tinggi yang salah satunya adalah pengabdian masyarakat. Di mana setiap warga kampus memiliki tanggung jawab yang besar dalam pembangunan masyarakat. KKN menjadi contoh nyata di mana mahasiswa terjun ke desa-desa untuk ikut membantu proses pembangunan. Dengan demikian pelaksanaan KKN ini diharapkan mampu untuk mengikuti derap langkah pembangunan yang semakin dinamis untuk meningkatkan sumber daya manusia baik bagi mahasiswa maupun bagi masyarakat dalam pemanfaatan dan pengolahan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Kuliah Kerja Nyata sebagai suatu studi yang dilakukan di tengah-tengah masyarakat guna mengimplementasikan keilmuan yang dimiliki oleh setiap mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu yang untuk selanjutnya dapat diterapkan di tengah-tengah masyarakat. Untuk itu, kami mahasiswa lintas Fakultas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, bermaksud menjalankan program Kuliah Kerja Nyata Tahun Akademik 2016 di bawah bimbingan PPM dan dosen pembimbing yang bertempat di Kabupaten Tangerang. Sebagai mahasiswa yang telah dibekali dengan ilmu yang didapat, sudah sepantasnya untuk kembali menyumbangkan ilmu dan kemampuan yang ada pada lingkungan masyarakat yang disesuaikan dengan kebutuhan dan ketidakberdayaan masyarakat tersebut. Oleh karena itu, harapan kami sebagai mahasiswa dapat membangun dan memberikan perubahan terhadap Indonesia melalui program KKN ini. Di tempat indah seperti Desa Karangharja tempat kami 12 orang mahasiswa dan mahasiswi dari UIN Jakarta akan melakukan pengabdian, desa di mana setiap ufuk senja selalu memberikan keindahan yang tiada tara. Itulah mengapa kami menamai judul buku ini dengan Karangharja, Desa di Ujung Senja desa yang berada di ujung Kabupaten Tangerang dengan senjanya yang indah. Kami berharap desa ini nantinya akan menjadi desa yang indah seperti senja di setiap sorenya. B.
Kondisi Umum Desa Karangharja Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016 dilaksanakan mulai tanggal 25 Juli 2016 sampai 25 Agustus 2016. Salah satu tempat pelaksanaan kegiatan KKN 2 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
adalah di Desa Karangharja, Cisoka, Tangerang. KKN di Desa Karangharja, Cisoka, Tangerang diikuti 12 peserta dari berbagai fakultas. KKN ini dituntut untuk melaksanakan tiga program kerja utama yakni infrstruktur, ekonomi, dan sosial budaya. Salah satu kegiatan di bidang ekonomi yang dilaksanakan di Desa Karangharja adalah kegiatan pelatihan keterampilan wirausaha dari barang bekas. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif warga lewat home industry, di mana sasaran kegiatan pelatihan ini adalah ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai kemauan kuat untuk bisa dan maju dengan berbagai macam kegiatan yang kami laksanakan di sana. Berdasarkan posisi geografis, Desa Karangharja dapat ditempuh dari Ibu Kota Jakarta dengan jarak 59,7 km dan menghabiskan waktu 3 jam perjalanan, sedangkan jika dari UIN Syarif Hidayatullah sendiri ditempuh dengan jarak 54,7 km ditempuh dalam waktu 1 jam 20 menit. Kecamatan Cisoka terletak di Kabupaten Tangerang sebelah timur, dengan luas wilayah ± 228 hektar.1 Karangharja adalah sebuah tempat yang menarik dan membuat kami bersemangat untuk benar-benar bisa memberikan yang terbaik dari apa yang kami miliki. Tentunya kami tidak sendirian, ada sahabat-sahabat yang baik hati yang juga sama hebatnya dalam menjalankan program ini semua. Kami memiliki kesempatan banyak untuk belajar dari masyarakat lokal tentang usaha, bisnis, kebersahajaan, toleransi, perjuangan, dan rela berkorban. Persepsi awal yang kami bawa adalah prasangka yang baik serta penuh harap bahwa desa ini dapat diajak kerja sama dalam membawa Indonesia lebih baik. C.
Permasalahan Beberapa hal yang cukup menjadi persoalan di Desa Karangharja antara lain adalah sebagai berikut : 1. Bidang Pendidikan Tidak adanya SMPN dan SMAN, di mana ketika ada seseorang yang dengan keterbatasan biaya ingin sekolah, mereka harus menunda
Profil Desa Karangharja tahun 2015, Dokumen dalam bentuk file yang diberikan kepada Sekertaris Desa Karangharja pada 12 Agustus 2010. 1
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 3
keinginannya tersebut, sebab bila disekolahkan di sekolah swasta relatif mahal biayanya. 2. Bidang Kesehatan Hanya tersedia satu buah puskesmas yang berjarak cukup jauh dari Desa Karangharja yang membuat masyarakat kurang memperhatikan pentingnya menjaga kesehatan dan melakukan pengobatan jika gejala penyakit menyerang. 3. Bidang Sosial Kurangnya perhatian anak-anak di kalangan pemuda maupun tua di Desa Karangharja untuk membuat KTP, padahal usia mereka adalah usia yang sudah seharusnya memiliki KTP, sehingga hal ini akan lebih baik bila diperhatikan oleh pemimpin desa setempat dan tidak terdapatnya rekapan tentang kondisi desa yang membuat pendatang bingung jika ingin melihat data tentang bagaimana kondisi Desa Karangharja. 4. Bidang Ekonomi Masih banyaknya nomor pengangguran di kalangan remaja Karangharja dan masih banyaknya warga yang hanya bergantung menjadi buruh pabrik ataupun menggarap sawah/ladang milik orang lain sehingga membuat ekonomi mereka hanya berputar di sekitar itu saja. 5. Bidang Infrastruktur Kurang efektifnya penggunaan aula dan penjagaan inventaris yang masih harus diteliti dengan seksama. D.
Profil Kelompok KKN-PpMM 154 Arti nama dan Logo Kelompok
Gambar 1.1: Gambar Logo Casuarina.
Casuarina adalah nama kelompok KKN-PpMM 154. Casuarina adalah akronim dari Cita-cita dan Inovasi untuk Negeri Tercinta. Nama Casuarina diambil dari bahasa latin yang merupakan nama ilmiah untuk pohon cemara.
4 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Pohon cemara memiliki filosofi untuk tumbuh berdampingan tapi berjarak agar tak saling menginjak, tetap hidup bersama tapi tak saling menyakiti. Dengan hasil perumusan nama kelompok, visi dan misi serta tujuan kegiatan, maka kami membuat logo yang mencerminkan identitas dari kelompok KKN Casuarina. Dari setiap elemen yang ada pada logo memiliki filosofi sebagai berikut: Nama Casuarina, merupakan identitas kelompok kami, yaitu kelompok 154. Pohon, menandakan keteduhan, manfaat dan kehidupan. Kemudian pada batang pohon dibuat menyerupai orang yang memiliki arti, harapan kelompok kami yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Daun-daun memiliki warna yang berbeda-beda menandakan keragamaan fakultas, suku, dan ciri khas masing-masing yang dimiliki oleh anggota kelompok KKN Casuarina yang akhirnya bersatu seperti sebuah pohon. Kelompok KKN Casuarina terdiri dari 12 orang dari latar belakang fakultas yang berbeda. Angga Saputra adalah mahasiswa Jurusan Matematika di Fakultas Sains dan Teknologi (FST). Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang ilmu pengetahuan terutama Ilmu Matematika Murni. Selain itu, ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti: desain grafis, olahraga dan teknologi. Posisi dia saat ini adalah ketua kelompok. Sarah Hanan Sahara adalah mahasiswa Jurusan Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang ilmu sosial terutama Ilmu Sosiologi. Selain itu, ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti: administrasi dan olahraga. Posisi dia saat ini adalah sekretaris kelompok. Anifah Ayu Fitriyah adalah mahasiswa Jurusan Perbandingan Agama di Fakultas Ushuludin (FU). Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang ilmu agama terutama Ilmu Perbandingan Agama. Ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti: mengajar, olahraga dan modelling. Posisi dia saat ini adalah bendahara kelompok. Ema Herviana adalah mahasiswa Jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang ilmu ekonomi terutma Ilmu Akuntansi. Ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti: mengajar, memasak, olahraga dan pembuatan laporan Karangharja, Desa di Ujung Senja | 5
keuangan. Posisi dia saat ini adalah divisi hubungan masyarakat (humas) kelompok. Agung Wahyu Prasetyo adalah mahasiswa Jurusan Akhwal Assyakhsiyyah di Fakultas Syariah dan Hukum (FSH). Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang ilmu hukum terutama Ilmu Hukum Keluarga. Ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti: olahraga, teknik kelistrikan dan pertukangan. Posisi dia saat ini adalah divisi perlengkapan kelompok. Alfian Aji adalah mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM). Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang ilmu komunikasi terutama Ilmu Komunikasi Islam. Ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti: komputer, penyiar, musik dan olahraga. Posisi dia saat ini adalah divisi publikasi dan dokumentasi. Sumi Sumiati adalah mahasiswa Jurusan Kimia di Fakultas Sains dan Teknologi (FST). Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang ilmu pengetahuan terutama Ilmu Kimia Murni. Ia juga berkompeten pada jenisjenis keterampilan seperti: mengajar, menulis, dan membaca puisi. Posisi dia saat ini adalah divisi akomodasi kelompok. Shalahuddin Al Qadr adalah mahasiswa Jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang ilmu ekonomi terutama Ilmu Akuntansi. Ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti: mengajar, public speaking, dan desain. Posisi dia saat ini adalah divisi acara kelompok. Irfan Rizki Nuryanto Haas adalah mahasiswa Jurusan Manajemen Haji dan Umrah di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM). Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang ilmu komunikasi terutama Ilmu Manajemen Dakwah Haji dan Umroh. Ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti: mengajar dan qira’ah. Posisi dia saat ini adalah divisi acara kelompok. Siti Nurkomara adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan di Fakultas Adab dan Humaniora (FAH). Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang ilmu sastra terutama Ilmu Perpustakaan. Ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti: mengajar, mengaji dan kepustakaan. Posisi dia saat ini adalah divisi konsumsi kelompok. 6 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Ahmad Sofyan adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan di Fakultas Adab dan Humaniora (FAH). Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang ilmu sastra terutama Ilmu Perpustakaan. Ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti: pemrograman, olahraga dan desain. Posisi dia saat ini adalah divisi akomodasi kelompok. Muhammad Hafizh Rahim adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan di Fakultas Adab dan Humaniora (FAH). Ia memiliki kompetensi akademik pada bidang ilmu sastra terutama Ilmu Perpustakaan. Ia juga berkompeten pada jenis-jenis keterampilan seperti: mengajar, olahraga dan story telling. Posisi dia saat ini adalah divisi perlengkapan kelompok. E.
Fokus dan Prioritas Program Berdasarkan hasil identifikasi masalah, Kelompok KKN Casuarina menyusun prioritas program dan kegiatan untuk membantu masyarakat dalam mengurangi permasalahan di Desa Karangharja. Dalam melaksanakan kegiatan KKN ini, kami telah membuat sejumlah kegiatan berdasarkan kondisi Desa Karangharja dan sesuai dengan potensi anggota KKN Casuarina. Adapun program-program yang kami berikan, antara lain: Tabel 1.1: Bidang dan Program KKN
Fokus Permasalahan
Bidang Pendidikan
Bidang Kesehatan
Bidang Sosial Bidang Ekonomi
Prioritas Program dan Permasalahan Karangharja Berwawasan − Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) − Science is Fun − Sekolah Rakyat − Penyuluhan Perpustakaan Sekolah − Taman Baca Masyarakat (TBM) − Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) Karangharja Sehat dan Bersih − Penyuluhan dan Praktik Mencuci Tangan − Kegiatan Pelayanan Posyandu − Penyuluhan NAPZA Karangharja Bersahaja − Penyelenggaraan HUT RI ke 71 − Pembuatan Buku Desa Karangharja Preneur Karangharja, Desa di Ujung Senja | 7
− Pengolahan Limbah Menjadi Peluang Usaha − Pelatihan Bisnis Online − Pembuatan Laporan Keuangan Karangharja Maju Jaya − Pembuatan Plang Jalan − Inventaris Mushalla
Bidang Infrastruktur
F.
Sasaran dan Target Dalam menjalankan program-program yang telah kami buat untuk Desa Karangharja, tentulah perlu adanya pemikiran dalam menentukan sasaran dan target apa yang hendak dicapai, berikut adalah penjabarannya: Tabel 1.2: Sasaran dan Target
No 1.
Kegiatan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Sasaran Guru- guru SDN Karangharja 1
2.
Science is Fun
Siswa-siswi SDN Karangharja 1
3.
Sekolah Rakyat
Anak-anak TK, SD/MI, dan SMP di Desa Karangharja
4.
Penyuluhan Perpustakaan Sekolah
Guru-guru dari 3 sekolah di Desa Karangharja
8 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Target 15 orang guru SDN Karangharja 1 terbantu dalam kegiatan belajar mengajar siswa dan siswinya 25 siswa-siswi SDN Karangharja 1 mendapatkan materi tambahan pelajaran sains dasar. 30 anak TK SD/MI, dan SMP di Desa Karangharja mendapatkan materi tambahan di luar jam sekolah. 6 guru dari 3 sekolah di Desa Karangharja terbantu dalam
5.
Taman Baca Masyarakat (TBM)
Taman Baca
6.
Taman Pendidikan alQur’an (TPQ)
Anak-anak di Desa Karangharja
7.
Penyuluhan dan Praktik Mencuci Tangan
Siswa-siswi SDN Karangharja 1
8.
Kegiatan Pelayanan Posyandu
Tim Medis Posyandu Brokoli
memahami pengelolaan sistem perpustakaan yang baik dan benar. 1 taman baca tersedia di Desa Karangharja. 30 anak di Desa Karangharja mendapatkan materi tambahan mengenai ilmu agama. 80 siswa-siswi SDN Karangharja 1 mendapatkan informasi pentingnya menjaga kebersihan diri sejak dini dan praktik tentang bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar. 8 orang tim medis Posyandu Brokoli terbantu dalam melakukan pelayanan kesehatan untuk balita dan ibu hamil
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 9
9.
Penyuluhan NAPZA
10.
Penyelenggaraan HUT RI ke 71
11.
Pembuatan Buku Desa
12.
Pengelolaan Limbah Menjadi Peluang Usaha
13.
Pelatihan Bisnis Online
Siswa-siswi SMPI Insan Ma’arif
50 siswa-siswi SMPI Insan Ma’arif mendapatkan informasi mengenai bahaya narkoba, prikotropika dan zat adiktif. Warga Desa 180 warga Desa Karangharja Karangharja dan dan SDN SDN Karangharja 1 Karangharja 1 terbantu dalam penyelenggaraan perlombaan HUT RI ke 71. Sekretaris Desa 1 Sekretaris Desa Karangharja Karangharja terbantu dalam peringkasan kondisi desa dalam bentuk sebuah buku. Warga Desa 50 warga Desa Karangharja Karangharja mendapatkan pengetahuan tentang bahaya limbah dan memberikan pelatihan dalam memanfaatkan limbah tersebut menjadi barang bernilai jual. Warga Desa 50 orang warga Karangharja Desa Karangharja mendapatkan
10 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
14.
Pembuatan Laporan Keuangan
Pengusaha di Desa Karangharja
15.
Pembuatan Plang Nama Jalan
Plang Jalan
16.
Penyediaan Inventaris Rumah Ibadah
Masjid di Desa Karangharja
informasi mengenai cara mengembangkan bisnis online, baik bagi mereka yang tidak memiliki modal maupun yang sudah memiliki modal. 25 pengusaha di Desa Karangharja mendapatkan informasi mengenai cara pembuatan laporan keuangan yang baik dan benar. 7 buah plang jalan tersedia di 5 lokasi jalan utama di Desa Karangharja 1 masjid di Desa Karangharja mendapatkan sarana pra-sarana beribadah.
G.
Jadwal Pelaksanaan Program Pelaksanaan program KKN-PpMM Casuarina ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu yang pertama: Pra KKN-PpMM, kedua: Implementasi Program di Lokasi KKN Desa Karangharja, ketiga: Laporan dan Evaluasi Program. 1. Pra-KKN PpMM 2016 (Mei-Juli 2016) Tabel 1.3: Pra KKN 2016
No Urutan Kegiatan 1 Pembentukan Kelompok 2 Penyusunan Proposal
Waktu Mei 2016 Mei-Juni 2016
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 11
2.
3 Pembekalan Mei 2016 4 Survei Mei-Juli 2016 5 Pelepasan 25 Juli 2016 Pelaksanaan Program di Lokasi KKN (25 Juli-25 Agustus 2016) Tabel 1.4: Pelaksanaan Program KKN
3.
No Urutan Kegiatan Waktu 1 Pembukaan di Lokasi KKN 27 Juli 2016 2 Pengenalan Lokasi dan Masyarakat 28 Juli 2016 3 Implementasi Program 29 Juli 2016 4 Penutupan 25 Agustus 2016 5 Kunjungan Dosen Pembimbing 10 Agustus 2016 Laporan dan Evaluasi Program (September-Desember 2016) Tabel 1.5: Laporan dan Evaluasi
No 1 2 3 4
H. 1.
Urutan Kegiatan Waktu Penyusunan Buku Laporan Hasil 1 Sept-15 Okt 2016 KKN-PpMM Penyelesaian dan Pengunggahan Film 1 Sept-15 Okt 2016 Dokumenter Pengesahan dan Penerbitan Buku Juli 2017 Laporan Pengiriman Buku Laporan Hasil KKNJuli 2017 PpMM
Pendanaan dan Sumbangan Pendanaan Tabel 1.6: Asal Dana
No 1
Uraian Asal Dana Jumlah Kontribusi mahasiswa anggota Rp12.000.000,kelompok, @1.000.000,2 Dana penyertaan Program Rp5.000.000,Pengabdian Masyarakat oleh Dosen (PpMD 2016) Total Rp17.000.000,2. Sumbangan Tabel 1.7: Asal Sumbangan
No Uraian Asal Sumbangan 1 Dompet Dhuafa Republika 2 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia 12 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Bentuk/Jumlah Rp250.000,42 Buku Bacaan
I.
Sistematika Penyusunan Berikut ini adalah sistematika penulisan yang akan dibuat:
BAB I. Pendahuluan Pada bab ini penulis akan menjelaskan gambaran umum dari pelaksanaan kegiatan KKN kelompok 154 di Desa Karangharja. Dengan demikian, tim penyusun buku dapat menunjukan alasan mengapa melakukan KKN di Desa Karangharja. Adapun rincian pada bab I terdiri dari: dasar pemikiran, kondisi umum Desa Karangharja, permasalahan, profil kelompok KKN 154, fokus dan prioritas program, sasaran dan target, jadwal pelaksanaan program, pendanaan dan sumbangan dari kegiatan yang akan dilakukan. BAB II. Metode Pelaksanaan Program Pada bab ini penulis akan menjelaskan metode yang digunakan dalam pelaksanaan program. Metode tersebut terbagi menjadi dua, yaitu, metode curah pendapat dan Focus Group Discussion. Metode yang pertama akan menguraikan hal-hal terkait dalam memperoleh informasi yang dilakukan oleh para peserta KKN dalam lingkungan masyarakat. Untuk metode yang kedua, pendekataan yang dilakukan adalah pendekatan Focus Group Discussion. BAB III. Kondisi Wilayah Karangharja Pada bab ini akan dijelaskan secara singkat lokasi tempat KKN, yaitu Desa Karangharja. Penjelasan tentang desa akan dimulai dari sejarah singkat Desa Karangharja, letak geografis, struktur penduduk dan sarana dan prasarana yang tersedia di Desa Karangharja. BAB IV. Deskripsi Hasil Pelayanan Dan Pemberdayaan Pada bab ini penulis akan menjelaskan deskripsi hasil pelayanan dan pemberdayaan. Deskripsi dimulai dari pembuatan kerangka pemecahan masalah dalam bentuk analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities dan Threaths). Setelah kerangka berpikir, akan diuraikan bentuk hasil kegiatan pelayanan dan pemberdayaan pada masyarakat dalam bentuk tabel yang disertai dengan gambar kegiatan. Karangharja, Desa di Ujung Senja | 13
BAB V. Penutup Pada bab ini penulis akan mengambil kesimpulan dari seluruh kegiatan yang telah dilakukan, baik yang mengindikasikan keberhasilan atau ketidakberhasilan secara umum dan selanjutnya akan disertai dengan rekomendasi yang berisi hal-hal apa saja yang harus direkomendasikan kepada pemerintah setempat, PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pemangku kebijakan di tingkat kecamatan dan kabupaten dan untuk kelompok KKN-PpMM selanjutnya yang akan ditempatkan di Desa Karangharja.
14 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
BAB II METODE PELAKSANAAN PROGRAM A.
Metode Intervensi Sosial Intervensi Sosial biasa diartikan sebagai cara atau strategi memberikan bantuan kepada masyarakat, baik itu individu, kelompok, maupun komunitas. Istilah intervensi sosial banyak digunakan dalam praktik di lapangan pada bidang pekerjaan sosial, psikologi, dan kesejahteraan sosial. Tujuan adanya intervensi sosial yakni untuk memperbaiki fungsi sosial kelompok sasaran perubahan. Bila kondisi fungsi sosial seseorang itu baik maka berimplikasi pada kondisi kesejahteraannya. Sehingga intervensi sosial sendiri bisa dikatakan sebagai upaya membantu masyarakat yang mengalami gangguan baik secara internalnya maupun secara eksternalnya yang menyebabkan seseorang itu tidak dapat menjalankan peran sosialnya sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat. Menurut cara pandang Isbandi Rukminto Adi metode intervensi sosial adalah perubahan terencana yang dilakukan oleh pelaku perubahan terhadap berbagai sasaran perubahan yang terdiri dari level mikro, level mezzo, dan level makro.2 Menurut Louise C. Johnson metode intervensi sosial bertujuan untuk memperbaiki fungsi sosial individu, kelompok, maupun masyarakat yang merupakan sasaran perubahan. Ketika fungsi sosial seseorang baik, diasumsikan bahwa kondisi kesejahteraannya akan mudah dicapai. Di mana kesejahteraan sosial dapat terwujud apabila jarak antara harapan dan kenyataan tidak terlalu lebar. Melalui metode ini, Louise berharap hambatan sosial yang dihadapi kelompok sasaran perubahan akan mudah diatasi. Dengan kata lain, memperkecil jarak antara harapan dan kondisi kenyataan klien.3 Menurut Miftachul Huda metode intervensi sosial dapat pula diartikan sebagai suatu upaya untuk memperbaiki fungsi sosial dari sasaran
Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta, PT Rajagrafindo Persada, 2008), hlm. 49 2
Louise C. Johnson, Praktik Pekerjaan Sosial (Suatu Pendekatan Generalist), terj. Tim Penerjemah STKS Bandung (Bandung, 2011), hlm. 52 3
15
perubahan yang dalam hal ini terdiri dari individu, kelompok, maupun masyarakat.4 Sedangkan Edi Suharto menjelaskan adapun pelaksanaan dalam pekerjaan sosial, intervensi sosial dapat dibagi menjadi tiga level yaitu intervensi mikro, intervensi mezzo, dan intervensi makro.5 1. Intervensi mikro adalah keahlian pekerja sosial untuk mengatasi masalah yang dihadapi individu dan keluarga. 2. Intervensi mezzo adalah keahlian pekerja sosial untuk mengatasi masalah yang dihadapi kelompok dan organisasi. 3. Intervensi makro adalah keahlian pekerja sosial untuk mengatasi masalah yang dihadapi komunitas, masyarakat, dan lingkungan atau sistem sosialnya. Fungsi dilakukannya metode intervensi sosial dalam pekerjaan sosial, di antaranya: 1. Mencari penyelesaian dari klien masalah secara langsung yang tentunya dengan metode-metode pekerjaan sosial. 2. Menghubungkan klien dengan sumber sistem. 3. Membantu klien menghadapi masalahnya. 4. Menggali potensi dari dalam diri klien sehingga bisa membantunya untuk menyelesaikan masalahnya. B.
Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan masyarakat di lokasi KKN dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, salah satunya adalah pendekatan pemecahan masalah atau yang biasa disebut dengan problem solving approach. Made Wena berpendapat bahwa “Problem solving approach adalah petunjuk melakukan suatu tindakan yang berfungsi untuk membantu seseorang dalam menyelesaikan suatu permasalahan.”6 4 Miftachul Huda, Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2009), hlm. 40 5 Edi Suharto,
Pekerja Sosial di Dunia Industri (Bandung, PT Refika Aditama, 2007), hlm.
4 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet. IV, hlm. 61 6
16 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Secara operasional, tahap-tahap problem solving approach terdiri atas empat tahap, yaitu: 1. Memahami masalah 2. Membuat rencana penyelesaian 3. Melaksanakan rencana penyelesaian 4. Memeriksa kembali hasilnya Sedangkan, menurut Eva Nugraha: “tahap-tahap implementasi pendekatan pemecahan masalah dalam pengembangan masyarakat terdiri atas lima tahap, yaitu:”7 1. Identifikasi masalah Identifikasi masalah adalah suatu kepekaan, sebagai bagian dari komunitas yang terpengaruh oleh masalah yang ada. 2. Menggerakkan sumber daya yang diperlukan Menggerakkan sumber daya yang diperlukan dilakukan untuk mengaktifkan beragam jenis kemampuan warga komunitas, mengaktifkan enerji dan imajinasi sebagai suatu proses penting dalam pengembangan komunitas. 3. Perencanaan program pengembangan masyarakat Perencanaan disini membutuhkan semua faktor yang mempengaruhi komunitas. Dalam kerangka perencanaan warga komunitas harus mempunyai kesempatan untuk mengkritik dan memberikan saran membangun. 4. Pemecahan masalah Pemecahan masalah adalah tindakan nyata dari perencanaan program. Dalam hal ini, perencanaan diimplementasikan langsung pada sasaran. 5. Evaluasi Dalam setiap pengaplikasian rencana mungkin tidak akan berjalan sesuai rencana. Terdapat masalah-masalah baru yang mungkin timbul. Oleh karena itu, evaluasi sangat penting untuk mempertimbangkan apakah tujuan terlaksana dengan baik atau tidak. Selain itu, evaluasi juga diperlukan
Eva Nugraha, Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM 2016 (Ciputat: Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, 2016), hlm. 24 7
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 17
agar selanjutnya kesalahan yang sama tidak terulang dan program dapat berjalan lebih baik daripada sebelumnya.
18 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
BAB III KONDISI DESA KARANGHARJA KECAMATAN CISOKA A.
Sejarah Singkat Desa Karangharja Desa Karangharja, Kecamatan Cisoka Tangerang berdiri pada tahun 1993. Awalnya desa ini bagian dari wilayah Desa Cempaka kemudian oleh Bapak Masyudi, Desa Karangharja ini memisahkan diri dari Desa Cempaka dan membentuk desa baru yaitu Desa Karangharja, dengan tujuan bisa membangun desa yang mandiri untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Jadi bisa dikatakan Desa Karangharja merupakan perpecahan dari Desa Cempaka. Selama 5 tahun desa ini dipimpin oleh Pak Masyudi sebagai kepala desa pertama di desa ini (1993-1998), kemudian dilanjutkan oleh Pak Hamdani (1998-2003), Pak Didi (2003-2008), Pak Syafe’I (2008-2013), dan sekarang oleh H. Aliyah (2014- Sekarang ).8 Alasan Desa ini bernama Karangharja adalah karena adanya sejarah Nyi Mas Cempaka. Dulu ditemukan adanya kuburan keramat Nyi Mas Cempaka di Desa Karangharja. Cerita dulu menyebutkan bahwa Nyi Mas Cempaka senang membawa-bawa karang. Karang-karang ini berada di Cempaka bukan di Karangharja. Desa Cempaka sering juga disebut Kampung Cikarang. Entah bagaimana kelanjutan ceritanya, melalui diskusi pejabat setempat disepakatilah nama desa tersebut yaitu Desa Karangharja. B.
Letak Geografis Data Monografi Desa: 1. Nama Desa : Desa Karangharja 2. Nomor Kode Pos : 15730 3. Kecamatan : Cisoka 4. Kabupaten/ Kota : Tangerang 5. Provinsi : Banten Berdasarkan hasil survei, Karangharja memiliki luas wilayah 2.285 Km2. Dengan rincian 140 Ha merupakan wilayah persawahan, dan 130 Ha perkebunan dan 35 Ha lahan non pertanian. Desa Karangharja merupakan didaerah dataran rendah. Memiliki batas wilayah: Sebelah Utara : Desa Bojong Loa 8 Wawancara
pribadi dengan Capang, Banten, 10 Agustus 2016.
19
Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur
: Desa Cempaka : Desa Carenang dan Desa Cempaka : Desa Carenang
Gambar 3.1: Peta Desa Karangharja, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang
Gambar 3.2: Peta Jangkauan Wilayah Pengabdian, Desa Karangharja, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang
20 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
C.
Struktur Penduduk Penduduk Desa Karangharja berdasarkan data terakhir hasil Sensus Penduduk tahun 2015 dengan jumlah penduduk sebanyak 5.229 jiwa. Dari jumlah penduduk 5.229 jiwa terdapat 2.691 jiwa yang berjenis kelamin lakilaki, 2.538 jiwa berjenis kelamin perempuan. Dengan didominasi oleh penduduk yang berusia lanjut sebanyak 1.614 jiwa.9 1. Kondisi Penduduk menurut Jenis Kelamin Jumlah Penduduk 3,000
2,691
2,538
2,500 2,000
1614
Laki-laki
1,500
Perempuan
1,000
Usia Lanjut
500 0 Laki-laki
Perempuan
Usia Lanjut
Gambar 3.3: Histogram Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
2.
Kondisi Penduduk menurut Agama Desa Karangharja memiliki mayoritas kepala keluarga beragama islam. Hanya ada dua kepala keluarga yang beragamakan non muslim. Kondisi ini didukung oleh sarana dan pra sarana masjid, mushalla dan majlis ta’lim. 3. Kondisi Penduduk menurut Ekonomi Tabel 3.1: Mata Pencaharian Penduduk Karangharja
No 1. 2. 3.
Jenis Pencaharian Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pensiunan PNS/TNI Peternak Jumlah
Jumlah 13 8 180 201
Profil Desa Karangharja tahun 2015, Dokumen dalam bentuk file yang diberikan kepada Sekertaris Desa Karangharja pada 12 Agustus 2010. 9
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 21
Ekonomi 200
180
150 PNS 100 50
Pensiunan PNS Peternak 13
8
PNS
Pensiunan PNS
0
Peternak
Gambar 3. 4: Histogram Penduduk Berdasarkan Tingkat Ekonomi
Penduduk Desa Karangharja didominasi oleh buruh, petani, karyawan, dan pedagang. Tetapi masih banyak dari mereka menggarap sawah maupun ternak milik warga lainnya. Data yang kami dapat dari kelurahan setempat memang minim sekali dan sulit, terkadang data yang kami butuhkan pun tidak tersedia, hanya terdapat data di atas, akan tetapi setelah mengamati kondisi langsung yang ada di sana menunjukkan bahwa masyarakat Desa Karangharja berada pada tingkat masyarakat menengah ke bawah. 4. Kondisi Pendidikan No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Tabel 3. 2: Tingkat Pendidikan Penduduk Karangharja Tingkat Pendidikan Penduduk Jumlah
Tidak Tamat Sekolah Tamat SD / Sederajat Tamat SMP / Sederajat Tamat SMA / Sederajat Tamat akademik / Sederajat Tamat Perguruan Tinggi / Sederajat Buta Huruf Jumlah
22 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
102 100 130 170 20 33 13 568
Tingkat Pendidikan 170
200 150
102
100
Tidak Tamat Sekolah
130
100 20
50
33
SD/Sederajat 13
0
SMP/Sederajat SMA/Sederajat
Gambar 3.5: Histogram Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sama seperti yang kami sampaikan sebelumnya, data yang kurang lengkap hanya memberikan kami informasi seperti di atas. Menurut hasil pengamatan kami secara langsung, kondisi pendidikan di Desa Karangharja ternilai kurang karena masih adanya beberapa warga yang masih belum mengenal huruf dan masih banyaknya anak-anak yang hanya tamat di tingkat SD dan SMP. D.
Sarana Prasarana Tabel 3.3: Sarana prasarana di Desa Karangharja
Jenis Sarana Sarana Pemerintah Sarana Pendidikan
Sarana Olahraga Sarana Peribadatan
Sarana dan Prasarana Kantor Desa SD/MI Madrasah Diniyah SLTP/MTs SLTA TPA As-Syafiq Lapangan Voli Tenis Meja Mushalla Masjid
Jumlah 1 2 1 1 1 1 2 1 16 4
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 23
Gambar 3.6: Sarana Pemerintahan
Gambar 3.7: Sarana Pendidikan
24 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Gambar 3.8: Sarana Peribadatan
Gambar 3.9: Sarana Olahraga
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 25
“Hidup hanya sekali, maka manfaatkanlah sebaik-baiknya” Ema
26 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
BAB IV DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN DI DESA KARANGHARJA A.
Kerangka Pemecah Masalah Dalam mempermudah analisis terhadap satu per satu permasalahan desa dapat dilakukan dengan menggunakan metode analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, and Threaths). Metode analisis SWOT adalah metode praktis yang digunakan untuk mencari tahu kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan hambatan dari setiap permasalahan. Dalam satu permasalahan, dapat digali kekuatan atau potensi yang memang sudah dimiliki, kemudian dicari tahu kelemahan yang ada sehingga hal tersebut menjadi satu permasalahan. Lebih jauh lagi, upaya pemecahan masalah digali melalui kesempatan atau dukungan suportif yang dimiliki serta meluruskan hambatan yang ada. Penjelasan permasalahan desa melalui metode analisis SWOT adalah sebagai berikut: Tabel 4.1: Matriks SWOT Bidang Pendidikan
Matriks SWOT 01. Bidang Pendidikan Internal STRENGTHS (S) Dukungan masyarakat. Antusiasme peserta didik. Fasilitas yang memadai. Adanya koordinasi dan kerja yang baik dengan pihakpihak instansi pendidikan terkait. Adanya hubungan 27
WEAKNESS (W) Banyaknya peserta didik yang belum bisa calistung. Kurangnya tenaga pengajar. Kurangnya buku bacaan untuk menunjang pendidikan. Kurangnya kesadaran orang tua tentang pentingnya pendidikan. Pergaulan anak-anak yang kurang terkontrol.
timbal balik yang baik dari guru-guru dan para akademisi di lingkungan desa. Lokasi sekolah yang dekat. Eksternal OPPOTURNITIES (O) Jarak yang lumayan dekat ke pemda tangerang. Adanya kelompok KKN Casuarina yang mampu menyediakan sejumlah buku bacaan. Tersedianya tenaga pengajar dari kelompok kami perihal ilmu pengetahuan, ilmu sosial, dan ilmu agama untuk membantu menunjang kegiatan belajar. THREATHS (T)
STRATEGI (SO)
STRATEGI (WO)
Membawakan pelajaran yang menarik. Menjalin hubungan baik dengan pihak sekolah. Mengajak anakanak untuk belajar. Berbagi ilmu tentang banyak hal. Bekerja sama dengan pemda setempat terkait pendistribusian buku ke taman baca yang akan dibuat agar koleksi buku bertambah.
Menyediakan buku-buku bacaan untuk dibuat taman baca di Desa Karangharja Memberikan tenaga pengajar terbaik. Memberikan pengajaran tambahan. Mengadakan acara nonton bersama.
STRATEGI (ST)
STRATEGI (WT)
28 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Arus globalisasi. Jarak ke perpustakaan nasional jauh sehingga kemungkinan sulit mendapat buku terbaru.
Pendekatan Memberikan santunan kepada orang berupa buku bacaan. tua untuk lebih Memberikan tauladan memperhatikan yang baik. anak didiknya. Memberikan bimbingan Pendekatan di luar jam sekolah. personal kepada Memberikan arahan tokoh desa tentang ilmu dan sains. untuk Memberikan membangun pengetahuan dengan pendidikan di porsi yang lebih banyak. desa menjadi lebih baik. Berkomunikasi dengan guru tentang efektifitas waktu belajar. Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun programprogram Karangharja Berwawasan sebagai berikut: 1. Taman Baca Masyarakat 2. Kegiatan Belajar Mengajar 3. Taman Pendidikan al-Qur’an 4. Sekolah Rakyat
Tabel 4.2: Matriks SWOT Bidang Ekonomi
Matriks SWOT 02. Bidang Ekonomi Internal STRENGTHS (S) Sebagian besar masyarakat Desa Karangharja terbuka dan ramah.
WEAKNESS (W) Kurangnya keahlian dalam mengolah barang bekas menjadi bermanfaat
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 29
Eksternal OPPOTURNITIES (O) Adanya lembaga dari luar desa yang dapat memberikan pelatihan kerajinan tangan. Adanya lembaga (atau SDM) dari luar desa yang dapat memberikan pelatihan pembuatan laporan keuangan.
Kebanyakan warga senang dengan halhal baru. Banyak masyarakat yang memiliki sawah dan memiliki hewan ternak serta kolam ikan. Banyak masyarakat yang memiliki usaha sendiri baik UKM kecil maupun menengah. Ibu-ibu di desa aktif dalam kegiatan PKK
Kurangnya informasi mengenai peluang usaha dengan pemanfaatan potensi desa Kurangnya pengetahuan masyarakat yang memiliki usaha dalam menyusun laporan keuangan yang baik dan benar
STRATEGI (SO)
STRATEGI (WO)
Mengajukan kerja sama dengan lembaga pelatihan kerajinan tangan yang dapat memberikan pelatihan kerajinan tangan. Mengajukan kerja sama dengan lembaga (atau SDM) pelatihan pembuatan laporan keuangan yang dapat memberikan pelatihan pembuatan laporan keuangan.
Mengadakan pelatihan kerajinan tangan. Mengadakan pelatihan pembuatan laporan keuangan. Berkomunikasi dengan pihak desa agar dapat memberikan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat seperti mengadakan Workshop tentang
30 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
THREATHS (T) Lokasi pasar yang cukup jauh. Sudah banyak makanan yang berkelas dan barang-barang seperti tas, dompet yang lebih modern.
Dibuat agenda untuk ibu-ibu PKK dan majlis ta’lim yaitu pelatihan pembuatan kerajinan tangan dengan mengolah sampah. Dibuat agenda untuk masyarakat yang memiliki usaha untuk mengikuti pelatihan pembuatan laporan keuangan. STRATEGI (ST)
pemanfaatan potensi desa.
STRATEGI (WT)
Mencari ide kreatif Selalu berusaha untuk berinovasi untuk mencari dengan bahan-bahan tahu yang ada sehingga perkembangan tetap mampu terupdate yang bersaing dengan diminati yang lain. masyarakat. Manfaatkan peluang di pasar malam atau pasar mingguan untuk menjualkan makanan dan barang hasil kerajinan tangan. Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun programprogram Karangharja Preneur sebagai berikut: 1. Pelatihan kerajinan tangan dari limbah plastik Karangharja, Desa di Ujung Senja | 31
2.
Pelatihan pembuatan laporan keuangan untuk UKM kecil dan menengah
Tabel 4.3: Matriks SWOT Bidang Kesehatan
Matriks SWOT 03. Bidang Kesehatan STRENGTHS (S)
WEAKNESS (W) Masih ada masyarakat yang belum menyadari pentingnya memeriksa kesehatan Fasilitas kurang memadai
OPPOTURNITIES (O)
Aparat desa yang bertugas di bidang kesehatan dapat diajak berkoordinasi dengan baik Lokasi posyandu dan puskesmas masih mudah dijangkau Kemampuan dalam bidang kesehatan yang baik Adanya dukungan dari warga desa untuk diadakannya program-program bidang kesehatan di desa STRATEGI (SO)
Adanya anggota KKN yang mengetahui ilmu di bidang kesehatan Adanya anggota KKN yang mempunyai
Pihak bidan desa memberikan kesempatan kepada anggota KKN untuk membantu dalam kegiatan posyandu
Internal
Eksternal
32 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
STRATEGI (WO) Anggota KKN membantu mendata masyarakat yang mengikuti kegiatan posyandu
kerabat yang berkerja di bidang kesehatan
THREATHS (T)
Pihak sekolah memberikan kesempatan kepada anggota KKN untuk memberikan penyuluhan mengenai kesehatan STRATEGI (ST)
Anggota KKN memberikan penyuluhan kepada anak-anak sekolah mengenai pentingnya menjaga kesehatan STRATEGI (WT)
Banyaknya jajanan Mengadakan suatu Berkomunikasi yang kurang sehat kegiatan mengenai aktif dengan karena tidak kesehatan masyarakat, adanya pemerintah desa pengawasan dan aparat desa terhadap jajanan untuk lebih itu sendiri membangun kerja sama dengan Kurangnya petugas kesehatan ketersediaan waktu untuk mencakup seluruh posyandu Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun programprogram Karangharja Sehat dan Bersih sebagai berikut: 1. Penyuluhan mengenai mencuci tangan menggunakan sabun yang baik dan benar 2. Membantu pemeriksaan kesehatan bersama Posyandu Brokoli di Desa Karangharja
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 33
Tabel 4.4: Matriks SWOT Bidang Sosial
Matriks SWOT 04. Bidang Sosial Internal STRENGTHS (S)
Eksternal
Banyak pemuda yang memiliki keterampilan potensial Budaya masyarakat yang kental dengan tradisi Adanya tokohtokoh masyarakat yang dihormati STRATEGI (SO)
OPPOTURNITIES (O) Adanya mahasiswa Melakukan KKN yang dapat koordinasi yang membangun baik dan komunikasi yang mengajak tokoh baik dengan aparat masyarakat dan warga desa. untuk membantu Adanya lembaga mengajak warga dari luar desa yang lainnya dapat memberikan bergabung informasi tentang dengan kegiatan pemanfaatan kami limbah. Menyesuaikan Adanya kegiatanprogram kerja kegiatan KKN yang KKN dengan dapat meningkatkan budaya di hubungan sosial masyarakat masyarakat. Adanya fasilitas sosial yang 34 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
WEAKNESS (W) Kurangnya kegiatan gotong-royong setiap minggu. Kepedulian warga yang kurang ketika adanya kegiatan desa. Kurangnya kegiatankegiatan karang taruna
STRATEGI (WO) Mengajak masyarakat untuk ikut bergabung dengan kegiatan kelompok KKN kami dengan cara menemui secara langsung saat kegiatan tersebut akan berlangsung. Mengadakan kegiatan yang dapat memberikan warga informasi tentang pemanfaatan limbah.
mendukung seperti aula desa yang dapat digunakan warga untuk melakukan kegiatan sosial. THREATHS (T) Adanya kemajuan teknologi televisi yang banyak dimanfaatkan hanya untuk melihat sinetron. Pengaruh perkembangan internet yang dapat dimanfaatkan secara tidak baik Pengaruh budayabudaya luar yang bersifat buruk
STRATEGI (ST)
STRATEGI (WT)
Memberikan Mengajak penduduk saran yang baik untuk melaksanakan bagaimana kegiatan gotong memanfaatkan royong bersama teknologi yang dengan tokoh berdampak masyarakat positif bagi Memberikan lingkungan penyuluhan mengenai dampak limbah dan Membuat pelatihan yang penggunaan NAPZA memadukan terhadap lingkungan antara masyarakat teknologi dengan keterampilan masyarakat Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun programprogram Karangharja Bersahaja sebagai berikut: 1. Training dan Workshop Pemanfaatan Limbah. 2. Penyuluhan mengenai bahaya narkoba, psikotropika dan zat adiktif lainnya. 3. Membantu melakukan kegiatan 17 Agustus di lingkungan masyarakat setempat.
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 35
Tabel 4.5: Matriks SWOT Bidang Infrastruktur
Matriks SWOT 05. Bidang Pembangunan
Internal
Eksternal OPPOTURNITIES (O) Adanya anggota KKN yang mempunyai keahlian di bidang pembangunan Kemauan yang tinggi dari semua anggota kelompok KKN Casuarina baik wanita
STRENGTHS (S) Warga senang bergotong-royong Warga sangat mendukung segala bentuk program pembangunan Pihak pejabat setempat sangat mendukung dalam kegiatan yang berbentuk pembangunan Ketersediaan bahan bangunan yang mudah didapatkan Harga bahan bangunan yang relatif murah jika dibandingkan dengan ibukota STRATEGI (SO) Mengadakan musyawarah dengan pejabat setempat mengenai keadaan masjid serta menghitung biaya yang dibutuhkan untuk penyediaan inventaris rumah ibadah
36 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
WEAKNESS (W) Tidak tersedianya mukena di masjid Tidak adanya mushaf al-Qur’an, buku Juz ‘Amma dan Iqra di masjid Tidak tersedia lemari untuk menyimpan mukena, mushaf alQur’an, buku Juz ‘Amma dan Iqra di masjid Tidak tersedia penunjuk jalan
STRATEGI (WO) Mahasiswa menyumbang lemari untuk masjid, membeli mukena mushaf al-Qur’an, buku Juz ‘Amma dan Iqra serta membantu memperbaiki plang jalan
maupun pria Mengadakan untuk membantu musyawarah dengan melancarkan pejabat setempat setiap program mengenai keadaan pembangunan agar plang jalan serta segera menghitung biaya terselesaikan yang dibutuhkan STRATEGI (ST) THREATHS (T)
STRATEGI (WT)
Kurang Memaksimalkan dana Dalam tahap maksimalnya dana yang ada pembelian bahan pemerintah untuk Memaksimalkan menggunakan dana pembangunan kelompok yang ada waktu yang ada desa. namun dalam pengerjaannya Waktu yang dilakukan gotongterbatas untuk royong bersama kelompok KKN masyarakat Casuarina setempat sehingga sehingga tidak bisa bisa mencakup memaksimalkan keseluruhan waktu yang ada pembangunan. Dari matriks SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun programprogram Karangharja Maju Jaya sebagai berikut: 1. Pembuatan plang jalan desa 2. Inventarisasi masjid dan mushalla B.
Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat Tabel 4.6: Kegiatan Belajar Mengajar
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan
Pendidikan Karangharja Berwawasan 1 Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) SDN Karangharja 1, 29 Juli-20 Agustus 2016 4 minggu (26 pertemuan)
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 37
Tim Pelaksana
Tujuan Sasaran Target Deskripsi Kegiatan
Hasil Pelayanan Keberlanjutan Program
Sumi Sumiati, Angga Saputra, Sarah Hanan Sahara, Anifah Ayu Fitriyah, Irfan Rizki Nuryanto Haas, Shalahudin Al Qadr, Siti Nurkomara, Ema Herviana, Alfian Aji, Ahmad Sofyan, Agung Wahyu Prasetyo, dan Muhammad Hafizh Rahim. Membantu guru SDN Karangharja 1 dalam kegiatan belajar mengajar siswa dan siswinya. Guru- guru SDN Karangharja 1 15 orang guru SDN Karangharja 1 terbantu dalam kegiatan belajar mengajar siswa dan siswinya. Kegiatan ini dimulai dari pukul 07.30 hingga waktu pulang sekolah tiba yang disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran di sekolah. Beragam metode belajar disampaikan dengan cara yang menyenangkan. Khusus setiap hari Jum’at ada juga kegiatan kultum pagi, di mana semua siswa-siswi SDN Karangharja 1 dikumpulkan dalam satu kelas. Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya rebana, shalawat, tuntunan shalat, dan materi/ceramah. Hari Sabtu ada juga kegiatan olahraga bersama yaitu senam pagi dan dilanjutkan dengan mata pelajaran pengembangan diri dan lainnya. Pengembangan diri ini bertujuan untuk mengetahui minat dan bakat yang sebenarnya dimiliki dalam diri anakanak.. Kelompok KKN Casuarina diharapkan dapat menjadi seorang pengajar yang bukan hanya berbekal materi tetapi dapat memberi inspirasi kepada siswa-siswi. Diharapkan siswasiswi ini semakin termotivasi untuk giat belajar dan yakin akan cita-cita yang dimilikinya. 15 orang guru SDN Karangharja 1 terbantu dalam kegiatan belajar mengajar siswa-siswinya. Tidak berlanjut.
38 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Gambar 4.1: Kegiatan Belajar Mengajar Tabel 4.7: Science is Fun
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana
Tujuan Sasaran Target Deskripsi Kegiatan
Pendidikan Karangharja Berwawasan 2 Science is Fun SDN Karangharja 1, 6 Agustus 2016 1 hari Sumi Sumiati, Anifah Ayu Fitriyah, Irfan Rizki Nuryanto Haas, Ahmad Sofyan, dan Muhammad Hafizh Rahim. Memberi siswa-siswi SDN Karangharja 1 materi tambahan pelajaran sains dasar. Siswa-siswi SDN Karangharja 1 25 siswa-siswi mendapatkan materi tambahan pelajaran sains dasar. Science is fun merupakan rangkaian dari kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di luar kelas. Kegiatan ini diharapkan dapat mempermudah siswa-siswi untuk memahami ilmu sains melalui suatu eksperimen. Eksperimen yang dipraktikumkan antara lain lava lamp, balon pecah dengan kulit jeruk, gunung meletus, dan balon dengan gas hidrogen. Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan demonstrasi sains melalui percobaan. Melalui kegiatan ini diharapkan rasa ingin tahu dan berpikir kritis anak muncul setelah menyaksikan suatu fenomena sains yang terjadi, Karangharja, Desa di Ujung Senja | 39
Hasil Pelayanan Keberlanjutan program
sehingga mengetahui alasan ilmiah fenoma tersebut terjadi. Dalam kegiatan ini, beberapa pertanyaan disampaikan untuk mengetahui bagaimana pemahaman mereka dari percobaan serta penjelasan yang telah dilakukan. Banyak dari mereka yang berani tampil untuk menjawab pertanyaan tersebut. 25 siswa-siswi mendapatkan materi tambahan pelajaran sains dasar. Tidak berlanjut.
Gambar 4.2: Science is Fun Tabel 4.8: Sekolah Rakyat
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana
Tujuan
Sasaran
Pendidikan Karangharja Berwawasan 3 Sekolah Rakyat Karangharja, 29 Juli-20 Agustus 2016 4 minggu (26 pertemuan) Sumi Sumiati, Angga Saputra, Sarah Hanan Sahara, Anifah Ayu Fitriyah, Irfan Rizki Nuryanto Haas, Shalahudin Al Qadr, Siti Nurkomara, Ema Herviana, Alfian Aji, Ahmad Sofyan, Agung Wahyu Prasetyo, dan Muhammad Hafizh Rahim. Memberi anak-anak TK, SD/MI, dan SMP di Desa Karangharja materi tambahan di luar jam sekolah. Anak-anak TK, SD/MI, dan SMP di Desa Karangharja
40 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Target
Deskripsi Kegiatan
Hasil Pelayanan
Keberlanjutan Program
30 anak-anak TK SD/MI, dan SMP di Desa Karangharja mendapatkan materi tambahan di luar jam sekolah Salah satu kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran sekolah, berkonsep seperti tempat bimbingan belajar. Dalam kegiatan ini, kelompok kami berusaha untuk memberikan materi tambahan di luar dari jam belajar sekolah dan berharap bahwa anak-anak Desa Karangharja bisa mempelajari ulang materi yang mungkin mereka belum paham saat dijelaskan di sekolah. Kegiatan ini dilakukan sebagai wujud pengabdian diri untuk pendidikan anak. Diharapkan juga siswa-siswi ini semakin termotivasi untuk giat belajar dan yakin akan cita-cita yang dimilikinya. Kegiatan ini dimulai dengan menjelaskan materi yang belum dimengerti oleh anak-anak ketika di sekolah, selain itu ditambahkan dengan motivasi dan games sehingga membuat anakanak antusias dalam belajar. Kegiatan ini berlangsung dari pukul 15.00 sampai 17.30. 30 anak-anak TK SD/MI, dan SMP di Desa Karangharja mendapatkan materi tambahan di luar jam sekolah Tidak berlanjut.
Gambar 4.3: Sekolah Rakyat
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 41
Tabel 4.9: Penyuluhan Perpustakaan Sekolah
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan
Sasaran Target
Deskripsi Kegiatan
Pendidikan Karangharja Berwawasan 4 Penyuluhan Perpustakaan Sekolah Karangharja, 10 Agustus 2016 1 hari Angga Saputra, Alfian Aji, dan Ahmad Sofyan. Membantu guru-guru dari 3 sekolah di Desa Karangharja dalam memahami pengelolaan sistem perpustakaan yang baik dan benar. Guru-guru dari 3 sekolah di Desa Karangharja 6 guru dari 3 sekolah di Desa Karangharja terbantu dalam memahami pengelolaan sistem perpustakaan yang baik dan benar. Perpustakaan di suatu sekolah merupakan komponen yang sangat penting. Pengelolaan perpustakaan yang baik dan benar juga harus dipahami oleh sekolah untuk itu kelompok kami merasa pentingnya kegiatan ini berlangsung setelah juga melihat kondisi perpustakaan tiap sekolah di Desa Karangharja yang tak terurus dengan baik. Kegiatan ini dimulai dengan pemateri yaitu dosen pembimbing kelompok kami Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si yang kebetulan beliau merupakan Sekretaris Program Studi Ilmu Perpustakaan, beliau mengunjungi 3 sekolah yang ada di Desa Karangharja secara bergantian, dimulai dengan pemateri melihat perpustakaan di tiap sekolah kemudian pemateri memberikan saran kepada sekolah apa yang menjadi kekurangan dan yang harus diperbaiki untuk pengelolaan perpustakaan tersebut. Serta, ada kegiatan tanya jawab antar
42 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Hasil Pelayanan
Keberlanjutan Program
pemateri dan guru di sana terkait dengan pengelolaan perpustakaan. 6 guru dari 3 sekolah di Desa Karangharja terbantu dalam memahami pengelolaan sistem perpustakaan yang baik dan benar. Tidak berlanjut.
Gambar 4.4: Penyuluhan Perpustakaan Sekolah Tabel 4.10: Taman Baca Masyarakat (TBM)
Bidang
Pendidikan
Program NomorKegiatan NamaKegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana
Karangharja Berwawasan 5 Taman Baca Masyarakat (TBM) TPQ Asy-Syafiq, 10 Agustus 2016 14 hari Siti Nurkomara, Sumi Sumiati, Shalahuddin Al Qadr, Alfian Aji, Muhammad Hafizh Rahim, Anifah Ayu dan Pendiri TPQ Asy-Syafiq Menyediakan taman baca di Desa Karangharja Taman baca 1 taman baca tersedia di Desa Karangharja Taman Baca Masyarakat ini diberi nama “Casuarina” yang memiliki arti “Cita-cita dan Inovasi untuk Negeri Tercinta”. Diresmikan pada tanggal 10 Agustus 2016 bertempat di TPQ Asy-Syafiq milik Pak Masyudi. Peresmian ini dihadiri oleh Dosen Pembimbing, Pendiri TPQ As-Syafiq dan salah satu pengajar TPQ AsySyafiq. Tak lupa anak-anak TPQ Asy-Syafiq
Tujuan Sasaran Target DeskripsiKegiatan
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 43
Hasil Pelayanan Keberlajutan Program
pun ikut menghadiri acara ini. Taman Baca Masyarakat dibuka oleh dosen pembimbing kami yakni bapak Mukmin Suprayogi (Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan) dengan ditandai penyerahan paket buku kepada Pak Masyudi selaku pendiri TPQ Asy-Syafiq dan sekarang juga beliau telah menjadi pendiri Taman Baca Masyarakat Casuarina. Program Taman Baca Masyarakat (TBM) ini merupakan program unggulan kami sehingga diharapkan minat baca anak-anak dan masyarakat dapat meningkat. Beberapa hari setelah Taman Baca Masyarakat didirikan, pada saat penutupan KKN kami mengunjungi Taman Baca Masyarakat (TBM) dan kami melihat anak-anak sangat antusias dengan taman baca ini mereka melihat-lihat rak buku, mengambil bukunya kemudian membaca bukunya. Taman Baca Casuarina ini memiliki banyak koleksi buku tercatat di buku induk yakni memiliki 645 koleksi terdiri dari koleksi umum atau pengetahuan, Agama Islam, buku pelajaran, sastra novel, anak-anak, dan majalah orang tua. Di Taman Baca Casuarina, kami menyediakan buku peminjaman dan buku pengunjung taman baca. Namun dalam pendirian Taman Baca Masyarakat (TBM) ini tidaklah mudah dibutuhkan usaha dan kerja keras setiap harinya mulai dari menentukan lokasi untuk taman buku, menyeleksi ratusan buku dan mendata ratusan koleksi buku-buku, memisahkan sesuai jenis bukunya. Dibutuhkan waktu 2 minggu lebih untuk melakukannya. 1 taman baca tersedia di Desa Karangharja Berlanjut
44 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Gambar 4.5: Taman Baca Masyarakat (TBM) Tabel 4.11: Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ)
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana
Tujuan Sasaran Target Deskripsi Kegiatan
Pendidikan Karangharja Berwawasan 6 Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) Karangharja, 29 Juli-20 Agustus 2016 4 minggu (26 pertemuan) Sumi Sumiati, Angga Saputra, Sarah Hanan Sahara, Anifah Ayu Fitriyah, Irfan Rizki Nuryanto Haas, Shalahudin Al Qadr, Siti Nurkomara, Ema Herviana, Alfian Aji, Ahmad Sofyan, Agung Wahyu Prasetyo, dan Muhammad Hafizh Rahim. Memberikan materi tambahan mengenai ilmu agama kepada anak-anak di Desa Karangharja Anak-anak di Desa Karangharja 30 anak di Desa Karangharja mendapatkan materi tambahan mengenai ilmu agama. Kegiatan Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) ini merupakan tindak langsung sebagai wujud nyata mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memperdalam ilmu agama pada anak-anak di Desa Karangharja. Kegiatan ini berbentuk bimbingan belajar mengenai pendidikan agama dasar dan pembacaan Iqra dan al-Quran. Kegiatan dimulai dari pukul 17.00-18.00, dan terkadang saat sehabis shalat Magrib atau Isya pengajian baca al-Qur’an juga Karangharja, Desa di Ujung Senja | 45
Hasil Pelayanan Keberlanjutan Program
dilakukan. Pada awal sebelum kami datang KKN anak-anak banyak yang belum bisa mengaji. Kami mengajarinya mulai dengan pengenalan huruf hijaiyah, hafalan surat-surat pendek dan dilanjutkan dengan tes mengaji. Kami juga memberikan motivasi, cerita-cerita kisah Nabi, dan kami adakan banyak games, agar anak-anak tidak jenuh dengan kegiatankegitan yang kami adakan. 30 anak di Desa Karangharja mendapatkan materi tambahan mengenai ilmu agama. Tidak berlanjut.
Gambar 4.6: Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ)
Tabel 4.12: Penyuluhan dan Praktik Mencuci Tangan
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan
Sasaran
Kesehatan Karangharja Bersih dan Sehat 7 Penyuluhan dan Praktik Mencuci Tangan SDN Karangharja 1, 18 Agustus 2016 30 Menit Sarah Hanan Sahara, Anifah Ayu, Ahmad Sofyan dan Alfian Aji Memberi siswa-siswi SDN Karangharja 1 informasi pentingnya menjaga kebersihan diri sejak dini dan praktik tentang bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar. Siswa-siswi SDN Karangharja 1
46 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Target
80 siswa-siswi SDN Karangharja 1 mendapatkan informasi pentingnya menjaga kebersihan diri sejak dini dan praktik tentang bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar. Deskripsi Kegiatan Kegiatan penyuluhan dan praktik mencuci tangan ini merupakan bentuk keperdulian kelompok kami tentang betapa pentingnya menjaga kesehatan dari hal yang paling sederhana yaitu mencuci tangan. Dikarenakan banyaknya anak-anak di sana yang seakan tidak perduli jika tangannya kotor dan lalu memakan suatu makanan padahal hal tersebut dapat menimbulkan penyakit. Oleh karenanya kami ingin memberikan sedikit penyuluhan yang disertakan dengan praktik mencuci tangan agar para siswa lebih mudah menyerap sesuatu yang kita sedang ajarkan. Kegiatan ini terdiri dari 3 sesi. Sesi pertama yaitu memberikan teori tentang bahaya kuman dan pentingnya mencuci tangan menggunakan sabun, kemudian memberikan pengetahuan tentang manfaat mencuci tangan menggunakan sabun. Sesi kedua yaitu praktik mencuci tangan menggunakan sabun kepada anak, dan sesi terakhir yaitu menonton video mengenai mencuci tangan menggunakan sabun. Hasil Pelayanan 80 siswa-siswi SDN Karangharja 1 mendapatkan informasi pentingnya menjaga kebersihan diri sejak dini dan praktik tentang bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar Keberlanjutan program Tidak berlanjut.
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 47
Gambar 4.7: Penyuluhan dan Praktik Mencuci Tangan Tabel 4.13: Kegiatan Pelayanan Posyandu
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan
Sasaran Target
Deskripsi Kegiatan
Kesehatan Karangharja Bersih dan Sehat 8 Kegiatan Pelayanan Posyandu Posyandu Brokoli, 16 Agustus 2016 2 Jam Bidan Desa, Sarah Hanan dan Anifah Ayu Membantu tim medis posyandu dalam melakukan pelayanan kesehatan untuk balita dan ibu hamil Tim Medis Posyandu Brokoli 8 orang tim medis Posyandu Brokoli terbantu dalam melakukan pelayanan kesehatan untuk balita dan ibu hamil Posyandu merupakan salah satu sarana kesehatan yang umum ada di sebuah desa. Walaupun tidak bisa digunakan sebagaimana puskesmas dan rumah sakit. Posyandu biasa digunakan untuk memeriksa berat badan balita dan juga kesehatan seorang ibu hamil. Dikarenakan pentingnya posyandu di suatu desa maka dari itu kelompok kami sepakat untuk melakukan kegiatan posyandu ini. Akan tetapi, dikarenakan terdapat banyak posyandu di Desa Karangharja, kami mengubah rencana awal di mana awalnya kami berniat memanggil
48 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Hasil Pelayanan
Keberlanjutan Program
tenaga ahli untuk memeriksa kesehatan beberapa warga menjadi memberikan bantuan tenaga kepada salah satu posyandu yaitu Posyandu Brokoli berupa bantuan melayani pemberian imunisasi dan pemeriksaan perkembangan anak, juga memberikan vitamin untuk ibu hamil. 8 orang tim medis Posyandu Brokoli terbantu dalam melakukan pelayanan kesehatan untuk balita dan ibu hamil Tidak berlanjut
Gambar 4.8: Kegiatan Pelayanan Posyandu Tabel 4.14: Penyuluhan NAPZA
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana
Sosial Karangharja Bersahaja 9 Penyuluhan NAPZA Karangharja, 9 Agustus 2016 1 jam 30 menit Shalahuddin Al Qadr, Angga Saputra, Irfan Rizki, Agung Wahyu, Alfian Aji, Sopyan , Ema Herviana, Anifah Ayu, Muhammad Hafizh Rahim, Sumi Sumiati, Sarah Hanan, Siti Nur Komara, Meifan, Naufal, Fachri, Rosyid, Rusnanda, Rahma, Titi, Anggi, Meli, Eriza, dan Siti Kurniasih.
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 49
Tujuan
Sasaran Target
Deskripsi Kegiatan
Hasil Pelayanan
Keberlanjutan Program
Memberi Siswa-siswi SMPI Insan Ma’arif informasi mengenai bahaya narkoba, psikotropika dan zat adiktif. Siswa-siswi SMPI Insan Ma’arif 50 siswa-siswi SMPI Insan Ma’arif mendapatkan informasi mengenai bahaya narkoba, psikotropika dan zat adiktif Kegiatan ini dipersiapkan mulai dari h-7 sebelum acara. Segala surat-menyurat dan perizinan ke sekolah telah selesai pada h-3 sebelum acara. Kegiatan diisi dengan pemberian materi terkait apa itu NAPZA dan bahaya NAPZA itu terhadap generasi muda dengan pemateri saudara Miftah Habibie dari satuan tugas gerakan anti narkoba (Satgas GAN) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kegiatan ini dibuka dengan penampilan marawis dari siswa SMP dan ditutup dengan penampilan akustik dari mahasiswa. Selama kegiatan ini berlangsung sempat terjadi keributan ketika pembagian makanan kecil dan minuman. Keributan ini menimbulkan ketidakfokusan atas materi yang disampaikan oleh pembicara. Kemudian kejadian ini langsung diatasi oleh panitia sehingga keributan tersebut tidak berlanjut. Kegiatan ini tidak berlanjut dikarenakan belum ada pihak yang dapat fokus untuk melanjutkan dari masyarakat desa. 50 siswa-siswi SMPI Insan Ma’arif mendapatkan informasi mengenai bahaya narkoba, psikotropika dan zat adiktif Tidak Berlanjut
50 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Gambar 4.9: Penyuluhan NAPZA Tabel 4.15: Peringatan HUT RI ke 71
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana
Tujuan
Sasaran Target
Deskripsi Kegiatan
Sosial Karangharja Bersahaja 10 Peringatan HUT RI ke 71 Desa Karangharja, 17 dan 20 Agustus 2016 2 hari Sumi Sumiati, Angga Saputra, Sarah Hanan Sahara, Anifah Ayu Fitriyah, Irfan Rizki Nuryanto Haas, Shalahudin Al Qadr, Siti Nurkomara, Ema Herviana, Alfian Aji, Ahmad Sofyan, Agung Wahyu Prasetyo, dan Muhammad Hafizh Rahim. Membantu warga Desa Karangharja dan SDN Karangharja 1 dalam penyelenggaraan perlombaan HUT RI ke 71 Warga Desa Karangharja dan SDN Karangharja 1 180 warga Desa Karangharja dan SDN Karangharja 1 terbantu dalam penyelenggaraan perlombaan HUT RI ke 71 HUT RI merupakan kegiatan lumrah yang biasa dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Dikarenakan hampir setiap tahun kegiatan KKN-PpMM dilakukan pada kisaran bulan Juli dan Agustus. Maka Karangharja, Desa di Ujung Senja | 51
Hasil Pelayanan
Keberlanjutan Program
sejak awal kami telah membuat konsep tentang penyelenggaraan HUT RI di Desa Karangharja. Kegiatan ini merupakan bentuk nyata kami untuk ikut berpartisipasi dalam kemeriahan HUT RI. Kegiatan penyelenggaraan HUT RI ini kami lakukan sebanyak 2 kali dikarenakan kami membantu menyiapkan persiapan HUT RI di RW 02 wilayah KKN kami di tanggal 17 Agustus dan kami juga ikut membantu persiapan perlombaan HUT RI di SDN Karangharja 1 pada tanggal 20 Agustus. Kedua kegiatan tersebut memiliki konsep yang sama yaitu dimulai sejak pagi hari hingga sore hari, dengan diadakannya berbagai macam perlombaan untuk merayakan HUT RI-71 antara lain: tarik tambang, futsal, kelereng, balap karung, makan kerupuk, panco arab dan lain-lain. Warga desa dan para siswa-siswi sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini untuk memenangkan hadiah setiap perlombaan. 180 warga Desa Karangharja dan SDN Karangharja 1 terbantu dan ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan perlombaan HUT RI ke 71 Tidak berlanjut.
Gambar 4.10: Penyelenggaraan HUT RI ke 71
52 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Tabel 4.16: Pembuatan Buku Desa
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, dan Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan
Sasaran Target
Deskripsi Kegiatan
Sosial Karangharja Bersahaja 11 Pembuatan Buku Desa Aula Desa Karangharja, 13 Agustus 2016 1 Hari Alfian Aji, Angga Saputra Membantu Sekretaris Desa Karangharja dalam peringkasan kondisi desa dalam bentuk sebuah buku Sekretaris Desa Karangharja 1 Sekretaris Desa Karangharja terbantu dalam peringkasan kondisi desa dalam bentuk sebuah buku Sulitnya kami mendapatkan data untuk memenuhi laporan saat survei pertama ke Desa Karangharja ini karena tidak adanya rekapan data yang jelas dan baku di dalam sebuah bentuk catatan membuat kelompok kami berinisiatif untuk membuat sebuah buku ringkasan mengenai kondisi Desa Karangharja. Kegiatan ini dimulai dengan peminjaman contoh buku desa dari Kecamatan Rumpin. Dikarenakan teman-teman kami yang melaksanakan KKN di sana, hampir semua kelompok memegang data desanya dalam bentuk sebuah buku. Oleh karenanya kami pun meminjam buku tersebut untuk dijadikan pedoman pembuatan tentunya dengan izin dari bapak sekretaris desa yaitu Bapak Jainuddin. Proses pembuatan berlangsung selama 7 hari dan kami melakukan percetakan pun di Ciputat. Baru pada tanggal 13 Agustus kami memberikan buku tersebut ke Bapak Jainuddin. Karangharja, Desa di Ujung Senja | 53
Hasil Pelayanan
Keberlanjutan Program
1 Sekretaris Desa Karangharja terbantu dalam peringkasan kondisi desa dalam bentuk sebuah buku Tidak berlanjut.
Gambar 4.11: Pembuatan Buku Desa Tabel 4.17: Pengelolaan Limbah Menjadi Peluang Usaha
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana
Tujuan
Sasaran Target
Ekonomi Karangharja Preneur 12 Pengelolaan Limbah Menjadi Peluang Usaha Karangharja, 30 Juli 2016 2 jam 30 menit Shalahuddin Al Qadr, Angga Saputra, Irfan Rizki, Agung Wahyu, Alfian Aji, Sopyan , Ema Herviana, Anifah Ayu Fitriyah, Muhammad Hafizh Rahim, Sumi Sumiati, Sarah Hanan Sahara, Siti Nur Komara, Meifan, Naufal, Fachri, Rosyid, Rusnanda, Rahma, Titi, Anggi, Meli, dan Eriza. Memberi warga Desa Karangharja pengetahuan tentang bahaya limbah dan pelatihan dalam memanfaatkan limbah tersebut menjadi barang bernilai jual. Warga Desa Karangharja 50 warga Desa Karangharja mendapatkan pengetahuan tentang bahaya limbah dan
54 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Deskripsi Kegiatan
Hasil Pelayanan
Keberlanjutan Program
pelatihan dalam memanfaatkan limbah tersebut menjadi barang bernilai jual Persiapan dilakukan mulai 2 hari sebelum acara dimulai. Penyebaran undangan kepada warga sekitar dan ibu-ibu PKK pada tanggal 29 Juli 2016. Pemateri dalam acara ini adalah Edy Fajar yang merupakan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Materi yang disampaikan meliputi bahaya limbah plastik terhadap lingkungan dan cara memanfaatkan limbah plastik tersebut menjadi barang bernilai jual antara lain gantungan kunci dan tas. Pembicara juga membawa dua ibu-ibu PKK dari wilayah Jakarta untuk membantu memberikan pelatihan pembuatan tas dari limbah plastik. Acara berlangsung cukup meriah dengan diramaikan oleh anak-anak yang sangat antusias terhadap pembuatan gantungan kunci dari limbah plastik. Sedangkan ibu-ibu PKK cukup tertarik dalam membuat dompet dari plastik bekas. Kegiatan ini tidak berlanjut karena ibu-ibu PKK kurang berminat untuk melanjutkannya. 50 warga Desa Karangharja mendapatkan pengetahuan tentang bahaya limbah dan pelatihan dalam memanfaatkan limbah tersebut menjadi barang bernilai jual Tidak Berlanjut.
Gambar 4.12: Pengelolaan Limbah Mejadi Peluang Usaha
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 55
Tabel 4.18: Pelatihan Bisnis Online
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, dan Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan
Sasaran Target
Deskripsi Kegiatan
Ekonomi Karangharja Preneur 13 Pelatihan Bisnis Online Aula Desa Karangharja, 13 Agustus 2016 1 Hari Seluruh Anggota KKN Casuarina Memberi warga Desa Karangharja informasi mengenai cara mengembangkan bisnis online, baik bagi mereka yang tidak memiliki modal maupun yang sudah memiliki modal. Warga Desa Karangharja 50 orang warga Desa Karangharja mendapatkan informasi mengenai cara mengembangkan bisnis online, baik bagi mereka yang tidak memiliki modal maupun yang sudah memiliki modal. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan dan digabung dengan pelatihan laporan keuangan dengan tema “Meningkatkan Kualitas Ekonomi melalui Techno Preneurship”. Kegiatan ini terasa penting dikarenakan bisnis online sedang ramairamainya dibicarakan dan beberapa dari pengusaha kerajinan di Desa Karangharja hanya sebatas menjual hasil kerajinan ke warga sekitar. Kami berharap dengan adanya kegiatan ini warga bisa lebih kreatif menggunakan teknologi di era sekarang ini, mengingat di Desa Karangharja masih bisa memperoleh sinyal yang lumayan. Dalam kegiatan ini warga dilatih untuk membuat toko online di berbagai marketplace seperti tokopedia.com, dan bukalapak.com, namun sebelum pelatihan itu
56 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Hasil Pelayanan
Keberlanjutan Program
dimulai, warga diberikan dasar-dasar mengenai dunia Internet dan bagaimana cara memanfaatkannya sebagai media promosi untuk menyebarluaskan produk mereka. Kegiatan ini diisi oleh anggota kelompok kami sendiri yaitu Irfan Haas dari FIDIKOM yang juga merupakan pengusaha di bisnis online dan sudah mendapat hasil yang lumayan dari bisnis menggunakan teknologi internet. 50 orang warga Desa Karangharja mendapatkan informasi mengenai cara mengembangkan bisnis online, baik bagi mereka yang tidak memiliki modal maupun yang sudah memiliki modal. Tidak berlanjut.
Gambar 4.13: Pelatihan Bisnis Online Tabel 4.19: Pembuatan Laporan Keuangan
Bidang Program Nomor kegiatan Nama kegiatan Tempat,Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana
Ekonomi Karangharja Preneur 14 Pembuatan Laporan Keuangan Aula Desa Karangharja, 13 Agustus 2016 4 Jam Anifah Ayu, Sarah Hanan, Shalahuddin Al Qadr, Angga Saputra, Ema Herviana, Alfian Aji, dan Ahmad Sofyan.
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 57
Tujuan
Sasaran Target
Deskripsi
Hasil Pelayanan
Keberlanjutan Program
Memberi informasi pada pengusaha di Desa Karangharja mengenai cara pembuatan laporan keuangan yang baik dan benar. Pengusaha di Desa Karangharja 25 pengusaha di Desa Karangharja mendapatkan informasi mengenai cara pembuatan laporan keuangan yang baik dan benar. Kegiatan ini dimulai dengan proses pencarian pembicara yang sesuai dengan acara tersebut. setelah pembicara yang telah ditentukan menyetujui kesepakatan yang dibuat maka langkah selanjutnya yaitu pembuatan surat untuk menyebarkan informasi tersebut kepada yang memiliki usaha agar hadir dalam kegiatan tersebut dan tak lupa untuk menyiapkan beberapa hal yang perlu disiapkan untuk hariH pelaksanaan. Kami mengundang pembicara yang merupakan alumni Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yakni Saudara Rifqi Rif’an Fauzi, S.E,. Beliau memberikan materi kepada masyarakat yang telah hadir di Aula Desa Karangharja diawali dengan penjelasan mengenai jenis-jenis UKM dan cara pengolahan modal agar bisnis optimal dan diakhiri dengan penjelasan mengenai cara membuat audit atau laporan keuangan yang baik untuk menimalisir resiko. 25 pengusaha di Desa Karangharja mendapatkan informasi mengenai cara pembuatan laporan keuangan yang baik dan benar. Tidak berlanjut.
58 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Gambar 4.14: Pembuatan Laporan Keuangan Tabel 4.20: Pembuatan Plang Nama Jalan
Bidang Program Nomor kegiatan Nama kegiatan Tempat,Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan Sasaran Target Deskripsi
Infrastruktur Karangharja Maju Jaya 15 Pembuatan Plang Nama Jalan Desa Karangharja, 25 Agustus 2016 12 hari Agung Wahyu Prasetyo, Shalahuddin Al Qadr, Muhammad Hafizh Rahim, dan Sumi Sumiati Menyediakan plang jalan di lokasi jalan utama di Desa Karangharja Plang Jalan 7 buah plang jalan tersedia di 5 lokasi jalan utama di Desa Karangharja Kegiatan ini dimulai dari hasil diskusi dengan aparat desa bagian pembanguan, dan terciptanya kesepakatan akan pembuatan plang jalan di desa tersebut. Pembuatan plang jalan dimulai dengan melakukan survei ke berbagai toko kayu disekitar Kecamatan Cisoka, untuk mengetahui harga dan kualitas papan yang akan digunakan. Setelah melakukan survei dan pembelian papan, papan dipotong-potong dengan ukuran 75 cm, lalu permukaan papan dihaluskan menggunakan mesin serut modern dan dicat dasar menggunakan cat berwarna putih, setelah cat dasar putih kering dilanjutkan dengan cat background berwarna orange dan list Karangharja, Desa di Ujung Senja | 59
berwarna hitam, anggota tim yang lain membuat percetakan tulisan yang akan digunakan, ukuran 200 untuk tulisan utama, 150 untuk tulisan RT atau RW, dilanjutkan dengan melubangi permukaan kertas yang ingin dipakai, persiapan penulisan sudah selesai diteruskan dengan pengeboran dua lubang baut berukuran 8 x 12 cm disesuaikan dengan besi yang menjadi tiang penyangga papan, bagian bawah besi diselipkan 2 buah paku berukuran 12 cm serta diberikan lilitan kawat guna untuk membuat cakar ayam agar papan jalan dapat berdiri kokoh dan bertahan lama, pemasangan plang jalan ditempatkan pada tempat-tempat yang sudah disepakati oleh bidang pembangunan desa. 7 buah plang jalan tersedia di 5 lokasi jalan utama di Desa Karangharja Tidak Berlanjut.
Hasil Pelayanan Keberlanjutan Program
Gambar 4.15: Pembuatan Plang Jalan Tabel 4.21: Penyediaan Inventaris Rumah Ibadah
Bidang Program Nomor kegiatan Nama kegiatan Tempat, Tanggal
Infrastruktur Karangharja Maju Jaya 16 Penyediaan Inventaris Rumah Ibadah Masjid RW 03, Rabu, 13 Agustus 2016
60 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan Sasaran Target Deskripsi
Hasi lPelayanan Keberlanjutan Program
1 Minggu Muhammad Hafizh Rahim, Ema Herviana, Agung Wahyu Prasetyo, dan Ahmad Sofyan Memberi masjid di Desa Karangharja saranaprasarana untuk beribadah Masjid di Desa Karangharja 1 Masjid di Desa Karangharja mendapatkan sarana-prasarana untuk beribadah. Inventaris rumah ibadah merupakan hal yang baik untuk disediakan oleh sebuah masjid atau mushalla dikarenakan jika ada pendatang yang hendak beribadah dan tidak membawa peralatan beribadah mereka bisa menggunakan inventaris dari rumah ibadah tersebut. Kegiatan ini diawali dengan melakukan survei kerumah ibadah yang ada di wilayah tugas, di mana kita melakukan pendataan rumah ibadah yang perlu kita bantu, setelah menemukan lokasinya lalu kami mendata kebutuhan rumah ibadah tersebut, setelah mengetahui kebutuhan yang paling penting untuk dipenuhi lalu kami mulai melakukan pembelian barang inventaris, setelah semuanya selesai dipersiapkan lalu kami memberikan inventaris tersebut kepada perwakilan pengurus masjid tersebut, dan menitipkan pesan agar menjaganya. 1 Masjid di Desa Karangharja mendapatkan sarana-prasarana untuk beribadah. Tidak Berlanjut.
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 61
Gambar 4.16: Penyediaan Inventaris Rumah Ibadah
C.
Faktor-faktor Pencapaian Hasil Banyak faktor-faktor yang membantu atau pun menghambat kegiatan selama kuliah kerja nyata (KKN) berlangsung. Pertama, faktor yang menghambat diantaranya dana. Dana menjadi faktor utama yang menghambat karena program-program yang kami sudah canangkan dalam proposal, ingin diadakan dengan sebaik-baiknya dengan perlengkapan dan peralatan yang memadai. Kedua, perlengkapan atau peralatan yang kurang memadai. Ketiga, kurangnya antusiasme masyarakat dan rasa skeptis yang tinggi akan hal-hal yang baru misalnya pada program seminar dan pelatihanpelatihan. Kesuksesan kelompok KKN kami tidak terlepas dari faktor-faktor pendukung yang membantu program-program kami mampu berjalan dengan baik. Faktor pertamanya berasal dari kekuatan kelompok kami sendiri. Tak terlepas juga peran-peran masyarakat dan perangkat desa yang ikut serta membantu kami, dengan memberikan semangat, dukungan dan kerja sama yang baik. KKN-PpMM juga menjadi salah satu yang vital dalam peranannya membangun Desa, seperti dana yang dicairkan di masa awal KKN berlangsung. Sehingga kami mampu memberikan inventaris desa dengan waktu yang cepat.
62 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.
Kesimpulan Secara umum pelaksanaan Kegiatan KKN Casuarina 2016 di Desa Karangharja dapat dikatakan berhasil dengan meninjau dari berbagai aspek yang menjadi fokus permasalahan meliputi bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan infrastruktur. 1. Aspek Pendidikan a. Mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang telah didapatkan dengan mengajar di sekolah dan Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ). b. Mahasiswa dapat mempelajari sistem pendidikan di sekolah setempat dan menerapkannya dalam metode belajar di sekolah. c. Mahasiswa memberikan ilmu pengetahuan baru kepada siswa dan masyarakat guna untuk meningkatkan kompetensi mereka. d. Masyarakat terbantu dalam mendidik anak-anak desa dalam hal pendidikan formal dan agama dengan adanya sekolah rakyat dan program TPA dari mahasiswa. e. Adanya Taman Baca Masyarakat di Desa Karangharja. 2. Aspek Kesehatan a. Pemuda-pemudi Desa Karangharja dapat mengetahui bahaya narkoba, psikotropika dan zat adiktif dengan adanya penyuluhan NAPZA. b. Siswa-siswi sekolah dapat mengetahui cara mencuci tangan yang baik dengan adanya seminar mencuci tangan. c. Warga desa terbantu oleh adanya mahasiswa yang ikut membantu dalam kegiatan posyandu. 3. Aspek Sosial a. Mahasiswa mampu berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan masyarakat Desa Karangharja. b. Mahasiswa mampu mengkomunikasikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan kepada masyarakat Desa Karangharja. c. Masyarakat ikut mendukung kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh kelompok KKN Casuarina di lingkungan Desa. d. Mahasiswa dapat memberikan kesan yang membekas kepada masyarakat Desa Karangharja. 63
e.
Mahasiswa membantu dan berkontribusi dalam kegiatan kemasyarakatan seperti pengajian, 17 Agustus, kegiatan posyandu dan kegiatan kerja bakti. 4. Aspek Ekonomi a. Adanya pelatihan pemanfaatan limbah sampah plastik agar menjadi barang bernilai jual yang dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan perekonomian warga. b. Masyarakat mendapatkan pengetahuan baru mengenai bisnis online yang dapat meningkatkan cara pemasaran produk yang potensial di Desa Karangharja. c. Masyarakat memperoleh pemahaman terkait pentingnya laporan keuangan yang dapat mereka terapkan dalam usaha bisnis yang sedang dijalankan. 5. Aspek Pembangunan Fisik (Infrastruktur) a. Adanya papan nama jalan pada setiap RT di Desa Karangharja. b. Pemberian inventaris masjid guna menunjang kegiatan keagamaan di masjid setempat. c. Penyediaan buku-buku bacaan di Taman Baca Masyarakat Casuarina, Desa Karangharja. Selama kegiatan KKN berlangsung, banyak kegiatan yang telah terlaksana di lingkungan masyarakat. Akan tetapi, kegiatan-kegiatan tersebut hanya dapat menyelesaikan sedikit dari permasalahan di Desa Karangharja. Permasalahan-permasalahan krusial yang juga kami temukan di lingkungan desa antara lain, kesadaran masyarakat yang rendah dalam menjaga lingkungan kesehatan dan tingkat kesejahteraan yang tergolong rendah juga. Selain itu, kepedulian masyarakat dengan fasilitas umum setempat juga sangat minim seperti masih rusaknya balai desa, jembatan, kantor desa dan beberapa mushalla yang kurang terawat di beberapa lokasi. B.
Rekomendasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Setelah melaksanakan berbagai bentuk pengabdian masyarakat di Desa Karangharja, Kecamatan Cisoka, Tangerang, kami merekomendasikan kepada berbagai pihak yang terkait untuk dapat melanjutkan dan melaksanakan kegiatan tersebut. Saran-saran ini 64 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
diharapkan dapat menjadi masukan dan evaluasi untuk kelancaran kegiatan KKN selanjutnya. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pemerintah Setempat a. Lebih memperhatikan potensi-potensi desa sehingga dapat melihat peluang usaha yang ada dan mengembangkannya. b. Adanya program pemberdayaan desa untuk meningkatkan pendidikan dan perekonomian di Desa Karangharja. c. Memperhatikan fasilitas yang dibutuhkan oleh Desa Karangharja. d. Adanya program penyuluhan untuk masyarakat desa terkait kesehatan. 2. Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Jakarta a. PPM UIN Jakarta diharapkan dapat lebih jelas dalam penyampaian informasi terkait teknis kegiatan KKN. Baik penyampaian kepada mahasiswa, dosen pembimbing, maupun staff PPM UIN Jakarta sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran informasi serta persiapan dalam pelaksanaan KKN juga lebih matang. b. PPM UIN Jakarta diharapkan menyampaikan lebih jelas terkait survei dan kordinasi dengan pemerintahan setempat mengenai kegiatan KKN sehingga tidak ada kesalahpahaman. c. PPM UIN Jakarta diharapkan untuk lebih tepat waktu dalam memberikan birokrasi. d. PPM UIN Jakarta diharapkan menyampaikan lebih awal mengenai jadwal monitoring oleh PPM dan dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan. 3. Pemangku Kebijakan di Tingkat Kecamatan dan Kabupaten a. Diharapkan dapat mempermudah proses perizinan serta administrasi dalam rangka pelaksanaan kegiatan KKN. b. Mendukung secara penuh program kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Kuliah Kerja Nyata (KKN). c. Diharapkan bisa melakukan kerja sama dengan mahasiswa KKN terkait program kerja yang dijalankan. d. Membantu dan memberikan fasilitas kepada mahasiswa yang akan melaksanakan kegiatan KKN sehingga membantu kegiatan yang akan dilaksanakan.
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 65
4. a.
b.
c. d.
Tim KKN-PpMM yang akan Melaksanakan KKN-PpMM di Desa Karangharja pada Masa yang akan Datang Lebih difokuskan pada pemberdayaan potensi para pemuda dan anakanak, untuk mengembangkan potensi serta keinginan tinggi mereka terhadap kegiatan yang sifatnya untuk kemajuan masyarakat Desa Karangharja. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan meneruskan sasaran di SDN karangharja 1. Hal ini akan sangat membantu kegiatan belajar mengajar anak-anak di sekolah tersebut dan menambah motivasi serta semangat anak-anak dalam belajar. Mencari ide kreatif untuk meningkatkan minat baca anak-anak serta masyarakat setempat dari Taman Baca Masyarakat Casuarina. Mampu menjaga atau bahkan memperbaiki hasil dari program kerja yang telah dilaksanakan. Misalnya, membantu renovasi plang jalan, mendekorasi taman baca agar menarik bagi masyarakat, serta renovasi inventaris tempat ibadah yang ada di Desa Karangharja
66 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
EPILOG A.
Kesan Masyarakat atas Pelaksanaan KKN
Hj. Aliyah (Ibu Lurah) “Kesan saya secara pribadi, KKN Casuarina sudah memberikan kesan yang baik di Desa Karangharja Kecamatan Cisoka ini. Saya melihat KKN Casuarina ini berusaha mensejahterakan semua lapisan masyarakat lewat program kerjanya, dan sudah memberikan perubahan agar senantiasa masyarakat makmur sentosa.” (Wawancara pada tanggal 12 Agustus 2016) Bapak Mayudin “KKN UIN Jakarta sangat berkesan, setiap waktunya sangat berharga buat keluarga saya sendiri, lingkungan sekitar, untuk Karangharja. Semoga untuk ke depannya bisa menjadi contoh anak-anak muda di Karangharja sendiri.” (Wawancara pada tanggal 13 Agustus 2016) Pak Jae (Sekretaris Desa) “Saya mengucapkan banyak terima kasih untuk KKN UIN Jakarta 2016, karena banyak membantu Desa Karangharja.” (Wawancara pada tanggal 1 Agustus 2016)
67
“Buka hati terhadap sekelilingmu, untuk belajar dari pengalaman” Angga Saputra
68 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
B.
Penggalan Kisah Insiratif KKN 1
PENGALAMAN BERHARGA DARI KARANGHARJA Angga Saputra Berharap Berawal dari mendengarkan cerita KKN tahun lalu dari kakak kelas yang sudah terlebih dahulu melakukan kegiatan ini. Bagaimana rasanya jauh dari gemerlap hiruk pikuk Ibukota Jakarta, jauh dari sanak keluarga terutama orang tua selama sebulan penuh, membayangkan bagaimana kondisi tempat KKN, bagaimana orang-orang di sana apakah ramah atau tidak, apakah ada sinyal di tempat KKN nanti, mendengar seberapa sulitnya mereka menyelesaikan laporan, dan mendengar cerita KKN mereka menghabiskan dana lebih dari 1 juta adalah mungkin beberapa hal yang menjadi masalah dan pertanyaan di awal dari setiap individu yang akan melaksanakan KKN di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, termasuk diri saya sendiri. Tidak dapat dipungkiri hal-hal tersebut bisa mengurangi semangat seseorang untuk melakukan KKN sehingga kebanyakan dari mereka (termasuk saya juga pada awal sebelum merasakan bagaimana mengabdi langsung kepada masyarakat) hanyalah melakukan kegiatan KKN untuk menuntaskan kewajiban dan mencari nilai. Iya, hanya sekedar itu. Namun, jika ditelaah lebih jauh lagi kegiatan KKN ini merupakan jembatan besar bagi para mahasiswa untuk dapat menuntaskan salah satu dari tiga Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian. Bagaimana cara kita sebagai mahasiswa dan calon penerus bangsa harus dapat mengimplementasikan ilmu langsung kepada masyarakat. Maka, haruslah masalah-masalah di atas tidak menjadi hambatan jika memang dari diri masing-masing mahasiswa melakukan kegiatan KKN benar-benar ditunjukkan untuk mengabdi, bukan hanya mencari nilai A. Berdasarkan dari pengalaman saya mengabdi pada beberapa acara pengabdian di organisasi jurusan yang sedang saya jalani sekarang, lebih kurang saya mendapat banyak pengalaman tentang bagaimana rasanya menginterpretasikan ilmu yang saya peroleh kepada masyarakat langsung. Memang bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, tetapi hal ini sangat Karangharja, Desa di Ujung Senja | 69
menyenangkan menurut saya pribadi. Apalagi saat kita melihat orang lain dapat tersenyum karena kehadiran kita, membuat kita merasa dihargai walaupun apa yang kita berikan bukanlah sesuatu yang besar dan saya rasa juga bukanlah hal yang bisa diukur dengan materi. Oleh karenanya, saya lumayan antusias menjalani kegiatan KKN ini, karena saya sudah membayangkan bagaimana rasanya bertemu dengan orang banyak dan turun langsung untuk belajar bersama, bukan belajar di dalam kelas seperti mata kuliah pada umumnya. Tapi belajar untuk langsung menginterpretasikan ilmu tersebut ke lapangan, di mana masyarakat adalah dosen, mengapa demikian? karena merekalah orang-orang yang akan menilai langsung semua hal yang sudah kita lakukan di sana. Tibalah di awal tahun 2016, beberapa bulan sebelum kegiatan KKN di lakukan untuk angkatan tahun 2013 (umumnya). Seperti yang sudah diketahui oleh kebanyakan mahasiswa bahwa kegiatan KKN bukanlah kegiatan yang dilakukan perorangan, melainkan dilakukan secara perkelompok. Maka dari itu, tiap orang haruslah mempunyai kelompok masing-masing. Namun, berbeda dari tahun sebelumnya yaitu 2012 di mana untuk kelompok mahasiswa diwajibkan untuk membentuk kelompok dan memilih tempat mereka mengabdi sendiri. Untuk tahun 2016, PPM (Pusat Pengabdian kepada Masyarakat) UIN Jakarta membuat kebijakan bahwa kelompok dan di mana Desa yang akan ditempati oleh masing-masing kelompok, pihak PPM lah yang menentukan semuanya. Akan tetapi, kebijakan ini sempat banyak ditentang oleh mahasiswa. Dikarenakan kebanyakan mahasiswa sudah ada yang membuat kelompok, juga dikarenakan pihak PPM baru akan memberikan daftar kelompok pada awal bulan Mei sedangkan kegiatan KKN akan dilakukan pada akhir bulan Juli. Yang artinya, setiap kelompok hanya memiliki waktu 3 bulan untuk melakukan persiapan. Dengan adanya kebijakan baru ini, menimbulkan pertanyaan besar bagi diri saya yaitu bagaimana cara bekerja sama dengan orang yang belum kita kenal sebelumnya di mana pasti setiap orang memiliki karakter berbeda, dan kami harus melakukan persiapan hanya dengan waktu 3 bulan. Jujur saja, dengan kebijakan PPM kali ini membuat semangat saya turun dikarenakan saya sudah berpikir bahwa bekerja sama dengan orang yang sering kita temui saja sangat sulit, apalagi di sini kita ditugaskan untuk membantu Desa selama 30 hari dan itu harus dilakukan dengan orang-orang yang baru kita kenal. Tapi, bagaimanapun kegiatan ini memang 70 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
wajib untuk dilakukan, dan saat itu yang saya bisa dilakukan hanyalah berdoa supaya saya mendapat kelompok yang memiliki satu tujuan dan nyaman untuk diajak berdiskusi. Keberuntungan Bertemu Kalian Tanggal 15 Mei 2016, PPM menugaskan semua mahasiswa yang ikut serta dalam kegiatan KKN berkumpul di Audit untuk pembekalan. Hari itu merupakan hari di mana setiap orang akan mendapat kelompoknya masingmasing. Karena memang mahasiswa sudah mulai kreatif, dari list nama peserta KKN yang diberikan PPM sebelum pembekalan di mulai kami sudah bisa menebak akan masuk dikelompok berapa. Dari list tersebut saya mendapat kelompok 154 dengan tidak ada satu orang pun yang saya kenal di sana dan benar saja ternyata saya mendapat kelompok 154 di saat pembekalan hari itu. PPM menempatkan setiap kelompok di sederet bangku menyamping yang sudah diberi nomor kelompok, ternyata memang benar tidak ada yang saya kenal satupun, akan tetapi saya sudah mulai asik berbincang dengan beberapa anggota laki-laki di kelompok ini, dikarenakan juga saya duduk di deretan laki-laki. Kami semua diberikan pembekalan oleh PPM berupa materi bagaimana cara melakukan kegiatan ini supaya berjalan dengan baik. Tidak lama, tibalah saat di mana Pak Eva Nugraha (Koordinator PPM) menginstruksikan untuk setiap kelompok berkumpul, berdiskusi, berkenalan, juga membentuk Badan Pengurus Harian (BPH) kelompok. Saat berdiskusi saya baru bisa memperhatikan bagaimana wajah dan menebak sifat masing-masing orang dari cara mereka berbicara. Hari itu barulah pertama kali saya mengenal Iffah, Ema, Sarah, Nur, Ayu, Mimi, Agung, dan Alfian. Sebenarnya kelompok ini berjumlah 11 orang (di awal) dan 2 orang tidak hadir saat diskusi tersebut. Kami berdiskusi dan menceritakan sifat masing-masing orang, kelebihan dan kekurangannya, dan pengalaman organisasi yang sedang atau telah dilakukan. Hal tersebut menjadi penting, dikarenakan nantinya kami akan sama-sama tinggal 1 rumah selama sebulan penuh. Maka dari itu, kami haruslah mengetahui bagaimana sifat masing-masing individu di kelompok ini. Setelah berdiskusi, di saat pembentukan BPH: Ketua, Sekretaris, dan Bendahara. Saya ditunjuk oleh teman-teman saya untuk menjadi ketua. Mendengar cerita dari KKN tahun sebelumnya, bagaimana sulit untuk menjadi BPH di KKN terutama ketua, saya sudah enggan untuk menjadi BPH saat sebelum pembekalan Karangharja, Desa di Ujung Senja | 71
dimulai. Akan tetapi, dikarenakan dua teman laki-laki di kelompok ini tidak siap dan kebanyakan perempuan juga memilih saya menjadi ketua, maka akhirnya saya memberanikan diri untuk menjadi ketua. Saya lihat banyak anggota kelompok yang berkompeten dari pengalaman organisasi mereka dan sekilas saya juga melihat kami punya banyak kesamaan sifat. Ini membuat saya percaya kelompok ini akan dengan mudah untuk melakukan kegiatan KKN. Pada hari pembekalan itu juga kami mendapatkan tempat kegiatan pengabdian kami di Desa Karangharja, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang dengan Dosen Pembimbing kami yaitu Bapak Mukmin Suprayogi dari FAH. Beberapa minggu setelah pembekalan tersebut, kami melakukan beberapa rapat kordinasi untuk merancang semua hal yang akan kami lakukan di Desa Karangharja nanti. Dua orang yang tidak hadir saat diskusi pembekalan yaitu Bang Hafizh dan Al Qadr sudah berkumpul dengan kelompok ini dan menceritakan bagaimana sifat juga pengalaman organisasi mereka. Dari beberapa rapat kordinasi, kami membentuk kepanitiaan inti dan juga kami telah menentukan nama kelompok, tema, dan beberapa program kerja yang akan kami lakukan saat kegiatan KKN berlangsung. Kami sepakat untuk memakai nama KKN Casuarina (Cita-cita dan Inovasi untuk Negeri Tercinta) yang diambil dari nama latin pohon cemara dan berharap filosofis dari pohon cemara bisa berdampak baik ke kelompok kami. Kami memakai tema “Bina Desa untuk Negeri” sebagai dasar kami untuk melakukan kegiatan ini yaitu mengabdi untuk negeri. Semua yang telah kami rancang, tidak akan berhasil jika segala hal yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan kami tidak dipersiapkan dengan baik. Beberapa minggu setelah kami melakukan banyak hal bersama, teman KKN kami Iffah mendapat kesempatan untuk ikut KKN Kebangsaan. Dan tinggalah kami 10 orang di dalam kelompok ini, otomatis saya sedikit cemas awalnya dengan kehilangan 1 anggota kelompok. Akan tetapi, ternyata PPM memberikan 2 anggota baru kedalam kelompok kami, yaitu Bang Irfan dan Sofyan. Barulah kelompok ini lengkap dengan 12 orang anggota KKN di dalamnya di mana masing-masing anggota berasal dari jurusan dan fakultas yang berbeda. Setelah semua anggota telah bergabung dan kami sudah mengetahui sifat dari masing-masing anggota, barulah kami memulai lagi untuk menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan. Pada masa persiapan KKN ini, 72 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
merupakan salah satu masa yang berat menurut saya pribadi di mana posisi saya di sini adalah sebagai ketua. Tidak dapat dipungkiri bahwa di dalam setiap kelompok mempunyai masalah internalnya masing-masing. Saya sangat kelimpungan untuk menghadapi pra-kegiatan KKN ini. Di mana saya berpikir bahwa hanya beberapa orang sajalah yang memikirkan nasib dari kelompok ini kedepannya. Di mana untuk setiap rapat tidak pernah bisa full team (kecuali di awal) bahkan sempat hanya 4 orang dan BPH yang lain pun tidak hadir, begitu juga untuk survei dan pencarian dana sponsorship. Bahkan saya juga sempat mengambil alih beberapa tugas anggota, dikarenakan tugas tersebut tidak dijalankan dengan alasan yang bermacam-macam baik itu kesibukan mereka ataupun hal lainnya. Jujur saya tidak mengerti di mana letak kesalahannya, apakah dikarenakan pra-kegiatan ini berada saat sedang minggu UAS berlangsung juga di saat bulan puasa dan libur lebaran. Akan tetapi, hal tersebut bukanlah hal yang bisa dijadikan alasan, jika memang kita sudah berkomitmen maka dengan otomatis kita pasti bisa meluangkan waktu kita, di mana hal-hal pada kegiatan ini adalah kepentingan bersama dan hal tersebut seharusnya lebih didahulukan dibanding kepentingan pribadi jika kita sedang berada di dalam sebuah kelompok. Melihat banyak anggota seperti itu, saya sempat ingin tidak peduli kepada kelompok ini, tapi untungnya dosen pembimbing kami mengingatkan bahwa memang itulah tugas ketua untuk bisa menyadarkan anggotanya dan mengambil alih jika memang hal tersebut dibutuhkan dikarenakan masih banyak anggota yang perduli terhadap kelompok ini mengingat kegiatan ini haruslah berjalan. Beliau juga menasehati kami semua bahwa kegiatan ini adalah kegiatan yang harus dilakukan secara bersama-sama, dan buatlah kegiatan ini akan berkesan untuk warga Desa Karangharja nantinya, dengan semua yang telah kami rancang bersama. Semenjak itulah, saya bisa menemukan lagi kerja sama yang baik dari kelompok ini, dan sudah mulai percaya bahwa kami akan berhasil dengan baik. Setelah semua persiapan matang, sesuai dengan apa yang kami rancang kami akan melakukan kegiatan selama 32 hari sejak tanggal 25 Juli sampai 25 Agustus 2016 di Desa Karangharja. Dan tibalah saat kami berangkat menuju Desa, bahkan pada hari pertama pun kami dikagetkan dengan adanya miss comunication tempat di mana kami akan menginap selama sebulan bahwa kami tidak bisa tinggal di sana dikarenakan perempuan dan laki laki berada di dalam satu rumah yang sama, padahal saat survei, kami sudah Karangharja, Desa di Ujung Senja | 73
menjelaskan bahwa anggota kami terdiri dari perempuan dan laki-laki. Oleh karenanya, kami mencari rumah lain pada hari itu juga, dan beruntungnya salah satu dari anggota kami Sarah memiliki sanak saudara di sana, sehingga jadilah saya dan teman-teman tinggal di rumah sanak keluarga Sarah untuk hari pertama. Bahkan di hari itu, kami baru bisa istirahat dan makan sekitar pukul setengah 12 malam. Barulah saya dan teman-teman melanjutkan untuk mencari rumah tempat tinggal keesokan harinya, bersyukur kami mendapatkan rumah yang layak untuk ditinggali agar tidak menyusahkan sanak saudara Sarah karena saya dan teman-teman ditawarkan untuk tinggal di sana. Hal tersebut merupakan salah satu hal yang tidak terlupakan, dan menjadi pelajaran untuk kami semua, agar dalam menyiapkan segala sesuatu kita harus menyiapkan plan B supaya dapat menyiasati saat hal-hal yang di luar dugaan terjadi. Tidak dapat dipungkiri, bahwa untuk menyatukan 12 kepala di dalam satu tujuan bukanlah hal yang mudah apalagi di saat sudah masuk ke lapangan. Akan banyak konflik yang muncul selama 30 hari kedepan jika di dalam satu kelompok tidak memiliki satu visi dan melenceng dari apa yang sudah dirancang, termasuk juga di kelompok saya. Bahkan saya merasa tidak nyaman di awal KKN, ada sebuah konflik yang membuat saya ingin menyerahkan posisi ketua kepada anggota kelompok saya yang lebih dewasa, dikarenakan saya merasa sebagai ketua suara saya tidak di dengar di kelompok ini. Untungnya pun ini terjadi di awal, lalu kelompok kami sepakat untuk mengadakan evaluasi di hari ketiga di awal KKN. Pada saat itu, saya dan teman-teman mengadakan evaluasi terhadap apa saja keluhankeluhan, masukan, unek-unek, dan segala hal yang ingin disampaikan masing-masing anggota. Di awal evaluasi, saya mengutarakan semua hal yang ingin saya sampaikan dari pra-KKN sampai hari itu, semua keluhan saya. Mereka pun juga melakukan hal yang sama. Bisa dibilang, evaluasi ini merupakan titik balik kelompok KKN Casuarina, saya dan teman-teman saling mengintropeksi diri masing-masing, menangis bersama, dan tertawa bersama saat semua yang dirasa menjadi masalah sudah kita selesaikan semua. Semenjak itu, kelompok KKN Casuarina merupakan kelompok yang sangat menyenangkan dan kompak sampai hari terakhir KKN. Hal apapun dilakukan bersama, bermain, jalan-jalan, masak, ngecengin orang, berantem pun bersama-sama. Dan saya merasa beruntung telah masuk ke dalam kelompok ini, dengan segala kekurangan dan kelebihannya, karena jika 74 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
dibandingkan dengan kelompok lain, kelompok kami memiliki banyak sekali cerita, yang bisa diceritakan kembali saat kami sedang berkumpul. Karangharja, Desa Penuh Cinta Desa Karangharja, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang merupakan tempat dari kelompok KKN Casuarina ditugaskan untuk melakukan kegiatan pengabdian. Hal ini untuk mengetahui, bagaimana kondisi Desa sekaligus untuk mencari data yang dibutuhkan di dalam proposal, saya dan teman-teman melakukan survei di minggu ketiga Bulan Mei. Pertama kali yang saya rasakan saat datang ke Desa Karangharja adalah bingung, dikarenakan bisa dikatakan Desa Karangharja bukanlah desa terpencil seperti yang saya bayangkan. Akses jalan yang bagus, banyaknya minimarket, rumah-rumah tingkat di sekitaran desa, membuat saya pribadi berpikir apakah desa ini layak untuk dijadikan tempat KKN. Saya pun kesulitan untuk menemukan potensi program kerja jika dilihat dari kondisi Desa. Saat tiba pertama kali di desa, saya bertemu dengan salah satu staff desa yaitu Bapak Yanto, setelah berbincang-bincang kami tahu bahwa kepala desa yang menjabat adalah seorang perempuan. Berhubung ibu lurah dan sekretaris desa sedang tidak berada di tempat, saya berinisiatif untuk mengunjungi ibu lurah yang kebetulan sedang berada di warung pribadi miliknya. Setelah berbincang dengan ibu lurah yaitu Ibu Hj. Aliyah mengenai keadaan desa, bahwa Karangharja mayoritas beragama islam, kebanyakan berprofesi sebagai petani tetapi menggarap lahan milik orang lain, dan untuk bidang pendidikan di Desa Karangharja sekolah negeri hanya sebatas sampai Sekolah Dasar (SD) saja dikarenakan saat desa ingin membangun Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri ditentang oleh pihak yayasan yang takut jika kehilangan murid, banyaknya warga yang tidak memiliki KTP, dan masalah-masalah lainnya. Barulah saya dan teman-teman bisa melihat potensi program kerja di desa ini, dan juga kami tidak lupa untuk meminta saran dan masukan dari Ibu Hj. Aliyah untuk program-program yang saya dan teman-teman akan jalani di Desa Karangharja. Lalu kami pun bertemu dengan Bapak Jae sebagai sekretaris desa untuk meminta beberapa saran mengenai proker yang bisa kami jalani. Selama 32 hari saya dan teman-teman menjalani kegiatan KKN di Desa Karangharja, banyak sekali kejadian yang menurut saya berkesan baik Karangharja, Desa di Ujung Senja | 75
bagi saya dan teman-teman. Di mulai dari bertemu dengan orang-orang yang menganggap kami sebagai keluarga, yaitu Ibu Hj. Aliyah sebagai ibu lurah yang mengizinkan kami mengabdi di Desa Karangharja, Pak Jae sebagai sekretaris desa yang membantu kami banyak perihal surat menyurat dan data desa, Pak Yanto yang sering meminjamkan kunci kantor desa untuk keperluan kegiatan kami, Pak Capang, A Adung, untuk A Adung sebenarnya saya sudah pernah bertemu saat saya survei bertiga dengan teman sekelas saya ke Karangharja, kami diberitahukan tempat tinggal yang mungkin bisa ditempati dan beliau juga memberitahukan sarana prasarana yang sudah ada dan belum juga sehingga kami bisa memilah program infrastruktur yang kami ingin jalankan, Babeh dan Umi yang menerima kami layaknya anak sendiri, Nenek layaknya penganti ibu bagi kami di sana, Bapak Kurtusi yang mengenalkan kami ke warga melalui pengajian, Bapak Ngadiyo yang membantu untuk menjaga keamanan untuk setiap acara yang kami buat, A Ajay yang selalu menemani bermain jika waktu sedang renggang, mengenalkan ke remaja lain, dan memberitahukan lokasi-lokasi wilayah Karangharja yang saya tidak ketahui, Riki dkk yang mengisi dan mengajak teman-temannya untuk membantu menjalankan beberapa program rutin di kontrakan kami sehingga tidak sepi, Anak-anak SDN Karangharja 1 yang selalu ingin bertemu kakak-kakaknya setelah selesai mengajar, seluruh Warga Karangharja yang menerima kami dengan sangat baik, dan the most important adalah Kelompok KKN SAIK 152 yang telah sangat membantu dalam kelancaran program-program di Desa Karangharja. Selain itu ada pula beberapa hal menarik yang tidak terlupakan saat menjalani program, ada suatu ketika kelompok saya mengadakan acara tentang laporan keuangan. Setelah acara selesai, saya bingung ketika melihat peserta seminar tidak lansung pulang setelah acara ditutup seperti biasanya. Akhirnya, saya sebagai ketua menghampiri ibu-ibu tersebut dan bertanya. Ternyata mereka berpikir bahwa acara ini adalah acara di mana mahasiswa ingin memberikan modal usaha untuk mereka. Spontan saya kaget dan langsung menjelaskan tentang tujuan utama acara tersebut. Dan untungnya mereka mau mengerti. Dengan adanya kejadian tersebut, saya berpikir masih banyak warga yang beranggapan bahwa mahasiswa membawa banyak uang. Paradigma itulah yang harus diubah dari warga, dan mahasiswa yang harus memberitahukan secara langsung kepada warga dengan cara yang baik dan sopan. 76 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Juga, saat saya sebagai penanggung jawab program penyuluhan perpustakaan yang diisi oleh dosen pembimbing kami sebagai program pengabdian beliau. Saya mendapat sebuah cerita, dari salah satu kepala sekolah di yayasan Insan Ma’arif di Karangharja. Ternyata yayasan tersebut bukanlah sekolah yang memungut biaya dari anak-anaknya. Beliau benarbenar membangun yayasan tersebut dari nol, dan segala pembangunan di sekolah tersebut adalah hasil dari tembusan yang beliau ajukan ke pemda Tangerang. Setelah berbincang cukup lama, ternyata juga keluarga beliau memiliki SMK di daerah Caringin, Cisoka. Dan beliau hanya kesana untuk kontroling saja, dan lebih focus ke yayasan Insan Ma’arif ini sebagai PNS. Sungguh, sosok yang luar biasa menurut saya. Tibalah di akhir program kami, setelah kami pamit dan meninggalkan beberapa hal di sana, warga pun juga melepaskan kami dengan sangat baik. Tangis dari anak-anak yang tidak rela kakak-kakaknya pulang. Membuat saya dan teman-teman yang kurang lebih satu bulan full di sini berat untuk meninggalkan Desa Karangharja tercinta. Tapi, kewajiban yang harus diemban tiap anggota di Jakarta membuat kami harus tetap pulang dengan janji kepada mereka untuk sering berkunjung kesana. Jika Saya di Sana Setelah cukup lama tinggal, sedikit banyak saya mulai mengerti apa yang terjadi di Desa Karangharja. Adat istiadatnya, karakter dari warganya, kondisi desanya, dan bila muncul pertanyaan “Jika kamu di Karangharja, apa yang akan kamu lakukan?” pastilah saya ingin Karangharja lebih baik dalam segala bidang. Di bidang pendidikan, saya akan mendorong ibu lurah untuk mengadakan musyawarah dengan para yayasan untuk membicarakan kebijakan pembuatan SMP/SMA Negeri sehingga seluruh warga Karangharja bisa menikmati bangku sekolah hingga tingkat menengah atas, tanpa merugikan yayasan terkait. Membangkitkan Karang Taruna yang tidak berjalan karena Karang Taruna adalah hal yang penting di sebuah desa di mana para pemuda nya ikut andil di dalam semua kegiatan yang dilakukan desa, dan mendorong ibu lurah untuk melakukan banyak penyuluhan terkait pentingnya administrasi bagi mereka, juga hal-hal lain yang bisa mendorong warga Desa Karangharja menjadi SDM-SDM berkualitas, dikarenakan saya melihat banyak potensi yang besar di Desa Karangharja untuk menuju kearah sana. Karangharja, Desa di Ujung Senja | 77
“Hiduplah bermanfaat untuk orang lain, agar hidupmu bermakna” Angga Saputra
78 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
2 KKN PENUH CINTA Sarah Hanan Sahara KKN Seperti Bunga dalam Taman Sebelum memasuki bangku perkuliahan atau tepatnya saat saya masih berada di bangku sekolah, saya sering mendengar kata KKN, KKN yang saya anggap sebelumnya merupakan program yang membantu masyarakat. Sampai akhirnya saya menimba ilmu di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang memiliki program KKN. KKN di UIN ini dilakukan setiap tahunnya oleh mahasiswa, tepatnya oleh mahasiswa tingkat akhir guna menyelesaikan studinya. Di UIN sendiri saya berada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan jurusan Sosiologi, jurusan yang sangat dekat dengan masyarakat karena kajiannya merupakan masyarakat. Sebelum merasakan apa itu KKN, saat saya masih berada di semester-semester awal, saya hanya mendengar pengalaman KKN dari senior-senior saya dan KKN menurut pandangan awal saya tidak efektif karena yang saya dengar dari senior-senior saya adalah sisi buruk dari KKN seperti pengalaman horor dan kebiasaan masyarakat yang belum bisa diterima oleh mahasiswa. Pengalaman tersebut memberikan kesan yang kurang baik menurut saya walaupun sebenarnya merupakan tantangan untuk saya karena sesuai jurusan saya apapun yang ada pada masyarakat merupakan kajian yang harus saya teliti. Namun, hal tersebut agak bertolak belakang dengan kepribadian saya, walaupun jurusan saya merupakan jurusan sosial di mana masyarakat menjadi objek utama dan interaksi sangat diperlukan, saya merupakan pribadi yang pemalu dan kurang bisa berinteraksi langsung dengan orang baru, hal tersebut membuat saya mengganggap KKN merupakan hal yang sedikit berat untuk saya lakukan. Tetapi, apapun alasannya KKN UIN merupakan kegiatan yang harus dilakukan selain merupakan syarat untuk menyelesaikan studi saya, KKN juga merupakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni Pengabdian kepada masyarakat. Berhubung jurusan saya adalah sosiologi, KKN bukan satusatunya tugas yang berhubungan dengan masyarakat, sebelum KKN saya sering kali mendapat tugas praktik lapangan seperti penelitian masyarakat di perkotaan, pedesaan atau bahkan penelitian pada narapidana. Saya juga Karangharja, Desa di Ujung Senja | 79
pernah mendapat tugas penelitian masyarakat pada pedesaan yang mengharuskan bermalam beberapa hari di desa tersebut yang saya anggap sebagai latihan untuk melaksanakan KKN. Sampai akhirnya saya harus melaksanakan KKN sungguhan pada kenaikan semester 6 ke 7. Pada awalnya timbul keraguan di benak saya dikarenakan peraturan KKN yang berbeda dari tahun sebelumnya, salah satu peraturan tersebut adalah pemilihan kelompok ditentukan oleh pihak PPM yang langsung menimbulkan pertanyaan “apakah bisa saya hidup selama satu bulan dengan orang yang sebelumnya tidak saya kenal, dengan karakter yang berbeda satu sama lain?”, pertanyaan tersebut timbul dikarenakan bagi KKN yang dilakukan selama satu bulan tersebut harus dijalani dengan orang yang sebelumnya sudah mengenal satu sama lain, hal tersebut bertujuan untuk menghindari konflik. PPM memilih kelompok secara acak dari berbagai fakultas, dari 11 fakultas yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak semua diwajibkan untuk menjalani KKN, dalam Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sendiri hanya satu orang dalam masing-masing kelompok. Saat mengetahui bahwa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik hanya satu orang dalam setiap kelompok timbul keraguan yang semakin besar, KKN menjadi berat buat saya, karena orang yang akan ada dalam kelompok kemungkinan tidak pernah saya temui sebelumnya. Itu merupakan kendala awal saya dalam memandang KKN. Setelah diumumkan dan dikumpulkan perkelompok, saya mulai melakukan perkenalan dengan setiap anggota pada kelompok dan kami pun melanjutkan pertemuanpertemuan selanjutnya dengan tujuan selain guna membahas masalah persiapan KKN juga guna membangun chemistry satu sama lain. Persiapan kelompok pra KKN pun dilaksanakan seperti mencari nama kelompok dan mencari sponsor untuk keperluan KKN. Setelah diumumkan tempat-tempat desa, kelompok saya ditugaskan di Desa Karangharja, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, kami membuat proposal dan melakukan surveisurvei ke desa tersebut. Setelah melihat desanya, saya beranggapan akan sulit mengajak masyarakat yang ada di sana untuk melakukan kegiatan bersama karena menurut aparat desa, tingkat partisipasi masyarakat di desa tersebut rendah, saya dan kelompok saya mencoba memahami lebih dalam seperti apa desa tersebut.
80 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Seperti Apa Teman Saya Saat diumumkan kelompok KKN, saya mendapat kelompok yang bernomor 154, kelompok tersebut pada mulanya beranggotakan 11 orang terdiri dari 6 orang perempuan dan 5 orang laki-laki. Tetapi anggota kami yang bernama Iffah mengundurkan diri karena mengikuti KKN Kebangsaan, kelompok kami pun tersisa 10 orang. Kemudian kepergian Iffah digantikan oleh anggota baru yang terdiri dari 2 orang laki-laki, kelompok kami menjadi 12 orang yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Menurut saya keadaan tersebut akan sangat menyulitkan nanti pada saat tinggal selama satu bulan dikarenakan anggota perempuan hanya 5 orang, kesulitan yang menurut saya akan kami alami yaitu kesulitan pada masalah kebersihan karena yang diketahui laki-laki lebih cenderung cuek untuk masalah kebersihan, selain kebersihan masalah yang akan dialami juga masalah konsumsi, 5 orang perempuan tersebut akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan konsumsi dari 12 orang setiap harinya. Setelah sering melakukan perkumpulan dengan kelompok KKN, saya mulai mengetahui sedikit demi sedikit karakter satu sama lain, interaksi terus kami lakukan guna timbulnya kekompakan di dalam kelompok tersebut. Tiba pada hari KKN dimulai. Kelompok saya tinggal di sebuah ruko yang semula kosong, dalam rumah tersebut kami tinggal dan bertemu setiap hari dan setiap waktu. Di hari pertama, kelompok saya sangat kompak, kami sering sekali bermain dan bercanda sampai larut untuk menghibur diri, hal tersebut berjalan beberapa hari yang, dan pada akhirnya saya mulai merasakan dugaan awal saya mengenai kesulitan-kesulitan yang akan dirasakan anggota perempuan ternyata benar terjadi. Karena laki-laki cuek dengan kebersihan maka perempuan harus sering mengingatkannya, kemudian masalah memasak hanya perempuan setiap hari yang memasak. Karena merasa ini tidak baik apabila berlangsung terus-menerus selama sebulan, akhirnya pihak perempuan membuat jadwal piket untuk piket kebersihan rumah dan piket memasak. Di minggu pertama kami melaksanakan KKN, terjadi konflik yang sangat membuat kelompok saya merasa tidak nyaman, konflik tersebut timbul karena adanya kesalahpahaman yang dirasakan salah satu anggota. Beberapa hari kelompok saya seperti terpecah, tidak ada bercanda seperti sebelumnya, canggung dan sangat tidak kondusif. Keadaan tersebut sangat tidak baik apabila terus berlangsung. Akhirnya diadakan rapat internal dalam kelompok, di sana kami mengeluarkan unek-unek kami Karangharja, Desa di Ujung Senja | 81
termasuk saya. Saya mengeluarkan unek-unek yang menjadi keluhan saya terhadap masing-masing individu, rapat pun menghasilkan keputusan bahwasanya evaluasi kegiatan dilaksanakan setiap malam. Setelah konflik tersebut akhirnya saya menjadi tahu apa kekurangan saya dan apa yang kurang dan harus diperbaiki dikelompok saya, selain itu saya juga jadi mengetahui apa yang tidak disenangi oleh teman-teman kelompok saya. Hari-hari saya lalui dengan teman-teman kelompok, kelompok saya sudah kembali seperti semula, mulai bercanda-canda dan lebih terbuka. Saya merasakan kekompakan mulai terbangun, kekompakan kelompok terlihat melalui interaksi dengan kelompok lain seperti saling membela dan saling melindungi. Dalam satu desa terdapat 3 kelompok yang membuat kami sering berinteraksi dengan kelompok lainnya. Karena dalam satu desa terdapat 3 kelompok, ada beberapa program kerja kelompok saya yang digabung dengan kelompok lain, selain program kerja kami juga sering mencari hiburan bersama seperti jalan bareng melepas penat dan juga sesekali tanding futsal, entah itu laki-lakinya atau perempuannya. Semakin kompaknya kelompok saya akhirnya saya mengetahui lebih dalam karakter yang ada, sebulan bersama dalam satu rumah, makan selalu bersama, bermain bersama, keliling kampung bersama, saling membela satu sama lain dalam anggota membuat anggapan saya semula yang mengira akan sulit menjalani KKN dengan orang baru berubah menjadi rasa syukur dipertemukan keluarga baru. Kekompakan kemudian saya rasakan pada saat saya terkena musibah, yaitu saya mendapat kabar bahwa ayah saya mengalami sakit pendarahan pada mata yang membuat saya down di sana. Teman-teman kelompok saya bahu membahu membantu saya baik secara mental dan merangkul saya untuk memberikan motivasi. Kemudian saya diantar pulang oleh salah satu teman saya untuk melihat keadaan ayah saya. Namun saya harus kembali ke Desa Karangharja hari itu juga dikarenakan tugas saya belum selesai, teman saya tanpa lelah membantu saya. Kemudian ketua saya secara bijaksana memberikan izin untuk pulang lebih awal dikarenakan saya harus mengantarkan ayah saya menjalani oprasi matanya. Kejadian yang tidak saya lupakan lagi adalah saat kami bertanding futsal dengan kelompok sebelah, untuk pertama kalinya saya bermain futsal, karena kondisi saya yang tidak bisa lelah sebelumnya saya tidak menyukai hal-hal yang menguras tenaga, tetapi akhirnya saya bersedia untuk mengikuti pertandingan futsal tersebut. Sebelum bertanding, saya dan 82 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
teman-teman latihan terlebih dahulu dengan anak-anak sekitar tempat saya tinggal, sampai akhirnya sampai di hari pertandingan saya dan kelompok saya sudah sangat siap untuk pertandingan, semula strategi permainan adalah main body tetapi pada kenyataan kelompok kami yang dibody oleh kelompok lawan. Punggung saya tertimpah pihak lawan yang membuat saya hampir saja pingsan. Kemudian setelah bertanding, saya dan teman-teman wanita mencari makan di luar sambil berbincang-bincang. Hal tak terlupakan lainnya adalah pola tingkah laku anggota kelompok. Salah satu kelompok saya yang aneh, orang tersebut bernama bang Apis, dialah yang membuat hari hari saya dan kelompok saya penuh canda dan tawa. Tingkahnya yang kadang-kadang aneh membuat dia jadi bahan lelucon anak-anak. Setiap pagi kami sudah bercanda menertawakan pola tingkah laku teman yang lucu ini. Kemudian kejadian yang tak terlupakan lainnya adalah saat anak-anak kecil menangisi kepergian kami pulang, kejadian ini tak telupakan karena terharu akan sikap anak-anak yang menangisi kepergian kakak-kakak KKN UIN. Saya dan teman-teman mendapat banyak surat dan hadiah dari anak-anak. Saya sendiri mendapat banyak hadiah, karena tepat di tanggal 13 Agustus saya berulang tahun. Saya tidak menyangka akan mandapat hadiah dari anak-anak, saya mendapat sepatu dan kerudung, lalu di hari-hari terakhir sebelum perpisahan di SD, kami mendapat banyak surat dari anak-anak SD yang berisi kalimat sayang mereka untuk kami kakak-kakak KKN UIN dan ungkapan kalau mereka tidak menginginkan kami pulang. Demikian kejadian-kejadian yang tidak terlupakan. Desa Karangharja Sebelum KKN berlangsung atau lebih tepatnya saat pra KKN saya dengan kelompok melakukan beberapa kali survei. Survei dilakukan untuk mengetahui tata letak desa, kondisi masyarakat dan rumah singgah sementara kelompok KKN kami. Kesan pertama saya tidak terlalu baik saat melihat kondisi desa terutama saat melihat aula desa yang terletak di samping kantor kelurahan, kondisi aulanya tidak terurus menandakan bahwa masyarakat acuh terhadap kondisi desanya sendiri, terlebih lagi saya diceritakan oleh aparat desa bahwa partisipasi masyarakat di Desa Karangharja terbilang rendah. Hal tersebut membuat saya berpikir bahwa itu akan menjadi kendala kelompok KKN saya, karena program kerja Karangharja, Desa di Ujung Senja | 83
kelompok saya ada beberapa yang sangat membutuhkan partisipasi masyarakat. Pada hari pertama saya datang ke desa, saya mendatangi rumah ibu lurah, dengan membawa barang-barang kelompok, karena saya bertugas untuk membawa barang-barang kelompok. Saya membawa barang tersebut ke rumah ibu Lurah dikarenakan kesepakatan awalnya adalah kelompok KKN saya akan tinggal di rumah ibu lurah. Tetapi pas sampai di sana, kami tertahan, kami melihat tempat tinggal yang disediakan ibu lurah tidak cukup memadai untuk kami dan barang-barang kelompok kami. Akhirnya saya menunggu keputusan ketua kelompok saya, saya menunggu di rumah ibu lurah dengan beberapa orang teman kelompok. Sambil menunggu saya mengelilingi kampung sekitar dan bertegur sapa mengenalkan diri dengan beberapa masyarakat sekitar. Akhirnya teman-teman saya yang lain datang dan mulai mencari tempat tinggal, sampai akhirnya ada salah seorang warga berkenan menyewakan ruko yang terbilang cukup besar dan baru jadi untuk kami sewa dan tinggali. Keesokan harinya semua laki-laki dari 3 kelompok itu membersihkan aula desa. Kedatangan kami disambut hangat oleh aparat desa. Beberapa hari berada di sana, saya mendatangi anak-anak kecil yang sedang berenang di kali depan rumah saya di sana, saya mengajak mereka untuk membaca buku yang tersedia di rumah saya di sana, karena salah satu program kerja kelompok saya adalah taman baca maka kelompok saya membawa banyak buku yang terdiri dari berbagai jenis, mulanya saya tawarkan komik untuk menarik perhatian anak. Ternyata minat membaca anak-anak yang ada di sekitaran rumah saya sangat besar. Hal tersebut terbukti hampir setiap waktu mereka mengunjungi rumah kami untuk membaca entah itu komik, buku islami ataupun buku pelajaran, anak-anak datang dengan membawa teman-teman baru setiap kali berkunjung, semakin ramailah rumah saya. Selain taman baca, kelompok saya mempunyai program kerja Taman PendidikanA l-Qur’an yang membuat rumah kami ramai anak mengaji pada sore hari. Selain anak-anak, saya merasa kedatangan kelompok KKN disambut hangat oleh warga desa Karangharja. Warga di sana sangat ramah dan memperlakukan kami dengan baik, terutama tetangga yang ada di samping rumah saya dan kelompok saya tinggal, yang sering kami sebut nenek. Nenek sangat memfasilitasi kami apabila kami butuh sesuatu. Kedatangan saya berserta kelompok KKN juga disambut hangat oleh pihak sekolah tempat kami melakukan kegiatan belajar mengajar, dari mulai kepala sekolah sampai guru-guru 84 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
memperlakukan kami begitu baik, setiap sehabis pelajaran selesai kami selalu disuguhkan makanan untuk makan siang, kemudian kami diarahkan cara mengajar masing-masing kelas seperti apa. Kegiatan-kegiatan kami sangat dibantu oleh masyarakat sekitar yang senantiasa bersedia membantu kami dalam bersosialisasi bahkan menjalankan program kerja kami. Salah satunya adalah seorang warga sana yang bernama Pak Capang kami sering sebutnya. Pak Capang merupakan mantan lurah yang sangat mengetahui seluk beluk desa tersebut. Pak Capang juga sangat membantu kami selama KKN seperti pada hari pertama di Desa Karangharja beliau menyediakan rumahnya untuk saya dan kelompok saya bermalam sementara, setelah itu beliau yang mengenalkan kami kepada masyarakat dan mengajak kami dalam acara-acara desa seperti tahlilan dan sebagainya. Pak Capang rutin mengontrol kami dan memberikan beras apabila kami kehabisan beras dan beliau juga yang kini menampung buku-buku yang kami sumbangkan untuk taman baca masyarakat. Kesan baik yang saya dapatkan pada desa tersebut adalah semangat anak-anaknya dalam segi pendidikan, terlihat pada saat kami menyedikan taman baca untuk mereka, mereka sangat antusias untuk membacanya dan juga semangat dalam mengaji, sekali waktu terjadi hujan besar pada siang hari, ternyata ada anak-anak yang datang menggunakan payung dan jas hujan untuk mengaji, kedatangan mereka pun lebih awal dari jam yang sudah ditentukan. Semangat anak-anak saya lihat juga dari SD tempat saya mengajar, cita-cita mereka sangat tinggi, ada yang ingin jadi pengacara ada yang ingin menjadi pilot, guru dan sebagainya, setiap hari mereka jalan kaki cukup jauh untuk bersekolah karena di sana belum ada anggutan umum, demi meraih cita-cita. Banyak sekali pembelajaran yang dapat diam diambil dalam KKN sebulan yang saya rasakan, mulai dari saya harus terbiasa memahami orang lain kebiasaan baik dan buruknya yang harus saya terima dan mengerti, saya pula belajar bersosialisasi lebih dalam dengan masyarakat di sana karena sosialisasi merupakan kunci saya dalam mempelajari studi saya di bangku kuliah, yang sebenarnya KKN ini sangat membantu atau berpengaruh dalam studi saya di kampus, kemudian pelajaran yang dapat saya ambil. Saya jadi lebih mengetahui pendekatan dengan anak-anak yang semula saya tidak bisa terlalu dekat dengan anakanak menjadi sangat suka dengan anak-anak, kemudian saya mepelajari bagaimana mengolah emosi dan mengasah kesabaran, hal tersebut saya dapatkan ketika saya mengajar anak SD mulai dari kelas satu sampai kelas Karangharja, Desa di Ujung Senja | 85
enam, di mana mereka bertingkah laku yang sering menguras kesabaran kakak-kakak KKN UIN Jakarta. Andai Saya Jadi Penduduk Desa Sebagian besar masyarakat yang ada di sana bermata pencaharian sebagai wiraswasta, di mana mereka mempunyai usaha ternak, berdagang, atau menggarap sawah. Sebagian masyarakat memiliki ternak lele dan ternak ayam, tetapi adapula yang memiliki usaha pembuatan helm, untuk penduduk yang memiliki usia lanjut sebagian besar mengarap lahan sawah yang terbentang di beberapa lokasi di Desa Karangharja. Jika saya menjadi penduduk desa, saya kemungkinan akan membantu dalam hal pemasaran usaha mereka, karena menurut cerita mereka, konsumen dari usaha mereka berasal dari penduduk sekitar. Hal tersebut sangat disayangkan di tengah majunya teknologi saat ini dan usaha mereka pun berpotensi meraih pasar yang lebih luas. Seperti ada ternak lele atau ayam, ternak tersebut bisa dipasarkan secara online sehingga pemilik usaha mendapakan konsumen lebih banyak dan lebih luas jangkauannya, karena ayam dan lele merupakan hewan yang menjadi favorit untuk dijadikan bahan makanan serta banyak rumah makan yang menggunakan bahan tersebut. Saya juga akan membantu dalam distribusi ke wilayah perkotaan di mana pangsa pasar dalam menjual komoditas tersebut lebih besar dibandingkan hanya dijual di sekitar Kabupaten Tangerang. Selain dari sektor ekonomi, saya juga ingin membantu dalam sektor pendidikan. Masyarakat desa sangat membutuhkan sekali terkait pendidikan teknologi terbaru, khususnya generasi muda. Walaupun di sekitar Karangharja sudah ada warnet, namun penggunaannya bagi generasi muda belum begitu maksimal dan hanya digunakan untuk bermain game online. Saya ingin melatih mereka bagaimana teknologi informasi tersebut dapat berguna bagi kehidupan mereka kelak.
86 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
3 BAKTI KAMI UNTUK NEGERI TERCINTA Sumi Sumiati Uluran Tangan Penuh Ketulusan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini merupakan bentuk pengabdian kami kepada desa dan persembahan untuk negeri tercinta. Lentera kehidupan desa dan orang-orang baru di sekitar mungkin akan terasa begitu asing bagi saya. Satu bulan akan saya lalui untuk menjalani kehidupan di sana, orang-orang baru dan suasana baru yang akan mengisi setiap hari saya nanti, dan akankah sulit untuk saya hadapi? Pertanyaan itu selalu terbayang dalam pikiran saya. Kesulitan untuk bersosialisasi, interaksi, dan hati yang tak bisa mengerti, begitu menyulitkan saya dalam berbagai hal yang membuat pikiran saya tak menentu. Perasaan bersalah karena tak bisa akan banyak hal selalu ikut menghampiri saya. Terkadang sempat terbesit dalam pikiran, tinggal di sebuah desa yang jauh dari keramaian kota, kebisingan, polusi serta kemacetan yang ada. Di sana mungkin saya dapat menikmati pemandangan yang indah dengan hamparan hijau yang luas dengan memperhatikan anak-anak kecil yang riang gembira bermain bersama, dan semuanya akan terasa begitu menyenangkan. Namun, bagaimana dengan masyarakat di sana, akankah penerimaan baik yang mereka berikan ataukah justru sikap acuh tak acuh yang tampak yang akan mereka tunjukkan? Akankah karena itu kerinduan dengan orangtua di rumah membuat saya menguraikan tetes air mata dan semakin tak ingin tinggal lebih lama? Namun, sikap seseorang tak akan sekeras karang di lautan. Mungkin kita hanya perlu mengenal mereka lebih mendalam dan dengan beberapa hal yang bisa saya lakukan, saya hanya bisa berusaha menahannya, melaksanakan dan menyelesaikan tugas ini dengan sebaik mungkin, karena inilah bakti saya untuk negeri ini. Kegiatan pembekalan membantu saya memahami dan menerka bagaimana kondisi suatu desa yang nanti akan menjadi rumah kami selama satu bulan di sana. Ikut berbaur bersama masyarakat desa, mencari solusi di atas permasalahan yang ada, dan ikut merasakan bagaimana kehidupan mereka. Saya tidak tahu bagaimana hari esok akan membawa saya. Kemandirian dan sosialisasi yang tinggi begitu menuntut saya untuk bisa keluar dari zona nyaman ini, kebiasaan yang hanya menyibukkan diri dengan Karangharja, Desa di Ujung Senja | 87
kumpulan soal, lembaran-lembaran materi, atau bahkan hanya fokus dengan bahan-bahan dan reagent di laboratorium. Kini saya akan bertemu kembali dengan kehidupan masyarakat, keadaan di mana interaksi dan sosialisasi itu begitu penting. Karangharja... tempat di mana selama satu bulan akan mengisi hari-hari saya selama di sana. Pertemuan dengan anak-anak desa akan menjadi motivasi saya untuk selalu bertahan akan beberapa momen yang mungkin membuat saya ingin kembali. Mimpi-mimpi dan cita-cita yang ingin mereka gapai di masa depan begitu berarti. Pribadi dan setiap jejak langkah mereka saat ini akan sangat berpengaruh untuk kehidupan mereka kelak nanti. Motivasi dan inspirasi juga memberikan pengaruh besar yang membantu mereka agar tidak kehilangan semangat dalam belajar dan berusaha menjaga mimpi-mimpinya. Perjumpaan dengan anak-anak ini yang selalu dapat mengingatkan saya kembali dengan setiap momen masa kecil saya. Saya ingin bisa merangkul mereka di setiap langkah perjalanan hidup ini. Perjalanan mereka masih sangat jauh. Jalan yang ditempuh tidak selamanya lurus dan bagus, kadang berbelok dan berliku, ada saat di mana mungkin kita akan terjatuh hingga kaki ini begitu sulit untuk berdiri bahkan berlari. Saat di mana saya terjatuh, uluran tangan penuh ketulusan dengan senyum manis itu tak pernah bisa saya lupakan, semuanya menyisakan lembaran kenangan yang selalu mengingatkan saya akan setiap momen itu. Saya juga ingin tetap bisa menyisakan waktu untuk merasakan sejuknya udara subuh, sinar mentari pagi, setiap tetes gerimis sore yang mungkin turun, menyaksikan langit senja yang jingga, memperhatikan cahaya bintang dan juga bulan yang mungkin tersenyum bahagia. Pertemuan kami dengan masyarakat Karangharja akan meninggalkan sebuah kesan. Dalam setiap langkah ini, saya ingin selalu berusaha untuk menjaga sikap dalam bertindak, sehingga dapat meninggalkan kesan baik itu. Namun, akankah sulit untuk bisa menjalin hubungan kekeluargaan dengan mereka yang belum saya kenal dan pahami bagaimana jalan pikiran masing-masing. Setiap orang mungkin akan berbeda, ada orang yang begitu peduli dengan kehadiran kami, namun mungkin akan ada diantaranya yang menunjukkan sikap acuh tak acuh. Begitu sulit untuk bisa memahami karakter setiap orang yang begitu beragam. Namun mereka adalah keluarga saya selama satu bulan saya tinggal di sana. Saya selalu berpikir apakah waktu satu bulan yang akan saya habiskan akan menjadi waktu yang berjalan begitu lama atau justru hanya sebentar. Waktu akan terasa begitu 88 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
lama ketika saya memang tidak bisa menikmati setiap hari yang berkesan. Sementara waktu akan berjalan sebentar dan dapat saya rasakan ketika setiap hari yang saya lewati memberikan kesan baik yang mungkin menyenangkan, sehingga dapat menyisakan sebuah kenangan. Beberapa program kegiatan, kami rancang sedemikian rupa untuk dapat memberikan pelayanan dan pemberdayaan kepada masyarakat sebaik mungkin. Pandangan dalam berbagai sudut pandang sangat diperlukan untuk bisa memahami bagaimana kehidupan mereka. Roda kehidupan yang telah digariskan selalu berputar. Setiap manusia berusaha untuk menjalani setiap jalan kehidupan ini dengan ikhtiar dan doa. Waktu yang masyarakat punya sebagian mungkin banyak dihabiskan untuk selalu bekerja keras dengan profesi yang masing-masing mereka geluti. Di tengah kesibukan setiap hari mereka, kendala terbesar yang terbayangkan dan mungkin terjadi adalah sedikitnya respons dan kontribusi masyarakat untuk menghadiri dan turut serta dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan. Berpegang Erat Satukan Cerita dan Cinta Tangan saling berpegang erat, kami disatukan dalam kelompok KKN Casuarina dengan jumlah 12 orang. Perjumpaan pertama kami pada tanggal 15 April 2016, memberikan kesan pertama yang cukup baik. Saya duduk saling berdampingan dengan mereka hingga akhirnya saling berjabat tangan untuk saling mengenal. Mereka adalah keluarga baru yang akan menemani saya selaama beberapa waktu kedepan, orang-orang yang akan tinggal bersama, dengan sifat berbeda namun tujuan yang kami miliki di sana adalah sama. Pertemuan demi pertemuan akhirnya kami rasakan dan lewati bersama, kebersamaan pun semakin terjalin dan mengikat erat kami. Canda tawa, keceriaan, persahabatan, dan rasa kekeluargaan begitu terasa. Mereka adalah sahabat sekaligus keluarga baru yang nanti akan saling memahami dan mengerti satu sama lain. Sempat kami membuat sebuah pohon keluarga kecil bahagia untuk mengisi setiap candaan di tengah kesibukan hari-hari kami di Karangharja. Merekalah sahabat-sahabat hebat ketika kami bersama berada di luar rumah dan keluarga tercinta ketika kami berada dalam satu rumah. Selama di sana, mungkin tidak hanya kesan menyenangkan yang ada, perasaan sebaliknya juga kadang muncul bak ombak lautan yang datang tiba-tiba menghancurkan keadaan. Tidak selamanya semuanya berjalan Karangharja, Desa di Ujung Senja | 89
sesuai harapan, konflik yang tak pernah diharapkan ternyata juga ikut menghampiri kebersamaan kami. Belumkah kita saling terbuka dan merangkul semuanya hingga hal satu ini masuk dalam kehidupan bersama kita? Belumkah kita saling mengerti dan memahami tentang apa yang dirasakan masing-masing? Apa yang harus dilakukan ketika semuanya telah retak? Namun akhirnya, dengan berpegang erat satukan setiap cerita dan rasa cinta, kami bisa menyelesaikannya. Casuarina (Latin : cemara) sesuai filosofinya tumbuh berdampingan tapi berjarak agar tak saling menginjak, tetap hidup bersama tapi tak saling menyakiti. Pohon cemara bisa tumbuh di mana saja dan memiliki kemampuan adaptasi yang cukup tinggi walaupun tempat dan kondisinya berbeda. Apakah saya sudah menjadi orang yang bisa beradaptasi dengan dan dalam kondisi apapun? 'Be high adaptable person'. Pohon cemara memiliki "postur" yang cukup tinggi, di mana bagian batang dan daun yang paling ujung mengalami "terpaan angin" yang lebih kuat dibandingkan batang dan daun yang ada di bawahnya. Semakin tinggi posisi batang dan daun, maka semakin kuat juga "terpaan angin" yang akan dirasakan. Semakin tinggi tanggung jawab saya, maka akan semakin kuat pula "terpaan badai" yang akan saya alami atau rasakan. Sudah siapkah saya? Saya perlu melatih dan tempa diri untuk siap menghadapi hal tersebut, karena itu akan membangun mental dan menunjukkan siapa saya sebenarnya, 'Be patriot'. Pohon cemara memiliki bentuk pohon yang menyerupai segitiga, di mana semakin ke ujung semakin runcing. Semakin ke atas, jumlah batang dan daunnya pun bertambah sedikit. Apakah saya sadar dengan apa yang saya miliki saat ini? Apakah saya juga sadar bahwa terkadang saya akan semakin merasa "sendiri"? Semakin tinggi kita, semakin sedikit jumlah orangnya dan semakin sedikit juga jumlah teman yang bisa diajak berdiskusi atau sharing. Semakin kuat pula tuntutan pada diri untuk menjadi orang yang "tangguh", ‘Be tough person’. Semua kenangan masa-masa di mana kami menjalani kehidupan bersama akan terukir dalam hati dan pikiran saya. Mungkin memang tak sedikit pertentangan yang kami alami, namun semuanya teruntuhkan karena pegangan erat, cerita, dan cinta bersama. Terima kasih ini untuk setiap jejak langkah yang kita lewati bersama dan untuk setiap celah waktu yang tersisa saat ini untuk tetap saling berkumpul bersama. Semoga kita selalu bertegur sapa hingga saat nanti. Saat di mana perpisahan itu memang benar-benar ada dan memisahkan kita. Kehadiran kalian yang memberikan setiap kenangan 90 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
tak terlupakan. Kalian sahabat sekaligus keluarga tercinta yang selalu berusaha untuk memahami dan mengerti akan segala kesalahan yang tak sengaja yang mungkin telah saya lakukan, atas setiap kekurangan yang telah saya hadirkan dalam setiap kebersamaan dan mungkin hanya sedikit kelebihan yang saya miliki dan berikan. Angga, Ayu, Nur, Sarah, Ema, Al, Alfian, Sofyan, Agung, Kak Irfan, dan Kak Hafizh. Angga, seorang yang selalu saya anggap keluarga satu fakultas, satu-satunya teman dari satu fakultas yang sama. Orang yang berusaha untuk selalu saya pahami dan mengerti, tapi ia sendiri tak pernah sadar dan mau mengerti. Terkadang bijak, namun kadang seperti anak manja dan ketika emosi ia tak ingin berbicara. Tapi ahli matematika satu ini tetap hebat dalam beberapa hal. Ayu, sahabat cantik yang selalu mengerti dan paling peduli terhadap saya. Ia selalu membantu saya dalam banyak hal, dan ia pula yang terkadang selalu membantu saya keluar dari zona rasa takut dan saat di mana saya begitu tidak percaya diri. Ia yang selalu merangkul saya, saat di mana hati dan pikiran saya tak menentu karena perasaan bersalah ketika kesalahan sekecil apapun telah saya perbuat. Nur, sahabat yang juga selalu mengerti saya, di saat saya terjatuh, ia yang selalu mengulurkan tangannya dan memeluk saya. Ia yang selalu menemani hari-hari saya kemanapun. Sarah, ia sudah seperti keluarga, yang terkadang selalu dianggap sebagai kakak perempuan tertua di pohon keluarga Casuarina. Ia cantik, baik, dewasa, dan lucu. Terkadang kami selalu bercerita bersama tentang banyak hal. Sarah juga selalu mau mengerti saya. Saya ingat saat di mana Sarah bilang kepada saya, agar jangan selamanya saya selalu mementingkan oranglain, ada saat di mana saya juga harus mementingkan diri sendiri. Ema, keluarga di Casuarina yang paling dewasa saat di rumah. Ema yang selalu menyiapkan makanan-makanan enak saat kami berkumpul bersama. Kemampuan sosialisasinya yang tinggi membuat ia banyak disenangi dan cepat akrab dengan orang lain. Ia sudah seperti mama kami di pohon keluarga Casuarina. Ia cantik, baik, hebat, dan terkadang selalu bisa mengerti saya juga. Al, orang yang paling mandiri dan rajin yang selalu mau melakukan segala hal di Casuarina. Di setiap waktu luangnya ia selalu menyisakan waktu untuk selalu mendekatkan diri kepada-Nya, ia yang selalu berusaha shalat tepat waktu, membaca mushaf alQur’an, dan membangunkan teman-teman yang lain. Alfian, ia yang paling lucu, suka membantu dan begitu baik dalam banyak hal. Ia tak pernah kelihatan marah walaupun ketika oranglain terlihat menyebalkan. Sofyan, ia Karangharja, Desa di Ujung Senja | 91
memiliki keahlian dalam banyak hal, pengetahuannya juga luas, baik, dan kadang selalu bisa mengerti saya juga. Agung, ia orang hebat yang selalu bekerja sangat keras di rumah untuk menjalankan program kerja kami. Ia terkadang begitu dewasa dan selalu bisa mengerti saya, dan mau mengerti setiap cerita saya, namun terkadang sebaliknya. Ia sudah seperti papa kami di pohon keluarga Casuarina. Kak Irfan, ia adalah sosok yang paling dewasa diantara kami, ia yang bisa menyatukan kami kembali di saat hubungan kami sempat retak. Ia hebat dalam banyak hal, terutama agama. Kak Irfan yang selalu bisa mengingatkan kami untuk memperbaiki kesalahan kami dalam beberapa hal. Dan yang terakhir Kak Hafizh, ia orang yang sangat baik yang terkadang juga begitu peduli terhadap saya dan teman-teman lain. Ia yang selalu bisa mengubah suasana menjadi hal-hal yang lucu dan menarik. Terima kasih untuk kalian keluarga tercinta dan untuk setiap kebersamaan yang akan selalu kita lalui. Di Karangharja kami dari Casuarina bersatu, mengemban bakti untuk bumi pertiwi. Casuarina untuk Karangharja, di sini cita-cita dan inovasi ingin bisa kami tingkatkan untuk negeri tercinta ini. Merindukan Langit Senja yang Jingga Casuarina untuk Karangharja. di sini kami mengabdi untuk melaksanakan berbagai program kegiatan KKN Casuarina “Bina Desa Untuk Negeri”. Program-program kegiatan telah kami laksanakan sebaik mungkin. Waktu berjalan begitu cepat, tanpa terasa kami dipertemukan dengan hari terakhir kami tingga di sana. Tempat ini memberikan kesan tersendiri dalam diri ini. Di sini kami dipertemukan dengan desa yang indah dan orang-orang yang hebat. Suasana desa pun begitu bersahabat dengan kami. Masyarakat desa memperlakukan kami dengan sangat baik, selain itu pihak sekolah juga sangat menerima kehadiran kami. Nenek dan ibu, beliau adalah tetangga di samping rumah kami, beliau begitu menyambut kami dengan sangat baik, dan membantu banyak hal selama kami tinggal di sana. Mereka memeluk kami dengan sangat erat, ketika waktu mengharuskan kami untuk kembali dan meninggalkan desa ini. Anak-anak juga menangis dan memeluk saya dengan begitu erat, di saat saya harus pergi. Terasa berat untuk meninggalkan mereka hingga akhirnya saya meneteskan air mata. Saya kembali teringat akan semua hal yang menjadi kenangan selama satu bulan di mana saya habiskan bersama mereka. Di saat itu, setiap siang menjelang sore banyak anak-anak yang bermain di telaga (kali) dengan riang 92 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
dan gembira. Banyak diantara mereka yang juga bermain ke rumah untuk bertemu dengan kami. Kehadiran mereka mampu menghapus semua beban kesedihan yang terkadang mungkin terasa. Canda tawa mereka menyisakan kenangan yang selalu saya ingat. Sempat waktu itu, kami berlatih futsal dan bermain bersama mereka. Mereka begitu hebat dan mengajari saya bermain dengan baik. Terkadang kami berkumpul bersama untuk membaca atau bahkan belajar bersama. Begitu banyak kenangan bersama sinar mentari pagi, gerimis sore, dan kadang langit senja yang jingga menemani hari-hari saya selama satu bulan di sana. Sesekali saya menikmati sunset, menjelang mentari terbenam di hamparan hijau yang indah waktu senja. Bersama sahabat-sahabat tercinta Ayu dan Nur, serta anak-anak desa di sana, kami berjalan menelusuri pematang sawah, bercanda bersama dan sempat mengambil beberapa foto. Dan kini saya begitu merindukan semua kenangan bersama mereka. Mentari di Ufuk Timur Saya menjalani kehidupan di Desa Karangharja selama satu bulan. Di sini saya mengenal banyak anak-anak yang memiliki mimpi, cita-cita dan harapan. Banyak hambatan yang mungkin menyulitkan mereka, namun motivasi dan inspirasi begitu mereka butuhkan. Mereka adalah anak-anak bangsa yang kelak akan mengabdi dan membangun negeri ini. Pemberdayaan anak-anak, pengembangan minat dan bakat, motivasi, dan inspirasi berusaha untuk saya tanamkan. Saya mungkin memang bukan pengajar muda yang ahli dan menyandang profesi sejati, namun saya hanya berusaha dengan tekad kuat sehingga kelak mereka dapat menggapai mimpi-mimpi mereka dan mempersembahkannya untuk negeri tercinta ini. Esok, ya hari esok mungkin saya tidak tahu apa yang akan terjadi, namun di saat mereka terjatuh, saya ingin memberikan uluran tangan yang mereka butuhkan untuk kembali berdiri hingga akhirnya dapat berlari untuk menggapai mimpi-mimpi yang mereka miliki. Jalan mungkin memang tak selamanya lurus, kadang berbelok dan berbatu. Ada saat di mana hambatan itu mereka rasakan, namun hanya kemauan sendiri untuk segera beranjak yang mampu membantu mereka. Saya kembali menuliskan beberapa kalimat di atas selembar kertas untuk mereka. Merekalah sang mentari di ufuk timur yang selalu saya harapkan dapat melewati setiap hambatan untuk meraih harapan dan Karangharja, Desa di Ujung Senja | 93
memberikan banyak kenangan. Tawa, tangis, dan senyum ketulusan mereka yang membuat saya selalu ingin meneteskan air mata dan memeluk mereka, dan di suatu saat nanti, saya ingin kembali menangis dengan penuh haru dan bahagia di saat mereka berhasil. Mereka memiliki impian untuk meraih citacita. Saya percaya cita-cita adalah tujuan hidup dan tempat membangun harapan. Setiap generasi muda di negeri ini diberikan kesempatan untuk berinovasi, mereka akan cepat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang kuat, tangguh, dan peduli. Merekalah generasi muda yang ingin bisa mempersembahkan inovasi dan prestasi untuk negeri tercinta ini. Dan saya yakin bahwa suatu saat kelak merekalah yang akan menggantikan saya dalam memberikan pengajaran untuk generasi bangsa setelah saya tiada.
94 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
4 DESA MATAHARI TERBENAM Anifah Ayu Fitriyah Menanti Jawaban Pada awalnya saya berpikir bahwa KKN adalah kegiatan yang sia-sia. Karena jika kita ingin membangun desa kita bukan terjun langsung ke desanya membina masyarakatnya satu-satu melainkan kita terjun ke perangkat desanya atau organnya terlebih sebagai mahasiswi perbandingan agama saya berharap bisa KKN di daerah konflik karena praktik kerjanya sesuai dengn jurusan yang saya ambil. Apalagi saya KKN di tipe desa yang sudah cukup maju hanya saja cara berpikir masyarakatnya masih belum seperti orang di kota. Yang saya rasakan cukup bingung karena harus merubah mindset orang tapi tetap diterima dengan masyarakat dengan baik. Jadi untuk mencari info soal KKN sama senior dikampus apa saja hal-hal yang harus diperhatikan sampai kegiatan-kegiatannya. Pada akhirnya saya tetap melakukan KKN agar bias lulus sarjana S1. Aku anggap KKN adalah tantangan dan petualangan. Jadi saya mulai merasa menikmati fase di mana saya di tempat baru, suasana baru dan memikul tanggung jawab yang besar. Tak ada gelap yang benar-benar gelap karena bintang selalu muncul ditengah-tengah gelap. Saya yakin saya bisa menjalankan KKN kata-kata motivasi untuk diri sendiri yang ku ucap dalam hati saat mendengar kata KKN. Seolah KKN itu berat padahal sih enggak berat sama sekali, yang berat adalah jauh dari rumah. Jadi semengerikan apa KKN itu? Biarkan sang waktu yang menjawabnya. Perjumpaan dengan Mereka Fase menegangkan bukanlah di mana lokasi KKN tetapi, siapa saja teman KKN kita nanti. Banyak cerita gagal KKN hanya karena teman sekelompoknya sama sekali gak solid, egois satu sama lain, otoriter, susah dikasih tau, dan males-malesan, kan horor gagal KKN hanya karena hal sepele. Yang paling bikin makin horor adalah mengulang di semester IX garagara gagal KKN. Dan angkatan saya kelompok KKN-nya ditentukan oleh PPM. Detik-detik pengumuman nama kelompok sampai akhirnya keluar pengumuman nama kelompok masih dihantui rasa penasaran seperti apa teman-teman saya nanti ? Karangharja, Desa di Ujung Senja | 95
Akhirnya saya bertemu teman-teman KKN kesan pertama yang ada dibenak hati adalah teman-temannya cukup baik dan humoris. Namun tidak semudah itu mengenali orang harus ada pertemuan yang intens diantara kami. Awalnya ketemu kelompok KKN rajin rapat dan kumpul untuk mengakrabkan satu sama lain sekaligus membahas program kerja untuk di Desa Karangharja. Ketemu dengan dua belas kepala dalam satu payung Casuarina saya harus lebih mengerti satu sama lain dan menanggi sikap mereka dengan cara yang berbeda-beda. Oia, kenalkan Casuarina adalah nama kelompok KKN kami. Casuarina adalah nama ilmiah dari pohon cemara. Karena, kami mengambil filosofi dari pohon cemara yang tumbuh paling tinggi berkelompok namun tetap berjarak. Casuarina adalah singkatan dari cita-cita dan inovasi untuk negeri tercinta. Casuarina memiliki filosofi tumbuh berdampingan tapi berjarak agar tak saling menginjak, tetap hidup bersama tapi tak saling menyakiti."Semakin tinggi sebuah pohon tumbuh semakin kencang pula angin yang akan meniupnya”. Angin ibarat masalah yang menimpa hidup kita. Semakin Kita dewasa masalah yang kita hadapi akan semakin berat, jika masalah itu tak pernah kita hadapi, tak pernah kita selesaikan, masalah itu akan muncul terus ke hadapan kita. Angin itu-itu saja yang meniup pohon. Jika masalah terselesaikan, jangan berharap angin akan berhenti bertiup. Angin yang datang meniup pohon akan semakin kencang, masalah yang datang melanda akan semakin berat. tapi jika kita sadar efek dari tiupan angin tersebut, akar semakin dalam menancap, batang pohon semakin kuat, tak akan gampang roboh, daun semakain rindang memayungi orang yg berteduh dibawahnya."Tumbuh sebuah pohon yang besar tidak tumbuh seketika tapi mulai dari biji lalu tumbuh menjadi pohon besar, dari pohon yang besar itu lalu berbuah, sampai buahnya matang lalu memetik hasilnya”. Begitu juga untuk menjadi orang sukses, sukses tidak datang seketika dan secara ajaib. Sukses itu merupakan buah dari apa yang kita lakukan sekarang dan untuk mendapatkan kesuksesan tersebut banyak yang harus di lalui. Mungkin banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari sebuah pohon. Tuhanlah yang menciptakan sesuatu tanpa sia-sia, maka jalani hidup ini dengan terus belajar dari sekitar kita dan ketika kita gagal teruslah mencoba. Anggota KKN Casuarina berjumlah dua belas orang. Angga Saputra seorang mahasiswa jurusan Matematika, dia adalah ketua kami. Sarah 96 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Hanan mahasiswa Jurusan Sosiologi dan dia adalah sekeretaris Casuarina. Selanjutnya ada Anifah Ayu Fitriyah atau saya sendiri, saya sebagai bendahara di Casuarina, dan ada ada koordinator-koordinator yang diisi oleh Ema Herviana, Sumi Sumiati, Siti Nurkomara, Agung Wahyu, Ahmad Sofyan, Alfian Aji, Irfan, Hafizh, dan Al Qadr. Sampai tiba pada hari keberangkatan semua berkumpul di kampus karena ada pelepasan secara resmi di kampus sebelum kami menuju desa. Selama di desa, hari demi hari masalah mulai bermunculan satu persatu saya semakin bias mengenali sifat satu sama lain. Masalah selalu ada namun dari masalah membuat kami semakin solid. Dan pada akhirnya saya merasa senang berjumpa dengan mereka anggota KKN 154 Casuarina. Banyak hal-hal manis yang tidak terlupakan salah satunya saat kelompok kami menantang kelompok KKN 152 atau KKN SAIK dalam pertandingan persahabatan futsal perempuan. Sebelum hari pertandingan kami berlatih di lapangan dilatih dengan anak-anak di lingkungan Karangharja. Kami pesimis, tapi kekompakan adalah kekuatan bagi kami. Ema adalah orang yang semangat antusiasnya tinggi yang membangkitkan semangat patah Nur dan Mimi sahabatku yang memang sangat feminim. Berkat keyakinan dan kekompakan kami memenangkan pertandingan dengan skor 2-0. Hal yang paling aku rindukan adalah waktu makan Bersama, karena kami semua kumpul menjadi satu berbincang-bincang ringan. Mengejar Matahari Sesampainya di Desa Karangharja sekitar pukul 20.00 WIB, kami belum mendapatkan tempat tinggal. Awalnya kami akan tinggal di rumah ibu Lurah. Namun, saat hari kami datang, ibu Lurah baru saja melakukan persalinan sehingga ada rasa sungkan di hati kami untuk tinggal di sana. Akhirnya warga di sana membantu kami mencari tempat tinggal sementara. Sedikit terharu karena sampai pukul 23.30 WIB mereka masih kelilingkeliling Desa untuk mencarikan rumah padahal cuaca sedang dingin dan malam di sana sedikit mencekam. Ada sekitar 2 tipe rumah yang akan kami ambil rumah pertama dengan dua kamar tidur dan fasilitas seperti televise, ac, dan perabotan lainnya sudah lengkap namun rumah ini mengambil jarak yang lumayan jauh dari Desa Karang-Harja. Tipe kedua adalah ruko alias rumah toko yang Karangharja, Desa di Ujung Senja | 97
sudah 95% pembangunannya, ruko itu belum memiliki aliran air maupun listrik. Letak rumahnya disamping pengairan tapi rumah inilah yang kami ambil meski agak-agak horror sedikit. Namun kami baru bisa menempati rumah ini keesokan harinya karena harus menunggu sambungan air dan listrik. Malam semakin larut dan rumah belum bias ditempati. Tiba-tiba ada seorang pria baya menghampiri saya dan bertanya keberadaan Sarah Hanan. Kemudian, saya jawab bahwa Sarah sedang mencari rumah. Setelah saya tau pria baya itu adalah camat pertama di Cisoka dan dia adalah saudara dari Sarah Hanan yang juga kelompok dari KKN saya, KKN Casuarina. Dia biasa dipanggil Pak Capang. Dia memberi kami tempat tinggal selama satu hari sampai kontrakan bisa kami tempati. Dia orang yang ramah, baik dan berjiwa sosial. Banyak pihak-pihak yang sudah membantu dan mendukung kami selama kami ada di Desa. Mulai dari perangkat desa, remajanya, anak-anak dan tetangga kami di sana. Kami bahkan hampir tidak menemukan kesulitan setiap kali menjalankan program kerja. Mereka memberikan dukungan dan bantuan berupa menyempatkan hadir disetiap undangan kami, memberikan saran dan masukan, memberikan kami keleluasaan menggunakan fasilitas desa dan memberikan kami kepercayaan bahwa kami mampu melakukan sesuatu untuk Desa Karangharja. Selama satu bulan tinggal di Desa Karangharja, banyak suka dan hampir tiada duka yang saya temui. Suasana di sana sangat bersahabat ddengan saya yang memang suka travelling dan memang suasananya seperti di rumah. Hamparan padi nan luas saat mata memandang. Tepat di depan rumah singgah Casuarina terdapat kali yang cukup jernih saat pagi dan sore hari. Karena kejernihannya dasar sungainya pun terlihat jelas. Masyarakatnya juga perduli dengan buang sampah pada tempatnya. Ada seorang nenek yang menjadi tetangga kami, dia tinggal sendiri di rumah yang kecil yang terbuat dari bambu yang cukup memilikan dengan alas rumahnya adalah tanah keras. Kami sangat sayang dengan nenek itu karena dia memberi kami perhatian dan sayang. Nenek itu rajin datang kepada kami untuk memberikan apapun yang ia miliki. Sehari-hari dia bekerja sebagai buruh arit padi saat musim panen. Kalau sedang tidak panen dia biasa berjualan di rumahnya. Meskipun hidup serba kekurangan dia selalu memberi apa yang dia miliki kepada kami. Kadang saya malu karena 98 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
saya merasa sering lupa bersyukur. Nenek ini bukan satu-satunya model potret kemiskinan negara ini karena di Desa Karangharja masih banyak yang seperti ini. Sayang kedatangan saya tidak bisa mengubah nasib nenek ini. Saya hanya bisa memberikan semangat dan menemani saat dia kesepian. Karena bukan uang yang ia ingin melainkan teman di sisa senja yang ia miliki. Tangan saya belum mampu mengubah kehidupan orang banyak. Semoga kehadiran saya bisa mengobati sedikit kegelapan di hatinya. Banyak hal-hal yang tidak terlupakan selama di Desa Karangharja yang sulit saya ungkapkan dengan kata-kata. Minggu pertama kami mulai kegiatan dengan program kerja Kegiatan Belajar Mengajar, Taman Pendidikan al-Qur’an dan Sekolah Rakyat. Saya sebagai penanggung jawab dari sekolah rakyat, hal yang pertama saya lakukan adalah mencari anak-anak putus sekolah. Sekolah rakyat adalah program kerja yang dibuat untuk anak-anak putus sekolah agar mereka dapat membaca, menulis dan berhitung. Namun setelah saya cari-cari anak putus sekolah hampir tidak ada. Akhirnya saya ganti sekolah rakyat yang awalnya untuk anak-anak putus sekolah menjadi tempat belajar anak-anak sekolah jadi seperti sekolah kedua atau tempat les. Tanggal 29 Juni dimulai dengan kegiatan belajar mengajar di SDN Karangharja 1. Setiap hari Jum’at sebelum KBM ada kegiatan kultum yang diisi oleh guru agama islam. Namun ada yang berbeda di hari itu karena kultum diisi oleh saya dan kawan-kawan. Anak-anak cukup antusias mendengarkan kami. Karena buat mereka kedatangan kami adalah hal baru. Hari itu saya mengajar di kelas 3 dengan mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Saya menceritakan tentang beberapa warna dan pengelomokannya, selanjutnya saya mengajarkan matematika. Saat pelajaran matematika saya agak bingung bagaimana supaya mereka paham dengan apa yang saya jelaskan. Akhirnya saya pakai strategi sabar dan pelanpelan. Untuk mengetahui apakah anak-anak mengerti atau tidak saya pakai quiz dan memberi tugas untuk di rumah. Dari sana saya belajar bahwa mengajar itu tidaklah mudah, karena menjadi guru merupakan suatu tanggung jawab yang besar. Hari pertama saya mengajar saya mendapat kejutan. Setelah saya mengajar saya pulang ke rumah tempat KKN Casuarina tinggal. Cuaca hari itu sangat terik, sinar matahari mampu membakar apa saja yang ada di bumi. Tiba-tiba dari luar rumah terdengar segerombolan anak mengucapkan salam Karangharja, Desa di Ujung Senja | 99
dari balik pintu. Aku jawab salam itu sambil membuka pintu. Aku terkejut yang datang adalah siswa dan siswi SDN Karangharja 1. Mereka semua datang mencari aku untuk bilang terima kasih karena sudah mengajar. Hal yang membuat aku dan teman-teman KKN adalah mereka semua jalan kaki hanya untuk mencari aku. Kami semua berpikir apa yang sudah aku lakukan sehingga anak-anak sayang padaku. Aku tidak akan sia-siakan moment seperti ini. Aku ajak mereka untuk belajar di sekolah rakyat. Awal mereka datang tanpa membawa buku jadi aku ajarkan mereka Ms. Word karena di rumah ada dua belas laptop yang sedang menganggur. Karena saya adalah penanggung jawab dari sekolah rakyat. Saya yang mengkoordinir teman-teman supaya mereka kebagian ngajar di sekolah rakyat. Tak hanya sekolah rakyat, saya dan Siti Nurkomara juga mengkoordinir Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) untuk membantu bang Al-Baik. Jadi kami sepakat setelah sekolah rakyat akan dilanjutkan dengan Taman Pendidikan al-Qur’an. Banyak hal yang bias digali dari anak-anak. Mulai dari semangatnya, ketulusannya dan kejujurannya yang membuat saya berpikir saya gagal menjadi guru. Saya ingin mengajarkan kepada anak-anak tentang bagaimana hidup, tetapi anak-anak mengajarkan saya arti hidup yang sesungguhnya. Sore yang berbeda dengan sore-sore yang biasanya diisi dengan hiruk-pikik ibu kota. Angin tenang diisi sorak-soray gembira anak-anak. Kisah ini akan aku bawa dan aku jadikan pelajaran. Banyak cerita yang saya sampaikan kepada anak-anak ini. Setiap hari anak-anak selalu datang kerumah kami bahkan mereka tidak mau pulang karena, menurut mereka kami bisa menjadi teman, kakak dan guru untuk mereka. Sayapun merasa bukanlah pendatang untuk KKN saya terkadang merasa menjadi bagian dari mereka. Ada pula cerita unik di SDN Karangharja 1 yang cukup membekas di hati. Saat itu program kami adalah Science is Fun, saya menjadi pembawa acara diacara itu. Materi disampaikan oleh Sumi Sumiati atau Mimi dan Anggi dari kelompok 152 KKN Saik. Saya buka acara dengan memberi pertanyaan apa profesi Mimi dan Anggi karena, banyak siswa yang menangis karena takut disuntik. Acara saat itu dilapangan sekolah yang luas. Tujuan acaranya untuk menjelaskan kepada mereka bahwa sains itu sebuah pekerjan yang menyenangkan dan memberikan wawasan bahwa profesi jas putih bukan hanya dokter. Juga membantu menjelaskan pelajaran kimia melalui 100 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
praktikum yang menyenangkan. hal. Juga memberikan informasi bahwa di UIN Jakarta juga memiliki fakultas Sains dan Teknologi. Percobaan pertama pada kegiatan itu adalah Lava Lamp yaitu membuat lampu lava dengan campuran air, minyak, pewarna dan redokson. Lalu percobaan meniup balon dengan botol dibantu dengan Alumunium foil dan Soda Api yang dicampur air. Selanjutnya, memecahkan balon dengan kulit jeruk dan ditutup dengan percobaan gunung meletus. Setiap percobaan dimulai dengan pengenalan bahan-bahan, dan informasi terkait pelajaran di sekolah lalu ditutup dengan jawaban atas pertanyaan mengapa bisa. Tak lama setelah acara berakhir banyak yang bertanya pada kami bagaimana cara menjadi ilmuan ahli kimia seperti Mimi dan Anggi. Betapa senangnya bisa menjadi inspirasi bagi orang banyak, karena masa-masa sekolah adalah masa-masa mengejar matahari. Bintang Selepas Senja Perjalanan Casuarina di Desa Karangharja berakhir dan kami saling menetesakn air mata. Waktu telah memberikan jawaban kepadaku sebuah tanda tanya besar dalam benakku telah menemukan jalannya. Awalnya aku berpikir bahwa KKN adalah hal yang sia-sia di sini aku berpikir ulang. Bahwa KKN merupakan tanggung jawab semua manusia dimuka bumi ini bukan hanya Mahasiswa. Karena KKN membantu membangun desa dengan potensi yang ada. Bahkan sekarang aku merindukan masa-masa KKN dan berharap masa KKN bisa ditambah. Karangharja seperti desa di ujung senja yang penuh ketenangan dengan aroma khas bunga sore. Aku mengajarkan kepada mereka arti hidup yang sesungguhnya, namun mereka menunjukan kepadaku arti hidup yang sebenarnya. Banyak anak-anak SD di sana yang sudah merasakan kerasnya kehidupan. Di saat pagi mereka sekolah lalu, dilanjutkan dengan menjadi buruh angkat batu-bata, saat sore mereka mengaji dan malam terkadang mereka belajar jika ada tugas rumah dari guru di sekolah. Potret kehidupan yang miris sekali. Suatu ketika mereka bertanya kepadaku apa perlunya aku sekolah tinggi, lebih baik kerja bisa dapat uang kalo sekolah keluar uang. Ada cara pandang yang kurang tepat di sini. Lalu aku jawab kepada mereka bahwa dengan sekolah bisa menjadikan kita lebih bermanfaat untuk orang banyak daripada tidak sekolah. Coba lihatlah orang-orang besar di sana mereka semua memiliki gelar dari sekolah. Sekolah juga mengajarkan Karangharja, Desa di Ujung Senja | 101
kita banyak hal. Memang sekolah mengeluarkan biaya namun banyak sekolah yang memiliki program beasiswa. Sekolah memiliki banyak hal positif. Agama Islam pun menganjurkan kita untuk selalu belajar. Yang membuat saya bangga ketika itu, anak-anak yang bertanya ini lalu menjawab “ooh begitu kak. Kalau gitu saya mau seperti kakak. Saya mau kuliah di UIN Jakarta.” Aku hanya tersenyum dan selanjutnya perbincangan kami lanjutkan dengan tawaan yang menghibur. Melihat situasi dan kondisi di Desa Karangharja, hal ingin saya lakukan adalah mengubah cara berpikir mereka. Caranya berkerja sama dengan tokoh masyarakat dan pejabat untuk terjun kemasyarakat untuk menjadi model atau contoh yang baik. Untuk membangun Desa Karangharja yang lebih baik dengan potensi yang dimiliki oleh Desa Karangharja. Selepas masa tugas KKN kami, kami tidak tahu apa yang terjadi di desa tersebut. Kami harap bekas-bekas kami masih menempel di hati masyarakat sehingga bisa memotivasi anak-anak di sana untuk maju menjadi lebih baik. Karangharja desa di ujung senja, saat malam datang berubah menjadi sinar bintang paling terang di tengah kegelapan. Banyak coretan kisah di desa ini yang meninggalkan jejak-jejak di hati kami dan di hati Masyarakatnya. Dengan potensi alam yang banyak dan hasil bumi yang melimpah desa ini menjadi salah satu rumah di hati kami.
102 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
5 SEKOLAH NYATA Shalahuddin Al Qadr KKN Itu Indah Tidak terasa sudah hampir 3 tahun telah berlalu perjalananku dalam menuntut ilmu di Jakarta. Tapi rasanya aku belum memperoleh pengalaman hidup yang berarti lebih. Ketika aku mulai semester 3, banyak sekali cerita dari kakak-kakak senior mengenai KKN. Ada yang menceritakan kebahagiaan KKN, kepahitan KKN, kesedihan KKN hingga kerinduan akan desa yang telah didiami selama 1 bulan. Hal tersebut, bagiku, adalah hal yang masih biasa. Pernah suatu kali pihak PPM menceritakan kisah seseorang yang sedang KKN dan itu adalah sebuah kisah nyata. Sekilas ceritanya seperti ini, Seorang mahasiswa yang selalu dimanja oleh orang tuanya, tidak pernah ikut kegiatan ekstrakulikuler apapun semenjak di bangku sekolah. Mungkin. Awalnya menolak untuk ikut kegiatan KKN, minggu pertama KKN, mahasiswa itu sedih tapi lambat laun kesedihannya berubah menjadi sebuah senyuman kecil penuh kebahagiaan karena warga dan anak-anak di desa yang ditinggali oleh mahasiswa tersebut memberikan pelukan hangat kebersamaan yang mungkin belum pernah ia rasakan sebelumnya. Merasakan indahnya sebuah silaturahmi sederhana penuh kehangatan itu, membuat ia lebih mencintai kegiatan-kegiatan selama KKN dan ketika masa-masa KKN telah habis, mahasiswa tersebut meneteskan air mata kerinduan dan kesedihan karena masa-masa indah tersebut akan berakhir dengan cepat. Rata-rata begitulah cerita mahasiswa kota yang baru pertama kali merasakan hidup di desa. Mungkin ini hanyalah persepsiku semata. Namun hal ini hampir kurasakan kepada teman-temanku yang memang hidup serba berkecukupan dan belum pernah merasakan arti dari sebuah perjuangan hidup yang keras. Akupun mungkin akan jadi seperti itu. Mungkin. Hal itu belum pernah terbayangkan olehku. Itulah hal yang terpikir olehku ketika senior-senior di jurusan maupun di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sering bercerita tentang KKN yang sudah mereka jalani. Secara umum, KKN merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diambil oleh beberapa jurusan di UIN Jakarta. KKN Karangharja, Desa di Ujung Senja | 103
adalah singkatan dari Kuliah Kerja Nyata. Istilah ini sering menjadi sebuah plesetan diantara para mahasiswa. Di UIN Jakarta, syarat untuk lulus menjadi sarjana harus mengikuti beberapa mata kuliah non-teoritis yang tidak diajarkan dikelas seperti PPKT, PKL, Magang, dan KKN. KKN wajib aku ambil karena ini merupakan syarat kelulusan di fakultasku. Pihak jurusan pernah mengajukan bahwa mahasiswa Jurusan Akuntansi yang aku ambil lebih tepat kalau magang di perusahaan-perusahaan daripada harus KKN. Hal tersebut dikarenakan ilmu kami sulit untuk diimplementasikan dalam masyarakat desa. Perjalanan KKN di UIN Jakarta berbeda-beda setiap tahunnya dan PPM sebagai penyelengara kegiatan terus berevaluasi dari tahun ke tahun. KKN pada tahun ini serba ditentukan. Hal tersebut menimbulkan pro kontra tersendiri dari para mahasiswa angkatanku. Mulai dari penentuan kelompok ditentukan secara acak, dosen pembimbing yang juga ditentukan hingga lokasi kegiatan KKN pun juga ditentukan dan diatur sesuai jumlah kelompok. Berbeda dari tahun sebelumnya yang anggota kelompok dan tempat KKN dapat mahasiswa pilih secara bebas, tahun ini semua sudah diatur. Dengan adanya aturan ini, banyak mahasiswa yang sudah membentuk kelompok KKN pada akhirnya membubarkan kelompok KKNnya. Tapi ada baiknya juga bahwa PPM telah mengatur kegiatan KKN ini sedemikian rupa hingga mempermudah bagi sebagian mahasiswa dalam mencari anggota kelompok dan lokasi KKN. Apalagi tahun ini, satu desa terdiri dari 3 kelompok KKN. Hal ini kata senior sangat memudahkan mahasiswa dalam membagi tugas dan kegiatan di desa. Mahasiswa pun dapat bekerja sama antar kelompok sedesa dalam hal tenaga dan biaya kegiatan yang dilakukan di desa tersebut. Bagiku, kendala yang terpikirkan olehku tentang KKN adalah menyesuaikan budaya dengan masyarakat dan anggota kelompok. Mungkin uraian awal di atas cukup jelas bagi kalian yang sedang membaca buku KKN ini tentang seperti apa KKN itu. Lebih lanjut akan kuceritakan mengenai diriku, kegiatanku selama KKN dan pengalamanpengalaman berharga yang kudapatkan selama KKN.
104 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Pengalaman Paling Indah Nama lengkapku adalah Shalahuddin Al Qadr. Teman-teman di kampus memanggilku Al Qadr/Al. Saat ini aku kuliah di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Aku lahir dari keluarga sederhana di sebuah desa di Pacitan Provinsi Jawa Timur. Pengalaman kegiatanku semasa sekolah antara lain ikut dalam kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Pramuka, Remaja Islam Masjid (RISMA) hingga Karya Ilmiah Remaja (KIR). Sewaktu sekolah, aku banyak belajar bersosialisasi dengan masyarakat pada kegiatan ekstrakulikuler sekolah. Walaupun interaksi tersebut tidak selama sewaktu di KKN tapi hal tersebut menjadi modal bagiku dalam memulai masa-masa awal ketika nanti di KKN. Walaupun aku di sekolah begitu aktif, namun di masyarakat di desaku, aku adalah seorang pemuda yang pasif bergaul. Hal ini bukan berarti aku tidak bisa bergaul di masyarakat, akan tetapi kegiatanku banyak tersita untuk membantu kedua orangtuaku di rumah dan di ladang. Jadi, waktu untuk bermain walaupun hanya untuk sekedar nongkrong dengan pemuda di desaku sulit kulakukan. Kegiatan yang mungkin aku lakukan dengan masyarakat desa hanyalah sekedar membantu ketika ada acara, tasyakuran dan kerja bakti. Pengalaman bermasyarakat itulah yang belum aku dapat hingga kuliah saat ini. Bagiku, KKN adalah sebuah tantangan. Pelajaran kehidupan yang mungkin sedang kunantikan untuk menjadi batu loncatan pertama bagiku mengenal seperti apakah kehidupan ini. Ketika mulai semester 6, temantemanku ada yang sudah mulai membentuk kelompok KKN walaupun info jelas mengenai KKN belum ada. Banyak berita-berita di kalangan mahasiswa yang beredar mengenai KKN entah itu rumor ataupun fakta. Saat itu, aku juga diajak oleh teman dekatku untuk ikut bergabung dengan kelompok KKN yang dia ikuti. Aku pun berkenalan dengan mereka dan merasa nyaman dengan kelompok tersebut. Ketika tiba masa-masa menjelang KKN, kelompok kami pun dibubarkan karena sistem KKN yang telah ditentukan oleh pihak kampus. Sempat terasa sedih harus berpisah dengan mereka kelompok KKN sebelumnya akan tetapi hal itu adalah hal yang wajar. Ketika awal perjumpaan dengan kelompok KKN yang baru, kami para mahasiswa UIN yang akan KKN dikumpulkan di Auditorium Harun Nasution dan diberikan Karangharja, Desa di Ujung Senja | 105
pembekalan sebelum KKN oleh pihak PPM. Ketika acara inilah, aku pertama kali bertemu dengan teman-teman yang akan menjadi sahabat selama 1 bulan lebih di tempat yang belum kami ketahui. Di situlah aku bertemu dengan Angga Saputra yang nantinya akan menjadi ketua kelompok KKN dari Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Alfian Aji si tukang bully senior—dari Jurusan KPI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Agung Wahyu—tukang serba bisa yang selalu disuruh-suruh ketua—dari Jurusan Hukum Keluarga Fakultas Syariah dan Hukum, dan Hafizh—senior yang sering dibully di kontrakan—dari Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora. Merekalah teman-teman lakilaki sekontrakan yang selalu memberikan kisah lucu dan menarik. Ada lagi teman-teman wanitanya antara lain Syarifatul Jannah—aku lupa dia jurusan apa—, Anifah Ayu Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin, Sumi Sumiati Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi, Siti Nur Komara Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Sarah Hanan Sahara Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Ema Herviana Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Pertemuan kami berlangsung dengan cepat karena ketika itu aku tidak bisa mengikuti kegiatan pembekalan hingga akhir karena ada acara lain yang tidak bisa aku tinggalkan yaitu menjadi pembicara acara tersebut. Sehingga sebelum acara berakhir, aku minta izin kepada teman-teman sekelompok untuk tidak mengikuti rapat perdana kelompok. Singkat cerita, akhirnya terpilihlah pengurus inti dari kelompok kami yaitu Angga sebagai ketua, Sarah sebagai sekretaris, Ayu sebagai bendahara. Lalu dalam rapat perdana juga dilakukan pembagian jobdesk dan rencana kegiatan yang akan kami lakukan di sana. Hasil dari rapat tersebut, masing-masing dari kami harus mengajukan program kerja yang ingin kami lakukan di lokasi KKN, penentuan iuran setiap rapat untuk modal awal tema kegiatan, nama dan logo kelompok KKN. Kelompok KKN saat itu diurutkan berdasarkan nomor dan kami mendapatkan kelompok 154. Setelah lokasi KKN telah ditentukan oleh PPM, kami langsung mengadakan diskusi di grup Whatsapp untuk melakukan survei ke lokasi. Lokasi KKN kelompok kami terletak di Desa Karangharja Kecamatan Cisoka Kabupaten Tangerang, Banten. Dalam satu lokasi tersebut ditugaskan 3 kelompok untuk ikut melakukan kegiatan KKN. Di Desa Karangharja ditugaskan kelompok 152, 153 dan 154. Kegiatan kami selama di desa 106 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
tersebut akan sering berkoordinasi dengan dua kelompok tersebut. Selain lokasi KKN, PPM juga sudah menentukan dosen pembimbing KKN kami yaitu Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si. Pada survey tempat perdana, aku tidak ikut karena ada suatu hal yang mendesak. Setelah survey perdana, kami melakukan rapat kelompok dan berencana untuk menemui dosen pembimbing kami. Dosen kami merupakan sekretaris Jurusan Program Studi Ilmu Perpustakaan. Ketika kami bertemu dengan beliau, kami merasakan suasana keakraban yang hangat. Beliau adalah orang yang baik dan ramah. Saat itu, beliau menanyakan kondisi desa yang telah disurvei sekaligus ingin ikut memberikan saran program kerja yang akan dikolaborasikan dengan program kerja kami yaitu seminar minat baca masyarakat dan pembuatan taman baca masyarakat di desa tersebut. Setelah menemui dosen pembimbing, kami mulai mempersiapkan proposal, pemantapan program kegiatan di desa nanti, dan segala hal yang berkaitan dengan KKN yang akan kami jalankan. Selama berjalannya waktu ketika persiapan, sedikitnya aku mulai memahami beberapa watak anggotaanggota kelompok. hampir setiap minggu kami melakukan rapat persiapan. Masing-masing orang dikelompok kami adalah orang sibuk termasuk aku, sehingga sulit dalam satu kali rapat dapat berkumpul semua. Akhirnya hampir seluruh pembuatan proposal dikerjakan oleh ketua kami yang orangnya rajin dan cekatan—hal ini nanti akan menimbulkan konflik tersendiri di kelompok kami. Hingga tiba ketika penyebaran undangan pun, Angga pun ikut terjun dan membantu teman-teman yang lain. Dia memang calon pemimpin yang baik dan bertanggung jawab atas tugasnya. Aku dalam hal tersebut tidak dapat membantu dikarenakan ketika itu sudah kurang satu minggu sebelum lebaran sehingga aku harus pulang ke kampung halamanku di Pacitan. Ketika persiapan ini, kami juga mengalami pergantian struktur anggota. Salah satu anggota kami yaitu Syarifatul Jannah harus meninggalkan kelompok kami karena dia terpilih mewakili UIN dalam KKN Kebangsaan yang diikuti mahasiswa-mahasiswa seluruh Indonesia di Riau. Berpisahnya kami dengan Iffah panggilan akrabnya tidak memutuskan tali persaudaraan yang telah terjalin. Dia masih sempat untuk menyapa kami di grup WA walaupun tidak dapat berkontribusi lagi dengan kelompok kami. Sebagai pengganti iffah, pihak PPM memasukkan dua orang mahasiswa yang Karangharja, Desa di Ujung Senja | 107
sangat bertalenta menurutku yaitu Ahmad Sopyan dari Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Bang Irfan dari Jurusan Manajemen Haji dan Umroh. Dalam bagian ini, aku belum bisa menjelaskan secara detail mengenai setiap anggota kelompok karena sifat-sifat mereka mulai aku pahami ketika kami tinggal selama satu bulan di rumah yang sama. Desa di Hatiku Perkenalan pertamaku dengan Desa Karangharja secara sepintas ketika aku melakukan survei untuk pertama kalinya dan merupakan survey kedua kelompok kami. Perjalanan yang aku tempuh kurang lebih dua jam dari kampusku dan tiga jam dari rumah aku tinggal di Depok. Perjalanan pertama kali tersebut memberikan kesan yang sangat baik karena kami disambut sangat baik oleh aparatur desa tersebut. Ibu H. Aliyah selaku Kepala Desa Karangharja sangat baik dalam menyambut kami. Ibu kades juga mempersilahkan kami untuk menginap di rumah beliau selama di Desa Karangharja. Komunikasi pertamaku dengan warga desa dan aparatur desa membahas terkait kondisi desa saat itu dan rumah yang akan kami tinggali selama sebulan di Desa Karangharja sekaligus memberikan gambaran kepada ibu lurah dan aparatur desa mengenai program kerja KKN yang akan kami laksanakan selama di Desa Karangharja. Setelah melakukan survei tersebut, kami sering melakukan rapat dan membahas program kerja dengan kelompok lain sedesa untuk menentukan program kerja gabungan dan pembagian wilayah kerja di Desa Karangharja. Di situlah perjumpaanku dengan anggota-anggota kelompok 152 yang sering aku jadikan tempat pelarian ketika bekerja bersama Agung Wahyu (Away). Selama persiapan sebelum KKN, kami telah empat kali melakukan survei ke Desa Karangharja bersama kelompok lain maupun tidak untuk melakukan fiksasi program kerja dan tempat tinggal serta wilayah kerja KKN. Aku mulai tinggal di Karangharja mulai tanggal 25 Juli 2016. Kami sudah mempersiapkan semua keperluan tinggal di Karangharja sebelum tanggal tersebut dan mengumpulkannya di rumah salah satu anggota yaitu Hafizh atau lebih akrab dipanggil Bang Apis. Sebelum kami berangkat, pihak PPM mengadakan pelepasan secara resmi yang dilakukan di Kampus UIN. Suasana pelepasan sangat meriah sekali walapun ada sedikit kesalahan teknis dalam acara tersebut namun kami sangat senang bertemu dengan teman-teman lain yang juga sedang KKN di desa yang menjadi tujuan KKN. 108 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Keberangkatanku pada hari pertama sudah menimbulkan pengalaman tersendiri yang amat membekas terkait desa dan temantemanku. Ceritanya seperti ini, setelah pelepasan oleh pihak kampus, kami berkumpul di rumah Bang Apis dan akan berangkat pada siang hari. kami mulai menaikkan semua barang-barang kedalam dua buah mobil yang satunya dibawa oleh Sarah dan satunya lagi dibawa oleh ayah bang Apis. Ketika semuanya sudah siap, mobil tersebut berangkat terlebih dahulu kesana. Saat aku akan berangkat, tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya hingga sore hari sehingga kami menunda keberangkatan. Setelah reda, aku dan Angga mengajak teman-teman yang lain untuk segera berangkat. Akan tetapi mereka malah mengerjakan hal lain—sebenarnya kami menunggu banner yang kami pesan tetapi dari pihak percetakan mengatakan bahwa banner selesai jam delapan malam—hingga akhirnya tiba-tiba Angga di telepon oleh Away—yang sudah tiba di sana bersama temannya Fachri dari kelompok 152 yang akrab dipanggil mukol—bahwa ada masalah dengan tempat yang akan kami tinggali. Angga langsung memberikan tanggung jawab kepada teman yang sudah di sana yaitu Away, Irfan dan Sarah untuk menangani masalah tersebut sampai kami datang. Secepatnya kami pun berangkat kesana. Setelah sampai di sana, kami akhirnya tahu permasalahannya yaitu pemilik rumah yaitu ibu kades telah melahirkan dan suami beliau merasa sungkan apabila kami yang akan mendiami lantai dua rumah tersebut yang kondisinya sangat sempit dan kurang layak sedangkan lantai bawah dihuni oleh keluarga ibu lurah sehingga kami sulit untuk beraktifitas dengan baik apabila tetap tinggal di tempat tersebut. Akhirnya pada saat itu juga kami langsung mencari kontrakan baru. saat itu sudah pukul 22.00 WIB, Angga menugaskan Ema, Away dan Irfan untuk keliling desa mencari rumah warga yang dapat kami tinggali. Setelah lima kali melakukan pencarian, Alhamdulillah ada salah satu warga yang bersedia meminjamkan rumahnya akan tetapi pada saat itu belum ada listrik dan air dan akan dipasang keesokan harinya. Sehingga kami menginap di rumah salah satu warga yang kebetulan masih saudara dengan salah satu anggota kami yaitu Sarah. Alhamdulillah warga sekitar sangat baik kepada kami dan menyambut kami dengan hangat. Sehingga kejadian pada hari pertama tersebut menjadi suatu pengalaman yang sulit untuk dilupakan. Karangharja, Desa di Ujung Senja | 109
Aku Bagian dari Karangharja Selama satu bulan kami di sana, warga desa sudah mengganggap kami seperti warga di sana. Ketika kami ada kesulitan, warga di dekat rumah kontrakan kami selalu membantu. Terkadang memberikan beras atau makanan untuk kami. Pemuda di wilayah tersebut juga sering mengunjungi rumah kami untuk sekedar bermain, belajar dan bercengkrama. Kegiatanku selama satu bulan di Desa Karangharja antara lain mengadakan pembukaan kegiatan di balai desa yang dibuka oleh sekretaris desa, kegiatan belajar mengajar di SDN Karangharja 1, seminar pemanfaatan limbah, penyuluhan NAPZA, kegiatan TPA, penyuluhan perpustakaan oleh dosen, seminar manfaat laporan keuangan dan bisnis online, pembuatan papan nama jalan dan kegiatan-kegiatan lainnya. Hal yang paling berkesan bagiku dari keseluruhan program kerja yang membuatku menjadi salah satu bagian dari warga Desa Karangharja adalah melaksanakan kegiatan belajar mengajar di SDN Karangharja 1, kegiatan Taman Pendidikan al-Qur’an dan pembuatan papan nama jalan. Di sini akan aku ceritakan mengapa kegiatan tersebut sangat berkesan buatku. Pada kegiatan belajar mengajar di SDN Karangharja 1, aku belajar bagaimana rasanya menjadi seorang guru yang bertugas mendidik siswa yang belum tahu banyak sekaligus mendidik akhlak mereka. Anak-anak SD banyak yang bandel dan sering mengganggu saat pelajaran, sebagai seorang guru, aku harus memberitahu mereka dengan cara yang baik dan mendidik. Di sana juga banyak anak-anak yang berkelahi dan aku sering kewalahan dalam melerai mereka. Tapi setelah kegiatan belajar mengajar berakhir, adik-adik kecil tersebut membuat aku meneteskan air mata. Mereka memberikan kami hadiah perpisahan sederhana—buah jerih payah mereka sendiri—yang membuat aku terharu. Sebuah hadiah inilah yang akan aku jaga dan tak akan aku lupakan dari mereka. Selanjutnya pada kegiatan Taman Pendidikan al-Qur’an, kami ikut membantu mengajar di TPQ sekitar. Warga pun sangat menghargai usaha kami dan mengajak kami mengikuti kegiatan ceramah di salah satu Mushalla di dekat kontrakan kami. Di sana aku mendapatkan kesempatan dari warga untuk membuka perkenalan kepada orang-orang tua dan menjelaskan kegiatan kami kepada mereka. Hambatan yang aku alami adalah masalah komunikasi. Di pengajian tersebut menggunakan bahasa pengantar yaitu bahasa sunda dan aku belum mengerti bahasa tersebut karena aku bukan 110 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
orang sunda. Maka aku menggunakan Bahasa Indonesia sebaik dan sesopan mungkin sehingga tidak ada kesalahan penafsiran. Selama berjalannya pengajian, kami memohon ijin untuk meninggalkan tempat dan pamit kepada warga karena suatu hal lalu warga desa memberi kami jajananjajanan di tempat itu untuk dibawa pulang. Keesokan harinya, salah satu warga yang mengundang kami menegur terkait kejadian malam pengajian itu. Beliau memberitahu bahwa apa yang kami lakukan yaitu meninggalkan pengajian sebelum selesai adalah hal yang kurang sopan di lingkungan tersebut. Alhamdulillah warga yang ikut pengajian memahami kami dan memaafkan perilaku kami. Di sana aku belajar pengalaman yang berharga bahwa apabila menerima suatu undangan dari seseorang, kita harus menghargai undangan tersebut dan mencoba mengikutinya hingga akhir. Setelah kejadian tersebut, kami masih sering diajak oleh Pak Mayudin— warga desa yang selalu membantu kami dan saudara salah satu anggota kelompok kami—untuk mengikuti acara-acara keagamaan di desa seperti pengajian, slametan dan tahlilan. Beliau juga membantu kami dalam mendirikan Taman Baca Masyarakat (TBM) di Desa Karangharja yang lokasinya berada di tanah beliau. Program kerja terakhir yang amat berkesan bagiku adalah pembuatan papan nama jalan. Pembuatan ini dilakukan selama kurang lebih tiga minggu dan setiap malam aku dan Away serta teman-teman dari kelompok lain sering dibantu oleh warga sekitar membuat papan tersebut. Mulai dari pembuatan papan hingga pemasangannya mempunyai cerita tersendiri yang sulit untuk aku jelaskan dalam epilog ini. Intinya adalah banyak pelajaran yang aku ambil dari kejadian tersebut. salah satunya adalah nilai kegotong-royongan yang tumbuh diantara kami dan warga sekitar yang hal itu sulit didapatkan di wilayah perkotaan serta acara nongkrong sambil membuat nasi liwet yang mengakrabkan aku dan warga. Semua kejadian tersebut membuatku memahami sedikit tentang kehidupan ini. Bagaimana aku harus berinteraksi dengan lingkungan yang berbeda bahasa dan budaya dan bagaimana hidup saling menghargai dan menghormati. Konflik akan selalu ada dan masalah akan selalu timbul akan tetapi banyak pundak yang akan membantu ketika masalah tersebut datang jika kita mau untuk mengakrabkan diri dan bersosialisasi dengan lingkungan kita.
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 111
“Tutuplah Aib Saudaramu maka Aibmu akan Allah tutupi” Agung Wahyu
112 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
6 MENITI INDAHNYA HIDUP MELALUI KKN Siti Nurkomara Dia Tahu Apa yang Kita Butuhkan Adakalanya kita berdiri di zona yang sama sekali membuat kita tidak nyaman. Membuat bathin kita harus berperang dan berdesis. Ya itulah yang kurasakan ketika sebelum melaksanakan KKN. Mahasiswa tingkat akhir memang wajib melaksanakan KKN ini biasanya diambil untuk mereka yang sudah menempuh semester 6 ke atas. KKN (Kuliah Kerja Nyata) kita tahu itu merupakan salah satu bagian Tri Dharma perguruan tinggi yakni pengabdian masyarakat. Pada saat KKN inilah mahasiswa dapat berkreasi, berinovasi, menyalurkan berbagai macam bentuk ide-ide kreatif mereka di lingkungan masyarakat. KKN yang di adakan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini begitu sangat luar biasa, aku mendapatkan pengalaman yang berarti yang membuat bathinku merasa senang dan sedih. Awal-awal sebelum pelaksanaan KKN yaitu 2 bulan pelaksanaan, aku masih ingat waktu itu bulan januari 2016 teman-temanku sudah ribut membicarakan KKN dan ternyata mereka juga sudah membuat kelompok KKN sendiri. Di situ aku berpikir KKN masih lama tapi teman-teman sudah ribut membicarakan dan saling tag temen mereka masing-masing. Ketika malam harinya, di luar kemampuan dan dugaanku, aku di ajak oleh seorang teman. Kami satu organisasi yang sama, dia memintaku untuk gabung ke kelompoknya. Dalam hati aku berpikir “kenapa mau ngajak saya padahal kami tidak begitu dekat” di situ aku bingung harus bagaimana menanggapinya. Ikut atau tidak ya. Tapi setelah aku pikir-pikir apa salahnya untuk ikut dulu dan gabung. Akhirnya aku pun gabung dengan kelompok teman yang satu organisasi itu yaitu LDK (Lembaga Dakwah Kampus). Aku masih ingat perkataannya “Ini kelompok KKN temen-temennya heterogen, gapapa kan? Ini merupakan jalan dakwah kita ke mereka lewat kelompok KKN”. Aku pun mengiyakan perkataannya, karena memang betul ini jalan kita untuk menebar kebaikan. Ternyata kelompok KKN yang ini tidak bertahan lama. Kami mendapat amanah dari ketua kami yaitu Ketua LDK Syahid untuk membuat kelompok KKN sendiri yang isinya adalah merupakan anak-anak LDK. Karangharja, Desa di Ujung Senja | 113
Alasan ini di buat semata-mata untuk memudahkan jalan dakwah kami di kampus, memudahkan koordinasi satu dengan yang lainnya, karena ini merupakan perintah ketua, akhirnya aku dan teman-teman menyetujuinya. Tak lama ketua kami beserta rekan-rekan kami di LDK membuatkan kelompok KKN. Kelompok aku yang isinya tidak jauh dari kelompok divisi di LDK yaitu mereka adalah anak-anak Humas dan Media LDK Syahid. Setelah membuat kelompok KKN dengan isi orang-orangnya anak LDK semua, ternyata Allah berkehendak lain. Apa yang telah kami persiapkan semua tidak sesuai dengan rencana. Kabar dari kampus mengatakan kelompok KKN akan ditentukan langsung dari PPM begitupun dengan desa yang akan kami tempatin. Di situ kami sangat kaget dan agak kecewa kenapa kelompok KKN harus ditentukan dari PPM sendiri padahal sebelumnya belum pernah terjadi hal seperti ini. Apa jadinya nanti ketika aku harus bersama membentuk kelompok KKN dengan orang-orang yang aku tidak kenal, tidak sepaham, tidak saling mengerti, dan di sana aku sudah ketakutan dan berpikir hal yang tidak-tidak. Karena sejatinya untuk mewujudkan sebuah impian adalah kesamaan pemikiran dan hati kita. Persamaan cara pandang akan membuat tindakan dan keputusan yang sama pula. Hari pengumunan kelompok KKN pun tiba, aku sudah berharap cemas siapa yang akan membersamaiku selama satu bulan. Nama-nama yang ku cari dan kemudian kutuliskan di kertas mereka adalah Angga Saputra, Agung Wahyu, Hafizh, Syarifatul Jannah, Anifah Ayu, Sumi Sumiati, Ema Herviana, Sarah Hanan, Alfian Aji dan Shalahuddin Al Qadr. Merupakan nama-nama yang asing. Memang ada yang kukenal di sana mereka adalah Al Qadr dan Iffah tapi yang lain tidak pernah aku dengar sebelumnya. Ketika pembekalan KKN itulah hari pertama kami berjumpa, banyak wajah-wajah yang asing dan aku pun menyapa mereka dan memperkenalkan diriku pada mereka. Waktu itu aku masih ingat aku duduk di sebelah Sumi Sumiati. Kami berkenalan dan bertukar nomor di sana. Setelah pembekalan KKN, kami berkumpul bersama untuk perkenalan menceritakan nama masing-masing, kelebihan dan kekurangan kami serta kemampuan organisasi yang kami miliki. Tanpa canggung dan tanpa malu aku mengenalkan diriku dan menyalami mereka semua. Aku berusaha untuk tetap menjadi diriku apa adanya. Setelah berkenalan satu sama lain kami menuliskan nomor dan membuat grup di whatsapp. Tak lama kami pun 114 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
keluar dari Auditorium dan melanjutkan rapat lagi di taman dekat akademik. Rapat diakhiri denga foto bersama. Baru pertama kali bertemu dan berkenalan tapi luar biasa kami sudah berfoto bersama. Hari pelepasan KKN pun tiba, berbagai macam aku persiapkan untuk mengikuti pelepasan KKN, mulai dari membeli peralatan kebutuhan sehari-hari, mempersiapkan barang dan pakaian untuk satu bulan, mencari cari buku ke teman-temanku untuk program kami Taman Baca Masyakat. Hal-hal yang bisa di bilang rumit karena ini bukan hanya satu dua hari kami untuk tinggal di sebuah tempat baru melainkan kami akan tinggal 1 bulan. Aku masih ingat ketika aku pertama kali survei dan di sana aku merasa khawatir, aku melihat tempat tinggal yang akan kami tempati dan aku kaget kenapa bisa kami harus tinggal di sana melihat kondisi rumah sempit dan pasti tidak akan bisa kami tempati secara bersama-sama. Tapi karena temanteman sudah setuju untuk memilih tinggal di sini dan pemilik rumah yaitu Ibu Kepala Desa juga mengizinkan dan kita tidak usah membayar, apa boleh buat akupun setuju. Namun kekhawatiranku masih belum hilang. Semua mahasiswa datang untuk melaksanakan kegiatan pelepasan KKN ini, mereka berkumpul dan membentuk barisan sesuai kelompoknya masing-masing.Sementara kelompokku yaitu kelompok KKN Casuarina nomor 154, membentuk barisan setelah sebelumnya menaruh barangbarangdan perlengkapan logistik di rumah Hafizh yang merupakan anggota KKN. Setelah pelepasan kegiatan ini usai, kamikembali ke rumah ka Hafizh untuk mempersiapkan segala sesuatu ke tempat KKN. Oh iya nama desa yang kami akan tempati selama 1 bulan dan kami akan mengabdi di sana yaitu Karangharja. Hal yang paling aku khawatirkan adalah menempati tempat rumah yang sempit itu tapi ternyata Allah Maha Baik. Dia tahu apa yang kita butuhkan. Di luar dugaan, ternyata kami tidak di perbolehkan untuk tinggal di sana karena Bapak Kepala Desa tidak mengizinkan kami di karenakan alasan tempat yang tidak memungkinkan untuk 13 orang dengan kondisi tempat yang sempit. Kekhawatiranku menghilang. Maka nikmat Tuhan yang mana yang kau dustakan?
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 115
Kita Bukan Sekadar Teman, Kita adalah Saudara “Bersamamamu kuhabiskan waktu, senang bisa mengenal dirimu.. Semua begitu sempurna, sayang untuk mengakhiri.. Janganlah berganti tetap seperti ini.. Janganlah berganti” Casuarina adalah nama kelompok kami. Kami berjumlah 13 orang yang awalnya 11 orang. Kami kehilangan satu anggota KKN kami yaitu Iffah, dia ikut KKN Kebangsaan. Kemudian kami mendapatkan dua orang pengganti sekaligus. Ia adalah Kak Irfan dan Sofyan. Oh iya Casurina itu memiliki arti yang dalam untukku dan untuk kita semua. Ia adalah Cita-Cita dan Inovasi untuk Negeri Tecinta. Sebuah nama yang indah dan memiliki arti yang indah yang akan menjadi doa kami. Kelompok yang senantiasa menebarkan kebaikan dan kebermanfaatan kepada masyarakat sekitar. InsyaAllah.Kebersamaan adalah satu hal yang tanpa kita sadar membuat kita bahagia. Tak perlu waktu lama untuk kita saling bersosialisasi, rasanya kelompok ini sudah menjadi satu keluarga satu saudara bukan sededar teman yang saling kenal saja. Kami di sini saling menghargai satu sama lain, berbagi cerita, berbagi kebahagiaan, berbagi penderitaan, berbagi suka dan duka, berbagi semuanya. Ini semua milikku juga milikmu. Kita tidur pun bersama, bangun pagi juga bersama, bercengkrama dengan anak-anak dan masyarakat bersama, memasak, makan, sampai mencuci piring pun bersama. Karakter sedikit banyak sudah mengetahui, dan perbedaan menjadi satu warna tersendiri untukku. Anifah Ayu Fitriyah dan Sumi Sumiati mereka adalah dua orang yang sangat mengerti aku dan paham akan kondisiku. Ketika aku sedih dan senang aku bercerita kepada mereka. Aku bersyukur Allah pertemukan kami dalam lingkaran kebahagiaan ini dan sampai sekarang pun kebersamaan kami tak putus. Anifah Ayu Fitriyah adalah sosok perempuan yang kuat, dewasa dan mandiri. Sejak kecil ia di ajarkan untuk tidak menyusahkan orang lain, selagi bisa melakukannya sendiri kenapa tidak ia lakukan. Pembelajaran yang ku ambil dari dia adalah kedewasaan, bagaimana aku bisa menjadi dewasa dan menjadi sosok perempuan tangguh dan kuat, karena bisa di bilang di antara teman-teman KKN ku aku adalah yang paling baper alias bawa perasaaan. Aku dan Ayu lahir di tanggal, bulan dan tahun yang sama. Banyak sifat kami yang mirip tapi banyak juga perbedaan di antara
116 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
kami. Dia jago sekali dalam hal memasak tapi aku tidak. Dia berani mengambil keputusan tapi aku orang yang takut dan suka ragu-ragu. Teman KKN-ku yang lain ia adalah Sumi Sumiati. Ia sosok yang lembut dan baik serta paling perhatian di antara kami. Aku belajar dari dia sesuatu hal yang sangat istimewa. Itu adalah mendahulukaan kepentingan orang lain di banding dirinya sendiri. Walau ia sedang repot akan pekerjaannya tapi satu hal yang paling istimewa dari dia yaitu ia selalu menolong sesama temannya dan itu yang aku lihat dari seorang Sumi Sumiati. Aku pernah sesekali melihat kondisi dia capek dan aku tanya kenapa? Katanya habis membersihkan rumah dan mencuci piring padahal aku tahu dia bukan hari ini kebagian piket. Luar biasa sekali… Aku bahkan belum bisa menjadi seperti itu. Dia selalu mengalah di antara kami, ia selalu mendahulukan teman-temannya. Kebaikan-kebaikan yang ia lakukan aku yakin akan menjadi sisi yang tercermin darinya. Teman-teman lain pun aku sangat dekat dan menyenangi setiap pribadi mereka. Sarah Hanan adalah sosok yang cantik, baik dan ramah. Aku melihat bahwa Sarah adalah sosok yang dewasa yang sangat menyayangi keluarga. Dia adalah anak pertama di keluarga nya. Dia selalu menomor satukan keluarga di banding hal lainnya. Waktu itu aku melihat dia menangis sedih ketika ayah nya sakit. Aku pun tidak kuat melihat dia menangis, Sarah tidak pernah tega melihat keluarganya bersusah dan bersedih hati. Pernah waktu itu kami berdua bercerita tentang keluarga kami masing-masing, di sana aku sedih teingat keluarga yang jauh di sana. Aku melihat Sarah sosok yang luar biasa. Seorang kakak yang baik. Satu lagi perempuan di kelompok ku yaitu Ema Herviana dia adalah sosok perempuan yang tangguh, tomboy tapi jago memasak. Dia orangnya tidak bisa diam. Pernah waktu itu dia bilang “Ema lebih baik sibuk daripada ga ada kerjaan kayak gini” Dan di sana aku melihat Ema luar biasa sekali, dia lebih baik sibuk mendapat pekerjaan daripada diam ga jelas. Kebanyakan orang yang aku temui pasti mereka lebih memilih tidak punya pekerjaan daripada harus kerja capek terus-menerus. Ema, ia perempuan yang sholehah, aku selalu melihat dia selalu bangun pagi untuk shalat tahajud, mengaji dan shalat subuh tepat waktu. Aku saja terkadang sudah untuk bangun pagi tapi ema ini luar biasa dia selalu menyempatkan untuk bangun pagi dan shalat tepat waktu. Karangharja, Desa di Ujung Senja | 117
Betapa bahagia aku di pertemukan dengan orang-orang luar biasa seperti mereka. Tak akan pernah aku lupakan kebaikan-kebaikan mereka. Aku selalu berharap kedekatan kami akan terus berlanjut sampai nanti kami selesai KKN. Aku senang juga cowok-cowok di kelompokku begitu perhatian dan pengertian. Jarang sekali ada cowok yang suka dibawelin, disuruh ini itu tapi mereka mau untuk melakukan. Mencuci piring membersihkan rumah dan bahkan memasak. Di antara semua pria di KKN yang paling aku kenal adalah Al-Qadr ia begitu baik dan menjadi contoh buat kita semua. Dia selalu membangunkan kami ketika pagi hari untuk shalat Subuh. Teriak-teriak bangun-bangun dan kami pun akhirnya bangun walau berat rasanya. Hal yang tak akan aku lupakan ketika bersama dengan temantemanku adalah melakukkan shalat berjamaah bersama-sama. Untuk pertama kalinya waktu itu aku bersama teman-teman yang perempuan dan di pimpin oleh satu orang cowok Agung namanya melaksanakan shalat maghrib bersama. Entah kenapa di situ aku sangat bahagia. Kebersaman yang memang membawa ke arah kebaikan yang Insya Allah, Allah sangat menyukainya. Tak hanya shalat berjamaah bersama, kami lanjutkan mengaji al-Qur’an bersama-sama pula di ruang tengah tempat biasa kami rapat dan berkumpul. Ini adalah momen yang tak akan ku lupakan dan akan aku kenang selalu walau moment ini tidak sering kami lakukan bersama karena kondisi yang mengharuskan kami melakukannya secara bergantian. Namun walaupun demikian, aku bahagia. Kenangan indah di KKN tidak hanya merasakan kebahagiaan. Kesedihan pun selalu datang. Dikala merencanakan sebuah kegiatan tidak jarang timbul perdebatan, marah, perasaan sedih, bahkan kecewa baik antar teman KKN sendiri maupun terhadap tingkah masyarakatnya, tapi ternyata saat itulah aku menyadari sejauh mana kedewasaan mental dan pikiranku menghadapi dunia masyarakat sesungguhnya. Hal yang paling aku ingat ketika aku dan teman-teman akan mengadakan sebuah seminar penyuluhan sampah untuk masyarakat. Berbagai kekecewaan muncul di sana karena masyarakat yang datang tidak banyak tapi aku di sini belajar tentang arti kedewasaan dalam menghadapai masyarakat. Aku ingat juga ketika aku akan mengadakan program Taman Baca Masyarakat, setelah peresmian selesai aku menangis dan sedih karena aku merasa tidak berguna dan tidak mempersiapkannya dengan baik. Tapi temanku selalu bilang sudah Pak Yogi 118 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
sudah senang dan puas dengan Taman Bacanya. Walau demikian aku tetap tidak bisa tenang. Setelah kejadian itu aku berusaha setiap amanah yang aku emban di KKN aku harus melakukan nya dengan maksimal. Dari banyak hal yang ku rasakan, aku mendapat pengalaman dan pelajaran tentang bagaimanakah untuk mengadakan sebuah acara. Bagaimana cara untuk mengkonsep sebuah agenda dengan baik. Hal ini sangat penting bagiku. Aku juga belajar untuk bermasyarakat. Hal yang paling mendalam yang aku rasakan tentunya adalah persahabatan. Selama satu bulan kami tinggal bersama. Kami semuanya tidak saling mengenal satu sama lain namun berkat adanya KKN ini, kita dapat saling bertemu, aku belajar untuk saling memahami, belajar untuk saling mengalah, belajar untuk membaca karakter orang lain, belajar mengoreksi diri, belajar untuk terus bersabar dan belajar untuk selalu bersikap baik kepada teman-teman. Terkadang, sering muncul permasalahan pribadi di antara kami. Namun ini selalu aku jadikan sebuah pembelajaran untuk mengintropeksi diriku sendiri, untuk mengakui kesalahan pribadi masing-masing. Waktu itu aku ingat ada momen kami evaluasi bersama-sama setiap pribadi mengungkapkan masalah mengutarakan keluh kesah mereka dan di sana aku tidak kuat, aku menangis karena begitu aku ternyata tidak banyak membantu di sini. Tapi berkat adanya sesi evaluasi ini aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Aku berharap semoga persahabatan antar anggota KKN ini tidak hanya sebatas saat KKN saja, namun terus berlanjut bahkan hingga ke Surga-Nya kelak. Aamiin. Lingkaran Kebahagiaan “Terbukalah untuk masyarakat agar masyarakat terbuka kepadamu, dengan begitu kamu akan mudah untuk mengabdi dalam masyarakat itu.” Keantusiasan semua teman-teman KKN Casuarina terhadap masyarakat Karangharja membuat kenangan tersendiri bagiku, kenangan yang tidak mudah untuk dilupakan, di mana ketika teman-teman menghargai masyarakat di desa dengan wujud saling membantu dan warga masyarakat pun begitu hangat menyambut kami sehingga ketika kami harus meninggalkan Desa Karangharja tidak sedikit orang yang meneteskan air mata karena mendengar kepulangan kami, baik dari anak-anak maupun orang tua. Karangharja, Desa di Ujung Senja | 119
Ya desa itu bernama Karangharja… Desa tempat kami tinggal, udara yang masih sejuk, perumahan dengan sawah-sawah mengingatkanku akan kampung halamanku. Aku menyebut desa ini dengan ‘Senja’ karena setiap sore hari aku dan temanku selalu pergi ke sawah dan melihat senja yang indah di sana. Bukan hanya desanya saja yang indah namun sikap dari masyarakat pun begitu indah. Kehangatan, kebaikan, keramahan mereka begitu kami rasakan. Aku masih ingat dengan sosok anak yang bernama Riki. Setiap hari tidak hentinya dia berkunjung kerumah kami hanya untuk bermain. Bisa dibilang dia anak yang sedikit bandel namun kebaikan hatinya begitu luar biasa kami rasakan. Ketika aku dan temanku membutuhkan sesuatu dia pasti akan rela mencarikannya untuk kami. Tak henti kebaikan lainnya ia selalu mengajak kami untuk meminum kelapa bersama-sama di dekat rumahnya, merujak buah yang ia petik sendiri dari pohon, dan kami pun tak henti-henti nya selalu mengajak dia untuk makan bersama kami. Ketika kami pulang kami memberikan hadiah kecil untuk dia kami memberikannya sebuah topi dan dia pun begitu senang. Kebaikan dari masyarakat pun aku rasakan yaitu dari sosok nenek yang sudah tua yang tiada hentinya membantu kami. Ketika kami membutuhkan sesuatu beliau akan selalu datang untuk membantu kami. Beliau selalu memberi makanan kepada kami, ketika kami kehabisan air kamipun selalu pergi ke rumah nenek, dan ketika kami pulang berpamitan dengan nenek tiada hentinya air mata ini berlinang. Nenek yang menangis membuat kami tidak kuat untuk menahan tangis merasakan sedih. Kesedihan nenek membuatku sakit dan rasanya aku tak ingin pergi dari desa ini. Begitupun anak-anak yang setiap hari aku ajar di sekolah membuat aku sangat bahagia. Kedekatan kami sudah seperti layaknya keluarga. Mereka seperti anak-anakku sendiri, adik-adikku sendiri. Kasih sayang mereka begitu tulus kurasakan, dan ternyata mengajar menjadi bagian hidupku sekarang yang membuat aku bahagia berada di antara anak-anakku. Sungguh aku bahagia hari-hari itu menjadi bagian hidupku yang tak pernah ku bayangkan sebelumnya. Mereka adalah bagian hidupku sekarang kebahagian mereka adalah kebahagianku. Kesedihan mereka adalah kesedihanku, dan ketika aku meninggalkan sekolah SDN Karangharja 01. Tangis mereka tiada henti, membuat aku sangat sangat dan tak ingin melepas mereka pergi. Anak-anak ini merupakan penyemangatku dan aku 120 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
harus meninggalkan mereka. Tak banyak aku berikan ke mereka hanya kasih sayang yang kuberikan kepada tapi jejak kasih sayang ini ternyata membekas sangat kuat di mereka membuat mereka menangis dan selalu berkata untuk jangan pergi “Kak jangan pulang, kakak ngajar di sini aja” “Kakak menikah di sini aja kak” itu yang mereka ucapkan dan selalu mereka katakan. Sebelum aku pulang, aku memberikan mereka sebuah foto. Masing-masing anak aku kasih 2 buah foto kami dan satu buah foto besar disertai bingkai. Aku sangat senang mereka menyukai hadiah itu, dan aku terkejut juga anak-anak ternyata menyiapkan sesuatu untukku. Ketika aku buka, aku mendapat boneka, bunga dan kerudung juga surat dari anak-anak kelas 5 ini. Aku terkejut anak-anak menyiapkan ini semua. Anak-anak yang selalu panggil-panggil nama kami, Masyarakat yang selalu menyapa kami setiap hari, itu yang membuat aku merasa bahwa ini adalah tempat tinggalku, ini adalah adik-adik aku, ini adalah keluarga aku. Mereka yang selalu ada disetiap hari ketika aku membuka mata sampai aku memejamkan mataku kembali. Wajah dan nama mereka akan selalu aku lekatkan dalam nuraniku. Perhatian yang hangat dan kebaikan yang tiada henti begitu melekat pada desa ini. Aku teringat dengan motto hidupku bahwa sebaik-baik manusia ia adalah yang bermanfaat untuk orang lain. Artinya manusia tidak dapat hidup sendiri, namun saling membutuhkan kepada manusia lainnya dan harus selalu memberikan manfaat yang banyak untuk orang lain. Itu pembelajaran yang sangat berarti untukku. Kebaikanmu Tiada Henti Selama berada di Desa Karangharja ini, banyak ilmu-ilmu baru yang aku dapatkan. Banyak hal yang aku perhatikan di desa ini dan aku tak begitu banyak membantu mereka di desa ini, hanya hal-hal kecil dan ilmu ilmu sederhana yang aku berikan. Mereka membutuhkan perhatiaan kita, mereka membutuhkan seseorang yang dapat membantu untuk membangun Desa Karangharja menjadi lebih baik. Aku melihat seorang nenek yang sudah tua tapi beliau masih semangat untuk mencari nafkah dan membuka usaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Para petani yang semangat setiap harinya menumbuk padi dan semua itu membuat aku terharu melihatnya. Walaupun mereka sudah tua tapi kerja keras mereka masih semangat seperti masih muda. Aku sebagai mahasiswa malu, aku merasa selama ini kurang Karangharja, Desa di Ujung Senja | 121
maksimal dalam melakukan pekerjaan dan aku belajar apapun pekerjaan yang kita akan lakukan harus dengan semangat tinggi tanpa lelah dan putus asa serta tentunya rasa ikhlas di dalamnya. Terima kasih Karangharja Desa “Senja-ku” telah menerima aku disana, terima kasih telah mengajarkan aku banyak pelajaran baru, terima kasih telah memberikan aku banyak pengalaman yang begitu berharga. Semoga apa yang aku dan teman-temanku lakukan selama KKN benar-benar membawa kebermanfaatan yang penuh berkah ya, Aamiin.
122 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
7 MASA INDAH DI KARANGHARJA Irfan Rizki Nuryanto Haas Persepsi Sebelum Datang ke Karangharja Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, atau UIN Jakarta tahun 2016 dilaksanakan mulai tanggal 25 juli 2016 sampai 25 Agustus Desember 2016. Salah satu tempat pelaksanaan kegiatan KKN adalah di Desa Karangharja, Cisoka, Tangerang. KKN di Desa Karangharja Cisoka Tangerang diikuti 12 peserta dari berbagai fakultas UIN. KKN ini dituntut untuk melaksanakan tiga program kerja utama yakni fisik, ekonomi, dan sosial budaya. Salah satu kegiatan di bidang ekonomi yang dilaksanakan di Desa Karangharja adalah kegiatan pelatihan keterampilan wirausaha dari barang bekas, tahu, helm, ternak ikan, ayam, dan lain-lain. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif warga lewat home industry, di mana sasaran kegiatan pelatihan ini adalah ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai kemauan kuat untuk bisa dan maju. Dan beragam macam kegiatan yang nantinya akan saya dan team laksanakan di sana. KKN adalah pengalaman unik yang tidak ada di dalam kelas, ia hanya ada di luar kelas. Salah satu pengalamannya adalah shock culture, di mana sebagai anak kota, kondisi desa bukan sesuatu yang biasa dialami. Jalan yang rusak, rumah yang sedehana, sinyal yang kadang ada kadang tidak, dan hal ini sungguh menguji kesabaran dengan sangat. Tapi dibalik itu semua ada kesederhanaan yang sangat indah, dibalik bebek-bebek yang di angon dengan apik, dibalik anak-anak kecil yang senyumnya tulus riang, mereka berenang di air yang sebenarnya menurut kita sangat kotor, tapi mereka tetap gembira. Luar biasa. Tempat ini begitu menarik, membuat saya bersemangat untuk betul-betul bisa memberikan yang terbaik dari apa yang saya miliki. Dan tentu saya tidak sendirian, ada sahabat-sahabat yang baik hatinya yang juga sama supernya dalam menjalankan program ini semua. Saya memiliki kesempatan banyak untuk belajar dari masyarakat lokal tentang usaha, bisnis, kebersahajaan, toleransi, perjuangan, dan rela berkorban. Karenanya persepsi awal yang saya bawa adalah prasangka yang baik serta penuh harap bahwa desa ini dapat diajak kerja sama dalam membawa Indonesia lebih baik Karangharja, Desa di Ujung Senja | 123
Tentang Kelompok KKN Anugrah terindah bagi saya, bisa memiliki team sehebat sahabatsahabat saya, Angga sang ketua yang sangat hebat sekali pengorbanannya, bahkan dia tidak pernah absen ketika bolak-balik karangharja ke UIN Jakarta sedangkan jaraknya sangat jauh, 110 km. Semoga Allah membalas kebaikan Angga dengan berlipat-lipat. Away, Agung wahyu yang disingkat jadi Away. Seorang pendaki tangguh, yang cakap membuat apa saja, mulai dari rak sepatu, jemuran, injakkan motor, plang jalan dan berbagai macam keterampilan yang menggambarkan bahwa Away sudah cocok sekali menjadi seorang arsitek yang hebat karena segala sesuatu yang sederhana, bisa segera disulap oleh dia menjadi sesuatu yang ada daya gunanya bagi kita. Al-qadr, seseorang yang hebat, selalu menjaga shalatnya untuk tetap tepat diawal waktu, meskipun apapun rintangannya, sangat patut ditiru, dan yang mudah-mudahan segera meminang belahan jiwanya. Kalau mau membuat muka Al-qadr memerah cukup bilang saja tentang Nia, “Al, itu ada Nia.”Seketika mukanya memerah sendiri. Sofyan, koki masak terhebat lakilaki diantara semua laki-laki yang ada dikelompok KKN. Sekali-sekali boleh juga dicoba masakannya Sofyan, karena eits, tidak mungkin bila anda tidak ketagihan. Sungguh masakan yang sangat alami dan sangat sangat enak di lidah. Sofyan juga sering disebut sebagai pawang satu. Bagaimana alasannya, kita lihat nanti ya dan kemudian dikelompok kami ada. Alfian, laki-laki yang satu ini, selalu saja hebat mengambil angelangel foto kegiatan selama kami KKN di Karangharja, Alfian juga jago sekali main futsal, dia juga sering disebut sebagai pawang kedua setelah Sofyan, dan keberadaannya dikelompok kami, membuat kami tidak pernah kehabisan bahan untuk tertawa dan tersenyum ceria. Apis, nah ini yang sungguh luar biasa, Apis sang pawang tawon, ada satu kejadian lucu, saat kami baru-baru menghuni di rumah KKN yang kami tempati. Disudut ruangannya ada tawon yang hinggap membangun sarang. Di hari ketiga kita menetap di sana, Apis dengan beraninya menghancurkan sarang tawon tersebut dengan tangan kanannya, yang membuat sang tawon akhirnya keluar dan menyentup Apis dibagian tangan dan jidat. Inilah sang pawang tawon. Saya sendiri masih terpingkal-pingkal bila mengingat kejadian itu. Sungguh berani Apis. Itu tadi yang laki-laki di team KKN kami, Casuarina, KKN UIN 154. Kemudian juga ada dari yang perempuan.. Mimi, Mimi adalah seseorang 124 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
yang berjasa dibalik bisanya kita berbagi ilmu di SDN Karangharja 01. Mimi juga yang setiap harinya sibuk mengatur jadwal, siapa saja yang hari ini mengajar, dan siapa saja yang tidak. Kemudian jam pelajaran apa saja yang hendak masuk atau tidak. Itu semua Mimi yang mengaturnya, dan Mimi juga ahli kimia yang hebat, di salah satu eksperimennya. Mimi dan anggi (kelompok KKN UIN 152) pernah meledakkan balon dengan soda dan alumunium foil. Hasilnya sangat wow sekali. Luar biasa. Dia juga yang mengajarkan kepada anak-anak bahwa kulit jeruk bisa digunakan sebagai alat untuk memecahkan balon. Hebat. Ema, semua wanita dikelompok saya memang jago masak semuanya, termasuk Ema salah satunya. Ema ini sering disebut juga sebagai mamahnya anak-anak. Luar biasa yang memberi sedikit penjelasan tentang KKN pada awal kami pembukaan di Aula Desa Karangharja pun adalah Ema. Ema fasih berbahasa sunda, kalau bicara dengan ibu-ibu sekitar, Ema paham betul. Karena Karangharja bahasa seringnya yang dipake oleh orang tua adalah bahasa sunda. Kemudian ada Sarah, yang saya ingat dari Sarah selain masakan cuminya yang juga enak adalah ketika Sarah ulang tahun kemudian diceplok telor habis-habisan oleh Away, Al qadr dan yang lain. Duh, sungguh itu kasian sekali. Kalau di ceploknya dipenggorengan, nah itu baru yang indah. Tentang surat menyurat, Sarah selalu mau belajar, mungkin memang belum begitu ahli tentang ini tapi asal mau, itu sudah menjadi bekal terbaik untuk menjadi ahli dalam bidang apapun. Yang penting mau. Ayu, enjoy, santai, dan menikmati dengan sangat KKN ini, pagi ngajar, siang ngajar sekolah rakyat, mantap, padat sekali jadwalnya. Ayu juga cermat sekali dalam mengatur keuangan. Semua yang berbau tentang uang di kelompok 154 Casuarina ini, Ayu lah yang membukukan setiap detail pengeluaran yang dibelanjakan oleh kelompok ini. Nur, berlatar belakang ilmu keperpustakaan, Nur di kelompok ini menjadi seseorang yang mendata tentang hal-hal yang berbau dengan bukubuku, Nur juga yang menghandle program kerja kami yang judulnya TBM, Taman Baca Masyarakat. Ide brilian, semoga saja buku yang disampaikan dirawat dan dibaca. Mudah-mudahan seperti itu. Sudah, sepertinya setelah menjelaskan semua anggota dalam satu team, team saya menjadi team yang sangat indah perpaduannya. Futsal oke, masak-memasak jangan ditanya,
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 125
futsal perempuan? Jagonya. Lengkap sudah. Satu kebanggaan tersendiri bagi saya dapat mengenal orang-orang hebat seperti mereka. Desa yang Damai Desa yang kami huni adalah desa yang gemah ripah loh jinawi, desa yang sangat anggun dengan pemandangannya, desa yang luar biasa bersahabat dengan saya dan teman-teman walaupun kami adalah pendatang di sana. Desa yang semangat wirausahanya sangat tinggi. Di tempat kami tinggal, sebelah kirinya adalah pabrik tahu, tidak jauh dari pabrik tahu ada peternak kambing dan sapi, tidak jauh dari situ ada peternak bebek dan ayam, tidak jauh dari situ ada pembuat tas, tidak jauh dari situ ada pembuat helm yang sudah di kontrak dengan honda motor. Luar biasa. Satu desa yang selalu manis untuk dikenang, indah untuk dirindu, bertemu banyak orang dan begitu dalam dikenang dalam ingatan. Banyak orang kampung yang menganggur akhirnya dipekerjakan dan dibayar secara profesional oleh mereka. Meskipun tidak banyak yang bisa kami upayakan untuk kebaikan Desa Karangharja tapi harapan kami tentang kebaikan desa ini tidak pernah memudar. KKN Kuliah Kerja Nyata. Sungguh ini adalah pengalaman yang tak akan pernah ada habisnya bila diceritakan. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Mulai dari bagaimana saya dan teman-teman berangkat dari uin sampai dengan tibanya kami di Karangharja, kaget, ini kota belum tapi desa juga bukan. Letaknya saja tidak jauh dari jakarta, tapi kondisinya sangat jauh berbeda dengan jakarta, sangat jauh, bak langit dengan sumur bor. Jauh sekali. Tapi Karangharja adalah desa yang bersahaja, hidup rukun, berdampingan secara damai, dan laksana kebaikan yang hebat bila disebutkan. Tapi tentu tidak itu saja ceritanya, cerita yang tidak bagus ada atau tidak? Ada. Seperti plang jalan kami dibuat oleh rekan-rekan 154 dan 152 susah payah kemudian hanya digunakan untuk menali seekor kerbau, hingga tak lama plang jalan itu rusak. Atau tentang cerita truk pengangkut kayu yang sembarangan belok, hingga plang itu ditabrak sampai pecah. Dan beragam macam 1001 kisah di KKN. Akan sedih sekali bila kita menyaksikan bagaimana sesuatu yang kita berikan kepada mereka kemudian malah tidak dirawat oleh mereka sendiri. Apa yang terlintas di benak saya waktu mendengar kata yang satu ini adalah saya berpikir tentang desa kecil yang masih asri dan jauh dari perkotaan. Namun di sisi lain, KKN menyimpan 126 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
banyak cerita, suka duka dan pengalaman yang begitu berharga. Merasakan satu bulan dengan internet yang putus nyambung, sinyal ilang, dan lain lain. Di KKN kalian akan mengalami rasanya satu bulan dengan internet seperti itu. Meskipun akhirnya kami jadi jarang browsing dan update media sosial, namun kami bisa mencari hiburan lain seperti bermain kartu dan bermain bersama anak-anak desa. Bikin plang jalan bareng-bareng Kegiatan gotong-royong mungkin jarang kita temui di kota. Tapi di desa, kegiatan ini masih awet dan selalu dilakukan loh. Bahkan nggak sekedar bikin gapura atau ngecat rumah, para warga desa juga membantu warga lain yang sedang membangun rumah di sana. Kalau kalian KKN, luangkanlah waktu untuk berkunjung dan membantu gotong-royong bikin rumah di desa kalian. Kalian akan merasakan hangatnya suasana kekeluargaan antar para warga desa yang begitu ramah. Cerita horor? Sudah biasa desa lokasi KKN rata-rata terletak di lokasi yang jauh dari kota. Jadi wajar jika pada malam hari pasti selalu minim penerangan, sunyi dan sepi. Belum lagi ditambah teman kalian cerita kalo dia lihat penampakan di dekat rumah. Atau ceritacerita penduduk desa tentang tempat-tempat angker di desa yang ternyata sering kalian lewati di malam hari siap-siap bulu kuduk merinding. Ikut bahagia melihat keceriaan anak-anak desa salah satu program KKN adalah bimbingan belajar serta PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Jadi persiapkan diri kalian untuk mengulang kembali pelajaran SD, SMP dan SMA ya. Tapi....yang paling akan kalian ingat setelah selesai KKN adalah keceriaan anak-anak kampung kalian yang seneng banget bisa belajar bareng kakak-kakak KKN. Keinginan, keceriaan dan inisiatif mereka untuk belajar, pasti akan membuat kalian ingin bertemu lagi dengan mereka. Mahasiswa KKN UIN bersama anak-anak Karangharja. Pak, Bu, airnya kemana? Krisis air sudah menjadi hal biasa di desa lokasi KKN. Apalagi kalau KKNnya pas musim kemarau. Jangan heran ya kalau tiba-tiba kalian harus ngungsi mandi di rumah temen atau di rumah tetangga. Nah, di sinilah kalian harus belajar beradaptasi dengan kondisi yang ada. Belajar masak Ibu induk semangat akan selalu memasakkan berbagai macam masakan enak untuk kalian. Nah, manfaatkan kesempatan ini untuk belajar masak sama induk semang kalian. Selain itu, beda tempat beda juga kulinernya. Kapan lagi kita bisa belajar kuliner khas daerah lain selain waktu KKN? Mau buah apa? Tinggal petik Semua orang desa selalu menanam buah dan bahan makanan lain di pekarangan rumah mereka. Jadi kalian pasti akan merasakan segarnya buahKarangharja, Desa di Ujung Senja | 127
buahan yang baru dipetik dari kebun Bapak Ibu induk semang kalian. Kebayang nggak kalo yang ditanam dan dipetik di rumah kalian itu durian? Wow...pasti kalian mau kembali ke rumah kalian lagi buat sekedar icip-icip durian khas lokasi KKN kalian. Dipeluk simbah-simbah sedihnya KKN adalah saat melihat simbah-simbah di desa yang begitu kesepian karena ditinggal anak-anaknya pergi keluar kota. Ya, begitu banyak simbah-simbah yang harus hidup sendirian. Saat anak-anak KKN datang berkunjung ke rumah-rumah, para simbah nampak begitu senang dan tersenyum bahagia. Tak jarang, ada diantara kami yang dipeluk ketika berkunjung. Sedih sekaligus terharu. Belajar bahasa Sunda yang baik dan benar, menjalani KKN di Karangharja membuat kami harus rela belajar bahasa Sunda yang baik dan benar. Soalnya, simbah-simbah di desa biasanya tidak bisa Bahasa Indonesia. Nah, KKN ini bisa jadi ajang kita untuk belajar bahasa sunda dengan induk semangat dan para simbah di desa. Tambah satu keahlian bahasa lagi sudah barang tentu. Hati-hati menjadi semboyan kami jalan yang licin, dikelilingi jurang dan gelap gulita di malam hari membuat kata ‘hati-hati’ menjadi semboyan kami. Ya, tentu kami nggak mau teman kami mengalami sesuatu yang buruk di jalan. Jadi kami harus saling mendukung satu sama lain, saling mendoakan dan berhati-hati menjaga teman dan diri kami sendiri. Degdegan saat dosen datang, satu hal yang bikin degdegan adalah saat dosen pembimbing lapangan datang dan melakukan sidak. Langsung deh kalang kabut. Pastikan semua blanko selalu terisi sesuai jadwal dan piket harian masing-masing. Pastikan juga setiap sudut rumah kalian bersih dan berikan sambutan ramah dan penuh percaya diri kepada dosen tercinta. Jalan jauh naik turun gunung, semua warga desa rata-rata jalan kaki dari satu rumah ke rumah lain. Padahal, jarak satu rumah dengan rumah lain di semua pedukuhan itu nggak deket atau berjejeran kayak di kota loh. Nah, entah itu arisan, atau hanya sekedar berkunjung dan menyapa, para warga desa tetap berjalan kaki menuju ke rumah ‘tetangga’ mereka. Jangan kaget kalau tiba-tiba kalian juga harus menemani induk semang kalian berjalan ke rumah tetangga untuk arisan mingguan ya. Siap-siap naik turun jalan desa yang berliku-liku. Semangat! Anggap saja sebagai ajang diet sebelum balik ke kota. Yang unik tentang desa ini, adalah bagaimana kita tidur diiringi suara kambing dan suara orang teriak-teriak. Di desa kami ada orang kurang sehat 128 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
sedikit yang bila malam datang, ia bisa berteriak luar biasa, hingga terdengar menggema keseantero desa. Sayup-sayup jangkrik, itu sudah biasa, suara belalang itu saling adu sahut sahutan itu sudah biasa, suara biawak menyasar bilik tempat tinggal kami itu sudah biasa. Sudah barang tentu tinggal di desa berhadapan dengan itu semua. Alangkah indahnya bila suasana seperti tinggal di desa, indah, tenang dan tidak pernah kami kenal yang namanya macet. Di sini kami mengabdi untuk melaksanakan berbagai program kegiatan KKN Casuarina “bina desa untuk negeri”. Program-program kegiatan telah kami laksanakan sebaik mungkin. Waktu berjalan begitu cepat, tanpa terasa kami disampai di akhir pertemuan kami dalam kegiatan kuliah kerja nyata ini. Tempat ini memberikan kesan tersendiri dalam hati, indah nian, luar biasa. Ingin kembali rasanya. Terima kasih Karangharja, indah sekali kami dipertemukan dengan desa yang menyejukan dan orang-orang yang hebat. Suasana desa yang begitu bersahabat. Masyarakat desa yang memperlakukan kami dengan baik, dan semua pihak yang sangat menerima kehadiran kami ini yang nantinya akan dirindukan setelah kegiatan itu berakhir. Seperti itulah adanya, kadang ketika engkau sudah merasa nyaman menetap disuatu tempat, ada saja hal lain yang membuatmu harus pindah. Bukan karena engkau sudah tidak lagi nyaman dengan tempat itu, tapi karena ada tugas yang menanti di tempat lain. Semoga kisah ini bisa menjadi inspirasi bagi yang lain. Tetaplah bersemangat, tetaplah menjadi dirimu yang terbaik. Saya Menjadi Penduduk Desa Karangharja Hal yang ingin saya lakukan bila menjadi penduduk Desa Karangharja adalah memperbaiki perekonomian dan pendidikan warga desa. Karena hal tersebut adalah kunci dari permasalahan desa selama ini. Warganya sudah memiliki budaya dan jiwa sosial yang baik. Hanya kemiskinan dan ketidak tahuanlah yang masih menjadi problematika. Tentu saya memiliki akan mulai mengupayakan kebaikan bagi desa ini melalui jalur pendidikan, di mana daripadanyalah nanti saya titipkan harapan-harapan besar tentang bangsa ini, tentang rakyat yang sejahtera, tentang pemimpin yang bijaksana, tentang kejujuran yang mahal harganya, dan tentang mimpi yang dimiliki oleh adik-adik kita di Karangharja. Pendidikan tidak akan jauh-jauh disupport dengan materi yang cukup, Karangharja, Desa di Ujung Senja | 129
karenanya bila Allah mengizinkan, tentu saya akan menjadi bagian yang ingin memasarkan beberapa produk yang dimiliki seperti tas, helm, tahu dan lain-lain kepada pasar yang lebih luas jangkauannya sehingga omset yang masuk juga melebihi dari yang rata-rata dan menjadikan kita masyarakat yang mandiri. Harapan ini bisa saja di izinkan Tuhan untuk terjadi, tapi bila tidak, saya tak pernah berhenti untuk berdoa kepada Tuhan agar Tuhan berkenan mencurahkan keberkahannya bagi Desa Karangharja dan seluruh desa yang ada dimuka bumi ini. Terima kasih atas segala kebaikanmu Karangharja, Aamiin.
130 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
8 ADA CINTA DI KARANGHARJA Ema Herviana Tidak Seperti yang Dibayangkan Kata KKN mungkin sudah tidak asing lagi, KKN merupakan kegiatan yang rutin dilakukan setiap tahunnya oleh mahasiswa tingkat akhir untuk menyelesaikan studinya. Sebelum merasakan apa itu KKN, pernah juga saya bertanya kepada kakak tingkat tentang pengalaman KKN yang telah mereka lalui, saya telah banyak mendengar cerita dari mereka baik tentang keadaan desa, kelompok, program kerjanya sampai cerita mistis yang mereka alami. Sebagai orang yang penakut saya berharap pengalaman mistis yang dialami oleh senior saya itu jangan sampai terjadi pada saya. Awalnya saya tidak setuju terhadap pelaksanaan KKN ini karena saya yang berasal dari jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis seharusnya magang di suatu instansi atau perusahaan untuk menerapkan ilmu yang telah saya dapatkan selama ini dibangku kuliah serta merasakan pengalaman bekerja. Apalah daya KKN merupakan kegiatan yang harus saya lakukan selain merupakan syarat untuk menyelesaiklan studi saya, KKN juga merupakan salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni Pengabdian selain pendidikan yang sedang saya tempuh dan penelitian yang nanti saya lakukan. KKN itu sendiri merupakan Kuliah Kerja Nyata ialah suatu bentuk pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat di mana ia ditugaskan. Tak terasa sudah waktunya bagi saya untuk menjalani kegiatan KKN ini, dengan peraturan KKN yang berbeda dari tahun sebelumnya, di mana angkatan sebelumnya dapat memilih sendiri kelompok serta lokasi KKNnya namun untuk angkatan saya pihak PPM (Pusat Pengabdian kepada Masyarakat) lah yang menentukan kelompok serta lokasi KKNnya. Sebenarnya saya sangat setuju dengan kebijakan ini di mana jika menentukan sendiri kelompoknya maka saya hanya akan membentuk kelompok dengan orang yang telah saya kenal sebelumnya, dan teman saya hanya itu-itu aja, tapi dengan kebijakan ini saya bisa bertemu teman baru yang belum saya kenal sebelumnya selama saya kuliah di universitas ini. Untuk menentukan kelompok KKN itu sendiri dengan cara diacak dari berbagai fakultas, dari 11 fakultas yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tidak semuanya mengikuti kegiatan KKN ini, kegiatan KKN ini Karangharja, Desa di Ujung Senja | 131
hanya diikuti oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Sains dan Teknologi, Ushuludin, Dakwah dan Komunikasi, Syariah dan Hukum, Adab dan Humaniora, Dirasat Islamiyah, Ilmu Sosial dan Politik serta dari jurusan Manajemen pendidikan dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan juga mengikuti kegiatan KKN di tahun ini di mana sebelumnya dari fakultas tersebut tidak mengikuti kegiatan KKN ini, selain itu ada juga fakultas yang tidak mengikuti kegiatan ini yakni Fakultas Psikologi dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dikarenakan fakultas tersebut memiliki kebijakannya sendiri, dan untuk tahun ini lokasi KKN terbagi di daerah Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Bogor dan tentu penentuan lokasi KKN ini sama dengan penentuan kelompok yakni dengan cara ditentukan oleh PPM. Tiba saatnya penentuan kelompok, setelah pembagian kelompok telah selesai dilakukan oleh PPM dan informasi tersebut disebarkan kepada mahasiswa saat itupun saya membaca informasi tersebut, saya mendapati dalam kelompok saya hanya satu orang yang saya kenal yakni teman sekelas saya sisanya merupakan orang asing yang namanya pun baru saya tau. Setelah melakukan beberapa pertemuan dengan kelompok saya, tersebarlah informasi bahwa PPM melakukan penyeleksian untuk mahasiswa yang ingin mengikuti kegiatan KKN Kebangsaan. Sebenarnya dari awal saya sangat tertarik mengikuti kegiatan KKN Kebangsaan ini saya pun sudah menyiapkan berkas untuk mendaftar KKN Kebangsaan, namun dalam prosesnya yang masih belum jelas sedangkan waktu pelaksanaan KKN tinggal sebentar lagi ditambah dengan kondisi kelompok yang sudah membuat saya nyaman saya mengurungkan niat saya untuk mendaftar KKN Kebangsaan, dan ternyata tanpa saya ketahui ada teman sekelompok saya yang ikut mendaftar dan terpilih menjadi perwakilan mahasiswa yang mengikuti KKN Kebangsaan di Kepulauan Riau walaupun sedikit membuat saya iri namun saya relakan, mungkin ini bukan kesempatan saya, dan tak lama kemudian tibalah pengumuman lokasi KKN di mana kelompok saya mendapatkan lokasi KKN di Desa Karangharja Kecamatan Cisoka Kabupaten Tangerang. Sebelum melaksanakan KKN di sana kami melakukan survei untuk mengetahui ruang lingkup yang ada di desa tersebut guna bisa menentukan program kerja yang sesuai dengan desa tersebut. Dari beberapa survei yang dilakukan tidak semuanya bisa saya ikuti dikarenakan berbagai kesibukan yang saya jalani di kampus, saya hanya bisa mengikuti survei terakhir yang dilakukan oleh kelompok saya. Setelah 132 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
saya mengikuti survei saya rasa desa tersebut sudah cukup baik dari segi ekonomi dan pembangunannya sehingga agak sulit untuk menentukan program kerja apa yang sesuai dengan keadaan desa tersebut. Sebelum pelaksanaan KKN di desa tersebut kami myenyebarkan proposal ke berbagai kementrian, instansi dan perusahaan namun dikarenakan waktu yang cukup terbatas saya rasa kurang maksimal dalam pencarian dana sponsor ini sehingga hanya sedikit yang diterima dan itupun tidak seberapa, tidak banyak dana yang dapat kami kumpulkan dari pencarian sponsor ini, kami hanya berbekal dana yang diperoleh dari kampus, iuran anggota serta sedikit yang kami kumpulkan dari sponsor ini. Setelah melakukan berbagai persiapan dan kini tiba saatnya pelepasan KKN yang dilakukan oleh PPM di halaman parkir Student Center (SC) yang diikuti oleh ribuan mahasiswa yang kali ini mengikuti kegiatan tersebut dengan perwakilan masing-masing kelompok menerbangkan balon yang terdapat nama kelompok yang bersangkutan. kami menerbangkannya dengan penuh suka cita. Pada hari itu pula masing-masing kelompok mulai berangkat ke lokasi KKN masingmasing. Kelompok saya juga berangkat pada hari itu namun ketika sore hari kita baru berangkat, kami berangkat dengan menggunakan mobil dan motor, terlebih dahulu barang-barang diangkut dengan mobil disertai beberapa anggota kelompok berangkat terlebih dahulu, sisanya menyusul dikarenakan beberapa hal yang mesti diurus terlebih dahulu. Sebelum berangkat sempat berpikir kendala terbesar bahwa bagaimana melaksanakan KKN di desa orang dengan berbagai program kerja yang istilahnya lebih mudah mengadakan suatu program kerja di kampus karena stakeholder kita yaitu mahasiswa, tapi ini akan mengadakan beberapa program kerja yang langsung terjun ke masyarakat, mereka lebih tua dibanding kita dengan latar belakang pendidikan yang berbeda, telah mengalami pahit manisnya pengalaman hidup yang tentunya lebih banyak juga dibanding kita yang hanya mahasiswa yang masih menimba ilmu, dan bekal dana pun tidak seberapa yang kami persiapkan. Menjadi Keluarga Casuarina Hidup sebulan di rumah yang sama dengan orang-orang yang baru kita kenal baru-baru ini dan menyatukan ide dan pendapat dari dua belas kepala dirasa bukan hal yang mudah. Kita berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda, memiliki kepribadian dan watak yang berbeda pula. Karangharja, Desa di Ujung Senja | 133
Saya baru mengenal orang-orang tersebut dari perkumpulan yang kami lakukan sebelum keberangkatan it’s fine, belum ada permasalahan yang begitu berarti, saat keberangkatan pun masih kami sambut dengan suka cita. Namun setelah kedatangan kami di desa tersebut kami langsung dihadapi dengan masalah tempat tinggal. Tempat tinggal yang sebelumnya sudah pasti akan kami tempati tiba-tiba saat kami datang ke lokasi, kami tidak bisa tinggal di sana, sebelumnya kami mendapatkan informasi tersebut dari anggota kami yang terlebih dahulu sampai ke lokasi, baru kami yang sebagian lagi langsung bergegas menyusul ke lokasi, kami tidak berangkat bersama dikarenakan ada beberapa persiapan yang harus kami lakukan. Saat itu kami baru sampai ke lokasi pada pukul 9 malam, kami masih belum jelas akan tinggal di mana, langsung saat itu kami berpikir dan berpencar untuk mencari tempat tinggal, setelah kesana kemari akhirnya tepat pukul 12 malam kami memperoleh tempat yang akan kami tinggali selama KKN di desa ini namun sayangnya rumah tersebut baru selesai dibangun masih berantakan sekali dengan berbagai alat dan bahan bangunan, belum ada listrik dan air di mana pemilik menjanjikan keesokan harinya akan langsung dipasang listrik dan air di rumah tersebut, otomatis kita tidak bisa langsung menempati rumah tersebut malam itu juga. Mungkin ini pertolongan Tuhan di saat kami kebingungan mencari tempat bermalam di saat genting seperti ini ternyata salah satu kelompok kami memiliki saudara jauh yang tinggal di desa ini juga, dengan baik hati beliau mengijinkan kami untuk bermalam di rumahnya, memang dari sore pun saudara teman saya yang bernama bapak capang mencari kami namun kami baru bertemu sekarang, dengan baiknya juga beliau menyediakan makan malam untuk kami semua, sungguh ini kebetulan yang sangat berarti bagi kami. Keesokan harinya saat pemilik rumah memasang air dan listrik di rumah kontrakan kami, kami pun ikut membantu membereskan serta merapihkan barang-barang bawaan kami dan akhirnya kami bisa menempati rumah kontakan kami. Saat kedatangan kami baru desa ini tentunya ini merupakan masa adaptasi bagi kami jadi belum ada pelaksanaan program kerja yang kami jalankan, sebagai penanggung jawab pembelian barangbarang selama KKN saya tentunya sudah mempersiapkan untuk saat-saat seperti ini, saya membeli mainan seperti domino, remi dan uno disertai dengan jepitan jemuran sebagai hukuman bagi yang kalah, yang kalah akan diberi hukuman di jepit telinganya, ini media kami mengisi kekosongan 134 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
waktu dan tentunya untuk lebih mengakrabkan anggota di kelompok kami, dan saya rasa ini berhasil, di saat waktu senggang kami bermain bersama, ada yang menang ada yang kalah dan yang kalah harus merasakan hukuman di sertai canda dan tawa kedekatan kami terjalin dengan baik, tak terasa waktu untuk kami bersantai pun telah usai. Setelah beberapa hari tinggal bersama kami mulai mengetahui keahlian masing-masing ada yang bisa memasak di mana penting untuk kelangsungan KKN selama sebulan kedepan dalam urusan perdapuran, ada yang ahli dalam membuat bangunan seperti bangku, jemuran dan lain-lain dan ini juga dirasa penting apalagi untuk melaksanakan salah satu program kerja kami nanti yaitu plang jalan, ada ahli agama yang sering mengingatkan kita untuk beribadah bahkan menjadi imam kelompok, ada ahli dalam komunikasi di mana ini juga penting untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat, tentunya masih banyak lagi keahlian masing-masing anggota, semakin banyak orang tentunya semakin beraneka ragam keahlian yang dimiliki sehingga pastinya dalam melaksanakan kegiatan KKN ini selama sebulan kedepan kita bisa menggabungkan keahlian masing-masing supaya bisa bekerja sama menjalankan program kerja kedepan. Setelah beberapa hari hidup bersama disertai beberapa program kerja yang sudah berjalan di manan kita juga mulai mengetahui kepribadian dan watak dari setiap anggota dan mulai munculnya perbedaan dan konflik yang membuat hubungan kelompok kami retak, saat itu ketua kami mendeklarasikan bahwasanya dia ingin mengundurkan diri menjadi ketua mungkin dia merasa sulit mengatur kita anggotanya yang kurang membantu, untuk meminimalisir kemungkinan buruk yang ada, pada saat itu juga kami melakukan musyawarah untuk meyelesaikan masalah kami, masing-masing dari kami menyampaikan pendapatnya beberapa angggota yang perempuan pun tak bisa menahan haru dengan meneteskan air mata, setelah diskusi yang cukup lama akhirnya ketua kami mengurungkan niatnya untuk mengundurkan diri dengan syarat bahwa setiap anggota lebih bertanggung jawab lagi terhadap tugas masing-masing, setelah kejadian itu hubungan kami kembali membaik bahkan dengan adanya masalah tersebut hubungan kami lebih akrab dari sebelumnya, terbukti dengan kami memenangkan kompetisi dalam perlombaan futsal antar kelompok sedesa kami yang keesokan harinya diselenggarakan, kami memenangkannya dengan score yang fantastis, perlombaan antar kelompok satu desa ini memang sering Karangharja, Desa di Ujung Senja | 135
kami adakan guna menjalin silaturahmi dan mengakrabkan kelompok satu desa agar mudah dalam menjalin kerja sama dan mengkordinasikan sesuatu. Masing-masing dari kami memang memiliki kekurangan dan kelebihan mendekati akhir kegiatan KKN kami di sini kekeluargaan kami semakin terasa terlihat dari kepedulian dari masing-masing anggota seperti, ketika ada yang sakit kami saling memberikan perhatian serta menutupi kekurangan dari setiap anggota, mungkin akan sulit dilupakan ketika KKN ini berakhir yaitu ketika kita masak bareng, makan bareng, tidur bareng, berantem, ketawa bareng ketika kebiasaan yang kita lakukan bersama mungkin suatu saat nanti tidak bisa kita lakukan lagi. Memang awalnya kita baru mengenal, mulai mengetahui kepribadian dan watak masing-masing lalu mulai memahaminya dan kini rasa kekeluargaan pun mulai tercipta, hanya dengan saling memahami dan menerima kekurangan dan kelebihan dari kelompok kita maka semua itu akan berjalan dengan indah, walaupun awalnya terlihat sulit tapi jika dijalani dengan ikhlas semua akan berakhir dengan baik. Suasana yang Selalu Kurindukan Seperti yang sudah saya paparkan diawal bahwa dari segi ekonomi serta pembangunan di desa ini sudah lumayan baik, awalnya sempat saya berpikir bahwa pelaksanaan KKN akan difokuskan di desa terpencil dan jauh dari peradaban, namun setelah saya datang ke desa ini ternyata bayangan saya pun salah, dengan kondisi seperti ini dirasa agak sulit untuk merancang program apa yang cocok dijalankan di sini kita tahu sumberdaya kita terbatas. Di desa masih tergolong asri dengan masih banyaknya pepohonan, perkebunan serta persawahan karena kita tahu bahwa kebanyakan masyarakat di sini bekerja sebagai petani namun udara di sini cukup panas. Rumah yang saya tinggali bersama kelompok lokasinya cukup strategis, dekat dengan kantor desa serta dekat dengan aula desa di mana kebanyak program kerja kita dilaksanakan di aula tersebut, view di dekat rumah kami juga cukup membuat saya nyaman, di mana didepan rumah kami terdapat kali yang biasanya banyak anak kecil mandi di sana, mulai dari sehabis pulang sekolah bahkan dari pagi hari ketika mereka libur sekolah, serta samping rumah persawahan yang membentang luas, sejuk rasanya mata ini ketika melihat hamparan padi yang menguning, awal kedatangan saya di desa ini sempat bingung, bagaimana memulai pendekatan dengan 136 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
warga di sana, sebelumnya kami membawa banyak buku yang kami persiapkan dari jauh-jauh hari mulai dari mengumpulkan buku yang tidak terpakai, meminta kepada sanak saudara, mendapatkan sumbangan buku dari pihak luar serta membelinya langsung dari toko buku dikarenakan kami ingin membangun taman baca di desa tersebut, karena banyaknya buku tersebut yang masih dalam proses pensortiran dan pendataan sebelum nanti akhirnya dibuat taman baca, pada awal kedatangan kami buku tersebut disusun di ruang tamu tempat tinggal kami, guna sebagai media bagi anak kecil yang main ke rumah kami agar bisa membaca buku-buku tersebut, setelah buku tersebut di rapihkan tinggal langkah selanjutnya bagai mana menarik perhatian warga agar mampir kerumah kami, mungkin banyak warga yang melewati rumah kami namun hanya melirik mungkin mereka bingung ada orang asing yang datang ke desa mereka, pada akhirnya saya dan teman kelompok saya bernama Sarah berinisiatif untuk menjemput bola, di mana kami mendatangi segerombolan anak kecil yang sedang asik mandi dikali dekat dengan kediaman kami, awalnya saat saya dan rekan menghampiri anak-anak tersebut mereka sedang bertengkar, kami mencoba untuk melerainya karena saya juga merupakan orang sunda jadi saya mengerti apa yang mereka bicarakan, saya pun memulai pendekatan dengan berbicara menggunakan bahasa sunda, akhirnya pertengkaran mereka pun usai, lalu kami mengajak anak-anak tersebut untuk mampir kerumah kami, dengan antusias mereka menerima ajakan kami, kami suguhkan mereka dengan buku-buku ringan yang enak dibaca untuk anak seumuran mereka, tak lupa disediakan pula cemilan untuk menemani mereka membaca, keesokan harinya tanpa kami minta pun mereka selalu mampir kerumah kami sehabis pulang sekolah, bahkan jika libur dari pagi mereka sudah menghampiri kami, sampai malam mereka menghabiskan waktu di kediaman kami, selain membaca mereka juga bermain, karena kebetulan saya membawa berbagai macam mainan seperti bola voli, skippingan, terkadang kami menonton film anak-anak agar mereka tidak merasa bosan, dan begitu seterusnya mereka senang menghabiskan waktu bersama kami, awalnya kami memang melakukan pendekatan terhadap anak-anak karena terdapat program yang kami laksanakan di kediaman kami seperti Taman Baca Masyarakat, Taman Pendidikan al-Qur’an serta sekolah masyarakat, di mana memang target kami yaitu memberikan pengajaran kepada generasi muda di desa sana, yang semula hanya anak kecil yang main di rumah kami lama Karangharja, Desa di Ujung Senja | 137
kelamaan orang tuanya pun ikut mendampingi anaknya mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di kediaman kami tersebut, dan di sana kami melebarkan pendekatan kami kepada masyarakat terlebih dahulu kepada ibu-ibu dengan bercengkrama dengan mereka. Tak jarang kami bermain bola bersama anakanak di desa sana di tanah lapang dekat dengan pemakaman, anak-anak di sana begitu terlihat bahagia bisa bermain sesuka hati mereka, bermain dengan alam, bersama teman teman mereka tanpa takut hitam karena main di bawah terik matahari, tanpa mengetahui bermain dengan gadget mereka yang kebanyakan dimainkan oleh anak-anak di kota-kota besar, mereka dengan riang gembiranya berenang di air kali yang tanpa memperhatikan betapa keruhnya air tersebut, bermain walaupun diguyur hujan, bermain bola di tengah teriknya matahari menyengat semua itu mereka lakukan setiap waktu senggang sehabis pulang sekolah bersama teman-teman sebaya mereka. Ketika musim panen tiba banyak petani yang mulai memanen sawah mereka, untuk mengusir rasa penasaran saya bersama teman-teman, saya pun ikut membantu dengan langsung turun kesawah, dari beberapa petani, kami melihat seorang nenek yang sudah tua renta sedang memanen sendiri, lalu kami pun memfokuskan untuk membantu nenek tersebut, setelah kami berbincang-bincang sambil membantu nenek tersebut memanen padinya ternyata sawah tersebut bukan milik nenek tersebut dia hanya buruh yang mengurus sawah tersebut, nanti setelah memanen hasil padi tersebut maka akan dilakukan bagi hasil atas hasil panen tersebut. Jika sawah tersebut menghasilkan 6 karung sawah, maka 5 karung diberikan untuk pemilik sawah dan 1 karungnya lagi diberikan kepada nenek tersebut, bukan bayaran seberapa memang dari hasil kerja keras nenek tersebut mulai dari menanam padi, mengurusi, memanen hingga merontokkan biji padi dari batangnya namun nenek tersebut menerimanya dengan ikhlas, memang nenek yang usianya sudah tidak muda ini tetap semangat melanjutkan hidupnya walaupun sudah di tinggalkan suaminya terlebih dahulu menghadap sang pencipta, walaupun nenek tersebut mempunyai anak namun nenek tersebut tidak ingin menjadi beban bagi anaknya tersebut sungguh semangat nenek ini untuk bertahan hidup patut kita tiru dan pribadi yang tidak ingin menjadi beban bagi orang lain patut kita contoh. Perlu kita tahu bahwa tidak hanya satu sawah yang nenek ini garap namun beberapa sawah. Senang rasanya kami bisa mampir ke kediaman nenek tersebut setelah membantu nenek disawah, dengan baik hatinya beliau menyuguhkan segelas air panas 138 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
disertai kue kecil sisa lebaran kemarin yang masih tersisa, kami menikmati hidangan tersebut sambil bercerita satu sama lain. Sama seperti nenek yang tinggal di samping rumah saya, untuk bertahan hidup walaupun sudah ditinggal suami pula dan tidak menjadi beban bagi anak-anaknya nenek tersebut membuka warung kecil-kecilan yang berjualan kopi, es, gorengan serta makanan kecil lainnya guna mengisi kekosongan waktu disisa hari tuanya. Nenek-nenek ini walaupun sudah tua namun menjadi pribadi yang mandiri, berusaha sendiri agar tidak bergantung kepada orang lain. Masyarakat di sana begitu ramah serta baik terkadang mereka menghantarkan beras yang jumlahnya tidak sedikit, bebek, singkong serta daunnya, kelapa, jambu, pepaya dan masih banyak lagi, terkadang kami juga memasak nasi liwet bersama dengan mereka untuk menghabiskan malam yang kami lewati sunggung moment yang sangat menyenangkan ketika bisa berbaur dan berkumpul bersama masyarakat di sini, karena di sini asas kekeluargaan dimasyarakatnya begitu terasa, dibanding masyarakat perkotaan yang berasaskan individualisme. Andai Bisa Lebih Lama Walaupun hanya dalam waktu satu bulan saya menjadi bagian dari Desa Karangharja belum banyak bakti yang saya berikan kepada desa tersebut, hanya mampu mendidik dan memberikan motivasi kepada anakanak di desa sana akan pentingnya agama, pendidikan serta pentingnya menyayangi sesama, andai bisa menjadi bagian dari desa ini lebih lama lagi, saya ingin terus menginspirasi generasi muda yang ada di sana agar terus belajar dan berkreasi, bersekolah setinggi-tingginya, menghindari pergaulan masa kini yang terkadang sudah keluar dari budaya, mengajak pemuda/I Desa Karangharja agar lebih aktif lagi dalam kontribusi memajukan desa misalnya melalui karang taruna yang ada di sana serta menjadikan masyarakat yang lebih aktif lagi serta berperan aktif dalam membantu pembangunan desa.
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 139
“Cinta tak kenal usia maupun suku bangsa, Cinta adalah Lahir dari hubungan yang dibiasakan” Ema Herviana
140 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
9 PENGALAMAN SEJATI Agung Wahyu Prasetyo Bayangan Mengerikan Tentang KKN Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa yang ingin menyelesaikan pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, kegiatan ini sangat penting bagi mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang sudah didapat selama menempuh kuliah dalam beberapa semester sebelumnya, kegiatan ini diharuskan bagi mahasiswa minimal telah menempuh semester enam, dilaksanakan selama satu bulan untuk mengabdi kepada masyarakat di desa, dalam benak pertama saya KKN itu terjun langsung kemasyarakat bersama kelompok. Ketika semester enam system KKN berubah tidak yang seperti tahun lalu, anggota kelompok KKN dan tempat sudah di tentukan oleh PPM secara langsung, awalnya sempat kecewa dengan teknis KKN yang baru tersebut, namun dengan berjalannya waktu dapat diterima oleh saya, karena mendapatkan kawan-kawan baru dari berbagai fakultas, bersyukur mendapatkan kawan-kawan baik dan rajin serta memiliki tujuan yang sama yaitu ingin mengsukseskan kegiatan KKN, pada awal pembagian tempat KKN saya ingin mendapat tempat KKN di daerah Bogor karena kota tersebut terkenal dengan hujan dan air yang bagus, namun ketika pembagian berlangsung kelompok saya mendapatkan tempat didaerah Kabupaten Tangerang, Kecamatan Cisoka, Desa Karangharja, tempat tersebut sangat asing dalam pendengaran saya karena sebelumnya belum pernah sama sekali mendengar kecamatan tersebut, mungkin karena saya tinggal di ibu kota Jakarta, kota madya Jakarta Timur, sangat jauh dari tempat daerah saya tinggal, bayangan awal yang tergambar dalam benak saya tentang Kecamatan Cisoka, Desa Karangharja sebelum survei dilakukan yaitu pelosok terpencil, pedesaan, susah sinyal, tertinggal, serta masyarakatnya yang tertutup. Waktu terus berjalan tentu akan sulit apabila kegiatan yang mulia ini hanya dibayangkan dan difikirkan saja, peran kelompok sangat dibutuhkan dalam mengsukseskan kegiatan KKN di Desa Karangharja. Kendala-kendala yang terbayang sebelum KKN dimulai pun mulai berdatangan yaitu sulitnya akses menuju desa yang diberikan oleh PPM, sulitnya transportasi yang mengarah desa tersebut, sulitnya berinteraksi Karangharja, Desa di Ujung Senja | 141
kepada masyarakat setempat, sulitnya mendapatkan jaringan seluler, sulitnya mendapatkan peralatan yang dibutuhkan dalam KKN, hal-hal tersebut sudah terbesit dalam bayangan saya sebelum survei dilakukan, kerja sama kelompok sangat dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang tadi dibayangkan, pada setiap minggunya kami melaksankan rapat dengan kelompok di taman Universitas Islam Negeri (UIN) atau biasa disebut landmark UIN, rapat tersebut guna untuk menyusun program kerja-program kerja yang ingin dilaksanakan di desa nanti, rapat tersebut sangat penting dilakukan selain pembentukan program kerja-program kerja, kami juga memupuk kekompakan sebelum KKN dilaksanakan, kekompakan yang baik akan menghasilkan sebuah kepuasan dalam setiap pekerjaan. Tak Harus Sama Untuk Kompak Casuarina merupakan nama dari kelompok kami, nama tersebut berasal dari bahasa latin di Indonesia terkenal dengan sebutan pohon cemara, kami mengambil nama Casuarina dengan melihat filosofi pohon tersebut yang sangat indah apabila dipandang oleh mata dan karena kerendahan hatinya pohon tersebut sangat rindang yang dapat membantu manusia untuk berteduh dibawahnya, teman-teman sengaja mengambil nama tersebut agar kelompok kami dapat saling membantu sesama anggota kelompok khususnya dan kepada masyarakat umumnya, demi suatu tujuan yang mulia yaitu mensukseskan kegiatan KKN UIN 2016 di Kecamatan Cisoka Desa Karangharja, tepat pada tanggal 25 juli 2016 kami mengadakan pelepasan oleh Rektor UIN Jakarta untuk melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) kami menyiapkan peralatan bersama di rumah salah satu anggota kelompok dan memeriksanya terlebih dahulu agar tak ada yang tertinggal, satu demi satu peralatan masuk kedalam kendaraan, sebelum pemberangkatan kami berdo’a bersama agar selamat sampai di lokasi KKN, diberikan kesehatan selama KKN, dan dilancarkan semua urusan Kerja Kuliah Nyata (KKN) Casuarina dalam mengabdi kepada masyarakat. Azan magrib pun berkumandang, tepat saat itulah kami sampai di lokasi KKN semua anggota KKN langsung menyiapkan rumah yang akan ditinggali. Pada malam pertama karakter seseorang belum terlihat mungkin karena baru tinggal bersama, hari demi hari terus berjalan dan ketika itulah karakter semua orang berbeda-beda dapat terlihat, di sinilah pekerjaan yang terberat dirasakan karena menyatukan karakter orang yang berbeda sangatlah sulit, 142 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
namun kami terus berupaya untuk menyatukan perbedaan kami, kami tak bisa menyalahkan suatu perbedaan hadir di grup Casuarina akan tetapi kami sangat bersyukur akan adanya perbedaan tersebut, perbedaan menjadikan kelompok kami lebih berwarna. Minggu awal telah berjalan banyak kegiatan yang sudah dilakukan, sosialisasi oleh warga setempat menjadi awal pekerjaan yang dilakukan, rapat penyusunan panitia pembukaan KKN UIN 2016 di Desa Karangharja, pembagian panitia dilakukan oleh 2 kelompok KKN yang ada di desa tersebut, yaitu KKN Saik dan KKN Casuarina, setelah pembentukan panitia pembukaan KKN UIN 2016 kami langsung bergerak cepat karena minimnya waktu persiapan, diawali dengan penyebaran undangan kepada staff desa, penyebaran sekaligus sosialisasi kepada para pengurus desa agar mereka dapat hadir di Aula Desa pada hari Rabu guna untuk pembukaan KKN 2016, sedangkan penanggung jawab peralatan sibuk dengan mencatat peralatan yang akan digunakan esok hari dan bagian yang lain sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, hari Rabu pun tiba kami bekerja sama dalam melancarkan pembukaan KKN 2016, satu persatu tamu undangan pun hadir di aula balai desa, akan tetapi kepala desa tidak dapat hadir dikarenakan beliau baru melahirkan seorang anak, beliau mengirimkan perwakilannya yaitu sekeretaris desa, dosen pembimbing KKN Casuarina dan KKN Saik hadir serta memberikan sambutan dan pesan kepada seluruh peserta KKN UIN 2016 agar dapat memanfaatkan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya, belajar dengan sungguh-sungguh dalam setiap hal yang positif, belajar bukan hanya di dalam kelas tapi belajar juga dapat dilaksanakan di luar kelas, namun belajar di luar kelas (KKN) harus extra hati-hati jangan sampai terjadi kesalahan yang fatal yang membuat belajar di luar kelas ini tidak ada ilmu atau pelajaran yang didapat, memang belajar di luar kelas jauh lebih sulit karena terjun langsung (praktik) kepada masyarakat, apalagi ditambah masyarakat yang belum dikenal sebelumnya itu sangat menjadi tantangan tersendiri bagi kami, jaga kekompakan kelompok jangan sampai rapuh karena dimakan oleh berbagai konflik yang akan terjadi di hari esok, serta jaga selalu kondisi kesehatan, kesehatan merupakan suatu modal penting dalam melakukan kegiatan apapun karena jika dalam keadaan sakit maka suatu pekerjaan akan kurang maksimal itulah pesan yang diberikan oleh dosen pembimbing kepada seluruh peserta KKN UIN 2016, dilanjutkan oleh pembukaan KKN oleh sekeretaris desa setempat dengan ditandai dengan Karangharja, Desa di Ujung Senja | 143
ketukan pulpen sebanyak tiga kali, KKN UIN 2016 pun resmi dibuka ole para petinggi staff desa dan kalangan masyarakat desa setempat menyambut dengan antusias kedatangan kami di kampung mereka. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang sangat penting dilaksanakan karena kegiatan tersebut guna untuk mentransfer ilmu yang diperoleh selama berada di kelas, kelompok kami mendapatkan tugas mengajar di SD Karangharja 01, mendapatkan kesempatan mengajar di sekolah tersebut dengan mengajarkan pelajaran agama di kelas 4, sebelum mengajar dilaksanakan kami sibuk menyiapkan pelajaran yang akan dilaksanakan esok hari di kelas, persiapan pun sudah disiapkan, mengajar murid SD merupakan suatu tantangan tersendiri, pembelajaran yang diberikan kepada meraka yaitu dengan memberikan motivasi berupa perkataan ulama (Mahfuzot) man jadda waja barang siapa yang sungguhsungguh dapatlah ia, mereka mengulangi-ulangi perkataan ulama tersebut agar mereka dapat menghapal kalimat tersebut dengan menggunakan metode tersebut dapat menghapal kalimat tersebut dikarena hanya sebagian murid yang dapat membaca al-Qur’an dengan baik, ketika murid belajar mulai terbata-bata menghafal perkataan ulama, saya memberikan pejelasan kepada murid-murid agar selalu bersungguh-sungguh dalam melakukan hal yang baik, jika seorang ingin pintar maka bersungguh-sungguhlah dalam belajar maka orang itu akan mendapatkan pengetahuan yang luas. Kebersamaan merupakan suatu hal yang sangat sulit untuk dilupakan, walaupun hanya makan seadanya, tidur pun menggunakan alas seadanya, karena adanya kebersamaan semua yang mungkin jika di tempat lain kurang menyenangkan menjadi suatu yang sangat menyenangkan, di tempat tinggal kami berdekatan irigasi air sungai, belakang rumah persawahan walaupun tak begitu luas kanan dan kirinya terdapat persawahan yang luas, dan di depannya terdapat jalan sebagai akses masuk ke dalam kampung, hampir setiap setelah shalat subuh dan menjelang senja kami suka duduk santai di depan rumah, hewan peliharaan didampingi pengembala melewati tempat tinggal kami, kejadian ini sangat sulit didapat bagi saya karena jika bukan di pedesaan tak mungkin dapat merasakan hal unik ini, suatu saat salah seorang dari teman kami berdo’a agar salah satu dari rombongan bebek yang berbaris rapi singgah kedapur tempat tinggal kami, beberapa hari kemudian dari salah seorang kami dikabulkan doanya salah satu dari kawanan bebek yang tiap hari melewati rumah tinggal kami 144 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
benar-benar singgah didalam dapur Casuarina, salah seekor bebek yang telah mati namun masih bisa untuk dikonsumsi di depan pekarangan rumah, dan sebelumnya warga memotongnya terlebih dahulu agar daging tersebut dapat dikomsumsi, bebek pun telah dipotong dan kami pun membawa bebek tersebut kepemiliknya, pemilik bebek tersebut mengatakan kepada kami untuk membawa pulang kerumah kami untuk dikomsumsi bersama Casuarina, setibanya di rumah kami langsung meyiapkan bebek tersebut agar dapat dikonsumsi, air panas pun disiapkan untuk membersihkan bulu bebek, kejadian unik pun muncul air panas yang sudah disiapkan dibawa oleh seorang dari kami kedepan halaman rumah, panci besar yang berisi air panas dibuang begitu saja oleh salah satu dari anggota kami, tanpa alasan yang jelas anggota tersebut membuangnya, kami dan seluruh anggota Casuarina terdiam menyaksikan kejadian itu, suasana sempat hening beberapa detik, seorang pun tertawa terbahak-bahak sampai yang lainnya pun ikut tertawa, kami tak habis pikir air panas yang dimasak begitu lama guna untuk membersihkan bulu bebek dibuang begitu saja, mungkin orang tersebut tidak mengetahui cara untuk membersihkan bulu-bulu bebek dan tidak mengetahui untuk apa air panas yang dibawa olehnya, dari kejadian itulah Casuarina memiliki cerita yang unik untuk dikenang. Pembuatan papan jalan untuk desa merupakan segelintir program kerja Casuarina, pembuatan papan jalan untuk memudahkan orang mengenal arah yang ada di Desa Karangharja, dan untuk memudahkan orang asing mencari alamat di desa tersebut, pembuatan papan jalan dikerjakan oleh anggota Casuarina namun saya diberikan tanggung jawab oleh ketua untuk menggarap papan jalan, pengerjaannya memakan waktu yang lumayan lama karena minimnya alat-alat, jauhnya toko bahan bangunan yang sering kali kami bolak balik ke toko bahan bangunan yang mengakibatkan memakan waktu dan cuaca yang sering kali kurang mendukung, cuaca yang kurang mendukung menyebabkan memakan waktu yang lebih lama dalam mengeringkan cat papan, pembelian papan pun dilakukan dengan mendatangi berbagai penjual kayu agar mendapatkan yang diharapkan, harga sesuai dengan kesepakatan kawan-kawan dan berkualitas baik, setelah mengunjungi berbagai toko kayu kami mendapatkan kayu yang sesuai diharapkan, kami pun membawa kayu tersebut ketempat kediaman kami sekaligus kami memotong kayu tersebut sesuai ukuran papan jalan yaitu 80 cm agar memudahkan pula dalam Karangharja, Desa di Ujung Senja | 145
membawa papan tersebut, permukaan papan diserut terlebih dahulu agar mendapatkan hasil yang lebih halus, dan dilanjutkan pengamplasan permukaan yang akan dicat tulisan jalan yang terdapat di Karangharja, kemudian permukaan papan dicat dasar menggunakan cat minyak, kami tidak menggunakan Tenner dalam campuran cat tersebut kami lebih memilih mengunakan bensin premium agar lebih murah, namun yang terjadi di lapangan sangat sulit sekali mendapatkan bensin premium, kami sampai mengunjungi puluhan tempat penjual bensin premium eceran, semua penjual tak menjual barang yang kami cari karena warga desa lebih memilih Pertalite dibangdingkan (Premium) bensin, setelah melakukan pembelian di eceran kami pun memutuskan membeli di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) terdekat, alasan kami tak menggunakan pertalite karena cat yang kami pakai dalam mengecat papan menggunakan warna cerah yang sangat mempengaruhi kecerahan warna seandainya menggukan Pertalite yang warnanya agak gelap, kejadian itu membuat kami mengetahui bahwasanya mereka yang tinggal di pedesaan sudah memulai menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi, mereka tidak terlalu bergantung kepada Bahan Bakar minyak (BBM) bersubsidi dan mereka sadar akan kualitas yang lebih baik dibandingkan menggunakan subsidi pemerintah. Hari lahir Negara Kesatuan Repeblik Indonesia tepat pada tanggal 17 Agustus, kami menyambutnya dengan mengadakan upacara pengibaran bendera sang merah putih di lapangan utama Kecamatan Cisoka, dalam upacara kita diajak untuk mendo’akan pahlawan yang sudah rela mengorbankan jiwa dan raga demi mengusir para penjajah yang sudah lama menindas bangsa kita tercinta, setelah upacara kami meniyiapkan lomba di desa kami, warga setempat sangat antusias dalam menyambut hari lahir bangsa Indonesia,semua kalangan turut berbaur menjadi satu, mulai dari kalangan anak-anak, ibu-ibu, bapak-bapak, para remaja turut meriahkan acara 17 Agustus-an, terutama lomba yang dilakukan oleh kalangan anakanak dan ibu-ibu saya sangat kagum dengan sportifitas dan totalitas yang mereka lakukan, mungkin ibu-ibu melakukan hal tersebut hanya satu tahun sekali oleh kerena mereka tidak mau membuang momentum yang ada hanya satu tahun sekali tersebut, mereka mengikuti lomba yang kami siapkan, mulai dari makan kerupuk, balap karung, lomba kelereng, tarik tambang, panjat pinang di sungai, perang bantal di sungai, adu panco, tangkap belut, 146 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
bola joget, panco arab, azan, baca al-Qur’an. Azan magrib pun berkumandang kami solat, setelah solat usai kami tidak lantas berdiam diri, kami diajak oleh warga untuk membuat nasi liwet untuk guna untuk syukuran bersama, dengan memakan nasi liwet secara bersamaan, raut wajah mereka terlihat sangat lelah namun kegembiraan tetap muncul disenyum wajah mereka, candaan tawa mewarnai suasana pada malam tersebut, mereka tertawa lepas dan tidak sadar bahwa hari sudah larut malam, ibu-ibu mulai merapihkan alat-alat dapur yang digunakan untuk memasak nasi liwet, dilanjutkan masuk ke dalam rumah masing-masing, namun dari kalangan bapak-bapak obrolan santai ditengah malam terus bersanjut sampai larut malam, mungkin itu malam indah yang kami rasakan selama tinggal di Desa Karangharja, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang. Cerita Tentang Desaku Desa Karangharja terletak di Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang Banten, Desa Karangharja muncul setelah adanya pemekaran tahun 90-an, dahulu kala desa ini masuk dalam administrasi Desa Cempaka, karena luasnya wilayah Desa Cempaka mengakibatkan di sana yang kami naungi saat KKN tertinggal dengan Desa Cempaka, oleh karenannya Desa Karangharja setelah melakukan proses yang berliku-liku pada akhirnya Desa Karangharja bisa melepaskan diri dengan Desa Cempaka, kepala desa pada waktu pemekaran terjadi dijabat oleh seorang pemberani orang itu biasa dikenal dengan sebutan pak Capang, surat keputusan masih berupa ketikan mesin ketik, surat keputusan tersebut sudah di nanti masyarakat sejak lama, dan pada akhirnya surat tersebut lahir dan disambung gembira oleh penduduk setempat. Desa kecil itu sangat memperhatikan irigasi air sungai yang ada di desa tersebut, irigasi sangat penting bagi masyarakat Desa Karangharja, dikarenakan kebanyakan dari mereka bekerja sebagai petani, peternak ikan, ayam, bebek, kambing, selain untuk pekerjaan tersebut mereka juga yang hidup disekitar sungai menggunakan air tersebut untuk kebutuhan rumah tangga, mencuci pakain, kendaraan bermotor, piring dan perabotan rumah, kecuali untuk minum mereka tidak menggunakan air sungai, kondisi jalan di sana tergolong bagus karena jalanan di sana sudah dicor beton hanya saja tidak diaspal, akses untuk masuk ke dalam desa menggunakan paving yang Karangharja, Desa di Ujung Senja | 147
tersusun dengan rapih, sebagian paving amblas ke tanah namun masih tergolong layak untuk jalan kendaraan bermotor, kondisi rumah-rumah di sana tergolong bagus, dikarenakan desain rumah tergolong mengikuti perkembangan zaman modern, pembangunan berjalan cepat karena sebelah desa kami sudah berdiri perumahan yang begitu luas, perumahan tersebut membuat ekonomi disekitar desa menjadi lebih maju, sempat terbesit dalam benak pikiran saya, tempat KKN ini dibilang desa juga tidak terlalu desa namun dibilang kota juga tidak terlalu kota, saya pribadi pada awalnya bingung program kerja apa yang cocok dengan apa yang mereka butuhkan, namun karena sudah melakukan survei sebelum KKN berlangsung, semua masalah tersebut seiring waktu mulai terpecahkan. Masyarakat Desa Karangharja termasuk golongan masyarakat yang ramah tamah terhadap orang lain, mereka sangat senang jika kedatangan seorang tamu yang berkunjung ke desa mereka, apalagi tamu tersebut ingin melakukan kegiatan yang positif, seperti halnya KKN, mereka bisa dikatakan masyarakat yang agamis, terlihat dari pengajian mingguan, dan terdapat Taman Pendidikan al-Qur’an, tempat ibadah yang tergolong terawat dengan baik dalam segi fisik bangunan, mereka tidak segan untuk membantu kelompok kami, ketika kami membutuhkan bantuan mereka seperti hal mensukseskan acara 17 Agustus-an, akan tetapi saya agak sedikit menemui kendala dalam berkomunikasi dengan mereka, kendala utama sulitnya berkomunikasi adalah faktor bahasa sunda, bahasa sunda di Desa Karangharja agak sedikit kasar dalam pembicaraannya, khususnya bagi orang yang sudah tua, kami berkomunikasi dengan mereka dengan hati-hati agar tak ada salah paham dan menyinggung mereka, mereka agak sulit dalam menggunakan Bahasa Indonesia mungkin karena faktor jarang digunakan atau faktor usia yang menyebabkan mereka sulit untuk berbicara mengunakan Bahasa Indonesia. Banyak pelajaran yang saya ambil dari Desa Karangharja, kepedulian dalam merawat lingkungan desa, mereka sudah terbiasa tidak bergantung kepada pemerintah dalam hal pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi mereka lebih suka menggukan Pertalite di bandingkan Premium, di desa tersebut hampir seluruh tempat bensin eceran tak tersedia Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang disediakan oleh pemerintah, sifat ramah tamah kepada orang lain masih terlihat oleh mereka, kepedulian mereka dengan para tetangga sangat terlihat, hal ini yang membedakan dari 148 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
masyarakat diperkotaan yang sifatnya individual, mereka sangat antusias dalam melakukan kegiatan pengajian mingguan yang dilakukan di mushalla, acara tersebut ramai sekali pada tiap minggunya, kesederhanan mewarnai perilaku masyarakat di desa, walaupun ada tetangga yang memiliki kelebihan rezeki mereka tetap berbaur menjadi satu di masyarakat, kesan itulah ditemukan selama di Desa Karangharja. Andai Bisa Lebih Lama Tiga puluh hari pun dilalui dengan berbagai cerita bersama Casuarina dan masyarakat Desa Karangharja, perpisahan dengan mereka pun harus dilakukan walaupun hati merasa berat, namun hati memiliki kepuasan tersendiri karena kami sudah meninggalkan mereka dengan kesan baik, taman baca kami titipkan kepada mereka agar mereka dapat menggunakan buku-buku tersebut dengan sebaiknya, dan menjadi para generasi yang cerdas, kegiatan belajar mengajar sudah dilakukan, walaupun tak banyak ilmu yang diberikan karena waktu yang terbatas, kami tetap puas dengan apa yang kami berikan kepada mereka, Taman Baca al-Qura’an pun demikian sama halnya dengan kegiatan belajar mengajar, harus segera diakhirkan, papan jalan yang berdiri kokoh, guna untuk mengenang kehadiran kami di Desa Karangharja, ucapan terima kasih dan maaf tak henti kami sampaikan, tentu kami sebagai kelompok KKN UIN 2016 memiliki kekurangan dan kesalahan selama kami tinggal di Desa Karangharja, Karangharja punya cerita.
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 149
“Tak Satupun Makhluk Hidup Diciptakan Hanya Sendirian, Karena Allah telah Memberikan Pasangan yang Seimbang” Muhammad Hafiz
150 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
10 KETIKA KERJA MENJADI CINTA Alfian Aji Pertemuan Awal Memasuki semester akhir dalam dunia perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah tepatnya di semester 6 akhir menuju semester 7, sudah pasti hampir semua mahasiswa yang berada di semester tersebut harus melaksanakan salah satu kewajiban dalam kegiatan perkuliahan yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN). Hal yang tidak asing di telinga saya karena sebelumnya senior saya di kampus ini pun sering membicarakannya, baik itu tentang hal positif maupun hal yang negatif tentang kegiatan ini selama mereka melaksanakannya. Sesuatu yang ada di benak saya saat saya sadar bahwa KKN akan segera saya laksanakan adalah saya selalu memikirkan apakah saya kuat hidup di tempat orang yang jauh, bersosialisasi dengan warga setempat yang pastinya berbeda wataknya, dan bagaimana caranya saya dan kelompok saya menjalankan program kerja yang akan kita kerjakan sehingga apa yang kita lakukan disana akan memberi dampak positif dan mampu memberi manfaat jangka panjang untuk kemaslahatan umat. Kendala terbesar sebelum saya berangkat ke tempat yang akan menjadi lokasi pengabdian selama satu bulan KKN adalah belum jelasnya dana yang akan didapat dari kampus/PPM UIN untuk penunjang program kerja-program kerja yang akan saya dan kelompok saya laksanakan di lokasi nanti. Dana ini mempengaruhi kualitas dan kuantitas program kerjaprogram kerja yang akan kita laksanakan apalagi program kerja yang berwujud pembangunan maupun inventarisasi tempat-tempat tertentu di lokasi. Akan tetapi semua itu sedikit banyak sudah kita buatkan alternatif program kerja yang lebih minim budget jikalau ternyata dana tidak sesuai ekspektasi awal. Persepsi Tentang Kelompok KKN Kurang lebih 1 bulan sebelum KKN di mulai saya dan kelompok ini (Casuarina) selalu mengagendakan rapat pra KKN untuk membahas program kerja-program kerja dan juga sekalian menjadi ajang pendekatan satu sama lain. Lebih dari 10 pertemuan pra KKN saya dan teman-teman Karangharja, Desa di Ujung Senja | 151
pasti sudah punya sedikit penilaian sementara tentang masing-masing dari kita, yang saya lihat di awal-awal kumpul KKN itu adalah saya mulai memahami sedikit sifat mereka. Teman-teman satu kelompok saya ada yang humoris, pendiam, pemalu, terlalu bersemangat, dan ada juga yang aneh dan unik.Beberapa teman yang saya tandai sejak awal adalah Angga (ketua), Shalahuddin/Al, Agung/Away, Mimi, Nur, Sarah, Irfan, Sofyan, Ema, Ayu dan Hapis. Masing-masing dari mereka yang saya nilai dari awal adalah Angga tipe orang yang pekerja lapangan dan paling bersemangat diantara teman saya yang lainnya, karena itulah dia kita tunjuk jadi ketua. Al orang yang awalnya saya nilai dia itu orangnya serius dan sedikit bercanda, Away tipe orang yang humoris dengan logat betawinya yang medok dan selalu ngelawak di saat pertemuan pra KKN, Mimi tipe orang yang pendiam dan sedikit bicara dengan suara yang pelan nan lembut tapi sekalinya mengeluarkan pendapat atau masukan pasti keluarnya bagus seperti nama kelompok kita CASUARINA yang diambil dari nama ilmiah pohon Cemara dengan segala filosofinya itu berasal dari dia. Kemudian Nur, dia ini anak yang tidak banyak bicara tapi sekalinya bicara itu panjang terus dan kadang saya suka lucu kalo liat dia bicara. Irfan, ini adalah anggota paling tua dalam segi umur di antara yang lain di dalam kelompok saya. Untuk Irfan ini kesan pertama setelah melihatnya adalah dia sangat alim dan religious serta berpemikiran dewasa, mengingat ternyata dia ini sudah menikah dan sudah punya usaha sendiri dan dia juga punya latar belakang pendidikan pesantren untuk waktu yang lama. Selain itu ada Ema, dia ini menjabat sebagai Ketua HMJ Akuntansi sekaligus Bendahara UKM FORSA. Dari latar belakangnya saja sudah saya bayangkan dia ini orang yang aktif, tapi di samping itu semua Ema orang yang mudah akrab dengan orang baru dan mampu cair dalam suasana. Sofyan, kesan pertama tentang dia adalah dilihat dari cara dia bicara di pertemuan-pertemuan pra KKN itu saya menilai dia ini orang yang punya rencana bagus tentang apa yang harus kita kerjakan di lokasi KKN, itu terlihat saat dia menjelaskan program kerja usulannya di saat meeting. Lalu ada orang paling unik di kelompok saya, namanya Hapis. Dia orang yang lamban dalam memberi respon, itu terlihat saat ngobrol bahkan saat diminta pendapat saat rapat. Tapi disamping itu dia orang yang humble kepada temannya. Hal-hal diatas adalah gambaran awal saya terhadap teman-teman kelompok saya, itu berarti semuanya belum terlihat watak asli mereka 152 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
masing-masing. Setelah KKN ini selesai ada banyak hal yang baru dan berbeda yang muncul dari mereka semua, banyak hal positif dan negatif yang terkuak saat tinggal bersama selama satu bulan di lokasi. Sebuah konflik memang bisa menjadi pelajaran untuk kita semua, tergantung bagaimana cara dan tujuan kita menangani konflik itu. Dalam kurun waktu sebulan ada banyak konflik yang terjadi di lokasi KKN, seperti di hari pertama saya dan kelompok saya tiba di lokasi yang awalnya sudah fix untuk ditinggali selama sebulan yaitu rumah ibu lurah. Sampainya di lokasi KKN yaitu Desa Karangharja Kecamatan Cisoka hari ini terdapat sedikit masalah terkait tempat tinggal yang awalnya sudah direncanakan tapi pas hari-H justru sedikit kurang welcome dengan kehadiran kita semua yang ingin tinggal di rumahnya, mungkin ini juga karena ibu lurah baru saja melahirkan takut terganggu. Hal ini memaksa kita untuk mencari tempat tinggal pada malam ini juga dan mulai berpencar mencari rumah yang bisa ditinggali. Lama mencari tapi tidak kunjung dapat sekalipun dapat tapi terasa kurang cocok dengan apa yang kita harapkan. Alhamdulillah salah seorang dari anggota kelompok ini memiliki kerabat di desa ini, namanya Sarah. Alhasil untuk satu malam ini kelompok saya disediakan tempat untuk bermalam di rumahnya. Di sana kita semua istirahat sambil merapat membicarakan tempat tinggal selanjutnya. Dari masalah di hari pertama ini kita sudah mulai diuji kekompakan kita dan inisiatif kita semua, sesuatu yang buruk untuk memulai KKN dengan situasi seperti ini. Tapi Alhamdulillah, kita semua menghadapinya dengan tenang dan dibantu juga oleh salah satu kerabat jauh dari Sarah. Di minggu pertama kita juga dihadapkan dengan konflik yang hampir merusak kekompakan kelompok ini, terjadi miss communication antara Angga dan anggotanya. Angga merasa kurang dihargai karena pendapatnya sebagai ketua dimentahkan. Kita mengambil inisiatif untuk segera melakukan rapat khusus untuk membahas ini semua, kita bicarakan di mana letak permasalahannya dan apa solusi dari masalah ini. Semua dikumpulkan pada malam itu untuk saling terbuka dan Alhamdulillah setelah kita tahu apa yang menjadi masalah di kelompok ini bisa kita selesaikan. Masalah ini memang menurut saya terlalu dibesar-besarkan dan kadang saya tidak habis pikir kalo kita mengalami konflik cuma karena makan ayam hahaha. Tapi hikmahnya dari masalah ini adalah kita bisa saling terbuka dan saling bisa Karangharja, Desa di Ujung Senja | 153
mengerti serta menjaga perasaan masing-masing. Setelah permasalahan ini semua menjadi cair lagi dan kelompok ini pun berubah menjadi lebih kompak dan selalu dipenuhi canda tawa. Kelompok saya memiliki program kerja KKN tentang Kegiatan Belajar Mengajar, program ini dilaksanakan secara gabungan dengan kelompok 152 yang teknisnya masing-masing kelompok mengirimkan personilnya untuk menjadi pengajar di sekolah setempat dalam kurun waktu senin sampai sabtu dalam seminggu. Jumat 29 Juli saya dan kelompok saya mulai menjalankan program kerja pertama kami yaitu mengajar di SDN Karangharja 1. Sebelumnya kami sudah mendapatkan ijin untuk mengajar dari kelas 1 sampai kelas 3, akan tetapi saat berada di sekolah tersebut justru kami berkesempatan mengajar di semua kelas yang ada 1 sampai 6. Setiap kelas untungya tidak terdiri dari kelas A dan B tapi hanya satu ruangan saja. Ada kesulitan tersendiri saat mengajar anak-anak SD khususnya kelas 1 dan 2 yang agak sulit diatur dan sangat sulit disuruh diam. Hal ini mengajarkan saya untuk bisa melatih kesabaran dan bisa mengatasi dan mengajarkan anak kecil masih lugu seperti itu. Pribadi anak seusia ini memang sangat sulit diatur, saya harus mengerahkan tenaga lebih untuk bisa menenangkan dan menarik perhatian siswa-siswi ini khususnya kelas 1 sampai 3. Fenomena suara serak atau suara habis setelah mengajar bukanlah hal yang aneh karena hampir di setiap saya dan teman-teman saya mengajar sudah pasti kita diwajibkan mengeluarkan suara yang lebih keras dari biasanya. Suara yang keras di barengi sikap baik dan sabar harus saya tunjukan dihadapan mereka demi lancarnya kegiatan belajar mengajar ini. Menjadi sosok yang diperhatikan di depan kelas seperti seorang guru memang bukan perkara mudah, meskipun bahan ajar relative mudah untuk kita sampaikan ke siswa-siswi SDN Karangharja 1 akan tetapi kondisi dan situasi kadang-kadang tidak mendukung untuk kita. Gaduh di ruang kelas dan keributan di sana-sini jadi pemandangan sehari-hari dan saya dituntut sigap dan sabar untuk menenangkan situasi kelas dan menyampaikan materi sehingga apa yang diajarkan bisa diterima oleh siswa-siswi di kelas. Kesulitan mengajar akan bertambah dua kali lipat bagi orang yang memang belum pernah merasakan mengajar sebelumnya, seperti saya sendiri yang memang minim pengalaman mengajar. Kemampuan menyampaikan materi di barengi dengan usaha menarik perhatian anak kecil sekaligus menenangkan kelas yang selalu gaduh memang harus bisa saya miliki. 154 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Syukur Alhamdulillah sedikit banyak dari semua ini saya bisa mengambil pelajaran dan menjadi ajang bagi saya melatih kemampuan-kemampuan mengajar seperti itu. Tinggal bersama pasti ada saja kejadian tak terduga dan unik, ada beberapa momen yang susah dilupakan tentang anggota kelompok ini yaitu Hapis. Teman saya yang satu ini begitu unik sampai-sampai selalu menjadi bahan candaan dan bahan bully serta tertawaan karena sering menunjukkan kelakuan yang di luar nalar dan di luar ekspektasi. Hapis sejak awal selalu di cengin dengan Ema, tapi Ema malah takut dan berusaha jaga jarak dari dia, jadi bisa dipastikan kalo cinta Hapis bertepuk sebelah tangan. Suatu hari di kontrakan kita saat beberapa anggota kelompok sedang ngobrol, saya, Angga, Sofyan, dan Ema diganggu seekor lebah/tawon. Saya teriak dan memperingati Hapis dan bercanda untuk menyuruhnya menangkap tawon itu, dengan gagah beraninya dia mengambil selembar tissue di tangan kanannya dan dengan sigap menangkap tawon itu dengan tangan kosong beralaskan selembar tissue. Saat menggenggam tawon itu alhasil dia terkena sengat dan beberapa detik kemudian tangannya bengkak. Itu adalah momen paling absurd dan paling lucu yang dilakukan Hapis di depan temantemannya. Saya memberi julukan buat dia yaitu Hapis Biang Tawon. Momen yang saya suka selama satu bulan KKN di lokasi adalah saat kita semua berkumpul dalam satu ruangan untuk makan bersama. Suasana begitu cair di sana, makan sambil ngobrol, becanda, dan diselingi pembicaraan tentang rencana kegiatan esok harinya. Makanan yang disediakan juga macam-macam dan enak-enak. Beruntungnya hampir semua anak perempuan di kelompok ini jago masak terutama Ayu dan Ema. Sofyan salah satu cowok yang jago masak, tapi sayangnya kalo dia masak pasti menunya pedas bukan main. Di antara semua cowok yang ada di kelompok ini cuma dia yang bisa masak, sisanya seperti saya dan beberapa teman yang lain itu lebih sebagai penikmat saja. Saya bisa masak tapi cuma sebatas masakan instan seperti mie dan masak air hehe. Menurut saya memang wajar kalau Sofyan itu jago masak, itu karena hampir setiap hari dia membantu orang tuanya untuk menyiapkan makanan untuk warung makan orang tuanya. Suatu hari di tempat KKN dia juga pernah bawa makanan dari rumahnya semacam lontong Sayur yang rasanya enak. Dia bisa karena terbiasa, memang kesehariannya masak-memasak sehingga saat tidak di Karangharja, Desa di Ujung Senja | 155
rumah pun dia bisa mengeluarkan kemampuannya itu. Keahliannya memasak memang terbilang sangat membantu di kelompok ini. Dalam kurun waktu kurang lebih 30 hari tinggal bersama sudah pasti saya bisa mengenal sifat asli semua teman saya di kelompok ini, ada yang sifatnya sesuai prediksi saya di awal dan ada juga yang ternyata berbeda atau juga dia menunjukan pribadi yang baru dan tidak terduga. Ada yang awalnya saya lihat punya jiwa kepemimpinan yang tangguh tapi ternyata tetap punya sikap yang agak kekanak-kanakan dan sulit untuk merangkul. Selain itu tingkah aneh teman saya juga bermunculan selama di lokasi dan tentu Hapis adalah orang paling aneh dan unik di kelompok ini sering melakukan hal yang kocak dan di luar dugaan. Ada yang terlihat dewasa sekali di awal tapi bisa membuat jengkel anggota lain karena kelakuannya yang seenaknya pada kelompok ini. Akan tetapi dibalik semua sifat dan sikap baik-buruk mereka yang terlihat selama ini, saya sungguh bersyukur disatukan oleh Allah di kelompok ini dengan orang-orang hebat seperti mereka. Sebuah kenyamanan dan kekeluargaan yang mungkin jarang didapatkan oleh kelompok KKN lain di luar sana, yang hampir setiap harinya rumah dipenuhi canda tawa. Desa dan Masyarakat yang Damai Saat awal saya menginjakkan kaki di lokasi KKN ini saya berkata di dalam hati “apa yang mau di KKN-in dari tempat ini?”. Kenapa seperti itu?Karena yang saya lihat daerah Desa Karangharja ini tidak seperti kampung yang perlu sekali diberikan pengarahan/penyuluhan/bimbingan dari mahasiswa-mahasiwa KKN seperti kita. Semua itu bisa dilihat dari akses jalan yang sudah sangat ramai dan tergolong bagus, dekat dengan pusat perbelanjaan (pasar), terdapat mini market, bangunan dan system sekolah yang masih bagus, dan banyak hal yang menurut saya sudah bagus untuk sebuah desa. Saya menyebutnya pun bingung, ini desa bukan tapi kota juga bukan. Tapi dibalik ini semua saya yakin ada sisi di mana saya dan kelompok ini dibutuhkan untuk memberi kontribusi nyata di desa ini, entah itu dengan bentuk pembangunan maupun pengabdian berbentuk jasa dan saya siap untuk menjalankan program kerja yang sudah diatur sebelum ini. Desa Karangharja ini mayoritas pekerjaan warganya adalah bertani padi, tapi sayangnya hampir semua petani di sini statusnya adalah buruh pekerja bayaran dari pemilik lahan sawah dan pembayarannya berupa system 156 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
bagi hasil panen. Dari 5 karung hasil panen, sang buruh diberikan satu karung dan sisanya untuk pemilik lahan/sawah.Beberapa warga juga memelihara ternak kambing, dan unggas. Di desa ini terdapat pabrik tahu, usaha pembuatan dalaman busa helm, ternak ikan Lele, usaha pembuatan makanan Rengginang/Renggining, dan masih banyak lagi yang lainnya. Hal ini tentu bagus untuk warga sekitar dari segi pemberdayaan kerja, semua usaha-usaha ini menggunakan tenaga warga sekitar dalam kegiatan produksinya yang mana ini juga sebagai ajang memberi lapangan pekerjaan untuk warga. Tentu tidak semua warga bisa di tamping oleh beberapa jenis usaha yang ada di desa ini, banyak dari warga desa ini yang memilih untuk keluar mencari pekerjaan dan hidup di tempat lain. Tingkat pendidikan memang berpengaruh untuk mencari kerja, di desa ini hampir bisa dihitung jari siapa-siapa saja yang memiliki gelar S1 atau S2 karena mayoritas penduduk di sini lebih banyak yang sekolahnya hanya sampai SMP atau SMA. Beratnya biaya untuk melanjutkan kuliah di akui oleh beberapa orang tua yang saya temui, ada juga yang memang anaknya setelah lulus justru lebih ingin langsung bekerja ketimbang harus makan bangku sekolah lagi (kuliah). Biaya kuliah memang sering menjadi momok bagi warga yang berfikiran bahwa kuliah itu mahal dan mereka takut tidak mampu untuk membiayai anaknya dan takut putus ditengah jalan.Padahal jika dicari, banyak sekali beasiswa yang bisa di dapat untuk meringankan biaya kuliah bahkan banyak juga kuliah yang gratis. Kesan baik yang saya dapatkan selama di Karangharja yaitu saya banyak bertemu warga yang baik dan sangat humble kepada mahasiswa KKN. Saya juga berterima kasih kepada tokoh masyarakat (Pak Capang) yang sangat membantu sedari awal saya dan kelompok ini menginjakan kaki di desa ini dengan menyediakan rumah sebagai tempat tinggal awal kita. Beliau juga membantu kita untuk beradaptasi di lingkungan baru ini, sering memberi arahan juga. Lingkungan tempat tinggal saya juga memiliki tetangga yang sangat baik, anak-anak yang hampir setiap hari kumpul di rumah sampai kenal mukanya satu persatu dan lingkungan sekolah SDN Karangharja 1 yang sangat menerima kita selama mengajar di sana. Cuma satu hal yang kurang bagus dimata saya adalah antusias yang minim dari warga sekitar saat kelompok KKN ini mengadakan acara khususnya acara yang berbau seminar dan Workshop.Selalu minim peserta, tapi itu juga Karangharja, Desa di Ujung Senja | 157
menjadi bahan evaluasi kita mungkin usaha kita menarik masa yang kurang atau sosialisasi kegiatan kita masih belum sampai ke penduduk sekitar. Cerita Cinta di Desa Untuk memberdayakan warga Karangharja, saya dan kelompok ini sudah mencoba mengadakan Workshop pengolahan limbah untuk bisa di jadikan barang yang bernilai jual. Melalui Workshop ini, kita memberikan arahan dan pelatihan untuk warga supaya bisa mengolah limbah plastik untuk di sulap menjadi bahan kerajinan seperti dompet, tas, gantungan kunci dan lainnya yang nantinya bisa dijual kembali. Hal ini diharapkan bisa membuka keran usaha baru warga sekitar untuk menjadikannya usaha yang bisa menghasilkan uang. Selain itu yang saya lakukan untuk memberdayakan warga adalah salah satunya menebarkan ilmu kepada bibitbibit anak masa depan melalui kegiatan belajar-mengajar. Banyak pesan moral dan ilmu yang saya berikan kepada mereka yang di masa depan mungkin bisa berguna untuk mereka semua. Melalui Taman Baca Masyarakat juga saya dan kelompok ini mencoba membangun pribadipribadi yang memiliki wawasan luas dengan membaca buku yang ada. Semoga anak-anak di Desa Karangharja ini kelak menjadi orang-orang yang pintar dan menjadi orang yang bisa berguna untuk bangsa dan negara. Yang ingin saya lakukan untuk warga di sini sebenarnya adalah membuka lapangan pekerjaan baru, memberdayakan warga untuk bisa bekerja dan jadi tuan rumah di lingkungannya sendiri tanpa harus bersusah payah mencari kerja di tempat yang jauh dari desa. Selain itu saya juga ingin membuka jalur relasi dagang dari usaha-usaha yang ada di desa ini salah satunya dengan merekomendasikan hasil-hasil peranian, ternak, makanan, sampai kerajinan tangan yang ada ke tempat lain seperti kota saya di Depok. Ini bertujuan agar apa yang ada di Desa Karangharja bisa semakin berkembang kedepannya. Hal yang kurang di desa ini adalah minat dan keinginan warga untuk sekolah lebih tinggi atau menyekolahkan anaknya hingga ke jenjang Sarjana, oleh karena itu ingin sekali saya mensosialisasikan pentingnya pendidikan yang tinggi kepada warga sekitar dan memberikan pemahaman bahwa kuliah itu tidak mahal dan bahkan bisa tidak mengeluarkan dana sedikitpun. Ini juga tentu dibarengi dengan panduan bagaimana caranya bisa kuliah gratis sekaligus memberikan info beasiswa kepada yang membutuhkan. 158 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
11 MENGEJAR MATAHARI Ahmad Sofyan Perjalanan Awal Bagi saya KKN adalah waktu di mana kita dapat mengeksplorasi kemampuan dan pengetahuan kita yang kemudian diimplementasikan dalam kegiatan pengabdian selama 1 bulan lamanya. Pada awalnya sebelum KKN ini dimulai saya merasa sangat senang karena saya berpikir bahwa apa yang saya dapatkan di bangku kuliah dapat saya salurkan untuk membantu membangun desa, dan ternyata apa yang saya pikirkan tidak semuanya mudah untuk dikerjakan. ketika persiapan KKN, ada banyak sekali kendala yang saya temui dengan teman-teman seperjuangan dan tentu itu merupakan sebuah perjuangan yang tak terlupakan, salah satunya adalah waktu untuk menempuh perjalanan Jakarta ke Cisoka (tempat KKN saya) memakan waktu cukup lama, akhirnya saya berpendapat bahwa KKN bukanlah kegiatan yang bisa saya anggap enteng, saya mulai berpikir bahwa KKN bukanlah sekedar momen di mana saya dapat menyalurkan bakat serta pengetahuan saya untuk membangun desa, tetapi KKN lebih dari itu semua, bagi saya KKN merupakan waktu di mana saya dapat belajar bagaimana cara bekerja di dalam 1 kelompok bekerja secara efisien dan efektif, mengendalikan emosi, belajar memahami sifat kawan seperjuangan di mana anggotanya memiliki sifat yang berbeda-beda, belajar bagaimana cara menghargai waktu, memberikan kesempatan kepada anggota yang lain untuk mengemukakan pendapat sehingga dapat diambil sebuah keputusan dari hasil musyawarah mufakat, belajar bagaimana cara memecahkan permasalahan yang ada, dan lainnya. meskipun di awal persiapan KKN saya termasuk mahasiswa yang telat mendapatkan kelompok KKN karena kesalahan dalam pendaftaran, padahal saya termasuk orang yang lebih dulu mendaftarkan diri dibandingkan dengan yang lainnya dan entah kenapa saya dikategorikan oleh PPM UIN kedalam Mahasiswa yang telat dalam mendaftarkan diri, pada akhirnya saya tetap dapat mengikuti kegiatan KKN setelah saya melakukan tugas pemetaan untuk penghijauan di daerah sekitar UIN sebagai bentuk pembuktian terhadap PPM bahwa saya benar-benar ingin mengikuti kegiatan KKN ini. Karangharja, Desa di Ujung Senja | 159
Perbedaan itu Indah “Indahnya perbedaan” begitulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan suasana KKN di kelompok saya. Kelompok kami terdiri dari 12 orang yang berasal dari berbagai fakultas dan jurusan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang tentunya dengan keberagaman ini ada perbedaan sudut pandang, karakter, watak, kebiasaan dan lain-lain, awalnya saya berpikir akan sulit untuk menyatukan 12 kepala ini. Namun seiring berjalannya waktu saya sangat bersyukur karena telah dipertemukan dengan mereka, setelah mengenal mereka lebih dalam saya mengetahui bahwa teman-teman KKN saya luar biasa hebat yang memiliki sifat dan keahlian yang berbeda-beda pula, di mana hal tersebut membuat saya menjadi antusias untuk melaksanakan kewajiban KKN saya, teman-teman saya sangat kooperatif dan memiliki integritas yang tinggi dalam mengemban tugasnya masing-masing, meski kami memiliki tugasnya masing-masing namun hal tersebut tidak membuat kelompok kami bekerja secara indvidu, walaupun kita fokus akan tugas dan tanggung jawab masingmasing tapi dalam menyelenggarakan suatu kegiatan kita saling bahu membahu untuk kesuksesan acara tersebut, kelompok kami tetap menjaga kebersamaan dalam melaksanakan tugas, namun proses kelompok kami menjadi kompak tidaklah mudah dan begitu saja menjadi kompak, tetapi ada proses di dalamnya baik itu berupa konflik, percekcokan karena perbedaan pendapat dan lain sebagainya, namun saya bersyukur akan hal itu, karna perdebatan dan masalah merupakan suatu proses yang harus kami lalui bersama, pernah suatu ketika ada masalah di kelompok kami di mana ketua KKN saya hampir mengundurkan diri dari jabatan ketua KKN, karena ia berpikir bahwa anggotanya tidak dapat diajak kerja sama dan semua yang seharusnya dikerjakan bersama-sama malah dikerjakan sendiri oleh ketua saya, sebenernya saya rasa masalah ini sudah ada sejak sebelum KKN ini terlaksana yaitu saat persiapan KKN, mungkin ini puncak kesabaran ketua kami, sebenarnya saya lebih suka seperti ini, ketika ada masalah jangan di pendam tapi di utarakan sehingga kita tahu akar masalahnya dimana dan kita bisa mencari solusi berupa jalan keluar atas setiap permasalahan yang ada, saya juga bisa ambil pelajaran dalam masalah ini, terteguh hati saya karna saya merasa kurang berkontribusi dan mengerjakan dengan maksimal tugas saya selama ini, saya mencoba introspeksi diri, dan saya berpikir bahwa saya pun juga memiliki banyak kesalahan dalam mengerjakan tugas, 160 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
akhirnya diambilah sebuah inisiatif oleh kelompok kami untuk membuat forum untuk memusyawarahkan keputusan ketua kami, hal tersebut membuat kita berpikir dan semakin terbuka antara satu dengan yang lainnya, dan pada akhirnya ketua kami tidak mengundurkan diri, dari sini saya mulai berpikir bagaimana cara melakukan yang terbaik untuk kelompok kami. Seiring berjalannya waktu kelompok kami semakin hari semakin kompak dan memiliki integritas yang tinggi dalam menjalankan tugas, kami saling melengkapi satu sama lain, tidak lagi memberikan batas untuk lebih mengenal sifat masing – masing, semakin akrab dan tidak lagi malu untuk mengemukakan pendapat, saya mulai berpikir mereka adalah keluarga saya di sana, dan saya akan memberikan yang terbaik untuk keluarga saya, dari KKN ini saya mendapatkan pelajaran dan pengalaman yang sangat bermanfaat, saya belajar psikologi di mana saya harus memahami sifat teman-teman saya dan memberikan pengertian terhadap diri sendiri agar lebih banyak mendengarkan ketimbang berbicara, saya pun belajar sosiologi di mana saya mulai beradaptasi dengan masyarakat desa yang memiliki karakter yang berbeda dan status sosial yang berbeda pula, saya juga belajar bagaimana cara mengendalikan emosi di mana saya harus menempatkan diri saya ketika percecokan karena perbedaan pendapat itu terjadi, saya pun belajar manajemen di mana saya dan kawan-kawan dituntut untuk mampu hidup dengan uang yang tidak terlalu banyak, oleh karenanya setiap anggota harus mampu mengatur keuangan mereka masing-masing, disamping itu saya belajar bagaimana cara memecahkan masalah dengan kepala dingin dan demokrasi melalui musyawarah mufakat, dari semua hal tersebut membuat saya lebih berpikir terbuka dan mencoba untuk menjadi dewasa, hal inilah yang membuat saya terus teringat kenangan selama KKN dan itu sangat berharga untuk hidup saya di kemudian hari. Sebuah konflik memang bisa menjadi pelajaran untuk kita semua, tergantung bagaimana cara dan tujuan kita menangani konflik itu. Dalam kurun waktu sebulan ada banyak konflik yang terjadi di lokasi KKN, seperti di hari pertama saya dan kelompok saya tiba di lokasi yang awalnya sudah fix untuk di tinggali selama sebulan yaitu rumah ibu lurah. Sampainya di lokasi KKN yaitu Desa Karangharja Kecamatan Cisoka hari ini terdapat sedikit masalah terkait tempat tinggal yang awalnya sudah direncanakan tapi pas hari-H justru sedikit kurang welcome dengan kehadiran kita semua Karangharja, Desa di Ujung Senja | 161
yang ingin tinggal di rumahnya, mungkin ini juga karena ibu lurah baru saja melahirkan takut terganggu. Hal ini memaksa kita untuk mencari tempat tinggal pada malam ini juga dan mulai berpencar mencari rumah yang bisa ditinggali. Lama mencari tapi tidak kunjung dapat sekalipun dapat tapi terasa kurang cocok dengan apa yang kita harapkan. Alhamdulillah salah seorang dari anggota kelompok ini memiliki kerabat di desa ini, namanya Sarah. Alhasil untuk satu malam ini kelompok saya disediakan tempat untuk bermalam di rumahnya. Di sana kita semua istirahat sambil merapat membicarakan tempat tinggal selanjutnya. Dari masalah di hari pertama ini kita sudah mulai diuji kekompakan kita dan inisiatif kita semua, sesuatu yang buruk untuk memulai KKN dengan situasi seperti ini. Tapi Alhamdulillah, kita semua menghadapinya dengan tenang dan dibantu juga oleh saah satu kerabat jauh dari Sarah. Desa Mentari Terbit Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung pepatah ini sangat tepat untuk menggambarkan situasi kami ketika kami mendatangi Desa Karangharja, prinsip saya adalah bagaimana saya dapat menghormati warga setempat terlebih dahulu ketimbang mendapatkan rasa hormat dari mereka terlebih dahulu. Pendapat saya ketika saya datang dan tiba di Desa Karangharja, saya menganggap bahwa Desa Karangharja merupakan desa yang cukup bagus dalam perkembangan ekonomi maupun infrastrukturnya, hal tersebut dapat dilihat dari akses jalan yang cukup mudah yang dekat dengan pusat perbelanjaan seperti mini market, pasar tradisional, disamping itu Desa Karangharja memiliki irigasi yang bagus untuk mengembangkan pertanian warga setempat, dan juga di sana banyak warga yang membuat usaha sendiri seperti pabrik tahu, pabrik otak-otak, pengrajin fashion seperti dompet, tas, dan lainnya, pengrajin furniture, konveksi helm, dan masih banyak lagi, warganya pun ramah-tamah di mana saya disambut dengan baik oleh warga setempat, hal tersebut terbukti ketika kelompok kami sedang kesusahan pada saat mencari kontrakan yang cocok untuk kami tempati, pada saat kami tiba di sana, tepatnya pukul 10 malam kami masih mencari kontrakan untuk kami singgahi, dan kami bingung karena kami masih belum dapat menemukan tempat tinggal, singkat cerita akhirnya ada seorang warga bernama Bpk. Capang yaitu pemilik TPA Asy-Syafiq dan termasuk orang yang disegani di desa tersebut memberikan tumpangan kepada kami 162 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
untuk sementara tinggal di rumahnya sampai kami mendapatkan kontrakan untuk ditempati, selain itu karena terlalu baiknya Bapak Capang, beliau sampai memberikan kami beras hasil panen dari ladang pertanian beliau, disamping itu beliau juga memberikan fasilitas tempat untuk dijadikan Taman Baca Masyarakat berlokasikan di TPA Asy-Syafiq milik beliau, di mana sebelumnya kelompok kami kebingungan dalam menentukan di mana TBM ini akan ditempatkan, dan beliau sangat baik terhadap kami di mana sesekali beliau mampir hanya untuk melihat keadaan kami. Di sana saya mendapatkan pembelajaran dan pengalaman yang sangat berharga dan takan bisa terlupakan, saya mendapatkan orang tua baru saya di sana, di mana mereka tidak sungkan untuk membimbing kami, saya dapat hidup dengan mandiri di mana sebelumnya fasilitas yang saya miliki di rumah sudah terpenuhi semua, di sana saya mendapatkan temanteman baru, dan tentu koneksi saya bertambah luas karena adanya KKN ini, bahkan kami sering diingatkan oleh warga di sana untuk sering berkunjung kesana apabila ada waktu, warga di sana pun sangat kooperatif dan sangat ramah di mana pada saat merayakan 17 Agustus, kami dan warga setempat bekerja sama dalam menyukseskan acara 17 Agustus yang dimeriahkan dengan bermacam-macam lomba seperti lomba panjat pinang, lomba makan kerupuk, balap kelereng, dan lainnya. Disamping itu warga setempat sangat kooperatif karena sering membantu kami dalam membuat fasilitas seperti plang jalan, dan lainnya. Dan kami dipertemukan dengan adik-adik kami di sana yang cerdas dan memiliki potensi yang harus terus dikembangkan agar kelak mereka sukses, oleh sebab itu kami sangat antusias ketika kami mengadakan bimbingan belajar seperti mengajarkan mereka membaca Iqra, mushab al-Qur’an, hapalan-hapalan surat, belajar Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama Islam, dan story telling, disamping itu ada beberapa dari mereka yang sampai betah berlama-lama bermain di tempat kami tinggal, dan tidak jarang mereka membantu kami untuk menjalankan program kegiatan kami, seperti melakukan penyebaran undangan sebelum acara seminar dimulai, dan lainnya. Hal ini membuat saya banyak belajar arti kebersamaan, dan bersosialisasi dengan masyarakat yang sebenarnya. Saya pun menaruh harapan kepada masyarakat agar apa yang telah kami berikan dapat bermanfaat bagi mereka dan dapat mereka teruskan dan kembangkan ke arah yang lebih baik, sehingga menjadikan mereka Karangharja, Desa di Ujung Senja | 163
masyarakat madani yang mandiri dan mampu bersaing dengan masyarakat lainnya, kami pun memberikan pengertian terhadap mereka penting untuk menggali potensi yang ada di desa yang kemudian bisa dimanfaatkan oleh kepentingan bersama demi memajukan perekonomian Desa Karangharja. Selalu ada jalan apabila ada kemauan dan tekat serta usaha yang keras, saya pun berharap warga memiliki antusias yang tinggi dalam memajukan desa mereka dengan cara bergotong royong, saling membantu satu sama lain, dan mampu menjadi masyarakat yang cerdas dalam memilih pemimpin yang baik untuk mereka. Kesan baik yang saya dapatkan selama di Karangharja yaitu saya banyak bertemu warga yang baik dan sangat ramah kepada mahasiswa KKN. Saya juga berterima kasih kepada tokoh masyarakat (Pak Capang) yang sangat membantu dari awal saya dan kelompok ini menginjakan kaki di desa ini dengan menyediakan rumah sebagai tempat tinggal awal kita. Beliau juga membantu kita untuk beradaptasi di lingkungan baru ini, sering memberi arahan juga. Lingkungan tempat tinggal saya juga memiliki tetangga yang sangat baik, anak-anak yang hampir setiap hari kumpul di rumah sampai kenal mukanya satu persatu dan lingkungan sekolah SDN Karangharja 1 yang sangat menerima kita selama mengajar di sana. Cuma satu hal yang kurang bagus dimata saya adalah antusias yang minim dari warga sekitar saat kelompok KKN ini mengadakan acara khususnya acara yang berbau seminar dan Workshop. Selalu minim peserta, tapi itu juga menjadi bahan evaluasi kita mungkin usaha kita menarik masa yang kurang atau sosialisasi kegiatan kita masih belum sampai ke penduduk sekitar. Memberdayakan Diri Pernah terbesit dipikiran saya untuk memajukan Desa Karangharja, namun apalah daya 1 bulan lamanya mengabdi tidak seberapa untuk melakukan pengabdian yang lebih bermanfaat untuk kedepannya, pengabdian ini kesannya terburu-buru di mana pihak PPM hanya memberikan waktu 1 bulan untuk melakukan KKN dan waktu ini sangatlah kurang untuk melakukan sesuatu yang dapat kita konsepkan dengan matang, sehingga apa yang kami tinggalkan tidaklah seberapa, mungkin hal ini dapat menjadi koreksi untuk pihak PPM UIN untuk mengubah durasi KKN menjadi lebih lama, agar apa yang diberikan oleh mahasiswa dapat dimaksimalkan. Seandainya saya menjadi warga Desa Karangharja saya akan 164 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
memajukan desa dengan memulainya dari pendidikannya terlebih dahulu, di mana saya melihat masih banyak yang harus diajarkan kepada siswa dan siswi yang ada di Desa Karangharja terutama di SD Karangharja 1, di mana masih banyak kekurangan yang ada di sekolah tersebut, oleh sebab itu langkah awal sebagai inisiatif saya adalah membuat taman baca dan bimbingan belajar secara gratis, hal tersebut sejalan dengan basic saya sebagai seorang yang bergelut di bidang perpustakaan dan pendidikan, kemudian saya akan mengembangkan desa dilihat dari potensi yang dimiliki oleh desa di mana Desa Karangharja lebih banyak memiliki potensi ketimbang kekurangan yang ada di desa tersebut, saya akan membuat pelatihanpelatihan terhadap pengusaha dan semua warga yang ingin memulai bisnis terutama secara online, di mana pangsa pasar yang ditawarkan pada bisnis online sangatlah luas dan beragam, tanpa harus memiliki modal pun setiap warga dapat memulai bisnis mereka. disamping itu bagi mereka yang tidak mengerti bagaimana cara memulai bisnis mereka saya siap menjadi mediator bagi mereka yang ingin memulai bisnis atau mengembangkan bisnis mereka, disamping itu saya akan memberikan pelatihan dasar mengenai internet dan teknologi yang ada pada saat ini, dan bagaimana cara memanfaatkan itu semua. Langkah selanjutnya adalah memberdayakan ibu rumah tangga untuk menjadi produktif, seperti mengajarkan mereka bagaimana cara membuat perhiasan yang bisa dibuat sendiri/handmade lalu dipasarkan secara online. Untuk memberdayakan warga Karangharja, saya dan kelompok ini sudah mencoba mengadakan Workshop pengolahan limbah untuk bisa di jadikan barang yang bernilai jual. Melalui Workshop ini, kita memberikan arahan dan pelatihan untuk warga supaya bisa mengolah limbah pelastik untuk di sulap menjadi bahan kerajinan seperti dompet, tas, gantungan kunci dan lainnya yang nantinya bisa dijual kembali. Hal ini diharapkan bisa membuka keran usaha baru warga sekitar untuk menjadikannya usaha yang bisa menghasilkan uang. Selain itu yang saya lakukan untuk memberdayakan warga adalah salah satunya menebarkan ilmu kepada bibitbibit anak masa depan melalui kegiatan belajar-mengajar. Banyak pesan moral dan ilmu yang saya berikan kepada mereka yang di masa depan mungkin bisa berguna untuk mereka semua. Melalui Taman Baca Masyarakat juga saya dan kelompok ini mencoba membangun pribadiKarangharja, Desa di Ujung Senja | 165
pribadi yang memiliki wawasan luas dengan membaca buku yang ada. Semoga anak-anak di Desa Karangharja ini kelak menjadi orang-orang yang pintar dan menjadi orang yang bisa berguna untuk bangsa dan negara. Yang ingin saya lakukan untuk warga di sini sebenarnya adalah membuka lapangan pekerjaan baru, memberdayakan warga untuk bisa bekerja dan dapat menjadi tuan rumah di lingkungannya sendiri tanpa harus bersusah payah mencari pekerjaan di tempat yang jauh dari desa. Selain itu saya juga ingin membuka jalur relasi dagang dari usaha-usaha yang ada di desa ini salah satunya dengan merekomendasikan hasil-hasil peranian, ternak, makanan, sampai kerajinan tangan yang ada ke tempat lain seperti kota saya di Depok. Ini bertujuan agar apa yang ada di Desa Karangharja bisa semakin berkembang kedepannya. Hal yang kurang di desa ini adalah minat dan keinginan warga untuk sekolah lebih tinggi atau menyekolahkan anaknya hingga ke jenjang Sarjana, oleh karena itu ingin sekali saya mensosialisasikan pentingnya pendidikan yang tinggi kepada warga sekitar dan memberikan pemahaman bahwa kuliah itu tidak mahal dan bahkan bisa tidak mengeluarkan dana sedikitpun. Ini juga tentu dibarengi dengan panduan bagaimana caranya bisa kuliah gratis sekaligus memberikan channel beasiswa kepada yang membutuhkan.
166 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
12 SATU ASA DAN SEJIWA UNTUK KARANGHARJA Muhammad Hafizh Rahim Kilauan Cahaya Pelita Cinta Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk kegiatan pengabdian kepada Masyarakat. Di sini kami dibekali ilmu untuk langsung melaksanakan beberapa program kegiatan terkait pengembangan desa dan peningkatan potensi masyarakat desa. KKN ini biasanya di lakukan pada akhir semester 6 di mana semua fakultas ikut melaksanakan KKN kecuali Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Hal yang pertama kali saya pikirkan tentang KKN adalah merupakan momen paling yang ditunggu-tunggu dan tentunya dapat mengasah ilmu serta menambah pengalaman baru. Diluar dugaan, ternyata pada tahun ini KKN ditentukan oleh kampus. Pengumuman nama-nama kelompok KKN pun tiba, akhirnya di sana saya menemukan teman-teman yang baru. Pembekalan KKN pada 15 April 2016 sekaligus pertemuan bersama satu anggota kelompok. saya sangat antusias untuk melaksanakan kegiatan KKN tersebut, setelah dilakukan pembekalan seperti seminar atau sambutan sambutan PPM lalu dikelompokkan tiap peserta sebanyak 250 kelompok. Saat itu, ilmu baru mengenai KKN saya dapatkan, bagaimana untuk lebih banyak mengenal kondisi desa dan mampu memecahkan berbagai persoalan di sana. Setelah pembekalan selesai saya mencari teman-teman satu kelompok yang telah dibagikan oleh pihak universitas, setelah terkumpul kami berkenalan satu sama lain dan saling bertukar pikiran serta bercerita pada tiap masing-masing individu serta berbincang-bincang, menceritakan kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan akhirnya poto bersama. Setalah itu kami melakukan perencanaan sebelum hari di mana melaksanakan KKN, rapat. Hal yang saya pikirkan ketika KKN adalah seperti hal buruk yaitu, kurangnya berkenan dengan warga jauh yang sama sekali belum kenal satu sama lain dengan waktu singkat KKN yang hanya 1 bulan tersebut sesuai yang dijelaskan oleh pihak unversitas. Karena dari 250 kelompok atau sekitar 2500 peserta KKN dikirm ke pedesaan tempat jauh sana yang disebar luaskan. Karangharja, Desa di Ujung Senja | 167
Walaupun mendapat kelompok tetapi diusahakan atau ditekankan bagi setiap mahasiswa agar dapat melaksanakan sampai selesai dalam kegiatan KKN, setiap individu membuat program sampai laporan hasil kegiatan selama kegiatan tersebut berlangsung. Sebelum kami semua dikirimkan untuk melaksanakan kegiatan ini, dari pihak kampus melaksanakan yang namanya pelepasan, tetapi sebelumnya kami atau ditiap masing-masing kelompok diberikan waktu beberapa hari untuk berdiskusi serta merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan setelah pelepasan nanti, rapat serta membuat program kerja pada tiap individu yang dilakukan pada tiap peserta atau mahasiswa. Selain menambah wawasan diharapkan juga tiap mahasiswa dapat lebih mandiri karena jauh dari bimbingan orang tua mereka atau yang dekat dengan sekitar akan dipisahkan dengan lingkungan yang baru dan masih asing dilihat oleh tiap mahasiswa, bisa disebut bertemu dengan warga dipedasaan. Saya karena sangat antusias dan sangat bersemangat akan melakukan kegiatan ini akhirnya dengan santai terus melakukan hubungan dengan teman-teman kelompok saya, tentunya dengan izin orang tua karena saya akan berpisah dengan mereka selama 1 bulan, yaaa itulah mungkin kendala yang agak sulit saya lakukan karena selalu dipertanyakan untuk apa hal tersebut dilakukan oleh orang tua, tetapi saya bersikeras agar dapat melaksanakan hal tersebut karena saya yakin dapat melaksanakan walaupun hanya bermodal semangat. Melangkah Bersama Wujudkan Asa Setelah berkumpul dalam beberapa hari dengan kesempatan melaksanakan pelepasan KKN, kami saling bertukar pikiran, sharing, serta tiap salah seorang dari kami menceritakan kekurangan dan kelebihan masing-masing, tentunya dalam waktu singkat ini kami usahakan untuk yang terbaik terutama bagi tiap orang yang akan saling kenal mengenal serta membentuk jalinan yang harmonis lalu pembuatan perencanaan seperti apa yang akan kami lakukan di sana nanti, lalu kami membuat nama kelompok yang telah kami rembukkan bersama dengan nama Casuarina. Casuarina, yaa nama kelompok yang mempertemukan kami dalam satu tujuan untuk mewujudkan setiap harapan. Di sini kami melangkah bersama dengan jumlah 12 anggota yang berasal dari studi berbeda dengan keahlian yang dimiliki pun berbeda-beda, saya, Angga, Sofyan, bang Irfan, Al, 168 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Agung, Alfian, Nur, Mimi, Sarah, Ayu, dan Ema. Namun, kami bersama-sama mempunyai satu tujuan yang sama untuk Karangharja. Casuarina merupakan akronim dari ’Cita-cita dan Inovasi untuk Negeri Tercinta’. Filosofi yang kami ambil adalah pohon cemara, sebagaimana Casuarina merupakan nama ilmiah dari pohon cemara. Di sini kami ingin bisa mengembangkan pengetahuan anak-anak baik itu dalam bidang sains, sosial, keagamaan, maupun cinta tanah air untuk membantu mewujudkan setiap mimpi-mimpi yang mereka miliki serta mengembangkan potensi masyarakat desa dan membantu memecahkan terkait fokus permasalahan desa yang kami lihat dari berbagai aspek bidang, meliputi bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan infrastruktur. Seperti namanya kelompok kami adalah pohon cemara. Tumbuhan yang selalu tumbuh ke atas dengan maksud menambah ilmu setinggitingginya atau memaksimalkan untuk ilmu yang akan kami asah. Lalu daun daun yang gugur dari pohon adalah dengan maksud ilmu yang jatuh itu dapat atau mungkin bermanfaat karena ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diberikan kepada orang lain secara lapang dada. Tentunya didalam kelompok kami Alhamdulillah tidak ada konflik karena kami semua samasama ingin bekerja sama dalam melakukan kegiatan ini. Casuarina, mereka adalah sahabat-sahabat baru sekaligus keluarga saya. Di sini kami akan saling memahami satu sama lain, mengurangi bahkan menghilangkan setiap keegoisan yang ada, karena di sinilah kami bersama. Saya merasa kesendirian selalu menemani hari-hari saya, itulah zona nyaman yang selalu saya rasakan selama ini, namun kali ini bersama mereka saya begitu berharap bisa keluar dari zona ini dan lebih banyak bersosialisasi dengan kehidupan dalam masyarakat di luar sana. Rasa saling menyayangi dan kepedulian antar sesama diantara kami membuat semuanya terasa begitu dekat, walau terkadang konflik mungkin masih tetap bisa muncul dari berbagai celah karena sifat alami yang dimiliki masing-masing, namun akhirnya kami mampu mengatasinya dan tetap bergenggaman tangan. Saya begitu ingat, waktu saya sempat sakit, beberapa diantaranya mencoba untuk merawat saya. Begitu banyak kekurangan yang mungkin saya miliki, namun mereka bisa mengerti keadaan saya dan membantu saya banyak hal. Walau terkadang mungkin lelah, tapi sikap mungkin tidak menggambarkan suasana hati mereka yang benar-benar berusaha memahami saya dan saya selalu berusaha mengerti akan hal itu. Karangharja, Desa di Ujung Senja | 169
Sikap baik dan pengertian mereka, dewasa, hingga beberapa hal-hal lucu yang menemani hari-hari kami. Usaha dan kerja keras kami dalam setiap pelaksanaan program kegiatan mungkin akan sulit terlaksana tanpa kerja sama, semangat, dan saling memahami antar masing-masing. Di saat saya menjadi penanggung jawab suatu kegiatan, mereka begitu membantu saya menjalankannya. Saya begitu berharap tidak ada kebencian atau rasa tidak suka terhadap diri saya atas semua kekurangan yang saya miliki. Saya hanya mempunyai keluarga dan mereka yang mungkin bisa memahami dan mengerti keadaan saya, walau mungkin saya sadar betul bahwa emosi, lelah, pusing dan berbagai hal itu mungkin mereka rasakan di saat menghadapi saya. Saya begitu menyayangi mereka, sahabat-sahabat Casuarina tercinta, terima kasih untuk banyak hal yang kita lewati bersama di Karangharja. Cita-Cita Anak Desa Karangharja adalah tempat yang akan kami tempati. Akhirnya kami langsung menyusun rencana mulai dari survei ke tempat tersebut guna untuk mengenal lokasi karena tempat ini lumayan jauh dari tempat di mana kami singgah selama kuliah. Hal yang saya pikirkan adalah selalu positif, karena saya sangat berharap dapat melakukan kegiatan yang jauh dari pantauan orang tua tentunya sangat mengharapkan kegiatan ini akan saya tempuh secepatnya, tetapi ini bukan jalan-jalan melainkan pembelajaran bagi kami setiap individu untuk mengasah ilmu juga mengembangkan kemampuan dirinya. Akhirya walaupun sedikit dari kami tetapi saling kompak satu sama lain apalagi untuk saling mengenal pada warga di sana, berbincang membicarakan sesuatu yang mungkin mereka akan kaget karena dilihat dari segi gender kami laki laiki dan perempuan disatukan untuk tinggal menetap di sana selama kurang lebih 1 bulan. Mulai dari kami berkenalan satu sama lain dengan orang di sana lalu pada momen-momen berikutnya melakukan persiapan untuk aspek-aspek penting yang tentunya akan kami selenggarakan di sana, saya pribadi baik menyelenggarakan ataupun ikut bepartisipasi dalam kegiatan adalah hal yang patut dilakukan oleh setiap mahasiswa, karena terori-teori penting yang telah dipelajari selama kuliah adalah hal yang lumrah bagi tiap mahasiswa agar dapat mengimbangi apalagi dapat membedakan mana yang buruk dan mana yang baik dalam 170 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
melaksanakan suatu kegiatan yang berdasarkan pada presentasi yang menjelaskan teori mulai dari individu ataupun kelompok. Warga Desa Karangharja sangat menyambut baik kehadiran kami, sungguh suatu kehormatan tersendiri karena kami disambut hangat oleh mereka. Yaaa, walaupun baru kenal hanya dalam hitungan jari pertemuan, Kami survei sebanyak 3 kali, mulai dari lokasi sampai letak geografis dan membagi tugas untuk bagian dari kami yang disebut program kerja. Tiap orang dari kami diberi tugas yang tentunya sebelum hal itu akan kami laksanakan dirembukan atau susah di saring karena tiap orang pasti memiliki kekurangan dan yang lain nanti akan saling melengkapi. Selain survei, di sana juga kami membuat sebuah perencanaan mulai dari antar jemput untuk kesana dan akomodasi selagi KKN dilaksanakan nanti. Serta barang-barang yang akan diprediksi seperti bahan-bahan apalagi untuk perlengkapan kita nanti. Selain survei dan perencanaan kegiatan yang akan kami laksanakan nanti, tentunya kami mengusahakan untuk berbicara atau bertemu langsung kepada tokoh masyarakat di sana atau yang biasa disebut ibu lurah/bapak lurah serta RT/RW setempat. Menjelang pagi, saya mulai terbangun dan kemudian menengok ke luar rumah, embun pagi menetes di atas setiap rerumputan, udara yang saya rasakan di sekitar terasa begitu segar. Pagi itu tampak masih begitu gelap, adzan subuh terdengar mulai dikumandangkan di setiap penjuru. Saya segera mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat subuh. Berserah diri dan memohon segala sesuatu kepada-Nya. Beberapa hari, saya telah menjalani kehidupan di desa. Bersama masyarakat, banyak anak-anak, bahagia, senyum, riang gembira mereka mewarnai setiap hari-hari saya selama di desa sini. Kegiatan rutin mengajar di sekolah, mengajar sekolah rakyat di saat siang di rumah setelah pulang dari sekolah, mengajar TPA, kegiatan ini begitu mendekatkan saya dengan anak-anak, hingga bermain bersama dan mereka ikut menemani saya saat-saat saya ingin jalan-jalan mengelilingi sekitar desa. Dari sana, sedikit demi sedikit saya mulai memahami mereka, karakteristik mereka, mimpi-mimpi yang mereka miliki dan ingin mereka raih, hingga ada sedikit diantaranya yang seakan putus harapan, untuk tidak ingin berharap banyak akan cita-cita mereka, baik itu karena kendala biaya, keadaaan/kondisi di sekitar, pergaulan yang nampak salah, hingga kurangnya motivasi yang tinggi yang begitu mereka butuhkan. Mewujudkan cita-cita mereka merupakan bagian yang begitu penting, yaitu Karangharja, Desa di Ujung Senja | 171
saat di mana saya mulai memahami pendidikan anak-anak di sana, membantu mereka keluar dari zona nyaman yang mampu membuat munculnya kemalasan, membantu mereka belajar dengan memahami banyak hal, pentingnya berpengetahuan luas, hingga motivasi yang harus menemani mereka untuk meraih semuanya. Mereka anak-anak bangsa, cita-cita mereka begitu berharga. Ilmu dan pengetahuan luas adalah kunci utama mereka. Kelak mereka akan hidup bermasyarakat dan mengabdi untuk negeri ini. Berbagai kegiatan yang menjadi program di desa juga semakin mendekatkan kami bersama masyarakat. Mungkin terkadang memang masih begitu sulit ketika mengumpulkan masyarakat untuk mengikuti berbagai program kegiatan seperti penyuluhan, dan lainnya. Baik itu waktu yang kurang pas karena pekerjaan mereka ataupun hal yang menghambat lainnya. Namun sebagian besar, beberapa diantaranya bisa menghadiri dan ikut serta dalam beberapa kegiatan yang telah terlaksana tersebut. Satu hal yang mungkin masih kurang, pelayanan dan pengobatan gratis untuk masyarakat. Peningkatan kesehatan, pemeriksaan dan pemberian obat gratis untuk masyarakat yang kurang mampu juga begitu dibutuhkan. Rasa sakit yang mungkin mereka rasakan dan terkendala biaya membuat mereka semakin menunda-nunda untuk melakukan check-up kesehatan. Hingga akhirnya kondisi kesehatan mereka mulai tidak terkontrol, sementara pekerjaan mereka melibatkan kegiatan fisik yang berat, seperti pada masyarakat yang pekerjaannya sebagai petani, buruh, dan lainnya. Kepedulian terhadap mereka, membuat saya semakin memahami sebagian kecil jalan kehidupan ini. Saya begitu ingat, saat itu merupakan hari yang begitu bersejarah untuk negeri tercinta ini, 17 Agustus hari kemerdekaan Indonesia. Terima kasih Ya Allah, saya bisa menjadi bagian dari negeri ini, masih dapat menginjakan kaki di tanah air ini dan dapat mengabdi untuk bumi pertiwi. Hari itu, selesai upacara 17 Agustus di Kecamatan, di setiap RW tampak begitu ramai untuk memeriahkan perayaan HUT RI, 17 Agustus. Berbagai lomba-lomba yang diperlombakan. Kami ikut membantu dan turut berpartisipasi bersama masyarakat di sana. Dengan senyum lebar, mereka mengajak kami untuk terlibat mengikuti beberapa kegiatan lomba yang diadakan bersama mereka, Hal ini begitu menyenangkan, melihat kebahagiaan mereka membuat saya merasa benar-benar menjadi bagian dari kehidupan mereka. Di sekolah pun tak kalah meriah, hari berikutnya kami 172 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
dan pihak sekolah bersama-sama mempersiapkan berbagai perlombaan. Hingga 2 hari kegiatan berlangsung. Ini merupakan hari-hari di mana menjelang perpisahan kami mengajar di sekolah. Banyak anak-anak terlihat tertawa gembira mengikuti kegiatan ini. Tiba saat hari perpisahkan yang telah kami persiapkan bersama sekolah, mulai dari penampilan dari anakanak, pembagian hadiah, dan pesan-kesan baik dari pihak sekolah, kami selaku mahasiswa, dan juga perwakilan dari anak-anak. Di saat itu, tidak sedikit dari anak-anak tampak meneteskan air mata, menangis, dan banyak diantaranya memeluk kami. Tawa mereka, nakalnya mereka, hingga tangis mereka akan menjadi kenangan untuk saya. Saya ingin banyak memahami pendidikan anak-anak ini dan membantu mewujudkan setiap mimpi-mimpi mereka. Cerita Bersama Karangharja Waktu kian terlewati, satu bulan pengabdian kami untuk satu bagian kecil dari negeri ini. Di sinilah desa kami tercinta, Desa Karangharja. Dengan bertuju pada fokus permasalahan desa, berbagai kegiatan telah kami laksanakan sebisa kami dengan sebaik mungkin, baik itu kegiatan dalam bentuk pelayanan maupun pemberdayaan masyarakat. Kehidupan bersama di desa ini membuat saya merasakan bagaimana menjadi bagian langsung dari Desa Karangharja. Bersama masyarakat hingga anak-anak yang selalu mengiringi kebersamaan kami, di sini saya memulai kehidupan yang benarbenar bermasyarakat bersama mereka. Alam begitu kaya, hamparan sawah cukup terbentang luas, hingga air sungai yang kian mengalir, tinggal bagaimana mereka mengembangkan potensi yang mereka miliki untuk terus menjaga dan mengolahnya. Temperatur lingkungan di sana mungkin memang lebih panas, namun pohon-pohon hijau di sekitar masih mampu memberikan kesejukan dan menahan polusi yang ada. Sore itu, saya jalan-jalan di sekitar, menelusuri setiap jalan di dekat pematang sawah. Padi terlihat telah menguning, di sana juga terlihat beberapa di antara petani yang tengah mulai memanen padinya. Mereka tersenyum dan begitu ramah ketika melihat saya, walau keringat nampak bercucuran dan rasa lelah yang mungkin tengah mereka rasakan, namun tak mengubah sikap baik mereka. Saya berhenti sejenak dan menghampiri beberapa diantara mereka. Walaupun kondisi fisik begitu lelah bahkan terkadang harga padi yang mereka jual sering dibayar rendah sementara Karangharja, Desa di Ujung Senja | 173
modal yang dikeluarkan besar terutama saat harga bibit, obat hama hingga pupuk yang mahal di pasar, tetapi semua ini menyusutkan pikiran mereka. Di sinilah sumber kehidupan mereka untuk keluarga dan anak-anaknya. Suatu saat nanti, mereka tak ingin anak-anak mereka merasakan seperti ini, mereka ingin bisa melihat anak-anaknya berhasil, bisa melanjutkan ke perguruan tinggi seperti saya, dan meraih gelar sarjana sehingga bisa memperoleh pekerjaan yang lebih baik. Dari sana, saya terus berpikir, hati saya terasa hancur. Mereka di luar sana begitu berjuang mati-matian untuk cita-cita anak mereka. Bagaimana untuk pendidikan anak-anak ini, mereka begitu membutuhkan pendidikan tinggi, ilmu dan pemahaman luas. Orangtua memiliki mimpi yang besar untuk bisa melihat anak-anak mereka berhasil. Saat itu saya mulai teringat ayah dan ibu, bagaimana kabar mereka, sudahkah mereka pulang dari kerja, haruskah mereka lembur? Saya begitu jarang memperhatikan kondisi kesehatan mereka, hingga terkadang mungkin tak peduli dengan pekerjaan mereka. Saya hanya bisa bersantai dan menghabiskan uang yang mereka berikan, apalagi ketika hasil ujian yang saya dapatkan begitu tidak maksimal. Hati dan mulut saya bergetar, mata saya terasa penuh, kaki terasa lemah untuk terus melangkah, sore itu gerimis turun menemani saya untuk kembali ke tempat tinggal saya di desa. Pendidikan anak-anak dan kesejahteraan masyarakat merupakan bagian yang sangat penting untuk pengembangan suatu desa. Dengarkan aspirasi mereka, kembangkan potensi yang dimiliki, dan bantu mereka menggapai semua mimpi dan cita-cita yang mereka miliki. Selain itu, luruskan setiap pergaulan anak-anak, mereka mungkin memang membutuhkan pengembangan yang luas, namun kita harus tetap terus menjaganya agar tidak menyimpang. Anak-anak adalah harapan setiap orangtua, ketika pergaulan mereka salah, cita-cita mungkin akan terkubur, dan seolah cita-cita dalam diri mereka hilang tak ada, hingga akhirnya tak memiliki tujuan hidup. Akan begitu sakit perasaan setiap orangtua mereka. Mereka bagian dari negeri ini, dan membutuhkan bantuan serta dukungan penuh. Jangan membiarkan tangan-tangan yang memiliki kekuasaan hanya memanfaatkan setiap keadaan dan membuatnya terasa begitu sulit.
174 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Isbandi Rukminto. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. 2009. Huda, Miftachul. Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009. Johnson, Louise C. Praktek Perkejaan Sosial (Suatu Pendekatan Generalist). Bandung: 2011. Nugraha, Eva, Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM 2016, Jakarta: Pusat Pengabdian kepada Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Nugraha, Eva dan Farid Hamzen, Pedoman Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat oleh Mahasiswa, Jakarta: PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Profil Desa Karangharja tahun 2015 RENJANA. Kutemukan Renjana di Puraseda. Jakarta: Pusat Pengabdian kepada Masyarakat. 2015. Suharto, Edi. Pekerja Sosial di Dunia Industri. Bandung: PT Refika Aditama. 2007. Wawancara pribadi dengan Capang, Banten, 10 Agustus 2016. Wawancara pribadi dengan Babeh pada tanggal 13 Agustus 2016 Wawancara pribadi dengan Hj. Aliyah pada tanggal 12 Agustus 2016 Wawancara pribadi dengan Pak Jae pada tanggal 1 Agustus 2016 Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. 2010.
175
“Dunia hanyalah tempat beribadah, bukan tempat untuk bermain” Agung Wahyu
176 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
BIOGRAFI SINGKAT “Tak Kenal Maka Tak Sayang” Mukmin Suprayogi, kelahiran Jakarta 1 Maret 1962 adalah seorang dosen di Jurusan Ilmu Perpustakaan. Pendidikannya ditempuh di Jurusan Sastra Cina Universitas Indonesia Fakultas Sastra, setelah itu ia melanjutkan pendidikan di Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Sains Kearsipan di Fakultas dan Universitas yang sama. Saat ini ia menjabat sebagai Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Angga Saputra (21 tahun), lahir di Jakarta pada tanggal 4 Mei 1995. Ia bertugas sebagai ketua KKN Casuarina. Ia merupakan mahasiswa Jurusan Matematika angkatan 2013 di Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia tinggal di daerah Jakarta Timur berdekatan dengan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Laki-laki yang gemar belajar matematika dan bermain futsal ini begitu menyukai desain grafis sehingga membuat ia banyak mengikuti hal-hal yang memerlukan desain dalam kegiatan di kelompok KKN Casuarina ini. Sarah Hanan Sahara (22 tahun) lahir di Tangerang pada tanggal 13 Agustus 1994. Saat ini sedang menempuh pendidikan di jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia mengenyam pendidikan menengah pertama di Madrasah Tsanawiyah Cisauk dan sekolah menengah atas di Madrasah Aliyah Negeri Serpong yang kini dikenal sebagai MAN 1 Tangerang Selatan. Selain aktif dalam kegiatan 177
perkuliahan, ia juga mengikuti organisasi baik internal maupun eksternal kampus, ia tercatat sebagai anggora Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sosiologi tahun 2015-2016. Muhammad Hafizh Rahim (23 tahun) adalah Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Setelah menempuh pendidikannya di SMPN 87 Jakarta, ia lulus dan mendapatkan hasil yang memuaskan. Pendidikan menengahnya ia habiskan di SMAN 46 Jakarta. Saat ini, di luar kegiatannya sebagai mahasiswa, ia juga aktif dalam bidang keagamaan dengan mengikuti berbagai kegiatan pendidikan islami untuk pengembangan pendidikan anak-anak kecil. Di samping olahraga merupakan kegemarannya, ia juga aktif dalam beberapa kegiatan terutama futsal. Ema Herviana (21 Tahun) lahir di Bogor pada tanggal 2 Juni 1995. Saat ini sedang menempuh pendidikan di Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia menuntaskan pendidikan di SMK PGRI 31 Legok. Saat menjadi mahasiswa di universitas tersebut, dia aktif mengikuti organisasi baik internal maupun eksternal, ia juga aktif di olahraga voli. Ia pernah menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Akuntansi serta Bendahara UKM Federasi Olahraga Mahasiswa (FORSA).
178 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Alfian Aji adalah Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebelum menjadi mahasiswa, Alfian adalah lulusan SMAN 5 Depok angkatan tahun 2013 yang mana termasuk salah satu sekolah favorit di Depok. Di tengah kegiatannya sebagai mahasiswa, Alfian juga menjadi seorang penyiar di Radio Dakwah Komunikasi (RDK) FM yang ada di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Di sana dia menjabat sebagai Penyiar sekaligus Produser acara di tahun kedua ia berada di RDK FM. Shalahuddin Al Qadr (21 tahun), adalah Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pendidikan menengahnya, ia habiskan di MA Negeri Pacitan. Saat ini, di luar kegiatannya sebagai mahasiswa, Al Qadr menjabat sebagai wakil ketua di Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bendahara di Komunitas Mahasiswa untuk Mushalla (KOMUS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Pendidikan informal yang ia dapatkan antara lain pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan lanjut perkoperasian.
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 179
Sumi Sumiati (21 tahun), adalah Mahasiswi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia merupakan lulusan dari SMA Negeri 20 Bekasi. Dari sejak duduk di bangku sekolah menengah, ia begitu menyukai bidang science terutama biologi dan kimia. Untuk mengisi waktunya, ia banyak mengikuti berbagai kegiatan KIR di sekolah. Saat ini, konsentrasi bidang yang tengah ia tekuni adalah Biokimia. Selain kemampuan eksperimen dan analisis yang ia miliki, ia juga banyak belajar menulis baik di bidang ilmiah maupun sastra. Agung Wahyu Prasetyo (21 tahun), adalah Mahasiswa Jurusan Akhwal As-syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia menuntaskan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah AlWathniyah 08 Jakarta, selanjutnya melanjutkan pendidikan Kuliyatul Mualimin Al-Islamiyah (KMI) di Pondok Pesantren Darussalam Bogor. Ia pernah dipercaya menjadi ketua koordinator gugus depan 25111 selama satu tahun di pondok tersebut. Kegiatan di luar kampusnya selain menjadi mahasiswa, ia juga dipercaya mengemban jabatan bidang pecinta alam di organisasi pergerakan mahasiswa Darussalam dan pernah menjadi ketua pendakian Fun Hiking Puncak Mahameru Gunung Semeru 2015.
180 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Anifah Ayu Fitriyah (21 tahun), adalah Mahasiswi Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Jakarta. Pendidikan menengah atas di SMA Negeri 28 Kab. Bekasi. Saat ini selain kegiatannya sebagai mahasiswi, dan pelajar di Indonesian-Korean Culture Exchange Jakarta Ayu juga menjabat sebagai Sekertaris di Korps HMI-Wati (KOHATI) Komisariat Fakultas Ushuludin dan Filsafat, Bendahara di Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Perbandingan Agama, Anggota Hubungan Antar Lembaga di KOHATI cabang Ciputat, Kabid Event di Hijab Bekasi dan juga anggota dari Sangsang School. Siti Nurkomara (21 tahun), merupakan mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan di Fakultas Adab dan Humaniora. Nur menepuh pendidikan dasarnya di SDN 1 Bagawat, kemudian ia melanjutkannya ke SMPN 2 Selajambe, setelah itu melanjutkan ke SMAN 1 Kadugede. Ia saat ini aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Syahid sebagai Anggota Divisi Humas dan Media LDK Syahid 2015-2016. Selain itu, ia juga aktif di Forum Silahturahmi Lembaga Dakwah (FSLDK) Banten sebagai Anggota Komisi D FSLDK Banten 2016-2017. Irfan Rizki Nuryanto Haas, adalah Mahasiswa Jurusan Manajemen Haji dan Umroh Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebelumnya, Irfan adalah alumni dari Pondok Pesantren Muallimin Muhammadiyah Jogjakarta. Ia lulus pada tahun 2011 kemudian ia melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Manbaul Furqon Karangharja, Desa di Ujung Senja | 181
di Lewiliang, Bogor selama 2 tahun. Sekarang ia okus pada ALBAIK toko yang didirikannya yang menjual pakaian muslim, obat herbal dan alat-alat tulis. Ahmad Sofyan (21 tahun), adalah Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pendidikan menengahnya, ia habiskan di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan. Di samping itu, ia pernah mengikuti kursus Bahasa Inggris di LBPP LIA Pamulang, mengajar di sebuah lembaga pendidikan yaitu Pencil Course sebagai pengajar Bahasa Inggris pada tahun 2014 dan 2015. Ia pernah menjadi Instruktur dalam Pelatihan Otomasi Perpustakaan Jilid 1 dan 2 untuk Pustakawan yang ada di daerah JABODETABEK yang dilaksanakan di gedung PUSTIKOM depan FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sampai saat ini, ia masih aktif menjadi konsultan perpustakaan khusus di bidang Sistem Informasi.
182 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
LAMPIRAN- LAMPIRAN
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 183
Orang yang sukses adalah yang bermanfaat bagi sesama manusia” Hafizh
184 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
LAMPIRAN I LAPORAN MINGGUAN KEGIATAN INDIVIDU KKN-PpMM 2016 PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - LP2M UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA NAMA :
Anifah Ayu Fitriyah
NIM : NO KEL :
1113032100076 154
NAMA DOSEN : Mukmin Suprayogi, M.Si DESA/KEL : Karangharja NAMA KEL : Casuarina
RENCANA KEGIATAN SELAMA KKN-PpMM URAIAN KEGIATAN TARGET NO Pengolahan Bahan 1 Pengolahan Perpustakaan Sekolah Program ini bertujuan untuk mengelola Pustaka yang dilakukan perpustakaan sekolah dengan baik dengan baik yakni di sesuai dengan pedoman ilmu inventarisasikan, di beri perpustakaan karena saat ini kita bisa label, di klasifikasikan lihat banyak sekolah-sekolah yang sesuai dengan pedoman agar sudah memiliki perpustakaan namun AACR masih belum berjalan dengan baik atau memudahkan mencarian informasi. bisa di katakan tidak terkelola. 2 Peningkatkan Minat Baca Masyarakat tertarik dan antusias untuk membaca Masyarakat. Program ini bertujuan untuk buku. mendorong minat dan kebiasaan membaca agar terciptanya masyarakat yang berbudaya membaca. Karangharja, 25 Agustus 2016 (Anifah Ayu Fitriyah)
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 185
NAMA :
Shalahuddin Al Qadr
NAMA DOSEN :
NIM : NO KEL. :
1113082000042 154
DESA / KEL : NAMA KEL :
RENCANA KEGIATAN SELAMA KKN-PpMM NO URAIAN KEGIATAN 1 Program Kemandirian Masyarakat Program ini dilakukan untuk memberikan penyuluhan kepada warga pentingnya sebuah Koperasi Unit Desa (KUD) di Desa Karangharja. Melihat banyaknya petani dan buruh di desa ini, dan belum terdapat Koperasi yang menaungi alur distribusi dan produksi warga desa. 2 Program Kewirausahaan Berbasis Ekraf Program ini dilakukan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui industri ekonomi kreatif berbentuk kerajinan tangan dengan memanfaatkan potensi lingkungan sekitar. 3 Program Peningkatan Akhlaq Masyarakat Program ini dilaksanakan untuk membantu anak-anak di desa agar dapat membaca al-Qur’an dengan lancar. 4 Program Sosialisasi Kebijakan Pemerintah Program ini dilaksanakan karena kurangnya sosialisasi kebijakan pemerintah terkait e-ktp di lingkungan desa.
186 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Mukmin Suprayogi, M.Si Karangharja Casuarina
TARGET Warga desa dapat mengerti dan memahami fungsi dan manfaat koperasi unit desa.
Adanya training dan Workshop pemanfaatan limbah menjadi barang kreatif bernilai jual.
Anak-anak desa dapat membaca al-Qur’an dengan baik dan benar.
Adanya sosialisasi kepada masyarakat terkait kebijakan pemerintah tentang data kependudukan elektronik.
5
6
Program Pendidikan Masyarakat Program ini dilaksanakan untuk membantu pihak sekolah dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Program Kesadaran terhadap Lingkungan Program ini dilakukan karena kurangnya kesadaran masyarakat akan kondisi lingkungan saat ini.
Membantu sekolah dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Adanya program penyuluhan terkait sampah dan lingkungan kepada masyarakat.
Karangharja, 25 Agustus 2016
(Shalahuddin Al Qadr)
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 187
NAMA : NIM : NO KEL. :
Muhammad Hafizh Rahim 1113082000042 154
NAMA DOSEN : DESA / KEL : NAMA KEL :
RENCANA KEGIATAN SELAMA KKN-PpMM NO URAIAN KEGIATAN 1 Kegiatan belajar mengajar Kegiatan ini diadakan pada sekolah SDN Karangharja 1 dan membina desa dengan membuka taman baca. 2
Pendidikan al-Qu’ran Kegiatan ini dimulai ba’da ashar, dengan membuka taman baca guna membina anak-anak dalam pendidikan islami.
3
Sekolah Rakyat Memberi bimbingan mengajar kepada anak-anak guna membantu meringankan mereka untuk giat belajar terutama dalam minat baca
Mukmin Suprayogi, M.Si Karangharja Casuarina
TARGET Mahasiswa mencoba untuk mendidik siswa di SDN Karangharja 1 yang diadakan setiap hari Senin - Jum’at. Mengadakan kegiatan mengajar kajian alQur’an kepada warga desa setiap jam 3 – 4 sore hari. Mengajarkan mata pelajaran anak-anak umur 5-11 tahun.
Karangharja, 25 Agustus 2016 (Muhammad Hafizh Rahim)
188 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
NAMA : NIM : NO KEL. :
Angga Saputra
NAMA DOSEN :
154
DESA / KEL : NAMA KEL :
Mukmin Suprayogi, M.Si Karangharja Casuarina
RENCANA KEGIATAN SELAMA KKN-PpMM NO URAIAN KEGIATAN 1 Program Kegiatan Belajar Mengajar Program ini dilaksanakan untuk membantu pihak sekolah dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
2
3
4
TARGET Membantu sekolah dalam kegiatan belajar dan mengajar di semua kelas dan semua mata pelajaran khususnya bahasa Inggris. Anak-anak desa dapat Taman Pendidikan al-Qur’an al-Qur’an Program ini dilaksanakan untuk membaca dengan baik dan benar. membantu anak-anak di desa agar dapat membaca al-Qur’an dengan lancar. Membantu anak-anak Sekolah Rakyat Program ini dilakukan bertujuan untuk putus sekolah untuk merasakan mengajar pelajaran umum anak-anak bisa sekitar desa yang putus sekolah akan pendidikan yang tidak tetapi juga menerima anak-anak yang mereka dapatkan di pada masih sekolah dan ingin belajar bersama. sekolah umumnya. Buku ini diharapkan Pembuatan Buku Profil Desa Program ini dilakukan untuk membuat bisa dijadikan sebagai informasi buku khusus untuk profil desa seperti panduan bagi pendatang. pada desa umumnya. Karangharja, 25 Agustus 2016 (Angga Saputra)
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 189
NAMA :
Ema Herviana
NIM : NO KEL. :
1113082000034 154
NAMA DOSEN : DESA / KEL : NAMA KEL :
RENCANA KEGIATAN SELAMA KKN-PpMM NO URAIAN KEGIATAN 1 Pembukaan Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Kegiatan ini dilakukan untuk mempererat hubungan antara warga desa dan mahasiswa, memberikan kesan yang baik terhadap kegiatan KKN, membuka kegiatan KKN di desa oleh aparatur desa dan menginformasikan masyarakat terkait kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sekaligus sebagai langkah awal dalam mengenalkan program kerja mahasiswa dan dosen kepada masyarakat. 2 Penyuluhan terkait Koperasi Unit Desa Program ini dilakukan untuk memberikan penyuluhan kepada warga pentingnya sebuah Koperasi Unit Desa (KUD) di Desa Karangharja. 3 Pelatihan Pembuatan Laporan Keuangan Program ini dilakukan karena warga belum melakukan pembuatan laporan keuangan dengan baik. 4 Kegiatan Belajar Mengajar Program ini dilaksanakan untuk membantu pihak sekolah dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. 5 Taman Pendidikan al-Qur’an Program ini dilaksanakan untuk membantu anak-anak di desa agar dapat membaca al-Qur’an dengan lancar.
190 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Mukmin Suprayogi, M.Si Karangharja Casuarina
TARGET Warga mengenal kegiatan KKN dengan target utama aparatur desa, RT dan RW.
Warga desa dapat mengerti dan memahami fungsi dan manfaat koperasi unit desa. Warga yang memiliki usaha dapat membuat dan membaca laporan keuangan usahanya. Membantu sekolah dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Anak-anak desa dapat membaca al-Qur’an. dengan baik dan benar
6
Workshop Peningkatan Minat Baca Program ini dilakukan untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat pentingnya kegiatan membaca buku dan pendidikan khususnya kepada generasi muda.
7
Taman Baca Masyarakat Program ini dilakukan karena di wilayah desa belum terdapat taman bacaan dan di sekolah belum terdapat perpustakaan yang memadai untuk proses belajar mengajar. Peringatan 17 Agustus Program ini dilaksanakan untuk memeriahkan kegiatan peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia sekaligus mempererat rasa persaudaraan antara masyarakat dan mahasiswa. Penutupan Kegiatan KKN Adanya kegiatan Program ini merupakan penutup dari penutupan di semua rangkaian kegiatan KKN. lingkungan desa.
8
9
Warga desa dan siswasiswi sekolah dapat tertarik untuk membaca buku dan sadar akan pentingnya pendidikan. Adanya sebuah Taman Baca yang dapat menampung bukubuku bacaan untuk anak-anak dan warga setempat. Adanya kegiatan 17 Agustus di desa seperti perlombaan ataupun pesta rakyat.
Karangharja, 25 Agustus 2016 (Ema Herviana)
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 191
NAMA : NIM : NO.KEL :
Agung Wahyu Prasetyo 1113044000102 154
NAMA DOSEN : DESA/KEL : NAMA KEL :
Mukmin Suprayogi M.Si Karangharja Casuarina
RENCANA KEGIATAN SELAMA KKN-PpMM NO URAIAN KEGIATAN TARGET 1 Target yang ingin dicapai, Kegiatan Belajar Mengajar Kegiatan belajar mengajar ini sangat murid dapat mencerna penting dilaksanakan dengan melihat pelajaran yang di ajarkan baik, dan langsung yang terjadi dilapangan, dengan kami sebagai mahasiswa haruslah menjalankan sistem yang sudah ada di sekolah memfokuskan kepada pendidikan. 2 Target yang ingin dicapai, Sekolah Masyarakat Kegiatan ini bisa dibilang hanya bagi dalam sekolah masyarakat memberikan masyarakat yang kurang mampu, oleh ingin karenanya kegiatan ini sangat penting. pendidikan bagi siswa yang putus sekolah, agar mereka layak mendapatkan pendidikan dan pelajaran yang sama dengan siswa yang aktif di sekolah. 3 Target yang ingin dicapai, Mengajar TPA Kegiatan ini sangatlah penting, Taman Ingin mencetak generasi yang pandai Baca al-Qur’an ini bertujuan untuk muda menciptakan Generasi muda bangsa membaca al-Qur’an, dan mengaplikasikan Indonesia yang islami atau yang dapat berlandasan Agama Islam, kegiatan ini kandungan yang terdapat dikhususkan bagi anak-anak yang dalam kandungan almasih sangat membutuhkan ilmu qu’ran. dalam membaca al-Qur’an, guna untuk memudahkan memahami pelajaran islami.
192 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
4
Penyaluran Bahan Bacaan Kegiatan ini dimaksudkan sebagai pemberian informasi melalui bahan bacaan yang telah kami seleksi berdasarkan usia dan genre yang baik untuk pemakainya.
5
Pengembangan Perpustakaan Kegiatan ini dilaksanakan dengan melihat sudut pandang masyarakat mengenai perpustakaan yang memandang perpustakaan hanya sebuah tempat atau ruangan yang dipenuhi buku, kegiatan pengembangan ini bertujuan agar masyarakat mengetahui dan memahami pentingnya sebuah perpustakaan yang seharusnya menjadi tolak ukur yang baik dalam pencarian informasi yang efektif dan efisien.
Target yang ingin dicapai, para pengguna perpustakaan dapat merasakan keragaman bahan bacaan yang tersedia, dan dapat digunakan sebagai sumber ilmu dan pengetahuan. Target yang ingin dicapai, ingin memberikan informasi kepada para pembaca khususnya dan pencari Informasi yang sesuai dengan kebutuhan informasi yang dibutuhkan bagi pembaca.
Karangharja, 25 Agustus 2016
(Agung Wahyu Prasetyo)
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 193
NAMA :
Alfian Aji
NAMA DOSEN :
NIM : NO KEL. :
1113051000113 154
DESA / KEL : NAMA KEL :
Mukmin Suprayogi, M.Si Karangharja Casuarina
RENCANA KEGIATAN SELAMA KKN-PpMM NO URAIAN KEGIATAN TARGET 1 Program Kegiatan Belajar Mengajar Membantu sekolah dalam Program ini dilaksanakan untuk kegiatan belajar dan membantu pihak sekolah dalam mengajar di semua kelas dan semua mata pelajaran kegiatan belajar mengajar di sekolah. khususnya bahasa Inggris. 2 Taman Pendidikan al-Qur’an Anak-anak desa dapat al-Qur’an Program ini dilaksanakan untuk membaca membantu anak-anak di desa agar dengan baik dan benar. dapat membaca al-Qur’an dengan lancar. 3 Sekolah Rakyat Membantu anak-anak Program ini dilakukan bertujuan untuk putus sekolah untuk bisa mengajar pelajaran umum anak-anak merasakan pendidikan tidak mereka sekitar desa yang putus sekolah akan yang tetapi juga menerima anak-anak yang dapatkan di sekolah pada masih sekolah dan ingin belajar umumnya. bersama. 4 Pembuatan Buku Profil Desa Buku ini diharapkan bisa sebagai Program ini dilakukan untuk membuat dijadikan buku khusus untuk profil desa seperti panduan informasi bagi pendatang ataupun orang pada desa umumnya. yang membutuhkan informasi mengenai desa. Karangharja, 25 Agustus 2016
(Alfian Aji) 194 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
NAMA :
Sarah Hanan Sahara
NAMA DOSEN :
NIM : NO KEL. :
1113111000054 154
DESA / KEL : NAMA KEL :
RENCANA KEGIATAN SELAMA KKN-PpMM NO URAIAN KEGIATAN 1 Pembukaan Kuliah Kerja Nyata Kegiatan ini dilakukan untuk mempererat hubungan antara warga desa dan mahasiswa, memberikan kesan yang baik terhadap kegiatan KKN, membuka kegiatan KKN di desa oleh aparatur desa dan menginformasikan masyarakat terkait kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sekaligus sebagai langkah awal dalam mengenalkan program kerja mahasiswa dan dosen kepada masyarakat. 2 Penyuluhan Terkait Koperasi Unit Desa Program ini dilakukan untuk memberikan penyuluhan kepada warga pentingnya sebuah Koperasi Unit Desa (KUD) di Desa Karangharja. 3 Pelatihan Laporan Keuangan Program ini dilakukan karena warga belum melakukan pembuatan laporan keuangan dengan baik. 4 Kegiatan Belajar Mengajar Program ini dilaksanakan untuk membantu pihak sekolah dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Mukmin Suprayogi, M.Si KarangHarja Casuarina
TARGET Warga mengenal kegiatan KKN dengan target utama aparatur desa, RT dan RW.
Warga desa dapat mengerti dan memahami fungsi dan manfaat koperasi unit desa. Warga yang memiliki usaha dapat membuat dan membaca laporan keuangan usahanya. Membantu sekolah dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 195
5
6
7
8
9
10
Taman Pendidikan al-Qur’an Program ini dilaksanakan untuk membantu anak-anak di desa agar dapat membaca al-Qur’an dengan lancar. Workshop Peningkatan Minat Baca Program ini dilakukan untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat pentingnya kegiatan membaca buku dan pendidikan khususnya kepada generasi muda. Taman Baca Masyarakat Program ini dilakukan karena di wilayah desa belum terdapat taman bacaan dan di sekolah belum terdapat perpustakaan yang memadai untuk proses belajar mengajar. Penyuluhan Kesehatan Program ini dilaksanakan untuk memberikan kesadaran mengenai kesehatan. Kegiatan ini diharapkan agar warga lebih menyadari akan pentingnya kesehatan. Peringatan 17 Agustus Program ini dilaksanakan untuk memeriahkan kegiatan peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia sekaligus mempererat rasa persaudaraan antara masyarakat dan mahasiswa. PenutupanKegiatan KKN Program ini merupakan penutup dari semua rangkaian kegiatan KKN.
Anak-anak desa dapat membaca al-Qur’an dengan baik dan benar. Warga desa dan siswasiswi sekolah dapat tertarik untuk membaca buku dan sadar akan pentingnya pendidikan. Adanya sebuah Taman Baca yang dapat menampung bukubuku bacaan untuk anak-anak dan warga setempat. Adanya kegiatan ini agar masyarakat mempunyai kesadaran mengenai kesehatan
Adanya kegiatan 17 Agustus di desa seperti perlombaan ataupun pesta rakyat.
Adanya kegiatan penutupan di lingkungan desa.
Karangharja, 25 Agustus 2016
(Sarah Hanan Sahara) 196 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
NAMA:
Sumi Sumiati
NIM: NO KEL.:
1113096000006 154
NAMA DOSEN: Mukmin Suprayogi, M. Si DESA/KEL: Karangharja NAMA KEL: Casuarina
RENCANA KEGIATAN SELAMA KKN-PpMM URAIAN KEGIATAN TARGET NO 1 Siswa-siswi dapat menerima Mengajar Siswa SD/SMP/SMA. Kegiatan ini dilakukan sebagai wujud pelajaran dengan baik dan pengabdian diri untuk pendidikan terinspirasi dengan apa yang kami sampaikan sehingga anak negeri. cita-cita mereka tak terputus. 2 Anak-anak memiliki rasa Chemistry for Kids Kegiatan ini saya lakukan karena saya ingin tahu akan fenomena memiliki kompetensi akademik sains dan dapat memahami sains melalui percobaan dibidang ini. ilmiah sederhana. 3 Masyarakat mengenal istilah Green Chemistry for Our Earth Kegiatan ini dilakukan untuk menjaga limbah B3 (Bahan Beracun dan dapat keselamatan bumi dengan mengurangi Berbahaya) membedakan penempatan sampah dan polusi. sampah organik dan anorganik, sehingga mereka dapat mengurangi sampah disekitar dan mampu memanfaatkannya sampah plastik anorganik) menjadi suatu kerajinan tangan yang memiliki nilai jual.
Karangharja, 25 Agustus 2016
(Sumi Sumiati) Karangharja, Desa di Ujung Senja | 197
NAMA :
Ahmad Sofyan
NIM : NO KEL. :
1113025100081 154
NAMA DOSEN : DESA / KEL : NAMA KEL :
RENCANA KEGIATAN SELAMA KKN-PpMM NO URAIAN KEGIATAN 1 Pembukaan Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Kegiatan ini dilakukan untuk mempererat hubungan antara warga desa dan mahasiswa, memberikan kesan yang baik terhadap kegiatan KKN, membuka kegiatan KKN di desa oleh aparatur desa dan menginformasikan masyarakat terkait kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). 2 Penyuluhan terkait Koperasi Unit Desa Program ini dilakukan untuk memberikan penyuluhan kepada warga pentingnya sebuah Koperasi Unit Desa (KUD) di Desa Karangharja. 3 Pelatihan Pembuatan Laporan Keuangan Program ini dilakukan karena warga belum melakukan pembuatan laporan keuangan dengan baik. 4 Kegiatan Belajar Mengajar Program ini dilaksanakan untuk membantu pihak sekolah dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. 5 Taman Pendidikan al-Qur’an Program ini dilaksanakan untuk membantu anak-anak di desa agar dapat membaca al-Qur’an dengan lancar. 6 Workshop Peningkatan Minat Baca 198 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Mukmin Suprayogi, M.Si Karangharja Casuarina
TARGET Warga mengenal kegiatan KKN dengan target utama aparatur desa, RT dan RW.
Warga desa dapat mengerti dan memahami fungsi dan manfaat koperasi unit desa. Warga yang memiliki usaha dapat membuat dan membaca laporan keuangan usahanya. Membantu sekolah dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Anak-anak desa dapat membaca al-Qur’an dengan baik dan benar. Warga desa dan siswasiswi sekolah dapat
7
8
9
Program ini dilakukan untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat pentingnya kegiatan membaca buku dan pendidikan khususnya kepada generasi muda. Taman Baca Masyarakat Program ini dilakukan karena di wilayah desa belum terdapat taman bacaan dan di sekolah belum terdapat perpustakaan yang memadai untuk proses belajar mengajar. Peringatan 17 Agustus Program ini dilaksanakan untuk memeriahkan kegiatan peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia sekaligus mempererat rasa persaudaraan antara masyarakat dan mahasiswa. Penutupan Kegiatan KKN Program ini merupakan penutup dari semua rangkaian kegiatan KKN.
tertarik untuk membaca buku dan sadar akan pentingnya pendidikan. Adanya sebuah Taman Baca yang dapat menampung bukubuku bacaan untuk anak-anak dan warga setempat. Adanya kegiatan 17 Agustus di desa seperti perlombaan ataupun pesta rakyat.
Adanya kegiatan penutupan di lingkungan desa.
Karangharja, 25 Agustus 2016
(Ahmad Sofyan)
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 199
NAMA : NIM : NO KEL. :
Irfan Rizki Nuryanto Haas 1113053000047 154
NAMA DOSEN : DESA / KEL : NAMA KEL :
Mukmin Suprayogi, M.Si Karangharja Casuarina
RENCANA KEGIATAN SELAMA KKN-PpMM NO URAIAN KEGIATAN 1 Program Kegiatan Belajar Mengajar Program ini dilaksanakan untuk membantu pihak sekolah dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
2
TARGET Membantu sekolah dalam kegiatan belajar dan mengajar di semua kelas dan semua mata pelajaran khususnya bahasa Inggris. Anak-anak desa dapat Taman Pendidikan al-Qur’an al-Qur’an Program ini dilaksanakan setiap hari membaca pukul 16.00 dan ini rutin kami dengan baik dan benar. selenggarakan.
Karangharja, 25 Agustus 2016
(Irfan Rizki Nuryanto Haas)
200 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
NAMA : NIM : NO KEL :
Siti Nurkomara 1113025100032 154
NAMA DOSEN : DESA/KEL : NAMA KEL :
Mukmin Suprayogi, M.Si Karangharja Casuarina
RENCANA KEGIATAN SELAMA KKN-PpMM NO URAIAN KEGIATAN TARGET 1 Pengolahan Perpustakaan Sekolah Pengolahan Bahan Program ini bertujuan untuk mengelola Pustaka yang dilakukan perpustakaan sekolah dengan baik diinventarisasikan sesuai dengan pedoman ilmu dengan baik. perpustakaan. 2 Peningkatkan Minat Baca Masyarakat tertarik dan antusias untuk membaca Masyarakat. Program ini bertujuan untuk buku. mendorong minat dan kebiasaan membaca agar terciptanya masyarakat yang berbudaya membaca. Sekolah 3 Penambahan Koleksi Buku di Perpustakaan Perpustakaan Tujuannya penambahan memiliki koleksi terbaru. koleksi buku di perpustakaan adalah salah satu upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan. Perpustakaan Sekolah 4 Penggunaan OPAC Perpustakaan OPAC memberikan kemudahan bagi menggunakan OPAC di pengguna untuk mencari informasi bagi perpustakaannya. petugas perpustakaan dalam melakukan kegiatan pengatalogan. Karangharja, 25 Agustus 2016
(Siti Nurkomara)
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 201
“Hiduplah dengan Semangat Ketaqwaan” Irfan Haas
202 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
LAMPIRAN II SERTIFIKAT
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 203
“Pelajaran Hidup Didapatkan dari Jalan Petualangan” Al Qadr
204 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
LAMPIRAN III DOKUMENTASI
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 205
206 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 207
208 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 209
210 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 211
212 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 213
214 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 215
216 | Karangharja, Desa di Ujung Senja
Karangharja, Desa di Ujung Senja | 217
218 | Karangharja, Desa di Ujung Senja