KARAKTERISTIK PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Luluk Sri Agus Prasetyoningsih
Abstrak: Sebagai karya tulis ilmiah, artikel ilmiah dikomunikasikan dengan menggunakan ragam bahasa ilmiah (scientific language). Terdapat beberapa karakteristik bahasa Indonesia artikel ilmiah, yaitu (1) kaidah penulisan, (2) kaidah kebahasaan, (3) kaidah penyusunan paragraf, dan (4) kaidah pengutipan dan pengacuan. Penerapan keempat kaidah ini merupakan salah satu indikator penting terhadap kualitas artikel jurnal ilmiah.
Kata kunci: artikel ilmiah, kaidah penulisan, kebahasaan, penyusunan paragraf, pengutipan dan pengacuan.
Pada umumnya kegiatan ilmiah dimaksudkan untuk menyampaikan permasalahan, ide, atau gagasan yang bersifat ilmiah. Ide-ide baru atau hasil-hasil pemikiran, dan temuan penelitian hampir tidak ada manfaatnya jika tidak dikomunikasikan kepada pihak lain. Hasil pemikiran dan penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan IPTEKS. Hasil pemikiran dan penelitian dapat dimengerti dan dapat dimanfaatkan oleh pihak lain apabila telah dikomunikasikan atau dipublikasikan secara ilmiah. Ada beberapa kaidah yang harus diperhatikan penulis dalam publikasi ilmiah.
KAIDAH PENULISAN
Pada prinsipnya artikel jurnal ilmiah ditulis dengan menggunakan format esai dan dengan menerapkan kaidah penulisan. Untuk artikel jurnal ilmiah yang ditulis dengan bahasa Indonesia, acuan yang digunakan adalah (1) Buku Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan, (2) Buku Pedoman Pembentukan Istilah, dan (3) Gaya Selingkung Jurnal. Kesalahan kaidah penulisan yang sering terdapat dalam artikel jurnal ilmiah adalah 13
14
kesalahan pemakaian huruf, kesalahan penulisan kata dan kalimat, serta kesalahan penulisan unsur serapan. Frekuensi kesalahan penulisan merupakan penentu kualitas artikel. Gaya selingkung atau konvensi jurnal, hendaknya juga dijadikan acuan kaidah penulisan artikel ilmiah. Contoh :
PERINGKAT 1 (HURUF BESAR SEMUA, RATA DENGAN TEPI KIRI) Peringkat 2 (Huruf Besar Kecil, Rata dengan Tepi Kiri) Peringkat 3 (Huruf Besar Kecil, Miring, Rata dengan Tepi Kiri)
KAIDAH KEBAHASAAN Aturan-aturan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar merupakan karakteristik kebahasaan artikel ilmiah. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik lebih terkait dengan pemilihan ragam bahasa yang sesuai dengan konteks dan situasi komunikasi, sedangkan penggunaan bahasa Indonesia yang benar berkaitan dengan norma ketatabahasaan. Terdapat beberapa karakteristik ragam bahasa artikel ilmiah, yaitu: (1) lugas dan jelas, (2) logis, (3) formal, (4) ringkas, (4) konsisten, dan (5) penggunaan istilah teknis. Sedangkan, karakteristik ketatabahasan (kegramatikalan), meliputi: (1) pembentukan kata dan (2) penyusunan kalimat (Prasetyoningsih, 2000:12-15).
Lugas dan Jelas Lugas dan jelas merupakan ciri khas bahasa dalam karya tulis ilmiah. Bahasa lugas dan jelas artinya langsung mengenai masalah, tanpa kata, atau kalimat yang tidak menambah penjelasan. Selaras dengan lugas dan jelas, diperlukan pilihan kata yang tepat makna.
Logis Logis merupakan sifat bahasa ilmiah. Karena berbahasa itu pada hakikatnya mengemukakan logika, kalimat-kalimat yang mendukungnya harus dapat diterima oleh
15
nalar. Kelogisan dalam bahasa ilmiah ditunjukkan pada ketepatan dan kesaksamaan dalam penggunaan kata.
Formal Formal yang dimaksud adalah menyangkut kebakuan atau keresmian bahasa. Komunikasi ilmiah melalui teks ilmiah merupakan komunikasi resmi. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan dalam artikel jurnal ilmiah harus berciri formal yang meliputi: bentukan kata, kosakata, dan kalimat. Penggunaan kata dan istilah tidak baku perlu dihindari.
Konsisten Keajegan dalam penggunaan unsur-unsur bahasa dan penulisan harus diperhatikan dalam penulisan artikel ilmiah. Keajegan penggunaan unsur-unsur bahasa dan penulisan merepresentasikan keajegan pikiran penulis.
Penggunaan Istilah Teknis Istilah teknis digunakan dalam wacana teknis. Wacana teknis digunakan dalam bidang tertentu dan dilengkapi dengan istilah-istilah yang sesuai dengan bidang yang diungkapkan. Misalnya, munculnya istilah-istilah khusus bidang medis, bidang linguistik, bidang politik, dan istilah khusus bidang lainnya.
Ketatabahasaan (Kegramatikalan) Kaidah pembentukan kata dan penyusunan kalimat merupakan unsur kaidah ketatabahasaan. Pemilihan morfem atau unsur pembentuk kata harus dilakukan dengan tepat. Demikian pula, struktur kalimat harus sesuai dengan kaidah penyusunan kalimat efektif bahasa Indonesia.
16
KAIDAH PENYUSUNAN PARAGRAF
Paragraf adalah satuan bentuk pengungkap satu ide dasar dan satuan bentuk pengungkap yang berstruktur dalam karya tulis. Hakikatnya, satu ide dasar tersebut dikembangkan oleh kalimat-kalimat penjelas yang relevan dengan ide dasar. Mengenai panjang-pendek paragraf dalam artikel jurnal ilmiah tidak ada acuan baku. Jumlah kalimat dalam paragraf ditentukan oleh ketuntasan dalam menjelaskan ide dasar. Sebagai acuan adalah di dalam satu paragraf hanya terdapat satu kalimat ide pokok dan dijelaskan oleh kalimat (kalimat-kalimat) penjelas. Di dalam artikel ilmiah apabila terdapat paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat, kecuali paragraf transisisi, dinilai kurang memenuhi syarat pengembangan paragraf. Selain memenuhi syarat pengembangan paragraf, paragraf yang baik harus memenuhi syarat kepaduan. Kepaduan ini tampak dari hubungan antarkalimat dalam paragraf dan kepaduan antarparagraf. Penyusunan paragraf juga disyaratkan berhubungan secara runtut dengan paragraf yang lain dalam membentuk teks yang lebih besar (Saukah dan Waseso, 2000:44). Kesalahan penyusunan paragraf yang sering muncul dalam penulisan artikel jurnal ilmiah, adalah (1) adanya paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat, (2) adanya paragraf yang terdiri atas beberapa ide pokok (paragraf terlalu panjang), dan (3) ketidakajegan dalam indentasi.
KAIDAH PENGUTIPAN DAN PENGACUAN
Etika penulisan artikel ilmiah berhubungan dengan kriteria keilmuan. Ada beberapa kaidah teknis yang harus dipenuhi agar penulis dapat menjaga etika penulisan ilmiah. Plagiasi atau pengutipan tanpa menyebut sumbernya secara akurat adalah contoh-contoh pelanggaran etika penulisan yang seharusnya dihindari. Pengutipan adalah pengambilan pendapat dari penulis lain, baik diambil sebagian maupun seluruhnya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengutipan dalam artikel jurnal ilmiah harus mengikuti pedoman yang berlaku, misalnya buku pedoman yang
17
diterbitkan oleh American Pshychological Association (APA) atau Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang diterbitkan oleh lembaga lain. Pengacuan adalah perujukan atau penyebutan sumber acuan yang dikutip dalam teks yang lengkap dengan identitasnya. Bagi penulis artikel, kebakuan cara pengutipan dan pengacuan mengikuti sistem yang telah dibakukan. Bagi penulis artikel, kebakuan cara pengutipan dan pengacuan harus didasarkan pada gaya selingkung yang diberlakukan dalam jurnal yang akan memuatnya. Adapun, derajad kemutakhiran pustaka acuan pada artikel ilmiah diukur dari tahun penerbitan pustaka acuan. Kategori mutakhir jika diterbitkan maksimal 10 tahun terakhir dihitung dari waktu diterbitkannya artikel itu. Sumber acuan pustaka yang paling mutakhir mudah didapatkan melalui akses internet.
MASALAH-MASALAH UMUM DALAM PENULISAN ARTIKEL Berikut ini dikemukakan beberapa kesalahan dan kekurangan yang sering terjadi dalam penulisan dan penyuntingan jurnal. Uraian berikut didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman penulis dalam melakukan setting dan penyunting sejumlah jurnal, di antaranya Pendidikan Masyarakat, Manajemen Pendidikan, Wahana Sekolah Dasar, Pendidikan Geografi, Paradigma Pendidikan, Publisia, Cakrawala Pendidikan, Widya Wacana, Ilmu Pendidikan, dan Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran (Fisa) yang berlangsung antara tahun 1996 sampai sekarang. Penulisan 1.
Gunakanlah program pengolah naskah yang dapat dikonversi, seperti WordStar, Microsoft Word, Word Perfect, dan Amipro. Pengolah naskah yang tidak dapat dikonversi akan menyulitkan editing dan setting. Pengolah naskah yang tidak dapat dikonversi misalnya Chi Writer, Fontasy, dan News.
2.
Pengetikan disarankan menggunakan huruf proporsional seperti Courier New. Hal ini untuk mempermudah penyunting membaca dan mengoreksinya.
18
3.
Ketiklah menggunakan perintah cetak yang betul sesuai dengan program yang digunakan. Kesalahan yang dapat terjadi misalnya, setiap berganti baris dienter, sehingga hal ini juga akan menyulitkan editing dan setting naskah.
4.
Jangan memenggal kata dengan tanda hubung untuk membuat naskah rata kiri kanan. Hal ini juga akan menyulitkan proses setting. Sebaiknya pemenggalan kata tidak dilakukan.
5.
Artikel yang harus dikirimkan beserta disketnya, sebaiknya penulis memiliki simpanan file. Kadangkala disket yang dikirimkan ke penyunting error, sehingga apabila penulis sudah tidak memiliki file-nya berarti penulis harus menulis ulang dan ini memerlukan waktu yang cukup lama.
6.
Ikutilah tata tulis sesuai dengan yang diminta oleh penyunting jurnal. Misalnya, judul ditulis dengan huruf besar semua, peringkat 1 ditulis dengan huruf besar semua, peringkat 2 ditulis dengan huruf besar-kecil tebal, peringkat 3 ditulis dengan huruf besar-kecil miring tebal.
7.
Gunakan tata tulis cetak buku, misalnya: (1) tidak menggunakan cetak tebal kecuali pada sub-judul, (2) kata asing dicetak miring, (3) tanda kutip ganda hanya digunakan untuk arti kiasan, dan (4) nama buku dicetak miring.
Isi Artikel 8.
Penulis kadang-kadang menulis naskah terlalu panjang atau terlalu pendek. Artikel yang ideal apabila diketik dengan huruf pica (12 point) dengan spasi ganda sebanyak 10-20 halaman kuarto.
9.
Apabila artikel sebagian dikopi dari naskah laporan penelitian sebaiknya dicek ulang apakah (1) penulis yang tulisannya dikutip sudah dicantumkan dalam daftar rujukan dan (2) daftar rujukan telah dikurangi sehingga tinggal yang tulisannya benar-benar dikutif di dalam naskah, jadi tidak hanya mengkopi dari seluruh daftar pustaka dalam laporan penelitian.
10. Apakah format untuk artikel jurnal telah lengkap. Tidak seluruh laporan penelitian memuat pembahasan hasil penelitian, padahal bagian pembahasan mutlak harus ada di dalam artikel jurnal.
19
PENUTUP Dalam proses menulis artikel jurnal ilmiah, seperangkat aturan penulisan atau kaidah kebahasaan harus dikuasai. Kegiatan menulis ilmiah merupakan suatu proses keterampilan yang kompleks dan memerlukan kesiapan. Penerapan terhadap norma-norma penulisan artikel jurnal ilmiah sangat diperlukan. Kualitas artikel jurnal ilmiah, selain ditentukan oleh bobot isi dan originalitas artikel, sistematika (gaya penulisan), juga ditentukan oleh karakteristik bahasa yang digunakan. Ada beberapa manfaat penulisan artikel ilmiah. (1) Sebagai wahana latihan keterampilan menulis. (2) Bermanfaat untuk mengkomunikasikan ide atau gagasan dan penemuan baru. (3) Melalui publikasi artikel ilmiah, pembaca dapat memperoleh informasi. (4) Dapat mengembangkan IPTEKS. (5) Dapat memperoleh kredit (pengakuan) untuk kenaikan pangkat dan promosi jabatan, khususnya bagi kalangan guru-guru dan akademisi.
DAFTAR RUJUKAN
American Psychological Association. 1994. Publication Manual of the American Psycholological (Fourth edition). Washington D.C. American Psychological Association. Prasetyoningsih, Luluk Sri Agus. 2002. Penulisan Karya Ilmiah. Malang: FKIP Universitas Islam Malang. Saukah, Ali dan Wasoso, Mulyadi Guntur. 2000. Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah. Malang: Universitas Islam Malang.
20
KUESIONER PESERTA SEMLOK -----------------------------------------------------------------------------------------------------------PETUNJUK: - Tulislah identitas lengkap Saudara pada pernyataan di bawah ini! - Jawablah seluruh pertanyaan berikut ini dengan memberi tanda silang pada salah satu jawaban! -----------------------------------------------------------------------------------------------------------Nama
: ____________________________________________
Pekerjaan
: ____________________________________________
Asal Instansi : ____________________________________________ Masa kerja
: ____________________________________________
Golongan
: ____________________________________________
PENULISAN ARTIKEL JURNAL ILMIAH:
1. Pernahkan Saudara menulis artikel ilmiah? a. Pernah b. Tidak pernah 2. Bagaimanakah kegiatan menulis artikel ilmiah tersebut? a. Sangat Sering
c. Jarang
b. Sering
d. Tidak sama sekali
3. Jenis artikel ilmiah apakah yang Saudara tulis? a. Artikel Hasil Penelitian
c. Artikel Telaah Buku
b. Artikel Konseptual
d. Artikel Obituari
4. Dimuat/dipublikasikan di manakah artikel ilmiah Saudara? a. Di Jurnal Ilmiah ber-ISSN
c. Di Majalah Sekolah
b. Di Majalah Sekolah ber-ISSN d. Tidak dipublikasikan 5. Untuk keperluan apakah Saudara menulis artikel ilmiah? a. Promosi Jabatan
c. Untuk Profesi
b. Kenaikan Pangkat
d. Lain-lain:
21
PENGELOLAAN JURNAL ILMIAH:
1. Di lembaga Saudara adakah jurnal untuk menampung artikel ilmiah? a. Ada b. Tidak Ada 2. Perlukah di lembaga Saudara ada jurnal ilmiah yang dapat mempublikasi artikel ilmiah? a. Perlu b. Tidak Perlu
3. Pernahkah Saudara menjadi pengelola jurnal ilmiah? a. Pernah b. Tidak Pernah
4. Jika pernah Saudara sebagai apa? a. Ketua Penyunting Jurnal
c. Penyunting Pelaksana
b. Penyunting Ahli
d. Lain-lain:
5.Bagaimanakah pengalaman pengajaran menulis pada siswa. a. Sangat banyak memberikan pengalaman
c. Sedikit memberikan pengalaman
b. Banyak memberikan pengalaman
d. Tidak memberikan pengalaman
6. Berikan saran-saran sehubungan dengan pelaksanaan pembimbingan artikel ilmiah ini___________________________________________________________________ _____________________________________________________________________