KARAKTERISTIK PENGGUNA KONTRASEPSI DI PUSKESMAS CIAMPEA BOGOR PERIODE JANUARI 2009 – OKTOBER 2010
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH : NENG AYU RATI P NIM : 107103000608
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010/1431 H
KARAKTERISTIK PENGGUNA KONTRASEPSI DI PUSKESMAS CIAMPEA BOGOR PERIODE JANUARI 2009 – OKTOBER 2010
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH: NENG AYU RATI P NIM : 107103000608
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010/1431 H
i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Oktober 2010
Neng Ayu Rati P
ii
KARAKTERISTIK PENGGUNA KONTRASEPSI DI PUSKESMAS CIAMPEA BOGOR PERIODE JANUARI 2009 – OKTOBER 2010
Laporan Penelitian Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)
Oleh Neng Ayu Rati P NIM : 107103000608
Pembimbing
dr. Bisatyo Mardjikoen, Sp.OT
dr. Witri Ardini, M. Gizi, Sp.GK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Laporan Penelitian berjudul KARAKTERISTIK PENGGUNA KONTRASEPSI DI PUSKESMAS CIAMPEA BOGOR PERIODE JANUARI 2009 – OKTOBER 2010 yang diajukan oleh Neng Ayu Rati Purwani (NIM: 107103000608), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 21 Oktober 2010 Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter. Jakarta, 21 Oktober 2010
DEWAN PENGUJI
Pembimbing
Penguji 1
dr. Bisatyo M, Sp.OT
dr. Alyya S, Sp.FK
Penguji 2
dr. Witri A, M.Gizi, Sp.GK
PIMPINAN FAKULTAS
Dekan FKIK UIN
Kaprodi PSPD FKIK UIN
Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And
iv
Dr. dr. Syarief Hasan L, SpRM
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “ Karakteristik Akseptor KB Ciampea Bogor Periode Januari 2009Oktober 2010”. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan atas Nabi Muhammad Saw., yang telah menjadi suri tauladan terbaik bagi umat manusia, kepada keluarga, para sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat kontribusi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh rasa hormat perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada: 1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang begitu besar pada saya berupa ilmu pengetahuan sehngga dan sampai saat ini saya mampu menyelesakan tingkat pendidikan yang lebih tinggi. 2. Prof. Dr(hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Dr. dr.Syarief Hasan L, SpRM, selaku ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah 4. dr. Bisatyo, Sp. OT sebagai dosen pembimbing I dan dr. Witri Ardini, M.Gizi, Sp.GK
sebagai dosen pembimbing II, yang di tengah
kesibukannya telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, bimbingan dan saran dalam penulisan penelitian ini. Dan kepada dr. Alyya S, Sp.FK sebagai penguji yang juga telah memberikan masukan dan evaluasi akhir penulisan peneltian ini. 5. Seluruh dosen Fakultas Kedokteran yang telah banyak memberikan ilmu dan bimbingannya.
v
6. Terima kasih juga untuk Bidan Diana, Bidan Bunda, Bidan Ati sebagai petugas di Puskesmas Ciampea yang telah memberikan waktunya untuk dimintai informasi mengenai program kontrasepsi di Puskesmas Ciampea 7. Teruntuk Bapak dan Ibuku tercinta, Abdul Rachman Seni P dan Betty yang dengan tulus ikhlas memberikan kasih sayang dan dorongan baik moriil maupun materi, memberikan masukan-masukan dan saran selama pembuatan makalah ini juga perhatian yang besar pada penulis. 8. Untuk adik-adiku Usi dan Annisa yang sedikit banyak membantu dalam memberikan informasi, masukan dan saran. 9. Untuk Elen, Ricky, Deas, Isti, Hilmi, sebagai teman kerja kelompok penelitian serta terima kasih atas bantuan, dukungan dan masukan selama ini dalam pembuatan makalah ini 10. Untuk Wahid, Kia dan Ami, Aat, Ka Yuni, Nurul dan Eka terimakasih telah membantu atas bimbingannya dalam pembuatan makalah ini
Terakhir, terima kasih kepada seluruh pihak yang belum disebutkan, semoga Allah SWT membalas kebaikan semuanya. Amin.
Jakarta, Oktober 2010
Neng Ayu Rati P
vi
ABSTRAK Neng Ayu Rati P, Pendidikan Dokter, Karakteristik Pengguna Kontrasepsi di Kecamatan Ciampea Bogor Periode Januari 2009-Oktober 2010. Penelitian, 2010 Tujuan: Penelitian ditujukan untuk mengetahui sebaran dan karaktersitik pengguna kontrasepsi. Metode: Metode penelitian yang diambil adalah deskripsi cross sectional dengan populasi dan sample adalah seluruh pengguna. Cara pengambilan sample dengan menggunakan data sekunder rekam medis pelayanan KB Hasil: Didapatkan 160 orang pengguna kontrasepsi dengan sebaran terbanyak dari penggunaan kontrasepsi adalah kontrasepsi suntikan/injectable sebesar 62%, Implant sebesar 43%, IUD sebesar 34%, Pil sebesar 18%, MOW sebesar 2 %. Jumlah pengguna kontrasepsi terbanyak berdasarkan kelompok usia, untuk suntikan pada kelompok usia 25-29 tahun sejumlah 17 orang, pil oral kombinasi pada kelompok usia 30-34 tahun sejumlah 5 orang, IUD pada kelompok usia 3034 tahun sejumlah 12 orang, Implant pada kelompok usia 30-34 tahun sebesar 14 orang, dan MOW digunakan oleh 1 orang pada kelompok usia 20-24 tahun dan 30-34 tahun. Sebaran terbanyak dari 160 total keseluruhan pengguna kontrasepsi yakni pada kelompok usia 30-34 tahun sejumlah 46 orang, kemudian jumlah yang lebih sedkit lainnya pada kelompok usia 25-29 tahun sejumlah 39 orang, kelompok usia 35-39 tahun sejumlah 29 orang, kelompok usia 20-24 tahun sejumlah 22 orang, kelompok usia 40-44 tahun sebanyak 19 orang, kelompok usia 45-49 tahun sejumlah 4 orang dan kelompok usia 15-19 tahun sejumlah 1 orang. Kesimpulan: Penggunaan kontrasepsi suntikan lebih besar dibandingkan penggunaan kontrasepsi jenis lain (Pil, IUD, Implant, Kondom, MOW, MOP) dan sebaran terbesar pengguna kontrasepsi berdasarkan kelompok usia 30-34 tahun di Puskesmas Ciampea Kata Kunci : Karakteristik, kontrasepsi
vii
ABSTRAC Neng Ayu Rati P, Doctor of Education, Contraception User Characteristics in Bogor District Ciampea period January 2009-October 2010. Research, 2010 Objective: The study aimed to determine the distribution and characteristic contraceptive users. Methods: The research method is the description taken with cross sectional and sample is the entire population of users. How sampling using secondary data records of family planning services Results: It was found 160 people contraceptive users with the highest distribution of contraceptive use are contraceptive injections / injectable by 62%, 43% Implant, IUD by 34%, 18% Pills, MOW 2%. The number of contraceptive users ever by age group, for injective in the age group of 25-29 years are 17 people, combined oral pills in the age group of 30-34 years are 5 people, IUD in the age group of 30-34 years are 12 people, Implants in the age group of 30-34 years are14 people, and MOW is used by 1 person in the age group of 20-24 years and 30-34 years. The most distribution of the 160 contraceptive users in the age group of 30-34 years are 46 people, then a tiny fraction of the number of other age groups in the age group of 25-29 years are 39 people, in the age group of 35-39 years are 29 people, in the age group of 20 -24 years are 22 people, in the age group 40-44 years are 19 people, in the age group 45-49 years are 4 people and in the age group 15-19 years is 1 person. Conclusion: The use of contraceptive injection greater than the use of other types of contraception (pill, IUD, implant, condoms, MOW, MOP) and the largest distribution of contraceptive users by age group of 30-34 years in the Health Center of Ciampea Keywords: Characteristics, contraception
viii
RIWAYAT HIDUP
DATA DIRI
Nama
: Neng Ayu Rati P
Tempat Tanggal Lahir
: Bogor, 24 Januari 1990
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status Pernikahan
: Belum Menikah
Agama
: Islam
Kewarganegaraan
: Indonesia
Alamat
: Kp. Warna Sari Timur, RT 03/12 Desa. Cibeber 01 Kec. Leuwiliang Bogor, Jawa Barat 16640
No.HP
: 08569885661
RIWAYAT PENDIDIKAN
1995-2001
: SD N 1 Leuwiliang Bogor-SDN 4 Leuwiliang, Bogor
2001-2004
: SMPN 01 Leuwiliang, Bogor
2004-2007
: SMAN 09 Bogor
2007-sekarang
: Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................i LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.........................................ii LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................iii LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................iv KATA PENGANTAR .......................................................................................v ABSTRAKSI......................................................................................................vii RIWAYAT HIDUP ...........................................................................................ix DAFTAR ISI ......................................................................................................x DAFTAR TABEL .............................................................................................xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................2 1.3 Tujuan Penelitian ..............................................................................2 1.3.1 Tujuan Umum .........................................................................2 1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................2 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................3 1.4.1 Bagi Mahasiswa .................................................................3 1.4.2 Bagi Peneliti .......................................................................3 1.4.3 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................3 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori..................................................................................4 2.1.1 Keluarga Berencana .......................................................................4 2.1.2 Metode Kontraepsi .........................................................................5 2.1.2.1 Kontrasepsi Hormonal ...................................................5 2.1.2.1.1 Kontrasepsi Suntikan ...................................6
x
2.1.2.1.2 Kontrasepsi Oral Kombinasi/Pil ...................8 2.1.2.2 IUD/AKDR .....................................................................10 2.1.2.3 Implant Subdermal ..........................................................10 2.1.2.4 Kondom ...........................................................................11 2.1.2.5 MOW ..............................................................................12 2.1.2.6 MOP ................................................................................12 2.3 Kerangka Konsep ..............................................................................13 2.4 Definisi Operasional..........................................................................13 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ...............................................................................14 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................14 3.3 Populasi dan Sample .........................................................................14 3.3.1 Populasi dan Sample ..........................................................14 3.3.2 Cara Pengambilan Sample .................................................14 3.3.3 Kriteria Sample ..................................................................14 3.3.3.1 Kriteria Inklusi ......................................................14 3.3.3.2 Kriteria Ekslusi .....................................................14 3.4 Cara Kerja Penelitian ........................................................................15 3.4.1 Pengumpulan Data .............................................................15 3.4.2 Instrumen Penelitian...........................................................15 3.4.3 Pengolahan dan Penyajian Data .........................................15 3.5 Managemen Data ..............................................................................15 3.5.1 Teknik Penyajian Data .......................................................15 3.5.2 Teknik Analisis Data ..........................................................15 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sebaran Jenis Kontrasepsi yang digunakan di Puskesmas Ciampea Periode Januari 2009-Oktober 2010 .................................................16 4.2 Sebaran Pengguna Kontrasepsi Jenis Tertentu Menurut Kelompok Umur Periode Januari 2009-Oktober 2010 ......................................20
xi
BAB V SARAN DAN KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan .......................................................................................22 5.2 Saran ..................................................................................................22 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................24
xii
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Beberapa Kontrasepsi Oral kombinasi yang ada di Indonesia ............8 Tabel 1.4 Sebaran Pengguna Kontrasepsi Jenis Tertentu Menurut Kelompok Umur Periode Januari 2009-Oktober 2010 .........................................................15 Tabel 2.4 Sebaran Pengguna Kontrasepsi Jenis Tertentu Menurut Kelompok Umur Periode Januari 2009-Oktober 2010 .........................................................17
DAFTAR LAMPIRAN Tabel 1. Output SPSS………………………………………………………….26 Tabel 2. Data Pengguna Kontrasepsi Bulan Januari 2009- Oktober 2010 Di Puskesmas Ciampe Bogor..................................................................................27
xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kontrasepsi adalah tindakan untuk mencegah konsepsi atau kehamilan. Dikenal berbagai cara yang dapat mencegah konsepsi, antara lain, penggunaan kondom pada pria atau alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR, IUD = intra uterine devices); tindakan operasi sterilisasi (tubektomi wanita atau vasektomi pria), atau penggunaan kontrasepsi hormonal. (Suherman, 2008) Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2007 adalah sebesar 225.642.000 jiwa dengan presentase pemakaian kontrasepsi suntikan sebesar 31,8%, pil sebesar 13,2%, IUD sebesar 4,9 %, implant sebesar 2,8%, kondom sebesar 1,3%, MOW sebesar 3,0%, MOP sebesar 0,2% dari total wanita kawin yang berjumlah 43.021.000 jiwa (BKKBN, 2007) Jumlah penduduk di Propinsi Jawa Barat tahun 2007 adalah sebesar 40.329.100 jiwa dengan jumlah wanita berstatus kawin umur 15-49 tahun adalah sebesar 8.042.000 jiwa pada tahun 2007 dengan persentase yang memakai metode kontrasepsi suntikan adalah sebesar 31%, pil 19,4%, IUD 5,1%, implant 1,3%, kondom 1,6%, MOW 1,5%, MOP 0,4%. (BKKBN, 2007). Di Indonesia, pada tahun 2007, total wanita yang sudah menikah usia 1549 tahun adalah sebesar 43.021.000 jiwa (WHO, 2009). Penggunaan metode kontrasepsi modern pada wanita di Indonesia berdasarkan kelompok usia 15-49 tahun pada tahun 2007 adalah sebagai berikut: 1. Kelompok usia 30-34 tahun dan 35-39 tahun adalah > 60% 2. Kelompok usia 20-24 tahun dan 25-29 tahun adalah 60% 3. Kelompok usia 40-44 tahun adalah > 50% 4. Kelompok usia 15-19 tahun dan 45-49 adalah < 50 % (WHO, 2007).
1
Dari penjabaran data di atas diperoleh kesimpulan bahwa data pengguna kontrasepsi suntikan pada tahun 2007 terbanyak penggunaannya di Indonesia dan provinsi Jawa Barat dan karakteristik sebaran usia pengguna kontrasepsi terbanyak pada kelompok usia 30-34 tahun dan 35-39 tahun, kemudian diikuti kelompok usia 20-24 tahun dan 25-29 tahun, 40-44 tahun dan terakhir pada kelompok usia 15-19 tahun dan 45-49 tahun. Pada penelitian kali ini, peneliti ingin melihat bagaimana penggunaan kontrasepsi dan karakteristik penggunanya berdasarkan kelompok usia di puskesmas Ciampea yang terletak di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada tahun periode Januari 2009-Oktober 2010 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana sebaran dan karakteristik pengguna kontrasepsi di Puskesmas Ciampea periode Januari 2009 hingga Oktober 2010? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3. 1 Tujuan Umum Mengetahui sebaran dan karakteristik pengguna kontrasepsi di Puskesmas Ciampea periode Januari 2009 hingga Oktober 2010 I.3.2 Tujuan Khusus a) Mengetahui sebaran pemakaian metode kontrasepsi yang dipakai oleh pengguna kontrasepsi di Puskesmas Ciampea periode Januari 2009 hingga Oktober 2010 b) Mengetahui sebaran pemakaian metode kontrasepsi berdasarkan kelompok umur pengguna kontrasepsi di Puskesmas Ciampea periode Januari 2009 hingga Oktober 2010
2
I.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Mahasiswa Sebagai bahan informasi mengenai sebaran dan karakteristik pengguna kontrasepsi di Puskesmas Ciampea periode Januari 2009 hingga Oktober 2010 1.4.2 Bagi Peneliti Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang hasil sebaran dan karakteristik pengguna kontrasepsi di Puskesmas Ciampea periode Januari 2009 hingga Oktober 2010 1.4.3
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian tentang sebaran dan karakteristik pengguna kontrasepsi di
Puskesmas Ciampea periode Januari 2009 hingga Oktober 2010 dilakukan hanya pada wanita pengguna kontrasepsi.
3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Keluarga Berencana Menurut WHO (World Health Organization) Expert Committee 1970, keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk mendapatkan tujuan-tujuan tertentu, yakni menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami isteri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.(Hartanto, 2004). Program keluarga Berencana Nasional (KB) di Indonesia, yang telah dirintis sejak tahun 1968 (LKBN), bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk. Penyelenggaraannya ditempuh oleh pemerintah (BKKBN) maupun oleh unsur-unsur Non-Pemerintah, seperti organisasi profesi dan institusi Penunjang Program KB. Secara garis besar Keluarga Berencana mencangkup beberapa komponen dalam pelayanan kependudukan/KB yang dapat diberikan sebagai Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), Konseling, Pelayanan Kontrasepsi, Pelayanan Infertilitas, Pendidikan Seks (Sex Education), Konsultasi pra-Perkawinan dan Konsultasi Perkawinan, Konsultasi Genetik, Test Keganasan, Adopsi. (Hartanto, 2004). Pada pelayanan kontrasepsi terdapat dua tujuan, tujuan umum dengan pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB yaitu dihayatinya NKKBS
dan
tujuan
pokok
dengan
bermakna.(Hartanto, 2004)
4
penurunan
angka
kelahiran
yang
Kontrasepsi adalah tindakan untuk mencegah konsepsi atau kehamilan. Dikenal berbagai cara yang dapat mencegah konsepsi, antara lain dengan penggunaan kondom pada pria atau alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR, IUD = Intra Uterine Devices); tindakan operasi sterilisasi (tubektomi wanita atau vasektomi pria), atau penggunaan kontrasepsi hormonal. (Suherman, 2008) Syarat-syarat suatu metode kontrasepsi yang baik adalah aman/tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana (sedapat-dapatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang dokter), murah, dapat diterima oleh orang banyak, pemakaian jangka lama (Hartanto, 2004). Namun demikian, saat ini belum ada kontrasepsi yang 100% sempurna. Kontrasepsi suntikan walaupun murah dan pemakaiannya dalam jangka
panjang,
penggunaannya
masih
dengan
bantuan
penyedia
layanan/dokter/bidan. Kontrasepsi pil perlu keteraturan dalam pemakaiannya, karena efeknya tidak dalam jangka lama. Pemasangan dan pengeluaran IUD/AKDR dan Implant pun membutuhkan penyedia layanan sama halnya dengan kontrasepsi suntikan. 2.1.2 Metode Kontrasepsi 2.1.2.1 Kontrasepsi Hormonal Sejarah penemuan kontrasepsi hormonal berjalan panjang, mulai dari 1897 ketika Beard menduga bahwa korpus luteum dapat menghambat terjadinya ovulasi. Fellmer pada tahun 1912 mempelajari pengaruh kormpus luteum terhadap mammae dan uterus. Moore dan Price mengetahui fungsi kelenjar hipofisis dan esterogen serta progesterone dapat memberikan rangsangan balik. Corquodale. Thayer dan Doisy antara tahun 1930 sampai 1936 mengisolasi esterogen dan progesterone (Manuaba, 1998). Laboratorium Syntex pada tahun 1956 menemukan progesterone sintesis dengan nama Norethisteron. Pada tahun 1960 Rock, Pincus dsn Garcia mencoba progesterone sebagai kontrasepsi oral dengan hasil yang memuaskan. Pada tahun 1963 Goldzieher membuat pil KB oral sekuensial. Pada perkembangan dan percobaan selanjutnya telah dibuat berbagai pil KB dengan tujuan meningkatkan
5
efektivitas, mengurangi efek samping, dan meminimalkan keluhan peserta KB (Manuaba, 1998). 2.1.2.1.1 Kontrasepsi Suntikan/Injectable Metode suntikan KB telah menjadi bagian gerakan keluarga berencana nasional serta peminatnya semakin bertambah. Tingginya minat pemakaian suntikan KB oleh karena aman, sederhana, efektif, tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai pasca persalinan (Manuaba, 1998). Terdapat dua jenis suntikan KB yang dtemukan oleh Upjohn Company yakni Depo Provera yang mengandung medroxyprogesteron acetat 150 mg dan Cyclofem yang mengandung acetat 50 mg dan komponen esterogen serta oleh Schering AG yakn Norgest 200 mg yang merupakan derivate testosteron (Manuaba, 1998) DMPA (Depo-medroxyprogesteron Asetat) diberikan setiap 3 bulan sekali dengan dosis 150 mg, mekanisme kerjanya adalah menurunkan kadar FSH dan LH dan tidak terjadi sentakan LH karena respon kelenjar hipofisis tidak berubah terhadap gonadotropin-releasing hormone sehingga memberi kesan proses terjadi di hipotalamus daripada di kelenjar hipofisis. Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak menyebabkan keadaan hipo-esterogenik (Hartanto, 2004). Pada pemakaian DMPA, endometrium menjadi dangkal dan atrofi kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Stroma sering menjadi edematous. Dengan pemakaian jangka lama, lapisan endometrium dapat menjadi semakin sedikit, sehingga tidak didapatkan atau hanya didapatkan sedikit sekali jaringan bila dilakukan biopsi. Tetapi perubahan-perubahan tersebut akan kembali menjadi normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan DMPA yang terakhir. Kemudian efek sekunder dari pemakaian DMPA yakni lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga menjadi barrier terhadap spermatozoa, membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk implantasi dari ovum yang telah dibuahi, mungkin mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam tuba fallopii (Hartanto, 2004)
6
Dosis DMPA dengan daya kerja kontraseptif yang paling sering dipakai150 mg adalah dosis yang tinggi (Hartanto, 2004). Setelah suntikan 150 mg DMPA, ovulasi tidak akan terjadi untuk minimal 14 minggu. Metode ini dipakai di lebih dari 90 negara dan telah digunakan selama kurang lebih 20. (Hartanto, 2004) Efektivitas Kontrasepsi suntikan DMPA bergantung kepada wanita untuk
dapat kembali ke penyedia layanan untuk
penyuntikan dengan jadwal yang teratur. Efektivitas kontrasepsi ini sebesar 0,3 % angka kegagalan dalam penelitian WHO terhadap 100 orang wanita dalam 1 tahun jika dipakai secara tepat dan konsisten (WHO, 2004). Farmakologi DMPA yakni tersedia dalam larutan mikrokristalin, setelah satu minggu penyuntikan 150 mg, tercapai kadar puncak, lalu kadarnya tetap tinggi untuk 2-3 bulan, selanjutnya menurun kembali. Ovulasi mungkin sudah dapat timbul setelah 73 hari penyuntikan, tetapi umumnya ovulasi baru timbul kembali setelah 4 bulan atau lebih. Pada pemakaian jangka lama, tidak terjadi efek akumulatif dari DMPA dalam darah/serum (Hartanto, 2004). Efek samping yang juga sering dikeluhkan adalah gangguan haid seperti amenorea, perdarahan tidak teratur (sebab-sebab dari perdarahan tidak teraur masih belum jelas), perdarahan bercak, perubahan dalam frekwensi, lama dan jumlah darah yang hilang. DMPA lebih sering menyebabkan perdarahan, perdarahan bercak dan amenorea. berat badan yang bertambah (Hartanto, 2004). Umumnya pertambahan berat badan bervariasi antara 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama. Kontrasepsi suntik sebulan sekali mengandung esterogen dan progesterone dan sangat efektif, dengan angka kegagalan kurang dari 1% (WHO, 1994). Saat ini di Indonesia telah tersedia kontrasepsi suntikan sekali-sebulan, dengan nama dagang Cyclofem dalam kemasan 0,5 ml suspense aqueous steril yang berisi 25 mg Medroxyprogesteron asetat dan 5 mg Estradiol Cypionate (Hartanto, 2004). Kontrasepsi suntikan sekali sebulan memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan kontrasepsi suntikan yang biasa/standard yaitu menimbulkan perdarahan teratur setiap bulan, kurang menimbulkan perdarahan bercak atau
7
perdarahan irregular, kurang menimbulkan amenorrhoe, efek samping lebih cepat menghilang setelah suntikan dihentikan (Hartanto, 2004). Sedangkan kerugian dari kontrasepsi suntikan jenis ini adalah penyuntikan yang lebih sering, biaya keseluruhan yang lebih tinggi, kemungkinan efek samping karena esterogennya seperti mual (Hartanto, 2004). Dari penelitian-penelitian pendahuluan yang dilakukan, antara lain oleh WHO, ternyata sediaan suntikan sebulan sekali ini sangat efektif, ditemukan hanya 1 kehamilan pada 655 wanita per tahun, pola perdarahan seperti siklus haid yang normal, efek samping ringan antara lain berat badan bertambah sedikit, setelah suntikan dihentikan, mungkin terjadi sedikit keterlambatan dalam kembalinya kesuburan (Hartanto, 2004). Sebagian wanita lebih menyukai obat suntik sebulan sekali daripada obat suntik jangka panjang karena obat suntik sebulan sekali ini menghasilkan perdarahan bulanan teratur dan jarang menyebabkan spotting, dan efek menghambat fertilitasnya cepat hilang. Salah satu kekurangan utama dari obat suntikan sebulan sekali adalah efek samping akibat esterogen seperti mual yang dialami oleh sebagian wanita (WHO, 1994). Pemakaian kontrasepsi suntikan tinggi karena tidak perlu minum pil setiap hari, suntikan tidak ada hubungan dengan saat senggama, tidak perlu membeli/menyimpan persediaan obat kontrasepsi, dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak disuntik ulang, sedangkan IUD dan Implant harus dikeluarkan oleh orang lain, tidak ditemukan efek samping seperti mual yang disebabkan oleh esterogen (Hartanto, 2004). 2.1.2.1.2 Kontrasepsi Oral Kombinasi/Pil Untuk kontrasepsi oral kombinasi yang berisi derivat esterogen dan progestin maka fungisnya akan menggantikan produksi normal esterogen dan progesterone oleh ovarium. Pil oral akan menekan hormon ovarium selama siklus haid yang normal, dan kemudian akan menekan releasing faktor di otak dan akhirnya mencegah ovulasi. Pil oral harus diminum setiap hari agar efektif karena pil tersebut dimetabolisir dalam 24 jam. Bila pengguna KB lupa minum 1 atau 2
8
tablet, maka akan terjadi peninggian hormone secara alami, kemudian ovum akan matang dan dilepaskan. Karenanya efek samping dari penggunaan kontrasepsi apabila tidak teratur dalam penggunaanya maka perdarahan/spotting bisa terjadi pada akseptor. Efek samping lain dari penggunaan kontrasepsi oral kombinasi yakni mual, dan muntah bisa menjadi alasan akseptor untuk kembali tidak menggunakan pil secara teratur, akibatnya bisa terjadi efek samping perdarahan. Efektivitas pil oral kombinasi cukup efektif yakni sebesar 0,5 % angka kegagalan dalam penelitian WHO terhadap 100 orang wanita dalam 1 tahun jika dipakai secara tepat dan konsisten (WHO, 2004). Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi terbanyak ke dua di Indonesia setelah penggunaan kontrasepsi hormonal suntik, hal ini dikarenakan selain harganya murah, penggunaannya dan penghentiannya pun
tidak sesulit
penggunaan IUD/AKDR. Hanya saja perlu konsisten dan teratur untuk meminum kontrasepsi oral kombinasi ini setiap harinya. Efek samping yang bisa terjadi akibat penggunaan pil oral kombinasi yakni gejala-gejala pseudo-pregnancy yang jika diakibatkan oleh efek esterogen yang berlebihan adalah muntah, pusing/sakit kepala, payudara membesar/terasa nyeri, berat badan yang bertambah. Jika diakibatkan oleh kelebihan progestin adalah nafsu makan yang bertambah besar, dalam hal ini banyak dari akseptor yang mengeluhkan berat badannya bertambah. Sedangkan gejala-gejala yang berhubungan dengan haid adalah siklus haid dapat menjadi lebih teratur. Tabel 1.1 Beberapa Kontrasepsi Oral kombinasi yang ada di Indonesia Derivat
Esterogen 0,04 mg EE Estradiol) 0,03 mg EE 0,02 mg EE 0,03 mg EE 0,05 mg EE 0,03 mg EE 0,05 mg EE
(Sumber :Suherman, 2008)
9
Progestin (Ethinil 0,25 mg desogestrel 0,150 mg desogestrel 0,150 mg desogestrel 0,075 mg desogestrel 2,5 mg linestrenol 0,150 mg levonorgestrel 1,0 mg linestrenol
2.1.2.2 IUD/AKDR IUD/AKDR adalah suatu alat plastik/logam kecil yang dimasukan ke dalam uterus melalui kanalis servikalis. IUD/AKDR terbagi menjadi tiga, IUD/AKDR tanpa obat adalah generasi pertama dan jenis IUD/AKDR Lipped Loop dianggap sebagai IUD standar. Jenis IUD/AKDR lainnya adalah Grafenberg ring, Ota Ring, marguiles ring, Saf-T-Coil dan Delta loop yang merupakan modifikasi dari Lippea Loop D. Untuk IUD/AKDR dengan obat adalah generasi kedua yang mengandung logam tembaga antara lain AKDR-Cu generasi pertama yakni CuT-200, Cu-7, MLCu-250, dan AKDR-Cu generasi kedua yakni CuT380A, Cu-T-380Ag. CuT-220C, Nova-T, Delta-T, MLCu-375. Untuk IUD/AKDR yang mengandung hormon Progesteron atau levonogestrel yakni jenis Progestasert dan LNG-20 (Hartanto, 2004). Mekanisme kerja IUD/AKDR belum diketahui secara pasti. Dihipotesiskan bahwa IUD/AKDR mengganggu motilitas sperma dan perjalanan ovum (WHO, 1994). Efek samping yang timbul akibat pemakaian IUD/AKDR dengan atau tanpa obat adalah peningkatan volume darah per siklus. Peningkatan pengeluaran darah paling menonjol adalah pada pemakai IUD/AKDR tanpa obat, IUD/AKDR yang mengandung logam tembaga tidak terlalu menyebabkan peningkatan peningkatan darah haid, sedangkan IUD/AKDR yang mengandung progesteron justru mengurangi pengeluaran darah. Efektivitas IUD/AKDR tergantung dari berapa lama IUD tetap tinggal di in utero tanpa ekspulsi spontan, terjadinya kehamilan, pengangkatan/pengeluaran karena alasan medis atau pribadi, sedangkan efektivitas dari bermacam-macam IUD tergantung pada IUD-nya (ukuran, bentuk, mengandung Cu atau progesterone) dan akseptor (umur, paritas, frekwensi senggama) (WHO, 1994). Efek samping AKDR meliputi perdarahan, spotting, metroragia, rasa nyeri dan kejang di perut, serta gangguan senggama pada suami (Sarwono, 2008). 2.1.2.3 Implant Subdermal Implant
adalah
alat
kontrasepsi
hormonal
yang
mengandung
levonorgestrel dalam kapsul silastic-silicon (polydimethylsiloxane) dan dimasukan dibawah kulit. Dikenal dua macam implant yakni Non-Biodegradable Implant,
10
yaitu Norplant (6 kapsul) dengan daya kerja 5 tahun berisi hormone Levonorgestrel, yang dimasukan di bawah kulit sebanyak 6 kapsul dan masingmasing panjangnya 34 mm dan berisi 36 mg levonorgestrel. Setiap hari sebanyak 30 mcg levonorgestrel dilepaskan ke dalam darah secara difusi melalui dinding kapsul. Levonorgestrel adalah suatu hormone progestin yang dipakai juga dalam pil KB seperti mini-pill atau pil kombinasi ataupun pada AKDR yang bioaktif (Sarwono, 2008). Norplant-2 (2 batang), berisi hormon Levonorgestrel, dengan daya kerja 3 tahun, satu batang berisi hormone ST-1435 dengan daya kerja 2 tahun dan yang berisi hormon 3-keto desogestrel dengan daya kerja 2,5 sampai 4 tahun sebagai contoh Implanon (1 batang dengan panjang 4 cm, diameter luar 2 mm, terdiri dari suatu inti EVA (Ethylene Vinyl Acetate) berisi 60 mg 3-keto desogestrel dengan daya kerja 2-3 tahun (Hartanto, 2004). Efektivitas metode ini adalah 0,05% jika dipakai secara tepat dan konsisten (WHO, 2004). Efek samping meliputi gangguan pola haid (spotting, perdarahan haid memanjang, metrorrhagia, amenorrhea, mual-muntah, anoreksia, pusing, sakit kepala, kadang-kadang terjadi perubahan pola libido dan berat badan, dan timbulnya acne). Oleh karena jumlah progestin yang dikeluarkan ke dalam darah sangat kecil, maka efek samping yang terjadi tidak sesering pada pengguna pil KB (Sarwono, 2008). 2.1.2.4 Kondom Kondom adalah alat kontrasepsi pada pria dengan cara
menghalangi
masuknya spermatozoa ke dalam traktus genitalia interna wanita. (Hartanto, 2004). Keuntungan kondom adalah mencegah kehamilan, relative murah, sederhana, tidak memerlukan pemeriksaan medis, dan reversible. Sedangkan kerugian akibat penggunaan kondom adalah angka kegagalan yang relatif tinggi, perlu menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas hubungan seks guna memasang kondom, perlu dipakai secara konsisten, hati-hati dan terus menerus pada setiap senggama (Hartanto, 2004).
11
2.1.2.5 MOW MOW (Medis Operatif wanita) adalah tindakan medis operatif dengan cara membuat oklusi pada tuba fallopi sehingga spermatozoa dan ovum tidak dapat bertemu. Metode dengan operasi ini kerugiannya dapat dianggap tidak reversible, walaupun saat ini ada kemungkinan untuk membuka tutp tuba kembali dengan rekanalisasi. Efektivitas sebesar 0,6% jika dipakai secara tepat dan konsisten (WHO, 1994). 2.1.2.6 MOP MOP (Medis Operatif Pria) adalah tindakan medis operatif oklusi vas deferens, sehingga menghambat perjalanan spermatozoa dan tidak didapatkan spermatozoa di dalam semen/ejakulat (tidak ada penghantaran spermatozoa dari testis ke penis) (Hartanto, 2004). Keuntungan dari metode ini adalah efektif sedangkan kerugiannya adalah metode ini dianggap sebagai suatu metode yang permanen dan keberhasilan reversibilitas tidak dapat dijamin sepenuhnya (Hartanto, 2004).
12
2.2 Kerangka Konsep
Pengguna Kontrasepsi
Metode Kontrasepsi
Umur
2.3 Desain Operasional Definisi Operasional
No
Variabel
1
Metode Cara//UsahaKontrasepsi Usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
Data Sekunder
Rekam Medis
1=Suntikan
Nominal
2=Pil 3=IUD 4=Implant 5=Kondom 6=MOW 7=MOP
2
Usia
Jumlah tahun Data lahir Sekunder
Rekam Medis
1= 15-19 2= 20-24 3= 25-29 3= 30-34 4 = 35-39 5 = 40-44 6 = 45-49 7= >50
13
Kategorik
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskripsi dengan menggunakan desain cross sectional. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian Ini dilaksanakan di Puskesmas Ciampea Bogor. Waktu penelitian ini adalah pada bulan Oktober 2010. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi dan Sampel Subjek penelitian ini diambil dari seluruh pengguna kontrasepsi yang didata di Puskesmas Ciampea dari bulan Januari 2009 hingga bulan Oktober 2010. Sedangkan jumlah sampel yang diambil dengan menggunakan metode Total Sampling 3.3.2 Cara Pengambilan Sample Cara pengambilan sample adalah dengan menggunakan data sekunder rekam medis pelayanan KIA/KB Puskesmas Ciampea periode Januari 2009Oktober 2010 3.3.3 Kriteria Sample 3.3.3.1 Kriteria Inklusi : Wanita pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi suntikan, pil, IUD, implant, kondom, MOW, atau MOP 3.3.3.2 Kriteria Eksklusi : Subjek dengan data rekam medis yang tidak lengkap dan tidak jelas
14
3.4 Cara Kerja Penelitian 3.4.1 Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan dengan terlebih dahulu memperoleh persetujuan untuk pengambilan data dari instansi puskesmas terkait. 3.4.2 Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini pengumpulan data dengan menggunakan data rekam medis pengguna kontrasepsi di puskesmas terkait 3.4.3 Pengolahan dan Penyajian Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 16 Data disajikan dalam bentuk tekstular dan tabel
3.5 Managemen Data 3.5.2 Teknik Pengumpulan data Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan data rekam medis pengguna kontrasepsi di puskesmas terkait 3.5.3 Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini untuk menganalisis data yang diperoleh dan mengetahui karakteristik pengguna kontrasepsi, maka peneliti menggunakan analisis deskriptif pada perangkat lunak SPSS for Windows versi 16.
15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada Puskesmas Ciampea didapatkan karaktersitik pengguna kontrasepsi meliputi nama pasangan suami istri, umur masing-masing suami istri, alamat pengguna kontrasepsi, pekerjaan suami istri, riwayat penggunaan kontrasepsi, jumlah anak, usia anak terkecil. Namun dari data keraktersitik pengguna kontrasepsi di atas, peneliti hanya mendapatkan tiga karakteristik yang hampir lengkap dan jelas dari seluruh pengguna kontrasepsi yakni jumlah pengguna kontrasepsi, umur dan jenis kontrasepsi yang digunakan di puskesmas ini. 4.1.
Sebaran Jenis Kontrasepsi yang digunakan di Puskesmas Ciampea Periode Januari 2009-Oktober 2010 Sebaran
pengguna metode kontrasepsi suntikan, pil, IUD, implant,
kondom, dan MOW di Puskesmas Ciampea Bulan Januari 2009-Oktober 2010 tampil pada tabel 1.4 Tabel 1.4 Sebaran Pengguna Alat Kontrasepsi Menurut Jenis Kontrasepsi Jenis Kontrasepsi
Jumlah Pengguna Sebaran Persentase (%)
Suntikan
62
38.50%
Pil
18
11.18%
IUD
34
21.70%
Implant
43
26.7
Kondom
1
0.6%
MOW
2
1.24%
Total
160
100
Tabel di atas menunjukan jenis kontrasepsi suntik adalah paling banyak digunakan oleh pengguna kontrasepsi di Puskesmas Ciampea periode Januari 2009-Oktober Sediaan kontrasepsi suntikan yang ada di Puskesmas Ciampea adalah suntikan DMPA dan Cyclofem. Hal ini mungkin dikarenakan oleh berbagai alasan dari pengguna kontrasepsi suntik, yang jika dengan pemakaian 16
kontrasepsi suntikan, tidak perlu minum pil setiap hari, suntikan tidak ada hubungan dengan saat senggama, tidak perlu membeli/menyimpan persediaan obat kontrasepsi, dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak disuntik ulang, sedangkan IUD dan Implant harus dikeluarkan oleh orang lain, tidak ditemukan efek samping seperti mual yang disebabkan oleh esterogen (Hartanto, 2004). Satu studi mengenai pemilihan metode kontrasepsi di empat negara berkembang mendapatkan bahwa waktu sebelum kehamilan yang diinginkan berikutnya merupakan faktor penting dalam menentukan pilihan antara lain wanita yang ingin agar jarak persalinan anak-anaknya singkat kemungkinan besar akan memilih pil atau DMPA daripada AKDR (WHO, 1994). Atau dapat pula karena faktor
kemudahan metode. Wanita juga memperhatikan kemudahan dalam
menghentikan metode (WHO, 1994). Dapat pula dikatakan bahwa penggunaa kontrasepsi suntik akan lebih praktis pemakaiannya, aman, dan efektif dalam menunda atau menjarangkan suatu kehamilan (Laksmi, 2009). Kontrasepsi suntikan DMPA ini telah disediakan banyak dari program BKKBN pada Puskesmas Ciampea. Dari data yang didapatkan dari rekam medis pengguna kontrasepsi tersebut tidak didapatkan data mengenai keluhan seperti mual, muntah, perdarahan.Kontrasepsi ini tidak boleh digunakan pada wanita yang hamil atau diduga hamil, menyusui, di bawah 6 minggu pascapersalinan, mengalami perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya, memiliki penyakit hati akut (virus hepatitis), usianya diatas 35 tahun yang merokok, memiliki riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (>180/110 mmHg), memiliki riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis > 20 tahun, memiliki kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain, dan memiliki keganasan pada payudara (Hartanto, 2004). Kontrasepsi
kedua
terbanyak
penggunaannya
adalah
implant.
Kemungkinan metode implant ini paling banyak kedua dipakai karena daya kerjanya yang lama serta kemudahan pemakaian implant merupakan daya tarik atraktif, karena tidak perlu memasukan apapun ke dalam vagina, tidak perlu melakukan sesuatu sebelum senggama, reversible dan kemungkinan berat badan yang sedikit bertambah. (Hartanto, 2004). Kontrasepsi ini tidak boleh digunakan
17
pada wanita yang hamil atau diduga hamil, memiliki perdarahan pervaginam yang belun jelas penyebabnya, memiliki benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara, tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi, memiliki miom uterus dan kanker payudara, dan memiliki gangguan toleransi glukosa.(Hartanto, 2004) Pemakaian kontrasepsi IUD adalah ketiga paling banyak penggunaannya setelah kontrasepsi suntikan dan implant.. Alasan mengapa penggunaan IUD ketiga terbanyak ini kemungkinan selain dikarenakan daya kerjanya yang relatif lama berkisar 8 tahun hingga 10 tahun (WHO, 1994). Dapat juga karena faktor lain seperti waktu yang tersita untuk mengambil kontrasepsi, biaya transportasi. Untuk IUD sebagai kontrasepsi yang tidak memerlukan kunjungan berulang, pemakaiannya sehingga tidak tersita waktu mungkin cukup diperhatikan bagi pengguna kontrasepsi untuk memilih metode ini (WHO, 1994). Kontrasepsi ini tidak boleh diberikan pada wanita yang sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil), mengalami perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya, sedang menderita infeksi alat genital, dalam tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik, memiliki kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri, memiliki penyakit trofoblas yang ganas, diketahui menderita TBC pelvik, memiliki kanker alat genital, ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm (Hartanto, 2004). Pengguna pemakai kontrasepsi pil berjumlah 18 orang selama periode bulan Januari 2009-Oktober 2010 di Puskesmas Ciampea. Kemungkinan penggunaan pil ini pada periode ini yang lebih sedikit, hal ini kemungkinan dikarenakan pengguna kontrasepsi ini perlu konsisten dan teratur untuk meminum kontrasepsi oral kombinasi ini setiap harinya (WHO, 1994). Pil KB tidak dianjurkan pada penyakit trombophlebitis, terdapat keganasan mamae atau organ lainnya, dan pada kehamilan. Disamping itu pada beberapa penyakit pemakaian pil KB tidak dianjurkan seperti pada penyakit hati, penyakit kencing manis, penyakit gangguan mental, dan perdarahan yang tidak jelas (Manuaba, 1998).
18
Pengguna Kontrasepsi MOW hanya berjumlah 2 orang selama periode bulan Januari 2009-Oktober 2010 di Puskesmas Ciampea. Kemungkinan sedikitnya pengguna metode adalah karena ireversibel. Kemudian alasan faktor pemilihan menurut kepercayaan religius dan budaya yang mengklaim bahwa sterilisasi dilarang. (WHO, 1994). Atau mungkin karena faktor pemilihan kontrasepsi lain yakni biaya. Pasangan mungkin tidak memiliki uang yang cukup untuk membiayai penggunaan metode ini, dan mungkin memilih metode lainnya. (WHO, 1994). Pemakaian kondom berjumlah 1 orang pada pengguna kontrasepsi. Frekuensi pemakaiannya paling sedikit dari kontrasepsi jenis lainnya. Hal ini mungkin dikarenakan faktor teknis pemakaian seperti perlu menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas hubungan seks guna menggunakan kondom, dan perlu dipakai secara konsisten, hati-hati dan terus menerus pada setiap senggama (Hartanto, 2004) Pada data rekam medis periode tahun tersebut tidak ditemukan adanya pengunaan kontrasepsi MOP. Hal ini mungkin dikarenakan vasektomi dianggap suatu metode yang permanen dan keberhasilan reversibilitas tidak dapat dijamin sepenuhnya (Hartanto, 2004)
19
4.2
Sebaran Pengguna Kontrasepsi Jenis Tertentu Menurut Kelompok Umur Periode Januari 2009-Oktober 2010 Sebaran
pengguna metode kontrasepsi suntikan, pil, IUD, implant,
kondom, MOW pada kelompok umur wanita pasangan usia subur tampil pada tabel 2.4 Tabel 2.4 Sebaran Pengguna Kontrasepsi Jenis Tertentu Menurut Kelompok Umur Wanita Pasangan Usia Subur Metode Kontrasepsi
Kelompok Usia
Total
15-19 tahun 1
20-24 tahun 11
25-29 tahun 17
30-34 tahun 15
35-39 tahun 11
40-44 tahun 6
45-49 tahun 1
62
Pil
0
3
3
5
2
5
0
18
IUD
0
3
6
12
8
4
1
34
Implant
0
4
13
13
7
4
2
43
MOW
0
1
0
1
0
0
0
2
Total
1
22
39
46
29
19
4
160
Suntikan
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari keseluruhan pengguna kontrasepsi berdasarkan kelompok umur adalah sejumlah 160 orang. Pengguna kontrasepsi terbanyak adalah pada 3 kelompok umur yakni 30-34 tahun, 25-29 tahun, dan 35-39 tahun. Kemungkinan hal ini dikarenakan wanita pengguna kontrasepsi pada kelompok ini memilih menjarangkan/mengakhiri kehamilan mengingat usia yang sudah berumur lebih tua dari kelompok umur 15-19 tahun dan 20-24 tahun namun masih subur. Sedangkan wanita pengguna kontrasepsi pada kelompok umur 15-19 tahun dan 20-24 tahun adalah kelompok umur yang lebih muda dengan jumlah pemakaian kontrasepsi lebih sedikit, hal ini mungkin dikarenakan pada wanita kelompok umur tersebut dengan umur yang lebih muda masih menginginkan kehamilan atau masih dalam fase menunda kehamilan. Kemudian pada wanita pengguna kontrasepsi dengan kelompok umur 40-44 tahun pemakaian kontrasepsi sedikit berkurang, hal ini mungkin dikarenakan wanita pada
kelompok
umur
tersebut
selain
telah
berada
dalam
fase
menjarangkan/menhentikan kehamilan, kelompok umur ini memiliki resiko kehamilan yang tinggi. Sedangkan pada wanita pengguna kontrasepsi dengan
20
umur
45-49
tahun,
frekuensi
pemakaian
kontrasepsi
paling
sedikit
penggunaannya setelah kelompok umur 15-49 tahun, hal ini kemungkinan selain dikarenakan adanya resiko kehamilan yang tinggi juga pada kelompok umur ini sudah mulai memasuki masa menopause sehingga kemungkinan akan terjadinya kehamilan sedikit berkurang.
21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Sebaran pengguna kontrasepsi dari 161 orang pengguna kontrasepsi di Puskesmas Ciampea dengan metode suntikan/injectable berjumlah 62 orang, implant berjumlah 43 orang, IUD berjumlah 35 orang, pil berjumlah 18 orang, MOW berjumlah 2 orang, kondom berjumlah 1 orang
Jumlah pengguna kontrasepsi terbanyak berdasarkan kelompok umur, untuk suntikan pada kelompok umur 25-29 tahun sejumlah 17 orang, pil oral kombinasi pada kelompok umur 30-34 sejumlah 5 orang, IUD pada kelompok umur 30-34 sejumlah 12 orang, Implant pada kelompok umur 30-34 sebesar 14 orang, dan MOW digunakan oleh 1 orang pada masingmasing kelompok umur 20-24 tahun dan 30-34 tahun.
Frekuensi terbanyak wanita pengguna kontrasepsi pada 3 kelompok umur yakni 25-29 tahun, 30-34 tahun, 35-39 tahun, frekuensi penggunaan yang lebih sedikit dengan kelompok umur 20-24 dan 40-44 tahun, dan frekuensi penggunaan paling sedikit pada kelompok umur 15-19 tahun dan 45-49 tahun
5.2 Saran
Karakteristik dari pengguna kontrasepsi pada dasarnya banyak data mengenai hal tersebut dalam rekam medis di Puskesmas Ciampea tersebut yang sedikit banyak dapat dideskripsikan lebih lanjut. Namun karena keterbatasan data rekam medis Puskesmas tersebut tidak sepenuhnya lengkap, peneliti hanya mengambil beberapa karakteristik dari pengguna kontrasepsi di Puskesmas tersebut yang sebagian besar data-data yang ada cukup lengkap. Jika penelitian ini dilanjutkan, maka sumber-sumber data tersebut bisa dilengkapi lagi pada PLKB (Program Layanan Keluarga Berencana) yang mengawasi jalannya program KB di Puskesmas tersebut ataupun dengan mengadakan penelitian lanjut untuk mencari alasan-alasan
22
pengguna kontrasepsi dalam memilih suatu metode kontrasepsi dengan pengambilan data primer/kuisioner pada pengguna kontrasepsi di Puskesmas Ciampea.
23
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik (2010). Istilah Statistik.Diperoleh pada 15 Oktober 2010 dari http://www.bps.go.id/aboutus.php?glos=1&ist=1 BKKBN. (2007). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007. Diperoleh pada 01 Oktober 2010, dari http://www.bkkbn.go.id/Webs/upload/jurnal/Chart%20SDKI%202007indo.final.xls BKKBN.(2009). Laporan Peserta KB aktif Melalui Mini Survei Tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2009. Semarang : BKKBN BKKBN. (2010). Dari http://www.bkkbn.go.id/Webs/upload/data/SdkiPervalensi.pdf Hartanto, Hanafi.(2004).KB Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Hal 103-4;163-9; 218 Indira Laksmi. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang Digunakan Pada Keluarga Miskin. Semarang : UNDIP Manuaba.(1998).
Ilmu
Kebidanan,
Penyakit
Kandungan, dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran. Hal 441, 444 Menteri Kesehatan RI. (2006). Editor : Abdul Bari Saifudin, Biran Affandi, Moh. Baharudin, Soekaemi Soekir. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Edisi
2. Jakarta
:
Yayasan
Bina
Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo Praktiknya,AW.(2003).Dasar-dasar
metodologi
penelitian
kedokteran
dan
kesehatan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Hal 164-75.
Prawirohardjo, Sarwono. (2008). Ilmu Kandungan. Edisi 2. Jakarta : Tridasa Printer. Suherman, Suharti K. (2008). Esterogen dan Progestn, Agonis dan Antagonisnya dalam Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 466-7
24
World Health Organization.(1994). Ragam Metode Kontrasepsi.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 43-55 World Health Organization. (2009). Indonesia Country Profile. Pp.9. diperoleh pada 01 Oktober 2010, dari http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=3&ved=0CB8QFjAC &url=http%3A%2F%2Fwww.who.int%2Fmaking_pregnancy_safer%2Fc ountries%2Fino.pdf&rct=j&q=Statistics%20Indonesia%20(Badan%20Pu sat%20Statistik%E2%80%94BPS)%20and%20Macro%20International.% 202008.%20Indonesia%20Demographic%20and%20Health%20Survey% 202007.%20Calverton%2C%20Maryland%2C%20USA%3A%20BPS%20 and%20Macro%20International.&ei=8kCkTFqI6L0DtpKxog0&usg=AFQ jCNFFDFWDUiJ51oy5zufAnz6Jw0G3uQ&cad=rja World Health Organization. 2009. World Health Statistic 2009. Diperoleh pada 01 Oktober 2010, dari
25
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel 1. Output SPSS Statistics Metode N
Valid
161
Missing
1
Metode Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Implant
43
26.7
26.7
26.7
IUD
35
21.7
21.7
48.4
kondom
1
.6
.6
49.1
MOW
2
1.2
1.2
50.3
Pil
18
11.2
11.2
61.5
Suntikan
62
38.5
38.5
100.0
161
100.0
100.0
Total
Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid N metode * umurklp
Missing Percent
160
N
99.4%
Percent 1
26
Total
.6%
N
Percent 161
100.0%
Tabel 2. Data Pengguna Kontrasepsi Bulan Januari 2009- Oktober 2010 Di Puskesmas Ciampe Bogor
Nama Lilis Hesti Cici Sri Lilis a haryanti emi ratna lolita nenih leni khoerunniyah evi ica yunariah dede mike leni yuyun lia anas tuti sri nengsih yuli eno entin euis euis a unah lentina nani heni yayan aminah hanifah stenly Iroh
Umur 29 31 19 23 33 26 35 28 33 33 32 38 37 33 22 30 32 32 29 35 36 27 30 30 38 28 37 42 25 28 22 29 27 30 26 30 40
Metode Kontrasepsi Pil Suntikan DMPA Suntikan DMPA Pil IUD Implant IUD Implant IUD IUD IUD Implant Implant Implant IUD IUD Implant IUD IUD IUD IUD Implant Implant Implant Implant IUD Implant Suntikan DMPA Pil Suntikan DMPA Suntikan DMPA Suntikan DMPA Suntikan DMPA Pil Implant Implant Implant Implant
27
Ratih Odah Rumi Elis Hikmah Yesi Upi Yuni Widia Subaedah Wista Sri Kartini Solihat Pegih Warti Zakiah Rita Sri Marti Junarsih Nur Susi Teti Nurma Dian Ida Mia Yuli enzim Uni entin euis yeni Sumarni Neneng Marlina Siti Aminah Nani Eeng Maharani Erna Euis C
23 45 36 44 32 32 29 22 26 40 33 39 30 43 33 21 33 24 21 39 38 33 21 34 30 29 37 27 21 33 30 30 37 28 42 33 36 40 31 29 43 22 38
IUD Implant IUD IUD IUD IUD IUD Suntikan DMPA Implant IUD Implant IUD Implant Implant Implant Implant MOW Suntikan Suntikan DMPA Suntikan DMPA Suntikan DMPA Suntikan DMPA Suntikan DMPA Suntikan DMPA Implant Suntikan DMPA Pil Suntikan DMPA Suntikan DMPA Pil Suntikan DMPA Pil Suntikan DMPA Suntikan DMPA Suntikan DMPA IUD IUD IUD Suntikan DMPA Suntikan DMPA Suntikan DMPA Suntikan DMPA Suntikan DMPA
28
Nani a Sulistiawati Pitri Neneng Rana Nurlila Neni Rahmayati Lisnawati Rika Imas Neneng a Sopiah Khadijah Yanis Siti Nardiah Nia Anih Siti S Erni Anih a Fatmawati Juju Inah Ati Wati Cicih Ami Ulan Ati Silvi Widya Eli Agus Nurohima Yanti Dini Enun Alipah Widia Siti Rohma Nila Desi
37 36 28 25 37 35 42 33 23 23 28 40 40 36 27 24 30 33 40 30 32 34 40 30 38 27 24 33 28 38 34 27 40 23 35 22 31 25 31 26 34 27 27
IUD Suntikan DMPA IUD Suntikan DMPA Suntikan DMPA Suntikan DMPA Suntikan DMPA Pil MOW Suntikan DMPA Suntikan DMPA Suntikan DMPA Pil Suntikan DMPA Implant Suntikan IUD IUD Pil Pil Pil Suntikan DMPA Pil Suntikan DMPA Pil Suntikan DMPA Suntikan DMPA Suntikan DMPA Suntikan DMPA Kondom Suntikan DMPA Suntikan DMPA Suntikan DMPA Pil IUD Pil Suntikan DMPA Suntikan DMPA Suntikan DMPA Implant Suntikan DMPA Suntikan DMPA Suntikan DMPA
29
Eka Yati Endang Titin Agnes Iis Amaliah Nuny Nurul Gani Yati a Iyum titin a miranti Junarsih a Ika Wayanti Maylina Ida Titin b Nurma tati Siti Julaeha Sarmanah Neneng Nurhasanah Sopiah a Deni Ai Desi a Ida a Encim Yuli a Nurjanah Susan siti masiroh Yanti a
23 32 45 42 23 25 26 41 27 28 35 30 39 31 29 39 38 38 23 33 25 44 32 40 29 25 35 29 45 26 30 48 40 27 22 22 30
IUD Suntikan DMPA Suntikan DMPA Pil Suntikan DMPA Pil Suntikan DMPA Suntikan DMPA IUD IUD Suntikan DMPA Suntikan DMPA Suntikan DMPA Implant Implant Implant Implant Implant Implant Implant Suntikan DMPA Implant IUD Implant IUD Implant Implant Implant Implant Implant Implant IUD IUD Implant Implant Implant Suntikan DMPA
TOTAL
*Sumber : Rekam Medis Status Pengguna KB Puskesmas Ciampea Periode Januari 2009-Oktober 2010
30