KARAKTERISTIK HIDROAKUSTIK DI BAGIAN UTARA, TENGAH, DAN SELATAN TELUK BONE
PENI PUTERI RAMADHANIATI
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Karakteristik Hidroakustik di Bagian Utara, Tengah, dan Selatan Teluk Bone adalah benar karya saya dengan arahan pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, 16 Februari 2015 Peni Puteri Ramadhaniati NIM C54100029
ABSTRAK PENI PUTERI RAMADHANIATI. Karakteristik Hidroakustik di Bagian Utara, Tengah, dan Selatan Teluk Bone. Dibimbing oleh TOTOK HESTIRIANOTO dan HENRY M MANIK. Teluk Bone memiliki kondisi perairan yang khusus. Bentuk Teluk Bone yang menyerupai bejana tertutup, menghadap ke selatan, dengan bentangan 2° (sekitar 120 mil laut), diperkirakan memiliki kondisi perikanan yang khas. Informasi kondisi perikanan di Teluk Bone diungkap menggunakan metode hidroakustik berdasarkan analisis Allocation Threshold. Metode ini dipastikan memberikan informasi kondisi perikanan lebih baik daripada sekedar proses integrasi echo. Data echo dikumpulkan pada bulan April 2014 menggunakan Simrad EY60. Perairan Teluk Bone di bagi kedalam tiga zona utara, tengah dan selatan. Kedalaman Teluk Bone diamati dalam empat lapisan kedalaman (0-25 m), (25-50 m), (50-75 m), dan (75-100 m). Pengolahan data dilakukan menggunakan perangkat lunak Echoview 4.8, Microsoft Office 2010, Matlab R2010a, dan ArcGis 10.2. Kelompok obyek di tiga zonasi dan empat lapisan kedalaman menunjukkan perbedaan. Terdapat variasi keragaman obyek sesuai posisi lintang dan posisi kedalaman. Frekuensi kemunculan paling banyak terdapat di kedalaman (0-25 m) bagian utara. Di wilayah tengah Teluk Bone, paling banyak di kedalaman (75-100 m). Di wilayah selatan Teluk Bone, paling banyak di kedalaman (50-75 m). Kata kunci: hidroakustik Teluk Bone, metode echo allocation threshold
ABSTRACT PENI PUTERI RAMADHANIATI. Characteristics of Hydroacoustic in The North, Central, and South Bone Bay. Supervised by TOTOK HESTIRIANOTO and HENRY M MANIK Bone Bay has a special water condition. Bone Bay shape like closed vessel, facing south, with a stretch of 2 ° (approximately 120 nautical miles), is estimated to have special fishing condition. Information fishery conditions in the Bone Bay disclosed with hidroacoustic method based on Allocation Threshold analysis. This method certainly provide better information fishery conditions rather than echo integration process. Echo data were collected in April 2014 using the Simrad EY60. Bone Bay waters into three zones in the north, central and south. Bone Bay depth was observed in four layers of depth (0-25 m), (25-50 m), (50-75 m), and (75-100 m). Data processing was performed using the software Echoview 4.8, Microsoft Office 2010, Matlab R2010a, and ArcGIS 10.2. Groups of objects in three zones and four layers of depth showed differentiation. There are variations in the diversity of objects according to the latitude and depth position. The most numerous frequency of occurrence ini the north is in depth (0-25 m). In the central region of the Bone gulf most in depth (75-100 m). In the southern region of the Bone gulf most in depth (50-75 m). Keywords: echo method of allocation method, hidroacoustic Bone Bay
KARAKTERISTIK HIDROAKUSTIK DI BAGIAN UTARA, TENGAH, DAN SELATAN TELUK BONE
PENI PUTERI RAMADHANIATI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Kelautan pada Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
Judul Skripsi: Karakteristik Hidroakustik di Bagian Utara, Tengah, dan Selatan Teluk Bone Nama : Peni Puteri Ramadhaniati NIM : C54100029
Disetujui oleh
Dr. Ir. Totok Hestirianoto, M.Sc Pembimbing I
Dr. Henry M. Manik, S.Pi, MT Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Ir I Wayan Nurjaya, M.Sc Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penelitian dan penyusunan tugas akhir, yang berjudul “Karakteristik Hidroakustik di Bagian Utara, Tengah, dan Selatan Teluk Bone” dapat diselesaikan. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Totok Hestirianoto, M.Sc selaku dosen pembimbing I, Bapak Dr. Henry M. Manik, S.Pi, MT selaku pembimbing II, dan Bapak Prof. Dr. Ir. Mulyono S Baskoro, M.Sc sebagai dosen penguji. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Balai Riset Perikanan Laut (BRPL), ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa, dukungan dan kasih sayangnya, selain itu juga kepada teman-teman Ilmu dan Teknologi kelautan angkatan 47 atas dukungan dan bantuannya dalam menyelesaikan laporan skripsi ini. Semoga laporan skirpsi ini dapat memberikan manfaat dan mendapatkan berkat dari-Nya.
Bogor, 16 Februari 2015 Peni Puteri Ramadhaniati
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
1
METODE
2
Waktu dan Lokasi
2
Instrumen dan Peralatan Peneltian
2
Kapal Survei
3
Alat
3
Bahan
3
Prosedur Pengolahan Data
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
5
SIMPULAN DAN SARAN
17
Simpulan
17
Saran
17
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
18
DAFTAR TABEL 1 Sebaran Sv pada threshold ≥ -33 dB sampai < -53 dB 2 Sebaran Sv pada threshold ≥ -53 dB sampai < -73 dB 3 Sebaran Sv pada threshold ≥ -73 dB sampai ≤ -90 dB
14 14 14
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Peta lokasi penelitan Diagram alir prosedur pengolahan data Sebaran Sv pada layer (0-25 m) Teluk Bone Sebaran Sv pada layer (25-50 m) Teluk Bone Sebaran Sv pada layer (50-75 m) Teluk Bone Sebaran Sv pada layer (75-100 m) Teluk Bone Laju perubahan Sv setiap perubahan nilai threshold pada (0-25) m Laju perubahan Sv setiap perubahan nilai threshold pada (25-50) m Laju perubahan Sv setiap perubahan nilai threshold pada (50-75) m Laju perubahan Sv setiap perubahan nilai threshold pada (75-100) m Peta sebaran Sv di Teluk Bone pada (0-25) m Peta sebaran Sv di Teluk Bone pada (25-50) m Peta sebaran Sv di Teluk Bone pada (50-75) m Peta sebaran Sv di Teluk Bone pada (75-100) m
2 3 5 6 7 8 10 11 12 13 15 16 16 17
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Data excel pada layer (0-25 m) di bagian utara Data excel pada layer (25-50 m) di bagian utara Data excel pada layer (50-75 m) di bagian utara Data excel pada layer (75-100 m) di bagian utara Data excel pada layer (0-25 m) di bagian tengah Data excel pada layer (25-50 m) di bagian tengah Data excel pada layer (50-75 m) di bagian tengah Data excel pada layer (75-100 m) di bagian tengah Data excel pada layer (0-25 m) di bagian selatan Data excel pada layer (25-50 m) di bagian selatan Data excel pada layer (50-75 m) di bagian selatan Data excel pada layer (75-100 m) di bagian selatan Hasil pendaratan ikan di Pelabuhan Teluk Bone
19 19 20 20 21 21 22 22 23 23 24 24 25
1PENDAHULUAN Latar Belakang Perairan Teluk Bone berada di 04°13’ sampai 05°06’ LS dan 119°42’ sampai 120°30’ BT, terletak di Propinsi Sulawesi Selatan (di sebelah barat dan utara) dan Propinsi Sulawesi Tenggara (di sebelah timur). Wilayah administratif dari Propinsi Sulawesi Selatan yang berbatasan perairan Teluk Bone adalah Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Sinjai, Kabupaten Bone, Kabupaten Wajo, Kabupaten Luwuk, Kotamadya Polopo, Kabupaten Luwuk Utara, Kabupaten Luwuk Timur. Kondisi fisik perairan Teluk Bone sangat dinamis karena areanya yang sangat luas, sehingga bisa memberikan kekayaan alam laut yang melimpah, dimana daya dukung kelautan dan perikanan tersebut bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk meningkatkan kesejahteraannya (Wagey et al., 2004). Kawasan Teluk Bone termasuk perairan yang subur di Indonesia dan memiliki potensi perikanan yang cukup besar seperti ikan tuna, cakalang, dan tongkol. Sekitar 59% produksi ikan cakalang Sulawesi Selatan berasal dari kawasan Teluk Bone. Selain perikanan laut terdapat juga budidaya perikanan laut dan darat yang dapat ditemui di kawasan pesisir Teluk Bone. Jenis yang dipelihara dalam budidaya laut di antaranya adalah lobster, teripang dan rumput laut, sedangkan untuk perikanan darat dibudidayakan udang, kepiting dan bandeng (Ernawati 1996 dalam Birowo 1979; Hidayati et al., 2011; Jamal et al., 2011). Tuna (Thunnus sp) dan cakalang (Katsuwonus pelamis) merupakan sumberdaya ikan pelagis besar yang banyak dieksploitasi oleh nelayan di wilayah perairan Teluk Bone dengan menggunakan alat tangkap huhate (pole and line) baik nelayan yang berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan maupun Sulawesi Tenggara (Angraeni et al., 2014) Perkembangan di bidang kelautan khususnya perikanan, memerlukan informasi yang akurat agar dapat dikelola dengan baik. Informasi mengenai keberadaan atau sebaran ikan sangat penting sebagai gambaran dari kondisi perikanan di tempat dan waktu tertentu. Metode hidroakustik merupakan metode yang secara langsung mampu mengkuantifikasi aspek perikanan, salah satunya mengenai sebaran ikan (Widodo 1989; Widodo 2002). Prinsip yang digunakan pada metode akustik adalah adanya perambatan suara, yang kemudian suara tersebut dipancarkan dan diterima kembali sehingga dapat dianalisis yang kemudian dapat digunakan dalam berbagai bidang keilmuan. Metode hidroakustik dapat digunakan untuk menduga target yang terdapat di perairan laut, seperti pendugaan sebaran ikan, plankton dan sebagainya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat sebaran ikan di Teluk Bone, Sulawesi Selatan dan melihat sebaran hidroakustik ikan sesuai dengan posisi lintang Teluk Bone. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk melihat sebaran ikan di Teluk Bone sesuai kelompok posisi lintang Teluk Bone, berdasarkan analisis allocation threshold.
2
METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini terletak di Perairan Teluk Bone, Sulawesi Selatan. Berikut merupakan peta lokasi penelitian :
Gambar 1 Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai bulan November 2014, sedangkan untuk survey data dilakukan pada bulan April 2014 di Perairan Teluk Bone oleh pihak Balai Riset Perikanan Laut (BRPL). Penelitian ini merupakan hasil kerjasama dengan BRPL (Balai Riset Perikanan Laut). Pengolahan data dan penyusunan laporan ini dilakukan di Laboratorium Akustik Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Instrumen dan Peralatan Penelitian Alat yang digunakan dalam pengambilan data penelitian adalah SIMRAD EY60. Selama perekaman data akustik, alat SIMRAD EY60 diset sebagai berikut : Frekuensi TVG Keceptan suara Durasi pulsa
: 120 kHz : 20 log r : 1547 m/s : 0.512 ms
3 Kapal Survei Kapal yang digunakan dalam pengambilan data penelitian adalah Kapal Latih 30GT milik SUPM Bone Dirjen Tangkap KKP. Alat Laptop atau komputer, perangkat lunak Echoview 4.8, Dongle, Ms.Office 2010, perangkat lunak Matlab R2010a, dan ArcGis 10.2. Bahan Data Echogram Teluk Bone dalam bentuk *raw pada bulan April 2014, Peta, Teluk Bone. Prosedur Pengelohan Data Data analisis Moving Threshold (Kubecka 2009) Threshold minimal -90 dB, step 3 dB dan maksimal -33 dB (Komariyah 2011)
ESDU 100 ping, kedalaman 100 m diintegrasi per 1 m (0-1, 1-2, 23, 3-4, dan seterusnya) Data dikelompokkan menjadi 4 layer (0-25 m, 26-50 m, 5175 m, dan 76-100 m) Plot data ke Matlab R2010a (2D), sumbu x sebagai sub sample's, sumbu y sebagai threshold
Threshold dikategorikan menjadi 3 bagian (≥-33 dB sampai <-53 dB obyek berukuran besar, ≥-53 dB sampai <-73 dB obyek berukuran sedang, ≥73 dB sampai ≤-90 dB obyek berukuran kecil) Diperoleh kemunculan obyek paling dominan (dari puncak threshold) diambil untuk menentukan kelimpahan obyek berdasarkan threshold (plot dalam bentuk grafik) dan diplot di ArcGis 10.2 (peta sebaran)
Gambar 2 Diagram alir pengolahan data
4 Volume backscattering strength (Sv) adalah rasio antara intensitas yang direfleksikan oleh suatu kelompok single target, yang berada pada suatu volume air tertentu, yang diukur pada jarak 1 m dari target dengan intensitas suara yang mengenai target. Nilai Sv digunakan untuk menghitung sekelompok ikan (Johannenson dan Mitson 1983). Sebaran Sv diolah menggunakan perangkat lunak Echoview 4.8. Data yang diperoleh adalah file dalam bentuk *raw. Pada pengolahan data moving threshold, digunakan variabel properties yang threshold minimum -90 dB dengan step peningkatan 3 dB dan threshold maksimum -33 dB. Dalam pengolahan data ditentukan nilai Elementary Sampling Distance Unit. (ESDU) yaitu 100 ping dan kedalaman 100 m yang diintegrasi per 1 m (0-1, 1-2, 2-3 dan seterusnya). Data yang diolah berada pada grid kedalaman 6 sampai 100 m. Pengolahahan data dimulai pada grid kedalaman 6 m karena data yang berada diatas 6 m masih dipengaruhi noise. Pengolahan dilakukan menggunakan Ms. Excel 2010 untuk melakukan penyortiran terhadap nilai atau parameter yang akan digunakan dalam menetukan sebaran Sv. Parameter nilai yang digunakan adalah nilai Sv Mean sesuai dengan nilai lintangnya. Masing-masing lintang dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian utara, bagian tengah, dan bagian selatan. Satu threshold memiliki tiga bagian (utara, tengah, dan selatan), masing-masing bagian terdapat 12 sub sample’s dengan interval per 100. Nilai tersebut diubah dalam bentuk linear yang kemudian dirata-ratakan. Data yang telah dilinear dan diratakan dikelompokkan menjadi empat layer (0-25 m, 25-50 m, 50-75 m, dan 75-100 m). Setelah keempat layer dikelompokkan, barulah nilai Sv mean dapat diplotkan pada perangkat lunak Matlab untuk diinterpretasikan. Penggunaan threshold didasarkan pada kecenderungan kisaran nilai Sv dari obyek tertentu (Duror 2004; Fauziyah et al., 2010; Kurnia et al., 2011; Manik 2009; Peltonen et al., 2005). Threshold dikategorikan menjadi tiga bagian (≥-33 dB sampai <-53 dB obyek berukuran besar, ≥-53 dB sampai <-73 dB obyek berukuran sedang, ≥73 dB sampai ≤-90 dB obyek berukuran kecil). Setiap file data dilakukan pengolahan progressive threshold sebanyak 12 ESDU. Dari 12 ESDU tersebut akan diperoleh nilai dari setiap puncak threshold yang muncul, sehingga nilai puncak threshold yang dominan muncul akan diambil dan dibandingkan dengan nilai puncak threshold lainnya dari setiap file berdasarkan posisi lintang. Nilai puncak threshold yang dipilih digunakan untuk melihat sebaran Sv mean yang memiliki kelimpahan obyek terbanyak, sehingga dapat diplotkan di peta dengan menggunakan perangkat lunak ArcGis 10.2.
Bagian Tengah
Gambar 3 Sebaran Sv pada layer (0-25 m) Teluk Bone
Bagian Utara
Bagian Selatan
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian Tengah
Gambar 4 Sebaran Sv pada layer (25-50 m) Teluk Bone
Bagian Utara
Bagian Selatan
6
Bagian Tengah
Gambar 5 Sebaran Sv pada layer (50-75 m) Teluk Bone
Bagian Utara
Bagian Selatan
7
Bagian Tengah
Gambar 6 Sebaran Sv pada layer (75-100 m) Teluk Bone
Bagian Utara
Bagian Selatan
8
9 Gambar 3 di kedalaman (0-25 m), yang sering banyak muncul dan dijumpai terdapat di bagian utara dibandingkan dengan bagian selatan dan tengah. Obyek dari sebaran Sv di bagian utara relatif paling banyak memiliki ukuran kecil, dan relatif sedikit obyek berukuran lebih besar. Bagian selatan, obyek yang ditemukan tidak lebih besar dari bagian tengah. Gambar 4 di kedalaman (25-50 m), menunjukkan obyek yang sering muncul berada di bagian tengah Teluk Bone, sedangkan yang relatif sedikit berada di bagian selatan. Obyek yang dijumpai di bagian tengah, relatif paling banyak berupa ukuran kecil. Bagian utara Teluk Bone, obyek berukuran kecil kemunculannya relatif lebih banyak dijumpai dibandingkan dengan obyek berukuran besar. Obyek berukuran kecil pada bagian selatan Teluk Bone relatif lebih banyak ditemukan kemunculannya daripada obyek berukuran besar, akan tetapi jumlahnya relatif sedikit. Gambar 5 di kedalaman (50-75 m), terlihat sebaran obyek yang relatif paling banyak dan sering muncul berada di bagian tengah Teluk Bone. Obyek berukuran kecil relatif lebih banyak ditemukan daripada obyek berukuran besar. Bagian selatan frekuensi kemuculan obyek tidak lebih banyak dari bagian tengah, akan tetapi pada bagian ini sudah mulai banyak dijumpai obyek berukuran besar. Bagian utara Teluk Bone, kemunculannya relatif paling sedikit, namun dari obyek berukuran kecil hingga besar jumlahnya relatif banyak. Gambar 6 di kedalaman (75-100 m), obyek yang relatif paling banyak muncul berada di bagian tengah Teluk Bone yang obyek berukuran kecil relatif lebih bayak dari obyek berukuran besar. Bagian selatan frekuensi kemunculannya tidak terlalu banyak, tetapi dapat terlihat dibagian selatan sebaran obyek berukuran besar relatif lebih banyak ditemukan jika dibandingkan dengan bagian tengah. Bagian utara frekuensi kemunculan obyek relatif sedikit, tetapi obyek yang berukuran lebih besar jumlahnya relatif lebih banyak.
10
Sv Mean
6E-10 4E-10 2E-10 0 -2E-10
0
5
10
15
20
15
20
15
20
Threshold (dB)
Bagian utara 8E-09 Sv Mean
6E-09 4E-09 2E-09 0 -2E-09
0
5
10 Threshold (dB)
Bagian tengah 5E-08 Sv Mean
4E-08 3E-08 2E-08 1E-08 0 -1E-08 0
5
10 Threshold (dB)
Bagian selatan Gambar 7 Laju perubahan Sv setiap perubahan nilai threshold pada (0-25 m) Bagian utara Teluk Bone, pada Gambar 7 menunjukkan terdapat tiga kelompok obyek. Kelimpahan obyek terbanyak pada bagian Utara berada pada threshold -51 dB. Obyek ini diduga merupakan kelompok obyek yang berukuran besar. Menurut Fauziyah et al., 2010, obyek tersebut merupakan spesies Rastreliger (Ikan Kembung). Bagian tengah Teluk Bone, diperoleh adanya kelompok obyek sebanyak lima kelompok. Pada bagian ini, kelimpahan kelompok obyek terbanyak terdapat pada threshold -39 dB. Obyek tersebut diduga merupakan kelompok obyek yang berukuran besar. Obyek tersebut dapat dikategorikan pada jenis ikan Lemuru (Herring sp) (Peltonen et al., 2005). Kelompok obyek yang ditemukan pada bagian selatan berjumlah empat kelompok obyek. Kelimpahan obyek terbanyak yaitu berada pada threshold -60 dB. Diduga obyek tersebut merupakan kelompok obyek berukuran sedang. Obyek ini merupakan kelompok Zooplankton (Duror 2004).
11 4E-09 Sv Mean
3E-09 2E-09 1E-09 0 -1E-09
0
5
10 Threshold (dB)
15
20
15
20
15
20
Bagian utara 8E-09 Sv Mean
6E-09 4E-09 2E-09 0 -2E-09 0
5
10 Threshold (dB)
Sv Mean
Bagian tengah 5E-08 4E-08 3E-08 2E-08 1E-08 0 -1E-08 0
5
10 Threshold (dB)
Bagian selatan Gambar 8 Laju perubahan Sv setiap perubahan nilai threshold pada (25-50 m) Gambar 8 pada bagian utara, menunjukkan adanya tiga kelompok obyek yang ditemukan. Kelimpahan obyek terbanyak terdapat pada threshold -45 dB. Obyek tersebut diduga merupakan kelompok obyek dengan ukuran besar. Menurut Fauziyah et al., 2010 obyek tersebut merupakan spesies Rastreliger (Ikan Kembung). Bagian tengah menunjukkan bahwa kelompok target yang terdapat di kedalaman (26-50 m) berjumlah satu kelompok obyek. Kelimpahan kelompok obyek tersebut terbanyak berada pada threshold -66 dB, yang diduga merupakan kelompok obyek berukuran sedang. Kelompok obyek ini dapat berupa Zooplankton (Duror 2004). Kelompok obyek yang ditemukan pada bagian selatan berjumlah dua kelompok obyek. Kelimpahan obyek terbanyak terdapat pada threshold -63 dB yang diduga merupakan kelompok obyek berukuran sedang. Sama halnya dengan bagian tengah yang obyeknya berupa Zooplankton (Duror 2004).
12
4E-08 Sv Mean
3E-08 2E-08 1E-08 0 -1E-08 0
5
10 Threshold (dB)
15
20
Bagian utara
Sv Mean
6E-09 4E-09 2E-09 0 -2E-09
0
5
10
15
20
15
20
Threshold (dB)
Bagian tengah
Sv Mean
3E-08 2E-08 1E-08 0 -1E-08
0
5
10 Threshold (dB)
Bagian selatan Gambar 9 Laju perubahan Sv setiap perubahan nilai threshold pada (50-75 m) Gambar 9 menunjukkan bahwa terdapat lima kelompok obyek pada bagian utara. Kelimpahan obyek terbanyak terdapat pada threshold -36 dB, yang diduga adalah kelompok obyek berukuran besar. Bagian tengah diperoleh satu kelompok obyek, dimana kelompok obyek tersebut merupakan kelimpahan kelompok obyek terbanyak. Obyek tersebut terdapat pada threshold -75 dB yang diduga adalah kelompok obyek berukuran kecil dan termasuk dalam kategori Zooplankton (Duror, 2004). Kelompok obyek yang ditemukan pada bagian selatan berjumlah tiga kelompok obyek. Kelimpahan obyek terbanyak terdapat pada threshold -66 dB yang diduga merupakan kelompok obyek berukuran sedang. Menurut Duror 2004, obyek tersebut dapat berupa Zooplankton.
13
4E-08 Sv Mean
3E-08 2E-08 1E-08 0 0
5
10 Threshold (dB)
15
20
15
20
15
20
Sv Mean
Bagian utara 5E-09 4E-09 3E-09 2E-09 1E-09 0 -1E-09 0
5
10 Threshold (dB)
Bagian tengah 8E-08 Sv Mean
6E-08 4E-08 2E-08 0 -2E-08 0
5
10 Threshold (dB)
Bagian selatan Gambar 10 Laju perubahan Sv setiap perubahan nilai threshold pada (75-100 m) Gambar 10 menunjukkan kelompok obyek di bagian utara berjumlah lima kelompok obyek. Kelimpahan obyek terbanyak berada pada threshold -36 dB yang diduga merupakan kelompok obyek berukuran besar. Di bagian tengah Teluk Bone, terdapat empat kelompok obyek. Kelimpahan obyek terbanyak berada pada threshold -57 dB, yang diduga merupkan kelompok obyek berukuran sedang. Menurut Duror 2004, obyek tersebut merupakan kelompok Zooplankton. Kelompok obyek yang ditemukan pada bagian selatan Teluk Bone berjumlah tiga kelompok obyek. Threshold -60 dB merupakan kelimpahan obyek terbanyak, yang diduga kelompok obyek tersebut adalah kelompok obyek berukuran sedang. Obyek dengan selang threshold tersebut merupakan kelompok Zooplankton (Duror 2004).
14 Tabel 1 Sebaran Sv pada threshold ≥ -33 dB hingga < -53 dB Posisi Layer 0-25 m Layer 26-50 m Layer 51-75 m
●
Utara Tengah
Layer 76-100 m
●
Selatan
Tabel 2 Sebaran Sv pada threshold ≥ -53 dB hingga < -73 dB Posisi Layer 0-25 m Layer 26-50 m Layer 51-75 m
Layer 76-100 m
●
Utara
Tengah
●
Selatan
●
●
Tabel 3 Sebaran Sv pada threshold ≥ -73 dB hingga ≤ -90 dB Posisi Layer 0-25 m Layer 26-50 m Layer 51-75 m
Layer 76-100 m
●●
●
●●
●
Tengah
●
●
●●
●
Selatan
●
●
●
●
Utara
Keterangan : ●= 1 jumlah kumpulan obyek ; ●●= 2 jumlah kumpulan obyek Penggunaan moving threshold didasarkan pada kecenderungan kisaran nilai Sv dari obyek tertentu (Duror 2004; Fauziyah et al., 2010; Kurnia et al., 2011; Manik 2009; Peltonen et al., 2005). Obyek dengan threshold -92 dB sampai -52 dB merupakan Zooplankton (Duror 2004). Obyek dengan threshold -51 dB sampai -47 dB merupakan ikan Kembung (Rastreliger sp) (Fauziyah et al., 2010). Obyek dengan threshold -34.8 dB sampai -19.8 dB merupakan ikan Tuna (Thunnus sp) yaitu Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) dan Tuna Sirip Kuning
15 (Thunnus albacares) (Manik 2009). Obyek dengan threshold -44 dB sampai -39 dB merupakan ikan Lemuru (Herring sp) (Peltonen et al., 2005). Threshold dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu ≥-33 dB sampai <-53 dB obyek berukuran besar, ≥-53 dB sampai <-73 dB obyek berukuran sedang, ≥73 dB sampai ≤-90 dB obyek berukuran kecil). Demikian halnya dengan pengelompokkan Sv berdasarkan threshold (Tabel 1-3). Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa, ditemukannya obyek berukuran besar yang diduga merupakan kumpulan ikan besar, namun relatif hanya sedikit kemunculan obyek besar tersebut. Obyek ini ditemukan pada bagian utara di kedalaman (75-100 m), dan di kedalaman (0-25 m) pada bagian tengah. Tabel 2 merupakan kemunculan obyek yang diduga ikan berukuran sedang. Pada Tabel 2, obyek berukuran sedang yang relatif paling banyak ditemukan yaitu pada bagian selatan di kedalaman (0-25 m) dan kedalaman (75-100 m). Sedangkan Tabel 3, diduga obyek yang ada yaitu ikan berukuran kecil, bahkan obyek tersebut diduga merupakan campuran obyek ukuran kecil, seperti plankton, larva ikan dan lainnya. Di bagian utara pada Tabel 3 relatif paling banyak ditemukannya ikan berukuran kecil di masing-masing kedalaman. Jadi dari ketiga tabel diatas, pada selang threshold kecil (Tabel 3), ditemukan jumlah kumpulan obyek yang relatif paling banyak jika dibandingkan pada selang threshold sedang dan besar (Tabel 2 dan 1). Secara spasial, frekuensi kumpulan obyek di bagian tengah Teluk Bone lebih tinggi. Sementara secara vertikal, frekuensi kemunculan obyek tinggi di kedalaman (0-25 m) dan kedalaman (75-100 m).
Gambar 11 Peta sebaran Sv di Teluk Bone pada (0-25 m)
16
Gambar 12 Peta sebaran Sv di Teluk Bone pada (25-50 m)
Gambar 13 Peta sebaran Sv di Teluk Bone pada (50-75 m)
17
Gambar 14 Peta sebaran Sv di Teluk Bone pada (75-100 m)
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Teluk Bone banyak ditemukan obyek berukuran kecil hingga besar. Ada variasi keragaman sesuai posisi lintang dan posisi kedalaman. Di wilayah utara Teluk Bone, frekuensi kemunculan paling banyak terdapat di kedalaman (0-25 m). Di wilayah tengah Teluk Bone, frekuensi kemunculan paling banyak terdapat di kedalaman (75-100 m). Di wilayah selatan Teluk Bone, frekuensi kemunculan paling banyak terdapat di kedalaman (50-75 m). Saran Saran untuk penelitian ini dalam pengambilan data sebaiknya diikuti penangkapan langsung untuk melakukan cross check hasil tangkapan.
18
DAFTAR PUSTAKA Angraeni, Rezkyanti NI, Safruddin, Zainuddin M. 2014. Analisis Spasial dan Temporal Hasil Tangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) dan Thermal Front pada Musim Peralihan di Perairan Teluk Bone. Jurnal IPTEKS PSP. 1 (1) : 20-27. Duror MB. 2004. Pendugaan Sebaran Zooplankton dengan Metode Hidroakustik di Perairan Pesisir Barat Sumatera. Skripsi: Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Eckmann. 1998. Allocation of echo integrator output to small larval insect (Chaoborus sp.) and medium-sized (juvenile fish) targets. Fisheries Research. 35 (1) : 107-113. Ernawati. 1996. Studi Parameter Fisika-Kimia Perairan dan Pengaruhnya Terhadap Fitoplankton di Perairan Teluk Bone, Sulawesi Selatan. Skripsi: Prodi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan IPB. Fauziyah, Jaya A. 2010. Densitas Ikan Pelagis Kecil Secara Akustik di Laut Arafuru. Jurnal Penelitian Sains. 13 (1) D 13106. Gafa B, Sufendrata T, Uktolseja JCB. 1987. Penandaan Ikan Cakalang dan Madidihang di Sekitar Rumpon Teluk Tomini - Sulawesi Utara. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. Balai Penelitian Perikanan Laut, Jakarta : (43) : 67-74. Johannenson KA, Mitson RB. 1983. Fisheris Acoustic A Practical Manual for Aquatic Biomass Estimation. Rome [IT]: FAO Fisheries Technical paper 249. Komariyah S. 2011. Penentuan Sebaran Sa (Backscattering Area) di Laut Flores Berdasarkan Metode Progressive Threshold. Skripsi: Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Kubecka J, Frouzova J, Balk H, Cech M, Drastik V, Prchalova M. 2009. Regressions For Conversion Between Target Strength And Fish Length In Horizontal Acoustic Surveys. Department of Physics, University of Oslo, Norway : p6. Kurnia M, Iida K, Mukai T. 2011. Measurement And Modeling Of Three Dimensional Target Strength Of Fish For Horizontal Scanning Sonar. Journal of Marine Science and Technology. 19 (3) : 287-293. Manik HM. 2009. Quantification Of Tuna Fish Target Strength Using Quantitative Echo Sounder. E-Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 1 (1) : 33-38. Peltonen H, Balk H. 2005. The Acoustic Target Strength Of Herring (Clupea harengus L.) in The Northern Baltic Sea. ICES Journal of Marine Science. 62 : 803-808. Wagey T. 2004. Kajian Daya Dukung Lahan Laut di Perairan Teluk Bone, Laporan Akhir Kegiatan, Pusat Riset Wilayah Riset Wilayah dan Sumberdaya Non-Hayati, Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Jakarta : p90. Widodo J. 1989. Prinsip Dasar Hidroakustik Perikanan. Jurnal Oseana. 14 (3) : 81 – 92. Widodo J. 2002. Pengantar Pengkajian Stok Ikan. Pusat Riset Perikanan Tangkap. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan.
19
LAMPIRAN Lampiran 1 data excel pada layer (0-25 m) di bagian utara
Lampiran 2 data excel pada layer (25-50 m) di bagian utara
20 Lampiran 3 data excel pada layer (50-75 m) di bagian utara
Lampiran 4 data excel pada layer (75-100 m) di bagian utara
21 Lampiran 5 data excel pada layer (0-25 m) di bagian tengah
Lampiran 6 data excel pada layer (25-50 m) di bagian tengah
22 Lampiran 7 data excel pada layer (50-75 m) di bagian tengah
Lampiran 8 data excel pada layer (75-100 m) di bagian tengah
23 Lampiran 9 data excel pada layer (0-25 m) di bagian selatan
Lampiran 10 data excel pada layer (25-50 m) di bagian selatan
24 Lampiran 11 data excel pada layer (50-75 m) di bagian selatan
Lampiran 12 data excel pada layer (75-100 m) di bagian selatan
25 Lampiran 17 hasil pendaratan ikan di Pelabuhan Teluk Bone
Nama Indonesia: Teri Nama Internasional: Anchovy Nama Ilmiah: Stolephorus commersonii
Nama Indonesia: Cakalang Nama Internasional: Skipjack tuna Nama Ilmiah: Katsuwonus pelamis
Nama Indonesia: Tuna mata besar Nama Internasional: Bigeye tuna Nama Ilmiah: Thunnus obesus
Nama Indonesia: Tongkol Nama Internasional: Little tuna Nama Ilmiah: Euthynnus affinis
Nama Indonesia: Tuna gigi anjing Nama Internasional: Dogtooth tuna Nama Ilmiah: Gymnosarda unicolor
26 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kota Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan, Propinsi Bengkulu pada tanggal 18 Maret 1992 dari ayah yang bernama Yurman dan ibu Silayati. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Bengkulu Selatan pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama kuliah di Institut Pertanian Bogor penulis pernah menjadi asisten mata kuliah Akustik Kelautan pada periode 2013-2014. Penulis aktif dalam Organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (BEM-C) IPB, sebagai staff divisi PBOS (Pengembangan Budaya, Olahraga, dan Seni) periode 2012-2013 dan Organisasi Mahasiswa Daerah Asal yaitu Ikatan Mahasiswa Bumi Raflesia (IMBR) IPB, sebagai anggota sekaligus sekretaris. Penulis aktif dalam kepanitiaan fieldtrip mata kuliah Oseanografi Umum, Oseanografi Kimia, Oseanografi Fisika, Akustik Kelautan, Biologi Laut dan Pemetaan Sumberdaya Hayati Laut. Pada bulan Juni sampai Juli 2013 penulis melakukan praktek kerja lapang di Balai Pengembangan Teknologi Perikanan dan Kelautan (BPTPK), Pamengpeuk, Garut. Sebagai salah satu syarat kelulusan, penulis melakukan penelitian dengan judul “Karakteristik Hidroakustik di Bagian Utara, Tengah, dan Selatan Teluk Bone”.