KARAKTERISTIK FERMENTASI RUMEN PADA TERNAK KAMBING PERANAKAN ETAWAH YANG DIBERI PAKAN KOMPLIT DENGAN KONSENTRASI PULP KAKAO YANG BERBEDA
SKRIPSI
Oleh
NASRIYANI I111 13 024
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017
KARAKTERISTIK FERMENTASI RUMEN PADA TERNAK KAMBING PERANAKAN ETAWAH YANG DIBERI PAKAN KOMPLIT DENGAN KONSENTRASI PULP KAKAO YANG BERBEDA
SKRIPSI
Oleh
NASRIYANI I111 13 024
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh……………………………………… Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan segala berkah, kehendak, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian hingga penyusunan tugas akhir berjudul “Karakteristik Fermentasi Rumen Pada Ternak Kambing Peranakan Etawah yang diberi Pakan Komplit dengan Konsentrasi Pulp Kakao yang Berbeda”, sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Shalawat dan salam tak lupa juga kita haturkan kepada Baginda Rasulullah SAW sebagai suri tauladan umat manusia di muka bumi ini. Limpahkan rasa hormat, kasih sayang, cinta dan terima kasih tiada tara kepada Ayahanda Alm. Muhammad Nasir Mamma, S.Pd dan Ibunda Samriyani yang telah melahirkan, mendidik dan membesarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang yang begitu tulus kepada penulis sampai saat ini dan senantiasa memanjatkan do’a dalam kehidupannya untuk keberhasilan penulis. Buat saudaraku tercinta Nasrullah, Nahruddin, Suciyati, Suriyadi, Suriyana dan Sukardi yang telah menjadi penyemangat kepada penulis. Serta keluarga besarku yang selama ini banyak memberikan do’a, kasih sayang, semangat dan saran. Semoga Allah senantiasa mengumpulkan kita dalam kebaikan dan ketaatan kepada-Nya. Terima kasih tak terhingga kepada Bapak Prof. Dr. Ir Ismartoyo, M.Agr.S selaku Pembimbing Utama dan kepada ibu Dr.Ir.Hj. Rohmiyatul Islamiyati, MP selaku Pembimbing Anggota atas didikan, bimbingan, serta
waktu yang telah diluangkan untuk memberikan petunjuk dan menyumbangkan pikirannya dalam membimbing penulis mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya skripsi ini. Ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati kepada: 1.
Ibu Rektor UNHAS, Bapak Dekan, Pembantu Dekan I,II dan III dan seluruh Bapak Ibu Dosen yang telah melimpahkan ilmunya kepada penulis, dan Bapak Ibu Staf Pegawai Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.
2. Ibu Dr. Sri Purwanti, S.Pt., M.Si, bapak Prof. Dr. Ir. Syamsuddin Hasan, M.Sc dan Prof. Dr. Ir. Jasmal A. Syamsu, M.Si atas saran-saran dalam penulisan skripsi ini. 3.
Ibu Dr. Fatma Maruddin, S.Pt., M.Si selaku Pembimbing Akademik.
4. Bapak Dr. Muhammad Ichsan A. Dagong, S.Pt., M.Si yang telah memberikan izin, bantuan dan kepercayaan selama melakukan penelitian. 5. Bapak Ir. Muhammad Zain Mide, MS yang telah sabar membantu dan selalu memberikan arahan saat melakukan penelitian 6.
Sahabat Seperjuangan Bunga Sulvani Yahya, Etty, Kurnia, Dasmawati, Sinar Arifin dan Hasni yang telah membantu dan memberikan semangat sampai penyelesaian tugas akhir ini, serta canda tawa dan kebahagiaan yang selalu ada disela-sela kesibukan masing-masing.
7.
Teman Penelitian Wiwin Elviyanti, Nur Agustina Akhmad, Jisril Palayukan dan Andi Nurainun Fajriati yang telah banyak memberikan bantuan, kerjasama dan pengertian selama penelitian.
8.
Kakanda Muhammad Faisal Saade S.Pt, Yusuf S.Kel, Muh. Sukri S.Pt, Nurul Purnomo S.Pt, Rudi Tangiloan S.P, Andi Ramdani dan Mustakim yang telah banyak membantu dan memberi motivasi selama penelitian.
9.
Teman angkatan Larfa 013 yang siap sedia membantu ketika ada kendala semasa kuliah
10. Teman PKL Etty, Saharia, Alfian Adi Firansyah, dan Ibrahim S.pt yang telah membantu selama PKL 11. Teman-teman IPMI SIDRAP BKPT UNHAS, yang selama ini telah memberi ruang untuk berproses. 12. Teman-teman KKN penulis Nur Fitrih Indriany, Muhammad Yunus Fadli, Risna Rizal, Riki Rinaldi, suprayitno, dan Hadi Satria, teman-teman KKN Kec. Rumbia Kab. Jeneponto 13. Teman-teman Alumni SMK 1 Watang Pulu tahun 2013 Dengan sangat rendah hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik serta saran pembaca sangat diharapkan adanya oleh penulis demi perkembangan
dan kemajuan ilmu
pengetahuan nantinya, terlebih khusus di bidang peternakan. Semoga makalah skripsi ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca terutama bagi saya sendiri. AAMIIN YA ROBBAL AALAMIN. Akhir Qalam Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Makassar,
Mei 2017 Penulis
ABSTRAK Nasriyani (I 111 13 024). Karakteristik Fermentasi Rumen Pada Ternak Kambing Peranakan Etawah Yang diberi Pakan Komplit dengan Konsentrasi Pulp Kakao yang Berbeda. (Dibawah bimbingan Ismartoyo sebagai Pembimbing Utama dan Rohmiyatul Islamiyati sebagai Pembimbing Anggota)
Pulp kakao merupakan hasil limbah yang dihasilkan dari proses fermentasi kakao. Salah satu cara pemanfaatan pulp kakao yaitu dengan pembuatan pakan komplit untuk ternak ruminansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh level penggunaan pulp kakao sebagai pakan komplit terhadap karakteristik fermentasi rumen kambing Peranakan Etawa jantan. Percobaan dilaksanakan berdasarkan Rancangan bujur sangkar latin (4 x 4). Perlakuan adalah P0 = ransum komplit dengan kandungan pulp kakao 0% (kontrol), P1 = ransum komplit dengan kandungan pulp kakao 5%, P2 = ransum komplit dengan kandungan pulp kakao 10%, dan P3 = ransum komplit dengan kandungan pulp kakao 15%. Hasil penelitian menunjukkan rataan pH untuk perlakuan P0 = 6,50±0,22, P1 = 6,54±0,28, P2 = 6,67±0,26, dan P3 = 6,62±0,34, rataan total volatile fatty acid (VFA) (mM) untuk perlakuan P0 = 105,07±14,7, P1 = 113,60±31,6, P2 = 102,72±21,7, P3 = 100,91±32,8, dan rataan ammonia cairan rumen (mM) untuk perlakuan P0 = 7,71±1,18, P1 = 6,34±1,74, P2 = 5,72±1,92, P3 =5,59±3,25. Analisis statistik menunjukkan bahwa penambahan pulp kakao pada pakan komplit hingga level 15% tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap pH rumen, VFA dan N ammonia rumen fermentasi rumen kambing Peranakan Etawa jantan. Disimpulkan bahwa pulp kakao dapat digunakan sebagai bahan pakan hingga level 15% pada kambing Peranakan Etawa jantan. Kata Kunci: Pulp Kakao, pH Rumen, VFA, N Amonia, Kambing Peranakan Etawa
ABSTRACT Nasriyani (I 111 13 330). Characteristics of Rumen Fermentation of Etawah Goat Feeding Completed Feed with Different Cocoa Pulp Concentration. (Under the supervision of Ismartoyo as the main supervisor and Rohmiyatul Islamiyati as the Co-supervisor) Pulp liquid waste is the by-product produced during process of cacao bean fermentation. How to utilize cacao pulp that is by making complete feed for ruminant. This study aims to determine the effect of cocoa pulp usage level as a complete feed on the characteristics of rumen fermentation male Peranakan Etawa goats. The experiment was carried out based on the Latin square design (4 x 4). Treatment was P0 = complete ration with 0% of cocoa pulp (control), P1 = complete ration with 5% cocoa pulp, P2 = complete ration with 10% cocoa pulp, and P3 = complete ration with 15% cocoa pulp. The results showed average pH for treatment P0 = 6,50 ± 0,22, P1 = 6,54 ± 0,28, P2 = 6,67 ± 0,26, and P3 = 6,62 ± 0,34, total mean Volatile fatty acid (VFA) (mM) for treatment P0 = 105.07 ± 14.7, P1 = 113.60 ± 31.6, P2 = 102.72 ± 21.7, P3 = 100.91 ± 32.8 , mean of rumen ammonia fluid (mM) for treatment P0 = 7.71 ± 1.18, P1 = 6.34 ± 1.74, P2 = 5.72 ± 1.92, P3 = 5.59 ± 3.25 . Statistical analysis showed that the addition of cocoa pulp in complete feed up to 15% level had no significant effect (P> 0,05) on the pH of rumen, VFA and rumen ammonia of male Peranakan Etawa goats. It was concluded that cocoa pulp could be used as feed ingredients up to 15% level in male Peranakan Etawa goats. Keywords: Cocoa Pulp, pH Rumen, VFA, N Ammonia, Peranakan Etawa Goats
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL ..............................................................................
i
HALAMAN JUDUL .................................................................................
ii
PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................
iv
KATA PENGANTAR ...............................................................................
vii
ABSTRAK .................................................................................................
viii
ABSTRACT ...............................................................................................
ix
DAFTAR ISI...............................................................................................
x
DAFTAR TABEL ......................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xiv
PENDAHULUAN.......................................................................................
1
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................
4
Gambaran Umum Pulp Kakao .............................................................
4
Gambaran Umum Kambing Peranakan Etawa ......................................
6
Derajat Keasaman (pH)..........................................................................
7
Amonia Cairan Rumen...........................................................................
8
Produksi Volatil Fatty Acid (VFA) dalam Rumen ...............................
9
METODE PENELITIAN .........................................................................
12
Waktu dan Tempat .................................................................................
12
Materi Penelitian ....................................................................................
12
Prosedur Pembuatan Pakan Komplit......................................................
15
Pelaksanaaan Penelitian .........................................................................
16
Pengambilan Sampel..............................................................................
16
Peubah yang Diukur...............................................................................
17
Pengolahan Data.....................................................................................
18
HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................
19
pH Cairan Rumen...................................................................................
19
Produksi Volatil Fatty Acid (VFA) dalam Rumen.................................
20
Amonia Cairan Rumen...........................................................................
21
KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................
24
Kesimpulan ............................................................................................
24
Saran ......................................................................................................
24
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
25
LAMPIRAN ...............................................................................................
28
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................
37
DAFTAR TABEL
No.
Teks
Halaman
1. Total Produksi Kakao Perkebunan Rakyat, Besar Negara dan Besar Swasta Tahun 2016............................................................................
5
2. Denah Perlakuan Pemberian Pulp Kakao pada Kambing PE selama Penelitian...........................................................................................
13
3. Komposisi bahan pakan tiap perlakuan ............................................
13
4. Kandungan Nutrisi Bahan Pada Pakan Komplit ...............................
14
5. Kandungan nutrisi tiap perlakuan .....................................................
14
DAFTAR GAMBAR
No.
Teks
Halaman
1. Pulp Kakao ........................................................................................
5
2. Jenis Kambing PE .............................................................................
7
3. Prosedur Pembuatan Pakan Komplit.................................................
15
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Teks
Halaman
1. Hasil Analisis Sidik Ragam ...............................................................
28
2. Dokumentasi Kegiatan .......................................................................
3
PENDAHULUAN
Latar Belakang Salah satu faktor keberhasilan yang sangat penting dalam usaha peternakan adalah pakan. Ternak ruminansia membutuhkan pakan hijauan yang cukup dan berkelanjutan guna memenuhi kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan, produksi dan reproduksi. Hijauan memegang peranan penting pada produksi ternak ruminansia, karena hijauan merupakan sumber serat yang sangat dibutuhkan dalam proses pencernaan. Ketersediaan hijauan sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh musim, pada saat musim hujan ketersediaan hijauan cukup melimpah sehingga melebihi kebutuhan namun pada musim kemarau produksi hijauan turun sehingga peternak kesulitan untuk mendapatkan hijauan yang berakibat pada menurunnya produksi ternak. Oleh karena itu pemanfaatan limbah pertanian dan perkebunan dapat menjadi solusi untuk mengatasi hal tersebut karena persediaan yang melimpah dan tidak bersaing dengan manusia. Sulawesi Selatan merupakan daerah yang memiliki lahan pertanian yang luas dan bervariatif sehingga potensi limbah pertanian dapat digunakan sebagai pakan terutama ternak ruminansia. Perkebunan kakao maupun industri coklat menghasilkan banyak limbah berupa kulit, daging buah maupun pulp dari kakao. Pengolahan limbah kakao sangat perlu dilakukan dikarenakan tanaman kakao merupakan tanaman yang secara umum dimanfaatkan bagian bijinya saja. Bagian buah lain tidak digunakan menjadi bahan utama (Sumaryati, 2012) Limbah pulp kakao dapat berasal dari industri pengolahan kakao, para petani kakao biasanya membawa hasil biji kakaonya ke industri pengolahan kakao
1
dalam keadaan basah. Industri pengolahan kakao inilah yang akan memisahkan antara biji kakao dan pulp kakao. Biji kakao yang telah terpisah akan segera diolah sementara cairan pulp kakao akan dibuang dan menjadi limbah. Cairan pulp kakao merupakan limbah dari proses pengolahan kakao yang biasanya hanya dibuang saja. Pulp kakao mengandung gula 12-15% sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai sumber energi bagi ternak. Saat ini, sumber energi yang banyak digunakan untuk campuran pakan ruminansia yaitu limbah dari industri gula berupa molases. Namun, ketersediaan molases semakin menurun karena bersaing dengan produk lain. Oleh karena itu, pulp kakao merupakan alternatif
lain yang dapat dipilih untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak
ruminansia dan mengurangi cemaran akibat limbah pulp kakao (Effendi, 1995). Upaya pemanfaatan limbah pulp kakao sebagai pakan ruminasia dapat dilakukan dengan perlakuan fisik, kimiawi, biologi atau gabungan perlakuan tersebut. Sehingga pengolahan menjadi pakan komplit dengan berbagai jenis bahan pakan lainnya adalah salah satu upaya untuk memanfaatkan pulp kakao baik kandungan nutrisi maupun palatabilitasnya. Tolak ukur yang dapat dilihat pada pemanfaatan pulp kakao menjadi pakan yaitu fermentasi rumen yang meliputi kestabilan pH pada rumen, produksi Volatil Fatty Acid (VFA) dalam rumen yang menandakan mudah atau tidaknya pakan tersebut difermentasi oleh mikroba rumen dan merupakan sumber energi utama ruminansia asal rumen serta kandungan amonia rumen sebagai sintesa protein.
2
Rumusan Masalah Pulp kakao merupakan limbah dari industri pengolahan kakao yang pemanfaatannya masih sangat terbatas. Limbah pulp kakao ini di buang disungai sehingga meresahkan masyarakat akibat baunya yang menyengat. Pulp kakao mengandung glukosa yang digunakan oleh ternak sebagai sumber energi untuk pembentukan serat daging. Untuk mengatasi masalah tersebut maka limbah pulp kakao akan dijadikan salah satu bahan pakan dengan pembuatan pakan komplit untuk kambing Peranakan Etawa (PE)
Hipotesis Diduga bahwa level pulp kakao pada pakan komplit akan berpengaruh terhadap karakteristik fermentasi rumen pada kambing Peranakan Etawa (PE). Tujuan dan Kegunaan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan komplit dengan konsentrasi pulp kakao yang berbeda terhadap karakteristik fermentsi rumen pada kambing PE. Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada peternak tentang pengolahan dan pemanfaatan pulp kakao yang ditambahkan pada pakan komplit untuk meningkatkan kualitas pulp kakao sebagai pakan ternak ruminansia.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran Umum Pulp Kakao Kakao (Theobroma cacao,L.), termasuk salah satu komoditi eksport yang memiliki posisi kuat dalam pasaran dunia. Indonesia termasuk 6 besar Negara produsen kakao dunia, produksi kakao mencapai 2,2% dari produksi kakao dunia (Roesmanto, 1991). Pada umumnya limbah ini dibuang ke sungai tanpa perlakuan lebih dahulu,sehingga mencemari sungai (Sumaryati, 2012). Buah kakao merupakan buah yang bernilai ekonomi tinggi, sebagai bahan baku pengolahan coklat. Dinding buah terdiri dari lapisan luar tipis yang memanjang dan lapisan dalam yang tebal, lunak dan mengandung air. Lapisan dalam yang berasa manis tersebut disebut daging buah, dimana terdapat biji buah disekitar daging (plasenta) dengan jumlah 20 - 60 biji per buah, tergantung varietas dan kesuburan tanaman. Masing-masing biji diselaputi oleh pulp. Buah kakao yang sudah masak panjangnya sekitar 15 – 20 cm dengan diameter 8 – 9 cm. Dari keseluruhan bagian buah kakao, hanya bagian biji kakao yang dimanfaatkan oleh petani atau perusahaan perkebunan untuk diolah menjadi biji kakao kering, sementara bagian pulp kakao hanya dibuang begitu saja. Pulp kakao merupakan lapisan berlendir yang menyelimuti keping biji yang sebagian terdiri atas air dan lapisan komponen gizi yang cukup tinggi, diantaranya sukrosa, glukosa dan sedikit pati (Sulistyowati dkk, 1998). Produksi kakao serta komponen kakao diwilayah Indonesia disajikan pada Tabel 1:
4
Tabel 1. Total Produksi Kakao Perkebunan Rakyat, Besar Negara dan Besar Swasta Tahun 2016 Produksi Komponen (Ton) kakao Wilayah Kulit Buah Biji dan Plasenta** * (Ton) (POD)** Pulp** Sumatra 168.450 127.516,65 35.677,71 4.379,7 Jawa 36.126 27.347,382 7.651,48 939,27 Nusa tenggara dan Bali 18.062 13.672,93 3.825,53 469,61 Kalimantan 10.615 8.035,55 2.248,25 275,99 Sulawesi 494.241 374.140,43 104.680,24 12.850,26 Maluku dan Papua 329.34 24.931,03 6.975,42 856,28 Sumber : *Badan Pusat Statistik, 2015 **Ashadi, 1998 Menurut Chahyaditha (2011) dalam laporan penelitiannya mengatakan bahwa 68,8% dari berat buah kakao terbuang menjadi limbah. Cairan pulp kakao, sebagai hasil samping selama fermentasi biji kakao, diantaranya mengandung asam asetat atau asam cuka, asam laktat dan alkohol. Asam-asam organik tersebut terbentuk dari fermentasi gula yang terkandung dalam pulp biji kakao. Selama fermentasi dapat dihasilkan cairan pulp 15-20% dari berat biji kakao yang difermentasi (Ganda et al., 2008). Berikut adalah Gambar dari pulp kakao yang masih melekat pada biji kakao dan yang telah dipisahkan dari biji kakao :
Gambar 1. Pulp Kakao (Sumariyati, 2012) Kandungan asam asetat dalam cairan pulp setelah fermentasi adalah 1,6 % (Case, 2004). Menurut Agyeman dan Oldham (1986) cairan pulp mempunyai pH 3,4-7,0 dan menurut Effendi (1995) cairan pulp segar mengandung gula 12-15%, 5-7% pektin, 0,8-1,5% asam tidak menguap dan 0,1-0,5% protein. Cairan pulp 5
dengan kandungan gula 12-15% berpotensi digunakan sebagai bahan pakan sumber energi. Gambaran Umum Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing adalah sub-spesies kambing liar yang secara alami tersebar di Asia Barat Daya dan Eropa. Kambing liar tersebar dari Spanyol ke arah timur sampai India dan dari India ke utara sampai Mongolia dan Siberia. Habitat yang disukai kambing adalah daerah pegunungan yang berbatu-batu. Kambing sudah dijinakkan manusia sejak 7.000-9.000 tahun sebelum masehi. Kambing merupakan hewan memamah biak yang berukuran sedang. Kambing liar jantan maupun betina memiliki sepasang tanduk dimana tanduk kambing jantan lebih besar. Pada umumnya kambing memiliki jenggot, dahi cembung, ekor agak ke atas, dan berbulu lurus dan kasar. Berdasarkan tipenya kambing dibedakan menjadi tipe pedaging dan tipe penghasil susu (Devendra dan Burns, 1994). Kambing PE tergolong tipe dwiguna walaupun banyak dimanfaatkan sebagai ternak pedaging (Sarwono, 2002). Kambing PE merupakan kambing hasil persilangan antara kambing lokal Indonesia dengan kambing lokal dari India, yaitu antara kambing Kacang dan kambing Etawah, sehingga memiliki sifat diantara kedua tetua kambing tersebut (Atabany,2001). Kambing Etawa berasal dari daerah Jamnapari di India sehingga disebut juga kambing Jamnapari sebagai kambing pedaging kambing PE juga menghasilkan air susu. Kambing Peranakan Etawah (PE) memiliki ciri–ciri sebagai berikut: ukuran badan besar, kepala tegak, garis profil cembung, rahang bawah lebih panjang daripada rahang atas, tanduk mengarah ke belakang, telinga lebar panjang
6
dan menggantung dengan ujung telinga melipat. Warna bulu bermacam–macam dari belang putih hitam, putih coklat, sampai campuran antara putih, hitam, dan coklat, terdapat bulu yang lebat dan panjang di bawah ekor berat tubuh sekitar 3060 kg dan produksi susu berkisar 1 - 1,5l/hari (Sumadi dan Prihadi, 2010). Gambaran umum pada kambing PE dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Jenis Kambing PE (Wartoyo, 2015) Kambing PE memiliki berat lahir 3.5 kg, berat sapih 13.5 kg dan betina dewasa 45 kg serta berat pejantan 60 kg, lama kebuntingan rata-rata 150 hari (Kurniawan, 1987). Selanjutnya dinyatakan oleh Sugeng (1995) bahwa kambing Peranakan Etawah memiliki warna bulu coklat dengan bercak hitam dan putih. Bangsa kambing ini digunakan untuk produksi susu dan daging dengan persentase karkas 51% dengan kenaikan bobot badan rata-rata 50-150 gram/hari.
Derajat Keasaman (pH) Cairan rumen mengandung enzim α-amilase, galaktosidase, hemiselulosa, selulosa, dan xilanase. Rumen diakui sebagai sumber enzim pendegradasi polisakarida. Polisakarida dihidrolisis dalam rumen disebabkan karena pengaruh
7
sinergis dan interaksi dari komplek mikroorganisme, terutama selulase dan xilanase (Trinci et al., 1994). Ruminansia mempunyai kemampuan yang terbatas dalam
mengontrol
pH
rumen.
Rendahnya
pH
rumen
terjadi
dengan
terakumulasinya asam laktat dalam rumen (Fajar, 2013). Cairan rumen juga terdapat saliva yang berfungsi sebagai buffer dan membantu mempertahankan pH tetap pada 6,8. Saliva bertipe cair, membuffer asam-asam, hasil fermentasi mikroba rumen. Saliva merupakan zat pelumas dan surfaktan yang membantu didalam proses mastikasi dan ruminasi. Saliva mengandung elektrolit-elektrolit tertentu seperti Na, K, Ca, Mg, P, dan urea yang mempertinggi kecepatan fermentasi mikroba. (Hvelplund,1991). Rumen ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan domba) terdapat populasi mikroba yang cukup banyak jumlahnya. Cairan rumen mengandung bakteri dan protozoa. Konsentrasi bakteri sekitar 109 setiap cc isi rumen, sedangkan protozoa bervariasi sekitar 105 - 106 setiap cc isi rumen. Beberapa jenis bakteri/mikroba yang terdapat dalam isi rumen adalah (a) bakteri/mikroba lipolitik, (b) bakteri/mikroba pembentuk asam, (c) bakteri/mikroba amilolitik, (d) bakteri/mikroba selulolitik, (e) bakteri/mikroba proteolitik (Sutardi, 1977).
Amonia Cairan Rumen Menurut Sophian (2012), cairan rumen merupakan limbah yang diperoleh dari rumah potong hewan yang dapat mencemari lingkungan apabila tidak ditangani dengan baik. Bagian cair dari isi rumen kaya akan protein, vitamin B kompleks serta mengandung enzim-enzim hasil sintesa mikroba rumen.
8
Kadar amonia di dalam rumen merupakan salah satu faktor yang menentukan efesiensi sintesa protein pakan dimana akhirnya dapat berpengaruh terhadap fermentasi bahan organik pakan. Konsentrasi N-NH3 dibutuhkan untuk memaksimalkan sintesa protein mikroba berkisar antara 0,35 – 29 mg/100ml atau setara dengan 0,2 – 17 mM (Owens dan Bergen, 1983). Protein pakan akan mengalami proses degradasi menjadi peptida-peptida dan akhirnya menjadi asam-asam amino di dalam rumen. NH3 berasal dari protein pakan yang didegradasi oleh enzim proteolitik. Di dalam rumen, protein dihidrolisis pertama kali oleh mikroba rumen. Amonia dibebaskan dalam rumen selama proses fermentasi dalam bentuk ion NH4 maupun dalam bentuk tak terion sebagai NH3. Amonia yang dibebaskan dalam rumen sebagian dimanfaatkan oleh mikroba untuk mensintesis protein mikroba. Bahkan amonia yang dibebaskan dari urea atau garam-garam amonium lain dapat digunakan untuk sintesa protein mikroba (Arora, 1989). Beberapa asam amino langsung digunakan oleh bakteri untuk sintesis protein tubuhnya sendiri, tetapi sebagian besar mikroba rumen tidak dapat memanfaatkan asam amino secara langsung karena diduga mikroba tersebut tidak memiliki sistem transpor untuk mengangkut asam amino ke dalam tubuhnya. Mikroba dalam rumen
lebih suka merombak asam amino menjadi ammonia
(Sutardi, 1980).
Produksi Volatil Fatty Acid (VFA) dalam Rumen VFA atau asam lemak terbang merupakan salah satu produk fermentasi karbohidrat di dalam rumen yang menjadi sumber energi utama bagi ternak
9
ruminansia. Konsentrasi VFA pada cairan rumen dapat digunakan sebagai salah satu tolak ukur fermentabilitas pakan dan sangat erat kaitannya dengan aktifitas mikroba rumen (Parakkasi, 1999). VFA merupakan produk akhir fermentasi karbohidrat dan sumber energi utama ruminansia asal rumen. Peningkatan jumlah VFA menunjukkan mudah atau tidaknya pakan tersebut difermentasi oleh mikroba rumen. McDonald et al., (2002) menyatakan bahwa pakan yang masuk ke dalam rumen difermentasi untuk menghasilkan produk berupa VFA, sel-sel mikroba, serta gas metan dan CO2. Karbohidrat pakan di dalam rumen mengalami dua tahap pencernaan oleh enzimenzim yang dihasilkan oleh mikroba rumen. Pada tahap pertama mikroba rumen mengalami hidrolisis menjadi monosakarida, seperti glukosa, fruktosa dan pentosa. Hasil pencernaan tahap pertama masuk ke jalur glikolisis EmbdenMeyerhoff untuk mengalami pencernaan tahap kedua yang menghasilkan piruvat. Piruvat selanjutnya akan dirubah menjadi Volatil Fatty Acid (VFA) yang umumnya terdiri dari asetat, butirat, dan propionat (Arora, 1995). Kisaran produk VFA cairan rumen normal yang mendukung pertumbuhan mikroba adalah 80 sampai 160 mM (Sutardi, 1980), sedangkan konsentrasi VFA yang dihasilkan oleh ternak sapi rata-rata 111 mM (Hungate, 1966). Tinggi dan rendahnya produksi VFA menurut Arora (1995) dipengaruhi oleh tingkat fermentabilitas bahan pakan, jumlah karbohidrat yang mudah larut, pH rumen, kecernaan bahan pakan, jumlah serta macam bakteri yang ada di dalam rumen. VFA merupakan produk akhir fermentasi karbohidrat dan merupakan sumber
10
energi utama ruminansia asal rumen. Peningkatan jumlah VFA menunjukkan mudah atau tidaknya pakan tersebut difermentasi oleh mikroba rumen.
11
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2017. Penelitian ini dimulai dengan pembuatan pakan komplit yang dilaksanakan di Laboratorium Industri Pakan Universitas Hasanuddin. Penelitian dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu tahap pengambilan data di Laboratorium Industri Pakan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin dan analisis sampel yang dilakukan di Laboratorium Kimia Pakan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar. Materi Penelitian Bahan digunakan dalam penelitian ini adalah pulp kakao, tongkol jagung, dedak, bungkil kelapa, tepung udang, molases, urea, garam, semen, mineral dan cairan rumen. Peralatan yang digunakan adalah baskom, timbangan, pisau, talang, cetakan, pompa vakum, pH meter, kain kasa, tabung reaksi dan termos Metode Penelitian Penelitian ini di rancang dengan menggunakan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) 4x4 (4 perlakuan dan 4 periode sebagai ulangan). Adapun keempat perlakuan tersebut sebagai berikut : P0 : Ransum komplit dengan kandungan pulp kakao 0% P1 : Ransum komplit dengan kandungan pulp kakao 5% P2 : Ransum komplit dengan kandungan pulp kakao 10% P3 : Ransum komplit dengan kandungan pulp kakao 15%
12
Adapun denah perlakuan pakan komplit pulp kakao pada kambing PE jantan selama penelitian pada Tabel 2. Tabel 2. Denah perlakuan pemberian pulp kakao pada kambing PE selama penelitian Kambing Periode A B C
D
I
P0
P1
P2
P3
II
P2
P0
P3
P1
III
P1
P3
P0
P2
IV
P3
P2
P1
P0
Komposisi bahan pakan tiap perlakuan tertera pada Tabel 3. Tabel 3. Komposisi bahan pakan tiap perlakuan Perlakuan
Bahan (%) Tongkol jagung
P0 45
P1 45
P2 45
P3 45
Pulp Kakao
0
5
10
15
Dedak
20
20
20
20
Bungkil Kelapa
6
6
6
6
Tepung Rese
6
6
6
6
Molases
15
10
5
0
Garam
1
1
1
1
Urea
1
1
1
1
Semen
5
5
5
5
Mineral
1
1
1
1
100
100
100
100
Total
13
Kandungan zat zat nutrisi setiap bahan pakan yang akan digunakan dalam pembuatan pakan komplit dapat dilihat pada Tabel 4: Tabel 4. Kandungan Nutrisi Bahan Pada Pakan Komplit Bahan pakan
PK (%)
SK (%)
LK (%)
Tongkol jagung* 5,6 25,38 0,7 Pulp Kakao** 7,55 7,71 0,49 Dedak*** 12,9 11,4 13,0 Bungkil Kelapa*** 21,5 15 2 Tepung Udang*** 45 17,59 6,62 Molasses*** 4,0 0,38 0,08 Tepung Jagung*** 9,0 2,0 4,0 Garam Urea*** 287,5 Mineral Sumber : * : Murni, Dkk (2008) ** : Laboratorium pakan, Universitas Hasanuddin (2016) *** : Anggrodi (1985)
Ca(%)
P(%)
0,12 0,04 0,2 7,76 1,5 0,02 0,1
0,04 0,21 0,2 1,31 0,1 0,1 -
16,2
5,2
Kandungan nutrisi pakan komplit setiap perlakuan yang akan diberikan keternak kambing dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Kandungan Nutrisi Tiap Perlakuan Perlakuan Jumlah
P0(%)
P1(%)
P2(%)
P3(%)
Bahan Kering
90,59
86,92
83,26
79,59
Bahan Organik
77,55
77,77
77,99
78,21
Protein Kasar
12,56
12,74
12,92
13,09
Serat Kasar
15,71
16,07
16,44
16,81
Lemak Kasar
3,44
3,46
3,48
3,50
Kalsium
0,88
0,82
0,76
0,70
Posfor
0,26
0,26
0,25
0,25
14
Prosedur Pembuatan Pakan Komplit Menyiapkan bahan pakan yang akan digunakan. Kemudian setiap bahan pakan ditimbang berdasarkan formulasi tiap perlakuan dan dicampur dalam sebuah wadah selanjutnya dilakukan pencetakan dan di angina anginkan hingga kering sehingga dapat di berikan kepada ternak. Prosedur pembuatan pakan komplit pulp kakao disajikan pada Gambar 3. Menyiapkan bahan pakan sesuai formula
Pencampuran
Pencetakan
Pengeringan
Pakan Komplit Gambar 3. Prosedur pembuatan pakan komplit kambing PE (Wartoyo, 2015)
15
Kandang Metabolisme Penelitian ini menggunakan 4 ekor
kambing Peranakan etawah (PE)
jantan berumur kurang lebih satu tahun dengan berat rata-rata 9 kg. Kambing di tempatkan dalam kandang metabolisme yang dilengkapi tempat pakan dan urin. Kandang ini dipasangi ram plastik di bawah lantai kandang yang berfungsi sebagai filtrasi feses dan urin, corong plastik dan toples dipasang di bawah ram plastik untuk menadah urin, sehingga feses dan urine tertampung dalam penampungan masing-masing. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini berlangsung selama 4 periode penelitian, tiap periode dibagi 2 tahap yaitu tahap pertama pembiasaan selama 10 hari dan tahap kedua yaitu priode koleksi selama 5 hari. Pembiasaan pakan dimaksudkan agar ternak terbiasa dengan pakan yang ditawarkan, dan semua pakan yang dimakan sebelumnya sudah keluar semua selama 10 hari. Sedangkan periode koleksi atau pengambilan data selama 5 hari adalah data yang diambil merupakan pengaruh pakan perlakuan. Pemberian pakan dan air minum dilakukan secara ad-libitum. Pengambilan Sampel
Pakan, Feses, dan Urin Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah sampel sisa pakan diambil
tiap hari selama 5 hari sebanyak 10% demikian juga feses dan urin dari masingmasing berat totalnya. Untuk penampungan urin ditambah 20 cc H2SO4 1 M untuk mencengah penguapan nitrogen. Feses dan urin di simpan di freezer selama 5 hari dan hari terakhir dikompositkan kemudian diambil sampel sebanyak 10% 16
dari berat sampel yang terkumpul untuk kebutuhan analisis di Laboratorium Kimia Pakan Fakultas Peternakan.
Cairan Rumen dan pH Cairan Rumen Sampel cairan rumen diambil dengan system Stomach Tube (Preston,
1986) yang menggunakan pompa vacum pada akhir penelitian atau hari terakhir dari fase koleksi setiap periode. Sampel cairan rumen yang diambil diukur pHnya dengan pH meter, kemudian disaring dengan 4 lapis kain kasa (kain saringan) dan cairan rumen yang bening dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu disimpan dalam termos yang telah di isi es batu dan disimpan dalam freezer. Pengukuran amonia rumen dengan menggunakan metode Microdiffusion Conway dan Pengukuran VFA menggunakan metode Destilasi Uap (Conway, 1962) di Laboratorium Kimia Pakan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar. Peubah yang Diukur Peubah yang diukur pada penelitian ini adalah amonia cairan rumen, pH cairan rumen, dan total volatile fatty acid (VFA). Pengolahan Data Data dianalisis dengan analisis ragam menurut Rancangan Bujur Sangkar Latin 4x4 (4 perlakuan dan 4 ulangan). Perlakuan berpengaruh nyata terhadap parameter yang diukur akan diuji dengan menggunakan uji BNT (Sudjana, 1991). Dengan model matematika sebagai berikut. Yijk = μ + ßi + Κj + Ƭk + ξ ijk
17
Ket: μ = rataan umum ßi = pengaruh baris ke (i : 1,2,3,4) Κj = pengaruh kolom ke (j : 1,2,3,4) Ƭk = pengaruh perlakuan ke (k : 1,2,3,4) ξ ijk = pengaruh galat
18
HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai rata-rata pH, Total Volatile Fatty Acid (VFA), konsentrasi amonia cairan rumen pada kambing peranakan Etawa jantan dapat dilihat pada Tabel 6: Tabel 6. Rata-rata Nilai Konsentrasi Cairan Rumen Kambing Peranakan Etawa Perlakuan Parameter P0 P1 P2 P3 pH Cairan Rumen
6,50±0,22
Total Volatile Fatty Acid 105,07±14,7 (mM)
6,54±0.28 113,60±31,6
6,67±0,26 102,72±21,7
Amonia Cairan Rumen 7,71±1,18 6,34±1,74 5,72±1,92 (mM) Ket : P0 : Ransum komplit dengan kandungan pulp kakao 0% P1 : Ransum komplit dengan kandungan pulp kakao 5% P2 : Ransum komplit dengan kandungan pulp kakao 10% P3 : Ransum komplit dengan kandungan pulp kakao 15%
6,62±0,34 100,91±32,8 5,59±3,25
pH Cairan Rumen Berdasarkan data Tabel 6, rataan pH cairan rumen dari tiap perlakuan menurut sidik ragam tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap pH cairan rumen kambing Peranakan Etawa jantan yang diberi pakan dengan kandungan pulp kakao yang berbeda. Perubahan pH berkaitan erat dengan waktu pengambilan sampel setelah pemberian pakan dimana pengambilan sampel cairan rumen diambil 4–5 jam setelah pemberian pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hariyani (2011), yang menyatakan bahwa faktor lain yang turut mempengaruhi nilai pH cairan rumen yaitu lamanya waktu tinggal makanan yang dihitung sejak makan dan sekresi saliva.
19
Penggunaan pakan dengan campuran pulp kakao hingga level 15% tidak mempengaruhi kestabilan pH. Tabel 6, menunjukkan pH tetap pada kisaran normal yaitu 6-7. Hal ini sesuai dengan pendapat Arora (1995) menyatakan bahwa pH cairan rumen normal pada kambing berkisar antara 6-7. Kestabilan pH cairan rumen juga dapat dipengaruhi oleh adanya cairan saliva. Hal ini sesuai dengan pendapat Hvelplund (1991) bahwa cairan rumen juga terdapat saliva yang berfungsi sebagai buffer dan membantu mempertahankan pH tetap pada 6,8. Saliva bertipe cair, membuffer asam-asam, hasil fermentasi mikroba rumen. Saliva merupakan zat pelumas yang membantu didalam proses mastikasi dan ruminasi. Saliva mengandung elektrolit-elektrolit tertentu seperti Na, K, Ca, Mg, P, dan urea yang mempertinggi kecepatan fermentasi mikroba. Total Volatile Fatty Acid (VFA) dalam Rumen Data Tabel 6 menunjukkan rataan konsentrasi VFA tiap perlakuan berdasarkan sidik ragam tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap konsentrasi VFA kambing Peranakan Etawa jantan. Hal tersebut menandakan bahwa penambahan pulp kakao pada pakan komplit hingga level 15% tidak mempengaruhi aktivitas mikroba rumen dalam memproduksi VFA. Total VFA yang diperoleh pada tiap perlakuan pada Tabel 6 yaitu 100,91–113,60 nilai tersebut masih berada pada kisaran konsentrasi VFA yang dihasilkan oleh mikroba rumen dalam kondisi normal. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutardi (1980) yang menyatakan bahwa kisaran normal VFA dalam rumen yaitu 80-160 mM. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Asikin (2015) total VFA tetap normal
20
pada 108-117 mM artinya tidak mempengaruhi kinerja bakteri rumen dalam memproduksi VFA. VFA merupakan produk akhir fermentasi karbohidrat dan sumber energi utama ruminansia asal rumen. Peningkatan jumlah VFA menunjukkan mudah atau tidaknya pakan difermentasi oleh mikroba rumen. Selain itu, komposisi dan bentuk fisik pakan juga mempengaruhi total VFA. Hal ini sesuai dengan pendapat McDonald et al (2002) yang menyatakan bahwa pakan yang masuk kedalam rumen difermentasi untuk menghasilkan produk berupa VFA, sel-sel mikroba, serta gas metan dan CO2. Sakinah (2005) menyatakan bahwa komposisi VFA dalam rumen berubah dengan adanya perbedaan bentuk fisik, komposisi pakan, taraf dan frekuensi pemberian pakan, serta pengolahan. Produksi VFA yang tinggi merupakan kecukupan energi bagi ternak. Tinggi atau rendahnya produk VFA dapat dipengaruhi juga oleh tingkat fermentabilitas pakan dan bakteri dalam rumen. Hal ini sesuai dengan pendapat Arora (1995) yang menyatakan tinggi dan rendahnya produksi VFA dipengaruhi oleh tingkat fermentabilitas bahan pakan, jumlah karbohidrat yang mudah larut, pH rumen, kecernaan bahan pakan, jumlah serta macam bakteri yang ada di dalam rumen. Hartati (1998) menambahkan produksi VFA di dalam cairan rumen dapat digunakan sebagai tolak ukur fermentabilitas pakan. Konsentrasi Amonia Cairan Rumen Tabel 6 menunjukkan rataan konsentrasi amonia cairan rumen tiap perlakuan berdasarkan sidik ragam tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap konsentrasi amonia cairan rumen kambing Peranakan Etawa jantan yang diberi
21
pakan komplit dengan konsentrasi pulp kakao hingga 15%. Hasil yang diperoleh pada total amonia cairan rumen cenderung menurun namun nilai tersebut masih menunjukkan amonia dalam cairan rumen berada pada kisaran normal. Hal ini sesuai dengan pendapat Preston and Leng (1987) bahwa untuk pertumbuhan mikroba rumen yang optimal konsentrasi amonia dalam rumen berkisar 3.4- 11 mM. Rendahnya konsentrasi amonia cairan rumen pada P3 disebabkan tekstur bahan pakan yaitu kandungan pulp lebih banyak sehingga pakan cenderung lebih padat dan keras dari perlakuan lain sehingga mengakibatkan proses mastikasi pengunyahan yang lebih banyak. Semakin banyak kegiatan pengunyahan, makin banyak pula produksi saliva. Menurut Muslim et al (2014) tinggi rendahnya konsentrasi ammonia ditentukan oleh tingkat protein pakan yang dikonsumsi, derajat degradabilitas, lamanya pakan berada dalam rumen dan pH rumen. Menurut Sutardi (1980), bahwa seekor domba dalam sehari menghasilkan saliva rata-rata 5 liter. Lebih lanjut dijelaskan bahwa 75% bahan kering saliva ruminansia terdiri atas bahan organik yang kaya akan nitrogen bukan protein. Selanjutnya nitrogen bukan protein ini di dalam rumen di degradasi menjadi amonia McDonald et al (2002) menjelaskan bahwa konsentrasi NH3 yang tinggi dapat menunjukkan proses degradasi protein pakan lebih cepat dari pada proses pembentukan protein mikroba, sehingga ammonia yang dihasilkan terakumulasi dalam rumen. Protein di dalam rumen mengalami proses degradasi oleh enzim proteolitik menjadi asam-asam amino, kemudian sebagian besar asam-asam amino mengalami katabolisme menjadi asam-asam organik, amonia dan CO2. Amonia
22
merupakan sumber nitrogen utama bagi mikroba rumen karena amonia yang dibebaskan dalam rumen sebagian dimanfaatkan oleh mikroba untuk sintesis protein mikroba (Arora, 1989). Sekitar 3,5-14 mM amonia (NH3) digunakan oleh mikroba rumen sebagai sumber N untuk proses sintesis selnya.
23
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa pulp kakao dapat digunakan sebagai bahan pakan hingga level 15% pada kambing Peranakan Etawah (PE) jantan.
Saran Perlu penelitian lebih lanjut untuk melihat batas penggunaan pulp kakao sebagai pakan ternak ruminansia.
24
DAFTAR PUSTAKA
Agyeman, K.O.G and J.H. Oldham., 1986. Utilization of Cacao By-product as an Alternatif Source of Energy Biomass. 10: 311–318. Anggorodi, R. 1985. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Arora, S. P. 1989. Pencernaan Mikroba pada Ruminansia. Edisi 1. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Arora, S. P. 1995. Pencernaan Mikroba pada Ruminansia. Cetakan kedua. Diterjemahkan oleh Retno Murwani. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. Asikin, N. 2015. Karakteristik fermentasi rumen pada ternak kambing kacang jantan yang di beri pakan komplit berbasis tongkol jagung mengandung sumber protein yang berbeda. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar. Hal 18 Ashadi, R.W. 1998. Pembutaan gula cair dari pod coklat dengan menggunakan asam sulfat, enzim, serta kombinasi keduanya. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Bogor. Atabany, A. 2001. Studi kasus produksi kambing Peranakan Etawah dan kambing Saanen pada peterakan kambing Barokah dan PT Taurus Dairy Farm. Tesis. Program Pasca sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Perkebunan Indonesia 2014-2016 Kakao. Direktorat Jendral Perkebunan. Jakarta Case, C.L. 2004. The Microbiology of Chocolate. http://smccd.net/accounts/ case/chocolate.html. Diakses tanggal 27 november 2016 Chahyaditha E.M. 2011. Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao dengan Kapasitas Produksi 20.000 Ton /Tahun. Universitas Sumatra. Conway E.J. 1962. Microdiffusion Analysis and Volumetric Errors. 5th Edition. Crosby, Lockwood and Son, London Devendra, C dan M. Burns. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. ITB Effendi, S. 1995. Utilization of Cocoa Sweating for Nata Production Using Acetobacter xylinum. Menara Perkebunan. 63(1):23-26 Fajar, A.P. 2013. Amonia cairan rumen, pH dan urea plasma darah kambing kacang jantan yang mendapatkan wafer pakan komplit mengandung 25
tongkol jagung. Skripsi. Hasanuddin. Makassar
Fakultas
Peternakan.
Universitas
Ganda, P.G.P., Harijono, S. Kumalaningsih dan Aulani’am. 2008. Optimasi kondisi depolimerisasi pulp biji kakao oleh enzim poligalakturonase endojinus. Jurnal Teknik Industri 9 (1): 24-34 (Terakreditasi). Hariyani. 2011. Pengaruh dosis urea dalam amoniasi batang pisang terhadap degradasi rumen ternak. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Andalas. Padang.. Hal: 19-24 Hartati, E. 1998. Suplementasi minyak lemuru dan seng ke dalam ransum yang mengandung silase pod kakao dan urea untuk memacu pertumbuhan sapi holstein jantan. Disertasi. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor Hungate, R. E. 1966. Introduction: The Ruminant and The Rumen. Elseveier Applied Science. London. Hvelplund,T. 1991. Volatile Fatty Acids and Protein Production in The Rumen. In : J.P.Jouvany (Ed), Rumen Microbial Metabolism and Ruminant Digestion Inra: Paris. Kurniawan, I. 1987. PPS Peternakan Kabupaten Dati II Gunung Kidul. Bulletin Informasi Pertanian, Jawa Tengah. McDonald, P., R.A. Edwards, J.F.D. Greenhalg and C.A. Morgan. 2002. Animal Nutrition. 6th Ed. Ashford Color Pr., Gosport. Murni, R., Suparjo, Akmal dan B.L. Ginting . 2008. Buku Ajar. Teknologi Pemamfaatan Limbah Untuk Pakan. Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Jambi Muslim. G. J.E. Sihombing, S. Fauziah, A. Abrar, dan A.Fariani. 2004. Aktivitas Proporsi Berbagai Cairan Rumen dalam Mengatasi Tannin dengan Tehnik In Vitro. Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya. 3(1):25-36 Owens, F. H. and W. G. Bergen. 1983. Nitrogen Metabolism of Ruminant Animals: Historical Perspective, Current Understanding and Future Implication. J. Anim. Sci. 57, suppl 2. Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Preston, T. R. A. Leng. 1987. Matching Ruminant Production System with Available Sources in Tropics. Penabul book. Aemidale
26
Roesmato, J. 1991. Kakao Kajian Sosial Ekonomi. Aditya Media, Yogyakarta Sakinah, D. 2005. Kajian suplementasi probiotik bermineral terhadap produksi VFA, NH3, dan kecernaan zat makanan pada domba. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor Sarwono B. 2002. Beternak Kambing Unggul. Jakarta: Penebar Swadaya. Sophian, Y, 2012. Aktivitas Enzim. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Institute Pertanian Bogor. Sudjana. 1991. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Sinar Baru. Bandung. Sugeng, B. 1995. Beternak Domba. Penebar Swadaya, Jakarta. Sulistyowati., Atmawinata., O. S. Mulato dan Yusianto. 1998. Pemanfaatan limbah bubur pulp kakao untuk pembuatan nata kakao. Jurnal. Pelita Perkebunan. 14 (1) : 63-75. Sumadi dan S. Prihadi. 2010. Petunjuk Pelaksanaan Standarisasi dan Klasifikasi Kambing Peranakan Etawa di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kerjasama Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Fakultas Peternakan. Universitas Gadjahmada.Yogyakarta. Sumaryati, E. 2012. Pengaruh penundaan pengolahan cairan pulp kakao ( Theobroma Cacao, L.) Dan penambahan air kelapa terhadap rendemen dan sifat nata serta sisa medium fermentasi. Jurnal. Fakultas Pertanian Universitas Widyagama Malang Sutardi, T. 1977. Ikhtisar Ruminologi Badan Khusus Peternakan Sapi Perah. Kayu Ambon, Lembang. Direktorat Jenderal Peternakan. Lembang. Sutardi, T. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi Jilid I. Departemen Ilmu Makanan ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Trinci, A.P.J., D.R. Davies., K. Gull., M.L Lawrence., B.B. Nielsen., A. Rickers. And M.K. Theodorou. 1994. Anaerobic fungi in herbivorous animals. Myco. Res. 98:129-152 Wartoyo, E. E. 2015. Daya cerna serat kasar dan protein kasar wafer tongkol jagung mengandung sumber protein berbeda pada kambing kacang jantan. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar. Makassar
27
LAMPIRAN Tabel 7. pH Cairan Rumen kambing PE Jantan Berdasarkan Percobaan Priode A 6.81 6.62 6.30 6.47 26.2 6.55
I II III IV Total Rataan
Rata-rata Perlakuan Perlakuan Jumlah P0 26.02 P1 26.17 P2 26.71 P3 26.48
KAMBING B C 6.94 7.07 6.53 6.26 6.67 6.30 6.52 6.37 26.66 26 6.66 6.5
Total D 7.08 6.56 6.50 6.38 26.52 6.63
27.90 25.97 25.77 25.74 105.38 26.345
Rataan 6.505 6.542 6.677 6.620
Perhitungan Sidik Ragam Yij2 r2 = 105.382 16 694.059 =
FK=
JKT = ΣYij2 – FK = {(6.81)2+(6.94)2+….(6.38)2} – FK = 695.109 – 694.059 = 1.04998 Yi2 –FK r
JKB =
Σi
JKB =
{(26.2)2+(26.66)2+(26)2+(26.52)2 – 649.059 4
28
= 694.127- 649.059 = 0.06748 YJ2 Σj r –FK {(27.9)2+(25.97)2+(25.77)2+(25.74)2 = – 649.059 4 = 694.873- 649.059
JKK =
= 0.81383 Yk2 JKP = Σ –FK r {(26.02)2+(26.17)2+(26.71)2+(26.48)2 = – 649.059 4 = 694.131- 649.059 = 0.07193 JKG = JKT-JKB-JKK-JKP =1.049975 -0.81383-0.81383-0.81383 = 0.09675 Daftar Sidik Ragam pH Cairan Rumen SUMBER KERAGAMAN BARIS KOLOM PERLAKUAN GALAT TOTAL
DB
JK
3 3 3 6 15
0.067475 0.813825 0.071925 0.09675 1.049975
KT
FHIT
0.022492 1.394832 0.271275 16.82326 0.023975 1.486822 0.016125
FTABEL (0.05) 4.76
FTABEL (0.01) 9.78
29
Tabel 8. Total Volatile Fattie Acid Priode A 78.57 133.34 90.49 84.615 387.015 96.75375
I II III IV Total Rataan
Rata-rata Perlakuan Jumlah Perlakuan 420.28 P0 454.41 P1 410.91 P2 403.655 P3 Perhitungan Sidik Ragam
KAMBING B C 109.52 82.33 140.47 150 80.95 83.3 100 94.87 430.94 410.5 107.735 102.625
Total D 88.09 159.53 95.24 117.94 460.8 115.2
358.51 583.34 349.98 397.425 1689.255 422.3138
Rataan 105.07 113.6025 102.7275 100.9138
Yij2 r2 = 1689.2552 16 = 178348.9034
FK=
JKT = ΣYij2 – FK = {(78.57)2+(109.52)2+….(117.94)2} – 178348.9034 = 188987.8986– 178348.9034 = 10638.99519 JKB =
Σi
Yi2 –FK r
{(387.015)2+(430.94)2+(410.5)2+(460.8)2 – 178348.9034 4 = 179084.196- 178348.9034
JKB =
= 735.2925172
30
Yj2 Σj r –FK {(358.51)2+(583.34)2+(349.98)2+(397.425)2 = – 178348.9034 4 = 187311.9017- 178348.9034
JKK =
= 8962.998242 Yk2 –FK r {(420.28)2+(454.41)2+(410.912+(403.655)2 = 4 = 178727.0284- 178348.9034
JKP =
Σ
– 178348.9034
= 378.1249672 JKG = JKT-JKB-JKK-JKP = 10638.99519-735.2925172-8962.998242-378.1249672 = 562.5794594 Daftar Sidik Ragam VFA Cairan Rumen SUMBER KERAGAMAN BARIS KOLOM PERLAKUAN GALAT TOTAL
DB
JK
3 3 3 6 15
735.2925 8962.998 378.125 562.5795 10639
KT
FHIT
245.0975 2.614004 2987.666 31.86394 126.0417 1.344254 93.76324
FTABEL (0.05) 4.76
FTABEL (0.01) 9.78
31
Tabel 9. Konsentrasi Amonia Cairan Rumen KAMBING A B C 6.4675 4.4775 3.4825 6.4675 8.9675 3.98 8.4575 4.4775 6.965 10.4475 4.975 6.965 31.84 22.8975 21.3925 7.96 5.724375 5.348125
Periode I II III IV Total Rataan
Rata-rata Perlakuan Perlakuan Jumlah P0 30.8575 P1 25.3725 P2 22.885 P3 22.3875
Total
D 3.4825 5.4725 7.96 8.4575 25.3725 6.343125
17.91 24.8875 27.86 30.845 101.5025 25.37563
Rataan 7.714375 6.343125 5.72125 5.596875
Yij2 r2 = 101.50252 16 = 643.9223441
FK=
JKT = ΣYij2 – FK = {( 6.4675)2+( 4.4775)2+….( 8.4575)2} – 67.63464961 = 711.5569938– 67.63464961 = 67.63464961 JKB =
Σi
Yi2 –FK r
{( 31.84)2+( 22.8975)2+( 21.3925)2+( 25.3725)2 JKB = 4 = 659.8709797- 67.63464961
– 67.63464961
= 15.94863555
32
Yj2 Σj r –FK {(17.91)2+(24.8875)2+(27.86)2+(30.845)2 = – 643.9223441 4 = 666.9373453- 643.9223441
JKK =
= 23.01500117 Yk2 –FK r {(30.8575)2+(25.3725)2+(22.885)2+(22.3875)2 = – 643.9223441 4 = 655.2181109- 643.9223441
JKP =
Σ
= 11.2957668 JKG = JKT-JKB-JKK-JKP = 67.63464961-23.01500117-15.94863555-11.2957668 = 17.37524609
Daftar Sidik Ragam N amonia Rumen SUMBER KERAGAMAN BARIS KOLOM PERLAKUAN GALAT TOTAL
DB
JK
3 3 3 6 15
15.94864 23.015 11.29577 17.37525 67.63465
KT
FHIT
5.316212 1.835788 7.671667 2.649171 3.765256 1.300214 2.895874
FTABEL (0.05) 4.76
FTABEL (0.01) 9.78
33
DOKUMENTASI
Pengambilan cairan rumen
Pengukuran pH cairan rumen
34
Pembuatan pakan komplit
Pengambilan sampel
35
Analisis Ammonia dan VFA
Pemeliharaan Kambing
36
RIWAYAT HIDUP Nasriyani. Lahir pada tanggal 10 Mei 1994 di Passeno Sidrap. Penulis adalah anak tiga dari tujuh bersaudara dari pasangan suami istri Muhammad Nasir Mamma S.Pd dan Samriyani. Penulis mengawali pendidikan di Sekolah Dasar SDN N0.6 Benteng dan lulus pada tahun 2007. Kemudian melanjutkan sekolah menengah pertama di SLTP Negeri 2 Baranti dan lulus pada tahun 2010. Setelah itu melanjutkan sekolah di SMK Negeri 01 Watang Pulu dan lulus tahun 2013. Pada tahun 2013 melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri tepatnya di Universitas Hasanuddin Fakultas Peternakan melalui jalur Seleksi Nasional Perguruan Tinggi Negeri (SNPTN). Selama menjadi mahasiswa penulis tercatat sebagai pengurus di IPMI SIDRAP BKPT UNHAS (Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Sidenreng Rappang Badan Koordinasi Perguruan Tinggi Universitas Hasanuddin) periode 2013-2017 dan sebagai warga HIMATEHATE priode 2014207.
37