334
Unmas Denpasar
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI DAN PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG ACUNG PEREMPUAN DI PANTAI LEGIAN KUTA Made Ika Prastyadewi1), Putu Yusi Pramandari2), Gde Bayu Surya Parwita3) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar1,2,3 Email :
[email protected] ABSTRACT Concept of Women in Development (WID) placing women as actors in the development process. The role of women in finding a job to increase family income currently have a large enough portion. Shifting the role of women from homemakers to breadwinners in the family more due economic demands in the household. Purpose of this research is to know the demographic characteristics of free-merchant woman in Legian Beach seen from the factors of age, education level, and the number of children and their effect on income level. The samples used were as many as 70 free-merchant woman with Stratified Random Sampling technique. Questionnaires, observations and interview used researchers to collect data. The demographic characteristics will be answered through a descriptive approach, while the influence of the demographic characteristics of the free-merchant women's income levels either simultaneously or partially visible through F-test and t-test with multiple regression analysis. The result showed that the average contribution of free-merchant women in Legian Beach is 65.6 percent of the total family income . Simultaneous testing results show that the overall good independent variables age, level of education and number of children significant effect on the income of free-merchant woman in Legian Beach. While the partial test, in getting that age, education and number of children are positive and significant effect on the income free-merchant woman in Legian Beach. From this research results suggested the free-merchant woman need for English language skills training and ethics for dealers selling to be able to increase their income. Keywords : demographic characteristics, income, free-merchant woman PENDAHULUAN Partisipasi perempuan dalam kegiatan ekonomi bukanlah hal baru. Alasan tingginya partisipasi perempuan dalam bekerja adalah kemauan perempuan untuk mandiri dari sisi ekonomi serta adanya kebutuhan untuk menambah pendapatan keluarga. Selain itu, semakin luasnya kesempatan kerja bagi tenaga kerja perempuan juga menjadi penyebab tingginya tingkat partisipasi tenaga kerja perempuan saat ini. Todaro (2002) menyatakan bahwa peran aktif kaum perempuan dalam dunia kerja terpusat pada sektor pertanian dan sektor informal perkotaan. Hal ini dikarenakan imbas dari diskriminasi pendidikan bagi perempuan di masa lalu. Dimana hanya anak laki-laki yang boleh sekolah sedangkan anak perempuan hanya membantu mengurus rumah tangga. Rendahnya tingkat pendidikan perempuan akibat diskriminasi tersebut membuat mereka tidak mempunyai banyak pilihan untuk bersaing di pasar tenaga kerja. Melekatnya unsur budaya yang didukung oleh keindahan alam menjadikan sektor pariwisata tetap menjadi tumpuan perekonomian Provinsi Bali hingga saat ini. Pembangunan sektor pariwisata mampu menyerap tenaga kerja baik pada sektor formal maupun informal. Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
335
Unmas Denpasar
Tipe pariwisata budaya yang berkembang hingga saat ini membuka banyak peluang bagi pekerja perempuan untuk berpartisipasi di dalamnya. Tingginya peran perempuan sebagai tenaga kerja tersebut ditunjukkan oleh Tingkat Parsipasi Angkatan Kerja (TPAK). Data BPS (2015) menunjukkan bahwa partisipasi angkatan kerja di Bali mengalami fruktuasi setiap tahunnya. Dimana di Tahun 2013 dan 2014 TPAK Provinsi Bali bahkan menurun hingga 2 persen. Ini berarti bahwa tidak semua angkatan kerja di Bali mampu diserap oleh lapangan pekerjaan yang ada. Kondisi ini juga berimbas pada TPAK perempuan di Tahun 2013 dan 2014 yang juga mengalami penurunan. Akan tetapi persentase TPAK perempuan yang secara rata – rata adalah sebesar 68,17 persen menunjukkan bahwa lebih dari setengah angkatan kerja perenpuan di Bali mampu diserap oleh pasar kerja. Meskipun tidak sebanding dengan TPAK laki-laki, partisipasi perempuan dalam dunia kerja di Bali cukup memberikan sumbangan yang besar pada perekonomian daerah. Kelurahan Legian adalah salah satu desa yang bergantung pada sektor pariwisata. Kelurahan ini memiliki aset desa yang dikelola dengan tujuan wisata. Salah satunya adalah pembagian area berjualan di sepanjang Pantai Legian menjadi sembilan zona dengan penetapan jumlah pedagang atau penyedia jasa pada setiap zona sesuai kapasitasnya. Kawasan Pantai Legian terbentang sepanjang 1,7Km2 dimana maksimal 60 persen dari panjang pantai dapat dimanfaatkan sebagai area berjualan bagi pedagang. Karenanya kawasan Pantai Legian merupakan potensi andalan desa yang mampu menyerap masyarakat sekitar sebagai tenaga kerja untuk dapat meningkatkan perekonomian keluarga. Di tengah moderenisasi dan perkembangan jaman, zona berjualan di Pantai Legian memberikan kesempatan kepada 516 orang masyarakat di Kelurahan Legian untuk dapat berupaya meningkatkan pendapatan keluarga dengan menjadi pedagang acung. Pedagang acung merupakan pedagang yang menawarkan barang dan jasa dengan mendekati konsumen secara langsung. Jumlah pedagang acung di Pantai Legian menurut pembagian zona yang telah ditetapkan. Dari 9 zona yang ada, jumlah pedagang terbanyak berada di Zona I yaitu kawasan Blue Ocean, Purinaga dan Balawisata. Sedangkan jumlah pedagang terendah berada di Zona IV yaitu Kawasan Melasti. Terlihat bahwa pedagang laki-laki dan perempuan memiki persentasi yang hampir sama. Dari total 516 pedagang acung yang terdaftar 44,96 persen adalah pedagang perempuan sedangkan sisanya 55,04 persen adalah pedagang lakilaki. Ini membuktikan bahwa hingga saat ini partisipasi perempuan yang bekerja khususnya di Kawasan Pantai Legian cukup tinggi. Pedagang acung perempuan yang bekerja di Pantai Legian umunya adalah mereka yang sudah berkeluarga. Pekerjaan sebagai pedagang acung dikategorikan sebagai pekerjaan sektor informal. Berdasarkan ciri sektor informal yang relatif fleksibel memungkinkan berkurangnya konflik perempuan antara mengurus rumah tangga dan mencari nafkah (Handayani dan Artini, 2009). Pekerjaan sebagai pedagang acung oleh kaum perempuan ini diduga tidak hanya merupakan kegiatan tambahan untuk mengisi waktu luang, tetapi lebih untuk membantu menopang ekonomi keluarga di tengah meningkatnya kebutuhan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik demografi pedagang acung perempuan di Pantai Legian dilihat dari faktor umur, tingkat pendidikan, dan jumlah tangggungan anak serta pengaruhnya terhadap tingkat pendapatan pedagang acung perempuan di Pantai Legian Kecamatan Kuta. Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
336
Unmas Denpasar
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Legian Kecamatan Kuta. Obyek penelitian ini adalah peranan perempuan dalam pembangunan ekonomi keluarga, dengan mengambil fokus penelitian pada karakteristik demografi dan pengaruhnya terhadap pendapatan keluarga pedagang acung perempuan yang berjualan di Pantai Legian Kecamatan Kuta. Karakteristik demografi yang terdiri atas umur (X1), tingkat pendidikan (X2) dan jumlah tanggungan anak (X3) adalah variabel bebas dalam penelitian ini. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Sugiono, 2009). Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah pendapatan pedagang acung perempuan di Pantai Legian Kecamatan Kuta yang disimbolkan dengan (Y). Adapun definisi dan batasan dari variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Pendapatan (Y) adalah upah bersih yang diterima oleh pedagang acung perempuan yang diperoleh dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan keluar dalam satuan rupiah. 2) Umur (X1) adalah usia pedagang acung perempuan saat dilakukan penelitian, yang dihitung berdasarkan tahun lahir dalam satuan tahun. 3) Pendidikan (X2) adalah jenjang pendidikan pedagang acung perempuan yang dihitung dari tahun sukses pendidikan formal yang pernah ditempuh dalam satuan tahun. 4) Jumlah tanggungan anak (X3) adalah banyaknya anak yang dilahirkan atau diangkat oleh pedagang acung perempuan dan masih menjadi beban tanggungan. Usia anak yang menjadi beban tanggungan dalam penelitian ini adalah usia tidak produktif yaitu kurang dari 15 tahun yang dihitung dalam satuan orang. Populasi penelitian ini adalah pedagang acung perempuan di Pantai Legian Kecamatan Kuta yang berjumlah 232 orang. Sampel penelitian berjumlah 70 orang pedagang yang dihitung dengan Rumus Slovin (Sugiono, 2009). Teknik pengambilan sampel ditentukan dengan Stratified Random Sampling . Cara ini digunakan agar setiap zona dalam lokasi penelitian terwakilkan. Sedangkan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan baik dengan kuisioner, observasi maupun wawancara. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan regresi linier berganda. Pendekatan deskriptif yang digunakan adalah uraian dari tabel – tabel yang menggambarkan kondisi riil sampel penelitian. Pendekatan deskripstif akan mampu menjawab tentang karakteristik demografi pedagang acung perempuan di Pantai Legian. Sedangkan untuk melihat hubungan antar karakteristik demografi dan pendapatan digunakan analisis regresi linier berganda, yaitu hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
337
Unmas Denpasar
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Demografi Pedagang Acung Perempuan di Pantai Legian Karakteristik demografi menggambarkan keadaan penduduk di suatu dareah berdasarkan ciri-ciri tertentu yang dimiliki. Berikut adalah karakteristik demografi berdasarkan umur, tingkat pendidikan, dan jumlah tanggungan pedagang acung perempuan di Pantai Legian. Adapun karakteristik tersebut tersaji dalam Tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Karakteristik Pedagang Acung Perempuan di Pantai Legian Karakteristik Demografi Jumlah Responde Persentase (orang) 26 – 39 37 53 Umur 40 – 49 28 40 (tahun) 50 – 59 5 7 Jumlah 70 100 SD 36 51 Tingkat Pendidikan SMP 21 30 SMA 13 19 Jumlah 70 100 2 22 31 Jumlah 3 13 18 Tanggungan Anak 4 21 30 (orang) 5 10 14 6 4 6 Jumlah 70 100 1.000-2.499 21 30 Tingkat 2.500-3.999 34 49 Pendapatan 4.000-5.999 10 14 (Ribu rupiah/ bulan) ≥ 6.000 5 7 Jumlah 70 100 30-49 10 14 Kontribusi 50-69 24 34 Pendapatan ≥70 36 52 (%) Jumlah 70 100 Sumber : Kuisioner, data diolah Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan. Umur seseorang dapat digunakan sebagai tolak ukur aktivitas dalam bekerja. Ketika seseorang berada dalam usia produktif, maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal (Wiyatna, 2011). Secara rata-rata, usia pedagang acung perempuan di Kawasan Pantai Legian berada pada kisaran 26 hingga 39 tahun. Rentang umur ini adalah yang paling produktif. Semakin muda usia seseorang yang bekrja semakin produktif dia dalam melaksanakan pekerjaan. Dari data juga terlihat bahwa hanya 7 persen pedagang yang masuk ke dalam kategori tidak produktif yaitu mereka yang berada pada rentang usia 50
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
338
Unmas Denpasar
hingga 59 tahun. Tapi hal ini juga menunjukkan bahwa di usia yang tidak produktif kaum perempuan tetap aktif berpartisipasi dalam membantu meningkatkan pendapatan keluarga. Menurut Mulyadi (2008), pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi dalam sumber daya manusia. Pendidikan memberikan sumbangan langsung terjadap pertumbuhan pendapatan nasional melalui peningkatan ketrampilan dan produktivitas kerja. Jenjang pendidikan dapat menentukan posisi seseorang dalam pekerjaan. Distribusi tingkat pendidikan pedagang acung perempuan di Pantai Legian mayorotas adalah mereka yang lulusan SD. Hal ini sangat masuk akal, karena pekerjaan sebagai pedagang acung masuk dalam kategori pekerjaan informal yang tidak membutuhkan kualifikasi tinggi. Meskipun demikian, dengan memiliki tingkat pendidikan sekolah dasar, pedagang acung perempuan di Pantai Legian memiliki kemampuan untuk membaca dan menghitung yang membantu mereka agar tidak mudah dibohongi. Dari data terlihat bahwa 30 persen pedagang adalah lulusan SMP dan 19 persen adalah mereka yang lulusan SMA. Masuknya mereka dalam jenis pekerjaan informal ini dikarenakan desakan perekonomian, dimana meskipun memiliki pendidikan yang cukup, mereka tidak memiliki ketrampilan lain yang dapat menempatkan mereka pada posisi lebih baik di dunia kerja. Jumlah tanggungan anak adalah banyaknya anak yang dilahirkan dan ditanggung responden. Anak yang menjadi tanggungan dalam peneliltian ini adalah anak dengan usia di bawah usia produktif atau kurang dari 15 tahun atau anak yang masih duduk di bangku sekolah guna menempuh pendidikan dan anak yang belum atau tidak memiliki pekerjaan dan pendapatan. Semakin banyak jumlah tanggungan anak yang dimiliki berarfti semakin tinggi beban perekonomian yang harus ditanggung. Tanggungan anak tidak hanya meliputi kebutuhan primer saja, tetapi kebutuhan lain baik pendidikan maupun kesehatan. Secara rata – rata mayoritas pedagang acung perempuan di Pantai Legian memiliki 2 orang tanggungan anak. Dari data menunjukkan ada 6 persen pedagang yang memeliki 6 tanggungan anak. Jumlah tanggungan ini yang kemuadian memacu mereka untuk lebih produktif dalam bekerja demi tercapainya kebutuhan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga. Berdasarkan tingkat pendapatan pedagang setiap bulan, mayoritas pedagang acung perempuan di Pantai Legian memperoleh pendapatan antara Rp. 2.500.000,- sampai dengan Rp. 3.999.000,- setiap bulannya. Sementara sekitar 30 persen reponden berpendapatan antara Rp. 1.000.000,- sampai dengan Rp. 2.999.000 per bulannya. Jumlah responden dengan pendapatan lebih dari atau sama dengan Rp. 6.000.000,- hanya diperoleh oleh 7 persen pedagang. Tingkat pendapatan ini adalah jumlah pendapatan kotor yang diterima, yang artinya tingkat pendapatan ini belum dikurangi modal yang mereka gunakan dalam berdagang. Tabel 1 juga menunjukkan kontribusi pendapatan pedagang acung perempuan terhadap pendapatan keluarga. Pendapatan pedagang acung perempuan di Pantai Legian secara umum berkontribusi diatas 50 persen terhadap pendapatan keluarga mereka. Mayoritas pedagang acung perempuan berkontribusi lebih dari sama dengan 70 persen terhadap pembangunan ekonomi keluarga. Bahkan tidak ada pedagang acung perempuan yang berkontribusi kurang dari 30 persen terhadap perekonomian keluarga. Rata – rata kontribusi pedagang acung perempuan adalah sebesar 65,59 persen. Besarnya kontribusi pendapatan pedagang acung
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
339
Unmas Denpasar
perempuan ini menunjukkan bahwa rata – rata dari mereka memiliki pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan amggota keluarga lain yang bekerja. Pengaruh Karakteristik Demografi Terhadap Pendapatan Pedagang Pengaruh dari kakteristik demografi yang terdiri atas umur, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan terhadap tingkat pendapatan pedagang acung perempuan di Pantai Legian Kuta akan dijawab melalui analisis regresi linier berganda. Dimana syarat suatu dapat dapat dioleh lebih lanjut ke dalam analisis regresi adalah ketika data tersebut telah tetrbebas dari uji asumsi klasik. Dari uji asumsi klasik yang digunakan, baik uji normalitas, multikolonieritas maupun heteroskedatisitas, dinyatakan bahwa data yang digunkan telah memenuhi persyaratan dari uji asumsi klasik tersebut sehingga analisis dapat dilakukan lebih lanjut. Adapun ringkasan hasil analisis regresi linier berganda antara karakteristik demografi dan tingkat pendapatan menggunakan SPSS 21.0 terangkum dalam Tabel 2 berikut ini. Tabel 2 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Variabel Variabel Koefisien Standar t-hitung Terikat Bebas Regresi Error Konstanta -1385,5 Pendapatan Umur (X1) 72,4 16,1 4,50 Pedagang Pendidikan (X2) 144,2 38,4 3,75 (Y) Tanggungan Anak (X3) 480,1 100,8 4,76 R-square = 0,930 F-hitung = 216,25 Prob = 0,000 Sumber : data diolah, 2016
Sig.
0,00 0,00 0,00
Pesamaan regresi berdasarkan ringkasan hasil analis tersebut adalah sebagai berikut. Y = -1385,5 + 72,4X1 + 144,2X2 + 480,1X3 Koefisien determinasi atau nilai R-square sebesar 0,930 memiliki arti bahwa sebesar 93 persen dari pendapatan pedagang acung perempuan di Pantai Legian mampu dijelaskan oleh karakteristik demografi pedagang berupa umur, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan anak. Sedangkan sisanya sebesar 7 persen dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model. Jika dilihat dari nilai signifikansi, dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat keyakinan 95 persen, seluruh variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat. Sedangkan dengan tingkat keyakinan 95 persen semua variabel bebas baik umur, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan berpengaruh secara parsial terhadap tingkat pendapatan pedagang acung perempuan di Pantai Legian Kecamatan Kuta. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel umur berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pendapatan pedagang acung perempuan di Pantai Legian. Hal ini berarti bahwa semakin produktif umur seorang pedagang, semakin tinggi pendapatan yang mereka peroleh. Umur pedagang juga dapat menggambarkan seberapa lama pengalaman bekerja yang mereka miliki. Seseorang dengan pengalaman kerja yang tinggi akan mampu mengahsilkan pendapatan yang lebih baik karena mereka sudah pasti dapat membaca kondisi Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
340
Unmas Denpasar
lapangan dan keinginan konsumen berdasarkan apa yang mereka alami. Berpengaruhnya umur terhadap tingkat pendapat ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fadah dan Yuswanto (2004) yang menyatakan bahwa responden yang berada pada kelompok umur 25 sampai dengan 34 tahun merupakan usia produktif, dimana pada umumnya mereka telah melahirkan anak dengan umur anak yang cukup besar untuk dititipkan pada anggota keluarga lain. Pendidikan dan pelatihan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja. Mulyadi (2008) menyatakan bahwa pendidikan akan mampu mengatasi keterbelakangan ekonomi melalui efek peningkkatan kemampuan manusia dan motivasi untuk berprestasi. Tingkat pendidikan, berdasarkan hasil anlisis menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap tingkat pendapatan pedagang perempuan di Pantai Legian. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan pedagang, semakin meningkat pula pendapatan yang mampu mereka hasilkan. Seseorang dengan pendidikan yang tinggi cendrung akan lebih baik dalam berkomunikasi dan menentukan strategi berdagang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Antari (2007) yang menyatakan bahwa penddikan merupakan faktor penting bagi kehidupan individu, masyarakat, bangsa dan negara karena pendidikan berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia. Tingkat pendidikan yang semakin tinggi menunjukkan kualitas sumber daya manusia yang lebih baik. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa variabel jumlah tanggungan anak berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pendapatan pedagang perempuan di Pantai Legian. Hal ini berarti bahwa semakin banyak jumlah tanggungan anak yang dimiliki oleh pedagang perempuan, cendrung meningkatkan pendapatan mereka. Sesorang dengan jumlah tanggungan yang banyak akan cendrung memiliki semangat kerja yang lebih tinggi. Mereka memiliki tingkat pengeluaran yang lebih tinggi sehingga otomatis akan memacu mereka berusaha memperoleh pendapatan yang lebih banyak. Karena jumlah tanggungan disini adalah anak usia tidak produktif atau anak yang belum memiliki pekerjaan. Anak yang menjadi tanggungan dalam rumah tangga cenderung lebih meningkatkan pengeluaran baik untuk kebutuhan primer, kebutuuhan akan pendidikan maupun akses untuk kesehatan. Meskipun demikian, besarnya biaya tanggungan tersebut mampu menjadi motivasi bagi pedagang acung perempuan untuk bekerja lebih giat demi mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Harwati (2005) yang menyatakan bahwa dalam keluarga miskin, jumlah tanggungan mempunyai pengaruh positif terhadap pendapatan wanita, karena jumlah tanggungan yang banyak menunjukkan beban ekonomi yang lebih besar untuk dipenuhi. Kondisi tersebut yang kemudian mendorong istri untuk turut bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga yang paling mendasar. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata kontribusi pendapatan pedagang acung perempuan di Pantai legian adalah 65,6 persen dari total pendapatan keluarga. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa keseluruhan variabel bebas baik umur, tingkat pendidikan maupun jumlah tanggungan anak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang acung perempuan di Pantai Legian. Sedangkan dari pengujian secara Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
341
Unmas Denpasar
parsial, di dapatkan bahwa variabel umur, pendidikan dan, jumlah tanggungan anak berpengaruh positif dan signifkan terhadap pendapatan pedagang acung perempuan di Pantai Legian. Saran Mengingat besarnya peran perempuan dalam perekonomian keluarga, sudah sewajarnya peluang kerja bagi kaum perempuan untuk ditingkatkan dan tidak hanya sebatas pada pekerjaan sektor informal. Hambatan dalam penguasaan bahasa asing dan kelemahan dalam etika berjualan juga harus diatasi melalui pemberian ketrampilan dan pelatihan, sehingga dapat lebih meningkatkan kontribusi mereka sekaligus sebagai bentuk perbaikan pelayanan bagi wisatawan yang dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. DAFTAR PUSTAKA Antari, Sagung. 2007. The Analysis of Several Influencing Factor to The Women’s Income (Mother of House Hold) at Poor Family in Sesetan Village, Sout Denpasar Subdistrict, Denpasar City. Input Jurnal Ekonomi dan Sosial. Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2014. Kondisi Ketenagakerjaan Provinsi Bali Tahun 2010 – 2014, Denpasar. (Online) (diakses pada http://bali.bps.go.id). Faadah, Isti dan Budi Yuswanto. 2004. Karakteristik Demografi dan Sosial Ekonomi Buruh Wanita serta Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi pada Buruh Tembakau di Kabuupaten Jember). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Volume 6 Nomor 2. Handayani, M.T.H dan Ni Wayan Putu Artini. 2009. Kontribusi Pendapatan Ibu Rumah Tangga Pembuat Makanan Olahan Terhadap Pendapatan Keluarga. Piramida, 5(1): Hal: 9-15. Hardjanto. 2002. Mutu Modal Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi (Human Capital and Economic Growth). Jurnal Manajemen Hutan Tropika, 3(1): Hal: 65-71. Juliana dan Desrir Miftah. 2009. Peran Perempuan dalam Pemberdayaan Ekonomi Keluarga. Marwah, 8(2): Hal: 154-164. Marhaeni, AAIN. 2008. Perkembangan Studi Perempuan, Kritik, dan Gagasan Sebuah Perspektif untu Studi Gender ke Depan. Piramida, 4(2): Hal:83-99. Mulyadi, S. 2008. Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Pembangunan. Jakarta : Raja Grafindo Pustaka Senduk, Safir. 2010. Penghasilan dan Faktor Pendukungnya. (Online). (diakses pada http://id.shvoong.com) Suardana, I Wayan. 2010. Pemberdayaan Perempuan di Kawasan Kuta Sebagai Upaya PEningkatan Kualitas Pariwisata Bali. Piramida, 4(2): Hal:56-64 Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta. Sukirno, Sadono. 2004. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Todaro, Michael P. 2002. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi Keenam. Jilid 3. Jakarta: Erlangga. Wiyatna, Yustisa. 2011. Menganalisis Wanita Bali dalam Pembangunan Ekonomi Keluarga (Studi Pada Pedagang Wanita Pasar Sanglah Kelurahan Dauh Puri Kelod Kecamatan Denpasar Selatan).
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016