Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
10 Pages
ISSN 2302-0253 pp. 79- 88
KARAKTERISTIK CAMPURAN LASTON AC-BC DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR YANG BERBEDA NILAI ABRASI Faisal Rizal1, Sofyan M Saleh2, Yuhanis Yunus3 1)
Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala email:
[email protected]
Abstract: Aggregate is the main material in asphalt pavement layer which fulfills the requirements of abrasion value of ≤ 40% (SNI 03-2417-1991). Aggregate abrasion value and high porosity may cause degradation of the pavement material. One way to improve the abrasion value is to improve the mixture through substitution with some material from different sources. The purpose of this study was to repair the quality of the mixture through the process of mixing the aggregate as a mixture of asphalt concrete Asphalt Concrete - Binder Course (AC-BC). The aggregate abration was done by using Los Angeles machine based on the AASHTO T - 96-74. The coarse aggregate used in the AC - BC mixture derived from different sources quary, the aggregate of Rikit Gaib district of Gayo Lues with 39,80% of abrasion value and aggregate of Cot Girek North Aceh district with 21,89 of abrasion value. This research was conducted at the Laboratory of Transportation Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering UNSYIAH. This study began with the examination and testing of physical properties of aggregates and asphalt. Aggregate variation mixtures were (100/0)%, (75/25)%, (65/35)% and (55/45)% using Pen.60/70 asphalt as a binder. The test results showed that the mixture of air quality BC increased with as well as the increasing the aggregate amount of Cot Girek added, and overall the percentage variation still meet all the requirements criteria hot mix asphalt layer specification AC - BC Ministry of Public Works, 2010. Keywords: Abrasion value , Binder Course Asphalt Concrete (AC – BC) , Marshall Parameter
Abstrak: Agregat merupakan bahan utama campuran lapis perkerasan aspal yang memenuhi persyaratan nilai abrasi ≤ 40% (SNI 03-2417-1991). Agregat yang memiliki nilai abrasi dan porositasnya tinggi dapat menyebabkan degradasi pada material perkerasan jalan, untuk memperbaiki nilai abrasi tersebut, maka salah satu caranya adalah melakukan perbaikan kualitas campuran melaluisubsitusi dengan beberapa material dari sumber yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah melakukan perbaikan kualitas campuran yang kurang baik, melalui proses pencampuran agregat sebagai bahan campuran beton aspal (Asphalt Concrete-Binder Course). Pengujian keausan agregat dengan menggunakan mesin Los Angeles yang pemeriksaannya berpedoman pada AASHTO T-96-74. Agregat kasar yang digunakan dalam campuran AC-BC berasal dari sumber quary yang berbeda, yaitu agregat dari Rikit Gaib Kabupaten Gayo Lues dengan nilai abrasi 39,80% dan agregat dari Cot Girek Kabupaten Aceh Utara dengan nilai abrasi 21,89%. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Transportasi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala. Penelitian ini diawali dengan pemeriksaan dan pengujian sifat-sifat fisis agregat dan aspal. Variasi campuran agregat adalah (100/0)%, (75/25)%, (65/35)% dan (55/45)% dengan menggunakan aspal Pen.60/70 sebagai bahan pengikat. Dari hasil pengujian ini diketahui bahwa campuran AC BC mengalami peningkatan mutu dengan meningkatnya jumlah agregat Cot Girek yang di tambahkan dan keseluruhan variasi persentase tersebut masih memenuhi semua syarat kriteria campuran beraspal panas lapisan AC-BC dari spesifikasi Departemen pekerjaan Umum 2010. Kata Kunci : Nilai abrasi, Asphalt Concrete Binder Course (AC-BC), Parameter Marshall.
79 -
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pada
PENDAHULUAN Seiring dengan pertumbuhan volume lalu
saat
pemadatan
pencampuran, maupun
pada
penghamparan, saat
melayani
lintas yang meningkat pesat dapat memberikan
lalulintas selama umur rencana. Pada kondisi
dampak terhadap permintaan pembangunan
itu, campuran tidak dikehendaki karena dapat
struktur
menyebabkan
perkerasan
jalan
dan
pemakaian
material yang digunakan. Terutama untuk
kekuatan campuran
menjadi
rendah atau tidak akan bertahan lama.
kondisi di Indonesia dimana beban lalu lintas
Penelitian ini berkaitan dengan perbaikan
yang berlebihan (overloading) sering terjadi
mutu
sehingga
abrasinya, yaitu melalui pencampuran material
perlu
adanya
pertimbangan
khusus
perencanaan
campuran
pertimbangan-
dalam
agregat,
khususnya
terhadap
nilai
melakukan
yang nilai abrasinya tinggi dengan material
termasuk
yang nilai abrasinya lebih rendah. Penelitian ini
diantaranya komposisi campuran agregat halus
menggunakan agregat kasar dari quarry Rikit
(fine aggregate) dan agregat kasar (coarse
Gaib (RG) Kabupaten Gayo Lues yang
aggregate) maupun filler dengan demikian
memiliki nilai abrasiyaitu 39,80% mendekati ±
performa perkerasan jalan yang baik sangat
40 %, dan agregat dari Cot Girek (CG)
dibutuhkan.
Kabupaten Aceh Utara yang memiliki nilai
aspal
Dalam pencampuran, digunakan berbagai
abrasi 21,89 %, yang lebih rendah. Data awal
jenis agregat yang secara umum terdiri dari
tersebut di dapat berdasarkan laporan Mix
agregat kasar, agregat halus, serta filler atau
design formula laston AC-BC dari Bina Marga.
bahan pengisi. Agregat kasar yang disyaratkan
Namun setelah dilakukan pengujian ulang di
adalah agregat batu pecah yang minimal
laboratorium fakultas teknik unsyiah nilai
mempunyai satu bidang pecah. Sedangkan
abrasi agregat kasar Rikit Gaib (RG) yang
agregat halus merupakan agregat yang lolos
didapat adalah 33,53 % dan nilai abrasi agregat
saringan No.8 dan tertahan saringan No.200.
kasar Cot Girek (CG) adalah 22,89 %. Jarak
Agregat sebagai bahan susun lapis perkerasan
antara kedua quarry di tinjau dari lintas tengah
campuran
adalah ± 304 km, sedangkan melalui lintas
beton
aspal
secara
kuantitas
mempunyai persentase komposisi yang besar dan
secara
memenuhi
Permasalahan dalam penelitian ini adalah
persyaratan. Salah satu persyaratannya adalah
bagaimana cara untuk memperbaiki kualitas
bahwa agregat yang bernilai abrasi lebih besar
material, khususnya terhadap nilai abrasi
dari
digunakan
material, sehingga memenuhi standar mutu,
sebagai bahan susun campuran beton aspal, hal
daya dukung, keawetan yang dapat digunakan
ini
40%
kualitas
tidak
disebabkan
harus
timur ±281 km.
diperbolehkan
kahancuran
atau
sebagai material dalam campuran aspal beton.
sehingga
dapat
Agregat kasar yang berasal dari Rikit Gaib
menimbulkan degradasi dan desintegrasi baik
memiliki nilai abrasi yang tinggi sedangkan
keausannya
yang
tingkat tinggi
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
- 80
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala agregat Cot Girek memiliki nilai abrasi yang lebih
rendah
sehingga
melakukan
Menurut Sukirman (1999:9), lapisan
perbaikan material yang kurang baik, maka
terletak paling atas disebut lapis permukaan
akan
yang berfungsi sebagai :
dilakukan
untuk
lapis pondasi bawah dan pelat beton.
penelitian
ini
melalui
pencampuran agregat sebagai bahan campuran
1. Lapis perkerasan penahan beban roda.
beton aspal (Asphalt Concrete-Binder Course).
2. Lapis kedap air.
Maka dari itu dilakukan penelitian untuk
3. Lapis aus (wearing course), lapisan yang
meningkatkan
kekuatan
material
dengan
langsung
menerima
gesekan
dari
rem
melakukan pengujian untuk mengetahui kinerja
kendaraan sehingga mudah menjadi aus.
semua variasi komposisi campuran laston AC-
4. Lapis yang menyebarkan beban ke lapisan
BC pada masing-masing parameter marshall
bawah.
yang meliputi nilai Stabilitas, Flow, MQ,
Bahan untuk lapis permukaan umumnya
Density, VIM ,VMA, VFB, Durabilitas dengan
adalah campuran bahan agregat dan aspal,
rentang kadar aspal yang memenuhi semua
dengan persyaratan bahan yang memenuhi
syarat kriteria campuran beraspal panas lapisan
standar. Penggunaan bahan aspal diperlukan
AC-BC dari spesifikasi Departemen pekerjaan
sebagai bahan pengikat agregat dan agar lapisan
Umum 2010.
dapat bersifat kedap air, disamping itu bahan
Tujuan penelitian ini untuk melakukan
aspal sendiri memberikan bantuan tegangan
perbaikan agregat melalui upaya mengurangi
tarik, yang berarti mempertinggi daya dukung
nilai abrasi agregat Rikit Gaib yang nilainya
lapisan
lebih besar dibandingkan nilai abrasi agregat
(Saodang, 2005:45).
terhadap
beban
roda
lalu
lintas
kasar yang berasal dari Cot Girek yaitu melalui
Jenis lapis permukaan yang umum
proses pencampuran agregat keduanya, yang
dipergunakan di Indonesia menurut Sukirman
dilakukan dengan cara mensubsitusi agregat
(1999 : 9) adalah sebagai berikut :
dengan variasi yang berbeda.
1. Lapisan bersifat nonstruktural, berfungsi sebagai lapisan aus kedap air antara lain :
KAJIAN KEPUSTAKAAN
a) Burtu (Laburan aspal satu lapis)
Saodang (2005:33) menyatakan struktur perkerasan jalan terdiri dari beberapa lapis
b) Burda (Laburan aspal dua lapis)
elemen struktur perkerasan. Pada struktur
c) Latasir (Lapis tipis aspal pasir)
perkerasan lentur terdiri dari tanah dasar
d) Latasbum (Lapis tipis asbuton murni)
(subgrade), lapis pondasi bawah (subbase
e) Lataston (Lapis tipis aspal beton) 2.
Lapisan
bersifat
struktural,
lapis permukaan (surface course). Pada struktur
sebagai
lapisan
yang
perkerasan kaku terdiri dari lapis tanah dasar,
menyebarkan beban roda.
course), lapis pondasi atas (base course) dan
81 -
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
berfungsi
menahan
dan
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Lapis Aspal Beton (Laston) AC – BC Lapis
Aspal
Beton
(Laston)
(%Filler)+Konstanta............... (1) yang
selanjutnya disebut AC, terdiri dari tiga jenis
Dimana : Pb = Kadar aspal tengah/ideal, persen terhadap
campuran, AC Lapis Aus (AC-WC), AC Lapis
berat campuran;
Antara (AC-Binder Course, AC-BC) dan AC
CA= Agregat kasar tertahan saringan No. 8;
Lapis
FA = Agregat halus lolos saringan No. 8 dan
Pondasi
(AC-Base)
dan
ukuran
maksimum agregat masing-masing campuran
tertahan saringan No. 200.
adalah 19 m 25,4 mm, 37,5 mm. Setiap jenis
Filler adalah agregat minimal 75% lolos
campuran AC yang menggunakan bahan Aspal
saringan No. 200. Nilai Konstanta sekitar 0,5
Polimer atau Aspal dimodifikasi dengan Aspal
untuk penyerapan agregat yang rendah dan nilai
Alam atau Aspal Multigrade disebut masing-
1,0 untuk penyerapan agregat yang tinggi.
masing sebagai AC-WC Modified, AC-BC Modified, dan AC-Base Modified. Zulkifli
(2004)
meneliti
Stabilitas pengaruh
Bukhari (2007:65) menyatakan hasil
penggunaan agregat kasar bernilai abrasi tinggi
pembacaan dial alat Parameter Marshall, nilai
(±50%) pada campuran beton aspal AC-WC.
stabilitas harus dikalikan dengan kalibrasi alat
Penelitian ini dilakukan dengan membuat benda
dan faktor koreksi benda uji.
uji dari tiga variasi gradasi agregat, variasi I, S = p x Q x r .……..…......….. (2)
variasi II dan variasi III dengan kadar agregat kasar masing-masing 50 %, 57 % dan 65 %.
Dimana :
Indek Perendaman pada variasi I, variasi II dan
S = nilai stabilitas (kg) ;
variasi III diperoleh sebesar 83,39 %, 87,56 %
Q = kalibrasi alat Marshall;
dan 82,75 %. Nilai VIM untuk kepadatan
q = pembacaan dial Marshall;
mutlak pada variasi I, variasi II dan variasi III
r = koreksi benda uji.
diperoleh sebesar 1,20 %, 1,04 % dan 0,66 %. Secara keseluruhan, penggunaan agregat kasar bernilai abrasi tinggi (±50%) pada campuran
Marshall Quotient Bukhari (2007:67) Marshall quotient
beton aspal sesuai spesifikasi Departemen Kimpraswil (2000) hanya mampu melayani beban lalulintas rendah (lalulintas <0,5 juta
adalah perbandingan antara nilai stabilitas dengan nilai flow. MQ = q / r ....................................(3)
ESA) untuk variasi I dan variasi II. Menurut Departemen Pekerjaan Umum (2008), menghitung perencanaan kadar aspal menggunakan rumus sebagai berikut : Pb =
0,035(%CA)+ 0,045 (%FA) + 0,18
Dimana : MQ = nilai Marshall quotient (kg/mm); q
= nilai stabilitas dikalikan faktor kalibrasi alat dan koreksi benda uji (kg); Volume 3, No. 3, Agustus 2014
- 82
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala r
= nilai flow (mm).
tiap
variasi
persentase
pencampuran
agregat dari Rikit Gaib dibandingkan dengan agregat dari Cot Girek dan filler
Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO) Kadar aspal optimum yang baik adalah
dari semen Portland produksi PT. Semen
kadar aspal yang memenuhi semua sifat campuran yang diinginkan dalam rentang kadar aspal optimum 0,5%.
Andalas Indonesia. 2.
Uji parameter Marshall akan diperoleh kadar aspal optimum (KAO). Setelah KAO diperoleh maka dibuat benda uji
METODE PENELITIAN
variasi
pencampuran
agregat
kasar
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
(100)%, (75/25)%; 75% agregat Rikit
Transportasi Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Gaib dan 25% agregat Cot Girek
Teknik, Universitas Syiah Kuala. Data yang
(65/35)%; 65% agregat Rikit Gaib dan
dibutuhkan dalam penelitian ini berupa data
35% agregat Cot Girek dan (55/45)%;
primer
primer
55% agregat Rikit Gaib dan 45% agregat
diperoleh dari hasil pengujian sifat-sifat fisis
Cot Girek. Selanjutnya akan dilakukan
material dan hasil pengujian Marshall terhadap
kembali
benda uji pada campuran beton aspal panas.
durabilitas.
Sedangkan data sekunder merupakan data
Dari
pendukung yang diperoleh dari brosur-brosur
selanjutnya
produksi
lainnya.
Marshall dengan persentase agregat dari lokasi
Prosedur penelitian mengacu pada SNI dan
pengambilan material yang berbeda dan diambil
AASHTO.
beberapa
dan
data
material
sekunder.
dan
Data
literatur
Tahapan awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menyiapkan bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam proses penelitian, serta melakukan pemeriksaan sifatsifat fisis agregat dan aspal serta analisa saringan.
Setelah
diperoleh
hasil
dari
pemeriksaan sifat-sifat fisis agregat yang sesuai dengan spesifikasi, maka dilakukan perencanan pembuatan benda uji. Benda uji yang akan dibuat terdiri dari dua kelompok yaitu : 1.
Benda uji dengan variasi kadar aspal Pen. 60/70 dalam campuran AC-BC pada tiap-
83 -
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
pengujian
hasil
pengujian
dibandingkan
kesimpulan
Marshall
dan
Marshall,
setiap parameter
mengenai
pengaruh
persentase agregat dalam agregat halus untuk campuran AC-BC. Langkah-langkah penelitian dapat lihat pada Gambar 1.
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Tabel 1
Pemeriksaan Sifat-Sifat Fisis Agregat dari Rikit Gaib (RG) dan Cot Gerik (CG)
-
Hasil Rikit Gaib 2,824
Hasil Cot Gerik 2,624
%
1,261
0,813
kg/ dm3 % %
1,605
1,607
8,71 33,53
16,10 22,89 7 6,363
N o
Sifat-sifat Fisis Satua yang Diperiksa n
1
Berat Jenis
2
Penyerapan
3
Berat Isi
4 5
Kekerasan Keausan
6
Indeks % 3,215 Kepipihan Indeks % 8,804 7,920 Kelonjongan Pelapukan % 4,438 3,913 (Soundness) (Sumber: Hasil Penelitian, 2014)
7 8
PBN > 2,50 < 3,00 > 1,00 < 30 < 40 < 10 < 10 < 10
Keterangan : PBN = Persyaratan Bina Marga (SNI / AASHTO)
Hasil pemeriksaan sifat fisis agregat, semua pengujian telah memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan. Pada pengujian terhadap
pelapukan
(Soundness)
agregat,
terdapat 2 klasifikasi kekekalan yaitu bila agregat diuji dengan menggunakan larutan Gambar 1 Bagan Alir Penelitian
natrium sulfat maka hasil yang diperoleh haruslah
HASIL PEMBAHASAN Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sifat-sifat fisis agregat yang berasal dari Stone Crusher milik PT. Alhas Jaya Group yang berlokasi di Rikit Gaib (RG), Kabupaten Gayo Lues dan Cot Girek (CG), Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh yang disajikan dalam
<
10
dan
bila
agregat
diuji
menggunakan larutan Magnesium Sulfat maka hasil yang diperoleh haruslah < 10 (Departemen Pekerjaan Umum, 2010). Hasil dari pengujian yang telah dilakukan di atas tersebut adalah hasil dari pengujian menggunakan magnesium sulfat,
sehingga
agregat
tersebut
telah
memenuhi spesifikasi.
Tabel 1. Hasil
pemeriksaan
rancangan
gradasi
agregat Laston AC-BC Pemeriksaan gradasi agregat dilakukan Volume 3, No. 3, Agustus 2014
- 84
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pada agregat kasar dan agregat halus dengan
diperlihatkan pada Gambar 2.
menggunakan analisa saringan gradasi halus
100
100 Spec batas atas
90
90 82
Persen Lolos Saringan
80 70
74
Cot Girek
Spec batas bawa h
60 50
64 49
Rikit Gaib
40
38
30
34.6
20.7
20 13.7
13
10
8
0 0.01
4
47
28.3
28
20
64
4
0.1
1
10
Ukuran Saringan (mm)
Gambar 2: Grafik Gabungan Analisa Saringan Gradasi Agregat Quarry dari Rikit Gaib (RG) dan Cot Girek (CG)
Gambar
2.
memperlihatkan
gradasi
adalah 28,32%, 55/45 adalah 27,59%.
pemeriksaan pembagian butir agregat tersebut,
Nilai masing-masing keausan didapat
dapat ketahui bahwa gradasi agregat dari kedua
dari hasil bagi antara jumlah berat agregat
quary
standar
dengan berat yang aus di kalikan 100%.
spesifikasi bina marga campuran beraspal panas
Pemerikasaan nilai keausan (abrasi) tersebut
tahun 2010.
dapat diketahui bahwa penambahan agregat dari
tersebut
sudah
memenuhi
Cot Girek (CG) dapat menurunkan nilai abrasi Hasil
Pemeriksaan
Keausan
Agregat
berbagai variasi
dari agregat Rikit Gaib (RG), semakin banyak persentase agregat Cot Girek (CG) maka nilai abrasinya
Pemeriksaan nilai abrasi agregat berbagai variasi dilakukan pada persentase 100/0,75/25, 65/35 dan 55/45 dengan menggunakan mesin
akan
semakin
kecil,
hal
ini
disebabkan karena nilai abrasi dari agregat Cot Girek (CG) lebih kecil dibandingkan dengan nilai abrasi agregat Rikit Gaib (CG).
lost angeles. Nilai keausan Agregat 100/0 adalah 33,53%, 75/25 adalah 30,04%, 65/35 85 -
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
Hasil Pengujian Marshall Untuk Penentuan
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Kadar Aspal Optimum (KAO) Hasil pengujian Marshall menghasilkan parameter-parameter Marshall yaitu stabilitas, flow, density, VIM, VFB, VMA, dan Marshall quotient. Hasil pengujian Marshall dengan variasi kadar aspal 4,5%; 5%; 5,5%; 6% dan 6,5% dengan nilai kadar aspal optimum yang didapatkan yaitu campuran 100% agregat kasar
Rikit Gaib (RG) diperoleh nilai KAO sebesar
Gambar 3: Grafik Perbandingan Antara Stabilitas
(6,0) %; Campuran 75 % agregat kasar Rikit
Rendaman 24 Jam dengan Stabilitas
Gaib (RG) dengan 25 % agregat kasar Cot
Normal
Girek (RG) diperoleh nilai KAO sebesar
Hasil pengujian marshall dari berbagai
(5,8) %; Campuran 65 % agregat kasar Rikit
variasi kadar aspal menghasilkan nilai kadar
Gaib (RG) dengan 35 % agregat kasar Cot
aspal
Girek (RG) diperoleh nilai KAO sebesar
optimum yang diperoleh dengan spesifikasi
(5,6) %; Campuran 55 % agregat kasar Rikit
gradasi yang sama, dan dibuat 3 (tiga) buah
Gaib (RG) dengan 45 % agregat kasar Cot
benda uji dari masing-masing nilai kadar aspal
Girek (CG) diperoleh nilai KAO sebesar
optimum yang berbeda, sesuai dengan 3 (tiga)
(5,4) %. Nilai KAO semakin kecil terhadap
variasi persentase campuran agregat kasar dari
makin besarnya persentase agregat kasar Cot
kedua
Girek (CG) di dalam campuran .
stabilitas rendaman 24 jam dengan stabilitas
Hasil Pengujian Marshall untuk Rendaman 30 Menit dan 24 Jam
optimum.
quarry.
Berdasarkan
Dari
kadar
perbandingan
aspal
antara
rendaman 30 menit di peroleh nilai durabilitas pada suhu temperatur 60OC.
Hasil pengujian Marshall dengan variasi kadar aspal menghasilkan nilai kadar aspal optimum. Berdasarkan KAO yang diperoleh dengan spesifikasi gradasi yang sama dibuat masing-masing 4 (empat) buah benda uji dengan rincian 4 (empat) buah benda uji untuk satu variasi persentase pasir. Nilai durabilitas diperoleh dari perbandingan antara stabilitas rendaman 24 jam dengan stabilitas normal pada Gambar 3.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1.
Hasil pemeriksaan sifat-sifat fisis agregat dan aspal Pen. 60/70 milik PT. Alhas Jaya Group yang berlokasi di Cot Girek (CG) dan di Rikit Gaib (RG) telah memenuhi spesifikasi yang disyaratkan untuk campuran AC-BC dan dapat digunakan sebagai bahan campuran beton aspal AC-BC.
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
- 86
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2.
Terjadi peningkatan nilai abrasi terhadap
(CG) yang ditambahkan, namun untuk
semua variasi campuran agregat kasar
keseluruhan variasi pesentase campuran
Rikit Gaib (RG), yaitu: campuran 100%
agregat
dengan 0 % diperoleh nilai abrasinya
persyaratan
sebesar 33,53%; campuran 75% (RG)
Marga 2010.
kasar
masih
Spesifikasi
memenuhi Umun
Bina
dengan 25% (CG) nilai abrasi sebesar 30,40%; campuran 65% (RG) dengan 35%
(CG)
nilai
abrasinya
sebesar
Saran 1.
untuk
28,31%; campuran 55% (RG) dengan
persentase
diketahui lebih banyak variasi nilai-nilai
Kadar aspal optimum (KAO) diperoleh
Stabilitas
berdasarkan evaluasi parameter Marshall
KAO sebesar
(6,0)%; campuran 75% (RG) dengan 25% (CG) diperoleh nilai KAO sebesar (5,8)%; campuran 65% (RG) dengan 35% (CG) nilai KAO sebesar (5,6)%; campuran 55% (RG) dengan 45% (CG)
Durabilitas
di lapangan secara efektif dan ekonomis.
campuran 100% agregat kasar Rikit Gaib nilai
dan
mana yang dibutuhkan untuk diterapkan
agregat kasar Rikit Gaib (RG), yaitu:
diperoleh
Marshal
sehingga nanti dapat dipilih nilai yang
untuk berbagai persentase campuran
2.
Variasi persentase campuran 100% RG, jumlah kadar aspal yang dibutuhkan lebih tinggi dari pada variasi campuran (75% RG: 25% CG), (65% RG : 35% CG) dan (55%
RG:45%CG),
sehingga
penambahan aditif untuk menambahkan kekuatan aspal dengan kadar aspal yang
nilai KAO sebesar (5,4) %. 4.
variasi
Girek serta persentase aspal, agar dapat
27,60%.
(RG)
menambah
pencampuran agregat Rikit Gaib dan Cot
45% (CG) diperoleh nilai abrasi sebesar
3.
Untuk penelitian selanjutnya disarankan
Hasil penelitian menunjukkan dengan
lebih sedikit dalam campuran
adanya variasi pencampuran agregat kasar Rikit Gaib (RG) dan Cot Girek (CG)
dapat
mempengaruhi
nilai
parameter Marshall dan durabilitas. Nilai durabilitas terbaik berada pada variasi persentase 55/45 dengan nilai durabilitas sebesar 94,74%. 5.
Hasil
penelitian
diketahui
campuran
aspal AC-BC mengalami peningkatan mutu
dengan
meningkatnya
jumlah
persentase agregat kasar dari Cot Girek 87 -
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
DAFTAR KEPUSTAKAAN Anonim, 1989, Tata Cara Pelaksanaan Lapis Aspal Beton (Laston) Untuk Jalan Raya, SNI 031737-1989, Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen PU, Jakarta. Anonim, 1990, Standard Specification for Transportation Materials and Methods of Sampling and Testing, 15th ed, AASHTO, Washington, DC. Bukhari dkk, 2007, Rekayasa Bahan dan Tebal Perkerasan, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Sukirman, S, 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Penerbit Nova, Bandung. Saodang, H, 2005, Konstruksi Jalan Raya, Penerbit Nova, Bandung
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Zulkifli H, Pengaruh Penggunaan Agregat Kasar Bernilai Abrasi Tinggi (±50%) Pada Campuran Beton Aspal(Ac-Wearing Course), http://etd.ugm.ac.id/index.php.
Volume 3, No. 3, Agustus 2014
- 88