PNPM RESPEK: KAPASITAS INFRASTRUKTUR DAN KELEMBAGAAN DESA
1
Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
http://pnpm–support.org/pnpm–respek–evaluation
PNPM RESPEK:
KAPASITAS INFRASTRUKTUR DAN KELEMBAGAAN DESA
(OKTOBER 2011) OLEH AKATIGA
SERI RINGKASAN STUDI
2
PNPM RESPEK: KAPASITAS INFRASTRUKTUR DAN KELEMBAGAAN DESA
Mengatasi Tantangan Pembangunan di Wilayah Papua
MENGATASI TANTANGAN PEMBANGUNAN DI WILAYAH PAPUA1 Wilayah Papua mencakup area yang sangat luas dan kaya akan sumber daya alam. Terdapat 250 bahasa lokal di seluruh wilayah Papua. Faktor ini menjadikan Papua unik dengan tantangan serta peluang tersendiri untuk melaku-
PNPM RESPEK: KAPASITAS INFRASTRUKTUR DAN KELEMBAGAAN DESA
Evaluasi PNPM RESPEK: Kapasitas Infrastruktur dan Kelembagaan Desa
zzOrganisasi masyarakat yang mampu melakukan pem-
Sejak menyandang status otonomi khusus, Papua mener-
disatukan dengan program PNPM Mandiri Perdesaan.
berdayaan namun memiliki ruang gerak sangat ter-
ima kenaikan alokasi dana yang sangat besar dari pemer-
Melalui RESPEK, ratusan fasilitator pembangunan terlatih
batas;
intah pusat. Namun demikian, dikarenakan kapasitas
dan tenaga ahli lapangan didatangkan untuk membantu
pemerintah lokal yang terbatas, alokasi dana tambahan
masyarakat dalam merencanakan dan melaksanakan
ini belum termanfaatkan secara optimal untuk kesejahter-
kegiatan sub-proyek yang didanai oleh dana RESPEK.
aan masyarakat lokal. Masyarakat yang tinggal di luar
Pada saat ini, secara prinsip, program PNPM RESPEK men-
zzKurangnya rancangan program yang mampu mere-
spon kebutuhan lokal; zzSetiap komunitas memiliki latar belakang dan kondisi
kan pengembangan sumber daya manusia. Terlepas
yang sangat berbeda namun memiliki kebutuhan
perkotaan (district centers) masih belum memiliki akses air
gadopsi mekanisme partisipasi yang sama dengan PNPM
dari budaya dan sumber daya alamnya yang luar biasa,
dasar yang sama.
bersih, listrik, guru, petugas kesehatan, dan pasar. Kebutu-
Perdesaan yaitu dalam hal memilih dan memprioritaskan
han ibu dan anak serta kelompok masyarakat rentan lain-
proyek pembangunan desa.
Papua memiliki indeks pembangunan manusia terendah,
3
sementara Papua Barat berada di peringkat 28 dari keselu-
DALAM KONTEKS OTONOMI KHUSUS
nya tidak diprioritaskan dalam kebijakan pemerintah atau-
ruhan 33 provinsi di Indonesia (2009). Kedua provinsi ini
Setelah tahun 1998, paska pemerintahan mantan pres-
pun ketentuan lainnya terkait pelayanan sosial. Organisasi
tertinggal jauh dengan provinsi lainnya dalam memenuhi
iden Suharto, pemerintah Indonesia melakukan serang-
masyarakat, terutama institusi agama yang telah lama
indikator kunci yang ditetapkan untuk mencapai tujuan
kaian program untuk meningkatkan penerapan oto-
membantu pengembangan masyarakat lokal dan terpen-
EVALUASI PNPM RESPEK: KAPASITAS INFRASTRUKTUR DAN KELEMBAGAAN DESA
pembangunan millennium (MDGs). Tantangan pemban-
nomi daerah dan desentralisasi yang mendelegasikan
cil, memiliki akses terbatas terhadap alokasi dana tamba-
Laporan ini mencatat bahwa sebelum penerapan PNPM
gunan utama di wilayah Papua meliputi kemiskinan yang
kekuasaan dan tanggung jawab dari pemerintah pusat
han pemerintah tersebut. Secara keseluruhan, partisipasi
RESPEK, dana otonomi khusus pada umumnya disalurkan
tersebar luas, peluang ekonomi yang terbatas, penyeba-
ke pemerintah daerah. Program ini telah diterapkan di
masyarakat dalam penyusunan kebijakan dan program
langsung ke kepala keluarga melalui kepala kampung,
ran penyakit, dan tingkat pendidikan yang rendah.
seluruh wilayah Indonesia, namun menciptakan tekanan
pemerintah adalah rendah, walaupun ada pertumbuhan
dengan maksud agar seluruh masyarakat dapat turut
tersendiri di Papua. Sejarah penyatuan Papua dengan
kesadaran untuk mewujudkan partisipasi masyarakat
menikmati dana ini. Setiap keluarga menerima dana
Wilayah Papua mencakup area yang sangat luas, yang
Indonesia diwarnai dengan ketegangan sosial, politik,
yang lebih besar, pengaruh dan manfaat pembangunan.
antara Rp150,000 hingga Rp300,000. Namun demikian,
meliputi 22 persen dari total luas daratan Indonesia.
ekonomi, dan militer. Ketegangan ini terkadang memicu
Wilayah ini terdiri dari berbagai pegunungan, kepulauan,
terjadinya konflik bersenjata antara kelompok gerakan
Untuk mengatasi masalah ini, pada tahun 2007, gubernur
tanpa mekanisme pengawasan yang ketat, menciptakan
dan hutan lebat. Namun demikian, hanya kurang dari tiga
separatis dengan pasukan dari pemerintah pusat. Kete-
provinsi Papua dan Papua Barat, yang terpilih pertama kali
perdebatan mengenai apakah cara ini memberikan
juta penduduk tinggal di wilayah Papua. Wilayah Papua
gangan di Papua telah menarik perhatian internasional
melalui pemilu, mengenalkan sebuah program ambisius
mafaat yang sama rata atau tidak. Cara ini juga menimbul-
tergolong sebagai salah satu wilayah dengan populasi
yang menuntut pemerintah Indonesia untuk melaku-
untuk menerapkan program pembangunan berbasis
kan pertanyaan apakah pemberian dana tunai langsung
paling sedikit di Indonesia. Lebih dari seperempat popu-
kan perubahan.
lasi di wilayah Papua tinggal di perkotaan yang dibangun
penyaluran dana, yang diawasi oleh kepala kampung
masyarakat atau community-driven development program
kepada setiap keluarga merupakah cara terbaik dalam
(CDD). Melalui program ini, dana masyarakat sebesar
membangun fasilitas dan infrastruktur masyarakat, walau-
di sekitar pelabuhan utama dan area pengelolaan tam-
Pada November 2001, dalam rangka untuk mengatasi
Rp100 juta disalurkan ke lebih 4,000 desa di dua provinsi
pun jika dana tersebut tersebar secara adil. Laporan ini
bang. Mereka yang tinggal di kota merupakan pendatang
ketegangan di Papua, pemerintah Indonesia memberikan
untuk mendanai kegiatan pembangunan yang meliputi:
mencatat bahwa terutama di Papua Barat, cara ini telah
dari pulau lain. Sisanya tinggal di lokasi terpencil di pegu-
status “otonomi khusus” bagi Papua. Sebagai perwujudan
(a) pengamanan nutrisi dan pangan; (b) pendidikan; (c)
membuat masyarakat merasa berhak untuk menerima
nungan atau pulau-pulau. Seringkali, fasilitas transportasi,
untuk mengakui hak masyarakat lokal dalam melakukan
pelayanan kesehatan utama; (d) pembangunan infrastruk-
dana ini secara tunai. Banyak dari mereka kecewa ketika
kesehatan, dan pendidikan di area ini sangat terbatas atau
pengambilan keputusan dan berbagai hak lainnya, pem-
tur desa; dan (e) peningkatan sumber mata pencaharian
cara ini diganti dengan cara lain yang mengalokasikan
bahkan tidak ada sama sekali.
berian status ini diikuti dengan ketetapan yang mengatur
ekonomi (economic livelihoods). Walaupun memiliki tujuan
dana untuk membiayai proyek masyarakat yang dapat
alokasi dana yang lebih besar dari penerimaan pajak yang
pembangunan dan mekanisme yang sama seperti PNPM
memberikan manfaat kepada mereka semua. Mereka
Berdasarkan kajian data kuantitatif sekunder dan kualitatif
didapat dari wilayah Papua, untuk dimanfaatkan bagi
Perdesaan, terdapat perbedaan yang signifikan pada
yang kecewa terutama adalah golongan elit kampung
yang didapatkan dari evaluasi lapangan (field assessment)
pembangunan ekonomi dan sosial di wilayah tersebut.
program RESPEK yaitu dana disalurkan secara langsung
yang menunjukkan ketidaksukaannya dengan mekanisme
tahun 2008, UNDP melakukan kajian terhadap kebutuhan
Dengan memberikan status “otonomi khusus” bagi Papua,
melalui kepala kampung untuk dikelola bersama dengan
baku PNPM tahun 2008 yang memprioritaskan alokasi
di Papua (Papua Needs Assessment) yang mengidentifika-
pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengalokasi-
masyarakat. Dalam PNPM Perdesaan, dana disalurkan
dan pencairan dana. Mekanisme PNPM ini mengancam
sikan hambatan utama pembangunan manusia di Papua,
kan 80 persen dari penerimaan pajak yang dikumpulkan
melalui mekanisme perencanaan masyarakat yang difasili-
campur-tangan mereka dalam pengaturan dana. Laporan
yaitu:
dari Papua untuk pembangunan di Papua. Pada tahun
tasi oleh distrik dan Tim Pelaksana Kegiatan Kampung
ini juga menemui bahwa sistem penerapan PNPM banyak
2003, provinsi Papua Barat terbentuk. Provinsi yang bera-
(TPKK).
ditentang secara diam-diam maupun terbuka di banyak
zzTingkat kapasitas pemerintah lokal yang rendah
dalam pembuatan kebijakan, perencanaan dan
da di kepala burung pulau Papua juga menerima status
penyampaian layanan dasar di luar wilayah perkotaan;
“otonomi khusus”.
zzTingkat akuntabilitas pemerintah lokal yang rendah;
wilayah. Kalangan elit kampung berupaya berbagai cara Pada tahun 2008, program bernama Rencana Strategis
untuk mempertahankan kuasa mereka atas dana tersebut.
Pembangunan Kampung, atau yang disingkat RESPEK,
Dengan adanya tekanan politik ini, komitmen pemerintah
4
Latar Belakang, Tujuan, dan Rancangan
PNPM RESPEK: KAPASITAS INFRASTRUKTUR DAN KELEMBAGAAN DESA
PNPM RESPEK: KAPASITAS INFRASTRUKTUR DAN KELEMBAGAAN DESA
PNPM RESPEK: Konteks Sosial
provinsi untuk menegakkan program yang berbasiskan
baik sejak diterapkannya PNPM RESPEK? Apa saja
LEMBAGA TRADISIONAL ADAT DAN KLAN
layanan pendidikan dan kesehatan, terutama di wilayah
pada partisipasi masyarakat, berkali-kali goyah. Pada
yang menjadi tantangan?
Kajian ini mencatat bahwa terdapat banyak kelompok
terpencil. Namun seiring dengan meningkatnya pem-
tahun 2010, Papua Barat mengeluarkan peraturan provinsi
5
suku berbeda, yang tinggal berdekatan dan berinteraksi
batasan terhadap misi dan dana asing sejak tahun 1980-
yang menerapkan kembali cara lama yaitu pendistribu-
Kajian ini menggunakan kombinasi pendekatan kuantita-
antara satu dan lainnya walaupun memiliki kebiasaan adat
an, dan dengan meningkatnya akses terhadap sumber
sian dana langsung kepada tiap keluarga yang disalurkan
tif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk
serta bahasa yang sangat berbeda. Mengidentifikasikan
dana alternatif, terutama dengan adanya penerapan oto-
melalui kepala kampung.
mengukur kualitas teknis infrastruktur dan efektivitas dan
diri berdasarkan suku tertentu adalah hal yang sangat laz-
nomi khusus, pengaruh lembaga gereja menurun. Walau-
cakupan pemanfaatan infrastruktur tersebut.
im di wilayah Papua. Tiap kelompok suku berbeda memi-
pun demikian, gereja masih memiliki pengaruh signifikan
liki badan tersendiri. Di Papua Barat, badan ini dikenal
di beberapa wilayah.
Sejak penerapannya, komitmen pemerintah pusat terhadap prinsip dasar otonomi khusus di Papua juga telah
Pendekatan kualitatif (studi data sekunder, pemetaan
dengan sebutan Baperkam atau Badan Perwakilan Kam-
berkali-kali berubah setiap terjadi pergantian administrasi.
sosial, observasi, wawancara mendalam) digunakan untuk
pung, sementara di Papua adalah Bamuskam atau Badan
MASYARAKAT PENDATANG
Perubahan ini juga telah menyebabkan inkonsistensi
menyajikan kajian mendalam akan kualitas pemanfaatan
Musyawarah Kampung. Kelompok suku mayoritas terbagi
Kajian ini mencatat bahwa masyarakat pendatang yang
dalam pelaksanaan PNPM RESPEK.
infrastruktur, dan pengembangan institusi, serta untuk
ke dalam beberapa klan yang terdiri dari kelompok-
bukan keturunan asli masyarakat Papua tidak meme-
memahami hubungan sebab-akibat antara kualitas infra-
kelompok perpanjangan keluarga (extended family groups).
gang posisi dalam hirarki kelembagaan adat, serta lemah
LATAR BELAKANG, TUJUAN, DAN RANCANGAN
struktur, pemanfaatan infrastruktur, dan kapasitas institusi.
Di sebagian besar wilayah, kelompok suku tertentu dan
haknya dalam hal kepemilikan tanah. Namun demikian,
klan tertentu memiliki status sosial lebih tinggi, antar
mereka memegang kekuasaan ekonomi di pusat-pusat
Diterbitkan pada tahun 2011, kajian terhadap PNPM RES-
Penelitian ini dilakukan di 16 kampung (setara desa)
kelompok mereka sendiri, yang disebabkan oleh hubun-
perkotaan selain di perdesaan. Mereka datang ke wilayah
PEK mengevaluasi penerapan program PNPM Mandiri
yang tersebar di 8 distrik (setara kecamatan) dari 4 kabu-
gan baik mereka dengan pemilik lahan, kekuatan militer,
Papua melalui program transmigrasi yang dijalankan oleh
RESPEK di provinsi Papua dan Papua Barat. Dana yang dis-
paten di dua provinsi, dan berlangsung pada Novem-
atau sebab lainnya. Terdapat perbedaan yang mencolok
pemerintah. Secara umum, masyarakat pendatang memi-
alurkan melalui PNPM RESPEK dapat dimanfaatkan untuk
ber 2010 hingga awal Januari 2011. Pemilihan lokasi mewa-
antara suku dan klan yang ada. Beberapa distrik terdiri
liki tingkat pendidikan yang lebih tinggi; kemampuan ber-
berbagai tujuan terkait dengan salah satu dari lima pri-
kili keragaman aksesibilitas dan wilayah geografis2.
dari masyarakat yang mayoritas berasal dari satu suku dan
bahasa Indonesia yang baik; dan memiliki akses modal.
oritas pembangunan yang telah disebutkan sebelumnya
Konteks sosial di wilayah penerapan PNPM RESPEK
klan, sementara lainnya terdiri dari berbagai kelompok
dalam laporan ini. Sebanyak 70 persen dari dana tersebut
memiliki karakteristik yang unik, yang berbeda dengan
berbeda. Faktor ini menimbulkan persaingan kekuasaan.
Pada konteks tertentu, budaya dan suku mereka yang
dimanfaatkan untuk membiayai pembangunan infrastruk-
dengan tempat lain di Indonesia. Oleh karena itu, kajian
Kepala kampung biasanya adalah seseorang yang senior,
sama dengan kebanyakan pemegang birokrasi Indonesia,
tur desa. Oleh karena itu, fokus kajian ini berpusat teruta-
ini mencakup bab tambahan untuk menggambarkan
yang merupakan anggota terhormat dari suatu klan atau
dapat memberikan mereka pengaruh yang tidak propor-
ma pada i) kualitas dan tingkat pemanfaatan infrastruktur
konteks sosial ini termasuk adat, struktur kekuasaan, dan
suku yang paling berkuasa dan atau kelompok suku di
sional. Telah terjadi ketegangan dan terkadang kekerasan,
desa yang dibangun melalui program ini; dan ii) dampak
hubungan yang mempengaruhi penerapan program ini
wilayah tertentu.
konflik antara masyarakat Papua dan masyarakat bukan
penerapan program ini di desa dan institusi PNPM.
di wilayah Papua.
Papua di beberapa tempat. LEMBAGA PEMERINTAH INDONESIA
Kajian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan
PNPM RESPEK: KONTEKS SOSIAL
sebagai berikut:
sia di tingkat desa didominasi oleh individu-individu yang
INTERAKSI ANTARA PEMEGANG KEPENTINGAN DAN PEREBUTAN KEKUASAAN
Kajian ini mencatat bahwa lembaga pemerintah Indone-
PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PROSES PEMBANGUNAN
berpendidikan dan atau memiliki kemampuan berbahasa
Kajian ini mencatat bahwa mayoritas masyarakat Papua,
perdesaan yang dibangun melalui dana PNPM RES-
Indonesia lebih baik daripada kebanyakan penduduk
terutama yang hidup di wilayah terpencil, sangat ter-
PEK?
Kajian ini mencatat bahwa pada tingkat desa, hubungan
desa. Pegawai pemerintahan ini tidak selalu datang dari
gantung pada pertanian, peternakan dan kegiatan ber-
kekuasaan terutama didefinisikan oleh interaksi antar ber-
klan yang dominan atau kelompok suku di wilayah mer-
buru. Kebanyakan ternak adalah sapi, babi dan ayam.
bagai lembaga dan kelompok, termasuk:
eka bekerja. Posisi mereka dalam struktur pemerintahan
Sementara kebanyakan jenis tanaman pangan adalah
dan akses mereka terhadap berbagai sumber daya bisa
kentang, wortel, buncis, bawang merah dan ubi. Mayori-
a. Bagaimana kualitas pembangunan infrastruktur
b. Apakah infrastruktur yang dibangun melalui PNPM RESPEK efektif? Apa manfaat infrastruktur tersebut bagi masyarakat lokal (sebagai contoh, peningkatan pada akses pendidikan dasar, pelayanan kesehatan, dan sumber penghidupan)? c. Apa dampak PNPM RESPEK bagi institusi lokal dan para pelaku pembangunan (para Pendamping Kampung (PK), dan Tim Pelaksana Kegiatan Kampung (TPKK)? Apakah aspek kelembagaan TPKK telah mem-
1. Lembaga tradisional adat dan klan/marga (traditional
jadi merupakan pilihan lain dalam meraih kekuasaan,
tas masyarakat memiliki akses transportasi yang terbatas
2. Lembaga pemerintah
yang seringkali diincar oleh mereka yang tidak dapat
sehingga hasil pertanian seringkali tidak diperjualbelikan.
3. Institusi gereja
meraih kekuasaan melalui struktur tradisional.
Hasil pertanian dikonsumsi oleh keluarga dan kelompok
ethnic and clan institutions)
4. Masyarakat pendatang yang bukan masyarakat asli wilayah Papua (non-Papuan immigrants).
klan yang menanam pangan tersebut. Kelebihan hasil LEMBAGA GEREJA
pertanian didistribusikan bedasarkan keputusan hukum
Kajian ini mencatat bahwa paling tidak hingga tahun
tradisional dan adat. Lahan pertanian pada umumnya
1980-an, lembaga gereja merupakan penyedia utama
dimiliki oleh kelompok klan dan diolah secara bersama-
6
Temuan Dan Observasi
PNPM RESPEK: KAPASITAS INFRASTRUKTUR DAN KELEMBAGAAN DESA
7
PNPM RESPEK: KAPASITAS INFRASTRUKTUR DAN KELEMBAGAAN DESA
TEMUAN DAN OBSERVASI
sama (komunal). Kepala klan dan kelompok disekitarnya
persaingan antara kelompok elit tradisional dan kelompok
memiliki kekuasaan dan kontrol yang kuat atas keg-
pendatang. Di pusat-pusat perkotaan, kelompok pen-
iatan ini.
datang biasanya memiliki kekuasaan tertinggi, walaupun
KUALITAS INFRASTRUKTUR
melakukan pembangunan ini. Model standar yang digu-
kelompok elit tradisional masih memiliki kekuatan atas
Temuan dalam kajian ini berdasarkan pada pengamatan
nakan oleh fasilitator teknik gagal mengatasi masalah
tanah dan sumber daya lainnya.
terhadap 70 sub-proyek infrastruktur di 16 kampung.
seperti ketersediaan sumber air bersih, dan pemilihan
Mayoritas dari sub-proyek ini (76,56 persen) merupakan
serta penggunaan bahan-bahan yang dapat mence-
infrastruktur basah (wet infrastructure) yaitu jamban, sumur
gah kebocoran.
Laporan ini menyatakan bahwa kelompok elit kampung dipimpin oleh seorang kepala suku yang berasal dari klan
Rendahnya kualitas pembangunan infrastruktur basah disebabkan oleh tingginya tingkat kesulitan untuk
daya produktif desa (lahan, babi, pemukiman tradisional).
PERMASALAHAN TERKAIT PENDIDIKAN DASAR
terbuka, penampungan air hujan, pipa sumur bor, penam-
Di bawah group ini adalah aktifis kampung, yaitu mereka
Kesuksesan dari penerapan PNPM Perdesaan sangat ter-
pungan mata air, profil tank. Sebanyak 6,25 persen dari
PEMANFAATAN INFRASTRUKTUR
yang memiliki jaringan kekeluargaan dengan elit kam-
gantung pada kualitas fasilitator lokal dan kemampuan
sub-proyek ini merupakan konstruksi pembuatan jalan
Laporan ini menemui bahwa sekitar separuh dari keg-
pung. Mereka ini memiliki keterampilan spesifik dan atau
anggota masyarakat untuk berpartisipasi dan mengawasi
tanah; 4,7 persen adalah pembangunan Posyandu dan
iatan yang disurvei, infrastruktur hanya digunakan oleh
posisi struktural, seperti kemampuan berbahasa Indo-
penerapan program. Laporan ini mencatat bahwa tan-
Pustu; 4,7 persen meliputi pembangunan rumah; 3,1 pers-
sebagian kecil kelompok masyarakat kampung. Hal ini
nesia yang baik dan atau memiliki profesi sebagai guru,
tangan terbesar dalam penerapan PNPM RESPEK adalah
en adalah pengadaan rumah diesel; dan sisanya terdiri
biasanya berhubungan dengan kepentingan kelompok
pegawai pemerintahan, bidan atau perawat. Kemudian
terbatasnya jumlah dan kualitas fasilitator, baik fasilitator
dari pembangunan taman kanak-kanak, balai perempuan,
elit kampung. Sebanyak 17 persen infrastruktur tidak
di bawah group ini adalah masyarakat kebanyakan yaitu
teknik maupun pemberdayaan, dengan kesulitan terbesar
dan pasar.
digunakan, bahkan ketika infrastruktur tersebut memiliki
yang diakui sebagai anggota masyarakat sepenuhnya
terletak pada perekrutan fasilitator teknik yang berkualitas
dengan hak terhadap lahan tradisional, bahkan jika dera-
cukup. Laporan ini juga menemui bahwa permasalahan
Laporan ini menemui bahwa pembangunan infrastruktur
Secara total, 67 persen dari keseluruhan infrastruktur tidak
jat posisi mereka relatif jauh di bawah kelompok elit.
ini sangat terkait dengan kualitas dan tingkat pendidikan
melalui program PNPM RESPEK rata-rata memiliki biaya
digunakan secara efektif. Dari keseluruhan infrastruktur
Lapisan terakhir adalah masyarakat miskin dan terping-
di wilayah Papua, terutama di lokasi terpencil. Secara
lebih rendah 60 persen daripada pembangunan infra-
yang dibangun melalui program ini, hanya 33 persen
girkan yang merupakan anggota kelompok suku atau
khusus, laporan ini menyatakan bahwa kurangnya tenaga
struktur oleh pemerintah daerah.
yang memiliki kualitas bagus dan digunakan seca-
klan yang dipandang rendah, masyarakat pendatang
fasilitator dengan keahlian yang sesuai, terkait dengan:
baru, atau mereka yang memiliki cacat fisik atau keterba-
1. Kurangnya fasilitas pendidikan, terutama di wilayah
tasan lainnya dengan hak sosial dan ekonomi yang tidak
terpencil atau di berbagai distrik di Papua dan
disurvei, infrastruktur kering (dry infrastructure) yang
Laporan ini menyatakan bahwa alasan utama dari ren-
diakui masyarakat.
Papua Barat;
dibangun melalui PNPM RESPEK (seperti perumahan,
dahnya pemanfaatan tersebut adalah terbatasnya kualitas
atau marga terkuat. Kelompok elit berkuasa atas sumber
konteks tertentu. Kekuasaan kelompok elit tradisional terasa kuat pada wilayah yang memiliki akses terbatas terhadap infrastruktur transportasi, kegiatan komersial yang produktif, dan pelayanan pemerintah. Pada wilayah den-
ra efektif. Laporan ini menemui bahwa dari semua kampung yang
pasar, balai perempuan, rumah diesel, dan sebagainya)
fasilitasi dan adanya dominasi kelompok elit kampung.
terpencil secara sebagian besar guru memilih untuk
memiliki kualitas teknis yang “bagus”. Ini berarti bahwa
Dengan proses perencanaan pembangunan infrastruk-
bekerja di kota besar;
infrastruktur tersebut memiliki kondisi struktural dan
tur yang didominasi oleh elit kampung, proposal yang
fungsional yang yang baik.
menang biasanya adalah yang memberikan manfaat bagi
2. Kurangnya tenaga pengajar, terutama di wilayah Posisi pemegang kepentingan sangat tergantung pada
kualitas teknis yang baik (secara struktural dan fungsional).
3. Masalah budaya dan kemiskinan di wilayah Papua,
mereka yang terkait dengan kepentingan kelompok elit.
anak-anak yang harus bekerja di ladang; 4. Kurikulum pendidikan nasional yang diterapkan di
Kualitas pembangunan infrastruktur basah (wet infrastruc-
Para fasilitator tidak memiliki kapasitas untuk mengatasi
gan pelayanan pemerintah yang terjangkau, kekuasaan
Papua dan Papua Barat kurang sesuai dengan konteks
ture) adalah “bagus” pada 60 persen proyek yang diban-
dominasi kelompok elit dan untuk meningkatkan kualitas
mereka yang termasuk dalam hirarki birokratis lebih kuat.
kehidupan di wilayah ini.
gun. Sebagian besar sisa infrastruktur memiliki kualitas
perencanaan pembangunan.
“rata-rata” (moderate). Sejumlah proyek infrastruktur basah
Terdapat kemungkinan bahwa hal ini merupakan efek dari perebutan kekuasaan antara mereka dengan kelompok
Walaupun laporan ini menyatakan bahwa kurangnya
tidak berfungsi dengan baik, seperti kebocoran di jarin-
Sebagaimana yang telah disebutkan, kualitas pemban-
elit tradisional. Sementara kekuasaan para pendatang
tenaga fasilitator yang terlatih merupakan suatu tan-
gan pipa dan penampungan air, serta sumber air bersih
gunan infrastruktur basah juga dipengaruhi oleh masalah
lebih besar di wilayah dengan kegiatan komersial yang
tangan besar, namun dapat dikatakan bahwa lemahnya
yang tidak mencukupi. Dengan demikian, laporan ini
teknis dan operasional termasuk kebocoran, sumber air
tinggi. Para pendatang memiliki akses modal, keahlian,
kemampuan baca dan hitung pada masyarakat juga
menunjukkan bahwa di Papua dan Papua Barat, tersedia
bersih yang tidak cukup, dan masalah teknis lainnya. Per-
dan jaringan yang lebih kuat daripada masyarakat asli.
secara signifikan membatasi kemampuan mereka untuk
kapasitas untuk membangun infrastruktur kering yang
masalahan ini yang mengurangi tingkat pemanfaatan
Di wilayah perdesaan yang memiliki akses transportasi,
melakukan pengawasan atau terlibat secara aktif dalam
berkualitas cukup, namun terdapat kapasitas yang terba-
infrastruktur tersebut. Dalam kasus ini, terbatasnya kuali-
kegiatan jual-beli hasil pertanian, dan atau kedekatan
program ini.
tas untuk pembangunan infrastruktur basah.
tas fasilitasi teknis menjadi permasalahan utama.
mereka dengan wilayah perkotaan, kekuasaan merupakan
8
PNPM RESPEK: KAPASITAS INFRASTRUKTUR DAN KELEMBAGAAN DESA
9
PNPM RESPEK: KAPASITAS INFRASTRUKTUR DAN KELEMBAGAAN DESA
DAMPAK PNPM RESPEK PADA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN DAN MASYARAKAT
memiliki kemampuan yang lebih baik dalam hal mencatat
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
dan mendokumentasikan kegiatan mereka.
Laporan ini menyimpulkan bahwa program PNPM RESPEK
Laporan ini meneliti dampak PNPM RESPEK terhadap
PARTISIPASI MASYARAKAT
infrastruktur kering, dan meraih hasil sangat bagus untuk
pengembangan i) lembaga-lembaga yang bertang-
Laporan ini menunjukkan bahwa kegiatan memantau dan
pembangunan infrastruktur basah. Infrastruktur yang
gungjawab terhadap penerapan program, terutama
mengawasi pembelanjaan dan hal detail lainnya kemung-
dibangun melalui program ini memiliki kualitas yang
pada kemampuan dan kemauan lembaga tersebut untuk
kinan besar dapat terwujud ketika terdapat satu klan
sama atau bahkan lebih baik daripada insfrastruktur yang
pung untuk dapat berpartisipasi, dan untuk mendo-
mencatat aliran dana dan menerapkan standar untuk
yang berkuasa di desa tersebut. Dalam kasus ini, anggota
dibangun melalui distrik atau program pemerintah lain-
rong orientasi pro-miskin di antara para elit kampu-
memastikan akuntabilitas; dan ii) keterlibatan masyara-
senior dari klan yang berkuasa (bukan klan yang mendo-
nya, dengan biaya rata-rata 60 persen lebih rendah.
kat, terutama dalam hal partisipasi dan kapasitas untuk
minasi) mampu memobilisasi fasilitator dan menerapkan
melakukan pengawasan.
mekanisme menjaga akuntabilitas. Pada kasus seperti ini,
Namun demikian, laporan ini menemukan mayoritas
pemanfaatan infrastruktur pada umummnya lebih tinggi,
infrastruktur yang dibangun tidak digunakan atau hanya
MENGEMBANGKAN KAPASITAS FASILITASI
Laporan ini menemui bahwa dampak positif terkuat terle-
dan memberikan manfaat lebih banyak pada anggota
memberikan manfaat bagi sebagian kecil masyarakat. Hal
Untuk mengatasi kapasitas fasilitator yang terbatas di
tak pada pengembangan akuntabilitas dalam program ini
masyarakat daripada kelompok elit. Terdapat perebutan
ini biasanya terkait dengan kepentingan kelompok elit
tingkat kampung, distrik, dan distrik, laporan ini melihat
sendiri. Sebanyak 12 dari 16 kampung memiliki catatan ali-
kekuasaan antara klan-klan kuat di 4 kampung. Laporan
kampung. Pada kasus lainnya, terutama pada pemban-
adanya kebutuhan akan program pengembangan kapa-
ran dana yang jelas, lengkap dengan kumpulan bukti tan-
ini menemukan bahwa di 4 kampung tersebut, PNPM
gunan infrastruktur basah, masalah teknis muncul karena
sitas seperti program barefoot engineers yaitu program
da terima pembelian. Catatan tersebut tidak ditemukan
RESPEK memberikan celah bagi para aktivis yang terdiri
infrastruktur tersebut jarang digunakan. Sekitar sepertiga
kursus 6-bulan untuk melatih lulusan SLTA dengan pendi-
pada 4 kampung lainnya. Pada 2 kampung dengan akunt-
dari guru, sukarelawan gereja, sukarelawan kesehatan,
dari keseluruhan kasus, infrastruktur dapat berjalan secara
dikan dasar teknik sipil, konstruksi, dan fasilitasi, sebelum
abilitas baik, administrasi kampung mencontoh model
dan lainnya dengan pendidikan yang lebih tinggi. PNPM
efektif dan memberikan manfaat bagi sebagian besar
mengangkat mereka sebagai PD teknik(lihat kotak di hala-
mekanisme PNPM RESPEK untuk kemudian mengem-
RESPEK juga membuka jalan bagi mereka untuk mempen-
masyarakat termasuk mereka yang tidak memiliki hubun-
man selanjutnya). Laporan ini merekomendasikan peng-
bangkan sistem akuntabilitas pada program yang tidak
garuhi pembelanjaan kampung.
gan dekat dengan elit kampung.
gunaan program yang telah ada sebagai model untuk
meraih hasil yang sangat baik dalam hal pembangunan
1. Mengembangkan kapasitas fasilitator melalui sebuah program pengembangan kapasitas (a capacity building program); 2. Mengembangkan sebuah mekanisme pemberian insentif demi meningkatkan kapasitas fasilitasi PNPM; 3. Memciptakan ruang bagi masyarakat di luar elit kam-
ng; dan 4. Melakukan sinkronisasi dengan pemerintah provinsi
mengembangkan keterampilan fasilitasi lainnya, termasuk
terkait dengan pembelanjaan kampung. Laporan ini mencatat bahwa pengembangan sistem akuntabilitas seperti
Pada kasus di mana terdapat satu klan dominan yang
Laporan ini menyatakan bahwa alasan utama gagalnya
keahlian dalam pemberdayaan masyarakat, dan mungkin
ini tidak banyak ditemui bahkan di wilayah luar Papua
mengontrol administrasi kampung, maka mekanisme ini
pemanfaatan infrastruktur oleh sebagian besar masyara-
bekerja sama dengan LSM internasional maupun lokal
yang menerapkan PNPM Perdesaan. Dengan demikian,
sulit untuk diterapkan. Fasilitator seringkali tidak berdaya
kat adalah karena adanya dominasi kelompok elit kam-
yang memiliki keterampilan pada bidang ini, seperti
pengembangan ini, walaupun hanya terjadi di sebagian
mempertanyakan otoritas administrasi kampung. Pada
pung dan rendahnya kualitas fasilitasi.
misalnya organisasi World Vision. Program ini dapat diper-
kecil kampung, sebaiknya dilihat sebagai hal yang positif.
kasus seperti ini, ruang gerak para aktivis cenderung
Pada 7 dari 16 kampung, terdapat tanda-tanda masyara-
dibatasi oleh elit kampung. Secara khusus, laporan ini
Laporan ini juga menyatakan bahwa agar program ini
didikan rendah agar dapat melayani fasilitasi di tingkat
kat mencoba melakukan standar kegiatan pengawasan.
menyebutkan bahwa fasilitator PNPM seringkali terkait
dapat mencapai tujuannya membangun infrastruktur
kampung. Pendanaan untuk kegiatan ini dapat diperoleh
Pengawasan ini biasanya dilakukan oleh anggota klan
dengan atau memiliki ikatan dengan elit kampung. Ter-
yang efektif dan untuk memperkuat lembaga kampung,
melalui otonomi khusus atau melalui pendanaan lemba-
yang senior, bukan anggota klan yang mendominasi.
dapat dominasi monolitis seperti ini di 10 dari 16 kampu-
langkah-langkah berikut ini harus dapat dilakukan:
ga international.
ng yang disurvei.
1. Memperkuat partisipasi masyarakat;
panjang untuk mengikutsertakan kandidat dengan pen-
2. Memperbaiki aspek fungsional infrastruktur basah
Laporan ini menunjukkan bahwa dengan beberapa pengecualian, Pendamping Kampung (PK) pada umum-
Laporan ini mencatat bahwa tingkat partisipasi masya-
nya lulus pendidikan dasar dan mereka tidak dapat
rakat adalah sangat lemah dengan sedikit pengetahuan
melengkapi laporan tanpa bantuan Pendamping Distrik
umum mengenai struktur dan penerapan PNPM RESPEK.
(PD). PD biasanya lulus pendidikan SMP dan atau memi-
Pada masyarakat miskin dan terpinggirkan, tingkat parti-
liki kemampuan literasi dan berhitung yang lebih baik
sipasi biasanya hampir tidak ada. Kelompok masyarakat
dikarenakan aktivitas mereka di gereja. Namun demikian, laporan ini menunjukkan bahwa dengan adanya penerapan PNPM RESPEK, PK dan anggota TPKK di 10 kampung
dari sisi desain; dan 3. Mengembangkan sistem operasional dan pemeliharaan untuk infrastruktur yang telah dibangun.
MENGEMBANGKAN RANCANGAN PNPM RESPEK AGAR DAPAT MENDORONG PEMBANGUNAN KAPASITAS FASILITASI DAN KELEMBAGAAN Untuk mengembangkan kemampuan fasilitasi, laporan ini merekomendasikan perubahan pada sistem insentif
yang lebih miskin pada umumnya tidak diundang untuk
MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DAN MEMPERKUAT LEMBAGA DESA
menghadiri rapat atau bahkan tidak mengetahui kegiatan
Meningkatkan partisipasi masyarkat yang bukan terma-
pemangku kepentingan termotivasi untuk mengembang-
rapat. Partisipasi mereka dalam program ini terbatas pada
suk dalam kelompok elit kampung sebaiknya dilaku-
kan kapasitas fasilitasi. Sebagai contoh, dana tambahan
kontribusi tenaga kerja pembangunan infrastruktur.
kan melalui:
dapat diberikan kepada kampung yang dapat menunjuk-
dan sistem tanpa insentif sehingga seluruh institusi dan
10
PNPM RESPEK: KAPASITAS INFRASTRUKTUR DAN KELEMBAGAAN DESA
BAREFOOT ENGINEERS PROGRAM
11
PNPM RESPEK: KAPASITAS INFRASTRUKTUR DAN KELEMBAGAAN DESA
kan kemajuan dalam mengembangkan partisipasi aktif,
berlawanan dengan prinsip-prinsip PNPM. Di Papua
memanfaatkan infrastruktur dengan baik, dan kelom-
Barat, pada saat survei ini dilaksanakan, kebijakan provinsi
pok operasional yang aktif, serta proposal yang efektif.
memberikan celah bagi elit kampung untuk mengontrol
Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, tantan-
Temuan awal yang dilakukan melalui misi pengawasan
Sistem pemberian insentif tersebut perlu ditunjang oleh
proses perencanaan di tingkat kampung dengan meny-
gan terbesar yang dihadapi PNPM RESPEK adalah sangat
Bank Dunia (supervision missions) di Papua dan Papua
pengembangan institusi yang mampu melakukan penga-
alurkan dana otonomi khusus kepada kepala kampung.
terbatasnya pendamping yang berkualitas, terutama
Barat, serta melalui kegiatan lainnya, menunjukkan pen-
wasan. Laporan ini juga menyatakan adanya kebutuhan
Kebijakan ini merusak proses partisipasi masyarakat yang
pendamping teknis dengan keahlian dan kualifikasi teknis.
empatan lulusan program Barefoot Engineers sebagai
untuk mengembangkan fasilitasi yang lebih intensif di
merupakan dasar program PNPM Perdesaan. Laporan ini
Untuk mengatasi permasalahan ini, pada Agustus 2008,
fasilitator teknik PNPM RESPEK adalah efektif. Kualitas tek-
wilayah terpencil.
menyarankan agar kebijakan tersebut dapat direvisi untuk
Bank Dunia memberikan sekitar US$1 juta kepada Uni-
nis infrastruktur yang dirancang oleh lulusan ini memberi-
versitas Cendrawasih (UnCen) di Jayapura untuk meran-
kan tingkat kepuasan yang bagus. Kualitas fasilitasi juga
kan dana melalui TPKK.
cang dan melaksanakan pelatihan selama 6 bulan yang
memberikan kepuasan yang sangat baik. Kemampuan
MENDORONG PARTISIPASI KELOMPOK MASYARAKAT MISKIN
mengkombinasikan pembelajaran di dalam kelas dengan
fasilitator ini berbicara dalam bahasa lokal memungkinkan
Laporan ini melihat adanya kebutuhan untuk menin-
MEMPERBAIKI INFRASTRUKTUR BASAH
aplikasi pengetahuan di lapangan. Pembelajaran ini meli-
terjadinya partisipasi yang lebih luas dan aktif. Keahlian
gkatkan partisipasi masyarakat yang dapat dilakukan
Laporan ini menyatakan dengan jelas bahwa infrastruktur
puti proyek infrastruktur umum berskala kecil yang dida-
dan kontribusi mereka menjadi kebanggaan tersendiri
dengan menciptakan ruang bagi kelompok yang tidak
basah yang dibangun melalui PNPM RESPEK pada umum-
nai oleh PNPM RESPEK.
bagi masyarakat lokal.
terkait dengan elit kampung sehingga mereka dapat
nya memiliki kualitas lebih rendah daripada infrastruktur
menyalurkan aspirasi dan berperan dalam proses pen-
kering. Laporan ini menyarankan agar fasilitator teknik
mendukung pelaksanaan PNPM RESPEK yang menyalur-
Pelatihan berlangsung sukses dengan siswa seban-
Walaupun program Barefoot Engineers di
gambilan keputusan. Untuk mencapai tujuan ini, laporan
menerima pelatihan intensif sehingga dapat mengatasi
yak 120 orang. Sebesar 90 persen dari siswa tersebut
tahun 2003 dan 2009 telah sangat membantu kebutuhan
ini merekomendasikan untuk memprioritaskan proposal
permasalahan ini. Pelatihan tersebut sebaiknya meliputi:
adalah masyarakat asli Papua, 30 persennya adalah
program, PNPM RESPEK masih menghadapi kelangkaan
yang dikembangkan melalui kelompok khusus seperti
zzAnalisis kelayakan rencana dari sisi sumber mata air
wanita. Sebanyak 106 siswa lulus pada Maret 2009. Lulu-
fasilitator teknik. Sekitar 300 posisi tenaga ahli teknik
masyarakat wanita. Agar alokasi dana tidak jatuh kepada
zzPemahaman mengenai sumber mata air
san ini kemudian diangkat menjadi pendamping teknis
masih kosong, dan tingkat pergantian fasilitator teknik
proyek yang hanya memberikan manfaat bagi kelom-
zzPengetahuan mengenai perpipaan
dan dipekerjakan di kabupaten rumah mereka. Mereka ini
masih tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan fasilitator ini,
pok elit, laporan ini menyarankan untuk menciptakan
zzKeahlian memproduksi campuran beton
merupakan lulusan Barefoot Engineers gelombang II. Gel-
proyek dua tahun telah disetujui pada tahun 2011 bagi
kontrol internal dengan membentuk kelompok kolektif
zzKeahlian untuk penanganan kebocoran
ombang I telah dilaksanakan sebelumnya pada 2003 dan
program Barefoot Engineers untuk membuka kelas tamba-
wanita di tingkat distrik dengan perwakilan dari beberapa
zzPembelajaran mengenai kesalahan umum dari
menghasilkan lulusan sebanyak 56 orang. Jumlah lulusan
han dengan siswa sebanyak 140 orang.
kampung. Para perwakilan ini sebaiknya mendapatkan
pembangunan infrastruktur basah dan bagaima-
pelatihan sehingga mereka memiliki pengetahuan untuk
na menanganinya
dari kedua gelombang ini mencakup lebih dari setengah tenaga ahli lapangan yang bekerja untuk program
Program Barefoot Engineers gelombang III ditutup antara
melihat apakah proposal yang diajukan dapat mem-
PNPM RESPEK.
bulan November 2012dan Maret 2013 oleh BAKTI. Seban-
berikan manfaat bagi kebanyakan masyarakat termasuk
Laporan ini juga menyarankan penerapan suatu standar
yak 290 lulusan telah menyelesaikan program dengan
masyarakat miskin dan terpinggirkan. Untuk mengatasi
untuk mengukur apakah suatu proyek infrastruktur basah
Untuk menyediakan kebutuhan teknis bagi masyarakat
sukses dan telah ditempatkan di berbagai lokasi di Papua
kendala subjektivitas, para perwakilan kampung ini sebai-
memenuhi ketentuan pra-kondisi tertentu, dan terutama
kampung yang berada di wilayah terpencil, di mana sulit
dan Papua Barat. Dalam beberapa bulan kedepan, fasili-
knya tidak diperkenankan untuk memeriksa proposal dari
lulus verifikasi bahwa terdapat sumber air bersih yang
untuk merekrut dan mendapatkan tenaga ahli didikan
tator baru ini akan menerima pendampingan di tempat
kampung mereka sendiri. Mekanisme ini dapat juga dite-
cukup untuk mendukung kinerja infrastruktur tersebut.
universitas, program Barefoot Engineers memberikan
kerja (on-the-job coaching) dan pelatihan tambahan.
rapkan untuk memperkuat institusi lokal di tingkat distrik
pelatihan khusus bagi pemuda Papua sehingga mereka
dan kampung. Untuk distrik dengan kampung-kampung
mendapat keahlian baru, rasa percaya diri, dan kesempa-
yang letaknya saling berjauhan dan sulit untuk dijang-
MENGEMBANGKAN SISTEM PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR
tan bekerja.
kau, sebaiknya disediakan biaya transportasi yang dapat
Terdapat banyak infrastruktur baru yang dibangun
dikeluarkan dari dana otonomi khusus.
melalui program PNPM RESPEK. Infrastruktur ini membutuhkan pemeliharaan yang berkesinambungan untuk
MENDORONG SINKRONISASI ANTARA PEMERINTAH PROVINSI DAN DISTRIK
mejaga keberadaan infrastruktur tersebut. Banyak kasus
Laporan ini mencatat bahwa beberapa peraturan provinsi
terwujud dengan menarik biaya dari para pengguna, kec-
gagal mendukung proses partisipasi masyarakat dan
uali jika tersedia dana tambahan khusus untuk kegiatan
menunjukkan bahwa kegiatan pemeliharaan hanya akan
12
PNPM RESPEK: KAPASITAS INFRASTRUKTUR DAN KELEMBAGAAN DESA
pemeliharaan. Laporan ini menyarankan untuk mengem-
haraan yang baik sebaiknya dihargai dengan pemberian
bangkan sebuah sistem sehingga masyarakat dapat men-
dana tambahan yang disalurkan pada dana PNPM RESPEK
gusulkan sebuah proposal pemeliharaan kepada pemer-
di tahun depannya.
intah daerah dengan maksud agar biaya operasional dapat dialokasikan dari dana otonomi khusus.
Terakhir, laporan ini menegaskan kembali perlunya perbaikan model konstruksi infrastruktur basah. Kegiatan
Laporan ini juga menyarankan agar mekanisme pem-
pemeliharaan yang berbiaya tinggi dapat diatasi dengan
berian insentif dapat dikembangkan untuk mendorong
mengembangkan model yang lebih memerhatikan pada
kegiatan pemeliharaan infrastruktur. Melalui mekanisme
kebutuhan lokal termasuk ketersediaan bahan bakar, air
tersebut, kampung-kampung dengan sistem pemeli-
bersih, dan sumber daya penting lainnya.
NOTES 1
Istilah “wilayah Papua” dalam laporan ini mencakup dua provinsi yaitu Papua dan Papua Barat. PNPM RESPEK telah diterapkan di wilayah yang memiliki status otonomi khusus ini.
2
Penelitian ini dilaksanakan di empat distrik yang tersebar di provinsi Papua dan Papua Barat. Pada setiap kabupaten, peneliti memilih satu distrik terpencil dan satu distrik yang berlokasi dekat kota. Pada setiap distrik, para peneliti menyeleksi dua kampung. Pada awal penelitian ini, pemilihan lokasi ditentukan berdasarkan masukan dan konsultasi dengan Bank Dunia serta konsultan provinsi dan kabupaten PNPM. Beberapa lokasi terpilih ada yang harus diganti dikarenakan faktor keamanan (terutama di KabupatenJayawijaya dan Boven Digoel). Pemilihan lokasi dilakukan berdasarkan kriteria:
1) Lama keterlibatan: meliputi serangkaian keterlibatan dengan PNPM RESPEK, yaitu desa yang terlibat dengan PNPM selama 2-3 tahun, dan kampung yang baru saja menerapkan PNPM RESPEK untuk pertama kalinya; 2) Dilihat dari ketersediaan akses transportasi dan fisik: Pada setiap kabupaten, dua distrik dipilih, yaitu satu dengan akses transportasi terbatas, sementara yang lainnya adalah yang memiliki akses memadai; 3) Kedua provinsi: Untuk mencakup keragaman di antara administrasi pemerintah, lokasi terpilih dalam penelitian ini meliputi lokasi di dua provinsi, Papua dan Papua Barat.
Referensi: Sari, Y., Rahman, H. and Manaf, D. (2011). “Evaluasi Laporan Akhir PNPM RESPEK: Kapasitas Lembaga dan Kelembagaan Desa”, AKATIGA, Jakarta.
SERI RINGKASAN STUDI Tujuan utama PNPM Support Facility (PSF) adalah menjadi sarana obyektif untuk mengulas, berbagi pengalaman, dan menerapkan pelajaran dari berbagai program kemiskinan dan untuk menumbuhkan diskusi mengenai solusi untuk program kemiskinan. PSF memfasilitasi pelaksanaan analisis dan penelitian terapan untuk mengoptimalkan desain program berbasis komunitas yang merespon terhadap dampak kemiskinan yang semakin tinggi dan untuk lebih memahami dinamika sosial di Indonesia dan pengaruhnya terhadap pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Penelitian dan analisis ini bertujuan memberikan basis yang kuat untuk perencanaan, pengelolaan, dan perbaikan program pemberantasan kemiskinan pemerintah Indonesia. Penelitian ini juga
dapat mendorong pembelajaran antar negara berkembang, dan menjadi masukan berharga bagi akademisi, instansi pemerintah, dan pelaku pembangunan lain yang menerapkan program berbasis komunitas di mana pun di dunia. Penelitian dan kerja analisis ini diterbitkan oleh PSF dalam rangka mempublikasi dan mempromosikan temuan, kesimpulan, dan rekomendasi dari penelitian dan analisis kepada khalayak yang lebih luas, termasuk akademisi, jurnalis, anggota parlemen, dan pihak–pihak lain yang memiliki ketertarikan terhadap pengembangan masyarakat.