KANDUNGAN LOGAM BERAT DALAM UDARA AMBIEN PADA BEBERAPA KOTA DI INDONESIA HEAVY METAL CONCENTRATIONS OF AIR AMBIENT IN SEVERAL CITIES IN INDONESIA Rita Mukhtar1, Hari Wahyudi1, Esrom Hamonangan1, Susy Lahtiani1, Muhayatun Santoso2, Diah Dwiana Lestiani2, dan Syukria Kurniawati2 (Diterima tanggal 15-04-2013; Disetujui tanggal 01-08-2013)
ABSTRAK Pencemaran udara terutama di kota-kota besar (ibukota provinsi) telah menjadi salah satu masalah yang serius. Kontribusi pencemar terbesar berasal dari emisi gas buang kendaraan bermotor, industri, pembangkit listrik, dan kegiatan rumah tangga. Bahan pencemar udara yang ditimbulkan dapat berupa gas maupun partikulat debu. Di Indonesia, saat ini belum tersedia data series khususnya data logam berat di udara ambien. PUSARPEDAL sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya melakukan pemantauan bekerjasama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dalam rangka pemanfaatan iptek nuklir untuk perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pengambilan contoh uji menggunakan alat Gent Staked Filter Unit sampler seminggu sekali pada tahun 2012 pada 10 kota di Indonesia. Analisis logam berat dilakukan dengan menggunakan Energy Dispersive X-Ray Fluorescence (ED-XRF). Kisaran kadar unsur (ng/m3) Na, Mg, Al, Si, S, K, Ca, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, Zn, dan Pb, secara berurut adalah; 1,90 – 667; 1,33 – 786; 0,13 – 1020; 0,2 – 744; 2,54 – 1397; 3,7 – 640; 0,48 – 381; 1,3 – 7,2 ; 0,02 – 22,5; 1,94 – 1561; 0,018 – 18,52; 0,26 – 13; 0,05 – 18,79; 2,9 – 913; 0,2 – 2664,2. Kata kunci: udara ambien,logam berat, Gent Staked Filter Unit sampler, X-Ray Fluorescence
ABSTRACT Air pollution in big cities (province capital) has become serious problem. The major contributions are from emission gas from motor vehicles, industrial activities, electric power generator and domestic activities. Air pollution parameters are in gas and particulate form, which at present the data series especially for heavy metals in ambient are not available. PUSARPEDAL with the main task and function to do the monitoring of environmental quality has a research cooperation with National Nuclear Energy Agency of Indonesia for implementation of nuclear technique for environmental management and protection, to obtain the data series of heavy metal in air ambient. Samplings were carried out once a week using Gent Staked Filter Unit sampler at 2012 in 10 cities in Indonesia. Heavy metal analysis was done using Energy Dispersive X-Ray Fluorescence (ED-XRF). The range of elemental concentrations (ng/m3) Na, Mg, Al, Si, S, K, Ca, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, Zn, and Pb, in PM2.5 was; 1,90 – 667; 1,33 – 786; 0,13 – 1020; 0,2 – 744; 2,54 – 1397; 3,7 – 640; 0,48 – 381; 1,3 – 7,2; 0,02 – 22,5; 1,94 – 1561; 0,018 – 18,52; 0,26 – 13; 0,05 – 18,79; 2,9 – 913; 0,2 – 2664,2. Key words: air pollution, heavy metals, Gent Staked Filter Unit sampler, X-Ray Fluorescence
PENGKAJIAN METODE ANALISIS AMONIA DALAM AIR DENGAN METODE SALICYLATE TEST KIT METHOD ASSESSMENT FOR AMMONIA ANALYSIS IN WATER USING SALICYLATE TEST KIT Dyah Apriyanti1, Vera Indria Santi2 dan Yusraini Dian Inayati Siregar2 (Diterima tanggal 02-03-2013; Disetujui tanggal 01-08-2013)
ABSTRAK Penelitian Pengkajian Metode Analisis Amonia dalam Air dengan Metode Salicylate Test Kit telah dilakukan. Penelitian bertujuan untuk melakukan pengkajian terhadap Metode Non Standar Salicylate Test Kit menggunakan Spektrofotometer DR 2800 Portable Hach dengan acuan Metode Standar Fenat berdasarkan SNI 06-6989.30-2005 dengan parameter uji linearitas, batas deteksi dan kuantitasi, akurasi dan presisi, sehingga dapat diketahui metode tersebut valid atau tidak. Analisis amonia dengan Metode Standar Fenat memiliki linearitas (r) 0,9983, Instrument Detection Limit (IDL) sebesar 0,0023 mg/L, Method Detection Limit (MDL) sebesar 0,005 mg/L, Limit of Quantitation (LoQ) sebesar 0,015 mg/L, akurasi 99,6% dan presisi 0,18%. Analisis amonia dengan Metode Non Standar Salicylate Test Kit memiliki linearitas 0,9981, IDL sebesar 0,0041 mg/L, MDL sebesar 0,005 mg/L, LoQ sebesar 0,016mg/L, akurasi 100,08% dan presisi 0,29%. Validasi metode pengujian pada Metode Non Standar Salicylate Test Kit memenuhi batas keberterimaan seperti Metode Standar Fenat, sehingga dapat digunakan sebagai metode standar untuk kegiatan rutin di laboratorium dalam penentuan amonia dalam air. Kata kunci: Amonia, Pengkajian metode, Salicylate Test Kit, Spektrofotometer DR 2800 Portable.
ABSTRACT Method Assessment of Analysis Ammonia in Water using Salicylate Test Kit Method has been carried out. The study aim is perform to Salicylate Test Kit Non Standard Method using Portable DR 2800 Spectrophotometer (Hach) with reference Fenat Standard Method based SNI 066989.30-2005 with the parameters are linearity, detection limit and quantitation, accuracy and precision, so that can be known the method is valid or not. Analysis of ammonia by Fenat Standard Method have linearity (r) is 0,9983, Instrument Detection Limit (IDL) is 0,0023 mg/L, Method Detection Limit (MDL) is 0,005mg/L, Limit of Quantitation (LoQ) is 0,015 mg/L, accuracy is 99,6% and precision is 0,18%. Analysis of ammonia by Salicylate Test Kit Non Standard Method have linearity is 0,9981, IDL is 0,0041 mg/L, MDL is 0,005 mg/L, LoQ is 0,016 mg/L, accuracy is100,08% and precision is 0,29%. Method assessment of testing on analysis ammonia by Salicylate Test Kit Non Standard Method according to there quirements as Fenat standard method, so the method can be use as standard method for routine activity in the laboratory for analysis of ammonia inwater. Key word: Ammonia, Method of Assessment, Salicylate Test Kit, Portable DR 2800 Spectrophotometer.
PENGKAJIAN METODE UNTUK ANALISIS TOTAL LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN MENGGUNAKAN MICROWAVE DIGESTION METHOD ASSESSMENT FOR HEAVY METAL ANALYSIS IN SEDIMENT USING MICROWAVE DIGESTION Yayah Rodiana 1, Hafiz Maulana 2 Siti Masitoh dan Nurhasni2 (Diterima tanggal 02-03-2013; Disetujui tanggal 01-08-2013)
ABSTRAK Destruksi asam tertutup atau disebut juga microwave digestion merupakan metode destruksi basah yang paling direkomendasikan untuk analisis logam berat. Kelebihan dari metode ini diantaranya adalah tidak ada unsur-unsur volatile yang hilang dan waktu pengerjaannya cukup singkat (20-40 menit) dibandingkan dengan destruksi asam terbuka yang membutuhkan waktu lebih lama (lebih dari 24 jam). Contoh uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sedimen dari Certified Reference Material (CRM). Sebanyak 0,5 gram contoh uji ditimbang kemudian ditambahkan dengan asam HNO3 dan selanjutnya didestruksi menggunakan microwave digestion. Larutan hasil destruksi kemudian diukur konsentrasi logamnya dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Validasi metode dilakukan terhadap hasil pengukuran total logam kadmium (Cd), tembaga (Cu), mangan (Mn) dan seng (Zn) meliputi linearitas, limit deteksi, akurasi dan presisi. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan metode microwave digestion dengan penambahan HN03 untuk analisis logam berat telah memenuhi semua persyaratan keberterimaan suatu metode untuk digunakan dalam analisis di laboratorium . Kata kunci: HNO3, logam berat , microwave digestion, sedimen, validasi metode
ABSTRACT Closed acid digestion or known as microwave digestion is wet digestion that most recommended to be used as a digestion method in heavy metal analysis. Advantages of this method are no volatile compound will be lost and time for analysis is very short (20-40 minutes) compare to open acid digestion (more than 24 hours). Sediment from Certified Reference Material (CRM) was used as a sample in this research. Weight 0,5 gram of sample, added with HN03 then continue to digestion process by using microwave. Extract from digestion process was measured by Atomic Spectrophotometer (AAS). Parameters of method validation which used for determine total heavy metals cadmium (Cd), copper (Cu), manganese (Mn), and zinc (Zn) were linearity, detection limit, accuracy and precision. The result showed microwave digestion method with HNO3 addition into sample for heavy metal analysis fulfilled all requirements of acceptability to be used as method in laboratory. Key words: heavy metal, HNO3, method validation, microwave digestion, sediment
KARAKTERISTIK KUALITAS AIR SUNGAI CIHIDEUNG, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT WATER QUALITY CHARACTERISTIC OF CIHIDEUNG RIVER, BOGOR REGENCY, WEST JAVA Hefni Effendi1, Aloysius Adimas Kristianiarso2, Enan M. Adiwilaga2 (Diterima tanggal 31-03-2013; Disetujui tanggal 01-08-2013)
ABSTRAK Pada bagian hulu Sungai Cihideung terdapat aktivitas pertanian, ladang, budidaya perikanan, dan jarang ditemukan pemukiman penduduk. Limpasan aktivitas pertanian dan budidaya perikanan, limpasan dari bengkel, dan limpasan dari pemukiman penduduk, akan berpengaruh terhadap karakteristik kualitas air sungai. Penelitian dilakukan di Sungai Cihideung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengambilan contoh dilakukan sebanyak 3 kali dengan selang waktu 2 minggu. Penelitian bertujuan untuk mengetahui status kualitas air Sungai Cihideung, mulai dari Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, yang merupakan bagian hulu, hingga hilir yakni di belakang gedung Unit Satwa Harapan, Fakultas Peternakan, IPB di Desa Babakan. Karakteristik kualitas air sungai dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pengelolaan kualitas air sungai yang berkaitan dengan masukan dari lingkungan sekitarnya. Perairan Sungai Cihideung memiliki suhu 24-280C. Kekeruhan berkisar 11-32,3 NTU. TSS 0,67-32,67 mg/l. TDS 40,93-65,53 mg/l. Debit air 0,24-2,07 m3/detik. Perairan Sungai Cihideung memiliki kisaran pH 5,837,36. DO 8,34-10,58 mg/l. BOD5 0,20-4,12 mg/l. NH3-N 0,005-0,23 mg/l. NO3-N 0,06-0,70 mg/l. NO2-N 0,01-0,03 mg/l, dan total fosfat 0,48-1,07 mg/l. Indeks Storet memperlihatkan bahwa stasiun 1,3,4,5, Sungai Cihideung termasuk dalam kategori tercemar ringan (skor -8 sampai -10). Stasiun 2 tercemar sedang (skor -12). Hal ini karena telah terlampauinya baku mutu pH, NH3-N, dan total fosfat. Kata kunci: kualitas air, Sungai Cihideung, Indeks Storet, Insitut Pertanian Bogor
ABSTRACT At the upper part of Cihideung River there are various activities including agriculture, fisheries, and few houses. Run off from agriculture, aquaculture, and domestic will bring about an effect on Cihideung River water quality. The study was conducted in the River Cihideung, Bogor, West Java. Sampling occured 3 times with an interval of 2 weeks. The study aims to determine the status of water quality Cihideung River, from the village Purwasari, Dramaga District, which is the upstream to the downstream region behind the Unit Harapan Satwa, Faculty of Animal Husbandry IPB, Village of Babakan. Water quality characteristic might be used for consideration of setting up river water management in relation with the input from the sorrounding environment. Cihideung River waters had a temperature ranging 24-28oC. Turbidity 11 to 32.3 NTU. TSS 0.67 to 32.67 mg/l. TDS 40.93 to 65.53 mg/l. Debit 0.24 to 2.07 m3/second. Cihideung River had pH range of 5.83 to 7.36. DO 8.34 to 10.58 mg/l. BOD5 0.20 to 4.12 mg/l. NH3-N 0.005 to 0.23 mg / l. NO3-N 0.06 to 0.70 mg/l. NO2-N 0.01 to 0.03 mg/l. Total phosphate ranged from 0.48 to 1.07 mg/l. Storet index shows that the stations 1,3,4,5 of Cihideung Rivers were categorized as light pollution, (score of -8 to 10) because of relatively high NH3-N concentration exceeding quality standard. Station 2 was middle pollution (score -12) because of pH, NH3-N, and total phosphate exceeding quality standard . Key words: Water quality, Cihideung River, Storet Index, IPB
PENGARUH PENGAIRAN, PEMUPUKAN, DAN PENGHAMBAT NITRIFIKASI TERHADAP EMISI GAS RUMAH KACA DI LAHAN SAWAH TANAH MINERAL EFFECT OF IRRIGATION, FERTILIZATION, AND NITRIFICATION INHIBITORON GREENHOUSE GASES EMISSION AT RICE FIELD OF MINERAL SOILS R. Kartikawati dan D. Nursyamsi (Diterima tanggal 01-04-2013; Disetujui tanggal 01-08-2013)
ABSTRAK Pengairan dan pemupukan merupakan dua faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi hasil padi serta proses pembentukan gas rumah kaca (CH4 dan N2O) di lahan sawah tanah mineral. Penelitian yang bertujuan untuk mempelajari pengaruh pengairan, pemupukan, dan penghambat nitrifikasi (NI) terhadap emisi gas rumah kaca di lahan sawah tanah mineral telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, Jakenan pada MK 2011. Perlakuan menggunakan rancangan petak terbagi dalam rancangan acak kelompok dan ulangan 3 kali. Petak utama adalah pengelolaan air, yaitu: pengairan terus-menerus (I1) dan pengairan terputus (I2), sedangkan anak petak adalah pemupukan, yaitu: kontrol (P1), NPK 25% (P2), NPK 50% (P3), NPK 75% (P4), NPK 100% (P5) dan NPK 100% + NI (P6). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengairan terputus mampu menekan emisi CH 4 sebesar 60% sehingga Global Warming Potential (GWP) juga menurun, tidak berpengaruh nyata terhadap hasil gabah, dan meningkatkan indeks emisi 34%. Pemupukan NPK meningkatkan emisi CH 4 181% dan N2O 7%, meningkatkan hasil gabah 116%, dan indeks emisi 29%. Penggunaan NI menurunkan emisi N 2O 21%, tidak berpengaruh nyata terhadap hasil gabah, dan meningkatkan indeks emisi 29 %. Berdasarkan data tersebut maka pengairan terputus yang dikombinasikan dengan NPK 100%+NI merupakan teknologi mitigasi terbaik dalam meningkatkan hasil padi dan menurunkan emisi GRK di lahan sawah tanah mineral. Kata kunci: emisi gas rumah kaca, lahan sawah, pengairan, pemupukan, tanah mineral
ABSTRACT Irrigation and fertilization are two very important factors in affecting rice yield and process of forming greenhouse gases (CH4 and N2O) in rice fields of mineral soil. The research aimed to study effect of irrigation, fertilization, and nitrification inhibitors (NI) on greenhouse gases emission at the rice fields of mineral soil was held in research station of Indonesian Agricultural Environmental Research Institute, Jakenan at DS 2011. Treatment used split plot design in a randomized completely block design and repeated 3 times. The main plot was water management, namely: continuous irrigation (I1) and intermittent irrigation (I2), while the subplot was fertilization, namely: control (P1), NPK 25% (P2), NPK 50% (P3), NPK 75% (P4), NPK 100% (P5) and NPK 100% + NI (P6). The results showed that the intermittent irrigation could reduce CH4 emissions by 60% so global warming potential (GWP) also declined, did not significantly affect grain yield, and improved emission index by 34%. NPK fertilization increased CH4 emissions by 181% and N2O by 7%, increased grain yield by 116%, and emission index by 29%. Use of NI decreased N2O emissions by 21%, did not significantly affect grain yield, and increased emission index by 29%. Based on the results, the intermittent irrigation combined with NPK 100% + NI was the best mitigation technologies to improve rice yields and reduce GHG emissions in rice fields of mineral soils. Key words: greenhouse gas emission, rice field, irrigation, fertilization, mineral soils
UCAPAN TERIMA KASIH
Dewan Redaksi mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. RTM Sutamihardja 2. Dr. Ir. Ning Purnomohadi, MS. 3. Ir. Isa Karmisa Ardiputera 4. Dr. Yanni Sudiyani Sebagai Mitra Bestari atas kesediaannya melakukan review pada Jurnal Ecolab Volume 7 Nomor 2, Juli 2013.
Juli 2013 Dewan Redaksi Ecolab Jurnal Kualitas Lingkungan Hidup