KAMPUNG LAUT GUDANG EMAS YANG TERLUPAKAN ( Kategori : Masyarakat Umum )
Kampung Laut merupakan salah satu kecamatan di wilayah kabupaten Cilacap yang terletak di laguna Segara Anakan, tepatnya diapit oleh sungai Kalidonan di sebelah timurnya dan sungai Citanduy di sebelah baratnya. Kampung Laut merupakan wilayah yang terbentuk dari tanah timbul yang disebabkan oleh adanya proses sedimentasi di Segara Anakan yang cukup tinggi. Sungai-sungai yang bermuara di laguna Segara Anakan mengantarkan lumpur ke laguna hingga akhirnya terbentuk daratan. Daratan ini senantiasa bertambah seiring laju proses sedimentasi yang terus terjadi. Bentuk rumah dan hunian di Kampung Laut awalnya berupa rumah panggung dengan tujuan agar ketika rob ( pasang naik ) air tidak menggenangi ruang-ruang yang ada di dalam rumah. Konstruksi rumah panggung ini membuat proses sedimentasi semakin cepat dan menggerumbul. Hal ini menciptakan kondisi geografis wilayah Kampung Laut sebagaimana sekarang ini yang terdiri dari beberapa gerumbul tanah timbul dan daratan. Daratan yang terbentuk tersebut, kini dihuni oleh warga Kampung Laut dengan desain rumah yang mulai beragam. Sementara itu tanah timbul dan endapan sedimentasi menjadi daerah habitat hutan mangrove yang subur. Setidaktidaknya ada 30 spesies tanaman mangrove yang tumbuh di Kampung Laut. Bahkan hutan mangrove Kampung Laut menjadi satu-satunya hutan mangrove laguna yang ada di Asia. Kekayaan hayati hutan mangrove tidak sebatas beraneka jenis spesies mangrove. Beraneka ikan, kerang, kepiting, udang, burung dan satwa liar lainnya banyak menghuni hutan mangrove Kampung Laut. Sebuah gudang emas yang belum dioptimalkan pemanfaatannya.
1
Bila kita hendak berkunjung dari satu desa ke desa yang lain di wilayah Kampung Laut, kita akan melewati hutan bakau yang berkelok-kelok di sepanjang alur perairan laguna. Panjangnya alur perjalanan dengan menggunakan perahu kecil sebenarnya dapat disulap menjadi pesona wisata yang menarik. Tanah-tanah timbul yang ditumbuhi ilalang dan dihuni hewan-hewan liar sebenarnya pun dapat diolah menjadi sumber ekonomi yang sangat menjanjikan. Hutan mangrove di Kampung Laut yang kaya jenis dan ragam spesiesnya dapat diolah menjadi sumber pendapatan masyarakat setempat. Seperti buah lindur ( Bruguiera gymnorrhiza ) dapat diolah menjadi makanan pengganti beras yang kaya karbohidrat dan dapat pula digiling menjadi tepung untuk membuat beraneka ragam kue. Buah pidada ( Sonneratia caseolaris ) dapat diolah menjadi sirup, dodol, selai, puding, sabun dan lain-lainnya. Buah api-api ( Avicennia sp ) dapat diolah menjadi tepung untuk membuat aneka macam kue. Buah nyirih ( Xylocarpus granatum ) dapat dimanfaatkan untuk membuat produk kosmetik dan kecantikan. Nipah ( Nypa fruticans ) dapat diolah menjadi bahan pembuat alkohol, cuka dan gula merah. Kulit kayu bakau ( Rhizophora mucronata ), kulit lindur ( Bruguiera gymnorrhiza ) dan kulit Mentigi ( Ceriops tagal ) dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna pakaian. Pengembangan bahan obat-obatan nabati dari tanaman bakau pun sudah mulai dikembangkan. Sehingga hutan bakau ( mangrove ) merupakan gudang emas bagi warga Kampung Laut, namun belum dimanfaatkan secara maksimal. Alur yang panjang dan melelahkan sepanjang laguna dapat disulap menjadi kawasan yang wisata yang indah dan elok. Pemerintah atau pun masyarakat secara swadaya dapat memanfaatkan tanah-tanah timbul yang terbengkalai menjadi kolamkolam budidaya, kolam pemancingan, rest area, kawasan wisata, wahana edukasi dan lain-lainnya. Bisa pula dikembangkan menjadi tempat out bond berlatar belakang rawa. Akses dari Kampung Laut menuju pulau Nusakambangan juga mudah. Berbagai obyek wisata di pulau Nusakambangan bisa pula diramaikan dengan menghidupkan jalur wisata Kampung Laut – Nusakambangan. Paket wisata bahari menelusuri alur laguna Segara Anakan yang dipadukan dengan paket wisata jelajah pulau Nusakambangan akan dapat menyulap Kampung Laut menjadi kawasan wisata yang menarik. 2
Pengembangan wisata edukasi juga sangat menjanjikan. Para pelajar, mahasiswa dan para peneliti dari dalam maupun luar negeri dapat menjelajahi hutan mangrove dengan keanekaragaman hayati yang terjaga keasliannya. Dalam hal ini diperlukan upaya Pemerintah dan peran aktif dari warga Kampung Laut dalam mengalokasikan beberapa kawasan hutan mangrove menjadi cagar alam. Sehingga ada wilayah hutan mangrove yang boleh dieksploitasi untuk peningkatan ekonomi warga Kampung Laut dan ada pula yang harus dijaga agar tetap alami sebagai cagar alam. Perairan alur di sepanjang laguna Segara Anakan menjadikan Kampung Laut menjadi syurga berbagai spesies ikan, kepiting, udang dan kerang. Sayangnya warga Kampung Laut belum dapat mengembangkannya menjadi usaha budidaya yang ditangani secara profesional. Selain karena faktor pendidikan warga Kampung Laut yang rendah, juga kekhawatiran akan ancaman pencurian dan penjarahan di kolam-kolam budidaya yang mereka miliki. Seandainya dibentuk semacam paguyuban warga yang mampu menjamin rasa aman para pembudidaya ikan, kepiting, udang dan kerang niscaya Kampung Laut dapat menjadi lumbung emas bagi para pengusaha budidaya ikan, kerang, kepiting dan udang. Dalam menjamin rasa aman bagi para pembudidaya, paguyuban ini dapat berperan sebagai jembatan penghubung antara warga yang memiliki kolam budidaya dengan warga yang tidak memiliki kolam sehingga manfaat secara ekonomi bisa dirasakan bersama. Misalkan, warga yang tidak memiliki kolam dilatih untuk mengembangkan aneka produk dari ikan, kerang, kepiting dan udang. Produk-produk ini dapat dipasarkan di rest area dan kawasan wisata di sepanjang alur laguna Segara Anakan. Kolam budidaya juga dapat dikembangkan menjadi ekowisata, sehingga warga yang tidak memiliki kolam budidaya bisa ikut meramaikan tempat wisata berlatarkan kolam ikan, kerang, kepiting dan udang ini, seperti dengan membuat usaha ikan bakar, warung makan, pusat oleh-oleh, hingga sewa perahu dan penginapan. Industri gula merah dapat pula dikembangkan di wilayah Kampung Laut. Selain memaanfaatkan tanaman nira sebagai bahan pembuat gula merah, pohon kelapa juga banyak dijumpai di perkampungan dan tanah-tanah timbul. Seandainya tanah-tanah timbul yang tidak terawat dapat dimanfaatkan oleh warga untuk 3
menanam pohon kelapa, niscaya akan dapat meningkatkan produksi gula merah dari Kampung Laut. Bila kita melihat potensi ekonomi dan pariwisata di daerah Kampung Laut, sebenarnya tidak pantas bila Kampung Laut dianggap sebagai salah satu kantung kemiskinan di Kabupaten Cilacap. Hal ini karena kondisi geografis dan ekologis Kampung Laut memungkinkan daerah ini dikembangkan menjadi gudang emas bagi kabupaten Cilacap. Faktor pendidikan yang rendah menjadi pemicu utama mengapa daerah Kampung Laut yang bila dilihat secara geografis dan ekologisnya berpotensi dikembangkan menjadi lumbung emas, malah sampai sekarang masih dianggap sebagai salah satu kantung kemiskinan. Putera-puteri Kampung Laut yang bersekolah hingga jenjang SLTA di kota, jarang yang mau kembali ke kampungnya. Mereka lebih suka mengadu nasib di kota yang dianggap lebih menjanjikan bagi masa depannya. Demikian pula putera-puteri Kampung Laut yang bisa melanjutkan hingga jenjang perguruan tinggi. Mereka masih menganggap bahwa pulang ke kampung akan menjadikan karirnya terhambat. Kesadaran putera-puteri Kampung Laut yang masih rendah untuk berperan aktif mengembangkan dan memajukan daerahnya menjadikan Kampung Laut masih tertinggal dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Cilacap. Suasana proses pembelajaran di berbagai sekolah di Kampung Laut pun mengalami banyak kendala, mulai dari jarak tempuh yang jauh, musim rob hingga rasa malas bersekolah pada anak-anak di Kampung Laut. Bagi mereka bersekolah hanya membuang-buang uang. Dalam benak mereka, bila tidak bersekolah, waktunya bisa digunakan untuk mencari uang di laut atau di rawa-rawa. Inilah faktor utama yang membuat Kampung Laut menjadi wilayah tertinggal. Perlu peran aktif dari Pemerintah dan seluruh elemen unsur masyarakat dalam menyadarkan putera-puteri Kampung Laut tentang pentingnya pendidikan dan tanggung jawab bersama untuk mengembangkan dan memajukan daerahnya. Cilacap, 14 November 2014 AGUS DARWANTO, B.Sc
4
BIOGRAFI
Nama
: AGUS DARWANTO
Alamat
: Jl. Hansip Gg. Belimbing No. 9 RT 02 RW 11 Peturusan Desa Kalikudi, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap
TTL
: Cilacap, 7 Februari 1974
No. HP
: 083863382407
Email
:
[email protected]
Pendidikan
: S-1 Da’wah & Ushuludin MEDIU – Shah Alam Malaysia
Pekerjaan
: Guru
Institusi
: SMA Sri Mukti Cilacap
Alamat
: Jl. Bawean No. 293 Gunungsimping Cilacap
No. Telp
: 0282-534415
5