KAMPANYE SOSIAL DI MEDIA SOSIAL (STUDI KASUS COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION PADA PLATFORM CROWDFUNDING KITABISA.COM)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S. Sos)
Oleh: Dian Andriani NIM: 1113051000185
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017 M
ABSTRAK Dian Andriani NIM 111305000185 Kampanye Sosial Di Media Sosial (Studi Kasus Computer Mediated Communication Pada Platform Crowdfunding Kitabisa.com) Kehadiran new media membuat masyarakat melakukan berbagai perubahan, salah satunya dalam hal berdonasi. Dahulu masyarakat berdonasi offline dengan mendatangi masjid atau panti asuhan, kini masyarakat beralih dengan berdonasi secara online melalui layar di perangkat smartphone atau komputer. Platform untuk berdonasi online di Indonesia salah satunya adalah Kitabisa.com. Kitabisa.com turut digunakan oleh public figure dan telah mengikuti ajang internasional Startup Istanbul 2016. Donasi secara online memiliki banyak kelebihan, tetapi maraknya penipuan online membuat sebagian donatur merasa enggan untuk berdonasi online. Sehingga perlu adanya komunikasi yang baik antara penggalang dana dan donatur melalui computer mediated communication untuk meraih kepercayaan donatur. Berdasarkan latar belakang di atas maka timbulah pertanyaan, bagaimana komunikasi penggalang dana kampanye sosial dalam meraih donatur melalui komunikasi impersonal, interpersonal, dan hyperpersonal pada platform crowdfunding Kitabisa.com? bagaimana penggunaan media sosial (Facebook, Twitter dan Instagram) oleh platform crowdfunding Kitabisa.com sehingga menjadi platform donasi online yang terpercaya di Indonesia? Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dimana realitas ada merupakan hasil konstruksi dari kemampuan berfikir seseorang. Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus yang merupakan strategi penelitian dimana didalamnya menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktifitas, proses atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu, aktifitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Social Information Processing Theory Joseph Walther yang membahas tentang fenomena pengembangan hubungan dalam format computer mediated communication. Kajian dalam computer mediated communication lebih mengkhususkan pada komunikasi interpersonal manusia melalui internet atau web. Pada teori ini ada tiga perspektif yang mengkaji tentang computer mediated communication yaitu komunikasi impersonal, interpersonal, dan hyperpersonal. Dalam kegiatan kampanye sosial, penggalang dana dan donatur melakukan komunikasi melalui computer mediated communication dengan tahapan impersonal, interpersonal, dan hyperpersonal. Pada tahap impersonal, penggalang dana kurang memaksimalkan penggunaan emoticon dan foto sebagai pengganti bahasa nonverbal. Kemudian pada tahap interpersonal, penggalang dana dan donatur keduanya saling membuka diri sehingga komunikasi yang terjadi melalui computer mediated communication terasa setara dengan komunikasi tatap muka (face-to-face). Terakhir pada tahap hyperpersonal, hasil temuan menyatakan bahwa komunikasi tatap muka (face-to-face) lebih efektif karena tanpa menggunakan media dalam menyampaikan pesannya sehingga menghindari adanya miss communication. Kategori kampanye sosial di Kitabisa.com yang paling unggul adalah Beasiswa dan Pendidikan dengan 560 kampanye. Untuk meraih kepercayaan masyarakat agar beralih dari donasi offline ke donasi online, Kitabisa.com mempunyai strategi komunikasi dalam penggunaan media sosial. Strategi tersebut meliputi format, tipe konten, dan partnership. Setelah menentukan strategi pada penggunaan media sosial, ada pula tahapan yang harus dilalui sebelum Kitabisa.com mengunggah suatu konten di media sosial yaitu brainstorming pada setiap hari senin untuk menentukan jadwal konten satu minggu ke depan. Keywords: media sosial, computer mediated communication, donasi online. v
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, serta shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kampanye Sosial Di Media Sosial (Studi Kasus Computer Mediated Communication Pada Platform Crowdfunding Kitabisa.com)”. Dalam penyusunan skripsi tidak selalu mudah dan membutuhkan proses yang cukup lama. Selayaknya proses pengerjaan skripsi, ada masa dimana
penulis
mengalami pasang surut. Ini merupakan ujian terberat dimana terkadang fisik lelah, mental dan pikiran bertarung untuk dapat melawan rasa malas. Ditambah lagi adanya pekerjaan yang harus diselesaikan terlebih dahulu sehingga membuat penyusunan skripsi sempat tertunda. Namun, semangat yang tak pernah padam untuk bisa mendapatkan gelar strata satu disertai kerja keras akhirnya bisa melawan semua rasa itu. Oleh karena itu dengan segala ketulusan, perkenankan penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, dengan bimbingan, arahan, serta semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, terutama kepada: 1. Dr. Arif Subhan, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih juga kepada Dr. Suparto, M. Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta Dr. H. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan. vi
2. Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 3. Fita Fathurokhmah, M.Si sebagai pembimbing penulis yang telah memberikan bimbingan khusus dan petunjuk yang sangat berharga, dengan keramahannya selalu memberikan kemudahan dan dorongan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dari awal hingga akhir dengan penuh kesabaran dan dedikasi yang tinggi. 4. Wahyu Prasetyawan, Ph. D selaku Dosen Pembimbing Akademik. 5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang memberikan ilmu dengan harapan ilmu yang di dapat menjadi bermanfaat kepada peneliti selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam urusan administrasi selama perkuliahan dan penelitian skripsi ini. 7. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan skripsi ini. 8. Iqbal Hariadi selaku Marketing Manager Kitabisa.com, serta para penggalang dana dan donatur Kitabisa.com yang telah meluangkan waktu serta banyak memberikan informasi yang bermanfaat selama penyusunan skripsi ini.
vii
9. Orang tua tercinta Ayahanda Tugino Kartono dan Ibunda Yanti Soemitro yang selalu ada untuk penulis dalam keadaan susah dan senang. Senantiasa menjadi panutan bagi penulis atas ketangguhan dan keberaniannya mengajarkan manis pahitnya kehidupan. 10. Agun Akbar Tabrani Hasibuan yang telah memberikan banyak dorongan, ide, dan doa kepada penulis. Terima kasih untuk semua waktu, perhatian, dan cerita yang selama ini terukir. 11. KPI D 2013, terutama Disney Princess-ku Febryanti Arena Kusuma Dewi, Mutiara Annisa, dan Syaviera Dena Ananda. Terima kasih sudah senantiasa menemani dan menjalani masa kuliah bersama-sama. Sungguh pengalaman yang tak akan terlupakan. 12. LSO Kontras Musik dan teman-teman KKN BRAVE 2013, Abdurrahman Faris Rasyid, Adib Mubaroki, Andi Alifesa, Ayatullah Kurnia, Fajar Akbar Maulana, Muammar Akbar, Nurlatifah, Riska Ayu Lestari, dan Umi Sa’adatunisa. Terima kasih untuk kebersamaan yang singkat namun berkesan. Semoga selalu kompak dan tetap menjaga silaturahmi. 13. Untuk semua pihak yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Tanpa mengurangi rasa hormat, penulis ucapkan terima kasih yang begitu besar. Semoga apa yang telah dilakukan adalah hal yang terbaik dan hanya Allah yang dapat membalas segala kebaikan dengan balasan terbaik-Nya. Amin.
viii
Akhir kata penulis hanya bisa berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dari seluruh pihak yang telah membantu. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi diri penulis sendiri.
Jakarta, 26 Mei 2017
Dian Andriani NIM 1113051000185
ix
DAFTAR ISI
PENGESAHAN PANITIA UJIAN .............................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................................. iii LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................................... iv ABSTRAK..................................................................................................................
v
KATA PENGANTAR................................................................................................... vi DAFTAR ISI...............................................................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah.................................................................................
1
B. Batasan dan Rumusan Masalah......................................................................
9
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................
9
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................
10
E. Metodologi Penelitian..................................................................................
10
F. Teknik Analisis Data...................................................................................
14
G. Pedoman Penelitian.....................................................................................
15
H. Tinjauan Pustaka.........................................................................................
15
I. Sistematika Penelitian..................................................................................
15
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL .................... 19 A. Social Information Processing Theory Joseph Walther...................................
19
B. Computer Mediated Communication.............................................................
22
C. Konseptualisasi New Media.........................................................................
27
1. Pengertian New Media...........................................................................
27
2. Karakteristik New Media........................................................................
28
D. Konseptualisasi Media Sosial.......................................................................
30
x
1. Pengertian Media Sosial.........................................................................
30
2. Karakteristik Media Sosial......................................................................
31
3. Jenis-Jenis Media Sosial.........................................................................
32
E. Konseptualisasi Kampanye Sosial.................................................................
33
F. Konseptualisasi Platform Crowdfunding........................................................
34
1. Pengertian Platform Crowdfunding..........................................................
34
2. Kategori Platform Crowdfunding.............................................................
35
3. Platform Crowdfunding di Indonesia.......................................................
37
BAB III GAMBARAN UMUM ..................................................................................... 40 A. Platform Crowdfunding Kitabisa.com............................................................
40
1. Sejarah Berdirinya Platform Crowdfunding Kitabisa.com.......................... 40 2. Profil Platform Crowdfunding Kitabisa.com.............................................
43
3. Logo, Tampilan Website dan Media Sosial (Facebook, Twitter, dan Instagram) Platform Crowdfunding Kitabisa.com...................................................... 4. Susunan Tim Platform Crowdfunding Kitabisa.com..................................
44 46
5. Proyek-Proyek Kampanye Sosial di Platform Crowdfunding Kitabisa.com.. 48 B. Profil M. Alfatih Timur (Founder Platform Crowdfunding Kitabisa.com).........52 BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA ................................................................ 58 A. Analisis Komunikasi Penggalang Dana dan Donatur Melalui Computer Mediated Communication Pada Platform Crowdfunding Kitabisa.com............................ 58 1. Impersonal............................................................................................
61
2. Interpersonal.........................................................................................
64
3. Hyperpersonal.......................................................................................
68
B. Analisis Strategi Penggunaan Media Sosial (Facebook, Twitter, dan Instagram) Platform Crowdfunding Kitabisa.com............................................................ xi
70
1. Strategi Penggunaan Media Sosial (Facebook, Twitter, dan Instagram) Platform Crowdfunding Kitabisa.com....................................................................
73
2. Tahapan Penggunaan Media Sosial (Facebook, Twitter, dan Instagram) Platform Crowdfunding Kitabisa.com....................................................................
80
BAB VPENUTUP............................................................................................................ 82 A. Kesimpulan................................................................................................
82
B. Saran.........................................................................................................
86
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ .......... 87
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah New media memainkan peran penting pada proses perubahan sosial dalam masyarakat. Perubahan sosial adalah proses yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsurunsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial yang baru.1 Keberadaan new media dalam menyajikan informasi cenderung memicu perubahan sosial serta membawa pengaruh pada penetapan pola hidup masyarakat. Perubahan sosial tersebut didukung oleh adanya urbanisasi, modernisasi, migrasi, peningkatan tenaga kerja, peningkatan stratifikasi, dan peningkatan mobilitas sosial.2 Pengaruh media berbeda-beda terhadap setiap individu disebabkan adanya perbedaan pada pola pikir, perbedaan sifat yang berdampak pada pengambilan sikap, hubungan sosial sehari-hari, dan perbedaan budaya. Selain itu, adanya penemuan-penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan sosial dapat dibedakan dalam pengertian-pengertian discovery dan invention. Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik 1
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana Prendan Media Grup, 2013), h.91. 2 Melvin L.DeFleur, Theorities of Mass Communication, 5th edition (New York: Longman Inc., 2006), h. 182.
1
2
berupa alat ataupun berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan para individu. Discovery menjadi invention jika masyarakat sudah mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru itu.3 Adanya new media kini ramai dimanfaatkan untuk melakukan kampanye sosial, hal ini turut pula membawa perubahan pada masyarakat dalam hal berdonasi. Kampanye sosial adalah suatu kegiatan berkampanye yang mengkomunikasikan pesan-pesan yang berisi tentang masalah sosial kemasyarakatan dan bersifat non komersil. Tujuan dari kampanye sosial adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan gejala-gejala sosial yang sedang terjadi.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar kesucian Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah kamu berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada suatu kaum karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidil Haram, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolongmenolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksa-Nya.” (QS AlMaidah : 2)
3
Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, (Jakarta: Penerbit Universitas, 1965), h. 135.
3
Pada ayat Al-Quran di atas menjelaskan bahwa sebagai manusia kita harus saling tolong menolong. Dengan kata lain, kampanye sosial merupakan salah satu hal yang bisa dilakukan untuk menolong sesama manusia. Dahulu masyarakat terbiasa untuk berkampanye sosial dengan turun ke jalan atau melakukan kegiatan offline yang memakan waktu serta tenaga. Para donatur pun berdonasi secara offline dengan langsung mendatangi masjid, yayasan, panti asuhan atau lokasi-lokasi bencana alam. Kini berkat new media masyarakat melakukan perubahan dengan berkampanye sosial dan berdonasi secara online melalui layar di perangkat smartphone atau komputer yang menghemat waktu dan tenaga. Donasi secara online memiliki banyak kelebihan salah satunya tidak terbatas ruang dan waktu sehingga bisa berkampanye sosial dan berdonasi kapan saja serta dimana saja. Dengan transaksi yang mudah dan cepat, para penggalang dana kampanye sosial dan donatur dapat menghemat waktu serta tidak mengeluarkan banyak tenaga. Tetapi, maraknya penipuan online juga membuat sebagian donatur merasa enggan untuk berdonasi online. Sehingga perlu adanya komunikasi yang baik antara penggalang dana dan donatur melalui medium komputer untuk meraih kepercayaan donatur. Komunikasi pada medium komputer terjadi melalui komunikasi impersonal, interpersonal, dan hyperpersonal. Komunikasi impersonal memfokuskan pada komunikasi nonverbal yang tidak dapat ditunjukkan melalui medium komputer, tetapi hal ini bisa ditunjukkan lewat emoticon yang bisa menggambarkan perasaan seseorang sedang senang, sedih, atau
4
marah. Penggalang dana donasi online umumnya menggunakan emoticon melalui media sosial untuk menambah bentuk rasa simpati pada kampanye sosial yang sedang di galang, beberapa donatur mengetahui makna emoticon tersebut tetapi banyak pula donatur yang tidak memahami sehingga mereka mengacuhkannya. Komunikasi interpersonal mengungkapkan bahwa tidak adanya komunikasi nonverbal dapat dijembatani dengan penyesuaian sikap, hal ini terkait dengan tingkat kepercayaan dan kedekatan yang hendak di bangun oleh masing-masing individu. Penggalang dana donasi online hendaknya menggunakan komunikasi verbal yang baik dan menarik sehingga donatur merasa tertarik pada kampanye sosial yang sedang di galang. Penggalang dana juga perlu menunjukkan identitas asli sehingga donatur merasa percaya bahwa kampanye sosial tersebut memang nyata pergerakannya sehingga donatur tidak merasa ragu untuk berdonasi online. Komunikasi
hyperpersonal
menyatakan
bahwa
tidak
adanya
komunikasi non-verbal justru membantu dalam berinteraksi, karena ketika komunikasi
hyperpersonal
terjadi
seseorang
merasa
nyaman
untuk
mengekspresikan diri mereka dalam komunikasi melalui medium komputer. Donatur merasa nyaman berkomunikasi melalui medium komputer karena komunikasi ini tidak face-to-face sehingga mengurangi rasa segan atau malu. Donatur yang merasa nyaman akan memberikan respon lebih berupa komentar, share atau like pada kampanye sosial yang di galang di new media.
5
Platform yang menggunakan new media sebagai media untuk berinteraksi
serta
mewadahi
penggalangan
kampanye
sosial
adalah
Kitabisa.com. Kitabisa.com merupakan platform berdonasi dan menggalang dana secara online untuk berbagai kebutuhan sosial. Mulai dari bantuan medis, pembangunan infrastruktur seperti rumah ibadah dan panti asuhan, hingga bantuan bencana alam. Di luar negeri, platform seperti ini umumnya disebut sebagai crowdfunding. Tujuan platform ini berupaya untuk mengangkat nilai gotong royong masyarakat melalui platform online. Kitabisa.com didirikan oleh Muhammad Alfatih Timur pada tanggal 6 Juni 2013. Ide Kitabisa.com berawal dari Timmy (sapaan akrab Alfatih) yang merupakan aktivis yang aktif di berbagai pergerakan sejak mahasiswa. Setelah lulus dari Universitas Indonesia, Timmy mengawali karir di Rumah Perubahan dan banyak bertemu tokoh penggerak sosial. Dari sana, Timmy mengetahui bahwa penggalangan dana adalah salah satu masalah utama di berbagai pergerakan dan inisiatif sosial. Di saat yang sama, website crowdfunding (penggalangan dana online) sedang marak di luar negeri dan Timmy melihat ini sebagai solusi yang juga bisa diterapkan di Indonesia. Timmy ingin menggabungkan pergerakan sosial dengan kekuatan teknologi digital yang kemudian terbentuklah ide untuk menghubungkan orang-orang baik dalam satu platform yaitu Kitabisa.com. Timmy saat ini tercatat dalam daftar “30 Under 30 2016 Asia” yang dilansir dari situs Forbes pada awal tahun 2016.
6
Platform crowdfunding lain yang berada di Indonesia adalah Wecare.id. Wecare.id adalah sebuah platform crowdfunding yang difokuskan pada warga Indonesia yang kurang mampu serta dalam keadaan sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sehingga mereka dapat menjadi individu yang sehat dan produktif seutuhnya.4 Wecare.id merupakan sebuah layanan yang diinisiasi dan dijalankan oleh Yayasan Pelita Cakrawala Inspirasi yang juga dikenal dengan nama CharityLights. Pada dasarnya Wecare.id lahir atas inisiasi dari para pendiri CharityLights yang terdiri dari Gigih Septianto, Alfian Ramadhan dan Samuel Cahyawijaya. Wecare.id bekerja dengan menggalang dana melalui kampanye crowdfunding. Setelah dana yang terkumpul mencapai target untuk pasien tertentu, maka dana tersebut akan segera disalurkan. Menariknya, Wecare.id berjanji untuk melaporkan segala proses donasi dan distribusi dana yang bersangkutan secara transparan di platform mereka. Wecare.id sendiri telah dapat diakses oleh publik sejak 15 Oktober 2015.5 Hingga saat ini, Wecare.id telah mengumpulkan donasi lebih dari 1,5 Milyar Rupiah dengan 172 pasien yang terdanai. Jika kedua platform crowdfunding ini dibandingkan maka Kitabisa.com lebih unggul karena telah menjadi platform terbesar dengan menfasilitasi berbagai isu sosial di Indonesia dan turut digunakan oleh public figure hingga opinion leader seperti Ridwan Kamil yang menggalang dana saat musibah
4
https://wecare.id/faq#FAQ1 di akses pada tanggal 18 April 2017 pukul 18:15 WIB. https://dailysocial.id/post/tahun-depan-wecare-ingin-bisa-bantu-mendanai-hingga-500pasien/ di akses pada tanggal 18 April 2017 pukul 18:17 WIB. 5
7
Banjir Bandang di Garut dan meraih donasi hingga 765 Juta Rupiah. Kitabisa.com telah mendapatkan penghargaan dari Bukalapak sebagai Startup Penggerak Perubahan, ini merupakan penghargaan dari Bukalapak kepada lembaga atau individu yang telah menginspirasi masyarakat umum dan menjadi penggerak untuk perubahan yang lebih baik. Selain itu, Kitabisa.com juga masuk ke dalam 15 besar ajang internasional Startup Istanbul 2016. Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat agar beralih ke donasi online, Kitabisa.com bekerjasama dengan beberapa yayasan dan organisasi yang sudah kredibel di Indonesia seperti Dompet Dhuafa, Aksi Cepat Tanggap, dan lain-lain. Kerjasama ini turut pula membawa kemudahan pada masyarakat, salah satunya dalam hal berzakat. Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan apabila telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh agama dan disalurkan kepada orang-orang yang telah ditentukan pula.6 Melalui Kitabisa.com, masyarakat bisa berzakat secara online karena berkolaborasi dengan lembaga amil terpercaya di Indonesia seperti Rumah Zakat dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Pergerakan platform Kitabisa.com dilakukan dengan menggunakan new media khususnya media sosial sebagai sarana utama. Pada media sosial, Kitabisa.com hadir melalui Facebook, Twitter dan Instagram. Platform ini telah menjadi wadah terpercaya bagi masyarakat di Indonesia untuk berdonasi pada kampanye-kampanye sosial. Terbukti lewat pencapaian Kitabisa.com sejak didirikan pada tahun 2013 hingga kini sudah menfasilitasi lebih dari
6
https://www.rumahzakat.org/zakat/ di akses pada tanggal 05 Juni 2017 pukul 09:16 WIB.
8
4.000 kampanye sosial serta mengumpulkan donasi hingga lebih dari 80 Milyar Rupiah. Contoh kegiatan kampanye sosial melalui platform crowdfunding Kitabisa.com yaitu kampanye Masjid Chiba Jepang. Kampanye untuk pembangunan Masjid Chiba digalang oleh komunitas muslim Indonesia di Jepang yang sudah bertahun-tahun menyewa tempat untuk beribadah. Tahun 2016, komunitas ini memberanikan diri untuk membeli gedung yang akan dijadikan masjid. Mereka pun menggalang dana di Kitabisa.com dengan menyertakan hadist
yang berisi ajakan untuk membangun masjid,
mendeskripsikan kegiatan muslim di Masjid Chiba beserta dengan dokumentasi berupa foto. Dengan bantuan netizen, kampanye tersebut di share ribuan kali dan menjangkau jutaan masyarakat di media sosial hingga meraih donasi sebesar 3 Milyar Rupiah dan berhasil membeli gedung tersebut. Bagi penulis, Kitabisa.com sangat menarik untuk diteliti karena platform ini merupakan penyedia platform crowdfunding terbesar di Indonesia yang berfokus pada isu sosial, siapapun bisa menggalang dana dan siapapun bisa berdonasi. Kitabisa.com menggunakan new media untuk menyebarkan informasi secara luas dan tepat sasaran, membangun hubungan dengan masyarakat, serta menunjang kegiatan crowdfunding melalui situs jejaring sosial. Kitabisa.com menawarkan platform baru yang efektif dan efisien bagi masyarakat Indonesia untuk berdonasi online. Melihat latar belakang masalah penulis di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
9
penelitian dengan judul “Kampanye Sosial Di Media Sosial (Studi Kasus Computer Mediated Communication Pada Platform Crowdfunding Kitabisa.com)”. B. Batasan Dan Rumusan Masalah Penulis membatasi masalah penelitian ini pada komunikasi yang dilakukan oleh penggalang dana kampanye sosial sebagai komunikator dalam meraih donatur sebagai komunikan melalui komunikasi impersonal, interpersonal, dan hyperpersonal pada platform crowdfunding Kitabisa.com, serta pada penggunaan new media khususnya media sosial (Facebook, Twitter dan Instagram) oleh platform crowdfunding Kitabisa.com sehingga menjadi platform donasi online yang terpercaya di Indonesia. Adapun masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah: 1.
Bagaimana komunikasi penggalang dana kampanye sosial dalam meraih donatur
melalui
komunikasi
impersonal,
interpersonal,
dan
hyperpersonal pada platform crowdfunding Kitabisa.com? 2.
Bagaimana strategi penggunaan media sosial (Facebook, Twitter dan Instagram) oleh platform crowdfunding Kitabisa.com sehingga menjadi platform donasi online yang terpercaya di Indonesia?
C. Tujuan Penelitian Terkait dengan permasalahan yang telah dirumuskan oleh penulis, maka tujuan penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui bagaimana komunikasi yang dilakukan oleh penggalang dana kampanye sosial dalam meraih donatur melalui
10
komunikasi impersonal, interpersonal, dan hyperpersonal pada platform crowdfunding Kitabisa.com. 2.
Untuk mengetahui bagaimana strategi penggunaan media sosial (Facebook, Twitter dan Instagram) oleh platform crowdfunding Kitabisa.com sehingga menjadi platform donasi online yang terpercaya di Indonesia.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut; 1.
Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan berguna untuk menjadi referensi bagi pengembangan ilmu komunikasi serta teori-teori yang berkaitan bagi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
2.
Manfaat Praktis Penulis
berharap
penelitian
ini
dapat
menyumbang
ilmu
pengetahuan bagi mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam serta mahasiswa lain yang berminat dalam kajian new media atau donasi secara online. Serta diharapkan dapat membantu platform crowdfunding Kitabisa.com sebagai bahan evaluasi agar kegiatan kedepannya dapat lebih baik.
11
E. Metodologi Penelitian 1.
Paradigma Penelitian Pada penelitian ini paradigma yang digunakan adalah postpositivist. Aliran ini muncul untuk memperbaiki kelemahan positivist yang mengandalkan kemampuan pengamatan langsung atau objek yang diteliti.7 Aliran ini menegaskan arti penting dari hubungan interaktif antara penulis dan objek yang diteliti sepanjang dalam hubungan tersebut penulis bisa bersifat netral. Penulis menggunakan paradigma postpositivist didasari fokus kajian post-positivist yang merupakan tindakantindakan (actions) manusia sebagai ekspresi dari sebuah keputusan. Sehingga perlu dilakukan penelitian pada platform crowdfunding Kitabisa.com.
2.
Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dengan
sifat
penelitian
deskriptif.
Kirk
dan
Miller
mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan
sosial
secara
fundamental
bergantung
pada
pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan
orang-orang
tersebut
dalam
bahasanya
dan
dalam
peristilahannya.8 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran menyeluruh terhadap permasalahan.
7
Agus Salim, Teori & Paradigma, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), h. 25. Dr. Lexy J. Moleong, M. A., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1997), h. 3. 8
12
3.
Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian studi kasus adalah penelitian yang meneliti fenomena kontemporer secara utuh dan menyeluruh pada kondisi yang sebenarnya, dengan menggunakan berbagai sumber data.9 Studi kasus dipilih oleh penulis lebih berfokus kepada fenomena dimana komunikasi yang dimediasi oleh komputer membuat new media yang bersifat online dapat berperan untuk mewadahi kampanye sosial yang terjadi di dunia nyata, terutama mengajak masyarakat untuk berdonasi secara online. Dengan menempatkan
computer
mediated communication
pada platform
crowdfunding Kitabisa.com sebagai kasus atau fenomena secara kontemporer maka penulis perlu mengumpulkan data dari berbagai sumber agar dapat mengetahui apa yang sedang terjadi. 4.
Subjek dan Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah platform crowdfunding Kitabisa.com. Sedangkan objek penelitiannya adalah penggalang dana kampanye sosial dalam meraih donatur melalui komunikasi impersonal, interpersonal dan hyperpersonal pada platform crowdfunding Kitabisa.com. Serta penggunaan media sosial (Facebook, Twitter dan Instagram) oleh platform crowdfunding Kitabisa.com sehingga menjadi platform donasi online yang terpercaya di Indonesia.
9
Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd., Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 121.
13
5.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Corporate Office Kitabisa.com, Jalan Ciputat Raya No.27 D RT 01/07, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, dimulai dari bulan Maret sampai April 2017.
6.
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan bagian penting yang memiliki beberapa teknik. Teknik di bawah ini dilakukan dengan tujuan agar penulis mendapatkan data yang lengkap dan tepat untuk penelitian ini. Berikut beberapa teknik dari pengumpulan data yang digunakan: a. Wawancara Mendalam Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara yakni metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari narasumber.10 Wawancara dilakukan penulis secara langsung dengan orang-orang yang dianggap perlu dan mewakili dalam penelitian ini seperti para penggalang dana kampanye sosial dan donatur yakni Delia Ulfah, Faiz Nasrullah Al-Hakim, Sarasticha Ayu Pamargi, Yulinda Ashari, Ania Suci dan Dhimas Aryadi. Serta Iqbal Hariadi selaku Marketing Manager platform crowdfunding Kitabisa.com. Wawancara ini bertujuan untuk menggali keterangan yang mendalam seputar topik yang terkait dengan permasalahan ini sehingga terkumpul informasi yang diperlukan oleh penulis.
10
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru, Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Rosdakarya, 2006), hlm. 35.
14
b. Observasi Non Partisipasi Metode
observasi
digunakan
untuk
memperoleh
dan
mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan langsung di lapangan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena yang diselidiki.11 Penulis akan melakukan observasi dengan tidak turun langsung atau sebatas penonton dengan tujuan untuk mengamati komunikasi pada kampanye sosial melalui website Kitabisa.com serta media sosial Facebook pages Kitabisa.com, akun Twitter @kitabisacom, dan akun Instagram @kitabisacom. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengambil data dari beberapa sumber baik elektronik maupun online terkait dengan Kitabisa.com, sehingga data-data yang diperoleh dapat menguatkan penelitian serta mendukung kebenaran data yang diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi non partisipasi. F. Teknik Analisis Data Data-data yang terkumpul melalui wawancara, observasi, dan studi pustaka dikumpulkan dan dianalisis dengan landasan teori yang penulis gunakan dan nantinya akan digunakan untuk menjadi acuan pada saat menganalisis data. Fase ini merupakan proses penyederhanaan bentuk data agar mudah di baca dan dipahami. Ada tiga tahapan yang harus dikerjakan 11
E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta: LPSP3-UI, 1998), hlm. 62.
15
dalam menganalisis data penelitian kualitatif seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, paparan data dan penarikan kesimpulan. Berikut penjelasannya:12 a.
Reduksi Data Mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dan mencari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya apabila diperlukan.
b.
Paparan Data Pemaparan data sebagai sekumpulan informasi tersusun, dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
c.
Penarikan Kesimpulan Kesimpulan disajikan dalam bentuk deskriptif dengan berpedoman pada kajian penelitian.
G. Pedoman Penulisan Pedoman penulisan ini menggunakan buku pedoman akademik, penelitian Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development Assurance) tahun 2007.
12
Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael, Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru, (Jakarta: UI Press, 1992), h. 17.
16
H. Tinjauan Pustaka Langkah awal sebelum melakukan penelitian lebih lanjut untuk kemudian menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah adalah menelaah terlebih dahulu skripsi dan penelitian sebelumnya yang mempunyai judul atau subjek dan objek penelitian yang sama atau hampir sama dengan yang akan diteliti. Tujuannya adalah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti mengakui karya orang lain, maka penulis mempertegaskan perbedaan antara masing-masing judul masalah yang akan diteliti. Skripsi sebelumnya yang membahas tentang pemanfaatan media sosial penulis uraikan sebagai berikut: 1.
“Peran New Media Dalam Membentuk Gerakan Sosial (Studi Kasus Pada Individu Yang Terlibat Dalam IndonesiaUnite Di Twitter)”. Di susun oleh Dibyareswari Utami Putri, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Indonesia, Tahun 2012. Perbedaan terletak pada subjek penelitian dan kajian teori penelitian yang di pakai.
2.
“Pemanfaatan Media Baru Dalam Kampanye Sosial (Studi Kasus Kampanye Sosial “Ini Aksiku! Mana Aksimu?” Oleh Earth Hour Solo)”. Di susun oleh Anditya Eka Fitra, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Tahun 2013. Perbedaan terletak pada subjek penelitian dan kajian teori penelitian yang di pakai. Subjek penelitian ini adalah Earth Hour Solo.
3.
“Gerakan Sosial Melalui New Media (Studi Kasus Pelaksanaan Kampanye #SaveMaster Melalui Pemanfaatan Crowdfunding Platform)”.
17
Di susun oleh Alfan Tiara Hilmi, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, Tahun 2016. Perbedaan terletak pada subjek penelitian dan kajian teori penelitian yang di pakai. I.
Sistematika Penelitian Agar pembahasan dapat dilakukan secara terarah dan sistematis, maka sistematika penelitian dalan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini dibahas pendahuluan yang meliputi Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Teknik Analisis Data, Pedoman Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL Dalam bab ini dibahas tinjauan teoritis yang meliputi penjelasan tentang Social Information Processing Theory oleh Joseph Walther, Computer Mediated Communication, Konseptualisasi New Media (Pengertian New Media, Karakteristik New Media), Konseptualisasi Media Sosial (Pengertian Media Sosial, Karakteristik
Media
Sosial,
Jenis-Jenis
Media
Sosial),
Konseptualisasi Kampanye Sosial, Konseptualisasi Platform
18
Crowdfunding (Pengertian Crowdfunding, Kategori Platform Crowdfunding, Platform Crowdfunding di Indonesia). BAB III
GAMBARAN UMUM Dalam bab ini dibahas tentang Platform Crowdfunding Kitabisa.com (Sejarah Berdirinya Platform Crowdfunding Kitabisa.com, Profil Platform Crowdfunding Kitabisa.com, Logo, Tampilan Website dan Tampilan Media sosial (Facebook, Twitter, dan Instagram) Platform Crowdfunding Kitabisa.com, Susunan Tim Platform Crowdfunding Kitabisa.com, ProyekProyek
Kampanye
Sosial
di
Platform
Crowdfunding
Kitabisa.com dan Profil Muhammad Alfatih Timur selaku founder platform crowdfunding Kitabisa.com. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dijelaskan tentang bentuk komunikasi penggalang dana kampanye sosial dalam meraih donatur melalui komunikasi impersonal, interpersonal, dan hyperpersonal pada platform crowdfunding Kitabisa.com, serta media sosial (Facebook, Twitter
dan
Instagram)
oleh
platform
crowdfunding
Kitabisa.com. BAB V
PENUTUP Dalam bab ini ditarik kesimpulan dari pembahasan dan hasil penelitian, serta memberikan saran sebagai bahan pertimbangan.
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Social Information Processing Theory Joseph Walther Pada awalnya, pembentukan hubungan dalam format computer mediated communication dianggap tidak mungkin karena hanya menyediakan satu saluran untuk berinteraksi yaitu teks atau verbal. Disamping itu, format computer mediated communication dianggap sebagai alat yang kurang berguna untuk mengejar tujuan-tujuan sosial karena memiliki lebih sedikit saluran untuk berinteraksi bila dibandingkan dengan interaksi secara tatap muka (face-to-face) yang menyediakan banyak saluran untuk berinteraksi. Saat ini, Joseph Walther mengakui bahwa banyak bentuk-bentuk baru dari komunikasi secara online, seperti pada situs jejaring sosial (social networking) yang tidak memiliki keterbatasan seperti computer mediated communication. Joseph Walther memperkenalkan Social Information Processing Theory
sebagai
perspektif
alternatif
dalam
memandang
fenomena
pengembangan hubungan dalam format computer mediated communication. Social Information Processing Theory menjelaskan bagaimana komunikator bertemu melalui komunikasi berbasis teks komputer, mengembangkan kesan dan hubungan interpersonal. Dalam cluster teori komunikasi yang menjelaskan pengembangan hubungan, Social Information Processing Theory
19
20
mirip dengan Social Penetration Theory dan Uncertainity Reduction Theory1. Namun, Social Information Processing Theory menggunakan isyarat verbal dan isyarat temporal sebagai pengaruh utama terhadap pembentukan hubungan. Teori ini menggunakan kedua set isyarat tersebut sebagai parameter di mana komunikasi dan teknologi dapat bergabung untuk menghasilkan hubungan impersonal, interpersonal, dan hyperpersonal. Social Information Processing Theory tidak membantah bahwa alat yang dimediasi komputer membatasi jumlah isyarat non-verbal dengan format berbasis teks, seperti e-mail dan pesan instan yang bergantung pada pesan yang diketik, bukan visual atau audio yang tersedia bagi komunikator. Teori ini justru menyarankan bahwa komunikator beradaptasi dengan setiap pembatasan terhadap mereka oleh media. Teori ini menyatakan bahwa pesanpesan yang diketik setara dengan saluran verbal dalam tatap muka (face-toface), sehingga menolak klaim bahwa alat yang dimediasi komputer kurang berguna untuk pembentukan kesan dan hubungan interpersonal. Dengan demikian, karena komunikator harus bergantung pada pesan yang diketik sebagai saluran utama mereka, isyarat verbal yang dikandungnya adalah pengaruh kuat terhadap pembentukan kesan dan hubungan interpersonal berikutnya. Social Information Processing Theory juga menyatakan bahwa kendala temporal atau lamanya waktu komunikator harus bertukar pesan adalah pengaruh utama pada jenis hubungan yang akan mereka bentuk. Bila 1
Griffin, A First Look at Communication Theory, 6th Editions. (New York, USA: McGraw-Hill Companies, 2011), h. 143.
21
dibandingkan dengan tatap muka, tentunya komunikasi yang dimediasi komputer membutuhkan waktu yang lebih lama. Logikanya adalah computer mediated communication membatasi jumlah waktu komunikator untuk berinteraksi, hal ini disebabkan karena komunikator hanya memiliki satu saluran saja yang bisa dipergunakan, serta hal ini mengisyaratkan bahwa computer mediated communication lebih cocok untuk interaksi yang berorientasi kerja saja. Sehingga, Social Information Processing Theory memprediksi bahwa ketika komunikator hanya diperbolehkan dalam jumlah waktu terbatas untuk bertukar pesan, maka hubungan atau impersonal mereka tidak dapat menghasilkan banyak keintiman atau tidak memiliki afiliasi sesuai yang diharapkan. Namun, ketika komunikator diizinkan untuk bertukar pesan tanpa batasan temporal, teori ini memprediksi hubungan interpersonal atau perkembangan yang mereka tunjukkan akan sebanding dengan yang dihasilkan dalam komunikasi tatap muka (face-to-face). Dalam keadaan tertentu, kurangnya kendala temporal dalam menyebabkan hubungan yang melebihi afiliasi dan keintiman dari tingkat biasanya yang dapat dicapai secara pribadi. Hubungan Hyperpersonal ini adalah hasil dari; a. Pengirim secara selektif menampilkan diri untuk menciptakan kesan positif. b. Penerima menafsirkan pesan dengan cara yang bias karena lebih banyak atribut karakteristik positif.
22
c. Saluran mediasi memungkinkan untuk kontrol yang lebih besar atas penciptaan pesan. d. Umpan balik yang menghasilkan ramalan memenuhi kepositifan. Pada mulanya, Social Information Processing Theory mengasumsikan bahwa komunikator akan termotivasi untuk membangun hubungan online karena alasan mereka secara pribadi. Namun, pada perkembangannya kini dapat diidentifikasi faktor-faktor yang meningkatkan dorongan motivasi untuk membangun hubungan online, yaitu antisipasi interkasi berikutnya di masa depan dan skeptisisme. Interaksi masa depan di duga mengacu pada prospek bahwa komunikator yang bertemu secara online akan terus memiliki kontak ke masa depan. Komunikator yang mengharapkan kontak dengan mitra mereka di masa depan lebih mungkin untuk bertukar pesan lebih banyak dan membangun hubungan, daripada yang tidak mengharapkan kontak di masa depan. Sedangkan skeptisisme mengacu pada sikap komunikator terhadap penggunaan
computer
mediated
communication
untuk
membangun
persahabatan. Komunikator yang kurang skeptis membentuk lebih banyak persahabatan online, dibandingkan dengan yang memiliki level skeptisisme yang tinggi. B. Computer Mediated Communication Secara terminologi computer mediated communication dijelaskan sebagai komunikasi antara dua orang atau lebih yang dimediasikan oleh komputer. Terminologi ini dijelaskan juga oleh December bahwa computer
23
mediated communication merupakan proses komunikasi manusia melalui komputer yang melibatkan khalayak, tersituasi dalam konteks tertentu, di mana proses tersebut memanfaatkan media untuk tujuan-tujuan tertentu.2 Computer mediated communication lebih mengkhususkan pada komunikasi interpersonal manusia melalui internet serta web. Jadi, computer mediated communication mempelajari bagaimana perilaku manusia dibentuk dan diubah melalui pertukaran informasi menggunakan media komputer. Ada tiga perspektif yang mengkaji tentang computer mediated communication seperti yang diungkapkan oleh Joseph Walther, yakni3: 1.
Impersonal Komunikasi impersonal dilakukan secara masif kepada khalayak dengan menggunakan media massa sebagai alat untuk menyampaikan pesan secara menyeluruh. Perspektif ini memandang bahwa komunikasi online kurang mendukung aspek personal karena saluran internet tidak mengakomodasi sinyal non-verbal yang dibutuhkan dalam menjalin interaksi interpersonal. Dalam komunikasi secara tatap muka (face-toface) cenderung lebih banyak menggunakan bahasa non-verbal untuk berkomunikasi seperti nada suara, raut wajah, intonasi, jarak, dsb. Namun dalam komunikasi online, sulit untuk menunjukkan tanda-tanda non-verbal tersebut. Perspektif ini kemudian memunculkan beberapa kritik, yaitu munculnya petunjuk non-verbal seperti emoticon dan avatar.
2
Rulli Nasrullah, Cybermedia, (Yogyakarta: IDEA Press Yogyakarta, 2013), h. 92 Joseph B. Walther, “Computer-Mediated Communication: Impersonal, Interpersonal, and Hyperpersonal Interaction” Communication Research Vol.23, (California, USA: Sage Publications, Inc, 1996), h. 5. 3
24
Inovasi ini meningkatkan derajat kehadiran sosial yang sebelumnya tidak terakomodasi. 2.
Interpersonal Perspektif ini merupakan jawaban dari perspektif impersonal. Secara sederhana perspektif komunikasi interpersonal mengungkapkan bahwa tidak adanya petunjuk non-verbal dapat dijembatani dengan penyesuaian sikap. Baik disadari atau tidak, dalam berkomunikasi masyarakat selalu menyesuaikan dengan faktor disekelilingnya. Model ini
mengasumsikan
komunikator
pada
computer
mediated
communication didorong untuk mengembangkan hubungan sosial. Dalam prosesnya, komunikator berkomunikasi dengan orang asing dengan membentuk kesan sederhana melalui komunikasi secara tekstual. Berdasarkan kesan ini, mereka menguji asumsi satu sama lain dari waktu ke waktu hingga terkumpul dalam pengetahuan interpersonal dan menstimulir perubahan dalam komunikasi relasional antar pengguna computer mediated communication. Perbedaan utama pada computer mediated communication dan face-to-face communication adalah pada laju pertukaran informasi sosial, bukan dengan jumlah pertukaran informasi sosial. 3.
Hyperpersonal Komunikasi hyperpersonal dilakukan dengan media internet yang menurut masyarakat sosial lebih menarik bila dibandingkan dengan komunikasi face-to-face. Berbeda dari dua perspektif sebelumnya yang
25
mempermasalahkan bahasa non-verbal, perspektif ini justru menganggap bahwa tidak adanya non-verbal justru membantu dalam berinteraksi. Komunikasi hyperpersonal terjadi ketika seseorang merasa nyaman untuk mengekspresikan diri mereka sendiri dalam saluran komunikasi melalui media daripada komunikasi langsung. Walther mengungkapkan komunikasi hyperpersonal dapat diatributkan dalam empat faktor: a.
Faktor Penerima Penerima dapat mengukur kualitas seseorang di dalam komunikasi hyperpersonal. Pada keadaan tertentu, penerima pesan computer mediated communication mengembangkan persepsi mereka tentang orang lain. Misalnya jika ingin mengetahui tentang apa yang diminati oleh orang lain, kita bisa melihat tulisan mengenai bidang apa yang sering ditampilkan oleh orang tersebut di blog walaupun tulisan hanya sebagian kecil faktor yang bisa dilihat.
b.
Faktor Pengirim Faktor ini memegang kendali bagaimana menampilkan diri sendiri terhadap orang lain. Pengirim bisa melakukan sensor pada apa yang ingin dia sampaikan. Berbeda dengan komunikasi secara langsung, walaupun tidak dikatakan namun orang lain yang melihat dapat segera mengetahui perasaan kita dengan melihat ekspresi atau raut wajah. Pengirim pesan menggunakan proses presentasi diri selektif yang mengacu pada kemampuan pengguna computer mediated communication untuk mengelola citra virtual mereka.
26
Berkemampuan menyensor diri sendiri dan memanipulasi pesan sangat mungkin untuk dilakukan dalam konteks computer mediated communication, tingkat penggunaan hal ini pun jauh lebih tinggi apabila dibandingkan dengan komunikasi face-to-face, oleh sebab inilah individu memiliki kontrol yang besar mengenai isyarat yang mereka kirimkan. c.
Faktor Saluran Pesan yang ditransmisikan melalui internet tidak hanya menembus ruang tetapi juga waktu. Jika proses komunikasi online diantara dua orang atau lebih berjalan secara bersamaan atau real time disebut komunikasi sinkron (synchronous communication), misalnya dalam bentuk Yahoo Messenger. Pada komunikasi ini sifat pesan lebih informal menyerupai bahasa percakapan sehari-hari. Sedangkan komunikasi asinkron (assynchronous communication) terjadi jika di dalam proses interaksi terdapat tenggang waktu yang signifikan. Pesan yang disampaikan bisa lebih terencana, misalnya pada penggunaan email. Dalam interaksi online, komunikasi hyperpersonal lebih menekankan pada aspek asinkron. Aspek asinkron
ini
memungkinkan
seseorang
untuk
lebih
mengaktualisasikan diri sendiri melalui tulisan yang lebih terkonsep sehingga memunculkan perasaan percaya diri dalam menjalin hubungan.
27
d.
Faktor Umpan Balik Umpan balik dalam computer mediated communication dapat mengarah pada perputaran intensif dimana konfirmasi pesan dari tiap perilaku komunikasi dapat menguatkan perilaku masing-masing. Dengan kata lain, dalam computer mediated communication kita berperilaku sesuai dengan harapan yang orang lain dan data sosial tunjukkan dalam suatu proses komunikasi yang sudah secara selektif dikirim dan dibentuk oleh komunikator.
C. Konseptualisasi New Media 1. Pengertian New Media Perkembangan teknologi komunikasi telah memberikan dampak bagi perkembangan media massa. Definisi tentang new media seringkali dikaitkan dengan pola komunikasi baru, yakni proses komunikasi yang berlangsung di dalam sebuah teknologi komputer. Individu tidak lagi melakukan
komunikasi
tatap
muka
(face-to-face),
melainkan
menggunakan perangkat komputer untuk mengganti sifat langsung dari komunikasi tatap muka (face-to-face). New media juga sering dikaitkan dengan sifat interaktivitas. Sifat ini merujuk pada umpan balik yang langsung di dapat dalam proses komunikasi. Era new media tumbuh berkembang ditandai oleh adanya perkembangan teknologi komunikasi seperti jaringan internet yang didalamnya menekankan kepada format isi media yang dikombinasikan
28
dan kesatuan data baik teks, suara, gambar, dan sebagainya dalam format digital.4 New media mengubah pola bentuk dan arus komunikasi konvensional yang bersifat searah, massal, komunikatornya melembaga dan sangat interaktif. New media juga memudahkan pengguna untuk mendalami isu dan sekaligus mengembangkannya ke berbagai isu lainnya serta tujuan sasaran yang berbeda secara serentak. New media yang dikembangkan saat ini merupakan produk dari konvergensi media komunikasi yang tadinya masing-masing berdiri sendiri. Kita bisa mencontohkan penggunaan saluran telepon yang terpisah dari komputer, kemudian komputer terpisah dari media massa. Kini semua itu bisa dipadukan sehingga orang menghubungkan komputernya dengan saluran telepon untuk memasuki jaringan internet lalu mengakses informasi melalui media massa. Satu hal yang tidak bisa diabaikan, new media melahirkan komunitasnya sendiri. Itu merupakan akibat dari new media menyediakan informasi dalam jumlah besar. Karena itu akhirnya terbentuk
komunitas pengguna
yang sesuai
dengan minat
dan
kebutuhannya. 2. Karakteristik New Media Rogers menyebutkan tiga karakteristik yang menandai kehadiran teknologi komunikasi baru, yaitu: interactivity, de-massification dan
4
Sri Hastarjo, New Media Teori dan Aplikasi, (Karanganyar: Lindu Pustaka, 2011), h. 5.
29
asyncronous.5 Karakteristik pertama, interactivity merupakan kemampuan sistem komunikasi baru (berupa sebuah komputer sebagai salah satu komponennya) dalam memberi talk back bagi penggunanya. Dengan kata lain, new media mempunyai sifat interaktif pada komunikasi tatap muka. Sifat interaktif ini merupakan kualitas yang diharapkan dari sistem komunikasi, karena perilaku komunikasi diharapkan dapat lebih akurat, efektif, dan lebih memuaskan. Karakteristik kedua adalah de-massification, yaitu suatu pesan yang dapat diubah setiap individu dalam audience yang besar. Demassification ini juga berarti sebagai kontrol sistem komunikasi yang berubah dari produsen pesan ke konsumen media. Pengindividualisasian ini menyamakan new media dengan komunikasi antar pribadi. Karakteristik ketiga asyncronous, yang mempunyai pengertian bahwa teknologi komunikasi baru mempunyai kemampuan mengirim dan menerima pesan dalam waktu yang dikehendaki individu. Sifat ini juga memperlihatkan partisipan komunikasi tidak perlu memakan waktu bersamaan dalam mengirim dan menerima pesan. Pergeseran waktu (time shifting) ini merupakan salah satu kemampuan teknologi komunikasi baru.
5
Endah Muwarni, “Peluang dan Modifikasi Teori Komunikasi” dalam Irwansyah, ed., The Reposision of Communication in the Dynamic of Convergence : Reposisi Komunikasi Dalam Dinamika Konvergensi (Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2012), hlm. 236.
30
Menurut Flew, media baru memiliki lima karakteristik: 1.
Manipulable. Informasi digital mudah diubah dan diadaptasi dalam berbagai bentuk penyimpanan, pengiriman, dan penggunaan.
2.
Networkable. Informasi digital dapat dibagi dan dipertukarkan secara terus menerus oleh sejumlah besar pengguna di seluruh dunia.
3.
Dense. Informasi digital berukuran besar dapat disimpan di ruang penyimpanan kecil (contohnya flashdisk) atau penyedia layanan jaringan.
4.
Compressible. Ukuran informasi digital yang diperoleh dari jaringan manapun dapat diperkecil melalui proses kompres dan dekompres kembali saat dibutuhkan.
5.
Impartial. Informasi digital yang disebarkan melalui jaringan bentuknya sama dengan yang direpresentasikan dan digunakan oleh pemilik atau penciptanya.
D. Konseptualisasi Media Sosial 1.
Pengertian Media Sosial Brian Solis seorang penggagas penggunaan media sosial asal Amerika Serikat mendefinisikan media sosial sebagai demokratisasi isi serta perubahan peran publik dalam membaca serta menyebarkan informasi. Media sosial mewakili perubahan dari satu buah mekanisme penyiaran menjadi banyak model yang bermula dari format percakapan
31
antara penulis dan rekan-rekannya di dalam kanal-kanal sosial mereka.6 Berdasarkan pengertian di atas, media sosial merupakan medium atau alat
komunikasi
berbasis
internet
yang
memungkinkan
setiap
penggunanya berbagi pesan dalam bentuk apapun termasuk gambar, tulisan, video, dan suara kepada semua orang di seluruh dunia yang memiliki akses internet kepada komunikator. 2.
Karakteristik Media Sosial Cara
untuk
memahami
media
sosial
adalah
dengan
memperhatikan karakteristik dari jenis-jenis media sosial tersebut, yaitu: a.
Participation, dimana media sosial mendukung penuh kontribusi dan feedback dari setiap orang.
b.
Openess, sebagai dasar media sosial terbuka untuk feedback dan partisipasi. Hal ini memungkinkan dilakukan voting, pemberian komentar, dan berbagi informasi. Jarang sekali ada halangan dalam mengakses dan membuat konten di dalam media sosial.
c.
Conversation, ketika media sosial mengedepankan broadcast (transmisi atau distribusi pesan kepada audiens) media sosial justru melihat komunikasi sebagai percakapan dua arah.
d.
Community,
media
sosial
memungkinkan
komunitas
untuk
berkomunikasi secara tepat dan efektif. Komunitas juga dapat berbagi common interest, seperti kesukaannya terhadap fotografi, politik, atau TV show. 6
Solis & Breakendridge, Putting the Public Back in Public Relations : How Media sosial is Reinventing the Agging Business of PR, (New Jersey: Pearson Education, 2009), hlm. 3.
32
e.
Connectedness, sebagian besar media sosial memungkinkan penggunanya untuk terhubung dengan siapapun.
3.
Jenis-Jenis Media Sosial Media sosial secara umum dapat digolongkan menjadi beberapa jenis publikasi sebagai berikut:7 a.
Publikasi Personal Jenis publikasi personal berbasis internet adalah blog dan surat elektronik (e-mail). Blog masih dikategorikan sebagai medium publikasi personal meskipun blog dapat dimiliki dan dikelola bukan oleh perseorangan. Melalui blog, individu maupun sekelompok individu dapat menulis artikel, mengunggah foto hingga video, dan mengundang orang untuk berinteraksi dengan mereka. Perangkat publikasi lainnya yaitu e-mail yang memungkinkan individu untuk mengirimkan informasi kepada satu hingga sejumlah besar individu lain dalam waktu seketika.
b.
Publikasi Kelompok Wikipedia merupakan bentuk publikasi kelompok yang paling umum dimana sekelompok orang bersama-sama menerbitkan artikel dan membangun situs yang lengkap dalam kurun waktu tertentu.
c.
Publikasi berbasis Jaringan Sosial Publikasi
yang
berbasis
jaringan
sosial
memberikan
kemudahan bagi penggunanya untuk membangun hubungan dengan 7
Jhon Blossom, Content Nation: Surviving and Thriving as Media sosial Changes Our Work, Our Lives, and Our Future, (USA: Wiley Publising, 2009), hlm. 32.
33
individu lain serta memanfaatkan hubungan tersebut. Jenis publikasi ini termasuk sosial media yang paling cepat perkembangannya saat ini. Beberapa situs jejaring sosial menawarkan fitur-fitur yang memudahkan penggunanya untuk membangun jaringan pertemanan, menambah informasi, dan juga berkomunikasi dengan jaringan pertemanan mereka tersebut. Beberapa contoh jenis publikasi ini adalah Facebook, Twitter, MySpace, Path, Instagram. E. Konseptualisasi Kampanye Sosial Rogers dan Storey mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.8 Prinsip utama dalam sebuah kampanye adalah pesan komunikasi individual atau kelompok dilakukan secara terlembaga, terencana, serta adanya motivasi dan tujuan yang melatarbelakangi kampanye tersebut. Larson membagi beberapa jenis kampanye dalam tiga kategori, antara lain9; 1.
Commercial campaign adalah kampanye yang berorientasi pada produk dan dilakukan atas motivasi memperoleh finansial, seperti kampanye Telkom Flexi atau kampanye Bank BTN Go Public.
2.
Political campaign adalah kampanye yang berorientasi pada kandidat dan dimotivasi oleh hasrat untuk meraih kekuasaan politik seperti kampanye pemilu dan kampanye penggalangan dana bagi partai politik.
8 9
Antar Venus, Manajemen Kampanye, (Jakarta: Simbiosa Rekatama Media, 2010), h.25. Ibid., h. 26
34
3.
Social campaign adalah kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan bersifat khusus dan sering kali berdimensi pada suatu perubahan sosial. Kampanye ini ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku publik yang terkait. Contoh dari kampanye ini adalah kampanye Shave for Hope yang merupakan bentuk empati kepada penderita kanker yang harus mencukur habis rambutnya untuk keperluan kemoterapi. Kampanye ini dilakukan oleh masyarakat dan public figure yang mencukur rambutnya secara massal, rambut yang terkumpul akan dihargai oleh pihak sponsor untuk didonasikan keseluruhannya pada Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia.
F. Konseptualisasi Platform Crowdfunding 1.
Pengertian Platform Crowdfunding Crowdfunding merupakan kegiatan mengumpulkan dana investasi yang pada umumnya dilakukan melalui media sosial seperti Twitter, Facebook,
Linkedln
dan
sebagainya.
Wheat
mendefinisikan
crowdfunding sebagai sebuah metoda penggalangan dana melalui internet di mana individu meminta bantuan untuk proyeknya melalui website khusus crowdfunding. Fokus dari crowdfunding adalah menggalang banyak sumbangan kecil dari pada berupa sumbangan besar dari sebuah lembaga sebagai donor. Crowdfunding berjalan dalam waktu terbatas dari
35
beberapa hari sampai beberapa minggu dan berusaha untuk memenuhi target pendanaan sebelum batas akhir waktu.10 2.
Kategori Platform Crowdfunding Bradford membedakan crowdfunding menjadi lima kategori11, yaitu model donasi, model penghargaan (reward), model pra-pembelian, model pinjaman, dan model ekuitas. Situs crowdfunding dapat menerapkan satu model atau menerapkan lebih dari satu model. Berikut berbagai macam model situs crowdfunding menurut Bradford; a.
Situs Model Donasi Donatur sebagai penyandang dana tidak mengharapkan kompensasi dari pemilik proyek. Biasanya model donasi ini diterapkan pada institusi amal atau non-profit.
b.
Situs Model Penghargaan (reward) dan Pra-pembelian Situs yang menggunakan model reward dan pra-pembelian memiliki kesamaan dan cenderung muncul di situs yang sama. Model reward menawarkan pada kontributor imbalan atas kontribusinya, tetapi tidak tertarik terhadap hasil atau keuntungan dari produksi. Model pra-pembelian hampir mirip dengan model reward yaitu kontributor tidak mendapat bagian keuntungan dari produksi akan tetapi mereka mendapatkan produk yang di buat.
10
Rachel E. Wheat. “Raising Money For Scientific Research Through Crowdfunding”, Trends in Ecology & Evolution No. 28, Februari 2013, h. 71. 11 Bradford, C. Steven, Crowdfunding and the Federal Securities Laws, (Columbus: College of Law, Faculty Publications, 2012), h. 14.
36
c.
Situs Model Pinjaman Situs yang menggunakan model pinjaman kontributor hanya menyediakan pendanaan untuk sementara dan mengharapkan pengembalian atas dana yang dipinjamkan. Dalam beberapa kasus kontributor menerima bunga atas dana yang dipinjamkannya.
d.
Situs Ekuitas Situs model ekuitas memberikan bunga kepada kontributor atas pengembalian usaha yang mereka bantu. Donatur sebagai penyandang dana mengharapkan kompensasi dalam bentuk ekuitas atau pendapatan atau pengaturan saham dari hasil proyek penggalangan dana tersebut. Hemer juga melakukan pengklasifikasian crowdfunding menjadi
dua kategori dengan masing-masing sub kategorinya sebagai berikut:12 1.
Berdasarkan latar belakang komersial atau tujuan proyek: a.
Not-for-profit: proyek di buat bertujuan untuk kepentingan sosial mencakup bidang kesehatan masyarakat, sarana dan prasarana umum, proyek penelitian untuk umum, dsb.
b.
For profit: proyek yang di buat bertujuan untuk komersial (meraih keuntungan) seperti promosi produk, promosi film atau musik, mendirikan usaha baru, dsb.
c.
Intermediate: proyek yang masuk sub kategori ini belum jelas akan dimasukkan ke sub kategori mana karena belum jelas apa
12
11.
Hemer Joachim, “A Snapshot on Crowdfunding”, (Karlsruhe: Franhoufer ISI, 2011), h.
37
latar belakang komersialnya untuk waktu jangka panjang atau tidak, contohnya pertunjukkan musik, acara-acara festival, dsb. 2.
Berdasarkan kelekatan organisasi awal (pengusung): a.
Independent and single: inisiatif proyek tidak memiliki latar belakang institusi atau organisasi dan di rancang sendiri per individu.
b.
Embedded: proyek awalnya diprakasai oleh organisasi publik atau swasta dan pada awalnya ditujukan untuk tetap menjadi bagian dari organisasi tersebut, contohnya NGO, UN, dan perusahaan.
c.
Start-up: proyek yang dimulai secara mandiri tetapi mengarah ke organisasi dalam lingkup terbatas, contohnya proyek yang bertransformasi menjadi sesuatu seperti firma dan asosiasi.
3.
Platform Crowdfunding di Indonesia Di
Indonesia
sudah
tidak
asing
dengan
konsep
crowdfounding, dimana nilai-nilai yang bersifat patungan dan urunan untuk membantu orang lain, seperti penggalangan dana secara individu kasus “Koin Untuk Prita” maupun program “Tali Kasih” atau untuk kepentingan bersama yang bersifat massal, seperti bantuan untuk bencana alam di berbagai tempat di Indonesia mulai dari tsunami Aceh hingga gempa bumi di Jawa. Sehingga crowdfunding memiliki konsep serta nilai-nilai yang sama dengan budaya kita, yaitu nilai saling bergotong royong membantu orang
38
lain dan nilai tersebut yang telah mengakar pada kehidupan bangsa Indonesia. Konsep crowdfunding dan nilai-nilai kegotong-royongan tersebut
melahirkan
situs
yang
berperan
sebagai
platform
crowdfunding di Indonesia, yaitu Kitabisa.com.13 Kitabisa.com memiliki pandangan dan percaya bahwa Indonesia memiliki banyak potensi dan memiliki banyak orang baik, namun sayang potensi yang ada tersebut terkadang terhalang himpitan rutinitas, sumber daya, dan akses yang terbatas. Maka itu, Kitabisa.com tercipta untuk menghubungkan pihak yang memiliki akses dan sumber daya lebih baik dengan pihak yang memiliki ide, wawasan, dan program yang bisa membantu memecahkan masalah sosial yang ada sehingga Kitabisa.com memberikan tempat untuk saling bergotong royong bersama untuk menghubungkan kebaikan dan memajukan Indonesia. Kitabisa.com menghubungkan kegiatan sosial melalui media sosial. Media sosial yang dipilih Kitabisa.com adalah Facebook, Twitter, dan Instagram. Ketiga media sosial tersebut merupakan jejaring sosial yang populer di Indonesia.14 Di Indonesia, Facebook menempati posisi ke empat sebagai pengguna terbesar sedunia setelah Amerika Serikat, Brazil dan India. Kemudian, tercatat bahwa Indonesia saat ini menempati peringkat ke lima sebagai pengguna Twitter terbesar di dunia. Dan yang terakhir, Instagram merupakan 13
www.Kitabisa.com/about-us di akses pada tanggal 28 Februari 2017 pukul 12:32 WIB. www.top10magz.com/10-jejaring-sosial-populer-di-indonesia di akses pada tanggal 28 Februari 2017 pukul 12:51 WIB. 14
39
media sosial yang disebut sebagai The Rising Star karena perkembangannya
yang
sangat
cepat.
Media
sosial
ini
memungkinkan penggunanya untuk mengambil foto, mengedit dan membagikannya kepada pengikut.
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Platform Crowdfunding Kitabisa.com 1. Sejarah Berdirinya Platform Crowdfunding Kitabisa.com Berawal dari menjadi asisten Rhenald Kasali di Rumah Perubahan, Muhammad Alfatih Timur kini telah menjelma menjadi pendiri dan CEO Kitabisa.com serta tercatat dalam daftar ―30 Under 30 2016 Asia‖ yang dilansir situs Forbes di awal tahun 2016.1 Daftar yang memuat nama-nama anak muda Asia berusia bawah 30 tahun yang dianggap sebagai pemimpin menjanjikan, entrepreneur andal, dan game changer dalam 10 sektor berbeda. Muhammad Alfatih Timur atau di sapa Timmy semasa kuliah dikenal sebagai pribadi yang cerdas dan dewasa, serta pandai dalam memimpin dan persuasif. Timmy di mata kawan-kawannya dinilai sangat berani karena sempat memulai bisnis dengan skala besar yaitu membuka sebuah percetakan yang cukup besar dengan modal sebesar harga mobil meskipun pada akhirnya harus tutup. Pria yang dikenal lebih memilih produk-produk buatan dalam negeri ini saat lulus kuliah sebenarnya berencana untuk meneruskan ke S-2. Namun ketika mengirim e-mail kepada dosennya, Rhenald Kasali, untuk meminta rekomendasi kuliah S-2,
1
http://www.forbes.com/30-under-30-asia-2016/social-entrepreneurs/#4bfad0207d46 akses pada tanggal 28 Februari 2017 pukul 18:54 WIB.
40
di
41
beliau malah menawarinya untuk bergabung di Rumah Perubahan sebagai asisten beliau. Rumah Perubahan merupakan tempat bertemu dan digemblengnya para agen perubahan seperti calon-calon wirausaha, pelaku-pelaku perubahan, dan top executive dunia usaha, guru, pegawai negeri, aktivis lingkungan, agamawan, penegak keadilan, dan para pekerja sosial. Lingkungan bekerja yang sangat kental napas socialpreneurship itu seketika mempengaruhinya dan ia sangat menikmati berbagai kegiatannya. Berawal dari pengalaman pergi ke Pulau Buru selama dua hingga tiga minggu dan menjalani kehidupan sehari-hari layaknya warga asli dengan segala keterbatasan juga penuh perjuangan, telah mengetuk sisi sosial Timmy untuk melakukan sesuatu yang lebih bermanfaat bagi orang banyak. Ia lalu mencari terobosan untuk menghimpun potensi sosial yang sungguh besar di Indonesia agar benar-benar sampai tepat sasaran dan berhasil. Timmy menyadari kenyataan bahwa banyak sekali aksi sosial yang akan lebih kuat apabila ada dana lebih untuk mendukung ide-ide hebat mereka. Sementara itu, banyak sekali orang yang ingin turun tangan membantu tapi tidak tahu harus berbuat apa dan menyalurkan kemana. Kitabisa.com pun lalu dicetuskan bersama dengan sembilan rekannya. Mimpi awal Kitabisa.com adalah mengubah beragam potensi menjadi karya. Ragam potensi yang dimaksud adalah siapa saja yang memiliki uang mulai dari akademisi, dokter, maupun seniman. Siapa pun yang
42
memiliki ide maupun dana dapat bergabung pada program ini. Kitabisa.com menghubungkan dua pihak, orang yang mempunyai ide dan orang yang mau mendukung. Pemilik ide menulis idenya dalam situs Kitabisa.com, kemudian orang lain yang memiliki uang atau tenaga bisa membantu lewat situs tersebut.2 Kemudian pada Desember 2012, Timmy dan sembilan teman yang sama-sama
memiliki
idealisme
sosial,
mempresentasikan
ide
crowdfunding ini kepada Prof Rhenald. Beliau menyambut baik ide tersebut dan mengatakan bahwa ini adalah proyek besar sehingga beliau ingin proyek ini dikelola oleh orang yang serius dan bisa full time (penuh waktu) serta siap memberikan semua fasilitasnya, termasuk kantor. Satu persatu temannya mundur karena tidak sanggup mendedikasikan seluruh waktunya untuk Kitabisa.com dan yang tertinggal hanya dirinya. Latar belakang pendidikan Timmy di bidang ekonomi tentu tidak cukup untuk mendirikan Kitabisa.com. Ia kemudian meminta bantuan dari temannya yang ahli di bidang TI (teknologi informasi) untuk mengoperasikan situs ini. Kitabisa.com lalu berkolaborasi dengan Suit Media, perusahaan TI yang memberikan dukungan dalam sarana dan prasarana seperti pengembangan situs, fitur-fitur, dan maintenance. Kitabisa.com pun akhirnya didirikan tepat pada 6 Juli 2013 di bawah naungan Rumah Perubahan yang dipimpin Rhenald Kasali.
2
https://kitabisa.com/liputan-media/6/founder-dan-koordinator-Kitabisa.com-m-alfatihtimur—menghubungkan-kebaikan di akses pada tanggal 02 Maret 2017 pukul 20.34 WIB
43
2. Profil Platform Crowdfunding Kitabisa.com Kitabisa.com adalah sebuah website yang digunakan untuk mengalang dana (crowdfunding). Website ini launching pada tanggal 6 Juni 2013. Kemudian website ini meluncurkan versi 2.0 pada tanggal 17 September 2014. Sudah banyak hal positif yang telah dilewati oleh Kitabisa.com Berbagai kampanye sukses, serta dalam perjalanannya pernah menjadi semifinalis pada NUS-DBS Social Venture Challenge Asia di Nanyang University of Singapore. Di awal 2017, Kitabisa.com sudah berhasil mengumpulkan sekitar 80 Miliar Rupiah dari hasil penggalangan dana, mendanai lebih dari 4.000 kampanye sosial dan lebih dari 250 ribu orang bergabung. Kitabisa.com sangat terbuka mengenai kampanye sosial atau yang project yang dibuat. Mulai dari project yang memiliki impact luar biasa ataupun project yang mungkin ditujukan untuk seseorang yang bukan siapa-siapa namun membutuhkan bantuan. Kitabisa.com merupakan platform yang menggalang dana secara online untuk berbagai macam ide-ide perubahan dan kebutuhan. Situs ini terbuka untuk segala bentuk fundrising dan crowdfunding (penggalangan dana) dengan 3 tipe aksi yang bisa dilakukan, yaitu: 1. Penggalangan dana untuk diri sendiri; misalnya beasiswa untuk diri sendiri. 2. Penggalangan dana untuk orang lain; bisa teman, kerabat, bahkan orang yang tak dikenal sekalipun, dll.
44
3. Penggalangan dana untuk gerakan sosial; misalnya donasi buku, mendirikan rumah baca. Misi yang digalang oleh Kitabisa.com adalah menghubungkan berbagai semangat membangun Indonesia dari berbagai potensi orang baik yang ada di Indonesia melalui semangat gotong royong di era digital. 3. Logo, Tampilan Website dan Media sosial (Facebook, Twitter dan Instagram) Platform Crowdfunding Kitabisa.com a. Logo Kitabisa.com
Gambar 3.1 Logo Kitabisa.com Sumber: www.kitabisa.com3 Gambar di atas adalah logo dari Kitabisa.com, warna biru pada logo menggambarkan kesan kedamaian. Lalu, lingkaran kecil yang berwarna putih melambangkan kebaikan yang saling terhubung oleh Kitabisa.com.
3
www.kitabisa.com di akses pada tanggal 04 Maret 2017 pukul 21:00 WIB.
45
b. Tampilan Website Kitabisa.com
Gambar 3.2 Tampilan Website Kitabisa.com Sumber: www.kitabisa.com4 c. Tampilan
Media
sosial
(Facebook,
Twittter
dan
Instagram)
Kitabisa.com
Gambar 3.3 Tampilan Media sosial Facebook Kitabisa.com Sumber: www.web.facebook.com/Kitabisadotcom/?ref=page_internal5
4
www.kitabisa.com di akses pada tanggal 04 Maret 2017 pukul 21:01 WIB. www.web.facebook.com/kitabisadotcom/?ref=page_internal di akses pada tanggal 05 Maret 2017 pukul 15:26 WIB. 5
46
Gambar 3.4 Tampilan Media sosial Twitter Kitabisa.com Sumber: www.twitter.com/kitabisacom?ref_src=twsrc^serptwgr^author6
Gambar 3.5 Tampilan Media sosial Instagram Kitabisa.com Sumber: www.instagram.com/kitabisacom/7 4. Susunan Tim Platform Crowdfunding Kitabisa.com8 Kitabisa.com terdiri menjadi 3 tim besar, yaitu: 1. Tim Developer, adalah tim yang mengurusi pembuatan website dan juga mengurus dalam segi maintenance. 2. Tim Marketing, tim ini bekerja untuk mencari strategic, partnership, memperkenalkan Kitabisa.com, mencari proyek-proyek potensial dan mendatangkan donator, meningkatkan branding melalui media sosial,
6
www.twitter.com/kitabisacom?ref_src=twsrc^serptwgr^author di akses pada tanggal 05 Maret 2017 pada pukul 15:20 WIB. 7 www.instagram.com/kitabisacom/ di akses pada tanggal 17 Maret 2017 pada pukul 20:56 WIB. 8 https://kitabisa.com/our-team di akses pada tanggal 03 Maret 2017 pukul 19.08 WIB.
47
berhubungan
dengan
media
massa
dan
menhandle
business
development. 3. Tim Operational, tim ini adalah bagian dari human resource, finance, dan campaigner – donors support. Berikut ini adalah struktur organisasi dari Kitabisa.com:9 NO
9
NAMA
JABATAN
1
Muhammad Alfatih Timur
Chief Executive Officer
2
Vikra Ijas
Chief Marketing Officer
3
Raymundus Galih Prasetya
Chief Technology Officer
4
Iqbal Hariadi
Marketing Manager
5
Rachelyna Mairing
Manager Finance & Accounting
6
Annisa Karimah
Back End Programmer
7
Siti Desiree
Campaign Support Manager
8
Tri Ardini
Back End Programmer
9
Ayu Novita Sari
Customer Happiness Manager
10
Olla Pulandathi
Customer Happiness
https://kitabisa.com/our-team di akses pada tanggal 03 Maret 2017 pukul 19.20 WIB.
48
11
Muhammad Junaedi
Content Strategist
12
Amanda Gani
Content Strategist
13
Brenda Imanuddin Putri
Supervisor HR & GA
14
Mahisa Dyan Dypta
User Interface
15
Nindita Kanti
Techsoup Officer
16
Santo Sidauruk
Frontend Developer
17
Citra Bella
Campaign Support
Tabel 3.1 Struktur Organisasi Kitabisa.com Sumber: www.kitabisa.com
5. Proyek-Proyek Kampanye Sosial di Platform Crowdfunding Kitabisa.com Sudah lebih dari 4.000 kampanye sosial atau proyek telah terdanai dari website Kitabisa.com. Mulai dari kategori bencana alam hingga teknologi. Mulai dari memangkas rambut untuk solidaritas kanker, hingga supporter bola peduli asap. Beberapa contoh kampanye sosial terpopuler yang dikerjakan dan sukses meraih donasi lebih dari 500 Juta Rupiah, yaitu:
49
1.
Masjid Chiba Jepang
Gambar 3.6 Kampanye Sosial Masjid Chiba Jepang Sumber: https://kitabisa.com/masjidchibajepang10 Dengan link website https://kitabisa.com/masjidchibajepang, kampanye sosial ini digalang oleh Chiba Islamic Cultural Center dan meraih donasi sebesar Rp.3.189.965.980. Selama ini warga muslim di Kota Chiba dan sekitarnya menyewa ruang lantai 3 di gedung sebagai mushola dan toko makanan halal (halal shop) dengan membayar uang sewa bulanan sebesar 10 juta rupiah perbulan dari hasil donasi warga dan hasil penjualan toko. Tahun ini kebutuhan umat muslim Chiba semakin meningkat untuk melakukan aktivitas keagamaan, sehingga Chiba Islamic Cultural Center memberanikan diri untuk membeli ruang di gedung tersebut.
10
https://kitabisa.com/masjidchibajepang di akses pada tanggal 01 Maret 2017 pada pukul 14:04 WIB.
50
2.
Beasiswa Untuk Tristan Alif – Messi Dari Indonesia
Gambar 3.7 Kampanye Sosial Beasiswa Untuk Tristan Alif Sumber: https://kitabisa.com/tristanalif11
Dengan link website https://kitabisa.com/tristanalif, kampanye sosial ini digalang oleh Andrinof Chaniago dan Rhenald Kasali dan meraih donasi sebesar Rp.879.563.498. Kampanye ini bertujuan untuk membantu mimpi seorang anak dengan bakat yang besar bernama Tristan Alif Naufal, bocah kelahiran 2004 yang mengejutkan jagat maya setelah mengunggah videonya di Youtube saat mengolah bola dengan apik beredar. Dengan bakatnya, Alif mendapatkan kesempatan menjadi siswa akademi klub raksasa Belanda, Ajax Amsterdam, yang tertarik pada bakat besar Alif dan sejak 2013 memintanya bergabung dengan akademi mereka. Saat ini seharusnya Alif sudah berada di Madrid,
namun
belum
berangkat
karena
kekurangan
dana
dana. Passion-nya tinggi, bakatnya terbukti, dan perjuangannya teruji. Sementara, dukungan dari pemerintah atau BUMN sudah ditunggu sejak lama. 11
https://kitabisa.com/tristanalif di akses pada tanggal 01 Maret 2017 pukul 14:06 WIB.
51
3.
#PeduliBanjirGarut
Gambar 3.8 Kampanye Sosial #PeduliBanjirGarut Sumber: https://kitabisa.com/rkpedulibanjirgarut12 Dengan link website https://kitabisa.com/rkpedulibanjirgarut, kampanye sosial ini digalang oleh Gubernur Bandung Ridwan Kamil dan meraih donasi sebesar Rp.765.173.854. Kampanye ini bertujuan untuk membantu para korban bencana Banjir Bandang dan Tanah Longsor yang menimpa Kabupaten Garut pada 21 September 2016 . Bencana ini membuat ratusan warga harus mengungsi, puluhan orang mengalami ruka ringan, 1 orang hilang, 8 orang dikabarkan tewas dan banyak bangunan serta rumah warga yang luluh lantak terkena dampak bencana. Korban yang harus mengungsi membutuhkan bantuan darurat untuk makanan, pengobatan, alat kesehatan, dan kebutuhan lainnya.
12
WIB.
https://kitabisa.com/rkpedulibanjirgarut di akses pada tanggal 01 Maret 2017 pukul 14:07
52
B. Profil Muhammad Alfatih Timur (Founder Platform Crowdfunding Kitabisa.com) Muhammad Alfatih Timur dalam beberapa tahun terakhir ini lekat dengan nama platform penggalangan dana online, Kitabisa.com. Dia menjabat sebagai salah satu pendiri dan Chief Executive Officer-nya. Dengan menggawangi pengumpulan dana online ini, pria yang akrab disapa Timmy dikenal sebagai social entrepreneur.13 Sejak remaja, Timmy yang lahir di Bukit Tinggi, 27 Desember 1991 terlibat begitu menonjol. Pada 2005-2007 ia masuk dalam kelas akselerasi SMA Negeri 1 Padang. Lulus SMA, dia melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Saat kuliah, Timmy aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan. Dia tercatat pernah menjabat sebagai Ketua Departemen Kemahasiswaan BEM Fakultas Ekonomi UI dan BEM UI. Lepas dari mahasiswa, dia mencoba menjadi social enterpreneur dengan arahan dan bimbingan dari Rhenald Kasali, dosennya sewaktu kuliah yang juga dikenal sebagai praktisi bisnis di Indonesia. Melalui bimbingan Rhenald Kasali, Timmy mendapatkan ilmu tentang dunia wirausaha sosial dan dunia inovasi sosial. Kemudian dia rajin browsing internet dan menemukan aksi crowdfunding (urun dana) dan akhirnya mendirikan Kitabisa.com pada 6 Juni 2013. Kini setelah tiga tahun berlalu, platform Kitabisa.com makin mendapat dipercayai publik. Hal itu tercermin Kitabisa.com telah mendanai lebih 4.000 kampanye sosial penggalangan dana 13
http://www.viva.co.id/siapa/read/156-m.-alfatih-timur di akses pada tanggal 02 Maret 2017 pukul 19:45 WIB.
53
online dan menggalang dana lebih dari 70 Miliar Rupiah. Selama berdiri, platform ini telah menghubungkan lebih dari 250 ribu orang, yang disebut Orang Baik. Puncak diakuinya Timmy dan situs patungannya adalah saat dicantumkan namanya dalam daftar 30 Under 30 2016 Asia oleh situs Forbes.14 Tentu ini menjadi kebanggaan tersendiri baginya dan bagi bangsa Indonesia. Kehadiran Timmy menghembuskan napas segar bagi bangsa ini, bangsa yang setiap hari disuguhi berita aksi demo, kopi beracun, terorisme, narkoba hingga mutilasi membuktikan bahwa anak muda Indonesia masih ada yang bisa berprestasi dan diakui dunia lewat wirausaha sosialnya. Kepedulian sosial Timmy sebenarnya tidak mengherankan karena ternyata sang ayah pun telah memberi contoh kepadanya. Ayahnya yang merupakan lulusan FKUI (Fakultas Kedokteran UI) setelah kuliah ditempatkan di daerah Sungai Puar, Sumatera Barat. Ia kemudian enggan kembali ke Jakarta karena sudah merasa nyaman dengan lingkungan masyarakat yang ada. Selama bertahun-tahun praktik hingga sekarang ayahnya menerima saja apabila ada yang membayar dengan sayur-mayur dan pisang. Bedanya, apabila ayahnya terkesan ―mengorbankan diri‖, maka Timmy memilih bisnis sosial (social entrepreneur) yang dapat memberikan dampak sosial sekaligus menciptakan keuntungan sehingga sustained atau berkelanjutan. Dengan kata lain, ia tidak harus mengorbankan dirinya.
14
http://tekno.kompas.com/read/2016/02/26/07460097/17.Anak.Muda.Indonesia.Masuk.Daf tar.Forbes di akses pada tanggal 02 Maret 2017 pukul 20:00 WIB.
54
Menjadi seorang entrepeneur tentu harus siap dengan segala macam kemungkinan naik dan turunnya usaha yang digelutinya. Bagi Timmy menjadi the real entrepreneur rahasianya di antaranya adalah: a.
Mulai dengan masalah dan libatkan dirimu sendiri,
b.
Membulatkan tekad dan gigih serta tidak pernah menyerah,
c.
Selesaikan pekerjaanmu!
d.
Terus belajar. Sementara itu, agar ide kita menjadi kenyataan, Alfatih Timur
merumuskan langkah-langkanya sebagai-berikut: a.
Idea: apapun ide yang ada di kepala, matangkan ide itu terlebih dahulu.
b.
Validate, validate, and validate: ide saja tidak akan cukup tanpa eksekusi, jadi, komunikasikan dan bagi ide kepada orang lain yang lebih ahli sehingga mendapat masukan.
c.
MVP itu penting: Buatlah Minimum Viable Product. MVP adalah versi dari sebuah produk baru yang memungkinkan sebuah kelompok atau sebuah tim untuk dapat mengumpulkan pembelajaran yang tervalidasi mengenai pengguna secara maksimum dengan sedikit mungkin usaha.
d.
Launching: menurut Timmy, sangat tidak disarankan membuat launching atau peluncuran besar-besaran untuk startup. Soft launch is more than enough.
55
Gambar 3.9 Muhammad Alfatih Timur Sumber: http://sorot.news.viva.co.id15
PENDIDIKAN 1) Kelas akselerasi SMA Negeri 1 Padang, Sumatera Barat, 2007 2) S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (2012). KARIR 1) Peneliti di Indonesia Social Enterprise Association (AKSI), 20122013 2) Manajer Proyek pada frima konsulting dan pelatihan, Rumah Perubahan, 2012-2015. 3) Asisten pribadi Rhenald Kasali, 2012-2015 4) Pendiri dan CEO Kitabisa.com, 2013-sekarang ORGANISASI 1) Ketua Departemen Kemahasiswaan BEM FE UI dan BEM UI, 20082012 2) Koordinator program Indonesia Leadership Development Program (ILDP), 2010-2011 15
http://sorot.news.viva.co.id di akses pada tanggal 02 Maret 2017 pukul 20:07 WIB.
56
3) Salah satu pendiri UI Table Tennis Club, 2011 4) Salah satu pendiri Social Act Fakultas Ekonomi UI, 2011 5) Anggota Forum Indonesia Muda (FIM), 2010 6) Anggota Kairo Community, 2015 7) Anggota WEF Global Shapers, Jakarta, 2014 PENGHARGAAN 1) Peserta International Youth Leadership Conference (IYLC) di Prague, Republik Ceko, Int’l Culture week (ICWiP) di Hungaria, World Leadership Conference (WLC) di Singapura (2010-2012) 2) Delegasi terbaik dalam Parlemen Remaja yang diselenggarakan Sekretaris Jenderal DR RI (2011) 3) Beasiswa Unggulan Dikti Kementerian Pendidikan (2011) 4) Most Outstanding Graduates Kepala Depatemen Manajemen Fakultas Ekonomi UI (2012) 5) Lulusan terbaik FE UI dalam kategori layanan sosial (2012) 6) Figur Penginspirasi Koran Seputar Indonesia (2013) 7) Penghargan kategori Layanan Sosial Ikatan Alumni UI (ILUNI) pada 2014 8) Finalis Social Venture Challenge Asia 2014 di Singapura yang diselenggarakan DBS dan NUS 9) Peringkat kedua Seed Star Business Competition (2014) 10) Pemenang pertama Indonesia Communication and Technology Award (INAICTA) kategori Layanan Finansial (2014)
57
11) Terpilih dalam program dua pekan Jolkona Foundation Fellow dalam bidang Proyek Katalis di Amerika Serikat (2014) 12) Salah satu Forbes 30 di bawah usia 30 tahun tingkat Asia kategori wirausaha sosial (2016).
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Analisis Komunikasi Penggalang Dana dan Donatur Melalui Computer Mediated Communication Pada Platform Crowdfunding Kitabisa.com Penelitian ini menarik untuk dilakukan karena komunikasi melalui medium komputer (computer mediated communication) saat ini kerap diandalkan oleh masyarakat luas untuk berkomunikasi jarak dekat maupun jarak jauh. Computer mediated communication tidak bisa dipisahkan dari new media (internet) yang tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi dan berbagi informasi, namun saat ini turut pula digunakan untuk kegiatan penggalangan dana kampanye sosial secara online. Kampanye sosial adalah kampanye yang berorientasi pada tujuantujuan bersifat khusus dan sering kali berdimensi pada suatu perubahan sosial. Kitabisa.com mewadahi kampanye sosial yang bertujuan untuk melakukan perubahan positif pada masalah sosial dengan kategori-kategori kampanye sosial sebagai berikut: NO
KATEGORI
JUMLAH KAMPANYE
1
Atlet dan Fasilitas Olahraga
26 Kampanye
2
Balita dan Anak Sakit
532 Kampanye
3
Bangun Infrastruktur
313 Kampanye
4
Bantuan Medis dan Kesehatan
472 Kampanye
5
Beasiswa dan Pendidikan
560 Kampanye
58
59
6
Bencana Alam dan Kemanusiaan
167 Kampanye
7
Birthday Fundraising
110 Kampanye
8
Difabel
62 Kampanye
9
Event dan Kegiatan Sosial
235 Kampanye
10
Hadiah
162 Kampanye
11
Karya Kreatif (Film, Buku, dll)
72 Kampanye
12
Lainnya
188 Kampanye
13
Media Fundraising
36 Kampanye
14
Menolong Hewan
55 Kampanye
15
Panti Asuhan
109 Kampanye
16
Pelestarian Lingkungan
72 Kampanye
17
Personal Challenge
252 Kampanye
18
Produk dan Inovasi
54 Kampanye
19
Rumah Ibadah
253 Kampanye
20
Run For Charity
308 Kampanye
21
Umrah dan Haji
36 Kampanye
Tabel 4.1 Kategori Kampanye Sosial Pada Platform Crowdfunding Kitabisa.com Sumber: www.kitabisa.com Selama kurun waktu empat tahun, Kitabisa.com sudah berhasil mewadahi lebih dari 4 Ribu kampanye yang terdiri dari beberapa kategori di atas. Kategori yang paling unggul adalah kategori Beasiswa dan Pendidikan. Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk masyarakat dalam proses pembangunan negara agar menjadi negara yang lebih maju. Tetapi
60
keprihatinan yang dialami di Indonesia adalah tidak meratanya pendidikan di daerah terpencil, rendahnya kualitas sarana fisik seperti perpustakaan atau laboratorian, dan kurangnya sumber daya pengajar. Salah satu kampanye sosial dalam kategori Beasiswa dan Pendidikan adalah Pesantren Yatim yang di galang oleh Yayasan Cinta Dakwah Indonesia.
Gambar 4.1 Kampanye Sosial Pesantren Yatim Sumber: Kitabisa.com1 Kampanye sosial yang ditujukan untuk anak-anak yatim serta keluarga yang tidak mampu ini telah mengumpulkan donasi lebih dari 800 Juta Rupiah dan telah melakukan peletakan batu pertama di Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi pada 15 Februari 2017 yang lalu. Kesuksesan penggalangan dana pada kampanye sosial tersebut tidak terlepas dari penggunaan media sosial. Dalam melakukan kampanye sosial, penggalang dana dan donatur Kitabisa.com berkomunikasi melalui computer mediated communication yang dilakukan dengan tahapan impersonal, interpersonal dan hyperpersonal. 1
WIB.
https://kitabisa.com/pesantrenyatim di akses pada tanggal 18 Mei 2017 pada pukul 15:27
61
Kajian dalam computer mediated communication lebih mengkhususkan pada komunikasi interpersonal manusia melalui internet serta web. 1.
Impersonal Komunikasi impersonal dilakukan secara masif kepada khalayak dengan menggunakan media massa sebagai alat untuk menyampaikan pesan secara menyeluruh. Pada penelitian ini, media massa yang diteliti adalah media sosial. Media sosial atau social networksites merupakan sebuah situs yang menfasilitasi pembangunan jaringan sosial atau hubungan sosial di antara orang-orang yang memiliki ketertarikan, aktivitas, latar belakang, atau hubungan dunia nyata yang sama.2 Dalam wawancara pribadi penulis dengan para informan, hampir seluruh informan memiliki media sosial dan turut aktif dalam penggunaannya. “Sangat aktif. Sosial media terutama Facebook terus aktif selama 24 jam...”3 “Pastinya iya.. Karena saya juga sedang mengerjakan skripsi. Data yang dibutuhkan adalah data sekunder yang harus saya ambil melalui internet, jadi sudah setiap hari menggunakan internet, bahkan hampir setiap jam.”4 “Yes.. Saya lebih sering di Facebook ya, dulu sempet juga aktif di Blog. Kalau saat ini juga aktif di Instagram. Browsing juga cukup sering dan memang saya lebih sering belajar melalui internet seperti lewat Youtube.”5
2
M. Danah Boyd, “Social Network Sites: Definition, History, and Scholarship”, University of California Berkeley, di akses dari http://jcmc.indiana.edu/vol13/issue1/boyd.ellison.html, pada tanggal 06 April 2017 pukul 13:12. 3 Wawancara Pribadi Via Email dengan Dhimas Aryadi, Jakarta, 02 April 2017. 4 Wawancara Pribadi dengan Delia Ulfah di Cafe Cangkir, Tangerang Selatan, 29 Maret 2017. 5 Wawancara Pribadi dengan Yulinda Ashari di Fakultas Psikologi UIN Jakarta, Tangerang Selatan, 07 April 2017.
62
Berdasarkan keterangan di atas dapat dipastikan seluruh informan aktif dalam penggunaan media sosial. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh informan memiliki ketertarikan yang sama pada media sosial. Perspektif ini juga memandang bahwa komunikasi online kurang mendukung aspek personal karena saluran internet tidak mengakomodasi sinyal nonverbal yang dibutuhkan dalam menjalin interaksi interpersonal. Dalam komunikasi secara tatap muka (face-to-face) cenderung lebih banyak menggunakan bahasa nonverbal untuk berkomunikasi seperti nada suara, raut wajah, intonasi, jarak, dan lain-lain. Namun dalam komunikasi online, sulit untuk menunjukkan tanda-tanda nonverbal tersebut. Perspektif ini kemudian memunculkan beberapa kritik, yaitu munculnya petunjuk nonverbal seperti emoticon dan avatar (berbentuk foto). Inovasi ini meningkatkan derajat kehadiran sosial yang sebelumnya tidak terakomodasi. Berdasarkan hasil penelitian ini, penggalang dana sebagai komunikator menggunakan emoticon dan foto karena dianggap mampu mewakili bahasa nonverbal yang tidak dapat terlihat oleh donatur sebagai komunikan melalui computer mediated communication. Hal ini dinyatakan oleh salah satu penggalang dana di platform crowdfunding Kitabisa.com, Faiz Nasrullah Al-Hakim dan Yulinda Ashari terkait penggunaan emoticon dan foto sebagai pengganti bahasa nonverbal: “Kalau untuk penggunaan emoticon saya gunakan saat men-share kampanye sosial di media sosial ya. Yang saya gunakan biasanya
63
emoticon senyum, karena memang harus seperti itu. Kemarin saya pernah diajari juga oleh karyawan Kitabisa, pertama kalau kita mengajak orang lain untuk donasi di campaign kita jangan melalui pesan broadcast tetapi melalui personal message satu per satu ke orang, jadi minimal semua kontak di handphone kita bisa kita personal message satu per satu. Maka itu di whatsapp dan di inbox facebook saya, pasti saya mengajak teman-teman saya. Harus di sapa dulu orangnya dan emoticon itu ada pengaruhnya disitu agar keliatan lebih ramah.”6 “Saat aku menggalang dana saya memakai emoticon senyum dan love. Saya juga mencantumkan foto sebagai bukti kalau orang tersebut memang pantas untuk dibantu, juga supaya orang-orang percaya dan tertarik untuk berdonasi. Karena kalau hanya tulisan saja akan kurang menarik dan menghindari kalau orang-orang mengira campaign saya ini hoax.”7 Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan emoticon dan foto digunakan oleh para penggalang dana dengan harapan dapat mengganti peranan bahasa nonverbal dalam berkomunikasi, serta meyakinkan kampanye sosial yang sedang di galang sehingga para donatur turut menyumbang dana. Namun, pada hasil penelitian ini penggunaan emoticon dan foto ternyata masih kurang efektif untuk mengambil peran penuh atas bahasa nonverbal. Hal ini diutarakan
oleh
salah
satu
donatur
di
platform
crowdfunding
Kitabisa.com, Ania Suci: “Untuk penjelasan kampanye itu sendiri saya merasa masih kurang mendetail, kemudian foto yang dicantumkan juga tidak begitu jelas, sehingga kurang menarik keseluruhan penjelasannya.”8
6
Wawancara Pribadi dengan Faiz Nasrullah Al-Hakim di Masjid Fatullah Ciputat, Tangerang Selatan, 29 Maret 2017. 7 Wawancara Pribadi dengan Yulinda Ashari di Fakultas Psikologi UIN Jakarta, Tangerang Selatan, 07 April 2017. 8 Wawancara Pribadi dengan Ania Suci di Perpustakaan Utama UIN Jakarta, Tangerang Selatan, 01 April 2017.
64
Menurut penulis, penggunaan emoticon dan foto sebenarnya bisa mengganti peranan bahasa nonverbal apabila penggalang dana sebagai komunikator menggunakannya dengan baik, sehingga donatur sebagai komunikan merasa puas secara keseluruhan akan pesan tekstual yang disampaikan. 2.
Interpersonal Perspektif ini merupakan jawaban dari perspektif impersonal. Secara sederhana perspektif komunikasi interpersonal mengungkapkan bahwa tidak adanya bahasa nonverbal dapat dijembatani dengan penyesuaian sikap. Baik disadari atau tidak, dalam berkomunikasi masyarakat selalu menyesuaikan dengan faktor disekelilingnya. Pada perspektif ini, penggalang dana sebagai komunikator berusaha untuk membuka diri dan menciptakan kesan secara tekstual kepada calon donatur. Cara untuk membuka diri adalah dengan menyebarkan kampanye yang sedang di galang melalui media sosial. Dengan menyebarkan informasi mengenai kampanye sosial tersebut di media sosial, penggalang dana berusaha membuka diri seraya ingin mengetahui respon dari para calon donatur. Hal ini dinyatakan oleh Faiz Nasrullah Al-Hakim dan Sarasticha Ayu Pamargi selaku penggalang dana: “Iya saya menyebarkan kampanye yang sedang saya galang di semua media sosial Twitter, Facebook, Instagram, sampai di website pribadi saya. Responnya cukup beragam. Kalau disebarkan melalu media sosial misalnya pada Facebook, teman-teman saya memberi komentar dan likes.”9
9
Wawancara Pribadi dengan Faiz Nasrullah Al-Hakim di Masjid Fatullah Ciputat, Tangerang Selatan, 29 Maret 2017.
65
“Ya, saya sebarkan ke media sosial. Karena itu cara yang efektif untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam kampanye yang sedang saya galang. Mereka ikut tertarik untuk mempromosikan kampanye yang saya galang tersebut bahkan mereka juga ikut menyumbangkan dana.”10 Dengan menyebarkan kampanye sosial melalui media sosial, penggalang dana mendapatkan respon berupa likes, comment, dan promoted dari calon donatur. Bahkan ada beberapa orang calon donatur yang tertarik dengan kampanye sosial tersebut sehingga mereka langsung memutuskan untuk ikut berdonasi. Hal ini diakui oleh donatur Ania Suci dan Dhimas Aryadi: “Iya saya likes dan share juga di grup-grup media sosial. Saat itu saya share hanya sekali tapi di semua grup yang saya ikuti”11 “Pernah. Karena saat itu yang saya bisa lakukan hanya menyumbang sedikit dana, jadi saya share juga untuk disebarluaskan.”12 Saat penggalang dana membuka diri, donatur juga turut membuka diri dan merasa perlu untuk melakukan tindakan balasan atas pesan yang diterima. Tindakan balasan tersebut berupa likes, comment, dan share. Fitur likes yang disediakan di media sosial merupakan salah satu bentuk pernyataan bahwa seseorang menyukai status, foto, atau informasi yang diberikan oleh pengunggah. Fitur comment disediakan dalam sebuah kolom komentar sehingga para pengguna media sosial dengan bebas dapat menyalurkan opini atau pendapat mereka. Terakhir adalah fitur share yang dapat digunakan untuk menyebarluaskan suatu informasi, fitur share inilah yang membuat suatu informasi bisa menjadi viral di 10
Wawancara Pribadi Via Email dengan Sarasticha Ayu Pamargi, Jakarta, 03 April 2017. Wawancara Pribadi dengan Ania Suci di Perpustakaan Utama UIN Jakarta, Tangerang Selatan, 01 April 2017. 12 Wawancara Pribadi Via Email dengan Dhimas Aryadi, Jakarta, 02 April 2017. 11
66
kalangan masyarakat karena sudah disebarluaskan dan banyak menjadi perbincangan. Selain membuka diri, pada perspektif ini juga membahas tentang menciptakan kesan yang dilakukan oleh penggalang dana kepada calon donatur. Kesan yang ingin ditampilkan penggalang dana sebagai komunikator adalah kesan ramah dan meyakinkan, sehingga calon donatur merasa yakin untuk memberikan donasi pada kampanye sosial tersebut. “Melalui personal message saya hubungi satu per satu di semua kontak saya dan selalu saya follow up terus...”13 “Iya. Waktu itu aku share di Facebook dan ke temen-temen lewat Whatsapp. Aku juga dikasih tau dari Kitabisa.com supaya orang-orang itu ikut donasi, caranya dengan aku chat personal terus minta bantuan aja ke temen-temen yang punya banyak link, kita minta dia untuk ngeshare juga. Kalo kita broadcast di grup, itu kan chat kita bisa ketumpuk sama chat yang lain, jadi ya itu aku personal message aja.”14 Kesan yang ingin ditampilkan kepada calon donatur adalah kesan ramah sehingga penggalang dana memilih untuk melakukan personal message, dimana banyak orang lebih memilih untuk melakukan pesan broadcast dibanding personal message. Broadcast adalah sebuah metode dalam pengiriman data dimana data akan di kirim ke banyak titik sekaligus tanpa melakukan pengecekan apakah alamat yang di tuju siap untuk menerima data atau tidak.15
13
Wawancara Pribadi dengan Faiz Nasrullah Al-Hakim di Masjid Fatullah Ciputat, Tangerang Selatan, 29 Maret 2017. 14 Wawancara Pribadi dengan Yulinda Ashari di Fakultas Psikologi UIN Jakarta, Tangerang Selatan, 07 April 2017. 15 www.teorikomputer.com/2016/01/pengertian-broadcast-pada-jaringan.html?m=1 di akses pada tanggal 05 April 2017 pukul 10:45 WIB.
67
Broadcast mengirimkan pesan ke lebih dari satu pengguna yang terdapat di daftar kontak. Broadcast biasanya dilakukan di chatting application seperti BBM, Whatsapp, Line, dan lain-lain. Sedangkan personal message adalah pesan yang ditujukan hanya kepada satu kontak. Inilah yang membedakan penggunaan broadcast dan personal message.
Gambar 4.2 Personal Message Oleh Penggalang Dana Kepada Calon Donatur Sumber: WhatsApp Gambar di atas menunjukkan bagaimana penggalang dana sebagai komunikator melakukan personal message kepada calon donatur sebagai komunikan. Hal pertama yang ditulis oleh penggalang dana diawali dengan menyapa calon donatur, kemudian memberikan penjelasan yang singkat namun jelas mengenai kampanye sosial yang sedang di galang. Setelah memberi penjelasan kemudian penggalang dana mulai mengajak calon donatur untuk berdonasi dengan menyertakan do’a agar calon donatur yang akan berdonasi nantinya selalu di beri berkah dalam rezekinya. Terakhir, penggalang dana menyertakan penggunaan emoticon
68
yang
membuat
pesan
disampaikan
melalui
computer
mediated
communication terasa intens seperti halnya komunikasi tatap muka langsung (face-to-face). Melalui personal message, donatur sebagai komunikan merasa keberhasilan akan komunikasi persuasif yang dilakukan penggalang dana sebagai komunikator. Komunikasi persuasif bertujuan untuk menguatkan atau mengubah sikap dan perilaku receiver (komunikan).16 Hal ini ditegaskan oleh Ania Suci dalam wawancara mendalam: “Karna saya sudah terpersuasif untuk ikut donasi walaupun donasi saya juga terhitung kecil. Tapi sudah berhasil saat itu teman saya Faiz komunikasi persuasifnya sehingga akhirnya saya mau berdonasi.”17 Dengan melakukan personal message, komunikasi interpersonal melalui computer mediated communication terasa setara dengan komunikasi
interpersonal
tatap
muka
(face-to-face).
Walaupun
computer mediated communication hanya sebatas tekstual, donatur dapat merasa terpersuasif oleh penggalang dana sehingga donatur secara sukarela mau berdonasi pada kampanye yang sedang di galang. 3.
Hyperpersonal Komunikasi hyperpersonal dilakukan dengan media internet yang menurut masyarakat sosial lebih menarik bila dibandingkan dengan komunikasi face-to-face. Berbeda dari dua perspektif sebelumnya yang
16
Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia (Tangerang Selatan: Karisma Publishing Group, 2011, h. 13. 17 Wawancara Pribadi dengan Ania Suci di Perpustakaan Utama UIN Jakarta, Tangerang Selatan, 01 April 2017.
69
mempermasalahkan bahasa nonverbal, perspektif ini justru menganggap bahwa tidak adanya nonverbal justru membantu dalam berinteraksi. Komunikasi hyperpersonal terjadi ketika seseorang merasa nyaman untuk mengekspresikan diri mereka sendiri dalam saluran komunikasi melalui media daripada komunikasi langsung. Pernyataan teori ini bertolak belakang dengan temuan yang didapatkan oleh penulis, dari hasil wawancara pribadi dengan seluruh informan
menyatakan
rasa
tidak
nyaman
sepenuhnya
untuk
berkomunikasi melalui computer mediated communication dan lebih memilih mengekspresikan diri mereka dengan komunikasi secara tatap muka langsung (face-to-face). “Kalau untuk komunikasi personal saya lebih suka tatap muka langsung. Tapi kalau untuk diskusi dengan banyak orang mungkin saya lebih memilih untuk lewat internet. Memang saya sering dapat masalah karena komunikasi lewat teks itu, makanya kalau saya merasa topik obrolannya sudah keluar jalur, saya langsung telfon teman saya atau ketemu agar saling tahu nada bicara kita seperti apa. Paling enak memang tatap muka lah yang terbaik.”18 “Apabila dapat tatap muka, maka saya akan lebih memilih komunikasi langsung karena dapat mengurangi miss communication, namun internet juga merupakan alternatif yang sangat cocok digunakan jika berhubungan jarak jauh.”19 “Sebenernya komunikasi itu lebih baik lewat tatap muka langsung jadi kelihatan ekspresinya seperti apa. Cuma kalau lagi gak bisa ya balik lagi ke media sosial itu penting.”20
18
Wawancara Pribadi dengan Yulinda Ashari di Fakultas Psikologi UIN Jakarta, Tangerang Selatan, 07 April 2017. 19 Wawancara Pribadi Via Email dengan Sarasticha Ayu Pamargi, Jakarta, 03 April 2017. 20 Wawancara Pribadi dengan Faiz Nasrullah Al-Hakim di Masjid Fatullah Ciputat, Tangerang Selatan, 29 Maret 2017.
70
Computer mediated communication tidak membatasi jumlah komunikasi yang terjalin antara komunikator dan komunikan. Meskipun computer mediated communication tetap digunakan karena lebih efisien sehingga dapat dilakukan kapan saja dengan waktu yang tidak terbatas, tetapi komunikasi tatap muka (face-to-face) dianggap masih lebih efektif karena tanpa menggunakan media dalam menyampaikan pesannya, sehingga dapat melihat langsung reaksi dari komunikan dan mengurangi adanya miss communication. Sehingga tidak bisa dikatakan sepenuhnya bahwa penggalang dana dan donatur nyaman berinteraksi melalui computer mediated communication. B. Analisis Strategi Penggunaan Media Sosial (Facebook, Twitter dan Instagram) Platform Crowdfunding Kitabisa.com Kitabisa.com menggunakan new media khususnya media sosial sebagai sarana utama penyebaran informasi secara luas, serta menunjang kegiatan crowdfunding melalui online. Penggunaan media sosial oleh Kitabisa.com dilakukan melalui situs jejaring sosial Facebook, Twitter dan Instagram. Pada akun Facebook, Kitabisa.com sudah diikuti oleh lebih dari 120 Ribu pengikut.21 Twitter dengan 15 Ribu pengikut,22 dan Instagram dengan 30 Ribu pengikut.23 Secara kuantitas, Facebook masih unggul dengan total 120 Ribu pengikut. Hal ini juga ditegaskan oleh Marketing Manager 21
https://web.facebook.com/Kitabisadotcom/?_rdc=1&_rdr di akses pada tanggal 13 April 2017 pukul 11:41 WIB. 22 https://twitter.com/kitabisacom?ref_src=twsrc^google|twcamp^serp|twgr^author di akses pada tanggal 13 April 2017 pukul 11:43 WIB. 23 https://www.instagram.com/kitabisacom/ di akses pada tanggal 13 April 2017 pukul 11:44 WIB.
71
Kitabisa.com Iqbal Hariadi, bahwa Facebook menjadi pilihan utama diantara ketiga jejaring sosial tersebut: “Sebenarnya kalau diberi peringkat, sekarang nomor satu tetap Facebook, kedua Instagram, ketiga Twitter. Karena simply Facebook yang sebenarnya orang masih paling banyak aktif di Facebook. Kedua, di Facebook lebih cepat untuk viral karena ada tombol share sehingga lebih mudah disebarluaskan, bisa memberitahu orang lain juga sehingga nilai reach lebih tinggi dibandingkan Instagram dan Twitter. Ketiga secara konversi juga paling besar, konversi maksudnya dari orang-orang yang melihat, berapa persen yang akhirnya jadi donasi. Kalo kita kan fokusnya memang di donasi, jadi kita ukur kalau kita posting di sosial media berapa orang dari sekian orang yang ngeliat dan berapa orang yang akhirnya donasi. Nah itu persentase konversinya masih paling banyak di Facebook. Salah satu alasannya mungkin juga di Facebook kalau kita taruh link bisa langsung di klik, kalau di Instagram itu tidak bisa di klik, di Twitter orang biasanya tidak terlalu engage dengan halhal yang seperti donasi online kecuali mau baca berita atau mereka hanya mencari sesuatu yang sedang update.”24
Keunggulan
fitur-fitur
pada
Facebook
membuat
Kitabisa.com
memaksimalkan penggunaannya, selain ikut berdonasi para pengikut akun Facebook juga dapat menyebarkan konten-konten yang Kitabisa.com unggah sehingga menjadi viral di kalangan masyarakat. Bentuk-bentuk baru dari komunikasi secara online seperti pada situs jejaring sosial (media social) tidak memiliki keterbatasan. Ketidakterbatasan inilah yang membuat Kitabisa.com memilih untuk menggunakan media sosial sebagai sarana utama dalam mengenalkan platform crowdfunding kepada masyarakat Indonesia karena media sosial terbukti efektif, sesuai dengan hasil wawancara dengan Iqbal Hariadi selaku Marketing Manager Kitabisa.com:
24
Wawancara Pribadi dengan Iqbal Hariadi di Coorporate Office Kitabisa.com, Jakarta, 31 Maret 2017.
72
“Kalau untuk Kitabisa, social media sangat essential sekali karena menjadi ujung tombak marketing kita. Simply karena social media itu murah, efektif dan paling mudah untuk embedded ke audience yang kita tuju. Apalagi kalau konteksnya adalah Kitabisa yang menggalang dana online, jadi memang proses galang dana pun paling banyak mendapatkan donasi yang disebar lewat social media. Jadi buat Kitabisa social media is very essential.”25 Dalam wawancara pribadi dengan Iqbal Hariadi di atas, bagi Kitabisa.com media sosial adalah sarana efektif yang dapat menjangkau seluruh kalangan dengan cepat karena dilakukan secara masif kepada khalayak. Selain efektif, penggunaan media sosial juga sangat efisien, tidak mengeluarkan banyak waktu dan tenaga, seperti yang diutarakan Iqbal Hariadi berikut ini: “Sebenarnya simply karena lebih murah saja. Sebenernya lebih karena faktor ekonomi ya, bukan hanya karena murah tapi dengan effort yang sedikit bisa mendapatkan keuntungan yang banyak, dibandingkan dengan effort harus turun ke lapangan, menghabiskan waktu, tenaga, dan uang tetapi mungkin konversinya orang yang berdonasi atau orang yang berniat untuk menggalang dana lebih sedikit dibandingkan melalui media sosial. Mungkin dari 10 orang yang kita temui di lapangan, masing-masing orang kita jelaskan mengenai Kitabisa sekitar 3 menit sampai 30 menit tapi mungkin yang jadi hanya 1 orang dan mungkin hanya mendapatkan donasi sebesar 20 Ribu. Dengan kondisi yang seperti itu, jika melalui media online justru sebaliknya. Hanya melalui satu postingan dengan satu foto, yang melihat sampai 10 Ribu orang, dari 10 Ribu orang ada 2 Ribu orang yang tertarik dengan postingan tersebut, dari 2 Ribu orang ada 100 orang yang donasi, dari 100 orang yang donasi bisa menghasilkan sekian ratus juta. Jadi memang lebih efektif.. Satu lebih efektif, kedua lebih mudah viral jadi lebih banyak orang yang bisa ke reach secara marketing.”26 Kitabisa.com adalah suatu platform atau wadah bagi kampanyekampanye untuk berbagai macam ide-ide perubahan dan kebutuhan.
25
Wawancara Pribadi dengan Iqbal Hariadi di Coorporate Office Kitabisa.com, Jakarta, 31 Maret 2017. 26 Wawancara Pribadi dengan Iqbal Hariadi di Coorporate Office Kitabisa.com, Jakarta, 31 Maret 2017.
73
Penggunaan media sosial oleh platform crowdfunding Kitabisa.com yang efektif dan efisien membuat masyarakat secara perlahan mengenali sistem donasi online sehingga beralih untuk menggalang dana dan berdonasi secara online, serta meninggalkan cara lama dengan berdonasi offline. Untuk meyakinkan dan mengenalkan donasi online kepada masyarakat luas, Kitabisa.com mempunyai strategi komunikasi. Pada bagian ini, penulis akan mendeskripsikan penggunaan media sosial melalui proses strategi beserta tahapan-tahapan sehingga Kitabisa.com kini mampu menjadi platform donasi online yang terpercaya di Indonesia. 1.
Strategi Penggunaan Media Sosial (Facebook, Twitter dan Instagram) Platform Crowdfunding Kitabisa.com a. Format Format pada media sosial Kitabisa.com saat ini berfokus pada video. Penggunaan format video lebih menarik bagi masyarakat untuk menyimak penjelasan mengenai kampanye sosial dibandingkan dengan penggunaan format foto. Dengan format video, rekaman dapat diputar berulang-ulang kali sehingga menarik perhatian masyarakat yang ingin berdonasi di kampanye sosial tersebut.
Gambar 4.2 Format Video Pada Facebook Kitabisa.com Sumber:https://web.facebook.com/pg/Kitabisadotcom/videos/?ref=page_internal 27
27
https://web.facebook.com/pg/Kitabisadotcom/videos/?ref=page_internal di akses pada tanggal 13 April 2017 pukul 13:37 WIB.
74
Unggahan Kitabisa.com di Facebook pada tangal 06 April 2017 berjudul “Puluhan Warga Tewas Akibat Senjata Kimia Di Syria Termasuk Anak-Anak” mendapatkan 239 share, 32 comment, dan ditonton sebanyak 4.500 kali.
Gambar 4.3 Format Video Pada Twitter Kitabisa.com Sumber: https://twitter.com/kitabisacom/status/823758873655853057 28 Unggahan Kitabisa.com di Twitter pada tanggal 23 Januari 2017 berisikan “Sulami Manusia Kayu Asal Sragen, @NET_CJ mengajak netizen berdonasi via Kitabisa.com/sulamimanusiakayu, terkumpul 31 Juta dalam 2 hari” mendapatkan 13 retweet, 1 reply, dan 2 likes.
. Gambar 4.4 Format Video Pada Instagram Kitabisa.com Sumber:https://www.instagram.com/p/BSP9D-JhVng/?taken-by=kitabisacom29
28
https://twitter.com/kitabisacom/status/823758873655853057 di akses pada tanggal 13 April 2017 pukul 14:48 WIB. 29 https://www.instagram.com/p/BSP9D-JhVng/?taken-by=kitabisacom di akses pada tanggal 13 April 2017 pukul 15:06 WIB.
75
Unggahan Kitabisa.com di Instagram pada tanggal 30 Maret 2017 dengan caption “Bayangkan kalau kamu menjadi seorang Ayah, dan anak kamu mengidap penyakit langka yang butuh penanganan media yang sigap. Hal itulah yang dialami Pak Joko setiap harinya. Pak Joko memiliki seorang anak bernama Sarah, seorang mahasiswi aktuaria di IPB. Sarah menderita Autoimun Myasthenia Gravis. Sebuah kondisi di mana sistem imun tubuh justru menyerang sistem saraf dan otot. Awalnya, biaya pengobatan Sarah ditanggung oleh kantor Pak Joko. Namun, karena adanya kebijakan baru, prosesnya jadi semakin sulit. Simak kisah lengkapnya di video ini. Mention temen kamu anak IPB ya, supaya semakin banyak yang lihat dan bantu!” mendapatkan 30 comment, dan ditonton sebanyak 3.491 kali. Dari ketiga media sosial di atas dengan format yang sama yaitu format video, media sosial Facebook terbukti mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat dengan 239 share, 32 comment, dan ditonton sebanyak 4.500 kali. Disusul oleh Instagram dengan 30 comment, 3.491 kali ditonton dan Twitter diurutan terakhir dengan 13 retweet, 1 reply, dan 2 likes. b. Tipe Konten Dalam ranah media sosial, konten adalah senjata utama. Dengan konten yang berkualitas akan membuat suatu website selalu diingat oleh para pengikutnya. Ada beberapa tipe konten yang diunggah pada media sosial Kitabisa.com, yang pertama adalah konten success story. Konten success story berisikan cerita mengenai kampanye-kampanye sosial yang telah sukses digalang dan menjadi viral di masyarakat. Tujuan dari success story supaya masyarakat melihat dan selalu
76
teringat oleh Kitabisa.com sehingga saat masyarakat ingin membantu mengumpulkan dana bagi orang yang membutuhkan, mereka menggunakan Kitabisa.com untuk menggalang dana.
Gambar 4.5 Konten Success Story Pada Media Sosial Kitabisa.com Sumber:https://www.instagram.com/p/BQkbadXgSAH/?taken-by=kitabisacom30 Konten success story dari Asmara Wreksono yang tergerak membantu Aleena, bayi yang terlahir dengan benjolan di bawah dagu sebelah kanan dan di bawah lidah. Pada usia satu bulan, Aleena mulai sesak nafas dan akhirnya dipasang trakeostomi (alat bantu nafas di tenggorokan). Asmara Wreksono yang tersentuh atas kondisi Aleena membantu menggalang dana melalui halaman Kitabisa.com/aleena. Kemudian disebarkan melalui media sosial sehingga masyarakat tergerak untuk berdonasi. Donasi yang terkumpul pun mencapai 100 Juta Rupiah. Donasi digunakan untuk proses pengobatan dan operasi Aleena. Kedua,
konten yang sedang trending. Konten trending
diunggah dan di pull oleh Kitabisa.com di media sosial karena saat sedang trending, masyarakat cenderung ramai berdonasi dan share di media sosial masing-masing.
30
https://www.instagram.com/p/BQkbadXgSAH/?taken-by=kitabisacom di akses pada tanggal 17 April 2017 pukul 08:49 WIB.
77
Gambar 4.6 Konten Trending Pada Media Sosial Kitabisa.com Sumber:https://www.instagram.com/p/BSvO70ThuR5/?taken-by=kitabisacom31 Konten trending dari kampanye sosial oleh Organisasi Aksi Cepat Tanggap. Pada tanggal 04 April 2017, sebuah serangan senjata kimia terjadi di Provinsi Idlib, Suriah. 58 orang tewas dan 11 diantaranya adalah anak-anak. Donasi yang terkumpul mencapai 3 Milyar Rupiah yang telah digunakan untuk bantuan pangan bagi para korban bom kimia Idlib. Ketiga,
konten
kegiatan
komunitas
yang
menggunakan
Kitabisa.com. Dengan mengunggah konten ini, Kitabisa.com secara tidak langsung membajak audience komunitas tersebut sehingga Kitabisa.com makin dikenal luas oleh masyarakat.
Gambar 4.7Konten kegiatan komunitas yang menggunakan Kitabisa.com Pada Media Sosial Kitabisa.com Sumber:https://www.instagram.com/p/BO5wGpqAw_W/?taken-by=kitabisacom32
31
https://www.instagram.com/p/BSvO70ThuR5/?taken-by=kitabisacom tanggal 17 April 2017 pukul 08:53 WIB.
di
akses
pada
78
Konten komunitas yang menggunakan Kitabisa.com di atas di galang oleh tim SOS Rohingya dan Aksi Cepat Tanggap. Lebih dari 2.000 orang berdonasi mengumpulkan sekitar 500 Juta Rupiah. Donasi sudah disalurkan berupa pemberian makanan siap saji untuk lebih dari 1.500 jiwa, serta paket pangan berisi beras, minyak goreng dan bumbu dapur sebagai persediaan sembako untuk 1 bulan per keluarga. Keempat, light content. Konten ini berisikan life behind the scene dari Kitabisa.com. Seperti kegiatan-kegiatan, undangan pengisi acara atau momen ulangtahun salah satu tim Kitabisa.com.
Gambar 4.8 Light Content Pada Media Sosial Kitabisa.com Sumber:https://www.instagram.com/p/BSU315Jhsy6/?taken-by=kitabisacom33 Light content di atas menunjukkan CEO Kitabisa.com Alfatih Timur yang diundang untuk menjadi pembicara di acara Big Circle Metro Tv. Dari keempat konten di atas, success story, trending, share komunitas yang menggunakan Kitabisa.com, dan light content, konten trending menempati urutan paling utama dikarenakan masyarakat lebih tertarik oleh suatu hal yang baru dan sedang viral di masyarakat.
32
https://www.instagram.com/p/BO5wGpqAw_W/?taken-by=kitabisacom di akses pada tanggal 17 April 2017 pukul 09:04 WIB. 33 https://www.instagram.com/p/BSU315Jhsy6/?taken-by=kitabisacom di akses pada tanggal 17 April 2017 pukul 08:57 WIB.
79
c. Partnership Partnership atau persekutuan dilakukan oleh Kitabisa.com dengan media partner seperti Liputan6.com, Detik.com, Kompas.com, dan lain-lain. Kampanye-kampanye sosial yang viral di Kitabisa.com mempunyai news value yang bisa diangkat menjadi berita oleh portalportal berita online tersebut. Secara berkala pada setiap minggu, tim Kitabisa.com memberikan list stories kampanye sosial yang sedang viral kemudian media partner tersebut memilih kampanye sosial mana yang mempunyai news value yang bagus yang nantinya akan mereka angkat sebagai berita.
Gambar 4.9 Berita Tentang Kitabisa.com Pada Media Partner Sumber:http://tekno.liputan6.com/read/2869876/rp-3-miliar-terkumpul-viakitabisa-untuk-bangun-masjid-di-papua?source=search34 Kegiatan partnership seperti ini saling menguntungkan kedua belah pihak, di satu sisi media partner mendapatkan berita, di sisi lain juga turut mengangkat branding Kitabisa.com. Selain mengangkat branding, para pembaca berita di media partner setelah membaca berita bisa turut berpartisipasi dalam berdonasi karena ada fitur embed.
34
http://tekno.liputan6.com/read/2869876/rp-3-miliar-terkumpul-via-kitabisa-untukbangun-masjid-di-papua?source=search di akses pada tanggal 17 April 2017 pukul 12:42 WIB.
80
Gambar 4.10 Fitur Embed Kitabisa.com Pada Media Partner Sumber:http://citizen6.liputan6.com/read/2897537/ribuan-netizen-indonesiasumbang-dana-korban-kelaparan-somalia#35 Dengan adanya fitur embed, masyarakat bisa langsung berdonasi setelah membaca berita, karena media partner mencantumkan link kampanye sosial di Kitabisa.com pada berita tersebut. Fitur embed ini menambah jumlah donatur karena semakin banyak masyarakat yang melihat kampanye sosial tersebut, semakin banyak pula yang tergerak hingga turut berdonasi. 2.
Tahapan Penggunaan Media Sosial (Facebook, Twitter dan Instagram) Platform Crowdfunding Kitabisa.com Setelah menentukan strategi penggunaan media sosial melalui format, konten, dan partnership, ada beberapa tahapan yang dilakukan sebelum tim Kitabisa.com mengunggah suatu konten di media sosial. Pertama, pada setiap hari senin tim melakukan rapat konten kalender untuk satu minggu ke depan. Pada kegiatan rapat tersebut, tim melakukan brainstorming untuk menentukan apa saja konten-konten yang perlu di angkat selama satu minggu ke depan. Konten tersebut berisi seperti kegiatan partnership dengan pihak-pihak tertentu dan kampanye-
35
http://citizen6.liputan6.com/read/2897537/ribuan-netizen-indonesia-sumbang-danakorban-kelaparan-somalia# di akses pada tanggal 17 April 2017 pukul 13:38 WIB.
81
kampanye sosial yang sedang viral di masyarakat. Konten tersebut dimasukkan ke dalam agenda sehingga selama satu minggu ke depan anggota tim sudah mengetahui akan mengunggah konten apa. Kedua,
setelah
menentukan
jadwal
konten,
anggota
tim
mengunggah konten tersebut sesuai dengan jadwal satu minggu ke depan. Ada tiga orang anggota tim yang bertugas untuk mengurus media sosial yang terdiri dari writer dan designer. Writer bertugas untuk membuat konten, menyiapkan materi, posting konten dan menulis di Blog. Kemudian designer yang berfokus pada design dan video editor.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
mengenai
computer
mediated
communication dan strategi penggunaan media sosial pada platform crowdfunding Kitabisa.com, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: Kitabisa.com terbukti mewadahi kampanye sosial yang ada di Indonesia. Kampanye sosial adalah kampanye yang bertujuan pada perubahan sosial untuk masalah-masalah sosial. Sejak berdiri pada tahun 2013, Kitabisa.com telah mewadahi lebih dari 4 Ribu kampanye sosial dan mengumpulkan donasi sebesar 80 Milyar Rupiah. Kampanye sosial pada Kitabisa.com memiliki beberapa kategori yaitu, Bantuan Medis dan Kesehatan, Beasiswa dan Pendidikan, Bencana Alam dan Kemanusiaan, dan lain-lain. Dari beberapa kategori tersebut, kategori Beasiswa dan Pendidikan unggul dengan 560 kampanye sosial. Penggalang dana kampanye sosial berkomunikasi dengan para calon donatur melalui computer mediated communication yang dilakukan dengan tahapan impersonal, interpersonal, dan hyperpersonal. Di awali dengan tahapan impersonal dimana penggunaan emoticon dan foto dipakai untuk mengganti peranan bahasa nonverbal, para penggalang dana menggunakan emoticon dan foto untuk mengganti peranan bahasa nonverbal dan menarik
82
83
perhatian donatur sehingga turut berdonasi pada suatu kampanye sosial yang sedang di galang. Hasil temuan yang di dapat, penggunaan emoticon dan foto kurang maksimal digunakan oleh penggalang dana sehingga belum mampu mengganti peranan bahasa nonverbal. Pada tahapan kedua yaitu tahapan interpersonal, penggalang dana melakukan upaya membuka diri dan menciptakan kesan pada donatur. Penggalang dana membuka diri dengan menyebarkan kampanye sosial tersebut melalui media sosial, sehingga penggalang dana mendapatkan respon dari donatur berupa likes, comment, dan share. Kemudian, penggalang dana juga menciptakan kesan pada donatur dengan cara melakukan personal message. Personal message adalah pesan yang ditujukan hanya kepada satu kontak, sehingga komunikasi interpersonal yang terjalin melalui computer mediated communication terasa setara dengan komunikasi interpersonal tatap muka (face-to-face). Donatur sebagai komunikan dapat terpersuasi melalui personal message tersebut sehingga turut berpartisipasi pada kampanye sosial tersebut. Tahapan terakhir yaitu tahapan hyperpersonal. Hyperpersonal terjadi ketika seseorang merasa nyaman untuk mengekspresikan diri mereka sendiri dalam
saluran
komunikasi
melalui
media
(computer
mediated
communication) daripada komunikasi tatap muka (face-to-face). Tetapi, hasil penelitian yang penulis dapatkan menyatakan bahwa komunikasi tatap muka (face-to-face) dianggap masih lebih efektif karena tanpa menggunakan media
84
dalam menyampaikan pesannya, sehingga dapat melihat langsung reaksi dari komunikan dan mengurangi adanya miss communication. Untuk melancarkan kegiatan kampanye sosial di media sosial, platform crowdfunding Kitabisa.com melakukan pengenalan tentang donasi online melalui media sosial kepada masyarakat agar masyarakat beralih dari donasi offline ke donasi online, sehingga dibutuhkan strategi komunikasi dan tahapan-tahapan pada penggunaan media sosial tersebut. Strategi dan tahapan inilah yang membuat Kitabisa.com kini menjadi platform donasi online yang terpercaya di Indonesia. Strategi tersebut meliputi format, tipe konten, dan partnership. Dari sisi format, format yang digunakan berfokus pada format video. Hal ini dikarenakan format video lebih menarik bagi masyarakat untuk menyimak penjelasan mengenai kampanye sosial sehingga memberikan peluang besar bagi calon donatur untuk berdonasi. Format video juga dapat di putar berulang kali sehingga format ini lebih menarik apabila dibandingkan dengan format foto.
Kemudian dari sisi tipe konten, konten yang
berkualitas akan membuat suatu website selalu diingat oleh para pengikutnya. Dengan beberapa tipe konten yang menjadi acuan di Kitabisa.com seperti success story, trending, mengangkat kegiatan komunitas yang menggunakan Kitabisa.com, dan light content menjadikan Kitabisa.com populer di kalangan masyarakat berkat konten yang berbobot, selalu menerbarkan kebaikan dan memudahkan masyarakat untuk menggalang dana dan berdonasi secara online.
85
Terakhir adalah partnership, karena Kitabisa.com lebih banyak bergerak secara online maka media partner yang bekerjasama lebih condong ke portal berita online seperti Liputan6.com, Detik.com, dan Kompas.com. Kegiatan partnership inilah yang mengangkat branding Kitabisa.com sehingga Kitabisa.com menjadi terkenal di kalangan masyarakat seperti saat ini, selain itu kampanye-kampanye sosial yang berada di Kitabisa.com juga mudah menjadi viral, karena portal berita online tersebut telah memiliki audience pembaca yang cukup besar dan para pembaca bisa langsung menshare berita tersebut ke media sosial mereka masing-masing. Selain itu audience yang turut tergerak untuk berdonasi pada kampanye sosial tersebut bisa langsung berdonasi melalui fitur embed yang nantinya akan terhubung langsung ke Kitabisa.com. Setelah menentukan strategi pada penggunaan media sosial, ada pula beberapa tahapan yang harus dilalui sebelum Kitabisa.com mengunggah suatu konten di media sosial. Pertama, brainstorming pada kegiatan rapat konten kalender yang dilakukan setiap hari senin untuk menentukan apa saja kontenkonten yang perlu di angkat selama satu minggu ke depan. Kedua, setelah menentukan jadwal konten, anggota tim mengunggah konten tersebut sesuai dengan jadwal satu minggu ke depan. Ada tiga orang anggota tim yang bertugas untuk mengurus media sosial yang terdiri dari writer dan designer. Writer bertugas untuk membuat konten, menyiapkan materi, posting konten dan menulis di Blog. Kemudian designer yang berfokus pada design dan video editor.
86
B. Saran Fenomena kampanye sosial di media sosial merupakan hal yang sudah tidak asing bagi perkembangan teknologi, dimana saat ini hampir segala hal bisa dilakukan melalui internet. Tidak banyak saran yang diberikan oleh penulis karena Kitabisa.com sebagai platform crowdfunding yang masih berusia dini telah maksimal menggunakan internet sebagai sarana komunikasi kampanye sosial sehingga mendapatkan pencapaian yang besar. Saran penulis pada penelitian ini agar Kitabisa.com membuat konten yang lebih meyakinkan supaya masyarakat luas menyadari kegunaan platform ini dan akhirnya berpindah dari donasi offline ke donasi online.
DAFTAR PUSTAKA A. BUKU A. Michael, Miles, Matthew dan Huberman. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press, 1992. B
Walther, Joseph. “Computer-Mediated Communication: Impersonal, Interpersonal, and Hyperpersonal Interaction” Communication Research Vol.23, California, USA: Sage Publications, Inc, 1996.
Blossom, Jhon. Content Nation: Surviving and Thriving as Media sosial Changes Our Work, Our Lives, and Our Future. USA: Wiley Publising, 2009. Breakendridge, Solis, Putting the Public Back in Public Relations : How Media sosial is Reinventing the Agging Business of PR, New Jersey: Pearson Education, 2009. Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prendan Media Grup, 2013. C. Steven, Bradford. Crowdfunding and the Federal Securities Laws. Columbus: College of Law, Faculty Publications, 2012. E.
Wheat, Rachel. Raising Money For Scientific Research Crowdfunding. Trends in Ecology & Evolution, 2013.
Through
Griffin. A First Look at Communication Theory, 6th Editions. New York, USA: McGraw-Hill Companies, 2011. Gunawan, Imam, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013. Hastarjo, Sri. New Media Teori dan Aplikasi. Karanganyar: Lindu Pustaka, 2011. J. Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1997. Joachim, Hemer. A Snapshot on Crowdfunding. Karlsruhe: Franhoufer ISI, 2011. Koentjaraningrat. Pengantar Antropologi. Jakarta: Penerbit Universitas, 1965. L.DeFleur, Melvin. Theorities of Mass Communication, 5th edition. New York: Longman Inc., 2006. Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru, Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Rosdakarya, 2006.
87
88
Muwarni, Endah. “Peluang dan Modifikasi Teori Komunikasi” dalam Irwansyah, ed., The Reposision of Communication in the Dynamic of Convergence : Reposisi Komunikasi Dalam Dinamika Konvergensi. Jakarta Kencana Predana Media Group, 2012. Nasrullah, Rulli, Cybermedia, Yogyakarta: IDEA Press Yogyakarta, 2013. Poerwandari, E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, Jakarta: LPSP3-UI, 1998. Salim, Agus, Teori & Paradigma, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006. Venus, Antar, Manajemen Kampanye, Jakarta: Simbiosa Rekatama Media, 2010. B. JURNAL Boyd, M. Danah. 2007. Social Network Sites: Definition, History, and Scholarship. University of California – Berkeley. Terarsip dalam http://jcmc.indiana.edu/vol13/issue1/boyd.ellison.html. C. WEBSITE About us, di akses pada tanggal 28 Februari 2017 pukul 12:32 WIB, dari www.Kitabisa.com/about-us. Bantu Saudara Kita yang Tertimpa Banjir di Garut, di akses pada tanggal 01 Maret 2017 pukul 14:07 WIB, dari https://Kitabisa.com/rkpedulibanjirgarut. Beasiswa Untuk Tristan Alif – Messi Dari Indonesia, di akses pada tanggal 01 Maret 2017 pukul 14:06 WIB, dari https://Kitabisa.com/tristanalif. Forbes 30 Under 30 Asia, di akses pada tanggal 28 Februari 2017 pukul 18:54 WIB, dari http://www.forbes.com/30-under-30-asia-2016/socialentrepreneurs/#4bfad0207d46. Masjid Chiba Jepang, di akses pada tanggal 01 Maret 2017 pada pukul 14:04 WIB, dari https://Kitabisa.com/masjidchibajepang. Pengertian Broadcast pada Jaringan Komputer dan Kegunaannya, di akses pada tanggal 05 April 2017 pukul 10:45 WIB, dari www.teorikomputer.com/2016/01/pengertian-broadcast-padajaringan.html?m=1. Profil M.Alfatih Timur, di akses pada tanggal 02 Maret 2017 pukul 19:45 WIB, dari http://www.viva.co.id/siapa/read/156-m.-alfatih-timur.
89
Ribuan Netizen Indonesia Sumbang Dana Korban Kelaparan Somalia, di akses pada tanggal 17 April 2017 pukul 13:38 WIB, dari http://citizen6.liputan6.com/read/2897537/ribuan-netizen-indonesiasumbang-dana-korban-kelaparan-somalia#. Rp 3 Miliar Terkumpul via Kitabisa untuk Bangun Masjid di Papua, di akses pada tanggal 17 April 2017 pukul 12:42 WIB, dari http://tekno.liputan6.com/read/2869876/rp-3-miliar-terkumpul-viakitabisa-untuk-bangun-masjid-di-papua?source=search. 10 Jejaring Sosial Populer di Indonesia, di akses pada tanggal 28 Februari 2017 pukul 12:51 WIB, dari www.top10magz.com/10-jejaring-sosial-populerdi-indonesia.
D. WAWANCARA PRIBADI Wawancara Pribadi dengan Iqbal Hariadi, Marketing Manager Kitabisa.com di Coorporate Office Kitabisa.com, pada tanggal 31 Maret 2017.\ Wawancara Pribadi dengan Delia Ulfah, Penggalang Dana Kitabisa.com di Cafe Cangkir, pada tanggal 29 Maret 2017. Wawancara Pribadi dengan Yulinda Ashari, Penggalang Dana Kitabisa.com di Fakultas Psikologi UIN Jakarta, pada tanggal 07 April 2017. Wawancara Pribadi dengan Faiz Nasrullah Al-Hakim, Penggalang Dana Kitabisa.com, di Masjid Fatullah Ciputat, pada tanggal 29 Maret 2017. Wawancara Pribadi via email dengan Sarasticha Ayu Pamargi, Penggalang Dana Kitabisa.com, pada tanggal 03 April 2017. Wawancara Pribadi via email dengan Dhimas Aryadi, Donatur Kitabisa.com, pada tanggal 02 April 2017. Wawancara Pribadi dengan Ania Suci, Donatur Kitabisa.com, di Perpustakaan Utama UIN Jakarta, pada tanggal 01 April 2017
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA Kampanye Sosial di Media Sosial (Studi Kasus Computer Mediated Communication Pada Platform Crowdfunding Kitabisa.com) Waktu wawancara
: Jum’at, 31 Maret 2017. Pukul 09:34 – 10:13 WIB.
Tempat wawancara
: Coorporate Office Kitabisa.com
Pewawancara
: Dian Andriani
Informan
: Iqbal Hariadi (Marketing Manager Kitabisa.com)
1. Bagaimana Kitabisa.com memandang media sosial? Kalau untuk Kitabisa, social media tuh essential banget sih karena itu menjadi ujung tombak marketing kita. Simply karena social media itu paling murah, paling efektif dan justru malah paling gampang lah untuk embedded ke audience yang kita tuju. Apalagi kalau konteksnya Kitabisa kan menggalang dana online jadi memang proses galang dana pun paling banyak dapetin donasi yang disebar lewat social media. Jadi buat Kitabisa social media is very essential. 2. Menurut Bapak sendiri selaku Marketing Manager, pandangan Bapak mengenai media sosial seperti apa? Social media tuh, ini general aja ya. Social media tuh kayak rame banget dengan berbagai konten dan lain-lain gitu. Hmm... dan makin kesini karena semua orang punya akses ke social media semua orang bisa jadi produsen jadi kontennya pun sekarang makin beragam dan justru di dominasi oleh konten-konten yang kategorinya tidak layak dikonsumsi atau dikonsumsi jadi negatif dan lain-lain gitu. Tapi kalo gue personally sebagai marketing manager-nya Kitabisa ngeliat bahwa salah satu misi utamanya Kitabisa adalah mewarnai si-timeline orang-orang dengan
konten-konten yang positif. Dengan cerita-cerita yang inspiring, dengan cerita-cerita yang optimis gitu. Kalo orang ngeliat banyak cerita-cerita yang bikin marah, bikin sedih, bikin apa segala macem, Kitabisa malah justru salah satu misi utamanya di social media adalah supaya orang ngeliat berita-berita yang sebaliknya, yang positif, yang bikin terinspirasi, yang gerakin orang untuk berbuat baik, bikin senyum, kayak gitu-gitu misi utama kita. 3. Apa yang menjadi latarbelakang Kitabisa.com memilih untuk lebih banyak bergerak secara online daripada offline? Sebenernya simple sih jawabannya karena lebih murah aja. Sebenernya sih lebih karena faktor ekonomi ya, bukan cuma karena murah tapi dengan effort yang sedikit dapetnya banyak gitu, dibandingkan effort kita turun ke lapangan, ngobrol sama orang itu kan ngabisin waktu, ngabisin tenaga, ngabisin uang, bensin segala macem tapi mungkin konversinya orang yang jadi beneran donasi atau orang yang jadi galang dana tuh dikit gitu. Mungkin dari 10 orang yang kita temuin, masingmasing orang ngobrol 3 menit atau 30 menit mungkin yang jadi cuma 1 orang, itu juga cuma 20 Ribu gitu. Nah dengan kondisi kayak gitu lewat media online justru sebaliknya. Kita cuma istilahnya ya kasarnya ya, kita bikin satu postingan doang, satu foto, posting, yang ngeliat bisa 10 Ribu orang, dari 10 Ribu orang ada 2 Ribu orang yang nge-klik, dari 2 Ribu orang ada 100 orang yang donasi, dari 100 orang yang donasi menghasilnya sekian ratus juta gitu misalnya. Jadi lebih efektif aja sih.. Satu lebih efektif, dua lebih mudah viral jadi lebih banyak orang yang bisa ke reach secara marketing gitu. 4. Untuk persentasi kegiatan online dan offline di Kitabisa.com masing-masing berapa persen?
Mungkin sekarang angkanya di 10% kali ya untuk offline. Karena offline kita sekarang di kegiatan offline-nya paling kalo dari Kitabisa-nya sendiri ada eventevent tapi itu juga sangat jarang kita lakukan. Itu juga biasanya kita bikin khusus untuk temen-temen NGO, misalnya kita bikin pelatihan online fundraising dan lainlain, mungkin sekarang frekuensinya masih dalam dua bulan sekali. Terus sisanya kan kita juga sering di undang sama temen-temen mahasiswa, di undang-undang di acara itu kan termasuk ke event offline marketing juga kan. Tapi itu juga paling seminggu sekali gitu pas weekend. Jadi mungkin kalo tadi pertanyaannya persentase ya mungkin itu tadi di 10%. 5. Dari masing-masing media sosial (Facebook, Twitter dan Instagram) mana yang menjadi pilihan utama Kitabisa.com? Sekarang sebenarnya kalo di levelin sekarang nomor satu tetap Facebook, kedua Instagram, ketiga Twitter gitu. Karena simply Facebook yang sebenernya orang masih paling banyak di Facebook. Kedua, di Facebook lebih cepet untuk viral karena ada tombol share kan, jadi orang share, nge-tag dan lain-lain jadi kan reach lebih tinggi dibandingkan Instagram dan Twitter. Ketiga secara konversi juga paling besar, konversi maksudnya dari orang-orang yang ngeliat, berapa persen yang akhirnya jadi donasi. Kalo kita kan fokusnya emang di donasi, jadi kita ukur kalo kita posting di sosmed berapa orang dari sekian orang yang ngeliat, berapa orang yang akhirnya donasi. Nah itu persentase konversinya masih paling banyak di Facebook gitu. Salah satu alasannya mungkin juga di Facebook kan kalo kita naro link kan bisa di klik, kalo di Instagram kan gak bisa di klik, di Twitter orang biasanya nggak terlalu engage lah dengan hal-hal yang kayak gitu kecuali mau baca berita atau apa kan mereka cuma nyari sesuatu yang update gitu, kayak gitu sih. 6. Bagaimana strategi Kitabisa.com dalam mengelola media sosial?
Ada dong.. Hmm agak banyak sih kalo mau ngomongin strategi gitu cuma mungkin gue share beberapa. Yang pertama dari sisi format, format sekarang kita fokusnya di video, karena video sekarang secara algoritma dari Facebook, Instagram atau Twitter, kalo postingannya video tuh dibikin sama platform-platform ini lebih banyak diliat orang dibandingkan dengan postingan biasa yang bentuknya gambar. Jadi satu video, kedua gambar, jadi sekarang kita fokus di kedua hal itu aja. Kalo itu dari sisi format, kemudian dari sisi tipe konten, biasanya kita ngeshare konten yang pertama tentang success story, jadi itu kita share cerita-cerita campaign-campaign yang udah pernah ada di Kitabisa dan sukses. Nah itu tujuannya supaya orang ngeliat, lalu terinspirasi, kemudian dia nanti next time saat dia menemukan hal yang sama dia kepikiran untuk bikin galang dana juga, itu tipe konten yang pertama success story. Kedua, biasanya kita angkat juga yang lagi trending, misalnya kemarin itu ada musibah Somalia kan, itu kan rame tuh, nah itu kita angkat. Soalnya kan orang pasti rame tuh nge-share dan lain-lain, lagi trending kan, itu kedua. Ketiga, biasanya kita share juga cerita orang-orang atau komunitas yang make Kitabisa, supaya ngangkat mereka sekaligus ya kita membajak audience-nya mereka juga lah. Misalnya di Instagram katakanlah kita nge-tag akun tertentu kan nanti kita akan muncul juga di explore followers-nya dia, kayak gitu-gitu lah, itu dari tipe konten. Sisanya kita kadang nge-share juga tentang light content lah, life behind the scenenya Kitabisa gitu. Kayak acara-acara atau tim kita ada acara ulangtahun atau apa kayak gitu-gitu lah. Hal kecil dari kami gitu, itu dari tipe konten. Terus hmm apa lagi ya, hal lain yang sekarang lagi banyak dilakukan adalah kita banyak partnership dengan media-media online. Kayak Liputan6, Detik, Kompas dan lain-lain jadi partnership-nya sih simple intinya di Kitabisa kan banyak kejadian-kejadian tertentu lah. Banyak kejadian-kejadian tertentu yang secara berita punya news value buat
diangkat oleh media. Nah kita secara berkala tiap minggu ngasih mereka nge-feed stories lah, nih ada kejadian menarik yang mungkin bisa diangkat jadi artikel, setelah mereka angkat jadi artikel nah kita ada fitur namanya fitur embed, nih misalnya Ribuan Netizen Indonesia Sumbang Dana Korban Kelaparan Somalia, trus dia ceritalah tentang si beritanya blablabla dan di ujung ada tombol supaya orang kalo mereka udah baca bisa langsung donasi, itu larinya ke Kitabisa lagi. Kita kasih list ceritanya apa aja and then mereka pilih kira-kira mana yang news value-nya bagus baru mereka angkat gitu. Mereka dapet berita, kita dapet space supaya orang yang abis baca berita langsung bisa bantu juga dan dari sisi medianya kita juga kasih liat kalo ini misalnya kan Liputan6, nah link-nya ini khusus untuk Liputan6. Jadi kalo ada orang dari sini dan mereka nge-klik dan mereka donasi itu akan tercatat kalo donasi ini datang dari Liputan6. Kegiatan ini ngangkat juga, satu ngangkat branding kita, karna kan kita jadi diliput dan brand-nya kesebut terus kan di artikel mereka atau di media mereka yang udah punya basis pembaca. Kedua kalo dari sisi internetnya kan ada yang namanya SEO, intinya adalah kalo website kita banyak disebut di website lain rangking website kita jadi naik. Ketiga ya ini dengan adanya si fitur donasi ini, donasinya nambah secara kan banyak orang yang ngeliat campaignnya, banyak orang yang tergerak untuk bantu, banyak orang yang donasi. Nih kalo disini jadi keliatan nih Liputan6 ngajakin sekian orang untuk donasi. Sisanya untuk waktu posting standar lah, waktu sore atau malem gitu-gitu sih, belom ada yang spesifik banget. 7. Bagaimana proses Kitabisa.com memutuskan untuk men-share suatu konten di media sosial? Ada berapa tahapan? Simple-nya kita kalo secara tim, on weekly basis setiap senin kita rapat konten kalender untuk seminggu ke depan. Kita brainstorm di hari itu apa aja konten-konten
yang perlu diangkat misalnya kita ada partnership dengan pihak-pihak tertentu nah itu kan perlu diangkat dan itu di pull, kalo misalkan juga ada campaign-campaign tertentu yang lagi rame di hari itu yang perlu diangkat kita masukin juga dan itu di set, selama seminggu ke depan udah ditentuin besok akan posting apa, besok akan posting apa dan seterusnya. Itulah hari senin, jadi sisanya setelah itu daily basis ya karna udah tau hari ini angkat apa, besok angkat apa jadi ya tinggal posting. Tim penulisnya tinggal bikin kontennya, nyiapin materinya, dan posting. Kalo sekarang tim yang ngurus sosial media tuh ada tiga orang, satu fokus di desainer dan video editor, satunya lagi tim writernya yang nulis dan posting di social medianya, satunya lagi tuh yang kadang bantu untuk nulis di blog. 8. Apa yang membedakan penggunaan media sosial oleh Kitabisa.com dengan media sosial oleh platform crowdfunding lain? Sejujurnya gue gak begitu ngikutin sih kalo sama platform crowdfunding lain bedanya seperti apa, karena sebenernya sih simple-nya gak terlalu penting juga sih untuk kita. Karena secara kompetisi juga kita gak kompetisi dengan mereka. Misalnya kayak Gandengtangan.com, mereka juga temen kita dan mereka juga agak lain segmentasinya, mereka ke arah peminjaman pokoknya beda lah sama Kitabisa. Kalo ditanya bedanya sama yang lain gue gak begitu tau sih, tapi mungkin salah satu yang beda dan keliatan beda adalah kita fokus di story sih, kita fokus di cerita. Jadi konten-konten di sosmed semuanya cerita gitu. 9. Apa saja kendala yang dihadapi Kitabisa.com dalam melakukan pengenalan tentang platform donasi online melalui media sosial? Sebenernya kendala yang paling dasar adalah masih banyak orang yang belom paham kan konsep ini seperti apa, gampangnya kan karena belanja online aja masih banyak yang belom ngerti, trus ini ada galang dana online. Trus kendala
berikutnya lebih ke arah gimana caranya membuat orang paham bahwa Kitabisa.com ini adalah alatnya, platform-nya, bukan lembaga yang punya duit dan ngasih bantuan ke orang. Karena itu yang paling banyak bikin orang salah paham lah. Orang ngiranya Kitabisa.com ini kayak Dompet Dhuafa, kayak Rumah Zakat gitu ya, kita punya uang banyak trus ada orang miskin atau ada apa-apa di bantu kayak gitu-gitu padahal kan nggak kayak gitu. Kita justru fokusnya ke gimana caranya orang make Kitabisa untuk galang dana gitu. Nah itu sebenernya kendala paling besar sih, cara memahamkan orang bahwa setelah mereka inspired dengan story yang kita share di sosmed, mereka tau the next thing to do adalah cuma dua opsi, antara mereka berdonasi dan mereka memilih campaign yang mau mereka bantu atau mereka menggalang dana. Nah kebanyakan orang masih ngeliat oh ya inspired lalu udah berenti disitu atau oh ya inspired, gue mau juga dong minta gitu. 10. Bagaimana Kitabisa.com meyakinkan masyarakat untuk melakukan penggalangan dana dan donasi melalui online? Sebenernya makin lama makin banyak sih yang aware, caranya adalah kita di kontennya lebih dijelaskan secara clear aja. Jadi kita bikin story dengan sudut pandang story-nya adalah nih ada sebuah masalah, nih ada orang yang melihat masalah itu, dia menyelesaikan masalah itu dengan bikin galang dana di Kitabisa, ngajakin temen-temennya patungan dan masalah itu selesai. Jadi kita arahkan storynya dan angle-nya lebih menyorot ke si yang galang dananya gitu, supaya orang paham bahwa nih prosesnya bukan ada masalah trus tiba-tiba ada orang random pada donasi trus masalahnya selesai, tapi ada orang yang jadi pahlawan galang dana ngajakin orang-orang untuk bantu, baru masalahnya selesai gitu. Jadi lebih di kontennya. 11. Tujuan apa yang ingin dicapai oleh tim marketing Kitabisa.com melalui media sosial?
Fokus utamanya itu tadi, gimana caranya dari konten yang kita share di social media lebih banyak orang yang galang dana di Kitabisa. Intinya sih simplenya kita ngedapetin banyak user lah. Which is user di Kitabisa tuh kategorinya cuma ada dua, yang galang dana atau yang donasi. Itu aja sih sebenernya fokusnya. Sisanya tambahan lah kayak ceritanya viral, banyak orang yang nonton kayak gitugitu itu semua bonus lah. Tapi fokus utama goalnya tetep tadi. Karna kalopun kita dapet lebih banyak share, lebih banyak views dan lain-lain, in the end kita expect-nya dengan lebih banyak orang yang tau ini, lebih banyak orang yang pake, lebih banyak orang lagi yang convert jadi campaigner atau jadi donatur. 12. Apa harapan Kitabisa.com untuk masyarakat Indonesia? Harapannya adalah satu, Kitabisa jadi top of mind setiap orang ngeliat masalah. Kalo orang ngeliat masalah langsung kepikiran Kitabisa.com, bisa diselesaikan dengan Kitabisa gitu. Itu sebenernya visi utamanya kayak gitu. Kedua, Kitabisa pengen lebih banyak orang galang dana online, orang lebih familiar dengan proses donasi dan charity secara online. Menuju Ramadhan ini kita lagi prepare mobile app. Fokusnya nanti supaya mempermudah orang donasi dan dalam tanda kutip ya membuat orang ketagihan untuk donasi karena prosesnya sangat simple, gampang, menyenangkan, dan orang juga dapet report setelah mereka donasi. Walaupun cuma 20 Ribu mereka dapet report, oh ternyata donasi lo sekarang masjidnya udah di bangun, atau orang miskinnya sekarang udah ke bantu udah punya usaha dan lain-lain. Targetnya sih H-7 hari Ramadhan kalo kekejar sama tim development. Gak ada segmentasi khusus dari umur berapa sampe umur berapa, targetnya adalah orang yang udah dua kali donasi di Kitabisa.com. Jadi kita emang targetin spesifik ke orang-orang yang udah pernah donasi di Kitabisa.com lebih dari dua kali berarti dia udah tau Kitabisa, dia udah pernah ngerasain gimana donasi di Kitabisa, sehingga
pas kita kasih mobile app ini mereka lebih dapet feel-nya, makanya kita menyasar ke orang-orang ini dulu, kalo di luar itu belakangan.
PEDOMAN WAWANCARA Kampanye Sosial di Media Sosial (Studi Kasus Computer Mediated Communication Pada Platform Crowdfunding Kitabisa.com) Waktu wawancara
: Rabu, 29 Maret 2017. Pukul 09:54 – 10:27 WIB.
Tempat wawancara
: Cafe Cangkir
Pewawancara
: Dian Andriani
Informan
: Delia Ulfah (Penggalang Dana PSM UIN Jakarta Goes To Busan)
LATAR BELAKANG INFORMAN 1. Latar belakang pendidikan Anda? Sekarang masih kuliah di UIN Jakarta, Jurusan Agribisnis dan lagi dalam proses skripsi juga. Kemarin ketunda ngelaksanain skripsinya karena persiapan ke Busan kemarin bener-bener jor-joran banget, jadi menomorsatukan yang kemarin dulu. 2. Ceritakan tentang keseharian Anda? Sekarang ini ikut semacam komunitas let’s grow up. Itu semacam komunitas perbaikan diri dan pengembangan diri gitu. Ada mahasiswa psikologi yang buka kayak konseling gitu. Ikut aja kayak gitu, pengen perbaikin diri juga. Sebelumnya emang di PSM dari 2012 sampai terakhir ngurus 2016. Dulu dari ikut Trapara pendidikannya sampai kepengurusan dua kali. Yang pengurusan pertama aku jadi koordinator departemen, kalau kemarin aku jadi BPH-nya yaitu bendahara makanya kenapa jadi ngurusin penggalangan dana juga, karena tuntutan juga kali ya. Bisa dibilang aku SPV-nya kompetisi kemarin. Kalau organisasi disini kan rata-rata OC
dan SC ya, nah aku ini kayak OC-nya, makanya ngurusin banget untuk kompetisi kemarin. 3. Apakah Anda mempunyai latar belakang bergabung dalam organisasi yang bersifat sosial? Bersifat sosial hmm dulu sih pas SMA. Kayak kegiatan baksos gitu karna aku OSIS. Kalau untuk sekarang ini mungkin agak jarang karena lebih fokus ke PSM ya. Di PSM sendiri rada jarang acara bakti sosial gitu, palingan buka puasa bersama anak yatim. Itupun dananya PSM udah ada, jadi nggak nyari-nyari dana lagi. 4. Ceritakan mengenai kampanye sosial yang Anda galang di Kitabisa.com? Sebenernya waktu itu penasaran sih ikut Kitabisa.com itu gimana sih. Ngeliat sebelumnya review paduan suara apa gitu, dia galang dana juga disitu dan lumayan hasilnya itu. Yaudah deh saat itu diputusin sama tim kalau kita ikut galang dana disana di Kitabisa.com itu. Salahnya sih mungkin kita ini cakupannya kurang luas, jadinya nggak begitu banyak hasil dari penggalangan dana di Kitabisa.com. Lebih banyak penggalangan dana kita dari sistem yang lain kayak door to door ke senior, ada yang ngamen, jualan juga trus ya kayak gitu-gitu lah. Malah dari ngamen gede juga lho sekiranya kita seminggu sekali ngamen tuh minimal dapet 1 juta, jadi lebih efektif yang offline-nya daripada online. Tapi emang kita penasaran juga sih, gimana sih Kitabisa.com ini kayaknya kalau yang lain-lain kan pada gede dapetnya. Yang aku tangkep sih orang-orang Kitabisa ini donaturnya lebih kepada donatur yang bersifat sosial gitu. Kalau pas kita, cakupannya kurang luas lalu kurang ada manfaatnya juga ke luar organisasi dan nggak terlalu urgent banget, nah itu kayaknya gak begitu pengaruh kalau pake Kitabisa.com. Bahkan aku pernah ya, temen aku anak PSM juga dia almarhum udah meninggal kemarin, waktu itu kita bukan lewat Kitabisa.com tapi kita broadcast aja. Jadi dia dulu kecelakaan dan dia
gak bisa bayar waktu itu, orangtuanya nggak bisa bayar. Kita coba galang dana lewat broadcast tadi dan malah lebih banyak lewat situ dapetnya. Broadcast lewat grup-grup gitu, sebenernya target bukan anak UIN tadinya tapi anak PSM aja. Tapi banyak juga anak UIN bahkan di luar UIN pada nyumbang gitu. Kayaknya hal-hal yang seperti itu, yang sifatnya urgent, sosial atau bencana alam pasti bakal lebih ngaruh kalo ke Kitabisa.com. Balik lagi ke Kitabisa.com waktu itu aku galang dana nggak begitu lama, Mei sampai Oktober 2016 kalau gak salah. Dari Kitabisa.com untuk akhirannya juga ngerangkumin gitu kayak gini, dana tersebut sudah dikirimkan ke dompet kebaikan, dia sendiri yang otomatis update gitu. KOMUNIKASI IMPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION 1. Apakah Anda seorang pengguna internet aktif? Iya pastinya dong.. 2. Dalam sehari, berapa jam Anda menggunakan internet? Karena aku lagi skripsian juga. Data yang aku butuhin juga data sekunder yang aku harus ambil lewat internet kayak gitu, jadi kayak udah tiap hari gitu, tiap jam kali ya hahaha. Bahkan aku aja baru tidur tadi jam 4 ngerjain skripsian, bangun jam 5 udah deh buka internet lagi. Dari kemarin emang nyari-nyari data gitu kan karena emang datanya lewat internet, jadi emang selalu kepake sih internet ini. 3. Media sosial apa saja yang Anda miliki? Aku punya Instagram, Path, cuma kayak Twitter aku ada tapi udah aku uninstall aplikasinya. Apalagi ya, Facebook juga. Yang standar-standar aja sih ya. 4. Sejak kapan Anda aktif menggunakan media sosial? Kayaknya dari jaman SMP kali deh. Waktu SMP kan lagi happening banget tuh ya Facebook, tahun 2007-2008 lah kira-kira.
5. Apakah Anda menggunakan emoticon atau mencantumkan foto pada kampanye sosial yang sedang Anda galang? Mengapa? Iya. Lebih ke tampilan dari akun kita aja sih. Kalau kita nampilin akun kita kan biasanya penggalangan dana yang lain kan nampilin kondisi seseorang tersebut, nah kalau kita kan nampilin aja sebagai orang yang mau berangkat ini loh squadsquadnya biar jelas, orang-orang bisa ngeliat dan biar lebih menarik aja. KOMUNIKASI INTERPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION 1. Mengapa Anda memutuskan untuk membuat penggalangan dana kampanye sosial di Kitabisa.com dan bukan di platform crowdfunding lain? Mungkin karena lebih sering terdengarnya Kitabisa.com kali ya. Dulu juga sering direkomendasiin kalau galang dana di Kitabisa.com aja. Direkomendasiin sama banyak orang, peluangnya lumayan kok yaudah akhirnya penasaran juga. 2. Apakah Anda menyebarkan tentang kampanye sosial yang sedang Anda galang di media sosial Anda? Iya. Bahkan sampai ganti-gantian gitu. Kita kan ada 4 ambitus kan, sopran, alto, tenor dan bass. Misalkan minggu ini sopran, minggu besok alto, jadi nggak yang semuanya posting karena kadang jadi spam juga kan, jadi ganti-gantian gitu. Kita biasanya juga konser kan, jadi biasanya barengan sama informasi konser bawahnya juga ada kalau ada yang mau donatur dana kita copas link yang ke Kitabisa.com gitu. 3. Bagaimana respon teman-teman Anda di media sosial terhadap kampanye sosial yang sedang Anda galang? Enggak sih, gak begitu ngerespon. Malah kayak misal ngejual tiket konser atau misalkan jualan gitu ya pada mesen, jadi lebih kearah sana. Tapi kalau untuk Kitabisa.com kayak mereka mau nyumbang atau nanya apa itu ngga sama sekali. Gak tau sih kalau yang lain, kalau ke aku sih enggak.
4. Seberapa sering Anda mengajak teman-teman Anda melalui media sosial untuk berdonasi di kampanye sosial yang sedang Anda galang? Biasanya seminggu sekali pasti ngasih tau karena kita sekalian nyari-nyari cara juga, gimana ya langkah selanjutnya setelah ini gitu. Karena dirasa kayaknya gak ada kemajuan yang besar lewat Kitabisa.com ini. Akhirnya ya yaudah setelah beberapa bulan aja aktifnya, setelah itu udah kayak hopeless gitu lah. Coba cara lain ajalah yang offline. Aku nge-share di Instagram bahkan aku sering banget nge-chat whatsapp ke senior aku ya ngasih broadcast kalau kita lagi galang dana di Kitabisa.com, tapi aku juga baru menyadari kalau Kitabisa.com ini juga bikin ribet mereka. Karna mungkin entah mereka belum ngerti sistemnya atau males buka website-nya atau gimana. Mungkin senior-senior kita juga sibuk dan gak mau ribetribet gitu kalau mau ngasih yaudah langsung ngasihnya gitu. Maka itu aku menyimpulkan kalau Kitabisa.com ini kurang efektif kalau untuk senior-senior aku ini. 5. Bagaimana cara Anda mendapatkan donatur untuk berdonasi di kampanye sosial yang sedang Anda galang? Dengan itu tadi aku broadcast terus-terusan supaya orang jadi inget dan notice. Juga ngasih tau dari mulut ke mulut. KOMUNIKASI HYPERPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION 1. Anda lebih memilih komunikasi melalui tatap muka langsung atau komunikasi melalui internet? Apa alasannya? Dua-duanya sih, tapi lebih enak ngomong langsung. Lebih apa ya, kadang kalau lewat chat kan agak beda ya arti yang kita sampein ke orang lain beda. Jadi kalau orang itu gak ngerti isi chat ya aku telfon langsung mendingan. Kalau yang sifat obrolannya serius gitu enakan lewat tatap muka langsung sih pastinya.
2. Apakah Anda nyaman menggunakan media sosial yang Anda miliki? Nyaman sih, emang gak pernah macem-macem juga dan gak pernah kan orang kadang suka di akun-akun mana suka ngomen, nah aku tuh enggak kayak gitu. Biasa aja paling komen-komen ke orang yang di kenal aja kayak ke temen. Jadi kan ada tuh orang yang sampai di block-block segala hahaha aku nggak kayak gitu sih, buat happy-happy aja. 3. Darimana Anda tahu tentang platform crowdfunding Kitabisa.com? Waktu itu dari temen terus pertama kali dari ITB kayaknya, paduan suara ITB waktu itu galang dana juga tapi dia gede dapetnya. Setelah aku liat-liat ternyata penggalangan dana dia tuh memang buat dia tapi berapa persen gitu mereka buat semacam kelas musik gratis, sosialnya tuh kesana. Jadi dia dapet duit nih, tapi dia juga nyebar ilmu yang mereka punya ke orang-orang. Ngerasanya sih PSM kemarin tidak terlalu banyak donatur mungkin karena itu juga kali ya, kita ngga ada yang buat menariknya ini. Karena kita ngegunainnya kan masih baru juga ya, belum ngerti kalau ternyata seperti itu gitu. Oh berarti ternyata si ITB ini dapet banyak karena ngasih ilmu juga ke orang-orang. Dia ngasih juga buat sekolah alam kalau gak salah, ke arah sosial juga sih. Kalau yang sistemnya kayak kita gitu, itu harus dibuat semenarik mungkin kemasannya di Kitabisa.com itu. 4. Apakah Anda mengikuti aktivitas platform crowdfunding Kitabisa.com di media sosial? Oh enggak sama sekali. Cuma dulu paling suka buka website-nya aja buat ngecek-ngecek ada apaan aja sih disana.. 5. Apakah sebelumnya Anda pernah berdonasi di platform crowdfunding Kitabisa.com? Belum pernah. Ada rencana sih buat donasi kesana. Tapi aku lebih prefer donasi ke orang yang deket-deket aku aja dulu. Mungkin ini juga alasan senior-senior
PSM kenapa nggak lewat Kitabisa.com dan lebih milih buat donasi langsung ke aku. Kalau nggak misalkan di sosial media juga ada kan campaign dari Dompet Dhuafa atau Aksi Cepat Tanggap, nah mendingan kesana aja langsung, atau ada orang yang membutuhkan ya langsung kesitu aja langsung. Setau aku ACT itu juga kerjasama sama Kitabisa.com ya, dan aku ngerasa kayaknya Kitabisa.com nggak bisa sendiri gitu. Kalau misalnya ACT kan mereka masih banyak bagian-bagian sosial yang lain, kalau Kitabisa.com ini kayaknya kalau sendiri kurang dapet gitu. Mungkin orangorang yang kayak aku lebih milih untuk ke ACT atau Dompet Dhuafa ketimbang melewati Kitabisa.com ini.
PEDOMAN WAWANCARA Kampanye Sosial di Media Sosial (Studi Kasus Computer Mediated Communication Pada Platform Crowdfunding Kitabisa.com) Waktu wawancara
: Rabu, 29 Maret 2017. Pukul 12:55 – 13:30 WIB.
Tempat wawancara
: Masjid Fatullah Ciputat
Pewawancara
: Dian Andriani
Informan
: Faiz Nasrullah Al-Hakim (Penggalang Dana Olimpiade Quran 2017)
LATAR BELAKANG INFORMAN 1. Latar belakang pendidikan Anda? Saya masih kuliah di Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir Hadist UIN Jakarta, saat ini menginjak semester 8. Kemudian, semester 4 di Pondok Pesantren Darussunnah di belakang Fakultas Kedokteran UIN Jakarta, ngambil Jurusan Hadist. 2. Ceritakan tentang keseharian Anda? Kalau aktivitas sekarang karena udah nggak ada jadwal kuliah, sekarang paling di Pondok atau di LTTQ. Kalau di LTTQ ini udah setiap hari ya karena saya Ketua Umumnya jadi saya selalu kontrol. Kemudian saya juga ngajar privat untuk bapak-bapak dan ibu-ibu untuk mengajar tahsin ilmu al-quran. Karena masih banyak bapak-bapak yang mungkin dulunya nggak belajar quran. Ya gitu paling aktivitasnya, ngajar, di LTTQ, sama di Pondok. 3. Apakah Anda mempunyai latar belakang bergabung dalam organisasi yang bersifat sosial?
Kalau khusus sosial banget sih enggak, tapi kalau baksos sih udah pernah waktu sekolah. Kalau pas di LTTQ pernah disini ada kebakaran tuh yang di rumah kampung pemulung, itu kita baksos disitu juga. 4. Ceritakan mengenai kampanye sosial yang Anda galang di Kitabisa.com? Olimpiade ini diperuntukkan untuk santri se-Indonesia. Kegiatan ini berlangsung 2 tahun sekali, yang pertama pada tahun 2014 lalu sekarang 2017. Kalau yang pertama itu mahasiswa, kalau yang saat ini santri. Awalnya kita juga pengen mahasiswa lagi, tapi kita survey dulu sekarang banyak event-event di Indonesia, kayak ini ada Pioneer di Aceh pokoknya event-event mahasiswanya udah banyak jadi khawatirnya udah banyak yang ikut disana. Jadinya kita ubah segmentasinya buat santri, gitu. Untuk perwakilan santri saat ini dari Aceh sampai Jawa Timur sudah ada. Cuma ya itu, kendalanya ya jarak dan biayanya. Karena kita cuma nyediain penginapan sama penjemputan dari kedatangan kesini. Kegiatannya dilakukan di LTTQ dan di UIN. Fasilitas kita cuma penjemputan dari bandara atau Terminal Senen dan Terminal Lebak Bulus kesini. Jadi ya misalnya yang dari Aceh atau dari daerah itu ngirimnya hanya 1 orang, karena kendalanya di kendaraan atau ongkos. Kebanyakan tuh Bogor atau Bekasi. Kegiatan ini berkaitan semuanya dengan Al-Quran, ada yang hafalan, ada yang tilawah, dll. Penggalangan dana ini tuh berjalan sampai nanti 10 April, kira-kira ada 52 hari. Memang kemarin udah direncanakan untuk buat sejak lama, tapi karena belum paham cara ngegunainnya jadi saya pelajari dulu. Nah pas kapan itu baru saya paham caranya, kalau belum tau caranya kan khawatirnya penggalangan dana ini bohongan. Setelah udah yakin, baru saya buat. Mungkin nanti bisa saya perpanjang soalnya kegiatannya mulai tanggal 21 April. KOMUNIKASI IMPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION
1. Apakah Anda seorang pengguna internet aktif? Kalau saya menilai sih iya.. Saya sendiri ke internet itu memang sangat suka ya. Semua media sosial hampir semuanya aktif mulai dari Twitter, Facebook dan saya juga suka IT juga ya walaupun saya di Jurusan Hadist. Jadi saya kalau di Darsun itu megang website-nya Darsun ya. Di Darsun itu ada SID, itu sistem informasi darussunnah. Memang saya menjadi penanggung jawab di media sosialnya, tapi saya bagi-bagi jadi saya yang megang website-nya, kemudian yang lain megang Instagram dan macem-macem tapi tetep saya kontrol. Kemarin waktu di HMJ juga saya dapat bagian di humas yang bagian media-media gitu juga. Kalau di LTTQ saat ini juga yang dikembangkan itu bagian human dan kewirausahaan ya, jadi untuk website dan yang lainnya memang saya kontrol bener-bener. 2. Dalam sehari, berapa jam Anda menggunakan internet? Kalau sehari berapa ya.. Kadang kalau misalkan lagi senggang ya, atau lagi mau ngaji gitu ngecek media sosial dulu sih hehehe. Kalau lagi ngurusin kegiatan ini kan juga koordinasi lewat whatsapp sama temen-temen. Termasuk saat galang dana ini, kan emang galang dananya lewat media sosial jadi hampir tiap hari ya. Ya mungkin kalau di total ada 5 sampai 6 jam sehari. 3. Media sosial apa saja yang Anda miliki? Website ada.. Instagram, Facebook, Twitter. Kalau Path kan sekarang udah jarang dipakai jadi agak ditinggalin lah ya. Linkidn juga ada, banyak sih.. Pokoknya yang lagi trending dipakai lah hehe.
4. Sejak kapan Anda aktif menggunakan media sosial? Kalau paling pertama itu Facebook pas kelas 2 MTS. Pertama kali bikin akun ya, sekitar tahun 2008. Karena saya semenjak MTS tuh belum masuk ke komputer.
Jadi saya tuh pas kelas 6 SD sebenernya gak suka komputer, laptop juga belum ada kan. Saya sering di ajak ke warnet tuh, saya pikir ngapain sih, tapi lama-lama mulai suka. Pas SMA itu mulai suka desain-desain gitu, sampai saat ini udah bisa desain sendiri dan udah suka sama media-media sosial lah gitu. 5. Apakah Anda menggunakan emoticon atau mencantumkan foto pada kampanye sosial yang sedang Anda galang? Mengapa? Iya.. Kalau foto itu biar lebih apa ya, kalau tulisan doang kan kayak gimana gitu, kurang bukti aja kalau kegiatan ini real. Soalnya yang saya tampilkan disitu misalnya saya audiensi ke Dirjen Pesantren, jadi sebagai bukti juga kalau kegiatan ini udah ada legalitas dari Kementrian Agama gitu. Kemudian kita juga dibuatkan desain campaign gitu biar lebih menarik. Jadi tuh informasinya lebih menarik visualisasinya. Kalau penggunaan emoticon sih pas saya nge-share di medsos ya. Biasanya emot senyum sih, memang harus kayak gitu. Kemarin kan pernah belajar juga, pertama tuh kalau kita ngajak campaign itu jangan lewat broadcast tapi kita personal message satu per satu ke orang, jadi minimal semua kontak di handphone kita tuh bisa kita personal message satu-satu gitu. Maka itu di whatsapp, di inbox facebook pasti saya ajakin. Harus di sapa dulu orangnya dan emoticon itu ada pengaruhnya disitu biar keliatan lebih ramah. KOMUNIKASI INTERPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION 1. Mengapa Anda memutuskan untuk membuat penggalangan dana kampanye sosial di Kitabisa.com dan bukan di platform crowdfunding lain? Pertama kenapa galang dana online dulu, setiap panitia kita bebankan untuk mengumpulkan dana sekitar 1 juta. Sedangkan nggak semua panitia itu pede kalau meminta donasi langsung menggunakan proposal gitu. Makanya sengaja dibuatkan campaign di Kitabisa.com karena kan nggak perlu tatap muka, jadi saya ajarin
bagaimana cara menyampaikannya dan yaudah akhirnya bisa gitu. Kenapa milihnya Kitabisa.com, karena saya baru kenalnya itu sih dan sebelumnya pernah lihat dari temen yang rumahnya kebakaran sampai hancur, nah itu kan pakai Kitabisa.com makanya saya tau. Awalnya juga ragu, ini beneran apa nggak tapi ternyata ada juga temen saya dari bidik misi yang pernah galang dana disitu. Jadi kalau ditanya kenapa galang di Kitabisa itu karena ada keterkaitan, orang-orang yang menggalang dana tuh saling berhubungan jadi yakin. Yang pertama itu kan faktor kepercayaan ya, apalagi di internet tuh jangan sampai kena dibohongin gitu. Kitabisa.com juga terkenal banget, kayak Pak Ridwan Kamil kan juga pake.. 2. Apakah Anda menyebarkan tentang kampanye sosial yang sedang Anda galang di media sosial Anda? Iya di semuanya.. Di Twitter, Facebook, Instagram, sampai website juga. Temen-temen saya juga saya sebarkan juga.. 3. Bagaimana respon teman-teman Anda di media sosial terhadap kampanye sosial yang sedang Anda galang? Macem-macem sih responnya. Kalau yang disebarkan di media sosial misalnya Facebook itu paling pada nge-likes sih. Tapi yang bener-benernya itu kalau kita personal message. Jadi emang saya pelajari dulu tips yang diberikan oleh Kitabisa.com, caranya itu jangan di broadcast tapi di personal message satu per satu dan memang bener beda banget. Alhamdulillah kalau saya hitung dari inbox Facebook dan yang lainnya itu terhitung 400 orang ada, ya sampai pegel lah ya nerangin. Dari jumlah segitu yang keliatan udah ada 26 orang, cuma beda-beda ada yang ngasihnya 300 Ribu, 500 Ribu, 1 Juta macem-macem lah ya. Makanya dari sekian banyak orang yang paling banyak ngumpulin tuh saya, karena yang lain tuh belum begitu ngerti caranya. Dari cerita mereka, kalau di bales kayak gini tuh udah
nge-down gitu. Saya juga nemuin respon macem-macem, ada yang kayak gini jawabnya kayak gini, kebanyakan sih cewek yang ngerasanya gimana gitu. Nah itu yang saya bangun terus ke anak-anak supaya jangan pantang menyerah. Sampai sekarang tuh masih ada yang minta diingatkan kalau udah deket hari kegiatan seperti dosen itu dia mau donasi. Kemarin juga ada sih yang udah donasi tapi belum transfer ada, memang nggak sekali jadi sih. Bahkan dari 400 orang itu ada yang sampai 3 kali saya hubungi, jadi saya follow up terus. 4. Seberapa sering Anda mengajak teman-teman Anda melalui media sosial untuk berdonasi di kampanye sosial yang sedang Anda galang? Kalau awal-awal hampir setiap hari, di seminggu awal. Karena memang kendala awal yang saya hadapi pun itu kepercayaan dari temen-temen sendiri. Makanya saya sebagai inisiator campaign ini harus membuktikan. Kenapa saya pribadi harus buat kode fundraiser itu tujuannya bukan untuk pamer kalau saya yang paling banyak dapat donatur tapi biar temen-temen tuh yakin, karena kendalanya di kepercayaan gitu. Khawatir uangnya sudah didonasikan tapi kegiatannya nggak jadi gitu. 5. Bagaimana cara Anda mendapatkan donatur untuk berdonasi di kampanye sosial yang sedang Anda galang? Melalui personal message itu satu per satu di kontak dan di follow up terus.. Tapi kadang ada yang di kampung itu kan nggak paham kalau disuruh ngisi-ngisi dulu sebelum donasi makanya pada mau transfernya ke rekening saya aja gitu. KOMUNIKASI HYPERPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION 1. Anda lebih memilih komunikasi melalui tatap muka langsung atau komunikasi melalui internet? Apa alasannya?
Karena pengalaman juga sih, kalau pakai media sosial tuh sering salah tafsir gitu. Padahal kita ngomongnya biasa tapi ada konflik. Sebenernya komunikasi itu lebih baik lewat tatap muka langsung jadi kelihatan ekspresinya seperti apa. Cuma kalau lagi gak bisa ya balik lagi ke media sosial itu penting. Makanya sering ngajak ketemu aja, misalnya saya hubungin kapan orang itu ada waktu untuk ketemu. 2. Apakah Anda nyaman menggunakan media sosial yang Anda miliki? Nyaman sih, manfaatnya banyak dan gampang untuk nyebar-nyebarin informasi.. 3. Darimana Anda tahu tentang platform crowdfunding Kitabisa.com? Dari yang tadi itu, bener-bener baru tau saya. Jadi saat itu ada yang ngeshare trus saya buka link-nya kok menarik ya penggalangan dana ini, kok bisa gitu galang dana lewat online. Itu pertama kali baru kenal ya pas kejadian kebakaran itu. 4. Apakah Anda mengikuti aktivitas platform crowdfunding Kitabisa.com di media sosial? Hmm.. Enggak sih. Paling ngeliat website-nya aja sih Kitabisa.com. Saya nggak pernah kepikiran buat nge-follow sih hehe. Waktu itu sih saya pernah ngikutin aktivitasnya buka di fanpage Facebook-nya. 5. Apakah sebelumnya Anda pernah berdonasi di platform crowdfunding Kitabisa.com? Kalau untuk donasi lewat Kitabisa.com saya pernah tapi ke campaign saya sendiri hahahaha. Untuk uji coba sih, masuk atau enggak uangnya gitu. Ada rencana juga sih untuk berdonasi, nantilah selesai campaign saya ini pasti saya donasi disitu.
PEDOMAN WAWANCARA Kampanye Sosial di Media Sosial (Studi Kasus Computer Mediated Communication Pada Platform Crowdfunding Kitabisa.com) Waktu wawancara
: Senin, 03 April 2017
Tempat wawancara
: Via Email
Pewawancara
: Dian Andriani
Informan
: Sarasticha Ayu Pamargi (Penggalang Dana Kado Untuk Yatim)
LATAR BELAKANG INFORMAN 1. Latar belakang pendidikan Anda? Sedang menempuh pendidikan Ilmu Ekonomi di Universitas Gadjah Mada. 2. Ceritakan tentang keseharian Anda? Saat ini saya masih tercatat sebagai mahasiswi tingkat akhir yang merantau di Jogja. Keseharian saya adalah kuliah dan mengelola bimbingan belajar yang saya dirikan bersama teman-teman. 3. Apakah Anda mempunyai latar belakang bergabung dalam organisasi yang bersifat sosial? Ya. Saya pernah beberapa kali melakukan kegiatan amal. 4. Ceritakan mengenai kampanye sosial yang Anda galang di Kitabisa.com?
Charity ( kitabisa.com/kadountukyatim ) Saya mengikuti program fakultas yaitu penggalanan dana untuk panti asuhan yatim, dhuafa dan difabel yang terletak di Bantul, Yogyakarta. Dana yang terkumpul dari kampanye sosial ini digunakan untuk membeli 200 kado untuk anak yatim dan difabel.
KKN ( kitabisa.com/tunasbacan ) Saya bersama kelompok KKN menggunakan Kitabisa.com untuk menggalang dana bagi masyarakat Pulau Bacan, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Dana yang terkumpul dari kampanye sosial ini kami salurkan untuk melaksanakan kegiatan yang mampu mendorong kemandirian dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
KOMUNIKASI IMPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION 1. Apakah Anda seorang pengguna internet aktif? Ya. Saya seorang pengguna aktif. 2. Dalam sehari, berapa jam Anda menggunakan internet? Kurang lebih 5 jam. 3. Media sosial apa saja yang Anda miliki? Twitter, Instagram, Path, Wattpad, Line dan Whatsapp. 4. Sejak kapan Anda aktif menggunakan media sosial? Kurang lebih sejak 8 tahun yang lalu. 5. Apakah Anda menggunakan emoticon atau mencantumkan foto pada kampanye sosial yang sedang Anda galang? Mengapa? Mencantumkan foto. Karena dengan begitu akan menarik minat masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam kampanye yang sedang saya galang. KOMUNIKASI INTERPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION 1. Mengapa Anda memutuskan untuk membuat penggalangan dana kampanye sosial di Kitabisa.com dan bukan di platform crowdfunding lain? Karena pengunjung dari platform tersebut sudah banyak dan dapat di akses oleh berbagai kalangan.
2. Apakah Anda menyebarkan tentang kampanye sosial yang sedang Anda galang di media sosial Anda? Ya, saya sebarkan ke medsos. Karena itu cara yang efektif untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam kampanye yang sedang saya galang. 3. Bagaimana respon teman-teman Anda di media sosial terhadap kampanye sosial yang sedang Anda galang? Mereka ikut tertarik untuk mempromosikan kampanye yang saya galang tersebut bahkan mereka juga ikut menyumbangkan dana. 4. Seberapa sering Anda mengajak teman-teman Anda melalui media sosial untuk berdonasi di kampanye sosial yang sedang Anda galang? Biasanya selama kurang lebih 2 bulan awal sejak saya membuat kampanye sosial ini, saya selalu aktif setiap hari untuk mengajak teman-teman berdonasi melalui media sosial. 5. Bagaimana cara Anda mendapatkan donatur untuk berdonasi di kampanye sosial yang sedang Anda galang? Rajin mempromosikan dan menyebarkan kampanye sosial yang sedang saya galang ke seluruh teman-teman. KOMUNIKASI HYPERPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION 1. Anda lebih memilih komunikasi melalui tatap muka langsung atau komunikasi melalui internet? Apa alasannya? Tergantung. Apabila dapat tatap muka maka saya akan lebih memilih komunikasi langsung karena dapat mengurangi miss communication, namun internet juga merupakan alternatif yang sangat cocok digunakan jika berhubungan jarak jauh. 2. Apakah Anda nyaman menggunakan media sosial yang Anda miliki?
Ya, saya nyaman. 3. Darimana Anda tahu tentang platform crowdfunding Kitabisa.com? Dari internet (media sosial). 4. Apakah Anda mengikuti aktivitas platform crowdfunding Kitabisa.com di media sosial? Ya. Hanya di Instagram saja saya mengikuti aktivitasnya karena saya cenderung aktif di Instagram. 5. Apakah sebelumnya Anda pernah berdonasi di platform crowdfunding Kitabisa.com? Pernah satu kali.
PEDOMAN WAWANCARA Kampanye Sosial di Media Sosial (Studi Kasus Computer Mediated Communication Pada Platform Crowdfunding Kitabisa.com) Waktu wawancara
: Jum’at, 07 April 2017. Pukul 12:09 – 12:47 WIB.
Tempat wawancara
: Fakultas Psikologi UIN Jakarta
Pewawancara
: Dian Andriani
Informan
: Yulinda Ashari
LATAR BELAKANG INFORMAN 1. Latar belakang pendidikan Anda? Aku dari SMK dulu di Kuningan, Jawa Barat Jurusan Pariwisata, aku lulus tahun 2012 dan lanjut ke Komunikasi UPI tapi karena gak sesuai passion pada waktu itu makanya aku keluar tahun 2013, aku sempet kerja lalu aku daftar lagi di UIN Jakarta Jurusan Psikologi di tahun 2014. 2. Ceritakan tentang keseharian Anda? Saat ini aku aktif di Aliansi Selamatkan Anak Indonesia (ASA Indonesia) di Divisi Riset dan Kajian, terus aku juga jadi Wakil Ketua di HIMPASI (Himpunan Pecinta Anak Spesial Indonesia) sama dosenku, sekarang dalam proyek penulisan buku juga gitu. Aku kemarin juga sempat jadi asisten penelitian juga buat dosen aku untuk Collaborative Research International sama Australia, topiknya tentang disabilitas. Aku juga dapat beasiswa dari LAZNAS BSM, aku cukup aktif juga disana. 3. Apakah Anda mempunyai latar belakang bergabung dalam organisasi yang bersifat sosial?
Paling itu di ASA Indonesia. Itu fokusnya lebih ke anak-anak dan disabilitas. Aku juga gabung di CCE (Charity For Children Education) jadi aku ngajar gitu, biasanya untuk anak pemulung seminggu sekali gitu. 4. Ceritakan mengenai kampanye sosial yang Anda galang di Kitabisa.com? Awalnya aku juga gak familiar dengan Kitabisa.com, kebetulan salah satu temenku juga kerja di Kitabisa.com dan nawarin aku untuk bikin penggalangan dana gitu. Akhirnya aku memutuskan untuk tanya ke temen-temen, siapa kira-kira mau satpam atau siapakah, tapi mereka juga masih stuck banget bingung mau bantu siapa. Kebetulan aku deket sama kakek, sering ketemu di psikologi ini dan sering ngobrol-ngobrol juga. Kebetulan momennya pas ramadhan jadi aku bikin THR untuk kakek abu gosok gitu, karena aku pikir kakek juga layak untuk dikasih karna butuh dan responnya cukup bagus karna banyak juga yang udah kenal. Latar belakang kakek ini cukup kompleks ya, aku pernah juga ke tempat tinggalnya dan dia tinggal sendiri. Katanya udah cerai sama istrinya dan punya anak 7 tapi udah gak pernah nengok-nengok lagi. KOMUNIKASI IMPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION 1. Apakah Anda seorang pengguna internet aktif? Yes.. Aku lebih sering di Facebook ya, dulu sempet juga aktif di Blog. Trus sekarang baru-baru ini juga aktif di Instagram. Browsing juga sering sih, malah aku lebih sering belajar lewat internet gitu atau lewat Youtube. 2. Dalam sehari, berapa jam Anda menggunakan internet? Karena sering banget make dalam sehari, mungkin lima sampai enam jam ya.. 3. Media sosial apa saja yang Anda miliki?
Aku punya Facebook, Twitter dan Instagram. Tapi lebih ke Facebook dan Instagram. Karena aku bikin medsos juga karena butuh gitu. Tapi karena aku gak bisa kelola banyak jadi ya di Facebook dan Instagram. 4. Sejak kapan Anda aktif menggunakan media sosial? Sejak 2009 kali ya.. Cuma baru-baru aktif tahun 2011. 5. Apakah Anda menggunakan emoticon atau mencantumkan foto pada kampanye sosial yang sedang Anda galang? Mengapa? Waktu campaign iya, aku pake emoticon senyum dan love. Nyantumin foto juga, biar orang-orang percaya dan tertarik gitu. Karena kalo cuma tulisan aja kan kurang ya, nanti orang-orang ngiranya campaign aku hoax lagi.. KOMUNIKASI INTERPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION 1. Mengapa Anda memutuskan untuk membuat penggalangan dana kampanye sosial di Kitabisa.com dan bukan di platform crowdfunding lain? Karena kebetulan ada temen yang kerja disitu, saya dipaksa untuk galang dana ya hahahaha enggak kok becanda, aku malah berterimakasih sama dia karena seneng banget bisa bantu orang-orang. Kemarin itu baru tau Kitabisa.com karena emang lagi happening banget dan sekarang juga tambah happening ya. Seneng sih sekarang ada website yang bisa galang dana online, kayak misalnya aku mau bantu orang tapi aku gak punya uang jadinya aku bisa kan galang dana aja. 2. Apakah Anda menyebarkan tentang kampanye sosial yang sedang Anda galang di media sosial Anda? Iya. Waktu itu aku share di Facebook dan ke temen-temen lewat Whatsapp. Aku juga dikasih tau dari Kitabisa.com supaya orang-orang itu ikut donasi, caranya dengan aku chat personal terus minta bantuan aja ke temen-temen yang punya
banyak link, kita minta dia untuk nge-share juga. Kalo kita broadcast di grup, itu kan chat kita bisa ketumpuk sama chat yang lain, jadi ya itu aku personal message aja. 3. Bagaimana respon teman-teman Anda di media sosial terhadap kampanye sosial yang sedang Anda galang? Di Facebook cukup banyak juga yang donasi dan ada beberapa yang ngasih komentar, karena aku kan cukup aktif ya. Mereka ikut donasi, mereka percaya gitu. Bahkan salah satu temen aku yang lagi kuliah di Perancis dia juga ikutan, makanya aku cukup kaget juga. Tapi menarik juga sih, kayak dosen-dosen aku juga ikutan. 4. Seberapa sering Anda mengajak teman-teman Anda melalui media sosial untuk berdonasi di kampanye sosial yang sedang Anda galang? Gak begitu sering sih, waktu itu campaign ini sempat aku hentikan karena ternyata diluar ekspektasi aku. Saat itu aku targetkan 5 Juta, tapi dalam seminggu bisa lebih dari 5 Juta gitu. Mungkin kalo aku terusin, bisa dapet donasi banyak banget karena banyak yang mau bantu kakek, mungkin karena udah banyak juga yang tau tentang kakek. 5. Bagaimana cara Anda mendapatkan donatur untuk berdonasi di kampanye sosial yang sedang Anda galang? Aku nge-share ke temen-temen aku lewat personal message itu.. KOMUNIKASI HYPERPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION 1. Anda lebih memilih komunikasi melalui tatap muka langsung atau komunikasi melalui internet? Apa alasannya? Kalo untuk personal aku lebih suka tatap muka langsung. Tapi kalo untuk diskusi dengan banyak orang mungkin aku lebih milih lewat internet. Aku sering juga dapet masalah karena komunikasi lewat teks itu, makanya kalo obrolannya udah gak
bener, aku mending telfon aja atau ketemu biar ketauan gitu nada bicara kita kayak apa. Paling enak tatap muka lah emang terbaik. 2. Apakah Anda nyaman menggunakan media sosial yang Anda miliki? Aku nyaman sih. Sekarang udah bisa atur waktu juga untuk gunain medsos, karena di Facebook aku buat Rumah Konseling Kita, untuk orang-orang yang mau curhat ke aku, mungkin karena orang-orang tau kalau aku mahasiswi psikologi. 3. Darimana Anda tahu tentang platform crowdfunding Kitabisa.com? Dari temen aku namanya Muhammad Junaedi, dia udah kerja sekitar satu tahun di Kitabisa.com. Awalnya dia ngajak aku untuk galang dana dan donasi di Kitabisa.com lalu aku realisasikanlah lewat campaign kakek abu gosok itu. 4. Apakah Anda mengikuti aktivitas platform crowdfunding Kitabisa.com di media sosial? Aku ngikutin aktifitasnya di Instagram dan fanpage-nya di Facebook. Karena aku juga menghargai Kitabisa.com yang udah memudahkan. Jadi aku ngerasa udah ikut menebar kebaikan dengan likes dan share itu, karena gak ada dampak buruknya juga kan ke orang lain. 5. Apakah sebelumnya Anda pernah berdonasi di platform crowdfunding Kitabisa.com? Ya.. Aku pernah donasi ke campaign Pembuatan MCK di Taman KanakKanak UNJ. Aku juga berencana untuk donasi lagi ke Kitabisa.com kalo ada rezeki dan kalo waktunya tepat.
PEDOMAN WAWANCARA Kampanye Sosial di Media Sosial (Studi Kasus Computer Mediated Communication Pada Platform Crowdfunding Kitabisa.com) Waktu wawancara
: Minggu, 02 April 2017
Tempat wawancara
: Via Email
Pewawancara
: Dian Andriani
Informan
: Dhimas Aryadi (Donatur PSM UIN Jakarta Goes To Busan)
LATAR BELAKANG INFORMAN 1. Latar belakang pendidikan Anda? S-1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ceritakan tentang keseharian Anda? Bekerja sebagai Pegawai Bank di Bank Swasta Asing di Jakarta. Tidak ada kebiasaan istimewa lainnya. 3. Apakah Anda mempunyai latar belakang bergabung dalam organisasi yang bersifat sosial? Untuk organisasi yang totally sosial belum pernah. Kalau organisasi kesenian sih pernah. KOMUNIKASI IMPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION 1. Apakah Anda seorang pengguna internet aktif? Sangat aktif. Sosial media terutama Facebook terus aktif selama 24 jam. 2. Dalam sehari, berapa jam Anda menggunakan internet? Sepertiga waktu saya sepertinya digunakan untuk mengakses media sosial.
3. Media sosial apa saja yang Anda miliki? Facebook, Instagram, Path dan Google Plus. 4. Sejak kapan Anda aktif menggunakan media sosial? Paling pertama itu saat membuat Facebook pada Maret 2009. 5. Apakah Anda puas dengan penjelasan oleh penggalang dana mengenai kampanye sosial yang sedang di galang? Puas... KOMUNIKASI INTERPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION 1. Mengapa Anda memutuskan untuk berdonasi di Kitabisa.com dan bukan di platform crowdfunding lain? Karena waktu itu PSM UIN Jakarta buka charity disini jadi saya ikut. 2. Apakah Anda hanya berdonasi pada kampanye sosial yang digalang oleh orang yang Anda kenal? Mengapa? Tidak juga. Kalau penggalang dana jelas dan acaranya juga jelas, pasti saya akan berdonasi. 3. Bagaimana Anda menentukan kampanye sosial yang akan Anda donasikan? Pilih salah satu yang menurut saya worth it, lalu sumbang disitu. 4. Apakah Anda pernah men-share kampanye sosial yang Anda donasikan di media sosial Anda? Pernah. Karena saat itu yang saya bisa lakukan hanya menyumbang sedikit dana, jadi saya share juga untuk disebarluaskan. KOMUNIKASI HYPERPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION 1. Anda lebih memilih komunikasi melalui tatap muka langsung atau komunikasi melalui internet? Apa alasannya?
Dua-duanya bisa. Saya fleksibel. 2. Apakah Anda nyaman menggunakan media sosial yang Anda miliki? Saya nyaman.. 3. Darimana Anda tahu tentang platform crowdfunding Kitabisa.com? Awalnya dari Facebook. 4. Apakah Anda mengikuti aktivitas platform crowdfunding Kitabisa.com di media sosial? Pernah sesekali. Karena saya aktif di Facebook jadi saya ikuti kegiatannya disana. 5. Seberapa sering Anda berdonasi di platform crowdfunding Kitabisa.com? Baru satu kali. 6. Apakah sebelumnya Anda pernah menggalang dana di platform crowdfunding Kitabisa.com? Tidak pernah..
PEDOMAN WAWANCARA Kampanye Sosial di Media Sosial (Studi Kasus Computer Mediated Communication Pada Platform Crowdfunding Kitabisa.com) Waktu wawancara
: Sabtu, 01 April 2017. Pukul 10: 57 – 11:34 WIB.
Tempat wawancara
: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pewawancara
: Dian Andriani
Informan
: Ania Suci (Donatur Olimpiade Quran 2017)
LATAR BELAKANG INFORMAN 1. Latar belakang pendidikan Anda? Lulusan MAN Pandeglang dan saat ini masih menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam. 2. Ceritakan tentang keseharian Anda? Selain
kuliah
kadang-kadang
ikut
Komunitas
IOC
(Islamic
Otaku
Community), komunitas tentang anime-anime gitu, cosplay, dan lain-lain. 3. Apakah Anda mempunyai latar belakang bergabung dalam organisasi yang bersifat sosial? Enggak.. Tapi kegiatan sosial pernah kayak penggalangan dana. Terus juga pernah ikut kegiatan Gemar (Gerakan Mari Berhijab) kayak gitu. Itu acara gabungan dari komunitas-komunitas. Kebetulan aku gabung ke IOC Berbakti, itu emang masuknya ke ranah sosial kayak penggalangan dana, kayak daur ulang sampah, daur ulang pakaian bekas terus dijadiin pin dan nanti dijual dan hasilnya didonasiin gitu. Jadi Gemar itu acaranya ngumpulin hijab abis itu dibagi-bagiin di car free day, jadi
target kita para wanita muslim yang belum pake hijab atau muslim yang hijabnya masih nerawang kayak gitu. Hijabnya baru tapi ada juga yang bekas, tapi masih layak pakai. Itu juga kita sortir dulu sehari sebelumnya gitu. KOMUNIKASI IMPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION 1. Apakah Anda seorang pengguna internet aktif? Kayanya pasif deh, lebih ke pasif. Karena jarang megang handphone juga, paling di handphone juga cuma ada whatsapp sama bbm aja. Kalo browsingbrowsing juga jarang banget. 2. Dalam sehari, berapa jam Anda menggunakan internet? Kira-kira berapa jam ya, karena kalo nggak ada perlu untuk komunikasi sama orang lain ini handphone tuh didiemin aja, jadi nganggur gitu. Kalo sekarang kan mau ketemu kamu, otomatis harus mantengin handphone. Kalo di total kira-kira dua sampe tiga jam lah sehari. 3. Media sosial apa saja yang Anda miliki? Facebook dan Twitter ada cuma jarang di buka juga. Sempet juga bikin Instagram tapi untuk tujuan tadinya mau ngambil itu buat skripsi tapi nggak jadi yaudah aku apus. Di handphone paling Whatsapp sama Bbm aja yang digunain. 4. Sejak kapan Anda aktif menggunakan media sosial? Pertama dari Facebook itu pas jaman sekolah kali ya.. 5. Apakah Anda puas dengan penjelasan oleh penggalang dana mengenai kampanye sosial yang sedang di galang? Kalo misalkan puas banget sih enggak, ya lumayan. Karna udah terpersuasif gitu untuk ikut donasi walaupun ya aku donasi juga terhitung kecil. Tapi udah berhasil lah Faiz komunikasi persuasifnya ke aku. Untuk penjelasan kampanyenya sih
kurang detail gitu, terus gambarnya juga gak begitu jelas kayak gitu, kurang menarik lah penjelasannya. KOMUNIKASI INTERPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION 1. Mengapa Anda memutuskan untuk berdonasi di Kitabisa.com dan bukan di platform crowdfunding lain? Jadi ya sebelum donasi ragu-ragu juga ini beneran nggak sih, nggak yakin. Gak yakin sama Kitabisa.com-nya ini beneran gak sih, tapi pas ngecek oh ini bener. Waktu itu ngeliat program-programnya trus pernah nyoba kirim email ke Kitabisa buat nanya-nanya dan langsung di bales. Pokoknya ngeliat di web-nya jadi percaya gitu walaupun itu tadi kurang menarik penjabaran kampanye-nya. Tapi kenapa akhirnya mau donasi karna seneng aja, ada orang yang peduli untuk bikin acara tentang Al-Quran gitu. Terus kemudian ngerasa wah banget, ini acara yang jarang banget ditemuin dan kayak apa ya kagum banget buat nambah rasa cinta sama AlQuran apapun bentuknya itu kan kegiatan supaya Al-Quran nggak mati di hati masyarakat gitu, makanya aku ngedukung. 2. Apakah Anda hanya berdonasi pada kampanye sosial yang digalang oleh orang yang Anda kenal? Mengapa? Yang dikenal aja, yang terpercaya orang yang galang dan terpercaya juga kampanyenya. Karena takut aja sih, waspada aja kan sekarang banyak kayak penipuan lagi banyak banget, apalagi itu cuma web gitu yang bisa gampang di buat sama orang-orang. Waspada kan harus dan harus teliti juga. Ini kan Faiz yang ngerekomendasiin untuk donasi disitu, karna aku juga tau kalo Faiz itu kayak gimana jadi aku percaya. 3. Bagaimana Anda menentukan kampanye sosial yang akan Anda donasikan?
Itu tadi, aku liat dulu siapa yang galang dan apa kampanyenya. Kalo agak mencurigakan mending gak usah donasi.. 4. Apakah Anda pernah men-share kampanye sosial yang Anda donasikan di media sosial Anda? Iya nge-share juga di grup-grup medsos gitu walaupun gak ada respon sih. Padahal udah aku giniin, bagi yang di pondok pesantren kegiatan ini sangat direkomendasiin buat kalian tapi nggak ada respon itu sedih banget sih. Saat itu aku share sekali doang sih tapi di semua grup yang aku ikutin dan aku lagi-lagi bingung gitu karna nggak ada yang respon padahal kegiatannya bagus. KOMUNIKASI HYPERPERSONAL COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION 1. Anda lebih memilih komunikasi melalui tatap muka langsung atau komunikasi melalui internet? Apa alasannya? Tatap muka langsung. Alasannya kalo via whatsapp gitu atau via media sosial tuh kurang efektif. Kita bener-bener nggak tau gitu kecuali orang yang udah kita kenal ya, yang di medsos itu beneran apa nggak karna banyaknya penipuan tadi. Trus kalo misalkan ngebahas sesuatu durasinya malah lama dan lebih ribet jadi mendingan tatap muka langsung. 2. Apakah Anda nyaman menggunakan media sosial yang Anda miliki? Nyaman gak nyaman sih. Nyamannya karna ini ngebantu buat komunikasi apalagi untuk komunikasi jarak jauh. Tapi gak nyamannya jadi kayak banyak obrolan yang gak perlu di bahas tapi di bahas gitu dan kebanyakan yang gak perlu itu yang terus-terusan di bahas. Sampe kadang kan di grup ini ada seratus chat, di grup ini ada beberapa ratus chat jadi sampe ada seribu chat gitu, itu yang bikin nggak nyamannya. Aku emang gak terlalu suka basa-basi gitu kecuali mood-nya lagi bagus, lagi gabut itu baru ikut-ikutan nimbrung di chat. Paling aku buka tutup handphone-
nya buat liat notif. Aku juga takut ketergantungan sama internet, sebenernya sekarang juga udah mulai kecanduan sih. Ya sekarang kan dunia internet ya, apa-apa internet jadi dengan adanya internet ngegampangin semua. 3. Darimana Anda tahu tentang platform crowdfunding Kitabisa.com? Enggak tau.. Bahkan pas Faiz ngasih tau juga nebak-nebak ini beneran nggak ya. Belum pernah denger juga. Pas ngeliat tuh ragu, kalo ngeliat nominal pencapaiannya juga ragu sih takutnya itu kan website jadi bisa di bikin dan gak bisa langsung percaya, makanya di teliti dulu. Tapi pas tau itu bener dan bisa dipercaya tuh rasanya langsung wah keren ada platform kayak gini. 4. Apakah Anda mengikuti aktivitas platform crowdfunding Kitabisa.com di media sosial? Enggak hehe, gak ngepoin gitu. Pengen sih nge-share tentang Kitabisa.com ke temen-temen yang lain lewat Facebook, tapi aku lupa. 5. Seberapa sering Anda berdonasi di platform crowdfunding Kitabisa.com? Karna baru tau juga jadi aku baru sekali donasi lewat Kitabisa. Tapi kepikiran juga sih buat donasi lagi, kan kemaren donasi juga karna lagi ada sedikit rezeki. Trus ketika ngeliat campaign kegiatan itu dan ngerasa layak lah buat didonasiin. Walaupun untuk donasi di Kitabisa.com agak menyulitkan, karna agak ribet jadi kayak pertama harus ngisi form dulu, trus pas mau donasi itu ada kayak sandi-sandi, bukan sandi ya tapi kayak kode verifikasi, trus kayak pas nulis nominal yang kita pengen tuh bener apa enggak karna ada kodenya itu. Tapi Alhamdulillah lancar-lacar aja.. 6. Apakah sebelumnya Anda pernah menggalang dana di platform crowdfunding Kitabisa.com?
Belum pernah, tapi pengen banget sih. Karna kalo make Kitabisa.com buat ngajak orang tuh kayak gampang karna udah terpercaya kan. Ngajak orang buat donasi campaign-campaign untuk kepentingan Islam itu kayak seneng banget. Kemarin aja waktu kegiatan Gemar yang cuma bagi-bagi kerudung itu aja susahnya luar biasanya padahal bagi-baginya gratis lho. Tapi pas kita berhasil ngajak orang trus kita jelasin sampe makein hijab ke orang itu, itu rasanya seneng banget. Apalagi kalo kita bikin campaign yang secara tidak langsung untuk kelangsungan Al-Quran juga, kalo misalnya ngajak orang trus orangnya donasi itu senengnya luar biasa.