Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki; dan di at as tiap-tiap orang yang berpengetahuan ada 1agi Yang Maha Mengetahui. Surat (12) Yusuf : ayat 76.
KUpersembahkan skripsi ini buat: Bapak dan Ibu terhormat; Saudara-saudaraku tersayang; Kekasihku, Heksi Fajariani tercinta; serta kaum mus1imin dan mus1imat.
\!
23
Hiperfungsi Adrenokorteks Hiperfungsi adrenokorteks menunjukkan kehausan. air kemih yang ber1ebih. bu1u rontok, hiperkeratosis dan perut membesar.
Air kemih pada awa1 mu1anya tidak
mengandung glukosa, tetapi beberapa saat kemudian mengandung glukosa (Hungerford, 1970).
25 glulwsa.
Jika
l~cdar
insulin dikurangi.
glukosa ini menurun mal{a b:,.nyal\:nya Sesuciah tiga hari inj eksi, diharap-
kan respon al\:an stabil.
Jika lebih dari 0.5 persen gu-
la masih acia dalam air kernih, ma1i:a Gosis di tambah tiap
hari 5 unit. Jil~a
glukosa darah lebih dari 400 mg;;, kejadian
selalu menunjukkan lwlaps hinS6a k01:a.
Dalam keadaan
seperti ini H;c:.ka injeksi insulin dilalwkan dua l:ali setiap hari sampai ka.dar glu.\.cosa dal= air kemih tinggal 0.25 persen tanpa keton. Dosis insulin yang diperlu.\.can untuk mengontrol diabetes mellitus berbeda dari penderita ke penderita dan dari wal\:tu ke waktu pacia penderi ta yang Salna.
Fak-
tor-fa1i:tor yang mempengaruhi kebutuhan insulin adalah seperti yang telah di terangl:an di atas, mempengaruhi toleransi glukosa. bila penderita
Jadi l-:ebutuhan insulin meningkat
bert~~ball
berat; bila mereka rnensekresi
atau rnencic,pat. peningkatan jurnlah blukokortikoid dan hormon-horr.lOn lain yang bersifs.t diabetogenik; dan adanya infeksi serta demam.
Kebutuhan menurun bila berat
badan penderi ta berkurang dan '1:al,tu melakul:an ker ja (Ganong, 1980). E!(CEG."'JiAN Dft.N P1'.:NGA'ii!,SAN DIABETES ,<ELLTTUS
kenurut kenyataan, dengan adanO'a kontrol kesehatan dSIi diabetes mellitus sangat membantu meringankan
KESIMPULAN Berbagai literatur yang ada telah menunjukkan bahwa penyakit diabetes mellitus adalah merupakan suatu gejala kompleks, bul,an suatu kesatuan penyakit.
Diabetes
mellitus dapat diartikan sebagai suatu kekurangan insulin terhadap kebutuhan jaringan akan hormon.
Kekurangan
hormon insulin disebabkan aki bat adanya gangguan selsel beta dari pulau-pulau Langerhans dalam pankreas. Insulin memegang peranan penting pada metabolisme, di~~taranya
menyebabkan kenaikan metabolisme karbohi-
drat, penyimpanan glikogen, sintesis asam lemak, pembentukan asam amino dan sintesis protein.
Jadi apabila
terjadi kekurangan insulin di dalam tubuh mruta akan timbul gangguan metabolisme ltarbohidrat, lemak dan protein. Akibat dari gangguan metabolisme karbohidrat maka terjadilah peningkatan kadar glukosa yang berlebih di dalam darah (hiperglikemia) dan timbul juga glukosuria rutibat kadar glukosa plasma meningkat melebihi "ambang renal glukosa".
Dehidrasi juga terjadi karena air d1:-
perlukan untuk mengekskresi_kelebihan glukosa dalam air kemih. Jelasnya, penyakit diabetes mellitus menunjilltkan gejala-gejala hiperglikemia, glukosuria, poliuria, polidipsia, poliphagia, berkurangnya berat badan,
katar~~ta,
30 glukosa dalam air kemih. Untuk pengawasan penyakit diabetes mellitus, kenyataan telah membuktikan bahwa dengan mengatur diet, melakQ~an
latihan dan pemberian insulin dapat memberi-
kan hasil yang memuaskan.
DAFTAR PUST.i\.KA Atkins, C. E. and H. P. Chin. 1982. Insulin kinetics in juvenile canine diabetics after glucose loading. American Journal of Veterinary Research. 44:596600. Bellaart, A. C. 1961. Ichtisar ringkas tentang Vitamin vitamin dan Hormon-hormon jang terpenting. Cetakan ke dua. Djambatan. Jakarta. Campbell, E. A. 1958. The Treatment and Control of Diabetes in the Dog. The Australian Veterinary Journal. 44:222-224. Chastain, C. B. 1981. Intensive Care of Dogs and Cats wi th Diabetic Ketoacidosis. Journal of the American Veterinary Nedical Association. 179:972-978. Church, D. B. 1982. Canine diabetes mellitus: some therapeutic considerations. The Veterinary Annual. 235-240. Clifford, R. A. 1979. Petunjuk Nodern kepada Kesehatan. Indonesia Publishing House. Bandung. Davidsohn and Henry. 1974. Clinical Diagnosis by Laboratory Hethods. 15th edition. VlB. Saunders company. Philadelphia. Douglas, L. H. 1981. Diabetes Nelli tus In An EightWeek-Old Puppy: A Case Report. The Auburn Veterinarian. 37:55. Ettinger, S. J. 1983. Textbook of Veterinary Internal Medicine. Second edition. WB. Saunders company. California. Girindra, Aisjah. 1984. Patologi Klinik Veteriner. Biokimia Klinik Jurusan Biokimia, Fakul tas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Ganong, VI. F. CV. EGC.
1980. Fisiologi Kedokteran. Jakarta.
Edisi 9.
Hargis, A. M., L. C. Stephens, S. A. Benjamin, R. D. Brewster, and R. K. Brooks. 1981. Relationship of Hypothyroidism to Diabetes Mellitus, Renal AmylOidosis, and Thrombosis in Purebred Beagles. American Journal of Veterinary Reseach. 42:1077-1081.
33 stone, D. B. 1965. A Rational Approach to Diet and Diabetes. Journal of the American Dietetic Association. 46:30-38. Swain, E. J., Jerry A. Thornhill. 1982. Case study of a diabetic dog with chronic membranous glomerulopathy treated with continous intraperitoneal insulin infusion. American Journal of Veterinary Research. 43:2044-2049. Theran, P. 1968. Diabetes ~lelli tus. Current Veterinary Therapy III. WB. Saunders Company. Philadelphia. Watson, S. J.' 1955. Feeding of Livestock. son and Sons Ltd. Edinburgh.
Thomas Nel-