LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
PT Indomobil Sukses Internasional Tbk Dan Anak Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi Dan Laporan Auditor Independen Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999 (Mata Uang Indonesia)
Laporan Auditor Independen
Laporan No. 35627S
Pemegang Saham, Komisaris dan Direksi PT Indomobil Sukses Internasional Tbk
Kami telah mengaudit neraca konsolidasi PT Indomobil Sukses Internasional Tbk dan Anak Perusahaan tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, serta laporan lab
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN defisiensi modal konsolidasi dan laporan arus kas konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas lapo tidak mengaudit laporan keuangan beberapa Anak Perusahaan tertentu, yang jumlah aktivanya merupakan 11,21% dan 8,45% dari jumlah aktiva konsolidasi m 2000 dan 1999 dan jumlah bagian penghasilan bersih Anak Perusahaan tersebut merupakan 8,24% dan 11,21% dari penghasilan bersih konsolidasi untuk tahun tersebut. Laporan keuangan perusahaan-perusahaan tersebut diaudit oleh auditor independen lain dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya t pendapat kami, sejauh yang berkaitan dengan jumlah-jumlah untuk perusahaan-perusahaan tersebut, semata-mata hanya didasarkan pada laporan auditor indep keuangan PT Indomobil Multi Trada, anak perusahaan, yang jumlah aktivanya merupakan 1,58% dan 0,65% dari jumlah aktiva konsolidasi pada tanggal 31 De penghasilan bersih Anak Perusahaan tersebut merupakan 2,03% and 1,91% dari penghasilan bersih konsolidasi pada tahun 2000 dan 1999 tidak diaudit. Selain tertentu yang penyertaan sahamnya dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, (seperti yang disebutkan dalam Catatan 2h atas laporan keuangan konsolidasi tidak diaudit. Jumlah gabungan nilai penyertaan saham perusahaan asosiasi tersebut merupakan 0,31% dan 0,99% dari jumlah aktiva konsolidasi pada tanggal 3 jumlah bagian penghasilan bersih perusahaan asosiasi tersebut merupakan 0,10% dan 1,94% terhadap jumlah penghasilan bersih konsolidasi pada tahun 2000 d
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan me keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang menduku laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian ter keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami dan laporan dari auditor independen lain tersebut memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan laporan auditor independen lain tersebut, laporan keuangan konsolidasi yang kami sebut di atas menyajika material, posisi keuangan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, hasil usaha, perubahan defi yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
- 1a -
Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 2a dan 3 atas laporan keuangan konsolidasi, mulai tanggal 1 Januari 2000, laporan keuangan konsolidasi menyajikan akun Perusahaan dan Anak Perusahaan yang digabungkan secara satu per satu (line by line basis) tan dan menyajikan laporan arus kas dari aktivitas operasi dengan metode langsung sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. Kep-0 pengubah Peraturan No.VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan. Pada tahun sebelumnya, laporan keuangan konsolidasi secara terpisah menya sifat dari aktivitas operasi utama, yaitu otomotif dan bukan jasa keuangan serta jasa keuangan. Oleh karenanya, laporan keuangan konsolidasi tahun sebelumny menyesuaikan adanya perubahan tersebut.
Laporan keuangan konsolidasi terlampir disusun dengan anggapan bahwa Perusahaan dan Anak Perusahaan akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang kelangsungan hidupnya. Catatan 32 atas laporan keuangan konsolidasi berisi pengungkapan dampak memburuknya kondisi ekonomi dan ketidakpastian signifi Perusahaan dan Anak Perusahaan, serta tindakan yang ditempuh dan rencana yang dibuat oleh manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk menghadap yang telah disebutkan pada catatan yang sama, saat ini, ekonomi Indonesia masih menghadapi ketidakstabilan. Mata uang Rupiah kembali tidak stabil terhadap mata uang Dolar Amerika Serikat) dan tetap peka terhadap keadaan sosial dan politik serta faktor regional. Pada tahun 2000, Perusahaan dan Anak Perusahaan signifikan, terutama timbul dari pinjaman dalam mata uang asing, sebagai akibat depresiasi mata uang Rupiah yang signifikan. Laporan keuangan konsolidasi u Desember 2000 dan 1999, mencakup dampak atas kondisi ekonomi tersebut sepanjang hal itu dapat ditentukan dan diperkirakan. Sebagai akibat memburuknya berkelanjutan, terdapat ketidakpastian signifikan tentang apakah Perusahaan dan Anak Perusahaan akan dapat merealisasikan aktiva dan menyelesaikan pemba Perusahaan dan Anak Perusahaan dan pada nilai yang dinyatakan dalam laporan keuangan. Penyelesaian atas ketidakstabilan kondisi ekonomi tersebut tergantu kebijakan lainnya yang telah dan akan diambil oleh Pemerintah untuk menyehatkan ekonomi, suatu tindakan yang berada di luar kendali Perusahaan dan Anak mungkin untuk menentukan dampak masa depan kondisi ekonomi saat ini terhadap likuiditas dan pendapatan Perusahaan dan Anak Perusahaan, termasuk dam kreditur, investor dan pemegang saham.
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
PRASETIO, UTOMO & CO. NIU KAP 98.2.0024
Drs. Adi Pranoto Leman NIAP 98.1.0060
26 April 2001 PT INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI
31 Desember
1999 (Disajikan Kembali 2000
- lihat Catatan 3)
AKTIVA
AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas (Catatan 2c, 2w, 4, 7 dan 28) Penempatan jangka pendek (Catatan 2d dan 5)
Rp
345.926.186.987
Rp
603.738.256.822
5.023.389.906
6.903.180.500
718.662.655.582
355.470.790.409
Piutang Usaha (Catatan 2e, 2w, 6, 7, 13 dan 28) Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 7.751.629.963 pada tahun 2000 dan Rp 14.506.526.846 pada tahun 1999
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
43.244.068.320
21.479.903.567
Pembiayaan - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 7.665.739.910 pada tahun 2000 dan Rp 6.917.568.356 pada tahun 1999 (Catatan 2e, 2q, 2r, 2w, 7, 9, 13 dan 28) Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
219.838.090.470
153.815.563.346
11.160.298.440
20.746.114.799
Lain-lain - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 6.210.470.045 pada tahun 2000 dan Rp 6.148.939.024 pada tahun 1999 (Catatan 2e) Kontrak valuta berjangka - bersih (Catatan 2x dan 29) Persediaan - bersih (Catatan 2f, 8, 13, 15 dan 28) Uang muka pembelian
14.495.273.538
13.717.536.736
23.141.254.036
15.072.038.183
882.092.760.693
487.490.438.554
28.437.029.823
7.372.747.275
Pajak pertambahan nilai dan biaya dibayar di muka (Catatan 2g)
Jumlah Aktiva Lancar
33.738.983.989
6.810.925.409
2.325.759.991.784
1.692.617.495.600
160.593.392.014
75.130.324.317
AKTIVA BUKAN LANCAR Piutang pembiayaan - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 4.536.295.571 pada tahun 2000 dan Rp 2.665.592.878 pada tahun 1999 (Catatan 2e, 2q, 2r, 2w, 7, 9 dan 28) Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
1.757.934.803
9.398.892.057
Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 2w, 7, 28 dan 29)
22.869.024.883
14.198.296.309
(Berlanjut) PT INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (Lanjutan)
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
31 Desember
1999 (Disajikan Kembali 2000
- lihat Catatan 3)
Penyertaan saham - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 3.060.151.471 pada tahun 2000 dan Rp 6.533.764.888 pada tahun 1999 (Catatan 2h dan 10)
Rp
97.922.602.063
Rp
102.779.000.577
Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 106.089.518.299 pada tahun 2000 dan Rp 105.928.459.233 pada tahun 1999 (Catatan 2i, 2j, 2k, 11, 13 dan 28)
716.814.367.569
710.488.286.460
Aktiva belum digunakan dalam usaha (Catatan 2l dan 12) Aktiva pajak tangguhan - bersih (Catatan 2t dan 17) Taksiran tagihan pajak penghasilan (Catatan 17)
58.231.141.600
103.722.066.827
72.824.692.002
143.153.768.561
63.282.234.010
42.825.892.796
Aktiva bukan lancar lainnya (Catatan 2g, 2i, 2m dan 2n)
Jumlah Aktiva Bukan Lancar
JUMLAH AKTIVA
11.079.541.532
9.703.561.632
1.205.374.930.476
1.211.400.089.536
Rp 3.531.134.922.260
Rp 2.904.017.585.136
PT INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (Lanjutan)
31 Desember
1999
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
(Disajikan Kembali 2000
- lihat Catatan 3)
KEWAJIBAN DAN DEFISIENSI MODAL
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Hutang jangka pendek (Catatan 13, 15 dan 34)
Rp 1.400.608.287.823
Rp 1.285.853.364.208
Hutang Usaha Pihak ketiga (Catatan 2w dan 14)
186.409.914.702
117.591.679.555
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 2w, 7, 14 dan 28) Lain-lain Kewajiban impor (Catatan 15) Uang muka pelanggan dan penyalur Hutang pajak (Catatan 2t dan 17) Biaya masih harus dibayar (Catatan 16 dan 29)
45.173.653.770 68.817.001.641
25.231.823.730 36.144.700.814
263.391.126.021
133.920.439.368
8.775.709.419
12.885.194.820
128.459.317.206
49.664.175.677
296.429.442.180
138.861.309.694
Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang Bank (Catatan 13 dan 18) Pembiayaan konsumen (Catatan 18) Sewa guna usaha (Catatan 2w, 7, 18 dan 28)
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
191.900.000.000 639.666.795 153.168.590
92.115.000.000 473.333.428 -
2.590.757.288.147
1.892.741.021.294
373.913.300.143
196.548.409.438
47.791.498.627
54.199.434.065
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Hutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 2w, 7, 13, 28 dan 29) Kewajiban pajak tangguhan - bersih (Catatan 2t dan 17) Goodwill - bersih (Catatan 2b) Kewajiban jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
400.123.226
465.082.795
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Hutang bank (Catatan 13 dan 18) Pembiayaan konsumen (Catatan 18)
90.000.000.000 799.522.565
Sewa guna usaha (Catatan 2w, 7, 18 dan 28)
184.810.887.500 1.064.999.645
275.922.490
-
Obligasi (Catatan 2o dan 19)
145.717.012.691
-
Obligasi konversi (Catatan 20)
337.382.000.000
337.382.000.000
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang
996.279.379.742
774.470.813.443
(Berlanjut) PT INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (Lanjutan)
31 Desember
1999 (Disajikan Kembali 2000
- lihat Catatan 3)
439.500.718.707
Rp
HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI (Catatan 2b dan 21)
Rp
429.381.387.944
DEFISIENSI MODAL Modal Saham - nilai nominal Rp 500 per saham Modal dasar - 3.800.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh – 996.502.680 saham (Catatan 1, 13 dan 22) Agio saham (Catatan 1 dan 23)
498.251.340.000
498.251.340.000
136.827.729.800
136.827.729.800
134.093.618.288
134.093.618.288
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan dan perusahaan asosiasi (Catatan 2b dan 10) Selisih nilai transaksi restrukturisasi
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN entitas sepengendali (Catatan 2b)
(
26.386.700.384)
( 26.386.700.384 )
Saldo laba (defisit) Telah ditentukan penggunaannya (Catatan 24) Belum ditentukan penggunaannya
Jumlah Defisiensi Modal
3.000.000.000
2.000.000.000
(
1.241.188.452.040
)(
937.361.625.249
)
(
495.402.464.336
)(
192.575.637.545
)
JUMLAH KEWAJIBAN DAN DEFISIENSI MODAL
Rp 3.531.134.922.260
Rp 2.904.017.585.136
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. PT INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember
1999 (Disajikan Kembali 2000
- lihat Catatan 3)
PENGHASILAN BERSIH (Catatan 2p, 2q, 2r, 2s, 2w, 7, 25, 28 dan 30)
Rp 5.039.561.801.511
Rp 1.984.240.538.032
BEBAN POKOK PENGHASILAN (Catatan 2p, 25, 26, 28 dan 30)
LABA KOTOR
BEBAN USAHA
4.395.287.989.946
644.273.811.565
1.550.937.224.057
433.303.313.975
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Penjualan (Catatan 2p, 27 dan 29)
252.884.734.807
Umum dan administrasi (Catatan 2p, 27 dan 29)
133.110.874.411
159.743.703.965
Jumlah Beban Usaha
412.628.438.772
LABA USAHA
104.672.707.274
237.783.581.685
231.645.372.793
195.519.732.290
Penghasilan (Beban) Lain-lain Penghasilan bunga (Catatan 2p dan 29)
32.921.358.001
100.905.526.963
Laba (rugi) selisih kurs dan beban swap - bersih (Catatan 2v dan 2x) Beban bunga dan keuangan lainnya Lain-lain - bersih (Catatan 2h, 10 dan 29)
(
355.115.310.071 )
103.876.386.775
(
166.470.652.147 ) (
216.029.838.266 )
62.605.492.621
76.463.144.748
Jumlah Penghasilan (Beban) Lain-lain Bersih
(
426.059.111.596 )
65.215.220.220
BAGIAN ATAS LABA (RUGI) BERSIH PERUSAHAAN ASOSIASI - Bersih (Catatan 2h dan 10)
8.762.241.153
(
34.206.519.029 )
LABA (RUGI) SEBELUM TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN
(
185.651.497.650
)
226.528.433.481
TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN (Catatan 2t dan 17) Tahun berjalan
34.350.485.373
4.591.733.839
Tangguhan
52.810.513.906
50.055.940.170
Taksiran Pajak Penghasilan - Bersih
87.160.999.279
54.647.674.009
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
(Berlanjut) PT INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk Tahun Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 1999 (Disajikan Kembali 2000
- lihat Catatan 3)
LABA (RUGI) SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI
( Rp
272.812.496.929 )
(
30.014.329.862 ) (
Rp
171.880.759.472
HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI (Catatan 2b dan 21)
LABA (RUGI) BERSIH
( Rp
302.826.826.791 )
73.229.110.883 )
Rp
98.651.648.589
LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM (Catatan 2y dan 33)
Laba usaha
Laba (rugi) bersih
Rp
( Rp
232
Rp
304 )
196
Rp
99
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. PT INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN DEFISIENSI MODAL KONSOLIDASI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tangga 1999
Selisih Transaksi
Selisi
Perubahan Ekuitas
T
Anak Perusahaan
Restrukt
Laba (Defisit)
dan
Enti
Belum Ditentukan Modal Saham Jumlah
Penggunaannya
Saldo, 1 Januari 1999 1.036.013.273.838
Agio Saham
Rp 498.251.340.000 ) (Rp 442.325.285.909 )
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali (Catatan 2b) 17.004.381.487
Perusahaan Asosiasi
Rp 136.827.729.800 Rp
-
-
-
-
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan dan perusahaan asosiasi (Catatan 2b dan 10) -
Laba bersih 98.651.648.589
-
-
134.093.618.288
134.093.618.288
98.651.648.589
-
-
Sepeng
(Rp 43.39
17.004.
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Saldo, 31 Desember 1999 937.361.625.249
498.251.340.000 ) ( 192.575.637.545 )
136.827.729.800
Cadangan yang telah ditentukan penggunaannya (Catatan 24) 1.000.000.000
-
-
)
Rugi bersih 302.826.826.791
) ( 302.826.826.791 )
(
26.386
-
-
-
Saldo, 31 Desember 2000 (Rp1.241.188.452.040
134.093.618.288
Rp 498.251.340.000 ) (Rp 495.402.464.336 )
-
-
Rp 136.827.729.800 Rp 134.093.618.288
(Rp 26.38
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. PT INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI
Untuk Tahun Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember
1999 (Disajikan Kembali 2000
- lihat Catatan 3)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan
Rp 4.991.547.845.282
Rp 2.189.834.978.720
Pembayaran kas kepada pemasok
(
5.103.402.382.979 ) (
1.304.242.507.802 )
Pembayaran beban operasi
(
595.266.284.953 ) (
567.728.519.735 )
Pembayaran beban bunga
(
106.840.802.816 ) (
322.846.839.619 )
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Pembayaran pajak
(
Penerimaan lain-lain - bersih
36.917.532.984 ) (
71.602.565.007 )
7.334.376.617
92.863.029.371
Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi
(
843.544.781.833 )
16.277.575.928
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan dari pencairan deposito berjangka
237.612.170.254
321.009.812.666
Penerimaan dari penjualan penyertaan saham
13.406.000.000
35.807.300.368
Penerimaan dividen dari perusahaan asosiasi
6.097.966.158
Penerimaan dari penjualan aktiva tetap
5.078.146.072
22.949.836.899
Penerimaan dari pencairan penempatan jangka pendek
1.879.790.594
Penerimaan lainnya dari aktivitas investasi
17.838.827.647
339.585.246
Pembelian aktiva tetap
(
Penambahan penyertaan saham
(
69.724.427.374 ) ( 1.833.797.592 )
80.470.942.963 ) -
Pembayaran dividen kepada pemegang saham minoritas
(
Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Investasi
735.000.000 ) (
735.000.000 )
192.120.433.358
316.399.834.617
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari hutang jangka pendek
2.206.337.505.154
22.807.801.347
Penerimaan dari penerbitan obligasi
150.000.000.000
Penerimaan dari sumber pendanaan lainnya
146.302.428.549
323.351.730.874
90.000.000.000
42.810.887.500
Penerimaan dari hutang jangka panjang
-
Pembayaran hutang jangka pendek
(
2.063.682.889.799 ) (
805.797.529.338 )
Pembayaran hutang jangka panjang
(
135.344.765.264 ) (
251.343.923.420 )
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan
393.612.278.640
PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
(
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
603.738.256.822
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
Rp
(
668.171.033.037 )
257.812.069.835 ) (
345.926.186.987
335.493.622.492 )
939.231.879.314
Rp
603.738.256.822
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. PT INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2000 Dan 1999
1.
UMUM
Pendirian Perusahaan
PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan hasil penggabungan usaha antara PT Indomulti Inti Industri Tbk (IMII) dan PT Ind didirikan berdasarkan akta notaris Benny Kristianto, S.H., No. 128 tanggal 20 Maret 1987. Akta pendirian Perusahaan disahkan oleh Menteri Kehakiman Repu No. C2-10924.HT.01.01.TH.88 tanggal 30 Nopember 1988 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 32, Tambahan No. 1448 tanggal 20 April 1990 Umum Luar Biasa Pemegang Saham Perusahaan menyetujui penggabungan usaha IMII dengan IIC dengan metode penyatuan kepentingan (pooling of interest) IMII pada segmen usaha aneka industri. Penggabungan usaha tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman, Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Direk Setelah penggabungan usaha, nama IMII berubah menjadi PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. Sejak tanggal penggabungan usaha tersebut, Perusahaan da bidang usahanya dalam industri otomotif. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Amrul Partomuan 30 Juni 1999 sehubungan dengan rencana Perusahaan untuk menawarkan saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu. Perubahan anggaran dasar ini telah Surat Keputusan No. C-12.257.HT.01.04.TH.99 tanggal 5 Juli 1999.
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Perusahaan dan Anak Perusahaan (selanjutnya disebut “Group”) didirikan dan menjalankan kegiatan usahanya di Indonesia. Ruang lingkup kegiatan Group dan bertindak selaku agen tunggal kendaraan bermotor roda empat, bis dan truk dengan merek “Suzuki”, “Mazda”, “Nissan” dan “Volvo”, kendaraan bermotor perbengkelan, jasa keuangan, pembiayaan konsumen, penyewaan dan jual beli kendaraan bekas pakai dan melakukan penyertaan saham dalam perusahaan-peru dengan industri otomotif.
Perusahaan berlokasi di Wisma Indomobil, Jl. MT. Haryono Kav. 8, Jakarta. Fasilitas pabrik dan perakitan Group terutama berlokasi di kawasan industri se fasilitas penunjang servis otomotif, dealer, pembiayaan dan penyewaan terutama berlokasi di kota besar di Jawa dan Bali.
Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1990.
Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tahun 1993, Perusahaan melakukan penawaran umum perdana saham sejumlah 22 juta saham dengan nilai nominal seribu Rupiah per saham (Rp 1.00 1994, obligasi konversi Perusahaan sebesar AS$ 6,5 juta telah dikonversikan menjadi 2.912.568 saham baru dengan harga konversi sebesar Rp 4.575 per saham menerbitkan 99.650.272 saham tambahan melalui penawaran umum terbatas (right issue) dimana untuk setiap saham yang dimiliki, pemegang saham berhak u harga penawaran sebesar Rp 2.100. Pada tahun 1997, setelah penggabungan usaha dengan IIC, Perusahaan mengeluarkan 373.688.500 saham baru untuk peme pemecahan nilai saham dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 1.000 menjadi Rp 500 per saham, sehingga mengakibatkan peningkatan jumlah saham 996.502.680 saham.
Pada tanggal 31 Desember 2000, seluruh saham Perusahaan yang beredar telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.
Karyawan, Direktur dan Komisaris
Pada tanggal 31 Desember 2000, susunan dewan komisaris dan direktur Perusahaan adalah sebagai berikut:
Komisaris
Anthoni Salim Franciscus Welirang Andree Halim Benny Setiawan S. Soegeng Sarjadi Mahmuddin Yasin
- Komisaris Utama - Wakil Komisaris Utama - Komisaris - Komisaris - Komisaris - Komisaris
Direktur
Soebronto Laras Angky Camaro Josef Utamin Erick Kartawijaya Rogelio F. Roxas Gunadi Sindhuwinata Wiwie Kurnia
- Direktur Utama - Wakil Direktur Utama - Direktur - Direktur - Direktur - Direktur - Direktur
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Pada tanggal 31 Desember 2000, Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai 6.314 orang (tidak diaudit) karyawan tetap.
Struktur Perusahaan dan Anak Perusahaan
Laporan keuangan konsolidasi mencakup akun-akun Perusahaan dan Anak Perusahaan, dimana Perusahaan mempunyai pemilikan hak suara lebih dari 50%, ba terdiri dari:
Mulai
Perusahaan
Domisili
Persentase
Jumlah Aktiva
Beroperasi
Kepemilikan
31 Desember
Secara
Efektif
(dalam miliar)
Komersial
Kegiatan Usaha
%
%
2000
Rp
1999
2000
1999
Rp
Anak Perusahaan Langsung PT Sumber Artha Perdana
Jakarta
1984
Induk Perusahaan
99,00
99,00
2.216,39 1.705,28
Penyewaan dan
99,00
99,00
(SAP) PT Multi Central Aryaguna
Jakarta
1992
(MCA) (a) PT Wahana Inti Central
89,34
93,55
Pengelolaan Gedung Jakarta
1986
Penyalur
99,00
99,00
54,65
64,99
202,44
156,33
25,96
17,14
Mobilindo (WICM) PT Indocitra Buana (ICB) (a)
Jakarta
1990
PT Indomobil Bhupala
Jakarta
1994
Penyalur Perdagangan
99,00 99,00
99,00 99,00
(IMB) (a) PT Indomaru Multi Finance
Jakarta
1994
Jasa Keuangan
99,00
51,00
20,93
85,63
(IMMF) (b) PT Indobuana Pangsaraya
Jakarta
1997
Dealership
90,00
90,00
1,84
5,52
Induk Perusahaan
90,00
90,00
60,86
58,38
121,55
126,51
25,61
22,58
(IBPR) (a) PT Indosentral Binatrada
Jakarta
1989
(ISBT) (a) PT Unicor Prima Motor
Jakarta
1980
Penyalur
90,00
90,00
(UPM) PT National Assembler (NA)
Jakarta
1971
Perakitan
79,00
79,00
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
PT Indotruck Utama
Jakarta
1988
Penyalur
60,00
60,00
37,85
61,44
(ITU) PT Swadharma Indotama
Jakarta
1986
Jasa Keuangan
51,00
51,00
389,63
223,68
Finance (SIF) PT Indomobil Multi Trada
Jakarta
1997
Dealership
51,00
51,00
55,76
21,55
(IMT) (c) PT National Motors
Jakarta
1952
Pabrikasi
50,00
50,00
81,28
89,82
Company (NMC) PT Indocar Tatabody (ITB)
Jakarta
1990
Perakitan
1,00
1,00
7,17
9,98
(Berlanjut)
Mulai
Perusahaan
Domisili
Persentase
Jumlah Aktiva
Beroperasi
Kepemilikan
31 Desember
Secara
Efektif
(dalam miliar)
Komersial
Kegiatan Usaha
%
%
2000
Rp
1999
2000
1999
98,37
48,39
Rp
Anak Perusahaan Tidak Langsung PT Central Sole Agency
Jakarta
1971
Dealership
98,37
56,91
(CSA) (99,36% dimiliki oleh WICM) PT Wahana Indo Trada
Jakarta
1997
Dealership
98,01
98,01
12,80
6,66
Mobilindo (WITM) (99,00% - dimiliki oleh WICM) PT Indomobil Prima Niaga
Jakarta
1998
Dealership
94,05
94,05
13,98
8,91
(IPN) (99,00% dimiliki oleh NMC) (a) PT Indomobil Trada Nasional (ITN)
Jakarta
2000
Dealership
89,10
89,10
40,84
14,41
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
(90,00% - dimiliki oleh ICB) (a) PT Rodamas Makmur
Batam
1993
Dealership
Jakarta
1985
Perakitan
81,00
81,00
26,04
22,68
Motor (RMM) (90,00% dimiliki oleh ISBT) (a) PT Intindo Wahana
59,40
59,40
31,23
27,21
Gemilang (IWG) (20,00% - dimiliki oleh SAP dan 80,00% dimiliki oleh ISI) (d) PT Wahana Wirawan
Jakarta
1982
Dealership
59,40
59,40
173,45
121,13
(WW) (60,00% dimiliki oleh ICB) (a) PT Buana Indomobil
Jakarta
1992
Dealership
50,49
50,49
97,67
34,64
Jakarta
1995
Dealership
50,49
50,49
47,77
45,46
Jakarta
1984
Penyalur
50,00
50,00
864,49
439,87
Jakarta
1990
Pabrikasi
49,50
49,50
Trada (BIT) (1,00% Dimiliki oleh SAP dan 99,00% - dimiliki oleh IMNI) PT Indojakarta Motor Gemilang (IJMG) (1,00% - dimiliki oleh SAP dan 99,00% dimiliki oleh IMNI) PT Indomobil Niaga International (IMNI) (1,00% - dimiliki oleh SAP dan 99,00% dimiliki oleh ISI) PT Indomobil Suzuki
2.208,38 1.696,70
International (ISI) (50,00% - dimiliki oleh SAP) PT Indocar Tatabody (ITB)
Jakarta
1990
Perakitan
49,50
49,50
7,17
9,98
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN (99,00% - dimiliki oleh
IMNI) PT United Indo Surabaya
Surabaya
1997
Dealership
45,90
45,90
8,53 5,39
(UIS) (51,00% dimiliki oleh ISBT) (a) PT Indomobil Sumber Baru
Jakarta
1997
Dealership
45,45
45,45
3,31
3,77
(ISB) (50,50% dimiliki oleh UPM) (a)
(Berlanjut)
Mulai
Perusahaan
Domisili
Persentase
Jumlah Aktiva
Beroperasi
Kepemilikan
31 Desember
Secara
Efektif
(dalam miliar)
Komersial
Kegiatan Usaha
%
PT Indosentosa Trada
Bandung
1995
%
2000
Rp
Dealership
1999
2000
1999
45,45
22,10
Rp
45,45
18,41
(IST) (50,50% dimiliki oleh ISBT) (a) PT National Motors
Jakarta
1952
Pabrikasi
45,00
45,00
98,18
89,82
12,67
9,74
Company (NMC) (50,00% - dimiliki oleh UPM) PT Indosolo Motor Gemilang
Solo
1994
Dealership
25,50
25,50
(ISMG) (51,00% dimiliki oleh IMNI) PT Indomadiun Wijaya
Madiun
1995
Dealership
25,50
25,50
5,41
Motor (IMWM) (51,00% dimiliki oleh IMNI) PT Handijaya Buana Trada
Jakarta
1997
Dealership
25,50
25,50
12,68
4,13
8,29
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN (HJBT) (51,00% -
dimiliki oleh IMNI) PT Sumberbaru Sentral
Jakarta
2000
Dealership
25,50
25,50
18,04
4,41
Mobil (SBSM) (51,00% dimiliki oleh IMNI) (a) PT United Indobali (UIB)
Bali
1992
Dealership
25,00
25,00
30,99
16,52
(50,00% - dimiliki oleh IMNI) PT National Assembler
Jakarta
1971
Perakitan
19,00
19,00
25,61
22,58
(NA) - (20,00% dimiliki oleh NMC)
(a)
diaudit oleh auditor independen lain pada tahun 2000 dan 1999
(b)
kenaikan persentase kepemilikan (lihat Catatan 29.f.1)
(c)
tidak diaudit pada tahun 2000 dan 1999
(d)
penghentian kegiatan operasi efektif mulai tanggal 8 Januari 2000 (lihat Catatan 29.f.2).
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi disusun sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep biaya historis, kecuali untuk persediaan yang dinyatakan sebesar nilai terendah antara harga peroleh penyertaan saham tertentu yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas dan aktiva tetap tertentu yang dicatat dengan nilai setelah penilaian kembali.
Laporan arus kas konsolidasi menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaa dan Anak Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi dengan metode langsung sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal 13 Maret 2000 sebagai pengubah Peraturan No. VIII.G.7, tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan. Laporan arus kas konsolidasi untuk tahun yang berak disajikan kembali dari metode tidak langsung menjadi metode langsung.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah.
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN b. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi mencakup akun-akun Perusahaan dan Anak Perusahaan, di mana Perusahaan mempunyai pemilikan, baik langsung maupun tida pemilikan dan/atau mempunyai hak untuk mengatur dan mengendalikan kebijakan manajemen serta operasional Anak Perusahaan (lihat Catatan 2h).
Porsi kepemilikan pemegang saham minoritas atas aktiva bersih Anak Perusahaan disajikan sebagai “Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan yang
Seluruh akun dan transaksi antar perusahaan dalam jumlah material telah dieliminasi.
Selisih lebih biaya perolehan investasi atas nilai wajar aktiva bersih (nilai wajar aktiva bersih atas biaya perolehan investasi) Anak Perusahaan ditangguhka yang timbul dari akuisisi penyertaan saham atas entitas sepengendali yang disajikan sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” pad sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan (PSAK) No. 38, “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”.
Sesuai dengan PSAK No. 40, “Akuntansi Perubahan Ekuitas pada Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi”, selisih nilai penyertaan Perusahaan pada Anak P nilai wajar aktiva bersih Anak Perusahaan yang timbul dari perubahan pada ekuitas Anak Perusahaan, yang bukan berasal dari transaksi antara Perusahaan dan disajikan sebagai bagian yang terpisah pada bagian Ekuitas dalam neraca konsolidasi.
c. Setara Kas
Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak dijaminkan diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”.
d.
Penempatan Jangka Pendek
Penempatan jangka pendek terdiri dari deposito berjangka dengan jangka waktu lebih dari tiga bulan tetapi tidak lebih dari satu tahun.
e. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu
Perusahaan dan Anak Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan penelaahan berkala terhadap keadaan piutang masing-masing pela
Berdasarkan PSAK No. 43, “Akuntansi Anjak Piutang”, piutang usaha (with recourse) dimana Perusahaan mempunyai hak untuk membeli kembali piutang yan nilai realisasi bersih dikurangi beban bunga yang belum diamortisasi (selisih antara jumlah piutang yang dialihkan dan harga penjualan yang diterima).
f.
Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (pasar). Biaya perolehan ditentukan dengan metode iden
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN komponen Completely Knock-Down (CKD), metode “masuk pertama, keluar pertama (FIFO)” untuk asesoris dan suvenir, dan metode rata-rata untuk persedia
Penyisihan untuk persediaan usang ditetapkan berdasarkan penelaahan berkala terhadap kondisi fisik persediaan.
g. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaatnya. Bagian jangka panjang dari biaya dibayar di muka disajikan sebagai bagian dari “Aktiva Buk konsolidasi.
h. Penyertaan Saham
Penyertaan saham dimana Perusahaan atau Anak Perusahaan mempunyai persentase kepemilikan antara 20% sampai dengan 50%, baik secara langsung maupu metode ekuitas dimana biaya perolehan penyertaan ditambah atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atau Anak Perusahaan atas laba (rugi) bersih perusahaa laba (rugi) bersih perusahaan asosiasi disesuaikan dengan amortisasi selisih antara biaya perolehan penyertaan dengan bagian Perusahaan dan Anak Perusahaan perolehan (goodwill) yang dihitung dengan metode garis lurus, pada umumnya selama 20 tahun. Dividen kas dicatat sebagai pengurang nilai penyertaan saham
Penyertaan saham Perusahaan terdiri dari:
Perusahaan
Domisili
Mulai
Persentase
Jumlah Aktiva
Beroperasi
Kepemilikan
31 Desember
Secara
Efektif
Komersial
Kegiatan Usaha
%
%
2000
Rp
(dalam miliar) 1999
2000
1999
466,15
321,84
Rp
Perusahaan Asosiasi Langsung PT Hino Indonesia
Jakarta
1982
Pabrikasi
Jakarta
1997
Konsultan Informasi
24,04
24,04
Manufacturing PT Indo - EDS Daya Selaras (a) PT Bringin Indotama
49,00
49,00
22,47
19,14
Teknologi Jakarta
1989
Jasa Keuangan
25,00
25,00
137,27
118,45
Sejahtera Finance PT Primus Financial Services (b)
Jakarta
1995
Jasa Keuangan
-
45,00
-
80,15
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PT Indoarta Multi Surabaya
1992
Jasa Keuangan
-
23,62
-
12,50
12,50
39,23
32,79
Finance (b) Perusahaan Asosiasi Tidak Langsung PT Sunmotor Indosentra
Jakarta
1998
Dealership
12,03
Trada (25,00% dimiliki oleh IMNI) (a)
(a)
tidak diaudit pada tahun 2000 dan 1999
(b) PT Primus Financial Services telah bergabung (merger) dengan PT Indoarta Multi Finance, efektif pada tanggal 28 Juli 2000 (lihat Catatan 10) dan keduanya diaudit oleh auditor independen lain pada tahun 2000 dan 1999
Penyertaan saham lainnya dicatat sebesar biaya perolehan.
i.
Aktiva Tetap
Aktiva tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan, kecuali aktiva tertentu yang dinilai kembali berdasarkan peraturan pemerintah dikurangi akumulasi penyusuta menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut: Tahun
Bangunan dan prasarana
4 - 20
Mesin dan peralatan pabrik Alat-alat pengangkutan Peralatan kantor
4 - 10 3-8 3-8
Hak atas tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan, kecuali memenuhi kondisi tertentu yang telah ditentukan sesuai dengan PSAK yang terjadi sehubungan dengan perolehan hak atas tanah antara lain, biaya perijinan, biaya survei dan pengukuran lokasi, biaya notaris dan pajak-pajak yang b ditangguhkan dan disajikan secara terpisah dari harga perolehan hak atas tanah. Beban tangguhan tersebut, disajikan sebagai bagian dari akun “Aktiva Bukan L diamortisasi selama masa manfaat hak atas tanah yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus.
Sesuai dengan PSAK No. 48, “Penurunan Nilai Aktiva“ yang dikeluarkan pada tanggal 19 Juni 1998 dan berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2000, nilai aktiva dievaluasi jika terjadi penurunan atau kemungkinan penurunan nilai wajar, ketika te mengindikasikan bahwa nilai tercatat tidak dapat seluruhnya terealisasi.
Aktiva dalam pengerjaan dicatat sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke akun aktiva tetap yang bersangkutan bila penger tersebut telah siap untuk digunakan.
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada operasi saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar sebagimana dijelaskan dalam PSA Aktiva yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat beserta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangk dilaporkan dalam operasi tahun yang bersangkutan.
j.
Sewa Guna Usaha
Transaksi sewa guna digolongkan sebagai sewa guna usaha dengan hak opsi (capital lease) bila seluruh kriteria kapitalisasi seperti yang disyaratkan dalam Usaha”, telah dipenuhi. Bila tidak, sewa guna usaha digolongkan sebagai transaksi sewa menyewa biasa (operating lease). Aktiva sewa guna usaha dengan hak “Aktiva Tetap” sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa pada awal masa sewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar p Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan masa manfaat aktiva sewa guna usaha, yang sesuai dengan masa manfaat aktiva teta (lihat Catatan 2.i di atas). Laba atau rugi dari transaksi penjualan dan sewa guna usaha kembali ditangguhkan dan diamortisasi selama masa manfaat aktiva sew garis lurus.
k. Aktiva Bangun, Kelola dan Alih (Build, Operate and Transfer)
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membangun gedung di atas tanah milik pihak ketiga dimana Anak Perusahaan memiliki hak atas pengelolaan bangunan te dikapitalisasi ke dalam akun ini. Bangunan ini dinyatakan sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan disajikan sebagai bagian dalam menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu perjanjian “Bangun, Kelola dan Alih”.
l.
Aktiva yang belum Digunakan dalam Usaha
Aktiva yang belum digunakan dalam usaha dicatat sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan.
m.
Aktiva yang Dimiliki Kembali
Aktiva yang dijadikan jaminan atas piutang pembiayaan konsumen yang telah jatuh tempo, yang dimiliki kembali oleh Anak Perusahaan disajikan sebagai bagi dalam neraca konsolidasi dan dinyatakan sebesar nilai realisasi bersih. Selisih antara saldo piutang pembiayaan konsumen dan nilai realisasi bersih atas aktiva y operasi tahun berjalan.
n.
Beban Ditangguhkan
Biaya-biaya tertentu yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun, ditangguhkan dan diamortisasi selama masa manfaatnya dengan menggunakan m
o.
Beban Emisi Obligasi Ditangguhkan
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan Obligasi oleh Anak Perusahaan ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan garis lurus selam Saldo biaya emisi obligasi ditangguhkan yang belum diamortisasi disajikan sebagai pengurang langsung atas hasil emisi obligasi dan jumlah bersihnya disajika Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000.
p. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan dari penjualan kendaraan bermotor, termasuk penjualan cicilan, diakui pada saat penerbitan faktur dan surat jalan; sedangkan pendapatan dari servi dan faktur diterbitkan. Penghasilan bunga dari penjualan cicilan dan beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
Perusahaan jasa keuangan mengakui pendapatan atas sewa guna usaha, pembiayaan konsumen dan anjak piutang sebagaimana dijelaskan pada Catatan 2q, 2r d
q. Akuntansi untuk Sewa Guna Usaha
Anak perusahaan mencatat transaksi sewa guna usaha sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam PSAK No. 30, “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Berdasarka digolongkan sebagai sewa guna usaha pembiayaan (finance lease), apabila memenuhi semua kriteria berikut ini:
1. Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewagunausahakan pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah dise perjanjian sewa guna usaha tersebut.
2. Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa mencakup pengembalian biaya perolehan barang moda yang merupakan keuntungan perusahaan sewa guna usaha (full payout lease).
3.
Masa sewa guna usaha minimum dua (2) tahun.
Transaksi sewa guna usaha yang tidak memenuhi salah satu kriteria tersebut di atas dikelompokkan sebagai transaksi sewa-menyewa biasa (operating lease).
Dalam metode sewa guna usaha pembiayaan, kelebihan piutang sewa guna usaha dan nilai sisa yang terjamin atas biaya perolehan aktiva sewa guna usaha dica yang belum diakui dan akan diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu perjanjian sewa guna usaha berdasarkan tingkat pengembalian berkala dari Pelunasan sebelum masa sewa guna usaha berakhir dianggap sebagai pembatalan perjanjian sewa guna usaha dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam tahu
r.
Akuntansi untuk Pembiayaan Konsumen
Piutang pembiayaan konsumen dinyatakan sebesar nilai bersihnya yaitu setelah dikurangi pendapatan yang belum diakui dan penyisihan piutang yang diraguka belum diakui yang merupakan selisih antara jumlah angsuran yang akan diterima dari pelanggan dan jumlah pokok pembiayaan akan diakui sebagai pendapata pembiayaan konsumen berdasarkan suatu tingkat pengembalian berkala dari piutang pembiayaan konsumen. Pelunasan sebelum masa pembiayaan konsumen b perjanjian pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang ditimbulkan diakui dalam tahun berjalan.
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
s.
Akuntansi Anjak Piutang
Tagihan anjak piutang dicatat berdasarkan jumlah yang dikeluarkan oleh Perusahaan yang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari nilai piutang (faktur). P transaksi dilakukan dan pendapatan anjak piutang dicatat atas dasar akrual. Transaksi anjak piutang dilakukan dengan dasar “without recourse”.
t.
Taksiran Pajak Penghasilan
Group menerapkan PSAK No. 46, “Akuntansi Pajak Penghasilan”, dimana Group melakukan penghitungan pengaruh pajak atas pemulihan aktiva dan peny dan pengakuan serta pengukuran aktiva dan kewajiban pajak tangguhan untuk pengaruh pajak yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang atas kejadiankeuangan termasuk rugi fiskal dari periode-periode sebelumnya.
u. Dana Pensiun
Perusahaan dan anak perusahaan tertentu mempunyai program pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi syarat. Iuran dana pensiun dit tertentu sebesar 9% dari penghasilan dasar karyawan yang bersangkutan. Pada tahap ini Perusahaan dan anak perusahaan masih memberikan iuran tambahan se yang bersangkutan selama-lamanya untuk masa sepuluh (10) tahun bagi yang memenuhi kriteria yang ditentukan dalam peraturan dana pensiun.
Program iuran pasti ini dikelola oleh Dana Pensiun Indomobil Group dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Sur tanggal 19 Desember 1995, yang diperbaharui dengan Surat Keputusan No. Kep-064/KM.17/1997 tanggal 17 Maret 1997 yang berlaku surut sejak tanggal 1 M Finance (SIF), anak perusahaan, yang mempunyai dana pensiun sendiri.
Pada tanggal 20 Juni 2000, Menteri Tenaga Kerja mengeluarkan Keputusan No. Kep-150/Men/2000 mengenai Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja, dan Penetapan Uang Pemutusan Hubungan Kerja, Uang Jasa dan Penghargaan di Anak Perusahaan berkeyakinan bahwa pembayaran yang dilakukan atas program pensiun memenuhi persyaratan yang ditentukan pada keputusan tersebut.
v.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban dalam Rupiah untuk mencerminkan kurs terakhir atas mata uang asing yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada tahun tersebut. Laba atau rugi kurs yang terj tahun berjalan.
Pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, nilai tukar yang digunakan adalah Rp 9.595 terhadap 1 Dolar AS, Rp 8.357,30 untuk JPY 100 dan Rp 5.539,05 untu Dolar AS, Rp 6.947,41 untuk JPY 100 dan Rp 4.260,51 untuk 1 Dolar Singapura, yang dihitung dengan mengambil kurs tengah atas kurs beli dan jual terakhir Bank Indonesia pada tanggal 29 Desember 2000 dan 31 Desember 1999.
Transaksi dalam mata uang asing lainnya dianggap tidak signifikan.
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
w. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Group melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempuny
(1) perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, de companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);
(2) perusahaan asosiasi (associated companies);
(3) perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signi perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan ters pelapor);
(4) karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusah komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan
(5) perusahaan, bilamana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraika tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan yang bersangkutan. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, dir pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.
Seluruh transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan kondisi dan persyaratan normal sebagaim diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi. Transaksi Group dengan Badan Usaha Milik Negara/Daerah dan perusahaan-perusahaan yang te Nasional (BPPN) dalam rangka restrukturisasi perusahaan, tidak diungkapkan sebagai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
x.
Instrumen Keuangan
Kontrak swap dan forward digunakan manajemen Perusahaan dan anak perusahaan tertentu untuk mengantisipasi nilai tukar mata uang asing. Laba atau rugi ku forward ditangguhkan dan dicatat berdasarkan diskonto atau premium atas kontrak swap dan forward yang merupakan selisih antara kurs tunai (spot rate) pada (forward rate). Premium tersebut diamortisasi sesuai dengan jangka waktu kontrak dengan menggunakan metode garis lurus. Pada tanggal neraca, aktiva dan ke kontrak swap dan forward (disajikan dalam akun “Kontrak Valuta Berjangka - bersih”) disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal terseb dibebankan pada operasi tahun berjalan. Laba atau rugi dari kontrak opsi yang disebabkan perubahan dalam nilai pasar kontrak dicatat pada waktu diterima ata
y.
Laba (Rugi) Per Saham
Pada tanggal 10 Desember 1999, IAI mengeluarkan PSAK No. 56, “Laba Per Saham”, yang berlaku efektif untuk penyusunan laporan keuangan untuk tahun y 31 Desember 2000.
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih tahun yang bersangkutan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar (99
Laba (rugi) per saham dilusian dihitung dengan menyesuaikan laba (rugi) bersih dan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar yaitu 1.251.130.605, setel konversi obligasi konversi seandainya terjadi pada tanggal 1 Januari 1999.
3. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Efektif 1 Januari 2000, laporan keuangan konsolidasi menyajikan akun Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dikonsolidasikan secara satu persatu (line by lin aktivitas operasi sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 sebagai penguba Penyajian Laporan Keuangan. Oleh karenanya, laporan keuangan konsolidasi untuk tahun sebelumnya telah disajikan kembali untuk menyesuaikan dengan per
4. KAS DAN SETARA KAS
Kas dan setara kas terdiri dari: 1999 (Disajikan Kembali 2000
Kas
- lihat Catatan 3)
Rp 991.460.326
Rp
Bank Pihak ketiga Rupiah PT Bank Central Asia Tbk * PT Bank of Tokyo Mitsubishi Citibank N.A.
140.777.743.472 20.915.318.671
3.017.048.478
10.187.451.453
778.503.987
6.457.743.795
5.405.367.350
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 10 miliar) Dolar Amerika Serikat (AS$ 5.733.225 pada tahun 2000 dan AS$ 740.032 pada tahun 1999) PT Bank Central Asia Tbk * Lain-lain (masing-masing di bawah
45.455.497.450
-
657.029.304
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Rp 10 miliar)
9.554.797.243
5.254.228.850
Yen Jepang (JP¥ 59.886.702 pada tahun 2000 dan JP¥ 1.077.973.254 pada tahun 1999) PT Tokai Lippo Bank
2.412.725.772
74.171.040.627
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 2 miliar) Mata uang asing lainnya
2.592.185.534
720.181.030
813.073.600
163.732.360
-
70.129.853.254
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Rupiah PT Bank Central Asia Tbk * PT Bank Risjad Salim Internasional **
-
76.664.064.730
Dolar Amerika Serikat (AS$ 726.194 pada tahun 1999) PT Bank Central Asia Tbk *
-
PT Bank Risjad Salim Internasional **
4.957.776.051 -
198.203.884
Setara kas Deposito berjangka Pihak ketiga Rupiah Citibank N.A. 26.546.070.453
34.080.000.000
-
PT Bank Central Asia Tbk *
-
(Berlanjut)
1999 (Disajikan Kembali 2000
- lihat Catatan 3)
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Sanwa Indonesia Rp 10 miliar) Dolar Amerika Serikat (AS$ 1.632.978
Rp
549.000.000 26.681.375.933
Rp
16.115.000.000 13.485.458.592 7.938.531.100
Lain-lain (masing-masing di bawa
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN pada tahun 2000 dan AS$ 14.638.837
pada tahun 1999) The Tokai Bank, Ltd., Singapura
-
103.381.945.235
15.668.428.035
553.798.225
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 10 miliar) Mata uang asing lainnya
2.243.315.250
-
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Rupiah PT Bank Central Asia Tbk *
-
PT Bank Risjad Salim Internasional **
82.311.062.507 -
106.389.426.817
Dolar Amerika Serikat (AS$ 4.429.015 pada tahun 1999) PT Bank Central Asia Tbk *
-
PT Bank Risjad Salim Internasional **
Jumlah
Rp
26.108.438.648 -
345.926.186.987
5.337.565.793
Rp
603.738.256.822
* Sampai dengan tahun 1999, PT Bank Central Asia Tbk masih merupakan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. ** Pada bulan Juni 2000, PT Bank Risjad Salim Internasional menggabungkan diri (merger) dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
Deposito berjangka dalam Rupiah memperoleh suku bunga tahunan yang berkisar antara 5,00% sampai 13,22% pada tahun 2000 dan antara 9,00% sampai 52,00% pada tahun 1999, sedangkan deposito berjangka dalam Dolar AS memperoleh suku b sampai 6,41% pada tahun 2000 dan antara 8,00% sampai 13,00% pada tahun 1999.
Sifat dari hubungan dan transaksi antara Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dijelaskan pada Cata
5. PENEMPATAN JANGKA PENDEK
Akun ini merupakan deposito berjangka yang dimiliki oleh PT Indomobil Bhupala, anak perusahaan yang dijadikan jaminan untuk pembukaan fasilitas Let
2000
1999
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Pihak ketiga Dolar Amerika Serikat PT Bank Central Asia Tbk * (AS$ 403.892 pada tahun 2000)
Rp
3.875.348.156
Rp
-
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (AS$ 119.650 pada tahun 2000)
1.148.041.750
-
(Berlanjut)
2000
1999
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Dolar Amerika Serikat PT Bank Risjad Salim Internasional ** (AS$ 972.279 pada tahun 1999)
Bersih
Rp
Rp
-
Rp
5.023.389.906 Rp
6.903.180.500
6.903.180.500
* Sampai dengan tahun 1999, PT Bank Central Asia Tbk masih merupakan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. ** Pada bulan Juni 2000, PT Bank Risjad Salim Internasional menggabungkan diri (merger) dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
Deposito berjangka dalam Dolar Amerika Serikat memperoleh suku bunga tetap sebesar 4,50% per tahun
6. PIUTANG USAHA
Rincian piutang usaha adalah sebagai berikut:
2000
1999
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Pihak Ketiga PT United Motor Company
Rp
PT Nusantara Jaya Sentosa
52.342.444.919
Rp
32.251.551.702
23.175.727.105 8.014.948.112
PT Megah Putera Sejahtera
30.058.808.621
9.091.270.516
PT Restu Mahkota Karya
23.446.281.792
3.872.608.844
PT Citra Asri Buana
21.762.967.037
3.057.704.917
PT Sinar Galesong Pratama
19.976.363.014
11.928.468.782
PT Cahaya Surya Bali Indah
19.563.804.377
24.783.072.638
PT Sejati Unggul Persada
18.573.509.625
11.758.570.068
PT Trans Sumatra Agung
16.049.535.585
8.628.327.281
PT Samekarindo Indah
15.326.842.084
11.973.785.094
PT Dwi Perkasa Mobiltama
13.859.519.255
2.341.885.577
PT Sumber Baru Aneka Motor
13.456.773.244
3.876.508.391
PT Rachmat Mas Adison
13.394.581.610
2.586.822.583
PT Karya Agung Alexander Motor
11.247.200.454
807.130.009
PT Ikhtiar Abadi Motor
10.271.790.744
7.522.530.008
PT Delta Abadi Sentosa
10.061.201.714
PT Bank Central Asia Tbk *
11.467.618.035
6.926.499.215
-
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 5 miliar)
397.844.610.553
225.090.339.295
Jumlah
726.414.285.545
369.977.317.255
Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
Jumlah Pihak Ketiga - Bersih
(
7.751.629.963 ) (
14.506.526.846 )
718.662.655.582
355.470.790.409
PT Sunmotor Indosentra Trada
24.049.822.663
4.749.179.163
PT Buanamobil Sentral Trada
5.688.788.492
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
(Berlanjut)
-
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
2000
1999
PT CSM Corporatama (dahulu PT Central Sumahi Motor) PT Hero Sakti Motor Gemilang Widjojo Sandjoto
Rp
5.026.330.078
Rp
870.452.662
3.861.824.242
3.050.741.721
1.526.900.000
953.100.000
-
5.899.999.019
PT Bank Central Asia Tbk * Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 juta)
3.090.402.845
5.956.431.002
Jumlah Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Jumlah
43.244.068.320
Rp
21.479.903.567
761.906.723.902
Rp
376.950.693.976
* Sampai dengan tahun 1999, PT Bank Central Asia Tbk masih merupakan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Pada tanggal 31 Desember 2000, analisa umur piutang usaha adalah sebagai berikut:
Analisa Umur Piutang
Belum jatuh tempo
Jumlah
Rp
618.958.128.932
Telah jatuh tempo: 1 – 30 hari
127.102.969.152
31 – 60 hari
4.483.917.218
61 – 90 hari
1.662.686.718
Lebih dari 90 hari
Jumlah
9.699.021.882
Rp
761.906.723.902
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Analisa atas perubahan saldo penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:
2000
Saldo awal tahun
Rp
1999
14.506.526.846
Rp
10.410.163.244
Ditambah (dikurangi): Penyisihan selama tahun berjalan
1.031.019.879
Penghapusan piutang selama tahun berjalan ( 7.785.916.762
Saldo akhir tahun
Rp
5.670.240.797 ) ( 1.573.877.195
7.751.629.963
Rp
)
14.506.526.846
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha.
Sifat dari hubungan dan transaksi antara Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dijelaskan pada Catata
Piutang usaha PT Indomobil Suzuki International dan PT Rodamas Makmur Motor dijadikan sebagai jaminan atas hutang jangka pendek tertentu yang diperole 13).
7. SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
Saldo piutang dan hutang di luar usaha dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
2000
1999
Piutang Jangka Panjang PT Bringin Indotama Sejahtera Finance
Rp
22.026.440.694
Rp
12.509.761.424
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)
Jumlah
842.584.189
Rp
22.869.024.883
1.688.534.885
Rp
14.198.296.309
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
1999 (Disajikan Kembali 2000
- lihat Catatan 3)
373.139.822.393
Rp
Hutang Jangka Panjang PT IMG Sejahtera Langgeng
Rp
PT Indomobil Management Corporation
-
194.994.802.552 1.216.848.635
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)
773.477.750
Jumlah
Rp
373.913.300.143
336.758.251
Rp
196.548.409.438
Sifat dari hubungan Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
a.
PT Bringin Indotama Sejahtera Finance merupakan perusahaan asosiasi (lihat Catatan 2h).
b. Seluruh pihak yang mempunyai hubungan istimewa selain yang tercantum dalam catatan “a” di atas, berhubungan dengan Perusahaan dan Anak Perusa langsung maupun tidak langsung, terutama dengan keluarga Salim, dan melalui manajemen yang sama.
Sifat dari hubungan dan transaksi antara Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dijelaskan pada Catata
8. PERSEDIAAN
Persediaan terdiri dari: 2000
Barang jadi Barang dalam proses Komponen Completely Knock-Down (CKD) Suku cadang
Rp
212.408.392.682
1999
Rp
20.099.123.412 106.121.340.993 121.479.286.913
63.284.048.318 10.723.248.391 91.442.304.909 75.154.952.364
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
(Berlanjut)
2000
Bahan baku dan bahan pembantu
Rp
Asesoris dan suvenir
147.326.923.450
Rp
6.207.667.941
Persediaan dalam perjalanan Lain-lain
Jumlah
1999
Rp
92.082.258.550 6.730.551.379
262.459.290.141
140.914.963.875
5.990.735.161
7.158.110.768
882.092.760.693
Rp
487.490.438.554
Persediaan PT Indomobil Suzuki International, PT National Motors Company, PT Rodamas Makmur Motor dan PT Indotruck Utama digunakan sebagai jam fidusia atas pinjaman yang diperoleh dari bank tertentu (lihat Catatan 13 dan 15).
Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kerugian kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan seb AS$ 7.500.000 pada tanggal 31 Desember 2000, dimana manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan keru dipertanggungkan (lihat Catatan 28.g).
9. PIUTANG PEMBIAYAAN
Akun ini terdiri dari piutang pembiayaan anak perusahaan yang bergerak dibidang jasa keuangan dengan rincian sebagai berikut: 1999 (Disajikan Kembali 2000
- lihat Catatan 3)
Investasi bersih dalam sewa guna usaha - bersih Lancar Bukan lancar
Jumlah
Rp
164.725.146.359
Rp
108.678.836.398
139.602.779.014
67.504.005.572
304.327.925.373
176.182.841.970
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Piutang pembiayaan konsumen - bersih Lancar
66.273.242.551
65.882.841.747
Bukan lancar
22.748.547.803
17.025.210.802
89.021.790.354
82.908.052.549
Jumlah
Jumlah
a.
Rp
393.349.715.727
Rp
259.090.894.519
Investasi Bersih dalam Sewa Guna Usaha - Bersih
Rincian investasi bersih dalam sewa guna usaha adalah sebagai berikut:
2000
1999
Pihak Ketiga Piutang sewa guna usaha
Rp
Nilai sisa yang terjamin
395.532.610.122 243.095.019.824
Rp
217.474.291.802 154.699.807.199
(Berlanjut)
2000
1999
Pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui Simpanan jaminan
Jumlah Pihak Ketiga
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
( (
Rp 92.509.678.036 243.095.019.824
303.022.932.086
)( )(
165.255.679.071
Rp
52.218.612.731 ) 154.699.807.199
)
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Piutang sewa guna usaha Nilai sisa yang terjamin
10.954.851.343
18.547.957.563
2.343.682.300
3.980.000.000
Pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui Simpanan jaminan
(
1.509.356.589
)(
3.918.360.123
)
(
2.343.682.300
)(
3.980.000.000
)
Jumlah Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
9.445.494.754
Jumlah
14.629.597.440
312.468.426.840
179.885.276.511
Dikurangi penyisihan piutang sewa guna usaha yang diragukan
(
8.140.501.467
)(
Jumlah Investasi Bersih dalam Sewa Guna Usaha - Bersih
Rp
304.327.925.373
Rp
176.182.841.970
Rincian investasi bersih dalam sewa guna usaha menurut tahun jatuh temponya adalah sebagai berikut:
2000
1999
Pihak Ketiga 2000
Rp
-
Rp
134.810.091.490
2001
210.206.905.345
62.669.261.112
2002
132.852.151.101
18.117.946.638
2003 dan sesudahnya
52.473.553.676
395.532.610.122
1.876.992.562
217.474.291.802
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa 2000
-
10.779.699.416
3.702.434.541
)
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 2001
2002
9.371.328.737
7.741.851.569
1.572.167.069
14.785.334
11.355.537
11.621.244
2003 dan sesudahnya
10.954.851.343
Jumlah
Rp
406.487.461.465
18.547.957.563
Rp
236.022.249.365
Piutang sewa guna usaha digunakan sebagai jaminan atas hutang bank dan wesel bayar dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan Asian Properties Swadharma Indotama Finance (SIF) (lihat Catatan 13).
b. Piutang Pembiayaan Konsumen
Rincian piutang pembiayaan konsumen adalah sebagai berikut:
2000
1999
Pihak Ketiga Piutang pembiayaan konsumen
Rp
108.403.807.773
Rp
88.338.728.445
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui
(
Jumlah Pihak Ketiga
19.852.193.343
88.551.614.430
)(
16.651.041.938 )
71.687.686.507
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Piutang pembiayaan konsumen
6.461.863.048
20.356.966.420
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui
(
1.930.153.110
Jumlah Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
4.531.709.938
17.101.092.735
)(
3.255.873.685 )
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Jumlah
93.083.324.368
88.788.779.242
Dikurangi penyisihan piutang pembiayaan konsumen yang diragukan
(
4.061.534.014
)(
5.880.726.693 )
Jumlah Piutang Pembiayaan Konsumen - Bersih
Rp
89.021.790.354
Rp
82.908.052.549
Rincian piutang pembiayaan konsumen menurut tahun jatuh temponya adalah sebagai berikut:
2000
1999
Pihak Ketiga 2000
Rp
-
Rp
70.709.492.116
2001
80.325.790.905
16.101.268.371
2002
23.286.127.660
1.488.178.890
2003 dan sesudahnya
4.791.889.208
39.789.068
108.403.807.773
88.338.728.445
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa 2000
-
2001
15.747.863.531
5.429.609.233
2002 dan sesudahnya
3.667.885.254
1.032.253.815
941.217.635
6.461.863.048
Jumlah
Rp
114.865.670.821
20.356.966.420
Rp
108.695.694.865
Piutang pembiayaan konsumen dijamin dengan Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKP) dari kendaraan yang dibiayai oleh SIF dan PT Indomaru Mult
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Pada tahun 1999, piutang pembiayaan konsumen tertentu digunakan sebagai jaminan atas pinjaman atas hutang bank yang diperoleh SIF dari PT Bank Negara
Berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen anak perusahaan berpendapat bahwa penyisih diragukan adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang.
Suku bunga tahunan berkisar antara 21,00% sampai dengan 29,00% pada tahun 2000, dan antara 27,00% sampai dengan 49,00% pada tahun 1999.
Lihat Catatan 2w, 7 dan 28 mengenai sifat dari transaksi-transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
10. PENYERTAAN SAHAM
Rincian dari penyertaan saham adalah sebagai berikut:
2000
1999
Metode ekuitas: Biaya perolehan Saldo awal tahun
Rp
58.385.273.520
Penambahan tahun berjalan
-
Rp
27.336.441.968 32.810.125.302
Dikurangi penyertaan saham pada anak perusahaan dan perusahaan asosiasi yang dilikuidasi, dijual dan terdilusi
(
Saldo akhir tahun
18.032.647.310
40.352.626.210
)(
1.761.293.750
58.385.273.520
Akumulasi bagian atas laba (rugi) - bersih Saldo awal tahun
10.831.729.561 (
282.443.018
)
Dikurangi penyertaan saham pada anak perusahaan dan perusahaan asosiasi yang dilikuidasi, dijual dan terdilusi Bagian atas laba tahun
(
6.048.072.159
)(
59.210.424.373 )
)
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN berjalan - bersih *)
Saldo akhir tahun
Jumlah dalam metode ekuitas
8.762.241.154
70.324.596.952
13.545.898.556
10.831.729.561
53.898.524.766
69.217.003.081
Biaya perolehan
44.024.077.297
33.561.997.496
Jumlah Penyertaan Saham
Rp
Rp
97.922.602.063
102.779.000.577
*) pada tahun 1999 termasuk pengaruh dilusi sebesar Rp 134.093.618.288.
Pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, rincian dari biaya perolehan penyertaan saham yang dicatat dengan metode ekuitas adalah sebagai berikut: 2000
PT Hino Indonesia Manufacturing (3)
Rp
PT Indo - EDS Daya Selaras
1999
32.810.125.302 4.042.500.908
Rp
32.810.125.302 4.042.500.908
PT Bringin Indotama Sejahtera Finance
2.500.000.000
2.500.000.000
PT Sunmotor Indosentra Trada
1.000.000.000
1.000.000.000
PT Primus Financial Services (1)
-
PT Indoarta Multi Finance (1)
Jumlah
11.250.000.000 -
Rp
40.352.626.210
Rp
6.782.647.310
58.385.273.520
Pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, rincian dari penyertaan saham yang dicatat dengan metode biaya perolehan adalah sebagai berikut:
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
2000
1999
Persentase Kepemilikan Efektif
PT Sumi Rubber Indonesia
5,00 %
PT Inti Ganda Perdana (10,00% -
9,90
Persentase Nilai Tercatat
Rp 10.986.061.213 6.000.000.000
Kepemilikan Efektif
Nilai Tercatat
5,00 % 9,90
Rp 10.986.061.213 6.000.000.000
dimiliki oleh SAP) PT Primus Financial Services(1)
15,00
5.193.466.384
PT Sumi Indo Wiring System (4)
17,50
3.989.722.657
PT Ismac Nissan Manufacturing(5)
10,00
3.473.613.417
PT Mazda Indonesia Manufacturing
7,80
3.030.072.670
17,50 10,00
3.989.722.657 3.473.613.417
7,80
3.030.072.670
(10,00% - dimiliki oleh UPM) (5) PT Univance Indonesia PT Buanamobil Sentral Trada (51,00% -
15,00
2.160.450.000
24,99
15,00
2.160.450.000
1.785.000.000
-
-
dimiliki oleh IMNI) * PT Jideco Indonesia PT Kansei Indonesia Manufacturing PT Lear Indonesia ** PT Tochigifuji Indonesia Manufacturing
10,00 10,00 25,00
PT Nihonplast Indonesia PT Daikin Clutch Indonesia (10,00% -
1.283.326.265 1.150.022.500
10,00
PT Autotech Indonesia PT Kotobukiya Indo Classic Industries
1.529.320.000
8,03 10,00 10,00
1.064.886.657
10,00 10,00 25,00
486.638.250
1.283.326.265 1.150.022.500
10,00
934.000.000 915.981.250
1.529.320.000
8,03 10,00 10,00
1.064.886.657 934.000.000 915.981.250 486.638.250
4,95
483.134.500
4,95
483.134.500
10,00
467.600.120
10,00
467.600.120
dimiliki oleh ISI) PT Indomurayama Press and Dies Industries PT Kokusai Godo Denso Indonesia (5,00% - dimiliki oleh ISI) PT Zexel AC Indonesia PT United Indohada (10,00% - dimiliki
2,48 10,00
386.568.000 251.939.200
2,48 10,00
386.568.000 251.939.200
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
oleh SAP)
9,90
225.000.000
9,90
225.000.000
PT Yamatogomu Indonesia
10,00
211.882.500
10,00
211.882.500
PT Indo VDO Instruments
10,00
206.185.662
10,00
206.185.662
0,05
200.000.000
0,05
200.000.000
PT Hero Sakti Motor Gemilang (10,00% dimiliki oleh IMNI) PT Indomatsumoto Press and Dies Industries
10,00
PT Indo Citra Sugiron
186.379.079
10,00
186.379.079
10,00
175.100.939
10,00
175.100.939
8,90
125.000.000
8,90
125.000.000
PT Armindo Perkasa (10,00% dimiliki oleh NMC) PT Oka International Logistama PT Bhakti Sarana Ventura (0,17% -
10,00
85.597.897
10,00
85.597.897
0,04
25.000.000
0,04
25.000.000
dimiliki oleh IMNI) PT Nayaka Aryaguna(5)
100,00
20.000.000
100,00
PT Indobuana Autoraya
10,00
30.000.000
10,00
PT Wangsa Indra Permana
10,00
12.000.807
10,00
PT Marvia Graha Motor(5) Terraza Inc.
10,00
10.078.801
10,00
200.000
Jumlah
47.084.228.768
Dikurangi penyisihan untuk penurunan nilai
(
Bersih
20.000.000 12.000.807
10,00
10.078.801
10,00
3.060.151.471 )
Rp 44.024.077.297
20.000.000
200.000
40.095.762.384 (
6.533.764.888 )
Rp 33.561.997.496
* PT Buanamobil Sentral Trada (BST) tidak termasuk dalam laporan keuangan konsolidasi Perusahaan karena akta pendiriannya belum disetujui oleh Ment dengan tanggal laporan auditor. ** PT Lear Indonesia (LI) 25% dimiliki oleh Perusahaan dan tidak dicatat dengan metode ekuitas karena LI masih dalam tahap pra-operasi.
Beberapa dilusi material atas penyertaan saham Perusahaan yang dicatat dengan metode ekuitas pada tahun 2000 dan 1999 adalah sebagai berikut:
(1) Pada tanggal 11 Juli 2000, dalam rapat umum pemegang saham luar biasa PT Primus Financial Services (PFS), para pemegang saham menyetujui pengga Indoarta Multi Finance (IAMF), anak perusahaan. Perusahaan dan PT United Motor Company, pemegang saham IAMF lainnya, setuju untuk melepaskan saham
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN efektif penggabungan usaha dengan harga wajar tertentu yang disetujui bersama. Perusahaan juga setuju untuk melepaskan sahamnya di PFS dengan harga waj setuju untuk membayar bunga untuk periode sampai dengan tanggal efektif penggabungan usaha. Penggabungan usaha tersebut berlaku efektif pada tanggal 28 Menteri Hukum dan Perundang-undangan (No. C-15668.HT.01.04.TH.2000), dan Menteri Industri dan Perdagangan.
Kepemilikan Perusahaan secara ekuitas di PFS berkurang dari 45,00% menjadi 15,00% setelah pelepasan saham Perusahaan di PFS dan penggabungan IAMF d penyertaan saham Perusahaan di PFS dicatat dengan menggunakan metode biaya. Penerimaan dari pelepasan saham tersebut digunakan untuk membayar jamin Finance, anak perusahaan (lihat Catatan 13). Perusahaan mengalami rugi atas pelepasan penyertaan saham seperti yang disebutkan di atas sebesar Rp 5.141.667 sebagai bagian dari “Lain-lain - bersih” pada laporan laba rugi konsolidasi.
Pada tanggal 6 Juni 2000, berdasarkan Perjanjian Opsi, FCI memberikan hak opsi kepada Perusahaan untuk membeli kembali seluruh atau sebagian saham Per oleh FCI, untuk jangka waktu dari 28 Juli 2000 sampai dengan 28 Juli 2005. Selama jangka waktu opsi, FCI tidak akan menjual atau menjaminkan kepemilikan
(2) Pada tahun 1999, pemegang saham PT CSM Corporatama (CSM), sebelumnya PT Central Sumahi Motor, memutuskan untuk melakukan peningkatan mo dimana CSM menyetujui PT Puri Manik, pemegang saham baru, untuk melakukan setoran modal atas semua peningkatan modal disetor CSM, sehingga terjadi Perusahaan (secara langsung dan tidak langsung) dari 95,00% menjadi 4,75% dan meningkatkan nilai penyertaan saham Perusahaan di CSM pada tanggal 31 D Peningkatan nilai penyertaan tersebut disajikan dalam bagian defisiensi modal dalam neraca konsolidasi sebagai “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Pe Penurunan persentase kepemilikan tersebut menyebabkan laporan keuangan CSM tidak dikonsolidasikan dengan laporan keuangan konsolidasi pada tahun 199 dicatat dengan menggunakan metode biaya (lihat Catatan 29.f.4). Pada tanggal 31 Desember 1999, nilai tercatat penyertaan saham di CSM menjadi nol, karena kerugian yang diderita CSM lebih besar dari pada nilai perolehan penyertaan saham.
(3) Pada tahun 1998, pemegang saham lainnya dari PT Hino Indonesia Manufacturing (HIM) melakukan penambahan setoran modal dalam HIM, sehingga te saham Perusahaan (secara langsung dan tidak langsung) dari 49,24% menjadi 24,04%, namun terjadi peningkatan nilai penyertaan saham di HIM pada tanggal 31 Desember 1999 sebesar Rp 56.779.361.752 yang disebabkan oleh bagian Perusahaan atas nilai peningkatan ekuitas tersebut lebih besar dari efek dilusi. Pen dalam bagian defisiensi modal dalam neraca konsolidasi sebagai “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi”. Sejak saat dikonsolidasikan dengan laporan keuangan konsolidasi pada tahun 1999 dan penyertaan saham pada HIM dicatat dengan menggunakan metode ekuitas (lihat C
(4) Pada tahun 1998, pemegang saham lainnya dari PT Sumi Indo Wiring System (SIWS) melakukan penambahan setoran modal dalam SIWS, sehingga terj saham Perusahaan secara langsung dari 35,00% menjadi 17,50%, namun terjadi peningkatan nilai penyertaan saham di SIWS pada tanggal 31 Desember 1999 oleh bagian Perusahaan atas nilai peningkatan ekuitas tersebut lebih besar dari efek dilusi. Peningkatan nilai penyertaan tersebut disajikan dalam bagian defisie “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi”. Untuk selanjutnya penyertaan saham pada SIWS dicatat dengan metode biay
(5) Perusahaan dan anak perusahaan melakukan penyisihan untuk penurunan nilai penyertaan saham (yang dicatat dengan metode biaya perolehan) di PT Ism PT Mazda Indonesia Manufacturing, PT Marvia Graha Motor dan PT Nayaka Aryaguna sehubungan dengan rapat pemegang saham anak perusahaan yang men sementara dan penutupan pabrik.
Pada tahun 2000, Perusahaan mengembalikan cadangan penyisihan penurunan nilai penyertaan saham di INM, melihat masa depan yang baik dari restrukturisa
11. AKTIVA TETAP
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Rincian dari aktiva tetap adalah sebagai berikut:
2000
Penambahan/ Saldo Awal
Pengurangan/
Reklasifikasi
Reklasifikasi
Saldo Akhir
Nilai Tercatat Hak atas tanah Bangunan dan prasarana
Rp 128.745.265.053 196.408.248.294
Mesin dan peralatan pabrik
755.803.012.528
Alat-alat pengangkutan
22.354.145.373
Peralatan kantor
38.580.968.262
Sewa guna usaha - alat-alat pengangkutan Aktiva dalam penyelesaian Aktiva bangun, kelola dan alih
Jumlah Nilai Tercatat
Rp
34.688.868.346 28.805.104.644 38.655.138.123 11.676.608.975 7.477.732.106
7.509.585.697
Rp
2.529.790.787 603.621.671 2.103.841.644 776.926.219
458.300.000
-
222.683.562.151 793.854.528.980 31.926.912.704 45.281.774.149
-
23.444.537.573
1.224.076.043
Rp 163.434.133.399
458.300.000
30.010.060.235
944.063.035
20.346.431
1.203.729.612
1.150.625.301.250
145.206.289.767
36.044.586.987
1.259.787.004.030
Bangunan dan prasarana
53.920.979.914
11.624.384.973
493.720.116
65.051.644.771
Mesin dan peralatan pabrik
345.900.285.081
85.015.915.042
Alat-alat pengangkutan
14.814.673.084
3.774.789.201
Akumulasi Penyusutan
Peralatan kantor Sewa guna usaha - alat-alat pengangkutan Aktiva bangun, kelola dan alih
25.173.903.165
5.538.570.592 -
327.173.546
Jumlah Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku
1.597.795.535 620.792.626
18.964.582
-
116.893.909
440.137.014.790
Rp 710.488.286.460
541.588.351
106.089.518.299
430.374.611.772 16.991.666.750 30.091.681.131 18.964.582
-
444.067.455
3.253.896.628
Rp 716.814.367.569
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
1999 (Disajikan Kembali - lihat Catatan 3)
Penambahan/ Saldo Awal *)
Pengurangan/
Reklasifikasi
Reklasifikasi
Saldo Akhir
Nilai Tercatat Hak atas tanah Bangunan dan prasarana
Rp 116.227.072.546 180.867.918.675
Rp
12.518.192.507 15.921.041.188
Mesin dan peralatan pabrik
740.120.912.888
42.015.287.006
Alat-alat pengangkutan
23.628.896.519
2.085.316.476
Peralatan kantor Aktiva dalam penyelesaian Aktiva bangun, kelola dan alih
Jumlah Nilai Tercatat
36.854.958.300 2.064.770.615
2.486.290.704
-
Rp 128.745.265.053
380.711.569 26.333.187.366 3.360.067.622 760.280.742
28.677.444.249
1.227.076.043
Rp
-
196.408.248.294 755.803.012.528 22.354.145.373 38.580.968.262
23.232.629.167 3.000.000
7.509.585.697 1.224.076.043
1.100.991.605.586
103.703.572.130
54.069.876.466
1.150.625.301.250
Bangunan dan prasarana
42.930.789.236
11.156.729.068
166.538.390
53.920.979.914
Mesin dan peralatan pabrik
266.528.636.481
85.270.188.119
5.898.539.519
345.900.285.081
Alat-alat pengangkutan
12.601.833.933
3.785.429.369
Akumulasi Penyusutan
Peralatan kantor Aktiva bangun, kelola dan alih
20.083.386.351 186.771.447
Jumlah Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku
5.575.710.578
14.814.673.084
485.193.764
25.173.903.165
-
327.173.546
140.402.099
342.331.417.448
Rp 758.660.188.138
1.572.590.218
105.928.459.233
8.122.861.891
Rp 710.488.286.460
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
*) Saldo awal pada tahun 1999 tidak termasuk nilai perolehan dan akumulasi penyusutan aktiva tetap PT Hino Indonesia Manufacturing dan CSM, anak pe sebesar Rp 224.091.631.732 dan Rp 72.518.315.059.
Semua aktiva sewa guna usaha adalah alat-alat pengangkutan.
Aktiva dalam penyelesaian terdiri dari: 2000
Bangunan dan prasarana
Rp
Mesin dan peralatan pabrik
Jumlah
1999
103.591.788
Rp
5.617.875.075
840.471.247
Rp
944.063.035
1.891.710.622
Rp
7.509.585.697
Beban penyusutan dan amortisasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 masing-masing adalah sebesar Rp 106.089.518 dibebankan pada operasi sebagai berikut: 1999 (Disajikan Kembali 2000
Beban pokok penghasilan
Rp
Beban penjualan
92.606.309.928
6.220.521.369
Beban umum dan administrasi
Jumlah
- lihat Catatan 3)
106.089.518.299
90.080.048.939
7.925.171.012
7.262.687.002
Rp
Rp
7.923.239.282
Rp
105.928.459.233
Jenis pemilikan hak atas tanah seluruhnya berupa “Hak Guna Bangunan (HGB)“. Hak atas tanah tersebut mempunyai sisa jangka waktu antara tiga (3) sam Manajemen berpendapat bahwa hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo. Sertifikat kepemilikan atas sebagian hak atas ta International, PT Indojakarta Motor Gemilang dan PT Multi Central Aryaguna (MCA) masih dalam proses persetujuan dari Badan Pertanahan Nasional.
Aktiva tetap diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan berjumlah Rp 50
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN JPY 3.547.500 pada tanggal 31 Desember 2000, dimana manajamen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan keru (lihat Catatan 28.g).
12. AKTIVA BELUM DIGUNAKAN DALAM USAHA
Pada tanggal 31 Desember 2000, akun ini terdiri dari tanah dan bangunan yang dimiliki oleh MCA, anak perusahaan, yang berlokasi di Jalan M.T. Haryono No digunakan sebagai perluasan kantor dan ruang pameran untuk disewakan kepada pihak ketiga atau afiliasi.
13. HUTANG JANGKA PENDEK
Rincian hutang jangka pendek adalah sebagai berikut: 1999 (Disajikan Kembali 2000
- lihat Catatan 3)
Rupiah Anak Perusahaan Pihak Ketiga PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Pinjaman modal kerja
Rp
136.839.895.079
Rp
123.749.533.310
PT Bank Sanwa Indonesia, Jakarta Pinjaman “Revolving”
124.400.000.000
40.000.000.000
106.500.000.000
106.500.000.000
The Bank of Tokyo-Mitsubishi, Ltd., Jakarta Pinjaman “Revolving” Pinjaman modal kerja (b)
-
2.126.829.465
PT Bank Daiwa Perdania, Jakarta Pinjaman “Revolving”
50.000.000.000
-
20.000.000.000
-
PT Bank Fuji Internasional Indonesia, Jakarta Pinjaman “Revolving”
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Badan Penyehatan Perbankan Nasional
(BPPN) * Pinjaman “Revolving” (a)
8.000.000.000
Cerukan (a)
8.000.000.000
2.433.928.532
6.406.953.345
PT Bank Multicor Pinjaman modal kerja
4.000.000.000
The Sanwa Bank Ltd., Singapura
-
34.400.000.000
Pinjaman modal kerja (b) PT Bank Eksekutif Wesel bayar
-
2.500.000.000
(Berlanjut)
1999 (Disajikan Kembali 2000
- lihat Catatan 3)
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Asian Properties Ltd., Mauritius Wesel bayar (e)
Rp
6.715.980.000
Rp
-
First Indoco Ltd., Hongkong Wesel bayar (e)
Jumlah
-
458.889.803.611
13.461.984.000
337.145.300.120
Dollar AS Perusahaan Pihak Ketiga Marubeni Corporation, Jepang (c) Pinjaman berjangka (AS$ 55 juta pada tahun 2000 dan AS$ 90 juta pada tahun 1999) Societe Generale, Indonesia (f)
527.725.000.000
639.000.000.000
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Pinjaman modal kerja (AS$ 2 juta pada tahun 2000 dan 1999)
19.190.000.000
14.200.000.000
Anak Perusahaan Pihak Ketiga The Tokai Bank, Ltd., Singapura Pinjaman “Revolving” (AS$ 10 juta pada tahun 2000 dan AS$ 20 juta pada tahun 1999)
95.950.000.000
142.000.000.000
PT Summit Sinar Mas Finance (d) Pinjaman pembiayaan konsumen (AS$ 8,21 juta pada tahun 2000 dan AS$ 8,22 juta pada tahun 1999
78.770.152.500
58.362.000.000
Skandinaviska Enskilda Banken, Singapura Pinjaman “Revolving” (AS$ 0,56 juta pada tahun 2000 dan AS$ 1 juta pada tahun 1999)
5.373.200.000
7.100.000.000
The Fuji Bank, Ltd., Singapura (b) Pinjaman “Revolving” (AS$ 1,95 juta pada tahun 1999)
-
13.853.662.000
-
13.853.662.000
-
11.082.929.600
-
11.082.929.600
The Tokai Bank, Ltd., Singapura (b) Pinjaman “Revolving” (AS$ 1,95 juta pada tahun 1999) The Mitsubishi Trust and Banking Corporation, Ltd., Singapura (b) Pinjaman “Revolving” (AS$ 1,56 juta pada tahun 1999) The Bank of Tokyo-Mitsubishi, Ltd., Singapura (b) Pinjaman “Revolving” (AS$ 1,56 juta pada tahun 1999)
(Berlanjut)
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
1999 (Disajikan Kembali 2000
- lihat Catatan 3)
The Daiwa Bank, Ltd., Singapura (b) Pinjaman “Revolving” (AS$ 0,98 juta pada tahun 1999)
Rp
Jumlah
-
727.008.352.500
Rp
6.926.816.800
917.462.000.000
Yen Jepang Perusahaan Pihak Ketiga Marubeni Corporation, Jepang (c) Pinjaman berjangka (JPY 2.175 juta pada tahun 2000)
181.771.275.000
-
Dollar Singapura Anak Perusahaan Pihak Ketiga PT Bank Internasional Indonesia Tbk Pinjaman berjangka (SGD 5,95 juta pada tahun 2000 and SGD 7,33 juta pada tahun 1999)
Jumlah
32.938.856.712
Rp 1.400.608.287.823
31.246.064.088
Rp 1.285.853.364.208
* Pada tahun 1999, pinjaman ini diambil alih oleh BPPN dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
Pinjaman dalam mata uang Rupiah dibebani suku bunga tahunan berkisar antara 11,41% sampai 48,00% pada tahun 2000 dan antara 13,50% sampai 50,00% p mata uang asing dibebani suku bunga tahunan berkisar antara 6,22% sampai 8,88% pada tahun 2000 dan antara 5,97% sampai 11,63% pada tahun 1999.
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Semua pinjaman dijamin dengan jaminan sebagai berikut, kecuali untuk pinjaman dari The Bank of Tokyo-Mitsubishi, Ltd., Singapura dan The Daiwa Bank, L perusahaan, adalah tanpa jaminan (“clean loan”):
-
piutang usaha, pengalihan persediaan secara fidusia dan aktiva tetap (lihat Catatan 6, 8 dan 11);
-
polis asuransi dan surat promes ;
-
piutang sewa guna usaha dan kendaraan yang dibiayai secara fidusia (lihat Catatan 9); dan
-
jaminan pribadi dan perusahaan dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Berdasarkan persyaratan-persyaratan dalam perjanjian pinjaman tertentu, Perusahaan dan anak perusahaan yang bersangkutan diharuskan untuk memperole bank, sehubungan dengan, antara lain, pembagian laba bersih dan pengumuman atau pembayaran dividen (sepanjang batasan tersebut tidak melanggar ketentua penggabungan usaha, perolehan fasilitas kredit dan/atau pinjaman dari pihak lain, kecuali untuk kegiatan usaha, penjualan atau penerbitan saham kepada pihak investasi ke anak perusahaan/pihak yang mempunyai hubungan istimewa/investasi lainnya, pembayaran pinjaman pemegang saham, pemberian jaminan, dan p komposisi dewan direktur.
Kejadian penting restrukturisasi hutang selama tahun 2000 dan 1999 adalah sebagai berikut:
(a)
Pada bulan Desember 2000, PT National Motor Company (NMC) menandatangani nota kesepakatan dengan BPPN mengenai restrukturisasi pinjaman NM
(b) Pada bulan Agustus 2000, IMMF melakukan pembayaran atas hutang bank sejumlah AS$ 5.050.302 dan Rp 24.083.415.901 kepada The Bank of Tokyo-Mitsubishi, Ltd., Jakarta, The Sanwa Bank Ltd., Singapura, The Fuji Bank, Ltd., Singapura, The Tokai Bank, Ltd., Singapura, The Mitsubishi Trust and Banking Corporation, Ltd., Sing Singapura dan The Daiwa Bank, Ltd., Singapura. Sisa saldo dari hutang bank sejumlah AS$ 2.949.698 dan Rp 12.443.413.564 atau dalam Rupiah setara denga Rp 36.894.751.984 telah dibayar oleh Perusahaan dan Marubeni Corporation (MC), pemegang saham, sebagai penjamin. Selanjutnya, MC dan Perusahaan setu sehubungan dengan pembayaran oleh mereka atas hutang tersebut (lihat Catatan 29.f.1). Sampai dengan tanggal laporan auditor, persetujuan dari Dewan Komi tersebut belum diperoleh.
(c) Berdasarkan perjanjian hutang berjangka pada tanggal 6 Mei 1998, yang telah diperbaharui pada tanggal 17 Juli 1998, Perusahaan memperoleh fasilitas h AS$ 100.000.000 (Pinjaman Marubeni). Pinjaman ini digunakan untuk pembayaran kembali hutang obligasi konversi yang diterbitkan oleh PT Indomobil Inve usaha dengan PT Indomulti Inti Industri Tbk). Hutang ini dikenakan suku bunga sebesar LIBOR (London Inter-Bank Offered Rate) + 4,5%.
Jadwal pembayaran hutang tersebut adalah sebagai berikut:
Tanggal
16 Juli 1999
Jumlah
AS$
10.000.000
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 14 Januari 2000
15.000.000
17 Juli 2000
20.000.000
17 Januari 2001
25.000.000
17 Juli 2001
Jumlah
30.000.000
AS$
100.000.000
Pada tahun 2000 dan 1999, Perusahaan tidak dapat memenuhi beberapa kewajiban yang disyaratkan dalam perjanjian pinjaman dengan Marubeni Corporation, pokok dan bunga pinjaman yang terhutang. Sehingga sisa hutang ini direklasifikasikan sebagai hutang jangka pendek pada tanggal neraca. Selanjutnya selama pinjaman dan bunga sejumlah AS$ 21.984.354,34 dan JPY 1.873.114.247 telah diselesaikan oleh Keluarga Salim. Keluarga Salim kemudian mengalihkan haknya atas piutang tersebut seperti yang dinyatakan dalam Sejahtera Langgeng (IMGSL), pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Untuk selanjutnya, pinjaman tersebut diambil alih oleh IMGSL, sehingga pada tang menandatangani Perjanjian Pengakuan Hutang dengan IMGSL yang memerlukan persetujuan pemegang saham. Pinjaman dari IMGSL, yang diklasifikasikan s dikenakan bunga dan disajikan sebagai bagian dari “Hutang Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa” dalam laporan neraca konsolidasi.
Pinjaman tersebut dijamin dengan jaminan pribadi dari Anthoni Salim, saham Group Salim pada perusahaan publik tertentu yang dimiliki oleh sejumlah perusa dimiliki oleh PT Tritunggal Inti Permata, pemegang saham (lihat Catatan 22).
Perjanjian pinjaman dengan Marubeni tersebut menyebutkan batasan-batasan dan kondisi, antara lain, mensyaratkan Perusahaan untuk memperoleh persetujuan menjaminkan semua atau sebagian aktiva, menjual atau menyewakan aktiva, menyetujui atau menerima ikatan di luar komitmen usaha pada umumnya, mengub melakukan pembayaran pokok dan atau bunga atas hutang pemegang saham, mengumumkan atau membayar dividen, menandatangani perjanjian penjaminan, anggaran dasar dan perubahan pemilikan pada anak perusahaan tertentu.
(d) PT Unicor Prima Motor sedang dalam proses negosiasi restrukturisasi hutangnya dengan PT Summit Sinar Mas Finance (lihat Catatan 29.d.1).
(e) Pada tahun 1999, wesel tagih yang dikeluarkan oleh PT Swadharma Indotama Finance kepada PT Bank Central Asia Tbk diambil alih oleh First Indoco L oleh Asian Properties Ltd., Mauritius pada tahun 2000. Wesel ini akan jatuh tempo pada tanggal 28 Desember 2001.
(f)
Pada tahun 2000 dan 1999, Perusahaan gagal melakukan pembayaran hutangnya kepada Societe Generale, Indonesia. Sampai dengan tanggal laporan aud pembayaran tersebut dari bank. Sekarang ini, manajemen sedang melakukan perundingan dengan pemberi pinjaman untuk restrukturisasi pinjaman tersebut aga menguntungkan Perusahaan.
Pada bulan Januari 2001, PT Rodamas Makmur Motor dan PT Indotruck Utama telah berhasil melakukan restrukturisasi atas pinjaman yang diperoleh dari PT Skandinaviska Enskilda Banken, Singapura (lihat Catatan 34.a dan 34.b).
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 14. HUTANG USAHA
Rincian akun ini adalah sebagai berikut:
2000
1999
Pihak Ketiga PT Kayaba Indonesia
Rp
PT Denso Indonesia Corporation
18.896.603.143
Rp
6.766.982.678
17.975.903.038
PT Chemco Harapan Sentosa
6.146.445.473
15.091.645.997
PT Mitsubishi Krama Yudha Motor
5.182.854.006
8.611.245.056
1.381.879.499
PT IRC Inoac Indonesia
6.069.773.441
1.120.342.548
Sumitomo Corporation
5.183.269.464
1.650.000.000
PT Meiwa Indonesia
4.407.866.125
1.657.258.260
Volvo Truck Parts Corporation
3.824.125.523
PT Lippo TSK Indonesia
3.450.170.978
PT Bridgestone Tire Indonesia
2.907.725.755
PT Sunstar Engineering Indonesia
2.851.049.784
5.334.458.417 1.406.790.856 1.250.861.251
(Berlanjut)
2000
PT Pakarti Riken
Rp
2.767.547.164
1999
Rp
830.044.515
PT Enkei Indonesia
2.427.856.200
945.859.200
Asahimas Flat Glass Co.
2.349.659.136
669.177.597
PT Indospring Tbk PT Inkoasku Nipsea Paint and Chemical Co., Ltd Volvo Truck East Asia
2.268.400.200 2.187.651.290 2.089.774.328 74.967.424
445.354.800 412.080.185 238.065.430 11.786.912.250
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)
82.974.680.656
70.366.312.590
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Jumlah Pihak Ketiga
186.409.914.702
117.591.679.555
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa PT Kokusai Godo Denso Indonesia
14.828.168.503
PT Hino Indonesia Manufacturing
7.603.677.427
4.557.751.829
PT Indo VDO Instruments
203.196.193
3.718.945.890
PT Wangsa Indra Permana
2.753.834.106
PT Kansei Indonesia Manufacturing
324.536.850 3.073.450.013
2.640.338.277
PT Sumi Indo Wiring System
-
2.480.845.488
PT Garuda Mataram Motor
2.453.679.032
PT Zexel AC Indonesia
590.339.600 194.753.553
1.924.792.000
248.713.000
PT Inti Ganda Perdana
1.918.848.020
676.857.645
PT Sumi Rubber Indonesia
1.907.987.400
1.109.537.380
PT Indomatsumoto Press and Dies Industries PT Indobuana Autoraya
1.287.884.213 1.198.651.993
PT Daikin Clutch Indonesia
353.283.249 6.657.351.005
1.150.304.529
1.161.525.726
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)
2.351.622.490
3.034.602.089
Jumlah Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Jumlah
45.173.653.770
Rp
231.583.568.472
25.231.823.730
Rp
142.823.503.285
Sifat dari hubungan dan transaksi antara Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dijelaskan pada Catata
15. KEWAJIBAN IMPOR
Akun ini merupakan fasilitas letters of credit dan trust receipt yang diperoleh dari bank-bank berikut ini: 2000
1999
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Sight letters of credit
PT Tokai Lippo Bank, Jakarta
Rp
The Bank Sanwa Indonesia, Jakarta
37.780.680.466
Rp
34.994.272.992
Jumlah
69.877.998.074 2.429.864.907
72.774.953.458
72.307.862.981
(Berlanjut)
2000
1999
Usance letters of credit Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)*
Rp
65.083.788.450
Rp
61.612.576.387
Trust receipts PT Tokai Lippo Bank, Jakarta
Jumlah
125.532.384.113
Rp
263.391.126.021
-
Rp
133.920.439.368
* Pada tahun 1999, pinjaman ini diambil alih oleh BPPN dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
Hutang tersebut di atas merupakan hutang dari pembelian komponen Completely Knocked-Down (CKD), bahan baku, komponen lainnya, mesin dan peralatan bank-bank yang disebutkan di atas.
Fasilitas sight letters of credit, trust receipts, bank garansi dan garansi pengiriman milik PT Indomobil Suzuki International dari PT Tokai Lippo Bank, Jakarta, dan PT Bank Sanwa Indonesia, Jakarta, mempunyai maksimum kredit gabungan sebesa
Pada tahun 2000, PT National Motor Company menandatangani nota kesepakatan untuk restrukturisasi hutangnya dengan BPPN (lihat Catatan 29.e.2). Fasilita fidusia atas persediaan, piutang usaha, polis asuransi, surat promes, jaminan perusahaan dari PT Unicor Prima Motor dan jaminan pribadi dari pihak yang mem
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
16. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
Biaya masih harus dibayar terutama terdiri dari, antara lain, beban iklan dan promosi, bunga, royalti, jasa profesional dan manajemen.
17. HUTANG PAJAK
Hutang pajak terdiri atas:
1999 (Disajikan Kembali 2000
- lihat Catatan 3)
Perusahaan Pajak penghasilan: Pasal 21
Rp
515.021.392
Pasal 23
9.227.182
Pasal 26
8.709.358.493
Pajak pertambahan nilai
Jumlah
Rp
611.929.542 378.755.346
663.398.919
9.897.005.986
-
990.684.888
(Berlanjut)
1999 (Disajikan Kembali 2000
- lihat Catatan 3)
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Anak Perusahaan
Taksiran hutang pajak penghasilan (setelah dikurangi dengan pajak penghasilan dibayar di muka sebesar Rp 83.879.172.875 pada tahun 2000 dan Rp 43.427.325.497 pada tahun 1999)
Rp
7.107.053.073
Rp
576.249.235
Pajak penghasilan: Pasal 21
10.088.587.310
7.335.539.039
Pasal 22
1.585.341.811
888.813.660
Pasal 23
12.363.779.817
2.389.145.224
Pasal 25
1.844.043.540
179.400.179
Pasal 26
76.275.569
695.595.296
Pajak penjualan atas barang mewah
60.399.895.172
Pajak pertambahan nilai
25.097.334.928
Jumlah
Jumlah
15.224.447.716
118.562.311.220
Rp
128.459.317.206
21.384.300.440
48.673.490.789
Rp
49.664.175.677
Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum taksiran pajak penghasilan, seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasi, dengan taksiran laba (rugi) k tanggal-tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 adalah sebagai berikut:
2000
Laba (rugi) sebelum taksiran pajak penghasilan
(Rp
1999
185.651.497.650 ) Rp
226.528.433.481
berdasarkan laporan laba rugi konsolidasi Dikurangi laba Anak Perusahaan sebelum taksiran pajak penghasilan Eliminasi
( (
126.607.485.162 20.308.350.000
)( )(
34.206.519.029 ) 177.824.568.372
)
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Laba (rugi) Perusahaan sebelum taksiran pajak
penghasilan
(
332.567.332.812
)
14.497.346.080
Beda waktu: Penyusutan
174.621.515 (
Penyisihan piutang ragu-ragu
106.514.084
58.291.875
Penyesuaian penyisihan piutang ragu-ragu
)
-
- (
11.737.127.092 )
Beda tetap: Beban yang tidak dapat dikurangkan: Pajak dan perijinan
2.814.299.773
1.643.508.339
Kesejahteraan karyawan
127.786.202
463.189.701
Representasi dan jamuan
45.876.107
123.588.108
Penghasilan yang pajaknya bersifat final: Dividen
(
7.202.551.404
)(
765.000.000
Sewa
(
3.487.720.204
)(
5.775.279.160 )
Bunga
(
1.893.973.925
)(
3.325.791.639 )
)
(Berlanjut)
2000
Taksiran rugi fiskal - tahun berjalan
1999
(
Rp 341.930.702.873
)(
Rp
4.982.079.747
)
Kompensasi rugi fiskal dari tahun-tahun sebelumnya
(
266.588.672.309
Koreksi fiskal
Jumlah kompensasi rugi fiskal - akhir tahun
138.479.297.705
(
)(
462.418.608.706
200.812.016.144
Rp 470.040.077.477
) (Rp
266.588.672.309
)
)
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Pada tahun 2000, Perusahaan telah diperiksa oleh Kantor Pajak atas tagihan pajak penghasilan tahun 1999. Berdasarkan surat dari Direktorat Jenderal Pajak pad pemeriksaan tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Perusahaan telah memperoleh pengesahan atas pajak penghasilan pasal 21, 23 dan 26;
b.
Kantor Pajak menyetujui untuk membayarkan tagihan pajak Perusahaan tahun 1999, setelah dikurangi dengan denda pajak yang telah disetujui bersama;
c.
Rugi fiskal Perusahaan tahun 1999 dikoreksi oleh Kantor Pajak, sebagaimana tercermin pada rekonsiliasi fiskal di atas.
Perhitungan taksiran pajak penghasilan (tahun berjalan) dan perhitungan taksiran hutang (tagihan) pajak penghasilan adalah sebagai berikut: 1999 (Disajikan Kembali 2000
- lihat Catatan 3)
Taksiran laba kena pajak (rugi fiskal) - dibulatkan Perusahaan
Anak Perusahaan
(Rp
Rp
341.930.702.873 ) (Rp
114.618.284.000
Rp
4.982.079.747 )
15.423.219.000
Taksiran pajak penghasilan - tahun berjalan Perusahaan 4.591.733.839
Rp
-
Rp
-
Taksiran pajak penghasilan berdasarkan laporan laba rugi konsolidasi - tahun berjalan
34.350.485.373
4.591.733.839
Pajak penghasilan dibayar di muka Perusahaan
5.860.474.285
3.236.640.936
Anak Perusahaan
83.879.172.875
43.427.325.497
Jumlah pajak penghasilan dibayar di muka
89.739.647.160
46.663.966.433
Taksiran Hutang Pajak Penghasilan Anak Perusahaan
Taksiran Tagihan Pajak Penghasilan
Rp
7.107.053.073
Rp
576.249.235
Anak Perusahaan
34
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Perusahaan
(
Anak Perusahaan
Jumlah
Rp 5.860.474.285
(
56.635.740.575
(
Rp 62.496.214.860
)(
Rp
)(
) Rp
3.236.640.936
)
39.411.840.893 )
42.648.481.829
Jumlah taksiran rugi fiskal tahun 2000 yang akan dilaporkan Perusahaan dalam SPT 2000 akan didasarkan pada jumlah yang disajikan di atas.
Taksiran rugi fiskal Perusahaan pada tahun 1999, seperti dinyatakan di atas, adalah sesuai dengan SPT 1999 yang dilaporkan kepada Kantor Pajak.
Pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, rincian taksiran tagihan pajak penghasilan adalah sebagai berikut: 1999 (Disajikan Kembali 2000
- lihat Catatan 3)
Tahun Perusahaan 2000
Rp
1999
5.860.474.285
Rp
-
3.236.640.936
Anak Perusahaan 2000
56.635.740.575
1999
786.019.150
39.411.840.893
-
177.410.967
1998 dan tahun sebelumnya
Jumlah
Rp
63.282.234.010
-
Rp
42.825.892.796
Taksiran tagihan pajak penghasilan disajikan dalam “Aktiva Bukan Lancar” pada neraca konsolidasi.
Perhitungan taksiran pajak penghasilan (tangguhan) adalah sebagai berikut:
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
1999 (Disajikan Kembali 2000
- lihat Catatan 3)
Taksiran pajak penghasilan - tangguhan Perusahaan Penyusutan aktiva tetap
(Rp
144.077.370 ) Rp
31.954.225
Penyisihan piutang ragu-ragu
(
17.487.563
)(
Laba penjualan aktiva tetap
(
229.248
)
Rugi fiskal
41.543.789.312 (
Jumlah untuk Perusahaan
231.790.300 -
1.494.623.924
41.381.995.131 (
)
1.694.459.999
)
Anak Perusahaan Rugi fiskal
18.242.454.246
43.470.405.753
Penyesuaian penyisihan piutang ragu-ragu
589.549.301
-
Penyisihan piutang ragu-ragu
77.156.044
Laba penjualan aktiva tetap
43.947.658 (
Biaya dibayar di muka - sewa Penyusutan aktiva tetap
( (
1.732.917.545
134.352.468 8.886.859.017
Lain-lain
1.496.623.011 (
Jumlah untuk Anak Perusahaan
11.428.518.775
Jumlah Taksiran Pajak Penghasilan - Tangguhan
368.331.737
52.810.513.906
) )
) 23.889.852
9.821.220.973 200.530.601
51.750.400.169
50.055.940.170
Aktiva pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan yang timbul dari beda waktu yang signifikan
)
)
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN antara laporan keuangan komersial dan fiskal adalah sebagai berikut:
1999 (Disajikan Kembali 2000
- lihat Catatan 3)
Aktiva Pajak Tangguhan Perusahaan Rugi fiskal
Rp
Penyisihan piutang ragu-ragu
38.432.812.381
Rp
79.976.601.693
249.277.862
Lain-lain
231.790.300
1.742.980.424
1.742.980.424
30.042.675.129
59.441.408.313
Anak Perusahaan Rugi fiskal Penyisihan piutang ragu-ragu
4.627.055.279
Aktiva tetap Lain-lain
Jumlah
4.784.848.000
1.840.651.098
3.621.574.639
741.364.999
893.213.212
77.676.817.172
150.692.416.581
Kewajiban Pajak Tangguhan Perusahaan Biaya dibayar di muka - sewa
547.234.303
Aktiva tetap
25.781.507
170.088.125
133.412.435
133.412.435
49.188.780.792
60.140.955.899
Lain-lain
547.234.304
Anak Perusahaan Aktiva tetap Penghapusan penyisihan piutang ragu-ragu
588.943.421
Biaya dibayar di muka - sewa
422.909.092
Lain-lain
320.890.691
1.736.562.247
Jumlah
Aktiva Pajak Tangguhan - Bersih
-
425.500.631
52.643.623.797
Rp
72.824.692.002
61.738.082.085
Rp
143.153.768.561
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Kewajiban Pajak Tangguhan - Bersih
Rp
47.791.498.627
Rp
54.199.434.065
Manajemen berpendapat bahwa aktiva pajak tangguhan dapat dipulihkan dengan penghasilan kena pajak di masa mendatang.
18. HUTANG JANGKA PANJANG
a.
Pinjaman
Akun ini merupakan pinjaman jangka panjang yang diperoleh PT Indomobil Suzuki International dari bank sebagai berikut: 2000
1999
Rupiah Anak Perusahaan PT Tokai Lippo Bank, Jakarta
Rp
90.000.000.000
Rp
-
(Berlanjut)
2000
The Sanwa Bank, Ltd., Singapura
Jumlah
Rp
1999
-
Rp
92.115.000.000
90.000.000.000
92.115.000.000
191.900.000.000
142.000.000.000
Dolar AS Anak Perusahaan The Asahi Bank, Ltd., Singapura (AS$ 20.000.000 pada tahun 2000 dan 1999)
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Yen Jepang Anak Perusahaan The Daiwa Bank, Ltd., Hamamatsu (JP¥ 616.250.000 pada tahun 1999)
-
Jumlah
42.810.887.500
281.900.000.000
276.925.887.500
Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Bagian jangka panjang
191.900.000.000
Rp
90.000.000.000
92.115.000.000
Rp
184.810.887.500
Suku bunga pinjaman tahunan berkisar antara 6,16% sampai dengan 7,41% pada tahun 2000 dan antara 5,57% sampai dengan 7,04% pada tahun 1999 untuk pi 0,72% sampai dengan 1,59% pada tahun 2000 dan antara 1,10% sampai dengan 1,59% pada tahun 1999 dan untuk pinjaman dalam Yen Jepang berkisar antara 2000 dan antara 15,25% sampai dengan 16,95% pada tahun 1999 untuk pinjaman dalam Rupiah. Hutang jangka panjang tersebut di atas menyebutkan batasanpendek (lihat Catatan 13).
Semua pinjaman jangka panjang tersebut di atas merupakan pinjaman tanpa jaminan.
Pinjaman yang diperoleh dari The Daiwa Bank Hamamatsu, Jepang telah dilunasi sebelum jatuh tempo pada bulan Maret 2000.
b. Hutang Pembiayaan Konsumen
PT Indomobil Bhupala memperoleh pinjaman pembiayaan konsumen dari PT Summit Sinar Mas Finance yang digunakan untuk pembelian dua (2) unit rumah AS$ 400.000. Pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, sisa pinjaman masing-masing adalah sebesar Rp 1.439.189.360 (AS$ 149.993,68) dan Rp 1.538.333.0 687.819.295 (AS$ 71.685,18) dan Rp 473.333.428 (AS$ 66.666,68) sebagai bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun. Pinjaman ini akan dilunasi dalam angsu dan dikenakan suku bunga tahunan sebesar 8,38%. Pinjaman ini dijamin oleh Perusahaan.
c. Hutang Sewa Guna Usaha
PT Indotruck Utama, anak perusahaan, mempunyai perjanjian sewa guna usaha dengan PT Primus Financial Services, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dengan jangka waktu sewa guna usaha selama dua (2) tahun untuk alat-alat pengang
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN tanggal.
Pembayaran minimum sewa guna usaha di masa depan sesuai dengan perjanjian sewa guna usaha pada tanggal 31 Desember 2000 adalah sebagai berikut:
Tahun
2001
Rp
153.168.590
2000
275.922.490
Jumlah
429.091.080
Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Bagian jangka panjang
(
Rp
153.168.590 )
275.922.490
Sifat dari hubungan dan transaksi antara Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dijelaskan pada Catata
19. HUTANG OBLIGASI
Pada tanggal 31 Desember 2000, akun ini merupakan obligasi Swadharma Indotama Finance I tahun 2000 (Obligasi), yang diterbitkan oleh PT Swadharma Ind sebagai berikut:
Nilai nominal Dikurangi beban emisi obligasi yang belum diamortisasi
Bersih
Rp (
Rp
150.000.000.000 4.282.987.309 )
145.717.012.691
Obligasi ini diterbitkan pada tanggal 28 Juni 2000 dengan suku bunga tetap dan ditawarkan sebesar Rp 150.000.000.000 yang ditawarkan dengan nilai nom tetap sebesar 18,25% per tahun yang akan dibayarkan setiap tiga bulan dengan pembayaran bunga pertama yang jatuh tempo pada tanggal 28 September 2000. tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 28 Juni 2006. SIF tidak akan menyelenggarakan penyisihan dana untuk Obligasi dengan pertimbangan untuk mengop sesuai dengan tujuan penggunaan dana atas penerbitan obligasi.
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Berdasarkan pemeringkatan PT Pefindo sesuai dengan surat No. 126/PEF-Dir/IV/2000 tanggal 24 April 2000, Obligasi tersebut telah mendapat peringkat id BBB (Stable Outlook).
Obligasi tersebut dicatatkan di Bursa Efek Surabaya pada tanggal 7 Juli 2000. Hasil penerbitan Obligasi, setelah dikurangi beban emisi Obligasi, akan diper menurunkan jumlah pinjaman yang diperoleh dari BNI dan untuk pengembangan teknologi informasi SIF.
Sebelum dilunasinya semua pokok Obligasi dan pembayaran bunga dan beban lainnya yang menjadi tanggung jawab SIF sehubungan dengan penerbitan O persetujuan tertulis dari Wali Amanat jika SIF akan melakukan, antara lain, tindakan-tindakan yang ditetapkan dalam perjanjian. SIF juga harus menjaga rasio melebihi 10:1. 20. OBLIGASI KONVERSI
Pada tanggal 30 September 1999, sehubungan dengan restrukturisasi hutang Perusahaan kepada Keluarga Salim, Perusahaan (Penerbit) mengadakan perjan Subscription Agreement) dengan PT Holdiko Perkasa (Pemegang Obligasi Konversi). Obligasi Konversi yang diterbitkan adalah sebesar Rp 337.382.000.000, Diambil Alih” oleh Keluarga Salim setelah dikompensasikan dengan piutang Perusahaan dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 29.e.1) dan harga konversi akan ditentukan berdasarkan harga penutupan perdagangan pada Bursa Efek Jakarta yaitu harga terakhir perdagangan sehari sebelum surat p Penerbit. Obligasi tersebut harus dikonversikan menjadi saham (kecuali jika Pemegang Obligasi Konversi memberikan pemberitahuan opsi “put”- lihat paragra memperbolehkan Pemegang Obligasi Konversi dan Penerbit untuk memperpanjang obligasi tersebut setiap satu (1) tahun sampai delapan (8) tahun sejak tangg
Perjanjian Obligasi Konversi tersebut memberikan opsi “put” kepada Pemegang Obligasi Konversi selama periode opsi “put” jika terjadi kejadian yang me Obligasi Konversi menggunakan opsi “put”-nya, Pemegang Obligasi Konversi harus mengirimkan pemberitahuan untuk melaksanakan opsi “put” kepada Peru seluruh jumlah pokok Obligasi Konversi ditambah dengan premium yang dihitung berdasarkan formula yang disepakati antara Penerbit dan Pemegang Obligas
21. HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH DAN LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI
Rincian bagian pemegang saham minoritas atas aktiva bersih dan laba (rugi) Anak Perusahaan yang dikonsolidasi berdasarkan segmen adalah sebagai berikut:
2000
1999
Hak Minoritas pada Anak Perusahaan
pada Anak Perusahaan
yang Dikonsolidasi
yang Dikonsolidasi
Aktiva Bersih
Otomotif
Hak Minoritas
Laba Bersih
Rp 395.054.099.144
Aktiva Bersih
Rp 27.836.349.470
Laba (Rugi) Bersih
Rp 376.394.636.510
Rp
74.283.648.647
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Jasa Keuangan
Jumlah
44.446.619.563
2.177.980.392
Rp 439.500.718.707
Rp 30.014.329.862
52.986.751.434 (
1.054.537.764 )
Rp 429.381.387.944 Rp 73.229.110.883
22. MODAL SAHAM
Pemegang saham Perusahaan dan besarnya kepemilikan saham pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 adalah sebagai berikut:
Jumlah Saham yang Ditempatkan Pemegang Saham
Persentase
dan Disetor Penuh
Kepemilikan
Jumlah
PT Holdiko Perkasa
723.779.854
72,63%
PT Tritunggal Inti Permata
204.000.000
20,47
Rp 361.889.927.000 102.000.000.000
(Berlanjut)
Jumlah Saham yang Ditempatkan Pemegang Saham
Tn. Sharif Cicip Sutardjo PT Suantra Indah Suplai PT IMG Sejahtera Langgeng
dan Disetor Penuh
Persentase Kepemilikan
11.900.000
Jumlah
1,20 %
Rp
5.950.000.000
10.000.000
1,00
5.000.000.000
7.473.770
0,75
3.736.885.000
Koperasi
343.000
0,03
159.500
Lain-lain (masing-masing dengan kepemilikan di bawah 5%)
39.006.056
3,92
19.515.028.000
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Jumlah
996.502.680
100,00%
Rp 498.251.340.000
Jumlah saham Perusahaan yang dimiliki oleh komisaris dan direksi perusahaan sesuai dengan Daftar Pemegang Saham adalah sejumlah 141.500 saham pada ta merupakan 0,01% dari jumlah saham Perusahaan yang beredar. Seluruh saham Perusahaan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Berdasarkan akta notaris Benny Kristianto, S.H., No. 52 pada tanggal 6 Mei 1998, 204.000.000 saham Perusahaan (setara dengan 20,47% kepemilikan) yan dijadikan jaminan hutang Perusahaan kepada Marubeni.
Berdasarkan “Transfer of Contract and Shares Agreement (TCSA)” antara Keluarga Salim dan PT Holdiko Perkasa (Holdiko), yang diaktakan dengan akta not S.H., No. 56, tanggal 30 Juni 1999, Keluarga Salim menyetujui untuk mengalihkan saham-sahamnya di Perusahaan melalui PT Tritunggal Inti Permata kepada menerima saham tersebut dari Keluarga Salim. Pada tanggal 30 Juli 1999, Keluarga Salim dan BPPN menandatangani Perjanjian Pengikatan Pengalihan Saham yang diaktakan dengan akta notaris No. 53 tanggal 30 Juli 1999 oleh notaris yang sama. Berdasarkan perjanjian tersebut, Keluarga Salim melalui PT Tritungga saham yang dimilikinya melalui penukaran saham di masing-masing bursa efek, semua hak, hak istimewa dan kepentingan pemegang saham Perusahaan dari K beberapa perusahaan terbatas tertentu, termasuk saham Perusahaan yang dialihkan kepada BPPN. Penukaran saham telah dilakukan pada tanggal 11 Oktober 19 pencatatan saham pada badan registrasi saham dilakukan pada bulan Januari 2000.
Saham Perusahaan yang dimiliki oleh Holdiko telah dijadikan jaminan atas “Convertible Rights Issues” Holdiko kepada BPPN.
23. AGIO SAHAM
Akun ini merupakan selisih lebih antara hasil yang diterima dengan nilai nominal saham dari penawaran umum perdana, penawaran umum kedua dan konversi Industri, sebelum penggabungan usaha dengan PT Indomobil Investment Corporation (lihat Catatan 1). 24. SALDO LABA - TELAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA
Akun ini merupakan cadangan umum sesuai dengan Pasal 61 paragraf 1 dan 2 dari Undang-undang Perseroan Terbatas No. 1 Tahun 1995, di mana Perusah tertentu dari laba bersihnya sebagai cadangan umum hingga cadangan mencapai sekurang-kurangnya 20% dari modal yang disetorkan. Jumlah akumulasi cadan Rp 3.000.000.000 dan Rp 2.000.000.000, masing-masing pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999.
25. PENGHASILAN BERSIH
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Rincian dari penghasilan bersih sesuai dengan tipe produk dan jasa adalah sebagai berikut:
1999 (Disajikan Kembali 2000
- lihat Catatan 3)
Pihak Ketiga Mobil dan motor Suku cadang
Rp 4.009.050.469.322
Rp 1.351.330.886.481
418.099.800.318
266.510.581.732
Jasa keuangan
98.543.382.971
101.824.054.770
Komponen
84.472.483.569
32.936.940.303
Servis
23.587.872.581
21.323.386.845
Asesoris dan suvenir
19.364.066.004
5.093.892.173
Lain-lain
11.274.258.860
24.816.145.538
Jumlah Pihak Ketiga
4.664.392.333.625
1.803.835.887.842
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Mobil dan motor
294.679.386.161
156.644.705.595
Suku cadang
39.170.674.834
2.729.198.880
Jasa perakitan
9.849.848.000
1.930.955.000
Komponen
9.388.786.070
Jasa keuangan
8.955.333.534
8.187.644.248
Asesoris dan suvenir
6.380.909.096
2.574.762.731
Lain-lain
6.744.530.191
8.337.383.736
Jumlah Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Jumlah
375.169.467.886
Rp 5.039.561.801.511
180.404.650.190
Rp 1.984.240.538.032
Sifat dari hubungan dan transaksi antara Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dijelaskan pada Catatan 2
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Selama tahun 2000 dan 1999, tidak ada transaksi penjualan dengan satu pelanggan dimana jumlah penjualan kumulatif tahunannya lebih dari 10% dari penjuala
26. BEBAN POKOK PENGHASILAN
Rincian dari beban pokok penghasilan adalah sebagai berikut:
1999 (Disajikan Kembali 2000
- lihat Catatan 3)
Mobil dan motor Bahan baku yang digunakan
Rp 3.113.334.112.937
Rp
698.812.663.206
Upah langsung
39.636.763.404
18.932.740.987
Beban pabrikasi
212.621.435.414
143.229.653.223
3.365.592.311.755
860.975.057.416
10.723.248.391
12.192.210.350
Jumlah Beban Produksi
Persediaan Dalam Proses Awal tahun Akhir tahun
(
Barang Tersedia untuk Dijual
20.099.123.412
3.356.216.436.734
)(
10.723.248.391 )
862.444.019.375
Persediaan Barang Jadi Awal tahun Pembelian Akhir tahun
Jumlah mobil dan motor
(
63.284.048.318
233.132.068.135
661.001.484.615
176.428.855.888
212.408.392.682
3.868.093.576.985
)(
1.208.720.895.080
63.284.048.318 )
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Suku cadang Persediaan Barang Jadi Awal tahun Pembelian Akhir tahun
75.154.952.364
84.899.898.936
358.712.097.295
159.007.475.141
(
Jumlah suku cadang
121.479.286.913
)(
312.387.762.746
168.752.421.713
Komponen
86.481.483.422
23.474.364.706
Jasa keuangan
56.183.862.117
119.914.638.510
Jasa Perakitan
26.060.526.010
4.255.662.114
Servis
16.637.725.323
8.139.744.201
Asesoris dan suvenir
11.119.075.706
Plastik
2.590.741.309
1.985.028.510
Lain-lain
15.733.236.328
14.118.330.551
Beban Pokok Penghasilan
75.154.952.364 )
1.576.138.672
Rp 4.395.287.989.946
Rp 1.550.937.224.057
Pembelian kepada pemasok dengan jumlah pembelian kumulatif tahunan lebih dari 10% dari pembelian konsolidasi adalah kepada Suzuki Motor Corporation s 2000 dan Rp 424.567.116.640 pada tahun 1999.
27. BEBAN USAHA
Beban usaha terdiri dari: 1999 (Disajikan Kembali 2000
- lihat Catatan 3)
Beban Penjualan: Promosi dan iklan Royalti
Rp
104.650.447.707 60.058.768.442
Rp
35.760.837.000 21.669.221.027
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan
33.084.909.310
Insentif dealer
11.715.006.360
Penyusutan
6.220.521.369
Pengepakan dan pengiriman Alat tulis dan keperluan kantor Perbaikan dan pemeliharaan Sewa
Telepon, telegram dan faksimili Listrik dan air Representasi dan jamuan Asuransi Komisi penjualan Lain-lain
Jumlah Beban Penjualan
848.633.646 7.925.171.012
5.495.561.767
3.297.355.033
4.156.760.029
3.282.931.285
4.047.456.949 3.503.918.188
Transportasi dan perjalanan dinas
30.132.884.347
2.843.480.881 2.068.356.021
2.810.887.560
3.075.777.657
2.588.203.860
2.849.918.957
1.804.269.419 1.800.011.391 1.300.188.185
1.461.410.475 1.282.259.178
1.309.445.877
828.964.409
3.225.417.917
8.818.859.862
12.077.774.098
252.884.734.807
133.110.874.411
Beban Umum dan Administrasi: Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Jasa profesional Penyusutan
69.035.232.920
56.210.170.008
15.030.647.110 7.262.687.002
9.501.025.776 7.923.239.282
Penyisihan piutang ragu-ragu
5.881.240.937
5.879.740.922
Alat tulis dan keperluan kantor
4.951.621.660
2.740.985.247
Perbaikan dan pemeliharaan Telepon, telegram dan faksimili Asuransi Transportasi dan perjalanan dinas Biaya bank
4.222.803.181
2.799.387.919
3.770.490.840 3.499.298.193
2.419.792.846 1.040.668.154
2.849.992.386
1.508.916.361
2.803.952.867
813.468.985
Listrik dan air
2.718.564.623
2.110.788.994
Pajak dan perijinan
2.361.301.964
4.397.125.998
Sewa Pensiun
1.650.275.813
1.663.504.724
1.567.048.819
1.557.897.002
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Pendidikan dan latihan
Representasi dan jamuan
Lain-lain
452.791.205
1.168.614.504
1.981.374.445
29.616.985.162
Jumlah Beban Umum dan Administrasi
Jumlah
1.352.945.984
1.671.829.406
159.743.703.965
Rp
412.628.438.772
Rp
104.672.707.274
237.783.581.685
28. TRANSAKSI-TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan dan Anak Perusahaan tertentu melakukan transaksi usaha dan keuangan dengan pihak-pihak yang mempunyai hu dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan dan Anak Perusahaan menjual barang jadi kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tertentu. Penjualan kepada pihak yang mempuny merupakan 7,44% dan 9,09% dari jumlah penghasilan bersih konsolidasi pada tahun 2000 dan 1999. Saldo piutang yang timbul dari transaksi penjualan tersebu 43.244.068.320 dan Rp 21.479.903.567 pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999, yang disajikan dalam “Piutang Usaha (Pihak yang Mempunyai Hubungan I
b. Perusahaan dan Anak Perusahaan membeli bahan baku dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa tertentu. Pembelian dari pihak yang mempunyai hu merupakan 55,35% and 32.18% dari jumlah pembelian bersih pada tanggal 31 Desember 2000 dan 1999. Saldo hutang yang timbul dari transaksi pembelian te 45.173.653.770 dan Rp 25.231.823.730 pada tanggal 31 Desember 2000 and 1999, yang disajikan dalam “Hutang Usaha (Pihak yang Mempunyai Hubungan Is
c.
Perusahaan memberikan pinjaman kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dikenakan suku bunga yang berlaku umum.
d. Perusahaan dan Anak Perusahaan juga mempunyai rekening bank dan menempatkan deposito berjangka pada PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Risja merupakan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yang jumlahnya sebesar 61,63% dari jumlah kas dan setara kas konsolidasi pada tanggal 31 Desember
e.
Perusahaan dan Anak Perusahaan memberikan pinjaman kepada karyawan dengan kriteria dan syarat tertentu, sesuai dengan jenjang kepegawaian masin
f. ITU, anak perusahaan, mempunyai kewajiban sewa guna usaha kepada PT Primus Financial Services (PFS), pihak yang mempunyai hubungan istimewa usaha ini dikenakan suku bunga yang berlaku umum.
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN g. Perusahaan dan anak perusahaan tertentu juga membeli polis asuransi dari PT Asuransi Central Asia, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, untuk dari risiko kebakaran dan risiko lainnya (lihat Catatan 8 dan 11).
h. PT Multi Central Aryaguna menyewakan gedung kantornya berdasarkan perjanjian sewa dan servis kepada PFS, PT Hino Indonesia Manufacturing, PT S Selaras, PT Oka International Logistama, PT Garuda Mataram Motor, PT IMG Sejahtera Langgeng, PT Wangsa Indra Permana, Dana Pensiun Indomobil Grou Pangsa Raya, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dan PT Bank Central Asia Tbk dan PT Bank Risjad Salim Internasional, sebelumnya merupakan pih Jumlah penghasilan sewa dan servis berdasarkan perjanjian tersebut di atas berjumlah Rp 2.508.628.682 dan Rp 2.114.753.609 pada tahun 2000 dan 1999, yan Bersih” pada laporan laba rugi konsolidasi.
i. Perusahaan dan anak perusahaan tertentu juga memiliki perjanjian manajemen dan perjanjian lainnya dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa te 29 di bawah untuk rincian perjanjian-perjanjian tersebut. 29. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTINJENSI
a.
Perjanjian Lisensi, Kerja Sama dan Perakitan
PT Indomobil Suzuki International (ISI)
Sejak tahun 1990, ISI memperoleh hak dan lisensi eksklusif dari Suzuki Motor Corporation (Suzuki), Jepang, untuk menggunakan informasi teknis, komers pembuatan, perakitan dan penjualan suku cadang, motor dan mobil dengan merek “Suzuki”. Perjanjian ini berlaku untuk masa lima tahun dan secara otomatis d mengakhiri perjanjian tersebut secara tertulis.
Sejak 1993, ISI juga memperoleh lisensi dari Suzuki untuk menggunakan merek dagang sehubungan dengan penjualan di Indonesia dan ekspor beberapa su dilakukan oleh ISI. ISI harus membayar beban royalti sebesar 1,50% dari harga pembelian suku cadang. Perjanjian ini berlaku untuk masa dua tahun dan secara satu pihak mengakhiri perjanjian tersebut secara tertulis.
Beban royalti yang terjadi sehubungan dengan perjanjian tersebut di atas, yang disajikan di bawah akun “Beban Penjualan” pada laporan laba rugi konsoli tahun 2000 dan Rp 21.358.047.701 pada tahun 1999.
ISI mengadakan perjanjian kerja sama dengan PT Mazda Indonesia Manufacturing (MIM), pihak yang mempunyai hubungan istimewa, untuk memproduks Carry” dan “Katana”. Sehubungan dengan kerja sama ini, ISI telah membayar uang muka sebesar Rp 8.752.824.000 (setara dengan JPY 394.852.000) yang dis Pembelian dan Biaya Dibayar Di Muka” pada neraca konsolidasi. Berdasarkan perjanjian ini, uang muka tersebut akan dikompensasikan dengan jumlah faktur mulai 1 Maret 1995. Perjanjian ini telah diakhiri oleh kedua belah pihak dan MIM akan mengembalikan kepada ISI jumlah saldo uang muka yang tersisa sebes Rp 2.075.587.584 pada tahun 1999.
PT Central Sole Agency (CSA)
Sejak tanggal 1 Januari 1985, CSA memperoleh hak eksklusif dari Volvo Car Corporation, Goteborg, Sweden (VCC) untuk membeli produk-produk baru V CSA juga memperoleh hak eksklusif dari Volvo Truck Corporation (Volvo) untuk membeli truk Volvo. Kontrak kesepakatan ini berlaku untuk lima (5) tahun d kecuali dibatalkan oleh salah satu pihak secara tertulis. CSA menunjuk PT Indotruck Utama, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, sebagai penyalur untuk truk “Volvo” di Indonesia.
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Pada tanggal 3 Juli 2000, CSA mengadakan “Termination of Concessionaire Contract and Interim Agreement” dengan VCC yang mengakhiri kontrak sebe menunjuk CSA sebagai importir, penyalur dan dealer eksklusif dan perakit mobil “Volvo” atau produk “Volvo” lainnya di Indonesia. Perjanjian ini diperpanjan sampai dengan tanggal 3 Juli 2001 pada waktu “Interim Agreement” yang disebutkan di atas berakhir.
PT National Motors Company (NMC)
NMC memperoleh hak dari Mazda Motor Corporation, Jepang (Mazda) untuk menggunakan informasi teknis, komersial dan ilmiah yang berhubungan den “Mazda”. Sebagai kompensasi, Perusahaan harus membayar beban royalti sebagai berikut:
- untuk setiap set komponen CKD dari Jepang yang digunakan untuk memproduksi satu (1) unit kendaraan selain model “MR 90”, beban royalti adalah berki JPY 12.000;
- untuk setiap kendaraan model “MR 90” yang dijual, beban royalti adalah sebesar 1,5% dari harga pabrik per unit kendaraan dikurangi harga rata-rata per un seluruh ban dan baterai.
Pada tahun 2000, Mazda mengeluarkan klaim atas royalti tertentu yang terhutang oleh NMC (lihat huruf g.3).
Pada tanggal 18 Mei 2000, NMC, PT Unicor Prima Motor (UPM) dan Perusahaan mengadakan perjanjian dengan Mazda mengenai strategi masa yang akan Indonesia, dimana NMC, UPM dan Perusahaan setuju bahwa, pada “Transfer Date” tertentu:
Hak NMC sebagai agen tunggal pemegang merek produk Mazda di Indonesia akan dialihkan kepada Mazda dan semua perjanjian yang ada seperti impo dengan merek Mazda di Indonesia akan diakhiri tanpa syarat pada “Transfer Date” tertentu. -
Mazda akan mengambil alih kewajiban Perusahaan dan UPM sehubungan dengan beban likuidasi PT Mazda Indonesia Manufacturing.
-
NMC akan diberi jaminan hak sebagai ekslusif penyalur untuk produk Mazda di Indonesia untuk jangka waktu lima (5) tahun mulai dari “Transfer Date
-
Mazda akan menyewa satu (1) pabrik perakitan NMC berdasarkan suatu kontrak dengan kondisi tertentu.
-
Semua persediaan kendaraan dan suku cadang milik NMC dan UPM yang masih ada pada “Transfer date” akan dibeli oleh Penyalur baru.
Pada tanggal 9 Oktober 2000, semua pihak setuju antara lain, berdasarkan kesepakatan, untuk kelanjutan dari transaksi-transaksi sebagai berikut (lihat Cata
-
Mazda akan mengalihkan hak sebagai agen tunggal pemegang merek kepada Ford Indonesia;
-
Mazda, UPM dan NMC setuju untuk menyelesaikan pengalihan tersebut pada pertengahan tahun 2001.
PT Unicor Prima Motor (UPM)
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Pada tahun 1999, UPM ditunjuk oleh PT Garuda Mataram Motor sebagai penyalur untuk suku cadang dengan merek “Audi” dan “Volkswagen” di Indones tanggal 1 Juli 2000.
PT Wahana Wirawan (WW)
WW memperoleh hak dan lisensi eksklusif dari Nissan Motor Co., Ltd., Jepang (Nissan) untuk menggunakan informasi teknis, komersial dan ilmiah yang b perakitan mobil dan hak non-ekslusif sehubungan dengan pembuatan lokal komponen dan suku cadang dengan merek “Nissan”. Sebagai kompensasi, WW har harga jual (berdasarkan faktur penjualan) setelah dikurangi biaya komponen CKD, harga ban dan aki yang dibeli di Indonesia dan beban transportasi untuk mo yang bersangkutan. WW juga harus membayar jasa lisensi sebesar 0,5% dari harga jual mobil yang dibuat, dirakit dan kemudian dijual. Perjanjian ini diperoleh otomatis akan diperpanjang selama dua (2) tahun, kecuali diakhiri oleh salah satu pihak dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak lainnya dalam wak tanggal berakhirnya perjanjian ini.
PT Indocitra Buana (ICB)
Pada tahun 1999, ICB ditunjuk oleh PT Indobuana Autoraya sebagai penyalur tunggal kendaraan merek “SsyangYong” di Indonesia.
PT Swadharma Indotama Finance (SIF)
SIF mengadakan perjanjian kerja sama dengan BNI, dimana BNI menyediakan dana dalam bentuk Kredit Usaha Kecil (KUK) yang bersifat ”non-revolving” da pelaksanaan pemberian kredit kepada para pelanggan. Pada tahun 2000, SIF juga mengadakan perjanjian kerjasama dalam bentuk Kredit Kendaraan Bermotor diharuskan untuk melakukan administrasi atas pemberian kredit dan menjamin kolektibilitas angsuran piutang dari masing-masing pelanggan. Sebagai imbalan sebagai penyalur sebesar selisih antara bunga yang dibebankan ke pelanggan dengan bunga yang dibebankan oleh BNI. Jumlah plafon KKB adalah sebesar Rp plafon KUK adalah sebesar masing-masing sebesar Rp 330 miliar pada tahun 2000 dan 1999. Fasilitas ini dikenakan suku bunga efektif tahunan sebesar 18% p sampai dengan 34% pada tahun 1999.
PT Indomaru Multi Finance (IMMF)
Pada tanggal 25 April 2000, IMMF mengadakan perjanjian penyalur pemberian kredit dengan PT Bank Mega Tbk (Mega) dengan jumlah maksimum sebesar Rp 45 miliar. Berdasarkan perjanjian, Mega akan mengambil alih hak IMMF berdasarkan kotra Sebagai kompensasi, IMMF akan memperoleh selisih bunga antara beban bunga yang dibebankan kepada pelanggan dan beban bunga yang dibebankan oleh M suku bunga tahunan berdasarkan suku bunga tertentu dan akan jatuh tempo sesuai dengan tanggal jatuh tempo masing-masing kontrak pembiayaan. Pada tangg pembiayaan konsumen setelah dikurangi pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui yang disediakan oleh Mega berjumlah Rp 33 miliar.
b.
Perjanjian Sewa-Menyewa
Pada tanggal 23 April 1996, PT Indosentral Binatrada (ISBT) melakukan perjanjian dengan PT Mandara Permai (MP), dimana ISBT diberikan hak menggunakan tanah untuk ruang pamer dengan jangka waktu sepuluh (10) tahun sejak tanggal 1 Mei 19 (7) tahun. Sebagai kompensasi, MP membebankan biaya sebesar AS$ 2.275 per bulan.
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
c.
Perjanjian Teknis
Pada tahun 2000, PT Buana Indomobil Trada, PT Handijaya Buana Trada dan PT United Indo Bali, anak perusahaan, secara terpisah menunjuk PT Indo sebagai konsultan mereka untuk menyediakan jasa, antara lain, penelahaan laporan keuangan, pengujian ketaatan atas “Standar Operating Procedures”, manaje pokok penjualan berdasarkan konsep “Activity Based Costing”. Jasa profesional yang dibebankan pada operasi sehubungan dengan jasa tersebut berjumlah Rp disajikan sebagai bagian dari “Beban Usaha” dalam laporan laba rugi konsolidasi.
Perusahaan dan PT Indomobil Suzuki International, PT Indomobil Niaga International, PT Unicor Prima Motor, anak perusahaan, mengadakan perjanjian dengan PT Indo-EDS Daya Selaras (IEDS), pihak yang mempunyai hubungan istimewa, di m teknologi informasi kepada Perusahaan dan anak perusahaan yang disebutkan di atas. Jasa profesional yang dibebankan pada operasi sehubungan dengan perja pada tahun 2000 dan Rp 5.732.500.538 pada tahun 1999, yang disajikan sebagai bagian dari “Beban Usaha” pada laporan laba rugi konsolidasi.
d.
Perjanjian Anjak Piutang
1. Pada tanggal 8 September 1997, UPM menandatangani perjanjian anjak piutang (“with recourse”) dengan PT Summit Sinar Mas Finance (SSMF), dengan j AS$ 10.000.000, dimana piutang usaha UPM di diskontokan pada nilai sekarang sebesar SIBOR + 2,75% per tahun. Perjanjian anjak piutang ini akan jatuh tem ditandatangani perjanjian tersebut.
Pada saat jatuh tempo pada tanggal 12 Maret 1998, piutang tidak dapat ditagih oleh SSMF, sehingga pada tanggal 16 Februari 1999, UPM melakukan perja piutang dengan SSMF dengan batasan-batasan dan kondisi tertentu sebagai berikut:
-
UPM mengakui mempunyai hutang pokok dan bunga yang telah jatuh tempo kepada SSMF senilai AS$ 9.833.445,42 pada tanggal 14 Desember 1998
-
UPM memberikan jaminan tambahan antara lain tanah dan gedung tertentu yang terletak di Jakarta (Daan Mogot, Sunter, Bumi Serpong Damai) dan S
SSMF setuju untuk memperpanjang jangka waktu pembayaran hutang pokok dan bunga yang sudah jatuh tempo selama satu (1) tahun sampai dengan tanggal 13 September 1999. Jumlah estimasi hutang dan bunga (ditambah beban jasa penja sampai tanggal jatuh tempo yang baru di atas sebesar AS$ 10.458.288,93.
Pada tanggal 31 Desember 2000, UPM gagal untuk melunasi hutang pokok dan bunga yang telah jatuh tempo seperti yang disebutkan di atas. Sampai dengan t negosiasi dengan SSMF untuk merestrukturisasi penyelesaian hutang tersebut.
2.
Pada tanggal 24 Agustus 1999, UPM telah menjual piutang usahanya kepada PT Singa Ratam Raya sejumlah Rp 6.863.991.565 dengan tingkat diskonto
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN e. Restrukturisasi Hutang
1. Sehubungan dengan proses restrukturisasi hutang, Perusahaan dan anak perusahaan tertentu telah menandatangani Perjanjian Pengalihan (Transfer of Contr dimana semua hutang Group kepada BCA dan RSI dialihkan kepada Keluarga Salim, yaitu:
i. Pada tanggal 5 Pebruari dan 26 April 1999, Perusahaan dan anak perusahaan tertentu (PT Central Sole Agency, PT Unicor Prima Motor, PT Swadharma Indotama Finance, PT Wahana Inti Central Mobilindo, PT Wahana Wirawan, PT Rodamas Makmur Motor dan PT Indotruck Utama) masing-masing menandatangani “Transfer o Salim dimana sejak tanggal tersebut Keluarga Salim mengambil alih seluruh hutang Perusahaan dan anak perusahaan tersebut yang diperoleh dari BCA dan RS masing-masing. Jumlah pinjaman BCA dan RSI yang dialihkan kepada Keluarga Salim berjumlah sebesar Rp 497,15 miliar. Pinjaman ini telah dikompensasik mempunyai hubungan istimewa tertentu yang juga dialihkan kepada Keluarga Salim sebesar Rp 159,77 miliar. Jumlah bersih pinjaman tersebut sebesar Rp 326,22 miliar (setelah dikurangi hutang PT Indotruck Utama, lihat huruf v), selanjutnya disebut
ii. Berdasarkan Novation Agreement yang berlaku efektif sejak tanggal 5 Pebruari 1999, PT Indocitra Buana (ICB) setuju untuk mengambil alih hutang PT Salim dan meningkatkan penyertaan saham di WW dengan cara menjadikan piutang ICB kepada WW dari hasil pengambilalihan tersebut sebesar Rp 123,81 miliar sebagai pembayaran uang muka pemesanan saham.
iii. Berdasarkan Novation Agreement yang berlaku efektif sejak tanggal 5 Pebruari 1999, PT Wahana Inticentral Mobilindo setuju untuk mengambil alih hu Keluarga Salim dan meningkatkan modal di CSA dengan cara menjadikan piutang dari WICM kepada CSA dari hasil pengambilalihan tersebut sebesar Rp 67, pemesanan saham.
iv. Berdasarkan Novation Agreement yang berlaku efektif tanggal 26 April 1999, PT Indosentral Binatrada (ISBT) setuju untuk mengambil alih pinjaman PT Rodamas Makmur Motor (RMM) kepada Keluarga Salim dan meningkatkan moda ISBT kepada RMM dari hasil pengambilalihan tersebut sebesar Rp 3,95 miliar sebagai pembayaran uang muka pemesanan saham.
v. Pada tanggal 26 April 1999, Keluarga Salim setuju untuk mengalihkan hutang PT Indotruck Utama (ITU) sejumlah Rp 11,16 miliar (yang dikonversikan Indoco, Ltd., (Indoco), untuk selanjutnya ITU berhutang kepada Indoco. Hutang ini dikenakan suku bunga normal BCA. Pada tanggal 30 September 1999, Indoco mengalihkan kembali hutang ITU kepada Perusahaan.
Perjanjian Pengalihan tersebut merupakan bagian yang terkait dengan “Master Settlement and Acquisiton Agreement” (MSAA) yang telah ditandatangani Kelu dan RSI) dan BPPN tanggal 21 September 1998, yang telah diperbaharui dua kali, terakhir dengan “the Second Supplemental Agreement to MSAA” tanggal 30 Juni 1999. Sebagai hasil dari program restrukturisasi tersebut, pemegang saham utama berhak mengkonversi pinjaman menjadi modal atau mengalihkan ata pemberitahuan terlebih dahulu kepada Perusahaan dan anak perusahaan yang disebutkan di atas.
Sehubungan dengan proses restrukturisasi hutang tersebut di atas dan berdasarkan surat Perusahaan yang ditujukan kepada Keluarga Salim tanggal 31 Mei 199 menjadikan sejumlah pinjaman tertentu kepada BCA sebagai pinjaman yang tidak dikenai bunga mulai tanggal 21 September 1998 (tanggal penandatangan MS Perusahaan dan anak perusahaan tertentu menghapuskan hutang bunga kepada BCA yang telah dicatat sampai dengan tanggal 31 Desember 1998 sebesar Rp 2 dari “Penghasilan (Beban) Lain-lain” pada laporan laba rugi konsolidasi
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
2. NMC, PT Indobuana Autoraya, PT Garuda Mataram Motor dan Perusahaan menandatangani nota kesepakatan (MOU) atas restrukturisasi hutang mereka k 21 Desember 2000. Berdasarkan MOU ini semua pihak setuju untuk:
Membayar “sustainable loan” sejumlah Rp 22.200.000.000. Jumlah ini termasuk “sustainable loan” milik NMC sejumlah Rp 6.000.000.000, yang terhut (5) tahun dengan jumlah angsuran yang tidak sama setiap setengah tahunan mulai dari tanggal efektif. “Sustainable loan” dikenakan suku bunga tahunan sebesa Perusahaan dan UPM serta jaminan pribadi dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa; Semua saldo “unsustainable loan” yang tidak dapat dibayar kembali sejumlah Rp 262.993.174.904 termasuk bagian NMC sejumlah Rp 90.061.846.847 akan diambil alih oleh Perusahaan; -
Perusahaan berencana akan menerbitkan obligasi konversi kepada BPPN untuk menggantikan “unsustainable loan” dengan syarat dan kondisi yang akan
Sejak penandatanganan MOU dan sebelum penandatanganan Perjanjian Restrukturisasi Hutang atau tanggal efektif restrukturisasi hutang, Perusahaan dan anak memperoleh persetujuan dari BPPN untuk melakukan transaksi tertentu termasuk, antara lain, mengajukan kepailitan, berpartisipasi dalam penggabungan usah pengumuman pembagian dividen saham.
Jumlah hutang seperti yang disebutkan dalam Catatan 13 dan 18 berjumlah Rp 96.061.846.847. Jumlah bunga yang masih harus dibayar pada tahun 1999 dari “sustainable loan” berjumlah Rp 276.000.000 dan disajikan sebagai bagian d neraca konsolidasi.
f.
1.
Restrukturisasi Modal Perusahaan dan Beberapa Anak Perusahaan
Berdasarkan perjanjian antara Perusahaan, MC dan PT Indomaru Multi Finance (IMMF) tanggal 7 September 2000, semua pihak setuju, antara lain, seba
Perusahaan dan MC setuju untuk mengakhiri perjanjian kerja sama pada IMMF dan Perusahaan dapat meneruskan untuk memiliki penyertaan saham da perjanjian kerja sama diakhiri dengan mengambil alih saham MC. MC juga setuju bahwa IMMF akan terus beroperasai dengan menggunakan nama “PT Indomaru Multi Finance” tanpa klaim apapun dari MC; -
MC setuju untuk menjual sahamnya kepada IMSI atau pada pihak siapapun yang ditunjuk oleh IMSI seharga Rp 50.000.000;
-
Baik MC dan Perusahaan akan memenuhi kewajibannya sebagai penjamin dari hutang IMMF;
-
MC setuju untuk mengabaikan haknya yang mungkin akan timbul atas pembayaran MC kepada peminjam berdasarkan surat jaminannya.
Selanjutnya, berdasarkan rapat umum luar biasa pemegang saham IMMF yang diadakan pada tanggal 15 September 2000, yang telah diaktakan den Pohan, S.H., LLM., No. 426 pada tanggal 26 Oktober 2000, para pemegang saham setuju, antara lain, untuk mengalihkan saham milik MC kepada Perusahaan IMG Sejahtera Langgeng sejumlah 250 saham dan mengubah status IMMF dari perusahaan pembiayaan asing menjadi perusahaan pembiayaan lokal. Perubaha diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Perundang-undangan pada tanggal 10 Nopember 2000. Pada tanggal laporan auditor, perubahan status IMMF masih Keuangan.
2. Berdasarkan keputusan dari rapat umum luar biasa pemegang saham tanggal 4 Desember 2000, pemegang saham IWG setuju untuk mengumumkan pembagian dividen kas sejumlah Rp 21.500.000.000 yang akan dibagikan kepada peme kepemilikan masing-masing.
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Selanjutnya, berdasarkan keputusan dari rapat umum luar biasa pemegang saham tanggal 20 Desember 2000, yang telah diaktakan dengan akta notaris Sofj 2001, pemegang saham IWG setuju untuk menghentikan operasi IWG efektif mulai tanggal 8 Januari 2001 dan menjual semua mesin dan peralatan IWG kepad istimewa.
3. Berdasarkan rapat umum luar biasa pemegang PT Hino Indonesia Manufacturing (HIM) pada bulan Desember 1998, yang diaktakan dengan akta notaris No. 15 tanggal 12 Pebruari 1999, para pemegang saham HIM menyetujui, antara lain:
Mengabaikan hak Perusahaan dan PT Unicor Prima Motor (UPM) untuk memesan saham terlebih dahulu sehubungan dengan rencana HIM untuk mener (dari modal disetor 19.300 menjadi 40.300 saham). Pengabaian hak dan penerbitan saham tambahan menyebabkan kepemilikan Perusahaan baik secara langsun dari 49,24% menjadi 24,04% pada tahun 1999.
Perusahaan dan UPM dapat membeli kembali saham-saham HIM dari Hino Motors, Ltd., (Hino) dan Sumitomo Corporation (Sumitomo) sebesar persen 49,24% dari peningkatan modal yang disebutkan di atas. Hak untuk membeli kembali tersebut berlaku efektif lima (5) tahun sejak diterbitkannya sertifikat saha (tanggal efektif) dan hak untuk membeli kembali atas saham-saham tersebut akan berlaku selama jangka waktu tiga (3) tahun sejak tanggal efektif.
Peningkatan modal tersebut di atas telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman dalam surat keputusan No. C-10050.HT.01.04.TH.99 tanggal 31 M
4. Berdasarkan rapat umum luar biasa CSM, dahulu PT Central Sumahi Motor, pada tanggal 28 Desember 1999, yang diaktakan dengan akta notaris Sukaw sama, para pemegang saham memutuskan untuk meningkatkan modal dasar, ditempatkan dan disetor CSM dari Rp 300.000.000 (yang terbagi atas 300 lembar per saham) menjadi Rp 10.000.000.000 (terbagi atas 10.000 lembar saham dengan nilai nominal yang sama) dan menyetujui PT Puri Manik, pemegang saham modal CSM melalui pengalihan wesel jangka panjang “Guaranteed Secured Floating Rate Notes” sebesar AS$ 1 juta yang dikeluarkan CSM pada bulan Juni 1 Acknowledgment of Loan and Intention tanggal 4 Oktober 1999). Kepemilikan Perusahaan dan UPM (langsung dan tidak langsung) mengalami dilusi dari 95,0 disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan dengan surat keputusan No. C-4852.HT.01.04.TH 2000 tanggal 3 Maret 2000.
Berdasarkan keputusan pemegang saham secara sirkular yang diaktakan dengan akta notaris Popie Savitri Martosuhardjo, S.H., No. 22 pada tanggal 14 Juli 200 antara lain: -
mengubah status CSM dari perusahaan lokal menjadi perusahaan asing;
-
menyetujui PT Puri Manik untuk menyetor 5.700 saham dengan harga nominal sebesar Rp 1.000.000 per saham atau Rp 5.700.000.000 (lihat huruf a);
menyetujui Hamfred Ltd., pemegang saham baru, untuk menyetor semua tambahan modal ditempatkan CSM melalui transaksi debt to equity swap dari w Floating Rate Notes” (Wesel) yang diterbitkan oleh CSM sejumlah AS$ 20 juta berdasarkan perjanjian “Acknowledgement of Loan and Intention to Subscribe
meningkatkan modal dasar, ditempatkan dan disetor CSM dari Rp 10.000.000.000 (terbagi atas 10.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per saha Rp 128.000.000.000 (terbagi atas 128.000 saham dengan nilai nominal yang sama); -
mengubah pasal tertentu dari anggaran dasar, antara lain, periode pendirian, perubahan ruang lingkup kegiatan usaha, struktur modal dan susunan dewan k
Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan berdasarkan surat keputusan No. C-15241.HT.01.04.TH.2000 tanggal 25 Juli Perusahaan dan UPM (langsung dan tidak langsung) mengalami dilusi dari 4,75% menjadi 0,22%.
Selanjutnya, berdasarkan keputusan pemegang saham secara sirkulasi yang telah diaktakan dengan akta notaris Popie Savitri Martosuhardo Pharmanto, S.H., ta
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN CSM setuju untuk, antara lain, menyetujui PT Puri Manik untuk menjual semua sahamnya kepada Hamfred Ltd. Perusahaan dan UPM memutuskan untuk tidak dahulu dan mengubah nama CSM menjadi PT CSM Corporatama.
g. Komitmen dan Kontinjensi yang Signifikan
1. Pada tanggal 31 Desember 2000, ISI mempunyai kontrak swap dan forward, yang bertujuan untuk mengatur dan melakukan lindung nilai atas risiko suku b
i. Perjanjian forward mata uang asing dengan The Bank of Tokyo-Mitsubishi, Ltd., Jakarta, dan PT Bank Fuji Internasional, Jakarta, sejumlah AS$ 20,50 juta Desember 2000 dan akan jatuh tempo dapat berbagai tanggal pada tahun 2001.
ii.
Kontrak swap dengan PT Tokai Lippo Bank, Jakarta, sejumlah AS$ 10,18 juta pada tanggal 31 Desember 2000 yang akan jatuh tempo pada bulan Januar
2. Perusahaan mengeluarkan jaminan perusahaan untuk pinjaman yang diperoleh oleh UPM, RMM, SIF dan IMB, anak perusahaan dan PT Garuda Mataram Kotobukiya Indo Clsssic Industries dan CSM, pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Jaminan perusahaan tersebut dikeluarkan dahulu oleh IIC sebelum p Catatan 1) dan akan jatuh tempo pada saat pinjaman yang bersangkutan yang dijamin jatuh tempo.
Pada tanggal 31 Desember 2000, jumlah jaminan yang dikeluarkan oleh Perusahaan berdasarkan klasifikasi mata uang adalah:
Mata Uang
Rupiah Dolar AS (AS$ 1) Yen Jepang (JPY 100) Dolar Singapura (SGD 1) Jumlah
Setara dalam Rupiah
266.962.500.000
Rp
266.962.500.000
10.600.000
101.707.000.000
1.150.000.000
96.108.950.000
5.947.000
32.940.730.350 Rp
497.719.180.350
Jaminan yang dikeluarkan oleh Perusahaan kepada CSM berkurang sehubungan dengan transaksi debt to equity swap CSM (lihat huruf f.4) dari AS$ 10.000.00 JPY 2.400.000.000 pada tahun 1999 menjadi JPY 1.150.000.000 pada tahun 2000.
3. Pada tahun 2000, PT National Motor Company (NMC) mempunyai hutang kontinjensi kepada Mazda Motor Corporation (Mazda), di mana NMC berkew royalti kepada Mazda sejumlah AS$ 20.133.329.
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Sampai dengan tanggal laporan auditor, NMC masih melakukan negosiasi dengan Mazda untuk penyelesaian klaim hutang tersebut. Manajemen NMC berkeya Mazda akan menguntungkan NMC.
4. Pada tanggal 19 Mei 1999, berdasarkan keputusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat No. 10/PKPU/1998/PN.NIAGA. JKT.PST.Jo No. 21/PAILIT/1998/PN (HK) Ltd., PT Bank Bali, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Bank Internasional Indonesia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), sindikasi kreditur pin Sejahtera Finance (BISF), perusahaan asosiasi, dimana Perusahaan mempunyai kepemilikan langsung sebesar 25% dan bertindak sebagai penjamin, telah menc dengan gugatan kepailitan kreditur BISF tersebut di atas yang diajukan pada bulan Nopember 1998. Pinjaman kepada Perusahaan sejumlah Rp 12,50 miliar akan dilunasi berdasarkan hasil penagihan piutang setelah pinjaman kepada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) seluruhnya telah dilunasi dan disajikan dalam akun “Piutang Pihak yang Mempunyai Hubungan neraca konsolidasi. Berdasarkan keputusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, pinjaman tersebut tidak dikenakan bunga. Pengurangan jumlah pinjaman kepada P 1999 digunakan untuk melunasi jaminan Perusahaan kepada AB Capital Markets (HK), Ltd., dan kreditur pinjaman sindikasi lainnya.
Berdasarkan surat konfirmasi yang ditandantangani oleh BISF dan Perusahaan, kedua belah pihak setuju untuk membebankan bunga untuk pinjaman tersebut d 13,00% untuk saldo pinjaman sebelum restrukturisasi BISF dan 14,00% setelah restrukturisasi BISF. Jumlah penghasilan bunga dari pinjaman tersebut berjuml disajikan sebagai bagian dari “Penghasilan Bunga” pada laporan laba rugi konsolidasi. BISF juga setuju untuk membayar jasa pengurusan hutang kepada Perus tahun 2000 yang disajikan sebagai bagian dari “Lain-lain - Bersih” pada laporan laba rugi konsolidasi.
5. Dengan adanya pembayaran sebagian hutang kepada Marubeni (lihat Catatan 13), Perusahaan menandatangani Perjanjian Pengakuan Hutang dengan IMGS istimewa, yang mengharuskan persetujuan dari pemegang saham minoritas Perusahaan. Pada tanggal neraca, rapat umum luar biasa pemegang saham untuk me Manajemen Perusahaan berkeyakinan bawa pemegang saham minoritas akan mendukung dan menyetujui transaksi ini.
30. INFORMASI SEGMEN USAHA
Informasi mengenai segmen usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah sebagai berikut:
1999 (Disajikan Kembali 2000
- lihat Catatan 3)
Rp 5.007.718.500.530
Rp 1.917.850.538.868
102.374.216.505
112.012.565.228
Penghasilan Bersih Otomotif (termasuk bengkel) Jasa keuangan Sewa dan pelayanan
10.357.671.558
9.281.306.204
Lain-lain
25.411.828.539
30.668.892.630
Jumlah
5.145.862.217.132
2.069.813.302.930
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Eliminasi
(
106.300.415.621 ) (
Bersih
Rp 5.039.561.801.511
85.572.764.898 )
Rp 1.984.240.538.032
Beban Pokok Penghasilan Otomotif (termasuk bengkel)
Rp 4.417.032.124.377
Jasa keuangan
Rp 1.481.446.528.194
56.183.862.117
Sewa dan pelayanan
Jumlah
119.914.638.510
4.167.219.002
3.661.663.380
4.477.383.205.496
1.605.022.830.084
Eliminasi
(
82.095.215.550 ) (
Bersih
Rp 4.395.287.989.946
54.085.606.027 )
Rp 1.550.937.224.057
(Berlanjut)
1999 (Disajikan Kembali 2000
- lihat Catatan 3)
Laba (Rugi) Usaha Otomotif (termasuk bengkel)
Rp
Jasa keuangan
17.292.875.382
Sewa dan pelayanan Lain-lain
221.023.232.539
(
(
Rp
211.717.004.805 28.869.802.567 )
2.198.953.008
2.803.823.996
8.203.263.013 )
14.817.953.252
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Jumlah
232.311.797.916
Eliminasi
(
Bersih
Rp
200.468.979.486
666.425.123 ) (
231.645.372.793
4.949.247.196 )
Rp
195.519.732.290
Jumlah Aktiva Otomotif (termasuk bengkel) Jasa keuangan Sewa dan pelayanan
Rp 2.745.381.298.300
Rp 2.152.771.507.072
410.560.740.264
320.808.398.755
89.335.861.916
91.647.917.866
Lain-lain
1.333.392.615.942
1.263.078.532.935
Jumlah
4.578.670.516.422
3.828.306.356.628
Eliminasi
Bersih
(
1.047.535.594.162 ) (
Rp 3.531.134.922.260
924.288.771.492 )
Rp 2.904.017.585.136
31. AKTIVA ATAU KEWAJIBAN BERSIH DALAM MATA UANG ASING
Pada tanggal 31 Desember 2000, Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai aktiva dan kewajiban yang signifikan dalam mata uang asing sebagai berikut:
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Setara dalam Rupiah
26 April 2001 31 Desember 2000
(Tanggal Laporan
(Tanggal Neraca)
Auditor)
Mata Uang Asing
Aktiva Lancar dalam Dolar AS Kas dan setara kas
7.366.203,00
Piutang Kontrak valuta berjangka 1.029.938,39
Rp
70.678.717.785
1.890.597,35
Rp
89.131.056.300
18.140.281.573
22.876.227.935
30.682.275,00 294.396.428.625 9.882.258.852 12.462.254.519
371.255.527.500
Uang mu
dalam mata uang asing lainnya Yen Jepang
2.446.150.080,00
204.432.100.636
242.441.359.039
596.253,63
3.183.398.131
3.966.833.663
576.437.924
678.427.900
Dolar Singapura Swedia Kronos 18.756,00
167.150.659
573.073,98 203.515.542
Deutsch Mark
5.041,00
22.969.972
27.967.266
Dolar Australia
2.515,85
13.380.624
15.441.633
601.493.124.781
743.058.611.297
(Berlanjut)
Setara dalam Rupiah
26 April 2001
Mata Uang Asing
31 Desember 2000
(Tanggal Laporan
(Tanggal Neraca)
Auditor)
Dolar Eur
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Kewajiban Lancar dalam Dolar AS Hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang Hutang Biaya masih harus dibayar
130.315.480,34
Rp 1.250.377.033.863
Rp 1.576.817.312.114
307.965,17
2.954.925.806
3.726.378.557
3.600.646,09
34.548.199.234
43.567.817.689
101.602,36
974.874.644
1.229.388.556
7.990.826.134,00
667.817.312.497
791.981.965.297
Dolar Singapura
6.028.926,69
32.188.439.598
40.110.027.244
Swedia Kronos
6.636.924,42
6.675.883.166
7.857.056.605
Hutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa dalam mata uang asing lainnya Yen Jepang
Dolar Euro
Kewajiban bersih
10.005,58
89.168.228
108.567.447
1.995.625.837.036
2.465.398.513.509
Rp 1.394.132.712.255
Rp 1.722.339.902.212
Seperti yang dibahas pada Catatan 29.g.1, ISI, anak perusahaan, memiliki kontrak valuta berjangka sebesar AS$ 30,68 juta dan JP¥ 2.372 juta pada tanggal risiko kerugian selisih kurs atas kewajiban dalam mata uang asing.
Seperti disajikan di atas, jika kurs tukar pada tanggal laporan auditor digunakan untuk menyajikan kembali aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing Perusa kewajiban bersih dalam mata uang asing akan meningkat sejumlah Rp 328.207.189.957 (setelah memperhitungkan laba selisih kurs dari transaksi kontrak valu 113,72 miliar).
32. KONDISI EKONOMI
Sejak tahun 1997, Indonesia mengalami dampak memburuknya kondisi ekonomi karena devaluasi mata uang Rupiah, yang ditandai dengan langkanya liku bunga, peningkatan harga-harga komoditas dan jasa secara umum dan pengurangan kegiatan ekonomi sehingga mengurangi daya beli dari pelanggan akhir.
Pada saat ini, ekonomi Indonesia masih menghadapi ketidakpastian akibat ketidakstabilan kondisi sosial dan politik domestik. Walaupun, secara makro, kecend
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN pertengahan tahun 1999 atas indikator ekonomi utama tertentu, seperti tingkat inflasi yang dapat dikendalikan, kegiatan ekonomi yang meningkat dan membaik Rupiah telah kembali labil terhadap mata uang asing utama (terutama Dolar AS) dan rentan terhadap kegiatan sosial dan politik dalam negeri serta faktor-fakto depresiasi mata uang Rupiah secara signifikan, Perusahaan dan Anak Perusahaan telah mengalami kerugian selisih kurs yang signifikan yang terutama timbul d
Dengan mengabaikan dampak dari perkembangan baru atas gejolak mata uang Rupiah, industri otomotif telah mengalami peningkatan kegiatan seperti yang di pelanggan atas kendaraan bermotor/mobil. Perkembangan positif dalam industri otomotif telah menguntungkan operasi Perusahaan dan Anak Perusahaan deng signifikan atas penghasilan bersih pada tahun 2000, yang meningkat dari Rp 1,98 triliun pada tahun 1999 menjadi Rp 5,04 triliun pada tahun 2000. Selanjutnya juga telah berhasil menandatangani beberapa nota kesepakatan (MOU) dan perjanjian yang menguntungkan dari kreditur tertentu sehubungan dengan negosiasi
Sebagai bagian dari usaha yang berkelanjutan untuk menghadapi dan mengurangi dampak kondisi memburuknya ekonomi karena kondisi ekonomi yang disebu Perusahaan akan terus untuk melakukan usaha-usaha, antara lain:
a. mendapatkan dukungan yang berkesinambungan dari mitra kerja asing Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk membantu dalam perencanaan pendanaan maupun ekuitas;
b.
menyelesaikan perbaikan dan modifikasi terhadap perjanjian-perjanjian kerjasama dengan mitra kerja asing tertentu untuk disesuaikan dengan kondisi ya
c.
terus berusaha melakukan progam restrukturisasi hutang dan rekapitalisasi dengan semua kreditur untuk memperkuat posisi keuangan Perusahaan dan A
d.
meningkatkan kegiatan pemasaran dalam mengantisipasi pesaing dan lebih peka terhadap kecenderungan pasar dan permintaan pelanggan;
e.
bekerjasama dengan pabrik pemegang merek di seluruh negara Asia untuk memproduksi komponen mobil dan motor tertentu dengan biaya yang lebih ef
f.
memanfaatkan kesempatan yang ditawarkan melalui peraturan baru yang dikeluarkan pemerintah dalam hal perdagangan bebas otomotif dan bahan baku
g.
menjual dan/atau memaksimalkan penggunaan aktiva Perusahaan dan Anak Perusahaan yang belum terpakai;
h.
meningkatkan usaha untuk mengundang keikutsertaan mitra asing baru dalam program rekstrukturisasi modal dan pendanaan Group;
i.
terus mendorong penjualan ekspor dan mencari tujuan ekspor baru;
j.
terus mengevaluasi pengeluaran modal, investasi dan rencana perluasan dengan prinsip kehati-hatian yang optimis;
k.
mempertahankan persediaan, piutang dan kas pada tingkat yang dapat dikendalikan dan efisien;
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
l. untuk divisi jasa keuangan, akan meneruskan pembiayaan yang selektif atas aplikasi/proses kredit pelanggan dengan analisa dan persetujuan yang ketat, dengan Indomobil Group, khususnya dalam rangka menyalurkan pembiayaan otomotif, meminimumkan risiko kredit melalui peningkatan simpanan jaminan b nilai perolehan kendaraan yang dibiayai, menjaga hubungan dengan kreditur yang ada untuk mendapatkan fasilitas pendanaan yang berkesinambungan seperti pinjaman modal kerja atau meningkatkan batas pinjaman dan mengusahakan tambahan fasilitas pinjaman KUK/KKB guna mendanai salah satu modal kerja an pendanaan jangka panjang yaitu dengan merencanakan untuk menerbitkan obligasi, menjaga dan aktif melakukan penagihan bulanan atas piutang yang tertung
Penyelesaian atas ketidakstabilan kondisi ekonomi tersebut tergantung kepada kebijakan fiskal, moneter dan kebijakan lainnya yang telah dan akan diambil ole suatu tindakan yang berada di luar kendali Perusahaan dan Anak Perusahaan. Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk menentukan dampak masa depan kondis pendapatan Perusahaan dan Anak Perusahaan, termasuk dampak yang berasal dari pelanggan, pemasok, kreditur, investor dan pemegang saham.
33. PROFORMA LABA (RUGI) PER SAHAM
Perusahaan menyajikan proforma laba (rugi) per saham dilusian (LPS) karena pengaruh dari asumsi konversi obligasi konversi dengan harga konversi yang dit saham Perusahaan yang diperjualbelikan sebesar Rp 1.325 per saham pada tanggal 22 Desember 2000, tanggal transaksi terakhir di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2000, yang telah dilakukan penyesuaian secara retroaktif untuk LPS dasar dan
Obligasi konversi tidak dikenakan bunga dan harga konversi ditentukan berdasarkan harga penutupan saham Perusahaan pada hari terakhir perdagangan di Bur pemberitahuan konversi diterima oleh Penerbit (lihat Catatan 20).
Berikut ini disajikan proforma rekonsiliasi dengan pemecah dan pembilang yang digunakan pada perhitungan LPS dasar dan dilusian:
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2000
Rata-rata
Jumlah
Tertimbang Rugi Bersih
Rugi Per Lembar
Jumlah Saham
Saham
Rugi Dasar Per Saham Laba (rugi) yang tersedia untuk pemegang saham umum Ditambah: Asumsi konversi obligasi
Rugi Dilusian Per Saham Laba (rugi) yang tersedia untuk pemegang saham umum
(Rp
302.826.826.791 ) -
996.502.680 254.627.925
(
Rp 304 -
)
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
setelah asumsi konversi
(Rp
302.826.826.791 )
1.251.130.605
(
Rp 242
)
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 1999 (Disajikan Kembali)
Rata-rata
Jumlah
Tertimbang Laba Bersih
Rugi Per Lembar
Jumlah Saham
Saham
Laba Dasar Per Saham Laba yang tersedia untuk pemegang saham umum
Rp
98.651.648.589
996.502.680
-
254.627.925
98.651.648.589
1.251.130.605
Ditambah: Asumsi konversi obligasi
Rp
99 -
Laba Dilusian Per Saham Laba yang tersedia untuk pemegang saham umum setelah asumsi konversi
Rp
Rp
79
34. PERISTIWA PENTING SETELAH TANGGAL NERACA
a. Berdasarkan surat dari Skandinaviska Enskilda Banken AB (PUBL), cabang Singapura, (SEB), tanggal 29 Januari 2001, SEB dan PT Indotruck Utama, a menyelesaikan sisa pokok pinjaman dengan pembayaran bulanan paling sedikit AS$ 20.000 per bulan dan membatalkan semua fasilitas pinjaman seperti yang tanggal 31 Maret 1992.
b. Berdasarkan surat dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk, Jakarta, (BII) tanggal 16 Januari 2001 kepada PT Rodamas Makmur Motor (RMM), anak perusahaan, BII setuju bahwa RMM hanya berkewajiban untuk membayar Rp 15 miliar kep minggu dari tanggal surat dan sisa saldo (pokok, bunga dan denda) akan dihapuskan. RMM telah melakukan pembayaran pinjaman pada tanggal jatuh tempo d hutang RMM kepada BII telah diselesaikan.
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN c. Pada tahun 2001, Perusahaan dalam proses penyelesaian perjanjian induk (Master Agreement) dengan Nissan Motor Co., Ltd. (NML) untuk restrukturisa bentuk sebagai berikut:
-
PT Wahana Wirawan akan mengalihkan hak atas keagenan tunggal pemegang merek kepada PT Ismac Nissan Manufacturing (INM);
INM akan berganti nama menjadi PT Nissan Motor Indonesia (NMI) dan akan dimiliki sebesar 75,00% oleh NML, 20,45% oleh PT IMG Sejahtera Lan hubungan istimewa, dan 4,55% oleh Perusahaan; -
NML dan IMGSL akan mendirikan perusahaan patungan, yang bernama PT Nissan Motor Distributor Indonesia (NMDI);
-
NMDI akan ditunjuk sebagai penyalur eksklusif dari kendaraan dan suku cadang Nissan di Indonesia;
-
NMDI akan menujuk PT Wahana Wirawan sebagai pengecer ekslusif dari kendaraan dan suku cadang Nissan di Indonesia.
Selanjutnya, sehubungan dengan pelaksanaan restrukturisasi bisnis tersebut di atas, NML, IMGSL dan Perusahaan pada saat ini sedang dalam proses penyelesa beberapa perjanjian kerja sama, perjanjian hutang, perjanjian transfer usaha, perjanjian penghentian, penambahan akta pendirian NMDI, akta pendirian NMDI, sub-distribusi dan dealer.
d.
Pada tahun 2001, Perusahaan juga dalam proses penyelesaian perjanjian-perjanjian sehubungan dengan restrukturisasi bisnis Mazda sebagai berikut:
Perjanjian dealer penjualan dan servis antara PT Ford Motor Indonesia (FMI) dan PT National Motor Company (NMC) untuk menunjuk NMC sebagai dealer eksklusif untuk penjualan dan servis produk Mazda termasuk kendaraan Mazda. -
Buku pedoman standar dealer dan produk Mazda.