Linguistika Akademia Vol.2, No.2, 2013, pp. 197~210 ISSN: 2089-3884
KALIMAT SERUAN DALAM NOVEL PRIDE AND PREJUDICE (ANALISIS TEORI MAKNA J.R. FIRTH) Rosiana Rizqy Wijayanti e-mail:
[email protected] ABSTRACT Interjection is the sentence that showing the strong feeling. interjection is denoted with the loud intonation with the exclamation mark and stop mark in its pronunciation. The aim of this paper is to find the suitable meaning when translating the interjaction of the novel Pride and Prejudice. This paper uses the method of Pragmatic Equality that concerned with interlocutor. The result of this analysis shows that the meaning change in interjection that the source language is English and the target language is Bahasa. For example, Mrs. Bannet said, ‘What a fine thing for our girl!’ that has he meaning ‘Sungguh hal yang menguntungkan bagi anak kita!’. Then, ‘How can you be so tiresome!’ can be meant with ‘Kau sungguh menyebalkan!’.
ABSTRAK Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan yang kuat. Kalimat seruan ditandai dengan intonasi yang tinggi dalam pelafalannya dengan menggunakan tanda seru atau tanda titik dalam pelafalannya. Paper ini bertujuan untuk menemukan makna yang sesuai dalam menerjemahkan kalimat seruan dalam novel Pride and Prejudice. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan pragmatik karna analisisnya ditentukan oleh lawan bicara. Hasil analisis menunjukkan bahwa adanya perubahan makna pada kalimat seruan, yang bahasa aslinya adalah bahasa inggris dan kemudian dimaknai dengan menggunakan bahasa Indonesia. Misalnya ketika Mrs. Bannet menyerukan ‘What a fine thing for our girl!’. Dimaknai dengan ‘Sungguh hal yang menguntungkan bagi anak kita!’. Kemudian ‘How can you be so tiresome!’ dimaknai dengan ‘Kau sungguh menyebalkan!’. Kata kunci: Kalimat Seruan, Bahasa Inggris, Makna.
A. Pendahuluan Tak pernah diragukan lagi novel-novel karya Jane Austen selalu lekat dalam hati pencinta sastra dunia. Salah satu karyanya yaitu Pride and Prejudice menceritakan tentang seseorang perempuan yang bernama Elizabeth dengan perangainya yang tegas, feminis,
198
dan ceria yang akhirnya menemukan cinta sejatinya (Prisca Primasari, 2011: 5). Novel ini disusun dengan kalimat yang menarik. Terutama pada kalimat seruan yang banyak diucapkan oleh tokoh-tokoh dalam novel ini. Penggunaan kalimat seruan adalah untuk mengungkapkan perasaan yang kuat atau mendadak oleh si pembicara. Faktanya pada novel ini banyak di jumpai kalimat seruan yang maknanya tidak sama seperti bahasa aslinya dan juga banyak kesalahan dari sistem gramatikalnya. Misalnya, kalimat seruan “What a fine thing of our girl!” kita mungkin saja mengartikannya dengan ‘sungguh benda yang baik untuk anak kita’. Namun, karena arti tersebut tidak sesuai dengan konteksnya maka diartikan dengan ‘sungguh hal yang baik untuk anak kita’. Penelitian tentang makna kalimat seruan yang terdapat dalam novel Pride and Prejudice ini akan menjadi pembahasan lebih lanjut dalam penelitian ini. Penelitian ini di fokuskan pada 2 pertanyaan, yaitu (1) Analisis dari tiga unsur yang terdapat dalam teori makna, dan (2) Makna yang sesuai dengan konteks yang ada. Karena penelitian ini berkaitan dengan makna pada suatu bahasa, maka metode yang tepat untuk digunakan adalah metode padan pragmatik yang alat penentunya adalah lawan bicara. B. Landasan Teori Penelitian ini mengambil salah satu teori makna dari J. R. Firth. Firth terkenal dengan pandangannya mengenai bahasa. Tiap tutur harus dikaji dalam konteks situasinya, yaitu orang yang berperan dalam masyarakat, kata-kata yang mereka ungkapkan, dan juga hal-hal lain yang berhubungan. John R. Firth (1890-1960) merupakan guru besar pada universitas London dan sangat terkenal dengan nama Aliran Prosodi, tetapi di samping itu dikenal pula dengan nama Aliran Firth, Aliran Firthian, atau aliran London (Chaer, 2007: 356). Firth mengembangkan gagasan Baronislaw Malinowski tentang bahasa. Dia menyatakan pentingnya menempatkan katakata alam konteks keseluruhan ujaran pada situasinya. Inilah yang disebutkan dengan context of situation. Bagi Malinowski konteks ini lingkungan fisik sebenarnya dari satu ujaran. Firth pun memakai context of situation dengan makna yang lebih umum dan abstrak. Linguistika Akademia Vol. 2, No. 2, 2013 : 197 – 210
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
199
Bagi dia konteks tersebut adalah arena hubungan-hubungan (field of relation), yaitu hubungan antara orang-orang yang memainkan peran dalam masyarakat, kata-kata yang mereka ujarkan, dan objek-objek lain, kejadian-kejadian dan seterusnya yang ada hubungannya dengan orang-orang dan ujarannya itu. In general, the linguistic meaning of an expression is simply the meaning or meanings of that expression in the language. (= secara umum makna linguistik dari sebuah ekspresi adalah makna ekspresi itu sendiri dalam sebuah bahasa (Akmajian, 2001: 229). Ketika seseorang berkomunikasi, mereka akan menyampaikan interpretasi dari pengucapan tersebut dengan melakukan hal yang bukan hanya sesederhana struktur kalimat tersebut; interpretasi mereka tentu saja sesuai dengan hubungan sosial, seperti komunikasi sesuai kelas sosial, tingkatan pendidikan, pekerjaan, dan juga kuatnya latar belakang keluarga mereka. (Charles, F Mayer, 2002:9) Teori makna yang ditekankan oleh Firth adalah sosial dan behavioral, yaitu kata-kata adalah pola tingkah laku, dan dalam pola ini kata-kata tersebut mempunyai fungsi koordinasi (Ubaidillah, 2012: 44). Firth juga menyetujui bahwa makna adalah jaringan keseluruhan dari relasi-relasi dan fungsi-fungsi ke dalam mana setiap butir linguistik masuk (Alwasilah, 1993: 69). C. ANALISIS Berikut dipaparkan analisis beberapa kalimat seruan yang diambil dari novel Pride and Prejudice. 1. What a fine thing for our girl! Kalimat seruan ini dapat kita temukan di halaman ketiga. Kita mungkin saja mengartikan kalimat seruan itu dengan “Sungguh benda yang baik untuk anak kita!”. Namun, sebelum menentukan makna yang cocok untuk kalimat seruan di atas, kita harus melihat unsur-unsur yang menjadi acuan dalam teori makna, yaitu yang pertama adalah Sikap Terhadap Acuan. Mrs. Bannet mengucapkan kalimat ini karena ia berusaha meyakinkan suaminya bahwa Mr. Bingley seorang lelaki muda yang memiliki banyak harta, dan ini merupakan alasan bagi Mrs. Bannet untuk menikahkan salah satu Kalimat Seruan dalam Novel Pride and Prejudice … (Rosiana Rizqy Wijayanti)
200
anaknya dengan Mr. Bingley. Jadi tidak mungkin jika kita mengartikannya dengan “Sungguh benda yang baik untuk anak kita”, karna melihat kalimat sebelumnya yaitu “Ia adalah seorang bujangan yang kaya raya”. Maka menurutnya hal itu sangatlah menguntungkan bagi anak mereka. Kedua yaitu Sikap Terhadap Mitra Tutur, Mrs. Bannet berusaha menjelaskan alasan-alasan mengapa suaminya ini harus setuju dengan rencananya. Salah satu alasannya yaitu karena Bingley memiliki harta yang melimpah. Maka dari itulah Mrs. Bannet menganggapnya sebagai hal yang menguntungkan jika salah satu anak mereka bisa menikah dengan Bingley. Ketiga yaitu Sikap Terhadap Ujaran, setelah mendengarkan ucapan dari istrinya, Mr. Bannet justru bingung dengan alasan istrinya untuk menikahkan salah satu anak mereka dengan Mr. Bingley karna ia sangat kaya raya. Seperti yang kita lihat pada cuplikan percakapan mereka berikut ini; ‘Is he married or single?’ ‘Oh! Single, my dear, to be sure! A single man of large fortune; four or five thousand a year. What a fine thing for our girls!’ ‘How so? How can it affect them?’ Kita dapat menyimpulkan bahwa makna dari “What a fine thing of our girl!” bukanlah “Sungguh benda yang baik dari anak kita!” tetapi dimaknai dengan “Sungguh hal yang menguntungkan bagi anak kita!”. 2. How can you be so tiresome! Kalimat seruan ini dapat ditemukan pada halaman ketiga. Kita mungkin saja mengartikan kalimat ini dengan “Kamu sangat membosankan!” Namun, kita harus melihat unsur-unsur yang terdapat dalam teori makna, yaitu yang pertama Sikap Terhadap Acuan, Mrs. Bannet mengucapkan kalimat seruan ini karena Linguistika Akademia Vol. 2, No. 2, 2013 : 197 – 210
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
201
suaminya meragukan alasannya yang ingin menikahkan anaknya dengan seorang pria kaya yang baru saja datang di desa mereka. Namun apakah sikap Mr. Bannet yang kurang percaya ini cocok jika disandingkan dengan seruan istrinya “Kamu sangat membosankan!”, tentu saja makna kalimat tersebut tidak sesuai konteksnya. Kedua yaitu, Sikap Terhadap Mitra Tutur, Mrs. Bannet tidak senang dengan sikap suaminya yang tidak mendukung rencananya kali itu. Ia merasa jengkel karena sikap dari suaminya tersebut. Sebelumnya Mrs. Bannet menjelaskan bahwa Bingley sangatlah kaya dan itu merupakan hal yang menguntungkan bagi anak-anak mereka. Lalu Mr. Bannet justru kembali bertanya bagaimana mungkin kekayaan Bingley dapat berpengaruh bagi anak-anak mereka. Mrs. Bannet kemudian menjawabnya dengan kalimat seruan ini. Jadi tidak mungkin jika kita mengartikannya dengan “Kamu sangat membosankan”, karena sikap yang ditunjukkan oleh Mr. Bannet lebih kepada menyebalkan, bukan membosankan. Ketiga, yaitu Sikap Terhadap Ujaran, Setelah mendengar kalimat seruan yang diucapkan oleh Mrs. Bannet, suaminya justru bukan menuruti apa yang diminta oleh istrinya. Ia justru memberikan pertanyaan selanjutnya pada istrinya tersebut. Seperti pada percakapaan berikut ini; Mrs. Bannet: ‘Oh! Single, my dear, to be sure! A single man of large fortune; four or five thousand a year. What a fine thing for our girls!’ Mr. Bannet: ‘How so? How can it affect them?’ Mrs. Bannet: ‘My dear Mr. Bennet,’ replied his wife, ‘how can you be so tiresome! You must know that I am thinking of his marrying one of them.’ Mr. Bannet: ‘Is that his design in settling here?’
Kalimat Seruan dalam Novel Pride and Prejudice … (Rosiana Rizqy Wijayanti)
202
Kita tidak dapat mengartikan ‘How can you be so tiresome’ dengan ‘Kau sungguh membosankan!’. Namun setelah diteliti dengan tiga hal yang terlibat diatas, kalimat seruan tersebut tidak cocok jika dimaknai dengan ‘Kamu sangat membosankan’. Karna Mr. Bannet bukan sedang melakukan tindakan yang membuat istrinya bosan, namun lebih pada sikap yang menyebalkan. Maka dari itulah, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa makna yang cocok untuk kalimat seruan tersebut adalah ‘Kau sungguh menyebalkan!’ 3. Design! How can you talk so! Kalimat seruan yang diucapkan oleh Mrs. Bannet ini juga dapat kita temukan di halaman ketiga. Kita dapat memaknai kalimat seruan di atas dengan “Tujuan! Konyol, bagaimana bisa kau berbicara seperti itu!”. Namun, kita akan mencoba memaknainya dengan melihat unsur-unsur dari teori makna, yaitu yang pertama Sikap Terhadap Acuan, Mrs. Bannet mengucapkan kalimat seruan ini setelah suaminya meragukannya dan justru menanyakan tentang kebenaran bahwa alasan Mr. Bingley menetap di desa mereka karena ingin menikahi salah satu anak mereka atau bukan. Seperti pada kalimat sebelumnya yang diutarakan oleh Mr. Bingley, “Itu kah tujuannya menetap disini?” Kita tidak mungkin mengartikannya dengan “Tujuan, konyol bagaimana bisa kau berbicara seperti itu. Karna seharusnya jika mengartikannya dengan ‘bagaimana’ itu berarti Mrs. Bannet justru sedang bertanya. Padahal ia sedang mencaci suaminya yang tidak sependapat dengannya. Kedua yaitu Sikap Terhadap Mitra Tutur, Mrs. Bannet merasa jengkel pada suaminya itu. Ia merasa suaminya menanyakan hal yang tidak masuk akal. Maka dari itulah ia menyerukan kalimat tersebut. Ketiga yaitu Sikap Terhadap Ujaran, Mr. bannet tetap tidak mau menuruti apa yang diminta oleh istrinya tersebut. Ia justru menyerahkan segala keputusan pada istrinya itu, seperti pada percakapan berikut ini. Linguistika Akademia Vol. 2, No. 2, 2013 : 197 – 210
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
203
Mr. Bannet: ‘Is that his design in settling here?’ Mrs. Bannet: ‘Design! Nonsense, how can you talk so! But it is very likely that he MAY fall in love with one of them, and therefore you must visit him as soon as he comes.’ “Design! How can you talk so!” tidak dapat dimaknai dengan “Tujuan! Konyol, bagaimana bisa kau bicara seperti itu!”. Makna ini kurang cocok karna setelah ia mengucapkan kalimat seruan di atas, Mrs. Bannet masih melanjutkan kalimatnya. Ini membuktikan makna pertama kurang cocok untuk mengartikan kalimat seruan tersebut. Kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Mrs. Bannet membentak suaminya karna merasa Mr. Bannet sedikit tidak masuk akal. Oleh karena itu, kita memaknai kalimat seruan tersebut dengan “Tujuan! Bicaramu memang konyol!”. 4. Very nonsensical to come at all! Kalimat seruan ini dapat kita temukan di halaman 43 chapter 8. Kalimat seruan ini diucapkan oleh Miss Bingley, yaitu kakak perempuan dari Mr. Bingley. Kalimat “Very nonsensical to come at all!” dapat saja kita artikan dengan “Sangat tidak masuk akal untuk datang pada semuanya”. Namun sebelum kita menentukan arti yang tepat untuk kalimat seruan tersebut, kita harus melihat unsur-unsur dari teori makna, yaitu Sikap Terhadap Acuan, Miss bingley sedang bergunjing bersama Louisa tentang Elizabeth. Menurut Louisa tidak ada satu pun yang baik pada Elizabeth. Elizabeth datang ke rumah mereka untuk mengunjungi Jane yang tengah sakit. Ia rela berjalan kaki menuju ke rumah Mr. Bingley. Inilah yang membuat Mrs. Hurst dan Miss. Bingley menggunjingkannya. Mrs. Hurst berkata bahwa tidak ada yang patut dipuji darinya kecuali bahwa dia adalah pejalan kaki yang hebat dan ia terlihat sangat liar. Kemudian Miss. Bingley yang masih terlihat tak percaya akan kemampuan Elizabeth ini mengucapkan, “Very nonsensical to Kalimat Seruan dalam Novel Pride and Prejudice … (Rosiana Rizqy Wijayanti)
204
come at all!” setelah sebelumnya berkata bahwa ia sulit menahan ekspresi wajahnya. Jika mengartikan kalimat seruan tersebut dengan “sangat tidak masuk akal untuk datang pada semuanya!” justru sangat tidak sesuai dengan apa yang sedang mereka bicarakan. Kemudian yang kedua adalah Sikap Terhadap Mitra Tutur, Miss Bingley sangat setuju dengan pendapat Mrs. Hurst. mengenai Elizabeth. Terlihat disana sebenarnya Miss Bingley iri dengan Elizabeth. Maka dari itulah ia tidak menyukai Elizabeth. Ketiga yaitu Sikap Terhadap Ujaran, Setelah Miss Bingley mengucapkan kalimat seruan tersebut Mrs. Hurst semakin menuturkan keburukan penampilan Elizabeth dan ini menandakan bahwa ia setuju dengan pernyataan yang diberikan oleh Miss. Bingley. Percakapan tersebut adalah: ‘She has nothing, in short, to recommend her, but being an excellent walker. I shall never forget her appearance this morning. She really looked almost wild.’ ‘She did, indeed, Louisa. I could hardly keep my countenance. Very nonsensical to come at all! Dari unsur-unsur diatas kita tidak dapat mengartikan ‘Very nonsensical to come at all’ dengan “Sangat tidak masuk akal untuk datang pada semuanya” karna tidak sesuai dengan konteks yang sedang dibicarakan. Oleh karena itu makna yang sesuai untuk kalimat seruan di atas adalah “Itu sangat tidak masuk akal!”. 5. All young ladies accomplished! Kita dapat membaca kalimat seruan ini pada chapter 8 halaman 47. Kalimat seruan ini diucapkan oleh Miss Bingley kakak dari Charles Bingley. “All young ladies accomplished!” dapat saja diartikan dengan “Semua gadis pandai!”, namun sebelum kita menentukan arti kalimat seruan dengan pasti, kita dapat melihatnya dari unsurunsur teori teori makna, yaitu Sikap Terhadap Acuan, Miss Bingley Linguistika Akademia Vol. 2, No. 2, 2013 : 197 – 210
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
205
mengucapkan kalimat seruan ini pada adiknya karna mereka tengah membicarakan tentang Miss Darcy yang berbakat. Kalimat seruan ini ditujukan setelah Charles berkata bahwa setiap gadis muda punya kesabaran untuk memupuk bakat mereka. Tentu saja jika kalimat seruan tersebut tidak dapat diartikan dengan “Semua gadis pandai!” karena mereka tidak sedang membicarakan masalah kepandaian, tetapi mereka membicarakan mengenai bakat. Kedua yaitu, Sikap Terhadap Mitra Tutur, Miss Bingley ingin menekankan pada Charles bahwa memang semua wanita itu pasti memiliki bakat. Jadi tentu saja kalimat seruan tersebut harus diartikan “Semua gadis muda punya bakat!”. Ketiga yaitu Sikap Terhadap Ujaran, setelah kalimat tersebut diserukan oleh Miss Bingley, Charles menyetujui bahwa semua wanita pasti memiliki bakat, seperti pada percakapan berikut ini. ‘It is amazing to me,’ said Bingley, ‘how young ladies can have patience to be so very accomplished as they all are.’ ‘All young ladies accomplished! My dear Charles, what do you mean?’ Dari unsur-unsur di atas kita dapat menyimpulkan bahwa arti dari “All young ladies accomplished” bukanlah “Semua gadis pandai!”, tetapi “Tentu saja semua gadis punya bakat!” karna melihat apa yang dimaksudkan dari Charles adalah mereka berbakat. Maka dari itu Miss Bingley ingin menekankan bahwa sudah pasti bahwa semua gadis itu memiliki bakat. 6. Oh! It is of no consequence! Kalimat seruan tersebut dapat kita temui pada halaman 58 chapter 10 pada novel Pride and Prejudice. Kita dapat saja mengartikan kalimat seruan tersebut dengan “Oh! Itu tidak ada konsekwensinya!”. Namun sebelum itu kita harus melihat unsurunsur dalam menentukan makna itu sendiri. Yang pertama yaitu Sikap Terhadap Acuan,
Kalimat Seruan dalam Novel Pride and Prejudice … (Rosiana Rizqy Wijayanti)
206
Kalimat seruan itu diucapkan oleh Miss. Bingley kepada Mr. Darcy. Mr. Darcy pada saat itu tengah menulis surat untuk adiknya. Miss. Bingley ingin turut memberi pesan pada adik dari Mr. Darcy. Miss. Bingley begitu ingin mendengar tentang perkembangannya bermain harpa. Kemudian Mr. Darcy menolaknya karna sudah tidak ada tempat untuk menuliskan pesan dari Miss. Bingley dalam surat tersebut. Karna dasar itulah Miss. Bingley mengucapkan kalimat seruan tersebut. Jika kita ingin mengartikan “Oh! It is of no consequence!” tersebut dengan “Oh! Itu tidak ada konsekwensinya!” tentu saja ini sangat tidak masuk akal. Karena ini tidak sesuai dengan kalimat sebelumnya. Kedua yaitu Sikap Terhadap Mitra Tutur, Mr. Darcy tidak senang jika ia tengah menulis ada orang lain yang mengganggunya. Sedangkan Miss. Bingley selalu berusaha menarik perhatian Mr. Darcy. Ketiga yaitu Sikap Terhadap Ujaran Tersebut, Mr. Darcy tetap tidak peduli pada apa yang dikatakan oleh Miss. Bingley, dan ia menjawab pertanyaan tersebut dengan acuh. Sedangkan Miss. Bingley tetap berusaha mencari perhatian Mr. Darcy dengan menanyakan hal lain. Seperti yang terdapat pada percakapan berikut ini: ‘Will you give me leave to defer your raptures till I write again? At present I have not room to do them justice.’ ‘Oh! it is of no consequence! I shall see her in January. But do you always write such charming long letters to her, Mr. Darcy?’ ‘They are generally long; but whether always charming it is not for me to determine.’ Kita dapat menyimpulkan bahwa makna dari ‘Oh! It is of no consequence!’ adalah ‘Oh! Tidak apa-apa!’. Karna Miss. Bingley tidak mempermasalahkan hal tersebut. Jika ia mempermasalahkannya, tentu saja ia tidak mengajak Mr. Darcy mengobrol lagi. Tapi yang terjadi di sini justru sebaliknya, ia tetap mengajak Darcy berbicara dengan mengalihkannya ke topik pembicaraan yang lain. Linguistika Akademia Vol. 2, No. 2, 2013 : 197 – 210
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
207
7. Oh! Shocking! Kalimat seruan ini dapat kita temui pada chapter 11 halaman 69. Kalimat seruan ini diucapkan oleh Miss. Bingley kepada Mr. Darcy. Kalimat seruan ini dapat saja kita artikan dengan “Oh! Kaget!”, namun sebelum itu kita harus menganalisisnya dengan unsur-unsur yang ada. Yang pertama yaitu Sikap Terhadap Acuan, Miss. Bingley mengucapkannya setelah ia mendengar kalimat lancang yang diutarakan oleh Mr. Darcy. Tentu saja ketika seseorang tengah terkejut akan satu hal ia tidak mungkin mengatakan bahwa “aku terkejut!” tapi “Astaga!”. Kedua adalah Sikap Terhadap Mitra Tutur, Miss. Bingley begitu terkejut kelancangan Mr. Darcy karna ia selalu menganggap bahwa Mr. Darcy adalah sosok yang pintar dan berpendidikan. Yang ketiga yaitu Sikap Terhadap Ujaran Tersebut, Elizabeth yang setuju dengan apa yang diucapkan oleh Miss. Bingley juga ikut menimpalinya, seperti yang tertera dalam kalimat berikut. ‘Oh! shocking!’ cried Miss Bingley. ‘I never heard anything so abominable. How shall we punish him for such a speech?’ ‘Nothing so easy, if you have but the inclination,’ said Elizabeth. ‘We can all plague and punish one another. Tease him—laugh at him. Intimate as you are, you must know how it is to be done.’ Kita dapat menyimpulkan bahwa makna dari ‘Oh! Shocking!’ di sini adalah ‘Oh! Astaga!’ karna sesuai dengan konteks pembicaraan tersebut yang diserukan oleh Miss. Bingley untuk mengungkapkan keterkejutannya. 8. How strange! Kita dapat membaca kalimat seruan ini pada chapter 16 halaman 101. Kalimat seruan ‘How strange!’ ini dapat saja kita artikan dengan ‘Bagaimana aneh!’. Namun apakah makna ini sesuai dengan konteks kalimatnya, kita dapat menganalisisnya melalui unsur-unsur teori makna yaitu yang pertama adalah Sikap Terhadap Acuan, Mr. Wickham adalah seorang pasukan yang menyukai Elizabeth. Mr. Wickham berusaha membuat Elizabeth percaya dengan seluruh Kalimat Seruan dalam Novel Pride and Prejudice … (Rosiana Rizqy Wijayanti)
208
cerita bohongnya tentang keburukan Mr. Darcy. Elizabeth yang terkejut mendengar cerita tersebut tentu saja tidak mungkin berkata ‘Bagaimana aneh!’ karena ia begitu percaya pada Wickham dan hampir tidak menyangka dengan apa yang telah didengarnya. Kedua adalah Sikap Terhadap Mitra Tutur, Elizabeth tertarik pada Mr. Wickham, ia sedikit tidak menyukai Mr. Darcy yang sikapnya begitu dingin. Oleh karena itu, Mr. Wickham membuat cerita bohong mengenai Mr. Darcy. Yang ketiga yaitu, Sikap Terhadap Ujaran Tersebut, Elizabeth memang sedikit tidak percaya karna ia merasa cerita yang diungkapkan oleh Mr. Wickham sangatlah buruk, oleh karena itu Mr. Wickham kembali berusaha mengungkapkan cerita-cerita bohong lainnya pada Elizabeth, Seperti yang kita lihat pada percakapan berikut; Mr. Darcy gave him a voluntary promise of providing for me, I am convinced that he felt it to be as much a debt of gratitude to HIM, as of his affection to myself.’ ‘How strange!’ cried Elizabeth. ‘How abominable! I wonder that the very pride of this Mr. Darcy has not made him just to you! If from no better motive, that he should not have been too proud to be dishonest—for dishonesty I must call it.’ Dari analisis di atas kita dapat menyimpulkan bahwa ‘How strange!’ tidak dapat diartikan dengan ‘Bagaimana aneh!’ karna kalimat seruan tersebut diungkapkan oleh Elizabeth untuk menunjukkan rasa kagetnya setelah mendengar cerita Mr. Wickham, Oleh karena itulah, ‘How strange!’ dapat dimaknai dengan ‘Sungguh aneh!’. 9. Oh, that my dear mother had more command over herself! Kalimat seruan yang diucapkan oleh Jane ini dapat kita temui pada Chapter 24 halaman 168. Kalimat ‘Oh, that my dear mother had more command over herself’ mungkin saja dapat di artikan dengan ‘Oh, itu ibuku tersayang menguasai dirinya’. Namun sebelum itu, kita harus menganalisisnya terlebih dahulu melalui teori makna. Yang pertama yaitu Sikap Terhadap Acuan, Jane menjalin hubungan Linguistika Akademia Vol. 2, No. 2, 2013 : 197 – 210
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
209
baiknya dengan Bingley. Namun karena suatu masalah, Bingley meninggalkan Netherfield tanpa berpamitan dengan Jane. Mrs. Bannet, ibu dari Jane, menganggap Bingley tidak bertanggung jawab dan tidak memiliki sopan santun. Hampir setiap hari Mrs. Bannet selalu mengomel tentang Natherfield dan si tuan rumahnya, yaitu Bingley. Jane begitu sakit hati dengan omelan ibunya dan mnyerukan kalimat ‘Oh, that my dear mother had more command over herself!’ ketika berbicara dengan Elizabeth. Kalimat seruan tersebut tentu saja tidak sesuai jika kita memaknainya dengan ‘Oh, itu ibuku tersayang menguasai dirinya’, karna Jane mengungkapkannya dengan kesakit hatian akibat ibunya yang selalu mengomelinya. Kedua yaitu Sikap Terhadap Mitra Tutur, Jane berusaha menceritakan pada Elizabeth bahwa ia begitu sakit hati karna ditinggalkan begitu saja oleh Bingley seperti yang di keluhkan oleh ibunya. Jane menginginkan ibunya menjaga bicaranya karna justru omelan Mrs. Bannet lah yang menyakiti hatinya. Yang ketiga yaitu Sikap terhadap Ujaran Tersebut, Elizabeth yang menjadi teman bicara Jane pada saat itu hanya mengungkapkan bahwa Jane begitu memiliki hati yang baik. Karna ia tetap terus bersabar meskipun Ibunya mengomelinya. Seperti yang terdapat dalam percakapan berikut ini. A day or two passed before Jane had courage to speak of her feelings to Elizabeth; but at last, on Mrs. Bennet’s leaving them together, after a longer irritation than usual about Netherfield and its master, she could not help saying: ‘Oh, that my dear mother had more command over herself! She can have no idea of the pain she gives me by her continual reflections on him. But I will not repine. It cannot last long. He will be forgot, and we shall all be as we were before.’
Kalimat Seruan dalam Novel Pride and Prejudice … (Rosiana Rizqy Wijayanti)
210
Dari analisis di atas kita dapat menyimpulkan bahwa makna dari kalimat seruan tersebut adalah ‘Oh, Mama seharusnya bisa menjaga ucapannya!’ karna yang sedang mereka bicarakan adalah Mrs. Bannet yang selalu mengomeli Jane tentang Bingley. D. KESIMPULAN: Dari pembahasan diatas, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa makna suatu kalimat dapat berubah sesuai dengan konteksnya. Salah satu cara mengetahui makna yang cocok untuk sebuah kalimat adalah dengan menganalisisnya dengan menggunakan teori makna yang mana memiliki tiga unsur tersendiri, yaitu sikap terhadap acuan, sikap terhadap mitra tutur, dan juga sikap terhadap ujaran tersebut. Dengan cara tersebut, kita dapat menentukan makna yang pantas untuk kalimat tersebut, dan ini membuat kalimat tersebut enak untuk dibaca. E. DAFTAR PUSTAKA Akmajian, Adrian. 2001. An Introduction to Communication. England: The MIT Press.
Language
and
Alwasiah, A. Chaedar. 1993. Beberapa Madhab dan Dikotomi Teori Linguistik. Bandung: ANGKASA. Austen, Jane. Pride and Prejudice (Terjemahan). Bandung. 2011: Mizan Media Utama. Austen, Jane. Pride and Prejudice. Planet e-book. Chaer, Abdul. Linguistik Umum. Jakarta. 2007: Rineka Cipta. Meyer, Charles F. 2002. Introductions English Linguistic. New York: Cambridge University Press. Ubaidillah. Diktat Mata KUliah; Teori Linguistik. Yogyakarta. 2012: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga. Weinrich, Uriel. 1970. Language in Contact; Finding and Problems. Paris: The Hague.
Linguistika Akademia Vol. 2, No. 2, 2013 : 197 – 210