n
.. ,J1lo kodc bereda d 1 bdul.:ins
BABIY ANALISIS KEBUTUHA.~ DA~ KETERSEOIAA~ ENERGf USTRrK DI \VILAYAH PROPNSI BASTE!'i
Pertumbuhan dan kcbijakan suatu wilayah menjadikan kebutuhan energi I istrik scmakin meningkat Sernentra kondisr existing dan rencana kapasitas pembangkit untuk rnernasok energi lismk relatif lebih rendah pertumbuhannya dibandingkan dengan kebutuhan/permintaan energi listrik tersebut, Dan kondisi tersehut, maka selanjumya menarik
untuk dilakukan analisis guna mengidentifikasi kebutuhan
dan kctersediaan energi listrik di masa mendatang yang akan dijadikan sebagai dasar neraca/keseimbangan energi lisrrik. akan diuraikan rncngcnai
Unruk itu, maka pada Bab analisis ini
analisis kebumhan energi listrik, total kebutuhan
energi listrik, analisis ketersediaan energt hstrik, dan keseimbangan /neraca
energi listrik. 4.1 Analisis Kebutuhan Ene,,; Analisis kebutuhan energi listrik selalu dihubungkan
dengan input Jain untuk
memproduksi jasa kepuasan (perminraan derivarif). Untuk itu, aaalisis kebutuhan
per scktor pengguna ( sckror rumah tangga, perdagangan, permerintahan dan sosial
kemasyarakatan, sena perindustrian) sangat peering. Jika digunakan
sebagai barang final langsung, energi listrik pada dasamya adalah dikonsumsi sebagai barang imermediate untuk menggcrakkan aktivitas atau kcgiatan. Jadi kebutuhan encrgi = intensitas energi x output. Dalam perhitungan pcnclitian kebutuhan energi listrik ini. rnenggunakan analisis regresi dengan memakai bentuk fungsi pcrsamaan yang dijadikan sebagai model
kebutuhan
cncrgi listrik. Sebelum dipakar untuk memprakirakan kebutuhan
energi listrik, model tersebut dilakukan pengujian terlehih dahulu melalut staustik
76
UJI
77
4.1. I Metode dan Mode! Analisis Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa analisis kebutuhan encrgi I istrik
dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan analisis
regrcsi, Dalam melakukan analisis
dilakukan
regrcsi kebutuhan
untuk tiap sektor per kabupaten/kota,
dianiaranya
pertumbuhan
penduduk,
perekonomian, perindustrian,
rumah
pemcrintahan
encrgi listrik
terscbut
bcbas tersebut
Variabel
tangga bcrlistrik.
aktivitas
dan sosial kcmasyarakatan serta
peri ndusman, perdagangan, pemerintahan dan sosial
Pertumbuhan aktlviias perekonomian,
kemasyarakatan serta perindustrian yang masing-masing dicerrninkan oleh total PORO,
PDRB scktor komcrsial,
l'ORB sektor pomcrintahan
dan sosial
kemasyarakatan, sorta PDR!i sektor perindustrian, Dengan kata lain. PORO terscbut rnerupakan
indikator
dalam mengukur keragaan pcrtumbuhan
dari
aktivitas scktor yang bersangkutan, Scktor
kebutuhan
komersiatperdagangan. pcrindustrian
energi
lis1rik
pernerintahan
meliputi
scktor
dan soslal
rumah
sorta
kemasyarakatan,
Analisis rcgrcsi kcbutuhan cncrgi listrik sekror rumah tangga
menggunakan variabel bcbas penduduk, rumah tangga bcrtistrik, perekonomian
tangga,
aktivitas
dari tiap-tiap kabupaten/kota yang sda di wilayah Propinsi
Banten. Sedangkan dalam analisis regresi kchutuhan energt
lrstnk scktor
kumersial. perncrintahan dan sosial kemasyarakatan, serta perindustrian, masing menggunakan variabel bebas PDRB sektor pcrdagangan, pemenntahan dan sosial kernusyarakatan,
masing-
PDH H sektor
serta PDRB sektor perindustrian
per
kabupaten/kota.
Dalam
analisis regresi
keburuhan energi listrik
bentuk fungsi yang digunakan menggunakan
per sektor per kabupaten/kota.
dalam pcmbuatan
model tersebut dengan
double-log (.'\. Pyndick. 1998). Dengan menggunakan fungsi
78
model tersebur, kemudian dilakukan simulasi melalui simple E, maka didapatkan fungsi persamaan untuk kcbutuhan energi listrik per sektor/per kabupaten kota sebagaimana Tabel 4 I. Tabel 4.1
Bcnruk Fungsi Persaruaan Kebutuhan Energi Listrik
KF.BlrfUHAN ENERGI LISTRJK
FUNGSI PERSAMAAN
Pandeglang
1
KL_RT_KP
.,<·>! ~'5'1IPDRBKP!"""'.:R.\fil_LTK_KP11
KL_KRSL_Kl' KL_?t;_hl'
<'""'.,"'tPDRBKRSLKP)'-"" ,,.,.,.,.., t1'DRBPUKP)<>.»>:l66
KL_IN_KP
"'"
.IPOPKP)'''"'"
- ,•·•r.n71 (PDRBINKP)'"'-''11
Lebak KL_RT_KL
a
KL_KRSL_KL KL_PU_KL
-
e'--0..,z'{PORRKL)'-'"°" (RMH_LT".<_Kl.)"0·'""'.;t'(WKL)'-'"" c'4' ...a ""1.(PDRBKRS LK.:...) i.n:a? .,..._,,.,n_(PDRBPl:U)""'"'
e'-~mo;,(PDRB I l'> Kl)~"""'
KL_!N_KL
Kabupaten Tangerang KL_RT_KT
=
•"'""'(PORBKn<""""(RMH_LTI:_Krf''""
KL_KRSL_KT KL_PU_KT
-
c'·lLI!Tll_(PDRBKRSLKTJ1
~
ef·'""~.(PDR3PUKT!...,..,, t·»<Sm> {POR31:-1Kl)L "-'-9
KL_IN_KT
'""'-'
Serang KL_RT KS
l-,.''"'.P.DRBKS10.."'-"• (RMH __ n:_KSf·>>'H•.1 POPKS)1 "'"6
KL_KRSL_KS
,f""'lleORRKR<>i KS)"'"'
KL._PU_K.5 KL_IN_KS
-
e'.._.''°".(?ORBPUKSJ.•""" e=» (?DRBr.iKS>.us1~1.l
Kota Tangerang KL_RT_Tr
:<·I>....... (PDRBTn''-""*' (R.\lH _l.TK_TD0
KL_KRSL_IT KL PU_TT
:f4'~••(PORBKRSLIT11·"'•
Kl_P.O_TT
:'""""'
'"'"
(POPTT) .•••,,..,
(PORBPl..1 1)....,,.
, <.._._.,.,, (PDRBI" TI)1.-1
Cilegnn Kl. RT_TC l(L_KRSL_7C
:•~-"11(PORllT()'•"'"'"
KL FU TC
c'"'-"""(PDRllPlJftt' ""'
IKLJ~TC
\'U.ffi_LTK_TC)'""" ( POPTC)".,.,13
""°"
r! . .U"<<(POIU\K R '\I . ff )1
79
4.1.2 Uji Statistik Unruk mengetahui apakah model yang dibuar dapat diandalkan atau tidak, dilakukan adalah
pcngujian terhadap beberpa kriteria. Kriteria tersebut antara lain
sidik
ragam regresi (pengujian nilai
determinasi (pengujian keterandalan model), pengujian multikolinearitas.
koefisien regresi),
koefisien
pcngujian otokorelasi, dan
Pengujian ini dilakukan unluk rnasmg-masing
model kebutuhan cncrgi listrik per sektor per kabupaten/kota yang ada d1 wilayah
Propinsi Banten,
Pengulian nilai koefisienregresi Untuk melihat kebcnaran adanya hubungan antara variabel tak bcbas (dependen) dengan variabel bebas (independen) 1 urnah
pada model kebutuhan energi listrik sektor
tangga di Kabupaten Pandcglang dilakukan pengujian kocfiscin rcgresi
dengan statistik F.
I lipotesis :
l·kJ:Jj=O
Koefisien regresi model kebutuhan energi listrik sektor rumah tangga di Kabupaten Pandeglang tidak dapat diandalkaa. Koefisien regresi model kebutuhan energi listrik sektor rumah tangga di Kabupaien Pandeglang dapat diandalkan.
lJji hipotesis yang dilakukan terhadap kedua ahernauf
dt atas dengan
menggunakau statistik F, melalui bantuan simple D. Diperoleb f hitung scbcsar 289. 7 dengan tingkat signifikanis sebesar Olch karena l hiiung > mcmpunyai arti,
1
Label, maka
t;1. =
5%. sedangkan r rabel sebcsar 9,28.
l~, ditolak, jadi korelasi yang terjadi
80
l/ji Keterandalan model Untuk rnelihat nilai keterandalan model dapar diterangkan oleh besarnya nilai koefisien determinasi (R\
atau dengan kata lain besaran nilai kctcraudalan
model ini merupakan salah satu kriteria untuk menentukaoimemilih model yang paling baik
Bcsamya nilai koetisren determinasi berkisar 0 ~ R1
besar nilai R2, maka nilai keterandalan
~
L semakm
model semakin baik. Pada model
kebutuhan listrik sektor rumah tangga di Kabupaten Pandeglang, nilai koefisien keterandalan
model sebesar 0.99 atau 99%.
Inl berarri, besarnya deraiat
kcandalan model kebutuhan energi listrik sektor rumah tangga di Kabupaten Pandeglang sama dengan 99%. Maknanya adalah sekitar 99% variasi keburuhan energi listrik sektor rurnah tangga di Kabupatcn Pandcglang dapat diterangkan oleh jumlah penduduk, rumah tangga berlistrik dan tingkat perekonorman d1 Kabupaten Pandcglang dan sisanya sebesar 0,0 l % diterangkan oleh faktor Jain.
Uji otokoreiasi dun Mullikoli11ieritas Untuk rnemeriksa otokorelasi dilakukan dcngan uji durbin-watson (OW) nilai DW berkisar antara I < DW < 4. Pcriksa korclasi sesarna urutan jika DW > 3
aiau DW< l Scmentara untuk menguj rnultikolinicrias
(multi- colinearity)
dilakukan dengan melihat koefisien korclasi X's, jika X's > 0,95 atau X's < 0,95, maka periksa kembali rnultikolinieiitasnya. Hasil pencl itian dengan menggnakan bantuan simple E menunjukkan pada model kcbutuhan listrik sektor rumah tangga di DW
=
2.87,
menunjukkan
koefisen korclasi X12
= 0,93
bahwa
kabupaten Pandeglang,
. X13.= 0,84, X22
= 0,9. Hal
tcrsebut
bahwa hubungan vanabel bebas tersebut tidak terjadi otokorelasi
dan multikolinicritas karena 0.95 > ( X12• X1i, X,2) < -0.95. Dengan cara yang sama seperti penguiian di atas, maka untuk pengujian model kebutuhan energi I rstrik per sektor per kabupaten/kota larnnya yang ada di wilayah Propinsi Banten dapat dinmjukkan pada Tabel 4.2.
81
Tabcl 4.2 l lasil Uji Statistik oada Funasi Pcrsamaan Kcbut uJ tan Enersi Lisrrik '. Ujl Statistll( i. F hitung
Fta~I. Ct= 5%
2897,7
9,28
2,87
KL_KR.SL_KP
23,3
G,61
1,53
0,98 I 0,98
KL_PU_KP KL_IN_KP
36,8
6,61
2,68
G,97
103, 1
6.61
1.24
0.95 0.97
Fandaglang
ow X11 X12. X23
R2
vx,
YX2. Y)i(a
I
KL_RT_KP
J,93
0,84
0,9
0,991
0,99 I 0.99
0,98
I
I
Leba~ Kl_RT_KL
9413.5
9,28
2,25
0,94
0,91
0,94
0.94
C,99 , 0.99
! 0.96 1 0,95
302,6
6,61
2,84
0,98
0,99 I
KL_PU_Kl
52,9
€,61
1.97
0,91
0,95
KL_IN_KL
97,4
e.ei
1,23
0,95
0,97
219
&,28
2,44
0,99
0,99
372,8
6.61
2.02
0,99
0,99
KL_PU_KT
56,6
6,61
1,07
0,93
0,96
KL_IN_KT
377,3
E,61
2,2
0,99
0,99
Se rang KL_RT_KS
619.9
9.28
2.39
0,99
0,99
48,8
6,61
1,62
0,91
0,95
71
6,61
1,62
0,93
0,96
I
123,4
6,61
2,7
0,96
0,98
I
212,6
9,28
2,75
0,99
0,99
175, 1
6,61
1,97
0,97
0,98
30
6,61
1, 1
0,86
0,95
366.7
6,61
1,33
0,98
0,99
43.8
9,28
2,~3
0,99
0,99
KL_KRSL_TC
1100
6.61
2.24
0,99
0.99
KL_~U_TC KL IN TC
83,1
6,61
1,63
0,94
0,97 I
50,6
6.61
2,37
0,99
099
KL_KRSL_KL
Kab. Ta11geran9 KL_RT_KT KL_KRSL_KT
Kl_K:<SL_KS j KL_PU_KS
KL_JN_KS Kota Tanceranc KL_RT_TT I
I
Cllegon KL_RT_TC
0,9
0,93
092
0,1\3
0.57
-~.98
0,98
0,96
0,97
I
KL_KRSL_TT Kl_PU_TT KL_IN_TT
I
0,94
I
0,94
0,91
0,82
I
0,98
0,9
'
'
I
0,93
0,9'-
I o.92 II
0,99
0,95
l'
I
4.1.3 Analisis Kebutul1a11 Energi Listrik Sektor Ruma/1 Tangga Kcburuhan listrik sektor rumah tangga dari kabupaten/kora yang ada di wilayah Propinsi Banten
dipengaruhi oleh tingkat pcrtumbuhan, rumah tangga berlistrik.
Penduduk dan PDRB dan tiap-tiap kabupatcn/kota tersebut. Besarnya laju pertumbuhan dan jumlah rumah tangga, rumah tangga berlistrik dan PDR 11, dapat dilihar pada Tabcl 4.3.
82
Tabel 4.3
Jumlah dan laju Pertumbuhan Rata-raia Penduduk, Rnmah Tangga Berlistrik clan Perekonomian
,...
PcN'...___, ..
....
·a.bu~•K'$ol--~-""'"'=""=••:.:"""="''-.---+--===;=.:=::p=----1--....:.;===;==:=;;---'
'""'
!!*
1
~l7
1'&-(°%
' ....
·"'
1.0:0.)~9?t (,.,IAtl(;IG I
(, :!, -,
nm'"'"'~"
.:.-.
~iiLrl.J't71'1" lei 11•
''>'• '"''
LtkHI
'!i{"~
· rati.?!C1t it--.J.;Jo.a.tl.?J.l
!..-~.
1 :.J6ili.JI!S.()8'1J.J:UJ$
·-~,..ti.% ... .a;lf',,,i7.Y.~J! .J'i':"9}i.Cl
1.0:1i:r,;IL7'?.:;.l!»'2.199..t
l.'it ...
_:i_tr;;;.S:? l.H.~SJ. l~t7
J.I,.•
........ Ji.era liA.;..:n
:.~r..J35.1
~I en
H•.O..":'.i., .w"n~-
......
•.. ~:t?;J>-t..W~ ~l? ·~
1-l.hll
..,._,
!.~m.f~l 11.\.lO.tlUr.~iJ9jl
1.f,. ..~~ 1'., .a•-"!t.~.1.Ji(i$
,.J . ... ,i-~ ..
'V'.?!·.OOS-J~ n.J.JJ:..1'>l
:> l\l'lCr."t\$
~J~
11•
.u•..
I """ 1.0Y'..
~:11r.h<·r BPS cl.111Hasi! Ana/ms
Bcrdasarkan pertumbuhan penduduk, rumah tangga berlistrik,
dan PDRB
pada
tabel di atas tcrsebut, rnaka kebutuhan energi listrik sektor rumah tangga pada masa yang akan darang sampai tahun ~O 17 dapat diperkirakan scperri pada Gambar 4.1 • P.>!JOeglllrg
a Lebak Kobup:rlen Tan;ierMg J:;
~
3,000 -
e 2.500 2,00C
xSerang o Kola T•O!)l!fang
+Cit!gon -
!,SOC 0
•
0
x
•
0
0
0
0
0
D
0
0
~
Q
, .. , • ..• .• ••• • •' •.. ! i • *
0
.
~
Gambar4.1 Grafik Kebutuhan Encrgi Lismk Sektor Rumah T imgga Kahupaten/Kota dJ Propmsi Banten
Kabuparen Tangerang merupakan dacrah yang paling banyak kebutuhan sektor rumah tangga yaitu scbesar I 360,67 GWh pada tahun 2007 dan menjadi 2.834,50 GWh pada tahun 2017 dengan laju pertumbuhan 2007-2017 sebesar 6,59% per tahun. dalam waktu vang sama urutan terbesar kcdua ditempati Kora T angerang sebesar 1.0 ! 7,46 G\Vh pada tahun 2007 dun mcnjadi 2.386.85 GWh pada tahun 2017
dengan
Jaju pcrrumbuhan
tahun 2007-2017
scbcsar 6,88%
per tahun,
scdangkan di urutan paling rcndah pada tahun 2007ditempali Kabupaten Pandeglang
83
yairu sehesar 139,78 G\Vh, nam un pada tahun 2017 urutan terendah ditempat i Kot a Cilcgon scbesar 353, 13 GWl.t. Kabupaten Tangerang mempunyat kebutuhau energi Iisuik paling hesar dari pada kabupaten/kota lainnya yang ada di wilayah Propinsi l:lantcu discbabkan daerah Kabupaten Tangerang rnerupakan kawasan andalan untuk pcn1111al1a11. Berdasarkan RTRW
wilayah
Propinsi
Hanten 2002-2017
bahwa
Kabupaten Tangerang
diperunrukkan kawasan andalan perumahan di wilayah Propinsi Banteu. Luas untuk perumahan tcrsebut sebesar 55% dari luas wilayalmya Pada tahun 2007 jwnlah rumah
11mgga di Kabuparen Tangerang 8,467 juta kk (scbcsar 37,75% dari total rumah tangga yang ada di wilayah Propins: Bamcn tahun 2007) clan pada rahun 2017 benambah
mcnjadi 1, 171 juta kk (sebcsar 42, 12% dari total rurnah tangga yang ada di wilayah Propinsi Banten rahun 2017) dengan taju pertumbuhau sebesar 3,30% per tahun, di samping itu Kota Tangerang mempunyai jumlah penduduk paling banyak di wrlayah
Propinsi LJauten yaitu pada tahun 2017 scbcsar •1,32.1 juta jiwa utau sebesar '.17,41% dari total peududuk di wilayah Propinsi Barnen. Berdasarkan laju peruunbuhan rata-rara kebutuhau listnk sektor rumah tangga tahun 2007-2017. Kabupaten Pandcglang mcnernpati urutan pertsma yaitu scbcsar 14.22% per tahun, kemudiau diikuti Kabuparen Lebak sebcsar 12, I 5% per tahun dan paling reudah adalah Kabnpatcn Tangcrang sebesar 6.9% per tahun. Kabupaten Pandcglaug mempunyai laju pcrtumbuhan rata-rata kcburuhan listrik sektor rumah tangga tahun 2007-201 i paling tinggi
dari pada kabupatcn Iainnya. Karena
bcrdaraskan RPJMD Propinsi Hanten tahun 2007 -2017, wilayah Kerja Pembangunan
( WK.P) UJ, yang di dalamnya tcrmasuk Kabupatcn Pandeglang, merupakan daerah yang mendapatkan
prioruas pembangunan
listrik
pcrdesaaan, sebingga kun
tc1 sebut
berakibat pads pertambahan rumah bcrlistrik paling tinggi dibandingkan kabupaten/kota lainnya yaitu pada tahun 2007 sebesar 0, 140 juta kk dan pada tahun 2017 menjadi 0,265 juta kk
atau adauya pcrtarnbahan persenrasi rumah sebesar
88,37% (pertambahan
pcrscntasi terringgi se-Propinsi Banton). Pertambahan rumah bcrlistrik tersebut karena kcbijakan program pembangunan listrik perdesaan yang diarahkan ke wilayah Propinsi Banten bagian selaran.
84
Dari penjumlahan total kcbutuhan energi Lisrrik scktor rumah tangga kabupaterrkota sc-Propinsi Banren, maka dapat diperoleh total kebutuhan energi listrik sekror rumah tangga Propinsi Banten yaitu sebesar 15.005,39 GWh pada tahun 2007 dan bcrtarnbah menjadi 30.610,642 GWh pada tahun 2017 dengan laju pertumbuhan rata rata sebesar 7,05% per tahun.
<1.1.4 Analisis Kebutultan Energi Listrik Sektor Komersial Sctclah dilakukan proycksi clan perhitungan terhadap jumlah dan laju pertumbuhan sektor komcrsial dari uap-tiap kabupaten/kora se-wilayah Propinsi Banren, maka dipcrkirakan
kebutuhan
encrgi
listrik
sektor
komcrsial
urnuk
nap-tiap
kabupaten/kota yang ada di wilayah Propinsi Bamen, sebagaimana Gambar 4.2 di bawah ini. • Pandeglang • Lebak Kabupaten Tangerang x Serang o Kola T'angerang +Cilegon
Gwh 1.600
-
1,400
1,200 0
0
0 0
o a 0
0
0
Tahun
Gambar 4.2 Grafik Keburuhan 17nergi Listrik Sekror Komersial Kabuparen/Kota di Propinsi Banten
Dari grafik di atas terlihat bahwa Kabupaten Tangerang merupakan daerah yang
paling tinggi keburuhan listrik sektor kurucrsial se-Propinsi Banton yauu sebesar '\14, 17:> G\'{h (48.05%) pada tahun 2007 dan menjadi 1370.805 t48,49%) GWh pada tahun 2017 dengan laju pertumbuhan rata-rata tahun 2007-2017 sebesar 9,73%
per iahun, dalarn pcriodc yang sama Kota Tangerang berada di tempat kedua
85
dengan jumlah 405, 180 G\.Vh clan kemudian menjadi 961,20 GWl1 pada tahun 2007 dengan laju perturnbuhan rata-rata tahun 2007-2017 sebesar 10,41% per tahun, scdangkan uruian paling rendah ditcmpati Kabupaten Icbak sebesar 9.74 GWh pada tahun 2007 dan menjadi 21,45 GWh pada tahun 2017 dengan laju pertumbuhan scbcsai 8,93% per talmn. Kabupaten Tangerang mcmpunyai kcbutuhunn energi listrik
sektor komersial
tcrtmggi di
kawasan stratcgi
wilayah
Propinsi
Banten
karcna
bcrdasarkan
pcngcmbangan kawasan yang membagi Kabupaten Tangerang monjadi kawasan fungsional (KF)
\11 yang mcrupakan daerah andalan scktor komersiul, Tingkat
akuvitas dari scktor komersial terscbut dapat dilihat dari PDRl3 sckror komersial
scbcsar 2,249 trilyun rupiah ( 18, 11 °A•) pada tahun 2007 dun mcnjadi 4,965 trilyun rupiah ( 18, 15%) pada tahun 2017. Walaupun Tangerang mempunyui
PDRl3
Kabupaien Tangcrang dan Kola
scktor komersial ym1g sama-sama besar, namun berbeda, karena dacrah Kabupaten
kebutuhan energi listrik
sektor kornersialnya
Tangeraug mernpunyai
lahan yang luas, akrivitas korncrsial
I ingkat kcbutuhan tinggi
energi
dari kebutuhan
tcrscbar
sehingga
hsmk scktor komersial di Kabupatcn Tangerang energi
listrik
scktor kornersial
Kora Tangerang,
lebih dan
merupakan yang paling tinggi sc-Propinsi Banten Hal ini dicerminkan dengan rasio kebutuhan listrik scktor komersial terhadap f>DRO scktor komersial paling tinggi se-Propinsi Banton yaitu sebesar 0.237 MWh/juta rupiah pada tahun 2007 dan menjadi 0,276 MWh I juta rupiah pada iahun 2017_ Jika dilihat bcrdasarkan kecepatan laju portumbuhan rata-rata pada tahun 2007-2017 Kora Serang berada diurutan pcrtama dengan laju pertumbuhan sebesar 14,33% per tahun, di tempat kedua ditempati Kota Tangerang sebesar J0.41 % per tahun
sedangkan di urutan paling rendah adalah Kabupaten Lebak sebcsar S,93% per tahun. Kabupaten Scrang mempunyai laju pcrtumbuhan rata-rata kcbutuhan cnergi
hstrik scktor komersial paling tinggi dihandingkan kabupaten/kota lainnya yang da di wilayah Propinsi Bunten karcna Bcrdasarkan RPJMD Propinsi tahun 2007-2012 bahwa dt Kabupaten Serang akan diadakan pembangunan pelabuhan Kubang Sari
dan daerah pcmbangunan ekonomi khusus Bojonegara. Hal tersebut rnenjadi dasar diperkirakannya tingkat elastisitas
kebutuhan listrik sektor komersial Kabupatcn
86
Serang terhadap total kebutuhan listrik. seluruh kubupatcn/kota yang tertinggi se-
Propinsi Banten yaitu sebesar 1,412. Bcrdasarkan pcnjumlahan dan total kchutuhan listnk sektor komersial tiap-tiap kahuparen/kota se-Propinsi
Banten. maka diperoleh
komersinl Propinsi Banten yaitu sebesar l.111,66
kebutuhan
listrik
scktor
G\Vh pada tahun 2007 dan
menjadi 2.826,97 GWh pada tahun 2017 dengan laju perturnbuhan rata-rata 10,15% per iahun. 4.1.5 Anatlsls Keb11t11lla11 Energ! Listrtk Setaor Pemeri111111ta111/n11 Sosia! Kemasyamkman
Berdasarkan hasil proyeksi dan perhitungan dari jumluh don laju pcrtumbuhan sektor pemerinmhnn dan sosial dari uap-uap kabupaten/kuta yang ada di wilayah Propinsi Rantcn, rnaka prakirean kebutuhan cncrgi hstrik sektor pemerintahan
kemasyarakatan
di masa yang akan datang sampai tahun 2017
clan sosial
sebagaimana
Gombar 4.3 di bawah ini + PondeglMO
• Lobak
Kabupaten Tanoereng Sorell!i o Kola langerang + OJegor,
•
• •
•
• ,, >
0 0 0
x
,.,
• _L.JI·
~oi:>
.. • • x
u c ~
0
x
..
L.Lt
,'1-
~
0 0
~
~
,.,
"•
~
Tahun
Camabar43 Grafik Kebutuhau Euci i;i l.ismk Sek tor Pemerintahau dan Sosial Kemasyarakatankabupnren/Kota di Propuisi L\antcn l)ari
sejumlah kabupotcn/kota sebagaimana grafik di alas. Kabupatcn l angerang
rncrupakan daerah yang mcmpunyai
kebutuhun energi listrik sektor pemerintahan
dan sosial kemasyarakatan tcrbanyak se-Propinsi Banten, Pad11 tahun 2007 sebesar 168,14 G\Vh dan pada tahun 2017 bertarnbah menjadi 198.99 GWh dengan laju
87
penumhuhan rata-raia tahun 2007-2017 sebesar 6,15% per tahun, dalam iahun yang sama di tcmpai kedua ditempati Kota 'I'angerang sebesar 6R 32 GWh, dan kcmudian menjadi 110,14 G\.Vh dcngan laju pertumbuhan rata-rata scbcsar 5,02% per tahun, sedangkan yang paling
rendah adalah Kabupaten Lebak sebcsar 6,46% dan
kemudian meniadi 10,29 CiWh dcngan lnju perturnbuhan rnra-rnta tahun 2007-2017 sehcsar 4.98% per tahun.
Kabupaten
l'angerang mcrupakan daerah yang mempunyai kcbutuhan energi lis1rik
sektor pemerintahan dan sosial kcmasyarakatan terbesar di antara kabupaten/kota yang ada di Propinsi Bantcn karena Kabupaten Tangernng mcrnpunyai jumlah pcnduduk terbanyak dan lahan yang luas
102.784 Hektar ( 10,8%) sehingga
rnemerlukan sarunu dan prasarana pemerintahan dun sosial kcmasyarakatan banyak.
Tingkat akriviias pemerintahan dan sosial kemasyarakatan tcrlihat dari PDRB sekror pemerintahan
dan sosiat kemasyarakatan (yang mcnccrminkan
tingkat aktifitas
kegiaran tcrscbut) paling tinggi di antara kabupaten/kota lamnya. l'ada tahun 2007
PDRB scktor komcrsial Kabupaten tangerang sebesar 0,4!17 trilyun rupiah (27,56% dan total PDKH scktor pemerintahan dan sosial kcmasyarakatan kabupaten/kota scPropinsi Bunten), d011 pnda tahun 2017 menjadi 0,889 trilyun rupiah (28.11%) dengan clastisitas kernasyarakatan
kebutuhan energi
listrik
sektor pemermrahnn
dan sosial
tcrhadap kebutuhan energi listrik scktor pemerintahan clan sosial
kcmasyarakatan paling Linggi yaitu sebesar 0.945. Keadaan terscbut mengakibatkan Kabupaten Tangerang selain mcmpunyai kebutuhan energi listrik scktor komersial
terbanyak, juga mempunyai laju perturnbuhan kcbutuhan cuergi sektor komersial tertineei
Sernentara laju pertumbuhan rata-rata kcbutuhan energi listrik
ditempati Kora Cilcgon sebesur 5,75%
kcdua
per tahun sedangkan paling rendah adalah
Kabupatcn lcbak sebesar 4 .98% per tahun. Berdasarkan total kebutuhan energi I isu ik scktor pemerintahan dan umum(sosial kernasyarakatan)
dari nap-tiap kabupaten/kcta sc-Propmsi Hanten. maka dipcroleb
total kcbutuhan cncrgi listrik sektor pemerintahan dan umurn Propinsi Banton scbcsar 495 GWh dcngan laju perturnbuhan rata-rata dari tahun 2007-2017 scbcsar 6,95 % per tahun.
88
4./.6 Analisis K.ebutu/1011 Energi Listrik Sektor Industri Berdasarkan hasil prak.raan dari jumtah dan laju penumbuhan sektor mdusiri dari tiap-tiap kabupaten.kota yang ada di wilayah Propinsi Hanten, maka kebutuhan energi listri], scktor industri dapat diperkirakan sebagaimana pada Gambar 4.4 di bawah im. • Pande!Pllll • Lebak K;;bvpalen Tangerano Se'ang
o Kota Tangerang + :ii!gon
Gwh 12,000 10,000
+ +
+
8,000 6,00C
•.OOC + + + + + ~
2.000
0
0
0
+
ooo<>oo
+ + + + + 0 0 0 o e o o o
0
•
O•••tte•••••t•••*"•i• ,f ,,,,# "'
#
#'l> ~ . ~.
,(J"'"" "'7. .~ ~~
Tahun
Gambar4.4
Grntik Keb11111ha11 Encrg1 Listrik Sektor lndustn Kabupa1c11fK01a di Propmsi Bamcn Pada garnbar di atas memperlihatkan bahwa kebutuhan energ: Iisu it.. sektor industri
lcbih domrnan dt uga Kabupatervkota yaitu Cilegon, Kota Tangenmu dan Kabupatcn Tangerung. Kula Crlegon rnerupakan dacrab yang paling tinggi untuk kebutuhan energ: listn], sektor industn d1 wilayah Bamen, pada tahun 2007 kehutuhan energi listrik sektor industri Kota Cilcgon mencupai 4.916)9
GWh atau
sckitar 48.04"'• dan total kebutuhan cnergi lismk sektor industn dari scluruh kabupaten/kota yang ada d1 wilayah Propinsi Banten, selang sepu.luh kemudian menjadi I 0052,11
tahun
OWh atau rnencapai 50.53% dari total kebutuhan
energi listrik sektor industri Propinsi Banten dengan laju perturnbuhan rata-rata
rahun 2007-2017 sebesar 7,5% per tahun. Kora Tangerang bcrada di tcmpar kcdua terbesar kcbutuhan lisrnk sckror mdustn di wilayah Propinsi Banton. dalam periode yang sama mencapai 2.881,83 GWh dan kcmudian bertarnbah
89
menjadi 5.190,24 UWh dengan laju pertumbuhan rata-rata mencapai 5,98% per tahun, sedangkan kabupaten/kota yang mempunyai keburuhan cnergi sektor industri paling sedikit adalah Kabupatcn Pandeglang sebesar 4,54 G\Vh pada
tahun 2007 dan kemudian menjadi 6,34 G\Vh pada tahun 2017 dengan laju pertumbuhan raia-rata tahun 2007-2017 sebesar 3, 13% per tahun.
Kota Cilegon mempunyai kebutuhan energi lisrrik sektor indusui paling tinggi dari sejumlah kabupaten/kota yang ada di Wilayah Banten karena sebagaimana ielah disebutkan sebelumnya bahwa berdasarkan RTRW Propinsi Banten tahun 2007-2017, Kota Cilegon diarahkan sebagai andalan
kota mdustri di wilayah
Propinsi Banten yang didukung dengan Pelabuhan Merak. Kawasn industri di Kora Cilegon adalah Krakatau Steel, Kawasan Jndustri di desa Gerem, Lebak Gede, Suralaya,
Tingkat aktivitas perindustrian tersebut dicerminkan dengan
PDRB sektor mdustri yang tinggi yaitu mencapai 16,85% dari total PDRB scktor industri kabupatcn/kota se-Propinsi Banten (5.796 rrilyun rupiah) pada tahun 2007 dan kcmudian menjadi l 7,60% (sebesar I 0,328 trilyun rupiah) dengan rasio kebutuhan energi I istrik scktor industri terhadap PORB sektor mdustri pada tahun 2007 sebesar 0,835 MWlv'juta rupiah dan pada tahun 2017 sebesar 0.973 M\\-11 /juta rupiah.
Selain mempunyai jumlah kebutuhan energi listrik yang terbesar.
Kota Cilegon juga mcmpunyai
laju pertumbuhan rata-rata sektor industri
rertinggi se-Propinsi Banten dengan elastisitas kebutuhan energi listrik sektor industri terhadap PDR.13 sektor industri sebesar 0,986. Sedangkan di rempat kcdua adalah
Kabupaten Tangerang sebcsar 6,85% per tahun dan yang palmg
lam bat adalah Kabupaten Pandeglang 3.J 3% per tahuu. Berdasarkan penjumlahan dari total keburuhan cnergi listrik sektor industri kabupaten/kota yang ada di Propinsi Banten. maka drperolch kebutuhan energi listrik sektor industri Propinsi Oanten pada tahun 2007 mencapai 10.234,82 GWh dan pada tahun 2017 mencapai 19.894,45 GWh dengan Jaju pertumbuhan rata-rata sebesar 6,89% per tahun.
90
Total Keb11t11/ta11 Energi Listrik
4.1. i
Berdasarkan penjumlahan dari analisis masing-rnasing sektor kebunnan cnergi
listrik. maka dapat Propinsi Banren.
dirangkum :Olal kcbutuhan energi listrik
per sektor se-
Scktor industri yang paling bcsar 6L.99 I% ( 19.894.45 GWh)
dengau laju perturubuhan rata-rata tahun 2007-2017 scbcsar 6,89% per tuhun dan yang paling sedikit adalah scktor pemerimaoan clan umum sebesar 1,6 l % (495.55 G\Vh) dengan laju penumbuhan rata-rata tahun 2007-2017
sebesar
5. 78% per tahun. Total kebutuhan Energi Lisrrik per sekior dapat dilihat
sebagaimana Gambar 4.5.
25.000
-e.. ..s"""".~ ii
a !Ura• Targgo
• KOl!l?'Si:ll
20,000
afbrerfllahar.S l.h.m•
(/)
a ildJStn
c
e, ..
..
·-..J
15,000
.Q
"
.2> "'.g
" c"e
wc
.. .,, ...c"" :g"
10.-Joo
5,JOO
"'"
0
n Rimii Tangga
J 2000
?(1)6
2009
20·2
.015
2017
1 8'3.~1
3099.50
3.38' •2
5,123.63
5.~~-25
'.'.393.65 2.826.98
495.>5
• Kotn::l''s1a1
581.~2
975.1!)
U38.13
1."'69 es
2.:;~.11
o R::~M~ohon & Urum
187.65
26'0)
:'1973
376.71>
444.()9
7.002.66
95¬ 190
116a6.~
o hdustr:i
14,263.23 17.~1.J.:!.J
19.894.46
Tahun
<:amba.r 4.5
Kebutuhan listrik per scktor di Propinsi Bantcn Berdasarkan analisis dari masing-rnasing sektor kcbutuhan listrik dari uap-uap
kabupaten/kota. maka diperoleh total kebutuhan listrik per kabupaten/kota yang ada di wilayah Propinsi Banton scbagaimana Gambar 4.6.
91
0 Pon:!egl>ng
G.vh
"''S " ·-
-c
R;
0
..J "'
'§. "s: £.. w Q.
• l.ellak
10 001)
8000
..
6,000
~
2,CCO
e.. .Q "
-" "'
~ " .Q
""
oKabTange-~ oSerang • !
12000
4,000
0 Q.
0
00icgo1
JllJ jJJ tooo
·-
jl] ''"'
2CS
zov 7-0.fi!)
o F'Sfceo:la"{I
11)'7
83&2
!BIO
6SS'l6
• L.
"9J);
t;c ?I
15110
]92.B•
532.26
GM2..C4
1.SlS~&
S-1'4926
207L82
"~2! 1!2li5
fll(C
t.2'4~7
f;~S301
•K-:.t~T~"""'")
•2'JJa 2.938:61
C.1150.S
>l.2:29.115
~.fJt.e.)
~.:4s.28
OCill:\lt.ill
3;\i'a7-4
4.J.o!.'202
1.!88 2~
;.1!43S
"'()560 1S
o~
liJli«~
a Siaa9
Tahun
Garnb-ar 4.(1 Keburuhan Iisrrik Kabupatcn/Kcta di Propinsi Banten
Kola Cilegon mcrupakan dacrah yang. paling banyak kebutuhan cnergi listriknya.
Pada
rahun 200fi bcrjumlah 4.478.02 GWh (34.15%) dan pa
perturnbuhan sebesar 7A4o/o per tahun. 4.2 Analisis Keterscdiaan
Encrgi T.islrik
Analisis kctcrsediaan energi listrik di wilayan l'rop:nsi Bamen tldak rerlepas dari analisis ketersediaan sisrem JAMAL!. Hal tersebm disebabkan jaringan distribusi sistem kcrenagalistrikan di wilayah Propinsi Banten. merupakan bagian dari jaringan sistcm
92
JAM/\l .L
.laringan sistem JAMAi.i di suatu daerah bcrbubungan dengan
jaringan Sistcm JAMALI dacrah lainnya melalui sistern interkoncksi JAMAl..l.
Dengan adanya mckanisme sistem interkoneksi pada sistem ketenagalistrikan .JAMAL!,
maka energi listrik yang dihasilkan pembangkit yang ada di wilayah
Propinsi Bantcn bisa langsung di-supply ke dacrnh Jain, atau hanya uruuk men-
supply kcbutuhan energi listrik di wilayah Propinsi Banten saja. Begitu pula pernbangkit energi lisrrik yang ada d1 daerah lainnya yang tcrhubung ke sistem .JAMAL! dapet men-supply daerah la111 atau hanya dipakai untuk kcbutuhan di daerahnya saja.
!'roses pcngarurun
interkoneksi
tersebut, dilakukan
(Penyaluran dan Pusat Pcngatur Beban). listriknya
banyak
dan
daerah
PT. l'l .N (Perscro) P3B
Dacrah mana yang ketersediaan encrgi yang kctcrscdiaan cncrgi listriknya
mana
sedikit, atau dacrah mana yang banyak mcmbutuhkan
energ: hstrik clan daerah
mana yang scdikit membutuhkan energi dapat tcx-monitor di P3B. Hal tcrsebut biasanya mcnjadi dasar untuk mclakukan apakah energi I istrik disarnbungkan
suatu daerah atau tidak.
Selaln
itu tingka:
penting/mendcsak
ke
tidaknya
pemanraatan encrgi listrik di suatu tcmpar/daerah, juga menjadi perhatian dalam pengaruran .wpply energi I istrrk terhadap tcmpat/daerah tersebut,
4.2.l
Kebutuhan Kapasitas Pembangki!
Kcbutuhan kapasitas pembangkit didasarkan pada jumlah permintaan kebutuhan listrik pada beban puncak dan kapasiras cadnngan (reserve margin)sebesar 30%. Besarnya kebutuhan kapasitas listrik pada saat beban puncak terganrung dan pola
pcnggunaan listrik atau karaktcristik beban, Karakteristik beban pelanggan PLN dt wilayah Propinsi Bantcn saat ini belurn pernah disurvei secara khusus. Unruk sistern
intcrkoncksi
Jawa
Madura
Hali
rata-ratanya adalah 72%. l.anggam beban
(JAMAL!).
harian
faktor
bcban
ststem JAMAL! dapal
93 dilihat pada Gambar 4.7. Hehan puncak pada hari kerja mencapai 13.4 Gwh yang terjadi sekitar jam 18.30 sampai dcngan jam 21.00 WIB. l l!ti'il
............ 1.::1111' 11•.••.•'_,
·.r. '
I
,. ;:
' ..
'
': 11!.
:
...
•• 11111
=. •• ,, -l ,, •••
..
. •1 ~·
,.;..
~- ~· ~· ,, ' '
.r-
.t·
,.,•.\'
.... ·I
,.
.>
4•
. '
•
• ' ...,........
··'' ·'· '' •
,,
(
, ...:··
n
-, ~
,,
Jam
C111nl.n1r 4. 7
t.anggam Kurvu Bcbau Sistem JAMAi.i {.mm/.'''
n: l'LN!f'er,,,r,,)
!'JIJ. )o?(J.lj
Sebagai pcrbandingan dan dasur untuk mempcrkirukan rata-rata Iaktor beban di Propinsi 13
--~~~
Tul>cl 4.4 Faktor Ueba11 Sis1cm JAMALI whun 2004
Sub-Sistem
t'aktor Bebnn
77~/o DK I Jakarta - Ou11lc11
80%
Jnwa I cngah dan DIY
66%
Jawa Timur dan Madura
71%
nali
6i%:=1
Snmber : ,OT. P/.!\i (Perse•·u) - !'.Ill
Herdasarkan pcmbabasan scbelumnya. dapat diperkirakan bahwa kebutuhan energi listrik di Propinsi Bunten pada tahun 2006 mcncapai
13.904 TWh dan pada pada tahun
2017 dipcrkirakan bertarnbah meniadi 30,610 TWh dengan laju pertumbuhan rara-rata
94
scbesar 7,44% per tahun dengan
mengasurnsikan bahwa rugl-rugi (losses)
transmisi dan distribusi pada tahuu 2006 mccapai 13,5% dapat dikendalikan,
sehingga pada tahun 2017 secara bertahap menurun menjadi 10%, dan faktor beban sebesar 63.5% pada tahun 2006 dan pada tahun 2017 menjadi 72.5%, maka pada tahun 2007 diperkirakan terjadi peningkatan beban puncak sebesar 3.015 MW dan pads iahun 2017 bertambah rnenjadi 5.301 MW. Peningkatan beban puncak tersebut mcmbutuhkan tambahan daya pada tahun 2007 sebcsar 231
MW.
Tambahan tcrscbut terns menrngkat
sehmgga pada t.ahun 2017
mencapai 375,73 MW dengan laju pcrtumbuhan sebesar 4,94% per tahun. Tambahan komulatif kebutuhan kapasitas daya tersebut sebesar 3.204 MW.
Tarnbahan kapasitas daya tersebei dapat dilihar pada Tabcl 4.5. Tabd4.5 Daya Listrik Propinsi nanren rahun 2006-201i
Prakiraan Neraca Kebumhan l:RAIAN K.cbutuhan l\lmo
-Losses Pasokan Bruto F•~IOI
O.tll\11
R~sel\ e .\olarg;n (30%)
l\apa)itas Tambahan Kapasitas Kumulatir'
2001
CiWh
15 005.39
%
1),14%
OWh %
I
2009 17328,91
21533,23
JO 610,64
11,46%
16 97(1.63
19 484,56
24.001,47
29.:\80,54
.B.672,17
<>4,27%
68,25% 4014,.19
70.76% 4 739,92
7250% 5.301,87
I 204,321
1421,08
1.590,56
s 21s.11
6.161.90 I
G.892.43 I
333,6~
.175,73
2.473,7!
1204,26
Q04,():)
i\lW
3 no.01
4.3<>2.24
\,f\V
2015
12.44•1.
1'1W
i\HV
2012
26.~73.78 10,56%
65,8J% 3.378.64 1.013,59
3.015,44
MW
Bcban Puncak
Total Kebutuhan Daya Kebutuaan Tambahan
S.-tunn
Unil· MW 2017
I
231,90
244,0?
I
231,90
704,07
284,38 1,530,54
I
10.00%
-
'
Sumber: • /l1.m1111bm, /JPS (1(111 llast! Analtst»
4.2.2 Perencanaan Pengembangan.Pembangkit Mengingat sistem ketenagalistrikan di wi layah Banten tersarnbung dcngan sistcm Jawa-Madura-Bali
JAMAL! yang merupakan jaringan nasional (on grid), rnaka
pcnambahan kapasitas pcmbangkit
untuk
keperluan Propinsi Banten yang
tersarnbung dengan jarmgan tcrsebut harus berkoordinasi dengan Pemcrintah Pu sat.
j
95
Sehubungan dengan tcrjadinya krisis ckonomi, banyak program listrik swasta yang berencana mcrnbangun pcmbangkn JAMAL! udsk rerlaksana, namun ada
beberapa proyek yang akan direruskan sepeni Tabcl 4.6. Tabel4.6 Proyek Pcmbangki l.istrik JAMAi.i yang Direruskan Nan1a l)1P\1.:k
rr l.k1·:oj~1
.,
I
l'I I 'I
·1
Pl fl 1'iito1' II 1'1 IC ,L < ;~·"""~ I 'I rf• l\c,lll<;U. I 'I 11' ( •l n•Jll)( '>:11.,i., r.n u11~ 1.111 H 1'1.
I
5. u
l'I
l'Jl\011
I
rt
I•
i;
"10 II I.!.
"·'P·•. it;1\
I ol....t>i lt..!rJ.l
ru \11\' l 'L'
)J,\!t
l~a\\•I
J 1 tllll
1:1\\ J I n1u1 I•"" 11..o•t
n•.•
I•":. ll•r •• .\II J
l'I rl' I 'ilnuu 11Ll'I' \\
I-"'·' 11., J
I' l. l'I' f),.·n~ l'I 11' 11.tlult. l'l.l 1' i..Jrnv1.111~
"''J r'"· '\!·•h
·"·"'!( \\'1tld11
l'l:!O \ 11 v
r~",,1h
llJ ,\1\\ '.!,1111 \1\\ I !,I) \I\\ l~I) \1\\ (.() \I\\
I-"'" B.11 ~l l.1\\,1 l~t JI l.l\•a l\.11Jt
Sumh~r: Staran Pers M1111/w /'1•rek1mm111un 9 .!11/1 2003
Dari scjumlah proyck pcmbangku tcrscbut, kecuali PLTC Tanjung Jati R yang
dalam proses pembangunan pada tahun tersebur. hcrjumlah 3.690 M\V diperkrrakan masuk dalam sistem JAMAL.I amara iahun 2007-20 I 0. Sela in
pcmbangkit listrik yang sudah dircncanakan terscbut ada beberapa pembangkir yang masih dalam tahap pelaksanaan. seperti pada Tabet 4.7. fabel -t7 Proyek Pembangkit JAM.ALI yang sedang berjalan h_)i_'\.14-:IA\ '\J~ ·11.1 I,, n\ t.•k l:1J11:d l'l. n, \II"" a l awu: t'l.I
\ \\ 111tt>r\·ir•
rt.rt I •niu"i:
IJ11 ti
f'I It ;u \ lu." !''"''"'' I ,U11\lll'~ f'dok l'I. ri ' ltl·~10\\'t..•rir'c, l1J fl ~ur..l.1\.1 I. I • l'I. n, l CikP111·
•<"I \I\\ I )II \I\\ ''·; \I\\ I -~~(I \I\\
ltt·1'lt)\\t•1i111.!
I'
~l'i•''''
_!t1~ L l
~uc•, . •oc' I ~~,tl("I
1tKI \l\\
:=.t )I l/
''Ml \I\\
~- «»
l•~I \I\\' 1 )I)
\l\\
Sumber : Siaran Pers PLN 14 Maret 2003. ')lnpres No.5 Tahun 2003 **) Dinas Pertambangan dan ~nergi Propinsr Banten,
~()ll)
..!!JO J
96
Pada tahun 2003 tercatar jumlah kapasitas pembangkit sistem JAMA I.I sebesar 18 GW. Berdasarkan uraian di atas, penarnbahan jumlah kapasiras pembangk.it terpasang yang tersambung
ke sistem
JAMAL!
pada penode 2004 sampai
dcngan 2007 diperkirakan bertambah scbcsar 7.816 MW. Penambahan tersebut pada tahun 2004 scbcsar 506,3 MW, pada tahun 2005 sebesar I, 150 M\V, pada tahun 2006 sebesar 1120 MW, pada tahun 2007 sebesar I.ISO MW Sementara pada tahun 20 I 0 terjad: penambahan sebesar 4.290
'v!W. Sehingga
total
penambahan keseluruhan dan tahun 2004-2010 sebesar &.416.3 OW. Dengan
demikian, dengan asurnsi sampai pada tahun 2017 ridak ada lagi pcnambahan kapasitas pembangku, maka total pembangkit
sistcm JA'v!ALI sampai pada
tahun 2017 sebesar 26.416.3 MW
terdapat
PT.
elian nu,
perusahaan
swasm
Krakatau Daya Listrik milik K.rakatau Steel yang mempunyat kapasitas
sebesar 80 M w yang dipasok ke Sistem Kclistrikan PLN pada ma tam hari.
Dan sejumlah kapasnas pembangkit rencana dan icrpasang yang tersarnbung kc sistem JAMAL! terscbut, pembangkit yang bcrada di wilayah Banton yairu Pl.TU Suralaya, dan Pl TGU Cilcgon dan PLTUU Banton 11 dengan jurnlah scbcsar 5.150 M\.V atau sekuar 19.5% dari 1otal pembangkit sistem JAM.A.LI.
4.3 Keselmbangan Energi Listrik
Analisis keseirnbangau cncrgi hstrik dilakukan bcrdasarkan hasil dari anahsts kebutuhan dan ketersediaan
cncrgi lisuik !]ntuk melakukan ketersediaan energi
I istrik di wilayah Propmsi Banten perlu dilakukan analisis ketersedraan sistem JAMAL£. karena sistem ketcrscdiaan energi listrik di wilayah Propinsi Hanten terhubung ke sisiem JAMAi.i yang merupakaujaringan nasional (on grid). Oala111 menganalisis ketersediaan energi listnk srstem JAMAL.I drdasarkan pada kebutuhan sebesar
kapasuas 30%
dari
beban kebutuhan
puncak
dan
beban puncak,
kapasitas Dcngan
cadangannya mengasumsikan
97
penumbuhan perrnintaan listrik sistem JAMAU sebesar 6% per tahun sampai tahun 2007, rnaka pada tahuu 2007 dipcrkirakan keburuhan beban puncak sistem J/\MAU sebesar 17.972 M·w, dan pada tahun 2017 meningkat menjadi 32.114
MV.'. Berdasarkan hasiJ dari analisis ketersediaan energi listrik sistem JAMAL!, dan bcrdasarkan kcbutuhan dan ketcrsediaan energi sepeni telah dibahas pada sub bab scbclurnnya, maka prakiraan keseimbangan energi listrik diperlihatkan pada Tabel 4.8 berikut mi. Tabel 4.8 Kcseimbangan Encrgi Listrik Sistcm JAMAL] Un11 ·MW s.ru..n
Skttrn JA~L\.Lf I H1:bau 1'1:iK.'f1k
Wltl
2007
lOJJ
2J.J57.5(,
2017
2014
-
....
_,·i11Jxxi
2S 4.~7.20 i 6~ 1,16
26 %3.4> 8.US<:l.00
').634,16
....
JJ,931,22 !.379.67
f,,.,'(Jl,27
1"ot:al Kebutulmu l)a'i:e
MW
~3.J 11.~I)
27 ~(,1,8:;
33 0£;8.3(i
35.051.Jt)
:l I 14R.ll4
K.r1u.-1u.jlTerpMim" & R•··m:ftna
MW
!2 !:!11,'.\fl
26!16.>(I
2f...J 16,30
16" J(i,30
26.416.J(I
'111i11I "fued>tJJu1nl'f'mbrinJ!kU
MW MW
.
,\/II"
Reserve .lfor~i11 {3tJ%J
I
PLTG Mll2r:J '! uw111
Til.1lJUil~ J:11i
l{-l'\\•r f'l .'T~ill ,__ Reneana
~
n•i
P10·.·i;~ Pcmbmgkn
fll'i\\l
K·f-\~·1 tt.ru Sornlt.,\U 14 '"l
MW
-··>
u••>
A ''"-ibt.hl~ Reserve
")();),(XI
t..f\V
•••)
Surpl'4SMlttu.c Oa.l'a c
t..t\\f
Pl TC Ttln;nuft l'ru.-k
l'L.J<;1J"Ra1!1.:n
co
~·f\V
tv1w::r;,i Ktitao~
l'J.l('ilJ C:ilt:I!!.~
1;;1
.
~.f.,J!
Pl.'I':\ Wc•n·:>f('!O')
~1 :11J
I J:Su.l!O
-
3,.J.90
50J.{o()
-
I
I I
MW
(>QO.illl
'~
·S,09~'
-t,H6~
~
13,39~~
2J,69%
---11/'S d1111flasil Analisi«
'
10,11%
-14.64~;
J.S5%
..],03%
--'
..J6.72% -17,(4%.
Sumoer: /)1.
Dari tabel tersebut terhhat bahwa pada sistem JAMAL! secara keseluruhan.
ketersediaan energi listrik sudah rnempis cadangan pcmbangkit
pada tahun 2007 karena kapasiias
sebcsar 23,39% dari total kcbutuhan energi listrik ketika
behan puncak. Semcntara pada tahun 2013 kemampuan pernbangkit sudah mencapai titik krius yaitu 3.85% dari kebutuhan energi listrik ketika beban puncak.
Pada tahun
2014 keburuhan cnergi listrik
kctika beban puncak
98 sudah melehihi ketcrsediaan erergi listrik sebcsar 547.133 MW \r~s~n·e mw·Kin -2.03%). Dengan dernikian pada saat terjaJi beban puncak harus ada daerah yang mcngalami pcmadaman lisuik karena kctcrsediaan er ergi listrik tidak bisa mencukupi kebutuhan energi listril
Kekurangan
n<>1'rve margin 30% sebesar
kapesitas pembangku terscbot jika termasuk
1.185.59 M\\' pada tahun ~007 dan pada tahun 2017
scbesar 15.331.74 MW. Neraca kescimbangan cnergi ('lcraca Daya) JAMAi.i tcrlihat pada Gamhar ~.8. MW 45.000
o Kapas.ta> Pemlle~lclt Tc•p.. ang & R=n•
40000
o Rcoerte Maf91n {JO'A)
.....··
................. ······ ... ······ ................ ····· ....
35000 3'J.000 25.000 2:).000 15,000 10,000 5.000
O'---------------------_, 2C02
2011
2008
2005
2017
201•
Tahun
Gumbar 4.8 l'rakirnan \lerJ~'il t:nergi I istri], J,\MA:...I Scrncmura bcrdasarkan hasil unalbi~ Iii Propinsi Bunten Pada tahun 2007 oipcrlukun kcbutuhan dayu saat beban puncak scbesar i.O l::>.44 "1W. sedangkan kcmampuan pcmbangkir yang ada di wila)nh Propinsi Bunten dalam membangkitkan encrgi listrik scbesar 4.550.00' (kapasitas cadangun pembangkit
;ebe.<1ar 50.89% dari keburuhau
energi padn
4.014.38 vi W. sementara kemampuan pcmbangkit dalam mernbangkitkan
cncrgi listrik sebcsar 5.1 :o.OO \1\\- (28.'.!9%), llal ini menunjukkan kapasiias cadangun
pernbangki! pada tahun ~O 12
mencapai
krisi«,
karcna kapasitas yang arnan
cadangannya sebesar 3C-35%. Pada tahun 20 I G kemarnpuan kapasitas pernbangku >U~aJ1
mencnpai
dibangkukan oleh lisirik
pad
discdiakau
saar
oleh
2. 741}~.
Dan pad a tahun
pembangkit terjadi
tidak
beban
pembangkit
bisa
puncak yaitu
ashir periode energi (daya) ~ang. keburuhan
mencusupi karena sebesar
kapasitas 5.150
~w
enerui e
encrgi
yang
sedangkan
99
permiutaan energi pada beban pur.cak scbesar 5.301.86 MW (kapasiras kctcrsdiaan pembangkit -2,86%). Untuk lebih je.asnya, '.'leraca Daya di wilayah Propinsi Bamen dapat dilihat pada Tabel -'1.9 dan Gambar 4.9. Tabel 4.9 Kcscirnbangan Energi Listrik di wilayah Propinsi Hanten Unir : MW
I
I
Pro(!! nsj lb n te:a K2b,1tuh:m Listr1kSt'k-tor Ru1'l<.!h
2012
2016
1017
.. _'43.02
~ 123J3
6.86'.~·l j
7.393.65
I ~68.56
1.76-J.;9
2.573.5(1
2.8!6.08
37h;i&
J(lQ II
lll5.5:'
!UlU
2007
GWh
JJ:,?;o
G\\"1
1111 ....
G\\'b
ll,6.00
'it:ttitv IOOUSlti
(:\\-11
10..:?~.~2
12.A~.10
lJ 16.;.~.:;
iJ:; !111.llii
19.894.46
J(~bu111IUtn J"ldtu
GH'lt
....
IS.fllj,J9
/&637.99
11-JJJ.]J
!B.517.15
.ilJ.61(1,64
121('°~
11.4-6"'•
10.18°'11
10.00%
:?(:.~'·"
24.'-'ll.4:
J 1 :14.~.16
66.t>-:~'O
68.:'.!5~
:.;519.15
I 014J9
5.012.85
;J:Jl.&1
I 013 ()~
lltt.\32
1,503.~~
:.590.:'6
~18.'I
6.<16.70
6.89?.J3
5.150.tl!J
5.IS0.(•0
5.150.00
r:-.:re:!?<'I Kcbutuh:m l.Jsir1i.. '.')clttY. Koir~e~1a1 Kebumhan Li)lr1k "cltili ~m. & Uouin
K~bu!ulun
I
SatUilQ
l,1~tl'ik
I("~
1
3:7.11
13.J.ff.
Hcb:mPut~
Total t\tb11tuban
U53.6i o.-:a: _:.-+-----'-----+--
~150.JM) I
Kap.-11iht§ ·rerpasang & Rtni:-••11
--!---4----'---'-~-~~ (fJ{l(I/)
I
ii i\1~~
3~
(11~.
I1
12.:\~1'
Pl.TCClJ C1lc~
a.ru BJn:cn II L..,.
K'J.<Jt
SiJ11-•li•s .\-!ln:1S£1!1"}
%
16.n~
;twuk1f.~ P.<:l
,_,
5fl.\V't.
_
1---~-+-----+----i
1---'-''--~-~-+ __-_1._;__""_'+-----·_11_.v_~_, ./J.S~·.
JS.:~-o
Sumber . Distumben. Pt.N. JJf>S dm Hasil . l1talisis
MW
e.oec 7.000
D Reserve M31gin (30'!'.)
a set>an Pun
6.000
------./.~--··········
S.OJO 4.000 3.000
:
·:::::: :·::
..... ···
........ ··"'
...············
.
................. -·····
- -· -··-· .-··
:::::::::::.·······. _
2,000 1.000
0 2002
~0(15
2JCS
2()11
201~
TahWI
Gamhar4.9 Prakiraan Neraca F.nergi Listrik Banren
.
2.; ./%
BABV KESIMPULAN
5.1 K[SIMl'ULAN
Dengan scmakin meningkatnya perturnbuhan penduduk, rumah tangga, rumah rangga berlistrik, pengernbangan sektor perindusrrian, sektor perdagangan serta scktor pemeriruahan dan sosial kernasyarakatan di scjumlah kabupaten/kota yang ada di wilayah Propinsi Banten mcmberikan perubahan terhadap kebutuhan dan keterscdiaan energi listrik. Kcbutuhan dan ketersediaan energi listrik tersebut memberikan perubahan terhadap kondisi keseimbangan energi listrik di wilayah Propinsi Banten. Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, maka sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
5.1.1 Kebutuban Encrgi Listrik Berdasarkan basil analisis keburuhan listrik dari sejumlah kabupaten/kora yang ada di wilayah Propinsi Banten, maka dapat disimpulkan sebagai benkui . Kebijakan pcningkatan
pertumbuhan
sektor
perindusman
memhcrikan
pengaruh yang besar ierhadap kebutuhan energi listrik yaitu keburuhan scktor
industri merupakan sektor terbcsar yang memhutuhkan
energi sebcsar
19.894.46 GWh atau sebesar 64,99% dari total kebutuhan cncrgi listrik di Propinsi
Banren,
dan Kota CiJegon yang
merupakan kota
industri
rnembutuhkan energi paling besar dibandingkan dengan kabupatcn/kota lainnya yaiiu sebesar 10.580,15 GWh (34,56%) dengan laju pcrtumbuhau ratarata sebesar 7,55% per rahun Adanya target peningkatan rasio clcktrifikasi melalui program pembangunan hsrrik perdesaan menjadikan daerah yang
mempunyai elektrifikasi rendah
mcmpunyai laju pertumbuhan kebutuhan energi hstrik sektor rumah tangga paling tinggi. Daerah tersebut adalah Kabupaten Pandcglang dcngan laju pertumbuhan rata-rata scbesar 14,22% dan Kabupaten Lebak scbcsar 12, 15%.
100
!OJ
Dengan adanya kebijakan RTR W yang menjadikan Kabupaten Pandeglang dan
Lebak sebagai daerah konservasi alam, menjadikan laju pertumhuhan kebutuhan energi lisu ik sektor perindusrrian di wilayah tcrscbut, paling rendah yairu masing masing sebcsar 3, 13% dan 3,79% per rahun.
Secara kescluruhan, dengan adanya pertumbuhan rurnah rangga berhstrik, sektor per indusuian, perdagangan, pemerimahan dan sosial kemasyarakatan yang didasarkan
pada
kebijakan
RPJMD
Propinsi
Banton
2002-2012,
Pola
Pembangunan Listrik Perdcsaan di Propinsi Banton dan RTR W Propinsi Ranlen
tahun 2002-2017, maka diperkirakan total kcbutuhan listrik Propinsi Bunten pada tahun 2017 sebesar 30.6 l 0.64 Uwh dengan laju pernunbuhan rata-rata mhun 2007-2017 sebesar 7 ,44% per t11h11n. Adauya perubahan kebutuhau
gi hsuik rersebut mcnjadikan pcrubahau
<.:111;1
rerhadap kebutuhan pcnyediaan kapasitas pcmbangkit yaitu scbesar 6.892.43 MW dcngsn laju pertumbuhan rara-raia kebutuhan encrgi lisrrik ierhadap penyediaan
kapasitas pembangkit sebesar 5,8 I% por tahun, 5.1.2
Ketersediaan ~ncrgi Li~h·ik
Dari hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya, jik~ kehijakan ingin dijalankan. maka dapat disiuipulkan bahwa kererscdiaan energi listrik di wilayah Propmsi Banren pada tahun 2013 masih tersisa sebesar 908.28 MW (sebesar 21,41%), 111m11.'
151.87
MW pada tahun 2017.
dan mencapai
Sedangkan ketersediaan cnerITi lisrrik pada
sistem JAMAL! pada rahun 2013 smlali mcucapai titik kritis (hanya rersisa sebcsar 979.099 MW) dan pada tahuu ~U I 4 mencapai mtnus 54 7. L.13.
5.1.3 Kcscimbanga11 Energi l.istrik Bcrdasarkan dari analisis kebuluhan dan kctcrsediaan eucrgi listrik
sebelumnya.
schubungan dengau tcijadinya titik kritis ketersediaan cncrgi listrik pada sistem JAM,<\.LI pada tahun 2013 (ketersediaan energi listrik tersisa hanya 3,85%), maka dapat disirnpulakn bahwa akan terjadi kctidakseimbangan ncraca energi di wilayah propinsi pada tahun tcrsebut, meskipun pada saat ilu sistem ketenagatistrikan di wilavah
proplnsi
Banten
111asn1
tersisa
sebesar
21.41%
karena
102
sistem ketenagalistrikan di wilayah Propinsi 13anten merupakan bagian dan tcrinterkoneksi ke sistem JAMATJ.
5.2 Rekomendasi
Dengan akan
terjadinya
krisrs energi yang disebabkan
oleh perturnbuhan
kebutuhan energi yang tinggi sebagai akibat dari pertumbuhan dan kebijakan pernbangunan wilayah Banten. Maka diperlukan pengelolaan energi listrik yang tcpat agar tetap terjaga kcscimbangan encrgi listrik di wilayah Rantcn. J\pabila penambahan kapasitas pcmbangkit tidak memungkinkan untuk dilakukan, maka perlu pengaturan dari sisi kebutuhan energi listrik (demand side management]. Demand side management dapat dilakukan antara lain : ~ Secara makro meninjau ulang kcbijakan yang dilakukan, khususnya targettarget
peningkatan
rasio
elektrifikasi.
pertumbuhan
penduduk,
perumahan/rumah rangga, pertumbuhan sektor pcrindustrian, perdagangan,
serta pcmerintahan dan sosial kemasyarakatan,
>
Secara mikro antara lain : •!•
Pada
sektor industri
memaksimalkan
pengembangan
industri
yang
rnemakai sedikit energi listrik. •!• Upaya memperbaiki
power faktor lampu penerangan, dan mesin-rncsin
listrik yang dipakai di perindustrian, •:• Iidak menggunakan energi listrik pada siang hari uruuk penerangan perhotelan, super market, pertokoan, perumahan, dan lain-lain.
tapi
menara atau men-design pcrkantoran, gedung-gedung tersebut agar dapat diterangi
olch sinar matahan
sehingga tidak memerlukan energi
penerangandari lampu I istri k. ).- Selain demand side management. rnaka supply stde management dilakukan antara lain :
•:• Pada program pembangunan listrik perdesuan yang daerahnya jauh dari jangkauan jaringan listrik, tidak mernaksakan rnernbangun jaringan lisrrik yang terhubung ke sistern JJ\MALJ. namun lebih pada pcnggnnaan energi sinar matahari, dan pcmanfautan potensi rnikrohidro, dan potcusi energi
lamnya yang ada di daerah setempat.
103
•:• Energi listrik unruk pencrangan jalan umum,
dapat dikombinasikau
dengan pembangkit Listrik tenaga matahari. •:• Penggunaan
potovoltaik (cell solur) untuk penggunaan cncrgi matahari
yang dikombinasikan energi listrik dari PT. PLN (Perseo) yang dipakai untuk
peneraugan dan pemanas air uutuk mandi di sejumlah rurnah-
rumah, hotel-hotel dan sekolah-sekolah. ·!• Dilakukan
pengaturan
supply energi
listrik
pada wilayah
yang
terinterkoneksi ke sistem JAMAL! dcngan cara rnelakukan pemutusan aliran energi listrik pada daerah-daerab tertentu. Pemutusan aliran listnk rersebut harus mempenimbangkan tingkat urgensi terhadap kebutuhan energi listrik. Misalkan, Kora Cilegon merupakan wilayah yang paling banyak membutuhkan energi listrik scktor industri. rnaka pada waktu kegiatan di perindustnan berlangsung harus menjaga dan menjamin pasokan listrik ke daerah tersebut .lika kekurangan, maka dilakukan pemurusan aliran pada wilayah lain yang tidak terlalu urgensi.
5.3 Keterbatasan Studi Dalam penelitian ini rerdapat bcbcrapa keterbatasan, antara lain: ·:· Dalam analisis ketersediaan energi Iistrik di wilayah Propinsi Banten yang sistem ketenagalistrikannya terhubung ke sistem JMfALI yang merupakan Jaringan Nasional, maka ketersediaan energi listrik di wilayah Banten masih bersifat keiergautungan dengan ketersediaan encrgi listrik daerah lainnya yang
sarna-sama terhuhung ke sistcm JAMAL!, sehingga dalarn penganalisisan ketersediaan energi
hstrik di wilayah
Propinsi
Banten
harus tetap
mcmperhatikan penganalisisan ketersediaan energi listnk daerah lainnya yang tehubung kc sistem .IA.MALI. •!• Belum adanya penelitian sccara khusus mengenai karakterisrik beban di wilayah Propinsi Banten, sehingga karakteristik bcban di wilayah
Propinsi
Banten dalam studi ini hanva asurnsi dari karaktcristik beban , menggunakan ~ sistcm JAMAL! DKl-Banten. •!• Sehubungan dengan baru tcrbentuknya Propinsi Bantcn tahun 2000, dan
sebelumnya wilayah Propinsi Baruen ada yang iermasuk ke DKI Jakarta dan
104
Jawa Barat, maka pada saat Propinsi Banten terbentuk terjadi perubahan batas wrlayah adminsitrasi. Hal tersebut menjadikan kcndala dalarn pencarian data yang akurar sehingga ume series data penelman ini pendek (hanya 7 time
series). Untuk rru beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam srudi im, diharapkan mcnjadi masukan bagi studi lanjut
5.4 Saran Studi Lanjur
Berdasarkan ketcrbatasan srudi yang diuraikan sebelumnya, maka saran yang bisa diberikan untuk studi lanjut mengcnai kcbutuhon dan kctersediaan energi listrik
adalah sebagai berikut : Studi mcngcnai kererscdiaan cncrgi listrik pada sistem JAMALI yang
didasarkan pada kctcrsediaan energi listrik dari scjumlah daerah yang ierinterkoncksi pada sistem janngan tersebui Penelitian
mengenai karaktenstik-karaktcristik
beban di wilayah di
Propinsi Bantcn. Studi lebih lanJut mengenai pcmanfaatan cadangan potensi sumber energi yang dapat dijadiknn sumber energi listrik untuk menambah ketersediaan
encrgi listrik di wilayah Propinsi Bunten
DAFT AR PUSTAKA
KUMPUl.AN PENERBIT UMU.\1 L Anornrnus \2002). Prakiraan E11erg1 Indonesia 1010. Pusat lnformasi Energi Dcpartemen Encrgi dan Sumber Daya Mineral .!. Anthony, J. t 1996), Perencanuan Kota, Jakarta, Penerbit Erlangga. 3. A rismunandar, Anono dan Kuwahara, Susumu ( 199 I), Tekmk Tenaga Listnk, Ji/id fl dun Ji/, Jakana: Pradnya Pararnita, 4. Atsushi, Fukushima (2002), Introduction to Energ) Demand Forecasting Modi!/ wuh Simple J:', IEE Japan
5. Davidson, R dan Kmon, JG. Mac ( 1981 ). Modi./ Specftcauon J't>xt based on 1lrqficial Hyp01hes1s Econometrtcs. E:nergi dan Sumber Daya Mineral (2002). l'<'li~l.'111bu11gu11 lndnsin Kt1te11ugul111rik1111NaM<mal, Jakarta.
6. Departemen
Konsep
7. Dikun, Suyono (2003), l11/ra.wruc1ure lndoncsta. sche/11111 •. selamu dun posca krisis, Jakarta: Sadan Percncanaan Pembangunan Nasional 8. Dominick, Salvatore ( 1982), Iheory and Problem of S1011<1it. and Econonncs. Singapore. Mc. Graw I Iii!. 9
Doxiadis (I 996 ), l:k1.11ics. Hutchinson. Co.Ltd. London.
I 0 Hcrlarnbang, Tcdy (2002).
slakro : Teort. Analists dun Kchljakan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Uiarna. £k11111>t111
11. I lurahuruk, T.S. ( 1993). Irunsnust Daya /,1.•mk. 12. J h mgan, M. L. ( 1996 ). f:.'ku11111111 l'c111bu11f!.1111a11 Jan Perencanaan. Pl Radjagcafindo Persada. 13. Kadir, Abdul (2000). lnsmbusi 0011 U11/uaw Tenaga Listrtk, Jakarta: UI Press. 14. Kadrr, Abdul (2003/. Energi Sumber Daya Inovas 1, I enagu Lsstrik' dan I'otenst Ekonomi, Jakarta: !JI Press
15. Kaoru, Yamaguchi (200 l ), Econometrtcs: IEE Japan. 16. Kaoru, Yamaguchi (200'.l), Manual (JjS1111ple E. IEE Japan.
105
106
17. Kusnadi, Mustajab Hari dan Santoso. Dwi Ratno (1992). Analists Regresi, Yogyakana. Penerbit Andi Offset. 18. Makridakis ( 1999). Metode dan Aphkast Peramolan, Edisi Kedua, Hinarupa Aksara.
19. Mankiw, N.Georgy. (2006). Prinsiples of Economics : l'engamar Ekonomi Makro. Terjemahan dulatn Bahasa Indonesia, Penerbit Salemba Empat. 20. Mulyono, Sri ( 1991 ), S1s1is11k w1111k Ekonomi. PAU Ekonorni UL 21. Oppenheim .. Norbert ( 1980), Applied Model in Urh1111 and Regional Analysis, Prentice-Hall, lnc., New Jersey. 22. Pusta Informasi Energi (2005), Slc1tistik Ekonom! Energ! Indonesm, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral 23. Pvndick, Robert S. ( 1998), Econometric Models and ticonomietnc Forcase, Graw Hill. 24. Sinuraya, Pangkat (2005), l'erencanaan F:11erg1 Ltsuik, Jakarta: Depertemcn Encrgi dan Sumber Daya Mineral. 25. Socpartono dan Rida, lsnu (1981}. Teknit: Tenaga l.tstrik; 2. 26. Sudjana ( 1975), Metoda Suutstika. Bandung Penerbit Tarsi to. 27. Sugiyono, A. (2006), Perkemb<Jngan dun Aplikasi Teknik Op11111as1 un111k Perencanuun Energ), Jakarta: BPP·1.
28. Suparmoko, M.(1998), Pengantar Ekonomi Makro, Yogyakana: BPrE 29. Supranto, J. 11993), Metode Rama/an K uantuatifuntuk Perencanaan, Jakarta : Penerbit Pl. Rineka Cipta. 30. Supramo, J.(1983), Ekunometrtk, Jilid l dan Il, Jakarta: Pcncrbit PE-UL 31. Widiano, Titovianto (2005 ), Pembuatan Model Energ! Listrik., Jakarta: Departeman Energi dan Sumber Daya Mineral. 32. William D. Stevenson. Jr. ( 1984 ), Analtsis Sistem Te11agt1 l.istrik, Jakarta: Pcnerbil Erlangga. 33. Yusgiantoro. P. (2000), Ekonom: Energ) : Teori dun Praktik, Jakarta: Pustaka LP3FS.
34. Zuhal ( 199.5), Ketcnagalistrikan Indonesia, PT Gancsa Prima.
107
KUMPULAN PENERBIT AN TEIIBATAS DAN LAPORAN 1. Badan Pusat Statistic Propinsi Banten, Banten dalom Anggku 2001. 2. Badan Pusat Stafistik Propinsi Banton, Banten dalam Anggka 2002. 3. Badan Pusat Staustik Propinsi Banteo, Homen dalamAnggka2003. 4. Badan Pusat Statistik Propinsi Banten, Banten dalam Anggka 200-1. 5
Badan Pusar Statistik Propinsi Banten, Buntendalam Anggka 2005.
6 Radan Pusat Stausnk Propinsi Bantcn. Ba11te11 dalamA11RJ!,ku 2006. 7
Radan Pusat Stausnk Propinsi Banten, Produk nomesuk Regional Bruto 2001-2002.
8. Badaa Pusat Statistik Propinsi Banten. Produk Domesuk Regional Bruto 2002-2003 9. Badan Pusat Statistik Propinsi Banren, Produk Domesnk Regional Bruto 2/JUJ-200./ I 0. Badan Pusai Statistik Propinsi Banren, Produk Domestik Regional Bruto 200-1-2005. 11. Badau Pusat Statistik Propinsi Banten, Produk Vomestik Regional Bn110 2005-2006. 12. 13adan Pusar Statistik Propinsi Jawa Barnt, Iawa Har01 dalamAnggk» I 91111. 13. Badan Pusat Statisuk Propmsi Jawa Barat. Iowa R:1ra1 dalam AnP.J?,ka 2000. I 4. Bakosurtanal, Peta Rupa Bumi, 2002
15. Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Bamen, Grand Design Puf11 Pembangunun Lisirtk I'erdesaanwhim 2007-2011. 16. Dinas
Penambangan dan Energi Propmsi Banten, Rencana
Umum
KetenagakstrikanPropinstBunten. 2003.
17. Komite Nasional Indonesia World Energy Council, Hasil-hasil Lokakarya Energi /11':)6.
18. Pedoman dan Pola Peogembangan lndustri Kctcnagalistrikan Nasional 20032020. Jakarta. 19. Perusahaan Listrik Negara,Rekapmdas» Data Pelanggan Pf.N Banten 2000-
2006. 20. PI. PL~ l.aporan P 38: KaraktertsmkBeban. 2004.
108
2 I. Rencana Pernbangunan Jangka Mcncngah Dacrah (RPJl>ID) Propinsi Banten
Tahun 2007 - 2012. 22. Rencana Stctegis Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Banren Tahun 2007-2012. 23. Rencana Srrategis Daerah Propinsi Banton Tahun 2007 - 2012. 24. Rencana Strategis Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Propinsi Banton Tahun 2007- 2012 25. Rencana Tatu Ruang Wilayah (RTRW) Propinsi Baruen Tahun 2002-2017 26. Rencana urnum Ketenagalistrikan
Nasional (RUKN), Direktorat Jenderal Listrik dun Pemanfaatan Encrgi, Jakarta. 2003.
27. Pcrsyaratan Um um Iostalasi Listrik (PlJIL) 2000.
KUMPULAN TUGAS AKHIR. TESTS DAN DISERTASI I. Rukban, Unang (I 982), Pengaruh Pala Dtverstvikast Suniber Daya 1~·ner/!,1 11111uk Menunjong.
l'embangunandi Indonesia, Tugas Akhir Tcknik Planologi,
Insti tut Teknologi Bandung. Kl.Hvfl)IJLAN PERAILKAN PERU:--.IDANG-UNDANG.AN
I. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Tahun 1945. 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang xetenagaustrikan. 3. Undang-Undang Repuhlik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tcntang Sistem Perencanaan Pernbangunan Nasional. 4. Peraturan Pernerintah Nomor 3 Tahun 2005 tcntang Perubahan atas Peruturan Pernerintah Nomor I 0 Tahun I 989 tcntang Penycdiaan dan Pcrnanfaatan Tenaga Listnk 5. Peraturan Presiden Republik Lndoncsia Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. 6
Peraturan Menteri Encrgi dan Sumber Daya Mineral Nomor 0010 Tahun 2005 tentang Tata Cara Perizinan Usaha Ketcnagalistrikan unruk Limas
Provinsi atau yang Terhubung dcngan Jaringan Transmisi Nasional. 7. Peraturan Menteri Energi Jan Sumber Daya Mineral Nomor 009 Tahun 2005 tentang Proscdur Pemhelian Tenaga Lrstrik dan/atau Scwa Menycwa Jaringan dalarn Usaha l'enye::t.liaan Tenaga l.istrik untuk Kcpcntingan l lmum.
109
8. Keputusan Mcnteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1455 Kil 0.'MEM/200'J tentang Pcdoman Teknis Penyclenggaraan Tugas Pemeriniah di bidang Usaha Penyeciaan Tenaga Listrik untuk Kcpenringan
Sendiri, Usaha Penyediaan Fnergi Lisrrik untuk Kepenungan Urnum dan Usaha Penunjang Tenaga Listrik. 9
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2046 K/40/MEM/2001 tcntang Pembcrlakuan Standar Nasional Indonesia Bidang Rekayasa Flektronika SN! 04-0225.2000 mengenai Persyaratan Umum lnstalasi Listrik (PUIL) '.!000 sebagai Standar Wajib dr bidang Kerenagalismkan
I 0. Keputusan Menteri F.ncrgi dan Sumber Daya Mineral Nornor 2053 K/40/mcm/200 I tentang Peneiapan dan Pemberl.akuan Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistnkan.
LAMP IRAN
-e N ;>I 0 -.... .,, r-: .,. .... Y. r- - "' .... Y> ...; g. -e- "' ,.: c.: ..... ~ N - 0.... ~I M "' c; "' "! .... N ": N -"'
.
'"' .:::>
-
~1
--
-
"'.,. ....
00
,,.,
M
C;
"'.... "'O! ... -0
I cc
..."' !.- e 0
I
"'
...
... ..-. ee
...
('-f '
e-
3
.
"'
0
00
00
-. - ...- "'
..
:e -
~~
~,=
0
M
--
"i
c
r-
-
0
00 0
0
'OC
~I~
00
-
00
.,.,,...
.,,
;: I ;:: co v. 00 M
0
.()
0
00
0
-
-o
0
v.
N
.. C>
v,
00
t'>t J !""';
:::
... .,.q"' 00
M
"'c
.. -
"' ..,E"'
;;
... "'s -"' e-I ,.., .,. ... 0 - "': ,...., 0 0
-o
..."':. 0 .,.
-
..
~-' """ ~ 0
...
00
,~
~·
~ c:
-..
,,
00
M
0
..
,.. ec
<;!
~ ;!, ~
e-
,_
c.
c
-0
c:
~
" _;
" c
c
c~
:!!
0
r-.
~
0
""
a·
c: ~
c
c Ol ·~1
::::. 0 c
N 00
N
N
.0
c-.)11; .......
...
00
§
$ ... g g ... ... ~ ~ N
-1_,. :8 """ ~1oc... "',.., :iO -- ..,......0 oe-,...-co;~
~
-... ...""' co.,.. El: "' .~-. u"".... .. ::.:" " ~I~,~
..
. ojg
0
!:.
N
- ... .."' - .... ....o0
'
M .... 00'O .,., 00
...
v.
<: &
t": r'\
or.
0
c
•2:
~
-e-
o- ,..:
eo c
=
c
0
-~NM °' C\... 0" 8..... 0
. -0 "' "' ,.."' -e-"" .... o-
c;:
•D
:';f)
('I
c=>~:::ion
.. "'- .., ..
- .. ,N
-
............v1 .. "'!'°
Q.,
.c
M
0
N
M;!( o.
v-, 0 M 0 0
.... - ,... .., "'..... M -r "j 0 .,., ,"... 0 ~ e- rl.,., v-, M N "'- .... - 0
oO 0
I
¢
0
e-
-o
M
"'8 ::; ~1~1 "" .,~. MO 3 ir-"' .. ('I ..., °' .,. ...
I
-
.......°'1'.°... ,._. - ...,.,.,.,... :
I ,
0
0
0
•
M
r ...
0
~... -- .."'
0
N
M
N
"'1~...:
....... °'01".,..' $ ~.., .,., g .g;·. .:..; ... .,. .... .....
§ e-a ...-,... e- c
M
N
- ,...
8 ~~~ ~
~ ~
0
00
00
C'
'°" "'0 "'
.- .......
- -"'"' - "·"'.....
-e
0
rt oc
~
I
..
_ J,... .. ~,;: ; ~.,..; °' - e-·J;-:- -... ............- 8~ ~ i,..., ..; - - - - "'2 .,., .... 6 ee..,. ... "' "'.,;"" ~ ,...... 8- ,..,- "'- ~,'°•. c,v. -- ,,.,, .... .... -- .... .."'... -....- ·-.... 8;;,'°I"°... ~- .,.,-o"'- ...."' .. --
.,.,
r:
"'... :s; ~.... .... ~.,. .,. :;
-
~
N
0 (>.-M
I-
...
M
!IQ -Coo
I
00
M
-"° .......,, .,.,.... ,.,,., ~ c-j,..; '° "' c-. :....c: ,~;:I: N
JON 10\000
1:::
-
"' oO
-
I! V\N:g
..,. 0.,. -
..
I
U)
..
00
¢
("\f """ -:
... 0
~ti)
e,... .... "'"-o .,.. ... ...." e- "".... "'.,. ..... 0 "'.., 0-" 0 , ~ ~ .... 0
-.... :1:
0
...
:: ::0
-o o ce ...0 8 -- "'°'.0 v-: "' -e- ..... .... ... ... ,._; r-- ~. 0""' - 0
...- - 0
v
<''10<> ~"' ~~I~ .... .ri-V"'l .. ; . ~l~t""I
,... V>O..... ,., ~~ "' ,,. ,... v'
-o N ee ~I o"' .,; 0 ,..: ..... M _,..,..0 c- 000
<'>. M
e
1~
i
,
0 ...
~iN
00 f"ll N ...... V" ~
~-c.r---r 4"'1 00
.
c-,
I
s gig s ~
,- -,-
~ 8. ~,~
- Cb'~ ~- ... .,; 01~ .,, "' r-¢
~
il~
ree '.t:; ·--~ ,; r-- ~ -
... ... - ... ;:; ' ...- .,,- ,._...
!5.
"'I
g' ,,..1..., ...
N
r-
M
.. '° ·"'~ M
oo
I
' :£;1 ~ JO N IM
~I~"' .. "'"' ,..: ..., v: I,,; ..., "' ::g I ;;; -... ...-· .. ... "'1--' .,.. - .,.... .,., -... "'1"' - ... ...."' 0
!; ca
ee
-o
o~~
N
rN
"'!
~
"! «» e-
"'
~
:io
.....
ori
,,; c'
"'
~
-e-
r-
I
N
0 N e- 0 0 o
0
00
M
0
-o
N 0 0
..., .,, .. -- ..,.., .. ....., ... ~t;::; - ... -... "'... I .... s .... ,,. "'...."' $,_ ..,-8 =... , ....... s s .. " ..... .. "' "' 8 . ..., ....'~
..., Ir-
c;
I
.,.,....
I
o- 1-0.,.,
...,
-
..... 0
0
o"'
I
00
M
....»r 0000...,
0
"' "'
"'
e-
,... r- '""' ,....
0
..,. ....
0
r-
...,0 c; -e- i::. ... N
c-
N
&'""
.,; ~ ,..;
~
I
..,.
~
i;§ ,."' -.....,. ... "'· s '-;s:... ,..... -s~- ... s "' ......- ".... s -... ..., " "' I N
e-
or
0
~
E
M
-r
~
0 00
~ ~
I . .. -cl'°.... ... "'.. s .... - $ ., "' - s ..-, ....
,.,
0
~ ~~
~'
N
~
N N N
":
g '8. ;J; ..., 8 ..., .... .... 00
..= .... -"'- .... .."'....... "' ....... .., ,.,
e
00
~
'.'.!
-o
--
IC-
eet .....
e-,
~ ;!. 0¢
'°
-r-
N
V", e0 "'1'1V
r-
..., .... 00
0
"'
.,., .... e-N I· -<>. .,,.,. .,., :::.... I ""' ..5 E,... ci o· .:j ... ,,; ,,,g -r 'O ... .,; ...., "' ......., r- "' o:l-i--'---+ V""'
.....
i-.
~,
... st c
"!!f' ...
=
c:u
I- ::(
Q.
§ ~
u
...:
1.:;
"'
"'
..
"
::0
Q,,\
;:;
";j
.."'
;;!)
~ ~
:;~ii = "' ~ .::>.o~,5 «": •
0
C'
I
ti~
c. ~
·-. ·-
'C
"'
c· '- 5 .:': !S ~ -!!! e;,:,) 0 V)
""
"'
c 1-
~
..
....
~
·~ ..,· :-: ,. ,, ~I~
... S!
~I
~1;;;~~~1
~~~~l '° °' s f"•i
:!.: ~ ~ f"',I ..-1::?
~
"'
t\~ E't"4 e
0
>---+-!--+-
~
I
...
~ ~
~ ~
a
c:
c
,_
'"N
-e
6 ....
-
M
..
..,
v-,
,.,,-..; -c~..; '°"'C'i ,., e-...."' ec
,~,
r-
.... 0"
v;
00
"'
- ..
,.,
N
-o
00
0
e-r c
N
,.;
-· ""
<>
ee
-r
"'
'~
"' "' 0
. "'· c; "' 00
........
N
ee
0
0
"'
"' -c
<'\ 0
0
_,;
,.., .... '°0.,., ¢
<'i
..-:....
e-e
N
..., -1 c- 00 0 «) ,.: ,.; ,.: g
<>•-
0 ... "' "' "... - ~ .,."' •• ...., "' ¢
.. - "'· .. " "~s ~ '1
0
-e-
~
....
I~
0\
0
e-
~· __
r-
........ -o ,_ ,.. , "' ,, ,.,... ,., ,., ,t· ,_,. .,.: "' ....,; "' -o ~~ ~ "' "' c r-, N
- ... -"'
.'
'°
N
.,..
.... c
.... "' -t: I°'~ .,, ,,: - ,..; -o ,... .,. C'0 -o ,... 00
"" "'... -
cc
--
--
..., .... -.• ,.; ,., 00
,..,
,.;
<:! - ~
- ....
"',...; 1..,.:""
:!:! I~
..."' g,~ .,.,
-
... ...
C'
1...:
C'
"' "" 0: :i. g $ ..,., . '": I ~
.()
..,.,.
..
.. ,.., ... .,.,"'· <>
00
_ ~ '"\ ~I~ .,: 2 ..,. ig ~ $ ~ 0 .... oC
... -
•
I
0.0
g ... -
"'
~I
....,. .... "' g: ...
.. -- °' -~lg"' .... "'"'-
$ ~
N
ee
X>
,..; ,.;
.,..... ... "' "" "' <'\ ~ ~ ,.; ,,,; -.,, g g. ... "' .,., ..... - ... -
00
0
..... ;;; -
("'I
'" o4 ..,. ;; "'
C'
e-
N
0
ee
--e ~18 lo ... !;; ;J; ;:I... .... "' -.... :a.... 61c-i "'. ...,- ~1~1 "' '"'... .,, "' ....,... ... ..,. ~ -.,.,. "'"'fl :; .,, .. "'- .... .. "' "'·- ... - - "',., , 0
- "1-
-... .. - "'
~
I
M
q'
~ .... "' 6... .... x"'.,. "'": c 6... S'
-t
I
("'I
1--.
0
~
ro
.,,"' "'..... "'·I .,,"'· "' ....... 0 -\CI ... "',... ... "'- ,.;"'
<> "'
~
-.... .,. - ....- "' g:..,.- "' "'·:r o.
-
'¢.
... I .. f:! ,.., ; ,..: ,. 0 "' 0 .,., v- .... "' -o "' .,.,
0
-
00 .... l(
ee
- -
rs
N
N
0
~
0
.. .. ! .... ....,,., -.. "'... ~· .... ....
..
o.
. . ,..,- .,., ....- "'
M
or.
,,.1
-- - "'.... o'. .. -· " '° "· "' =-. qi'"' ~ "' ... 'i - c~.,- "' "" - -, - "'...
6
0
N
>--
..,. .... "' -c "° 0 0 'Xi "' .,; 0
.. ..., "' .... "' - ... -
.I
.... ...- ~-·~ ,,; o."',., cc ... "'" '"...' "' "' - "'"' ~"· -o M
ro
0 N
.., .... 0
.... v .,-;r-"
.1~1~ ~~IN
0
00 00
,.,.; " "'- .......,;- '".,; '" "' 0 ,f ..,.
~· ..,.
"' 0 .,., "'
-ee
o•
-10 er er ~
00
, ... "'
t-
....,; ~,.; 00. oO ,..oO ....,..; ,.; "' -o -c
'O
.,., .,.,
"'cc ~r--
Vt.1 ¢'. t": It'f 0
... -o
:5
o;
~.
ec
.;, e(J 0
- .i 0
:!
..,.
.; ,,,;
""..,.
.~"' ~Jo.,. "'..
c. ~ ¢ ..r; ~· ::i 00
~ ::s: e1 e~
f"""..
N 0f""". ee
t-
N
g;
-6 ...-
c
-
000
-"'
o-
0
-·
~1~'~-
-- 00..... ;-;N "'~ ....v . ,,;-o-s c-i r.-:"" N '°- N.,; -e 00 0
,~~
;)
"
I
~I "'
N
o-
Q
-c ,.._
.... "' ,., ... "'
-
C>
I"'
c ....
...- "' ... N
C> 0
"'
se .., -!'::
........"',
VO
\,0
-e- ~
"'
0
"""!
cc O!V"J e-- :C·N
C1'i ..0 ~ >D ~
-
-
"'
ec
00
°'
ec N
--.- o-..,; -· » '"' ... M
e ": v v.,_,Iv 'q°
-· .,..
.,;
r-
N
-
-
..... o-, ,.; ~
N
e--,
0 - "" ,; -D
·~- " "'"'"' ;::;
<-I
~· .. ,_
s--
-c
-e- "' •
"'..: ~·...,..
N
0: c-
-... • "'-"' "" "'- ~I-
0
-~,
\O,.._N"1'0C.tr.(,._ r"'!N ..ClrlVC\("-l
I '
0
_,....':C-CN'-0
!;'•":X •ON
,....; r--:
v
---' C'I e-,
.,.-, ,_ r-• 0
..:; ~
..£)
~ $: ;; ('"', ·O
-
.;,:
~
-
(''°\
"'
v
-. -· "' ,.: ... ....: I =' .... "' "' e-
~
NC
-: I..,. v. I
0
<J
...!.,
C> 0
M
-o .,.,
- ... .....
NV'fr-:~·oo~c\M
~
~
-e
n
r-:
,.;
-"' ---c
v.
N
e-s
... .... .,. . - "' ""... c: ~)
-..-. ....
C>
.....
v, 0
- " :;1~ -, ..,; ee
cfr-... -e
!
0
C>
0
M
~g ....
..
..r. - . -e ee
~
<>.
n
<'> M
c-
00
.0 r-
_..____;
... c-
... '°"" ;i: 8 f"I
M
0
c
°"· ..... ,:;. ~ e+ 0
0
°' 0
"'
- 0: :i'.i' ("";
0-. 0
C'I N
ce ~. t~, V)
'...? ...... -
N
~·
~l-...l----l-+------1 .... oi.,;
..."'
"' N
~
.:i: 1-~-1-
-"' ..
00 "'
,.-. . '° "° (""",
ri ce
M
·;::
r-J
o,.:
-o nM
.c
::lO\
-
0
-o .,.. -... a,_ q ,., -: ,,,; -e
-e-
-
-. ~ o,. :q_.-MN
-·- ...
..::.. "' .. "°-"" ...,.- "'........ r-a,~ ,.."' ..,, .. - "' "'-"' "'-. ~1~ "'Qc
.... 0
Q "'
'"1-q -00-,
- c 00
a- v-, ~~
0 o .., .,..; .,..; r-
,._
c: I•
:2
~.-...-+--+--l---l---+--lf-+--'-+----lr--t,-·t--t-~
~ 00
~
8 ... "~
--'---l----+---l-+'-+--J.-+---+---+---+-818
old
:.c: ~ ~ $'.
8
;e· ~~..: :::· ~~ -
..•
,-
-:.~ ~t
·~ ;;!
c: ,.. .... 0 " ~
....
,
.... ~ISi ::i
-.... - I$...-
0
....
'
T
T
I
~~~~i~~-r .... .... ~ ~
,
I
f'i
119
LA.)IPIRAN D ANALISTS PERHTTti:--!GAI\ ~fENGGC:~AKA.'i SIMPLE E
D. I Variabel-Variabel yang Dipakai dalam Perhituogan
Simple E
Title and Comments
l:nit/Satuan
Sumber data Variabcl Bcbas
BPS. DLSOUKPll.
Rumah Tanw Bcrlislnl:
!JPS, DISDUKPIL
Perindo:slrian Pcrdagangan Pcrckooomim
flPS. DISDUKPIL BPS. DISOUKPJL
Kepala Keluarga Kepala Kcluarga Juladn Rupiah Julu>n Rupiah Jutaan Rupiah
PDRB lia.rga Berlaku T aban 2000. ?006 Komas1cl Pcmerinrab.tn dao Sosial Kcmasy•raluitan lndustri oanufal.tir PDBtOlal
IJPS
PLN. l)f,SDM, Disrambcn
Jn\8
PIJ!)ula:si Rwn3h·langga
BPS. DlSDUKPlL
BPS, DJSDUKPIL
Ktll'llagatistrikan Konsum•i listrik (penjualao PT. PL,~) Rumah Taogga Komcm.l P•mennt>h•n dan Sosial Kcmas~·ar
GWb GWh GWh
GWh GWh
Taul Elektrifikasi rumah
Jutaan Rupoal: Juraan Rupiah Jutaan Rupiah Jutaan Rupiah
tanggii
Jmnlah rumah 1anw Jmnlah Rumah :·an1t~ &.1isui1' RaslO cld.1nfika
Kcpal• Kclm«i;n Kc-pal• Keluari;o
••
Model Energi J. ~fcdel Persamaan Ln(Y) = • + bL.n(XI) + tln(Xl) + ... k.Ln(..X.) Ke1eranga11Kode J ·arial;el ·
POP
Kebulahan Listrik Jumbh Rumah T.. gga Populas1
LTK
Lastnk
PDRB
Prociuk OomcslJI; Regiorul l.aju Pcrtunbuban
Kl R.\1H
GR RE RT
KRSL
PU IN TOT BfN KP
IU.«0 Elektrilibsi
Rnm3lt Tm:gyi ~ gan.l'Kom-:rsial Pen:mnllllnn
KT
R:mlcn KabupatCO PU!Ccglang Nlbupaicn Lct»k Kabupa1t.nl angcrang
KS
Kou Soran!(
lT TC
Koea C.iJ.;:son
KL
Bnn~
KOQ T•neer.>ns
iji
I•/
t
k
,.
II
~. ~i.: ',·.·.. ·"~·:y ·1~ I· ...I~~ ;{ ':· ,!·.·'\ . j 10
0
;~ppr;~
I·1:\•~j·•: ': ::,'J ··~
·.:~r: ·!~
+
.. ! ~ : ) : " •';t
;
~~ P:S~; t- •.•• ,
.. r
·,.;7,
~
'•I
... rr ~ . ~.~·..·.~· ..• .,.·,.r,,e-.. I~ '; <;:.. ~,:'~'1-l ,, ':;~···~{;:. - ..,, ' ,. t"t+~ ~1~ ~~~r~::.r ~'i ~p~; f~:r-r ~ ~~:vpv
'i rI~ ,.;~,:'~!'',+ ,('/
t:
·~
.~
I
':
.. :j r •• .·:
. ......
'~ _, ~ ..... ! ~ :f~
~:~;:~~ !.:. ~ .~
.~·~, ;
"; .
{,;(.•,'!'
:-
'
'
. !!~4i:.: ",." "'I'"
_,
+'
'r ~.;, ~; (
:,
,~ " !r
....... "'!2"~ ..
\'~
,,
; ... :r.;!:
~
•,_ "
[:
,••* ~.' •t.... ,, ;
".. ' t ., • .,
,;.
r
,;
••
·'.
·'.
!
i;
~
I
·'' 1:2"
r
,' ' .~•· .I
, 0....
1
•; ,
'·t
;-;•,
1:1 t ,..
~ ~
'·'
.,
·,
,,~,
;
·;
r
-e ~ e;·
..
•
~ ii
'
;.
:::• •
:
~,,.
:
VI
•
~
,
! S!ii.iH~ lot!i !CC~
' "' ~ ,.
g:f~r1tt
li~ ~~~
;f
, .....
~~?
••
ti
µ,~~~~
"V:<'P:1
J,' :1~,'~!~·
t"·'"" -~\fJi
tt·'·'.tl•• ~nt -r:
~,.,.;u
> •• >
~~~{;
••
;:('~!;:::
~ ~~i!
~~~~
'l"J_'••O'j,, J'J
•:,•\,I .: :: .: ~,.<•.,
·'·~ ·' ~
'"{
"
:.::;:{~~
~~~~~
t:~\':;
".~
~:~ ¥. ~
~~li ~~":
~T.~ :i
s::..·~
.,r .........
. ::~:.:ii
~~~~
i~
~{.:
sv '~ !l's
3·
;;
gig~~
'it• :->S!:t ).<~\~;?:::· .,r .... w ..
•
!·"f
~}:j {( ,, .. ,\IV
-:i:: ': ":
~·¥:i: ·: '+!!;'!., :::::::it:
~ ::•:.: ~:.I'.~~
~@~~
··;.;i:
!~~?. ~~=~ :;~~~
~~~f.
~....;~'"
•.,~RH
~::1:;
"5 ~~:-:ii
~i .i ~:}· ....,......'
···· ·
1;:·;;.
i~~; '~"~ '· ~j
~: ~~ v
•:\°.-~
\
·~t~~ \;;.;~.;
~~.·, . 1;. .. ;,~~
:;
~ .. t.11
~::t·: ··~'9:i;
~~~~
~iji;i)
·~ ,, . ~ I?·· ... .. ~· •i ,:\~.
~~~~ !.° .... v
"
" ,.,. .:· ~
n ·' r-
·'
- "1.\
";'.;
.,
~~~~ jiH~ ~~~'.
~~i;.]
.~c ..
J:~~i •i!;:;. ~:/i:~ ii:.~~'; ,, ~' ..
1:4~~
?.~~~:
~~r.~ ...
~~;~:~',.. . it; . ::
'r
<
.,
;
:! ::
::
~
,'
"' 0
..t: . ~ . " .., ·: ~ .-!·::_ I'' '' '"
'> •• I . '. 4
,. i::~. .:··.:/ '..~..,~.
1,
:l~f·~~
;:·.·· ,f·.i' •''
.
.. ...·~·": ·
, ".t• .. 11.
•i
1'1'~l·
:. ~c I
f~
':'i
I
·,
·'.·,
-~',~,
<:
•
·;~
" ~
,
-.,
'
P.
4
·~
"
:·i
I
I
I
:t:
~
l
·'
~
ii'
'·,ft ••
'2.
•,.,
?
I
.. •
. :.....: ~
,.,
: 1.::.::
I
•••
I
~
t•,~ ,.
'• I
• ••
\
,. • !' ~· ':
·}
!
•'
'
.. '"..i'... ;i~ j r . :'l
. : •tr r
w /•
;.
{jo
·:.·~·,
•·'
:! •! ,,
·' .. J. . r•,
'
'"I
·I
'•
r..,
:'.; 1"':
: .:.::l:! 1
1~
•'
:· -,I,
,.:,,
:'
. i:. ~.., ',
'1 , .....
~
'
r
·.!·.: < ,.~ ~.
,.
;; "r
• ::;: ll ·~
~!
" ',":.I
,1
-,
>
,!,' ( (:
J .: .:-~"
f ...
'( (
1. l 1•11 ~
J I'."
01 0
~1'1
,
:
' "
t'
,.
,I
'\
:.1t·:;:",•"a:
,' ~
I
~ ·', •.'
:
~\,
.: r.t
r
h':
~
111:\.1 ,I It l
r ,)~ 1. .~
I
;; ,,
0
1, ..... ,, •
1'.1 '; ·.~
,•I,""" • , .. )j!A
l·•·a,~ ;... ,':::, .i ,!
I~ r; 1, \: ~;
(
'
,1;.
•l:t..r~:.
1'f • 'J,I
.. ,, ~ .. 01.. .,1.:~:i ~~~~ :'.:~.i~·~t,! rr. .·r;~:;~ ' ~ :;:: .1.~:1; ·.~
' I \l/ 1 it
·~
~:~-·1 · ·~·••:.tr. ~. ~ ./•J·,~·'l {~. ·1I"~·:;r~ I~ . ~; · . . r-, ;'• ',( -, > r :.:, ~· L . ''" •• ·~~;i{·~ ·~~i~ ~:~ .1g.i-! x :~'' :~~ ~ : ~ i ,. ,, - ,•, j ':,/ ~·r ;' ~· [;;~~~ .. ~:-::. -e ·;~:•Io: .~~~·.:~· .f-:. ~.,·!•:·.::t~ 1,'~'....,·.·,)'··1 • ·, '·'i, r E: ~~ ;1;~ I"·'"' ·:r:. f ., a• :." ;~ ~ :~ !' r. :''p.,~ ~~•,,.'91!1~.. 'i ':i: :1;i~~"'.-; i'"1;.:tt:1 t... it'1•' j''!!I1 •• ,';{: .·". :1 ,.. ,;~~·'• :. ~·: t ·~t~>!. :::: ••. d,'. •• •.(~ r. " \''·'·i 'y\/r'j·../,.·.,~· ~ :: 1;t·: ..~ I • "rrJ r..' •• e J '1•1,.,,•, ; 1i' ,. •' ,. r ,,,• p·. ,..~
.;,
...
:.1. ·, ':, ....
I
i/., ...~.'}' , 3.-:
(
\.~;..~~:.t.h~•,~
'n .;:~;;:
.·,.·'j'.:i:..:.·. . ~- ~·, ~"
r~
....... ~:~
''r :. ~ (
.. ?~~~n H~~~
"'' 1f·1I
''I
'1 "::: ~ t.
.
,, ' t«. ·.. : ·,.:; JI/:
•
.·:.
,/·~~.· .1.:;~·~·~;.. ~·,.•,.. ~,, .., . ' -~·' I.)'". . ' t·,'i'~(,'
1 .........
' , I·','
/·
{r
.. •.. ,,,;
· .~,~~~~ ,, ' ..~~·: ~
:4 l j
' 1.f
~·' .•./ ·',,.
,','I
,1
''·'"
....... 'i ~
I
~•• \·~• .!i.t'~.'
'j I"·)
,,' ,!/ .. ,., : ·.··~ 'l
t ( '•',. 'I
. . ·.
·, . ··~ '!
"; • ..•
'!
:. "''··~ ...
,' ::
.;,
'·~
J
.. ,:r: ...
+
I:
..
';.1
•i
..
I
."
ri,".:
I
'
• ~ '·'
·~'I ' _, '"J
!
~
';e ';! ~:;~; ~ ~ ~
..... t. -41
:t~
"'"''''" .. <(>••
...I
.....
...,.,_, . . o(· ... (" ...
. .. ---
:'C,:~:~~~\:~C~~~~:,( >•" ._..,.._ \,)'..,. ...,_ ,.,,., uoic '1' -
V'
II"("
:~ - ~;-r;; \!.;. :~~
-
-
r.: 'l
•Ol.t>Qo'"•lll0••~•·-0::0:~
..
sr t r r>: • • •F
r- •.'
.. ~ . '-" . :' r e : ~~"'. .... . •, ~ . I
U.
•
U
• ;Ju
.....
-..-
:~ ...
~~ ... i:~: .;. ·:c-;:-;-.;.
.._, • •
•oa>
r.:,.. ':!';; ·~ ~~. - c
.... .-. - ..... _. • . ! ... ,; • :
.... ...
.=~it;~
u-<...o:.
uv-
--
.
>
,._
"I
lo •
'.:
'l
...
(•
...... . . .........
~;:-;,;.:. ~
-- ..
4.'-"'"l'""' .. ·-o-, ..... ''""
.. . t:!. •
-11:,,-1 (•• II 11 t JI ..-•
· .. , . •
:':;-:~ ::!':
'"
'
--
I
-...............
G:.::C:.~ ..
..
-,
...
.... .
~~ o:;; tr: ~t: ~ ~: s:~: ~ :· x:r: ~~: ex t:
'VI~;!~.
... ~: • • ",• : •,,• i,. I : ,1,·. J
> t
I
:'!!!!(;.t8
""'°'-··· .. :!:::.:...:
.-
... Q .. .............
. .. •'•
..;_
I,..
...
~.'
:::;.02.;:~t; .,j.~
-
_
,, ....
.
~==~
u~~l:i'.:
"J
-~
-. .."' ~ ......,, .. ..,,.
..
t~
/
.... .. . -~ ... :~ ::- ~"':.-: .. "' "'"'.
..
·:=:~.:·;
'";~ ·...-. .....-..... . ,____,, ...' .::t.. :-.-::':. :1.;·~~:?: '"""
n~e7.:.! '}
v('I .... ~>~
•••
<."""\ ...
(:~:.S:;t::
..
~..
tt~~!;:~
.. '
~~:~~~ i?~~~{:
·:
•
.11
. . -•..
; .: , ~. /
•J
'·
. ' '?-~
'
l
w-
:i:
:! :
0 11"' 1' :
.. -
•• J • I
'
'
'
1-l
'"
I_
0
Keoutullan Energi
... c"' "'
N
N 0 0 0
0 0
r-\_\.
0
0 0
0 0
0
0 0
<.>
i,.;
...., ..,.,
-
$el
--
,,,
"'00 ·:::>0"
0 0
~
I
"' "' 0 .,,~ 8--·n
"'
0
0
!~
0
0
;:; 0 0 0
co 0
I
"
':1
"'
!J
.,.
N 0
'
Kl
~ c
~·'l
..-. ".. "'....,..
3.,,
~
~ • ~ m ~
:3
w
..,
';:
:3 Cl
0
•'
~
,.,~ ~ ~ ;r
0
-
..
~ ·;~ •~
., "' .'.. ~. ' "' "' "' '" "' "' .Residual = Actual • Model 0
O'·
0
-
0
(J
0
0
..,.
"'=
ti
'!9.
" "'"';;
:::!.
x
"' 0
s
~
...=..,
,,.. e
"' 8
,,"..
rc;,·
Q.
~
;; e
'" 0
0
~ 5.:
(_......
;,,
:::0
;;;
,•0 "' ~
~ N 0 0
• n
"'~ "'£
'ti
-I
N 0 0
(3)
..
?i
N
"'8
"':!'I .,,.
Kebutuhan Energi Scldor Ru mah
"'"
N 0 0
"'
"' ,:, ,... "' 0 0
c
:..
0
0
"' "' "' '" "' Res.idual
= Akf11~1
...
!"'
"'
~ b.\odel
Kebutuhan Energi Listri'k SektorPtmerintahan d.an Sosiaf Kem.asyarJk~tan
"'
0
0 0 0
"'
- -"'
N
0
~
"'"'
"'
0
0
Kebutuhon Energi Scktor Rumah Tangg:ri
"'
·"~
0
"'~
\S
...,
•
\:/
~ ~•
..• w
12
"....-
0
s
.,. c
'O
"' "' 0 0
:3
..
~
0
.. "' .. - ..- -
N 0
o
0
.
"'
5~~
;:;
0 0
0
0
\
"'s
\ \
8 "' ~ 0
,.. .,."'c
..-
'ti
C>
I
0 0
"' 0 0
l.- "' IC
...,
.Mi
0
s :..
"'
:..
p
"'
0
0
"'
Residual= Actual- Model
"r:e
\
(ft
"'
0
\
0
,"' "' !'.< ,x x "' ~ w
8
«>
0
~·
N
0
n
....,..
:3
8~
"
m
~
(})
N
~
eo 0
ro 0
"' 6w
b
;.,
p
0
0
:..
\J 0
"' "' N
Residual= Actu3.f • Model
0
:..
.,.. ,..
;/:'
0
Kebutuhon En•rgi Listrik Sel
~
8
"' 0 0
0 0 0
-·---
i.,;
-"' ,., "' "' "' ... "'" s 0
0
g g:
<' 0
0 0 0
0
0
0
0 0 0
<> 0
0
"' 0 0
0
\
"'9 0
,-
0
0
i::l
N 0 0
0 0
"' ... "' 0
0
0
o ...
:?l 0
0
0
0
co
::l .,,,.
I
-
..,, 0
Q,
9
~
.. "'c...c,,.
"'I'! 0
"'0
0
Cl.
·0
N
I>
x
"'
0
8
"
.
0
"' i::l 0
0
~'
en
C""
ro
a.
"' 0
0
Rtsiduol
= Aotuoi - !Mdel
'
•O
0"'
0
.,,
0 0 0
"'
0
re
w
0
0
"'
0 0 0
0
"'
0
-r
-"'
0
=Actual - Model
=:.;
.:..,
Kebutuhan Energi Sektro "-merintahon
Soktor lndustri
0
;,,
8
Ktbutuh1n Enorgi Listnk
"0
-
;., .:. 0
....;
_J
"' Residual
o> 0
-
~.·
" ~-;::' .....
0
N 0
t""'
c
N
0 "' ...0 0"'
=
..a:
0 0
N 0 0
0
!!.
"'... $' :r.s.
"'
0 :I
;,. io 0 0
:.>
t)o
CD
0 0 C>
o
c =l"l
N
~ Q iD
i::l 0
~ o:r
;::;
dan Sosial Kemasyarak~ta:n
0
0
0
"'
0 0
0
0 0 0
~
-
"' "'
..
-·
"' "'
00
"'
0
~
s
9
~
g. "' -c
"~
.. .,..
....
"' "' 0 0
:>
Al
.,:>
"'... 0 0
" e
N 0 0 N
..
ll~ :I
"ti
"
"' "' "'
:I
0 0
i'
ID
ii°
"
.
ID
0 0
N 0 0
....,
"' "' "'
0
s»
"'
0 0
...., 0
"' ... 0
0
/_, 0
;.,
0
0
0
=
-
·---· 0
"' 0
w 0
R•s.idual Aotucd- Model
... 0
"' 0
b
b
"'"' "'
b '-
"'
~
b
o
"'
0
0
·~
~
Re-sid~I •Actual - Model
-"' 0
., 0
"'
;:..