KAJIAN POTENSI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL
1. Pendahuluan. Otonomi daerah telah diluncurkan sejak berlakuknaya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan undang undang Nomor 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan. Berlakunya kedua undang-undang tersebut dan penggantinya membawa konsekwensi tertentu bagi daerah. Pada satu sisi terdapat keleluasaan daerah untuk mengatur dan mengelola rumah tangganya sendiri sesuai dengan situasi dan kondisi daerah masing-masing. Segala perencanaan terkait dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat dapat secara fleksibel direncanakan di daerah sesuai dengan kondisi dan kemampuan daerah setempat. Namun demikian, pada sisi yang lain hal tersebut membawa konsekwensi logis pada tanggung jawab dan sumber pembiayaan. Daerah dituntut untuk semakin mandiri dalam perencanaan maupun pembiayaan. Bertitik dari kondisi tersebut, penting sekali bagi setiap daerah untuk menggali segenap potensi yang dimilikinya dalam upaya meningkatkan pembangunan di daerah yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Penentuan prioritas wilayah dan sektor pengembangan
seringkali menjadi salah satu
permasalahan bagi pemerintah daerah dalam merencanakan pembangunannya. Misalnya, apakah memprioritaskan wilayah pengembangan atau memprioritaskan sektoral sebagai prioritas utama pembangunan. Namun, seringkali penggalian dan pemberdayaan
potensi
dalam
konteks
pembangunan
untuk
mencapai
pertumbuhan ekonomi menimbulkan masalah baru, terkait dengan dampak pengembangan tersebut, . Beberapa permasalahan yang sering kurang mendapat perhatian antara lain masalah sosial (terutama pendidikan dan kesehatan) serta masalah kelestarian lingkungan. Pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesjahteraan hendaknya merupakan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Dengan demikian, kesinambungan pembangunan dapat dipertahankan dalam jangka panjang.
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
1
Pada sisi lain di era globalisasi dan persaingan ekonomi global, peningkatan daya saing daerah menjadi krusial, mengingat keberhasilan (kelangsungan hidup) komunitas ditentukan oleh kemampuannya beradaptasi terhadap perubahan yang cepat dan meningkatnya kompetisi pasar. Oleh karena itu, setiap daerah perlu mengidentifikasi dan menganalisis potensi wilayah terutama berbasis keunggulan lokal. Dengan demikian daerah diharapkan benar-benar mampu menjadi basis pertumbuhan ekonomi nasional. Suatu daerah melakukan penggalian atas sumbersumber daya yang dimilikinya, sehingga daerah tersebut memiliki kemampuan untuk menjadi unggul. Dengan menggunakan beberapa metode pendekatan berikut: a. Melakukan analisis dengan metode Location Quotient (LQ). b. Melakukan analisis pergeseran (Shift-Share) c. Melakukan analisis sumberdaya dan IPTEK. d. Melakukan analisis sinergitas kebijakan. e. Capital Output Ratio (COR) f. Analisis Skalogram g. Melakukan analisis homogenitas aktivitas. h. Melakukan analisis kesesuaian lahan. i.
Melakukan analisis daya dukung lingkungan dan manajemen resiko.
j.
Melakukan analisis sistem transportasi (Origin Destination).
k. Melakukan analisis pariwisata. l.
Melakukan analisis SWOT.
m. Menyusun sistem informasi geografis (SIG) hasil kajian potensi. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi secara ilmiah rincian semua kekayaan/sumberdaya baik fisik dan non fisik pada area (wilayah kecamatan tertentu) sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi kekuatan dan potensi untuk dapat mensejahterakan masyarakat. Hasil identifikasi selanjutnya akan digunakan sebagai acuan penyusunan kebijakan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
2
2. Gambaran Umum Kecamatan Limbangan merupakan salah satu 16 Kecamatan yang berada dalam wilayah administrasi Kabupaten Kendal dengan ketinggian tanah kurang lebih 426 meter dari permukaan laut. Kecamatan Limbangan yang memiliki luas wilayah 71.71km2 atau sebesar 7.16% wilayah Kabupaten Kendal. Secara administratif, Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal terdiri dari 16 desa. Penggunaan terbesar tanah adalah berupa hutan dan tanah tegalan, masing-masing 38.98% dan 34.93%. Kecamatan Limbangan juga masih memiliki tanah sawah yang cukup luas, 17.04% wilayah Kecamatan. Tidak ada tanah yang digunakan untuk pengembangan tambak dan kolam. Jumlah penduduk Kecamatan Limbangan pada tahun 2009 sebanyak 34,339 jiwa, meningkat menjadi 34,546 jiwa dan mengalami peningkatan lagi pada tahun 2011 menjadi 34,468 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki dengan perempuan cukup berimbang dengan penduduk perempuan cenderung lebih banyak. Desa Limbangan merupakan Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak dan terpadat dengan jumlah penduduk 5,196 jiwa atau 15.07% dari total penduduk. Kecamatan Kedungboto menempati urutan kedua dengan jumlah 3,585 jiwa atau 10.40% dan Desa Peron disusul desa Meteseh dengan jumlah 3,447 jiwa atau 10.00% total penduduk Kecamatan Limbangan. Distribusi kenetagakerjaan menurut sektor menunjukkan bahwa tiga sektor terbesar di Kabupaten Kendal, yakni sektor Pertanian, sektor Industri Pengolahan dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran juga merupakan sektor penyerap tenaga kerja tertinggi di Kecamatan Limbangan. Mayoritas penduduk berumur 10 tahun ke atas bekerja disektor Pertanian.
3. Potensi Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. 3.1.
Analisis Deskriptif.
Tanaman Pangan, Perkebunan, Peternakan serta Perikanan merupakan beberapa jenis sumberdaya Kecamatan Limbangan. Sebagai gambaran sumber daya hayati Kecamatan Limbangan adalah sebagai berikut :
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
3
1) Tanaman Pangan
Berbagai jenis tanaman pangan yang dikembangkan di wilayah Kecamatan Limbangan antara lain padi yang meliputi padi sawah dan padi gogo, jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah. Dengan luas lahan 1,370 Ha, total produksi padi di Kecamatan Limbangan mencapai 7,447 ton pada tahun 2009. Luas lahan padi sebesar 10.89% luas lahan di Kecamatan Limbangan. Adapun total produksi mencapai 59.17% produksi tanaman pangan. Seiring dengan penciutan lahan pertanian sawah, total produksi padi menurun menjadi 5,003 Ton pada tahun 2011 dengan luas lahan 1,037 Ha. Di Kecamatan Limbangan tidak dikembangkan padi jenis Gogo. Hasil produksi padi merata di semua desa, namun secara berturut-turut desa-desa penghasil padi terbanyak antara lain Tamanrejo, Pakis, Pagerwojo, Limbangan dan Tabet. Selain padi, berdasarkan informasi narasumber dari Kecamatan Limbangan diperoleh informasi bahwa sayuran wortel, kol/kobis dan cabe merah merupakan hasil pertanian yang potensial di Kecamatan Limbangan. Sayur-sayuran ini banyak dihasilkan di desa Gondang dan Pakis.
2) Tanaman Perkebunan/perdagangan
Bedasarkan data statistik Kecamatan Limbangan Dalam Angka 2011 hanya terpaparkan dua jenis tanaman perkebunan yang ada di Kecamatan Limbangan, yakni Kelapa dan Kapok. Penelusuran lebih lanjut mengenai potensi tanaman perkebunan terungkap bahwa kelapa tersebar pada semua desa di Kecamatan Limbangan, namun dalam kelompok kecil-kecil sehingga secara keseluruhan produksi kelapa di Kecamatan ini cukup banyak. Selain itu, melalui survei lapangan juga terungkap bahwa sumberdaya hayati teh, kopi, alpukat, karet dan gula aren merupakan tanaman perkebunan yang dinilai potensial di Kecamatan Limbangan. Teh dan kopi banyak dihasilkan di desa Peron, sementara itu desa Ngesrepbalong dan Gonoharjo merupakan sentra gula Aren.
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
4
3) Kehutanan
Untuk kelompok tanaman kehutanan, diketahui bahwa karet dan sengon merupakan hasil hutan yang cukup besar dihasilkan. Untuk karet rakyat berada di desa Kedungboto.
4) Peternakan
Kambing, dan sapi biasa merupakan jenis ternak yang dinilai potensial oleh beberapa narasumber. Populasi kambing pada tahun 2011 mencapai lebih dari 56% populasi ternak besar. Angka ini meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sementara itu sapi biasa memiliki proporsi sekitar 22% populasi ternak besar. Jika proporsi kambing semakin meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya, sebaliknya populasi sapi biasa menurun dibanding tahun sebelumnya. Populasi kambing merata di semua desa, namun beberapa yang terbesar antara lain Margosari, Ngesrepbalong, Pagerwojo dan Pakis.
3.2.
Analisis Location Quotient (LQ)
1) Tanaman Pangan: Kecamatan Limbangan merupakan basis untuk produksi tanaman pangan padi, ubi kayu, dan ubi jalar. Penelusuran desa-desa penghasil padi, produksi padi merupakan produksi basis di desa Pakis, Sumberrahayu, Tambahsari, Pagertoya, Sriwulan, Tabet, Ngesrepbalong, Pagerwojo dan Tamanrejo. Untuk ubi jalar banyak dihasilkan di Gondang, Pakis, Limbangan, Gonoharjo, Jawisari dan Pagerwojo. 2) Peternakan: Berdasarkan hasil perhitungan LQ, semua desa di Kecamatan Limbangan dapat menjadi basis pengembangan ternak kambing kecuali Gondang, Sumberahayu dan Limbangan. Desa Limbangan, Gonoharjo dan Margosari dapat dijadikan basis pengembangan produksi telor ayam ras. Hasil perhitungan LQ untuk menentukan desa basis ini sejalan dengan penilaian narasumber dalam penyusunan potensi Kecamatan Limbangan
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
5
Kecamatan Limbangan memiliki beberapa potensi obyek wisata, yaitu : 1. Sumber Air Panas di desa Gonoharjo 2. Sekatul/Margosari (telah berkembang dengan area outbond dan menjadi salah satu daerah wisata edukasi) 3. Air Terjun Panglebur Gongso di desa Gondang 4. Goa Jepang di Desa Ngesrepbalong. Selain itu, di Tingkat Kabupaten telah diwacanakan untuk pengembangan taman safari di desa Pakis- Gondang. Bahkan telah masuk dalam Perda Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Kendal.
3.3.
Analisis Kesesuaian Lahan
Dengan mempertimbangkan berbagai jenis dan permasalahan sebagaimana dipaparkan maupun gambaran situasi kondisi yang terkait gambaran umum wilayah penelitian dapat dilihat bahwa: 1. Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal pada dasarnya memiliki faktor anugerah alam yang besar untuk pengembangan sumberdaya hayati yaitu: a. Pertanian tanaman pangan. Analisis LQ menunjukkan bahwa Kecamatan Limbangan merupakan basis komoditas pangan padi sawah dan ubi kayu. Terkait ubi kayu telah berkembangan makanan olahan ubi kayu dalam bentuk criping/kripik yang mulai dikenal masyarakat di luar Kecamatan Limbangan. b. Selain tanaman pangan, Kecamatan Limbangan memiliki potensi tanaman perkebunan yang sudah cukup terkenal yaitu teh dan kopi yang sesuai lokasinya dataran tinggi. c. Ternak Kambing merupakan ternak dengan populasi yang besar dan tersebar di seluruh pelosok desa d. Komoditas yang bersumber dari ternak unggas dan merupakan komoditas basis terhadap Kabupaten Kendal adalah telor ayam buras dan ternak ayam kampung
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
6
e. Terdapat tiga obyek pariwisata yang ada di Kecamatan Limbangan yaitu wisata dan outbond Kampung Jowo Sekatul di Margosari, Sumber air panas di Gonoharjo dan Goa Jepang.
2. Dukungan IPTEK. Potensi-potensi yang ada di Kecamatan Limbangan pada dasarnya masih dikelola secara subsisten. Dalam survei lapangan yang dilakukan terungkap bahwa dalam mengelola potensi masyarakat belum berpikir bisnis atau komersial, tetapi lebih menekankan pada kecukupan pemenuhan kebutuhan keluarga. Teknologi yang digunakan adalah teknologi sederhana. Konsisi demikian dapat dikaitkan dengan tingkat pendidikan msyarakat yang relatif rendah serta kecenderungan sifat penduduk desa yang menerima kondisi apa adanya. Dengan melihat potensi pertanian tanaman pangan dan populasi ternak besar yang berada diwilayah kecamatan Limbangan dapat dilihat bahwa pertanian tanaman pangan padi sawah dapat dikembangkan menjadi tanaman padi sawah organik. Criping ubi kayu dapat dikembangkan sebagai produk pendukung pariwisata sebagai oleh-oleh kas Limbangan.
3.4.
Analisis Sinergitas Kebijakan. Sinergitas
kebijakan
merupakan
hal
yang
sangat
penting
dalam
pembangunan. Adanya sinergitas kebijakan akan menjadikan daya dorong pengembangan suatu wilayah menjadi lebih besar dan efisien. Berdasarkan survei dan informasi darai beberapa pemangku kepentingan, dalam pengembangan wilayah kecamatan tidak terdapat benturan kepentingan, namun demikian tetap diperlukan koordinasi yang baik antar SKPD karena terdapat beberapa SKPD yang dapat mengambil peran dalam pengembangan suatu wilayah, misalnya dinas pertanian, dinas pariwisata, dinas perindustrian dan perdagangan, Bappeda dan lain lain. Sinergitas kebijakan dalam pengembangan wilayah kecamatan Limbangan juga terjadi karena perencanaan di Tingkat kecamatan yang sesuai dengan potensi
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
7
kecamatan mengacu pada kebijakan di Tingkat Kabupaten Kendal dimana kebijakan ditingkat Kabupaten Kendal mengacu pada kebijakan tingkat propinsi Jawa Tengah.
3.5.
Analisis Skalogram Guna mengidentifikasi peranan suatu Kecamatan berdasarkan pada
kemampuan tiap Kecamatan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, dalam kajian ini digunakan teknik analisis Skalogram. Hal tersebut didasarkan pada asumsi semakin lengkap fasilitas ekonomi maupun sosial pada suatu Kecamatan, maka Kecamatan tersebut potensial sebagai pusat pertumbuhan. Menurut Blakely (1994: 94-99), dalam identifikasi potensi Kecamatan ini, fasilitas yang teridentifikasi antara lain sekolah, tempat ibadah, pelayanan kesehatan dan lain-lain. Dari hasil analisis Skalogram dapat diketahui bahwa dilihat dari jumlah fasilitas yang ada, desa Ngesrepbalong merupakan desa yang paling banyak memiliki fasilitas sosial. Namun demikian, dilihat dari jenis prasarana yang dimiliki, Desa Limbangan sebagai kota Kecamatan memiliki fasilitas terlengkap.
3.6.
Analisis Homogenitas Aktivitas Terkait dengan homogenitas aktivitas di wilayah kecamatan Limbangan,
dapat dikatakan bahwa aktivitas masyarakat kecamatan Kecamatan Limbangan relatif homogeny. Hal demikian disebabkan karena adanya persamaan karakter individu yang sebagian besar adalah petani, dengan tingkat pendidikan rendah dan berada diwilayah pedesan dengan kultur yang sama. Homogenitas aktivitas juga tercermin pada adanya kesadaran pada tingkat pemerintahan kabupaten akan hal-hal terkait dengan pengembangan potensi wilayah sebagaimana disebutkan dalam RPJP. Beberapa hal tersebut yaitu: Beberapa wilayah yang memiliki produk unggulan dan lokasi strategis di Kabupaten Kendal yang belum dikembangkan secara optimal. Hal itu disebabkan, antara lain : a) adanya keterbatasan informasi pasar dan teknologi untuk pengembangan produk unggulan;
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
8
b) belum adanya sikap profesionalisme dan kewirausahaan dari pelaku pengembangan kawasan di daerah; c) belum optimalnya dukungan kebijakan daerah yang berpihak pada petani dan pelaku usaha swasta; d) belum berkembangnya infrastruktur kelembagaan yang berorientasi pada pengelolaan pengembangan usaha yang berkelanjutan dalam erekonomian daerah; e) masih terbatasnya akses petani dan pelaku usaha skala kecil terhadap modal pengembangan usaha, input produksi, dukungan teknologi, dan jaringan f) pemasaran, dalam upaya mengembangkan peluang usaha dan kerja sama investasi; g) keterbatasan jaringan prasarana dan sarana fisik dan ekonomi dalam mendukung pengembangan kawasan dan produk unggulan daerah; dan h) belum optimalnya pemanfaatan kerangka kerja sama antarwilayah untuk mendukung peningkatan daya saing kawasan dan produk unggulan. Adanya kesadaran atas peberapa permasalahan akan dapat menjadi dasar persamaan arah dan gerak pembangunan. Mengacu pada homogenistas karakter lahan, maka dapat dikembangkan kawasan padi, kawasan ubi jalar, kawasan pengembangan ternak besar dan unggas dan kawasan wisata.
3.7.
Analisis daya dukung lingkungan dan manajemen resiko Keragaman hayati tananaman pangan, potensi perkebuna dan peternakak
merupakan bagian dari daya dukung lingkungan Kecamatan Limbangan. Sebagai sarana mobilitas, kecamatan Limbangan didukung dengan kondisi jalan darat yang cukup baik. Daya dukung lingkungan non fisik adalah keterbukaan masyarakat dan keramahtamahan masyarakat. Namun demikian, sebagaimana juga telah disebutkan dalam RPJP Kabupaten Kendal 2010 -2025, beberapa permasalahan yang dihadapi terkait dengan daya dukung lingkungan antara lain keinginan untuk memperoleh keuntungan ekonomi
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
9
jangka pendek seringkali menimbulkan keinginan untuk mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan sehingga menurunkan kualitas dan kuantitas sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta memperbesar risiko timbulnya korban akibat bencana alam. Selain itu, sering terjadi konflik pemanfaatan ruang antarsektor, contohnya konflik antara kehutanan dan pertambangan, perindustrian dan pertanian. Beberapa penyebab utama terjadinya permasalahan tersebut adalah : a) belum tepatnya kompetensi sumber daya manusia dalam bidang pengelolaan b) penataan ruang; c) rendahnya kualitas dari rencana tata ruang; d) belum diacunya peraturan perundang – perundangan penataan ruang sebagai payung kebijakan pemanfaatan ruang bagi semua sektor; dan e) lemahnya penerapan hukum berkenaan dengan pemanfaatan ruang dan penegakan hukum terhadap pelanggaran berkenaan dengan pemanfaatan ruang. Namun demikian, terdapat kemungkinan risiko yang dihadapi dalam pengembangan wilayah yakni resistensi masyarakat untuk tetap berpikir subsisten. Hal demikian disebabkan karena adanya tekanan kebutuhan hidup sehari-hari. Risiko sosial yang akan terjadi ketika suatu wilayah dikembangkan adalah adanya perubahan pola perilaku masyarakat, khususnya pada masyarakat yang berada disekitar pengembangan obyek pariwisata.
3.8.
Analisis Sistem Tranportasi Terkait dengan fasilitas ekonomi, terutama mobilisasi sumberdaya,
Kecamatan Limbangan didukung dengan ketersediaan jalan darat dengan beberapa jembatan (jembatan besi dan jembatan beton) yang memadai. Sekitar 70 % ( 50km) jalan merupakan jalan beraspal. Sementatara itu, 30% (23 Km) lainnya merupakan jalan kerikil. Namun demikian, jika dilihat dari kondisi jalan, data tahun 2011 menunjukkan bahwa hampir 35% jalan di Kecamatan Limbangan dalam kondisi rusak dan rusak berat. Selain itu, kelas jalan di Kecamatan Limbangan adalah jalan
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
10
kelas V dan lainnya. Kondisi demikian perlu mendapat perhatian dari pemerintah. Sebab, untuk mengembangkan suatu wilayah sebagai pusat pertumbuhan perlu didukung sarana mobilitas yang baik. Demikian juga Kecamatan Limbangan yang memiliki beberapa potensi ekonomi yang siap untuk dikembangkan seperti tanaman pangan dan holtikultura, hasil hutan maupun pariwisata. Dilihat dari ketersediaan sarana angkutnya yakni mobil angkutan umum hanya tersedia pada beberapa desa, artinya tidak semua desa dapat diakses dengan angkutan umum. Salah satu desa yang tidak dapat diakses dengan angkutan umum adalah desa Ngesrepbalong. Padahal, selain memiliki potensi dalam bentuk sumberdaya hayati seperti ubikayu, ubi jalar dan ternak besar kambing, di desa Ngesrepbalong terdapat obyek wisata yang dapat dikembangkan yakni Goa Kiskendo. Seperti halnya Ngesrepbalong, Gonoharjo juga merupakan desa yang memiliki potensi namun belum didukung dengan ketersediaan mobil penumpang umum. Sarana angkutan darat yang banyak tersedia adalah kendaraan pribadi, sepeda motor dan sepeda. Dengan mengacu pada beberapa metode pendekatan tersebut ditemukan beberapa potensi dan sebaran wilayah potensi kecamatan Limbangan sebagai berikut:
Tanaman Pangan, Perkebunan, Peternakan serta Perikanan dan
Kelautan merupakan beberapa jenis sumberdaya di Kecamatan Limbangan. Sebagai gambaran sumber daya hayati Kecamatan Limbangan adalah sebagai berikut: 3) Tanaman Pangan; berbagai jenis tanaman pangan yang dikembangkan di wilayah Kecamatan Limbangan antara lain padi yang meliputi padi sawah dan padi gogo, jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah. Selain padi, berdasarkan informasi dari narasumber dari Kecamatan Limbangan diperoleh informasi bahwa sayuran wortel, kol/kobis dan cabe merah merupakan hasil pertanian yang potensial di Kecamatan Limbangan. Sayur-sayuran ini banyak dihasilkan di desa Gondang dan Pakis.
Kecamatan Limbangan merupakan basis untuk
produksi tanaman pangan padi, ubi kayu, dan ubi jalar. Lokasi prioritas pengembangan padi yaitu Pakis, Limbangan dan Tamanrejo. Pengembangan ubi kayu di desa Kedungboto, Gondang dan Ngesrepbalong. Ubi jalar di desa
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
11
Ngesrepbalong, Tamanrejo, dan Margosari. Wortel, kol dan cabe merah di Gondang dan Pakis. 4) Tanaman Perkebunan/perdagangan; Berdasarkan data statistik Kecamatan Limbangan Dalam Angka 2011 hanya terpaparkan dua jenis tanaman perkebunan yang ada di Kecamatan Limbangan, yakni Kelapa dan Kapok. Penelusuran lebih lanjut mengenai potensi tanaman perkebuban terungkap bahwa sumberdaya hayati teh dan kopi merupakan tanaman perkebunan yang dinilai potensial di Kecamatan Limbangan. Teh dan kopi banyak dihasilkan di desa Peron. 5) Kehutanan; Untuk kelompok tanaman kehutanan, diketahui bahwa karet dan sengon merupakan hasil hutan yang cukup besar dihasilkan. 6) Peternakan; Kambing dan sapi biasa merupakan jenis ternak yang dinilai potensial oleh beberapa narasumber. Proporsi kambing semakin meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya, namun populasi sapi biasa menurun dibanding tahun sebelumnya. Hasil peternakaan berupa telor yang banyak terdapat di Kecamatan Limbangan adalah telor ayam ras. Hasil produksi telor itik cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Telor ayam Buras Kecamatan Limbangan merupakan basis untuk Kabupaten Kendal. Sementara itu, untuk ternak ayam, ayam ras merupakan basis. Wilayah pengembangan telor berada di desa Limbangan. Untuk pengembangan ayam kampung di Gondang, Ngesrepbalong dan Limbangan. 7) Pengembangan pariwisata sesuai denngan keberadaan obyek yaitu Kampung Jowo Sekatul di Margosari, Sumber air panas di Gonoharjo dan Goa Jepang di Ngesrepbalong.
3.9.
Analisis Pariwisata. Kecamatan Limbangan memiliki beberapa potensi obyek wisata, yaitu:
1. Sumber Air Panas di desa Gonoharjo 2.
Sekatul/Margosari (telah berkembang dengan area outbond dan menjadi salah satu daerah wisata edukasi)
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
12
3.
Air Terjun Panglebur Gongso di desa Gondang
4. Goa Jepang di Desa Ngesrepbalong.Analisis pariwisata dalam identifikasi potensi ini dilakukan terhadap beberapa unsur destinasi sebagai berikut: a. Daya Tarik (Attractions) Obyek wisata Kampoeng Jawo Sekatul menawarkan keunggulan alam dan dan area outbond maupun wisata edukasi. Kampoeng Jawa Sekatul menempati area sekitar $ Hadi perbukitan Medini yang terdiri atas hamparan perbukitan yang berhawa sejuk dengan pesina keindahan persawahan. Perkebunan strawberi, perkebunan panili, tanaman obatobatan, buah-buahan, hewan peliharaan, kolam pemancingan maupun kolan renang menjadi daya tarik tersendiri di Kampoeng Jawa. Bangunan kas Jawa tercermin pada rumah-rumah persinggahan dengan bangunan bentuk Joglo. b. Akomodasi: Secara keseluruhan pada ketiga obyek wisata yang diamati belum memiliki dukungan fasilitas yang memadai sebagai obyek wisata. Terkait dengan fasilitas akomodasi saat ini nampaknya dapat dimasukkan dalam prioritas pengembangan c. Makanan/minuman dan cinderamata: Sejauh pengamatan di lapangan serta informasi melalui wawancara dengan stakeholder, sampai dengan saat ini belum teridentifikasi kekhasan dalam bentuk makanan maupun cendera mata. d. Pemandu: Untuk obyek wisata Kapung Kowo Sekatul di margosari tersedia pemandu yakni pengelola wisata. Sementara itu, untuk Obyek wisata Sumber air Panas Gonoharjo dan Goa Kiskenda yang memang belum berkembang dan didukung pemandu yang memadai. e. Infrastruktur : Jalan Darat; kondisi jalan menuju lokasi adalah jalan beraspal yang cukup baik. Listrik; Dukungan infrastruktur listrik nampaknya cukup memadai pada ketiga obyek wisata. Hal tersebut tercermin dengan tersedianya jaringan listrik yang telah terpasang pada kawasan lokasi obyekobyek wisata. Namun demikian, dalam penelitian ini tidak teridentifikasi bagaimana kualitas sambungan listrik yang ada. Komunikasi; Dalam
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
13
penelitian ini belum teridentifikasi ketersediaan sambungan telepon. Namun demikian, pemanfaatan telepon seluler pada lokasi untuk beberapa operator dapat dilakukan dengan lancar. f. Transportasi: Pada ketiga obyek wisata belum dapat dijangkau dengan moda transportasi umum, namun mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi g. Keramahtamahan
(hospitality)
dan
Keamanan:
Pada
unsur
keramahtamahan dan keamanan, dalam kajian ini belum tergali banyak informasi yang terkait. Namun demikian, atas dasar pengamatan dilapangan serta interaksi dengan penduduk/aparat setempat pada ketiga obyek wisata menunjukkan adanya sikap keterbukaan masyarakat dalam menerima pendatang. 4. Analisis SWOT 4.1.
Tanaman Pangan dan holtikultura
Evaluasi Faktor
Faktor Internal
Strength (Kekuatan) a. Keberagaman jenis tanaman pangan b. Ketersediaan lahan tanaman pangan memadai. c. Ketersediaan sumberdaya manusia d. Dukungan pemerintah a. Potensi alam dan geografi mendukung b. Sumber ketahanan pangan
Faktor Eksternal
Opportunity (Peluang) a. Kebutuhan Permintaan tanaman pangan tinggi
Strategi “S – O” a. Mengembangkan kegiatan agribisnis yang memberikan nilai tambah tinggi hasil-hasil tanaman
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
Weakness (Kelemahan) a. Teknologi sederhana b. Pengelolaan bersifat subsisten c. Pengelolan pasca panen untuk meningkatkan nilai tambah masih lemah d. Faktor kelembagaan petani termasuk sistem informasi manajemen e. Kesulitan mengantisipasi iklim f. Pengetahuan budidaya pertanian cenderung rendah Strategi “W – O” a. Pelatihan penguasaan/ado psi teknologi tepat guna
14
b. Pertumbuhan penduduk yang menyebabkan kebutuhan pangan meningkat c. Perkembangan Tekonologi d. Kebijakan Pemerintah
Threat (Ancaman) a. Persaingan yang semakin tinggi b. Globalisasi dan Perdagangan bebas c. Alih fungsi lahan pada masa yang akan datang. d. Faktor perubahan iklim
pangan b. Mengoptimalkan pemanfaatan lahan c. Melakukan promosi untuk mendatangkan pananam modal di bidang pertanian yang berbasis pada potensi sumberdaya lokal
Strategi “S – T” a. Pengaturan/regulasi alih fungsi lahan pertanian b. Pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya pertanian c. Pengembangan pertanian organik
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
b. Membentuk kelompok usaha bersama petani/ membentuk kelompok tani c. Pemetaan sistem informasi manajemen maupun sistem informasi geografis d. Meningkatkan akses petani pada sumber-sumber pembiayaan Strategi “W – T” a. Meningkatkan kualitas Sumberdaya petani dan semua pemangku kepentingan b. Mengembangkan produk olahan pertanian untuk meningkatkan nilai tambah c. Pengembangan teknologi tepat guna untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing d. Memberikan bantuan teknis kepada petani
15
4.2.
Perkebunan Evaluasi Faktor
Faktor Internal
Strength (Kekuatan) a. Keberagaman hasil perkebunan b. Ketersediaan lahan pengembangan c. Berpotensi karena keterkaitannya dengan industri makanan dan minuman
Weakness (Kelemahan) a. Hasil dipengaruhi faktor iklim b. Kapasitas produksi relatif kecil c. Tingkat pertumbuhannya cenderung menurun d. Keterbatasan teknologi pengolah hasil pertanian e. Akses informasi pasar relatif rendah f. Pengelolaan produksi masih cenderung masih subsisten/orientasi bisnisnya rendah
Faktor Eksternal Opportunity (Peluang) a. Dukungan Pemerintah. b. Permintaan terhadap Gula kelapa untuk pasar lokal dan pasar ekspor tinggi c. Peluang informasi pasar semakin besar dengan pemanfaatan ICT (Information Communication Technology) d. Peluang pemanfaatan bisnis online e. Dukungan kebijakan pengembangan Industri nasional berbasis gula kelapa oleh pemerintah dalam pengembangan
Strategi “S – O”
Strategi “W – O”
a. Meningkatkan keahlian a. Pengayaan terhadap petani pekebun para petani pekebun b. Menodorong dengan pengetahuan terbentuknya IKM tentang berbasis sumberdaya lokal standardisasi c. Pendampingan secara produk. langsung baik b. Fasilitasi pendampingan teknis pembentukan maupun tenaga ahli. jejaring untuk d. Pembentukan kelompok meningkatkan akses usaha pasar bersama/penguatan c. Pendampingan kelompok manajemen dan e. Peningkatan penguasaan capacity building teknologi informasi dan pelaku usaha untuk fasilitasi infrastruktur. dapat meningkatkan nilai tambah serta pengetahuan bisnis d. Peningkatan akses informasi pasar
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
16
sentra IKM f. Peluang Ekspor besar Threat (Ancaman)
Strategi “S – T”
a. Perekonomian global yang fluktuatif b. Adanya kemungkinan produk yang sama (berbasis gula kelapa) dari negara lain yang juga berkembang.
4.3.
Strategi “W – T”
a. Modernisasi a. Fasilitasi proses/peralatan standardisasi produksi berbasis kualitas bahan baku kelapa b. Peningkatan mutu b. Meningkatkan produk efisiensi sehingga c. Pengembangan daya saing meningkat klaster untuk c. Memperkuat struktur meningkatkan dan permodalan, jalur kerjasama dalam distribusi serta aspek IKM untuk manajemen yang meningkatkan lainnya pemanfaatan d. Peningkatan kegiatan economies of scale. promosi
Pariwisata
Evaluasi Faktor Faktor Internal
Faktor Eksternal Opportunity
Strength (Kekuatan) a. Potensi obyek wisata berdekatan b. Aksesibilitas memadai c. Keberagaman obyek wisata e. Dukungan pemerintah f. Kultur sesuai dengan jenis wisata yang dikembangkan (wisata religi) Strategi “S – O”
Weakness (Kelemahan) a. Belum di kelola dengan baik b. Belum terkenal c. Akses ke obyek wisata sulit, belum dapat dijangkau oleh angkutan umum d. Belum tersinerginya antar obyek wisata
Strategi “W – O”
(Peluang) a. Kebutuhan masyarakat akan rekreasi semakin tinggi seiring dengan meningkatnya daya beli
a. Pengembangan kawasan wisata b. Melakukan promosi untuk mendatangkan pananam modal untuk mengembangkan
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
a. Promosi b. Pengembangan moda transportasi umum ke obyek wisata untuk meningkatkan akses c. Pengembangan kawasan wisata
17
b. Memiliki beberapa obyek wisata yang dapat dikembangkan c. Kebutuhan pariwisata meningkat seiring pertumbuhan penduduk Threat (Ancaman)
obyek wisata
Strategi “S – T”
d. Pemetaan sistem informasi manajemen maupun sistem informasi geografis
Strategi “W – T”
a. Perubahan a. Positioning obyek Bekerjasama dengan travel perilaku wisata agent and tour untuk masyarakat yang b. Mengembangkan menyusun paket wisata lebih suka keunikan yang menjadi berekreasi dengan pembeda dengan cara “shoping” obyek wisata yang b. Persaingan sama di daerah lain dengan daerah lain untuk jenis obyek wisata yang sama 4.4.
Industri Evaluasi Faktor
Faktor Internal
Strength (Kekuatan) g. Dukungan sumberdaya h. Berbasis sumberdaya lokal
Faktor Eksternal
Opportunity (Peluang) a. Pertumbuhan penduduk b. Daya beli masyarakat semakin tinggi c. Permintaan makanan olahan yang cenderung meningkat d. Terbukanya pasar
Strategi “S – O” a. Fasilitasi informasi pasar b. Fasilitasi modal c. Mengembangkan industri makanan olahan yang berorientasi ekspor
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
Weakness (Kelemahan) e. Belum terkenal f. Skala industri rumah tangga g. Manajemen perusahaan lemah h. Akses modal dan pasar rendah i. Mutu produk belum terstandardisasi Strategi “W – O” a. Promosi b. Penguatan kelembagaan pelaku usaha dngan membentuk usaha bersama c. Pelatihan
18
ekspor e. Ketersediaan SDM angkatan kerja yang belum terdayagunakan secara optimal
pengembangan produk
Threat (Ancaman)
Strategi “S – T”
c. Persaingan industri d. Standarisasi yang semakin ketat e. Isu lingkungan f. Kepercayaan terhadap produk IKM dalam negeri cenderung masih rendah
c. Bimbingan Teknis/pendampingan d. Peningkatan pengetahuan pelaku usaha tentang pasar
Strategi “W – T” a. Bimbingan teknis b. Pelatihan ketrampilan pelaku pasar untuk mengembangkan produk
5. Prioritas Wilayah Pengembangan Potensi Kecamatan Berbagai ragam sumberdaya hayati dan sumberdaya alam lainnya serta pariwisata menunjukkan bahwa Kecamatan Limbangan memiliki beberapa potensi yang dapat dikembangkan. Agar upaya pengembangan dapat dilakukan secara terfokus, maka pemerintah perlu menentukan titik-titik lokasi sebagai prioritas wilayah pengembangan. Pada Tabel 1 berikut disajikan beberapa titik lokasi sebagai pengembangan. Penentuan titik lokasi pengembangan dalam identifikasi potensi ini tidak hanya mendasarkan pada satu dasar atau satu alat analisis tertentu, tetapi dengan mempertimbangkan beberapa hasil analisis yang digunakan dalam analisis ini. Tebel 1 Titik-titik Lokasi Prioritas Pengembangan Limbangan Sektor/Subsektor Jenis Potensi
Titik Lokasi Pengembangan
Padi Sawah
Pakis. Limbangan, Tamanrejo
Ubi Kayu
Kedungboto,
Tanaman pangan
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
Keterangan Merupakan produk basis Kecamatan, pemilihan lokasi prioritas didasarkan pada LQ, merupakan 3 desa dengan luas lahan hasil padi terbesar dan tren pertumbuhan tinggi. Merupakan produk basis
19
Sektor/Subsektor Jenis Potensi
Titik Lokasi Pengembangan Gondang, Ngesrepbalong,
Ubi Jalar Ngesrepbalong, (menurut keterangan Tamanrejo, naram sumber tidak Margosari potensial)
Wortel, Kol, Cabe Merah Teh
Gondang, Pakis
Kopi
Peron, Pakis
Alpukat
Gondang, Pakis, Ngesrepbalong, Peron Kedungboto, Peron
Perkebunan Karet
Ngesrepbalong
Keterangan Kecamatan, pemilihan lokasi didasarkan pada LQ, merupakan Produk Basis Desa, merupakan 3 desa dengan luas lahan hasil padi terbesar dan tren pertumbuhan tinggi. Merupakan produk basis Kecamatan, pemilihan lokasi didasarkan pada LQ, merupakan Produk Basis Desa, merupakan 3 desa dengan luas lahan hasil padi terbesar dan tren pertumbuhan tinggi. Jumlah Populasi Jumlah Populasi, dukungan infrastruktur Jumlah Populasi, dukungan infrastruktur Sudah di data oleh kabupaten, dan akan dikembangkan Rp 100rb/hari, perkebunan rakyat dan besar
Gula Aren
Perikanan
Perikanan air tawar (lele, nila, karper)--> pancingan Kambing
Pakis, Tambahsari, Jawisari, sumberahayu Ngesrepbalong, Gonoharjo, Tamanrejo,
Sapi
Kedungboto, Margosari Limbangan dan Margosari (terbesar di Asia Tenggara, kandang ada ada diperbatasan singorojo dan Limbangan)
Ternak Besar
Telor
Unggas
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
Merupakan produk basis Kecamatan, pemilihan lokasi didasarkan pada LQ, jumlah populasi, dukungan infrastruktur
Merupakan produk basis Kecamatan, pemilihan lokasi didasarkan pada LQ, jumlah populasi mencapai kurang lebih 50% populasi ayam petelor, dukungan infrastruktur
20
Sektor/Subsektor Jenis Potensi
Kehutanan
Pariwisata
Ayam Kampung
Gondang, Ngesrepbalong, Limbangan
Ayam Potong
Gondang, Pakis, Tabet, Pagertoya, Gonoharjo
Sengon
Limbangan merata di semua desa
Sekatul/kampung jowo Sumber air panas, Pusat perhotelan, resort Goa Jepang, Peninggalan candi. Resmi masuk situs purbakala) Air Terjun
Margosari
Air Terjun Panglebur Gongso dan Gua, situs candi kuno, kuburan manuk (burung) Konservasi dan Religi (Makam Kiageng Mataram) Konservasi Alam (obyek wisatanya Hutan dengan spesies hewan terlengkap) Ada burung Mliwis migrasi dari asia australia istirahat Gula Aren Industri
Tambang
Titik Lokasi Pengembangan
Criping basis singkong, pisang, beras ketan Air Mineral
Keterangan Merupakan produk basis Kecamatan, pemilihan lokasi didasarkan pada LQ, jumlah populasi, dukungan infrastruktur
Gonoharjo
Sudah dikekola dengan baik Sesuai RTRW
Ngesrepbalong
Sesuai RTRW
Ngesrepbalong, Pakis Gondang
Sesuai RTRW
Desa Limbangan
Sesuai RTRW
Sesuai RTRW
Limbangan
Limbangan, Ngesrepbalong, Peron
Home Industri
Home Industri
Gonoharjo, Margosari
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
Hotel di Semarang banyak mengambil dari
21
Titik Lokasi Pengembangan
Sektor/Subsektor Jenis Potensi
Keterangan Limbangan
Gas Panas bumi
Gonoharjo, Ngesrepbalong
6. Permasalahan, Arah Kebijakan dan Sasaran. Masih terdapat eberapa permasalahan yang dihadapi dalam upaya pengembangan potensi tersebut, baik terkait dengan sumberdaya manusia, teknologi maupun infrastruktur. Oleh karenanya, perlu disusun arah kebijakan yang sesuai dengan permasalahan agar perencanaan pembangunandapat berhasil secara optimal.
Tabel 2 Permasalahan, arah kebijakan dan sasaran. 1) Tanaman Pangan Permasalahan g. Teknologi sederhana h. Pengelolaan bersifat subsisten i. Pengelolan pasca panen untuk meningkatkan nilai tambah masih lemah j. Faktor kelembagaan petani termasuk sistem informasi manajemen k. Keterbatasan anggaran l. Persaingan yang semakin tinggi m. Globalisasi dan Perdagangan bebas n. Alih fungsi lahan
Arah Kebijakan Kebijakan pengembangan pertanian diarahkan guna pemingkatan produktivitas dan peningkatan nilai tambah hasil pertanian dengan pengembangan produk olahan hasil pertanian
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
Sasaran e. Meningkatkan kualitas Sumberdaya petani dan semua pemangku kepentingan f. Mengembangkan produk olahan pertanian untuk meningkatkan nilai tambah g. Pengembangan teknologi tepat guna untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing h. Memberikan bantuan teknis kepada petani i. Memperkuat kelembagaan petani dengan membentuk kelompok tani j. Meningkatkan akses permodalan k. Capasity building untuk petani dan pengarahan untuk keluar dari pola pengelolaan pertanian subsisten
22
pada masa yang akan datang. o. Faktor perubahan iklim
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
l. Regulasi alih fungsi lahan
23
2) Perkebunan Permasalahan g. Kualitas produk relatif rendah dan tidak standar h. Hasil dipengaruhi faktor iklim i. Kapasitas produksi relatif kecil j. Sulit memanfaatkan economies of scale karena skala produksi kecil k. Akses informasi pasar relatif rendah l. Pengelolaan produksi masih cenderung subsisten/orientasi bisnisnya rendah m. Perekonomian global yang fluktuatif n. Adanya kemungkinan produk yang sama (berbasis gula kelapa) dari negara lain yang juga berkembang.
Arah kebijakan Kebijakan pengembangan potensi perkebinan diarahkan pada peningkatan efisiensi, upaya menjaga kesinambungan hasil, diversifikasi produk dan peningkatan daya saing
Sasaran d. Meningkatnya kualitas dan standarisasi produk e. Menurunnya dampak negatif perubahan iklim. f. Meningkatnya kapasitas produksi g. Meningkatnya akses pasar h. Meningkatnya kesadaran dan kemampuan bisnis i. Meningkatnya daya saing produk
3) Pariwisata Permasalahan
Arah kebijakan
Sasaran
a. Belum begitu dikenal b. Persaingan dengan daerah lain untuk jenis obyek wisata yang sama c. Belum di kelola dengan baik d. Obyek wisata belum terkenal
Pengembangan kawasan wisata
Terbentuknya kawasan wisata Limbangan
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
24
4) Industri Permasalahan
Arah kebijakan
Sasaran
a. Belum terkenal b. Skala industri rumah tangga c. Manajemen perusahaan lemah d. Akses modal dan pasar rendah e. Mutu produk belum terstandardisasi f. Persaingan industri g. Standarisasi yang semakin ketat 1. Isu lingkungan
Peningkatun mutu produk, a. Meningkatnya mutu penguatan kelembagaan dan produksi pembentukan jejaring b. Meningkatnya kapasitas Produksi c. Meningkatnya kemampuan permodalan d. Meningkatnya/semakin luasnya jejaring yang mendukung perluasan pasar maupun akses modal e. Sistem menajemen yang semakin baik Tabel 3. Program dan Kegiatan
Program dan Kegiatan Bidang Pembanganunan Pertanian Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Pelatihan petani dan pelaku agribisnis Penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agrobisnis Peningkatan kemampuan lembaga petani Peningkatan sistem insentif dan disnisentif bagi petani/kelompok tani Penyuluhan dan bimbingan pemanfaatan dan produktivitas lahan tidur Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/perkebunan Penyusunan data base potensi produk pangan Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan Pemanfaatan perkarangan untuk pengembangan pangan Pemantauan dan analisis akses pangan masyarakat Pemantauan dan analisis akses harga pangan pokok Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
SKPD Terkait
Dinas Pertanian (leading untuk pertanian), Disperindag, Bappeda, Disnakertrans
25
Program dan Kegiatan Bidang Pembanganunan Pengembangan intensifikasi tanaman padi, palawija Pengembangan diverisifikasi tanaman Pengembangan lumbung pangan desa Pengembangan model distribusi pangan yang efisien Pengembangan perbinihan/perbibitan Pengembangan sistem informasi pasar Koordinasi perumusan kebijakan pertanahan dan infrastruktur pertanian dan perdesaan Penelitian dan pengembangan sumber daya pertanian Penelitian dan pengembangan teknologi biotekhnologi Penelitian dan pengembangan teknologi budi daya Penelitian dan pengembangan teknologi pasca panen Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk perkebunan, produk pertanian Penyuluhan sumber pangan alternative Monitoring, evaluasi dan pelaporan Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan Penelitian dan pengembangan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan Fasilitasi kerjasama regioanal/nasioanal/internasional penyediaan hasil produksi pertanian/perkebunan komplementer Pembangunan sarana dan prasarana pasar kecamatan/perdesaan produksi hasil pertanian/perkebunan Pembangunan pusat-pusat etalase/eksibi/promosi atas hasil produksi pertanian/perkebuanan Pemeliharan rutin/berkala sarana dan prasarana pasar kecamatan/pedesaan produksi hasil pertanian/perkebunan Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggul daerah Penyuluhan pemasaran produksi pertanian/perkebunan guna menghindari tengkulak dan sistem ijon
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
SKPD Terkait
26
Program dan Kegiatan Bidang Pembanganunan Pembangunan pusat-pusat penampungan produksi hasil pertanian/perkabunan masyarakat yang akan dipasarakan pengolahan informasi permintaan pasar atas hasil produksi pertanian/perkebunan masyarakat Penyuluhan distribusi pemasaran atas hasil produksi pertanian/perkebunan masyarakat Penyuluhan kualitas dan teknis kemasan hasil produksi pertanian/perkebunan yang akan dipasarkan Monitoring, evaluasi dan pelaporan Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan Penelitian dan pengembangan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna Pengadaan sarana dan prasaranan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna Kegiatan penyuluhan penerapan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi pertanian/perkebunan tepat guna Pelatihan penerapan teknologipertanian/perkebunan modern bercocok tanam Monitoring, evaluasi dan pelaporan
SKPD Terkait
Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan Penyuluhan peningkatan produksi pertanian/perkebunan Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan Sertifikasi bibit unggul pertanian/perkebunan Penyusunan kebijakan pencegahan alih fungsi lahan pertanian Monitoring, evaluasi dan pelaporan Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
27
Program dan Kegiatan Bidang Pembanganunan pertanian/perkebunan Peningkatan kesejahteraan tenaga penyuluh pertanian/perkebunan Penyuluhan dan pendampingan bagi pertanian/perkebunan Pariwisata Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Analisa pasar untuk promosi dan pemasaran objek pariwisata Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran pariwisata Pengembangan jaringan kerja sama promosi pariwisata Koordinasi dengan sektor pendukung pariwisata Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan di luar negeri Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pengembangan pemasaran pariwisata Pengembangan Statistik Kepariwisataan Pelatihan pemandu wisata terpadu Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Pengembangan objek pariwisata unggulan Peningkatan pembangunan sarana dan perasarana pariwisata Pengembangan jenis dan paket wisata unggulan Pelaksanaan koordinasi pembangunan objek pariwisata dengan lembaga/dunia usaha Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pengembangan destinasi pemasaran pariwisata Pengembangan daerah tujuan wisata Pengembangan, sosialisasi, dan penerapan serta pengawasan standardisasi Program Pengembangan Kemitraan Pengembangan dan penguatan,informasi dan database Pengembangan dan penguatan litbang, kebudayaan dan pariwisata Pengembangan SDM di bidang kebudayaan dan pariwisata bekerjasama dengan lembaga lainnya Fasilitasi pembentukan forum komunikasi antar pelaku industri pariwisata dan budaya Pelaksanaan koordinasi pembangunan kemitraan pariwisata
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
SKPD Terkait
Dinas pariwisata (leading), Bappeda, dinas tenaga kerja (untuk penyediaan tenaga kerja terampil), dinas perhubungan. Bapermas
28
Program dan Kegiatan Bidang Pembanganunan Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program peningkatan kemitraan Pengembangan sumber daya manusia dan profesionalisme bidang pariwisata Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan pariwisata Monitoring, evaluasi dan pelaporan Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Industri Program penciptaan iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif Penyusunan kebijakan tentang Usaha Kecil Menengah Sosialisasi kebijakan tentang Usaha Kecil Menengah Fasilitasi kemudahan formalisasi badan Usaha Kecil Menengah Pendirian unit penanganan pengaduan Pengkajian dampak regulasi/ kebijakan nasional Perencanaan, koordinasi dan pengembangan Usaha Kecil Menengah Pengembangan jaringan infrastruktur Usaha Kecil Menengah Fasilitasi pengembangan Usaha Kecil Menengah Fasilitasi Permasalahan proses produksi Usaha Kecil Menengah Pemberian Fasilitasi Pengamanan kawasan Usaha Kecil Menengah Monitoring, evaluasi dan pelaporan Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Fasilitasi pengembangan inkubator teknologi dan bisnis Memfasilitasi peningkatan kemitraan investasi Usaha Kecil Menengah dengan perusahaan asing Memfasilitasi peningkatan kemitraan usaha bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Peningkatan kerjasama di bidang HAKI Fasilitasi Pengembangan sarana promosi hasil produksi Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan Pelatihan manajemen pengelolaan koperasi/ KUD Sosialisasi HAKI kepada Usaha Mikro Kecil
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
SKPD Terkait
Disyankop dan UKM (leading SKPD). Disperindag, Disnakertrans, Bappeda
29
Program dan Kegiatan Bidang Pembanganunan Menengah Sosialisasi dan pelatihan pola pengelolaan limbah industri dalam menjaga kelestarian kawasan Usaha Mikro Kecil Menengah Monitoring, evaluasi dan pelaporan Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Sosialisasi dukungan informasi penyediaan permodalan Pengembangan klaster bisnis Koordinasi pemanfaatan fasilitas pemerintah untuk Usaha Kecil Menengah dan Koperasi Koordinasi penggunaan dana pemerintahan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Pemantauan pengelolaan penggunaan dana pemerintah bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Pengembangan sarana pemasaran produk Usaha Mikro Kecil Menengah Peningkatan jaringan kerjasama antar lembaga Penyelenggaraan pembinaan industri rumah tangg, industri kecil dan industri menengah Penyelenggaraan promosi produk Usaha Mikro Kecil Menengah Pengembangan Kebijakan dan program peningkatan ekonomi local Monitoring, evaluasi dan pelaporan Dst…………… Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Koordinasi pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan koperasi Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan perkoperasian Pembangunan sistem informasi perencanaan pengembangan Perkoperasian Sosialisasi prinsip-prinsip pemahaman perkoperasian Permbinaan, pengawasan dan penghargaan koperasi berprestasi Peningkatan dan pengembangan jaringan kerjasama usaha koperasi Penyebaran model-model pola pengembangan koperasi Rintisan penerapan teknologi sederhana/
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
SKPD Terkait
30
Program dan Kegiatan Bidang Pembanganunan manajemen modern pada jenis-jenis usaha koperasi Monitoring, evaluasi dan pelaporan Perindustrian Program peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi Koordinasi modal ventura bagi industri berbasis teknologi Pelayanan pengambangan modal ventura dan inkubator Pengembangan Infrastruktur kelembagaan standarisasi Pengembangan kapasitas pranata pengukuran, standarisasi, pengujian dan kualitas Pengembangan sistem inovasi teknologi industry Penguatan kemampuan industri berbasis teknologi Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Fasilitasi bagi industri kecil dan menengah terhadap pemanfaatan sumber daya Pembinaan industri kecil dan menengah dalam memperkuat jaringan klaster industri Penyusunan kebijakan industri terkait dan industri penunjang industri kecil dan menengah Pemberian kemudahan izin usaha industri kecil dan menengah Pemberian fasilitas kemudahan akses perbankan bagi industri kecil dan menengah Fasilitasi kerjasama kemitraan industri mikro, kecil dan menengah dengan swasta Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Pembinaan kemampuan teknologi industry Pengembangan dan pelayanan teknologi industry Perluasan penerapan SNI untuk mendorong daya saing industri manufaktur Perluasan penerapan standar produk industri manufaktur Program Penataan Struktur Industri Kebijakan keterkaitan industri hulu-hilir Penyediaan sarana maupun prasarana klaster industri Pembinaan keterkaitan produksi industri hulu hingga ke hilir Program Pengembangan sentra-sentra industri potensial
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
SKPD Terkait
Disperindag (leading SKPD). Disnakertrans, Bappeda, Disyankop dan UKM
31
Program dan Kegiatan Bidang Pembanganunan Pembangunan akses transportasi sentra-sentra indrustri potensial penyediaan sarana informasi yang dapat diakses masyarakat
SKPD Terkait
7. Penutup. Otonomi daerah telah diluncurkan sejak berlakuknya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan undang undang Nomor 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan. Berlakunya kedua undang-undang tersebut dan penggantinya membawa konsekwensi tertentu bagi daerah. Pada satu sisi terdapat keleluasaan daerah untuk mengatur dan mengelola rumah tangganya sendiri sesuai dengan situasi dan kondisi daerah masing-masing. Segala perencanaan terkait dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat dapat secara fleksibel direncanakan di daerah sesuai dengan kondisi dan kemampuan daerah setempat. Namun demikian, pada sisi yang lain hal tersebut membawa konsekwensi logis pada tanggung jawab dan sumber pembiayaan. Daerah dituntut untuk semakin mandiri dalam perencanaan maupun pembiayaan. Dengan diketahui potensi maupun sebarannya tersebut diharapkan tujuan penyelenggaraan otonomi daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai.
Kajian Potensi Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal
32