DESA LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL A. KABUPATEN KENDAL Kabupaten kendal merupakan salah satu kabupaten di propinsi Jawa tengah. Kabupaten kendal terletak di bagian utara dari propinsi Jawa tengah. Kabupaten kendal berbatasan di sebelah utara dengan laut jawa, disebelah timur dengan kota Semarang dan kabupaten Semarang, sebelah selatan dengan kabupaten temanggung dan sebelah barat dengan kabupaten Batang. Luas kabupaten kendal adalah 1.002,23 km2. Secara geografis Kabupaten Kendal terletak pada posisi 1090 40’-110° 18’ bujur timur dan 6° 32’-7° 24’ lintang selatan. terdiri dari 20 kecamatan dengan 285 desa/kelurahan. Jumlah penduduk kabupaten kendal adalah 907.062 jiwa dengan jumlah laki-laki 447.840 Jiwa (49,375%) dan jumlah perempuan 459.222 Jiwa (50,63%), ini menurut data BPS tahun 2006. Profil ekonomi singkat kabupaten Kendal adalah sebagai berikut. Pada tahun 2008, Pendapatan daerah Kendal Rp. 699.807.546.800 sedangkan Belanja daerah Rp. 771.432.537.650 . Belanja tidak langsung Rp. 464.457.563.265 dan belanja langsung Rp. 306.974.974.385 . Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten Kendal adalah Rp. 60.461.840.500 . Pertumbuhan ekonomi kabupaten kendal dilihat dari sembilan sektor ekonomi yang ada pada PDRB (produk domestik regional bruto) yaitu : 1. Pertanian,perkebunan,peternakan,kehutanan dan perikanan. 2. Pertambangan dan penggalian. 3. Industri pengolahan. 4. Listrik, gas dan air minum. 5. Bangunan. 6. Perdagangan, hotel dan restaurant. 7. Pengangkutan dan komunikasi. 8. Keuangan persewaan dan jasa perusahaan. 9. jasa-jasa. Kontribusi tertinggi didapat dari sektor industri pengolahan yaitu 40,11%. Disusul sektor pertanian yaitu 24,08%, sektor perdagangan,hotel dan restaurant yaitu 18,39% dan jasa-jasa 7,86%. Selainsektor diatas 5 sektor lainnya hanya menyumbang kurang dari 10% dan yang terendah sektor pertambangan dan penggalian yaitu 0,90%. B. DESA LIMBANGAN B.1 Kondisi Geografis Desa Limbangan adalah salah satu dari 285 desa yang berada di kabupaten Kendal. Luas daerah desa Limbangan adalah 833.570 Ha. Desa Limbangan memiliki lima RW (krajan) dan lima dusun, yaitu Dusun Tercel, Dusun Bulu Sari, Dusun Brujulan, Dusun Borangan dan Dusun Banyuwindu. Desa Limbangan terletak kurang lebih 30 Km dari pusat kabupaten kendal. Wilayah desa Limbangan memiliki wilayah yang berbukit-bukit dengan DPL ± 450. Dilalui oleh 2 sungai besar yaitu sungai Kebrok dan sungai Kalimoyo. Serta terdiri dari 45.800 Ha pemukiman, 152.625 Ha sawah,355.000 Ha kebun dan 17.000 Ha hutan sisanya adalah perkebunan milik swasta 263.139 Ha. Sesuai dengan kondisi ini, mayarakat desa limbangan banyak memilih pekerjaan sebagai petani padi dan pekebun. Petani 1.889 orang, buruh tani 1.802 orang, pedagang 81 orang, swasta 199 orang, PNS dan ABRI 137 orang. Kondisi wilayah yang berbukit-bukit ini menyebabkan akses dari satu dusun ke dusun lainnya relatif mudah. Jalan yang menghubungkan dusun-dusun tersebut adalah jalan beraspal seukuran satu mobil, terbentang dari wilayah krajan (5 RW ) sampai dusun Borangan (RW X). Desa Limbangan memiliki 4 Sekolah dasar (3 SD negeri dan 1 Madrasah ibtidaiyah). Serta 3 SLTP (2 SMP Negeri dan 1 Madrasah Tsanawiyah) dan 1 SLTA negeri. Untuk pendidikan Pra sekolah ada 3 buah TK. Sedangkan untuk fasilitas kesehatan ada 1 buah PUSKESMAS serta 4 orang bidan yang membuka praktik pribadi. Jarak dusun terjauh adalah 2 Km yaitu dusun Banyuwindu. Desa Limbangan ada sebuah pasar yang di kelola oleh Pemkab. Kendal. Serta ada 50 warung yang
tersebar di Krajan dan dusun-dusun.Desa Limbangan merupakan ibukota kecamatan limbangan. Sehingga di desa Limbangan terdapat beberapa kantor pemerintahan dan instansi. Ada 1 kantor kecamatan, 1 kantor urusan agama (KUA), Polsek, Koramil, Kantor POS, kantor PWRI dan kantor KPN. Di desa Limbangan juga terdapat beberapa kantor pembiayaan serta perbankan. Ada 1 Kantor BRI unit, Kantor kas Bank Nusamba serta kantor BPR/BKK. Sehingga memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi keuangan serta menabung. Akan tetapi sangat disayangkan masih banyak masyarakat desa Limbangan masih melakukan peminjaman kredit melalui rentenir, bank harian maupun mingguan, yang mana setiap hari maupun tiap 1 minggu membayar melalui dept colector. B.2 Penduduk Penduduk desa limbangan berjumlah 4.484 jiwa, yang terdiri dari 2.226 laki-laki dan 2.258 Perempuan. Yang terhimpun dalam 1.478 Kepala keluarga. Keseluruhan penduduk desa limbangan beretnis jawa dan kebanyakan beragama islam. Komposisi umur penduduk usia produktif (20-59 tahun) adalah 2.371 orang. Anakanak dan remaja (0-19 tahun) adalah 1.284 jiwa. Lansia (diatas 60 tahun) adalah 539 orang. Dari komposisi umur penduduk tersebut terlihat bahwa usia produktif lebih besar dibanding kelompok umur lainnya. Tingkat pendidikan penduduk desa limbangan adalah : tidak sekolah 1.324 orang, tamat SD 1.879 orang, tamat SLTP 885 orang, tamat SLTA 322 orang dan tamat perguruan tinggi 74 orang. Mata pencarian penduduk adalah : petani 1.889 orang, buruh tani 1.802 orang, pertukangan 216 orang, pensiunan 52 orang, jasa 108 orang, swasta 199 orang, perdagangan 81 orang, PNS/TNI/POLRI 137 orang. B.3 Ekonomi Secara ekonomi kekayaan desa Limbangan berupa lahan, hasil pertanian, hasil peternakan, hasil perikanan, hasil hutan dan hasil kebun. Luas tanah sawah 152,625 Ha terdiri dari sawah tadah hujan 15,000 Ha dan sawah pengairan non teknis 137,625 Ha, tanah pekarangan 45,800 Ha, tegalan 355,000 Ha, kolam 0,016 Ha, hutan 17,000 Ha, perkebunan 116,900 Ha, lain-lain 146,239 Ha, jumlah 833,580 Ha. Jumlah rumah tangga petani yang memiliki tanah pertanian adalah 922 kepala keluarga. Keluarga yang memiliki tanah kurang dari 0,5 Ha terdiri dari 619 kepala keluarga, antara 0,5 – 1 Ha 202 kepala keluarga dan keluaga yang memiliki tanah diatas 1 Ha terdiri dari 101 kepala keluarga. Hal ini tidak tercatat dengan baik pada profil desa, namun jumlah tersebut hasil dari wawancara dengan perangkat desa. Hasil pertanian desa Limbangan juga tidak tercatat dengan baik pada profil desa. Menurut perangkat desa diketahui hasil utama desa Limbangan adalah padi, kopi dan gula aren. Selain itu tidak banyak produksi yang dihasilkan dari hasil pertanian lainnya hanya beberapa hasil pertanian yang bisa tercatat, contohnya durian, pisang, ketela, jagung, petai, dll. Desa Limbangan memiliki Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) sebesar Rp. 91.650.000 sudah termasuk ADD. Sementara untuk belanja yang digunakan, tidak ada data yang menjelaskan itu. B.4 Institusi di desa Limbangan Institusi sosial di desa Limbangan merupakan bagian dari modal sosial desa. Modal sosial adalah norma, adat, dan jaringan kerja yang ada di suatu masyarakat yang mendorong produktifitas dari masyarakat tersebut. Kuatnya dari modal sosial suatu masyarakat akan mendorong keberhasilan masyarakat mengadopsi dan memanfaatkan berbagai keunggulan dari tempat lain, seperti mengadopsi dan memanfaatkan tekhnologi. Sebaliknya kelemahan dari modal sosial tersebut akan menghambat keberhasilan masyarakat mengadopsi dan memanfaatkan tekhnologi tersebut. B.5 Karakteristik intitusi di desa Limbangan Di desa Limbangan terdapat sebelas institusi sosial yang dominan di desa Limbangan yaitu: Institusi Pemerintahan desa, Institusi Pendidikan, Institusi Madrasah, Institusi koperasi, kelompok kesenian, kelompok posyandu/PKK, kelompok tani, kelompok pemuda, sekolah rakyat, Institusi ormas Muhammadiyah
dan Institusi ormas NU. Kesebelas Institusi desa tersebut merupakan InstitusiInstitusi yang paling eksis dan aktif menurut penuturan semua nara sumber. Berikut ini adalah tabel yang mendiskripsikan kegiatan, insentif dan keanggotaan dari Institusi - Institusi sosial di desa Limbangan. Kolom kegiatan menyatakan apa saja kegiatan atau fungsi yang dilakukan atau disepakati oleh Institusi tersebut. Kolom insentif menyatakan Insentif apa yang menjadikan Institusi tersebut ada dan melakukan aktifitas-aktifasnya. Kolom keanggotaan menyatakan bagaimana sifat keanggotaan dan siaopa saja anggota Institusi tersebut.
Tabel Institusi sosial desa Limbangan N o 1
Institusi
Kegiatan
Insentif
Keanggotaan
Pemerintahan desa
Melaksanakan fungsi – fungsi pemerintahan desa seperti mengelola administrasi desa, pelayanan masyarakat, dsb.
Lahan persawahan (bengkok) sebagai perangkat desa, pengaruh di masyarakat dan akses pengendalian berbagai sumberdaya ekonomi maupun non ekonomi di desa.
Sifat keanggotaan formal dan tertutup, terdiri dari kepala desa dan perangkat desa. Yang merekrut perangkat desa adalah dari hasil pemilihan masyarakat desa.
2
Sekolah
Melaksanakan tugas belajar mengajar.
Gaji dan honor sebagai pegawai.
Sifat keanggotaan formal dan tertutup. Terdiri dari kepala sekolah, guru tetap, GTT, dan staf administrasi sekolah.
3
Madrasah
Melaksanakan tugas belajar mengajar.
Gaji dan honor sebagai pegawai.
Sifat keanggotaan formal dan tertutup. Terdiri dari kepala sekolah, guru tetap, GTT, dan staf administrasi sekolah.
4
Koperasi
Gaji sebagai pengurus. Anggota availabilitas untuk meminjam uang.
Sifat keanggotaan formal dan terbuka. Terdiri dari para pengurus koperasi dan anggota koperasi.
5
Kesenian
Mengelola dana dari pendapatan pembayaran rekening listrik, penjualan pupuk kimia, simpan pinjam. Mengadakan kegiatan – kegiatan kesenian, menyelenggarakan pentas seni.
Status sosial, pemenuhan tuntutan sosial, keguyuban.
Sifat keanggotaan informal dan terbuka. Jumlah pasti anggota sangat sulit diukur tapi setiap pertemuan ratarata yang hasdir terdiri dari semua orang dewasa khususnya pria yang tinggal di desa. (kuda lumping, rebana, orkes melayu, karawitan, dan keroncong).
6
Posyandu/PKK
Melakukan pelayanan kesehatan sederhana pada ibu, anak dan lansia. Memberi penerangan masalah kesehatan dan keluarga.
Pengabdian sosial, keguyuban, menjaga keehatan diri sendiri dan anaknya, meluaskan pergaulan dan pengetahuan.
Sifat keanggotaan formal dan terbuka.
7
Kelompok Tani
Menjadi kelompok sasaran bagi berbagai program pertanian dari pemerintah. Melakukan penyuluhan pada anggotaanggotanya, melakukan gotong royong sesama anggota. Sering kali mendapat bantuan bibit-bibit tanaman dan pupuk dari pemerintah propinsi maupun pemerintah kabupaten kendal.
Mendapat mafaat dari program pemerintah, dalam penggarapan lebih ringan karena di bantu anggota yang lain.
Sifat keanggotaan formal dan terbuka. Di desa Limbangan banyak terdapat kelompokkelompok tani gotong royong (12 kelompok tani). Jumlah anggota rata-rata 20 – 40 0rang dan yang tercatat secara resmi di pemerintahan ada 2 kelompok tani.
8
Kelompok Pemuda
Menjadi panitia dari berbagai acara di desa, seperti peringatan kemerdekaan RI, keolahragaan. Belakangan banyak yang aktif dalam setiap event pemilihan kepala daerah dan legislatif.
Bersosialisasi, memperoleh kesempatan mengaktualisasikan potensi dan prestasi. Memperoleh uang, misalnya dengan menjadi panitia atau tim sukses. Belakangan ini motifasi memperoleh uang cukup dominan. Banyaknya pemudapemuda di desa Limbangan yang belum memperoleh pekerjaan tetap serta belum adanya kesadaran dari pemuda dalam mengelola lahan pertanian yang ada, menyebabkan pengganguran terselubung banyak berpotensi sebagai kerawanan sosial.
Sifat keanggotaan informal dan terbuka.
9
Menjadi fasilitator untuk pemberdayaan masyarakat desa. Capacity building dan coaching clinik bagi institusi lain. Masalah-masalah sosial yang terkait dengan pemerintah dan pelayanan publik. Masalah lingkungan dan sumberdayanya,sert a masalah-masalah kerentanan atau ketahanan dalam menghadapi bencana alam.
Bersosialisasi,mempe roleh kesempatan mengaktualisasi diri dalam potensi dan prestasi. Memperoleh gaji bagi aktivis yang menjalankan program dan proyek.
Sifat keanggotaan formal dan terbuka.terdiri dari direktur, manager, staf dan anggota biasa.
10 Ormas Muhammadiya h
Mengadakan kegiatan-kegiatan agama islam.menyelenggar akan pengajian, diskusi agama islam. Masalahmasalah masyarakat yang terkait dengan moral.
Status sosial, peningkatan pencapaian spiritual,pemenuhan tuntutan sosial.
Sifat keanggotaan informal terbuka, jumlah simpatisannya lumayan besar kurang lebih 1.100 orang.
11 Ormas NU
Mengadakan kegiatan-kegiatan agama islam.menyelenggar akan pengajian. Masalah-masalah masyarakat yang terkait dengan moral.
Status sosial, peningkatan pencapaian spiritual,pemenuhan sosial.
Sifat keanggotaan informal dan terbuka. jumlah simpatisannya sangat banyak kurang lebih 2.600 orang.
• • • •
Sekolah Rakyat
Catatan : Keanggotaan formal : dicatat, resmi,memiliki indentitas keanggotaan dan ada prasarat resmi untuk menjadi anggota. Keanggotaan informal : tidak tercatat, dapat keluar masuk dengan mudah, kadangkadang seseorang secara otomatis jadi anggota karena komunitasnya (misalnya seorang pemuda otomatis dimasukkan sebagai kelompok pemuda desa). Keanggotaan tertutup : tidak mudah menerima anggota baru. Keanggotaan terbuka : mudah menerima anggota baru. B.6 Karakterristik institusi sosial Setiap institusi tersebut memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri. Eksistensi kesebelas institusi sosial tersebut di desa dapat di lihat dari adanya aktifitas-aktifitas
atau pertemuan-pertemuan yang mereka lakukan. Karakteristik yang perlu diperhatikan dari sebelas institusi tersebut terkait kepentingan implementasi. No Institusi Deskripsi 1
Pemerintahan desa
Formal, menguasai sumberdaya, bantuan pemerintah datangnya ke pemerintahan desa, tapi kurang didukung warga, didominasi figur kepala desa dan perangkat desa, lemah dalam transparansi dan akuntabilitas, kantor desa buka sampai jam 12.00 hari sabtu dan minggu tutup,tidak bisa diharapkan menjadi penggerak perubahan sosial. Perangkat desa dipilih oleh masyarakat yang mempunyai hak pilih, akan tetapi dalam beberapa waktu yang lalu hanya diikuti oleh 1 calon serta dipilih oleh perangkat desa, BPD serta LPPMD secara aklamasi.
2
Sekolah
Formal, didominasi figur kepala sekolah, hubungan dengan masyarakat terbatas sebagai tempat menyekolahkan anak, para guru memposisikan sekolah sebagai tempat bekerja sebatas tempat bekerja, lemah dalam tranparasi kurang memiliki semangat untuk berperan lebih di lingkungan desa Limbangan.
3
Madrasah
Formal, belum diidentifikasi secara detail namun beberapa guru disana cukup antusias untuk mengembangkan mutu lembaganya, lebih didukung tokoh-tokoh informal agama Islam.
4
Koperasi
Formal, hanya menjadi tempat pembayaran rekening listrik, bidang usahanya masih terbatas pada penyaluran pupuk kimia dan simpan pinjam tapi lemah dalam transparansi.
5
Kesenian
Informal, kadang-kadang melakukan pelatihan dan pertemuan. Dalam melakukan pertunjukan hanya karena hajatan dengan sedikit imbalan.
6
Posyandu/PKK
Informal, memiliki dukungan kuat dari masyarakat, kegiatan posyandu/PKK tetap rutin berlangsung walau tanpa dukungan dana dari pihak luar.
7
Kelompok Tani
Informal, jumlah anggotanya cukup besar, tokohnya mas Budi dan Pak Mintoro adalah tokoh tani di desa Limbangan sering jadi rujuuan bagi kelompok-kelompok tani lainnya namun mengalami kesulitan dalam menggerakan anggota kelompoknya.
8
Kelompok Pemuda
Informal, beraktifitas hanya jika ada kegiatan olah raga dan pemilihan kepala daerah maupun legislatif. Sering mengalami konflik karena masalah salah paham. Tetapi memiliki tokoh muda potensial dan diantarannya ada yang memiliki pendidikan perguruan tinggi, ada juga gadis-gadis yang aktif dalam kelompok ini karena tidak ada tradisi nikah muda untuk perempuan.
9
Sekolah Rakyat
Formal, beraktifitas secara terprogram, lebih transparasi dan akuntabel, bisa sebagai pioner perubahan sosial.
Banyak bergerak di bidang isu-isu kebijakan publik dan pelayanan publik. Isu mengenai lingkungan dan konservasi sangat konsen diangkat oleh sekolah rakyat di desa Limbangan. Pernah membuat radio komunitas dan dianggap berhasil akan tetapi karena tidak adanya gaji bagi penyiar dan antena tersambar petir maka radio kuminitas berhenti mengudara. Sebagai tempat masyarakat melakukan pengaduan dalam hal pelayanan publik. Misalnya Puskesmas Limbangan sudah memiliki rawat inap atas usulan dari masyarakat kepada Sekolah Rakyat yang diteruskan ke permerintahan kabipaten Kendal untuk ditindaklanjuti. Sebelumnya masyarakat desa Limbangan dan sekitarnya berobat di Bidan praktek pribadi yang dinilai mahal oleh masyarakat. 10
Ormas Muhammadiyah
Informal, pertemuan atau pengajian seminggu sekali mampu mengumpulkan 30 – 40 orang sekali pengajian, sering dimanfaatkan untuk pengumuman dan sosialisasi. Dalam pengajian tersebut tidak hanya membahas mengenai agama tetapi juga membahas masalah – masalah lain yang berkaitan dengan masyarakat. Sering juga membicarakan masalah politik, ekonomi dan lingkungannya. Ada beberapa tokoh yang berminat untuk bergerak diluar kegiatan keagamaan. Sangat dimungkinkan sebagai agen perubahan sosial karena kemampuan dan pengetahuan yang lebih dibanding kelompok lain. Muhammadiyah di desa limbangan sudah banyak melakukan perubahan di bidang adat istiadat yang bertentangan dengan ajaran agama islam menjadi kebiasaan yang lebih islami. Misalnya acara kematian, dulu jika ada yang mati pasti ada acara sembelih sapi maupun kambing untuk di suguhkan kepada para takziah, saat ini hal tersebut sudah hilang.
11
Ormas NU
Informal, pertemuan atau pengajian seminggu sekali mampu mengumpulkan 30 – 40 orang sekali pengajian, sering dimanfaatkan untuk pengumuman dan sosialisasi. Belum ada tokoh yang berminat untuk bergerak diluar kegiatan keagamaan. Sering di manfaatkan oleh pihak-pihak yang mengusung calon kepala daerah dan calon legislatif(sosialisasi calon dan programnya).
Tiga tahun terakhir ini desa Limbangan telah mencanangkan diri sebagai desa wisata konservasi. Baik konservasi budaya, fauna maupun flora. Telah disusun Perdes (Peraturan Desa) yang mengatur tentang larangan untuk berburu satwa, menebang pohon secara liar, dan sejenisnya. Keinginana desa untuk menjadi desa wisata konservasi merupakan puncak dari perjuangan