analisis, M aret 2006, Vol 3 No. 1: 53-60
ISSN 0852-8144
KAJIAN KEP EMIMPINAN KAITANNYA DENGAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT PERUSAHAAN COLD STORAGE EKSPO RTIR UDANG DI MAKASSAR
Sulaeman Miru Staf Pengajar Universitas Tadulako ABSTRACT This study was aimed to know (1) influence of t ransactional, trans formational leadership, charismatic, traditional ledership on TQM; (2) influence of transactional, trans formational leadership, charismatic, traditional leadership on company performance; (3) influence of TQM on company performance .The samples of this research were as much as 644 officers in cold storage company. The result of structural equation analysis showed that the transactional leadership influenced signifi cantly on TQM. The trans formational leadership influenced leadership didn’t influence on TQM. The charismatic leadership influence signi ficantly on TQM. The traditional leadership influenced on TQM. The transactional leadership influenced signifi cantly on company perform ance. The transformational leadership didn’t influence on company perform ance. The charismatic leadership influenced signi ficantly on company performance. The traditional leadership didn’t influence on company performance TQM didn’t influence on company performance. Whereas charismatic leadership had most significant influence on TQM, and the trans actional leadership had most significant influence on company perform ance. Key words : Transactional, transformational, charismatic, traditional, total quality management, and company performance.
PENDAHULUAN
semakin meningkat, biaya yang meningkat, dan krisis. Pada akhir dasawarsa 1980 beberapa perusahaan Indonesia telah mengalami imbas dari gerakan kualitas dunia. M ereka mempelopori gerakan kualitas di Indonesia. Gerakan kualitas itu adalah Total Quality Management (TQM). Suatu permulaan yang sangat baik, budaya kualitas mulai dikenal diantara para pelaku bisnis. Namun proses pemeliharaan dan dan pengembangan lebih lanjut dari gerakan memperkenalkan budaya kualitas belum menjadi komitmen penuh dari semua pimpinan perusahaan. Untuk memperoleh keunggulan daya saing dalam skala global, perusahan dituntut agar mampu meyakinkan setiap pekerjaan dengan lebih baik dalam rangka menghasilkan barang atau jasa berkualitas tinggi
Latar Belakang Dengan semakin menghilangnya batas ekonomi antar negara akibat globalisasi, maka perusahaan Indonesia makin menghadapi tantangan yang tidah mudah, apalagi yang beriorientasi ekspor. Hal ini terutama disebabkan oleh semakin ketatnya tingkat persaingan, bukan saja dari perusahaan dalam negeri akan tetapi juga dari perusahaan luar negeri. Pengamanan dengan isolasi, melalui tarif, larangan import dan sebagainya tidak dapat digunakan untuk membendung. Dalam keadaan seperti itu perusahaan dituntut untuk mampu bersaing melalui kekuatan sendiri. Dominggo (1994) menjelaskan empat kekuatan yang dihadapi oleh persaingan bisnis global yaitu konsumen berubah, persaingan
53
Sulaeman M iru
ISSN 0852-8144
dengan harga yang wajar dan bersaing. Hal ini bisa dikatakan bahwa kunci pokok untuk meningkatkan daya saing adalah kualitas. Untuk itu, perusahaan perlu fokus pada kualitas atau Total Quality Management (TQM ) (Domingo, 1994). Tujuan perusahaan dalam menghasilkan produk berkualitas adalah tercapainya kepuasan pelanggan (customer satisfaction) yang ditandai dengan berkurangnya keluhan para pelanggan sehingga menunjukkan kinerja (performance) perusahaan yang meningkat. Dengan meningkatnya daya beli dan didukung oleh semakin dewasanya konsumen baik secara budaya maupun pengetahuannya, membuat permintaan mereka terhadap kualitas produk semakin meningkat (Lakhe dan M oharty, 1995). Atau dapat dikatakan bahwa kualitas pada masa sekarang mungkin dianggap tidak berkualitas pada masa mendatang. Dengan demikian, upaya yang terus menerus dalam hal pengembangan kualitas mestinya menjadi perhatian dan komitmen bagi dunia usaha di Indonesia. Dalam konteks pengelolaan, interaksi di antara berbagai sumberdaya memerlukan unsur kepemimpinan sebab manajemen sebagai proses mengandung berbagai implikasi dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan (Stoner, 1982). Kepemimpinan dalam hal ini merupakan usaha mempengaruhi jalannya interaksi di antara sumberdaya ke arah tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi secara bersama. Usaha ini tidak dapat dipandang sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, sebab kepemimpinan hanya bisa berjalan jika ada yang dipimpin dan jika terjadi interaksi di antara mereka.
Kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard (1988) adalah proses mempengaruhi kegiatan individu atau kelompok dalam usaha mencapai tujuan pada situasi tertentu. Pemahaman ini menunjukkan bahwa proses kepemimpinan akan berjalan, jika terjadi interaksi antara pemimpin dan bawahan di dalam situasi tertentu. Kajian kepemimpinan dalam penelitian ini adalah dalam konteks total quality management, dengan dasar bahwa pemimpin dalam suatu organisasi perusahaan memegang peranan penting dalam rangka meningkatkan mutu hasil usaha suatu kegiatan. Secara teoritik kepemimpinan dapat ditelaah melalui teori-teori yang lahir di negara Barat, seperti teori sifat, teori prilaku, teori kontigensi, teori transaksional, kepemimpinan transformasional. Akan tetapi dalam banyak hal teori-teori tersebut dalam prakteknya perlu pertimbangan yang cermat, terutama bagi negara yang latar budayanya berbeda dengan negara pencetus teori. Perbedaanperbedaan tersebut menurut M aruyama (1984), terutama disebabkan oleh perbedaan epistimologi misalnya, perbedaan konseptual tentang heterogenitas, objektivitas dan consensus. Pawar dan Eastman (1977) menyebutkan bahwa satu bentuk strategi kepemimpinan adalah transaksional. Pemimpin yang transaksional adalah pemimpin mengoperasikan sistem atau kultur yang ada sekarang dengan: a. berusaha untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan para bawahan dengan menitikberatkan pada pemberian imbalan (reward) pada perubahan perilaku.
54
Transactional, transformational, charismatic
b. memberikan perhatian yang lebih besar pada deviasi, kesalahankesalahan, atau ketidakteraturan dan mengambil tindakan korektif (Bass, 1985; Burns, 1978). Selanjutnya Pawar & Eastman (1977) menyatakan bahwa kharisma merupakan kunci potensi strategi kepemimpinan. Dalam mendefinisikan kepemimpinan kharismatik, Waldman dkk berpatokan pada pendapat House dkk (House, 1977; House & Shamir, 1993; Klein & House, 1995) mendefinisikan sebagai kombinasi hubungan antara individu (pemimpin) satu atau lebih bawahannya berdasarkan perilaku individu, dengan atribut-atribut pimpinan yang disenangi bawahan. Bass (1985) memberikan pemahaman yang lebih luas bahwa kepemimpinan kharismatik lebih dari sekedar keyakinan terhadap kepercayaan, tetapi mereka memiliki kemampuan supernatural. Bawahan sebagai bagian dari kepemimpinan kharismatik tidak hanya percaya dan hormat kepada pemimpinnya, tetapi mereka menjadikan idola dan pujaan sebagai figur spritual. M enurut Burns (1978), kepemimpinan transformasional adalah proses di mana pemimpin atau atasan dan bawahan saling mendorong satu dengan lainnya ke arah moral dan motivasi yang tinggi. Kepemimpinan transformasional dengan demikian dapat meningkatkan kesadaran bawahan dengan memberikan dorongan cita-cita dan nilai moral yang lebih tinggi seperti kemerdekaan, keadilan, kesamaan, kedamaian, dan rasa kemanusiaan kecemburuan atau kebencian. Jika pernyataan tersebut dihubungkan dengan teori hirarki kebutuhan Maslow (1954), maka kepemimpinan trasformasional
ISSN 0852-8144
dimaksudkan untuk mendorong tingkatan kebutuhan bawahan ke arah hirarki yang lebih tinggi. Bass (1985) menggambarkan bahwa kepemimpinan transaksioanal dan kepemimpinan kharismatik merupakan kepemimpinan yang saling melengkapi dan harus ada pada setiap individu pimpinan. Selanjutnya, Bass dan Avolio (1990) menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional berbeda dengan kepemimpinan transformasional, sebab kepemimpinan transformasional tidak hanya mengakui kebutuhan bawahan, tetapi juga mencoba berusaha meningkatkan kebutuhan tersebut dari tingkatan yang rendah ke tingkatan yang lebih tinggi sampai tingkatan yang mapan. Dengan demikian proses kepemimpinan transformasional dapat menghasilkan kemampuan bawahan untuk memimpin diri mereka sendiri, mengambil tanggung jawab bagi tindakannya sendiri, dan memperoleh imbalan melalui kemamdirian yang kuat. Oleh karena itu seorang pemimpin menurut tradisi Bugis-M akassar, harus memiliki empat syarat (Rahim, 1992) yaitu: malempu’pi (orangnya harus punya kejujuran); kanawa-nawa (orangnya harus berfungsi akalnya); waranipi (orangnya harus punya keberanian); dan sugipi (orangnya harus kaya dalam arti luas), yang selanjutnya konsep ini disebu kepemimpinan sulapa’ appa’. Penerapan konsep mutu di bidang pangan dalam arti luas menggunakan penafsiran yang beragam. Kramer dan Twigg (1983) menyatakan bahwa mutu merupakan gabungan atribut produk yang dinilai secara organoleptik (warna, tekstur, rasa dan bau). Hal ini digunakan konsumen untuk memilih produk secara total. 55
Sulaeman M iru
ISSN 0852-8144
Gatchallan (1989) dalam Hubeis (1994) berpendapat bahwa mutu dianggap sebagai derajat penerimaan konsumen terhadap produk yang dikonsumsi berulang (seragam atau konsisten dalam standar dan spesifikasi), terutama sifat organoleptiknya. Juran (1974) dalam Hubeis (1994) menilai mutu sebagai kepuasan (kebutuhan dan harga) yang didapatkan konsumen dari integritas produk yang dihasilkan produsen. M enurut Fardiaz (1997), mutu berdasarkan ISO/DIS 8402-1992 didefinisikan sebagai karakteristik menyeluruh dari suatu wujud apakah itu produk, kegiatan proses, organisasi atau manusia, yang menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan yang telah ditentukan. Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi penghasil udang di Indonesia yang menempati urutan ketiga dibawah Jawah Timur, dan Provinsi Lampung. Kedepan Sulawesi Selatan akan dapat lebih meningkatkan produksinya, sebab potensi tambak yang dimilki oleh Sulawesi Selatan diperkirakan mencapai 150.000 ha, namun yang telah dimamfaatkan baru sekitar 90.000 ha. (Sulaeman, 2000). Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan melakukan suatu penelitian tentang: Kajian Kepemimpinan Kaintannya dengan Total Quality Management.
dan kepemimpinan tradisional berpengaruh positif terhadap TQM ? 2. Apakah kepemimpinan transaksional, kepemimpinan transformasional, kepemimpinan kharismatik, dan kepemimpinan tradisional berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan? 3. Apakah TQM berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.? Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan transaksional, kepemimpinan transformasional, kepemimpinan kharismatik, dan kepemimpinan tradisional terhadap TQM. 2. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan transaksional, kepemimpinan transformasional, kepemimpinan kharismatik, dan kepemimpinan tradisional terhadap kinerja perusahaan. 3. Untuk mengetahui pengaruh TQM terhadap kinerja perusahaan. METODOLOGI Penelitian dilakukan pada perusahaan cold storage yang ada di Sulawesi Selatan dengan mengambil sampel sebanyak 644 responden, sample tersebut tersebar di enam perusahaan cold storage. Selanjutnya data yang ada akan dianalisis dengan menggunakan model persamaan struktural dengan program amos (Imam Gozali, 2004).
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka untuk memudahkan penelitian ini, maka penulis akan menguraikan pertanyaan penelitian sebagai permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah kepemimpinan transaksional, kepemimpinan transformasional, kepemimpinan kharismatik,
PEMBAHAS AN Dalam pembahasan ini akan diuraikan tentang pengaruh kepemimpinan transaksional terhadap 56
Transactional, transformational, charismatic
TQM, pengaruh kepemimpinan trasformasi terhadap TQM , pengaruh kepemimpinan kharismatik terhadap TQM, pengaruh kepemimpinan tradsional terhadap TQM , pengaruh kepemimpinan transaksional terhadap kinerja perusahaan, pengaruh
ISSN 0852-8144
kepemimpinan transformasi terhadap kinerja perusahaan, pengaruh kepemimpinan kharismatik terhadap kinerja perusahaan, pengaruh kepemimpinan tradsional terhadap kinerja perusahaan dan pengaruh TQM terhadap kinerja perusahaan.
Tabel 1. Koefisien Regresi dan Critical Ratio dari Variabel Kepemimpinan Transaksional, Transform asi, Kharismatik, Tradisional, Total Quality Management dan Kinerja Perusahaan TQM TQM TQMl TQM
Variabel Transak Transfor Kharism Tradisi
KR 0,390 -0,052 0,972 0,409
C.R 3,341 0,067 5,625 3,024
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
TQM Transak Transfor Kharis Tradisi
-0,027 0,923 0,008 0,357 -0,006
-0,555 2,217 0,170 2,222 -0,229
T tabel (σ = 5%) 1,960 1,960 1,960 1,960 1,960 1,960 1,960 1,960 1,960
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Total Quality Management Kepemimpinan Transaksional Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien jalur oleh factor kepemimpinan transaksional (KTR) ke factor total quality management (TQM ) memiliki arah positif dengan nilai koefisien 0,390. Jalur tersebut signifikan yang terlihat dari nilai t hitung (3,341) lebih besar dari t tabel (1,960). Hasil ini menunjukkan adanya pengaruh langsung positif dari kepemimpinan transaksional terhadap total quality management. Kepemimpinan Transformasional Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien jalur dari faktor kepemimpinan transformasional (KTF) ke total quality management (TQM ) memiliki arah negatif dengan nilai koefisien –0,052. Jalur tersebut tidak signifikan yang terlihat dari t hitung (0,067) lebih kecil dari t tabel
Keterangan Signifikan T. Signifikan Signifikan Signifikan T. Signifikan Signifikan T. Signifikan Signifikan T. Signifikan
(1,960). Hasil ini menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh langsung kepemimpinan transformasional terhadap total quality management.. Kepemimpinan Kharismatik Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien jalur dari faktor kepemimpinan kharismatik (KKM ) ke total quality management (TQM ) memiliki arah positif dengan nilai koefisien 0,972. Jalur tersebut signifikan yang terlihat dari nili t hitung (5,625) lebih besar dari t tabel (1,960). Hasil ini menunjukkan adanya pengaruh langsung positif dari kepemimpinan kharismatik terhadap total quality management. Kepemimpinan Tradisional Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien jalur dari faktor kepemimpinan tradisional (KTD) ke total quality management (TQM ) memiliki arah positif dengan nilai koefisien 0,409. Jalur tersebut 57
Sulaeman M iru
ISSN 0852-8144
signifikan yang terlihat dari nilai t hitung (3,024) lebih besar dari t tabel (1,960). Hasil ini menunjukkan adanya pengaruh langsung positif dari kepemimpinan tradisional terhadap total quality management.
kharismatik terhadap kinerja perusahaan. Kepemimpinan Tradisional Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien jalur dari faktor kepemimpinan tradisional (KTD) ke kinerja perusahaan (KP) memiliki arah negatif dengan nilai koefisien 0,006. Jalur tersebut tidak signifikan yang terlihat dari nilai t hitung (-0,229) lebih kecil dari t tabel (1,960). Hasil ini menunjukkan tidak adanya pengaruh langsung kepemimpinan tradisional terhadap kinerja perusahaan. Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Perusahaan Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien jalur dari faktor total quality management (KTD) ke kinerja perusahaan (KP) memiliki arah negatif dengan nilai koefisien -0,027. Jalur tersebut tidak signifikan yang terlihat dari nilai t hitung (-0,027) lebih kecil dari t tabel (1,960). Hasil ini menunjukkan tidak adanya pengaruh langsung total quality management terhadap kinerja perusahaan.
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Perusahaan Kepemimpinan Transaksional Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien jalur dari faktor kepemimpinan transaksional (KTR) ke kinerja perusahaan (KP) memiliki arah positif dengan nilai koefisien 0,923. Jalur tersebut signifikan yang terlihat dari nilai t hitung (2,217) lebih besar dari t tabel (1,960). Hasil ini menunjukkan adanya pengaruh langsung positif dari kepemimpinan transaksional terhadap kinerja perusahaan. Kepemimpinan Transformasional Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien jalur dari faktor kepemimpinan transformasional (KTF) ke kinerja perusahaan (KP) memiliki arah positif dengan nilai koefisien 0,008. Jalur tersebut tidak signifikan yang terlihat dari nilai t hitung (0,170) lebih kecilr dari t tabel (1,960). Hasil ini menunjukkan tidak adanya pengaruh langsung kepemimpinan transformasional terhadap kinerja perusahaan. Kepemimpinan Kharismatik Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien jalur dari faktor kepemimpinan kharismatik (KKM ) ke kinerja perusahaan (KP) memiliki arah positif dengan nilai koefisien 0,357. Jalur tersebut signifikan yang terlihat dari nilai t hitung (2,222) lebih besar dari t tabel (1,960). Hasil ini menunjukkan adanya pengaruh langsung positif dari kepemimpinan
KES IMPULAN M engacu pada pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka selanjutnya dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Kepemimpinan transaksional, berpengaruh terhadap TQM , hal ini disebabkan karena bahwa imbalan yang meraka terima sudah cukup memadai atas usaha yang meraka lakukan. 2. Kepemimpinan transformasional, tidak berpengaruh terhadap TQM , hal ini di sebabkan karena kurangnya motivasi/dorongan yang lebih tinggi dalam melaksanakan tugasnhya. 58
Transactional, transformational, charismatic
3. Kepemimpinan kharismatik, berpengaruh terhadap TQM , hal ini pimpinan memberikan kesempatan kepada setiap karyawan untuk merealisaski potensi dirinya, 4. Kepemimpinan tradisional, berpengaruh terhadap TQM , hal tersebut mencerminkan bahwa pemimpin memiliki kepakaan sosial dan merealisasikannya bagi perbaikan hidup karywannya. 5. Kepemimpinan transaksional, berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, hal ini menunjukkan adanya ketergantungan pada pertukaran imbaln antara pemimpin dan karyawan yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan. 6. Kepemimpinan transformasional tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, ini menunjukkan bahwa pimpinan kurang mampu menghadapi perubahan-perubahan secara sinambung. 7. Kepemimpinan kharismatik, berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, adanya dorongan kepada karyawan untuk berprestasi. 8. Kepemimpinan tradisional, tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, adanya nilai-nilai budaya lokal yang diabaikan sebab efektifitas kepemimpinan dan manajemen hanya mungkin dicapai jika kita memahami latar belakang budaya manusia yang terlibat didalam organisasi secara mendalam. 9. Total quality management tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, harus ada komitmen yang tinggi dari manajemen
ISSN 0852-8144
disertai dengan peningkatan kinerja individu. 10. Sementara itu kharis matik mempunyai proporsi terbesar terhadap pengaruh TQM , sedangkan kepemimpinan transaksional mempunyai proporsi terhadap kinerja perusahaan. DAFTAR PUS TAKA Bass, B.M . 1985. Ledership and Performance Beyond Expectation. New York: Free Press Bass, B.M . and Bruce J. Avolio. 1990. The Implications of Transactional and Transformation Leadership for Individual, Team, and Organizational Development. Research Change and Development. pp. 231 - 272 Burns, J.M . 1978. Leadership. New York: Harper and Row Domingo, Rene T. 1994, Global Competitivenes Throught Total Quality, The Asian M anager, April House, R.J. 1977. A 1976 Theory of Charismatic Leadership. In J. G.Hunt & L. larson (Eds). Leadership: The Cutting Edge: 189 – 207. Carbondale: Southern Illinois University Press. House, R.J. and Shamir B. 1993. Toward an Integration of Transformational, Charismatik and Visionary Theories of Leadership. In M . Chemmers & R Ayman (Eds) Ledership: Perpesctives and Research Directions. 81 – 107. New York: Academic Press. Hersey, Paul and Kenneth H. Blanchard. 1988. M anagement of Organizational Behavior; Utilizing Human Resources. Fifth 59
Sulaeman M iru
ISSN 0852-8144
Edition, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall Inc. Klein, J.K. & House, R.J. 1995. On Fire: Charismatic Leadership and Levels of Analysis. Leadership Quarterly, 6: 183 - 198 Lakhe, R.R. and R.P. M oharty, 1995, Understanding TQM in Service System International Journal of Quality and Reliability M anagement, Vol.9, pp 139 – 153. M aruyama, M argoroh, 1984. Emergency Asean Theories and Communitas. M akalah Ceramah pada 11 – 13 April LPPM , Jakarta
M aslow, A.H. 1954. Motivation and Personality. New York; Harper Pawar, B.S., & Eastman, K.K. 1977. The nature and implications of contextual influences on transformational leadership: A Conceptual Examination. Academy of M anagement Review, 22; 80-89 Rahim, Rahman, 1992. Nilai-Nilai Utama Kebudayaan Bugis. Hasanuddin University Press. M akassar Stoner, James. 1982. M anagement. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
60