Kajian Karya Ilmiah By: Setiadi Tujuan Instruksional : Setelah mempelajari materi ini, diharapkan pembaca mampu : 1) Menjelaskan pengertian karya ilmiah dengan benar. 2) Menyebutkan berbagai macam karya ilmiah dengan benar. 3) Menjelaskan metode penelitian ilmiah dengan benar. 4) Menjelaskan penelitian keperawatan dengan benar. 5) Menjelaskan desain penelitian experimen dengan benar. 6) Menjelaskan penelitian keperawatan dengan benar. 7) Menjelaskan lingkup penelitian keperawatan dengan benar. A. Pengertian Karya ilmiah adalah suatu karya untuk menghasilkan ilmu pengetahuan atau sesuatu yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan dikerjakan menurut aturan atau tata cara tertentu yang telah diakui secara luas oleh para ahli sebagai metode ilmiah (Soedjono 1991, Sukardjo 1992). B. Pembagian Karya Ilmiah Berbagai bentuk Karya ilmiah dapat berupa : 1. Disertasi Adalah karya ilmiah hasil penelitian mandiri yang mendalam tanpa atau disertai dengan dalil, dengan bimbingan seorang promotor dan ko-promotor, yang dilakukan untuk memperoleh gelar Doktor atau Ph.D.(jenjang S3) dan telah berhasil dipertahakan dihadapan suatu dewan penguji baik secara tertutup maupun terbuka. Menurut keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia No 053/U/1993, disertasi adalah karya tulis akademik hasil studi dan atau penelitian mendalam yang dilakukan secara mandiri dan berisi sumbangan baru bagi perkembangan ilmu pengetahuan, atau menemukan jawaban baru bagi masalah-masalah yang sementara telah diketahui jawabanya atau mengajukan pertanyaan baru terhadap hal yang dipandang telah mapan dibidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dilakukan oleh calon Doktor dibawah pengawasan pembimbing. 2. Thesis Adalah karya ilmiah hasil penelitian mandiri yang mendalam dengan bantuan seorang pembimbing dan pembantu pembimbing, yang dilakukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan Master (jenjang S2) dan telah berhasil dipertahankan dihadapan suatu panitia penguji yang dibentuk oleh perguruan tinggi. 3. Skripsi Adalah Suatu karya ilmiah hasil penelitian mandiri atau kajian kepustakaan dengan bantuan seorang dosen pembimbing yang dikerjakan untuk memperoleh gelar sarjana (jenjang SI) dan telah berhasil dipertahankan dihadapan suatu tim penguji yang dibentuk oleh perguruan tinggi.
Karya Ilmiah Dan Topik Penelitian Keperawatan
1
4. Makalah Adalah karya ilmiah hasil penelitian atau penulusuran kepustakaan disertai dengan permasalahan dan pembahasan dengan atau tanpa kesimpulan. 5. Artikel Asli Adalah karya ilmiah yang merupakan hasil laporan penelitian mandiri maupun berkelompok. 6. Laporan Kasus Adalah Laporan tertulis dari suatu kasus yang dijumpai penulis dan dianggap perlu untuk dikomununikasikan karena mengandung aspek yang khas, misalnya sangat langkah, memerlukan pengelolaan khusus, tanpak aneh (tidak biasa), dan lain-lain. 7. Kajian Kepustakaan Adalah suatu karya ilmiah hasil penelusuran kepustakaan, dirangkum dalam suatu tulisan untuk mengetahui perkembangan suatu bidang ilmu. 8. Ringkasan (abstrak) Adalah sari pati dari suatu karya tulis ilmiah seperti makalah, tesis disertasi dan lain sebagainya. C. Sarana Berfikir Ilmiah Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berfikir yang pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempunya. Ada dua hal yang harus ditempuh untuk dapat melakukan kajian ilmiah secara baik, yaitu : 1. Sarana ilmiah, ini bukan merupakan kumpulan ilmu, dalam pengertian bahwa sarana ilmiah itu merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah. 2. Tujuan mempelajari sarana berfikir ilmiah adalah memungkinkan kita untuk menelaah ilmu secara baik. Dalam hal ini , sarana berfikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang ilmu untuk mengembangkan materi pengetahuannya berdasarkan metode ilmiah. Untuk dapat melakukan kegiatan berfikir ilmiah dengan baik diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika dan statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipakai, logika adalah berfikir secara akal, matematik berperanan dalam berfikir deduktif dan statistika berperanan dalam berfikir induktif. D. Metode Penelitian Ilmiah untuk memperoleh pengetahuan Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar. Untuk memenuhi rasa ingin tahu ini, maka manusia berusaha mengumpulkan pengetahuan. Pengetahuan sendiri adalah sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi.
Menurut Notoatmodjo (2002:10–18) mengatakan, bahwa Cara memperoleh pengetahuan dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu : Karya Ilmiah Dan Topik Penelitian Keperawatan
2
1. Cara tradisional atau non ilmiah Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi : a. Cara coba salah (Trial and Error) Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain, dan apabila kemungkinan tidak berhasil pula dicoba kemungkinan yang lain pula sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya cara ini disebut coba – salah (trial and error). Contoh : Ditemukanya kina sebagai obat malaria. “Seorang penderita malaria, ia mencoba berbagai kemungkinan untuk menyembuhkan penyakitnyatersebut tetapi selalu gagal. Pada suatu hari ketika sedang mengembara dihutan ia kehausan dan minum air parit yang begitu jernih, tetapi rasanya pahit sekali, Anehnya sejak minum air ini malarianya tidak kambuh lagi. Akhirnya ia melakukan penyelidikan kesepanjang parit tersebut dan diketemukan pohon kina yang tumbang terendam dalam parit. Akhirnya ia berkesimpulan bahwa kulit kayu kina dapat dijadikan obat malaria” b. Cara Kekuasaan (Otoriter) Sumber pengetahuan ini dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan, ahli ilmu pengetahuan dan sebagainnya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan. Contoh : “Pada saat gereja mempunyai otoritas yang mutlak Eropa, ada suatu pendapat bahwa dunia itu datar, bukan bulat seperti teori yang kita anut sekarang. Pendapat itu diterima oleh masyarakat. pada waktu itu, sampai dalam jangka waktu yang lama tanpa melalui pembuktian empiris” c. Berdasarkan Pengalaman Pribadi Cara ini dengan mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut. Tetapi bila ia gagal, ia tidak akan mengulangi cara itu dan berusaha untuk mencari cara yang lain, sehingga dapat berhasil memecahkanya . Contoh : “Seorang desa yang menderita demam dapat sembuh karena minum air daun pepaya, akan mengulangi lagi cara itu pada waktu ia menderita demam, bahkan mungkin ia akan menyebarluaskan pengetahuanya kepada para tetangganya. d. Melalui Jalan pikiran Yaitu dengan cara menggunakan penalaran dalam memperoleh kebenaran pengetahuan. Penalaran dengan menggunakan jalan pikiran ada 2 (dua) yaitu dengan cara induksi dan deduksi. Penalaran Induktif, yaitu penalaran yang berdasar atas cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari sesuatu yang bersifat khusus atau individual. Contoh :
Karya Ilmiah Dan Topik Penelitian Keperawatan
3
“Ada fakta kambing punya mata, sapi punya mata, gajah punya mata, maka dapat ditarik kesimpulan bersifat umum bahwa semua binatang punya mata”. Penalaran deduktif, yaitu penalaran yang berdasar atas cara berpikir yang menarik kesimpulan yang khusus dari sesuatu yang bersifat umum. Contoh : “Binatang menyusui berkaki empat dapat ditarik kesimpulan sapi termasuk binatang menyusui” 2. Cara modern atau cara ilmiah Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology). Metode ilmiah adalah upaya memecahkan masalah melalui berpikir rasional dan berpikir empiris dan merupakan prosedur untuk mendapatkan ilmu. Metode ilmiah pada dasarnya menggabungkan berpikir rasional dengan berpikir empiris, artinya pernyataan yang dirumuskan disatu pihak dapat diterima oleh akal sehat dan dipihk lain dapat dibuktikan melalui data dan fakta secara empiris. Almack (1939), membuat batasan bahwa metode ilmiah adalah suatu cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran. Bahasan metode ilmiah sekurang-kurangnya memenuhi kriteria metode ilmiah sebagai berikut : Berdasarkan fakta, artinya informasi yang diperoleh, baik yang akan dikumpulkan 5 maupun dianalisis hendaknya berdasarkan fakta-fakta atau kenyataan –kenyataan, bukan berdasarkan pemikiran sendiri atau dugaan-dugaan. Bebas dari prasangka, artinya fakta atau data hendaknya berdasarkan bukti yang lengkap dan objektif, bebas dari pertimbangan-pertimbangan subyektif. Menggunakan prinsip analisis, artinya fakta atau data yang diperoleh melalui metode ilmiah tidak hanya apa adanya. Fakta serta kejadian-kejadian tersebut harus dicari sebab akibatnya atau alasan-alasanya dengan menggunakan prinsip analisis. Menggunakan Hipotesis, artinya harus ada dugaan sementara untuk memandu jalan pikiran kearah tujuan yang ingin dicapai. Menggunakan ukuran objektif, artinya pengumpulan data harus menggunkan ukuran yang objektif bukan berdasarkan pertimbangan subjektif (pribadi). Untuk mendapatkan suatu ilmu juga bisa dari suatu penelitian yang dikaji beberapa kali sehingga nantinya dapat dipertahankan di publik yang melalui realitas suatu ilmu yang dibedakan menjadi tiga yaitu : Proses, artinya suatu kegiatan untuk memahami alam semesta dan isinya didasarkan pada tuntutan keilmuan (rasionalistis dan objektif). Produk, artinya segala proses keilmuan yang harus menjadi milik umum dan selalu terbuka untuk dikaji oleh orang lain. Paradikma Etis, artinya Ilmu harus mengandung nilai moral dan etik yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai moral yang ada dimasyarakat. Pengetahuan menjadi suatu ilmu sekurang-kurangnya ada 3 syarat yang harus terpenuhi yaitu : Ilmu sebagai produk, artinya kumpulan informasi yang telah teruji kebenaranya dan dikembangakn berdasarkan metode ilmiah dan pemikiran logis.
Karya Ilmiah Dan Topik Penelitian Keperawatan
4
Ilmu sebagai proses, artinya cara mempelajari suatu realita dan memberi upaya penjelasan tentang suatu mekanisme. Ilmu sebagai metode, artinya cara untuk memperoleh pengetahuan dalam hal ini adalah menggunakan metode ilmiah. Cara ilmiah berarti bahwa penelitian itu harus didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu, rasional, empiris dan sistematis, yang pengertianya sebagai berikut : Rasional, artinya kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara yang masuk akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Oleh sebab itu, dalam berpikir rasional , diperlukan teori-teori yang telah mapan atau telah teruji kebenaranya. Empiris, artinya cara yang digunakan dalam penelitian itu teramati oleh indera manusia sehingga orang lain dapat ikut mengamati dan mengetahui cara – cara yang digunakan. Oleh sebab itu, kebenaran dalam berfikir empiris harus ditunjukan oleh bukti-bukti yang dapat dipercaya. Sistematis, artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkahlangkah tertentu yang bersifat logis. E. Kerangka Berpikir Ilmiah Untuk sampai kepada pembahasan penelitian ilmiah, perlu diketahui lebih dulu kerangka berpikir ilmiah. Semua ilmu yang diperoleh dari kegiatan ilmiah harus memenuhi syarat teori kebenaran ilmu. Berikut ini bisa kita lihat bagaimana kriteria kebenaran ilmu. Tabel 1.1 Kriteria kebenaran ilmu Jenis Kebenaran Koherensi
Deduktif
Korespondensi
Induktif
Pragmatis
Pragmatis
Logika
Kriteria Benar Salah konsisten tidak antara a, b, c & konsisten d bila sesuai objek yang dituju bila mempunyai kegunaan/ efektif
Contoh
tidak sesuai
Semua mahasiswa Akper bayar SPP, Aji mahasiswa Akper, Aji bayar SPP Akper Hang Tuah di Surabaya.
bila tidak berguna
Bekerja mendapatkan upah / hasil
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa menurut kriteria kebenaran ilmu, ada tiga macam kebenaran, yaitu : 1. Kebenaran koherensi, yaitu apabila suatu pernyataan dianggap benar, bila pernyataan itu bersifat koherensi dan konsisten dengan pernyataan sebelumnya dan dianggap benar menurut logika deduktif dengan menggunakan sarana matematika sebagai alat buktinya. Contoh : Semua mahasiswa Akper bayar SPP, Aji mahasiswa Akper, Aji bayar SPP. 2. Kebenaran korespondensi, yaitu apabila pernyataan adalah benar, jika pengetahuan yang terkandung dalam pernyataan itu berkorepondensi (berhubungan) dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut dengan logika induktif dan menggunakan statistik sebagai sarananya. Contoh : Jika si Aji mengatakan Akper Hang Tuah ada di Surabaya, maka si Aji dikatakan benar karena memang objeknya Akper Hang Tuah Surabaya berada di Surabaya.
Karya Ilmiah Dan Topik Penelitian Keperawatan
5
3. Kebenaran pragmatis, ialah apabila suatu pernyatan yang dikatakan benar bila diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional (berguna/efektif) bagi kehidupan praktis Contoh : Jika si Aji rajin belajar maka akan mendapatkan beasiswa. Tak mungkin si Aji mau belajar rajin jika tidak ada penghargaan yang diperolehnya. Dari kriteria diatas dapat diketahui bahwa segala sesuatu itu dapat dikatakan benar jika memenuhi kriteria diatas. Dalam cara berpikir / menalar untuk mengambil suatu keputusan tentang suatu masalah, terdapat dua cara yaitu : 1. Secara deduktif, yaitu menggunakan analisis yang berpijak darai pengertian-pengertian atau fakta –fakta yang bersifat umum kemudian diteliti dan hasilnya dapat memecahkan persoalan khusus. Cara deduktif pertama kali dipakai oleh Aristoteles yang kemudian diikuti oleh para ahli pengikutnya serta mengembangakan proses silogisme, yaitu : a) Premis mayor : mahasiswa Akper bayar SPP b) Premis minor : Aji mahasiswa Akper c) Kesimpulan : Aji juga bayar SPP 2. Secara Induktif, yaitu cara berpikir yang berpijak pada fakta – fakta yang bersifat khusus , kemudian diteliti dan akhirnya ditemui pemecahan persoalan yang bersifat umum. Induksi merupakan cara berpiir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat indifidual. Cara ini muncul pada tahun 1561 – 1626 dikemukakan oleh Francis Bacon, “ Untuk memperoleh pengetahuan orang harus mengadakan pengamatan, mengumpulkan fakta dan membuat kesimpulan dari penemuan-penemuannya. Inilah yang menjadi prinsip dasar dari semua ilmu. Dalam penerapan metode ilmiah para ahli sering mengintegrasikan kedua cara metode deduktif dan induktif kedalam suatu teknik yang dianggap lebih ampuh hasilnya. Karena setiap penelitian akan bertitik tolak dari suatu teori atau hasil penemuan yang bersifat umum (deduksi). Dari generalisasi ini kemudian diobservasi atau dipelajari hal-hal yang khusus untuk dapat merumuskan hipothesa sebagai jawaban sementara / kesimpulan, kemudian baru dilakukan penelitian secara induktif dengan mempelajari fakta – fakta yang ada. F. Langkah-Langkah Dalam Metode Ilmiah Beberapa langkah yang biasa ditempuh dalam metode ilmiah adalah : 1. Merumuskan masalah. 2. Mengajukan hypothesis atau jawaban sementara terhadap masalah. 3. Mengumpulkan data dan informasi untuk menjawab masalah. 4. Menguji hypothesis berdasarkan data yang telah diperoleh. 5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengujian hiphotesis. Langkah (1) dan (2) adalah fase berfikir rasional, sedangkan langkah (3), (4) dan (5) fase berpikir empiris. Sebagai gambaran kelima langkah diatas, perhatikan contoh sederhana berikut ini : 1. Merumuskan masalah. Diajukan pertanyaan sebagai berikut : Apakah IQ seseorang mempengaruhi prestasi belajar seseorang ? Karya Ilmiah Dan Topik Penelitian Keperawatan
6
Pertanyaan ini diajukan untuk melihat pengaruh IQ terhadap prestasi belajar mahasiswa. 2. Mengajukan hypothesis atau jawaban sementara terhadap masalah. Jawaban sementara pertanyaan diatas adalah : Makin tinggi IQ seorang mahasiswa, makin tinggi prestasi belajarnya. Dasar yang digunakan dalam menentukan atau menetapkan hypothesis ini adalah berpikir rasional, berdasarkan nalar artinya bahwa tinggi rendahnya IQ seorang mahasiswa akan menentukan kemampuan, wawasan dan ketrampilan dalam belajar. 3. Mengumpulkan data dan informasi untuk menjawab masalah. Untuk menjawab permasalahan dan atau menguji kebenaran hypothesis diatas, diperlukan data empiris dari sejumlah mahasiswa di suatu perguruuan tinggi dengan cara mengukur IQ mereka dan membandingkan dengan perolehan prestasi belajar dikelas. 4. Menguji hypothesis berdasarkan data yang telah diperoleh. Bandingkan data hasil pengamatan dan pencatatan diatas, dari katagori tingkat IQ tersebut kemudian lakukan analisis dan tentukan tingkat IQ yang menunjukan prestasi lebih tinggi. 5. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengujian hyphotesis. Seandainya prestasi belajar yang lebih tinggi dicapai oleh seorang mahasiswa yang IQ relatif lebih tinggi pula, maka cukup beralasan untuk menerima hypothesis yang telah dirumuskan pada langkah kedua diatas, artinya terdapat bukti secara empiris untuk menerima hypothesis. Kesimpulanya adalah IQ seseorang dapat menentukan prestasi belajar. Dari contoh sederhana diatas, terlihat bahwa berpikir rasional dan berpikir empiris merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan . Berpikir rasional diperlukan dalam mengkaji masalah dan merumuskan hypothesis, sedangkan berpikir empiris digunakan untuk menguji kebenaran hypothesis dan menarik kesimpulan penelitian. G. Penelitian Keperawatan Pada hakikatnya penelitian adalah perwujudan atau operasionalisasi dari metode ilmiah, yakni usaha atau kegiatan memecahkan masalah berdasarkan langkah-langkah berpikir ilmiah. Penelitian keperawatan dibangun diatas dua kata, yaitu penelitian dan keperawatan. Penelitian keperawatan didefinisikan sebagai proses ilmiah yang memvalidasi dan menyuling pengetahuan yang ada dan membangun pengetahuan baru baik baik yang langsung maupun tidak langsung mempengaruhi praktek-praktek keperawatan (Burns dan Grove, 1993). Tujuan utama penelitian keperawatan adalah mengembangkan dasar pengetahuan ilmiah untuk praktek keperawatan yang efektif dan efisien. Peneliti keperawatan bertanggung jawab kepada masyarakat dalam hal penyediaan kualitas pelayanan dan merumuskan cara-cara untuk meningkatkan mutu layanan itu, dan lebih khusus perawat bertanggung jawab terhadap kliennya. Penelitian keperawatan yang baik melahirkan temuan-temuan yang akan menjadi dasar tindakan-tindakan keperawatan yang efektif dan positif bagi penyembuhan klien. Meski tindakan-tindakan keperawatan penuh ketidakpastian, diharapkan hasil penelitian akan memberi sumbangsih besar untuk mereduksi ketidakpastian itu. Riset keperawatan adalah proses menganalisa data secara kritis yang dikumpulkan secara sistematis tentang fenomena tertentu. H. Tujuan Riset Keperawatan Ada 6 tujuan dari riset keperawatan, yaitu untuk : Menjelaskan karakteristik keadaan keperawatan yang sedikit diketahui.
Karya Ilmiah Dan Topik Penelitian Keperawatan
7
Menjelaskan fenomena yang harus diperhatikan dalam perencanaan pelayanan keperawatan. Memprediksi kemungkinan suatu hasil keputusan keperawatan dalam hubungannya dengan pemberian asuhan keperawatan. Mencapai suatu tingkat kepercayaan, aktivitas untuk memenuhi kebutuhan klien (Polit & Hungler, 1993). I. Lingkup penelitian keperawatan 1. Promosi kesehatan Penelitian pada bidang ini mengidentifikasi karakteristik individu atau situasi yang berhubungan dengan peningkatan perilaku individu terhadap kesehatan. Bidang ini meliputi : 1) pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga dan masyarakat (menghindari merokok). 2) Upaya-upaya meningkatkan daya tahan tubuh agar dapat mencegah terjadinya penyakit (makanan yang sehat). 3) Memberikan asupan dan motivasi untuk gerakan gaya hidup sehat (perencanaan pemeriksaan fisik secara rutin). 4) Pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya suatu penyakit (penularan HIV). 2. Proses keperawatan dan keputusan di lapangan (klinik) Fokus penelitian pada bidang ini adalah mengkaji salah satu tahap dalam proses keperawatan atau alasan yang spesifik berhubungan dengan clinical/field judgment. Ditekankan untuk mendefinsikan karakteristik atau penyebab yang berhubungan dengan beberapa diagnosa keperawatan, efektivitas intervensi keperawatan pada klien dengan masalah tertentu. 3. Kelompok resiko tinggi Perawat tertarik untuk mengidentifikasi sekelompok orang yang mempunyai risiko tinggi dalam masalah kesehatan tertentu dan dalam penyusunan strategi untuk mengurangi faktor resiko. 4. Deskripsi keadaan keperawatan yang holistic Fenomena praktek di lapanangan klinik sesuai dengan filosofi keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan harus menekankan pada 3 unsur holistic, humanistic dan caring (Bio-psiko-sosio-cultural-spiritual). Contoh fenomena tentang “parenting”, manajemen gaya hidup pada pasien yang sakit kronis, keterlibatan ayah pada kehamilan, perilaku staf perawat terhadap etika pengambilan keputusan, pengalaman keluarga pada klien yang gagal melakukan “treatmen suicide”. 5. Kelompok Khusus Bidang ini mencakup identifikasi kepercayaan suatu adat yang mempengaruhi “ethnic group”, ketersediaan fasilitas klinik di lansia, dan persepsi orang yang secara adaptasi berbeda dengan tenaga kesehatan. Contoh kelompok PSK yang jumlahnya banyak tak terdeteksi dengan baik. 6. Compliance (kepatuhan) terhadap program pengobatan Karya Ilmiah Dan Topik Penelitian Keperawatan
8
Riset ini bertujuan untuk memahami seberapa jauh pola koping, interaksi keluarga, motivasi dan keadaan individu (umur, jenis kelamin dan pendidikan) ada hubungannya dengan kepatuhan diet, pengobatan dan program latihan. J. Masa depan riset keperawatan Perawat professional memiliki tanggung jawab untuk mengambil suatu peranan yang aktif dalam pengembangan pengetahuan ilmiah keperawatan dan menghubungkan pengetahuan tersebut ke dalam praktik. Penggunaan riset keperawatan sebagai alat utama untuk pengembangan pengetahuan menuntun kita agar setiap perawat memeriksa bagaimana tanggung jawab riset dapat dilakukan dengan baik. Perawat tingkat sarjana diharapkan berpartisipasi dalam aktivitas riset dalam praktek : Membaca, mengartikan dan mengevaluasi riset bagi penggunaan untuk praktik. Memperkenalkan masalah keperawatan dan berpartisipasi dalam pelaksanaan temuan / hasil riset. Menggunakan praktik keperawatan sebagai suatu maksud pengumpulan data sehingga lebih baik dalam keperawatan. Menerapkan temuan riset yang ditegakkan untuk praktik keperawatan. Membagikan temuan riset dengan sesama profesi. K. Dasar perlunya riset bagi masa depan keperawatan : a. Harapan profesi Perawat yang dipersiapkan pada tingkat sarjana telah menjadi suatu minoritas kecil, karena suatu kebutuhan yang sangat besar terhadap pengetahuan baru, aktivitas riset mengakibatkan besarnya minat dan kerelaan perawat untuk berpartisipasi dalam riset. Peran sebagai perancang dan penghasil riset Proses merancang dan menghasilkan riset meliputi identifikasi masalah yang relevan untuk studi keperawatan, juga rencana yang jelas untuk melakukan suatu rancangan riset yang relevan. Peran sebagai replikator Proses pengulangan suatu riset yang telah dilakukan disebut sebagai replikasi suatu studi. Replikasi menyangkut pengulangan suatu studi dengan kondisi-kondisi yang sama dan peserta riset yang serupa dengan penyelidikan awal. Pengulangan studi dalam kondisi yang berbeda dapat membuat riset dapat digeneralisasi (Shelley, 1984) dan menetapkan validitas hasil riset. Peran sebagai pengumpul data Berpartisipasi dalam riset sebagai pengumpul data berarti bahwa perawat membantu dalam melaksanakan fase implementasi riset yang direncanakan peneliti. b. Harapan masyarakat Melonjaknya biaya perawatan kesehatan , pelayanan kesehatan teknis yang tinggi dan peningkatan tuntutan hukum menuntut bahwa asuhan keperawatan harus berdasarkan atas temuan ilmiah yang kuat. c. Pengaruh antar professional Pengaruh bekerja dengan profesi kesehatan lain telah merangsang perkembangan dan klarifikasi peranan riset dalam keperawatan. Para profesional pada disiplin ilmu yang Karya Ilmiah Dan Topik Penelitian Keperawatan
9
berhubungan dengan kesehatan telah memberikan pengaruh pada riset keperawatan. Upaya riset yang aktif terkait dengan studi klinis telah membantu mencetuskan partisipasi keperawatan dalam proyek-proyek antar disiplin ilmu, kolaboratif, dan penyelidikan keperawatan independent. JUDUL PENELITIAN, PERUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN Setiadi A. Pendahuluan Penelitian keperawatan pada hakikatnya adalah suatu proses ilmiah yang memvalidasi dan memurnikan pengetahuan yang ada dan menciptakan teknologi baru yang secara langsung berpengaruh terhadap praktek keperawatan. Adapun tujuan penelitian keparawatan antara lain adalah : 1. Mengembangkan dan menguji teori yang ada 2. Menghubungkan teori dan praktek 3. Memahami fenomena keperawatan 4. Memantapkan komitmen profesional dan akuntabilitas 5. Memperoleh informasi yang diperlukan untuk proses keperawatan B. Judul Penelitian 1. Memilih Dan Menetapkan Judul Penelitian Dalam memilih dan menetapkan judul penelitian yang perlu diperhatikan antara lain: a. Judul sebaiknya yang menarik minat peneliti. Menarik dan dapat membangkitkan minat sipeneliti meruapakan sesuatu yang dapat mendorong dan membangkitkan semangat kerja dalam setiap langkah kegiatan penelitian, terutama keinginan untuk memperoleh kebenran ilmiah. Karena dalam mencari suatu pekerjaan, jika tidak diminati atau tidak menarik hati, orang sering bekerja setengah-setengah hati hasilnya nantinya tidak akan memuaskan. b. Judul yang dipilih mampu untuk dilaksanakan peneliti Dengan kemampuan pengetahuan dan ketrampilan, peneliti akan mampu memecahkan permasalahan yang dicakup oleh judul yang dipilih. Mampu disini maksudnya dapat melakukan penelitian dan cukup waktu yang tersedia untuk menyelesaikan penelitian tersebut serta didukung oleh dana yang telah diperhitungkan untuk biaya penyelesaiannya atau tidak mahal dan terjangkau oleh peneliti. Sehingga harus mawas diri dulu untuk mengambil judul. Contohnya Mahasiswa DIII Keperawatan hanya diajar dengan mata kuliah Riset Keperawatan 2 SKS dan hanya ada waktu sekitar 1 bulan untuk mengambil data mencoba meneliti kefektifan penggunaan bethadin dalam mencegah tromboplebitis pada pemsangan infus. Judul ini menarik untuk diteliti tetapi mungkin peneliti belum mampu untuk melaksanakan dan waktu yang tersedia kurang untuk diselesaikan dengan baik. c. Judul hendaknya mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti Peneliti sudah bekerja dan berusaha dengan bersusah payah, hendaknya hasilnya berguna untuk diri, masyarakat dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian perlu dipikirkan hasil penelitian dengan judul yang dipilih, apakah ada manfaatnya atau tidak, tentunya peneliti ingin menyumbangkan karyanya untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Jangan meneliti yang sudah jelas diketahui hasilnya karena itu memang tidak perlu ditelitu. Contohnya : Peneliti ingin mengamati apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan Tindakan keluarga klien TB Paru dalam mencegah penularan terhadap anggota keluarga yang lain. Judul ini bagus tetapi kalau kita ingin mencari hubungan antara pengetahuan dengan tindakan maka itu tidak ada gunanya karena menurut teori secara umum biasanya kalau orang itu tahu maka akan melaksanakannya sehingga tidak perlu diteliti. Mungkin Karya Ilmiah Dan Topik Penelitian Keperawatan
10
lebih baik kalau studi tingkat pengetahuan keluarga TB Paru dalam mencegah penularan terhadap anggota keluarga yang lain. Judul ini singkat tetapi nantinya dapat diketahui pengetahuan keluarga dan kalau hasilnya jelek maka dapat di usulkan untuk diadakan penyuluhan secara berkala supaya pengetahuan mereka meningkat sehingga bisa mengurangi penuluran TB Paru terhadap anggota keluarga yang lain. d. Judul yang dipilih hendaknya cukup data tersedia Pemilihan judul penelitian hendaknya didukung oleh data yang cukup tersedia dan meyakinkan peneliti untuk menelitinya. Data disini dimaksudkan pula data sekunder dari kepustakaan yang ada untuk memperoleh teori dan konsep-konsep yang kelak digunakan pula untuk menyusun hipothesa penelitian. Serta situasi lapangan yang memungkinkan untuk mengumpulkan data –data yang diperlukan oleh peneliti. Jangan meneliti dengan judl yang dilapangan jarang ditemui misalnya Studi tingkat depresi klien yang berkelamin dua. Mungkin data diatas sangat jarang dijumpai nantinya selain kesulitan sumber buku untuk menjelaskan fenomena itu juga kesulitan klien yang berkelamin dua. e. Hindari terjadinya duplikasi judul dengan judul lain Jika terdapat judul yang sama, orang sering mengatakan salah satunya tiruan atau plagiat. Hendaknya hal seperti ini tidak terjadi. Karena penelitian kita telah dilakukan dengan susah payah dan akhirnya ejekan yang akan tejadi. Hal bisa terjadi jika melakukan penelitian ulang atas penelitian orang lain, yang mungkin kita meragukan hasil yang diperoleh, atau kita ingin menyempurnakan lebih lanjut, hal ini perlu dijelaskan dalam penelitian kita. Kelima poin tersebut diatas, merupakan langkah pertama dalam memilih judul penelitian. Berikut yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan agar judul kita memenuhi syarat sebagai judul yang tepat dan baik, yaitu : a. Judul dalam kalimat pernyataan , bukan pertanyaan b. Cukup jelas dan singkat serta tepat c. Berisi variabel-variabel yang akan diteliti d. Judul menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian yang dilakukan C. Cara Menulis Judul Penelitian Berikut yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam menulis judul yang tepat dan baik, yaitu : 1. Judul hendaknya dibuat sesingkat mungkin, jels, logik, informatif dan atraktif 2. Batasilah jumlah kata, hendaknya tidak lebih dari 12-16 kata, agar pembaca dapat cepat memahami arti judul tersebut 3. Untuk laporan penelitian harus sama dengan judul yang tercantum dalam usulan penelitia D. Mengidentifikasi permasalah sebelum mencari judul penelitian Ada beberapa strategi supaya dapat mencari judul yang bagus antara lain adalah : 1. Mencarilah masalah penelitian pada awal kuliah teoritis riset keperawatan sebanyak –banyaknya untuk di tulis dan dikumpulkan sebagai bekal pada saat kita konsul kepada pembimbing. 2. Berpikir yang kritis terhadap permasalahan keperawatan yang kita lihat, amati dan dengar, sehingga untuk mencari judul kita tidak perlu terlalu muluk – muluk cukup kita mendengar, melihat, dan mengamati disekitar kita. 3. Membaca jurnal penelitian sebanyak-banyaknya sebagai bekal agar penelitian kita tidak plagiat. 4. Sering diskusi kepada teman atau kelompok untuk mencari judul yang bagus E. Perumusan Masalah Penelitian 1. Masalah Penelitian Karya Ilmiah Dan Topik Penelitian Keperawatan
11
Permasalahan penelitian adalah kesejangan antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan; antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia; antara harapan dengan capaian. Sumber permasalahan penelitian sebenarnya ada dalam diri peneliti sendiri, ia harus selalu alergi terhadap alasan yang diberikan oleh para kolega dan seniornya atau tulisan literatur. Ia harus mengembangkan ketajaman observasinya, sehingga ia menjadi lebih awas pada apa saja yang pernah dipertanyakannya. Ia harus meragukan setiap kesimpulan yang tidak cukup bukti atau tidak berdasarkan data yang lengkap. Jika semuaanya itu ia anggap memerlukan pembuktian, maka ia telah sampai pada permasalahan penelitian (Zainuddin, 2003). Suatu penelitian penting untuk dilakukan apabila ada masalah yang belum pernah ia teliti, ada penelitian sebelumnya tetapi hasilnya belum lengkap atau kurang tajam, hasil penelitian sebelumnya masih kontradiktif dan belum konsisten. Masalah penelitian merupakan langkah awal yang harus dipikirkan berdasarkan suatu fakta empiris di lapangan. Pada tahap awal melaksanakan riset kegiatan yang perlu dilaksanakan mencakup pemahaman tentang konsep masalah berdasarkan kajian kepustakaan yang dapat dipercaya. Kegiatan tersebut meliputi berfikir, membaca, teori dan review dengan teman sejawat dan pembimbing. Selama tahap ini seorang peneliti perlu memahami melaksanakan deductive reasoning dan memilih topik yang diminati dari hasil riset yang telah dilaksanakan orang lain. Prioritas / Lingkup riset keperawatan berdasarkan kelompok ilmu keperawatan kemudian dikembangkan menjadi: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
Prioritas kesehatan danpencegahan penyakit pada masyarakat Pencegahan perilaku dan lingkungan yang berakibat buruk pada masalah kesehatan Menguji model praktek keperawatan di komunitas Menentukan efektifitas intervensi keperawatan pada infeksi HIV-AIDS Mengkaji pendekatan yang efektif pada gangguan perilaku Evaluasi intervensi keperawatan yang efektif pada penyakit kronis Identifikasi faktor-faktor bio-perilaku yang berhubungan dengan kemampuan coping Mendokumentasikan efektifitas pelayanan kesehatan / keperawatan Mengembangkan masalah dan metodologi riset pelayanan kesehatan / keperawatan Menentukan efektifitas biaya perawatan pasien
2. Sumber Masalah Penelitian Turney dan Noble (1971) mengemukakan bahwa ada 5 sumber masalah penelitian empiris, termasuk masalah penelitian keperawatan, yaitu : 1. Pengalaman pribadi 2. Keterangan yang diperoleh secara kebetulan 3. Kerja dan kontak profesional 4. Penguji dan kontak profesional 5. Analisa terhadap literatur akademik dan hasil peneitian yang relevan 1. Pengalaman Pribadi Banyak masalah dalam bidang keperawatan diperoleh dari pengalaman harian peneliti. Mengejawantahkan pengalaman pribadi menjadi permasalahan penelitian dapat dilakukan dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut : a. Mendefinisikan pengalaman pribadi untuk fokus penelitian b. Mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah itu c. Membuat keputusan pribadi selaku calon peneliti untuk memecahkan masalah itu d. Merumuskan masalah penelitian 2. Keterangan yang diperoleh secara kebetulan Informasi tidak sengaja pada hakikatnya dapat diperoleh dimana saja, dimanapun, darimanapun, dan kapanpun peneliti berpeluang memperoleh keterangan penting dan menarik untuk dijadikan Karya Ilmiah Dan Topik Penelitian Keperawatan
12
fokus penelitian, sungguhpun ia tidak senagaja menyiapkan diri untuk mencari informasi atau keterangan tertentu. Untuk mengejawantahkan keterangan yang diperoleh secara tidak sengaja menjadi permasalahan penelitian yang dipilh ditempuhblangkah-langkah sebagai berikut : a. Membangkitkan kepekaan selaku peneliti didalam merespon fenomena keperawatan yang relefan b. Mendefinisikan keterangan yang diperoleh secara spesifik c. Mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah d. Membuat keputusan pribadi selaku calon peneliti untuk memecahkan masalah tersebut e. Merumuskan masalah –masalah penelitian 3. Kerja dan Kontak Profesional Banyak peneliti mengembangkan atau merumuskan pertanyaan – pertanyaan penelitian mereka sebagai bagian dari aktivitas pekerjaan atau melaui diskusi dengan rekan sekerja (Kline, 1980); tidak terkecuali dibidang keperawatan. Pada banyak kasus , diskusi formal dan informal yang dilakukan oleh peneliti dengan rekan atau kelompok ahli lain sangat membantu upaya penajaman pemahaman terhadap masalah, baik teoritis maupun praktis. Melalui diskusi akademis inilah masalah penelitian dirumuskan dan dipertajam. Untuk tujuan ini peneliti dapat melakukan langkahlanhkah sebagai berikut : a. Mendefinisikan masalah-masalah keperawatan bersama rekan sekerja atau tenaga ahli lainnya b. Mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah itu melalui diskusi dengan rekan kerja atau tenaga profesional lainnya c. Membuat keputusan untuk menyelenggarakan penelitian keperawatan mengenai sebabsebab munculnya gejala dan dampak ikutannya d. Mermuskan pertanyaan penelitian. 4. Pengujian dan Pengembangan Teori Tujuan penelitian antara lian adalah dimaksudkan untuk melahirkan teori-teori baru mengenai perilaku keperawatan. Sebaliknya, teori-teori mengenai keperawatan dan perilaku keperawatan dapat dijadikan acuan dasar untuk merumuskan masalah penelitian. Langkah-langkah yang harus ditempuh oleh peneliti adalah : a. Memahami teori-teori keperawatan yang ada dan yang relevan b. Menelaah proses penelitian sampai dengan ditemukannya teori itu c. Membuat keputusan untuk menyelenggarakan penelitian d. Menentukan waktu dan situasi penelitian yang berbeda dengan penelitian yang sama sebelumnya e. Merumuskan masalah penelitian 5. Analisis Literatur profesional dan hasil penelitian sebelumnya Masalah penelitian keperawatan banyak diperoleh melalui penelaahan profesional dan laporan/jurnal hasil penelitian.
terhadap literatur
F. Mengidentifikasi Permasalahn Penelitian Beberapa cara untuk mengidentifikasi masalah penelitian dibidang keperawtan adalah sebagai berikut : 1. Observasi fenomena yang terjadi dalam pekerjaan sehari-hari, misalnya kesulitan-kesulitan yang dihadapi dibidang profesi sehari-hari dapat menjadi objek penelitian. Pada suatu saat selalu ada fenomena yang belum sepenuhnya dimengerti atau ada perbedaan pendapat tentang suatu fenomena tertentu.
Karya Ilmiah Dan Topik Penelitian Keperawatan
13
2. Penelusuran literatur pada aspek tertentu dalam suatu bidang, kumpulkan teori-teori, pelajari perkembangannya, kelemahannya, kesenjangannya atau inkontensinya. Hal ini akan mengarahkan kita pada permasalahan untuk diteliti lebih lanjut. 3. Menghadiri untuk menangkap permasalahan dalam seminar, pertemuan ilmiah profesi, kuliah tamu, atau mengunjungi pusat-pusat penelitian, lapangan dan sebagainya. Dalam mengidentifikasi permasalahan penelitian, pada hakikatnya calon peneliti harus berbekal scientific mind dan Prepared mind scientific , yang mempunyai pengertian harus berpandangan objektif (dapat melepaskan diri dari praduga dan opini sendiri), independent (tidak terpengaruh oleh pandangan orang lain) dan berwawasan. Prepared mind artinya selalu siap agar dapat menangkap permasalahan yang timbul selama melakukan obsevasi. Sebagai ilustrasi misalnya Isaac Newton dapat menemukan hukum gravitasi bumi, setelah dia kejatuhan buah apel. Banyak orang yang sebelumnya juga kejatuhan buah apel seperti Isaac Newton, tetapi tidak ada yang berfikir tentang hukum gravitasi bumi, oleh karena pikiran mereka belum siap siaga untuk menangkap makna yang terkandung dalam peristiwa jatuhnya apel ke kepala mereka (Zainuddin, 2003). G. Merumuskan Masalah Penelitian Permasalahan yang telah diidentifikasikan kadang-kadang sifatnya masih umum, belum spesifik. Oleh karena itu maka permasalahan yang telah diidentifikasi harus dipersempit agar lebih spesifik melalui pemecahan menjadi sub-sub permasalahan melalui perumusan masalah yang berupa beberapa pertanyaan yang relevan dengan permasalahan pokoknya. Dalam merumuskan masalah perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Frekuensi dan penyebaran masalah yang bersangkutan 2. Wilayah geografis yang terpengaruh oleh masalah yang bersangkutan 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah 4. Upaya yang pernah dilakukan untuk mengatasi masalah, keberhasilan dan kekurangan upaya tersebut Alasan pentingnya penelitian sehingga dapat membantu pemecahan masalah (Depkes RI, 2003). Masalah penelitian dapat dikatakan baik , jika mampu menghasilkan konklusi yang memenuhi kriteria valid dan riabel, yang mencerminkan derajad objektif yang tinggi, dan menggambarkan kausalitas. Kriteria masalah penelitian yang baik (Danim, 2003), yaitu : 1. Bersifat kausalitas atau menghubungkan 2 variabel 2. Dapat diukur secara empiris dan objektif 3. Dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda, lebih baik dinyatakan dalam bentuk pertanyaan 4. Tidak mencerminkan ambisi pribadi atau masyarakat, dan tidak pula menuntut jawaban dengan pertimbangan moral subjektif
Contoh : 1. Bagaimanakah peran orang tua dalam perawatan tali pusat pada bayi baru lahir (deskriptif) 2. Apakah ada hubungan antara variabel X dan Variabel Y ? (crossectional: asosiasi / korelasi) 3. Apakah ada pengaruh pemberian terapi bermain pada anak pra sekolah selama MRS terhdap penerimaan selama tindakan invansiv ? (pengaruh – experiment) H. Menyusun Tujuan Penelitian Tujuan penelitian diperoleh dari rumusan masalah penelitian yang telah ditetapkan sebagai indikator terhadap hasil yang diharapkan. Tujuan dari penelitian berguna untuk mengidentifikasi, menjelaskan, mempelajari, membuktikan, mengkaji, memprediksi alternatif pemecahan masalah terahadap masalah penelitian. Tujuan tersebut menandakan ide dari riset, misalnya deskriptif, corelasi, dan komparatif. Dengan adanya tujuan tersebut akan mempermudah untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Karya Ilmiah Dan Topik Penelitian Keperawatan
14
Tujuan penelitian harus jelas, ringkas, pernyataan yang deklaratif yang biasanya dituliskan dalam bentuk kalimat aktif. Untuk suatu kejelasan tujuan, biasanya difokuskan pada satu atau dua variabel dan mengidentifikasi apakah variabel perlu dijabarkan lebih lanjut. Fokus tersebut bisa dalam bentuk identifikasi hubungan atau asosiasi diantara variabel atau untuk menentukan perbedaan diantara dua grup dengan varaibel. Misalnya, tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Untuk mengidentifikasi karakteristik dari variabel X 2. Untuk mengidentifikasi karakteristik dari variabel y 3. Untuk menentukan atau mengidentifikasi hubungan antara variabel X dan variabel Y (relational) 4. Untuk menentukan atau mengidentifikasi perbedaan antara grup 1 dan grup 2 sehubungan dengan variabel X (differences) Tujuan penelitian adalah suatu indikasi kearah mana atau apa yang dicari melalui penelitian itu, yang dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang konkret dapat diamati dan dapat diukur. Tujuan dari riset ini biasanya adalah untuk mengidentifikasi, menjelaskan atau memprediksi alternatif pemecahan masalah. Secara bodoh dapat dikatakan , bahwa dalam merumuskan tujuan penelitian seseorang peneliti tinggal mengubah redaksi kalimat masalah (kalimat pertanyaan di pertanyaan masalah) menjadi kalimat pernyataan supaya menemukan jawaban atas masalah itu, tentu saja dengan penyesuaian redaksi seperlunya. Perhatikan contoh dibawah ini : 1. Apabila masalahnya adakah hubungan antara dukungan keluarga dengan pengurangan kekambuhan asma selama perawatan dirumah 2. Maka tujuanya menemukan hubungan antara dukungan keluarga dengan pengurangan kekambuhan asma selama perawatan dirumah Biasanya tujuan penelitian itu dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu 1. Tujuan umum , yakni tujuan penelitian yang berupaya menjawab masalah pokok, yang disesuaikan dengan spesifikasi permasalahan yang akan diteliti atau yang menggambarkan luaran yang akan dihasilkan dari penelitian. 2. Tujuan khusus, yakni penjabaran dari tujuan umum yang merupakan jawaban sementara dari pertanyaan masalah yang secara spesifik akan menjawab masalah-masalah khusus atau sub-sub masalahnya dan sekaligus menyatakan rincian langkah demi langkah untuk mencapai tujuan umum. 3. Tindakan pada tujuan khusus dinyatakan dengan kata kerja (t)), yang tentu saja sesuai dengan permasalahannya, misalnya : a. Menilai (to evaluate) b. Megukur (to assess, to measure) c. Mengidentifikasi (to identify) d. Menentukan (to determine) e. Membandingkan (to compare) (Depkes RI. 2003)
Karya Ilmiah Dan Topik Penelitian Keperawatan
15