perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KAJIAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SANGGAR LUKIS ANAK BOBBO MAKAMHAJI SUKOHARJO Desi Wulandari Pembimbing 1: Drs. Margana, M.Sn Pembimbing 2: Nanang Yulianto, S.Pd, M.Ds Universitas Sebelas Maret Surakarta e-mail:
[email protected]
Abstrak . The objective of research was to find out the process of evaluating the student learning outcome, the constrains in the implementation of learning outcome evaluation, and how to overcome the constrains in the implementation outcome evaluation in Bobbo kid painting studio of Makamhaji Sukoharjo. This study was taken place in Bobbo kid painting studio from March to May 2015. This study employed a descriptive qualitative approach. The object studied was the implementation of evaluation on student learning outcome, teacher and student activities in evaluation. The data sources used were informant, place and event, document and archive. The sampling technique used was purposive sampling one. The data validation was carried out using data triangulation using data source. Mean while data analysis was conducted using Flow Model of Analysis. Considering the result and discussion, it could be concluded that the implementation of evaluation on learning outcome did not employ the systematically prepared procedure. Evaluation of learning outcome included three aspects: (1) cognitive aspect encompassing idea, and knowledge on element and visual principle in painting art work; (2) affective aspect, encompassing student independency, self- confidence, and responsibility for the work; (3) psychomotor aspect, encompassing the ability of applying element and visual principle in the form of painting work form. The assessment criterion was emphasized on learning process and output using non-test technique, namely observation. The evaluation used was conducted using three principles: sustainability, totality, and objectivity. The evaluation was conducted during and in the end of learning process. The students in Bobbo studio could draw with various themes based on the idea they had despite some similar works. It was because the teacher tended to give example. The students’ attitude during learning process and evaluation was very independent, responsible, and joyful. In the implementation of evaluation, there were obstructions including: the students’ difficulty of accepting evaluation, teacher not applying the learning outcome evaluation maximally, and inadequate infrastructures in the implementation of evaluation. The solutions to such the obstructions included interpersonal approach, participatory observation on the students, and rewarding as the alternate to numeric assessment. Keywords: Evaluation, Learning Outcome, Painting.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui proses pelaksanaan evaluasi hasil belajar peserta didik, apa saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar, serta mengetahui cara dalam mengatasi kendala dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar di sanggar lukis anak Bobbo, Makamhaji Sukoharjo. Penelitian ini dilaksanakan di Sanggar Lukis Anak Bobbo pada bulan Maret 2015 sampai Mei 2015. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Objek yang diteliti adalah pelaksanaan evaluasi hasil belajar peserta didik, aktivitas pengajar dan peserta didik dalam evaluasi. Sumber data yang digunakan adalah ; informan, tempat dan peristiwa, dokumen dan arsip. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling (Sampel Bertujuan). Validitas data yang digunakan adalah triangulasi data dengan memanfaatkan sumber data. Sedangkan analisis data menggunakan Flow model of analysis (Model Mengalir) Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar tidak menggunakan prosedur yang dipersiapkan secara sistematis. Evaluasi hasil belajar meliputi tiga aspek, yaitu (1) aspek kognitif, meliputi ide, dan mengetahuan terhadap unsur dan prinsip visual dalam karya seni lukis, (2) aspek afektif, meliputi kemandirian, kepercayaan diri, serta tanggung jawab peserta didik terhadap karya, (3) aspek psikomotorik, meliputi kemampuan dalam menerapkan unsur dan prinsip visual dalam bentuk karya lukis. Kriteria penilaian ditekankan pada proses dan hasil pembelajaran dengan menggunakan teknik non tes yang berupa pengamatan. Evaluasi yang dilakukan menggunakan tiga prinsip, yaitu prinsip kesinambungan, prinsip keseluruhan dan prinsip objektifitas. Evaluasi dilakukan pada saat proses dan akhir pembelajaran. Peserta didik di sanggar Bobbo mampu menggambar dengan berbagai tema berdasarkan ide yang dimiliki, walaupun ada beberapa karya yang terlihat memiliki kemiripan, karena kecenderungan pengajar yang memberikan contoh. Sikap peserta didik selama proses pembelajaran dan evaluasi sangat mandiri, bertanggung jawab, dan menyenangkan. Dalam pelaksanaan evaluasi terdapat kendala/hambatan yaitu: kesulitan peserta didik dalam menerima evaluasi, pengajar yang belum menerapkan evaluasi hasil belajar secara maksimal, serta kurangnya sarana dan prasarana dalam pelaksanaan evaluasi. Cara yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan individu, pengamatan partisipasif terhadap peserta didik, serta memberikan penghargaan sebagai pengganti penilaian yang berbentuk angka. Kata kunci : Evaluasi, Hasi Belajar, Lukis
memberikan perubahan nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan bagi setiap Pada hakikatnya, setiap manusia orang. membutuhkan pendidikan. Mulai dari Menurut UU RI Nomor 30 Tahun jenjang pendidikan usia dini, pendidikan 2003 Pasal 13 tentang Sistem Pendidikan dasar, pendidikan menengah dan tinggi, baik Nasional, jalur pendidikan terdiri atas anak–anak, remaja, dewasa, sampai pada pendidikan formal, nonformal, dan informal usia lanjut memiliki kesempatan untuk yang dapat saling melengkapi dan memperoleh pendidikan. Seperti yang memperkaya. Sedangkan menurut pendapat dikemukakan oleh Marzuki (2010: 87) Marzuki (2010: 95) bahwa pendidikan bahwa “manusia sebagai tujuan formal merupakan jalur pendidikan yang pembangunan artinya, manusia adalah terstruktur atau lebih dikenal dengan subyek didik yang harus ditingkatkan pendidikan sekolah umum. Pendidikan kualitasnya melalui pendidikan”. Dengan nonformal yaitu jalur pendidikan luar kata lain, pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. commitsekolah to user yang terorganisasi dengan program yang sistematis. Pendidikan informal yaitu Pendidikan memiliki tujuan untuk pendidikan yang dilakukan oleh orang tua PENDAHULUAN
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sanggar lukis merupakan wahana atau masyarakat yang tidak begitu yang digunakan sebagai pembinaan terorganisasi. menggambar bagi anak usia 2–13 tahun. Mementingkan pendidikan formal, Adanya sanggar seni lukis yang ada di tidak sepenuhnya benar. Karena masyarakat bukan sesuatu hal yang baru, bagaimanapun, sebuah sistem pendidikan karena pengenalan sanggar sebagai sarana formal atau sekolah juga memiliki pendidikan nonformal telah ada sejak tahun keterbatasan. Sehingga pendidikan 1950-an yang diperkenalkan oleh para nonformal merupakan salah satu cara untuk seniman. Seperti halnya pada pendidikan melengkapinya, agar tujuan pendidikan formal, pendidikan di sanggar juga sepenuhnya dapat terlaksana. Ditegaskan mengenal proses pembelajaran. Pendidik kembali oleh Marzuki (2010: 140 ) bahwa: sebagai pemegang kendali kelas harus ........pendidikan nonformal memiliki tugas sebagai berikut: (1) Pendidikan memiliki strategi dalam proses belajar Nonformal (PNF) membantu mengajar. Strategi yang dilakukan sangat menyiapkan anak–anak prasekolah berpengaruh terhadap keberhasilan peserta untuk memasuki sekolah melalui play didik. Menurut Djamarah dan Zain (2006: group, pusat pengasuhan (day care ada beberapa faktor yang 109) center), program pendididkan melalui mempengaruhi keberhasilan dalam proses televisi, dan sebagainya; (2) PNF bertugas melengkapi atau complement belajar meliputi tujuan, guru, anak didik, sekolah dengan memberi pengalaman kegiatan pengajaran, alat evaluasi, bahan melalui ekstrakurikuler seperti olahraga, evaluasi dan suasana evaluasi. kegiatan seni dan budaya, organisasi Evalusi hasil belajar merupakan remaja dan pemuda; (3) PNF kegiatan yang wajib dilakukan oleh setiap menindaklanjuti sekolah dengan pengajar baik di dalam pendidikan formal, menyajikan berbagai program pendidikan nonformal dan pendidikan pendidikan berkelanjutan atau kesempatan pendidikan lanjut setelah informal. Hal ini dilakukan untuk keluar dari sekolah atau menyelesaikan mengetahui sejauh mana penguasaan dan sekolah. kemampuan yang telah dicapai oleh peserta Pendidikan nonformal yang berada didik terhadap materi atau keterampilan di tengah-tengah masyarakat semakin yang telah diberikan. Seperti yang berkembang. Pada dasarnya pendidikan dijelaskan oleh E.Grounlund (dalam nonformal untuk anak memang sangat Purwanto, 2010: 3) bahwa “ Evaluasi adalah dibutuhkan. Lembaga kursus merupakan sutu proses yang sistematis untuk salah satu contoh keberadaan pendidikan menentukan atau membuat keputusan nonformal yang diperuntukkan untuk sampai sejauh mana tujuan–tujuan pendidikan anak maupun orang dewasa. pengajaran telah dicapai oleh siswa”. Lembaga kursus diharapkan memberikan Antara sanggar satu dengan yang bantuan kepada anak untuk dapat lain, pada umunya memiliki sistem evaluasi mengeksplorasikan diri secara bebas dengan yang berbeda-beda. Dengan kata lain setiap bantuan pembimbing yang tepat. Lembaga sanggar lukis memiliki strategi dalam kursus yang sering dijumpai adalah sanggar memberikan penilaian terhadap hasil belajar yang memberikan pelatihan keetrampilan anak. Banyak aspek yang terdapat dalam commit to user dan seni, baik seni tari, seni teater dan seni strategi evalusai hasil belajar, baik dilihat lukis. dari cara dan teknik evaluasi, sampai pada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kriteria yang di tentukan dalam evaluasi prinsip evaluasi) di sanggar lukis anak hasil karya. Di dalam pembelajaran di Bobbo Makamhaji Sukoharjo. sanggar lukis, evaluasi hasil belajar sangat 2. Untuk mendeskripsikan saja kendala dibutuhkan untuk meningkatkan atau hambatan yang dihadapi dalam kemampuan peserta didik dalam berkarya, pelaksanaan evaluasi hasil belajar siswa yang terkadang dikesampingkan oleh para di sanggar lukis anak Bobbo pendidik. Makamhaji Sukoharjo. Pendidikan nonformal sama halnya 3. Untuk mendeskripsikan cara dalam dengan pendidikan lainnya yang memiliki mengatasi kendala atau hambatan yang strategi dalam mengevaluasi hasil belajar dihadapi dalam pelaksanaan evaluasi peserta didik. Hal inilah yang membuat daya hasil belajar siswa di sanggar lukis anak tarik peneliti untuk menggali informasi lebih Bobbo Makamhaji Sukoharjo. dalam tentang strategi yang dilakukan dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar peserta METODE PENELITIAN didik. Dengan demikian, dari hasil Penelitian dilaksanakan di Sanggar penelitian ini dapat memberikan sumbangan Lukis Anak Bobbo Makamhaji Sukoharjo. . pemikiran terhadap pelaksanaan evaluasi di Lokasi ini dipilih menjadi tempat penelitian pendidikan nonformal yang lebih baik. dengan alasan sebagai berikut: Berdasarkan latar belakang yang a. Sanggar lukis anak Bobbo merupakan telah disampaikan di atas, rumusan masalah lembaga kursus yang sudah terdaftar penelitian ini adalah: di Dinas Pendidikan sebagai Lembaga 1. Bagaimanakah proses pelaksanaan Pendidikan Keterampilan. evaluasi hasil belajar siswa (Meliputi, b. Sanggar lukis anak Bobbo merupakan prosedur evaluasi, objek dan subyek lembaga kursus yang sudah lama evaluasi, kriteria penilaian, teknik berdiri yaitu sejak tahun 1992 dan evaluasi dan prinsip evaluasi) di tetap aktif sampai sekarang, serta sanggar lukis anak Bobbo Makamhaji memiliki materi pembelajaran yang Sukoharjo? jelas dan terprogram. 2. Apa saja kendala atau hambatan yang Penelitian ini merupakan penelitian dihadapi dalam pelaksanaan evaluasi deskriptif kualitatif bertujuan untuk hasil belajar siswa di sanggar lukis anak mengklasifikasikan dan menyajikan data Bobbo Makamhaji Sukoharjo? dengan mendeskripsikan suatu fenomena 3. Bagaimanakah cara mengatasi kendala dengan fakta yang ada di tempat penelitian. yang ada dalam pelaksanaan evaluasi Strategi penelitian yang digunakan adalah hasil belajar siswa di sanggar lukis anak menggunakan strategi studi kasus yaitu Bobbo Makamhaji Sukoharjo? meneliti lebih dalam mengenai suatu hal. Adanya latar rumusan masalah Pendapat tersebut dijelaskan oleh Moloeng tersebut, maka penelitian ini memiliki tujuan (2010: 7) bahwa penelitian kualitatif yaitu: berfungsi untuk meneliti sesuatu secara 1. Untuk mendeskripsikan proses mendalam. Sumber data dalam penelitian ini pelaksanaan evaluasi hasil belajar siswa adalah informan, tempat dan peristiwa, serta (Meliputi prosedur evaluasi, objek dan dan dokumen. Pengambilan sampling commitarsip to user subyek evaluasi, kriteria penilaian menggunakan Purposive Sampling, dengan dalam evaluasi, teknik evaluasi, dan
perpustakaan.uns.ac.id
informan tetap. Sedangkan teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis data model alir atau Flow Model. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Denah Lokasi Penelitian Sanggar Bobbo merupakan lembaga pendidikan luar sekolah yang bergerak dibidang keterampilan dan kesenian, terutama seni lukis. Sanggar Bobbo memberikan bimbingan belajar menggambar, melukis, dan mewarnai untuk anak usia 3-14 tahun. Sanggar Bobbo beralamatkan di Jalan Joko Tingkir 13, Makamhaji, Sukoharjo, Kode Pos 57161. Lokasi sanggar Bobbo sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Pajang, Kecamatan Lawean, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Pajang, Kecamatan Lawean, sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Gentan, Kecamatan Baki, sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Makamhaji, Kecamatan Kartasura.
digilib.uns.ac.id
OTAK-ATIK” yang berarti “Belajarlah menggambar agar jadi anak yang kreatif”. Maksud dari kata-kata tersebut merupakan dorongan dan motivasi kepada anak dan orang tua. Orang tua tidak mengurung hak anak yang suka menggambar, dengan melarang corat-coret tembok dan melakukan hal-hal yang bersifat mengekang kreatif anak. Semakin dikenalnya sanggar Bobbo sebagai sanggar lukis anak, maka melalui lembaga Pendidikan Keterampilan Luar Sekolah Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, pada akhirnya sanggar Bobbo didaftarkan ke Departemen Pendidikan sebagai Lembaga pendidikan luar sekolah, yang kemudian mendapatkan SK No.411/411.3/2009. Sanggar lukis Bobbo oleh Dinas Pendidikan Sukoharjo tidak disebut sebagai sanggar, melainkan sebagai Lembaga Pendidikan Keterampilan (LPK). Keberadaan sanggar lukis Bobbo tidak hanya diakui oleh Pemerintah Sukoharjo, tetapi pada tahun 2006 sanggar Lukis Bobbo telah diakui oleh Komisi Nasional Indonesia oleh UNESCO. Melalui badan ini, bakat yang dimiliki oleh peserta didik dapat disalurkan lewat lomba-lomba yang diikuti. Beberapa lomba yang pernah diikuti oleh peserta didik di sanggar Bobbo, seperti lomba harian bergambar di UNESCO, dan Kanagawa, Jepang. Menyandang gelar juara memang tidak terlalu dipersoalkan, yang terpenting adalah mendongkrak semangat anak-anak untuk terus berkarya.
2. Latar Belakang Berdirinya Sanggar Lukis Anak “Bobbo” Latar belakang berdirinya sanggar Bobbo dikarenakan kecintaan Bapak Nur Taufik, A.Md terhadap dunia menggambar dan kedekatannya dengan anak-anak. Keprihatinan terhadap dunia seni rupa anak, 3. Pembelajaran Seni Rupa di Sanggar merupakan salah satu alasan yang membuat Lukis Anak “Bobbo” Bapak Taufik membulatkan tekad untuk a. Komponen Pembelajaran di terus memberikan bimbingan menggambar Sanggar Lukis Anak Bobbo untuk anak-anak. Nama Bobbo sebenarnya Dalam proses belajar mengajar di sebuah singkatan dari bahasa Jawa yang dalamnya terdapat komponen-komponen commit to user merupakan misi dari sanggar tersebut, yaitu penting. Komponen tersebut diantaranya “BISOHO ORAK-OREK BEN BISO meliputi, materi, metode, media dan alat
perpustakaan.uns.ac.id
pembelajaran, sumber belajar dan evaluasi pembelajaran. Seperti halnya di sanggar Bobbo yang memiliki komponen belajar seperti berikut: 1) Materi Pembelajaran Materi yang diberikan di sanggar Bobbo, tidak berpatokan khusus pada buku panduan. Materi yang diberikan berfokus pada tingkat usia dan tingkat pemahaman anak mengenai seni rupa. 2) Metode Pembelajaran Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan materi ajar. Ada lima metode yang digunakan di sanggar Bobbo, yaitu (a) metode ceramah, (b) metode demonstrasi, (c) metode tanya jawab, (d) metode pemberian tugas, dan (e) metode apresiasi. 3) Media dan alat pembelajaran Pada dasarnya media dan alat pembelajaran merupakan komponen yang berbeda. Media merupakan perantara untuk menjelaskan informasi dari pendidik kepada peserta didik. Media yang digunakan di sanggar Bobbo adalah berupa media visual diam yaitu berupa gambar dan contoh lukisan yang merupakan dokumentasi hasil karya peserta didik yang ikut bergabung di sanggar Bobbo. Alat pembelajaran merupakan unsur pendukung yang memungkinkan peserta didik dapat menerima materi pembelajaran dengan baik. Alat pembelajaran yang digunakan di sanggar Bobbo adalah papan tulis. b. Pelaksanaan Pembelajaran di
digilib.uns.ac.id
bahan ajar, alat dan bahan, (2) menentukan tema, (3) proses pembuatan sketsa gambar, (4) mewarnai gambar, dan finishing. B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Evaluasi Hasil Belajar di Sanggar Lukis Anak Bobbo Pelaksanakan evaluasi hasil belajar di sanggar Bobbo memiliki cara evaluasi yang berbeda dengan pelaksanaan evaluasi di pendidikan formal. Seperti halnya dengan pelaksanaan pembelajaran, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan evaluasi antara lain a) prosedur penilaian; b) objek penilaian; c) kriteria penilaian; d) teknik penilaian; dan e) prinsip penilaian. Pelaksanaan evaluasi hasil belajar di Sanggar Bobbo dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Prosedur Evaluasi Hasil Belajar
Pada dasarnya prosedur penilaian di sanggar Bobbo berbeda dengan prosedur penilaian yang di sekolah pada umumnya. Prosedur yang dilaksanakan tidak berpatokan pada waktu dan tempat untuk melakukan evaluasi. Apabila di sekolah umum akan dijumpai bentuk evaluasi hasil belajar berupa tes dan waktu yang telah terjadwal, maka di sanggar Bobbo tidak dilakukan demikian. Pelaksanaan hasil belajar tidak memerlukan persiapan khusus, seperti waktu evaluasi, tempat evaluasi, dan form penilaian. Evaluasi hasil belajar dengan menggunakan pendekatan secara individu, memudahkan pengajar dalam menyimpulkan sampai sejauh mana peserta didik menguasai materi yang diberikan. Sanggar Lukis Anak Bobbo Sebagai contoh, seorang peserta didik yang Berdasarkan observasi yang masih sangat tergantung dengan instruksi dilakukan oleh peneliti, pelaksanaan pengajar saat mewarnai gambar, maka pembelajaran yang di sanggar Bobbo pengajar dapat menarik beberapa memiliki beberapa tahapan, yaitu (1) bahwa peserta didik tersebut commitkesimpulan to user persiapan pembelajaran, meliputi persiapan kurang mandiri.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, waktu yang digunakan dalam melaksanakan evaluasi sebenarnya tidak hanya diberikan pada akhir pembelajaran, tetapi setiap adanya kesempatan pada saat proses pembelajaran. Hal ini dimaksudkan, agar antara proses dan hasil belajar saling berkesinambungan. Terkadang ada beberapa peserta didik yang berinisiatif untuk meminta penilaian kepada pengajar, contohnya “Mbak, ini bagaimana?kurang apa?”, sudah bagus apa belum?”, dengan demikian pengajar akan memberikan masukan kepada peserta didik. Walaupun tidak menggunakan prosedur khusus yang disiapkan, pengajar sudah mengamati setiap perkembangan anak. Setiap peserta didik yang telah menguasai tahapan yang diberikan oleh pengajar, maka peserta didik akan mendapatkan tambahan materi selanjutnya. 2) Objek Evaluasi Hasil Belajar Pada dasarnya, yang disebut dengan objek evaluasi adalah sasaran utama untuk digunakan untuk memperoleh informasi. Ada beberapa objek dalam proses evaluasi hasil belajar, salah satunya adalah siswa. Siswa sebagai objek evaluasi tentu saja memiliki aspek-aspek khusus yang dijadikan patokan dalam memberikan penilaian. Demikian halnya dengan objek evalusi yang dipilih di sanggar Bobbo. Objek evaluasi di sanggar Bobbo difokuskan pada peserta didik. Aspek pada peserta didik yang menjadi evaluasi meliputi tiga ranah, yaitu aspek kognitif yang meliputi ide dan pengetahuan terhadap unsur visual, aspek afektif yang meiputi sikap, dan aspek psikomotor yang meliputi penerapan unsurunsur visual dalam sebuah karya.
3) Kriteria Penilaian dalam Evaluasi Hasil Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, kriteria penilaian dapat dijelaskan dengan tabel berikut: No Kriteria Aspek kriteria Penilaian 1.
Penilaian
a. Kemampuan
proses
membuat skets
berkarya
gambar
(perfomance assesment)
b. Pemahaman tema. c. Kemandirian d. Kepercayaan diri. e. Kesungguhan. f. Tanggung jawab terhadap alat dan bahan. g. Keterampilan menggunakan alat.
2.
Penilaian hasil
a. Keaslian ide.
karya (product
b. Teknik
assesment)
pewarnaan. c. Komposisi gambar. d. Kebersihan karya.
Tabel 1. Kriteria penilaian peserta didik (Desain: Desi Wulandari, 2015)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
proses pembelajaran, serta pengetahuan 4) Teknik Penilaian dalam Evaluasi terhadap materi yang diberikan. Aspek Hasil Belajar afektif (sikap) mencakup sikap kemandirian, Teknik dalam pelaksanaan evaluasi, kerapian, kebersihan dan tanggung jawab lebih kepada pengamatan dan pendekatan terhadap karyanya sendiri. Aspek partisipasif yaitu pengajar akan terjun psikomotorik (keterampilan) mencakup langsung dalam membimbing anak yang keterampilan dalam menuangkan unsurmengalami kesulitan. Misalnya, pengajar unsur visual seperti, mengolah warna, memberikan materi mengenai teknik penguasaan teknik dalam menggambar, dan menggunakan pastel. Peserta didik keterampilan terhadap mengolah komposisi mempraktikkan secara langsung, sedangkan gambar. tugas pengajar melakukan pengamatan 3. Prinsip objektivitas terhadap kinerja anak. Pengamatan tersebut Pelaksanaan evaluasi tidak juga sebagai langkah evaluasi terhadap memandang siapa yang mengikuti karya peserta didik. Pengajar memberikan pembelajaran. Baik dari keluarga terdekat, bimbingan kepada anak yang mengalami tingkat umur dan aspek lainnya. Peserta kesulitan, yaitu memberi contoh dilembar didik yang belum menguasai teknik dan gambar, yang nantinya peserta didik akan materi pembelajaran akan mendapatkan melanjutkan kembali pekerjaannya. evaluasi dan bimbingan dari pengajar. 5) Prinsip Penilaian dalam Evaluasi Hasil Peserta didik yang terbilang dalam tahapan Belajar bermain dan belajar akan diberikan Dari hasil pengamatan peneliti, dan bimbingan secara individu apabila peserta wawancara dari pengajar, sanggar Bobbo didik mengalami kesulitan dalam belajar. menggunakan tiga prinsip, yaitu: 1. Prinsip Kesinambungan (continuety) 6) Penilaian Hasil Belajar di Sanggar Prinsip kesinambungan yang Lukis Anak Bobbo dimaksud adalah tingkat intensitas Penilaian hasil belajar peserta didik pelaksanaan evaluasi yang ada di Sanggar yang dilaksanakan mencakup aspek aspek Bobbo, dilakukan relatif sering. Pelaksanaan kognitif, aspek afektif, dan pencapaian evaluasi hasil belajar tidak mengenal waktu terhadap aspek psikomotorik. Penilaian tertentu, tetapi dilakukan secara terus– yang dilakukan oleh pengajar di sanggar menerus selama proses bimbingan Bobbo memberikan pemahaman apakah berlangsung. Pelaksanaan evaluasi yang peserta didik sudah mampu menangkap dilakukan mencakup keseluruhan materi materi dan contoh yang diberikan oleh yang diberikan dengan menggunakan pengajar. Pengajar akan mengetahui pendekatan personal (individu). perkembangan peserta didik dan 2. Prinsip Keseluruhan (comprehensive) menyampaikan secara langsung kepada Prinsip keseluruhan yang peserta didik maupun kepada orang tua dilaksanakan di dalam evaluasi hasil belajar peserta didik. di sanggar Bobbo terlihat dengan evaluasi Pada dasarnya penilaian yang diberikan yang mencakup tiga aspek yaitu, aspek tidak serta merta dilihat dari segi kemahiran kognitif (pengetahuan) mencakup peserta didik dalam berkarya. Tetapi bentukpenuangan ide, pemahaman terhadap bentuk bentuk yang dihadirkan oleh anak lebih commit to user visual, pengetahuan peserta didik terhadap mengarah pada bentuk-bentuk yang alat dan fungsinya, yang digunakan dalam dihasilkan dari perkembangan usia mental
perpustakaan.uns.ac.id
anak. Dari observasi yang dilakukan oleh peneliti, setiap karya peserta didik memiliki kesamaan, tetapi kesamaan tersebut tidak terlihat menyeluruh di setiap peserta didik. Ada beberapa peserta didik yang menunjukkan karya yang sesuai dengan ide yang dimiliki oleh si anak. Pengajar juga memberikan penilain yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dari awal bergabung, sampai peserta didik melaksanakan tahapan-tahapan dalam proses bimbingan.
digilib.uns.ac.id
merupakan aspek yang paling dominan dibandingkan dua aspek lainnya. 4. Teknik evaluasi hasil belajar yang digunakan yaitu menggunakan teknik non tes, yang berupa pengamatan. Prinsip evalausi hasil belajar menggunakan tiga prinsip yaitu (1) prinsip kesinambungan (2) prinsip keseluruhan,dan (3) prinsip objektivitas. 5. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan evaluasi berupa a) pengajar; b) peserta didik; c) lingkungan; d) sarana dan prasarana. Pengajar yang belum menerapkan sistem evaluasi secara SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan maksimal. Peserta didik yang masih dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian di kesulitan dalam menerima evaluasi, sanggar lukis anak Bobbo adalah sebagai terutama pada peserta didik usia 3-5 berikut: tahun. lingkungan yang tidak kondusif 1. Pelaksanaan evaluasi hasil belajar tidak karena berada di dekat jalan raya, serta menggunakan prosedur yang tersusun sarana dan prasarana dalam pelaksanaan secara sistematis, misalnya dalam evaluasi, khususnya tidak adanya form mempersiapkan form penilaian ataupun penilaian yang disiapkan oleh pengajar. dalam waktu pelaksanaannya. 6. Untuk mengatasi kendala tersebut, cara 2. Objek evaluasi hasil belajar adalah yang dilakukan adalah dengan peserta didik yang meliputi tiga aspek menggunakan pendekatan individu, yaitu (1) aspek kognitif, meliputi ide, pengamatan partisipasif terhadap peserta pengetahuan terhadap peralatan melukis dididk, serta memberikan penghargaan dan pengetahuan terhadap unsur dan sebagai pengganti penilaian yang prinsip visual dalam seni lukis, (2) aspek berbentuk angka. afektif, meliputi kemandirian, Secara keseluruhan ada beberapa kepercayaan diri, serta tanggung jawab saran yang perlu diperhatikan oleh pembina, terhadap karya, (3) aspek psikomotorik, pengajar dan peserta didik. Pewmbina meliputi kemampuan dalam menerapkan sanggar hendaknya memeperhatikan unsur dan prinsip viasual dalam karya kelengkapan sarana dan prasarana belajar, lukis. misalnya ruangan belajar yang memadai, 3. Kriteria penilaian peserta didik meliputi meja dan alas yang digunakan peserta didik, penilaian proses berkarya (perfomance serta buku-buku bergambar yang digunakan assesment) yang ditekankan pada aspek sebagai referansi belajar, untuk menunjang afektif dan aspek kognitif dan penilaian keberhasilan. hasil karya (product assesment) yang Berkitan dengan ruangan belajar, ditekankan pada aspek psikomotorik, alangkah lebih baik apabila ruangan dapat seperti ide (orisinalitas), warna, dan didesain layaknya ruangan belajar anakcommit to user komposisi yang ada dalam karya. Dari anak, seperti gambar-gambar yang ketiga aspek tersebut, aspek psikomotorik dilukiskan di dinding ruangan. Hal ini dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
merangsang imajinasi peserta didik dan ruangan akan terkesan menyenangkan. Pengajar hendaknya memaksimalkan penilaian aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, dengan memperhatikan pengelompokan kelas serta pendekatan yang dilakukan dalam evaluasi hasil belajar.
Sedangkan untuk peserta didik hendaknya benar-benar memperhatikan evaluasi yang diberikan sehingga sehingga peserta didik selanjutnya dapat mengerjakan karyanya tanpa bantuan dari pendidik.
DAFTAR PUSTAKA Djamarah, S.B. dan Zain, A. 2006. Strategi Belajar Mengajar (Edisi Revisi).Jakarta: Rineka Cipta Marzuki, Saleh H.M. 2010. Pendidikan Nonformal (Dimensi dalam Keaksaraan Fungsional, Pelatihan dan Andragogi). Bandung :PT Remaja Rosdakarya Moleong, L.J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya Purwanto, N. 2000. Prinsip Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT remaja Rosdakarya
commit to user