KAJIAN DAN PENGEMBANGAN MODEL SISTEM INFORMASI PENGAJUAN KREDIT PRODUKTIF DI PT. BANK BNI
Oleh : RC. ESTI NURSUMARYANTI
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005
RINGKASAN RC. Esti Nursumaryanti, 2005: Kajian dan Pengembangan Model Sistem Informasi Pengajuan Kredit Produktif UKM di PT. Bank BNI. Dibawah bimbingan Musa Hubeis dan Marimin
Sektor-sektor yang berorientasi ekspor dan berbasiskan sumber daya dome stik, termasuk di dalamnya UKM dalam corporate plan PT. Bank BNI merupakan salah satu Strategic Business Unit (SBU) yang dikembangkan, disamping sektor-sektor bisnis lainnya, dengan target melakukan penyeimbangan kredit produktif, sehingga komposisi kredit Bank BNI tidak terkonsentrasi pada usaha korporasi. Untuk itu dibentuk organisasi Unit Kredit Produktif Terpusat yang merupakan layanan kredit produktif dalam suatu wilayah operasi secara sentral yang biasa disebut Sentra Kredit Kecil (SKC), yang perjalanan operasionalnya timbul permasalahan, sehingga perlu dilakukan penyempurnaan, agar pencapaian target terpenuhi dan mutu kredit yang diberikan baik Tujuan kajian adalah mengevaluasi dan mengidentifikasi sistem pengajuan kredit berbasis website, serta mengembangkan model SI pengajuan kredit UKM. Untuk menjawab hal tersebut, digunakan metode kerja berupa observasi lapangan, pengumpulan data primer dan sekunder, serta perancangan sistem deskritif dan kualitatif. Observasi lapangan yang dilakukan meliputi aspek organisasi, sumber daya manusia (SDM), yang terlibat langsung dalam permasalahan, aspek teknis meliputi software, hardware dan jaringan terkait dengan permasalahan di SI Kredit Produktif Terpusat (SIKPT). Dari kajian didapatkan, bahwa dalam perancangan sistem untuk memenuhi kebutuhan pengguna, dilakukan pendekatan otomasi internal rating dalam pengelolaan resiko kredit dan dikembangkan dalam basis website. Komponen SIKPT dikembangankan dengan komponen-komponen yang terdiri dari operating system Linux Suse version 7.2, Web Server Application Apache version 1.3, Application Tool PHP version 4.06 dan database MySQL version 3.23.39. Pengembangan SIKPT adalah menghemat waktu dan biaya, di sisi lain ditemukan kelemahan sistem yang tergantung pada pihak ketiga, yaitu masalah komunikasi. Bila komunikasi terhenti, maka operasional terganggu dan cabang maupun unit kredit produktif tidak bisa akses ke SIKPT. SIKPT merupakan sistem sentral database yang berlokasi di kantor pusat, sedangkan Unit Kredit Produktif Terpusat berlokasi di sentra-sentra kredit sebagai terminal remote dan didukung oleh cabang-cabang sebagai unit pemasar. Sejalan dengan perkembangan, pertumbuhan pengguna ternyata menimbulkan permasalahan, terutama dalam kapasitas hardware dan software, tetapi diikuti beberapa alternatif solusi bersifat replacement, upgrading dan atau fine tunning terhadap keseluruhan komponen sistem, antara lain peningkatan kapasitas server, web server fine tuning, application fine tuning dan database fine tuning. Untuk menghindari kegagala n sistem operasi dan layanan SIKPT, perlu disiapkan prosedur darurat (disaster recovery contingency atau DRC), antara lain cadangan (backup) server siap pakai dan saluran komunikasi bila terjadi gangguan sehingga
cabang, unit kredit produktif terpusat dan wilayah dapat akses ke SI di kantor besar. Hal lainnya perlu disiapkan Business continuity plan untuk mengatasi kegagalan sistem yang diakibatkan oleh bencana (disaster) yang tidak dapat dihindari.
Kata Kunci
:
Kredit Produktif Terpusat (KPT), PT. Bank BNI, Kantor Cabang, Kantor Wilayah, Strategic Business Unit, Credit Scoring, Internal Rating, website, Persetujuan Khusus, Persetujuan, Perjanjian Kredit (PK), Surat Keputusan Kredit (SKK).
The Study and Model Development of Information System for Productive Loan Proposal Application At PT. BanK BNI RC. Esti Nursumaryanti
The commercial banking segment continues to grow in line with the Government’s effort in driving national economic growth through small and medium – scale enterprise (SME) development. Realizing the more importance of SME banking segment in Indonesia, the commercial strategic business Unit (SBU) has refocused on the market segment since 2004, such as through the enhancement of the products and services and loans processing streamline. In this case, it is necessary to build centralized productive loan unit organization which express the productive loan service in an operational area centrally, called as small business loan centre. In the operational performance appears problem and need improvement, to perfect the system, in order to reach the target and make more good quality loan. This study goal is to identify and to evaluate website based approval loan system and to develop Information System model SME proposal. Working method like field observation, collecting secondary and primary data, and descriptive qualitative design system are answer of this problem. From this study we will know that system design to fulfill customer need is done by approaching internal rating automation risk loan handling and developed in website based. User increment also causes the problems, mainly in software and hardware capacity and this study we will find some alternative solutions such as replacement solution, upgrading solution and or fine-tuned solution to whole components system such as server capacity up grading, web server fine tuning, application fine tuning and data base fine tuning. The goal of centralized productive loan Information System development is to save the cost and time. An the other side, there are some lacks in this system which are depend on the third party, that is communication problem. If communication is stopped, the operation will be disturbed and branch office and small business loan unit can not access to the centralized productive loan information. To avoid system operation and productive loan information systems experience failure, it is necessary to prepare emergency procedure (DRC), such as stand by server and emergency communication line if there are some disturbances so branch office centralized productive loan and regional office could access to information system in the head office.
Key word :
small and medium – scale enterprise (SME), centralized productive loan, PT. Bank BNI, Branch, Strategic Business Unit, internal rating automation risk loan, website
KAJIAN DAN PENGEMBANGAN MODEL SISTEM INFORMASI PENGAJUAN KREDIT PRODUKTIF DI PT. BANK BNI
RC. ESTI NURSUMARYANTI
Laporan Akhir Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Profesional pada Program Studi Industri Kecil Menengah
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005
Judul Laporan akhir
: Kajian dan Pengembangan Model Sistem Informasi Pengajuan Kredit Produktif UKM di PT. Bank BNI
Nama Mahasiswa
: RC. Esti Nursumaryanti
Nomor Pokok
: F. 052020105
Program Studi
: Industri Kecil Menengah
Menyetujui,
November 2005
Komisi Pembimbing :
Prof. Dr. Ir.H.Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA Ketua
Prof.Dr.Ir. Marimin, M.Sc Anggota
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Dekan Sekolah Pascasarjana
Industri Kecil Menengah
Prof.Dr.Ir.H. Musa Hubeis,MS,Dipl.Ing,DEA
Prof.Dr.Ir. Hj. Sjafrida Manuwoto, MSc.
Tanggal Ujian: 08 Juli 2005
Tanggal Lulus: 09 Desember 2005
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir yang berjudul
KAJIAN DAN PENGEMBANGAN MODEL SISTEM INFORMASI PENGAJUAN KREDIT PRODUKTIF DI PT. BANK BNI
Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing yang belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar dimanapun juga. Segala data dan informasi yang saya sajikan adalah benar adanya.
Bogor,
2005
Yang membuat pernyataan,
RC. Esti Nursumaryanti
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa atas karuniaNya penulis dapat menyelesaikan dengan baik Laporan akhir dengan judul “Kajian dan Pengembangan Model Sistem Informasi Pengajuan Kredit Produktif UKM di PT. Bank BNI” untuk memenuhi persyaratan akademik bagi mahasiswa peserta program Magister Profesional Industri Kecil Menengah Institut Pertanian Bogor. Dalam proses penyelesaian Laporan Akhir ini, penulis banyak bantuan dari berbagai pihak dan dengan rasa hormat penulis menyampaikan terima kasih yang tulus dan sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Ir.H.Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA dan Prof.Dr.Ir. Marimin, M.Sc, sebagai komisi pembimbing dalam rangka pembuatan proposal dan penyusunan Laporan akhir. 2. Para staff PT. Bank BNI khususnya Divisi Teknologi Infomrasi, Divisi Usaha Kecil dan Sentra Kredit Kecil Melawai yang memberikan saran dan masukan serta data mengenai permasalahan yang diinvestigasi samapi dengan selesainay Laporan akhir ini. 3. Keluarga tercinta penulis yaitu Ahmad Gunandar (suami) dan Daffa Pradiptya yang telah memberikan semangat dan dorongan moral untuk menyelesaikan studi hingga tesis ini selesai. 4. Teman-teman kuliah MPI IPB khususnya angkatan 3 yang telah membantu baik moril maupun materiil dalam menyelsaikan Laporan akhir ini.
Selanjutnya kami berharap agar hasil penelitian ini bermanfaat bagi pihak akademik untuk menambah wawasan terhadap sistem informasi sentral kredit produktif sebagai masukan dan diharapkan dapat diimplementasikan dengan baik oleh pembaca sebagai bahan diskusi perihal permasalahan sistem informasi perbankan.
Jakarta, November 2005 Penulis
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 11 Agustus 1968 di Jakarta, anak ke satu dari dua bersaudara pasangan bapak Salim Nurhadiyanto dan Sri Sumarni. Pendidikan yang pernah ditempuh adalah Sekolah Dasar di SD Negeri Situ Gintung II Pagi Jakarta Selatan lulus tahun 1981, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri I Jayapura lulus tahun 1984,
Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 48
Jakarta Timur lulus tahun 1987, Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Jurusan Informatika Manajemen lulus tahun 1992 di Jakarta. Tahun 1992 penulis bekerja di PT. Waenibe Wood Industry sebagai Staff Sentra Data selama 2 tahun, selanjutnya pada tahun 1994 pindah bekerja di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, di Divisi Pengedalian Keuangan dan tahun 1997 pindah ke Divisi Teknologi Informasi hingga sekarang. Sejak November 2002 penulis mendapat kesempatan belajar untuk melanjutkan Studi Magister Profesional Industri Kecil Menengah, Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL……………………………………………………………
i
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………
ii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………
iii
I.
PENDAHULUAN……………………………………………………….
1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………….
1
B. Tujuan Kajian………………………………………………………….
7
C. Ruang Lingkup………………………………………………………...
7
II. ANALISIS MASALAH ………………………………………………
III.
IV.
8
A. Prinsip Analisis……………………………………………………….
8
1. Kredit Produktif …………………………………………………...
8
2. Komponen sistem Informasi……………………………………….
10
3. Sistem Informasi Manajemen……………………………………...
12
B. Metode Kerja ………………………………………………………..
14
1. Pengumpulan Data ………………………………………………...
14
2. Pengolahan dan Analisis Data……………………………………..
15
PROSES BISNIS SI KREDIT PRODUKTIF………………………
18
A. Manajemen Kredit Produktif UKM …………………………………
18
B. Sistem Informasi Kredit Produktif…………………………………...
19
C. Pengisian Formulir Permohonan Pinjaman…………………………..
20
D. Sub Sistem Verifikasi ………………………………………………..
22
E. Sub sistem Kalkulasi…………………………………………………
23
RANCANGAN SI KREDIT PRODUKTIF…………………………
25
A. Analisis sistem ………………………………………………………
25
B. Rancangan sistem…………………………………………………….
29
C. Entity Relationship diagram………………………………………….
35
D. Kamus Elemen Data …………………………………………………
47
E. Perangkat Lunak, Perangkat Keras dan Jaringan ................................
53
F. Sumber Daya Manusia………………………………………………..
63
G. Desain User Interface………………………………………………...
64
H. Implikasi Manajemen………………………………………………...
75
KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………
89
1. Kesimpulan…………………………………………………………………
89
2. Saran………………………………………………………………………...
90
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...
92
DAFTAR TABEL
No.
Teks
Halaman
1
Kamus elemen data informasi calon debitur ………………………
44
2.
Kamus elemen data internal rating sistem………………………….
47
3.
Kamus elemen data scoring………………………………………...
47
4.
Kamus elemen data CRR…………………………………………..
47
5.
Kamus elemen data appraisal plotting……………………………..
48
6.
Kamus elemen data appraisal BATJ……………………………….
49
7.
Konfigurasi apache…………………………………………………
50
8.
Kajian kapasitas atau beban jaringan………………………………
56
9.
Kajian mutu dan kapasitas VSAT-Broadband……………………..
58
10.
Karakteristik -karakteristik GUI ……………………………………
60
11.
Prinsip-prinsip perancangan interfaceuser…………………………
61
12.
Perbedaan sistem lama dan sistem baru……………………………
77
13.
Matriks implikasi pengembangan sistem informasi………………..
79
i
DAFTAR GAMBAR
No.
Teks
Halaman
1.
Skema dasa sistem informasi………………………………………
3
2.
Keuntungan otomasi proses kredit produktif UKM………………..
6
3.
Permohonan kredit produktif………………………………………
22
4.
Verifikasi data permohonan pinjaman……………………………..
22
5.
Alur proses kalkulasi……………………………………………….
24
6.
Struktur organisasi SKC……………………………………………
27
7.
Waktu rataan yang diperlukan proses kredit produktif……………
28
8.
Flowchart SIKPT…………………………………………………...
29
9.
Diagram konteks sistem SBC………………………………………
30
10.
Diagram 0 Tingkat 1 SKT………………………………………….
31
11.
Diagram 1 Tingkat 2 SKT………………………………………….
32
12.
Diagram 2 Tingkat 2 SKT………………………………………….
33
13.
Diagram 3 Tingkat 2 SKT………………………………………….
34
14.
ERD Verifikasi……………………………………………………..
36
15.
ERD Kalkulasi……………………………………………………...
37
16.
10 Tingkat risiko kredit…………………………………………….
40
17.
Detail criteria CRR ………………………………………………...
42
18.
Struktur desain pembentukan CCR………………………………...
44
19.
ERD Realisasi Pinjaman…………………………………………...
45
20.
ERD Kewenangan………………………………………………….
46
21.
Konsep logika cache HTML……………………………………….
57
22.
Konfigurasi jaringan tes……………………………………………
60
23.
Menu login SBC……………………………………………………
65
24.
Menu Utama SIKPT………………………………………………..
66
25.
Menu RO Modul…………………………………………………...
67
iii
26.
Menu CA Modul…………………………………………………...
68
27.
Menu appraisal Modul……………………………………………..
69
28.
Menu maintenance Modul………………………………………….
70
29.
Menu parameter Modul…………………………………………….
71
30.
Menu report………………………………………………………...
72
31.
Menu data hub info………………………………………………...
73
iii
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Teks
Halaman
1
Aktivitas di setiap tahap proses kredit beserta Penanggungjawabnya……………………………………………...
94
2.
Formulir di setiap tahap proses penanggung jawabnya…………....
95
3.
Konfigurasi SI Pengajuan kredit produktif………………………...
96
4.
Kuesioner…………………………………………………………..
97
5.
Rating field report………………………………………………….
100
6.
Lembar pre-screening………………………………………………
103
7.
Aplikasi permohonan kredit………………………………………..
104
8.
Formulir informasi pokok………………………………………….
107
9.
Lembar informasi nasabah…………………………………………
110
10.
Formulir kunjungan setempat dan verifikasi……………………….
111
11.
Formulir analisa keuangan ………………………………………...
121
12.
Formulir rating……………………………………………………..
125
13.
Formulir rekomendasi hasil analisa kredit…………………………
127
14.
Memorandum pengusuluan kredit………………………………….
131
15.
Memorandum penolakan…………………………………………...
140
16.
Surat Keputusan kredit……………………………………………..
143
iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bank BNI saat ini merupakan salah satu bank yang terbesar di Indonesia, baik dari segi dana yang dihimpun, aset maupun perolehan labanya. Sebagai salah satu bank peserta rekapitalisasi secara konsisten dan berkesinambungan telah melakukan berbagai program perbaikan hingga mampu menunjukkan perkembangan kinerja yang semakin membaik. Prestasi tersebut dapat dilihat dari kemampuan Bank BNI, bukan hanya mampu menekan kerugian selama tiga tahun berturut-turut, tetapi juga mampu membukukan laba Rp. 295 miliar pada akhir tahun 2000,
Rp. 1,7 Trilyun
pada akhir 2001, Rp. 2,5 Trilyun pada akhir 2002 dan Rp 3,136 Trilyun pada akhir tahun 2004. Sepanjang tahun 2004 Bank BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp. 23,47
triliun yang dialokasikan pada sektor usaha kecil menengah (UKM)
mencapai
86,2 % dan selebihnya pada sektor korporasi. Tingginya alokasi
penyaluran kredit pada sektor UKM bukan berarti Bank BNI meninggalkan sektor usaha korporasi, tetapi semata- mata untuk melakukan penyeimbangan, agar komposisi kredit Bank BNI tidak terkonsentrasi pada usaha korporasi. Kebijakan ini ditempuh karena melihat kenyataan yang ada sepanjang krisis terjadi, sektor UKM mampu bertahan dari terpaan gelombang krisis. Komposisi kredit Bank BNI pada tahun 2004 dilihat dari per sektor masih didominasi oleh sektor industri yang mencapai 48% dari total kredit. Untuk waktu mendatang, Bank BNI akan lebih
2
memfokuskan pemberian kredit pada sektor-sektor yang berorientasi ekspor dan berbasiskan sumber daya domestik, termasuk di dalamnya UKM. Dengan menyadari bahwa di masa- masa mendatang persaingan bisnis akan semakin
ketat,
terutama
dengan
semakin
agresifnya
bank-bank
dalam
mengembangkan sayap bisnisnya, maka perlu dilakukan strategi bisnis, antara lain mengembangkan
sistem
permohonan
kredit
berbasis
Website.
Upaya
mengembangkan sistem permohonan kredit berbasis Website didasarkan akan adanya suatu proses transaksinya cepat, memberikan akses yang lebih lebar dan luas kepada petugas bank untuk melaya ni nasabah.
Jenis layanan ini akan
merupakan paradigma baru yang menggabungkan praktek-praktek usaha perbankan tradisional dan perbankan modern yang sarat dengan penggunaan teknologi informasi (TI) baru. Perkembangan TI saat ini berkembang dengan pesat, seiring dengan penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang Informasi dan Komunikasi,
sehingga
perkembangan (TI).
mampu
menciptakan
alat-alat
yang
mendukung
Davis (1999) mengatakan bahwa Sistem Informasi
Manajemen (SIM) adalah suatu sistem terpadu antara manusia dan mesin yang menyediakan informasi untuk mendukung kegiatan operasional, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi.
Sistem ini memanfaatkan
komputer (hardware maupun software), prosedur, tata kerja, manajemen, model dan data base. Terminologi sistem di dalam sistem informasi (SI) digunakan untuk menjelaskan keterkaitan sekumpulan komponen seperti yang dimuat pada Gambar 1 terdiri dari :
3
1. Input (masukan) terdiri dari unsur-unsur yang digunakan dalam pemasukan ke dalam sistem untuk diproses lebih lanjut. 2. Processing (pemrosesan) merupakan kegiatan proses transformasi yang mengkonversikan input menjadi output. 3. Output (luaran) terdiri dari unsur-unsur hasil proses pengolahan sistem yang dikehendaki. MASUKAN
PEMROSESAN
LUARAN
PENYIMPANAN
Gambar 1. Skema dasar SI
Berdasarkan fungsinya, SI mempunyai tiga peran utama (O’Brien, 1999) yaitu : 1. Mendukung kegiatan bisnis operasional (Support of business operations). 2. Mendukung manajemen dalam mengambil keputusan (Support of management decision making). 3. Mendukung keunggulan strategi (Support of strategy advantage) Proses keputusan kredit di Bank BNI, dimulai dari permohonan kredit hingga keputusan kredit, dilakukan oleh Unit Sentra Kredit Krecil (SKC). Proses transfer data ke cabang untuk aplikasi kredit yang telah disetujui dan permintaan data dari cabang untuk monitoring data nasabah yang setiap saat diperlukan adalah
4
proses real time. Oleh karena itu, pengembangan SI SKC berbasis Website merupakan keunggulan strategis bagi Bank BNI dan merupakan langkah maju bagi Bank BNI, dikarenakan nasabah-nasabah ritel lebih menuntut pelayanan yang lebih khusus dibandingkan nasabah- nasabah korporat.
Dengan adanya modul Small
Business Center (SBC) dan Small Business Sales (SBS) tersebut, diharapkan service level untuk
pelayanan pinjaman akan bertambah baik, seiring dengan
adanya pengembangan sistem yang telah ada. Pada dasarnya, modul SBS adalah Modul Relation Officer (MRO) yang dipisahkan dari modul kredit analis sesuai dengan pemisahan organisasi bisnis. Pengembangan modul SBC lebih diupayakan pada pembentukan pusat-pusat pelayanan pada beberapa cabang-cabang pelayanan, yang secara makro merupakan perbaikan modul aplikasi bisnis dalam pola konfigurasi Teknologi Bank BNI yang terbaru, yaitu konfigurasi new delivery channel strategy yang berbasis pada sistem sentralisasi back office. Aplikasi ini dikembangkan dengan menggunakan User Interface berbasis grafik, dengan client yang menjalankan aplikasi ini melalui sistem operasi berbasis WEB (PT. Bank BNI, 2003). Hal ini didasarkan pada kondisi berikut : 1. Letak lokasi Unit SKC dengan cabang-cabang cukup jauh dan menyebar, telah menghambat kelancaran melakukan input data permohonan kredit nasabah secara cepat dan akurat, yang berdampak pada lambatnya memutus kredit. 2. Otomatisasi Sistem Informasi SKC, seperti disajikan dalam Gambar 2, saat ini belum optimal didayagunakan, sehingga permohonan pinjaman di cabang masih sering dilakukan secara manual.
5
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan pada kajian ini sebagai berikut : 1. Langkah- langkah apakah yang diperlukan untuk mengotomasikan sistem yang ada dari awal proses skoring sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan Kredit dan Perjanjian kredit atau Surat Penolakan Kredit pada Bank BNI ? 2. Apakah dasar pembentukan dari sistem pengajuan kredit berbasis website untuk pengajuan kredit UKM ? 3. Bagaimana model pengembangan SI pengajuan kredit produktif untuk UKM dapat meningkatkan pelayanan pada PT. Bank BNI ?
Seleksi dan proses kontrol yang lebih baik, menghasilkan pemilihan kredit bermutu
Meningkatkan Mutu Portofolio
Ketersediaaan database memungkink an adanya data statistik yang dapat digunakan untuk membuat ketentuan baru di masa yang akan datang Pimpinan dapat membuat kebijakan penting dan perubahan kepegawaian berdasarkan informasi dari Laporan- laporan
Proses keputusan kredit tidak lagi menjadi keputusan tertutup
Otomatisasi
Transparansi
Kontrol Manajemen
Konsistensi Informasi Manajemen
Keputusan exception haruslah dengan alasan yang tepat (didukung bukti kuat) dan sedapat mungkin dihindari
Ketentuan keputusan telah standar untuk seluruh proses.
Penilaian tidak bergantung pada opini individu analis.
Dapat dilakukan pembuatan database dari aplikasi yang lengkap Laporan rutin dapat dengan mudah digeneralisasi dari database. Gambar 2. Keuntungan otomatisasi proses kredit produktif UKM
6
7
B. Tujuan Kajian 1. Mengevaluasi pengembangan sistem pengajuan kredit berbasis Website yang mampu meningkatkan pelayanan terhadap nasabah bank BNI, khususnya UKM. 2. Mengidentifikasi masalah dalam pengembangan sistem informasi pengajuan kredit yang ada dan yang akan dikembangkan. 3. Mengembangkan model SI pengajuan kredit UKM.
C. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian dibatasi pada kredit produktif meliputi : 1. Permohonan Pinjaman 2. Sistem Verifikasi 3. Sistem Kalkulasi (Credit Scoring) 4. Pengiriman data dari SKC ke Cabang dan sebaliknya secara online
II. ANALISIS MASALAH
A. PRINSIP ANALISIS 1. Kredit Produktif Pengertian kredit menurut undang- undang (UU) no. 7 Tahun 1992 tentang perbankan adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi hutangnya dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi seluruh hutangnya dalam/setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Sedangkan menurut undang-undang (UU) perbankan nomor 10 tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank denga n pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Susilo, Triandaru, dan Santoso, 2000). Kredit produktif adalah kredit yang diberikan kepada nasabah usaha kecil (UK) untuk membiayai usaha yang dapat memberikan nilai tambah dalam
9
menghasilkan barang dan jasa. Kredit tersebut dapat berupa Kredit Investasi (KI) maupun Kredit Modal Kerja (KMK). KI merupakan kredit jangka menengah atau panjang untuk membiayai pembelian barang-barang modal dan jasa yang diperlukan untuk rehabilitasi, modernisasi, ekspansi, relokasi proyek, atau pendirian proyek baru. KMK merupakan kredit jangka pendek untuk membiayai kebutuhan modal kerja usaha atau proyek (Teguh,1996). Manajemen pemberian kredit merupakan tatacara pengelolaan nasabah kredit produktif yang diproses secara runtun (PT. Bank BNI, 1998) meliputi : a. Pengumpulan data, merupakan kegiatan awal yang dilakukan oleh petugas Analis Kredit Produktif SKC untuk memperoleh informasi mengenai kinerja calon nasabah yang mengajukan kredit produktif. Dalam hal ini ada dua cara untuk memperoleh informasi, yaitu mengisi formulir permohonan dan wawancara.
Selanjutnya dari hasil pengisian formulir dan wawancara
petugas analis memasukan data tersebut ke dalam formulir aplikasi yang ada di dalam sistem. b. Verifikasi dan atau Site Visit, Verifikasi dilakukan dalam rangka untuk mengecek kebenaran data, informasi dari dokumen yang disampaikan calon nasabah yang dilakukan petugas berwenang dengan memeriksa kebenaran isian data dari hasil printout, dan selain itu verfikasi langsung melalui telepon dan atau kunjungan langsung ke nasabah atau pihak ketiga. c. Credit Scoring merupakan hasil verfikasi dan kunjungan diinput ke dalam sistem credit scoring, sistem ini akan melakukan kalkulasi dan
10
persetujuan(approval) dalam bentuk angka tertentu (kuantitatif) dan hasil akhir sistem menghitung total skor (nilai tertentu) yang menggambarkan tentang kelayakan calon nasabah.
Hasil total skor ini digunakan untuk
memutus apakah permohonan tersebut dapat disetujui atau ditolak. d. Dokumentasi kredit. Bila permohonan kredit disetujui, maka sistem akan menyiapkan secara otomatis dokumentasi kredit seperti Surat Keputusan Kredit, Perjanjian Kredit, Skedul angsuran, Surat Pengantar Penutupan Asuransi Jiwa dan Surat Pengantar Pengikatan ke Notaris. e. Pemantauan Kredit. Bila kredit telah direalisir, maka pemantauan kredit dan nasabah kredit dilakukan sepenuhnya oleh unit-unit SKC. f.
Penyelamat Kredit . Fungsi ini mencegah kemungkinan timbulnya kerugian lebih lanjut atas suatu kredit yang tidak lancar melalui pengelolaan hubungan dengan nasabah.
2. Komponen Sistem Informasi Komponen SI (O’Brien, 1999) yang digunakan terdiri dari sumber daya perangkat keras (hardware resources), sumber daya data (data resources), sumber daya manusia (people resource), sumber daya perangkat lunak (software resource) dan sumber daya jaringan (network resource). Komponen utama SI secara rinci adalah sebagai berikut: a. Sumber daya Manusia : Sumber daya manusia (SDM) sebagai pengguna dan pengelola. Yang dimaksud pengelolaan dalam sistem informasi (O’Brien, 1999) meliputi (O’Brien, 1999):
11
1) System analyst 2) Programmer 3) Operator Komputer 4) Pengguna (end user) b. Perangkat Keras Perangkat keras terdiri dari atas mesin komputer yang digunakan untuk melakukan aktivitas sistem informasi, antara lain Central Processing Unit (CPU), unit masukan/keluaran dan unit penyimpan file, printer dan sebagai contoh
Personal
Computer,
Komputer
mini,
Mainframe,
media
penyimpanan data (diskette, pita dan data cartridge) dan kertas (O’Brien, 1999). c. Perangkat Lunak Perangkat lunak dapat dibagi atas tiga jenis (O’Brien 1999) antara lain: 1) Perangkat lunak sistem sebagai contoh sistem operasi, sistem komunikasi dan sistem utilities 2) Perangkat lunak bahasa programmer, antara lain bahasa C++, Visual Basic, Oracles, PHP, bahasa mesin dan bahasa assembler. 3) Perangkat lunak yang bersifat umum, antara lain pengolah angka (spreadsheet), pengolah kata (word procesing) dan sebagainya . 4. Sumber daya Data Sumber daya data (Data Resources) yang dapat diolah/diproses menjadi informasi yang bermanfaat bagi pengguna. Data memiliki hirarki,
12
yaitu yaitu dari level terendah, data elemen dan level tertinggi (file) dan database. (O’Brien 1999). 5.
Sumber daya Jaringan Sumber daya jaringan meliputi media komunikasi, antara lain twisted-pair wire, coaxial cable, fiber optic cable, microwave system dan komunikasi sistem satelit, sedangkan dukungan jaringan meliputi modem, internetwork processors dan communications control software (O’Brien 1999).
3. Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah suatu sistem terpadu antara manusia dan mesin yang menyediakan informasi untuk mendukung kegiatan operasional, ma najemen dari fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi. Sistem ini memanfaatkan komputer (hardware maupun software), prosedur, tata kerja, manajemen, model dan data base. Terminologi sistem di dalam sistem informasi (SI) digunakan untuk menjelaskan keterkaitan sekumpulan komponen yang terdiri dari : a. Input (masukan) terdiri dari unsur - unsur yang digunakan dalam pemasukan ke dalam sistem untuk diproses lebih lanjut. b. Processing (pemrosesan) merupakan kegiatan proses transformasi yang mengkonversikan input menjadi output. c. Output (luaran) terdiri unsur-unsur hasil proses pengolahan sistem yang dikehendaki.
13
Berdasarkan fungsinya, SI mempunyai tiga peran utama yaitu : 1. Mendukung kegiatan bisnis opersional (Support of business operations). 2. Mendukung
manajemen
dalam
mengambil
keputusan
(Support
of
management decision making). 3. Mendukung keunggulan strategi (Support of strategy advantage) B. Metode kerja Metode kerja yang digunakan dalam penyelesaian tugas di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. adalah : 1. Pengumpulan data : a. Observasi di lapangan b. Pengumpulan data primer melalui wawancara (Lampiran 4) dan tanya jawab dengan seluruh karyawan kantor layanan kredit PT. Bank BNI yang terlibat dalam pemrosesan aplikasi kredit dengan menggunakan perangkat SI pengambilan keputusan kredit. Data dikumpulkan dengan cara pemilihan secara acak terhadap responden karyawan kantor layanan kredit sejumlah 30 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian menggunakan kuesioner. Di dalam kuesioner yang diberikan disajikan beberapa pertanyaan untuk mengukur keandalan SI . c. Pengumpulan data sekunder melalui penelusuran pustaka dan dokumen. Data internal dari PT. Bank BNI adalah Buku Pedoman Perusahaan Perkreditan Retail Market dan Laporan statistik bulanan perkembangan kredit produktif.
Data eksternal bersumber dari Studi Pustaka yang
berkaitan dengan SIM.
14
2. Pengolahan dan Analisis Data Metode yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis data adalah : a. Identifikasi Sistem 1) Penelitian dari aspek teknis yang berhubungan dengan software dan hardware. 2) Penelitian dari aspek sistem manajemen kredit produktif b. Evaluasi Sistem Dalam kajian pengembangan SI kredit produktif, dilakukan analisis deskriptif dengan tahapan investigasi yang me nghasilkan suatu laporan kelayakan sistem yang dapat menguraikan secara rinci apa, mengapa dan bagaimana sistem informasi kredit produktif dibangun, sehingga proses kredit lebih cepat, akurat dan terkendali, agar dapat memberikan pelayanan terhadap nasabah lebih baik. c. Pengembangan Model Sistem Pendekatan pengembangan SI yang diperlukan adalah 1) System Development Life Cycle (SDLC), pendekatan tahapan kerjanya yang berurutan secara teratur dan dilakukan secara top-down meliputi lima tahapan berikut : a. Tahap Perencanaan 1) Menyadari masalah 2) Mendefinisikan masalah 3) Menentukan tujuan sistem
15
4) Mengidentifikasi kendala-kendala sistem 5) Membuat studi kelayakan 6) Mempersiapkan usulan penelitian sistem 7) Menyetujui atau menolak penelitian 8) Menetapkan mekanisme pengendalian b. Tahap Analisis Tujuan analisis adalah penelitian atas sistem yang telah ada. Di dalam menganalisa dilakukan pengumpulan informasi dan menelaah dokumentasi.
Dokumentasi dapat berupa flowchart,
diagram arus data dan grafik serta penjelasan naratif dari proses dan data. c. Tahap rancangan (Desain) Dalam tahap ini ditentukan proses dan data yang diperlukan oleh sistem, dengan tahapan sebagai berikut: 1) Menyiapakan rancangan sistem dalam bentuk diagram arus data. 2) Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi, yaitu meneliti konfigurasi peralatan komputer yang cocok bagi aplikasi system, agar dalam pemrosesan dapat lebih baik. 3) Memilih konfigurasi terbaik. d. Tahap Penerapan Dalam penerapan, termasuk di dalamnya adalah kegiatan menginformasikan unit/organisasi,
mengenai
menyiapkan
model
sistem
hardware
dan
ke software
segenap sesuai
16
konfigurasi, menyiapkan aplikasi dan database serta sosialiasi kepada pengguna e. Tahap Pengguna Kegiatan dalam tahap ini adalah memantau jalannya sistem selama beberapa waktu yang telah ditetapkan dan mengevaluasi hasil penelitian sistem memenuhi kriteria kinerja (business requirement) f. Pemeliharaan sistem Tahapan yang melakukan pemeliharaan sistem dilakukan dengan alasan
memperbaiki
kesalahan,
menjaga
kemutakhiran
dan
meningkatkan sistem
2) Disain Sistem Disain sistem dibagi menjadi dua , yaitu : a. Disain SI secara umum (global) yang menggambarkan garis besar dari seluruh disain, yang digunakan dengan melalui modelling atau pembuatan model dengan menggambarkan struktur file-file dan database, prosedur proses dan struktur jaringan. b. Disain rinci yang merupakan rincian spesifikasi komponen-komponen yang telah dijabarkan dalam rancangan global, yang meliputi spesifikasi terdiri dari input, output, software, database dan hardware.
17
Dari pengolahan dan analisa data saat ini, diharapkan dapat dikembangan SI kredit produktif UKM berbasis web site merupakan penyempurnaan sistem otomatisasi yang telah ada. Dalam hal ini cabang sebagai unit operasional lebih fokus pada pemasaran yang langsung berhadapan dengan nasabah (pemohon kredit), sedangkan unit SKC sebagai back office dapat segera melaksanakan analisa data pengajuan kredit yang dikirim secara online dari cabang. Dengan demikian, dapat dihasilkan mutu kredit yang baik dan terkendali dalam waktu yang tidak terlalu lama.
III. PROSES BISNIS SIKPT
A. Manajemen Kredit Produktif UKM Penyelenggaraan perkreditan akan berjalan dengan baik, bila memiliki landasan kebijakan yang dapat dijadikan pegangan sebagai panduan bagi pelakunya. Kebijakan kredit memiliki beberapa faktor yang menentukan untuk dijadikan bahan pertimbangan pembuatan kebijakan tersebut. Bila dipandang dari luar, kebijakan kredit ini sangat menentukan terciptanya mutu bisnis perkreditan yang berjalan, maka dari itu dibutuhkan kesinambungan informasi yang akan dio lah, baik yang datangnya dari dalam maupun luar. Mutu kredit ditetapkan berdasarkan faktor penilaian sebagai berikut (Bank Indonesia, 2005): 1. Prospek usaha, meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: a. Potensi pertumbuhan usaha. b. Kondisi pasar dan posisi debiutr dalam persaingan. c. Kualitas manajemen dan permasalah tenaga kerja. d. Dukungan dari grup atau afiliasi. e. Upaya yang dilakukan debitur dalam rangka memelihara lingkungan hidup. 2. Kinerja debitur, meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:
19
a. Perolehan laba b. Struktur permodalan c. Arus kas d. Sensitivitas terhadap risiko pasar 3. Kemampuan bayar, meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: a. Ketepatan pembayaran pokok dan bunga b. Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan debitur c. Kelengkapan dokumentasi kredit d. Kepatuhan terhadap perjanjian kredit e. Kesesuaian penggunaan dana f. Kewajaran sumber pembayaran kewajiban. Pelaksanaan proses bisnis kredit itu sendiri memiliki beberapa fase-fase yang merupakan hasil penurunan dari kebijakan yang yang telah disebutkan. Untuk melakukan setiap fase yang ada, dibutuhkan kecermatan dan ketajaman untuk dapat mengolah informasi- informasi yang didapat, sehingga hasil yang dicapai dapat digunakan
sebagai
alat
bantu
untuk
mengambil
keputusan sebelum terjadi
penyimpangan. Dari fase- fase yang ada (Lampiran 1) terbagi menjadi tiga bagian, antara lain : 1. Analisa Analisa merupakan fase tahap awal yang merupakan kegiatan untuk melakukan penilaian dan akhirnya memberikan kesimpulan atau keputusan. Disini
20
terjadi beberapa kegiatan analisa yang informasi- informasinya didapat dari debiturnya dan disekitarnya yang didapat dari debitur itu sendiri ataupun lingkungan- lingkungan disekitarnya. Jika terjadi kesalahan untuk menentukan keputusan pada fase ini, maka seterusnya akan terjadi kesalahan pada fase- fase selanjutnya. 2. Pemantauan Fase ini merupakan kegiatan untuk melakukan peninjauan terhadap debitur yang telah mendapatkan fasilitas kredit yang diinginkan. Disini dibutuhk an peran aktif bagi analis kreditnya, karena pada masa ini debitur harus selalu dipantau seluruh kondisinya yang berkaitan dengan debitur dan bisnisnya. 3. Penyelamatan Kegiatan yang tidak selalu berjalan dengan mulus merupakan suatu kendala yang harus dihadapi oleh kreditur. Pada kondisi ini, kreditur harus dapat dengan cepat untuk mengambil keputusan agar kerugian yang dialami tidak terlalu banyak.
B. SIKPT SIKPT merupakan sistem otomasi yang memproses keputusan kredit poduktif. Sistem ini melibatkan beberapa unit, antara lain SKC, Cabang, Wilayah dan Divisi Usaha Kecil.
Secara keseluruhan, proses keputusan kredit pada SI Sistem Kredit
Produktif Terpusat, terdapat tiga bagian proses kewenangan yang terpisah antara Unit Kredit Produktif Terpusat, Cabang dan Wilayah (Lampiran 2 - 3). Cabang sebagai front end marketing yang langsung bertugas menerima formulir permohonan pinjaman, yang
21
selanjutnya di verifikasi untuk memenuhi kebenaran data dan tugas lain cabang melakukan pembukaan rekening pinjaman bagi permohonan kredit yang telah disetujui (direalisasi kreditnya) proses ini dilakukan masih manual. Unit Kredit Produktif Terpusat (UKPT) memproses kredit melalui subsistem input permohonan pinjaman, sub sistem verfikasi, sub sistem kalkulasi (credit scoring) dan sub sistem persetujuan kredit (approval). Bila permohonan pinjaman uang akan diputus oleh unit kredit produktif terpusat melampaui kewenangannya atau kurang memenuhi syarat akan tetapi dapat dipertimbangkan untuk ditindak lanjuti, maka kewenangannya dapat diteruskan ke wilayah untuk diotorisasi melalui formulir persetujuan khusus (exception).
C. Pengisian Formulir Permohonan Pinjaman Aplikasi permohonan pinjaman yang telah diisi oleh nasabah diperiksa oleh petugas pemasaran Cabang untuk diverifikasi kebenaran data, selanjutnya petugas pemasaran mengisi check list ketentuan persyaratan, serta check list kelengkapan kelayakan dan isian ini dilampirkan pada dokumen permohonan pinjaman untuk diteruskan ke UKPT (Lampiran 6 – 16). Di bawah ini disajikan alur permohonan pinjaman (Gambar 3).
22
Petugas Pemasaran Cabang/Hub
Petugas Unit Kredit Produktif Terpusat
Formulir Permohonan Pinjaman
Verifikasi Permohonan Pinjaman
Cek List Permohonan Pinjaman
Permohonan Pinjaman siap untuk diinput ke dalam SI Kredit Produktif
Dokumen kolektif permohonan pinjaman
Gambar 3. Permohonan kredit produktif
D. Sub sistem Verifikasi Sub sistem ini merupakan kegiatan di UKPT, dengan proses sebagai berikut: 1. Formulir permohonan pinjaman yang telah dianggap lengkap selanjutnya di input oleh RO ke dalam sistem kredit produktif. 2. Untuk kelnegkapan petugas RO melakukan kunjungan ke lokasi permohonan kredit (site visit), hasil kunjungan di input ke dalam sistem untuk kelengkapan data. Permohonan Pinjaman
Data Hasil Site Visit
Input Data Permohonan Pinjaman dan data Site Visit
Selesai
Gambar 4. Verfikasi data permohonan pinjaman
23
E. Sub Sistem Kalkulasi Dalam sub sistem ini, input dari verifikasi data permoho nan pinjaman maupun hasil site visit dilanjutkan ke proses kalkulasi untuk menghasilkan suatu angka atau skor tertentu yang dapat mencerminkan layak atau tidak layak permohonan pinjaman untuk disetujui atau ditolak oleh manajemen, hasil dari kalkulasi meliputi: 1. Permohonan pinjaman disetujui, sistem mengirim data Surat Keputusan Kredit, Perjanjian Kredit ke Cabang/Hub dan besarnya pinjaman yang disetujui oleh unit kredit produktif terpusat. 2. Apabila tidak memenuhi kelayakan akan tetapi dapat dipertimbangkan untuk ditindaklanjut, maka sistem menyediakan fasilitas persetujuan khusus untuk diotorisasi oleh kewenangan yang lebih tinggi, misalnya oleh pemimpin unit kredit produktif atau pemimpin wilayah apakah disetujui atau ditolak. 3. Di dalam pesetujuan khusus, kepada pemimpin unit kredit produktif terpusat atau pemimpin wilayah diwajibkan untuk mengisi form (input teks) usulan pendapat setuju atau tidak setuju. 4. Apabila tidak memenuhi syarat, sistem mengirim data ke cabang untuk menerbitkan surat tolakan kepada calo n debitur (pemohon). 5. Menerbitkan laporan- laporan meliputi laporan permohonan pinjaman yang diterima, laporan permohonan pinjaman yang ditolak, laporan permohonan pinjaman persetujuan khusus. 6. Laporan permohonan pinjaman persetujuan khusus yang ditolak 7. Laporan permohonan pinjaman persetujuan khusus yang diterima.
24
Input Data PP dan Site Visit
Krim Surat Tolakan Ke Cabang
Usulan menyokong
Kalkulasi
Input Pendapat
Option Exeption
Decision/ approval
Selesai
Selesai
Gambar 5. Alur proses kalkulasi
Kirim data SKK, PK Ke Cabang
IV. RANCANGAN SIKPT
A. Analisis sistem Kredit produktif untuk UKM merupakan salah satu komponen usaha yang cukup potensial, dalam rangka peningkatan aktivitas bisnis ritel banking Bank BNI.
Salah satu kebijakan strategi perusahaan untuk meningkatkan
mutu produk yang dipasarkan dengan sistem otomasi pemberian kredit produktif melalui suatu SBC dalam suatu daerah pemasaran. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan pemasaran, meningkatkan mutu pemberian kredit
dan
pemantauannya,
menyelaraskan
antara
kewenangan
dan
tanggungjawab setiap fungsi, mengurangi biaya operasional, mempercepat proses dan pemberian kredit, serta monitoring. Dalam manajemen perkreditan untuk nasabah, ada aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pemberian layanan yang baik dan aktif dalam mencari pasar, dan pengelolaan nasabah yang meliputi proses analisa kredit, persetujuan kredit, pemantauan nasabah, penyelamatan kredit, pengendalian kredit dan pengelolaan kebijakan, serta prosedur kredit. SIKPT diharapkan dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna, yaitu : 1. Informasi aspek operasional yang meliputi informasi tentang mudah mengoperasikan sistem (user friendly), kecepatan (responstime) dan
26
proses pemberian kredit dari pelayan depan (front end services) sampai dengan proses penyelesaian (back office). 2. Informasi aspek teknologi, meliputi software, hardware dan jaringan (network) yang digunakan, pengembangan arah teknologi ke depan (global arsitektur teknologi informasi) yang dapat menunjang bisnis perbankan. Sejalan dengan perkembangannya, pertumbuhan pengguna ternyata menimbulkan permasalahan, terutama dalam kapasitas. 3. Informasi aspek pelaporan (report), meliputi informasi kebutuhan pengguna
(end-user)
dan
customer
tentang
laporan
manajemen
perkreditan. Manajemen pemberian kredit merupakan tatacara pengelolaan nasabah kredit produktif UKM yang diperoses secara runtun (PT. Bank BNI, 1998), yaitu: 1.
Pengumpulan data
2.
Verifikasi dan atau Site Visit
3.
Analisa kredit (termasuk di dalamnya credit scoring dan menggunakan rating internal)
4.
Keputusan kredit
5.
Pembukuan rekening dan pencairan
Secara rinci, Gambar 7 memberikan penjelasan tentang waktu rataan yang diperlukan untuk proses kredit produktif UKM saat ini di Bank BNI, yaitu 3 – 17 hari.
27
Dalam menangani proses kredit produktif UKM, Bank BNI memiliki struktur organisasi SBC yang mengelola aktivitas proses kredit proses kredit produktif UKM (Gambar 6).
Pemimpin Kontrol Intern
Wakil Pemimpin
Penyelia Kredit
Penyelia Field Officer
Gambar 6. Struktur organisasi SBC
Penyelia Adm. Kredit
Penyelia Kredit Khusus
28
Tabel waktu rataan.
29
B. Rancangan Sistem
30
Sebagai gambaran model sistem dengan menggunakan diagram alur data dari SIKPT dapat dilihat pada Gambar 9.
Unit Layanan Bisnis Ritel Data terverifikasi pinjaman, Data Kalkulasi, disetujui
Data Pemohon
CABANG
Data Exception
0
Data Pinjaman baru, dan perubahan
SISTEM INFORMASI LAYANAN BISNIS RITEL
Data permohonan pinjaman
WILAYAH
Data approval/Decision Data pinjaman USK
Gambar 9. Diagram konteks sistem SBC
31
Secara rinci dari konteks diagram tersebut, baik alur proses dari pemasukkan data, proses kalkulasi, penyimpanan data dan keluaran pada SIKPT, dapat dilihat dalam Gambar 10 - 13.
Data Pinjaman, Angsuran, Tunggakan, Pemohon
1
Data Pinjaman, Angsuran, Tunggakan, Pemohon
VERIFIKASI
Unit Kredit Produktif Terpusat
CABANG Data Persetujuan
Data Terverifikasi Data Pemohon
2 KALKULASI
Data Persetujuan khusus
WILAYAH
Kalkulasi Data Disetujui
Data Approval
3 Data Pinjaman
REALISASI dan PENGELOLAAN
Data Perubahan Pinjaman, dan Pinjaman Baru
Gambar 10. Diagram 0 tingkat 1 SIKPT
Data Perubahan Pinjaman
Data Pinjaman
32 Data Pinjaman Berjalan
Data Nasabah, pemohon
Pinjaman Data Ansuran Berjalan
CABANG
Angsuran Telah konfirmasi
PENERIMAAN DATA
Data Tunggakan Berjalan
Tunggakan Data Pemohon Baru
Data Tidak memenuhi
Pemohon Data Nasabah
Data Pemohon
Unit Kredit Produktif Terpusat
Nasabah
1.2 VERIFIKASI DATA
Data Pemohon Terverifikasi Data Verifikasi
Data Terverifi kasi Data Pemohon
Data Di Lapangan
Data Pemohon Terkunjungi
1.3 CHECK LIST DATA (Kunjungan Kerja)
Gambar 11. Diagram 1 tingkat 2 SIKPT
Check List
33 Data Pemohon Terkalkulasi
Data Pemohon 2.1 KALKULASI
Kalkulasi
Hasil Kalkulasi
Data Pemohon Unit Kredit Produktif Terpusat
Data Persetujuan
2.2 APPROVAL
Pemohon
Data Pemohon Disetujui
Data Pemohon Data Pemohon
Data Persetujuan Khusus
Data Pemohon
Persetujuan Khusus
2.3 PERSETUJUAN KHUSUS
WILAYAH
Persetujuan Khusus
Gambar 12. Diagram 2 tingkat 2 SIKPT
Data Persetujuan Khusus
34
Data Nasabah 3.1
Data Pemohon Unit Kredit Produktif Terpusat
Pinjaman baru
PEMBUKAAN REKENING
Data Pinjaman Baru
Data Pinjaman
3.2
Data Perjanjian Perjanjian
REALISASI
CABANG
Data Perubahan Pinjaman
Data Pinjaman
Data Pinjaman
3.3 Data Pinjaman
PMR PENGELOLAAN Data Pinjaman
Data Perubahan Pinjaman
Gambar 13. Diagram 3 tingkat 2 SIKPT
35
C. Entity Relationship Diagram Pengembangan sistem ini dirancang dengan memanfaatkan basis data yang dapat mendukung aplikasi kredit konsumtif dengan data secara terpusat dan berhubungan dengan database cabang-cabang secara online atau batch. Basis data yang terdiri dari file, record data dan elemen data disusun dalam diagram data relasional (Entity Relationship Diagram atau ERD) yaitu dari satu ke satu atau banyak dan sebaliknya dari banyak ke satu, serta selain itu berfungsi menerima (input), mengolah, menyimpan dan luaran (output). ERD berikut mengikuti standar Whitten (2000). 1. Sub sistem verifikasi data Dalam sub sistem ini ada beberapa entitas yang saling berhubungan, antara lain Cabang melakukan input data calon debitur atas dasar form aplikasi permohonan pinjaman, sedangkan Kredit Produktif terpusat melakukan verifikasi data pemohon, chek list data dan pembukaan rekening pinjaman di cabang-cabang, dapat dilihat pada Gambar 14.
36
TUNGGAKAN
VERIFIKASI
Mempunyai Dilakukan Menjadi PINJAMAN
PEMOHON
NASABAH Mempunyai
Dilakukan
CHWSK-LIST
Mempunyai
Gambar 14. Verifikasi ERD
ANGSURAN
2. Sub sistem kalkulasi Sub sistem kalkulasi (Credit Scoring menggunakan Internal Rating) memiliki beberapa entries yang saling berhubungan di dalam Kredit Produktif Terpusat dengan Cabang dan data nasabah yang telah diverifikasi selanjutnya diproses untuk kalkulasi dan jika memenuhi syarat sistem akan menerima, apabila tidak memenuhi syarat dapat dilakukan persetujuan khusus (exception), ke semua entitas yang mempunyai relasi dan setiap entitas dikontrol oleh unit-unit terkait yang berwenang tercermin dalam Gambar 15.
37
KALKULASI
PARAMETER
PEMOHON
EXCEPTION
Gambar 15. Kalkulasi ERD
Beberapa kelebihan metode rating internal dibanding pendekatan standar, antara lain : a. Lebih risk sensitive terhadap hal- hal yang memacu adanya risiko kredit dan economic loss pada portfolio bank. Dengan pendekatan standar bobotbobot risiko hanya dikelompokkan atas lima besaran (0%, 20%, 50%, 100% dan 150%).
Pendekatan standar bobot-bobot risiko sudah
ditentukan oleh lembaga eksternal.
38
b. Memberikan kerangka yang mendorong bank untuk terus meningkatkan pelaksanaan
manajemen
risiko
internalnya.
Dengan
menggunakan
pendekatan internal capital charge dalam penghitungan risiko (Basel II), relatif lebih rendah dibandingkan dengan pendekatan standar, sehingga ada upaya bank untuk meningkatkan terus mutu aktivanya. c. Bagian integral dari informasi manajemen tentang struktur mutu portfolio pinjaman d. Sebagai dasar dari kebijakan bank dalam membentuk loss reserve dan provisions e. Informasi untuk risk based pricing decision dan profitability analysis f. Sebagai basis untuk alokasi economic capital. Selain beberapa kelebihan di atas sebenarnya ada kelebihan lain yang tidak mungkin diperoleh, bila mengadopsi pendekatan standar, yaitu rating tersebut dapat digunakan sebagai sarana (tool) dalam proses persetujuan kredit. Kelemahan
dari
metode
internal
ini
adalah
membutuhkan
infrastruktur yang lumayan tinggi, mulai dari sistem dan teknologi, SDM, database, dan biaya yang relatif lebih besar dibandingkan metode standar, sehingga hanya beberapa bank yang mampu mengadopsi sistem rating ini. Internal rating system yang baku, terstandar dan terintegrasi secara komprehensif, paling tidak bertujuan agar : a. Sistem rating yang ada telah memenuhi standar internasional
39
b. Dapat digunakan sebagai monitoring risiko pada level portfolio sehingga menjadi lebih efektif. c. Dapat mengembangkan strategi pricing atas dasar tingkat risiko yang dihadapi debitur. d. Sebagai basis untuk perhitungan alokasi economic capital Internal rating system yang dikembangkan terdiri atas 2 besaran rating, yaitu Customer Risk Rating (CRR) dan Customer Credit Rating (CCR), dimana CCR dinyatakan sebagai rating akhir atau Final Rating. a. CRR CRR merupakan suatu alat untuk mengukur seberapa besar tingkat kemungkinan (likelihood) suatu nasabah akan gagal (default) dalam memenuhi kewajibannya kepada Bank berdasarkan kewajiban first-way out nya. Implikasi adanya CRR tersebut adalah adanya pengelolaan risiko yang lebih efektif di tingkat portfolio dengan melakukan monitoring atas dasar distribusi risiko setiap golongan rating. CRR ini disusun atas dasar penilaian atas 4 (empat) komponen (peubah) utama (Lampiran 5), yaitu: 1) Industry rating ( rating industri secara tersendiri ) 2) Kondisi bisnis 3) Manajemen 4) Penilaian keuangan
40
Empat komponen utama tersebut dihitung berdasarkan kinerja debitur/ calon debitur, peubah pengukur, pembobotan, dan nilai standard score yang menghasilkan 10 tingkatan risiko dari minimum risk (rating 1) sampai dengan expected loss (rating 10), dimana untuk kriteria investment grade adalah rating 1 sampai dengan 5, rating 6 dan 7 adalah hati-hati, dan 8,9,10 adalah kriteria non performing loan (Gambar 16) Rating
Tingkat Risiko
1
Minimium risk
2
Acceptable risk
3
Average risk
4
Allowable risk
5
Marginal risk
6
Early warning
7
Precautionary
8
Substandard
9
Doubtful
10
Expected Loss
Investment Grade
Watch
Non Performing Loan
Gambar 16. 10 Tingkatan risiko
41
Berdasarkan empat komponen utama penilaian di atas terhadap debitur/calon debitur, maka diperoleh rating awal sebelum penyesuaian. Rating ini masih harus disesuaikan dengan kondisi-kondisi khusus yang mempengaruhi kemampuan debitur dalam memenuhi kewajibannya kepada Bank. Kondisi-kondisi khusus yang dimaksud adalah kondisi yang secara khusus diperkirakan akan mempengaruhi kemampuan membayar debitur, baik kondisi di luar kriteria yang telah dinilai maupun kewajiban pada off balance sheet, misalnya pemogokan, permasalahan permasalahan hukum, force major, dan sebagainya. Setelah disesuaikan dengan kondisi-kondisi khusus maka dihasilkan rating awal. Untuk existing customer, rating awal ini masih harus disesuaikan dengan riwayat pembayarannya, sehingga diperoleh rating akhir. Rating akhir ini yang kemudian
disebut CRR. Jika dikaitkan
dengan credit risk management, maka CRR berguna dalam pengukuran tingkat kemungkinan suatu debitur akan default. Semakin besar rating CRR berarti tingkat kemungkinan nasabah tersebut akan default semakin besar.
42
Tabel 1. Detail criteria CRR Kategori Rating Industri 10%
Subkategori
Pemasaran Kondisi Bisnis 35% Teknik/Produksi
Manajemen Manajemen 35%
Umum Likuiditas Leverage Keuangan 20 % Cash Flow Profitability Growth
Kriteria Tingkat Permintaan Kualitas Produk/Jasa Konsentrasi Pelanggan Tingkat Persaingan Kondisi Lokasi Usaha Kondisi Mesin & Peralatan Penilaian Supply Pengalaman Tingkat Pendidikan Integritas/Reputasi Struktur/sistem Succesion Planning Kualitas Informasi Keuangan Hubungan dengan Bank Current Ratio DER EBITDA/total Debt EBITDA/Interest EAT/Sales Sales Growth
Tabel 1. Detail Kriteria CRR b. CCR CCR merupakan suatu ukuran yang menyatakan tingkat risiko kerugian (probability of loss) yang akan dihadapi oleh Bank dalam hal nasabah gagal memenuhi kewajibannya (in the event of default). Tingkat risiko kerugian dimaksud telah memperhitungkan jaminan sebagai unsur pembayaran kembali (recovery rate). Nilai CRR yang telah disesuaikan dengan kondisi jaminan akan menentukan nilai CCR, dengan prinsipprinsip berikut : 1) Penyesuaian karena kondisi jaminan sifatnya hanyalah downgrading.
43
2) Kondisi jaminan tetap dinilai berdasarkan pemenuhan jaminan terhadap persyaratan minimal jaminan, baik terhadap fasilitas Cash Loan (CL) maupun Non Cash Loan (NCL). 3) Masing- masing nasabah akan mempunyai persyaratan minimal jaminan sendiri (tidak selalu CEV control 50% dan Total CEV 100%), sesuai dengan jenis fasilitasnya. 4) Kondisi
jaminan
diperingkat
berdasarkan
seberapa
besar
penyimpangan pemenuhan jaminan terhadap persyaratan minimal jaminan untuk masing- masing debitur. Nilai Rating Jaminan (RJ) antara 1-10. Nilai RJ ditentukan dengan melihat seberapa besar penyimpangan pemenuhan jaminan terhadap persyaratan minimal jaminan untuk masing- masing debitur.
CCR ini mengukur tingkat risiko kerugian Bank terhadap kemampuan nasabah dalam membayar atau memenuhi kewajibannya kepada Bank berdasarkan kemampuan first-way out dan second-way out. Penilaian atas first-way out dan second-way out tersebut tetap menghasilkan 10 tingkatan risiko dalam CCR yang kriterianya sama dengan CRR, yaitu minimum risk sampai dengan expected loss (Gambar 17)
44
45
3. Sub sistem realisasi pinjaman Dalam sub sistem realisasi pinjaman ada beberapa entitas yang saling berhubungan antara Kredit Produktif Terpusat dengan Cabang dan nasabah yang telah disetujui permohonan kredit, analis menyiapkan SKK/PK dan pembukaan rekening pinjaman yang selanjutnya proses tanda tangan dan realisasi pinjaman.
PEMOHON
NASABAH
PINJAMAN
PERJANJIAN
Gambar 19. ERD dari realisasi pinjaman
PINJAMAN BARU
46
4. Subsistem Kewenangan Dalam sub sistem kewenangan, ada beberapa entitas yang saling berhubungan antara Petugas dengan group, dimana setiap petugas dapat akses kemenu yang telah diatur (setup) sesuai dengan kelompok kewena ngannya dengan terminal yang telah ditetapkan.
Penunjukkan Kewenangan PETUGAS
TERMINAL
Bagian Mempunyai
GROUP
PRINTER
Penampilan
MENU
Gambar 20. ERD kewenangan
47
D. Kamus Elemen data Untuk memudahkan analisa digunakan data dictionary (kamus elemen data) yang berisi jenis dan format dalam database. 1. Kamus Elemen data Informasi Calon Debitur Tabel 2. Kamus Elemen data Informasi Calon Debitur Column Name nDebiturId cNamaDebitur cNPWP cPekerjaan nUmur cJenisKelamin cAgama cAlamatRumah cTempatLahir dTglLahir cNamaPasangan cNamaPrsh cAlamat Kantor cTelpKantor cSektorUsaha cSubsektor nOmzet dBerdiri nJumlahSDM nStatus cPendidikanFormal cJnsUsaha cTelpRumah cUserId dLastUpdate
Data Type Int varchar varchar varchar Int char Char Varchar varchar date Varchar varchar varchar varchar char varchar decimal date int int char char varchar varchar datetime
cHobby cKeterangan cTempatUsaha cUserIdSCA cJnsPAK dTglInput cUser NPP cJnsKredit nMaksKredit cResponsible cFaxKantor
varchar varchar varchar varchar char date varchar varchar decimal varchar varchar
Length 10 50 20 40 3 1 1 200 20 0000-00-00 40 40 200 15 3 60 14,2 0000-00-00 4 1 1 1 15 15 0000-00-00 00:00:00 30 60 100 15 1 0000-00-00 5 4 12,2 6 15
48
Lanjutan Tabel 2. Column Name cNote cCetakTolakan cLastTracking cHitKU cHitKP cHitBP nFinPeriode nFinYYYY1 nFinMM1 nFinYYYY2 nFinMM2 nFinYYYY3 nFinMM3 cFinType1 cFinType2 cFinType3 cSejakGir cSejakDep cSejakTab cSejakPin cRepGir cRepTab cRepDep cRepPin nProyeksiTahun nProyeksiYYYY1 cNorekGiro cNorekPinjaman nCashProsPenj nPeriodeKreditPenj nScoreKU nScoreBU nScoreBP cUserIdRO cFlagExcp nMaksKreditPrev nRating1 nRating2 nRating3 cUserIdSAP cUserIdAP nPertPenjBersihCA nMaksKI nMaksKMK nMaksGB nMaksKredLain
Data Type Text char varchar char char char tinyint int tinyint int tinyint int tinyint char char char varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar tinyint int varchar varchar decimal int int int int varchar char decimal Int int int Varchar varchar decimal decimal decimal decimal decimal
Length 3 20 3 3 3 2 4 2 4 2 4 2 1 1 1 4 4 4 4 20 20 20 20 2 4 15 15 5,2 2 4 4 4 20 1 14,2 1 10 10 15 15 6,2 14,2 14,2 14,2 14,2
49
Lanjutan Tabel 2 Column Name cResponsibleAP cFlagAnalisa cNoteExcCA cNoteExsSCA cOKPemSBC cUserIdCA cKdSbc cUserIdSRO cOKWklSBC nCountRev nCashProsPenjtmp nPeriodeKreditPenjTmp nCashProsPembTmp nPeriodeKreditPembTmp cUseridPem cUserIdROP cUserIdCAP cUserIdAPP cSubSektorIRS cSubSektorIRS48 cUserIdSROP cUserIdSAPP nStatusJam nFlagAddJam nFlagBackRO cUserIdWKL1 cUserIdWKL2 cUserIdWKL1P cUserIdWKL2P cUserIdPemP cNamaAlias CNamaGadis cNoKTP cNoPaspor cStatusGelar cKetStatusGelar cKodeDati2 cKodeDati2Usaha cKecamatan cKelurahan cKodePos cNegaraDomDebitur cTempatAkte cNoAkteAwal cTglAkteAwal cNoAkteAkhir cTglAkteAkhir
Data Type varchar varchar Text Text int Varchar varchar varchar varchar int decimal int decimal int varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar int int int varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar varchar date varchar date
Length 10 10
1 15 10 15 6 10 5,2 2 5,2 2 15 7 7 7 4 4 7 7 2 1 2 7 7 7 7 7 20 30 30 10 4 50 4 4 20 20 5 20 30 15 0000-00-00 15 0000-00-00
50
2. Kamus elemen data Internal Rating Sistem Tabel 2. Kamus elemen data Internal Rating Sistem Column Name nDebiturId cKode nNoPertanyaan nJawaban cKeterangan nJawabanRO cKeteranganRO nSequence dLastUpdateRO dLastUpdateCA
Data Type int char int int Text int Text bigint date date
Length 10 2 3 3 3 4 0000-00-00 0000-00-00
3. Kamus elemen data Scoring Tabel 3. Kamus elemen Data Scoring Column Name nDebiturId cKdSektor cJnsScoring nItem Scoring cPertanyaanId nSeqJwb nBobot cItemOrder nWeight dLastUpdateCA
Data Type int char Char Char tinyint tinyint int tinyint int date
Length 10 3 2 3 2 1 3 3 3 0000-00-00
4. Kamus elemen data CRR Tabel 4. Kamus elemen data CRR Column Name nGranTot nUnRating nFixRating nInRating cPenyesuaian
Data Type decimal Int int Int Text
Length 5,2 3 3 3
51
Lanjutan Tabel 4 Column Name cKdRest cRest nTbunga nTPokok nCRR nTotCevCtr nTotCev nTotCevJamCtrl nTotCevJam nRjAkhir nCCR cHasilRating cPenyesuaianRja nSequence dLastUpdate nCR nDER nEBITDAT nEBITDAI nEAT nGrowth cTraffic nSpace cKdAssPinj cTujuanAnalisa cEvaFasilitas cHal CFlagCov
Data Type Char text int int int decimal decimal decimal decimal int int varchar text int date decimal decimal decimal decimal decimal decimal varchar decimal char Text text Text char
Length 3 5 5 3 12,2 12,2 12,2 12,2 3 3 20 4 0000-00-00 5,2 5,2 5,2 5,2 5,2 5,2 20 12,2 3
5. Kamus Elemen data Appraisal Plotting Tabel 5. Kamus elemen data appraisal plotting Column Name nSeqJam nSequence cNoSuratPlot dTglSurat dTglPlot cObyekPlot cHariPlot cSaksiPlot cGbrSituasi
Data Type int int varchar date date Text varchar varchar Text
Length 5 5 50 0000-00-00 0000-00-00 12 40
52
Lanjutan Tabel 5 Column Name nLuasTanah nLuasBgn cAlamat cDesa cKecamatan cKabupaten cPropinsi cSaran cPetugasPlot
Data Type decimal decimal varchar varchar varchar varchar varchar Text varchar
Length 12,2 12,2 50 40 50 50 50 40
6. Kamus Elemen data Appraisal BATJ Tabel 6. Kamus elemen data appraisal BATJ
Column Name nSeqJam nSequence cNoBATJ cHariTaksasi dTglTaksasi cTempatTaksasi cPetugas1 cJbtPetugas1 cPetugas2 cJbtPetugas2 cKondisi nNilaiTaksasi1 nNilaiTaksasi2 nNilaiTaksasi3 nNilaiTaksasiBNI cSumber1 cSumber2 cSumber3 cKeterangan
Data Type int int varchar varchar date varchar varchar varchar varchar varchar Text decimal decimal decimal decimal varchar varchar varchar text
Length 10 3 30 15 0000-00-00 40 40 40 40 40 12,2 12,2 12,2 12,2 30 30 30
53
E. Perangkat Lunak, Perangkat Keras dan Jaringan Untuk mendukung jalannya operasional suatu sistem informasi, perlu didukung oleh perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware) dan jaringan (network) yang handal, kesesuaian relasi antara perangkat lunak, perangkat keras dan jaringan haruslah sesuai, sehingga jalannya sistem dapat dilakukan secara optimal dan efisien, pengembangan SIKPT terdiri dari: 1. Operating System
:
Linux Suse version 7.2
2. Web Server Application
:
Apache version 1.3
3. Application Tool
:
PHP version 4.06
4. Database
:
MySQL version 3.23.39
Sedangkan perangkat yang digunakan adalah PC (intel base) server dengan spesifikasi sebagai berikut, 1. HP Proliant ML 530 2. Processor Intel XEON 1.0 GHz (133 MHz) 3. RAM 512 MB 4. Backup device (DAT) 5. 8 hard disk @ 18 Gb (Raid 1) 6. 10/100 Mbps ethernet card 7. CD ROM Drive
54
beberapa alternatif solusi yang bersifat replacement, upgrading, dan/atau fine tunning terhadap keseluruhan komponen system, yaitu : 1. Peningkatan kapasitas server (hardware issues) Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam hal server upgrade adalah : a. Penambahan jumlah processor Processing time akan meningkat sejalan dengan penambahan jumlah processor. Ilustrasi dari penambahan ini adalah dari sistem eksisting dengan Single Processor (misal 1 GHz) menjadi sistem server Quad Processor (misal : 4 x @ 1GHz). b. Penambahan kapasitas RAM Hal ini akan mempengaruhi kinerja web server, dan apabila sistem database server adalah terpisah, maka peningkatan kapasitas RAM akan berpengaruh nyata, apabila jumlah volume database dalam sistem tersebut adalah lebih kecil atau maksimal sama dengan kapasitas RAM yang disediakan untuk swap database. Sebagai ilustrasi, apabila volume database adalah 512 Mb, maka dalam kondisi eksisting RAM adalah 256 Mb, maka peningkatan RAM menjadi 1 Gb akan berpengaruh secara nyata terhadap processing time, tetapi bila eksisting RAM adalah 1 Gb maka peningkatan RAM menjadi 2 Gb tidak berpengaruh pada kinerja processing.
55
c. Penambahan kapasitas hard disk Pada dasarnya, penambahan kapasitas disk tidak berpengaruh langsung terhadap processing time, selama swap memory (RAM) yang digunakan mencukupi untuk sistem database yang digunakan (cfm. poin penambahan RAM). Hal yang mempengaruhi adalah kecepatan I/O dari HD tersebut dan perputaran disk (RPM). Semakin tinggi kapasitas I/O dan RPM maka diharapkan hal tersebut ”membantu” dalam memperbaiki processing time. d. Upgrading sistem server secara keseluruhan (processor, jumlah processor, kapasitas RAM, kapasitas HD). Dalam hal ini, seluruh butir a-d dapat dilakukan sekaligus. Seluruh butir 1, 2, 3 diatas dilakukan sekaligus
2. Web Server Fine Tuning Konfigurasi Apache yang relevan dengan kinerja (terdapat dalam file http.conf) disajikan ke tabel 8, Tabel 8. Konfigurasi Apache Directive
MaxClients
Default Value
Deskripsi
256
Default 256 berarti 256 HTTP request dapat ditangani secara concurrent. Bila dibutuhkan penanganan untuk lebih dari 256 concurrent user maka
56
Lanjutan Tabel 8
StartServers
5
MinSpareServers
5
MaxSpareServers
10
MaxRequestsPerC hild
0
ThreadsPerChild
50
KeepAlive
on
KeepAliveTimeOut
MaxKeepAliveRequest
15
100
TimeOut
300
LimitRequestBody
0
angka tersebut dapat dirubah sesuai kebutuhan (max 4096, equivalent dengan kemampuan maksimal MySQL) Jumlah child process yang dibentuk pada saat startup Angka optimal untuk system yang relative besar adalah 32 Angka optimal untuk system yang relative besar adalah 64 Untuk menghindari leak memory maka dianjurkan untuk mengubah angka default tersebut menjadi angka diantara 100-ke-1000 Untuk mengantisipasi high traffic digunakan angka antara 256-to-1024 Jika digunakan web server yang terpisah parameter ini dapat di- inaktif (off) untuk meningkatkan resource utilization Untuk menghindari koneksi tetap tersambung, meskipun tidak ada aktivitas, maka angka parameter ini dapat disetel serendah mungkin Agar konsistensi kinerja terjaga maka nilai optimal parameter ini adalah sebesar MaxClient dan/atau ThreadsPerChild Jika pengguna termasuk low latencies maka angka ini dapat disetel lebih rendah Angka 0, berarti tidak ada limitasi PUT atau POST
57
3. Application Fine Tuning Performance
penggunaan PHP sebagai platform aplikasi
ditentukan oleh metode/logic programming yang digunakan. Salah satu cara untuk mempercepat proses adalah menghindari proses eksekusi PHP code dengan melakukan caching generated Hyper Text Markup Language (HTML) pada file atau pada shared memory. Logika yang digunakan adalah bahwa untuk setiap PHP script, hanya dilakukan proses run sekali dan HTML yang terbentuk dicapture. Penggunaan selanjutnya hanya dilakukan dengan cara menampilkan kembali HTML yang sudah terbentuk tersebut, sepanjang data yang dibutuhkan masih relevan (belum expired). Jika data yang akan ditampilkan bergerak secara dinamis (update), maka dapat dilakukan suatu cara dimana pada cached terbentuk diberikan expiry value. Salah satu contoh konsep logika dari cache HTML (kombinasi efisiensi cache HTML, Opcode Cache, dan compressed HTML) disajikan pada gambar berikut,
58
Gambar 21. Konsep logika cache HTML
Terdapat berbagai macam PHP code yang dapat memenuhi kebutuhan ini, beberapa diantaranya adalah PEAR Cache dan CacheLite. 4. Database Fine Tuning Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja, khususnya dalam hal mengant isipasi isu keterbatasan pengguna adalah sebagai berikut, a. Instalasi max_connections menjadi sejumlah angka yang sesuai dengan jumlah koneksi concurrent yang diinginkan. Default value adalah 100 connections (maximal concurrent adalah 4096 sesuai dengan limitasi MySQL yang digunakan)
59
b. Instalasi table_cache agar sesuai dengan tabel yang digunakan dan koneksi concurrent. Perlu diperhatikan bahwa open_tables value akan tumbuh dan berubah, sehingga jika hal tersebut terjadi value tersebut perlu disesuaikan. Estimasi dapat dilakukan dengan formula berikut ini, (= 20 + max_connections + table_cache * 2). MySQL under Linux memiliki
option open_file_limit untuk
keperluan ini. c. Jika aplikasi yang digunakan memiliki proses queries yang kompleks, parameter sort_buffer_size dan tmp_table_size adalah hal yang sangat penting. Nilai yang dapat digunakan adalah sangat tergantung pada kompleksitas queries yang dilakukan, besaran nilai 4Mb dan 32Mb dapat digunakan sebagai starting point. d. Dalam kondisi concurrent user diperkirakan akan sangat besar (relatif), maka kinerja dapat ditingkatkan dengan melakukan setting pada thread_cache menjadi
non-zero value. Besaran angka 16
dapat digunakan sebagai starting point. Sistem ini diluncurkan dengan alamat
[email protected].
Pengguna
sistem masih terbatas dalam lingkungan PT. Bank BNI, karena dalam kajian berikut, komunikasi data masih belum memungkinkan untuk diakses oleh masyarakat umum.
Kajian dilakukan dengan melakukan uji langsung
menggunakan VSAT-Broadband untuk hal-hal berikut :
60
1.
Tes kapasitas/beban jaringan
2.
Tes mutu jaringan VSAT-Broadband
Tabel 8. Kajian kapasitas/beban jaringan No
1
2
INFRASTRUKTUR KOMUNIKASI Ping dari cab. Test ke server KB test (melewati infrastruktur Backbone) Ping dari cab. Test langsung ke router 117 (murni infrastruktur link DMV)
Beban in+out 250.000 bytes/ 250 KB min 1440 avg 1904 max 3790 ms min 1393 avg 1749 max 3227 ms
Tanpa Beban
min 1370 avg 1770 max 2170 ms
min 1427 avg 1528 max 1595 ms
Kajian mutu dan kapasitas VSAT-Broadband Penggunaan aplikasi FTP melalui DMV dengan variasi ukuran data dengan spesifikasi berikut : a. CIR IP G/W
= 1 Mbps
b. Outroute
= 1.25 Msps
c. Inroute
= 128 kbps
d. Inroute acces
= Transaction Reservation
61
Gambar 21. Konfigurasi jaringan tes
62
63
Demikian juga dari hasil kuesioner (Lampiran 4) yang dilakukan jumlah permasalahan yang paling mendominasi dalam proses pengajuan kredit adalah sisi komunikasi data, yaitu 60% dari keseluruhan permasalahan yang terjadi. F. Sumber Daya Manusia Salah satu aset komponen dari kelima komponen aset utama sistem informasi manajemen adalah SDM, yaitu merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan suatu pengembangan produk SI yang berbasis komputer serta implementasinya, kunci untuk mempertahankan keunggulan kompetitif jangka panjang adalah meningkatkan mutu SDM dengan cara pelatihan, pengalaman dalam bekerja dan kemampuan manajerial, serta kepemimpinan. Berdasarkan inventarisasi SDM, terbagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Divisi Teknologi Informasi, sebagai pembuat SIKPT dengan jumlah pegawai seluruhnya 250 orang dan khusus unit yang menangani langsung produk Kredit Produktif Terpusat berjumlah 19 orang. b. UKPT sebagai pengguna tersebar di seluruh sentra-sentra kredit. Dari hasil investigasi, bahwa SDM baik dari sisi Divisi Teknologi maupun di UKPT perlu ditingkatkan relasinya, sehingga kedua unit ini mengerti tentang kebutuhan bisnis dari fungsi masing- masing unit dan dapat memecahkan persoalan atau kendala-kendala yang dihadapi sehari- hari (dirasakan tidak efektif dan efisien), selain itu perlu diantisipasi kemajuan
64
teknologi informasi yang akan datang dengan produk-produk baru yang diminta oleh pengguna sehingga memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
G. Disain User Interface Sistem
Informasi
kredit
produktif
terpusat
didesign
dengan
menggunakan bentuk usergrafis (Graphical User Interface atau GUI). Tabel 11 menunjukkan karekteristik-karakteristik yang mendasar dari GUI. Tabel 10. Karakteristik-karakteristik GUI No.
Karakteristik
Keterangan
1.
Windows
2.
Icon
3.
Menu
4.
Pointing (alat petunjuk)
5.
Grafik
Multiple window memungkinkan berbagai informasi ditampilkan secara simultan pada layar pengguna Icon mempresentasikan berbagai tipe informasi. Pada beberapa system, icon mempresentasikan file; pada system lainnya, icon mempresentasikan proses. Perintah dipilih dari menu dan bukan diketikkan dalam suatu bahasa perintah Peranti penunjuk seperti mouse digunakan untuk melakukan pemilihan dari menu atau menunjuk item yang diinginkan pada window Elemen-elemen grafis dapat dicampur dengan teks pada tampilan yang sama
Keuntungan GUI adalah : 1. GUI relatif mudah dipelajari dan digunakan. Namun demikian pengguna tanpa pengalaman, dalam komputasipun dapat mempelajari cara
65
pemakaian interface tersebut setelah mengikuti sesi pelatihan yang singkat. 2. Pengguna memiliki banyak layar untuk interaksi sistem. Peralihan dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lainnya dapat dilakukan tanpa kehilangan pandangan dari informasi yang dihasilkan pada pekerjaan pertama. 3. Interaksi yang cepat dengan layar yang penuh dapat dilakukan dengan akses langsung ke bagian manapun pada layar Prinsip-prinsip perancangan interface user disajikan pada table 12. Tabel 12. Prinsip-prinsip perancangan interface user PRINSIP Kebiasaan User
KETERANGAN Interface harus menggunakan istilah dan konsep yang diambil dari pengalaman orang-orang yang akan paling sering menggunakan sistem tersebut Konsistensi Interface harus konsisten dalam hal, jika dimungkinkan, operasi-operasi yang hampir sama harus diaktifkan dengan cara yang sama Kejutan Minimal User harus tidak dikejutkan oleh perilaku sistem Kemampuan Pemulihan Interface harus mencakup mekanisme untuk (Recoverability) memungkinkan user cepat mendapat perbaikan dari error yang diterima Panduan User Interface harus menyediakan umpan balik yang berarti ketika terjadi kesalahan dan menyediakan fasilitas bantuan yang context-sensitive Keragaman User Interface harus menyediakan fasilitas interaksi yang sesuai untuk berbagai tipe user sistem
66
Pada tampilan utama dari sistem SBC, pengguna dapat memilih menu-menu
yang
sesuai
dengan
urutan
pekerjaan
dalam
batas
kewenangannya dan yang harus dilakukan pertama kali saat akses ke sistem adalah melakukan login (Gambar 23). Saat login pengguna harus memasukkan userid dan password yang telah diberikan oleh administrator sesuai dengan kewenangannya
Gambar 23. Menu Login SBC
67
Jika pengguna berhasil login maka akan tampak di layar menu utama
[email protected] (Gambar 24).
Gambar 24. Menu utama SBC
68
Setelah itu pengguna dapat menjalankan sistem sesuai dengan kewenangannya masing- masing. Menu RO Modul Group user ini dalam fungsi bisnis nya akan melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan aktifitas mendapatkan debitur yang layak untuk memperoleh kredit. Dalam pengelompokan calon debitur ini pada RO Module (Gambar 25), maka RO akan mengenal lima status debitur, yaitu Usulan, Prospek, Target Pemasaran, Target Kredit dan Walk-in.
Gambar 25. Menu RO Modul
69
Menu CA Modul Group user ini dalam fungsi bisnisnya akan melakukan skoring pada debitur untuk menentukan debitur yang layak memperoleh kredit. Pada CA Module (Gambar 26) ini, maka CA akan mengenal tiga urutan proses, yaitu : Credit Analis, Supervisor Credit Analis dan Pemimpin CA.
Gambar 26. Menu CA Modul
70
Menu Appraisal Modul Group user ini dalam fungsi bisnis-nya akan melakukan analisa atas jaminan yang dimiliki calon debitur dan layak untukuntuk digunakan sebagai jaminan dalam . Pada Appraisal Module (Gambar 27) ini, Appraiser akan mengenal dua jenjang, yaitu : Appraiser dan Supervisor Appraiser.
Gambar 27. Menu Appraisal Modul
71
Selain menu-menu tersebut di atas juga terdapat menu-menu lain yang merupakan kewenangan petugas-petugas di Kantor Pusat PT. Bank BNI dalam fungsinya sebagai penentu kebijakan perkreditan, yaitu menu maintenance (Gambar 28) dan menu parameter (Gambar 29). Menu maintenance modul
Gambar 28. Menu Maintenance Modul
72
Menu parameter
Gambar 29. Menu Parameter modul
Sistem Informasi Kredit Produktif Terpusat ini juga menyediakan menu laporan (Gambar 30) dan menu hub info (Gambar 31) sebagai sarana untuk pemantauan atas proses pengajuan kredit-kredit yang akan diberikan kepada debitur.
73
Menu Report
Gambar 30. Menu Report
74
Menu Data hub info
Gambar 31. Menu Data Hub Info
75
H. IMPLIKASI MANAJEMEN Dengan dikembangkannnya Sistem Informasi Kredit Produktif Terpusat, penyempurnaan program aplikasi dan data base di cabang maupun di unit kredit produktif terpusat, yang semula beberapa pemberian aktivitas pemberian
kredit
produktif
dilakukan
dengan
manual,
dengan
di
otomasikannya maka dapat mempercepat proses pemberian kredit produktif, efisien, dan meningkatkan kualitas kredit produktif, selain itu diharapkan akan dapat membantu Bank BNI dalam peningkatan pemberian kredit kepada individual yang merupakan salah satu target dalam realisasi pinjaman, sehingga mampu meningkatakan aktivitas bisnis retail Bank BNI dan sekaligus dapat meningkatkan kinerja Unit Kredit Produktif Terpusat. Implikasi terhadap Cabang, dari aspek organisasi dapat menghilangkan unit
administrasi
kredit,
karena
fungsi
ini
sebelumnya
menangani
pengelolaan administrasi kredit seperti realisasi pinjaman, pembukaan rekening pinjaman, file dokumentasi, meintenance perubahan suku bunga, pergeseran kolektibilitas sedangkan dengan pengembang sistem yang baru fungsi pekerjaan administrasi kredit dipindahkan ke Unit Kredit Produktif Terpusat, sehingga cabang lebih fokus dalam pelayanan nasabah dan dapat meningkatkan service level
76
Sedangkan implikasi terhadap Unit Kredit Produktif Terpusat dengan perubahan Sistem Informasi sebagai berikut : 1. Sebelumnya sistem ini untuk formulir permohonan pinjaman di input oleh petugas asisten kredit di Unit Kredit Produktif, sedangkan sistem yamg baru data permohonan pinjaman di input oleh cabang yang selanjutnya dikirim ke unit Kredit Produktif Terpusat secara online (otomasi) yang selanjutnya oleh analis kredit di unit Kredit Produktif Terpusat melakukan verifikasi kebenaran data melalui system otomasi untuk mengetahui apakah data tersebut memenuhi syarat atau layak untuk diproses lebih lanjut. 2. Sebelumya sistem ini untuk mencari informasi nasabah yang telah memiliki rekening di cabang – cabang lingkungan bisnis wilayah setempat dilakukan dengan manual, sedangkan dengan sistem baru mencarinya melalui sistem otomasi dengan key unix tanggal lahir, jenis kelamin, dan nama depan (first name) atau jenis identitas, nomor identitas, sehingga dapat membantu mempercepat dalam proses analisa permohonan pinjaman calon debitur. 3. Sebelumya sistem ini untuk melakukan otorisasi petunjuk khusus oleh pemimpin wilayah dilakukan secara manual yaitu file dokumen dikirim dari unit Kredit Produktif Terpusat ke Wilayah, sedangkan dengan system baru otorisasi persetujuan khusus dilakukan secara online melalui sistem remote terminal.
77
4. Sebelumnya sistem ini untuk menyelesaikan satu permohonan pinjaman sampai dengan selesai realisasi pinjaman memerlukan waktu tiga minggu bahkan
satu
bulan,
dengan
pengembangan
sistem
baru
dimana
mengoptimalkan pekerjaan yang semula manual diambil alih dengan sistem otomasi sehingga penyelesaian permohonan pinjaman diharapkan dapat diselesaikan lima hari kerja. 5. Dengan sistem baru ini setiap pekerjaan yang sedang diproses tidak saling ketergantungan antara cabang dan unit Kredit Produktif Terpusat, karena setiap pegawai di unit Kredit Produktif Terpusat dapat akses ke cabang, sehingga dalam pemantauan data nasabah dapat dilakukan setiap saat, Dengan Perubahan pengembangan Sistem Informasi Kredit Terpusat, diharapkan membawa dampak yang sangat signifikan, terutama organisasi dan sumber daya manusia dapat dimanfaatkan secara optimal dan lebih fokus dalam menjalankan bisnis masing- masing sesuai dengan bidang dan kewenangan yang jelas, sehingga service level dapat ditingkatkan, sedangkan dari aspek teknologi meningkatkan performance aplikasi sistem informasi kredit Produktif Terpusat dengan mengotomasikan semua aktivitas di masing- masing unit dengan memanfaatkan relation database management system , logic programming lebih diefisienkan sehingga dapat mempercepat proses dengan didukung oleh jaringan komunikasi VSAT-broadband.
78
Pada tabel 12 disajikan perbedaan sistem lama dengan sistem baru pada pengembangan Sistem informasi kredit produktif untuk memberi gambaran lebih detail pengaruh terhadap organisasi dan operasional. Matriks implikasi secara detail sesuai dengan tahapan investigasi, analisis dan rancangan sistem disajikan pada tabel 13.
Tabel 5. Perbedaan sistem lama dan sistem baru
No.
Sistem lama
Sistem baru
Pengaruh
1
Nasabah mengisi formulir permohonan Pinjaman dan diserahkan ke petugas cabang, selanjutnya document tersebut di kirim ke Unit Kredit Produktif Terpusat melalui kurir .
Nasabah mengisi Formulir permohonan Pinjaman dan diserahkan ke petugas cabang, selanjutnya cabang melakukan input data permohonan kredit ke dalam sistem dan dikirim ke unit Kredit Produktif Terpusat melalui sistem
Mempercepat proses penyampaian dokumen permohonan pinjaman ke unit Kredit Produktif Terpusat, sehingga dapat menghemat waktu 2 hari ( yang semula 2 s/d 3 hari baru sampai di Kredit Produktif Terpusat ), biaya dan tenaga
2
Informasi untuk mencari nasabah yang sudah pernah memiliki pinjaman di Cabang-cabang belum tersedia di sistem, masih manual.
Informasi untuk mencari nasabah yang sudah pernah memiliki pinjaman di Cabangcabang tersedia di sistem, dengan key unix tgl lahir, tempat, jenis kelamin, dan nama depan (first name) atau jenis identitas, nomor identitas
Dapat mendeteksi secara dini nasabah memiliki rekening pinjaman di beberapa cabang bank BNI, sehingga mengurangi kesalahan mengambil keputusan kredit
3
Pembukaan rekening pinjaman dilakukan di Cabang
Pembukaan rekening pinjaman dilakukan Mengura di Mengurangi work load dan pegawai unit Kredit Produktif Terpusat dan kirim ke dicabang, dan menghemat waktu dan biaya Cabang melalui sistem
4
Realisasi pinjaman dilakukan di Cabang
Realisasi pinjaman dilakukan di unit Kredt Produktif Terpusat dan kirim ke cabang melalui sistem
78
Mengurangi work load dan pegawai dicabang, menghemat waktu dan biaya
No.
Sistem lama
Sistem baru
Pengaruh
5
Perbaikan/perubahan suku bunga pinjaman, data-data nasabah dilakukan di cabang
Perbaikan/perubahan suku bunga pinjaman, data-data nasabah dilakukan di unit Kredit Produktif Terpusat
Mengurang kesalahan dan keterlambatan informasi perubahan suku bunga dan kesalahan input data suku bunga (human error) sehingga mengurangi kerugian bagi bank dan nasabah
6
Tenaga Administrasi Kredit Cabang (ADC) mengelole kredit produktif
Pengelolaan kredit produktif dilakukan oleh petugas administrasi Kredit di Kredit Produktif Terpusat
Tenaga Administrasi Kredit di cabang dapat dikurangi dan dalihkan ke unit lain untuk meningkatkan performance cabang
7
Exceptio yang ada dilakukan oleh Wilayah dengan manual melalui kurir
Dilakukan secara online, dengan memanfaatkan fasilitas jaringan LAN dan WAN
Menghemat waktu, tenaga dan biaya
79
Tabel 12. Matriks implikasi Pengembangan Sistem Informasi Kredit Produktif Terpusat Terhadap opersional Unit Kredit Produktif Terpusat
No 01
Tahapan
Penjelasan
Implikasi
Investigasi a) Kelayakan Organisasi Struktur Organisasi Unit Kredit Produktif Terpusat maupun di cabang dalam penanganan kredit produktif
a) Organisasi saat ini antara unit Kredit Produktif Terpusat dengan Cabang masih tumpang tindih, misal untuk unit Administrasis di cabang mengelola kredit produktif sedangkan di unit Kredit Produktif Terpusat juga menangani kredit produktif
a) Menyempurnakan organisasi Cabang maupun di unit kredit Produktif Terpusat, dengan memperjelas tugas masingmasing unit sesuai kewenangannya dan mengoptimalkan kemampuan pegawai sesuai kompetensi agar meningkatkan performance cabang dan unit Kredit Produktif Terpusat
b) Kelayakan Teknis tersedianya perangkat keras seperti 1 set Server proliant 3000 dan 50 terminal dan didukung oleh perangkat lunak program aplikasi progress dengan data base serta OS Linux
b) Dari perangkat keras maupun perangkat lunak belum maksimal pemanfaatan terutama perangkat lunak yang dirasakan oleh pengguna
b) Pengembangan Sistem Informasi Kredit Produktif Terpusat harus segera diperbaiki sesuai keinginan pengguna dan menyesuaikan kondisi pasar yang terus menuntut sistem yang lebih kompatibel
No.
Tahapan c) kelayakan Operasi Jumlah pegawai sebanyak 98 orang yang menagani Sistem Kredit Produktif Terpusat
2
Penjelasan
Implikasi
c) Kemampuan sumber daya manusia belum dimanfaatkan secara optimal terhadaap perilaku aplikasi yang digunakan
c) Perlu peningkatan sumber daya manusia dengan pelatihan secara komprehansip sesuai dengan bidangnya
a) Sistem Informasi Kredit Produktif Terpusat Ada tiga sub sistem yang berpengaruh yaitu program Verifikasi, Kalkulasi daan Realisasi/pengelolaan
a) Ada beberapa kelemahan yaitu program aplikasi di unit Kredit Produktif Terpusat dengan Cabang, dimana sub sistemnya masih ada beberapa yang belum diotomasi secara online termasuk databasenya
a) Perlu dilakukan perbaikan program aplikasi dan database di unit Kredit Produktif Terpusat maupun di cabang serta prosedurnya
b) Kebutuhan Informasi Kebutuhan system Informasi Kredit Produktif Terpusat adalah input formulir permohonan pinjaman, pencarian nomor rekening yang sudah memiliki pinjaman di cabang-cabang
b) Informasi tersebut sangat dibutuhkan guna memenuhi syarat yang telah ditetapkan dalam parameter, serta mempercepat pemberian keputusan kredit yang lebih akurat dan terkendali, serta diperlukan untuk pemantauan debitur
c) Proses dan Model Sesuai business requirement dari pengguna
c) Alur dari pengembangan sistem telah di atur dalam prosedur SDLC yang disesuaikan dengan pengembangan produk yang diminta oleh pengguna
Analisa Sistem
b) Menyempurnakan dan meningkatkan aplikasi Sistem Informasi Kredit Produktif Terpusat dengan melibatkan pengguna dan Divisi Teknologi Informasi
c) Divisi Teknologi dan Pengguna bersama-sama melakukan kajian, agar menghasilkan sistem yang handal dan efisien
No.
Tahapan Perancang Sistem Dalam pengembangan rancangan Sistem Informasi Kredit Produktif Terpusat disesuaikan dengan kondisi sistem yang ada (current system) dan kebutuhan yang diminta oleh pengguna
Penjelasan Pengembangan Sistem Informasi Kredit Produktif Terpusat dapat mengatasi hambatan dan kendala yang terjadi saat ini serta meningkatkan performance sistem
Implikasi Diperlukan kerjasama yang tinggi antara Divisi Teknologi Informasi dengan unit terkait (pengguna) dalam merancang system ini sehingga menghasilkan system yang handal
83
Dengan diimplementasikannya SIKPT selain mempercepat proses pemberian kredit produktif juga mengubah sistem manajemen pemberian kredit menjadi sebagai berikut: 1.
Analisa Kredit; sarana analisa kredit yang efektif dan efisien dalam rangka pengambilan keputusan kredit yang sehat dan menjadi dasar dari manajemen kredit yang digunakan sebagai dasar untuk mengendalikan risiko kredit, menjelaskan struktur kredit secara luas untuk pengambilan keputusan kredit . Proses analisa kredit meliputi kegiatan pengumpulan data, verifikasi data, analisa laporan keuangan dan aspek-aspek perusahaan lainnya serta penilaian risiko.
2.
Persetujuan kredit, keputusan dari Kelompok Pemutus Kredit (KPK) untuk menempatkan dana dan modal Bank pada aktiva yang berisiko dengan berdasarkan four eye principle, yaitu pemutusan suatu fasilitas kredit yang dilakukan oleh minimal 2 (dua) orang pemegang kewenangan memutus kredit yaitu 1 (satu) orang dari Unit Pemasaran dan 1 (satu) orang dari Unit Risiko.
3.
Pemantauan
Kredit;
rangkaian
aktivitas
untuk
mengikuti
sejauh
mana
perkembangan usaha nasabah dan perkembangan kredit sejak diberikan sampai lunas dan difokuskan pada aspek-aspek berikut: a. Hasil Prestasi (first way out), untuk mengetahui penggunaan kredit, riwayat pembayaran (pokok, bunga, denda dan lain- lain), juga hasil prestasi keuangan (integritas/kredibilitas manajemen, risiko sector/sub sector usaha debitur, rasio/perkembangan keuangan debitur, dan arus kas. b. Jaminan (second way out), untuk mengatahui kesempurnaan jaminan, kelengkapan dokumentasi jaminan dan integritas dokumentasi jaminan.
84
Sumber informasi adalah laporan kunjungan setempat dan Appraisal Report dari lembaga lain. Hasil Pemantauan dituangkan dalam formulir yang telah ditetapkan secara standar oleh Bank BNI. 4.
Penyelamatan kredit,; usaha Bank untuk mencegah kemungkinan timbulnya kerugian lebih lanjut atas suatu kredit yang tidak lancer melalui pengelolaan hubungan dengan debitur.
5.
Pengelolaan kebijakan dan prosedur kredit; ketentuan atau peraturan yang ditetapkan untuk memberi petunjuk kepada pejabat kredit dalam melaksanakan aktivitas prekreditan.
Disamping itu juga harus dipertimbangkan 18 (delapan belas) prinsip dengan memperhatikan unsur risiko sebelum keputusan kredit diambil (PT. Bank BNI, 2005), yaitu: 1. Mempertahanakan kualitas kredit tetap baik. Prinsip ini penting karena loan officer sering “lupa” apabila sedang dikejar target untuk
menyalurkan
kredit
pada
jumlah
tertentu.
Singkatnya,
jangan
mengorbankan kualitas kredit demi kuantitas. 2. Pengamanan kredit Ada dua jalan keluar yang harus ada dari sejak awal kredit diberikan untuk mengamankan kredit bank.
First way out-nya adalah cash flow, yang
mencerminkan kemampuan debitur membayar kewajibannya, baik bunga, pinjaman pokok maupun kewajiban lainnya
85
3. Memahami karakter debitur/Calon Debitur. Apabila integritas maupun itikad baik (karakter) dari debitur/calon debiutr diragukan, maka tolak dengan tegas kredit kepada mereka. Untuk itu jangan pernah merasa bosan melakukan trade checking & bank checking (verifikasi) 4. Pemahaman Bidang Usaha Debitur / Calon Debitur Jika loan officer tidak mengerti bisnis calon debitur dengan baik, sebaiknya bekerjasama dengan calon debitur tersebut untuk menyelami / memahami bisnis tersebut. Tanpa pemahaman yang baik, sulit untuk membantu bisnis debitur 5. Pengambilan Keputusan Kredit Dilakukan Secara Independen Dalam mengambil keputusan kredit, loan officer harus yakin atas hasil analisanya dan independen dalam arti tidak ada tekanan dari pihak lain. 6. Pencapaian Target Ekspansi Diselaraskan Dengan Kondisi Perekonomian Kredit yang bermasalah, seringkali diputus pada saat kondisi ekonomi sedang booming, pada situasi ini umumnya manajemen memberi target yang tinggi pada pelemparan kredit. 7. Mengetahui Dengan Pasti Sumber Pelunasan Kredit Debitur / Calon Debitur Sumber pelunasan atau pembayaran kembali, harus diketahui dengan baik oleh para loan officer, sehingga apabila terjadi sesuatu atas sumber pembayaran tersebut, bisa diambil tindakan yang dianggap perlu untuk mengamankan kepentingan bank.
86
8. Selalu Menga ntisipasi Kemungkinan Yang Akan Terjadi Saat ini, loan officer dituntut untuk bisa mengantisipasi kejadian-kejadian sehubungan dengan bisnis nasabah dengan kata lain, loan officer harus terus menerus memonitor (memantau) kredit yang diberikan 9. Memahami Daur Bisnis Debitur / Calon Debitur Hadapilah kenyataan bahwa daur bisnis itu berfluktuasi, ada saatnya bisnis tersebut booming namun adakalanya juga bisnis tersebut crash. Jadi perhatikan daur bisnis atau daur hidup dari suatu produk untuk mengetahui apakah debitur telah mengambil strategi yang tepat. 10. Mengukur Kualitas Manajemen Mengukur kualitas manajemen suatu perusahaan bukan merupakan perkara yang mudah, namun tetap harus dilakukan mengingat risiko yang terjadi di perusahaan debitur lebih banyak disebabkan oleh kualitas manajemennya (man behind the gun). 11. Pendapat Dari Pihak Professional Mengenai Jaminan Pendapat dari para professional sangat diperlukan untuk mendapatkan nilai dan marketability dari suatu jaminan sehingga diperoleh nilai wajar dari suatu jaminan. 12. Verifikasi Melalui Laporan Keuangan Debitur / Calon Debitur Meskipun sulit untuk memperoleh laporan keuangan pada debitur kecil dan manajemennya relatif tidak terorganisasi dengan baik dibanding debitur besar, namun dalam kenyataannya persentase kredit bermasalah untuk debitur kecil relatif sedikit.
87
13. Kelengkapan Administrasi Kredit Jangan pernah meremehkan administrasi kredit, karena informasi adanya risiko kredit bisa dideteksi dari file nasabah. 14. Fokus Pada Jaminan Milik Pihak Ketiga. Apabila kredit debitur dijamin oleh pihak ketiga, pastikan bahwa pihak penjamin benar-benar bonafid. Selain itu daftar kekayaan pihak penjamin dilampiri dan berapa prosentase dari kekayaan tersebut yang digunakan untuk menjamin kredit debitur. 15. Mematuhi Kebijakan & Prosedur Perkreditan Loan officer harus mematuhi prosedur yang berlaku sebelum memberikan kredit kepada nasabah. Ini bukan berarti loan officer boleh bekerja dengan lamban 16. Pemantauan Kredit Debitur Pemantauan merupakan langkah penting setelah persetujuan kredit.
Selain
memantau perkembangan bisnis nasabah, penggunaan kredit bank juga wajib dipantau oleh loan officer, sehingga bisa dipastikan penggunaan kredit sudah sesuai dengan tujuan yang diperjanjikan. 17. Selalu Berfikir Untuk Bank Harus selalu diingat bahwa loan officer bekerja untuk bank, bukan untuk debitur atau pemohon kredit. 18. Selalu Memonitor Hal-Hal Yang Memerlukan Perhatian Khusus Setiap pelanggaran atas prinsip-prinsip pemberian kredit cenderung akan meningkatkan risiko kredit dan mengarahkan kredit menjadi kredit bermasalah.
88
Dengan memperhatikan prinsip -prinsip tersebut diatas
akan dapat mengoptimalkan
profitabilitas, dengan mempertahankan portepel perkreditan yang sehat dan operasi perkreditan yang efisien dan efektip serta dapat mengusahakan/mewujudkan Bank BNI sebagai Bank yang terkemuka di Indonesia dengan menjaga dan meningkatkan kualitas perkreditan serta pemberian pelayanan yang baik dalam pemberian kredit.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan SI Kredit Produktif Terpusat yang dirancang dengan berbasis Web Site, merupakan penyempurnaan sistem otomasi yang lama, dimana sistem yang lama belum terintegrasi dengan optimal antara cabang, unit kredit produktif dan wilayah, sehingga dampaknya pada proses layanan kredit produktif menjadi lambat. Sedangkan dalam pengembangan sistem baru sudah terintegrasi antara cabang, unit kredit produktif terpusat dan wilayah, sehingga sistem ini saling mendukung untuk menghasilkan layanan proses kredit yang lebih cepat. SI Kredit produktif terpusat, terdapat 3 kelompok proses yang saling terkait seperti verifikasi, kalkulasi dan realisasi, dimana masing- masing mempunyai sub sistem. Dari beberapa sub sistem yang ada di cabang, unit kredit produktif maupun di wilayah perlu disempurnakan database terhadap sistem yang baru, sehingga sistem ini menjadi satu kesatuan yang terhubung satu sama lainnya. Untuk lebih dimengerti oleh pengguna, maka dibuat SI kredit produktif terpusat dengan menggunakan sistem operasi Linux dan program PHP serta Java. Sistem informasi kredit Produktif Terpusat dirancang untuk mengotomasikan semua aktivitas di masing- masing unit dengan memanfaatkan relation database management system, logic programming lebih diefisienkan sehingga dapat mempercepat proses dengan didukung oleh jaringan komunikasi VSAT-broadband. Dilihat dari kebutuhan perangkat keras maupun jaringan masih memadai untuk menunjang operasinya SI kredit produktif terpusat, sedangkan dari sisi organisasi dengan
90
diterapkannya sistem yang baru, kegiatan administrasi kredit tidak perlu dilakukan di cabang karena sudah terakomodasi di unit kredit produktif terpusat, sehingga pegawai cabang yang menangani administrasi kredit produktif dapat dialih tugaskan di lingkungan cabang yang bersangkutan atau dipindahkan ke unit kredit produktif terpusat. Dengan diimplementasikan sistem yang baru, maka pengaruhnya terhadap efisien waktu, biaya dan organisasi sangat nyata. Efisiensi waktu dan biaya bila proses pemberian kredit produktif lebih lama maka peluang untuk mendapatkan bunga pinjaman berkurang, dilain pihak sumber dana pihak ketiga (deposito dan tabungan) merupakan dana mahal, sehingga semakin lama beban biaya bunga yang ditanggung semakin besar.
Dari sisi
organisasi cabang dengan dialihkannya tugas mengelola administrasi kredit produktif terpusat fungsi cabang sebagai unit operasional lebih fokus pada pemasaran (channel delivery), sedangkan kelemahan dari sistem baru ini adalah sangat tergantung dari pihak ketiga masalah komunikasi yaitu, bila komunikasi mati maka operasional terganggu dan cabang maupun unit kredit produktif tidak bisa akses ke SI kredit produktif terpusat.
2. Saran 1. Sistem yang dikembangkan agar disosialisasikan dan dievaluasi secara berulang oleh pengguna sebelum diimplementasikan dalam rangka menjaring umpan balik sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan sistem ini agar dapat diterima dan diyakini oleh pengguna bahwa sistem ini dapat diimplementasikan.
91
2. Untuk mengurangi kegagalan dalam implementasi, perlu dibentuk tim yang handal dan perencanaan, serta koordinasi yang baik dengan unit terkait, implemetasi sebaiknya dilakukan secara bertahap. 3. Sejalan dengan perkembangannya, pertumbuhan pengguna yang menimbulkan permasalahan maka akan lebih baik untuk segera melakukan peningkatan kapasitas server dan web server fine tuning, karena kedua hal tersebut memerlukan effort yang lebih sedikit dibandingkan alternatif lain. 4. Untuk menghindari kegagalan sistem operasi dan layanan pada sistem informasi kredit produktif, perlu disiapkan prosedur darurat (disaster recovery contingency ) antara lain cadangan (backup) server yang siap pakai agar dapat menggantikan secara cepat bila server mengalami kerusakan fatal dan saluran komunikasi bila terjadi gangguan, sehingga cabang, unit kredit produktif terpusat dan wilayah dapat akses ke SI kredit produktif terpusat yang berada di Kantor Besar. Disamping itu yang lebih penting adalah perlunya disiapkan Business Continuity Plan untuk mengatasi kegagalan sistem yang diakibatkan oleh bencana yang tidak dapat dihindari. 5. Agar tercipta sistem baru yang handal, kajian lebih lanjut sangat diperlukan, terutama sistem jaringan komunikasi dan sistem perangkat keras,.
DAFTAR PUSTAKA
BNI, 1998, Buku Pedoman Untuk Retail Market (Otomasi Kredit Ritel), PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Jakarta BNI, 2003, Annual Report PT. Bank Negara Indoensia (Persero) Tbk 2003, Jakarta BNI, 2005, Annual Report PT. Bank Negara Indoensia (Persero) Tbk 2005, Jakarta BNI, 2005, Penyempurnaan Kebijakan Perkreditan BNI, Jakarta Bank Indonesia, 2005, Peraturan Bank Indonesia Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum, Jakarta Curtis, Graham 1995, Business Informatian System Analysis, Design an Practise, Second Edition, Addison – Wesley Publishing company Inc. Davis, G.B., 1999, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, (Terjemahan), Penerbit PT. Ikrar Mandiri Kroenke, D.M 1992, Management McGraw-Hill, New York
Information
system,
Second
Edition,
Lyu, M.R.,1996, Handbook of Software Reliability Engineering, McGraw-Hill, New York
Musa, J.D, 1998, Software Reliability Engineering, McGraw-Hill, New York O’Brien, J.A 1999, Management Information System, Managing Information Technologi in the internetworked Enterprise, McGraw-Hill, New York
Olsen, D. 1998, Developing User Interfaces, Morgan Kaufmann Pressman, R.S, 1997, Software Engineering: A Practitioner’s Approach, McGraw-Hill New York
Sommerville, I, 2003, Software Enginering, (Edisi 6), Erlangga, Jakarta Tanenbauw, A. S, 1998, Computer Networks, 2nd edition, Penerbit Prentice-Hall. Inc USA Teguh P.M. 1996. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersiil. BPFE, Yogyakarta
Whitten, J.L, L.D.Bentley, and K.C Dittman 2000, System analysis and Design Methods, Fifth Edition, McGraw-Hill, New York Susilo., Y.S., Triandaru,S., dan Santoso,A.T.B.. 2000, Bank & Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat, Jakarta httpd.apache.org/docs-20/misc/perf.tunig.htlm.Apache Perfomance Tuning. Downloaded 14 Januari 2005 www.sitepoint.com. Optimizing your MySQL Application. Downloaded : 14 Januari 2005 www.linuxjournal.com. Optimization and Fine Tuning | Linux Journal. Downloaded: 14 Januari 2005 http:phplens.com/lens/php-book/optimizing-debuging-php.php. A How to on optimizing PHP with tips and methodologies. Downloaded: 14 Januari 2005 www.networkcomputing.com/1213/121313.html . Networking Computing | Feature | Network and Systems Infrastructure. Downloaded 14 Januari 2005 webmonkey wired.com/webmonkey. Downloaded 14 Januari 2005
Tuning Apache Web Servers for speeds.
93