KAJIAN BEBAN PENCEMARAN DAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN SUNGAI CILIWUNG HULU SEGMEN KABUPATEN BOGOR
JEFFRI MANURUNG
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
ii
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian Beban Pencemaran dan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Ciliwung Hulu Segmen Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2014 Jeffri Manurung NIM E34070031
X
ABSTRAK JEFFRI MANURUNG. Kajian Beban Pencemaran dan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Ciliwung Hulu Segmen Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh AGUS PRIYONO dan OMO RUSDIANA. Kualitas air (KA) Sungai Ciliwung Hulu sangat penting dalam upaya pemenuhan kebutuhan air untuk aktivitas masyarakat. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu kajian untuk mengetahui seberapa besar perubahan KA akibat tingginya beban pencemaran (BP) yang masuk ke badan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk pemanfaatan sungai, sumber pencemaran, mengevaluasi kondisi KA sungai, menghitung BP dan Daya Tampung BP (DTBP). Metode studi literatur digunakan untuk pengumpulan data sekunder yang terdiri dari: data KA, kependudukan, pariwisata, jumlah ternak, luas lahan pertanian dan jumlah industri sedangkan data primer menggunakan hasil observasi lapang serta wawancara masyarakat. Analisis data dilakukan menggunakan pendekatan Rapid Assesment of Sources of Air, Water and Land Polution untuk status mutu air dan BP, perhitungan DTBP berdasarkan BMA kelas I (PP No 82 Tahun 2001) serta bentuk pemanfaatan dan sumber pencemaran dianalisis secara deskriptif. Sumber BP utama akibat bentuk pemanfaatan oleh masyarakat berasal dari limbah domestik, peternakan dan pertanian. DTBP sungai yang terbatas menyebabkan BP utama tidak tertampung lagi. Besarnya kelebihan BP berturut-turut adalah 733.56 ton bulan ¹ BOD, 1005.82 ton bulan ¹ COD dan 478.29 ton bulan ¹ TSS. Secara umum status mutu air Sungai Ciliwung Hulu tahun 2008-2012 telah tercemar sedang sampai baik, terlihat dari parameter BOD, COD, phospat, DO, TSS dan total coli yang telah melampaui BMA. Kata kunci: daya tampung , kualitas air, sumber dan beban pencemaran
ABSTRACT JEFFRI MANURUNG. Study of Waste Discharge and Pollution’s Capacity of The Upstream of Ciliwung River at Bogor Regency Segment. Supervised by AGUS PRIYONO dan OMO RUSDIANA. Water quality (KA) of the upstream of Ciliwung River was important affecting the efforts to comply water necessities for community’s activities. Thus there need a study to determine the change of KA due to waste discharge (BP) that flow into stream. The objectives of this research were to identify river’s utilization, source of pollutant, to evaluate condition of river’s KA, and to calculate BP and BP capacity (DTBP). Literature review method was used to collect secondary data that consisted of KA, demography, tourism, total of livestock, total area of farming land and total of industry. Primary data were collected by using field observation and interview to the community. Used analysis method was Rapid Assessment of Sources of Air, Water and Land Pollution to determine status quality of water and BP; meanwhile DTBP was calculated based on BMA class I (PP No 82 of 2001) and utilization of river and source of pollutant were analyzed descriptively. Main source of BP was from river utilization by community which includes domestic, animal husbandry and farming wastes. Main BP couldn’t be contained anymore due to limited DTBP of river. Total of BP excesses were, respectively, 7.3356 ton month ¹ BOD, 1005.82 ton month ¹ COD and 478.29 ton month ¹ TSS. Generally, quality status of upstream Ciliwung River’s water in 2008-2012 was ranged between moderately polluted to fine; it could be seen from parameters such as BOD, COD, phosphate, DO, TSS and total coli that have been exceding BMA. Keywords: capacity, source and waste discharge, water quality
XI
KAJIAN BEBAN PENCEMARAN DAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN SUNGAI CILIWUNG HULU SEGMEN KABUPATEN BOGOR
JEFFRI MANURUNG
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
XII
XIII
Judul Skripsi : Kajian Beban Pencemaran dan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Ciliwung Hulu Segmen Kabupaten Bogor Nama : Jeffri Manurung NIM : E34070031
Disetujui oleh
Ir Agus Priyono, MS Pembimbing I
Dr Ir Omo Rusdiana, MSc Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
XIV
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak Bulan Agustus 2012 dan Oktober-Desember 2013 ini adalah pencemaran, dengan judul Kajian Beban Pencemaran dan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Ciliwung Hulu Segmen Kabupaten Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir Agus Priyono, MS dan Dr Ir Omo Rusdiana, MSc selaku pembimbing, Ir Edhi Sandra, MSi atas motivasinya dan Prof Dr Ir Achmad, MS atas masukan dalam perbaikan skripsi saya. Terima kasih kepada Bogor International Club (BIC) melalui Ibu Rosiana dan PT. Toba Pulp Lestari (TPL) melalui Bapak Jasmin Parhusip yang mensponsori penelitian saya. Penghargaan penulis sampaikan atas segala bantuan selama pengumpulan data kepada Bapak: Sugeng beserta staf BLH Kab. Bogor; Andi S beserta staf BPSDA Ciliwung-Cisadane; Heru beserta staf BPDAS Citarum-Ciliwung; Teguh beserta staf Disperhut Kab. Bogor; Dito beserta staf Bappeda Kab. Bogor; Undang beserta staf BPS Kota Bogor; Jaya Sukarno beserta staf BBWS Ciliwung-Cisadane; Waluyo YU beserta staf KLH; seluruh responden yang saya wawancara. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak, Mama, seluruh keluarga, dan teman atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Maret 2014 Jeffri Manurung
XV
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
1
Manfaat Penelitian
1
METODE
1
Lokasi dan Waktu
1
Alat dan Bahan
2
Jenis Data dan Metode Pengambilan Data
2
Analisis Data
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
Bentuk Pemanfaatan dan Sumber Pencemar Sungai Ciliwung Hulu
6
Perkembangan Kualitas dan Status Kualitas Air Sungai Ciliwung Hulu Tahun 2008-2012
8
Beban Pencemaran (BP) Sungai Ciliwung Hulu
10
Daya Tampung Beban Pencemaran (DTBP)
14
SIMPULAN DAN SARAN
15
Simpulan
15
Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
15
LAMPIRAN
18
XVI vii
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Jenis Data Sekunder yang Digunakan dalam Penelitian Bobot Parameter dalam Perhitungan IKA-NSF Kriteria Indeks Kualitas Air NSF Faktor Konversi Limbah Beban Pencemaran Bentuk Pemanfaatan Sungai Tahun 2012 Sumber Pencemar Sungai di DAS Ciliwung Hulu Tahun 2012 Penggunaan Pupuk untuk Lahan Pertanian oleh Masyarakat Status KA Berdasarkan IKA-NSF Tahun 2008-2012 Beban Pencemaran Limbah Domestik Beban Pencemaran Limbah Pengunjung Pariwisata Beban Pencemaran Limbah Peternakan Luas Lahan Pertanian di DAS Ciliwung Hulu Beban Pencemaran Limbah Pertanian Beban Pencemaran Limbah Industri Total Beban Pencemaran Sungai Ciliwung Hulu Segmen Kab. Bogor Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Ciliwung Hulu Tahun 2012 pada BMA Kelas I 17 Rekapitulasi DTBP Terhadap BP Air Sungai Ciliwung Hulu Tahun 2012
3 4 4 5 6 7 8 10 11 11 11 12 12 13 13 14 14
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3. 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kualitas Air Sungai Ciliwung Hulu Tahun 2008-2012 pada Kondisi Parameter Terbaik dan Terburuk Debit Bulanan Rata-Rata Sungai Ciliwung Hulu Curah Hujan Tahun 2008-2012 Stasiun Katulampa Parameter yang Melampui BMA Kelas I Tahun 2008-2012 Berdasarkan PP No 82 Tahun 2001 Perhitungan BP Limbah Cair Domestik dan Sampah Organik Perhitungan BP Limbah Pengunjung Pariwisata Perhitungan BP Limbah Peternakan Bentuk Pemanfaatan dan Sumber Pencemar Air Sungai Ciliwung Hulu Perhitungan BP Limbah Industri Perhitungan BP Limbah Pertanian Perhitungan Daya Tampung Beban Pencemaran Tahun 2012 Berdasarkan PP No 82 tahun 2001 (BMA Kelas I) Total BP Sungai Ciliwung Hulu Segmen Kab. Bogor
18 21 21 22 23 25 27 29 31 33 35 36
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai penting di Jawa Barat. Sungai ini memiliki peran penting dalam mendukung aktivitas manusia yang ada di sekitarnya. Bertambahnya jumlah penduduk dan aktivitasnya disinyalir menjadi penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan di DAS Ciliwung khususnya bagian hulu. Sungai Ciliwung Hulu merupakan suatu ekosistem yang mengalami tekanan peningkatan beban pencemaran (BP) yang tinggi dari berbagai macam aktivitas manusia di sektor pertanian, peternakan, industri, permukiman dan pariwisata. BP yang dominan di Sungai Ciliwung umumnya disebabkan tingginya konsentrasi bahan organik yang menyebabkan penurunan parameter KA. Menurut Taufik (2003) tingkat KA Sungai Ciliwung Hulu selama periode tahun 2001-2002, sudah tidak memenuhi lagi untuk keperluan air minum dan perikanan berdasarkan SK. Gubernur Jawa Barat No.38 Tahun 1991 tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air pada Sumber Air di Jawa Barat. Berdasarkan Indeks Storet, KA sungai sudah tercemar buruk sehingga tidak sesuai digunakan untuk keperluan bahan baku air minum dan perikanan. Menyadari kondisi tersebut maka diperlukan pengelolaan air Sungai Ciliwung Hulu untuk mengetahui kondisi mutu air dan BP. Untuk mengetahui fenomena kondisi mutu air dan BP yang terjadi maka perlu dilakukan kajian beban pencemaran dan daya tampung beban pencemaran Sungai Ciliwung Hulu segmen Kabupaten Bogor. Tujuan Penelitian 1 2 3 4
Penelitian ini bertujuan untuk: Mengidentifikasi bentuk pemanfaatan dan sumber pencemar air sungai Mengevaluasi perkembangan kondisi mutu air sungai Menghitung beban pencemaran setiap sumber pencemar Menghitung daya tampung beban pencemaran Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana informasi bagi masyarakat umum terlebih untuk para pengambil kebijakan dalam penentuan strategi pengelolaan, pelaksanaan operasional, petunjuk teknis pengembangan, monitoring dan bahan acuan dalam pengambilan kebijakan pengembangan DAS Ciliwung.
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di DAS Ciliwung Hulu seluas ± 14.876 Ha (Gambar 1). Wilayah Kabupaten Bogor meliputi Kec. Cisarua, Megamendung dan Ciawi (Ds.
2
Banjarwaru, Bendungan, Pandansari dan Ciawi). Pengambilan data dilaksanakan pada Bulan Agustus 2012 dan Oktober-Desember 2013.
Gambar 1 Lokasi penelitian (sub DAS Ciliwung Hulu Segmen Kab. Bogor) berdasarkan letak wilayah administrasi Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam penelitian: kamera, alat tulis, kalkulator dan seperangkat komputer. Bahan yang digunakan diantaranya: peta, data KA tahun 2008-2012, kuisioner dan data sumber pencemar dari berbagai instansi. Jenis Data dan Metode Pengambilan Data Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer berupa data hasil kuesioner. Metode pengambilan data primer: 1. Observasi langsung untuk mengetahui kondisi umum kawasan dilihat dari bentuk pemanfaatan dan sumber pencemar serta verifikasi data yang telah ada dengan kondisi di lapangan. 2. Pengisian kuesioner dilakukan dengan wawancara. Pemilihan responden dilakukan dengan metode purpossive sampling yaitu dengan memilih secara sengaja 30 responden per sub DAS Ciliwung hulu yang berada di sepanjang aliran sungai yang meliputi: sub DAS Ciesek (Ds. Cipayung Kec.
3
Megamendung dan Ds. Pandansari Kec. Ciawi), sub DAS Ciseuseupan (Ds. Bendungan Kec. Ciawi), sub DAS Cisukabirus (Ds. Gadog, Sukagalih, Sukaresmi Kec. Megamendung), sub DAS Cisarua (Ds. Citeko, Cibeureum Kec. Cisarua) dan sub DAS Tugu (Ds. Tugu Utara, Tugu Selatan Kec. Cisarua). Data yang diambil meliputi bentuk pemanfaatan sungai dan sumber pencemarnya. Data bentuk pemanfaatan air yang diperlukan seperti keperluan bahan baku air minum, pertanian, peternakan, MCK dan industri. Data sumber pencemar yang diperlukan seperti cara pengelolaan limbah cair dan sampah dari penduduk, limbah peternakan, pertanian dan industri. Metode pengambilan data sekunder: Metode untuk pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi literatur. Adapun data sekunder yang dikumpulkan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Jenis data sekunder yang digunakan dalam penelitian No Jenis Data 1 Kualitas air sungai tahun 2008-2012 2 Debit air sungai tahun 2008-2012 3 CH tahun 2008-2012 4 Jenis, jumlah dan volume limbah industri 5 Kependudukan Kab. Bogor 6 Jenis dan jumlah peternakan 7
Jenis dan jumlah pertanian
8
Jumlah pengunjung wisata
Sumber Data BLH Kab. Bogor
Keterangan Tujuan 2
BPSDA Ciliwung-Cisadane
Tujuan 2, 4
BPSDA Ciliwung-Cisadane BLH Kab. Bogor, KLH
Tujuan 2, 4 Tujuan 1, 2, 3
BPS Kab. Bogor Dinas Peternakan dan Perikanan dan BPS Kab. Bogor Dinas Pertanian, Kehutanan dan BPS Kab. Bogor BPS Kab. Bogor
Tujuan 1, 2, 3 Tujuan 1, 2, 3
Tujuan 1, 2, 3 Tujuan 2, 3
Analisis Data Analisis Bentuk Pemanfaatan dan Sumber Pencemar Air Sungai Hasil pengisian kuesioner dianalisis dengan mengklasifikasikan bentuk pemanfaatan dan sumber pencemaran. Persentase hasil klasifikasi dijelaskan secara deskriptif berkaitan dengan KA sungai. Analisis Perkembangan Kualitas dan Status Kualitas Air (KA) Analisis perkembangan KA sungai dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh dari hasil pemantauan BLH Kabupaten Bogor tahun 2008-2012 dengan Baku Mutu Air (BMA) kelas I berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (KLH 2012). Data KA dibagi menjadi dua bagian yaitu KA terbaik (nilai setiap parameter menunjukkan kualitas terbaik) dan terburuk (nilai setiap parameter menunjukkan kualitas terburuk). Hasil analisis memberikan informasi parameter yang memenuhi atau melampaui BMA. Adapun Titik Pantau (TP) pengukuran KA di Sungai Ciliwung Hulu meliputi: Masjid Atta’awun di Kec. Cisarua (TP1), Hotel Evergreen Kec. Cisarua
4
(TP2), Jembatan Leuwimalang Kec. Cisarua (TP3), Jembatan Gadog Kec. Megamendung (TP4) dan Jembatan Tol Ciawi Kec. Ciawi (TP5). Untuk mengetahui status KA dilakukan dengan menggunakan metode Indeks Kualitas Air (IKA) yang dikembangkan oleh National Sanitation Foundation (NSF-WQI). Parameter IKA yang diukur meliputi: oksigen terlarut (DO), padatan terlarut, pH, Nitrat, suhu, phospat, kekeruhan dan total coli. Nilai status mutu air (IKA) juga dibagi dua bagian yaitu terbaik dan terburuk sesuai dengan data KA. Tahapan analisis data: a. Menentukan bobot masing-masing parameter (Wi) berdasarkan Tabel 2: Tabel 2 Bobot parameter dalam perhitungan IKA-NSF No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Parameter Oksigen terlarut pH BOD Nitrat Phosphat Suhu Kekeruhan Padatan total Fecal coli Total
Bobot Parameter Ke-i (Wi) 0.17 0.12 0.10 0.10 0.10 0.10 0.08 0.08 0.15 1.00
Satuan % saturasi mg l ¹ mg l ¹ mg l ¹ ºC JTU mg l ¹ Jlh 100ml ¹
Sumber: Ott (1978) diacu dalam Fithor et al (2013)
b. Menentukan nilai Li dengan cara memplotkan nilai hasil pemantauan setiap parameter yang ada dengan kurva sub indeks menggunakan model penghitungan dalam website water quality indeks calculator (www.waterresearch.net/watrqualin dex.htm) c. Menghitung nilai IKA dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: IKA-NSF Wi Li n
: Indeks Kualitas Air National Sanitation Foundation (skala 0-100) : Bobot parameter ke-i (skala 0-1) : Nilai sub-indeks parameter ke-i (skala 0-100) : Jumlah parameter yang digunakan
d. Nilai IKA menentukan status mutu air, dapat dilihat pada Tabel 3: Tabel 3 Kriteria indeks kualitas air NSF No 1 2 3 4 5
Total IKA 0 – 25 25 – 50 51 – 70 71 – 90 91 – 100
Sumber: Ott (1978) diacu dalam Fithor et al (2013)
Status mutu air Sangat Buruk Buruk Sedang Baik Sangat Baik
5
Analisis Beban Pencemaran (BP) Perhitungan BP dilakukan melalui pendekatan Rapid Assesment of Sources of Air, Water, and Land Polution (WHO 1982), yaitu perhitungan BP dari setiap unit penghasil limbah domestik, pariwisata, pertanian, peternakan, dan industri. Beban pencemaran air Sungai Ciliwung Hulu dapat dihitung mengikuti langkahlangkah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan data jumlah ternak, penduduk, wisatawan, luas pertanian dan volume limbah industri. 2. Mencari faktor konversi limbah masing-masing dari sumber pencemar. Adapun faktor konversi limbah dari sumber pencemar tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. 3. Besarnya jumlah ternak, jumlah penduduk, luas pertanian dan volume limbah industri dikalikan dengan faktor konversi limbah masing-masing. 4. Memuat hasil BP dalam bentuk tabel ringkasan untuk mendapat gambaran menyeluruh BP di DAS Ciliwung Hulu. Tabel 4 Faktor konversi limbah beban pencemaran Limbah
BOD
COD TSS TN (kg unit ¹ tahun ¹)
Limbah cair* domestik
19.7
44
20
Sapi potong/kerbau
250
-
1716
Sapi perah
539
-
-
Ayam potong/itik
1.4
-
14.6
Ayam petelur Kambing/domba Lahan sawah Lahan palawija Lahan perkebunan
4.6 36.6 18 9 9
27 13.5 13.5 (mg l
201 0.04 2.4 1.6 ¹)
3.3
TP
Sumber/ Keterangan WHO 36.5 1982
80. 3 0.5 1 8.4 20 10 3
10 5 1.5
-
Industri tahu
5389.5
7050
-
-
-
Industri tempe
1302.03
4188.27
-
-
-
Industri tapioka
4500
18500
-
-
-
KLH 2012
Damayanti et al (2004) Wiryani (1991) Prayitno (2008)
(kg ¹) Sampah Organik*
0.00282
0.00388
0.00268
-
-
Sudrajat (2009) dan KLH (2012)
Keterangan: * : Digunakan juga untuk perhitungan BP sektor pariwisata. Nilai konversi dikalikan 1/3 (asumsi wisatawan melakukan kunjungan 8 jam sehari)
6
Analisis Daya Tampung Beban Pencemaran (DTBP) Daya tampung beban pencemaran adalah kemampuan air pada suatu sumber air untuk menerima masukan beban pencemaran tanpa mengakibatkan air tersebut menjadi cemar (PP No 82 tahun 2001). Pengukuran DTBP dilakukan dengan mengalikan debit air Sungai Ciliwung Hulu dengan BMA kelas I.
Keterangan: DTBP Q C
= Daya Tampung Beban Pencemaran (ton bulan ¹) = Debit air sungai (m³ s ¹) = Nilai parameter KA pada PP No. 82 tahun 2001 (kelas I)
HASIL DAN PEMBAHASAN Bentuk Pemanfaatan dan Sumber Pencemar Sungai Ciliwung Hulu Berdasarkan hasil wawancara kepada 150 responden pengguna air sungai yang berada di wilayah DAS Ciliwung Hulu, diketahui bentuk pemanfaatan air sungai seperti pada Tabel 5. Tabel 5 Bentuk pemanfaatan sungai tahun 2012 No 1 2 3 4 5
Bentuk Pemanfaatan Sungai Minum Pertanian Peternakan MCK (mandi, cuci, kakus) Industri
Persentase (%) 8.7 65.3 40 62.7 13.6
Bentuk pemanfaatan sungai didominasi kegiatan pertanian (65.3%) dan MCK (62.7%). Pemanfaatan sungai untuk irigasi pertanian umumnya banyak ditemukan disekitar aliran sungai. Air sungai digunakan untuk mengairi lahan pertanian seperti sawah dan ladang/kebun. Masyarakat yang berada dekat dengan sungai (0-20 m) secara rutin masih memanfaatkan sungai untuk MCK, terutama masyarakat yang tidak memiliki septic tank di rumahnya. Semua aliran limbah cair dibuang langsung ke sungai. Pemanfaatan sungai akan semakin tinggi saat terjadi musim kemarau, hampir seluruh aktivitas masyarakat akan memanfaatakan air sungai karena sumber air dari sumur galian dan sumber mata air mengering. Berdasarkan sumbernya terdapat dua bentuk sumber pencemar yaitu point source yang merupakan sumber pencemar yang membuang limbah cair melalui pipa, selokan atau saluran air kotor ke dalam badan air pada lokasi tertentu dan nonpoint source yang terdiri dari banyak sumber yang tersebar dalam membuang limbah cairnya baik ke badan air maupun air tanah pada suatu daerah yang luas (Miller 1991 diacu dalam Adibroto 2002). Berdasarkan hasil observasi lapang dan kuesioner sumber pencemar di DAS Ciliwung Hulu berasal dari aktivitas manusia
7
berupa limbah cair dan sampah, peternakan, pertanian dan industri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Sumber pencemar sungai Ciliwung Hulu tahun 2012 No Sumber Pencemaran 1 Sampah 2 3 4
Limbah Cair Limbah Peternakan Limbah Industri Rumah Tangga
Bentuk Penanganan Dibuang ke sungai Dibakar Dibuang ke sungai Dibuang ke sungai Dibuang ke sungai
Persentase (%) 41 41 55 57 100
Berdasarkan hasil wawancara sebesar 41% responden yang berada dekat dengan sungai (0-20 m) masih menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah. Hal ini dipengaruhi jarak rumah ke sungai yang dekat, dianggap lebih cepat dan praktis, lemahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan sungai, minimnya petugas kebersihan serta tempat pembuangan sampah. Bentuk penanganan sampah lainnya dilakukan dengan pembakaran yang biasa dilakukan di tempat pembuangan sampah dan di pekarangan rumah. Secara umum, pemilihan bentuk penanganan sampah ini ditentukkan oleh volume dan jenis sampah. Volume sampah yang relatif kecil dan jenis sampah kering umumnya dilakukan penanganan dengan pembakaran. Hasil wawancara menunjukkan sebesar 55% responden membuang limbah cair rumah tangganya langsung ke sungai. Terlihat dengan banyaknya saluransaluran pembuangan berupa paralon yang langsung mengarah ke sungai. Alasan responden membuang limbah cair ke sungai karena faktor jarak yang dekat dengan sungai, saluran pembuangan yang ada memang sudah mengarah ke sungai, lebih mudah dan cepat. Hal ini juga diperkuat dari hasil penelitian Sasongko (2006) bahwa alasan responden membuang air limbahnya ke Sungai Tuk dipengaruhi faktor dekat sungai, saluran pembuangan yang sudah dirancang mengarah ke sungai, tidak ada tempat lain, lebih mudah dan cepat. Limbah dari kegiatan peternakan berupa kotoran, urin, sisa pakan, serta air dari pembersihan ternak dan kandang ternak. Di DAS Ciliwung Hulu umumnya masyarakat langsung membuang limbah ternak ke sungai (57%). Tingginya pembuangan limbah cair ke sungai mempengaruhi KA sungai terutama BOD air. Sumber pencemaran dari limbah industri sebesar 100%, hal ini disebabkan posisi industri yang dekat dengan sungai. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh pelaku industri untuk menekan biaya produksi, karena air sungai digunakan untuk proses produksi dan limbah produksi dapat langsung dibuang ke sungai. Jenis industri yang ditemukan berupa industri skala rumah tangga yang memproduksi tahu, tempe dan tapioka. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas pertanian di Disperhut Kab. Bogor menyebutkan penggunaan pupuk buatan dan kompos untuk lahan sawah umumnya sebesar 0.1-0.2 ton Ha ¹ dan sebesar 1-2 ton Ha ¹ sedangkan untuk lahan ladang/kebun masing-masing 0.2-0.25 ton Ha ¹ pupuk buatan dan 1-2 ton Ha ¹ kompos (Tabel 7). Pemakaian kompos di lahan ladang/kebun telah berlebihan, hal ini dapat mengakibatkan pencemaran air karena terbawa oleh air hujan dan masuk ke badan sungai, apalagi kondisi lahan pertanian di DAS Ciliwung Hulu umumnya dekat dengan sungai dan memiliki topografi yang
8
berbukit. Unsur nitrogen pada pupuk dapat menyebabkan eutrofikasi (penyuburan unsur hara) dan tingginya pertumbuhan ganggang dan eceng gondok di perairan (Sastrawijaya 2009). Tabel 7 Penggunaan pupuk untuk lahan pertanian oleh masyarakat Lahan Sawah Ladang/Kebun
Jenis Pupuk Buatan Kompos Buatan Kompos
Total
Kebutuhan (ton Ha ¹) 0.09 1.75 0.05 2.64 4.52
Keterangan: - Diolah dari hasil wawancara - Pupuk buatan yang umum digunakan berupa urea atau NPK
Perkembangan Kualitas Air dan Status Kualitas Air Sungai Ciliwung Hulu Perkembangan Kualitas Air Secara temporal selama kurun waktu tahun 2008-2012 telah terjadi perubahan nilai beberapa parameter KA yang cenderung melampaui BMA kelas I baik pada saat kondisi nilai parameter terbaik dan terburuk. Perkembangan KA tahun 2008-2012 dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 4. Pada kondisi terbaik ada 6 parameter yang terpantau melampaui BMA seperti TSS, COD, phospat, BOD dan total coli. Trend parameter yang mengalami penurunan kualitas adalah COD dimana dari tahun 2011-2012 seluruh TP telah terpantau melampaui BMA. Hal ini disebabkan tingginya BP COD yang mengakibatkan nilai parameter melampaui BMA. Penyumbang BP COD terbesar berasal dari limbah domestik (954.49 ton bulan ¹) dan pariwisata (237.70 ton bulan ¹). Trend parameter yang mengalami perbaikan kualitas seperti TSS dan BOD. Sejak tahun 2009-2012 parameter suhu dan TSS tidak pernah terpantau melampaui BMA, sedangkan BOD juga mengalami perbaikan kualitas dari tahun 2010-2012 namun nilai parameternya masih melampaui BMA. Hal ini dipengaruhi debit sungai dan sungai memiliki kemampuan memulihkan kondisinya ke keadaan normal (self purification) (Hendrasarie dan Cahyarani 2010). Adapun penyumbang BP BOD terbesar berasal dari limbah domestik (430.49 ton bulan ¹) dan limbah peternakan (227.45 ton bulan ¹). Trend parameter yang relatif stabil tidak berubah pada kodisi terbaik adalah DO, phospat dan total coli. Parameter DO dari tahun 2008-2012 tidak pernah terpantau melampaui BMA, hal ini sangat baik dalam menjamin kebutuhan oksigen dalam air dalam menunjang kehidupan organisme air. Sumber utama DO air berasal dari hasil fotosintesis tanaman air dan adanya turbulensi air dengan dasar dan batuan sungai sehingga oksigen terdifusi ke air. Untuk parameter phospat dan total coli menunjukkan nilai yang relatif tetap selalu tercemar, hal ini disebabkan tingginya tingginya pemanfaatan sungai untuk MCK (62.7%) oleh masyarakat. Diketahui bahwa sampo, deterjen dan sabun yang dipakai untuk MCK mengandung unsur ortofospat beracun (Fardiaz 1992) selain itu limbah pertanian juga memberikan potensi BP TP sebesar 2.34 ton bulan ¹. Bakteri total
9
coli dalam air berasal dari limbah kakus masyarakat yang langsung dibuang ke sungai. Menurut Pujiastuti et al (2013) bakteri coliform dapat digunakan sebagai indikator adanya pencemaran feses manusia dan hewan, hal ini menandakan air sungai telah tercemar feses manusia dan hewan. Pada kondisi terburuk ada 6 parameter yang terpantau melampaui BMA seperti TSS, COD, DO, phospat, BOD dan total coli. Parameter yang mengalami trend penurunan kualitas adalah TSS, COD dan phospat. Penurunan parameter TSS tidak terlalu signifikan, dari tahun 2009-2012 terpantau tidak semua TP melampaui BMA. Untuk parameter COD dari tahun 2011-2012 terus mengalami penurunan yang disebabkan besarnya BP COD limbah domestik (954.49 ton bulan ¹) dan pariwisata (237.70 ton bulan ¹). Sejak tahun 2010-2012 seluruh TP parameter phospat telah melampaui BMA yang disebabkan tingginya pemanfaatan sungai untuk MCK dan BP limbah pertanian (2.34 ton bulan ¹). Parameter kondisi terburuk yang mengalami trend perbaikan kualitas adalah DO dan BOD walaupun mengalami perbaikan kualitas namun masih tetap melampaui BMA. Hal ini disebabkan masih tingginya BP BOD dari limbah domestik dan peternakan. Tingginya BOD di air akibat aktivitas organisme pengurai mengakibatkan DO menurun sehingga DO melampaui BMA. Trend parameter total coli terpantau berfluktuatif dimana tahun 2010 dan 2012 mengalami perbaikan kualitas dan 2009 dan 2011 mengalami penurunan kualitas. Hal ini dipengaruhi masih tingginya pemanfaatan sungai untuk MCK dan saluran pembuangan limbah rumah tangga yang mengarah langsung ke sungai. Perkembangan Status Kualitas Air Tahun 2008-2012 Hasil perhitungan IKA menunjukkan bahwa dari tahun 2008-2012 status KA sungai tercemar sedang sampai baik. Secara umum trend IKA terbaik berstatus baik, sedangkan terburuk berstatus tercemar sedang. Kondisi perkembangan status KA tahun 2008-2012 dijelaskan sebagai berikut. Pada kondisi terbaik, trend status KA tahun 2008-2012 tergolong stabil ditunjukkan oleh adanya 6 parameter yang melampaui BMA pada sebagian TP saja. Status KA ini juga disebabkan pada saat pemantauan secara umum dilaksanakan pada musim hujan dimana CH dan debit tergolong tinggi. Debit sungai berperan penting dalam proses pengenceran sehingga konsentrasi parameter BOD, COD, DO dan total coli di dalam air mengalami penurunan. Selain itu juga sungai memiliki self purification sehingga konsentrasi limbah pencemar dalam air berkurang. Pada kondisi terburuk, trend status KA tahun 2009-2011 secara umum mengalami perbaikan kualitas namun masih belum merubah status secara keseluruhan. Kondisi ini terlihat pada tahun 2011 dimana pada TP1 dan TP5 status KA tergolong baik. Hal ini disebabkan jumlah ternak mengalami penurunan drastis (55%) menjadi 424.312 ekor sedangkan jumlah penduduk hanya bertambah 3.651 jiwa (1,5%) (BPS 2011). Namun dari tahun 2011-2012 status KA secara umum telah tercemar sedang hal ini disebabkan bertambahnya jumlah penduduk (14441 jiwa) dan ternak (4851 ekor) (BPS 2012). Untuk mengetahui perkembangan nilai status KA dapat dilihat pada Tabel 8.
10
Tabel 8 Status KA berdasarkan IKA-NSF tahun 2008-2012 Tahun 2008
2009
2010
2011
2012
TP 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
IKA (terbaik) 77 80 77 73 72 83 81 81 79 76 75 72 74 75 75 78 77 76 76 74 74 76 74 77 76
Status Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
IKA (terburuk) 60 60 61 57 61 65 59 63 63 61 73 66 69 66 71 61 66 58 55 63
Status Tercemar Sedang Tercemar Sedang Tercemar Sedang Tercemar Sedang Tercemar Sedang Tercemar Sedang Tercemar Sedang Tercemar Sedang Tercemar Sedang Tercemar Sedang Baik Tercemar Sedang Tercemar Sedang Tercemar Sedang Baik Tercemar Sedang Tercemar Sedang Tercemar Sedang Tercemar Sedang Tercemar Sedang
Beban Pencemaran (BP) Sungai Ciliwung Hulu Beban pencemaran pada hakikatnya adalah jumlah suatu unsur pencemar yang terkandung dalam air (Pujiastuti et al 2013). Secara umum sumber utama pencemaran di Sungai Ciliwung Hulu berasal dari limbah domestik, pariwisata, peternakan, pertanian dan industri. Secara rinci dijelaskan sebagai berikut. Beban Pencemaran (BP) Limbah Domestik Sumber utama limbah organik di perairan berasal dari limbah domestik (Effendi 2001). Berdasarkan hasil perhitungan BP limbah domestik diketahui Kec. Cisarua merupakan kecamatan penyumbang BP terbesar karena besarnya jumlah penduduk dibandingkan kecamatan lain. Limbah domestik ini terdiri dari limbah cair (MCK) dan padat (sampah organik). Besarnya BP limbah domestik akan berpotensi mencemari air sungai terutama mempengaruhi parameter BOD, COD dan TSS karena limbah domestik merupakan salah satu sumber limbah organik di perairan (Effendi 2003). Pengolahan limbah yang dapat dilakukan seperti pembuatan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal yang dapat dipadu dengan teknologi elektroflokulator (Soemargono et al 2006). Hasil perhitungan BP limbah domestik dapat dilihat pada Tabel 9.
11
Tabel 9 Beban pencemaran limbah domestik Kecamatan Cisarua Megamendung Ciawi Total
Jumlah (jiwa) 117372 101076 38806 257254
Beban Pencemaran (ton bulan BOD COD TSS 196.41 435.48 199.16 169.14 375.02 171.51 64.94 143.98 65.85 430.49 954.49 436.51
¹) TN 32.28 27.80 10.67 70.74
Sumber: Diolah dari BPS Kab. Bogor (2013) dan Sudradjat (2009)
Beban Pencemaran (BP) Limbah Pengunjung Pariwisata Sektor pariwisata menjadi sektor andalan bagi roda perekonomian warga yang ada di kawasan puncak Bogor (Kec. Cisarua, Megamendung, Ciawi). Dalam tahun 2011 jumlah pengunjung wisata baik domestik maupun luar negeri berjumlah 2.3 juta jiwa dengan kunjungan rata-rata perbulan 192197 jiwa. Lokasi andalan wisata di kawasan ini seperti: Taman Safari Indonesia, Wisata Agro Gunung Mas, Wana Wisata (Gunung Bunder, Citamiang, Pulo Cangkir), Curug (Cilember, Cisuren, Panjang, Kembar), Telaga Warna, Taman Wisata (Matahari, Riung Gunung, Melrimba) (BPS 2012). Tingginya jumlah kunjungan setiap bulannya mengakibatkan besarnya BP. Limbah yang dihasilkan berupa sampah dan buangan hasil MCK yang langsung dibuang ke sungai. Besarnya BP berpotensi mencemari sungai terutama mempengaruhi parameter BOD, COD dan TSS karena limbah pengunjung merupakan penghasil limbah organik. Kec. Cisarua menjadi penyumbang BP terbesar karena tingginya jumlah wisata dan banyaknya lokasi wisata di kecamatan ini (Tabel 10). Tabel 10 Beban pencemaran limbah pengunjung pariwisata Kecamatan Cisarua Megamendung Ciawi Total
Jumlah Pengunjung (jiwa) 191532 665 0 192197
Beban Pencemaran Pengunjung (ton bulan ¹)
BOD 106.84 0.37 0 107.21
COD 236.88 0.82 0 237.70
TSS 108.33 0.38 0 108.71
Sumber: Diolah dari BPS Kab. Bogor (2012)
Beban Pencemaran (BP) Limbah Peternakan Menurut Priyono (2012) wilayah DAS Ciliwung hulu merupakan penyumbang BP limbah peternakan utama untuk DAS Ciliwung secara keseluruhan karena wilayah ini merupakan wilayah dengan potensi budidaya ternak paling besar terutama sapi perah. Berdasarkan hasil perhitungan, penyumbang BP terbesar adalah Kec. Cisarua (Tabel 11). Jenis kambing/domba menjadi penyumbang terbesar BP TSS dan TN, sedangkan sapi perah untuk BP BOD. Besarnya BP limbah peternakan akan berpotensi mencemari air sungai terutama mempengaruhi parameter BOD dan TSS tanpa adanya pengolahan limbah terlebih dahulu. Hasil wawancara menunjukkan 57% limbah peternakan
12
dibuang langsung ke sungai sehingga pengolahan limbah sangat diperlukan. Teknologi yang dapat dipakai seperti teknologi digester anaerob (Haryati 2006) untuk mengurangi konsentrasi pencemar dalam limbah. Tabel 11Beban pencemaran limbah peternakan Beban Pencemaran (ton bulan ¹) BOD TSS TN 132.45 457.56 17.87 79.59 453.80 17.30 15.31 49.10 2.04 227.35 960.46 37.20
Kecamatan Cisarua Megamendung Ciawi Total
Sumber: Diolah dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Bogor (2013)
Beban Pencemaran (BP) Limbah Pertanian Limbah pertanian yang dihitung dalam perhitungan BP berasal dari luas lahan pertanian seperti sawah, palawija, sayur dan buah serta perkebunan. BP yang dihasilkan dari lahan pertanian berupa erosi tanah yang menyebabkan naiknya nilai parameter TSS dan kekeruhan dalam perairan. Selain itu adanya proses pencucian oleh air hujan yang membawa sisa pupuk dan pestisida pada tanaman masuk ke perairan sehingga menyebabkan nilai TN dan TP di perairan menjadi tinggi. Luas lahan pertanian di DAS Ciliwung Hulu dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Luas lahan pertanian di DAS Ciliwung Hulu Luas Lahan (Ha) Kecamatan Cisarua Megamendung Ciawi
Persawahan
Palawija
469 922 267.5
153 565 90.2
Luas Perkebunan Sayuran (Ha) Buah Rakyat Swasta Negara 272 352.64 534.14 514.16 2294.94 553 292.03 0 71.96 2403.99 120.6 33 0 0 511.3
Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Bogor (2013)
Tipe lahan sawah terdiri dari sawah yang memiliki irigasi dan yang tidak. Lahan palawija biasanya ditanam jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar dan talas. Jenis tanaman sayuran dan buah adalah tomat, cabai, bawang, buncis, ketimun, kangkung. Untuk lahan perkebunan dibagi berdasarkan kepemilikan lahan yaitu Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Besar Swasta (PBS) dan Perkebunan Besar Negara (PBN). Adapun jenis tanaman yang biasa ditanam dalam perkebunan di DAS Ciliwung Hulu adalah teh, sawit, kakao, karet, cengkeh, pala, kelapa, kopi, kayu manis dan kumis kucing. Hasil perhitungan BP limbah pertanian diketahui Kec. Megamendung menjadi penyumbang BP terbesar dibandingkan dengan kecamatan lainnya karena memiliki luas lahan pertanian paling luas sebesar 2403.99 Ha. Besarnya luasan lahan pertanian ini disebabkan letak ketinggian dan iklim yang mendukung dalam syarat tumbuh bagi tanaman perkebunan, palawija, buah dan sayuran. Besarnya BP dapat dilihat pada Tabel 13.
13
Tabel 13 Beban pencemaran limbah pertanian Kecamatan Cisarua Megamendung Ciawi Total
Beban Pencemaran Lahan Pertanian (ton bulan ¹) BOD COD TSS TN TP 2.07 3.11 1.49 0.92 0.74 2.49 3.74 2.56 1.33 1.18 0.58 0.88 0.63 0.32 0.31 5.15 7.73 4.68 2.56 2.34
Sumber: Diolah dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Bogor (2013)
Beban Pencemaran (BP) Limbah Industri Jumlah industri yang berada di DAS Ciliwung Hulu sebanyak 26 industri dengan skala industri rumah tangga (tahu, tempe dan tapioka). Kec. Megamendung menjadi penyumbang BP terbesar (Tabel 14), hal ini disebabkan jumlah, jenis, dan volume industri lebih besar. Menurut Priyono (2012) limbah industri yang dibuang secara langsung tanpa pengolahan menyebabkan terjadinya pencemaran air, khususnya peningkatan kadar BOD, COD dan bakteri coliform. Tabel 14 Beban pencemaran limbah industri Kecamatan Megamendung
Cisarua
Ciawi TOTAL
Jenis Industri
Volume Limbah
Tahu Tempe Tapioka Total Tahu Tempe Total Tahu
9.006 1.2 12.8 23.006 4.6 16.92 21.52 0.16 44.686
Beban Pencemaran (ton bulan ¹) BOD COD 1.46 1.90 0.05 0.15 1.73 7.10 3.23 9.16 0.74 0.97 0.66 2.13 1.40 3.10 0.03 0.03 4.66 12.29
Sumber: Diolah dari KLH (2010)
Potensi BP ini mencemari Sungai Ciliwung Hulu karena dari hasil wawancara dan observasi lapang diketahui 100% limbah industri langsung dibuang ke sungai tanpa ada pengolahan limbah. Penanganan limbah industri perlu dilakukan seperti pembuatan instalasi pengolah limbah dengan teknologi biofilter (Sriharti et al 2004). Hasil total BP dari berbagai sumber pencemar dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Total Beban Pencemaran Sungai Ciliwung Hulu Segmen Kab. Bogor Kecamatan Cisarua Megamendung Ciawi
BOD 439.17 254.82 80.86
Beban Pencemaran (ton bulan ¹) COD TSS TN 678.57 766.53 51.06 388.77 628.24 46.42 144.89 115.57 13.03
TP 0.74 1.28 0.31
14
Daya Tampung Beban Pencemaran (DTBP) Daya Tampung BP adalah kemampuan air pada suatu sumber air untuk menerima masukan BP tanpa mengakibatkan air tersebut menjadi cemar (PP No 82 Tahun 2001). Diketahui dari hasil penghitungan DTBP terbesar terjadi pada debit tertinggi Bulan Januari (12,73 m³ s ¹) sedangkan terkecil pada saat debit terkecil Bulan Agustus (1,87 m³ s ¹). Besar DTBP dipengaruhi oleh debit sungai. Perhitungan DTBP dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 Daya tampung beban pencemaran sungai Ciliwung Hulu tahun 2012 pada BMA kelas I
Bulan
Debit (m³ s ¹)
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Rata-Rata
12.73 12.23 11.66 10.88 8.33 7.51 4.28 1.87 1.95 4.77 8.56 9.44 7.85
Daya Tampung Beban Pencemaran (ton bulan ¹) BOD COD TSS TN TP 68.19 340.93 1704.67 340.93 6.82 61.29 306.43 1532.17 306.43 6.13 62.45 312.25 1561.24 312.25 6.24 56.40 282.01 1410.05 282.01 5.64 44.61 223.06 1115.29 223.06 4.46 38.92 194.61 973.04 194.61 3.89 22.92 114.61 573.04 114.61 2.29 10.03 50.17 250.83 50.17 1 10.11 50.54 252.72 50.54 1.01 25.55 127.73 638.66 127.73 2.55 44.35 221.75 1108.73 221.75 4.43 50.57 252.87 1264.34 252.87 5.06 41.28 206.41 1032.06 206.41 4.13
Hasil perhitungan DTBP tersebut menunjukkan bahwa BP BOD, COD dan TSS telah melebihi DTBP karena tingginya pembuangan BP terutama dari limbah domestik dan peternakan sementara untuk TN dan TP masih memenuhi DTBP. Kondisi saat ini menandakan air Sungai Ciliwung Hulu telah mengalami pencemaran. Hasil rekapitulasi dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Rekapitulasi DTBP terhadap BP air sungai Ciliwung Hulu tahun 2012 Rekapitulasi DTBP BP Selisih Keterangan: = Melampaui DTBP + = Memenuhi DTBP
BOD 41.28 774..84 -733.56
COD
TSS (ton bulan ¹) 206.41 1032.06 1212.23 1510.35 -1005.82 -478.29
TN
TP
206.41 110.51 95.9
4.13 2.34 1.79
15
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Bentuk pemanfaatan sungai oleh masyarakat di Sungai Ciliwung Hulu didominasi untuk kegiatan pertanian, MCK dan peternakan. Sedangkan sumber pencemar dominan berasal dari limbah domestik, pariwisata, peternakan, pertanian dan industri. 2. Nilai IKA Sungai Ciliwung Hulu secara umum dari tahun 2008-2012 tergolong tercemar sedang sampai baik. Status ini ditandai dengan parameter KA yang fluktuatif dan melampaui BMA kelas I berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 seperti: TSS, COD, phospat, DO, BOD dan total coli. 3. Besarnya bentuk pemanfaatan dan sumber pencemaran tersebut menyebabkan BP BOD dan COD dominan berasal dari limbah domestik sebesar 430.49 ton bulan ¹ BOD dan 954.49 ton bulan ¹ COD, BP TSS dominan berasal dari limbah peternakan (960.46 ton bulan ¹), BP TN dominan berasal dari limbah domestik (70.74 ton bulan ¹) dan BP TP dominan berasal dari limbah pertanian (2,34 ton bulan ¹). 4. Hasil perhitungan DTBP tahun 2012 diperoleh sebesar 41.28 ton bulan ¹ BOD, 206.41 ton bulan ¹ COD, 1032.06 ton bulan ¹ TSS, 206.41 ton bulan ¹ TN dan 4.13 ton bulan ¹ TP. Besar BP telah melampaui DTBP sebesar 733.56 ton bulan ¹ BOD, 1005.82 ton bulan ¹ COD dan 478.29 ton bulan ¹ TSS. Saran 1. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengkaji besarnya BP yang langsung masuk ke sungai dari setiap sumber pencemar 2. Perlu penangan khusus terhadap BP yang berasal dari limbah domestik, peternakan dan pariwisata seperti penerapan teknologi IPAL komunal yang dapat dipadukan dengan teknologi elektroflokulator, digester, dan biofilter anaerob. 3. Program sosialisasi kepada masyarakat di DAS Ciliwung Hulu perlu ditingkatkan oleh pemerintah untuk mensosialisasikan program produksi bersih yang didasarkan pada paradigma 3R (reduce, reuse, recycle) dan pengenalan sejak dini pendidikan lingkungan. 4. Perlu peningkatan penegakan hukum oleh pemerintah dalam upaya pengendalian pencemaran air.
DAFTAR PUSTAKA Adibroto TA. 2012. Pengembangan Teknologi Lingkungan dalam Pengelolaan DAS yang Berkelanjutan. Jurnal Teknologi Lingkungan 3(1): 33-42. Asdak C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. [BLH] Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor. 2008-2012. Laporan Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan Hidup di Kabupaten Bogor.
16
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2008-2013. Kabupaten Bogor dalam Angka. Cibinong: BPS Kabupaten Bogor. _____ Badan Pusat Statistik. 2008-2013. Kecamatan dalam Angka. Cibinong: BPS Kabupaten Bogor. [BPSDA] Balai Pendayagunaan Sumber Daya Air Ciliwung-Cisadane. 20082012. Laporan Hasil Pemantauan Curah Hujan dan Debit Sungai Ciliwung Stasiun Katulampa. Bogor: BPSDA. Damayanti A, Hermana J, Masduqi A. 2004. Analisis Resiko Lingkungan dari Pengolahan Limbah Pabrik Tahu dengan Kayu Apu (Pistia stratiotes L). Jurnal Purifikasi 5(4): 151-156. [Disperhut] Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. 2013. Monografi Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor tahun 2012. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. 2013. Buku Data Peternakan Tahun 2012. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Fardiaz S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Fithor A, Indarjo A, Ario R. 2013. Studi Kesesuaian Wisata dan Mutu Air Laut Untuk Ekowisata Rekreasi Pantai di Pantai Maron Kota Semarang. Journal of Marine Research 2(4): 31-35. Haryati T. 2006. Biogas: Limbah Peternakan yang Menjadi Sumber Energi Alternatif. Wartazoa 16(3): 160-169. Hendrasarie N, Cahyarani. 2010. Kemampuan Self Purification Kali Surabaya, Ditinjau dari Parameter Organik Berdasarkan Model Matematis Kualitas Air. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan 2(1):1-11. [KLH] Kementerian Lingkungan Hidup. 2010. Pemetaan Sumber Pencemar Agroindustri di DAS Ciliwung Kabupaten dan Kota Bogor. ______ Kementerian Lingkungan Hidup. 2012. Kajian Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Jangkok Kab. Lombok Tengah, Barat dan kota Mataram. Denpasar: KLH. ______ Kementerian Lingkungan Hidup. 2012. Profil Sungai Ciliwung 2012. Jakarta: KLH. Oram Brian. 2013. The Water Quality Indeks (Monitoring The Quality of Surfacewaters). Dallas: B.F Enviromental Consultants Inc. [17 Oktober 2013]. Tersedia dari: www.water-research.net/watrqualindex.htm. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengeloaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Prayitno HT. 2008. Pemisahan Padatan Tersuspensi Limbah Cair Tapioka dengan Teknologi Membran sebagai Upaya Pemanfaatan dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan [tesis]. Semarang: Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro. Priyono A. 2012. Kerusakan Lingkungan Hidup Sungai Ciliwung. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Pujiastuti P, Ismail B, Pranoto. 2013. Kualitas dan Beban Pencemaran Perairan Waduk Gajah Mungkur. Jurnal EKOSAINS 5(1): 59-75. Sasongko LA. 2006. Kontribusi Air Limbah Domestik Penduduk di Sekitar Sungai Tuk Terhadap Kualitas Air Sungai Kaligarang Serta Upaya
17
Penanganannya [tesis]. Semarang: Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro. Sastrawijaya AT. 2009. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta. Soemargono, Ismiati E, Lazuardi. 2006. Pengolahan Limbah Rumah Tangga dengan Proses Elektrolfokulator Secara “Batch”. Jurnal Rekayasa Perencanaan 3(1): 1-10. Sriharti, Salim T, Sukirno. 2004. Teknologi Penanganan Limbah Cair Tahu. Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan Proses; 2004; Semarang, Indonesia. Semarang: Universitas Diponegoro. hlm I12.2-6. Sudradjat HR. 2009. Mengelola Sampah Kota. Jakarta: Penebar Swadaya. Taufik KL. 2003. Kualitas Air Hulu dan Tengah Sungai Ciliwung Kabupaten Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Program Studi Manajemen Suberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB. Wiryani E. 1991. Analisis Kandungan Limbah Cair Pabrik Tempe Kedelai dan Upaya Pengolahannya dengan Proses Anaerobik [tesis]. Bogor: Pasca Sarjana IPB. [WHO] World Health Organization. 1982. Rapid Assesment of Sources of Air, Water and Land Pollution. WHO Offset Publication 62.
50
-
TSS (mg l ¹)
Kekeruhan (NTU)
6-9
1000
TDS (mg l ¹)
KIMIA pH
±3
BMA Kelas I
Suhu (°C)
FISIKA
Parameter
1
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
TP
6.88
20.25 22.65 23.50 27.70 26.95 52.10 49.10 50.65 51.80 47.90 20 15 19 32 56 10.04 6.05 11.17 16.20 18.61
2008
7.4
21 22 24 26 21 53 46 53 57 51 9 8 9 15 15 7 6 9.5 16 19
2009
6.67
20 21 23 22 24 47.50 38.10 45.15 50.55 44.15 1 3,5 3.5 5 8 5.05 5.68 5.56 11.65 16.2
Terbaik 2010
7.68
21.3 22 23 23.5 25 53.95 45.6 50 57.25 50.45 0.9 0.5 1.5 1.5 17 5.21 4.09 6.16 9.91 11.45
2011
7.59
18 21.5 24 24.4 25.4 44.3 36.85 44.35 49.05 46.55 1.2 4.9 1.8 6.1 3.6 4 3 5.66 12 12
2012
6.88
20.25 22.65 23.50 27.70 26.95 52.10 49.10 50.65 51.80 47.90 20 15 19 32 56 10.04 6.05 11.17 16.20 18.61
2008
Tahun
7.38
21 22 25 27 25.5 64.8 48.8 57.3 59.25 53.9 17 15 11 39.5 42.5 23 10 12.5 27.5 23
2009
Lampiran 1 Kualitas air sungai Ciliwung Hulu tahun 2008-2012 pada kondisi parameter terbaik dan terburuk
6.49
17 18 19.55 19 22 60.5 51.05 58.85 61.45 54.6 17.5 5 4.00 6 8 6.45 6.36 9.91 15.5 27.55
Terburuk 2010
7.19
21.5 22.2 24 25.5 27 55.55 53.85 54.85 62.1 55 3.5 0.5 3.5 16 17.5 20.5 4.86 24.25 21.25 19.75
2011
8.47
21 23 24.2 27 28 81.5 61.9 70.3 66.1 63.6 9.82 48.2 67 73.7 22.13 12.67 8 18 17 23.5
2012
27 18
10
10
0,2
6
Nitrat (mg l ¹)
COD (mg l ¹)
Phospat (mg l ¹)
DO (mg l ¹)
KIMIA
Parameter
BMA Kelas I 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2
TP
7.17 6.78 8.41 8.27 0.80 0.80 0.80 1.00 0.50 3 7 10 17 10 0.18 0.22 0.16 0.35 0.14 9.78 10.29
2008 7.41 7.72 7.79 7.34 1 1 1 1 1 6 4 5 6 1 0.18 0.2 0.1 0.2 0.1 8.96 8.84
2009 6.43 6.86 6.75 6.91 0.8 0.8 0.7 0.7 0.7 tda tda tda tda tda 0.21 0.33 0.26 0.2 0.25 8.19 7.41
Terbaik 2010 7.29 7.69 7.62 7.56 1 1 0.8 0.8 0.7 33.28 29.56 28.45 34.02 21.94 0.21 0.26 0.28 0.22 0.29 7.01 6.90
2011 7.66 7.81 7.67 7.72 3.35 1.82 2 0.09 1.05 36.66 17.53 30 27.72 20.55 0.01 0.35 0.34 0.32 0.22 6.24 7.35
2012 7.17 6.78 8.41 8.27 0.80 0.80 0.80 1 0.50 3 7 10 17 10 0.18 0.22 0.16 0.35 0.14 9.78 10.29
2008
Tahun
7.29 7.73 8.19 7.76 1.5 1.4 1.4 1.3 1.2 157 133 221 132 166 0.2 0.22 0.23 0.3 0.17 6 6
2009 6.31 6.2 6.59 8.82 0.8 0.8 0.8 0.7 0.7 tda tda tda tda tda 0.24 0.44 0.29 0.33 0.31 5.31 4.23
Terburuk 2010
Lampiran 1 Kualitas air sungai Ciliwung Hulu tahun 2008-2012 pada kondisi parameter terbaik dan terburuk (lanjutan)
28
6.47 7.88 7.97 7.36 1.50 1.3 0.9 0.9 0.7 34 79 49 38 61 0.26 0.31 0.29 0.47 0.29 6.6 5.3
2011
8.31 8.7 8.81 8.47 7.08 5.83 4.82 3.63 2.92 53.76 54.37 44.36 42.78 41.99 0.55 0.61 0.75 0.89 0.45 6.15 7.19
2012
19
1 2 3 4 5
3 4 5 1 2 3 4 5
TP
2200 300 1400 500 3900
10.08 8.81 9.97 tda tda tda tda tda
2008
200 600 600 500 300
8.82 8.64 6.38 tda tda tda tda tda
2009
2900 4200 3200 3200 1600
7.33 7.41 6.98 11 21 16 18 25.5
Terbaik 2010
600 1800 2300 2300 1100
6.9 6.74 6.34 25 16 26 14 22
2011
1300 6000 1400 1700 1900
6.07 8.07 6.97 12 12 12 13 9
2012
2200 300 1400 500 3900
10.08 8.81 9.97 tda tda tda tda tda
2008
Tahun
24100 24100 34100 34100 17500
6 6 6 tda tda tda tda tda
2009
3200 6700 4000 4300 4600
4.77 4.74 4.63 22 28 24 42 31
Terburuk 2010
6900 60500 60500 12100 5200
6.78 5.4 5.5 27 23 26 25 31
2011
5400 13100 9400 35800 4100
5.5 4.86 5.31 18 18 19 20 16
2012
- TP: Titik Pantau - TP 1 sampai 5 berturut: Masjid Atta’awun K. Cisarua, Hotel Evergreen K. Cisarua, Jembatan Leuwimalang K. Megamendung, Jembatan Gadog K. Ciawi dan Jembatan Tol K.Ciawi. - tda: tidak dilakukan analisis
Keterangan:
2
1000
Sumber: BLHD Kab. Bogor
Total coli (jml 100ml ¹)
BIOLOGI
BOD (mg l ¹)
KIMIA
Parameter
BMA Kelas I
Lampiran 1 Kualitas air sungai Ciliwung Hulu tahun 2008-2012 pada kondisi parameter terbaik dan terburuk (lanjutan)
29 20
Jan 12.34 167.98 20.34 14.06 12.73 167.98 12.34 45.49
Feb 14.52 29.75 32.31 10.60 12.23 32.31 10.60 19.88
Mar 6.96 21.68 25.64 6.17 11.66 25.64 6.17 14.42
Apr 7.89 18.60 8.86 8.35 10.88 18.60 7.89 10.92
Debit Bulanan (m³ detik ¹) Mei Jun Jul Ags 3.64 2.35 1.15 0.71 21.73 14.80 12.52 9.26 8.88 11.41 12.14 18.68 10.02 5.97 4.15 2.27 8.33 7.51 4.28 1.87 21.73 14.80 12.52 18.68 3.64 2.35 1.15 0.71 10.52 8.41 6.85 6.56
2008 2009 2010 2011 2012 Total Rata-rata
Tahun
Jan 407 514 322 226 424 1893 378.6
Feb 374 417 612 179 450 2032 406.4
Mar 575 326 660 202 162 1925 385
Apr 370 334 213 318 257 1492 298.4
Jumlah Curah Hujan (mm) Mei Jun Jul Ags 191 114 39 72 283 190 115 97 378 335 312 473 391 220 232 17 266 160 37 101 1509 1019 735 760 301.8 203.8 147 152
Lampiran 3 Curah hujan tahun 2008-2012 Stasiun Katulampa
2008 2009 2010 2011 2012 Max Min Rerata
Tahun
Lampiran 2 Debit bulanan rata-rata sungai Ciliwung Hulu
30
Sep 534 302 630 139 370 1975 395
Sep 0.69 10.88 24.97 1.82 1.95 24.97 0.69 8.06
Okt 430 431 432 305 374 1972 394.4
Okt 1.25 14.85 17.02 2.82 4.77 17.02 1.25 8.14
Nov 641 392 383 251 636 2303 460.6
Nov 4.45 14.39 19.81 13.23 8.56 19.81 4.45 12.09
Des 444 441 414 490 426 2215 443
Des 13.87 14.86 12.44 13.21 9.44 14.86 9.44 12.76
21
10
0,2
6
Phospat (mg l ¹)
DO (mg l ¹)
50
BMA Kelas I
COD (mg l ¹)
KIMIA
TSS (mg l ¹)
FISIKA
Parameter
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
TP
17 0.22 0.35 -
56
2008
-
-
2009
tda tda tda tda tda 0.21 0.33 0.26 0.25 -
-
2010
33.28 29.56 28.45 34.02 21.94 0.21 0.26 0.28 0.22 0.29 -
-
2011
Kondisi Terbaik
36.66 17.53 30 27.72 20.55 0.35 0.34 0.32 0.22 -
-
2012
3 7 17 0.22 0.35 -
56
2008
157 133 221 132 166 0.22 0.23 0.3 -
tda tda tda tda tda 0.24 0.44 0.29 0.33 0.31 5.31 4.23 4.77 4.74 4.63
-
2010
34 79 49 38 61 0.26 0.31 0.29 0.47 0.29 5.3 5.4 5.5
-
2011
Kondisi Terburuk 2009
Lampiran 4 Parameter yang melampaui BMA kelas I tahun 2008-2012 berdasarkan PP No 82 tahun 2001
53.76 54.37 44.36 42.78 41.99 0.55 0.61 0.75 0.89 0.45 5.5 4.86 5.31
67 73.7 -
2012
31 22
Tu
1000
2
: kondisi terburuk
2200 1400 3900
tda tda tda tda
2 3 4 5 1 2 3 4 5
tda
2008 1
TP
-
tda tda tda tda
tda
2009
2900 4200 3200 3200 1600
21 16 18 25.5
11
2010
BOD
Parameter
Cisarua
Kecamatan
Jumlah Penduduk (jiwa ¹) 117372
1800 2300 2300 1100
16 26 14 22
25
2011
Kondisi Terbaik
Lampiran 5 Perhitungan BP limbah cair domestik dan sampah organik
Keterangan: Ta : kondisi terbaik
Total coli (jml 100ml ¹)
BIOLOGI
FISIKA BOD (mg l ¹)
Parameter
BMA Kelas I
1300 6000 1400 1700 1900
12 12 13 9
12
2012
24100 24100 34100 34100 17500
tda tda tda tda
tda
2009
3200 6700 4000 4300 4600
28 24 42 31
22
2010
5400 13100 9400 35800 4100
18 19 20 16
18
2012
192.69
BP (ton bulan ¹)
6900 60500 60500 12100 5200
23 26 25 31
27
2011
Kondisi Terburuk
Konversi Limbah Cair (kg jiwa ¹ thn ¹) 19.70
2200 1400 3900
tda tda tda tda
tda
2008
Lampiran 4 Parameter yang melampaui BMA kelas I tahun 2008-2012 berdasarkan PP No 82 tahun 2001
32
23
Cisarua Megamendung Ciawi
Cisarua Megamendung Ciawi
Cisarua Megamendung Ciawi
TSS
TN
Megamendung Ciawi Cisarua Megamendung Ciawi
Kecamatan
COD
BOD
Parameter
117372 101076 38806
117372 101076 38806
117372 101076 38806
Jumlah Penduduk (jiwa ¹) 101076 38806 117372 101076 38806
Lampiran 5 Perhitungan BP limbah cair domestik dan sampah organik (lanjutan) Konversi Limbah Cair (kg jiwa ¹ thn ¹) 19.70 19.70 19.70 19.70 19.70 TOTAL BOD 44.00 44.00 44.00 TOTAL COD 20.00 20.00 20.00 TOTAL TSS 3.30 3.30 3.30 TOTAL TN 165.93 63.71 192.69 165.93 63.71 422.33 430.36 370.61 142.29 943.26 195.62 168.46 64.68 428.76 32.28 27.80 10.67 70.74
BP (ton bulan ¹)
33 24
Cisarua Megamendung Ciawi
Cisarua Megamendung Ciawi
COD
TSS
BOD
Parameter
Cisarua Megamendung Ciawi
Kecamatan
Jumlah Pengunjung (jiwa ¹) 191532 665 0
117372 101076 38806
117372 101076 38806
117372 101076 38806
Lampiran 6 Perhitungan BP limbah pengunjung pariwisata
Cisarua Megamendung Ciawi
Kecamatan
BOD
Parameter
Jumlah Penduduk (jiwa ¹)
44014.50 37903.50 14552.25
44014.50 37903.50 14552.25
Berat Sampah Organik (kg hari ¹) 44014.50 37903.50 14552.25
Lampiran 5 Perhitungan BP limbah cair domestik dan sampah organik (lanjutan)
34
Konversi Limbah Cair (kg jiwa ¹ thn ¹) 0.33 x 19.70 0.33 x 19.70 0.33 x 19.70
Konversi Sampah Organik (kg ¹) 0.00282 0.00282 0.00282 TOTAL BOD 0.00388 0.00388 0.00388 TOTAL COD 0.00268 0.00268 0.00268 TOTAL TSS
104.81 0.36 0
BP (ton bulan ¹)
3.72 3.21 1.23 8.16 5.12 4.41 1.69 11.22 3.54 3.05 1.17 7.75
BP (ton bulan ¹)
25
BOD
Cisarua Megamendung 191532 665
71824.50 249.38
0.33 x 0.00282 0.33 x 0.00282
2.03 0.01
BP (ton bulan ¹)
105.17 234.09 0.81 0 234.91 106.41 0.37 0 106.78 17.56 0.06 0 17.62
BP (ton bulan ¹)
Konversi Sampah Organik (kg ¹)
Konversi Limbah Cair (kg jiwa ¹ thn ¹) TOTAL BOD 0.33 x 44 0.33 x 44 0.33 x 44 TOTAL COD 0.33 x 20 0.33 x 20 0.33 x 20 TOTAL TSS 0.33 x 3.30 0.33 x 3.30 0.33 x 3.30 TOTAL TN
Berat Sampah Organik (kg hari ¹)
191532 665 0
191532 665 0
191532 665 0
Jumlah Pengunjung (jiwa ¹)
Jumlah Pengunjung (jiwa ¹)
Cisarua Megamendung Ciawi
TN
Kecamatan
Cisarua Megamendung Ciawi
TSS
Parameter
Cisarua Megamendung Ciawi
Kecamatan
COD
Parameter
Lampiran 6 Perhitungan BP limbah pengunjung pariwisata (lanjutan)
35 26
Cisarua Megamendung Ciawi
TSS
Sapi Potong Kerbau Sapi Perah
Jenis Ternak
41 159 1508
Jumlah (ekor)
250 539
200 1508
-
1716
-
80.3
Kecamatan Cisarua Konversi (kg/unit/tahun) BOD TSS TN
67.73
4.17
-
28.60
-
1.34
TN
0 2.03 2.78 0.01 0 2.79 1.92 0.01 0 1.93
BP (ton bulan ¹)
BP (ton/bulan) BOD TSS
0.33 x 0.00268 0.33 x 0.00268 0.33 x 0.00268
0.33 x 0.00388 0.33 x 0.00388 0.33 x 0.00388
0.33 x 0.00282
Konversi Sampah Organik (kg ¹)
TOTAL BOD 71824.50 249.38 0 TOTAL COD 71824.50 249.38 0 TOTAL TSS
0
Berat Sampah Organik (kg hari ¹)
Jlh Total (ekor)
191532 665 0
191532 665 0
0
Jumlah Pengunjung (jiwa ¹)
Lampiran 7 Perhitungan BP limbah peternakan
Cisarua Megamendung Ciawi
Ciawi
Kecamatan
COD
Parameter
Lampiran 6 Perhitungan BP limbah pengunjung pariwisata (lanjutan)
36
27
Sapi Potong Kerbau Sapi Perah Kambing Domba
Sapi Potong Kerbau Sapi Perah Kambing Domba Ayam Potong Ayam Buras Itik
Kambing Domba Ayam Potong Ayam Buras Itik
Total
Total
22 47 168 457 1319
122 213 504 26 7628 185000 38249 4991
4973 8472 65000 97799 4671 14.6
201
1.4
228240
-
539 36.6
168 1776
201
1716
250
14.6
69
Kecamatan Ciawi
36.6
7654
236733
-
539
504 201
1716
250
335
Kecamatan Megamendung
1.4
167470 182623
36.6
Kecamatan Cisarua 13445
Lampiran 7 Perhitungan BP limbah peternakan (lanjutan)
8.4
-
80.3
0.51
8.4
-
80.3
0.51
8.4
5.42
7.55
1.44
79.59
26.63
23.34
22.64
6.98
132.45
19.54
41.01
29.75
-
9.87
453.80
277.69
128.20
-
47.91
457.56
203.76
225.20
1.24
-
0.46
17.30
9.70
5.36
-
2.24
17.87
7.12
9.41
37 28
Total
1500 5971 323
Jumlah (ekor)
9807
7794
Jlh Total (ekor) 1.4
1 2 4 5 6 7 8 9
No.
Air Minum Pertanian Peternakan Mandi Mencuci Kakus Perindustrian Pemanfaatan lain
Bentuk Pemanfaatan
Jawaban Responden Ya 13 98 60 95 99 88 18 -
14.6
0.51
Kecamatan Ciawi Konversi (kg/unit/tahun) BOD TSS TN
Lampiran 8 Bentuk pemanfaatan dan sumber pencemaran air sungai Ciliwung Hulu
Ayam Potong Ayam Buras Itik
Jenis Ternak
Lampiran 7 Perhitungan BP limbah peternakan (lanjutan)
38
49.10
9.48
2.04
0.33
13.6 -
MCK (5,6,7)= 62.7
8.7 65.3 40.0
Persentase (%)
15.31
0.91
BP (ton/bulan) BOD TSS TN
29
Sampah
Limbah Cair
Peternakan
2
3
Aspek
1
No
Dikomposkan Dijual langsung Dimanfaatkan untuk biogas Dibuang ke sungai Dibiarkan Lain-lain
Ditampung di Septic tank Ada pengolahan air limbah Dimanfaatkan untuk biogas Disalurkan kesungai Lain-lain
Dikomposkan Daur ulang Dibuang ke tempat pembuangan yang dikelola bersama Dibuang ke sungai Dibuang ke pekarangan Dibakar Dibiarkan saja Lain-lain
Penanganan
Sumber Pencemaran
Lampiran 8 Bentuk pemanfaatan dan sumber pencemaran air sungai Ciliwung Hulu (lanjutan)
41 3 41 1 0
61 4 61 1 0
17 10 0 36 0 0
27 16 0 57 0 0
45 0 0 55 0
15
22
67 0 0 83 0
Persentase (%) 1 0
Jlh (jiwa) 1 0
39 30
Industri
Aspek
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
No
Jenis Industri/ pemilik Pak Eman Pak Mamat Pak Otang Pak aep Pak H. Lulung Pak Badeur Pak Kaman Pak Nik Pak Nara Pak Nur Pak Miawi
K. Ciawi K. Megamendung K. Megamendung K. Megamendung K. Megamendung K. Megamendung K. Megamendung K. Megamendung K. Megamendung K. Megamendung K. Megamendung
Alamat tahu tahu tahu tahu tahu tahu tahu tahu tahu tahu tahu
Kap. Produk (kg) 25 100 160 200 150 160 100 200 150 100 50
Penanganan
Jenis Produk
IPAL Dibuang ke sungai Ditampung lain-lain
Lampiran 9 Perhitungan BP limbah industri
4
No
Sumber Pencemaran
kacang kedelai kacang kedelai kacang kedelai kacang kedelai kacang kedelai kacang kedelai kacang kedelai kacang kedelai kacang kedelai kacang kedelai kacang kedelai
Bahan Baku
Lampiran 8 Bentuk pemanfaatan dan sumber pencemaran air sungai Ciliwung Hulu (lanjutan)
40
Volume Limbah (m³ hr ¹) 0.16 0.72 0.72 0.9 0.7 0.72 0.72 0.9 0.8 0.72 0.1
Jlh (jiwa) 0 19 0 0
dibuang ke sungai dibuang ke sungai dibuang ke sungai dibuang ke sungai dibuang ke sungai dibuang ke sungai dibuang ke sungai dibuang ke sungai dibuang ke sungai dibuang ke sungai dibuang ke sungai
IPAL
Persentase (%) 0 100 0 0
31
Pak Karso Pak Rahmad Priangan Sari Pak Jamhuri CV/Suhardiman Pak Karyo Pak Suraji Pak Iwan Pak Hasan Pak Yusuff Pak Safen
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Tahu Tempe Tapioka Jumlah
Jenis Industri
Jenis Industri/ Pemilik
No
16 9 1 26
Volume Limbah (m³ hari ¹) 13.766 18.12 12.8 44.686
tahu tahu tempe tapioka tempe tempe tempe tahu tahu tahu
K. Megamendung K. Megamendung K. Megamendung K. Megamendung K. Megamendung K. Cisarua K. Cisarua K. Cisarua K. Cisarua K. Cisarua K. Cisarua
Jumlah
Jenis Produk
Alamat
Lampiran 9 Perhitungan BP limbah industri (lanjutan)
kacang kedelai kacang kedelai kacang kedelai singkong kedelai kedelai kedelai kedelai kedelai kedelai
Bahan Baku
Faktor Konversi (mg l ¹) BOD COD 5389.5 7050 1302.03 4188.27 4500 18500
1200 30 150 150 100 150 180 70 360 200
Kap. Produk (kg)
dibuang ke sungai dibuang ke sungai dibuang ke sungai dibuang ke sungai tidak ada data dibuang ke sungai dibuang ke sungai dibuang ke sungai dibuang ke sungai dibuang ke sungai dibuang ke sungai
IPAL
Beban Pencemaran (ton bulan ¹) BOD COD 2.23 2.91 0.71 2.28 1.73 7.10 4.66 12.29
2 0.006 1.2 12.8 0.5 12 1 0.24 4 0.36
Volume Limbah (m³ hr ¹)
41 32
Cisarua Megamendung Ciawi TOTAL COD
Cisarua Megamendung Ciawi TOTAL TSS
Cisarua Megamendung Ciawi Total N Cisarua Megamendung Ciawi Total P
COD
TSS
TN
TP
Cisarua Megamendung Ciawi TOTAL BOD
Kecamatan
BOD
Parameter
469 922 267.5
469 922 267.5
469 922 267.5
469 922 267.5
Luas Lahan Persawahan (Ha) 469 922 267.5
10 10 10
20 20 20
0.04 0.04 0.04
27 27 27
Faktor Konversi (kg Ha ¹ msm tnm ¹) 18 18 18
Lampiran 10 Perhitungan BP limbah pertanian
42
Beban Pencemaran (ton bulan ¹) 0.7035 1.3830 0.4013 2.4878 1.0553 2.0745 0.6019 3.7316 0.0016 0.0031 0.0009 0.0055 0.7817 1.5367 0.4458 2.7642 0.3908 0.7683 0.2229 1.3821 153 565 90.2
153 565 90.2
153 565 90.2
153 565 90.2
272 553 120.6
272 553 120.6
272 553 120.6
272 553 120.6
Luas Lahan Palawija Sayuran (Ha) dan Buah (Ha) 153 272 565 553 90.2 120.6
425 1118 210.8
425 1118 210.8
425 1118 210.8
425 1118 210.8
Luas Total (Ha) 425 1118 210.8
5 5 5
10 10 10
1.6 1.6 1.6
13.5 13.5 13.5
Faktor Konversi (kg Ha ¹ msm tnm ¹) 9 9 9
Beban Pencemaran (ton bulan ¹) 0.32 0.84 0.16 1.32 0.48 1.26 0.24 1.97 0.06 0.15 0.03 0.23 0.35 0.93 0.18 1.46 0.18 0.47 0.09 0.73
33
Cisarua Megamendung Ciawi
Cisarua Megamendung Ciawi
Cisarua Megamendung Ciawi
Cisarua Megamendung Ciawi
COD
TSS
TN
TP
352.64 292.03 33
352.64 292.03 33
352.64 292.03 33
352.64 292.03 33
534.14 0 0
534.14 0 0
534.14 0 0
534.14 0 0
514.16 71.96 0
514.16 71.96 0
514.16 71.96 0
514.16 71.96 0
Lampiran 10 Perhitungan BP limbah pertanian (lanjutan) Luas Lahan Perkebunan (Ha) Parameter Kecamatan Rakyat Swasta Negara BOD Cisarua 352.64 534.14 514.16 Megamendung 292.03 0 71.96 Ciawi 33 0 0
1400.94 363.99 33
1400.94 363.99 33
1400.94 363.99 33
1400.94 363.99 33
1400.94 363.99 33
Luas Total (Ha)
Faktor Konversi (kg Ha ¹ msm tnm ¹) 9 9 9 TOTAL BOD 13.5 13.5 13.5 TOTAL COD 1.6 1.6 1.6 TOTAL TSS 3 3 3 Total N 1.5 1.5 1.5 Total P
Kontribusi Pencemaran (ton/bulan ¹) 1.05 0.27 0.02 1.35 1.58 0.41 0.04 2.02 0.19 0.05 0.004 0.24 0.35 0.09 0.01 0.45 0.18 0.05 0.00 0.22
43
34
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Bulan
Debit (m³ s ¹) 12.73 12.23 11.66 10.88 8.33 7.51 4.28 1.87 1.95 4.77 8.56 9.44
Kelas I (mg l BOD COD TSS 2 10 50 2 10 50 2 10 50 2 10 50 2 10 50 2 10 50 2 10 50 2 10 50 2 10 50 2 505010 2 10 50 2 10 50 Total TN 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
¹)
TP 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2
Daya Tampung Beban Pencemaran (ton bulan ¹) BOD COD TSS TN 68.19 340.93 1704.67 340.93 61.29 306.43 1532.17 306.43 62.45 312.25 1561.24 312.25 56.40 282.01 1410.05 282.01 44.61 223.06 1115.29 223.06 38.92 194.61 973.04 194.61 22.92 114.61 573.04 114.61 10.03 50.17 250.83 50.17 10.11 50.54 252.72 50.54 25.55 127.73 638.66 127.73 44.35 221.75 1108.73 221.75 50.57 252.87 1264.34 252.87 495.39 2476.96 12384.78 2476.96
Lampiran 11 Perhitungan daya tampung beban pencemaran tahun 2012 berdasarkan PP No 82 tahun 2001 (BMA kelas I)
44
TP 6.82 6.13 6.24 5.64 4.46 3.89 2.29 1.00 1.01 2.55 4.43 5.06 49.54
35
36
Lampiran 12 Total BP Sungai Ciliwung Hulu segmen Kab. Bogor Kecamatan Cisarua (TP1-TP3)
Megamendung (TP4)
Ciawi (TP5)
Total
Sumber Limbah Penduduk Pariwisata Industri Pertanian Peternakan Total Penduduk Pariwisata Industri Pertanian Peternakan Total Penduduk Pariwisata Industri Pertanian Peternakan Total
BOD 196.41 106.84 1.40 2.07 132.45 439.17 169.14 0.37 3.22 2.49 79.59 254.82 64.94 0 0.03 0.58 15.31 80.86 774.84
Beban Pencemaran COD TSS 435.48 199.16 236.88 108.33 3.10 3.11 1.49 0.00 457.56 678.57 766.53 375.02 171.51 0.82 0.38 9.18 3.74 2.56 0.00 453.80 388.77 628.24 143.98 65.85 0 0 0.03 0.88 0.63 0.00 49.10 144.89 115.57 1212.23 1510.35
TN 32.28 0.92 17.87 51.06 27.80 1.33 17.30 46.42 10.67 0.32 2.04 13.03 110.51
TP 0.74 0.74 1.28 1.28 0.31 0.31 2.34
37
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Medan Sumatera Utara pada tanggal 8 Mei 1990 dari Ayah Alfaret Manurung dan Ibu Lydia Napitupulu. Penulis adalah anak kedua dari empat bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 2001 di SDN 173654 Lumban Julu, menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SLTPN 2 Lumban Julu tahun 2004, menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMAN 14 Medan tahun 2007 dan melanjutkan pendidikan pendidikan tinggi di IPB pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan melalui jalur USMI. Selama menjalani pendidikan di IPB, penulis menjadi Anggota Koperasi Mahasiswa (KOPMA IPB), Staf Biro Kekeluargaan HIMAKOVA, Anggota Kelompok Pemerhati Herpetofauna, Anggota Komisi Pelayanan Anak (KPA) PMK IPB. Penulis pernah mengikuti praktik lapang antara lain Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) di Cagar Alam (CA) Leuwi Sancang - Taman Wisata Alam (TWA) Kamojang Jawa Barat tahun 2009, Praktek Pengelolaan Hutan (P2H) di Hutan Pendidikan Gunung Walat tahun 2010 dan Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional (TN) Batang Gadis di Mandailing Natal tahun 2011. Penulis juga pernah mengikuti Eksplorasi Flora Fauna di Cagar Alam (CA) Rawa Danau Banten tahun 2008 dan Studi Konservasi Lingkungan (SURILI) di Taman Nasional ManupeuTanadaru Nusa Tenggara Timur tahun 2009. Penulis melakukan penelitian dengan judul “Kajian Beban Pencemaran dan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Ciliwung Hulu Segmen Kabupaten Bogor” sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di bawah bimbingan Ir Agus Priyono, MS dan Dr Ir Omo Rusdiana, MSc.