Letak Geografis dan Luas Wilayah Kabupaten Lebak terletak antara 6º18'-7º00' Lintang Selatan dan 105º25'-106º30' Bujur Timur, dengan luas wilayah 304.472 Ha (3.044,72 Km²) yang terdiri dari 28 Kecamatan dengan 340 desa dan 5 kelurahan. Kabupaten Lebak memiliki batas wilayah administratif sebagai berikut : Sebelah Utara
: Kabupaten Serang dan Tangerang
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia Sebelah Barat
: Kabupaten Pandeglang
Sebelah Timur : Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi Sedangkan dari kondisi jarak dari Ibu Kota Kecamatan ke Kota Rangkasbitung sebagai Ibu Kota Kabupaten Lebak, Kecamatan paling jauh adalah Kecamatan Cilograng sejauh 160 KM, Kecamatan paling dekat adalah Kecamatan Rangkasbitung dengan jarak 1 KM. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Topografi dan Higrologi Kabupaten Lebak secara topografi memiliki 3 (tiga) karakteristik ketinggian dari permukaan laut, yaitu: 1.
0 - 200 Meter, untuk wilayah sepanjang Pantai Selatan.
2.
201 - 500 Meter, untuk wilayah Lebak Tengah.
3.
501 - 1000 Meter, untuk wilayah Lebak Timur dengan puncaknya yaitu Gn. Sanggabuana dan Gn. Halimun.
Ketinggian dari permukaan laut setiap Ibu Kota Kecamatan di Kabupaten Lebak sangat beragam, yang tertinggi adalah Kecamatan Muncang dan Sobang (260 meter), yang terendah Kecamatan Bayah dan Cihara (3 meter). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini. Tabel 5 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kab. Lebak Tahun 2008 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kecamatan Malingping Wanasalam Panggarangan Bayah Cilograng Cibeber Cijaku Banjarsari Cileles Gunungkencana Bojongmanik Leuwidamar
Ketinggian dari Permukaan Laut (m) 01 - 25 26 - 50 51 - 75 76 - 100 101 - 500 > 500 40 40 4 3 200 70 120 164 170 200 230 -
Ketinggian dari Permukaan Laut (m) 01 - 25 26 - 50 51 - 75 76 - 100 101 - 500 > 500 13 Muncang 260 14 Sobang 260 15 Cipanas 180 16 Sajira 165 17 Cimarga 220 18 Cikulur 240 19 Warunggunung 250 20 Cibadak 220 21 Rangkasbitung 217 22 Maja 140 23 Curugbitung 140 24 Cihara 3 25 Cigemblong 70 26 Cirinten 200 27 Lebakgedong 180 28 Kalanganyar 217 Sumber : BPS Kab. Lebak, 2008 No.
Kecamatan
Hidrologi Aspek hidrologi suatu wilayah sangat diperlukan dalam pengendalian dan pengaturan tata air wilayah tersebut, berdasarkan hidrogeologinya, aliran-aliran sungai besar di wilayah Kabupaten Lebak bersama anak-anak sungainya membentuk pola Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dapat digolongkan terdiri 2 (dua) DAS yaitu (1) DAS Ciujung yang meliputi Sungai Ciujung, Sungai Cilaki, Sungai Ciberang, dan Sungai Cisimeut, (2) DAS Ciliman dan Cimadur yang meliputi Sungai Ciliman dengan anak sungainya, Sungai Cimadur, Sungai Cibareno, Sungai Cisiih, Sungai Cihara, Sungai Cipager, dan Sungai Cibaliung. Lahan dan Kawasan (Luas dan Sebaran) Lahan dan Kawasan beserta luas dan sebarannya yang berada di Kabupaten Lebak meliputi : Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, pengembangan kawasan dikaitkan dengan fungsi hidrologis, mencakup lahan seluas 63.845 ha (22,32 % dari luas total Kabupaten Lebak), terdiri dari :
1. Kawasan hutan lindung (luas 29.975 ha), Kawasan hutan lindung tersebar di Kecamatan Cipanas, 2.
Kecamatan Muncang, Kecamatan Sobang, Kecamatan Cijaku, Kecamatan Panggarangan, Kecamatan Cibeber, dan Kecamatan Bayah. Kawasan resapan air (luas 33.870 ha), Sebaran kawasan resapan air terdapat di Kecamatan Cipanas, Kecamatan Muncang, Kecamatan Sobang, Kecamatan Bojongmanik, Kecamatan Gunungkencana, Kecamatan Cijaku, Kecamatan Panggarangan, Kecamatan Cilograng, Kecamatan Cibeber, dan Kecamatan Bayah.
Kawasan perlindungan setempat, kawasan lindung yang merupakan kawasan perlindungan setempat di Kabupaten Lebak seluas 10.595 Ha (3,7% dari luas total Kabupaten Lebak), terdiri dari : 1. Sempa dan pantai, Sebaran sempadan pantai terdapat di Kecamatan Wanasalam, Malingping, Panggarangan, Cihara, Cibeber dan Kecamatan Bayah dengan panjang garis pantai sekitar 91,42 Km.
2.
Sempadan sungai, Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai.
3.
Sekitar mata air, Perlindungan terhadap kawasan sekitar mata air dilakukan untuk melindungi mata air dari kegiatan budidaya yang dapat merusak kualitas air dan kondisi fisik kawasan sekitamya, sedangkan kriteria kawasan lindung untuk kawasan mata air adalah sekurang-kurangnya dengan jari-jari 200 meter di sekitar mata air.
Kawasan suaka alam dan cagar budaya, terdiri dari :
1. Taman nasional (luas cakupan sebesar 16.380 ha),Taman nasional yang terdapat di Kabupaten Lebak
2.
3. 4. 5.
6.
adalah Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, yang berada di wilayah Kecamatan Cipanas, Lebakgedong, Sobang, Muncang dan Cibeber dengan luas 16.380 ha (5,71 % dari luas total Kabupaten Lebak). Kawasan cagar budaya, adalah cagar budaya Masyarakat Baduy dengan luas sebesar 5.102 ha atau 1,79% dari luas total Kabupaten Lebak. Perlindungan terhadap kawasan cagar budaya dilakukan untuk melindungi kekayaan budaya bangsa berupa peninggalan-peninggalan sejarah dari ancaman kepunahan yang disebabkan oleh kegiatan alam maupun manusia. Kawasan Ilmu Pengetahuan, Kawasan yang diperuntukan untuk kawasan Ilmu pengetahuan terdapat di sekitar wilayah pertambangan bersyarat. Sesuai dengan lokasinya diharapkan kawasan ilmu pengetahuan yang akan dikembangkan adalah Ilmu Pengetahuan berbasis pertambangan. Kawasan rawan bencana alam, Perlindungan terhadap kawasan rawan bencana alam dilakukan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia. Kawasan Rawan Bencana Gerakan Tanah. Berdasarkan zonasi kerentanan gerakan tanah, maka kawasan rawan bencana alam di Kabupaten Lebak diidentifikasi seluas 1.300 ha (0,95 % dari luas total Kabupaten Lebak). Adapun sebaran kawasan rawan bencana alam terdapat di Kecamatan Cipanas, Kecamatan Bayah, Kecamatan Bojongmanik, dan Kecamatan Leuwidamar. Pada kawasan dengan kerentanan gerakan tanah menengah dan tinggi, sebagaimana yang banyak terdapat di Kabupaten Lebak masih dimungkinkan adanya kantung-kantung daerah layak huni akan tetapi alangkah lebih baik bila kawasan seperti ini mendapat penelitian geologi teknik yang lebih rinci apabila akan dimanfaatkan. Kawasan Rawan Banjir. Kawasan rawan bencana banjir sedapat mungkin tidak dipergunakan untuk permukiman, demikian pula kegiatan lain yang dapat merusak atau mempengaruhi kelancaran sistem drainase. Berdasarkan fakta di lapangan menunjukkan bahwa hampir seluruh wilayah Kabupaten Lebak rawan terhadap bencana banjir, terutama di wilayah-wilayah sekitar bantaran sungai dan wilayah pantai.
Luas kawasan Lindung atau kawasan yang mempunyai fungsi lindung di Kabupaten Lebak mencapai 31,93%. Luasan tersebut sangat proporsional untuk suatu wilayah dalam menjaga daya dukung lingkungan. Kondisi tersebut sesuai juga dengan amanat Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dimana suatu wilayah diharapkan mempunyai persentase luasan kawasan lindung sebesar 30%. Secara terminologis, pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan suatu perekonomian dalam tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Mengingat kondisi perekonomian pasca krisis global yang memicu kondisi perekonomian baik perekonomian lokal, regional, nasional maupun internasional, Pemerintah Kabupaten Lebak berupaya untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang secara mapan (steady economic growth). Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Lebak Tahun 2004-2008 berada pada kondisi yang fluktuatif akibat dampak negatif yang ditimbulkan oleh krisis global pada pertengahan tahun 2008. Akan tetapi, Pemerintah Kabupaten Lebak masih mampu mempertahankan perekonomian di Kabupaten Lebak secara positif. Secara
lebih lengkap perkembangan LPE Kabupaten Lebak periode Tahun 2004 - 2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lebak Tahun 2004-2008 (%) No. Lapangan Usaha 2004 2005 2006 1 Pertanian 3,79 3,37 0,25 2 Pertambangan dan Penggalian 7,42 7,43 1,13 3 Industri Pengolahan 4,85 4,81 5,00 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 10,17 10,90 15,27 5 Bangunan dan Kontruksi 1,73 5,62 6,27 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 4,96 3,54 3,31 7 Pengangkutan dan Komunikasi 6,16 6,17 9,54 8 Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan 1,55 1,63 2,80 9 Jasa-jasa 2,98 3,09 6,70 LPE Kabupaten 4,06 3,74 3,15 Sumber : PDRB Kabupaten Lebak 2003-2008 (BPS Kab. Lebak)
2007 4,41 10,60 4,33 3,93 13,55 5,21 5,50 3,61 3,22 4,90
2008 3,77 2,72 2,23 2,62 2,51 4,54 4,78 7,60 6,79 4,06
* : Angka sementara ** : Angka sangat sementara Laju pertumbuhan pada tahun 2008 paling tinggi dari lapangan usaha sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 7,60%, sedangkan yang terendah dari lapangan usaha sektor industry pengolahan sebesar 2,23%. Tabel 2 Proyeksi Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lebak Tahun 2009-2014 (%) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian 2 Pertambangan dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 5 Bangunan dan Kontruksi 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 7 Pengangkutan dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan dan jasa Perush 9 Jasa-jasa LPE Kabupaten Sumber : Bappeda Kab. Lebak
2009 3,52 0,94 2,00 5,40 2,25 4,08 3,66 1,44 6,08 3,26
2010 4,09 1,09 2,33 6,27 2,62 4,73 4,25 1,67 7,06 3,79
2011 4,31 1,16 2,45 6,61 2,76 5,00 4,46 1,76 7,45 4,00
2012 4,53 1,21 2,58 6,95 2,90 5,25 4,71 1,85 7,82 4,20
2013 4,69 1,26 2,67 7,19 3,00 5,43 4,88 1,92 8,10 4,35
2014 4,96 1,33 2,82 7,61 3,18 5,75 5,16 2,03 8,57 4,60
Proyeksi Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Lebak Tahun 2009-2014 ditentukan melalui asumsi dasar produktivitas perekonomian daerah. Transformasi struktur perekonomian di Kabupaten Lebak dalam kurun waktu 2009-2014 didominasi oleh sektor tersier kemudian disusul sector primer dan sector sekunder. Hal ini terjadi sebagai akibat perpindahan tenaga kerja dari sektor primer ke sector tersier secara natural. Pertanian Pertanian merupakan sektor yang memberikan konstribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Dilihat dari struktur perekonomian kabupaten Lebak, persentase nilai dari sektor ini sebesar 30-39 %, yang sebagian besarnya disumbang oleh subsektor bahan makanan terdiri atas komoditas padi, palawija dan hortikultura. Pada tahun 2008 jumlah produksi padi di Kabupaten Lebak sebesar 428.524 Ton yang terbagi atas padi sawah sebanyak 401.246 Ton dan padi gogo sebanyak 27.278 Ton. Total produksi padi sebanyak 428.524 ton tersebut atau setara dengan beras sebanyak 231.402,96 ton cukup memenuhi kebutuhan pangan untuk 1.233.905 jiwa penduduk selama 20 bulan, dengan asumsi produksi beras tidak dijual keluar daerah. Produksi padi di Kabupaten Lebak dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. Produksi Padi Tahun 2005 – 2008 (Ton) Tahun 2005 2006 2007 1. Padi Sawah 422.116 367.825 426.837 2. Padi Gogo 31.710 31.717 25.355 JUMLAH 453.826 399.542 452.192 Sumber : Dinas Pertanian Kab. Lebak, 2008 No.
Komoditi
2008 401.246 27.278 428.524
Sedangkan untuk komoditas palawija, yang terdiri dari jagung kedelai kacang tanah, kacang hijau dan ubi kayu serta ubi jalar, produksi yang tertinggi ada pada ubi kayu dengan total produksi sebanyak 30.749 Ton. Jagung merupakan komoditas palawija dengan hasil produksi terbesar kedua dengan total produksi sebesar 12.286 Ton. Pada tabel 2 di bawah ini dapat diketahu produksi palawija di Kabupaten Lebak dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008. Tabel 2 Produksi Palawija Tahun 2005 - 2008 (Ton) No.
Komoditi
2005 2006 1. Jagung 9.547 8.418 2. Kedelai 153,9 137 3. Kacang Tanah 1.236 1.279 4. Kacang Hijau 319,7 298 5. Ubi Kayu 43.223 40.966 6. Ubi Jalar 6.042 4.968 JUMLAH 60.521,6 56.066 Sumber : Dinas Pertanian Kab. Lebak, 2008
Tahun 2007 5.726 88 838 204 18.543 3.857 29.256
2008 12.286 295 1.150 254 30.749 5.285 50.019
Untuk komoditas hortikultura, tiga hasil produksi tertinggi ada pada tanaman pisang sebesar 112.545,8 Ton, disusul oleh rambutan sebesar 5.276,765 Ton dan durian sebesar 3.319,596 Ton. Berikut adalah tabel produksi hortikultura.
Tabel 3 Produksi Hortikultura Tahun 2008 No Komoditas Produksi (Ton) 1 Alpukat 74,83 2 Belimbing 193,48 3 Duku/Kokosan 699,26 4 Durian 3.319,60 5 Mangga 2.528,00 6 Manggis 519,26 7 Rambutan 5.279,77 8 Nangka 1.210,28 9 Pepaya 795,13 10 Sawo 123,59 11 Sirsak 393,67 12 Sukun 596,17 13 Melinjo 1.253,69 14 Petai 677,21 15 Jeruk Siam 96,24 16 Nenas 416,28 17 Salak 317,68 18 Pisang 112.545,84 19 Jambu Biji 219,74 20 Jambu Air 81,91 21 Cabe Besar 2.260,00 22 cabe Rawit 2.080,00 23 Kacang Panjang 7.380,00 24 Terung 1.833,00 25 Mentimun 6.825,00 26 Bawang Daun 137,20 27 Kentang 110,00 28 Kembang Kol 40,00 29 Petsai/Sawi 113,00 30 Kacang Merah 33,00 31 Tomat 296,80 32 Buncis 230,00 33 Kangkung 7,93 34 Bayam 3,83 TOTAL PRODUKSI 152.688,37 Sumber : Dinas Pertanian Kab. Lebak, 2008 Tanaman buah-buahan yang dikembangkan di Kabupaten Lebak pada umumnya disesuaikan dengan kondisi tanah setempat terutama agroekologi. Hal ini diharapkan agar pertumbuhan tanaman buah-buahan tersebut dapat lebih optimal sehingga diharapkan dapat menghasilkan produksi yang maksimal. Berikut adalah pengembangan tanaman buah-buahan terutama Jeruk, Rambutan, Durian, Mangga dan Manggis di wilayah pengembangan sesuai hasil penelitian dari Institut Pertanian Bogor. Tabel 4
Wilayah Potensial untuk Pengembangan Beberapa Komoditas Hortikultura No 1. 2.
Komoditas Wilayah Pengembangan Jeruk Rangkasbitung, Warunggunung dan Cibadak Rambutan Maja, Curugbitung, Sajira dan Cibadak Cirinten, Bojongmanik, Leuwidamar, Muncang, Gunung 3. Durian Kencana dan Sobang. 4. Mangga Malingping, Bayah, Cihara dan Panggarangan 5. Manggis Cipanas dan Lebakgedong Sumber : Pemerintah daerah bekerja sama dengan Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor, 2002 Tercapainya hasil produksi pertanian baik komoditas padi, palawija maupun hortikultura didukung oleh berbagai faktor, antara lain berfungsinya penyuluhan pertanian, terbangunnya kelembagaan petani berupa kelompok tani dan tersedianya sarana dan prasarana pertanian. Penyuluh pertanian berfungsi menyampaikan teknologi budidaya dalam rangka meningkatkan hasil produksi. Penerapan teknologi dilakukan beberapa tahap dengan cara menambah pengetahuan kepada petani, selain itu juga merubah sikap dan keterampilan petani. Sampai dengan tahun 2008 perbandingan penyuluh dengan desa binaan adalah 1 : 3, artinya setiap 1 orang penyuluh harus membina 3 desa yang jangkauannya cukup luas. Perbandingan ideal antara penyuluh dan desa adalah 1 : 1 Untuk itu perlu dilakukan upaya untuk menambah SDM penyuluh pertanian dimasa mendatang. Tabel 5 Penyuluh Pertanian Tahun 2008 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Kecamatan Rangkasbitung Kalanganyar Cibadak Warunggunung Cikulur Maja Curugbitung Sajira Cipanas Lebakgedong Cimarga Leuwidamar Bojongmanik Cirinten Muncang Sobang Cileles GunungKencana Banjarsari Malingping Wanasalam Cijaku Cigemblong
Jumlah Desa/Kelurahan 16 7 15 12 13 14 10 15 14 6 17 12 9 10 12 10 12 12 20 14 13 10 9
Jumlah PPL 6 2 7 5 4 4 3 5 8 4 5 5 3 3 4 4 5 5 6 4 6 3 3
No Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan 24 Panggarangan 11 25 Cihara 9 26 Bayah 11 27 Cilograng 10 28 Cibeber 22 JUMLAH 340 Sumber: Dinas Pertanian Kab. Lebak, 2008
Jumlah PPL 5 3 4 4 8 128
Data jumlah kelompok tani yang ada di Kabupaten Lebak pada tahun 2008 adalah berjumlah 1.277 kelompok dengan rincian kelompok pemula sebanyak 760 kelompok, Lanjut 416 kelompok, Madya 95 kelompok dan Utama 6 kelompok. Hal yang tidak kalah pentingnya dalam pembangunan pertanian selain faktor yang sudah disebut diatas adalah Sarana alsintan. Sarana alsintan yang dikelola oleh Dinas Pertanian sampai dengan tahun 2008 yaitu Mini Traktor roda 4 sebanyak 4 unit, dua unit dalam keadaan rusak; Hand Traktor sebanyak 355 unit; Pompa air 128 unit; Power thressher 45 unit; Drayer 27 unit; RMU 145 unit dan Corn Seller 7 unit. Tabel 5 Jumlah dan Jenis Alsintan
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Kecamatan Rangkasbitung Cibadak Warunggunung Cikulur Maja Curugbitung Sajira Cipanas Muncang Sobang Leuwidamar Cimarga Bojongmanik Cileles Gunung Kencana Banjarsari Malingping Wanasalam Cijaku Panggarangan Bayah
Jenis Alat Mesin Pertanian (Alsintan) Traktor Hand Pompa Power Traktor Air Thresher Roda 4 (unit) 2* -
(unit)
(unit)
(unit)
26 20 19 14 6 4 13 23 11 7 8 8 8 12 7 14 36 40 9 22 21
7 15 3 6 2 1 3 6 4 3 5 5 3 3 3 2 3 9 2 3 7
1 2 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 2 5 9 1 4 2
Corn Drayer
RMU
(unit)
(unit)
Seller
1 1 1 3 1 2 6 8 2 2
8 5 5 4 7 2 6 13 4 3 5 6 5 5 8 6 14 17 5 7 5
(unit) 7 -
No.
Kecamatan
22 Cilograng 23 Cibeber 24 Kalanganyar 25 Lebak Gedong 26 Cihara 27 Cigemblong 28 Cirinten 29 Dikelola oleh dinas Jumlah Ket :*) dalam keadaan rusak
Jenis Alat Mesin Pertanian (Alsintan) Traktor Hand Pompa Power Traktor Air Thresher Roda 4 (unit) 2 4
(unit)
(unit)
(unit)
7 9 5 1 1 1 3 355
1 6 26 128
1 1 45
Corn Drayer
RMU
(unit)
(unit)
27
2 3 145
Seller (unit) 7
Sumber: Dinas Pertanian Kab. Lebak, 2008 Sektor peternakan di Kabupaten Lebak terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Beberapa Jenis ternak yang dikembangkan oleh masyarakat Kabupaten Lebak antara lain Sapi, Kerbau, Kambing, Domba, Ayam Buras, Ayam Ras Pedaging dan Itik. Populasi ternak Ayam ras pedaging pada tahun 2004-2008 mengalami rata-rata pertumbuhan tertinggi dibandingkan jenis ternak lainnya yaitu sebesar 15 %. Tabel 1 Populasi Ternak di Kabupaten Lebak Tahun 2004-2008 2005 2006 2007 ----------------- (ekor) ----------------1 Sapi 3.850 3.869 3.952 4.062 2 Kerbau 51.073 52.028 53.547 54.091 3 Kambing 184.929 186.147 189.861 193.470 4 Domba 157.097 158.234 161.633 164.226 5 Ayam Buras 2.227.670 1.629.915 1.687.544 1.694.257 6 Ayam Ras Pedaging 692.000 909.860 1.108.150 1.074.500 7 Itik 56.772 61.315 63.326 65.615 Sumber: Dinas Peternakan Kab. Lebak, 2008 No
Jenis Ternak
2004
2008 4469 54.915 196.097 166.819 1.746.970 1.179.500 67.904
Pada tahun 2008 produksi ayam ras pedaging sebanyak 3.476.499 Kg, atau 55% dari total produksi daging Kabupaten Lebak. Produksi tertinggi kedua adalah ayam buras yaitu sebesar 1.508.408 kg. Untuk produksi telur, pada tahun 2004 - 2008 mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 5,7%. Telur ayam buras memberikan konstribusi terbesar pada tahun 2008 yaitu sebanyak 1.453.715 Kg. Berikut adalah tabel produksi daging dan produksi telur dari tahun 2004 sampai tahun 2008. Tabel 2 Produksi Daging Tahun 2004 - 2008
No Komoditas 1 Sapi 2 Kerbau 3 Kambing 4 Domba 5 Ayam Buras 6 Ayam Ras Pedaging 7 Ayam Ras Petelur 8 Itik Total Daging Sumber: Dinas Peternakan
2004 2005 2006 2007 2008 81.430 86.446 91.810 95.678 86.134 446.925 469.992 572.250 629.250 645.277 98.720 104.330 109.103 115.841 134.795 69.708 73.147 83.778 87.512 105.064 1.738.054 1.845.521 1.324.157 1.350.142 1.508.458 2.156.075 2.486.075 3.179.382 3.269.129 3.476.499 - 245.000 254.040 264.045 332.163 4.583 4.583 6.460 7.070 6.435 4.595.495 5.315.094 5.620.980 5.818.667 6.294.825 Kab. Lebak, 2008
Tabel 3 Produksi Telur Tahun 2004 - 2008 No Komoditas 2004 2005 2006 2007 2008 1 Ayam Buras 1.317.269 1.349.645 1.389.235 1.425.071 1.453.715 2 Itik 133.623 302.042 326.212 336.912 354.161 Total Telur 1.450.892 1.651.687 1.715.447 1.761.983 1.807.876 Sumber: Dinas Peternakan Kab. Lebak, 2008 Dilihat dari produksi tahun 2008 konsumsi perkapita daging dan telur oleh penduduk Kabupaten Lebak masih dibawah standar nasional. Jumlah konsumsi daging perkapita Kabupaten Lebak baru sebesar 5,03 Kg/Kapita/Tahun, sedangkan standar nasional adalah 7,2 Kg/kapita/tahun . Sedangkan untuk konsumsi telur sebesar 2,83 Kg/Kapita/Tahun, sedangkan standar nasional konsumsi telur 4,5 Kg/Kapita/tahun. Tabel 4 Jumlah Konsumsi Daging dan Telur Per Kapita Penduduk No 1. 2. Sumber
Komoditas 2004 2005 Daging 4,08 4,52 Telur 2,38 2,51 : Dinas Peternakan Kab. Lebak, 2008
2006 4,67 2,61
2007 4,84 2,77
2008 5,03 2,83
Usaha untuk meningkatan produksi daging dan telur terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Lebak , antara lain dengan melengkapi sarana dan prasarana peternakan di Kabupaten Lebak. Sampai tahun 2008 fasilitas layanan peternakan memiliki laboratorium kesehatan hewan, Puskeswan, UPTD ternak sapi, Rumah potong hewan, Tempat pemotongan hewan danPoultry Shop. Tabel 5 Ketersediaan Fasilitas Layanan Peternakan Kabupaten Lebak No 1 2 3 4 5
Jenis Fasilitas Laboratorium Keswan Puskeswan UPTD Ternak Sapi RPH TPH
Jumlah 1 1 1 1 2
Lokasi Cibadak Cikulur Cibadak Rangkasbitung Malingping dan Cipanas
6 Poultry Shop 3 Rangkasbitung, Cibadak Sumber : Dinas Peternakan Kab. Lebak, 2008 Potensi perikanan di Kabupaten Lebak terdiri atas Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya. Perikanan tangkap terbagi atas perikanan tangkap laut dan perairan umum. Untuk perikanan budidaya dikelompokan menjadi Budidaya air tawar dan budidaya air payau. Sumberdaya manusia yang bergerak pada sektor perikanan pada tahun 2008 terdiri dari Nelayan 3.140 orang, Pembudidaya 17.184 orang dan Pengolah ikan 373 orang. Adapun sarana dan prasarana pendukung perikanan berupa alat tangkap sebanyak 1.626 unit, Kapal Perahu sebanyak 709 unit, Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sebanyak 10 buah dan PPI sebanyak 1 buah. Tabel 1 Jumlah Armada Penangkapan Ikan Menurut Tempat Pelelangan Ikan di Kab. Lebak Tahun 2008 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama TPI Perahu Layar Motor Tempel Kapal Motor Jumlah Binuangeun 64 209 273 Tanjung Panto 21 21 Sukahujan 40 40 Cipunaga 48 48 Panyaungan 34 34 Situregen 15 21 36 Bayah 117 117 Pulo Manuk 19 19 Sawarna 9 39 48 Cibareno 73 73 Jumlah 24 476 209 709 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Lebak, 2008 Pada Tahun 2008 produksi jenis ikan tangkap laut sebagian besar jenis ikan Cakalang dan Tongkol dengan masing-masing produksi sebesar 305.455 kg dan 284.810 Kg. Untuk ikan tangkap diperairan umum produksi terbesar pada jenis ikan tawes sebanyak 10.900 Kg. Sedangkan produksi budidaya ikan pada tahun 2008 produksi terbesar pada jenis ikan mas sebanyak 1.118.436 Kg. Tabel 2 Jumlah Areal Budidaya Ikan Tahun 2008 No 1
2 3 4 4 5 6
Tempat Budidaya Jumlah Perairan Umum - Sungai 887 Km - Danau 275 Ha - Rawa 36 Ha Tambak 32 Ha Kolam 646,2 Ha Kolam Air Deras 6 Unit Sawah 3.261,73 Ha Keramba 776 Unit Jaring Apung 12 Unit
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Lebak, 2008 Tabel 3 Produksi Perikanan Tahun 2004 - 2008 No. Bidang Usaha
2004
2005
Tahun (Ton) 2006
PENANGKAPAN IKAN - Laut 5.112,50 7.819,10 9.912,90 - Perairan Umum 27,70 111,80 168,60 Jumlah I 5.140,20 7.930,90 10.081,50 2. BUDIDAYA AIR TAWAR - Kolam 669,90 833,10 1.110,90 - Sawah 1.556,20 1.787,20 1.914,30 - Keramba 24,10 22,90 37,40 - Jaring Apung 0 6,20 20,10 Jumlah II 2.250,20 2.649,40 3.082,70 3. BUDIDAYA AIR PAYAU - Tambak 36,70 80,40 156,90 Jumlah III 36,70 80,40 156,90 Jumlah Total 7.427,10 10.660,70 13.321,10 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Lebak, 2008
2007
2008
1.
11.958,20 171,20 12.129,40
2.729,72 79,69 2.809,41
2.611,80 1.137,50 49,70 26,10 3.825,10
2.093,82 1.016,44 49,25 24,25 3.183,76
167,70 167,70 16.122,20
102,15 102,15 6.095,32
Perikanan Potensi perikanan di Kabupaten Lebak terdiri atas Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya. Perikanan tangkap terbagi atas perikanan tangkap laut dan perairan umum. Untuk perikanan budidaya dikelompokan menjadi Budidaya air tawar dan budidaya air payau. Sumberdaya manusia yang bergerak pada sektor perikanan pada tahun 2008 terdiri dari Nelayan 3.140 orang, Pembudidaya 17.184 orang dan Pengolah ikan 373 orang. Adapun sarana dan prasarana pendukung perikanan berupa alat tangkap sebanyak 1.626 unit, Kapal Perahu sebanyak 709 unit, Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sebanyak 10 buah dan PPI sebanyak 1 buah. Tabel 1 Jumlah Armada Penangkapan Ikan Menurut Tempat Pelelangan Ikan di Kab. Lebak Tahun 2008 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama TPI Binuangeun Tanjung Panto Sukahujan Cipunaga Panyaungan Situregen Bayah Pulo Manuk Sawarna Cibareno
Perahu Layar 15 9 -
Motor Tempel 64 21 40 48 34 21 117 19 39 73
Kapal Motor 209 -
Jumlah 273 21 40 48 34 36 117 19 48 73
Jumlah 24 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Lebak, 2008
476
209
709
Pada Tahun 2008 produksi jenis ikan tangkap laut sebagian besar jenis ikan Cakalang dan Tongkol dengan masing-masing produksi sebesar 305.455 kg dan 284.810 Kg. Untuk ikan tangkap diperairan umum produksi terbesar pada jenis ikan tawes sebanyak 10.900 Kg. Sedangkan produksi budidaya ikan pada tahun 2008 produksi terbesar pada jenis ikan mas sebanyak 1.118.436 Kg. Tabel 2 Jumlah Areal Budidaya Ikan Tahun 2008 No 1
Tempat Budidaya Perairan Umum - Sungai - Danau - Rawa 2 Tambak 3 Kolam 4 Kolam Air Deras 4 Sawah 5 Keramba 6 Jaring Apung Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Lebak,
Jumlah 887 Km 275 Ha 36 Ha 32 Ha 646,2 Ha 6 Unit 3.261,73 Ha 776 Unit 12 Unit 2008
Tabel 3 Produksi Perikanan Tahun 2004 - 2008 No.
Bidang Usaha
Tahun (Ton) 2006 2007
2004 2005 PENANGKAPAN IKAN - Laut 5.112,50 7.819,10 9.912,90 - Perairan Umum 27,70 111,80 168,60 Jumlah I 5.140,20 7.930,90 10.081,50 2. BUDIDAYA AIR TAWAR - Kolam 669,90 833,10 1.110,90 - Sawah 1.556,20 1.787,20 1.914,30 - Keramba 24,10 22,90 37,40 - Jaring Apung 0 6,20 20,10 Jumlah II 2.250,20 2.649,40 3.082,70 3. BUDIDAYA AIR PAYAU - Tambak 36,70 80,40 156,90 Jumlah III 36,70 80,40 156,90 Jumlah Total 7.427,10 10.660,70 13.321,10 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Lebak, 2008
2008
1.
11.958,20 2.729,72 171,20 79,69 12.129,40 2.809,41 2.611,80 2.093,82 1.137,50 1.016,44 49,70 49,25 26,10 24,25 3.825,10 3.183,76 167,70 102,15 167,70 102,15 16.122,20 6.095,32
Hutan dapat diartikan sebagai suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Wilayah Kabupaten Lebak sebagian merupakan bagian hulu dari beberapa DAS/Sub DAS prioritas yang keberadaannya sangat berpengaruh terhadap daerah hilirnya seperti Kabupaten Pandeglang,Kabupaten Serang dan Tangerang, terutama untuk menopang sektor industri. Adapun DAS dan Sub DAS yang terletak di Kabupaten Lebak adalah DAS Ciujung, Cidurian, Ciliman, Cibaliung, Cihara, Cisiih, Cibareno, Cimadur dan Ciberang. Luas kawasan Hutan di Kabupaten Lebak adalah 95.922 Ha atau 31,55 % dari luas wilayah Kabupaten Lebak. Adapun luas lahan kritis yang masih harus ditangani seluas 22.206,88 ha. Jumlah mata air yang terdapat di Kabupaten Lebak sebanyak 1.877 buah yang sebagian besar berada pada bagian hulu sungai sehingga untuk mengantisipasi kerusakan hutan dan lingkungan perlu ada rehabilitasi dan konservasi mata air tersebut. Berikut adalah tabel mengenai jumlah mata air yang ada di Kabupaten Lebak. Tabel 1 Jumlah Mata Air di Kabupaten Lebak LAMANYA MENGALIR No Kecamatan 12 Bln 9 Bln 6 Bln 3 Bln (buah) (buah) (buah) (buah) 1 Rangkasbitung 3 7 9 2 Cibadak 8 18 21 13 3 Warunggunung 3 11 4 Cikulur 3 8 4 1 5 Cileles 10 22 37 80 6 Gunungkencana 50 17 5 7 Banjarsari 4 8 Malingping 29 42 51 51 9 Cijaku 21 27 35 32 10 Bayah 21 62 39 39 11 Cibeber 55 24 116 32 12 Panggarangan 18 40 80 108 13 Cipanas 10 25 29 33 14 Muncang 6 15 35 25 15 Leuwidamar 34 22 45 11 16 Bojongmanik 15 6 29 17 17 Cimarga 3 8 58 4 18 Maja 10 12 26 34 19 Sajira 14 29 28 38 Jumlah 314 387 658 518 Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Lebak, 2008
Jumlah Mata Air 19 60 14 16 149 72 4 173 115 161 227 246 97 81 112 67 73 82 109 1.877
Komoditas kehutanan yang memiliki prospek pasar yang baik adalah Bambu. Luas tanaman bambu pada tahun 2008 tercatat sebesar 2.046,00 ha atau setara dengan 197.858 rumpun/11.169.665 batang. Sedangkan produksinya sebesar 2.139.800 btg/tahun. Sentra areal bambu terutama terdapat di kecamatan Cimarga, Sajira dan Cikulur.
Dalam Pembangunan Kehutanan terdapat program aneka usaha kehutanan yaitu suatu kegiatan pemanfaatan sumberdaya hutan untuk mendapatkan hasil atau komoditas non kayu. Komoditas yang dikembangkan di Kabupaten Lebak untuk program aneka usaha kehutanan ini adalah lebah madu dan jamur kayu. Adapun jumlah produksi madu dan jamur kayu dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2 Jumlah Produksi Hasil Hutan Non Kayu Kab. Lebak Tahun 2008 No Komoditas Budidaya/Stup 1 Madu 220 2 Jamur Kayu 5.000 Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Lebak, 2008
Produksi/Kg 1.805 2.500
Untuk bidang perkebunan, luas areal perkebunan yang ada di wilayah Kabupaten Lebak adalah 66.783,10 Ha atau 22. 09 % dari luas Kabupaten Lebak, terdiri dari : 1. Perkebunan Rakyat
= 51.117,55 Ha
2. Perkebunan Besar Negara
= 8.879,50 Ha
3. Perkebunan Besar Swasta
= 6.786,05 Ha
Komoditas perkebunan yang diusahakan di Kabupaten Lebak sebanyak 15 jenis tanaman, diantaranya 10 komoditas unggulan utama yaitu : kelapa dalam, karet, kelapa sawit, kakao, cengkeh, kopi, aren, lada, pandan dan jarak pagar. Produksi untuk masing-masing komoditas dapat dilihat di tabel berikut. Tabel 3 Jumlah Areal, Produksi dan Produktivitas Hasil Perkebunan Kab. Lebak Tahun 2008 TBM TM TR/TTM Produksi Produktivitas (Ha) (Ha) (Ha) (Ton) (%) 1 KARET 1.967,70 9.234,27 1.071,48 3.870,20 0,42 2 KELAPA DALAM 4.516,95 14.590,10 521,80 12.651,30 0,87 3 KAKAO 1.029,85 1.278,90 553,15 1.527,36 1,19 4 KELAPA HIBRIDA 5,50 172,25 284,65 44,00 0,26 5 KELAPA SAWIT 30,00 2.663,50 133,50 27,11 0,01 6 CENGKEH 437,50 4.629,60 537,50 725,70 0,16 7 KOPI 170,75 1.422,50 90,75 494,20 0,35 8 AREN 908,35 1.025,15 134,00 1.331,80 1,30 9 LADA 146,40 196,50 29,20 21,40 0,11 10 PANDAN 101,00 230,50 53,50 83,40 0,36 11 PANILI 11,00 32,50 14,00 2,70 0,08 12 KAPOK 16,20 130,70 25,00 14,20 0,11 13 JAMBU METE 2,70 0,30 2,40 0,89 14 TEH 8,00 22,50 6,50 4,70 0,21 15 JARAK PAGAR 286,75 230,50 123,60 0,54 Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Lebak, 2008 No
Komoditas
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang terus dikembangkan di kabupaten Lebak. Hal ini wajar mengingat keindahan alam, baik pantai maupun tempat-tempat wisata yang ada di Kabupaten Lebak cukup banyak dan menarik. Penataan obyek wisata terus dilakukan guna meningkatkan kenyamanan pengunjung yang datang untuk menikmati keindahan alam di Kabupaten Lebak. Beberapa obyek wisata beserta lokasinya, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1 Obyek Wisata di Kabupaten Lebak NO NAMA WISATA LOKASI 1 Curug Indihiyang Warunggunung 2 Arung Jeram Lebakgedong 3 Goa Sangkir Bojongmanik 4 Budaya Kaolotan Baduy Leuwidamar 5 Pemandian Air Panas Cipanas 6 Pantai Karang Taraje Bayah 7 Pantai Bagedur Malingping 8 Pantai Binuangeun Wanasalam 9 Pantai Cibobos Panggarangan 10 Pantai Pulau Manuk Bayah 11 Pantai Sawarna Bayah 12 Pantai Ciantir Bayah 13 Budaya Kaolotan/Seren Taun Cibeber 14 Situs Cibedug Cikotok 15 Air Panas Senanghati Malingping 16 Situs Palayangan Cimarga 17 Kawah Cipanas Sobang 18 Curug Kanteh Cilograng 19 Pantai Cihara Cihara 20 Pantai Talanca Malingping 21 Pantai Cimandiri Panggarangan 22 Pantai Tanjung Panto Wanasalam 23 Pantai Karang Tengah Wanasalam Sumber : Profile Potensi Investasi Kabupaten Lebak, 2008 Keindahan alam di Kabupaten Lebak cukup menarik bagi wisatawan baik dari nusantara maupun manca negara untuk mengunjungi obyek wisata yang ada. Pada Tahun 2008, wisatawan manca negara yang berkunjung ke obyek wisata di Kabupaten Lebak sebanyak 141 orang dan wisatawan nusantara sebanyak 240.586 orang. Tabel 2 Perkembangan Wisatawan Nusantara yang berkunjung ke Obyek Wisata di Kabupaten Lebak Tahun
Baduy
Binuangeun
Bagedur
2006 2007 2008
1.097 1.022 2.875
14.146 19.832 38.432
4.983 7.764 86.778
Karang Taraje 2.438 2.442 29.788
Cibobos
P. Manuk
2.321 2.407 12.721
2.458 2.481 19.853
Pemandian Air Panas Cipanas 39.254 40.008 50.139
Sumber : Disporabudpar Kabupaten Lebak Tahun 2008 Tabel 3 Perkembangan Wisatawan Mancanegara yang berkunjung ke Obyek Wisata di Kabupaten Lebak Karang Taraje 2006 34 7 8 5 2007 37 17 18 6 2008 67 16 24 9 Sumber : Disporabudpar Kabupaten Lebak Tahun 2008 Tahun
Baduy
Binuangeun
Bagedur
Cibobos
P. Manuk
2 4 3
6 8 9
Pemandian Air Panas Cipanas 10 14 13
Potensi industri di Kabupaten Lebak secara keseluruhan pada tahun 2008 sebanyak 14.636 unit usaha, yang terdiri dari industri kecil sebanyak 14.617 unit usaha dan industri menengah/besar sebanyak 19 unit usaha. Jumlah tenaga kerja yang terserap dalam kegiatan industri tersebut sebanyak 31.188 orang dengan total nilai investasi sebesar Rp. 115.247.331.000,Dari potensi industri kecil sebagaimana tersebut di atas, maka yang merupakan komoditas unggulan atau yang menjadi andalan pada umumnya sebanyak 10 industri kecil. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini : Tabel 1 Sentra Industri Kecil di Kabupaten Lebak Tahun 2008 No.
Industri
Jumlah Unit Usaha
Lokasi / Kecamatan Muncang, Leuwidamar, Bojongmanik, Sajira, Cijaku, 1. Gula Merah Aren 2.752 Panggarangan, Malingping, Cibeber, Gunung Kencana, Bayah dan Cipanas Cimarga, Rangkasbitung, Sajira, 2. Bata/Genteng 585 Malingping dan Warunggunung 3. Tenun Baduy 90 Leuwidamar 4. Tempurung Kelapa 40 Leuwidamar Bojongmanik, Cibeber dan 5. Pandai Besi 60 Rangkasbitung 6. Konveksi 10 Rangkasbitung dan Cimarga Cikulur, Cileles, Banjarsari, Cijaku, 7. Anyaman Pandan 3.848 Malingping dan Bojongmanik Sajira, Cibeber, Rangkasbitung 8. Anyaman Bambu 2.746 dan Cibadak Warunggunung, Cikulur dan 9. Emping Melinjo 281 Gunungkencana 10. Sale/Keripik Pisang 2.786 Bayah Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak, Tahun 2008 Permasalahan yang kerap dihadapi oleh para pengusaha/pengrajin industri kecil antara lain adalah keterbatasan pengetahuan/keterampilan dalam teknik produksi dan manajemen usaha. Potensi sumber daya alam di
Kabupaten Lebak belum dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai akibat keterbatasan teknologi dan modal usaha serta jaringan pemasaran yang belum meluas. Jumlah investasi swasta di Kabupaten Lebak yang berskala kecil/menengah/besar selama empat tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan yang bergerak pada bidang industri, pertanian, perkebunan, pertambangan pariwisata dan perdagangan, yang terdiri dari : 1.
Perusahaan PMDN pada tahun 2004 sebanyak 1 perusahaan dan tahun 2008 menjadi 5 perusahaan,
2.
Perusahaan PMA pada tahun 2004 sebanyak 2 perusahaan dan tahun 2008 menjadi 19 perusahaan,
Perusahaan Non Fasilitas pada tahun 2004 sebanyak 34 perusahaan dan tahun 2008 menjadi 1.017 perusahaan Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lebak, telah dialokasikan rencana kawasan industri non polutan seluas 2.000 Ha yang berlokasi di Desa Nameng, Sukamanah, Cimangeunteung dan Citeras, Kecamatan Rangkasbitung. Pada akhir tahun 2004 kawasan tersebut telah dapat dimanfaatkan seluas 72 Ha Koperasi sebagai soko guru ekonomi memiliki peran strategis dalam mengembangkan struktur perekonomian daerah guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Kondisi Koperasi di Kabupaten pada akhir tahun 2008 secara kuantitatif terdiri dari 24 jenis koperasi dengan jumlah 834 koperasi yang memiliki anggota sebanyak 95.012 anggota. Untuk tahun 2008 jumlah Koperasi yang dilihat dari jenis klasifikasi terdiri dari Klasifikasi A sebanyak 75 Koperasi, Klasifikasi B sebanyak 84 Koperasi, Klasifikasi C sebanyak 175 Koperasi, dan Klasifikasi D sebanyak 500 Koperasi. Sementara itu dari segi aktifitas yang dilakukan oleh Koperasi ternyata dari data yang ada hanya 570 Koperasi yang aktif. Sementara itu berdasarkan hasil Sensus Ekonomi Tahun 2006 yang dilaksanakan oleh BPS diketahui jumlah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Lebak berjumlah 104.537 unit usaha yang bergerak pada 13 jenis usaha. Rincian jenis dan jumlah usaha sebagai berikut : Pertambangan/Penggalian : 1.232 unit usaha;
1. Industri Pengolahan 2. Listrik, Gas dan Air 3. Konstruksi 4. Perdagangan Besar dan Eceran 5. Penyediaan Akomodasi (Makanan dan Minuman) 6. Transportasi, Pergudangan, Komunikasi 7. Perantara Keuangan 8. Real Estate, Usaha Persewaan Jasa Perusahaan 9. Jasa Pendidikan 10. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 11. Jasa Kemasyarakatan (Sosial Budaya) 12. Jasa Perorangan Melayani Rumah Tangga Tabel 1 Perkembangan Koperasi di Kab. Lebak Tahun 2004-2008 No. Tahun
Klasifikasi: Jumlah Anggota Koperasi Aktif Tidak Aktif
: 15.114 unit usaha; : 53 unit usaha; : 461 unit usaha; : 47.969 unit usaha; : 8.688 unit usaha; : 20.909 unit usaha; : 285 unit usaha; : 1.769 unit usaha; : 1.520 unit usaha; : 624 unit usaha; : 5.692 unit usaha; : 221 unit usaha.
1 2004 536 81 617 83.830 2 2005 514 118 632 83.862 3 2006 219 436 655 87.981 4 2007 334 402 736 90.443 5 2008 570 264 834 95.012 Sumber: Dinas Koperasi dan UKM Kab. Lebak, 2008 Tabel 2 Koperasi di Kabupaten Lebak Tahun 2008 Kecamatan Aktif Tidak Aktif Jumlah Rangkasbitung 158 60 218 Cibadak 39 20 59 Kalanganyar 25 3 28 Cimarga 18 12 30 Warunggunung 39 17 56 Maja 17 9 26 Curug Bitung 9 1 10 Sajira 17 14 31 Lebak Gedong 1 1 Cipanas 28 6 34 Leuwidamar 11 7 18 Muncang 11 5 16 Sobang 3 1 4 Bojongmanik 7 7 Cirinten 3 2 5 Cikulur 15 10 25 Cileles 11 9 20 Gunung Kencana 10 14 24 Banjarsari 13 15 28 Cijaku 16 3 19 Cigemblong Malingping 31 22 53 Wanasalam 21 9 30 Cihara 11 11 Panggarangan 9 6 15 Bayah 19 14 33 Cibeber 20 3 23 Cilograng 8 2 10 Jumlah 570 264 834 Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Kab. Lebak, 2008 PASAR Pasar merupakan tempat strategis bertemunya proses permintaan dan penawaran. Ketersediaan pasar mempengaruhi tingkat transaksi yang terjadi. Pasar yang memadai memudahkan akses bertemunya transaksi jual beli barang dan jasa termasuk menghidupkan sektor UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal.
Fasilitas perdagangan (pasar) yang ada di Kabupaten Lebak baik pasar desa maupun pasar Pemda terus mengalami peningkatan dari 25 buah pada tahun 2004 menjadi 36 buah pada tahun 2008 atau mengalami peningkatan sekitar 30%. Sedangkan untuk pasar modern sampai dengan tahun 2008, Kabupaten Lebak baru memiliki 1 unit. Berikut adalah tabel perkembangan jumlah pasar yang ada di Kabupaten Lebak. Tabel 3 Jumlah Pasar dan Jenisnya di Kab. Lebak Tahun 2004-2008 Jenis Pasar: Jumlah Tradisional Modern 1 2004 25 25 2 2005 31 31 3 2006 35 35 4 2007 36 1 37 5 2008 36 1 37 Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pasar Kab. Lebak, 2008 No. Tahun
Permasalahan ketenagakerjaan sampai saat ini senantiasa menjadi salah satu isu utama pembangunan, baik pada skala nasional, regional maupun lokal. Diperkirakan permasalahan ketenagakerjaan ini masih akan diwarnai oleh masalah-masalah yang bersifat konvensional dan kontemporer seperti masalah angkatan kerja, pengangguran dan pemutusan hubungan kerja. Tabel 1 Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Lebak Tahun 2004-2008
No. 1 2 3 4 Sumber
Tahun
Petani
2004 NR 2005 198.355 2006 195.354 2007 186.634 : BPS Kab. Lebak
Buruh Tani
Nelayan/
Perikanan NR NR 89.405 NR 110.008 8.781 101.379 6.695
Buruh Nelayan
PNS
Industri
NR NR 2.762 1.236
NR 13.547 16.015 13.617
NR 20.178 20.177 21.614
PerdagaLainnya ngan NR 37.265 37.667 39.058
NR 33.401 73.925 78.002
Jumlah NR 464.699 448.235
Jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) setiap tahunnya selalu mengalami kenaikan, kecuali pada tahun 2008 tidak mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2007, hanya mengalami perubahan komposisi antara Tenaga Kerja Indonesia perempuan dan laki-lakinya. Tenaga Kerja Indonesia lebih didominasi oleh tenaga kerja perempuan dibandingkan dengan tenaga kerja lakilakinya, hal ini dapat terlihat dari tabel berikut: Tabel 2 Jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Lebak Tahun 2004-2008
TKI Laki-laki Perempuan 1. 2004 NR NR 2. 2005 1.236 2.784 3. 2006 1.946 3.197 4. 2007 2.370 3.262 5. 2008 2.389 3.243 Sumber : BPS Kab. Lebak, 2008 No. Tahun
Jumlah NR 4.020 5.143 5.632 5.632
Bidang KESEHATAN : Percepatan Pembangunan Bidang Kesehatan. Percepatan pembangunan dalam bidang kesehatan yang dilakukan Oemerintah Kabupaten Lebak antara lain melalui: 1. Peningkatan sarana prasarana Kesehatan (RSUD Adjidarmo, Puskesmas-puskesmas). 2.
Mendekatkan pelayanan dasar kesehatan ke daerah terpencil (Manling).
3.
Memberikan Insentif Khusus bagi Tenaga Medis dan ParamedisTerpencil.
4.
Meningkatkan Kapasitas Paramedis (Bidan) melalui Pendidikan Akademi.
5.
Mengintegrasikan penanganan KLB secara terpadu (Pemerintah–Masyarakat–Swasta).
Bidang PENDIDIKAN : Percepatan Pembangunan Bidang Pendidikan. Untuk mewujudkan kebijakan Millenium Development Goals yang dicanangkan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Kabupaten Lebak telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk memberantas buta aksara pada Peringatan Puncak Hari Pendidikan Nasional di Rangkasbitung pada tanggal 4 Mei 2006 lalu. Selain itu, diupayakan pula pemberian beasiswa bagi murid yang berasal dari keluarga yang tidak mampu, membebaskan biaya administrasi daftar ulang, serta penuntasan rehabilitasi gedung SD untuk menjangkau masyarakat di daerah yang terisolir. Upaya–upaya lainnya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lebak diantaranya : a.
Membebaskan segala bentuk pungutan/ biaya pendaftaran ulang.
b.
Memberikan beasiswa bagi pelajar dari keluarga yang tidak mampu.
c.
Memberikan bantuan seragam sekolah bagi siswa SD/MI, SLTP/MTs, dan SLTA bagi siswa dari keluarga miskin.
d.
Memberikan Insentif Khusus bagi Tenaga Pengajar yang bertugas di daerah terpencil.
e.
Menambah jumlah formasi tenaga pengajar melalui pengadaan CPNS Daerah.
f.
Mengusulkan peningkatan status bagi Guru Bantu Sementara (GBS).
g.
Mengupayakan pembangunan Unit Sekolah Baru untuk SLTP dan SLTA.
h.
Mendorong partisipasi seluruh pemangku kepentingan yang peduli terhadap kemajuan dunia
i.
pendidikan di Kabupaten Lebak.
j.
Optimalisasi mutu tenaga pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan agar lebih profesional.
Penyediaan sarana dan prasarana transportasi merupakan infrastruktur dasar bagi pelaksanaan kegiatan masyarakat di segala bidang, baik ekonomi, sosial maupun pertahanan dan keamanan pada suatu wilayah. Sistem transportasi yang baik akan membantu laju pertumbuhan ekonomi wilayah, sehingga penyelenggaraan sistem transportasi tidak dapat dilepaskan dari rencana pengembangan ekonomi wilayah. Pengembangan Sistem Transportasi di Kabupaten Lebak ditekankan pada pengembangan sistem transportasi darat. Sistem transportasi darat mencakup sarana dan prasarana jaringan jalan, terminal, angkutan umum dan kereta api. Terminal Kondisi terminal-terminal yang ada di Kab. Lebak sampai dengan tahun 2008 dapat digambarkan sebagai berikut : Terminal Kadu Agung (Mandala) Luas Areal
: 10.200 M2
Luas Bangunan
: 150 M2 (bertingkat)
Jalur trayek yang dilayani sebanyak 23 Trayek yang terdiri dari 2 trayek angkutan kota, 10 trayek angkutan desa, 11 trayek AKDP dan AKAP. Terminal Curug Luas Areal
: 10.000 M2
Luas Bangunan
: 109,725 M2 (bertingkat)
Jalur trayek yang dilayani sebanyak 23 Trayek. Terminal Aweh Luas Areal
: 5.700 M2
Luas Bangunan : 276 M2 (bertingkat) Jalur trayek yang dilayani sebanyak 8 Trayek yang terdiri dari 1 trayek angkutan kota, 7 trayek angkutan desa. Terminal Malingping Luas Areal
: 10.000 M2
Luas Bangunan : 100 M2 (bertingkat)
Jalur trayek yang dilayani sebanyak 7 Trayek semuanya trayek angkutan desa. Terminal Bayah Jalur trayek yang dilayani sebanyak 6 Trayek semuanya trayek angkutan desa. Terminal Binuangeun Luas areal 1.970 M2 yang kondsinya rusak berat Jalur trayek yang dilayani sebanyak 2 Trayek yang terdiri dari AKAP dan Angkot. Jalan Kondisi sarana dan prasarana jalan di Kabupaten Lebak adalah sebagai berikut : Panjang Jalan Propinsi di Kab. Lebak adalah 302,87 Km, dengan jenis permukaan hotmix 218,87 Km dan permukaan lapen 84,00 Km dengan kondisi baik 151,82 Km, kondisi sedang 8,95 Km, kondisi rusak ringan 75,00 Km dan kondisi rusak berat 67,10 Km. Apabila ditinjau dari kelas jalan, maka terdapat 4,4 Km jalan kelas II dan 298,47 Km jalan kelas III. Panjang Jalan Kabupaten adalah 856,21 Km, terdiri dari ruas-ruas jalan dalam Kota Rangkasbitung sepanjang 57,87 Km dan ruas-ruas jalan luar kota sepanjang 798,34 Km dengan jenis permukaan hotmix 542,61 Km, lapen 40,25 Km, batu 179,55 Km dan tanah 93,80 Km dengan kondisi jalan baik 477,61 Km (55,78%), kondisi sedang 124,75 Km (14,57%), kondisi rusak 134,00 Km (15,65%) dan rusak berat 119,85 Km (14%). Panjang jalan desa di Kabupaten Lebak adalah 5.647,2 Km terdiri dari jalan tanah sepanjang 2.571,85 Km dan jalan desa dengan kontruksi beraspal 3.075,35 Km, dengan kondisi baik 75,50 Km (2,45%), kondisi sedang 812,40 Km (26,42%) dan kondisi rusak 2.187,45 Km (71,13%). Tabel 1 Jumlah Ruas Jalan, Panjang dan Kondisi Jalan Kabupaten di Kab. Lebak Tahun 2004-2008
No.
Tahun
1 2 3 4 5 Sumber :
2004 2005 2006 2007 2008 Dinas
Panjang Ruas Jalan Baik (KM) 827,80 464,30 874,60 285,00 892,20 285,00 803,00 396,80 856,21 477,61 Bina Marga Kab. Lebak
Kondisi (KM) Rusak Sedang Ringan 246,00 54,90 169,40 87,45 168,60 87,55 175,70 228,70 124,75 134,00
Rusak Berat 62,60 332,75 351,05 1,80 119,85
Tabel 2 Jumlah Ruas Jalan, Panjang dan Kondisi Jalan Propinsi Di Kabupaten Lebak Tahun 2004-2008
No.
Tahun
Panjang Ruas Jalan (KM)
Baik
Kondisi (KM) Rusak Sedang Ringan
Rusak Berat
1 2 3 4 5 Sumber :
2004 107,61 61,39 2005 106,74 61,39 2006 107,61 61,39 2007 281,71 177,26 2008 267,65 29,03 Dinas Bina Marga Kab. Lebak
45,34 45,34 45,34 0,00 94,47
0,86 0,87 0,87 51,63 15,42
52,82 128,73
Tabel 3 Jumlah Ruas Jalan, Panjang dan Kondisi Jalan Nasional di Kab. Lebak Tahun 2004-2008 Panjang Ruas Jalan Baik (KM) 1 2004 130,34 78,33 2 2005 130,34 78,33 3 2006 130,34 78,33 4 2007 140,00 128,00 5 2008 NR NR Sumber : Dinas Bina Marga Kab. Lebak No.
Tahun
Kondisi (KM) Rusak Sedang Ringan 35,37 16,64 35,37 16,64 35,37 16,64 0,00 12,00 NR NR
Rusak Berat NR
Selain jalan nasional, Propinsi dan Kabupaten, Pemerintah Daerah juga telah melakukan terobosan yang sangat signifikan dengan pencanangan dan penanganan Jalan Poros Desa melalui Program Hotmik Masuk Desa (HMD). Program tersebut mulai dilaksanakan pada tahun 2007 dan akan terus dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya dengan tetap menentukan prioritas ruas jalan poros desa yang akan dibangun atau ditingkatkan berdasarkan criteria yang telah kita tetapkan. Adapun jumlah penanganan jumlah poros desa yang sudah ditangani dari tahun 2007 sampai dengan 2009 sepanjang 488,84 Km yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Lebak. Tabel 4 Jumlah Penanganan Jalan Poros Desa (HMD) di Kab. Lebak Tahun 2007-2009 No. 1 2 3
Tahun Jumlah Penanganan (Km) 2007 104,37 2008 190,04 2009 194,43 Jumlah 488,84 Sumber : Dinas Bina Marga Kab. Lebak
Keterangan Tersebar di seluruh Kecamatan Tersebar di seluruh Kecamatan Tersebar di seluruh Kecamatan
Sebagaimana kita ketahui bersama, jalan poros desa di Kabupaten Lebak berdasarkan dari usulan yang diajukan oleh para Kepala Desa mencapai sekitar 5000 Km. Oleh karena itu, program ini senantiasa harus terus dilaksanakan untuk menyediakan aksesibilitas di perdesaan yang mempunyai daya ungkit yang tinggi untuk mendorong kegiatan ekonomi produktif dan kegiatan sosial lainnya. Prasarana dan Sarana Utilitas permukiman dan perumahan di Kabupaten Lebak pada umumnya meliputi : penyediaan sarana air bersih, penanganan jalan lingkungan, dan pembangunan serta rehabilitasi gedunggedung pemerintahan dan bangunan lainnya. Penyediaan sarana dan prasarana air bersih di Kabupaten Lebak dilaksanakan oleh tiga institusi, yaitu PDAM, Dinas Cipta Karya dan Dinas Kesehatan. Penyediaan sarana tersebut selalu terus dianggarkan setiap tahunnya
karena hal ini ditujukan untuk terus meningkatkan cakupan air bersih yang sampai dengan tahun ini baru mencapai 45,46% (perkotaan dan perdesaaan). Untuk lebih rincinya berikut kami gambarkan cakupan air bersih setiap kecamatan di Kabupaten Lebak sampai dengan tahun 2008. Tabel Cakupan Air Bersih per Kecamatan Di Kab. Lebak Tahun 2008 No
Kecamatan
Jumlah KK KK Terlayani Persen tase
1
Rangkasbitung
20,864
14,417
69.10%
2
Kalanganyar
7,236
3,808
52.63%
3
Cibadak
12,559
10,156
80.87%
4
Warunggunung
11,555
4,328
37.46%
5
Cikulur
10,941
6,209
56.75%
6
Sajira
9,433
6,563
69.57%
7
Cipanas
11,314
6,296
55.65%
8
Lebak Gedong
4,172
1,708
40.94%
9
MAJA
11,316
6,468
57.16%
10
Curugbitung
7,601
4,449
58.53%
11
Muncang
6,980
2,484
35.59%
12
Sobang
7,452
2,346
31.48%
13
Cimarga
12,622
4,135
32.76%
14
Leuwidamar
12,489
4,227
33.85%
15
Cileles
12,776
1,134
8.88%
16
Gunung Kencana
7,449
2,919
39.19%
17
Cijaku
6,669
3,157
47.34%
18
Cigemblong
5,284
1,221
23.11%
19
Banjarsari
13,029
5,208
39.97%
20
Malingping
18,604
9,790
52.62%
21
Wanasalam
9,798
5,354
54.64%
22
Bojongmanik
4,841
913
18.86%
23
Cirinten
5,173
1,210
23.39%
24
Panggarangan
9,215
6,983
75.78%
25
Cihara
7,608
2,014
26.47%
26
Bayah
10,315
2,016
19.54%
27
Cilograng
5,720
1,707
29.84%
28
Cibeber
14,981
5,158
34.43%
No
Kecamatan Jumlah
Jumlah KK KK Terlayani Persen tase 277,996
126,378
45.46%
Sumber : Kompilasi Dinas Kesehatan dan Dinas Cipta Karya, 2008 Penyediaan air bersih oleh Pemerintah Daerah dipenuhi melalui pembangunan sarana MCK, sumur bor, sipas gravitasi dan sarana air bersih lainnya. Selain pemenuhan kebutuhan air bersih, pada bidang keciptakaryaan Pemerintah daerah selalu meningkatkan dan menangani jalan pemukiman. Peningkatan jalan pemukiman dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 sekarang ini baru mencapai 68,20 Km yang dialokasikan sebagian besar untuk di perkotaan dan di lo kasi-lokasi penhyelenggaraan MTQ Kabupaten. Mengingat masih banyak kondisi jalan lingkungan yang rusak dan tidak memadai untuk aksesibilitas, Pemerintah Daerah perlu terus merencanakan pembangunan atau peningkatan jalan lingkungan terutama di perdesaan. Sarana keciptakaryaan lainnya yang penting dalam pembangunan daerah, adalah pembangunan dan rehabilitasi gedung pemerintahan dan gedung publik lainnya seperti sport center,. Masih ada beberapa gedung perkantoran yang kurang memadai yang perlu dibangun atau ditingkatkan. Selain itu, bangunan sekolahan terutama untuk SLTP dan SLTA masih membutuhkan perhatian besar hal ini dalam rangka mendukung program wajib belajar 12 tahun. Pengembangan sarana dan prasarana telekomunikasi di Kabupaten Lebak dilaksanakan oleh PT.Telkom Kandatel Rangkasbitung dengan wilayah cakupan pelayanan untuk Kabupaten Lebak dan Pandeglang. Sarana telekomunikasi di Kabupaten Lebak berdasarkan data tahun 2006 telah mampu mencapai kapasitas 17.796 SST dengan kapasitas yang telah dimanfaatkan sebanyak 8.079 SST (45,40%) dan telah mampu menjangkau semua kecamatan yang ada di Kabupaten Lebak. Selain itu untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara lebih luas, telah disediakan pula telepon umum dan warung telekomunikasi sebanyak 425 buah. Kabupaten Lebak juga dilayani oleh jasa Pos dan Giro melalui PT. Pos Indonesia sebanyak 50 unit dengan klasifikasi 1 unit Kantor Pos Cabang Rangkasbitung, 9 unit Kantor Pos Kecamatan dan 40 unit Kantor Pos Desa. Selain itu sarana telekomunikasi yang dapat diakses oleh masyarakat yaitu melalui penyediaan layanan cellular oleh beberapa provider yang mengembangkan investasinya di Kabupaten Lebak. Hal ini dapat diketahui dengan terbangunnya Tower Cellular yang tersebar di 28 kecamatan sebanyak 139 Tower yang telah memiliki ijin pada akhir tahun 2007. Kabupaten Lebak merupakan daerah penyangga stok pangan padi sawah di Propinsi Banten, mengingat kawasan Banten Utara yang meliputi Daerah Serang, Cilegon dan Tangerang yang sudah beralih fungsi penggunaan lahan pertaniannya menjadi lahan permukiman dan industri. Oleh karenanya pengembangan pertanian padi sawah diarahkan ke Kabupaten Lebak dan Pandeglang sebagai wilayah pengembangan budidaya pertanian tanaman pangan dan hortikultura, konservasi lahan kritis sebagai fungsi kawasan tangkapan air baku sungai dan situ yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber air baku Irigasi. Jaringan irigasi yang telah dibangun dan dikembangkan sejak PELITA I sampai dengan Tahun 2008 berdasarkan data Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Lebak adalah seluas 61.158 Ha yang meliputi : Irigasi Pemerintah sebanyak 358 Unit (48.367 Ha) yang terdiri dari :
Irigasi Teknis 17 Unit, luas areal potensial 13.030 Ha (21,31%) Irigasi Semi Teknis 45 Unit, luas areal optensial 10.787 Ha (17,64%) Irigasi Sederhana 247 unit, luas areal potensial 24.550 Ha (40,14%)
Irigasi Pedesaan 123 Unit, luas areal potensial 12.791 Ha (20.91%)
Dari total luas areal potensial tersebut di atas (61.158 Ha), jaringan Irigasi yang berfungsi pada tahun 2003 adalah seluas 24.300 Ha. Adapun penanganan pembangunan baik pembangunan baru maupun rehabilitasi dari tahun 2004 sampai dengan 2008 sebanyak 243 Daerah Irigasi dengan luas areal 26.591 Ha sehingga total luas potensial sampai dengan tahun 2008 adalah 50.921 Ha. Sedangkan potensi sawah tadah hujan baik yang bisa dikembangkan dan yang tidak bias dikembangkan adalah seluas 14.132 Ha dengan rincian :
Sawah yang bisa dikembangkan seluas 4.386 Ha Sawah yang tidak bisa dikembangkan seluas 9.746 Ha
Pembangunan di Kabupaten Lebak tidak terlepas dari dukungan sarana dan prasarana energi listrik dalam upaya mendorong pertumbuhan perekonomiaan dan pembangunan lainnya. Energi listrik ini dipergunakan untuk keperluan domestik dan industri. Berdasarkan data yang diolah dari PT. PLN Cabang Rangkasbitung, rasio elektrifikasi di kabupaten Lebak baru mencapai 54,58%. Hal ini menggambarkan bahwa setengah dari penduduk Kabupaten Lebak belum tersentuh oleh tenaga listrik. Berdasarkan table di bawah, rasio elektrifikasi yang tertinggi adalah Kecamatan Maja dan rangkasbitung, sementara yang terendah terdapat di kecamatan Cigemblong dan kecamatan-kecamatan lain yang relative terisolir. Tabel Rasio Elektrifikasi per Kecamatan Di Kab.Lebak Tahun 2008 No
Kecamatan
Kebutuhan (Kk) Terlayani (Kk)
Terlayani (%)
1
Maja
11,679
9,310
79.7%
2
Rangkasbitung
28,459
22,392
78.7%
3
Sajira
11,628
8,433
72.5%
4
Cibadak
12,587
9,107
72.4%
5
Gunungkencana
7,798
5,557
71.3%
6
Cileles
10,840
7,332
67.6%
7
Bayah
10,315
6,847
66.4%
8
Cipanas
11,257
7,471
66.4%
9
Malingping
14,669
9,571
65.2%
10
Muncang
7,269
4,334
59.6%
11
Cikulur
11,545
6,507
56.4%
12
Curugbitung
7,281
3,804
52.2%
13
Kalanganyar
6,718
3,499
52.1%
14
Cimarga
14,246
7,227
50.7%
15
Warunggunung
12,410
6,277
50.6%
16
Panggarangan
9,065
4,244
46.8%
17
Banjarsari
17,332
8,109
46.8%
18
Bojongmanik
5,624
2,606
46.3%
19
Cijaku
6,891
2,948
42.8%
20
Leuwidamar
12,846
5,386
41.9%
No
Kecamatan
Kebutuhan (Kk) Terlayani (Kk)
Terlayani (%)
21
Sobang
7343
3023
41.2%
22
Cibeber
15,505
6,290
40.6%
23
Wanasalam
13,857
4,956
35.8%
24
Lebakgedong
4,699
1,664
35.4%
25
Cilograng
8,516
2,996
35.2%
26
Cihara
7,414
2,354
31.8%
27
Cirinten
6,074
1,739
28.6%
28
Cigemblong
6,596
796
12.1%
Jumlah 300,463 164,779 54.8% Sedangkan untuk Penerangan Jalan Umum (PJU) yang sudah terpasang dan masuk kontrak dengan pihak PT. PLN sebanyak 2092 titik, dengan mekanisme pengelolaan yang terpadu bersama Pemerintah Daerah. Pada tahun 2005, Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia telah menetapkan Kabupaten Lebak sebagai salah satu daerah tertinggal dari 199 Kabupaten tertinggal yang ada di Indonesia. Dalam rangka menganalisa sejauh mana ketertinggalan daerah Kabupaten Lebak, Pemerintah Daerah melalui Bappeda bekerjasama dengan BPS Kabupaten lebak melaksanakan Identifikasi Desa Tertinggal. Kriteria yang digunakan dalam menentukan desa tertinggal difokuskan terhadap ketersediaan dan pelayanan infrastruktur perdesaan yang meliputi aksesibilitas jalan, sarana air bersih, jaringan listrik berikut Saluran sambungan Rumah (SSR), sarana kesehatan dan pendidikan. Hasil survey yang dilaksanakan pada tahun 2005 menggambarkan bahwa jumlah desa tertinggal di Kabupaten Lebak mencapai 148 Desa. Selanjutnya, hasil Identifikasi Desa Tertinggal tersebut senantiasa selalu dijadikan pedoman oleh pemerintah Kabupaten Lebak dalam rangka upaya percepatan pembangunan desa tertinggal selama 4 tahun terakhir (2006 - 2009). Upaya-upaya percepatan pembangunan tersebut diantaranya melalui Program Hotmik Masuk Desa, pembangunan sarana dan prasarana air bersih, Listrik Masuk Desa, penuntasan pembangunan dan rehabilitasi gedung SD, penambahan puskesmas, puskesmas pembantu serta polindes dan pos yandu. Program-program tersebut dipadukan dalam konsep pembangunan kewilayahan dengan harapan agar pembangunan desa tertinggal tersebut dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Untuk mengetahui sejauh mana program-program percepatan pembangunan desa tertinggal dapat mengurangi atau menangani ketertinggalan desa di wilayah Kabupaten Lebak, terutama selama kurun waktu 4 tahun terakhir (2006 - 2009), Pemerintah Kabupaten Lebak pada tahun 2009 ini sedang melakukan verifikasi Desa Tertinggal yang dimaksudkan. Adapun kondisi desa tertinggal berdasarkan kelengkapan dan tingkat pelayanan infrastruktur dapat digambarkan pada table berikut : SEKTOR-SEKTOR YANG BERPELUANG UNTUK DIINVESTASIKAN Berdasarkan Skala Prioritas a. Agro-Bisnis b. Pariwisata (Alam dan Budaya) c. Bisnis Kelautan d. Pertambangan dan Energi
e. Perdagangan dan Jasa f. Industri Kecil dan Rumah Tangga Walaupun pada kenyataannya bahwa sebagian besar dari bidang-bidang usaha yang terdapat di Lebak tidak dianggap sebagai jenis usaha unggulan, buku ini ini tetap akan menyuguhkan informasi sebanyak-banyaknya dengan memberikan rincian dari bidang usaha yang sekalipun dianggap kurang menarik untuk alasan-alasan sebagai berikut : Hampir semua investor bersikap sama dalam satu hal ketika memilih bidang usaha yang akan dimodali yaitu menggunakan akal sehat mereka, mereka juga mempunyai beberapa alasan lain dikarenakan latar belakang mereka yang berbeda. Terdapat investor yang tidak dapat dipengaruhi oleh trend usaha dimana banyak pengusaha lainnya saat ini berduyun-duyun menekuninya. Tanpa berkeinginan mengikuti langkah yang diambil oleh pengusaha lain, jenis investor ini memutuskan untuk memilih bidang usaha berdasarkan Pengalaman usaha yang dimilikinya, hubungan dengan industri atau usaha ang saat ini sedang dijalankannya, mendirikan konglomerasi, pengambilan keuntungan seperti resiko tinggi dan keuntungan besar dan bahkan spekulasi tinggi. BIDANG-BIDANG USAHA YANG SAAT INI PALING MEMUNGKINKAN UNTUK DIINVESTASIKAN. A. Sektor Usaha Pertanian, Pangan dan Holtikultura Bentuk dan Skala Usaha
: PMA, PMDN, NON PMA/PMDN Skala Menengah dan Besar Akses ke Lokasi : Mudah Teknologi Pendukung : hampir semua sarana produksi tersedia secara lokal Instansi Layanan : Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Komoditi/Bidang Usaha : Padi, Palawija, Hortikultura (Kacang Panjang dan Mentimun) B. Sektor Usaha Kehutanan dan Perkebunan Bentuk dan Skala Usaha : PMA,PMDN, NON PMA/PMDN Skala Menengah dan Besar Akses ke Lokasi : Mudah Teknologi Pendukung : hampir semua sarana produksi tersedia secara lokal Instansi Layanan : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lebak Komoditi/Bidang Usaha : Buah-Buahan Tropis (RambutanTangkue, Durian), Kelapa Sawit,Karet,Coklat, Madu/Budidaya Lebah Madu C. Sektor Usaha Industri Bentuk dan Skala Usaha : PMA, PMDN, NON PMA/PMDN Skala Kecil, Menengah dan Besar Akses ke Lokasi : Mudah Factor Pendukung : Kawasan Industri 2000 ha, dan Kawasan Agropolitan Instansi Layanan : Dinas Perindag dan PM Kabupaten Lebak Komoditi/Bidang Usaha : Industri Keramik dan Genteng, Buah kalengan,Industri buah olahan dalam kaleng/Kemasan, Furniture, Pabrik pengolahan hasil pertanian. D. Sektor Usaha Peternakan Bentuk dan Skala Usaha Akses ke Lokasi Teknologi Pendukung
: PMA, PMDN, NON PMA/PMDN Skala Menengah dan Besar : Mudah : hampir semua sarana produksi tersedia secara lokal
Instansi Layanan Komoditi/Bidang Usaha
: Dinas Pertanian Kabupaten Lebak : Pembibitan dan Budidaya Unggas (Ayam dan Itik), Budidaya dan Pengemukan Sapi.
E. Sektor Usaha Kelautan dan Perikanan Bentuk dan Skala Usaha : PMA, PMDN, NON PMA/PMDN Skala Menengah dan Besar Akses ke Lokasi : Mudah Teknologi Pendukung : hampir semua produksi tersedia secara lokal lahan Panjangpantai 91 km Instansi Layanan : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lebak Komoditi/Bidang Usaha : Penangkapan Ikan, Budidaya Udang dan Rumput Laut F. Sektor Usaha Pertambangan dan Energi Bentuk dan Skala Usaha : PMA, PMDN, NON PMA/PMDN Skala Menengah dan Besar Akses ke Lokasi : Mudah Teknologi Pendukung : hampir semua sarana produksi tersedia secara lokal Lahan : Tersebar Instansi Layanan : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lebak Komoditi/Bidang Usaha : Pabrik Semen, Briket Batubara, Pasir dan Batu Gunung, Zeolith, Bentonit dll G. Sektor Usaha Pariwisata Bentuk dan Skala Usaha Akses ke Lokasi Teknologi Pendukung Obyek Wisata Instansi Layanan Komoditi/Bidang Usaha
: PMA, PMDN, NON PMA/PMDN Skala Menengah dan Besar : Mudah : hampir semua sarana produksi tersedia secara lokal : 12 obyek (Tersebar) : Dinas KOSBUDPAR) : Pengembangan Sarana Penunjang Pariwisata (Hotel, restoran, Suvenir Shop)