MEDIA KOMUNITAS PETANI KEDELAI HITAM
KABAR TANI Menuju Petani Indonesia yang Cerdas, Trengginas dan Sejahtera
Ibu Ponirah (petani perempuan asal Bantul) dan Pak Wahono (petani asal Gadon, Ngawi) sewaktu bertemu Pak Boediono di Agrinex Expo 2010
FOKUS KITA>>>
“Swasembada Kedelai untuk Kesejahteraan Bersama”
Edisi 05 Mei-Juni 2010
Salam Tani Kilas Fokus Kita 1 Fokus Kita 2 Galeri Teropong Tokoh 1
Daftar Isi 02 03 04 06 08 10
11 12 13 14 15 16
Teropong Tokoh 2 Inspirasi 1 Inspirasi 2 Kita dan Keluarga Sisi Lain Unilever Dari Kita Untuk Kita
Sala m Tani,
Bapak dan Ibu petani yang luar biasa, Sekolah Petani (SP) tahap baru kini sedang dicanangkan. Keterlibatan aktif petani dalam SP sangat diharapkan demi komitmen peningkatan kualitas, kuantitas hasil kedelai hitam dan kemandirian petani. Komitmen Yayasan Unilever Indonesia (YUI) dalam pemberdayaan petani kedelai hitam diakui pemerintah searah dengan program swasembada kedelai Indonesia. Pemerintah menargetkan swasembada lima komoditi pertanian, dimana salah satunya adalah kedelai pada tahun 2014 nanti. Maka, KABAR TANI kali ini mengupas kesiapan pemerintah dan tanggapan beberapa pihak terkait swasembada kedelai khususnya kedelai hitam. Redaksi KABAR TANI juga memperkenalkan beberapa rubrik baru di edisi ini. Pada rubrik Galeri , bapak dan ibu dapat melihat esai foto pengembangan kedelai hitam. Bapak dan ibu juga dapat menengok sepak terjang warga Desa Jethak II, Sleman, DIY dalam mewujudkan lingkungan sehat. Selain itu, terdapat artikel yang kami peruntukan bagi para ayah di rubrik Kita dan Keluarga. Simak pula karya-karya dari putri – putri petani asal Bantul dan asisten lapang (aslap) di rubrik Dari Kita untuk Kita. Semoga terbitnya KABAR TANI edisi 5 ini dapat menambah semangat bapak dan ibu petani dalam mengembangkan pertanian dan lingkungan. Selamat membaca! Redaksi
2 Kabar Tani
Penasehat : Sinta Kaniawati, Penanggung Jawab: Maya Tamimi, Pemimpin Redaksi: Mohammad Kurniawan, Wakil Pemimpin Redaksi: Pratiwi, Tim Redaksi: Ahmad Mustofa Haroen, Imam Prayitno, M Ali Rysad Arrosyid, Desainer Grafis: M Hanafi, Fotografer: Eka W Hidayat, Alamat redaksi “KABAR TANI”: Jl. Babarasari, Perum Yadara III/ 4 Yogyakarta. “KABAR TANI” diterbitkan oleh: Yayasan Unilever Indonesia bekerjasama dengan IndoPrima CSR Management Consultant.
) P (S i n ta e P h la o k e S m lu u k ri Ku
Kilas
Perlu Diintegrasikan Oleh: Mursidi Ali Rysad Arrasyd
Nurjatlina, Suhirman Eko Nugroho, dan beberapa asisten lapangan (aslap) yang lain terlihat sibuk berdiskusi. Dari laporan hasil kajian lapangan yang dipresentasikan, banyak masukan dan pertanyaan dari peserta lokakarya. Karakteristik masing-masing wilayah yang berbeda akan mempengaruhi penyusunan kurikulum Sekolah Petani (SP) yang akan diadakan pada masing-masing wilayah.
Kegiatan yang bertajuk “Lokakarya Kurikulum Pelatihan Bagi Pemandu SP (TOT) dan SP Pengelolaan Agroekosistem Bagi
engikuti lokak
i pun serius m
Bu Maya Tamim
arya
seorang aslap mencoba menulis materi2 SP dengan di pandu oleh Pak Kuswara
Petani Kedelai Hitam,” ini merupakan kerjasama antara YUI, Yayasan FIELD Indonesia dan UGM. Lokakarya ini
Berbeda dengan SP sebelumnya, SP kali ini lebih menguatkan pembelajaran bagi petani kedelai hitam. “SP juga diharapkan agar mengakomodasi berbagai permasalahan yang dihadapi petani, baik masalah benih maupun produksi,”
aslap yang mengikuti lokakarya ini. “Lokakarya ini menarik karena memberikan gambaran situasi di lapangan dalam menghadapi petani kedelai hitam. Semoga lokakarya ini bisa menjadi bekal
“Lokakarya ini sangat bagus untuk memberikan masukan, ide, gagasan dari masing-masing aslap. Acara ini juga berfungsi untuk menyatukan misi dan tujuan bersama, yaitu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani kedelai hitam,”
berlangsung di Wisma PU Yogyakarta sejak tanggal 6 - 8 April 2010. Lokakarya ini diikuti oleh perwakilan aslap dari masing-masing wilayah serta aslap bidang untuk melakukan pendampingan petani, benih dan produksi. Mereka membahas baik budidaya, tentang penyusunan dinamika kurikulum pelatihan kelompok, SP dan pengelolaan maupun agroekosistem bagi permasalahan petani kedelai hitam. yang dihadapi Maya Tamimi, Program oleh petani,” Manager YUI yang tutur Nurjatlina. turut hadir dalam Suhirman kegiatan tersebut Eko Nugroho, mengemukakan aslap di bidang bahwa, lokakarya produksi ini juga ini penting menyambut baik untuk menyusun kegiatan tersebut. Kesibukan para Aslap dan Fasilitator dalam menyusun kurikulum yang “Lokakarya Kurikulum Cl 4 lebih integratif ini sangat karena menilik bagus untuk pada keberhasilan memberikan SP sebelumnya. Berbeda dengan masukan, ide, gagasan dari masing-masing SP sebelumnya, SP kali ini lebih aslap. Acara ini juga berfungsi untuk menguatkan pembelajaran bagi petani menyatukan misi dan tujuan bersama, kedelai hitam. “SP juga diharapkan yaitu meningkatkan produktivitas dan agar mengakomodasi berbagai kesejahteraan petani kedelai hitam,” jelasnya. permasalahan yang dihadapi petani, Kerjasama yang baik antara YUI, Yayasan baik masalah benih maupun produksi,” FIELD Indonesia dan UGM pun perlu ungkapnya. ditingkatkan, baik ditingkat koordinasi Selain dititikberatkan pada maupun implementasi di lapangan. Harapan pengembangan kurikulum SP, lokakarya dari semua pihak adalah tersusunnya ini juga diadakan sebagai ajang kurikulum yang sistematis dan intregratif, pengembangan diri bagi aslap. Hal ini sehingga bisa diterapkan dengan baik disampaikan oleh Nugroho Winarto dan memperoleh hasil yang optimal. Hasil selaku direktur Yayasan FIELD Indonesia, akhirnya tentu untuk menjadikan petani “Lokakarya ini penting bagi aslap untuk lebih terorganisasi, lebih kompak, dan pengembangan diri dan pelatihan diri yang utama adalah semakin memperkuat sebelum nantinya mereka melakukan kemandirian petani, sehingga dapat pendampingan kepada kelompok tani,” menghasilkan produksi kedelai hitam yang tandas Nugroho. lebih baik. Komentar senada diungkapkan pula oleh Nurjatlina dan Suhirman Eko Nugroho,
Kabar Tani 3
Fokus Kita Mimpi Swasembada Kedelai Oleh: Ahmad Musthofa Haroen Akibat Impor Kedelai
Tahun-tahun setelah periode 1992 adalah masa kejayaan bagi kedelai impor. Hal ini dapat dilihat dari defisit yang terjadi pada tahun 2002 di Indonesia sebesar 1,37 juta ton. Keadaan defisit ini terjadi manakala kebutuhan dalam negeri tidak dapat dicukupi oleh produksi dalam negeri. Hingga kini,
Ketergantungan bahan pangan dari luar jelas akan melumpuhkan ketahanan pangan dalam negeri. sekitar 60% kebutuhan terhadap kedelai kuning dan hitam lebih banyak dipasok dari Amerika Serikat, Kanada dan Brazil. Tiap tahun, dengan rata-rata kebutuhan 2,1 juta ton per tahun, Indonesia baru bisa memanen kedelai sekitar 900 ribu ton. Sisa 1,2 juta ton dipenuhi dengan adanya banjir kedelai impor dari luar negeri. Kenyatannya, nasib dunia kedelai di Indonesia sejauh ini memang tak bisa dilepaskan dari sistem perniagaan kedelai internasional. Naik turunnya harga kedelai dipicu oleh tata niaga kedelai dunia yang tidak adil. Misalnya,
4 Kabar Tani
Di negeri yang banyak penduduknya menyantap kecap, tahu dan tempe, impor kedelai adalah kenyataan yang menyedihkan. Lebih-lebih jika diingat sekitar tahun 1992, produksi kedelai dalam negeri sempat menembus angka 1,8 juta ton. Namun, berangsur-angsur kemudian, produksi kedelai dalam negeri merosot tajam. “Secara kualitas, kedelai
seperti komentar Agusdin petani Amerika Serikat kuning dari Indonesia tidak mendapat subsidi dari “Ketahanan kalah dengan kedelai impor,” Pulungan, pangan baru bisa dijamin pemerintahnya sampai ungkap Prof. Dr. Ir. Mary Astuti, jika produksi nasional dengan 50%. Dengan subsidi sebesar itu, MS. Bahkan varietas kedelai mencapai 90% dari nasional.” Amerika bisa mematok hitam Malika lebih unggul lagi. kebutuhan harga kedelai hanya (KOMPAS, 26 Januari 2008 , Ketahanan Pangan, Produksi sebesar Rp 3000/ Kedelai Belum akan Menolong). kilogram. Sementara, petani kedelai di Indonesia belum menikmati subsidi serupa, harga kedelai baik kuning maupun hitam bisa mencapai Rp 5000/kilogram. Selisih yang Varietas Mallika Lebih Unggul besar ini membuat importir lebih memilih Muncul kesan, Indonesia mustahil dapat mendatangkan kedelai dari luar karena lebih menyamai produksi kedelai di negeri-negeri murah. sub-tropis. Akan tetapi, setelah dilakukannya Harga kedelai kuning kini rawan penelitian dan perbandingan, kualitas kedelai dipermainkan mafia kedelai sebab punya potensi untuk bersaing. “Secara pemerintah terlalu gandrung mengimpor. kualitas, kedelai kuning dari Indonesia tidak Ini yang terjadi pada tahun 2008. Harga kalah dengan kedelai impor,” ungkap Prof. Dr. kedelai dalam negeri saat itu naik dua kali Ir. Mary Astuti, MS. Bahkan varietas kedelai lipat dari biasanya. Ketergantungan bahan hitam Malika lebih unggul lagi. Menurut pangan dari luar jelas akan melumpuhkan Mary, Mallika mengandung protein 37% ketahanan pangan dalam negeri. Padahal dan lemak 20% serta lebih bagus ketimbang
varietas kedelai lokal (kedelai kuning). Kulit Mallika mengandung antioksidan antosianin. Daya simpannya hingga 6 bulan dan daya tumbuhnya 80% lebih cepat ketimbang kedelai kuning. Pemerintah sudah mencanangkan tahun 2014 sebagai tahun swasembada kedelai. Di atas kertas, sasaran produksi kedelai ditargetkan terus naik sebanding dengan semakin luasnya lahan. Berikut gambarannya:
Ir. Edy Suharianta, MMA Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul mengaku sejauh ini belum ada sosialisasi dan koordinasi dari pusat.
2010
2011
2012
2013
1,3 juta ton 920.000 ha
1,56 juta ton 1, 088 juta ha
1,9 juta ton 1, 312 juta ha
2,25 juta ton 1, 538 juta ha
Program Pemerintah
Saat menghadiri Pelantikan Petani Penggerak di Dalem Ngabeyan Yogyakarta pada tanggal 8 Oktober 2009 lalu, Ir. Muchlizar Murkan, MM. selaku Direktur Kacang - Kacangan dan Umbi - Umbian Departemen Pertanian, menyatakan optimis mengenai masa depan kedelai. Ia menyebut, “Meski Indonesia masih banyak mengimpor kedelai kuning dan kedelai hitam, tahun 2014 Indonesia harus swasembada kedelai!” Muchlizar melanjutkan, “Selama lima tahun ke depan, kita harus kerja keras. Karena itu, akan diprogramkan selama lima tahun ke depan. Insya Allah, kita bisa swasembada kedelai pada 2014.” Menurut Muchlizar ada empat strategi peningkatan produksi kedelai yaitu : peningkatan produktivitas, perluasan areal tanaman, pengamanan produktivitas dan, pembentukan gapoktan. Untuk mendukung keempat strategi tersebut, Departemen Pertanian meluncurkan beberapa program. Diantaranya adalah Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT), Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) dan, Cadangan Benih Nasional. Namun demikian, nampaknya program swasembada kedelai 2014 yang dicanangkan bersamaan dengan 100 hari pemerintahan SBY itu masih samar pelaksanannya. Ir. Edy Suharianta, MMA Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul mengaku
2014 2, 7 juta ton 1, 830 juta ha
sejauh ini belum ada sosialisasi dan koordinasi dari pusat. “Untuk program seperti itu (swasembada 2014-red), pasti ada rapat koordinasi regional atau nasional. Tapi sampai sekarang, pemerintah daerah belum menerima sosialiasi penjabaran dari program itu seperti apa, langkah aplikatifnya bagaimana, penyediaan lahannya bagaimana, penyediaan benihnya bagaimana, belum ada
Pemkab Bantul menerapkan Program Stabilisasi Harga dengan dana Rp. 3,5 miliar. arahan dari pusat. Saya yakin daerah lain juga belum menerima,” tutur Edy.
Swasembada bak Jauh Panggang dari Api
Khusus di daerah Bantul, Edy memperkirakan swasembada kedelai masih sangat berat untuk dilaksanakan. Selama ini sebagian besar kedelai dari DIY, dipasok oleh Kabupaten Gunungkidul yang banyaknya sekitar 20 - 30.000 ton/tahun. Sementara, kebutuhan total kedelai untuk DIY diperkirakan lebih dari 250.000 ton/tahun. Di Bantul dan Gunungkidul, produksi kedelai kebanyakan untuk pembenihan. Untuk olahan tahu dan tempe sebagian besar masih menggunakan kedelai yang diimpor.
Persoalan lainnya terletak pada ketersediaan lahan. Edy berpendapat dalam skala nasional, swasembada kedelai idealnya diperluas di lahan yang berada di luar jawa. Lahan-lahan pertanian di Jawa seperti di Bantul sudah banyak ditanami komoditas Padi dan Jagung. Di Bantul, setiap tahun rata-rata luas lahan kedelai hanya 4.900 hektar. “Sekitar tahun 1990 sampai tahun 1994, seingat saya pernah mencapai 6.000 hektare tapi itu dilakukan dengan mengurangi lahan padi,” tutur Edy. Di samping itu Edy juga menyebut kedelai sebagai komoditas yang butuh perlakuan khusus. “Secara agronomis, kedelai susah ditanam pada lahan yang sebelumnya belum pernah ditanam kedelai. Kalau membuka lahan baru mesti ada perlakuan khusus, yakni pencampuran benih dengan bakteri nitrogen.” ungkapnya. Meski belum ada koordinasi dari pemerintah pusat terkait swasembada kedelai 2014, Pemkab Bantul turut memikirkan nasib petani kedelai. Pemkab Bantul menerapkan Program Stabilisasi Harga dengan dana Rp. 3,5 miliar. Dana sebesar ini disiapkan satu paket untuk tujuh komoditas, yakni padi, jagung, kedelai, kacang tanah, bawang merah, cabe, dan tembakau. “Kami memiliki perhitungan berapa harga minimal yang harus diterima petani. Untuk kedelai, dengan harga 4000 rupiah petani sudah mendapat sedikit di atas titik impas. Memang tipis sekali, tapi Pemkab siap memborong. Program seperti ini untuk mengantisipasi jatuhnya harga di pasar,” tutur Edy. Terkait dengan kemitraan antara Unilever, UGM, dan petani kedelai hitam, Edy berpendapat, “Sejak awal Pemkab tidak terlibat dalam kemitraan itu. Tapi, pada prinsipnya, asal petani diuntungkan kami tidak keberatan.” Ia juga mengharap agar varietas Mallika bisa dikembangkan oleh kelompok penangkar lain di Bantul yang tidak tergabung dalam kemitraan. “Selama ini, benih kedelai banyak yang tidak bersertifikat. Kalau ada benih bagus, mestinya bisa dimanfaatkan lebih luas lagi,” pungkas Edy.
Kabar Tani 5
Fokus Kita
Secercah Harapan untuk Swasembada dari Kemitraan Oleh: Ahmad Musthofa Haroen dan Pratiwi
Berikut pernyataan tentang sumbangsih beberapa pihak tersebut : “Jelas ada hubungan antara swasembada kedelai dengan program kemitraan. Penanaman kedelai hitam kan membantu pemerintah, sehingga ada peningkatan kuota penanaman dan luas lahan kedelai. Dengan kemitraan, kita juga membantu pemerintah mempercepat penggunaan teknologi dan ilmu pengetahuan dalam praktik pertanian. Di daerah-daerah tempat kemitraan berlangsung, semua pemerintah daerah memang mendukung. Misalnya, tahun ini Pemerintah Kabupaten Madiun mulai mem-BLBU-kan kedelai hitam. Penyelenggaraan kegiatan seperti acara-acara ibu-ibu sortasi juga dibantu. Training of trainers di Pacitan dibantu pula oleh PPL dari pemerintah daerah.”
Purwidianto Asisten lapangan (aslap) dala m kemitraan P3 KH
Meski tidak disentuh secara langsung dengan program swasembada kedelai 2014, ikhtiar yang dilakukan para petani kedelai hitam, Unilever, dan UGM tentu saja ikut memberikan sumbangsih besar tehadap percepatan peningkatan produksi kedelai secara umum
6 Kabar Tani
“Unilever sebenarnya bisa saja langsung menggunakan kedelai hitam impor. Biayanya bisa lebih murah karena tidak perlu ada pembinaan dan pendampingan. Tapi, komitmen Unilever memakai produk lokal, jadi kecap Bango tidak memakai kedelai impor. Hal-hal seperti ini menjadi penting untuk swasembada kedelai.”
Vici Herawati Aslap Divisi Benih
Sutarno Aslap untuk Kabupaten
“Petani sekarang sudah mulai mapan, cerdas, dan bisa memilih. Banyak Nganjuk petani dari Ketawang, Jaan, dan Gondang mulai bergabung kembali dengan kemitraan. Mereka sempat berhenti menanam kedelai karena wabah Kutu Kebul tahun 2004. Terbukti bahwa kemitraan memang memberikan kepastian, sehingga para petani tertarik untuk bergabung kembali. Bahkan, salah satu petani di Nganjuk, Pak Suwardi siap menambah luas lahan sebanyak 50 hektar. Sekarang saingannya bukan tengkulak, tapi palawija lain. Kalau hujan terus, lahan kedelai jadi lahan padi,”
Subowo Petani penggerak dari Madiun
AJINING DIRI DUMUNUNG ANA ING LATHI. AJINING RAGA ANA ING BUSANA Kepribadian murni seseorang sejatinya tercermin dari hati yang tulus dan pena mpilannya.
“Insya Allah terus ada peningkatan jumlah dan harga dari dari tahun ke tahun. Tahun lalu, harga jual ke koperasi Rp 5000. Bulan mei 2010 ini, setelah panen nanti, akan dibicarakan lagi kalau harganya naik jadi Rp 5200 per kilo. Ini menambah semangat.”
Mengatasi Kendala Harga Kunci keberlanjutan kemitraan terletak pada pasar Kecap Bango dan jaminan harga untuk petani. Sebelum tahun 2009, sering terjadi gangguan pasar karena harga kedelai sangat dipengaruhi tata niaga kedelai internasional. Sementara itu, pemerintah belum juga mengatur dan memperketat bea impor kedelai. Karena pemerintah terlalu longgar, Menurut Prof. Mary Astuti, harga kedelai bahkan bisa berubah sampai tujuh kali hanya dalam satu hari. Harga kedelai yang tidak stabil ini pada gilirannya bisa mengusik komitmen dalam kemitraan.
Contoh ketidakstabilan harga kedelai hitam: Harga kedelai dalam kemitraan bisa bersaing bahkan di atas kedelai impor dan kedelai kuning lokal. Pengalaman panen di tahun 2009 menunjukkan hal yang menggembirakan.
2009
2008
Kecenderungan yang sama masih terjadi di daerah-daerah lain
Di Ngawi, dari perkiraan 100 ton lebih, hanya sekitar 20 ton yang diterima oleh Unilever. Hal ini disebabkan saat itu harga kedelai di pasar tibatiba mencapai Rp 5000, sedang harga kedelai dalam kesepakatan kemitraan yaitu sebesar Rp 3.700.
Selamat untuk para pemenang!! Jawaban kuis Kabar Tani edisi 3 adalah sebagai berikut : 1. B. Yogyakarta 2. A. Padmaya 3. C. Petani Penggerak Masyarakat 4. A. Sekolah lapang Nama pemenang kuis Kabar Tani edisi 3 adalah sebagai berikut : a. Kahar. f. S. Komsatun b. Harno, Ketua KT Sidodadi. g. Katimin c. Ibu Katiyah, Ketua KWT Maju Lestari. h. Warti d. Novian. i. Pandi e. Kasno Semua pemenang beralamatkan di RT 01/ II, Terbis, Kismantoro, Kab Wonigiri, Jawa tengah, 57696. Souvenir akan dikirimkan segera.
Berikut pertanyaan untuk kuis Kabar Tani Edisi 5 : 1. Apakah Kecap Bango juga memakai kedelai impor? a. Ya b. Tidak 2. Berapa prosentase jumlah kandungan protein dalam kedelai hitam varietas Mallika? a. 37 % b. 20 % 3. Pada tahun berapakah pemerintah menargetkan swasembada kedelai Indonesia? a. 2010 b. 2014 Jawaban dapat dikirim melalui SMS ke nomor 081804378676. Sertakan nama lengkap dan alamat pengirim. Tersedia Souvenir bagi para pemenang.
2006
Kabar Tani 7
Galeri Oleh: Eka W Hidayat
Yang Bertanam, Yang Bertahan 8 Kabar Tani
M
asa tanam padi telah usai, kini memasuki masa tanam kedua yakni antara bulan April hingga bulan Juni. Pak Suroso bersama petani lain di desa Kepuh, Bambanglipuro dan, Bantul kembali menggarap sawahnya.Bukan padi yang ditanam, tapi untuk bertanam kedelai hitam. Berbekal cangkul dan sekarung benih, Pak Suroso mengayuh sepeda tuanya ke sawah untuk kembali menyemai benih-benih di sawah. Kali ini giliran sawah milik adiknya, Pak Suparji, yang digarap. Dalam menggarap sawah hingga panen, Pak Suroso dibantu oleh Pak Karjono dan Pak Jumair. Mereka adalah buruh tani yang sudah lama bekerja pada Pak Suroso. “Tidak apa-apa panas terik begini, asalkan jangan hujan saja,” ucap Pak Suroso sambil beristirahat dari sawahnya. Meski beberapa petani didaerahnya mengeluh tentang cuaca yang tak menentu saat ini, ia akan terus menanam Mallika. Sebab, Ia mengaku berhutang budi pada Unilever.
Kabar Tani 9
Teropong Tokoh
Trio Wanita
dan Kejayaan Sortasi Bango Indah (SBI) Oleh: Imam Prayitno
Trio Wanita (Mujiati, Mariati, dan Titin Mulyani) yang mempunyai semangat untuk membawa kejayaan Sortasi Bango Indah (SBI) Nangsri, Pundong, Bantul. Sebagai ibu sortasi, petani kedelai hitam sangat bangga telah mampu untuk maju kedepan dengan lebih baik di banding dengan para ibu yang tidak andil dalam keluarga Sortasi Bango Indah. Merupakan kejayaan SBI, ibu-ibu sortasi mampu menonjolkan kreatifitasnya. Seperti, pembuatan krupuk sahara dan pembuatan nata dari limbah ketela. Trio Wanita Nangsri
Nama Mujiati, Mariati, dan Titin Mulyani sangat familiar di wilayah Bantul, khususnya Nangsri. Ketiganya adalah penggerak sortasi
“Saya bisa lebih pede mengeluarkan pendapat berkat turut andil dalam sortasi. Saya kan anak didik Bu Widi,” ungkap Mujiati di Nangsri, Pundong, Bantul, DIY. Mujiati sebagai ketua kelompok Sortasi Bango Indah (SBI) menyambut antusias tim KABAR TANI (KT) saat di datangi di kediamannya. “Saya bisa lebih pede mengeluarkan pendapat berkat turut andil dalam sortasi. Saya kan anak didik Bu Widi,” ungkap Mujiati yang menjabat sebagai ketua Sortasi Bango Indah
10 Kabar Tani
trio wanita dari kiri_ mujiati, titin, mariati
sejak tahun 2005 silam. Begitu juga halnya dengan Mariati, Bu Mar, panggilan akrabnya, berharap pada beberapa pihak terkait, seperti Unilever, UGM, Padmaya dan juga aslap untuk selalu mendampingi ibu-ibu sortasi. “Kita kan kesatuan dalam sortasi, jadi maju dan tidaknya sortasi tersebut tergantung rasa kebersamaan dari semua pihak,” tutur wakil Mujiati tersebut. Titin Mulyani juga demikian. Sejak pertama kali menjalin hubungan dengan Unilever sampai saat ini, Titin merasa lebih banyak mendapat untung dari pada ruginya. Ia berharap semoga hubungan kerjasama menjadi lebih harmonis dan baik. “Kita bisa menampilkan beberapa kesenian khas daerah baik dalam hingga luar kota bahkan sampai ke Jakarta untuk mengikuti pameran UKM itu karena kenal dengan Unilever,” kata Titin. Alasan tersebutlah yang melatarbelakangi keterlibatan Titin dalam kegiatan sortasi di daerahnya. Tampilnya kesenian dari Nangsri tak lepas
dari program SBI. Mujiati menuturkan kepada tim KT, beberapa program yang sudah di lakukan oleh SBI Nangsri selain seni yakni pelatihan secara individual maupun kelompok, pelatihan berwirausaha, pembuataan Koran Salembar (Kobar), serta pelatihan dan pembuatan makanan. “Ini menunjukkan jika berkelompok, ibu-ibu pedesaan juga bisa maju dan berkembang. Yang dulu kurang percaya diri, sekarang terlihat begitu senang dan bergairah,” terangnya.
Memetik Manfaat dari Ketela hingga Limbahnya
Ibu-ibu petani kedelai hitam di Bantul tidak hanya mahir bercocok-tanam, atau berkesenian saja. SBI Nangsri juga mampu memproduksi makanan dengan bahan dasar ketela pohon atau singkong. Menurut Mariati, singkong sangat bermanfaat. ”Kulit singkong setelah di kupas dan di jemur kemudian bisa di gunakan untuk campuran makanan ternak, seperti sapi dan kambing,” kata ibu tiga anak tersebut. Mariati menambahkan bahwa
singkong bisa juga digunakan untuk bakmi dan kerupuk. Bahkan, sisa dari pembuatan makanan-makanan itu bisa di gunakan untuk nata de casava yakni nata yang terbuat dari limbah ketela. Kerupuk dari singkong menjadi salah satu komoditas asli Nangsri. Titin Mulyani pun mengenalkan kerupuk yang terkenal bernama kerupuk Sahara itu. Kerupuk Sahara terbuat dari bahan dasar singkong parut lalu diperas di tempat jambangan. Setelah dibiarkan semalam, adonan dijemur lalu diiris dan dijemur kembali. ”Terakhir, kerupuk tersebut digoreng. Selanjutnya dapat dikonsumsi. Kerupuk Sahara cocok untuk semua kalangan karena tanpa bahan pengawet dan non kolesterol,” ujarnya berpromosi.
Mariati dan Titin berharap agar Unilever Saat dimintai keterangan tim KT tentang kendala yang dialami dalam SBI, Mujiati memberikan bantuan dana yang mencukupi untuk program selanmengungkapkan hambatan perjutnya. ”Saya yakin ”Saya juga berharap agar ibu sortasi jika dana yang turun tama yakni modal. dari pihak unilever Mahalnya harga bisa lebih maju sehingga dapat singkong kala tak terbatas, maka meningkatkan penghasilan baik se- tidak warga yang turut andil sedang musimnya cara kelompok atau perorangan.” juga menjadi kendi SBI pasti bertamdala. Kedua dalam bah. Patungan dapat ditiadakan karena itu hal pengembangan usahanya. Selain kedua hambatan salah satu yang di takuti masyarakat,” tutur tersebut, Mujiati mengaku terhambat Mujiati. ”Saya juga berharap agar ibu sortasi bisa lebih maju sehingga dapat meningkatpemasarannya.”Kami kan hidup di desa, jadi pemasarannya tidak bisa cepat begitu,” kan penghasilan baik secara kelompok atau ungkap Mujiati. perorangan.” tandas Titin yang tercatat aktif sebagai guru Pendidikan Anak Usia Dini Di akhir pembicaraan dengan tim KT, Mujiati, (PAUD) di wilayah Bantul tersebut.
Aslap dan Manfaat bagi Orang Lain Oleh: Imam Prayitno
H
imawan Kristanto S.Sos, demikian nama pria yang menjadi salah satu aslap program perempuan sejak akhir tahun 2007 hingga kini. “Bagi orang yang sadar, pasti akan terketuk hatinya untuk bisa membawa manfaat terhadap orang lain,” jelas alumni UPN Veteran Yogyakarta ini. Menurutnya, masih banyak orang yang minim pengetahuan dalam hal pengabdian masyarakat. “Banyak yang pemahamannya salah tentang pengabdian, sehingga pola hidupnya juga menjadi salah. Akibatnya, banyak koruptor mulai dari tingkat wilayah hingga pusat.” paparnya. Wawan, demikian ia biasa disapa, kemudian menjelaskan asal muasal keterlibatannya sebagai aslap. ”Saya bergabung menjadi aslap saat ada program kelompok media untuk pendampingan perempuan P3KH Bantul. Kebetulan saya sedikit tahu tentang pembuatan Kobar, cergam, komik dan media kecil lain,” kenangnya. Pembuatan media memang tak asing bagi Wawan lantaran bidang tersebut sesuai jurusan kuliahnya. “Sebenarnya saya sendiri senang menjadi seorang reporter di lapangan,” ungkapnya. Meski sudah tiga tahun menjadi aslap, Wawan berharap agar tetap bisa menjadi aslap sampai kapan pun. “Selama program masih berjalan mudah-mudahan saya tidak akan mundur. Saya akan memberikan semangat kepada Ibu P3KH demi berjalannya program,” tegas pria yang lahir di Ponorogo tersebut. Saat di mintai keterangan oleh tim KT tentang alasan ketertarikannya dengan dunia pertanian khususnya kedelai hitam, Wawan mengaku sedikit tahu tentang dunia pertanian. “Saya lebih senang di media karena pada waktu kuliah tidak pernah
Menurutnya pengabdian terhadap masyarakat sangatlah penting. Seperti halnya sebagai asisten lapangan (aslap), banyak ilmu yang di dapatnya, sehingga membuatnya tertarik untuk bergabung menjadi aslap. di ajarkan dunia pertanian, tetapi semua bisa di awali dari proses belajar,” jelasnya. Ia mengaku dapat ilmu setelah bergabung dan kenal teman-teman aslapnya di P3KH. Suami dari bidan Wulandari ini juga menambahkan kendala saat menjadi aslap tidak terlalu banyak. “Dulu pernah mengalami kurangnya materi untuk aplikasi di lapangan. Kita cari referensi di internet untuk mengatasinya,” ungkapnya.
saja. Dukungan juga diberikan dalam menjalankan usaha dan pemasarannya. Serta ada semacam koperasi serba ada yang menyediakan hasil produk kelompok, dikelola kelompok,” harapnya. Ia juga merapal harapan lain agar aslap dibekali ilmu untuk diaplikasikan ke kelompok. “Asisten juga manusia kan?” candanya diakhir perbincangan dengan KT.
Wawan kemudian menuturkan harapan agar program yang di berikan terus berjalan inovatif dan berkesinambungan. “Untuk program usaha kelompok agar didukung bukan hanya di pelatihan
Kabar Tani 11
Inspirasi
Desa Wisata Jethak II:
Sampah Lumbung Kehidupan
Oleh: Imam Prayitno Tahun 2009 sila m Desa Sidoakur, Jethak II, Godean, Sleman, DIY menjadi juara I
Y ogya Green and Clean (Y GC) untuk tingkat kepadatan penduduk rendah. Kompetisi Y GC yang diusung Y UI sejak tahun 2001 ini berfungsi untuk melestarikan lingkungan yang menitikberatkan pada masalah sa mpah, penghijauan dan resap air. ”Jethak II bisa menjadi juara I karena kerukunan, dan persatuan warga setempat. Kesadaran warga akan kebersihan lingkungan juga berperan dala m prestasi ini,” papar M. Jayudi, kepala Dukuh Jethak II saat ditemui tim KT di kedia mannya. Menurutnya, andil dan dukungan pemerintah kabupaten juga membuat warga makin semangat Sampah & Kreatifitas Warga ”Habis manis sepah di buang.” Ungkapan tersebut tidak berlaku di Desa Wisata Sidoakur. Sampah organik maupun non organik sangat bermanfaat sekali bagi warga setempat. ”Pada intinya kita harus mampu mengubah lahan atau tanah yang tidak produktif menjadi produktif,” tegas Jayudi. Ia memulai beberapa program usaha sejak 2006 seperti sanitasi, biopori, biogas, pembuatan batako dari kardus bekas, fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK), pembuatan kerajinan dari bambu, dan pembuatan kerajinan topeng dari serabut kelapa. Jayudi kemudian mencontohkan pembuatan biopori. Biopori merupakan suatu model sumur peresapan air hujan. Caranya adalah dengan melubangi tanah sedalam 1,5 m, kemudian dimasukan sampah dedaunan. Lubang tersebut akan berfungsi sebagai resapan air hujan maupun sarana pembuatan kompos. Pembuatan biopori, penghijauan jalan, dan penanaman pohon beringin diakui Jayudi dapat mengurangi kemungkinan banjir atau air yang menggenangi jalan. Setelah program pengadaan biopori tersebut memenuhi target, program yang membuat desanya makin maju yakni MCK. Fasilitas umum ini berupa kamar-kamar mandi berukuran kecil yang digunakan bersama. MCK di
12 Kabar Tani
Jethak II bagus, bersih dan fasilitasnya lengkap layaknya kamar mandi di rumah mewah. MCK yang bernama Plus Sanimas Sidoakur itu dibangun di atas tanah seluas 1.300 m2. MCK ini dilengkapi prasarana pendukung lainnya, yakni pemanas air yang dioperasikan dengan biogas, WC untuk manula dan gazebo. ”MCK yang kami bangun itu menghabiskan dana Rp 365,6 juta. MCK kini dapat dimanfaatkan 249 Kepala Keluarga (KK). Sebelum ada MCK, hanya 25 % KK yang memiliki jamban keluarga,” jelas ayah dua anak ini. MCK unik tersebut diresmikan Bupati Sleman Drs. Ibnu Subiyanto pada 14 Juni 2008. Kasijo, penjaga MCK, mengungkapkan bahwa pengelolaan MCK berjalan lancar karena dilakukan secara swadaya. Semua pengguna bergilir kerja bakti setiap minggu untuk menjaga agar MCK tetap bersih. Biaya yang dikeluarkan untuk mengelola MCK sebanyak Rp 150 ribu. Uang itu digunakan untuk membayar listrik dan biaya operasional. “Dulu sewaktu harga barang bekas menguntungkan, biaya tersebut bisa kami tutup dari penjualan barang bekas yang dikelola warga. Namun, saat ini kami tidak bisa mengandalkan uang dari penjualan sampah anorganik. Kekurangannya kami ambilkan dari jimpitan,” kata Kasijo lagi.
Komitmen untuk Wisata dan Lingkungan Desa wisata yang diresmikan pada tanggal 21 Maret 2009 ini menyediakan potensi wisata berupa homestay rumah tradisional, kesenian hadroh, musik kentongan kelompok ronda, macapat, dan hasil pengolahan pelbagai limbah. ”Fasilitas homestay berupa rumah joglo dan limasan mampu menampung hingga 100 orang pengunjung atau peneliti,” ungkap Jayudi. Ia menambahkan bahwa terdapat fasilitas lain yang melengkapi kebutuhan pengunjung antara lain gazebo induk/ bale kembang, dan musholla. Pria yang menjabat kepala dukuh sejak 1994 ini tidak dapat memungkiri bahwa YGC memotivasi masyarakat dan mempercepat perwujudan kebersihan, keindahan, penghijauan serta sanitasi lingkungan. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya warga masyarakat di Jethak II yang sadar cara mengelola sampah secara mandiri. Jayudi berharap bahwa kerjasama dalam program YGC dapat di lanjutkan dimasa yang akan datang dengan pola dan program lebih atraktif. Sehingga, dapat memotivasi masyarakat yang belum tergerak untuk ikut aktif dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan hijau. ”Semua ini tidak lain bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan kreatifitas masyarakat untuk mengelolah lingkungan. Fungsi terakhir juga memberdayakan secara positif dalam pengelolaan lingkungan,” tuturnya arif.
SP sebagai Media Pembelajaran bagi Petani Kedelai Hitam Oleh: Mursidi Ali Rysad Arrasyd
Sekolah Petani (SP) merupakan suatu wadah pembelajaran yang sangat baik bagi petani kedelai hitam. SP mempelajari bagaimana pengelolaan tanaman kedelai hitam berbasis analisis agroekosistem. SP juga berfungsi sebagai media yang membangun organisasi petani yang kuat untuk mengembangkan ekonomi petani itu sendiri.
M
etode belajar yang dikembangkan disini yakni metode andragogy, partisipatory, dan belajar dari pengalaman. Andragogy merupakan proses pembelajaran orang dewasa, yaitu peserta dalam hal ini petani menjadi pusat pembelajaran. Sedangkan metode Partisipatory adalah mengajak para petani untuk aktif berperan dalam proses belajar. Para petani di SP dilibatkan dalam suatu diskusi tentang bagaimana mengelola lahan pertanian mereka, dan diajarkan bagaimana membangun kerjasama antar petani, sehingga pencapaian hasil pertanian jadi lebih maksimal. Adanya partisipasi aktif dari petani sangat dibutuhkan dalam proses belajar di lapangan. Hal tersebut lantaran petanilah yang secara langsung berada di lapangan dengan segala permasalahannya. Setiap seminggu sekali, selama musim tanam kedelai hitam, para petani berkumpul untuk mengikuti dan menganalisis perkembangan tanaman kedelai mereka. Di sini, para petani mendapat kesempatan belajar budidaya pertanian yang berkelanjutan dan bersamasama memecahkan pelbagai persoalan, baik dalam budidaya kedele hitam maupun yang ada dalam kelompok petani itu sendiri. Program SP ini merupakan sinergi dari pelbagai pihak yaitu, YUI, Yayasan FIELD Indonesia, UGM, dan petani kedelai hitam. Tujuannya yakni untuk peningkatan hasil pembenihan maupun produksi kedelai hitam baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Penyelenggara pun mengharapkan agar pola
pikir petani lebih kreatif, arif dan terorganisasi dari program SP ini. Adapun proses program SP adalah sebagai berikut: 1. Kajian lapangan yang bertujuan untuk memperoleh informasi wilayah dan permasalahannya. 2. Lokakarya sebagai ajang pemaparan hasil kajian lapangan yang sudah dilakukan. Hasil kajian lapangan itu selanjutnya akan dijadikan dasar penyusunan rencana tindak lanjut atau penyusunan kurikulum SP. 3. Rencana tindak lanjut yang meliputi penyusunan rencana kegiatan training of trainer (TOT) bagi petani pemandu dan penyusunan kurikulum SP. 4. Pelaksanaan TOT bagi petani pemandu yang akan berpusat di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Perwakilan dari masing-masing wilayah akan belajar menjadi petani pemandu SP. 5. Pelaksanaan SP di tujuh Kabupaten yakni, Bantul, Kulonprogo, Ngawi, Madiun, Nganjuk, Trenggalek, dan Pacitan. Secara garis besar, materi atau kurikulum yang akan digunakan dalam SP di masing-masing wilayah tidak jauh namun di beberapa wilayah mengalami penyesuaian Hal ini dikarenakan musim tanam, kecenderungan, dinamika, dan potensi di masing-masing daerah juga beragam.
Sebelumnya, YUI bersama UGM dan LSM FIELD Indonesia telah melaksanakan Program Sekolah Lapang (SL) untuk para petani kedelai hitam. Sebagai pilot project, SL pertama diadakan di Desa Srihardono Kecamatan Pundong. Sedikitnya, 34 petani yang terdiri dari 24 laki-laki dan 10 perempuan tergabung dalam program ini belajar bersama dalam upaya memberdayakan petani agar aktif sebagai pelaku, peneliti, pemandu, dan manajer lahan yang ahli. Hasilnya sangat menakjubkan. Produktivitas petani meningkat dengan rata-rata 1,5 sampai 2 ton per hektarnya. Petani pun dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia hingga 50%, dan sepenuhnya menggunakan pestisida alami. Metode SL ini juga meningkatkan kemampuan petani dalam membuat pupuk organik sendiri. Kesuksesan SL di Pundong inilah yang akan dikembangkan pula ke daerah lain yakni Kulonprogo, Nganjuk, Madiun, Trenggalek, Ngawi, dan Pacitan dalam bentuk program SP. Dengan kurikulum yang sudah terintegrasi diharapkan dapat menghasilkan output yang lebih dari SL sebelumnya. Kunci dari keberhasilan SP adalah kerjasama yang baik dari semua pihak, terutama petani kedelai hitam sebagai garda depan pengembangan produksi kedelai hitam yang berkualitas. Pelbagai tantangan dan masalah yang belum terselesaikan di lapangan diharapkan bisa teratasi melalui program SP kali ini.
Kabar Tani 13
Kita dan keluarga Menjadi Ayah Hebat Oleh: Mursidi Ali Rysad Arrasyd
Masihkan anda dan pasangan saling berebut menga mbil bagian paling sedikit dala m mengasuh anak? Merasa paling berhak lepas tangan dari urusan mengasuh anak karena sudah lelah bekerja? Atau justru sebaliknya, anda sebal pada pasangan anda yang tidak mau banyak terlibat dala m pengasuhan anak? Tahukah Anda, keterlibatan kedua orang tua dala m mengasuh anak sangat membantu perkembangan anak dala m mencapai kedewasaan yang matang secara sosial, emosional, intelektual dan spiritual?
B
anyak anggapan mengatakan bahwa ibulah yang sangat berperan penting dalam pengasuhan anak. Padahal, pandangan seperti itu keliru. Pasalnya, yang mengemban tanggungjawab pengasuhan bukan hanya ibu semata, tapi bersama sang ayah berduet mengisi perannya sebagai orangtua. Hubungan anak dan ibu sudah terjalin sejak si buah hati masih berada di dalam kandungan. Begitu eratnya pertalian emosional si kecil dan ibunya bukan menjadi pesaing bagi si ayah. Sebab, hubungan anak dengan ayahnya merupakan dasar untuk hubungan yang akan ia jalin dengan orang lain di masa mendatang. Terdapat studi yang diungkapkan oleh Alicia Christine dalam buku The Golden Rules to Raise Your Children bahwa 80 % kaum pria yang telah menjadi ayah menganggap keluarga adalah penting dan lebih terlibat dalam hal pengasuhan anak. Intinya, baik anak perempuan maupun laki-laki, kasih sayang yang didapatkan mereka dari sang ayah dapat menjadi batu pijakan untuk menjalin hubungan positif dengan orang lain di masa depan. Oleh karena pengaruh jangka panjang diataslah, para ayah jangan membuat tuntutan pekerjaan sebagai kambing hitam dalam pengasuhan anak. Pekerjaan yang tiada henti bukan berarti anda tidak memiliki waktu untuk memberikan perhatian bagi si kecil, bukan?
14 Kabar Tani
g ayah yan i d a j n e anda m
mbantu e m g n a ty erapa kia ti: b e b na itu, h a l i a In h Oleh kare buah h s. a lu u tu b n a ata kan ngan deng i depan m dibangga flik ayangi pasa i melakukannya d y n e m a d on ana an hindar • Hindari k h pada si kecil bagaimti konflik harus terjadi,
a nto Berilah co ik dengan istri. Kend daan fl n o k i r dalam kea a d u ta hin a , g n , sena n si kecailnda saat mereka berkelungharkan bukan berarti a g hati. n e d i t e tra-putri erempa gat, mend • Belajamr ebndengarkan perasaanmpeurasa dihargai. Patut diin Dengan at si kecil n an membu ana, namu apapun, ak hal sederh i anda. n a g n e . d i n a isa dimula putra-putr memanjak an anak. B sekolah dan diikuti p u id h e k h m n n rumah • Terlibamtulangkin anda terlibat diaplaentas seni yang diadarksea tiap malam n pekerjaa a k ja r e ir g u t d d n a a e Sedap mengh anda m gantar ti na, seperti eri cerita-cerita pen ar menemani anak n si kecil. sarat mak d b a k m nga n pula me il beranjak tidur. Se hubungan anda de c Sempatka t e k ra nemani si mempere sambil me jadi salah satu cara n e (PR) juga m memasak
Bagi seorang anak, perhatian yang seimbang dari ayah dan ibu sangat dibutuhkan. Sehingga sangat penting peran ayah dalam coparenting atau pengasuhan bersama. Jika selama ini ayah berperan dalam pengasuhan hanya sebagai pengganti ibu saat sedang repot misalnya mengajak anak bermain agar ibu bisa
dan mandi, maka peran ayah dalam coparenting lebih melibatkan kepekaan dan tanggungjawab. Seorang ayah pada hakikatnya mampu mengatasi kesulitan dalam mengurus anak, dan mampu menikmati hubungan yang terjalin dengan anak. Kedekatan ini tidak akan membuat ayah lebih dominan dalam mengasuh anak sehingga pengasuhan akan bersifat sinergis antara pengasuhan ibu dan ayah.
Sisi Lain Unilever
10 Tahun
Yayasan Unilever Indonesia (YUI) Berkiprah Y UI dibentuk sebagai wujud komitmen PT Unilever Indonesia, Tbk untuk menciptakan masa depan lebih baik melalui kegiatan sosial yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
S
epuluh tahun yang lalu, tepatnya pada 27 November 2000, PT. Unilever Indonesia, Tbk mulai membidani YUI. YUI dibentuk sebagai wujud komitmen PT Unilever Indonesia, Tbk untuk menciptakan masa depan lebih baik melalui kegiatan sosial yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Kegiatan tanggung jawab sosial yang dilakukan senantiasa memiliki relevansi terhadap bisnis guna memastikan keberlanjutannya. YUI menaungi empat pilar yakni program lingkungan, pendidikan kesehatan masyarakat, sustainable agriculture, dan bantuan kemanusiaan. Sekarang, YUI telah memiliki lebih dari 300.000 agen perubahan. Selaras dengan Millenium Development Goals (MDG) atau Tujuan Pembangunan Milenium 2015, pelbagai kegiatan YUI memiliki semangat dalam pengurangan dampak kemiskinan, kelaparan, angka kematian bayi dan balita. Peningkatan kesehatan ibu, pencegahan penyakit menular, dan pelestarian lingkungan hidup juga menjadi arah lain programYUI. Beberapa program yang dilakukan oleh YUI telah mencakup aspek pemberdayaan dan kemandirian masyarakat termasuk Program Pemberdayaan Petani Kedelai Hitam (P3KH) dan pengelolaan sampah mandiri. Dalam rangka memperingati sepuluh tahun berdirinya, YUI telah mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk melakukan langkah kecil inspiratif dalam kehidupan sehari-hari dengan melakukan pledge atau ikrar. Langkah kecil ini diharapkan dapat membawa perubahan besar. Pengucapan ikrar didorong oleh kesadaran masyarakat yang tinggi untuk melakukan suatu perubahan dan diyakini
dapat menginsipirasikan orang lain. Pledge adalah ikrar individu untuk melakukan perubahan kecil dimulai dengan diri sendiri seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menggosok gigi dua kali sehari, serta memilah sampah organik dan nonorganik. Sebagaimana yang di ungkapkan Sinta Kaniawati, General Manager YUI, “Program langkah kecil inspiratif ini selaras dengan tema kampanye global perusahaan. Unilever mengajak masyarakat termasuk karyawan Unilever sendiri untuk melakukan langkah kecil inspiratif dalam kehidupan sehari-hari yang dapat membawa perubahan besar.
Oleh: Imam Prayitno
Unilever mengajak masyarakat termasuk karyawan Unilever sendiri untuk melakukan langkah kecil inspiratif dala m kehidupan sehari-hari yang dapat membawa perubahan besar. Bayangkan jika satu orang melakukan langkah kecil saja, maka saat di gabungkan akan menjadi suatu perubahan yang besar. Oleh karenanya, kami mengajak seluruh karyawan PT. Unilever dan juga masyarakat untuk membuat ikrar yang dapat membawa perubahan,“ paparnya. Misi dari YUI adalah menggali dan memberdayakan potensi masyarakat, memberikan nilai tambah bagi masyarakat, memadukan kekuatan para mitra dan menjadi katalisator bagi pembentukan kemitraan. Selain itu, dalam mengembangkan programnya, YUI berpegang pada strategi pelaksanaan, yaitu: mengembangkan program yang relevan dengan bisnis Unilever; menggunakan model kegiatan yang dapat diterapkan di tempat lain; menjalin kemitraan dengan pemerintah, LSM, lembaga pendidikan atau bisnis, maupun pihak lain; serta mereplikasikan program yang berhasil ke wilayah lain.
Kabar Tani 15
Dari kita untuk kita
Tuhanku
Karya : Vanesha Awaliya Muslimah (7 tahun) Putri dari petani kedele hitam asal Pacitan Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Gondang, Pringkuku, Pacitan orang tua : Lilik Sutanto
Tuhanku, Teramat banyak nikmatMu Begitu besar karuniaMu Yang Kau turunkan bagi hambaMu Yaa…Tuhanku, Jangan kau tutup pintu maafMu Tetapkanlah iman dan taqwaku Agar ku tetap dijalanMu Ya Robbi, Kau penguasa dimuka bumi Senantiasa bimbinglah kami Supaya jadi insan yang islami, Amin
27 Mei 2006
Oleh Dwiva Vantika Sofifenial (7 tahun)
Putri dari ibu Titin Mulyani, petani kedelai hitam asal Bantul
Pada pukul 05.00 WIB, Sabtu, 27 Mei 2006 lalu sungguh memilukan. Tiba-tiba saja gempa dahsyat mengguncang Yogyakarta dan Jawa Tengah. Ru mah-ru mah luluh lantak, demikian juga ru mahku. Hancur tak bersisa. Gempa itu hanya terjadi sekitar satu menit, tetapi dala m waktu yang singkat itu seluruh ru mah di desaku hancur. Banyak orang yang meninggal dunia karena musibah ini. Di desaku ada sembilan orang yang meninggal. Saat itu semua orang berteriak ketakutan. Suasana pagi itu sangat gemuruh. Sa mpai akhirnya aku mengurungkan niatku untuk pergi ke sekolah. Gempa mulai mereda kira-kira pukul 07.30 WIB. Ka mi semua langsung disuruh pergi ke lapangan untuk mencari perlindungan. Banyak yang trau ma dengan kejadian itu karena gempa susulan masih sering terjadi. Satu hari tinggal di lapangan, ka mi sangat menderita. Siangnya ka mi kepanasan karena tidak ada tempat berteduh, dan mala mnya ka mi kedinginan karena saat mala m, hujan turun dengan derasnya. Di tenda pengungsian, banyak yang terluka parah. Saya sangat bersyukur keluarga saya masih utuh. Ka mi kembali ke ru mah hari minggu karena di lapangan ka mi tidak mendapatkan bantuan makanan. Hari-hari berikutnya, bantuan dari berbagai pihak mulai berdatangan. Diva bersa ma ibu Na ma Lengkap : Dwiva Viantika Sofenial T TL : Depok, 3 Feb 2004 Sekolah : T K Nol besar S, T K Masyitoh Ala mat : Nangsri, Srihardono, Pundong, Bantul, Y K