Edisi April 2015
Kabar Masyarakat Ternak
MTN dengan Milestone Pemberdayaan Berbasis Domba
Sapa Direktur
Pesantren Mandiri Program Pesantren Mandiri merupakan yang bertujuan untuk menumbuhkan kecakapan beternak dan berwirausaha para santri, meningkatkan ekonomi pesantren, serta turut meningkatkan jumlah domba. Pada program Pesantren Mandiri, MTN akan menyalurkan bantuan 20 domba betina dan 4 domba jantan serta menyalurkan bantuan pembuatan kandang. Peluncuran perdana program dilakukan di Pesantren Darul Mustofa, Kec. Tanjungsiang, Kab.Subang. MTN ingin membentuk santri yang berdaya dan mandiri finansial. Untuk alasan itulah MTN membuka peluang kerja sama bagi seluruh pesantren yang tertarik untuk mengembangkan peternakan.
Mari bersama MTN Ciptakan Santri Mandiri melalui dunia Peternakan Anda dapat berpartisipasi dalam Transfer Donasi No. Rek MTN Mandiri Syariah: 7032.230.298 an MASYARAKAT TERNAK NUSANTARA Mandiri: 131 0000 335358 an YAYASAN MASYARAKAT TERNAK CIMB NIAGA:5020-1002-65000 anYAYASAN MASYARAKAT TERNAK BNI syariah 352 187952 an MASYARAKAT TERNAK NUSANTARA
Sapa Direktur Assalamualaikum Wrwb. Apakabar Pemberdayaan Berbasis Domba? MTN di 2015, tentu perjalanan yang tentunya akan semakin tidak mudah dan tentunya masih panjang. Diusia kami yang baru merangkat tiga tahun, capaian yang kami tuliskan diedisi sebelumnya, di sini kami akan paparkan sedikit cerita apa saja yang akan kami lakukan ditahun kambing ini. Beberapa potensi pemberdayaan disektor peternakan tentu membawa tantangan sendiri bagi kami yang mengawalinya. Mulai dari hulu ke hilir, semuanya kami coba akan benahi satu persatu. Mulai dari yang utama yang menjadi konsern kami yaitu, meningkatkan populasi domba. Domba menjadi fokus kami, karena data kementrian pertanian pada tahun 2011 mengungkapkan bahwa jika sampai saat ini kita belum juga konsen dipembibitan bukan tidak mungkin di tahun 2025 nasib keberadaan domba dan kambing ini akan sama dengan sapi yaitu harus impor. Kami berpikir pemenuhan itu pun bisa dilakukan dengan cara memberdayakan masyarakat kita yang sejak dulu sudah beternak dan kini mulai ditinggalkan. Kandang kosong, minat serta tradisonal menjadi salah satu hambatan utamanya Melalui berbagai program, kami menyadari betul bahwa jumlah populasi domba setiap tahunnya berkurang sedangkan permintaan atau demand dari daging yang memiliki gizi yang baik ini terus tinggi. Upaya yang akan kami optimalkan di tahun 2015 ini selain meningkatkan populasi domba kami juga menargetkan bisa menciptakan menciptakan banyak peternak Insipirasi. Kami sadari betul akan beratnya dilapangan mengubah mindsite atau pola pikiran manusia. Terutama masyarakat yang ada di desa, dengan upaya tersebut, kami harapkan dengan memuncul banyak sosok inspiratif akan memotivasi mereka untuk bisa mengikuti jejak rekan nya tersebut. Segala mimpi serta upaya kami mengajak sobat sekalian untuk bersama membangun mimpi-mimpi memberdayakan masyarakat dengan basis domba ini, harapan kami agar dunia peternak kian lebih maju serta masyakat sejahtra melalui peternakan kian terpenuhi. Kami sadar masih banyak kekurangan dalam mewujudkannya, untuk itu dengan segala kerendahan hati kami membuka segala kerjasama guna bersama membangun kesejahteraan Indonesia bersama MTN. Selamat membaca Waalaikumsalam wrwb. Noor Yahya Muhammad Direktur MTN
1
Kabar Utama MTN dengan Milestone Pemberdayaan Berbasis Domba Milestone Pemberdayaan Berbasis Domba Tiga tahun sudah MTN berada di tengah tengah para peternak rakyat khususnya di Jawa Barat. Kami ingin bagikan dalam tulisan ini agar dapat lebih bersinergi dengan para stakeholder untuk memajukan sektor peternakan rakyat nasional. Lokomotifnya adalah pasar. Dalam perbincangan dengan para pelaku pasar, semakin menguatkan bahwa permintaan hasil budidaya domba akan semakin meningkat. Prediksi konsumsi daging doka tahun 2015 mencapai 129.652 ton, memang masih lebih kecil dari sapi yang prediksinya mencapai 635.437 ton apalagi unggas mencapai 1.966.909. Dengan prediksi konsumsi tersebut, prediksi swasembada doka nasional di tahun 2015 adalah sebesar 85,17%. Artinya kita masih belum bisa memenuhi kebutuhan pangan kita sendiri. Namun dari perspektif pemberdayaan, justru kekurangan supply itulah yang menjadi lokomotif agar masyarakat mampu mengambil peluangnya, apalagi yang alam dan sosiokultur-nya memiliki keunggulan komparatif sebagai daerah penghasil doka. Seorang mitra buyer pernah menyatakan butuh 500 ekor domba muda per pekan, namun kapasitas produksi peternak binaan MTN baru 100 per bulan, itupun yang betina sebagian dibesarkan untuk menjadi indukan menambah populasi domba. Masih cukup besar kan potensi pemberdayaannya? Apalagi sudah mulai muncul varian olahan steak domba yang berpotensi menjadi pemantik melonjaknya permintaan daging doka. Meningkatkan Populasi Lantas mengapa prediksi swasembada doka hingga tahun 2025 malah semakin menurun mencapai 54,97%? Mengapa peningkatan permintaan pasar tidak terkejar oleh supply? Jawabannya: karena populasi dan produktivitas
2
doka menurun. Populasi menurun karena pemotongan domba betina produktif yang masif dan peternak yang beralih profesi. Siapa diantara pembaca yang dulu dikampung halamannya ada domba/ kambing, tapi sekarang sudah tidak ada? Maka pondasi pertama yang MTN lakukan bersama masyarakat adalah menciptakan ‘peternak inspirasi’ yang menginspirasi peternak lainnya untuk kembali beternak. Kesuksesan peternak inspirasi didaerah lain juga dapat digunakan sebagai trigger untuk kembali menekuni peternakan. Ayo kembali... ayo kembali... Selama 3 tahun ini, ada 600 peternak binaan MTN yang dikuatkan perannya sebagai peternak dengan memelihara doka betina sekitar 4.000 ekor. Karena ternak tersebut difungsikan sebagai indukan perkawinan (bukan digemukkan dan dijual), otomatis menambah populasi. Selain peternak individu, MTN juga berharap peluang pasar perdombaan ini juga dapat ditangkap oleh kelembagaan sosial yang ada di masyarakat seperti pesantren. Maka MTN pun mengimplementasikan program Pesantren Mandiri. Meningkatkan Produktivitas. Selain peningkatan populasi, kami juga berusaha untuk meningkatkan produktivitas doka dengan cara edukasi pencegahan penyakit seputar reproduksi domba, memulai penerapan IB (inseminasi buatan) bekerjasama dengan Balai Inseminasi Buatan Lembang, memilah indukan domba yang memiliki jumlah anakan lebih dari 1 (prolifik) dan pendampingan perawatan domba agar senantiasa siap ber-reproduksi. Ada pengalaman menarik dari salah seorang binaan yang hanya memiliki 5 indukan betina namun produktivitasnya dapat lebih tinggi dari binaan lainnya, hal itu dikarenakan pengamatan perkawinan domba yang lebih intensif.
Kabar Utama Pendampingan
Penguatan Kelembagaan
Hubungan keberhasilan program pemberdayaan dan pendampingan sangatlah signifikan. Dan pendampingan itulah yang menjadi aktivitas utama MTN. Peternak binaan selalu dikunjungi sepekan sekali untuk memastikan teknis pengelolaan ternak berjalan baik. Peternak juga mendapat pembinaan 2 pekan sekali untuk capacity building, edukasi mindset dan inisiasi kelembagaan. Sentuhan ilmu dan teknologi pendidikan ternyata sangat berpengaruh dalam proses pembinaan, bagaimana seorang pendamping mampu menjadi fasilitator edukasi bagi peternak yang memiliki latar belakang pendidikan terbatas, usia yang bervariatif dari muda sampai tua. Maka dari itu, kami ciptakan tools edukasi yang efektif untuk segmen tersebut, kriterianya: materi pendampingan yang aplikatif dan visual. Khusus peternak muda, kami terobsesi bagaimana menciptakan peternak- peternak muda di masyarakat. Kini ada candaan yang menarik di desa binaan kami, “Cowok yang diburu mertua itu, yang punya domba dan sapi. Bukan yang pakai dasi pergi ke kota, ha ha ha”.
Peternak binaan MTN adalah subyek dalam proses pemberdayaan, mereka memiliki impian dan memiliki daya untuk perubahan yang lebih baik. Untuk itulah kapasitas mereka perlu ditingkatkan agar kemandirian segera terwujud. Untuk itu MTN melakukan pembentukan kelompok ternak bersama kepala desa. Dari 26 kelompok ternak, saat ini sudah 6 kelompok yang memiliki legalitas dari desa. Kemudian dalam kelompok itulah proses penyatuan ide terjadi diantara peternak difasilitasi pendamping. Diantaranya adalah inisiatif pembentukan koperasi produksi berbasis ternak. Karena, salah satu kendala dalam usaha apapun tak terkecuali perdombaab, selalu ada kebutuhan dana cash dalam kondisi darurat, jika tidak ada jalannya, peternak akan tergoda untuk menjual aset (domba). Maka dari itu pembentukan koperasi diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Kami berusaha agar koperasi ini dapat berkembang dengan baik sehingga dapat menjadi inspirasi 55 desa lainnya.
Ada impian besar mengenai pendampingan ini, dan sangat sejalan dengan yang telah ditulis oleh Bapak Muhaimin Iqbal dalam tulisan di kolom tamu berjudul “Urusan Pangan, kini dan nanti”, sudah saatnya para sarjana pertanian atau Anda yang memiliki visi dan minat dibidang pertanian, untuk kembali ke desa bersama sama mengelola pangan negara ini. Alhamdulillah, saat ini MTN sudah menerapkan yang dimaksud oleh Pak Muhaimin Iqbal, meskipun baru 15 orang yang tersebar di 6 kabupaten Jawa Barat. Semoga target jejaring 1.000 pendamping desa di 2025 dapat terwujud.
Scale Up Usaha budidaya domba sangat terkait dengan kebutuhan pakan, pakan sangat terkait dengan lahan. Sedangkan rata rata kepemilikan lahan peternak binaan MTN masih terbatas, sekitar 1000 meter persegi (0,1 Ha). Untuk melakukan penambahan kapasitas pemeliharaan domba, perlu dipastikan ketersediaan lahan pakan. Kondisi ideal yang dituju adalah setiap rumah tangga peternak memiliki lahan pakan khusus untuk mengelola ternak hingga puluhan ekor. Maka dari itu untuk melakukan scale up peternak ini, perlu dicarikan solusi atas lahan. Opsi yang muncul diantaranya; bersinergi dengan desa mengelola tanah bengkok, bersinergi dengan instansi yang memiliki lahan luas seperti PTPN, Perhutani dan lain lain. (Noor Yahya Muhammad)
3
Kabar Utama MTN di 2015 MTN di 2015, tentu perjalanan yang tentunya akan semakin tidak mudah dan tentunya masih panjang. Diusia kami yang baru merangkat tiga tahun, capaian yang kami tuliskan diedisi sebelumnya, di sini kami akan paparkan sedikit cerita apa saja yang akan kami lakukan ditahun kambing ini. Beberapa potensi pemberdayaan disektor peternakan tentu membawa tantangan sendiri bagi kami mengawalinya. Mulai dari hulu ke hilir, semuanya kami coba akan benahi satu persatu. Mulai dari yang utama yang menjadi konsern kami yaitu, meningkatkan populasi domba. Berawal dari program utama kami yaitu Kabita (Kampung BIbit Nusantara), kami menyadari betul bahwa jumlah populasi domba setiap tahunnya berkurang sedangkan permintaan atau demand dari daging yang memiliki gizi yang baik ini terus tinggi . Data kementrian pertanian pada tahun 2011 mengungkapkan bahwa jika sampai saat ini kita belum juga konsen dipembibitan bukan tidak mungkin di tahun 2025 nasib keberadaan domba dan kambing ini akan sama dengan sapi yaitu harus impor.
Proyeksi Produksi vs Konsumsi Daging Kambing & Domba 350000 300000 250000 200000
Produksi
150000
Konsumsi
100000 50000 0 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Konsern ini coba kami angkat ke masyarakat, bahwa dari sekarang kita harus segera sadar bahwa sektor pangan harus kuat salah satu swasembada daging yang sebenarnya membutuhkan dukungan dari berbagai pihak.
4
Kabar Utama Dari sana pula kami mengupayakan berbagai program yang sejak tahun 2014 kami mulai canangkan seperti Pesantren Mandiri, Edu Ternak hingga yang saat ini kami matangkan adalah Akikah Domba/ Kambing Jantan. Hal ini merupakan upaya kami mengkampanyekan “ STOP PEMOTONGAN BETINA PRODUKTIF”. Selain itu , tahun ini kami juga mulai merambah ke pembibitan sapi,. Di tahun sebelumnya hanya merambah di penggemukannya saja, tahun ini kami berupaya untuk bisa berkontribusi dipembibitannya pula. Selain di Sumbawa, kami juga akan berdayakan peternak sapi yang ada di sekitar Ciater, Subang. Sejak bulan Januari hingga Februari, kami sudah pengadaan 5 ekor sapi yang siap bunting lalu di inseminasi dan 5 sapi perah. Hal itu kami kombinasikan agar peternak memiliki semangat karena memiliki tambahan penghasilan baik itu harian maupun dari sapi yang nanti akan memiliki anakan. Di sektor lain yang ingin kami kembangkan juga ialah sektor koperasi peternak. Sampai hari ini kami sudah memiliki 29 kelompok ternak yang tersebar di sekitar Subang dan Garut. Menyadari koperasi begitu penting, kami berupaya penambahan kelompok-kelompok peterak guna mewadahi mereka agar tidak jatuh ditangan tengkulak. Alhamdulillah satu diantaranya Kelompok Peternak yang ada telah mengikuti lomba Poknak berprestasi dan sudah mengantongi keberhasilan tingkat kabupaten Subang. Upaya yang akan kami optimalkan di tahun 2015 ini adalah menciptakan banyak peternak Insipirasi. Kami sadari betul akan beratnya dilapangan mengubah mindsite atau pola pikiran manusia. Terutama masyarakat yang ada di desa, dengan upaya tersebut, kami harapkan dengan memuncul banyak sosok inspiratif akan memotivasi mereka untuk bisa mengikuti jejak rekan nya tersebut.. tak banyak, kami upayakan setiap bulan dapat mencetak 12 peternak tahunini aatu satu orang setiap bulan. Terakhir, ialah mendirikan MTN Farm. Salah satu mimpi besar kami, selain menjadi miniatur pemberdayaan kami, disana peternak bisa menjual anakan dan aktifitas lainnya di sini. MTN Farm menjadi sebuah contoh serta tempat pembelajaran yang profesional bagi setiap steckholder. Pasca studi banding dan melakukan brain stroaming dengan pihak akedimisi Unpad, saat ini kami tengah mencari lahan yang pas untuk membangun ini. Segala mimpi serta upaya kami curahkan di MTN, harapan kami agar dunia peternak kian lebih maju serta masyakat sejahtea melalui peternakan kian terpenuhi. Kami sadar masih banyak kekurangan dalam mewujudkannya, untuk itu dengan segala kerendahan hati kami membbuka segala kerjasama guna bersama membangun kesejahteraan bersama MTN. (Hartini)
5
Peternak Inspirasi Bismillah dengan MTN Saya Ingin Fokus Beternak Domba Subang: Mungkin menjadi peternak inspirasi bukanlah menjadi tujuan utama nya, berawal dari sekedar mencoba mengisi kandang nya saja, Asep Mulyana kini berubah menjadi seorang peternak yang berani dan siap fokus untuk mengisi hari-harinya selain bertani kini juga beternak. Pada kali ini ia terpilih menjadi peternak inspirasi karena sebelumnya ia hanya berpikiran bahwa beternak adalah untuk mengisi waktu luang saja. “Saya merasa harus tekuni ini setelah ada pembinaan rutin dengan MTN saya jadi makin semangat,” tutur Asep saat ditemui KMT dikediamannya beberapa waktu lalu. MTN sebagai lembaga yang berfokus dalam pemberdayaan peternak berikan apresiasi dengan meperbaiki kandangnya senilai Rp 1.710.000,-.. Asep tidak hanya bersemangat memelihara domba namun keseriusannya ia tunjukkan dengan merombak kandangnya lebih besar lagi. “Alhamdulillah, saya jadi pengen punya domba banyak setelah kunjungan ke sumedang bersama MTN (Masyarakat Ternak Nusantara) beberapa waktu lalu,“tutur Asep saat ditemui Tim MTN. Ia menambahkan, bantuan perbaikan kandang ini begitu berarti karena selain membantu mewujudkan mimpinya memiliki peternakan yang lebih besar, tentunya membantu dalam pembiayaan yang cukup besar menelan biaya. “Renovasi kandang ini kemungkinanan habis sekitar 8 juta dengan bantuan perbaikan ini Saya bisa banyak melihara domba dengan begitu, ekonomi saya akan lebih baik lagi nantinya,” tambahnya lagi. Bertempat di subang, desa Margasari, Kecamatan Dawuan, Jawa Barat, Asep Mulyana yang juga merupakan ketua kelompok Ternak Sugi Mukti ini merenovasi kandangnya yang berukuran 5 x 8 M. Ikut Lomba Poknak Selama hampir tiga tahun berdirinya Masyarakat Ternak Nusantara (MTN), Alhamdulillah tahun ini Kelompok Ternak Sugih Mukti yang merupakan satu diantara kelompok ternak MTN yang berkesempatan mengikuti lomba se-Kabupaten. “Alhamdulillah, kami tidak menyangka bisa lolosi, semoga segala administrasi nya kami terus bisa lolos seleksi dan bisa menang, ”ungkap Asep Mulyono, Ketua Poknak Sugih Mukti Margasari, Dawuan di Subang Jawa Barat (12/2). Poknak Sugih Mukti merupakan satu diantara 29 Poknak yang dimiliki MTN yang tersebar di Subang, Bandung, Tasikmalaya serta Garut. Satu diantara yang mungkin keunggulan Poknak ini ialah dinamika kelompok yang begitu hidup yang mungkin jarang dimiliki poknak lain. Selain itu juga, perubahan mindset setelah dibina MTN. Kini peternak semangat bahwa melalui peternakan yang di garap serius tentu akan membantu perekonomian mereka. “Sebelum dengan MTN peternak belum berani untuk serius di domba, namun setelah kami belajar dan kini kami semakin yakin bahwa domba bisa menambahi kebutuhan kami,”tutup Asep. (Hartini)
6
Kabar Foto
Dokumentasi Kegiatan
7
Kabar Mitra Santri Hasanah Serang “ Alhamdulillah Bisa Belajar Beternak” Serang: Program Pesantren Mandiri kerjasama Masyarakat Ternak Nusantara dengan Yayasan Hasanah Titik yang merupakan LAZ dari BNI Syariah telah memberikan memberikan kebahagiaan tersendiri bagi kesebelas santri di Pesantren Ar Rahman, Serang, Banten. Kebanyakan para santri hasanah, sebutan program pesatren mandiri ini mengatakan bahwa mereka mengaku sangat senang bisa belajar ternak domba. selain bisa mengisi waktu luang mereka selepas belajar agama. “Alhamdulillah saya bisa belajar beternak, dari sini saya bisa mengambil pelajaran terkait peternakan yang insha Allah bisa bermanfaat saat ini atau saat lulus nanti,” ungkap Ahmadi kelas 1 Aliyah. Manfaat program ini pun terasa bagi staf pengajar pesantren, Ustad Aagyn Daniel berharap dengan ada bantuan pelatihan ini akan memberikan multi manfaat baik bagi santri maupun masyarkat “Mudah2an pelatihan ini bsa memberi manfaat bagi pesantren khususnya dan juga bagi masyarakat umumnya, terima kasih sekali lagi,” tutur Ust Aagyn. Pesantren Hasanah merupakan kerjasama dengan Yayasan Hasanah Titik milik BNI Syaria merupakan bentuk program sebagai upaya.penyelamatan bibit asli hewan ternak indonesia dengan menciptakan wirausahawan baru dibidang peternakan domba yang akan terus memperjuangkan tentang pentingnya bibit ternak untuk masa depan generasi Indonesia. (Hartini)
8
Kabar Mitra
Mau Program Dengan Banyak Manfaat? KABITA
Kampung Bibit Nusantara I Pesantrean Mandiri
KEAMANAN NASIONAL • Membantu Meningkatkan Indeks Ketahanan Pangan Nasional • Melestarikan Plasma Nutfah asli Indonesia SOSIAL • Meningkatkan Model Sosial melalui pembentukan Gapoktan • Mengurangi Urbanisasi • Meningkatkan kesalehan sosial melalui pembinaan berkurikulum PENDIDIKAN • Mengajarkan Hikmah Leadersheep • Mengajarkan Kasih Sayang • Ektrakulikuler Enterpreneurship, melahirkan pengusaha muda AGAMA • Merupakan profesi para nabi • Fardhu Kifayah mendukung Ibadah Qurban dan Aqiqah
EKONOMI • Menumbuhkan Lembaga Ekonomi Produktif • Meningkatkan Pendapatan • Mengurangi Kemiskinan • Mengurangi Biaya pada industri tertentu LINGKUNGAN • Mengembalikkan kesehatan Tanah sebagai faktor produksi • Mengurangi ketergantungan energi melalui Biogas KESEHATAN • Meningkatkan pemenuhan gizi dari susu dan daging keluarga • Mencegah stress! • Back to nature, more fresh!
Terima kasih mitra-mitra MTN
9
MTN Update “MTN Bina Peternak Tentang Ketakwaan dengan Ternak” Bandung: Dinginnya malam tidak lantas menyurutkan semangat para peternak hadiri jadwal rutin pembinaan yang dilakukan tiap dua pekan sekali, dengan mengusung tema takwa dengan sinergi ternak. Bertempat disalah satu peternak yang berada di Kampung Bunisari. Mekarwangi, Kecamatan Cikaum, Subang Jawa Barat. Kali ini, Sutisna memberikan materi pada 5 orang peternak binaan dengan tema Taqwa dengan sinergi Ternak. Ia berharap peternak bisa terus termotivasi untuk dapat meningkat kedekatan mereka kepada Allah sehingga pemeliharaan hewan ternak bisa lebih optimal lagi. “Pendamping memang tidak hanya diminta untuk membina secara teknis beternak atau menambah secara skill beternaknya, tapi para peternak bisa makin dekat dengan Allah,” kata Aep Saepudin kepada tim MTN, Selasa (10/2). Selain itu,Muhammad Sutisna Sanjaya juga melakukan pembinaan di Kampung Cibeurem desa Ponggang Kecamatan Sagalaherang, Subang Jawa Barat. Pembinaan ini dihadiri 10 peternak dengan tema yang hampir sama yaitu “Kebersihan sebagian daripada Iman”. (Hartini) “Rutin, 22 Peternak Binaan Di Garut Kumpul Pembinaan serta Pengajian” Garut: Bertempat di kediaman Pendamping Masyarakat Ternak, Kang Iyus terdapat 22 peternak dari 25 peternak binaannya hadir sebulan sekali guna mengikuti pengajian rutin yasinan serta membahas mengenai dunia peternakan. “Selain ngaji rutin yasinan selanjutnya ada materi mengenai kesehatan hewan tentang ciri penyakit cacingan pencegahan dan penanggulangannya terhadap ternak domba,” tutur Kang Iyus saat dihubungi MTN, 24 Maret 2015.
10
MTN Update Iyus menambahkan, saat ini ke semua peternak binaannya sudah menyadari akan kegiatan bulanan ini, selian menjadi ajang silaturahim para seluruhnya bisa saling bertukar pengalaman dalam beternak domba nya yang diperbantukan MTN selama ini. “Semua peternak binaan garut , sudah dari dirinya sendiri bahwa 1 bulan sekali, sudah rutin dan sangat senang dengan adanya MTN para peternak khususnya di domba bisa saling bersilaturahim serta bertukar pengalaman dalam ternak domba,” tutupnya. (Hartini) “Isteri Kedua Saya Domba”, Kang Pendamping Masyarakat Ternak dari Garut
Iyus
Garut: Menjadi pekerjaan utama bagi setiap Pendamping Masyarakat Ternak untuk terus bisa meng –update seluruh perkembangan yang terjadi di lapangan atau di para peternak. Berat, namun itulah yang selalu dilakukan Yusuf atau Kang Iyus setiap harinya. Melalui perangkat komunikasi Whats App, MTN buat sebuah grup Pendamping yang tersebar diberbagai wilayah salah satunya di Garut. Kang Iyus menjadi salah satu pendamping yang cukup aktif memberikan informasi terbaru di lapangan. “”Istri ka dua Abdi oh domba, moga mendapatkan berkah untuk kesejahteraan peternak binaanku,” ungkap Iyus saat ditanya mengapa begitu semangat memberikan informasi. Tak hanya sekedar informasi saja, pendamping pun diharuskan mengirimkan bukti kunjungan dengan mengirimkan foto dan data yang diminta setiap minggunya. Hari ini contohnya, Iyus memberikan informasi kunjungannya ke beberapa tempat dengan hasil aman terkendali. Namun beberapa saat kemudian Kang Iyus mengabarkan beberapa tempat terkait kunjungan beserta penjelasan foto yang dikirimnya. “Alhamdulillah 3 ekor bunting lagi siklus kedua,” tambahnya di update an grup. Pendamping Masyarakat Ternak merupakan pendamping yang rata-rata membina sekitar 25-41 peternak binaan. Selain kunjugan, pendamping juga diwajibkan melakukan pembinaan di setiap dua pekan sekali baik itu mengenai skill beternak maupun mengenai keagamaan. (Hartini)
11
Tamu Kita Urusan Pangan Dahulu, Kini dan Nanti (I)… Oleh : Muhaimin Iqbal Awalnya dahulu manusia makan dari hewan dan tumbuh-tumbuhan yang bisa diperoleh dari alam sekitarnya. Kemudian bertahap manusia mampu menyeleksi tanaman-tanaman yang bisa dibudi dayakan, ternak yang bisa dijinakkan dan digembalakan, mampu mengelola air dan mempertahankan kesuburan, mampu mengatasi penyakit, menggunakan tenaga diluar tenaga manusia dst. Sampai di sini manusia masih bisa memenuhi kebutuhannya dari alam sekitar. Kemudian ketika manusia mampu melakukan perjalanan jauh, mulailah sejumlah hasil pertanian diperdagangkan dari tempat-tempat yang jauh. Ini adalah suatu kebaikan karena dengan cara itu manusia bisa saling kenal mengenal dan saling memenuhi kebutuhannya. Bahkan untuk era yang sangat panjang, sekitar delapan abad di masa Islam menguasai perdagangan dunia – dunia Islam mengelola perdagangan hasil pertanian setidaknya di tiga benua yaitu Eropa, Afrika dan Asia. Bukan hanya hasilnya, Umat Islam pula yang menyebarkan sejumlah tanaman melintasi benua untuk bisa hidup di tanah-tanah yang baru. Tercatat dalam sejarah tebu, sorghum, padi, lemon, kelapa, pisang, bayam dlsb. dibawa oleh umat Islam dari Asia dan Afrika ke Mediterania dan bahkan sebagian sampai kemudian ke benua Eropa. Sampai disini-pun perdagangan dan pengenalan tanaman-tanaman dunia masih memberi manfaat besar bagi umat manusia secara keseluruhan. Karena di jaman itu penduduk bumi terkonsentrasi di tiga benua yaitu Asia, Afrika dan Eropa – maka dapat dikatakan bahwa selama delapan abad umat Islam mengurusi pangan bagi penduduk dunia. Lalu datanglah era kolonialisasi Eropa yang didominasi oleh Spanyol, Portugis, Belanda, Inggris dan juga Perancis. Mereka menjajah negeri-negeri kaya hasil alam untuk diekploitasi, dikuras habis hasil alamnya untuk membangun negeri-negeri mereka sendiri. Tidak sedikit kontribusi negeri-negeri jajahan untuk pembangunan Eropa untuk waktu yang lamanya sekitar empat abad, mulai dari abad ke 16 sampai pertengahan abad 20 ketika negeri-negeri jajahan beruntun merdeka seiring dengan berakhirnya Perang Dunia II. Selama sekitar empat abad tersebut, para penjajah mengelola pangan dunia untuk keuntungan mereka sendiri. Negeri mereka makmur, tetapi negeri-negeri jajahan mereka di Asia, Afrika dan kemudian juga Amerika Selatan menjadi negeri-negeri yang miskin. Contoh klasiknya adalah kita di Indonesia yang bahkan pernah menjadi korban tanam paksa oleh kolonial tersebut. Di paruh akhir dari abad ke 20 dan di awal abad 21 ini, lain lagi pengelola pangan bagi dunia itu. Pengelola pangan bukan lagi negara atau bangsa atau umat, tetapi segelintir pemain yang mengatas namakan perdagangan atau pasar bebas – yang mereka rela mengeksploitasi bangsanya sendiri sekalipun. Demi keuntungan segelintir orang inilah berbagai produk dan hasil pertanian didatangkan dari negeri-negeri yang jauh sekalipun asal bisa memberikan keuntungan bagi (kelompok) mereka. Produksi bahan pangan dalam negeri-pun terkendala oleh sumber-sumber produksi berupa
12
Tamu Kita bibit, pupuk, bahan kimia sampai pakan ternak yang dikuasai oleh segelintir kelompok usaha tertentu. Motif produksi dan peredaran bahan pangan sudah bukan lagi memenuhi kebutuhan bagi umat manusia, tetapi mengejar keuntungan semata. Pengelolaan produksi dan distribusi bahan pangan yang demikian itu hingga kini telah menimbulkan ketimpangan dan ironi yang luar biasa. Negeri-negeri miskin dengan daya beli penduduknya yang rata-rata rendah justru harus membeli bahan pangan dari negeri maju – yang mengeruk keuntungan dari ekspor bahan pangan mereka itu. Petani dan peternak miskin harus membeli bibit, pupuk, obat-obatan dan bahkan pakan ternak dari konglomerasi tertentu. Di dunia saat ini ada sekitar 41 negara net exporters bahan pangan (kalori), mayoritasnya adalah negeri kaya seperti Amerika, Kanada, Australia, New Zealand, Perancis dlsb. Sementara itu yang menjadi net importers kalori adalah negeri yang pas-pas-an seperti Indonesia, India, Pakistan dan bahkan juga negerinegeri miskin di Afrika, Asia Selatan, dan Amerika Tengah. Ironi lain adalah ketimpangan distribusi bahan pangan dunia-lah yang telah menyebabkan sekitar 870 juta orang kekurangan gizi sementara ada 1 milyar orang di dunia kelebihan berat badan, 475 juta diantaranya bahkan sampai pada tingkatan obesitas. Pengelolaan bahan pangan dunia gaya kapitalisme juga membuat dunia tidak aman, rawan gejolak sosial, revolusi dan bahkan juga perang. Krisis di Meksiko dengan Huru- Hara Tortilla awal 2007 bisa menjadi pelajaran bagi para pemimpin negeri yang suka mengandalkan impor untuk solusi kebutuhan pangannya. Demikian juga yang dialami negeri-negeri Afrika Utara dan Arab beberapa tahun terakhir. Instabilitas keamanan pangan mudah menjadi pemicu kerawanan yang ditimbulkan oleh hiperinflasi harga pangan melalui setidaknya tiga trigger. Pertama adalah ketika negara produsen tiba-tiba membutuhkan sendiri hasil panenannya untuk berbagai keperluan sendiri dengan berbagai alasan – seperti kasus Tortilla di Meksiko tersebut. Kedua, sekitar 45 % penduduk dunia berada di 5 negara besar Asia yang produksi bahan pangannya paspasan. Mereka ini adalah China, India, Indonesia, Pakistan dan Bangladesh. Karena kebutuhan pangannya yang sangat besar, kegagalan swasembada pangan negara-nagara ini mudah untuk memicu gejolak harga pangan di seluruh dunia. Kenaikan kebutuhan jagung dan kedelai oleh China misalnya, akan dengan mudah melambungkan harga jagung dan kedelai di pasaran dunia – itupun kalau masih tersedia. Ketiga, ketika negeri-negeri panik dalam memenuhi kebutuhan pangannya – mereka cenderung memacu produksi dengan agak ngawur – tidak berfikir dampak jangka panjang. Hutan-hutan dibabat untuk menjadi lahan pertanian yang mengakibatkan krisis air kemudian, padahal air ini sangat dibutuhkan untuk pertanian itu sendiri. Ketika untuk intensifikasi pertanian, lahan-lahan digerojok dengan pupuk-pupuk dan obatobatan kimia – maka ini hanya mempercepat penurunan kwalitas dan kesuburan lahan - yang dampaknya secara gradual justru juga malah menurunkan hasil pertanian jangka panjang. Satu saja dari triggers tersebut bekerja sudah cukup membuat Huru Hara Tortilla di Meksiko, bagaimana bila dua atau tiga triggers tersebut aktif bekerja secara bersamaan ? Maka risiko krisis pangan bagi dunia itu adalah imminent – mungkin bisa terjadi dalam waktu dekat. Lantas pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa proaktif mencegah krisis itu terjadi? Bagaimana kita bisa mencari solusi agar negeri ini bisa selamat dari potensi krisis pangan tersebut? Bagaimana kita bukan hanya mengatasi krisis untuk negeri sendiri tetapi juga menjadi solusi bagi negeri lain – seperti yang dilakukan oleh Nabi Yusuf ‘Alaihi Salam? Bagaimana kita bisa menjadi bagian dai solusi dunia dan bukan malah menjadi bagian dari masalahnya? InsyaAllah bersambung ke tulisan berikutnya.
13
Kebahagiaan adalah ketika apa yang Anda pikirkan, apa yang Anda katakan, dan apa yang Anda lakukan, berada dalam suatu harmoni. -MAHATMA GANDHI-
Kantor Pusat: Kantor Pusat : Jl. Turangga No. 63, Bandung Jl. Matraman Raya No. 148 Blok A 1 No. Hp: 081 5990 777 5 Website:
[email protected] Telp : 021 – 8591 8020 Fax : 021 – 8591 8021 Hotline : 0815 990 7777
Website : www.masyarakatternak.org FB : Masyarakat Ternak Twitter : @masyarakaternak