JURNAL TEMATIK
ISSN : 1979-0633
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN SIKAP BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA SISWA DI SMP SWASTA AWAL KARYA PEMBANGUNAN KABUPATEN DELI SERDANG T.P. 2012/2013 Oleh MURIADI1
Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui: (1) perbedaan hasil belajar kemampuan membaca siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran quantum teaching dengan strategi pembelajaran ekspositori, (2) Perbedaan hasil belajar kemampuan membaca siswa yang memiliki sikap belajar tinggi dengan sikap belajar rendah, (3) Interaksi antara strategi pembelajaran dan sikap belajar terhadap hasil belajar kemampuan membaca siswa. Populasi penelitian ini seluruh siswa kelas VIII SMP Swasta Awal Karya Pembangunan Tumpatan Kabupaten Deli Serdang T.P. 2012/2013 sebanyak 96 orang siswa. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling. Sampel penelitian berjumlah 62 siswa dimana 32 siswa sebagai kelompok eksperimen yang diajar menggunakan strategi pembelajaran quantum teaching dan 30 siswa sebagai kelompok yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Instrumen penelitian dengan menggunakan tes sikap belajar siswa dan tes hasil belajar kemampuan membaca siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah quasy eksperimen dengan desain faktorial 2 x 2. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji ANAVA dua jalur pada taraf signifikan α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hasil belajar kemampuan membaca siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran quantum teaching lebih tinggi dibandingkan yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori (rata-rata hasil belajar menggunakan quantum teaching = 77,88 > rata-rata hasil belajar menggunakan strategi ekspositori = 74,50) (2) Terdapat perbedaan hasil belajar kemampuan membaca siswa yang memiliki sikap belajar tinggi dan rendah (rata-rata hasil belajar dengan sikap belajar tinggi =78,32> ratarata hasil belajar dengan sikap belajar rendah =73,89), (3) Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan sikap belajar terhadap hasil belajar kemampuan membaca siswa (Fhitung = 4,37 > Ftabel = 3,980)
Kata kunci: Strategi pembelajaran, sikap belajar dan kemampuan membaca
1
Muriadi, Guru SMP Awal Karya Pembangunan Lubuk Pakam.
Volume : 003/No.12/DIKSAS/Desember 2013
1
JURNAL TEMATIK
ISSN : 1979-0633
Pendahuluan Pendidikan bukan saja sebagai proses pengembangan intelektual dan kepribadian siswa dengan pendidikan lingkungan di mana ia berada, akan tetapi pendidikan juga merupakan proses penanaman nilai-nilai kebebasan dan kemerdekaan kepada siswa untuk menyatakan pikiran serta mengembangkan totalitas dirinya. Salah satu pendidikan di sekolah-sekolah adalah pendidikan. Pendidikan harus dapat dibina di kalangan siswa. Proses pembinaan pendidikan tidak saja dalam aspek kognitif (pengetahuan teoretis), tetapi juga aspek afektif (menyangkut bagaimana sikap dan pengalaman empiris) dan psikomotorik (praktik secara nyata dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari) Hasil pengamatan peneliti pada Sekolah SMP Swasta Awal Karya Pembangunan Kabupaten Deli Serdang, pada pelaksanaan proses pembelajaran dapat diketahui adanya sebagian guru dalam menerapkan kurikulum banyak mengalami kendala, sehingga proses pembelajaran masih didominasi oleh guru sebagai sumber belajar dan penggunaan metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa di kelas sangat sering dipergunakan. Rendahnya nilai kemampuan membaca siswa di SMP Swasta Awal Karya Pembangunan Tumpatan Kabupaten Deli Serdang, juga dilatarbelakangi adanya persepsi yang salah tentang pelajaran kemampuan membaca siswa itu yaitu siswa SMP Swasta Awal Karya Pembangunan Tumpatan Kabupaten Deli Serdang menganggap bahwa pelajaran kemampuan membaca siswa tidak diutamakan dan tidak digunakan pada saat mereka bekerja.
Mata pelajaran yang diutamakan
adalah mata pelajaran yang diikutsertakan dalam Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) seperti , Matematika, dan Sains. Rendahnya hasil belajar kemampuan membaca siswa dipengaruh oleh banyak faktor . Namun
secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal diantaranya adalah sikap belajar siswa, sedangkan yang merupakan faktor eksternal adalah strategi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
Volume : 003/No.12/DIKSAS/Desember 2013
2
JURNAL TEMATIK
1.
ISSN : 1979-0633
Apakah hasil belajar kemampuan membaca antara kelompok siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Quantum Teaching lebih tinggi daripada hasil belajar kemampuan membaca kelompok siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori?
2.
Apakah hasil belajar kemampuan membaca antara kelompok siswa yang memiliki sikap belajar tinggi lebih tinggi dari hasil belajar kemampuan membaca kelompok siswa yang memiliki sikap belajar rendah?
3.
Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan sikap belajar terhadap hasil belajar kemampuan membaca siswa?
Landasan Teori Hakikat Hasil Belajar Kemampuan Membaca Siswa Belajar dalam arti luas adalah proses untuk mencapai tujuan yang menunjukkan adanya perubahan tingkah laku pada setiap orang misalnya “ dari tidak tahu menjadi tahu” dan “ dari tidak mengerti menjadi mengerti”. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Bahwa seseorang sedang berpikir dapat dilihat dari raut wajahnya sedangkan sikapnya dalam rohaniah tidak dapat dilihat. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Aspek-aspek itu menurut Hamalik (2011 : 3) adalah a) pengetahuan b) pengertian c) kebiasaan d) ketrampilan e) emosional f) hubungan sosial g) jasmani dan h) sikap. Jika siswa telah melakukan perbuatan belajar maka akan terjadi beberapa perubahan tingkah laku tersebut. Perubahan tingkah laku dan prilaku dalam proses belajar juga diakibatkan oleh pengalaman-pengalaman itu sendiri. Gagne (2005: 76), mengatakan ada dua definisi belajar yaitu belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku dan belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari instruksi. Menurut Abdurahman (2003: 200) membaca merupakan aktivitas kompleks yang mencakup fisik dan mental. Aktivitas fisik yang terkait dengan membaca adalah gerak mata dan ketajaman penglihatan. Aktivitas mental mencakup ingatan dan pemahaman. Orang dapat membaca dengan baik jika Volume : 003/No.12/DIKSAS/Desember 2013
3
JURNAL TEMATIK
ISSN : 1979-0633
mampu melihat huruf-huruf dengan jelas, mampu menggerakkan mata secara lincah, mengingat simbul-simbul bahasa dengan tepat dan memiliki penalaran yang cukup untuk memahami bacaan. Menurut Santosa (2007: 6.3) aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca.
Membaca
merupakan
sumber
memikirkan/menentukan
kemampuan
membaca
yang
bagus
seseorang
dan
dalam mengapa
kemampuan membaca tersebut berarti. Proses membaca sangat kompleks dan rumit karena melibatkan beberapa aktivitas, baik berupa kegiatan fisik maupun mental. Menurut Santosa (2007: 6-3) Proses membaca terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah: (1) aspek sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis, (2) aspek perspektual, yaitu kemampuan untuk menginterprestasikan apa yang dilihat sebagai symbol, (3) aspek skemata yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan struktur pengetahuan yang telah ada, (4) aspek berpikir yaitu kemampuan membuat inferensi dan evaluasi dari materi yang dipelajari, dan (5) aspek afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan minat pembaca yang berpengaruh terhadap kegiatan membaca. Interaksi antara kelima aspek tersebut secara harmonis akan menghasilkan pemahaman membaca yang baik, yakni terciptanya komunikasi yang baik antara penulis dengan pembaca. Menurut Rahim (2008: 2) membaca adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berfikir, psiko linguisutik, dan metakognitif. Membaca sebagai proses visual merupakan proses menerjemahkan simbul tulis ke dalam bunyi. Sebagai suatu proses berfikir, membaca mencakup pengenalan kata, pemahaman literal, interprestasi, membaca kritis, dan membaca kreatif. Membaca sebagai proses
linguistik,
skemata
pembaca
membantunya
membangun
makna.
Sedangkan fonologis, semantik dan fitur sintaksis membantu mengomunikasikan pesan-pesan. Proses metakognitif melibatkan perencanaan, pembetulan suatu strategi, pemonitoran, dan pengevaluasian.
Volume : 003/No.12/DIKSAS/Desember 2013
4
JURNAL TEMATIK
ISSN : 1979-0633
Menurut Lerner dalam Abdurrahman (2003: 200) kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika anak pada usia sekolah permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelaskelas berikutnya. Oleh karena itu, anak harus belajar membaca agar ia dapat membaca untuk belajar. Menurut Mercer dalam Abdurrahman (2003: 200) menyatakan bahwa kemampuan membaca tidak hanya memungkinkan seseorang meningkatkan kemampuan kerja dan penguasaan berbagai bidang akademik tetapi juga memungkinkan berpartisipasi dalam kehidupan sosial, budaya, politik, dan menemukan kebutuhan emosional. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil kemampuan membaca siswa adalah kesanggupan melakukan aktivitas komplek baik fisik maupun mental untuk meningkatkan keterampilan kerja, penguasaan berbagai bidang akademik, serta berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat. Hakikat Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan guru dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan pembelajaran. Muhibbin (2004: 155) mengatakan perlu adanya strategi belajar serta metode belajar termasuk faktor-faktor yang turut menentukan tingkat efisiensi dan
keberhasilan belajar siswa. Sering terjadi seorang siswa yang
memiliki kemampuan ranah cipta (kognitif) yang lebih tinggi daripada temantemannya, ternyata hanya mampu mencapai hasil yang sama dengan yang dicapai teman-temannya. Bahkan bukan hal yang mustahil jika suatu saat siswa cerdas tersebut mengalami kemerosotan prestesi sampai ke titik yang lebih rendah daripada prestasi temannya yang berkapasitas rata-rata. Pada dasarnya penggunaan strategi pembelajaran bertujuan untuk membantu guru dalam melaksanakan pengajaran efektif, efisien, dan dapat memecahkan berbagai permasalahan yang terjadi dalam pengajaran, baik yang bersumber dari siswa maupun dari luar siswa. Dengan demikian penggunaan strategi pembelajaran dalam suatu pembelajaran adalah dimaksudkan agar guru Volume : 003/No.12/DIKSAS/Desember 2013
5
JURNAL TEMATIK
ISSN : 1979-0633
dapat: 1) memberi layanan yang terbaik kepada siswa, baik dalam pelaksanaan pembelajaran maupun dalam mengatasi dan memecahkan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran, 2) menciptakan suasana yang menyenangkan dan menggairahkan bagi siswa dalam belajar, 3) memberikan bimbingan yang baik kepada siswa, yang sesuai dengan dengan kebutuhan, 4) memberi motivasi yang dapat mendorong siswa agar lebih giat belajar, dan 5) menciptakan hubungan yang serasi dan harmonis serta intim antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran menjelaskan komponen-komponen umum dari bahan pembelajaran dan prosedur-prosedur yang akan digunakan untuk menghasilkan belajar tertentu pada siswa. Strategi pembelajaran berkenaan dengan pendekatan pembelajaran dalam mengelola kegiatan pembelajaran untuk menyampaikan materi secara sistematik, sehingga kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisein. Menurut Suparman (2001: 153-154) strategi pembelajaran mengandung empat pengertian yakni : (1) urutan kegiatan pembelajaran yaitu urutan kegiatan pengajaran dalam menyampaikan isi pelajaran kepada siswa, (2) metode pembelajaran, yaitu cara pengajar mengorganisasikan materi pelajaran dan siswa agar terjadi proses belajar secara efektif dan efisien, (3) media pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan pengajar dan siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan (4) waktu yang digunakan pelajar atau siswa dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan kesiswaan. Strategi Quantum Teaching Strategi pembelajaran Quantum Teaching menuntut
guru sebagai
pengemban amanah yang merupakan salah satu aktor paling berarti dan perpengaruh dalam kesuksesan siswa, karena guru bukan sekedar pemberi ilmu pengetahuan, guru adalah rekan belajar, model, pembimbing, fasilitator, dan penggubah kesuksesan siswa. Proses pembelajaran adalah fenomena yang kompleks. Dalam strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching, belajar merupakan kegiatan yang penuh dengan hubungan (full of contact) yang melibatkan semua aspek kepribadian manusia-pikiran (akal), perasaan, bahasa tubuh dan disamping pengetahuan, sikap dan keyakinan sebelumnya serta persepsi masa mendatang. Volume : 003/No.12/DIKSAS/Desember 2013
6
JURNAL TEMATIK
ISSN : 1979-0633
Kesuksesan seorang siswa sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada di dalam dan di luar dirinya. Perkataan, kontak mata, ekspresi wajah, nada suara, gerak tubuh, sosok, dan postur seorang guru akan berkesan dan dapat menyampaikan pesan yang memperkuat komunikasi dua arah antara siswa dan guru. Ikatan emosional ini sangat mempengaruhi memori dan daya nalar siswa akan bahan-bahan yang dipelajari. Quantum Teaching adalah serangkaian kegiatan pembelajaran
yang
meriah dengan segala nuansanya, juga menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas-insteraksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Secara harafiah Quantum Teaching berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Dengan demikian Quantum Teaching adalah penggubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain. Quantum Teaching juga menawarkan berbagai cara untuk menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses belajar alamiah dengan secara sengaja menggunakan musik, mewarnai lingkungan sekeliling, menyusun bahan pengajaran yang sesuai, cara efektif penyajian dan “keterlibatan aktif, (Bobbi dkk, 2000 : 5). Strategi Pembelajaran Ekspositori Menurut Sanjaya (2008 : 179) strategi pembelajaran Ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik (academic achievement). Strategi pembelajaran dengan kuliah atau ceramah merupakan strategi pembelajaran Ekspositori. Hal ini didasari sebab guru masih menganggap bahwa pengetahuan dipindahkan secara utuh dari guru kepada siswa. Siswa dipandang Volume : 003/No.12/DIKSAS/Desember 2013
7
JURNAL TEMATIK
ISSN : 1979-0633
sebagai individu yang pasif, hanya menerima segala informasi yang diberikan guru. Selain ini kelemahan strategi pembelajaran ini adalah kurangnya usaha guru untuk mengaitkan antara informasi yang diberikan dengan informasi awal yang dimiliki siswa, pembelajaran bersifat otoriter atau berpusat pada guru. Iklim Yang tidak demokratis ini menyebabkan proses pembelajaran menjadi statis serta menimbulkan efek destruktif pada keinginantahuan, kepercayaan diri, kreativitas, dan kebebasan di kalangan peserta didik. Namun tidak berarti strategi pembelajaran Ekspositori tidak mempunyai kelebihan. Pada situasi tertentu strategi pembelajaran Ekspositori sangat dibutuhkan terutama jika guru memberikan informasi ysng sama sekali masih baru atau belum ada rujukan yang menjadi pegangan siswa. Kelebihan lainnya adalah dalam menyampaikan materi pelajaran bisa lebih cepat dan sederhana serta dapat menjangkau jumlah siswa yang banyak, bahan pelajaran dapat disampaikan secara sistematis dan teratur, dapat mengatasi kekurangan buku pelajaran dan media pembelajaran lainnya, lebih mudah mengendalikam situasi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, biaya yang dikeluarkan relatif lebih kecil, dan mudah disesuaikan. Strategi pembelajaran Ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses pemyampaian materi secara verbal dari seorang kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Guru menyampaikan materi dari sumbernya dari buku teks atau sumber lain yang dominan dari pengalaman pengajaran itu sendiri. Metode penyampaian terbanyak dengan ceramah, atau kadang-kadang dengan diskusi. Tes dan evaluasi dilakukan tetapi hanya untuk mengidentifikasikan siswa bukan untuk umpam balik. Sementara itu, Killen (dalam Sanjaya, 2008 : 179) mengatakan strategi pembelajaran Ekspositori adalah strategi pembelajaran langsung
(direct
instruction). Dalam strategi ini, materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa kurang dituntut untuk menemukan materi karena seolah-olah sudah jadi. Oleh karena itu strategi pembelajaran ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, sehingga materi ini sering disebut dengan “chalk and talk”.
Volume : 003/No.12/DIKSAS/Desember 2013
8
JURNAL TEMATIK
ISSN : 1979-0633
Asumsi yang mendasari penerapan strategi pembelajaran Ekspositori dapat dikatagorikan menjadi empat yaitu: (1) proses pembelajaran merupakan usaha memindahkan pengetahuan guru kepada siswa ( tugas seorang guru adalah memberikan informasi dan mengharapkan siswa untuk menghafal dan mengingatnya).
(2) siswa dianggap botol kosong yang siap diisi dengan
pengetahuan (siswa adalah penerima pengetahuan pasif, guru memiliki pengetahuan yang nantinya dihafal oleh siswa). (3) mengkotak-kotakkan siswa (guru mengelompokkan siswa berdasarkan nilai dan masukkan siswa dalam kategori, pengelompokan yang homogen, siapa yang layak mengikuti, unggulan dan siapa yang tidak layak, dan (4) memacu siswa dalam kompetisi (siswa bekerja keras untuk mengalahkan teman sekelasnya, siapa yang kuat, dia yang menang, orang tuapun saling bersaing menyombongkan anaknya masing-masing dan menonjolkan prestasi anaknya bagaikan memamerkan ayam aduan). (Lie, 2002 : 3) Untuk lebih jelas penerapan berbasis Quantum Teaching dan Ekspositori kedua strategi pembelajaran tersebut dapat dikemukakan berikut: Quantum Teaching
Ekspositori
1. Siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. 2. Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, saling mengoreksi. 3. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata atau masalah disimulasikan. 4. Perilaku dibangun atas kesadaran diri. 5. Ketrampilan dikembangkan atas dasar pemahaman. 6. Hadiah untuk perilaku baik adalah kepuasan diri. 7. Seseorang tidak melakukan yang jelek karena dia sadar hal itu keliru dan merugikan 8. Bahasa diajarkan dengan pendekatan komunikatif, yakni siswa diajak menggunakan bahasa dalam konteks nyata. 9. Pemahaman rumus dikembangkan atas dasar skema yang sudah ada dalam diri siswa. 10. Pemahaman rumus itu relatif
1. Siswa adalah penerima informasi secara pasif. 2. Siswa belajar secara individual
3. Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis 4. Perilaku dibangun atas kebiasaan 5. Ketrampilan dikembangkan atas dasar latihan 6. Hadiah untuk perilaku baik adalah pujian atau nilai (angka) rapor 7. Seseorang tidak melakukan yang jelek karena takut hukuman
8. Bahasa diajarkan dengan pendekatan struktural : rumus diterangkan sampai paham, kemudian dilatihkan (drill). 9. Rumus itu ada di luar diri siswa, yang
Volume : 003/No.12/DIKSAS/Desember 2013
9
JURNAL TEMATIK
ISSN : 1979-0633
berbeda, sesuai dengan skema siswa. harus diterangkan, diterima, dihafal, 11. Siswa menggunakan kemampuan dan dilatihkan berpikir kritis. 10. Rumus adalah kebenaran absolut (sama) untuk semua orang . 12. Pengetahuan yang dimiliki manusia 11. Siswa secara pasif menerima rumus dikembangkan oleh siswa itu sendiri. atau kaidah, tanpa memberikan kontribusi ide dalam proses pembelajaran. 13. Penataan kelas yang begitu meriah 12. Pengetahuan adalah penangkapan terhadap serangkaian fakta, konsep, atau hukum yang berada di luar diri siswa. 13. Penataan kelas seadanya
Kerangka Berpikir Hasil Belajar Kemampuan Membaca Siswa Antara Kelompok Siswa Yang Diajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Quantum Teaching Dan Siswa Yang Diajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori Pengaruh strategi pembelajaran merupakan hal yang sangat penting bagi keberhasilan belajar siswa karena untuk mencapai tujuan pembelajaran dapat dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru kepada siswa. Dalam hal ini ada dua strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching dan strategi pembelajaran Ekspositori. Pada hakikatnya kedua strategi pembelajaran ini memiliki perbedaan jika dilihat dari segi penerapannya, walaupun dalam penerapannya gurulah yang menjadi penentu pembelajaran dalam kelas. Namun dampak yang dihasilkan dari kedua strategi pembelajaran ini berbeda dalam hal hasil belajar bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari segi penerapan strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching, seorang guru bukan hanya sebatas memberikan materi pelajaran dengan siswa tetapi seorang guru harus mampu merubah proses belajar mengajar yang meriah dengan segala nuansanya. Artinya suasana kelas menjadi hidup dan bercahaya ketika seorang guru memulai pengajarannya di depan kelas, karena seorang guru dalam kelas Quantum Teaching sudah mempersiapkan sistem penyampaian dan pengelolaan media pembelajaran. Suasana kelas dalam penerapan strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching lebih ceria sebab suasana kelas sudah ditata sedemikian, sehingga siswa aktif untuk belajar. Penerapan pembelajaran berbasis Quantum Teaching bukan difokuskan terhadap Volume : 003/No.12/DIKSAS/Desember 2013
10
JURNAL TEMATIK
ISSN : 1979-0633
Teacher-Centered tetapi lebih difokuskan terhadap Student-Centered karena dengan strategi penyampaian dan pengelola pengajaran dalam strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching diharapkan adanya perpaduan antara siswa dan gurunya sebagaimana filosofi strtategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching dimodelkan dengan sebuah simfoni. Dalam hal ini siswa bukan saja terdidik belajar mandiri secara individu, sebaliknya adanya kebersamaan antara siswa untuk maju bersama karena dengan strategi penyampaian dan pengelola pengajaran dalam strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching diharapkan tidak ada siswa yang tidak termotivasi. Pembelajaran Ekspositori merupakan suatu strategi pembelajaran yang berpusat pada guru dan menguntungkan proses pembelajaran berbentuk ceramah dan tugas tertulis. Dalam pembelajaran Ekspositori, penyampaian materi bersifat final, sehingga pada praktiknya guru hanya menceramahi dan memberikan catatan pada siswa. Akibatnya siswa tidak diberdayakan dan tidak dilibatkan untuk mengekspresikan pengalaman-pengalaman belajarnya di kehidupan sehari-hari. Hal ini akan menimbulkan kejenuhan pada siswa dan berdampak penghayatan terhadap materi yang disajikan guru terutama pelajaran Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang membosankan. Oleh karena itu diharapkan penerapan strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching akan dapat meningkatkan hasil belajar, karena pencapaian hasil belajar yang baik akan tercapai bila guru terlebih dahulu sudah merancang pembelajaran yang sesuai dengan keterampilan siswa. Dengan demikian strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar pendidikan bahasa Indonesia dibanding dengan strategi pembelajaran Ekspositori. Kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah adanya perbedaan hasil belajar kemampuan membaca siswa antara kelompok siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Quantum Teaching dan siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori. Hasil Belajar Kemampuan Membaca Siswa Antara Kelompok Siswa Yang Memilki Sikap Belajar Tinggi Dan Siswa Yang Memiliki Sikap Belajar Rendah. Selain strategi pembelajaran, faktor lain juga mendukung hasil belajar siswa kemampuan membaca siswa, dalam hal ini sikap belajar yang diasumsikan
Volume : 003/No.12/DIKSAS/Desember 2013
11
JURNAL TEMATIK
ISSN : 1979-0633
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil pembelajaran kemampuan membaca. Siswa yang mempunyai sikap belajar yang tinggi diklasifikasikan menjadi siswa yang memiliki hasil belajar dan kemampuan membaca yang tinggi. Sedangkan siswa yang memiliki sikap belajar rendah diklasifikasikan memjadi siswa yang memiliki hasil belajar kemampuan membaca dan pengetahuan bahasa Indonesia yang rendah. Seorang siswa yang memiliki sikap belajar tinggi akan semakin sering mengkaji kekurangan dirinya untuk menyempurnakan pengetahuan dan pengalaman terhadap kemampuan membaca yang diyakininya, dengan lebih giat dan memperdalam pengetahuan tentang bahasa Indonesia, serta lebih agresif dan haus akan ilmu kemampuan membaca. Rasa ingin tahu inilah yang memicu untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan. Sikap belajar tinggi akan membantu siswa dalam pengkajian ilmu-ilmu bahasa Indonesia, sehingga siswa yang memiliki sikap belajar tinggi perlu dibina secara lebih khusus dalam proses pembelajaran dan pemberian perlakuan yang berbeda dengan siswa yang memiliki sikap belajar rendah. Kelompok siswa yang memiliki sikap belajar tinggi, hasil belajar pendidikan bahasa Indonesia-nya juga tinggi. Sikap belajar tinggi akan memotivasi siswa untuk lebih meningkatkan sistem belajarnya sehingga menghasilkan hasil belajar bahasa Indonesia yang tinggi. Oleh karena itu siswa yang memiliki sikap belajar terhadap bahasa Indonesia yang tinggi perlu lebih dibina secara khusus agar tetap mempertahankan hasil belajar bahasa Indonesia yang tinggi. Interaksi Antara Strategi Pembelajaran Dengan Sikap Belajar Terhadap Hasil Belajar Kemampuan Membaca Siswa. Pada dasarnya strategi pembelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Jika strategi pembelajaran itu bisa merangsang cara belajar siswa memungkinkan hasil belajar siswa akan lebih baik. Hal ini bisa dilihat dari pengaruh strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching yang pada dasarnya mengubah cara belajar siswa, sehingga suasana belajar siswa cerah dan termotivasi dengan segala nuansanya, juga hasil belajar yang lebih optimal. Pengaruh strategi pembelajaran Ekspositoris berpusat pada guru (Teacher -Centered) pada dasarnya tidak memberi motivasi kepada siswa untuk
Volume : 003/No.12/DIKSAS/Desember 2013
12
JURNAL TEMATIK
ISSN : 1979-0633
meningkatkan hasil belajarnya, karena suasana belajarnya tidak diubah dan bersifat monoton membuat siswa bosan dalam proses pembelajaran sehingga strategi pembelajaran Ekspositori tidak dapat menghasilkan hasil belajar yang tinggi. Berdasarkan pernyataan di atas, jelas bahwa strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching lebih tepat untuk membentuk hasil belajar yang lebih tinggi. Oleh karena itu strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching diasumsikan dapat mempengaruhi sikap belajar siswa. Siswa memiliki sikap belajar tinggi akibat pengaruh strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching diduga akan menghasilkan hasil belajar tinggi pula. Oleh karena itu dapat diduga, bagi kelompok siswa yang memiliki sikap belajar yang tinggi terhadap Pendidikan bahasa Indonesia, lebih tepat diberikan strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching daripada Ekspositori . Hal ini disebabkan pada dasarnya strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching memacu siswa utnuk lebih aktif di dalam kegiatan pembelajaran dan merangsang siswa untuk lebih termotivasi meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia yang lebih tinggi. Sedangkan bagi kelompok siswa yang memiliki sikap belajar yang rendah terhadap Pendidikan bahasa Indonesia, lebih tepat diberikan strategi pembelajaran ekspositori daripada Quantum Teaching. Hal ini disebabkan pada dasarnya strategi pembelajaran Ekspositori tidak mengaktifkan siswa untuk belajar secara sungguh-sungguh dan tidak merangsang motivasi siswa untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia sehingga hasil belajar bahasa Indonesia akan rendah. Dari pernyataan itu dapat diduga, bahwa strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching akan mempengaruhi sikap terhadap pendidikan bahasa Indonesia yang tinggi dan menghasilkan hasil belajar bahasa Indonesia yang tinggi pula, sedangkan pengaruh strategi pembelajaran Ekspositori akan mempengaruhi hasil belajar bahasa Indonesia yang rendah pula. Sebaliknya sebab pengaruh strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching dapat mempengaruhi sikap terhadap pendidikan bahasa Indonesia dan mempengaruhi hasil belajar bahasa Indonesia
maka dapat diduga bahwa
pengaruh strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching sangat tepat untuk
Volume : 003/No.12/DIKSAS/Desember 2013
13
JURNAL TEMATIK
ISSN : 1979-0633
memotivasi siswa yang mempunyai sikap belajar terhadap pendidikan bahasa Indonesia. Pengajuan Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir di atas dapat dikemukakan hipotesis: 1. Hasil belajar kemampuan membaca siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching lebih tinggi daripada hasil belajar kemampuan membaca siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Ekspositori. 2. Hasil belajar kemampuan membaca siswa yang memiliki sikap belajar tinggi lebih tinggi daripada hasil belajar kemampuan membaca siswa yang memiliki sikap belajar rendah. 3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching dan Ekspositori dengan sikap terhadap kemampuan membaca siswa. Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan quasi
eksperimen disain faktorial 2 x 2. Melalui disain ini akan dibandingkan pengaruh strategi pembelajaran Quantum Teaching dan strategi pembelajaran Ekspositori. Strategi pembelajaran Quantum Teaching dan strategi pembelajaran Ekspositori diperlakukan kepada kedua kelompok eksperimen yang masing-masing kelompok terdiri dari siswa-siswa dengan sikap belajar yang berbeda-beda. Strategi pembelajaran Quantum Teaching dan strategi pembelajaran Ekspositori sebagai variabel bebas. Sikap belajar sebagai variabel moderator dan hasil belajar kemampuan membaca siswa sebagai variabel terikat. Desain penelitian adalah desain faktorial 2x2. Melalui desain ini akan dibandingkan pengaruh antara strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching dan strategi pembelajaran Ekspositori terhadap hasil belajar kemampuan membaca siswa, ditinjau dari sikap belajar siswa yang tinggi dan sikap belajar siswa yang rendah yang akan mempengaruhi hasil belajar kemampuan membaca siswa siswa. Untuk lebih jelas desain penelitian ini dapat dilihat di bawah ini: Desain Penelitian Faktorial 2x2
Volume : 003/No.12/DIKSAS/Desember 2013
14
JURNAL TEMATIK
ISSN : 1979-0633
Strategi Pembelajaran (S)
Quantum Teaching (S1)
Ekspositori (S2)
Tinggi (B1)
S1B1
S2B1
Rendah (B2)
S1B2
S2B2
Sikap Belajar (B)
Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis varians (ANAVA). Hasil data yang diperoleh
dikonversikan pada batasan yang terlebih dahulu
ditentukan pernyataan analisis yakni persyaratan normalitas dan homogenitas. Untuk uji persyaratan normalitas menggunakan uji Liliefors, sedangkan untuk uji persyaratan uji homogenitas menggunakan uji Bartlett. Dari hasil analisis data terbukti ada interaksi antara strategi pembelajaran dan sikap belajar dalam mempengaruhi hasil belajar Pendidikan Kemampuan membaca siswa. Maka dilakukan uji lanjutan dengan menggunakan Uji Scheffe, karena jumlah sampel setiap selnya berbeda. Adapun hipotesis statistik penelitian yang akan diuji adalah sebagai berikut : a. Hipotesis pertama Ho : µA1 = µA2 Ha : µA1 > µA2 b. Hipotesis kedua: Ho : µB1 = µB2 Ha : µB1 > µB2 c. Hipotesis ketiga: Ho : A>
15
JURNAL TEMATIK
ISSN : 1979-0633
Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil belajar Kemampuan Membaca Siswa Menggunakan Strategi Quantum Teaching Lebih Tinggi Dari Hasil Kelajar Kemampuan Membaca Siswa Menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori. Pengujian hipotesis statistik untuk strategi pembelajaran Quantum Teaching dan strategi pembelajaran Ekspositori adalah sebagai berikut: Pernyataan hipotesis statistik yang diuji adalah : Ho : μA1 = μA2 Ha : μA1 > μA2 Pernyataan hipotesisnya adalah : Ho = Tidak ada perbedaan hasil belajar kemampuan membaca siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran Quantum Teaching dengan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Ekspositori. Ha = Ada perbedaan hasil belajar Kemampuan membaca siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran Quantum Teaching dan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Ekspositori. Berdasarkan hasil perhitungan data dapat diketahui bahwa siswa yang diajar
dengan
menggunakan
strategi
pembelajaran
Quantum
Teaching
memperoleh nilai rata-rata = 77,88, sedangkan hasil belajar kemampuan membaca siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori memperoleh nilai ratarata = 74,50. Hasil analisis varians untuk kedua pendekatan pembelajaran menunjukkan harga fh sebesar 6,56 lebih besar dari harga ft sebesar 3,98 pada taraf signifikan α = 0,05 sehingga Ho ditolak pada taraf signifikan α = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran Quantum Teaching memperoleh hasil belajar Kemampuan membaca lebih tinggi dari kelompok siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Ekspositori teruji kebenarannya.
Volume : 003/No.12/DIKSAS/Desember 2013
16
JURNAL TEMATIK
ISSN : 1979-0633
2. Hasil Belajar Kemampuan Membaca Siswa Memiliki Sikap Belajar Tinggi Lebih Tinggi Dari Hasil Belajar Kemampuan Membaca Siswa Yang Memiliki Sikap Belajar Rendah Pengujian terhadap hipotesis statistik tentang sikap belajar tinggi dan sikap belajar rendah adalah sebagai berikut: Pernyataan hipotesis statistik yang diuji adalah : Ho : μB1 = μB2 Ha : μB1 > μB2 Pernyataan hipotesisnya adalah : Ho =
Tidak ada perbedaan hasil belajar kemampuan membaca siswa menggunakan
sikap
belajar
tinggi
dengan
hasil
belajar
siswa
menggunakan sikap belajar rendah. Ha = Ada perbedaan hasil belajar kemampuan membaca siswa menggunakan sikap belajar tinggi dengan hasil belajar siswa menggunakan sikap belajar rendah. Berdasarkan hasil perhitungan data dapat diketahui bahwa siswa yang menggunakan sikap belajar tinggi memperoleh nilai rata-rata = 78,32, sedangkan hasil belajar kemampuan membaca siswa yang menggunakan sikap belajar rendah memperoleh nilai rata-rata = 73,89. Hasil analisis varians untuk kedua pendekatan sikap belajar menunjukkan harga fh sebesar 4,40 lebih besar dari harga ft sebesar 3,98 pada taraf signifikan α = 0,05 sehingga Ho ditolak pada taraf signifikan α = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar Kemampuan membaca siswa yang menggunakan sikap belajar tinggi dengan menggunakan sikap belajar rendah teruji kebenarannya. 3. Interaksi Antara Strategi Pembelajaran dan Sikap Selajar Terhadap Hasil Belajar Kemampuan Membaca Siswa Pernyataan hipotesis statistik yang diuji adalah : Ho : A>
Volume : 003/No.12/DIKSAS/Desember 2013
17
JURNAL TEMATIK
ISSN : 1979-0633
Ho = Tidak terdapat interaksi penggunaan strategi pembelajaran dan sikap belajar dengan hasil belajar Kemampuan membaca siswa. Ha = Terdapat interaksi penggunaan strategi pembelajaran dan sikap belajar dengan hasil belajar Kemampuan membaca siswa. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas diperoleh fh = 4,37 dan nilai kritik ft = 3,98 dengan dk (1,68) pada taraf α = 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa fh = 4,37 > ft = 3,98 sehingga hipotesis ketika yang menyatakan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan strategi pembelajaran dan sikap belajar dalam memberikan pengaruh terhadap hasil belajar Kemampuan membaca siswa teruji kebenarannya. Karena ada interaksi antara strategi pembelajaran dan sikap belajar dalam mempengaruhi hasil belajar Kemampuan membaca siswa, maka perlu dilakukan uji lanjutan (post hoc test), untuk mengetahui rata-rata hasil belajar sampel mana yang berbeda. Untuk melihat bentuk interaksi antara strategi pembelajaran dan sikap belajar dalam mempengaruhi hasil belajar Kemampuan membaca siswa dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Uji Scheffe. Kesimpulan Pada bab terakhir ini akan dikemukakan simpulan hasil penelitian, implikasi dan saran-saran yang berhubungan dengan penelitian lanjut maupun upaya memanfaatkan hasil penelitian ini. Simpulan Simpulan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil belajar kemampuan membaca siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Quantum Teaching lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Ekspositori. 2. Hasil belajar kemampuan membaca siswa yang memiliki sikap belajar dengan kemampuan awal tinggi lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki sikap belajar kemampuan awal rendah. 3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan sikap belajar dalam mempengaruhi hasil belajar kemampuan membaca siswa. Siswa dengan sikap belajar tinggi akan memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi jika diajar dengan strategi pembelajaran Quantum Teaching. Demikian pula dengan Volume : 003/No.12/DIKSAS/Desember 2013
18
JURNAL TEMATIK
ISSN : 1979-0633
siswa yang memiliki sikap belajar rendah, akan memperoleh hasil belajar yangg lebih tinggi jika diajar dengan strategi pembelajaran Quantum Teaching. Implikasi Berdasarkan simpulan pertama dari hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Quantum Teaching, memiliki hasil belajar kemampuan membaca yang lebih tinggi dibandingkan jika diajar dengan strategi pembelajaran Ekspositori. Dengan demikian para guru di sebaiknya
memiliki pengetahuan dan pemahaman untuk
memilih dan
mempergunakan strategi pembelajaran, khususnya strategi pembelajaran yang akan diterapkan pada mata pelajaran kemampuan membaca. Pengetahuan dan wawasan yang dimiliki oleh guru tentu akan lebih mampu dalam memaksimalkan pencapaian hasil belajar siswa. Berdasarkan simpulan kedua memperlihatkan bahwa ada perbedaan hasil belajar di antara siswa yang memiliki sikap belajar tinggi dengan sikap belajar rendah. Dengan uji lanjutan kemudian diketahui bahwa siswa sikap belajar tinggi memperoleh hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki sikap belajar rendah. Berdasarkan simpulan terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan sikap belajar
siswa terhadap hasil belajar pendidikan kemampuan membaca.
Untuk memperoleh hasil belajar lebih efektif, penggunaan strategi pembelajaran dan sikap belajar siswa, perlu diperhatikan : 1. Guru harus memperhatikan sikap belajar siswa untuk merancang susunan pembelajaran. 2. Guru dapat memilih dan mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Saran Berdasarkan hasil penelitian, simpulan, dan keterbatasan penelitian, maka dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Guru harus memperhatikan materi pelajaran dan merancang strategi pembelajaran yang diterapkan di kelas. Volume : 003/No.12/DIKSAS/Desember 2013
19
JURNAL TEMATIK
2. Guru
ISSN : 1979-0633
memperhatikan
karakteristik
siswa,
karena
karateristik
siswa
memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa. 3.
Diadakannya
pelatihan bagi guru dalam peningkatan kemampuan dalam
merancang dan menerapkan strategi pembelajaran di sekolah. 4. Guru perlu memperhatikan dan mengetahui kecenderungan sikap belajar anak sebelum memulai pelaksanaan kegiatan pembeajaran di kelas. 5. Guru diharapkan mampu menggunakan media dan sarana pembelajaran guna lebih meningkatkan motivasi dan hasil belajar kemampuan membaca siswa di sekolah. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta. Chaplin J. P. 2004 Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta : Grafindo Degeng, S. 2008. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel, Jakarta : Dekdikbud Dikti P2LPTK. Dick, W. and Carrey. 2005. The Systematic Design of Instrution. 4 th. Harper Colins De Porter, Bobbi dan Mike Hernachi. terjemahan Alwiyah Abdurrahman, (2000). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa. Farida, Rahim. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik, Oemar 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta Bumi Aksara Handayani, Suci.2009. Pengaruh Strategi Pembelajaran Quantum Teaching dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa. Bandung: UPI, Tesis Tidak diterbitkan. Gagne, R.M. 2005. The Condition of Learning and Theory of Instruction. Fourth Edition. New York : Holt. Rine Hart and Winston. Lie, Anita.2002. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo Muhibbin Syah. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Rajawali Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Puji Santosa, 2007. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Parhusip, B. 2009. Pengaruh Strategi Pembelajaran Quantum Teaching Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Matematika SMP Negeri 2 Nainggolan. Medan : Tesis. PPs UNIMED Medan. Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007 Rohani, A. Dan Ahmadi, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran.Jakarta: Rieneka Cipta. Robbins Stephen P. 2006. Prilaku Organisasi, Klaten: Intan Sejati. Spock, B. MD. 2002 Belajar Membesarkan Buah Hati. Jakarta : Prestasi Pustaka
Volume : 003/No.12/DIKSAS/Desember 2013
20
JURNAL TEMATIK
ISSN : 1979-0633
Suparman, A. 2001 Desain Instrosional (program pengembangan ketrampilan dasar teknik Instruksional). Jakarta PAU – PPAI Sudarwan, Danim.2002. Agenda Pembaharuan Sistem Pendidikan. Yokyakarta. Pustaka Pelajar Saifuddin, Azwar. 2007. Sikap manusia Teori dan Pengaruhnya. Yokyaakarta: Pustaka Belajar. Sabarti Akhadiah, dkk. 2003. Bahasa Indonesia I. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan . Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Usman, Moh. Uzer. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Winkel, W.S. 1999. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo W.J.S Poerwadarminta. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka http : //www. Pepak.Sabda.org. Tanggal 10 Juni 2012
Volume : 003/No.12/DIKSAS/Desember 2013
21