Jurnal Tematik, 6 (3) (2016): 205-211
JURNAL TEMATIK Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tematik/index
Pengembangan Bahan Ajar Membaca Berbasis Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan Pengintegrasian Pendidikan Karakter Nurasiah Bangun* *Sekolah Dasar Negeri 064014 Medan Petisah, Sumatera Utara, Indonesia Received: October 2016; Reviewed: November 2016; Accepted: December 2016 Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi pentingnya pengembangan bahan ajar membaca yang mampu meningkatkan keterampilan membaca siswa. Sebuah bahan ajar membaca yang baik hendaknya mampu meningkatkan minat baca siswa, memotivasi siswa untuk berpatisipasi secara aktif dalam pembelajaran, dan mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam memahami isi bacaan. Berdasarkan hal tersebut dikembangkan bahan ajar membaca berbasis kooperatif tipe kooperatif tipe Cooperative Reading Integrated and Composition (CIRC) dengan pengintegrasian pendidikan karakter. Tujuan yang hendaknya dicapai dalam upaya pengembangan bahan ajar ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar membaca yang valid, praktis, dan efektif. Jenis penelitian adalah penelitian pengembangan (research and development). Model pengembangan yang digunakan adalah model 4-D yang terdiri dari tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (development), dan penyebaran (disseminate). Data penelitian dari uji validitas diperoleh melalui lembar validasi bahan ajar. Data kepraktisan dikumpul melalui angket respon guru dan siswa dan wawancara dengan guru. Keefektifan dilihat dari aktivitas dan hasil belajar siswa berupa penilaian karakter dan keterampilan membaca siswa. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian dari uji validitas yang dilakukan menunjukkan bahwa bahan ajar membaca yang dihasilkan telah valid. Hasil observasi, angket, dan wawancara dengan guru juga menyatakan bahwa perangkat pembelajaran ini praktis. Pada tahap uji efektivitas, didapatkan hasil rata-rata perkembangan karakter siswa telah menunjukkan kategori mulai berkembang. Hasil penilaian keterampilan membaca untuk penilaian keterampilan proses juga telah berada pada kategori sangat baik, dan didapatkan hasil bahwa lebih dari 75% siswa berhasil mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar membaca berbasis kooperatif tipe Cooperative Reading Integrated and Composition (CIRC) dengan pengintegrasian pendidikan karakter untuk kelas V SD yang telah dihasilkan dapat dinyatakan valid, praktis, dan efektif. Kata kunci: pengembangan bahan ajar membaca berbasis circ, pengintegrasian pendidikan karakter.
Abstract This research was grounded by the importance of reading learning materials for improving the students’ reading skills. A good learning material should be able to improve the students’ reading interests, motivate the students to participate actively in the learning process and improve the students’ reading comprehension. To meet this requirement, CIRC-based reading learning materials were developed by integrating character education. This research was aimed at developing the learning materials which were valid, practical and effective. This was a developmental research which used 4-D model that consisted of four phases; defining, designing, developing and disseminating. The data of validity test was gotten through validation sheet of learning materials. The practicality of the data was collected through questionnaire for the teachers and the students’ responses and interview done to the teachers. The effectiveness of the materials was seen from the students’ learning activities and learning achievement. The data gathered was analyzed descriptively. The result of the validity test indicated that the learning materials developed had been valid. The result of observation, questionnaire and interview revealed that the learning materials developed were practical. In the effectiveness test, the instructional materials could help the students to start developing their character. In reading comprehension, more than 75% of the students had achieved the Minimum Standard Score. Based on these results, it was concluded that the CIRC-based reading learning materials developed by integrating character education for the fifth grade students of Primary School had been valid, practical and effective. Keywords: development of teaching reading material based circ, integration of character education. How to Cite: Bangun, Nurasiah. (2016). Pengembangan Bahan Ajar Membaca Berbasis Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan Pengintegrasian Pendidikan Karakter, Jurnal Tematik,6 (3) (2016): 205-211
* Corresponding author: e-mail:
[email protected]
p-ISSN 1979-6633 e-ISSN 2460-7738
205
Nurasiah Bangun. Pengembangan Bahan Ajar Membaca Berbasis Kooperatif Tipe CIRC
PENDAHULUAN Pembelajaran membaca memuat banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk mendukung pengembangan nilai-nilai karakter pada siswa, seperti kegiatan memprediksi teks bacaan, menanggapi teks bacaan, menceritakan kembali secara lisan maupun tulisan, dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut sangat mendukung terhadap pengembangan beberapa nilai karakter pada siswa, seperti gemar membaca, rasa ingin tahu, teliti, kreatif, percaya diri, tanggung jawab, barsahabat/komunikatif, dan lain-lain. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengembangan bahan ajar membaca merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang mendukung implementasi pengintegrasian pendidikan karakter pada proses pembelajaran. Kenyataan di lapangan, proses pembelajaran yang berlangsung kurang memberikan perhatikan ke arah tersebut. Tidak sedikit siswa yang menganggap kegiatan membaca sesuatu yang membosankan. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti laksanakan di Sekolah Dasar Negeri 064014 Kecamatan Medan Petisah diperoleh informasi bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami bacaan. Pada saat siswa diminta menjawab pertanyaan berdasarkan bahan bacaan, siswa kembali membuka teks yang dibacanya dan menjawab sesuai teks bacaan tanpa menggunakan kata-katanya sendiri. Siswa kurang tahu bagaimana cara praktis dalam memahami bacaan dikarenakan guru hanya menugaskan siswa membaca, tetapi tidak menekankan pada keterampilan pemahaman bacaan. Di samping itu pembelajaran membaca yang dilaksanakan masih kurang sesuai dengan tahapan membaca yaitu tahap prabaca, saat baca, dan, pascabaca. Selain hal di atas,pembelajaran kurang mampu memadukan keempat keterampilan berbahasa siswa. Padahal jika guru kreatif, pembelajaran membaca bisa dikaitkan dengan keterampilan berbahasa mendengarkan, berbicara, dan menulis. Selanjutnya, pembelajaran yang terjadi hanya sebatas penerimaan informasi semata, tanpa adanya penekanan terhadap pengembangan nilai-nilai moral pada siswa.Dari 17 orang siswa, lebih dari 50% di antaranya berperilaku jauh dari karakter yang diharapkan seperti kurang santun dalam berbicara baik kepada guru maupun teman, kurang menghargai pendapat teman, kurang memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaan, kurangnya rasa percaya diri dalam mengeluarkan pendapat, kurangnya keterampilan sosial di antara siswa, dan lain sebagainya.
Hal yang demikian menandakan bahwa pembelajaran selama ini kurang mampu mengembangkan kecakapan terhadap perubahan perilaku siswa. Guru terkadang hanya melakukan tugasnya sebatas mengajar, namun ada sesuatu yang terlupa bahwa tugas mereka tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik. Hendaknya setiap pembelajaran dapat memberikan konstribusi terhadap kecakapan perilaku yang awalnya bisa dimulai melalui kerja sama untuk melatih keterampilan sosial dan berbagai kegiatan kreatif lain yang mampu menunjang pengembangan karakter positif pada siswa. Hingga pada akhirnya terlahir siswa yang tidak hanya cakap dari segi pengetahuan saja, tetapi juga cakap dalam berperilaku. Permasalahan di atas, tidak lepas dari andil sebuah bahan ajar yang digunakan. Maka berdasarkan hal tersebut, dapat ditarik simpulan bahwa salah satu faktor utama penyebab kekeliruan dalam praktik pembelajaran selama ini adalah penggunaan bahan ajar yang kurang tepat. Bahan ajar yang dipakai guru terkadang kurang sesuai dengan tujuan dan belum bermuatan karakter sehingga apa yang diharapkan dari sebuah proses pembelajaran tidak tercapai secara efektif. Kenyataan di lapangan kreativitas maupun pemahaman guru terhadap perancangan bahan ajar masih sangat kurang. Pada umumnya bahan ajar tidak dirancang sepenuhnya oleh guru, akan tetapi adalah hasil copy paste, bahkan ada yang lebih instan dengan membeli bahan ajar yang dijual ke sekolah-sekolah. Selain itu guru terlalu mengandalkan penggunaan buku teks tanpa menganalisis terlebih dahulu apakah buku tersebut sesuai dengan kurikulum. Hal demikian berdampak terhadap ketidaktercapaian tujuan pembelajaran sebagaimana mestinya. Mengatasi permasalahan di atas, perlu dilakukan pengembanganbahan ajarmembaca yang menunjang pada pembentukan karakter dan keterampilan membaca siswa sesuai kriteria penyusunan bahan ajar. Pengembangan bahan ajar dilakukan dengan mempertimbangkan model pembelajaran yang cocok agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Menjawab permasalahan tersebut, maka salah satu model pembelajaran yang cocok untuk pengembangan bahan ajar membaca yang bermuatan karakter adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Sehingga rumusan penelitian dalam penelitian ini adalah; (1) bagaimanakah validitas bahan ajar membaca berbasis kooperatif tipe
206
Nurasiah Bangun. Pengembangan Bahan Ajar Membaca Berbasis Kooperatif Tipe CIRC
CIRC dengan pengintegrasian pendidikan karakter yang dikembangkan untuk siswa kelas V SD?; (2) bagaimanakah praktikalitas bahan ajar membaca berbasis kooperatif tipe CIRC dengan pengintegrasian pendidikan karakter yang dikembangkan untuk siswa kelas V SD?; dan (3) bagaimanakah efektifitas bahan ajar membaca berbasis kooperatif tipe CIRC dengan pengintegrasian pendidikan karakter yang dikembangkan untuk siswa kelas V SD? KAJIAN PUSTAKA Model Pengembangan 4-D (Four-D) Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel.Menurut Thiagarajan, dkk. (dalam Trianto, 2012:189) model initerdiri dari empat tahap yaitu pendefenisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut: a) Tahap pendefenisian (dfefine), bertujuan untuk menetapkan dan mendefenisikan syarat-syarat pembelajaran yang diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan; b) Tahap perancangan (design), bertujuan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan; c) Tahap pengembangan (develop), bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan hasil validasi oleh para ahli, simulasi, dan uji coba; dan 4) Tahap penyebaran (disseminate), bertujuan untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat yang dikembangkan dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat pada skala yang lebih luas, misalnya di kelas lain atau sekolah lain. Berdasarkan kebutuhan peneliti, maka model pengembangan yang akan dipakai pada penelitian ini adalah model 4-D karena model ini dianggap cocok dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Sesuai dengan pendapat Hamdani (2011:29) bahwa model 4-D lebih tepat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan perangkat pembelajaran, uraiannya dipaparkan lebih lengkap dan sistematis, dan pengembangannya melibatkan penilaian para ahli sebagai validator sehingga sebelum dilakukan uji coba perangkat tersebut telah direvisi berdasarkan penilaian, saran serta masukan validator.
Bahan Ajar Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematisuntuk dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Menurut Hamdani (2011:120), bahan ajar adalah segala bentuk bahan atau materi yang disusun secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Kemudian Kemendiknas (2011:2) menjelaskan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pendapat lain dikemukakan oleh Ahmad (2012:102) bahwa bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi seperangkat pembelajaran. Bahan ajar dapat dituangkan dalam bentuk hand out, modul, buku, video, kaset, dan lain-lain. Pengembangan bahan ajar memiliki beberapa tujuan, sebagaimana dikemukakan oleh Hamdani (2011:122) bahwa terdapat beberapa tujuanbahan ajar, yaitu: (1) membantu setiap siswa dalam mempelajari sesuatu, (2) menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar, (3) memudahkan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran, dan (4) agar proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Berdasarkan tujuan tersebut, maka sebuah bahan ajar harus memiliki komponen-komponen tertentu yang saling terkait satu sama lain. Hamdani (2011:122) menjelaskan beberapa komponen yang terdapat pada suatu bahan ajar di antaranya: (1) judul, mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran, (2) petunjuk belajar (petunjuk siswa dan guru), berisi tentang penjelasan cara penggunaan suatu bahan ajar yang akan dipelajari dalam sebuah proses pembelajaran, (3) informasi pendukung, (4) lembar kerja, dan (5) evaluasi. Berdasarkan paparan di atas maka bahan ajar yang dimaksud di sini adalah berupa seperangkat materi yang dikembangkan menyerupai modul dengan memperhatikan komponenkomponen yang ada didalamnya. Pada penelitian ini bahan ajar yang akan dikembangkan adalah bahan ajar membaca berbasis kooperatif tipe CIRC dengan mengintegrasikan pendidikan karakter pada siswa kelas V SD.
207
Nurasiah Bangun. Pengembangan Bahan Ajar Membaca Berbasis Kooperatif Tipe CIRC
METODE Penelitian pengembangan adalah sebuah metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan sebuah produk melalui tahapan tertentu, hingga nantinya dihasilkan sebuah produk yang teruji tingkat kevalidan, kepraktisan, dan keefektifannya terhadap kebutuhan. Menurut Sugiyono (2009:297), penelitian pengembangan (Research and Development) adalah penelitian yang menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengembangkan suatu produk berupa bahan ajar dengan pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran membaca berbasis kooperatif tipe CIRC. Model pengembangan yang digunakan mengacu pada model 4-D, yang dikemukakan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel.Menurut Thiagarajan, dkk. (dalam Trianto, 2012:189) model initerdiri dari empat tahap yaitu pendefenisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Subjek uji coba pada penelitian ini adalah siswa dan guru kelas V SD Nergeri No. 064014 Kecamatan Medan Petisah. Ketika pelaksananaa uji coba dilakukan tes kemampuan membaca siswa, bertujuan untuk mengetahui apakah bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa. Tes dilakukan pada awal (Pre-tes) dan akhir (Pos-tes) pembelajaran. Jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer. Data pertama berupa hasil validasi bahan ajar yang diberikan validator. Data kedua diperoleh pada pelaksanaan uji coba. Pada uji coba ini diambil data berupa: (1) hasil respon guru terhadap bahan ajar yang digunakan, (2) respon siswa setelah bahan ajar diujicobakan, (4) hasil observasi penggunaan produk, (5) hasil wawancara, dan (6) hasil belajar siswa yang yang ditinjau dari aspek keterampilan membaca dan pengembangan karakter. HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan ajar yang dirancang kemudian divalidasi oleh validator. Validasi dilakukan oleh dua orang validator untuk menilai bahan ajar yang sudah dibuat. Penilaian mencakup isi, penyajian, dan bahasa. Validator diminta untuk memberikan penilaian serta saran perbaikan terhadap bahan ajar yang telah dirancang. Berikut adalah nama-nama validator yang
memvalidasi bahan ajar yang dikembangkan. Hasil diskusi dan saran-saran dari validator yang telah dilakukan, kemudian direvisi. Bahan ajar yang sudah direvisi diserahkan kembali kepada validator. Validator diminta untuk memberikan penilaian dan pendapat terhadap bahan ajar yang sudah dirancang. Validasi telah selesai apabila validator sudah menyatakan bahwa bahan ajar yang dirancang sudah valid dan siap untuk diujicobakan. Validasi bahan ajar dilakukan terhadap beberapa aspek yang meliputi aspek kelayakan isi, aspek kebahasaan, aspek penyajian, dan aspek kegrafikan. Secara umum hasil validasi bahan ajar dari validator dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Validator
Berdasarkan sajian data pada tabel 1. terlihat bahwa nilai rata-rata untuk setiap pernyataan berkisar antara 3,00 s/d 4,00 yang berada pada kategori valid dan sangat valid. Kemudian untuk rata-rata validitas keseluruhan pada aspek kelayakan isi ini adalah 3,75 dengan kategori sangat valid. Ini berarti, isi bahan ajar telah menunjukkan kesesuaian antara isi dengan SK dan KD, perkembangan siswa, kebutuhan bahan ajar, kebenaran substansi materi, dan telah memberikan penambah wawasan kepada siswa serta sesuai dengan nilai-nilai karakter yang dikembangkan. Sedangkan untuk rata-rata validitas aspek kebahasaan secara keseluruhan adalah 3,88 dengan kategori sangat valid. Dengan
208
Nurasiah Bangun. Pengembangan Bahan Ajar Membaca Berbasis Kooperatif Tipe CIRC
demikian dapat dikatakan bahwa bahasa yang digunakan pada bahan ajar telah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, mudah dipahami, jelas, dan singkat. Aspek selanjutnya yang dinilai pada tahap validasi bahan ajar adalah aspek penyajian. Berdasarkan tabel 1. terlihat bahwa setiap pernyataan pada aspek penyajian mempunyai nilai 3,50 yang berada pada kategori sangat valid. Ini berarti penyajian pada bahan ajar telah diurutkan dengan sistematis, telah terlihat kejelasan perumusan indikator capaian, memberikan motivasi, interaksi, dan informasi yang lengkap. Aspek penilaian yang terakhir ditinjau dari aspek kegrafikan. Sajian data pada tabel 1. menunjukkan bahwa nilai rata-rata untuk setiap pernyataan 3,63 yang berada pada kategori sangat valid. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang dirancang telah mempunyai tampilan yang baik dan menarik. Dari tabel 4.3 didapatkan nilai rata-rata skor keseluruhan pada validasi bahan ajar adalah 3,68 yang termasuk kepada kategori sangat valid. Jadi dapat disimpullkan bahwa bahan ajar pembelajaran membaca berbasis kooperatif tipe CIRC dengan pengintegrasian pendidikan karakter ini telah valid. Angket respon guru diberikan untuk mengetahui pendapat guru terhadap bahan ajar yang telah disusun. Analisis data yang diperoleh dari masing-masing angket respon guru terhadap praktikalitas bahan ajar dapat dilihat tabel berikut:
pengintegrasian pendidikan karakter berada pada kategori sangat praktis yaitu dengan persentase kepraktisan 88,6%. Ini artinya bahan ajar yang dikembangkan telah memiliki kepraktisan baik dari penyajian maupun penggunaannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa praktikalitas bahan ajar pembelajaran membaca berbasis kooperatif tipe CIRC dengan pengintegrasian pendidikan karakter berdasarkan angket respon guru dikategorikan sangat praktis. Angket respon siswa diberikan kepada siswa untuk mengetahui pendapat siswa tentang tingkat kepraktisan bahan ajar. Angket respon siswa diisi oleh 17 orang siswa pada akhir uji coba. Secara ringkas hasil lembar praktikalitas terhadap angket respon siswa setelah menggunakan bahan ajar dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Hasil Analisis Angket Respon Siswa
Tabel 2. Hasil Analisis Angket Respon Guru
Tabel 2. menunjukkan bahwa persentase rata-rata penilaian responden terhadap bahan ajar membaca berbasis kooperatif tipe CIRC dengan
Berdasarkan tabel 3. terlihat bahwa setiap pernyataan yang menggambarkan kepraktisan menunjukkan nilai kepraktisan yang berada pada rentang 87% s/d 97% yang termasuk ke dalam kategori sangat praktis. Dengan demikian diperoleh persentase kepraktisan dari hasil angket respon siswa adalah 93 %. Ini artinya dapat disimpullkan bahan ajar pembelajaran membaca berbasis kooperatif tipe CIRC dengan pengintegrasian pendidikan karakter dikategorikan sangat praktis. Hasil penilaian karakter siswa diperoleh dari hasil pengamatan karakter siswa selama proses pembelajaran. Data diperoleh dari lembaran observasi yang diisi 2 orang observer untuk mengamati sikap siswa selama proses pembelajaran. Adapun nilai karakter yang diamati adalah teliti, percaya diri, dan santun. Hasil observasi terhadap karakter siswa dapat dilihat secara ringkas pada tabel berikut:
209
Nurasiah Bangun. Pengembangan Bahan Ajar Membaca Berbasis Kooperatif Tipe CIRC
Tabel 4. Hasil Penilaian Karakter Siswa
Tabel 4. menunjukkan bahwa rata-rata perkembangan karater teliti pada pertemuan I adalah 68,53%, kemudian mengalami peningkatan pada pertemuan II yaitu 74,35%. Sehingga diperolehlah rata-rata penilaian karakter teliti secara keseluruhan 71,44% dengan kategori mulai berkembang. Untuk karater percaya diri diperoleh rata-rata 60,06% pada pertemuan I dan 68,18% pada pertemuan II dengan rata-rata keseluruhan 64,12% yang termasuk ke dalam kategori mulai berkembang. Selanjutnya untuk karakter santun diperoleh rata-rata 70,35% pada pertemuan 1 dan meningkat menjadi 74,35% pada pertemuan II. Sehingga diperoleh rata-rata penilaian karakter santun secara keseluruhan 72,35% dengan kategori mulai berkembang. Dengan demikian dapat disimpulkan rata-rata perkembangan karakter siswa secara keseluruhan adalah 69,3% yaitu berada pada kategori mulai berkembang. Ini artinya bahan ajar berbasis CIRC mampu menujang pengembangan nilainilai karakter pada siswa. Dengan demikian bahan ajar yang dikembangkan telah dapat dikatakan efektif. Penilaian proses keterampilan membaca dilakukan dengan menggunakan rubrik penilaian. Adapun aspek yang yang dinilai adalah sejumlah keterampilan siswa dari kegiatan memprediksi bacaan, membaca cepat, menemukana gagasan, menanggapi informasi, dan meringkas bacaan. Secara ringkas, hasil penilaian proses keterampilan membaca siswa, dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 5. Hasil Penilaian Proses Keterampilan Membaca
Tabel 5 menunjukkan hasil penilaian proses keterampilan membaca siswa untuk setiap indikator penilaian berada pada rentang 76,47% s/d 86,27% yang termasuk ke dalam kategori baik dan sangat baik. Sedangkan hasil penilaian proses keterampilan membaca secara keseluruhan adalah 81,96% dengan kategori sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahan ajar membaca berbasis CIRC ini telah dapat dikatakan efektif. Penilaian hasil keterampilan membaca berupa tes uji pemahaman yang diberikan kepada siswa di akhir pertemuan. Penilaian ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman yang telah didapat siswa setelah mengikuti pembelajaran. Setelah dilakukan tes, didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 6. Persentase Ketuntasan Penilaian Hasil Keterampilan Membaca Berdasarkan KKM
Dari tabel 6. terlihat bahwa dari 17 orang siswa yang mengikuti tes uji pemahaman, sebanyak 15 orang atau 88% siswa mendapatkan nilai di atas KKM (≥70). Sedangkan sisanya, yaitu 2 orang siswa atau sebesar 12% mendapat nilai di bawah KKM. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa lebih dari 75% siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar membaca berbasis CIRC tuntas dalam pembelajaran. Dengan demikian, berdasarkan hasil penilaian karakter dan keterampilan membaca dapat disimpulkan bahwa bahan ajar membaca berbasis kooperatif tipe CIRC dengan pengintegrasian pendidikan karakter telah dapat dinyatakan efektif. SIMPULAN 1. Bahan ajar membaca berbasis CIRC yang dihasilkan pada penelitian pengembangan ini sangat valid dari segi isi dan konstruk. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil validasi oleh para ahli dan praktisi terhadap bahan ajar yang dikembangkan dengan kategori sangat valid. Hasil ini memberikan gambaran bahwa bahan ajar yang dikembangkan telah dapat digunakan dalam pembelajaran membaca di kelas V SD. 2. Bahan ajar membaca berbasis yang dihasilkan pada penelitian pengembangan ini telah dapat dinyatakan praktis dari segi pelaksanaan dan keterpakaian. Hal ini dapat dilihat pada
210
Nurasiah Bangun. Pengembangan Bahan Ajar Membaca Berbasis Kooperatif Tipe CIRC
3. jabaran masing-masing aspek yang dinilai, baik dari aktivitas siswa, respon guru, respon siswa, observasi penggunaan bahan ajar, maupun hasil wawancara tentang penggunaan bahan ajar. Hasil setiap aspek diperoleh dengan rata-rata kategori sangat praktis. Dengan demikian, bahan ajar yang telah dikembangkan sangat praktis atau mudah digunakan dalam proses pembelajaran. 4. Bahan ajar membaca berbasis CIRC yang dihasilkan pada penelitian pengembangan ini telah dinyatakan efektif untuk meningkatkan keterampilan membaca dan karakter positif siswa. Hal ini dapat dilihat dari penilaian proses dan hasil keterampilan membaca. Ketuntasan yang diperoleh siswa sangat menggambarkan bahwa bahan ajar yang telah dikembangkan efektif digunakan dalam pembelajaran membaca di kelas V SD.
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Zainal Arifin. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Taufik, Taufina dan Muhammadi. 2012. Mozaik Pembelajaran Inovatif. Padang: Sukabina Press. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung. Trianto. 2012. Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif - Progresif. Jakarta: Kencana
. .
211