Jurnal Teknika
ISSN : 2085 - 0859
Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan
Volume 2 No.2 Tahun 201
PEMODELANBANGKITAN DAN AKSESIBILITAS TRANSPORTASI DI KAWASAN PERUMNAS MADE LAMONGAN Zulkifli Lubis1,Ariful Bakhtiyar2 1) 2)
Dosen dpk, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan
Abstract Transportation is a derived demand from another sector, indeed its avaibility is highly needed as a backbone of the economic growth. The government gave special attention on transportation as the artery of economic, social, culture and political lives as well as for national defense. In Perumnas Made Lamnongan area with 1045 houses, inhibited by 4327 people needs infrastructure particulary transportation system for sustaining their daily activities. This, in turn needs a special response by identifying the demand characteristics and the model of transportation. This study was conducted by distributing questionaries and indepth interviewing to local inhabitants as respondens. The samples were taken by stratified random sampling. The variables used in the study were family number (X1), education level (X2), family income (X3), car ownership (X4), road conditions (X5), access to public transportation level (X 6). By using regression analysis, its attained that the best trips generation model is Y1 = 0,78812 + 0,82242 X1 + 0,24412 X2 + 0,87702 X3 + 0,69986 X4. and transportation accessibility model is Y2 = 2,3212 + 0,2168 X3 + 0,1786 X4 + 0,09263 X5 + 0,11217 X6. Key words : transportation, trips generation model, transportation accessibility model. PENDAHULUAN Kebutuhan sandang, pangan dan papan (perumahan) selalu meningkat seiring dengan kemajuan dan pertambahan jumlah penduduk. Langkah antisipasi meningkatnya kebutuhan perumahan oleh pemerintah, ditempuh upaya penyediaan tempat tinggal dengan membangun perumahan baik di kota yang berkembang melalui Perum Perumnas. Langkah tersebut belum dapat mencukupi permintaan masyarakat, sehingga pihak swasta sebagai pengembang perumahan berperan serta secara aktif meningkatkan jumlah penyediaan rumah. Saat ini kota Lamongan memiliki lebih dari 6 lingkungan perumahan, salah satunya adalah kawasan Perumnas Made yang terletak di kawasan perkotaan. Tepatnya 3 KM dari alun-alun kota Lamongan ke arah Barat. Dalam menentukan lokasi perumahan, pengembang mempertimbangkan keberadaan lokasi yang strategis dan murah, ketersediaan infrastruktur, jaringan jalan, sistem angkutan, sarana air bersih, listrik, bahan bangunan, serta faktor ekonomi lainnya. Berdasarkan faktor tesebut, lokasi perumahan pada umumnya jauh dari pusat kota dan tempat kegiatan sehari-hari. Akibatnya mobilitas warga dari rumah menuju lokasi aktivitasnya seperti sekolahan, tempat kerja, belanja, dan tempat rekreasi serta fasilitas umum lainnya menjadi pertimbangan utama, karena
biaya yang harus dikeluarkan untuk transportasi tinggi, serta tingkat kemudahan sarana transportasi relatif masih sulit dijangkau. Dalam rangka pengadaan dan peningkatan sarana serta prasarana transportasi yang sesuai, maka tujuan penelitian adalah identifikasi sarana, karakteristik dan model aktivitas transportasi. TINJAUAN PUSTAKA Perumahan Perumahan merupakan suatu kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal, dilengkapi dengan prasarana lingkungan, yang merupakan kelengkapan dasar fisik lingkungan agar memungkinkan lingkungan perumahan dapat berfungsi sebagaimana mestinya, serta sarana lingkungan yang merupakan fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya (RUU RI Nomor 4 Tahun 1992). Transportasi Ortuzar (1994) menyatakan faktor yang mempengaruhi alat transportasi antara lain : a. Karakteristik pelaku perjalanan meliputi ketersediaan kendaraan, kondisi rumah tangga, pendapatan, kepadatan penduduk. b. Karakteristik perjalanan terdiri dari maksud perjalanan dan kapan perjalanan dilakukan.
25
Jurnal Teknika
ISSN : 2085 - 0859
Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan
Volume 2 No.2 Tahun 201
c.
Karakteristik fasilitas transportasi mencakup aspek biaya parkir, kenyamanan dan kecocokan, dapat dipercaya dan teratur, keamanan.
Bangkitan Pergerakan Bangkitan pergerakan merupakan pendekatan untuk mendapatkan jumlah pergerakan yang dibangkitkan oleh suatu daerah, dan jumlah pergerakan yang tertarik ke daerah tujuan dlam suatu wilayah kajian, dipengaruhi oleh struktur rumah tangga, pendapata, sosial ekonomi (Ortuzar, 1994). Berdasarkan tujuan pergerakan berbasis rumah (household) yang sering digunakan adalah dengan tujuan ke tempat kerja, pendidikan, rekreasi, kepentingan sosial serta belanja (Bruton, 1985). Aktivitas Transportasi Aktivitas transportasi merupakan gabungan sistem pengaturan tata guna lahan secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya, dinyatakan dengan jarak, biaya gabungan dan perbedaan kepentingan antara waktu dan biaya secara terpisah, akhirnya terfokus dalam jarak, waktu tempuh atau biaya (Tamin, 1997). Blunden dan Black (1984) menerangkan bahwa aktivitas transportasi merupakan konsep yang menghubungkan secara fungsional lokasi ke ruangan dari aktivitas penggunaan lahan dengan pelayanan yang disediakan oleh sistem transportasi, sehingga menjelaskan seberapa cocok aktivitas penggunaan lahan ditempatkan dalam hubungannya dengan zone tertentu, dan seberapa mudah atau sulitnya mencapai kegiatan tersebut. Aktivitas transportasi untuk daerah perkotaan dilihat dari beberapa aspek antara lain berapa jarak ke tempat kerja, sekolah, belanja, rekreasi, kegiatan sosial, dan lainnya serta bagaimana kondisi fasilitas sistem jaringan dan angkutan umum yang ada (Black, 1991). Untuk mengukur tingkat kemudahan aksesbilitas yang dikembangkan Hansen (1959) dalam Tamin (1997) adalah : n
K i A j / t ij j1
dimana : Ki = aksesbilitas zona i ke zona lainnya j Aj = ukuran aktivitas pada setiap zona j tij = ukuran waktu atau biaya dari zona i ke zona j
METODE PENELITIAN Pengumpulan data dilakukan menggunakan sarana kuesioner dan wawancara (in-depthh interview) sebagai alat ukur dengan satuan rumah tangga (household). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan sistem sampel acak yang distratifikasi (stratified random sampling), yaitu dengan tipe rumah yang sama dikelompokkan menjadi satu strata. Pada strata yang sama diambil sampel secara acak mengikuti kaidah statistik dengan menggunakan bantuan tabel bilangan acak, sehingga masing-masing strata terwakili dengan sampel tersebut. Data yang kumpulkan dalam penelitian meliputi karakteristik responden yaitu jumlah penghuni rumah, aktivitas rutin, pendidikan terakhir kepala keluarga, pendapatan keluarga, kepemilikan mobil, serta karakteristik transportasi terdiri kondisi jalan, tingkat kemudahan mempeoleh angkutan umum, moda yang digunakan, jarak dan waktu tempuh untuk aktivitas sehari-hari. Data yang terkumpul dianalisa dengan menggunakan prinsip persamaan regresi linier berganda untuk mendapatkan model bangkitan perjalanan dan tingkat kemudahan melaksanakan aktivitas transportasi. Pemodelan yang menggunakan data lapangan supaya diperoleh hasil yang valid diperlukan uji validitas, dengan menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total menggunakan teknik “Product Moment Perasori” (Azwar, 2001) yang rumusnya sebagai berikut: XY
N XY X . Y
N . X Y N Y 2
2
2
Y
2
Dimana : rxy = nilai korelasi masing-masing pertanyaan N = banyaknya subyek C = skor jawaban salah satu pertanyaan Y = skor total jawaban pertanyaan Agar diperoleh hasil jawaban yang relatif konsisten jika pertanyaan diulangi dengan responden yang sama diperlukan uji reliabilitas, pelaksanaannya dengan pembelahan cara genap ganjil, kemudian dihitung dengan formula ”Spearman Brown” sebagai berikut :
S B XX1
2 1.2 1 1.2
dimana : rxx1 = koefisien reliabilitas ”Spearman Brown” r12 = koefisien korelasi antara kedua belahan
26
Jurnal Teknika
ISSN : 2085 - 0859
Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan
Volume 2 No.2 Tahun 201
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Hasil pengolahan data tentang pekerjaan responden, diklasifikasikan menjadi 5 kategori dengan prosentase seperti ditampilkan dalam Tabel 1, yang didominasi oleh warga dengan pekerjaan pegawai swasta (52,13%), sedang kondisi prosentase penghasilan keluarga yang diklasifikasi menjadi 5 kelompok dapat diamati pada Tabel 2. Tabel 1. Jenis Pekerjaan Responden Jenis Pekerjaan Pegawai Pemerintah Pegawai Swasta Wiraswasta Pensiunan Buruh Jumlah
% 33,23 47,13 12,61 2,53 4,50 100
Sumber : Hasil Pengolahan Keluarga Tabel 2. Penghasilan Keluarga Penghasilan Keluarga/bulan < Rp 300.000,Rp 300.000,- s/d Rp 500.000,Rp 500.000,- s/d Rp 1.500.000,Rp 1.500.000,- s/d Rp 2.000.000,> Rp 2.000.000 Jumlah
% 6,81 34,16 22,47 21,14 15,42 100
Sumber : Hasil Pengolahan Keluarga Jumlah Penghuni Rumah Dari analisis data dengan responden satuan rumah tangga (household), diketahui bahwa untuk rumah tipe T100 rata-rata dihuni (5,84 orang/rumah), yang terdiri dari kepala rumah tangga, ibu, anak dan pembantu rumah tangga. Untuk tipe T70 dihuni rata-rata oleh (5,73 orang/rumah), dengan struktur anggota keluarga yang serupa dengan tipe T100. Sedang tiga tipe lainnya rata-rata tingkat huniannya masing-masing T45 = (4,54), T36 = (4,85) dan T21 adalah (4,62 orang/rumah). Kepemilikan Kendaraan Kendaraan pribadi yang banyak dimanfaatkan sebagai sarana transportasi di perumahan Perumnas Made adalah sepeda, sepeda motor dan mobil, dengan rata-rata tingkat kepemilikan kendaraan tiap rumah adalah : sepeda (1,12) dikarenakan lokasi perumahan adalah datar dengan harga sepeda yang terjangkau untuk ukuran warga dari masing-masing strata, moda transportasi sepeda motor (1,61) dan mobil sebesar (0,68 kendaraan/rumah). Kepemilikan sepeda motor ternyata tidak dipengaruhi oleh
besar atau kecilnya tipe rumah maupun penghasilan keluarga, pada umumnya pemilik terbanyak adalah penghuni yang menempati rumah tipe T36 sampai T70, karena dipandang sepeda motor merupakan moda transportasi yang praktis, dengan mobilitas tinggi dan harga relatif terjangkau. Hampir setiap rumah mempunyai kendaraan bermotor, hal ini menunjukkan bahwa kendaraan pribadi merupakan sarana penting dalam menunjang aktivitas keluarga, karena sarana transportasi umum belum memadahi untuk menunjang mobilitas warga perumahan, sehingga jumlah kendaraan meningkat dengan pesat seiring bertambahnya perumahan baru. Perkembangan jaringan jalan sangat lamban baik penambahan ruas jalan baru maupun peningkatan kapasitas, yang berdampak pada semakin padatnya lalu lintas di ruas jalan perkotaan dan pinggiran kota. Moda Transportasi Penggunaan moda transportasi dalam kesehariannya disesuaikan dengan kemampuan, fungsi moda, jarak perjalanan, serta ketersediaan moda transportasi. Warga menggunakan moda jalan kaki (3,02 %)dan sepeda (5,29%) untuk transportasi di dalam lingkungan perumahan dengan jarak relatif dekat, guna pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti berbelanja, bekerja, ke tempat ibadah, dan olahraga yang berada di lingkungan perumahan atau sekitarnya. Moda sepeda motor digunakan sebagai sarana transportasi keluarga (47,21%) karena rata-rata pemilikan sepeda motor mencapai (1,61 kend/rumah), sedang yang digunakan untuk bekerja menempuh jarak rata-rata 8,02 km, dengan kecepatan 20,71 km/jm, digunakan untuk ke sekolah jarak tempuh rata-rata 9,25 km dengan waktu perjalanan rata-rata 13,50 menit, serta penggunaan untuk berbelanja menempuh jarak 5,75 km dan memerlukan waktu 9,40 menit. Prosentase moda sepeda motor menduduki posisi nomor satu setelah kendaraan umum yakni mencapai 47,21 %, hal ini dikarenakan trayek kendaraan umum hanya ada pada waktu pagi dan siang hari saja. Itupun dalam jumlah yang sangat terbatas, hanya 4 kendaraan angkutan kota, selebihnya menggunakan becak. Mobil pribadi (15,26%) sebagai moda transportasi untuk kegiatan sehari-hari seperti sekolah, bekerja, belanja. Bahkan ada yang memanfaatkan mobil pribadi untuk antar jemput ke tempat kerja dan sekolahan, dengan sistem pembayaran
27
Jurnal Teknika
ISSN : 2085 - 0859
Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan
Volume 2 No.2 Tahun 201
berlangganan. Pemakaian mobil pribadi untuk kerja rata-rata menempuh jarak 10,35 km yang ditempuh selama 21,30 menit, hal ini dikarenakan pada waktu berangkat menuju tempat kerja bertepatan dengan jam ramainya lalu lintas (kondisi puncak). Sedang peruntukan mobil pribadi untuk sekolah menempuh jarak rata-rata 9,45 km dengan waktu tempuh 19,15 menit. (29,22%) warga menggunakan angkutan umum sebagai moda transportasi dalam aktivitas seharihari, terutama untuk kegiatan sekolah dan belanja. Persepsi warga terhadap tingkat kemudahan untuk mendapatkan angkutan umum dipengaruhi jarak dari sampai tempat adanya angkutan umum dan waktu tunggu. Jarak rata-rata dari rumah warga sampai lokasi adanya angkutan umum adalah 316,50 meter, memerlukan waktu tunggu selama 25,50 menit, sehingga tingkat kemudahan mendapatkan angkutan umum dikategorikan antara sedang sulit. Waktu tunggu mendapatkan angkutan umum merupakan indikasi kinerja pelayanan yang akan mepengaruhi alternatif warga dalam menentukan pilihannya, rata-rata angkutan umum melayani dengan kecepatan 32,16 km/jam, untuk ke tempat kerja menempuh jarak rata-rata 10,35 km, yang memerlukan waktu perjalanan 42,6 menit, sedang untuk ke sekolah 9,45 km dan waktu tempuhnya 38,50 menit. Pemodelan Menurut Sudjana (1992) pemilihan perubah bebas didasarkan pada kaidah statistik sebagaimana ketentuan berikut : apabila peubah bebas digunakan dalam persamaan secara sendirisendiri, maka koefisien korelasi peubah bebas tersebut dengan peubah tidak bebas menunjukkan kuatnya hubungan antara kedua peubah, sehingga peubah bebas dengan koefisien korelasi lebih besar yang harus dipilih. Jika peubah bebas terdiri dari dua atau lebih digunakan bersama dalam persamaan regresi berganda, yang harus dipertimbangkan dalam penentuan peubah dalam persamaan regresi akan lebih komplek. Banyaknya peubah bebas dalam persamaan regresi belum tentu meningkatkan keakuratan prediksi yang ditunjukkan dengan nilai determinasi, tetapi jumlah peubah bebas yang sedikit juga beum tentu dapat menjelaskan peubah tidak bebas. Untuk memperoleh nilai determinasi yang paling tinggi dalam persamaan regresi dilakukan dengan cara menambahkan atau mengurangi peubah bebas dalam suatu persamaan hingga diperoleh nilai determinasi terbesar.
Dalam memodelkan, setelah melalui tahapan secara sistematis dengan mendapatkan nilai determinasi yang cukup besar, maka faktor yang berpengaruh adalah digunakan peubah sebagai berikut : Y1 = Bangkitan perjalanan (kali/hr) Y2 = Tingkat kemudahan melaksanakan aktivitas transportasi, kategori: 1=sangat sulit, 2=sulit, 3=sedang, 4=mudah, 5=sangat mudah X1 = Jumlah keluarga, kategori 1: (1 orang); 2: (2 orang); 3: (3 orang); 4: (4 orang); 5: (5 orang) X2 = Pendidikan terakhir kepala keluarga, kategori 1: (SLTA ke bawah); 2: (Diploma – Sarjana); 3: (Pasca Sarjana) X3 = Pendapatan keluarga (ribuan Rp), kategori 1: (< 500); 2: (500 - 1.500); 3: (> 1.500) X4 = Kepemilikan mobil (buah/rumah) X5 = Kondisi jalan, kategori : 1=sangat rusak, 2=rusak, 3=sedang, 4=baik, 5=sangat baik X6 = Tingkat kemudahan memperoleh angkutan umum, kategori : 1=sangat sulit, 2=sulit, 3=sedang, 4=mudah, 5=sangat mudah Dari hasil pengolahan data, model yang sesuai adalah : Y1 = 0,78812 + 0,82242 X1 + 0,24412 X2 + 0,87702 X3 + 0,69986 X4 ......(1) Y2 = 2,3212 + 0,2168 X3 + 0,1786 X4 + 0,09263 X5 + 0,11217 X6 ......(2) Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Hasil uji validitas dan reliabilitas untuk peubah X1, X2, X3, X4, X5 dan X6 masing-masing telah memenuhi kriteria, karena peubah mempunyai nilai rxy untuk uji validitas dan nilai rxx1 dalam uji reabilitas yang semuanya lebih besar dari angka kritik nilai ttabel sesuai kaidah statistik yang dapat diamati pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Uji Validitas (rxy) dan Uji Reabilitas (rxx1) Peubah X1 X2 X3 X4 X5 X6
rxy 0,571 0,652 0,661 0,791 0,291 0,501
rxx1 0,798 0,882 0,867 0,841 0,572 0,891
rtab 2,55 2,55 2,55 2,55 2,55 2,55
Keterangan Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi
28
Jurnal Teknika
ISSN : 2085 - 0859
Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan
Volume 2 No.2 Tahun 201
Uji Signifikansi Peubah Individu Dengan menggunakan derajat kepercayaan 95% dari tabel titik distribusi t, diperoleh nilai ttabel = 2,012, yang berarti lebih kecil nilai thitung hasil regresi, model bangkitan perjalanan dengan nilai X1=(7,121), X2=(5,491), X3=(4,751), X4=(3,984), dan model tingkat kemudahan melaksanakan aktivitas transportasi adalah X3=(11,762), X4=(6,743), X5=(7,112), dan X6=(16,712). Kondisi ini dapat diartikan bahwa peubah X 1, X2, X3, X4, X5 dan X6 secara individu signifikan memberikan kontribusi dalam model yang didesain. Uji Signifikansi Peubah Simultan Dengan derajat kepercayaan 95% diperoleh nilai Ftabel = 2,62, dan nilai Fhitung1 = (33,816), dan Fhitung2 = (26,1241) yang berarti nilai Ftabel< (nilai Fhitung1 dan Fhitung2) maka pebah simultan adalah signifikan, yang berarti secara bersama-sama peubah X1, X2, X3, X4, berpengaruh dalam memprediksi Y1, serta X3, X4, X5 dan X6 berpengaruh dalam memprediksi Y2, dan model dapat digunakan. Koefisien Determinasi Dari analisis data, diperoleh nilai determinasi R12=72,32%, dan R22=82,13%. Berarti peubah X1, X2, X3, X4, secara kooperatif mampu menjelaskan dengan signifikan sebesar 72,32% terhadap nilai peubah tidak bebas (Y1). Sisanya sebesar 27,68% dijelaskan oleh peubah lain yang tidak masuk dalam pemodelan ini, sedang peubah lain tersebut tidak lolos dalam uji statistik pada tahap sebelumnya. Hal ini identik untuk model tingkat kemudahan melaksanakan aktivitas transportasi, dengan peubah X3, X4, X5, X6secara kooperatif mampu menjelaskan dengan signifikan sebesar 82,13% terhadap nilai peubah tidak bebas Y2. Aplikasi Model Model hasil regresi jika diaplikasikan pada saat studi dilaksanakan, dengan cara memasukkan peubah yang berpengaruh dari hasil olahan data, maka bangkitan yang ditimbulkan adalah 13.756 perjalanan/hari, atau rata-rata setiap rumah memberikan kontribusi perjalanan sebesar 5,32 kali/hari, dengan distribusi perjalanan ke kantor (31,21%), sekolah (34,12%), belanja (29,34%) dan keperluan sosial, wisata dan yang lainnya (5,33%). Lokasi aktivitas harian warga sebagian besar terdapat di perkotaan (arah ke pusat kota), sehingga bangkitan yang ditimbulkan cukup
signifikan untuk menyumbangkan kemacetan lalu lintas. Tingkat kemudahan melaksanakan aktivitas transportasi dengan menggunakan model hasil regresi dengan masukan peubah bebas hasil olahan data mendapat nilai 2,98 masuk dalam kategori mudah-sedang, indikasinya warga tidak mendapat kesulitan yang berarti untuk melakukan aktivitas. Apabila kondisi jalan yang ada diperbaiki sampai kategori baik, maka tingkat kemudahan menjadi mudah-sedang dengan nilai 3,16. Usaha jalan ditingkatkan lagi menjadi sangat baik memberikan kontribusi sehingga nilainya 3,21. Langkah penambahan moda angkutan umum agar mudah diperoleh, akan merubah tingkat kemudahan melaksanakan aktivitas transportasi dengan kategori mudah-sedang yang bernilai 3,32. KESIMPULAN 1. Jenis pekerjaan yang dominan adalah pegawai swasta (47,24%), dengan tingkat penghasilan keluarga antara Rp 300.000,- s/d Rp 500.000,sebesar (34,16%), disusul (22,47%) keluarga dengan berpenghasilan total Rp 500.001,- s/d Rp 1.500.000,-. 2. Kepemilikan moda transportasi terdiri dari moda sepeda adalah (1,12 kend/rumah), sepeda motor (1,61 kend./rumah) dan mobil sebesar (0,68 kend./rumah), kepemilikannya tidak dipengaruhi tipe rumah yang digunakan dan penghasilan keluarga, dengan pemilik terbanyak adalah penghuni yang menempati rumah tipe T36 sampai T70. 3. Penggunaan sarana transportasi keluarga paling diminati adalah sepeda motor (47,21 %), disusul oleh angkutan kota (29,22 %) dan pilihan terakhirnya ada pada mobil pribadi (15,26 %) dengan jarak dari rumah ke sekolah 9,25 km yang memerlukan waktu perjalanan rata-rata 13,5 menit. 4. Model bangkitan perjalanan hasil regresi persamaan (1) sangat dipengaruhi oleh faktor jumlah keluarga dalam rumah tangga (X1), dan pendapatan keluarga (X3), untuk model tingkat kemudahan melaksanakan aktivitas transportasi persamaan (2) faktor yang dominan berpengaruh adalah pendapatan keluarga (X3), kemudian tingkat kepemilikan mobil (X4). 5. Implikasi bangkitan yang ditimbulkan sesuai model mencapai 11342 perjalanan/hari, atau rata-rata kontribusi bangkitan setiap rumah sebesar 5,03 kali/hari.
29
Jurnal Teknika
ISSN : 2085 - 0859
Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan
Volume 2 No.2 Tahun 201
6. Nilai tingkat kemudahan melaksanakan aktivitas transportasi saat studi dilaksanakan adalah 2,98, yang termasuk kategori mudahsedang, kondisi ini berpengaruh secara nyata terhadap nilai jual rumah, sehingga dapat menjadi indikator bagi calon pembeli untuk menentukan pilihan, dan dapat dijadikan tolok ukur bagi pengembang dalam mensiasati fasilitas produknya.
The Instutution of Highways and Transportation. 1987. Roads and Traffic in Urban Areas. The Department of Transport USA Yamin, Sofyan & Heri Kurniawan. 2009. SPSS Complete (Teknik Analisis Statistik Terlengkap Dengan Software SPSS). Penerbit Salemba Infotek Jakarta
DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. (2001). Reliabilitas dan Validitas. Edisi ke 3. PustakaPelajar. Yogyakarta. Black, John. (1991). Urban Transport Planning.Croom Helm. London. Blunden & Black. (1984). The Land Use / Transport System (2nd). Pergamon Press. Australia. Bruton, MJ. (1985). Introduction to Transportation Planning.Hutchinson & Co (Publisher) Ltd. London. Ghozali, H. Imam, Prof Dr M. Com. Akt. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. Ghozali, H. Imam, Prof Dr M. Com.Akt. 2009. Analisis Multivariate Lanjutan Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang Khisty, C. Jotin dan B. Kent Lall. 2003. DasarDasar Rekayasa Transportasi Jilid 2, Alih Bahasa : Ir. Julian Gressando, M.Sc. Penerbit Erlangga Jakarta. Miro, Fidel SE, MSTr. 2005. Perencanaan Transportasi Untuk Mahasiswa, Perencana dan Praktisi. Penerbit Erlangga Jakarta. Ortuzar, J.D. (1994). Modelling Transport (2nd). John Wiley and Sons, Chichester. England. Sudjana.(1992). MetodeStatistika.Edisike 5.Tarsito.Bandung. Sugiyono, Prof Dr. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Penerbit Alfabeta Bandung Sugiyono, Prof Dr. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Penerbit Alfabeta Bandung Tamin, O.Z. (1997). PerencanaandanPemodelanTransportasi.P enerbit ITB. Bandung.
30