JURNAL SKRIPSI ANALISIS CACAT PRODUK BAN VULKANISIR JENIS TRUK DAN BUS PADA CV. SIGMA JAYA SURAKARTA
Oleh: AGUS SUNANTO X2506007
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Februari 2013
ANALISIS CACAT PRODUK BAN VULKANISIR JENIS TRUK DAN BUS PADA CV. SIGMA JAYA SURAKARTA
Agus Sunanto, Yuyun Estrianto, Budi Harjanto Prodi. Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, FKIP, UNS Kampus UNS Pabelan Jl. Ahmad Yani 200, Surakarta, Telp/Fax. 0271 718419 E-mail:
[email protected]
This study aims to reveal the extent of the technical problems faced by CV. Sigma Jaya Surakarta in order to improve product quality retread tires. The technical problems in terms of the types of defects and their causes tires. This research method is descriptive qualitative. The results of this study indicate that the production of tires every month is 600 tire retreading, with 479 and 121 tires are not defective tire defects. Types of defects in the tire retreading Trucks and Buses frequent such as Crack Buster (CB), ie 4.50% of the total production, 27 tires, and sidewall Crack (CS) 3.83% by the number 23 tires, Dirty Mould (DM ) 3.66% by the number 22 tires, Blown Tread (BT) 3% with the number 18 tires, Under Cure Tread (UCT) 2.66% by the number 16 tires, Internal Failure (IF) ranks last with a percentage of the tire defect little going on as much as 2.50% by the number of 15 tires. By this research known by its cause there is water on printed, patronising pressure (shaping) while is printed downwards, hole wears hair short jammed tire, subtracted ripe time, position vent hole /hole wears hair short reducing tire a lot of, insufficiently notices hygiene, cleansing of casting with the wind adverse, inauspicious settlement, and gross floor. Keyword : Retread Tires, Disability Products Tires, Trucks and Buses.
PENDAHULUAN. Kerusakan
mudah rusak, mengelupas dan pecah. ban
menjadi
Cacat produk menjadi permasalahan
permasalahan penting bagi pengendara
yang cukup mendasar dalam segala
kendaraan, jika ban rusak pada saat
kegiatan
kendaraan melaju kengan kencang maka
dihasilkan suatu perusahaan merupakan
bisa terjadi kecelakaan yang serius.
cermin dari perusahaan itu sendiri
WHO memperkirakan kecelakaan
produksi.
Untuk
penyebab utama kematian. Pecah ban
yang
merupakan penyebab kecelakaan nomor
diperlukan
tiga.
menyebabkan
kecelakaan
2004 di
sampai
jalan
tol
2006, seluruh
yang
dimata pelanggan.
lalu lintas menempati urutan ke-3
Tahun
Produk
mendapatkan
memenuhi
produk
standar
masih
ulang
yang
kerja kurang
praktis
dan
efesien baik dalam hal biaya, tenaga
Indonesia yang disebabkan pecah ban
maupun waktu.
merupakan penyebab kecelakaan nomor
Analisis
cacat
ban
sangat
tiga setelah kurang antisipasi dan
penting, ini adalah cara terbaik untuk
mengantuk, yaitu sebesar 18 sampai 23
meningkatkan kualitas ban yang sesuai
persen (Isamas, 2011).
untuk digunakan di dunia nyata juga
harus
Beban oprasional yang tinggi
demi keamanan pengendara kendaraan.
memaksa
Sehingga mengurangi resiko kecelakaan
perusahaan
otobus
untuk lebih efisiensi dalah segala hal, khususnya anggaran untuk belanja ban, karena
anggaran
anggaran
ban
terbesar
merupakan
yang
harus
dikeluarkan. Ban vulkanisir menjadi
akibat kerusakan ban. LANDASAN TEORI Ban Ban berdasarkan konstruksinya
perusahan
dapat dibedakan menjadi tiga macam,
otobus, karena ban vulkanisir dinilai
yaitu ban bias, ban radial, ban belted
lebih murah dibandingkan dengan ban
(Fauzan, 2001: 2).
baru.
1) Ban Bias
alternatif
yang
diminati
Ban bias adalah ban luar
Selain mempunyai kelebihan, ban jenis vulkanisir masih mempunyai
yang
banyak
disusun berselang secara diagonal
kekurangan,
misalnya
ban
benang-benang
kanvasnya
terhadap pada garis lingkar tengah-
3) Ban Belted
tengah telapak. Arah benang lawon membentuk
sudut
25º
-
40º
terhadap garis tengah pada telapak.
Disebut ban belted karena mempunyai
sabuk
(belt)
yang
terbuat dari benang atau kawat baja. Jenis ban ini dibedakan menjadi dua, yaitu ban bias belted dan ban radial belted. Arah benang lawon yang ada pada ply untuk ban bias belted tersusun miring (bias)
Gambar 1. Kotruksi Bias Ply (Sumber: Fauzan, 2001: 2) 2) Ban Radial
ditenun
Sedangkan
pada
radial
belted
tersusun melingkar dan membentuk
Pada lawon
dan membentuk sudut 25º - 40º.
atau
ban radial benang kawat
untuk
baja
ply
sudut 90º.
yang
tersusun
melingkar. Arah benang atau kawat baja tersebut akan membentuk sudut 90º dengan garis tengah pada telapak ban.
Konstruksi ban
radial, biasanya dilengkapi sabuk (belt)
beberapa
lapis
Gambar 3. Kontruksi Belted (Sumber: Fauzan, 2001: 4) Muawanah
untuk
memperkokoh telapak.
(mengutip
dalam
SNI 1987: 1) ban truk dan bus adalah ban yang dipasang pada kendaraan untuk mengangkut penumpang dan beban yang memiliki nilai lapis 10 sampai 24 atau dengan ragam beban F sampai
N
dan
memiliki
lebar
penampang 7.50 sampai dengan 14 Gambar 2. Kontruksi Radial Ply (Sumber: Fauzan, 2001: 3)
inchi dan diameter pelek nominal 18 sampai 24 inchi (2001:15).
Ban tersusun atas empat bagian
Pembuatan
ban
vulkanisir
utama : Carcass, Tread Breaker, dan
terdapat dua kelompok, yaitu bahan
Bead. Atau pula dapat dibagi menjadi
baku dan bahan pendukung.
bagian-bagian yang mempunyai fungsi
1) Bahan Baku
utama sebagi berikut: Crown, Shoulder,
a) Ban Bekas
sidewall, dan Bead.
Ban
harus
memenuhi
syarat tertentu diantaranya: ban tidak
terkontaminasi
dengan
oli/minyak, ban harus utuh (tidak pecah), kawat dalam masih utuh (belum putus). b) Cord / karet Karet tipis dengan benang Gambar 4. Bagian-bagian Ban (Sumber: PT. Toyota Astra Motor, 1996: 5-36)
didalamnya. Kegunaan cord yaitu untuk
melapisi
ban
yang
berlubang.
Vulkanisir Ban Vulkanisasi
dalam
bahasa
Belanda (vulkanisatie) berarti suatu
2) Bahan Pendukung a) Lem Karet Berasal dari karet alam,
pekerjaan yang mempergunakan karet dan belerang (sulfur) untuk perekat sebagai
bahan
dasarnya
(Mulyono,
Vulkanisir merupakan pekerjaan berkaitan
barang-barang
dengan
membuat
tertentu
dengan
mencampur dan memanaskan karet mentah dengan sulfur (antara 2-5%) dan beberapa
dengan komposisi tertentu khusus untuk membuat lem dengan cara
2000: 1).
yang
karet sintetis (SBR, BPR, Butyl)
zat
akselerator
untuk
mempercepat proses (antara 0,5 – 1,5%) (Mulyono, 2000: 2).
melarutkanya
dalam
bensin.
Kegunaan lem untuk melekatkan karet
dengan
permukaan
ban/tread. b) Bensin Bensin dibutuhkan untuk mencairkan lem karet. Masukan lembaran karet gulungan pada
bensin. Lalu, aduk sampai karet
untuk ban truk dan bus adalah
mencair,buatlah
sebagai berikut :
larutan
lem
tidak terlalu kental juga tidak
1) Proses Pemilihan Bahan Ban
terlalu encer.
Bahan ban yang halus baik
c) Silikon Emulsi
pernah divulkanisir maupun yang
Bahan silikon emulsi ini berguna
untuk
lengketnya
belum,
dikontrol
dan
diteliti
mencegah
sebelum dikerjakan/diproses untuk
yang
menghindari terjadinya kesalahan
ban
divulkanisir pada matres (alat cetak vulkanisir) ketika matres dipanaskan.
tahap berikutnya. 2) Proses
Perataan
Permukaan
Ban/Tread
3) Alat Vulkanisir
Perataan ban dengan cara
Alat-alat yang digunakan pada saat proses produksi adalah sebagai berikut:
diiris pada permukaan ban/tread sampai batas pattern. 3) Proses Pengerokan Ban
a) Alat tambal ban luar
Ban yang sudah diratakan
b) Dua unit kompresor
lalu dikerok untuk mendapatkan
c) Alat vulkanisir ban
permukaan ban yang kasar sebagai
d) Dua unit mesin diesel
tempat
Dengan alat bantu seperti:
tambahan.
a) Set kunci pembuka ban mobil
ikatan
matrial
4) Proses Pembersihan Ban
b) Set kunci pembuka ban motor
Pembersihan
dilakukan
c) Gerinda
untuk
d) Steples ban
debu dan air pada ban.
e) Alat tekanan angin
a) Disikat
f) Bak merendam ban Setelah
semua
tersedia, maka proses vulkanisir siap dilaksanakan.
Proses
menghilangkan
Ban bahan
vulkanisir
karet
yang
kotoran,
dikerok,
cukup disikat dengan kawat besi
apabila
pada
proses
pengerokan dengan cara kerok manual.
b) Disemprot Angin Kompresor Ban yang sudah dikerok disemprot angin hingga bersih
f) Pemasangan
6) Pengecekan Ban yang sudah dipasang
c) Diberi Bensin
karet atau setengah jadi sebelum
Ban yang sudah dikerok bensin
agar
tidak
terkontaminasi dari benda lain d) Pengeleman
lem
dipersiapkan
dimasukan
ke
alat
vulkanisir
diperiksa terlebih dahulu dengan menggunakan lampu dan diraba bagian dalam ban.
Ban yang sudah bersih diberi
karet
mentah.
dari debu dan kotoran.
dikuas
gulungan
yang
7) Proses Cetak/Vulkanisasi
sudah
Ban dimasuki ban dalam dan
menggunakan
flap lalu ditempatkan pada pelek
kuas dan didiamkan sampai lem
yang
setengah kering ± 5 menit.
Temperatur yang diperlukan dalam
5) Pengaretan Ban
telah
dipersiapkan.
proses vulkanisir untuk ban adalah
Proses pengaretan ban ada 6
153ºC
(Mulyono,
2000:2).
tahap bisa dilihat pada gambar di
Selanjutnya ban dimasukan ke
bawah ini :
mesin cetak vulkanisir dengan
a) Persiapan lem karet
diberi tekanan angin dan waktu
b) Persiapan bahan karet.
yang ditentukan.
c) Karet dibelah
sintetis untuk
dipotong
dan
ditempelkan
dibagian pingir permukaan ban. d) Pemasangan
karet
bagian
pinggir ban agar dalam akhir proses ban bisa tercetak rapi dan kuat. e) Berikan lem karet yang sudah dipersiapkan
keseluruh
permukaan ban hinga merata.
8) Tahap akhir dan pemeriksaan Ban diperiksa apakah ada kekurangan atau tidak. Ban yang kurang bagus akan diperbaiki. Cacat Pada Ban Vulkanisir Muawanah (mengutip dalam APBI: 1978) jenis-jenis cacat ban vulkanisir adalah sebagai berikut : a) Crack buster adalah cacat berupa keretakan dibagian punggung.
b) Crack sidewall adalah cacat ban berupa
keretakan
ban
bagian
sidewall. c) Dirty
METODOLOGI PENELITIAN Metode dalam penelitian ini menggunakan
mould
adalah
cacat
metode
deskriptif
ban
kualitatif yaitu dengan mengungkapkan
disebabkan terdapat kotoran yang
jenis-jenis cacat yang terjadi pada
menempel pada ban.
produk setelah akhir proses produksi,
d) Blown sidewall adalah cacat ban
mencari penyebab cacat. Sumber data
berupa gelembung udara dibagian
terdiri dari sumber data manusia dan
sidewall.
non manusia.
e) Blown Ply adalah cacat ban berupa gelembung udara antara lapisan Ply. f) Internal Failure adalah cacat yang
disebabkan
oleh
tekanan
dalam
gagal.
Teknik gunakan
sampling
adalah
teknik
yang
di
Purposive
Sampling, dimana informan yang dipilih adalah yang dianggap mampu dan dapat dipercaya sebagai sumber data yang
g) Blown Tread adalah cacat ban berupa
mantap meliputi pemilik perusahaan,
gelembung udara dibagian Tread.
kepala bagian produksi, kepala bagian
h) Under Cure Tread adalah cacat ban berupa ban mentah dibagian Tread.
Rework merupakan pekerjaan yang
memperbaiki
berfungsi ban
yang
untuk cacat
kecil/sedikit dan tidak fatal, sehingga ban dapat dikembalikan menjadi produk yang
berkualitas.
Instrumen
pengumpulan
data meliputi observasi, wawancara, dan analisis dokumen.
Kerja Ulang (Rework)
ulang
pemasaran.
Hasil
rework
dimungkinkan ban akan menjadi ban kualitas utama, atau dimungkinkan ban menjadi ban kualitas dua.
Teknik analisis dalam penelitian ini merupakan analisis data interaktif dengan
menggunakan model analisis
interaktif dimana tiga komponen utama yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan dilakukan secara interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai proses suatu siklus. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan Trianggulasi penelitian
teknik yang
ini
trianggulasi.
dipakai
adalah
dalam
trianggulasi
sumber dan metode. Triangulasi dengan
Sedangkan penyebab utama
sumber dapat dicapai dengan jalan
cacat produk ban vulkanisir jenis truk
membandingkan data hasil observasi
dan bus adalah masalah pada mesin,
dengan hasil wawancara mendalam.
sistem
Triangulasi dilakukan
dengan
dengan
mendalam
metode
wawancara
kepada
Pimpinan
Perusahaan, Kepala Bagian Produksi dan Kepala Bagian Pemasaran, serta observasi di lapangan.
karyawan
yang
kurang teliti dalam pengerjaan dan kesalahan
penanganan
pada
waktu
proses. PEMBAHASAN Cacat ban itu sendiri meliputi Crack Buster (CB) yaitu 4,50 % dari total produksi, sebanyak 27 ban, dan
HASIL PENELITIAN Perusahaan
pemanasan,
Vukanisir
Sigma
dilanjutkan Crack Sidewall (CS) 3,83 %
Jaya Surakarta merupakan salah satu
dengan jumlah 23 ban, Dirty Mould
dari beberapa perusahan yang bergerak
(DM) 3,66 % dengan jumlah 22 ban,
dibidang pembuatan ban vulkanisir di
Blown Tread (BT) 3 % dengan jumlah
Kota Surakarta.
18 ban, Under Cure Tread (UCT) 2,66
Penelitian
yang
dilakukan
% dengan jumlah 16 ban,
Internal
selama 30 hari, memperoleh data bahwa
Failure (IF) menempati urutan terakhir
hasil
ban
dengan prosentase cacat ban paling
vulkanisir, dengan 479 ban tidak cacat
sedikit terjadi sebanyak 2,50 % dengan
dan 121 ban cacat.
jumlah 15 ban.
produksi
sebanyak
600
Jenis cacat yang sering terjadi pada ban jenis truk dan bus pada perusahaan
vulkanisir
Sigma
Jaya
Tabel 1. Prosentase Total Produksi Bulan Maret 2012 Tidak Cacat
Surakarta setelah proses produksi yaitu: Crack buster (CB), Crack sidewall (CS), Dirty mould (DM), Blown tread ((BT), Under
Cure
Internal Failure (IF).
Tread (UCT),
Jenis Cacat CB
CS
DM
BT
UCT
IF
Jumlah
479
27
23
22
18
16
15
Prosentase (%)
79,8
4,50
3,83
3,66
3
2,66
2,5
Dirty mould, 3.66 % Crack sidewall, 3.8 3%
disebabkan karena ada air pada
Blown tread, 3%
Internal failure, 2.50 %
Under Cure Tread, 2.66 %
cetakan,
tekanan
pembentuk
(shaping) saat dicetak turun, lubang rambut
Crack buster, 4.50 %
Jumlah tidak cacat, 79.83 %
ban
matang
tersumbat,
kurang,
posisi
waktu vent
hole/lubang rambut ban kurang banyak. 3) Dirty mould disebabkan
Gambar 1. Diagram Total Produksi Bulan Maret 2012
sehingga
Dapat diketahui bahwa macam-
adalah
cetakan ada
cacat yang
kotoran
ban kotor yang
menempel pada ban. Cacat karena
macam penyebab cacat ban vulkanisir
dirty mould
jenis truk dan bus yang sering terjadi
mencakup
setelah ban di cetak selama melakukan
produksi. Dirty Mould disebabkan
penelitian adalah sebagai berikut:
karena Ujung sidewall yang terlalu
1) Crack buster adalah cacat berupa
tinggi atau terlalu rendah, kurang
keretakan (tread).
dibagian
punggung
Kerusakan
jenis
sering terjadi karena 3,66%
memperhatikan
dari
total
kebersihan,
ini
pembersihan cetakan dengan angin
termasuk kerusakan yang sering
kurang baik, penataan yang tidak
terjadi, 4,50% dari total produksi.
baik, dan lantai yang kotor.
Crack Buster disebabkan karena ada air
pada
cetakan,
4) Blown tread adalah cacat ban
tekanan
berupa gelembung udara dibagian
pembentuk (shaping) saat dicetak
tread. Cacat karena Blown Tread
turun, tekanan panas tidak normal
sering terjadi karena mencakup 3 %
misalnya kompor pemanas tiba-tiba
dari total produksi. Blown Tread
mati.
disebabkan karena pelapisan karet
2) Crack sidewall adalah cacat ban berupa
keretakan
ban
bagian
yang tidak sempurna, temperatur panas yang tidak stabil.
sidewall. Cacat jenis ini termasuk
5) Under cure tread adalah mentahnya
cacat yang sering terjadi 3,38% dari
bagian tread atau telapak ban. Cacat
total
karena under cure tread sering
produksi.
Crack
Sidewall
terjadi karena mencakup 2,66% dari
produksi yaitu: Crack buster
total produksi. Under Cure Tread
(CB), Crack sidewall (CS), Dirty
disebabkan karena temperatur turun,
mould (DM), Blown tread ((BT),
pengontrol steam (uap panas) tidak
Under
berfungsi, tempat uap bocor dan
Internal Failure (IF).
tekanan
angin
kurang,
cara
Cure
b. Sedangkan
Tread
penyebab
(UCT),
utama
melengkungkan tread salah, lubang
cacat produk ban vulkanisir jenis
rambut ban tertutup.
truk dan bus adalah masalah
6) Internal Failure disebabkan karena
pada mesin, sistem pemanasan,
tekanan internal gagal masuk, katup
karyawan yang kurang teliti
diafragma tidak normal, sensor post
dalam pengerjaan dan kesalahan
mekanik
penanganan pada waktu proses.
tidak
normal,
katup
pengembali cetak rusak, internal
2) Saran
pipe heat kendor. Cacat karena
Berdasarkan hasil penelitian
internal failure sering terjadi karena
yang diperoleh dan implikasi yang
mencakup 2,5% dari total produksi.
ditimbulkan, disampaikan
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang analisa cacat ban vulkanisir pada perusahaan vulkanisir Sigma Jaya Surakarta yang telah diuraikan pada BAB IV dengan mengacu pada perumusan masalah, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: a. Jenis cacat yang sering terjadi pada ban jenis truk dan bus pada vulkanisir
dapat
saran-saran
sebagai
berikut:
1) Kesimpulan
perusahaan
maka
Sigma
Jaya Surakarta setelah proses
a. Untuk dapat memperoleh ban vulkanisir dengan kualitas baik hendaknya
semua
komponen
perusahaan
baik
pemilik
perusahaan, koordinator maupun karyawan saling bahu membahu dan
bekerjasama
dalam
meningkatkan kualitas. b. Perlu adanya bagian Quality Control tersendiri yang bertugas meneliti, menyortir ban hasil produksi
sebelum
dipasarkan
kepada klien sehingga tidak
terjadi kesalahan ban cacat yang
benang,
sampai ke tangan klien.
menempel pada bladder. Pada
c. Untuk crack buster, periksa cetakan
sebelum
sisa
karet
yang
saat ban dilapisi karet usahakan
digunakan,
lantai tempat yang digunakan
jangan ada air pada cetakan,
dalam keadaan bersih sehingga
periksa
tidak
kembali
tekanan
pembentuk (shaping) sehingga tidak ada penurunan tekanan saat
dicetak,
periksa
juga
ada
kotoran
yang
menempel pada ban. f. Untuk blown tread, sebelum ban dicetak, periksa kembali rekatan
sumber panas, misal kompor
karet
jaga agar api tidak sampai mati.
apakah karet sudah melekat
d. Untuk crack sidewall, periksa cetakan
sebelum
dengan
ban,
periksa
seluruhnya ke tread, sehingga
digunakan,
udara tidak dapat masuk di
jangan ada air pada cetakan jaga
lapisan tread, periksa juga suhu
agar
pemanasan,
cetakan
bersih,
dalam
pastikan
kondisi
tidak
ada
sumbatan pada lubang rambut
usahakan
temperatur tetap stabil. g. Untuk under cure tread, periksa
ban. Periksa kembali tekanan
suhu
pembentuk (shaping) sehingga
temperatur
tidak ada penurunan tekanan
pengontrol steam (uapa panas)
saat
berfungsi
dicetak,
periksa
juga
pemanasan,
usahakan
tetap
dengan
stabil,
baik,
dan
sumber panas, misalnya kompor
periksa tekanan angin sebelum
jaga agar api tidak sampai mati
dicetak,
jika
dan periksa juga karet penyekat
kurang
dapat
menyebabkan
dome. Dalam melapisi karet
kerusakan
ini.
Pelengkungan
usahakan rata pada setiap sisi.
tread harus hati-hati dan teliti.
e. Untuk
dirty
cetakan
mould,
sebelum
periksa
digunakan,
Periksa
tekanan
lubang
angin
rambut
ban
usahakan agar lubang rambut
jangan ada air pada cetakan jaga
ban
agar
pemanasan harus sesuai, jangan
bersih,
cetakan
dalam
bersihkan
kondisi benang-
tidak
tertutup.
Waktu
sampai
kurang
waktu
pemanasan.
10/data-kecelakaan-lalu-lintas-dankasus.html.
h. Untuk internal failure, Sebelum
2. Fauzan, B.M. (2001). Memilih dan
dicetak periksa tekanan internal
Merawat Ban Mobil. Jakarta: Puspa
ban, tekanan ban harus sesuai.
Swara.
Periksa
katup
diafragma
3. Muawanah, Siti. (2001). Analisa
sebelum digunakan, katup ini
Kkualitas Produk Ban Luar Jenis
meliputi katup angin, steam/uap
Truk dan Bus pada Akhir Proses
panas, air dan vakum. Jaga agar
Produksi pada PT. Mega Save Tyre
internal pipe heat tidak kendor.
Industry
Periksa juga suhu pemanasan,
Surakarta.
usahakan temperatur tetap stabil.
Surakarta.
1. Isamas. (2011). Data Kecelakaan Lalu Lintas dan Kasus. Diperoleh Desember
Universitas
Skripsi. Negeri
4. PT Toyota Astra Motor. (1996).
DAFTAR PUSTAKA
28
Semarang.
2011
dari
http://isamas54.blogspot.com/2011/
Training Manual Step 1. Jakarta: PT Toyota Astra Motor. 5. Mulyono, M.B. (2000). Wirausaha Vulkanisir Jakarta:
Ban
Sepeda
Puspa
Motor. Swara.