Implementasi Six Sigma-DMAIC untuk Mengurangi Produk Cacat Talang Air di PT X Hanky Fransiscus1∗ ,Caroline2 , Cynthia Prithadevi Juwono3 1,2,3) Fakultas
Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri
Universitas Katolik Parahyangan Jl. Ciumbuleuit 94, Bandung 40141 Email:
[email protected],
[email protected]
Abstrak PT X sebagai salah satu penghasil produk talang air menghasilkan 3 produk, yaitu talang air medium, talang air besar, dan talang air putih. Selama bulan Agustus hingga September 2012 perusahaan menghasilkan produk cacat sebanyak 4,03% untuk talang air medium, 4,13% untuk talang air besar dan 3,9% untuk talang air putih. Produk cacat yang terjadi tentunya akan merugikan pihak perusahaan. Oleh karena penelitian ini dilakukan untuk mengurangi produk cacat dengan melakukan perbaikan kualitas. Metode yang digunakan untuk perbaikan kualitas adalah metode Six Sigma-DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control). Metode Six Sigma-DMAIC diterapkan untuk menurunkan cacat pada ketiga produk. Pada tahap Define dilakukan pendefinisian proses produksi dan Critical to Quality (CTQ). CTQ yang ditemukan adalah kehalusan permukaan talang air, kerataan permukaan talang air, panjang talang air, tingkat kelenturan, kesempurnaan bentuk talang air, kesempurnaan permukaan talang air, tidak adanya lubang, dan kesesuaian warna. Tahap measure dilakukan pengukuran kinerja perusahaan saat ini dan diperoleh DPMO sebesar 6259,2 dan nilai level sigma 4,016 untuk talang air medium, DPMO sebesar 6152 dan level sigma 4,017 untuk talang air besar, DPMO sebesar 6063,8 dan level sigma sebesar 4,021 untuk talang air putih. Tahap analyze dilakukan untuk mengindentifikasi akar masalah terhadap cacat lubang, cacat sobek dan cacat patah dengan menggunakan fishbone diagram. Tahap improve dilakukan dengan tujuan merancang usulan perbaikan kualitas dan tahap control dilakukan untuk memantau dan mengetahui dampak dari usulan perbaikan yang telah diterapkan. Hasil penerapan usulan perbaikan adalah terjadi peningkatan nilai DPMO dan level sigma pada setiap produk. Kata Kunci: kualitas, six sigma-DMAIC
1
Pendahuluan
Perkembangan industri yang semakin pesat mengakibatkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat. Perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama harus memiliki strategi untuk mempertahankan pasar dan memperoleh konsumen yang baru. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat memproduksi produk sesuai dengan kenginginan konsumen. Persaingan yang ketat antar perusahaan sejenis menyebabkan tiap perusahaan berlomba-lomba memberikan performansi terbaik kepada konsumen. Kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor yang dapat me∗ Korespondensi
Penulis
nunjukkan performansi perusahaan. Dengan tersu menjaga kepuasan konsumen, maka konsumen akan tetap terjaga dan dapat pula semakin meningkat. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen adalah kualitas produk yang dihasilkan. Oleh karena itu perusahaan harus slealu menjaga kualitas produk yang dihasilkannya agar tidak mengecewakan konsumen. Sedapat mungkin perusahaan harus dapat meminimasi produk cacat agar tidak mengecewakan konsumen dan tidak kehilangan konsumennya. Produk cacat yang dihasilkan tidak dapat dijual kepada konsumen karena dapat menurunkan kepuasan konsumen. Dengan menurunnya kepuasan konsumen, maka dapat mengakibatkan menurunnya loyalitas konsumen terhadap perusahaan. Selain itu, produk
152
Implementasi Six Sigma-DMAIC untuk Mengurangi Produk Cacat Talang Air di PT X
cacat juga dapat menjadi pemborosan bagi perusahaan dan dapat menurunkan keuntungan perusahaan. PT X merupakan perusahaan yang memproduksi talang air serta komponen pelengkap lainnya seperti talang, bak control, talang belok, dan penutup talang. Talang air yang diproduksi juga bervariasi, yaitu talang air berukuran besar, standar, medium, gantung, dan putih. Agar dapat menjaga kepuasan konsumen, PT X hanya menjual talang air dan berbagai komponen pelengkap yang sudah lolos inspeksi atau tidak terdapat cacat pada produk. Cacat yang menyebabkan produk tidak dapat digunakan dan dijual seperti talang yang pecah, berlubang, permukaan tidak rata, dan lain-lain. Produk yang cacat tersebut akan didaur ulang menjadi bahan baku, akan tetapi hal terebut membutuhkan tenaga kerja, mesin, energi, waktu dan biaya. Oleh karena itu, jika perusahaan tidak melakukan perbaikan dan tetap menganggap produk yang cacat masih dapat digunakan, maka pendapatan yang akan diterima akan lebih kecil pula. Berdasarkan data 6 bulan terakhir, terdapat 3 produk yang memiliki rata-rata persentase cacat paling besar yaitu talang air medium (3,6%), talang air besar (3,5%) dan talang air putih (3,4%), sedangkan persentase cacat produk lainnya tidak mencapai 3%. Oleh karena itu, penelitian difokuskan pada ketiga produk terebut. Penelitian ini berutujuan untuk mengetahui jenis-jenis cacat yang dihasilkan dari proses produksi pembuatan talang air, mengetahui penyebab munculnya cacat pada talang air, mencari alternatif perbaikan dalam proses produksi untuk mengurangi jumlah produk cacat, dan mengetahui perbandingan sebelum dan sesudah dilakukannya perbaikan. Pembatasan masalah yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian hanya menggunakan satu siklus DMAIC.
2
Metodologi Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode Six Sigma-DMAIC yang secara garis besar terdiri dari 5 tahap, yaitu define, measure, analyze, improve dan control. Penelitian dilakukan secara sistematis dengan tahapan yaitu studi pendahuluan, identifikasi dan perumusan masalah, studi pustaka, pengumpulan data, define, measurement, analyze, improvement, control, dan penarikan kesimpulan. Pada tahap define dilakukan pendefinisian proses produksi yang berisi langkah-langkah atau tahapan proses produksi yang berlangsung, pembuatan diagram
alir, diagram SIPOC dan pengidentifikasian CTQ. Pada tahap measure dilakukan pembuatan peta kendali dan perhitungan nilai kualitas sigma sebelum dilakukan perbaikan yang dinyatakan dalam DPMO dan level sigma. Pada tahap analyze dilakukan pembuatan diagram pareto untuk mengidentifikasi cacat yang menjadi prioritas perbaikan, pembutan fishbone diagram, dan pembuatan failure mode and effect analysis (FMEA). Tahap improve meliputi pemberian usulan tindakan perbaikan dari permasalahan yang ada, kemudian diimplementasikan dalam perusahaan. Tahap control meliputi pengambilan data hasil implementasi usulan perbaikan. Pada tahap control dibuat kembali peta kendali dan dihitung nilai kualitas sigma dari hasil implementasi. Selain itu pada tahap control juga dilakukan perbandingan proporsi produk cacat dan rata-rata defect per unit untuk mengetahui pengaruh dari tindakan perbaikan.
3
Tinjauan Pustaka
Konsep Six Sigma pertama kali diterapkan oleh Motorola pada tahun 1980 (Gasperz, 2002). Six Sigma merupakan sebuah metodologi terstruktur untuk memperbaiki proses yang difokuskan pada usaha untuk mengurangi variasi proses sekaligus mengurangi cacat dengan menggunakan statistik dan problem solving tools secara intensif (Pande, 2002). Konsep Six Sigma kemudian semakin berkembang luas dan muncul beberapa ahli yang mendefinisikan Six Sigma secara berbeda-beda. Berikut ini merupakan pengertian Six Sigma menurut beberapa sumber : 1. Six sigma sebagai sebuah visi, dalam hal ini Six Sigma mengharapkan tidak terjadi defect dalam sebuah proses yang juga diharapkan oleh semua organisasi (Welch, 2000). 2. Six Sigma adalah sistem yang komprehensif dan fleksibel untuk mencapai, mempertahankan, dan memaksimalkan sukses bisnis. Six Sigma secara unik dikendalikan olah pemahaman yang kuat terhadap fakta, data, dan analisis statistik, serta perhatian yang cermat untuk mengelola, memperbaiki, dan menanamkan proses bisnis (Pande, 2002). 3. Six Sigma merupakan suatu metode atau teknik pengendalian dan peningkatan kualitas dramatik yang merupakan terobosan baru dalam bidang manajemen kualitas (Gaspersz, 2002). 153
Measure, Analyze, Improve, Control), setelah tahap Control dilakukan maka akan dilanjutkan lagi dengan tahap Define sampai tingkat kegagalan nol tercapai pada tahap Control. Tahapan ini merupakan tahapan yang berulang dan membentuk siklus Six Sigma, dapat dilihat pada Gambar 1.
secara keseluruhan dan diagram SIPOC untuk menggunakan dia berada tepat pada nilai yang diinginkan. masing-masing proses produksi yang terjadi di Besarnya penyesuaian sebesar 1,5 sigma dari memiliki prinsip 80% PT X. Diagram SIPOC menggambarkan 20% penyebab. nilai spesifikasi target kualitas (T) yang hubungan ketergantungan antara satu proses penyebab, dilaku diinginkan oleh pelanggan pada proses dengan prosesStatistical lainnya. Setelah itu,Conference dilakukan 2013 Indonesia Analysis penyebab dari akar dengan distribusi normal dapat dilihat pada identifikasi CTQ (Critical to Quality). CTQ tingkat resiko tertin Gambar 2. merupakan karakteristik yang diinginkan oleh Dari urutan terse konsumen. Berdasarkan CTQ yang ada, dicari prioritas perbaikan y jenis cacat yang muncul sehingga CTQ DEFINE tersebut tidak terpenuhi. Perbaikan (Improve CONTROL MEASURE Setelah diperole Pengukuran (Measure) dari akar penyeba Measure merupakan tindak lanjut dari tertinggi hingga tere langkah Define dan merupakan sebuah IMPROVE ANALYZE tindakan perbaikan jembatan untuk langkah berikutnya yaitu perusahaan. Deng Analyze. Pada tahap measure, dilakukan 5 Gambar 1. Siklus DMAIC perbaikan terseb (Sumber : Evans,(Sumber 2005 h.3): Evans, 2005 pembuatan Gambarpeta 2. Distribusi Pergeseran Gambar 1: Siklus DMAIC kendaliNormal p dandengan peta kendali u meminimasi cacat Gambar 2: Distribusi Normal dengan Pergeh.3) untuk proses saat ini. Sigma Jika proses sudah in penyebab tersebu seran Sigma (Sumber : Gaspersz, 2002 h. 11) control, barulah dapat dihitung besarnya Dari perspektif pengukuran, Six Sigma (Sumber : Gaspersz, 2002 h. 11) nilai perbaikan yang dila DPMO dan level sigma untuk proses saat ini. mempresentasikan tingkat kualitas di mana izin dari pihak pe Tabel 1: CTQ dan Cacat yang Terjadi 4.paling Six Sigma sebuah pengukuran, banyakadalah terdapat 3,4 cacat dalam satu dimana dilakukan penghitungan defect-defect Analisis (Analyze) juta kesempatan. Tingkat kualitas Six Sigma yang mengijinkan terjadi di dalam sebuah proses Analyze operasional berartii rata-rata produksi untukdan No CTQmerupakan langkah Cacat hasilnya ditampilkan dalam bentuk angka ketiga1 dalam program peningkatan Cacat kualitas bergeser sebesar 1,5 sigma (standar deviasi) Kehalusan permukaan goresSix ataunilaigrafik mendorong talangtahap air ini, dilakukan pencarian dari targetyang yang akan ditetapkan. Besarnyakita Sigma. Pada Kerataan permukaan talang menggunakan Cacat melakukanyang perbaikan (Welch, akar 2 penyebab dengan kelonggaran diberikan untuk2000). terjadinya air gelombang fishbone diagram untuk cacat yang dominan. pergeseran merupakan hal yang penting 3 Panjang talang air Cacat ukuran Metode Six Sigma dapat membantu perusaUntuk menentukan cacat dominan karena tidak ada proses yang selalu dapat 4 Tingkat kelenturan Cacat getas haan untuktepat mencapai tingkat berada pada nilai yangkegagalan diinginkan.nol. menggunakan diagram pareto di mana 5 Kesempurnaan bentuk Cacat patah Siklus dalampenyesuaian Six Sigma sebesar sendiri merupakan Besarnya 1,5 sigma darisik- memiliki prinsip 80% akibat disebabkan oleh talang air lusnilai tertutup. Pada metode Mea- 20% penyebab. Setelah diperoleh akar spesifikasi target DMAIC kualitas (Define, (T) yang 6 Tidak adanya lubang pada Cacat lubang sure, Analyze, oleh Improve, Control),pada setelah tahap penyebab,talangdilakukan pengurutan akar diinginkan pelanggan proses air Control dilakukan 7 Kesesuaian Cacatmemiliki warna dari akarwarna penyebab yang dengan distribusi maka normalakan dapatdilanjutkan dilihat padalagi penyebab dengan tahap tertinggipermukaan menggunakan FMEA. Gambar 2. Define sampai tingkat kegagalan tingkat 8 resiko Kesempurnaan Cacat sobek talang tersebut air nol tercapai pada tahap Control. Tahapan ini Dari urutan menentukan urutan merupakan tahapan yang berulang dan mem- prioritas perbaikan yang dilakukan. LSL
USL
- 1,5 sigma
- 6 sigma
LSL
- 1 sigma
mean
+ 1 sigma
+ 2 sigma
+ 3 sigma
+ 6 sigma
+1,5 sigma
- 3 sigma
- 2 sigma
- 1 sigma
mean
+ 1 sigma
+ 2 sigma
+ 3 sigma
+ 6 sigma
3.1 Define Tahap definisi (Define) merupakan langkah operasional pertama dalam program peningkatan kualitas Six Sigma. Pada tahap ini dilakukan identifikasi proses produksi yang ada di PT X. Setelah itu dibuat diagram SIPOC (SupplierInput-Process-Output-Customers) secara keseluruhan dan diagram SIPOC untuk masingmasing proses produksi yang terjadi di PT X. Diagram SIPOC menggambarkan hubungan keter154
- 2 sigma
USL
- 1,5 sigma
bentuk siklus Six Sigma, dapat dilihat pada Gambar 1. Dari perspektif pengukuran, Six Sigma mempresentasikan tingkat kualitas di mana paling banyak terdapat 3,4 cacat dalam satu juta kesempatan. Tingkat kualitas Six Sigma berarti mengijinkan rata-rata produksi untuk bergeser sebesar 1,5 sigma (standarNormal deviasi) dari nilai target Gambar 2. Distribusi dengan Pergeseran yang ditetapkan. Besarnya kelonggaran yang Sigma diberikan untuk terjadinya pergeseran meru(Sumber : Gaspersz, 2002 h. 11) pakan hal yang penting karena tidak ada proses yang selalu dapat berada tepat pada nilai yang diinginkan. Besarnya penyesuaian sebesar 1,5 sigma dari nilai spesifikasi target kualitas (T) yang diinginkan oleh pelanggan pada proses dengan distribusi normal dapat dilihat pada Gambar 2. - 6 sigma
- 3 sigma
+1,5 sigma
gantungan antara satu proses dengan proses Perbaikan (Improve) lainnya. Setelah urutan itu, dilakukan identifikasi Setelah diperoleh akar penyebab CTQakar (Critical to Quality). CTQ resiko merupakan dari penyebab yang memiliki karakteristik diinginkan konsumen. tertinggi hingga yang terendah, kemudianoleh dilakukan tindakan perbaikan diterapkan Berdasarkan CTQ yang yang ada, dicari pada jenis cacat perusahaan. tindakan yang munculDengan sehinggadilakukan CTQ tersebut tidak terperbaikan tersebut, diharapkan dapat penuhi. meminimasi cacat yang terjadi akibat akar penyebab tersebut. Tentunya tindakan 3.2 Pengukuran (Measure) perbaikan yang dilakukan harus memperoleh izin dari pihak perusahaan jugadari dari Measure merupakan tindakdan lanjut langkah Define dan merupakan sebuah jembatan untuk langkah berikutnya yaitu Analyze. Pada tahap measure, dilakukan 5 pembuatan peta kendali p dan peta kendali u untuk proses saat ini. Jika proses sudah in control, barulah dapat dihitung besarnya nilai DPMO dan level sigma untuk proses saat ini.
3.3
Analisis (Analyze)
Analyze merupakan langkah operasional ketiga dalam program peningkatan kualitas Six Sigma. Pada tahap ini, dilakukan pencarian akar penyebab dengan menggunakan fishbone diagram untuk cacat yang dominan. Untuk menentukan cacat dominan menggunakan diagram pareto di mana memiliki prinsip 80% akibat disebabkan
karyawanImplementasi yang bersangkutan. Tanpa adanya Six Sigma-DMAIC untuk Mengurangi Produk Cacat Talang Air di PT X kerjasama tersebut, tindakan perbaikan yang sudah direncakan tidak akan terlaksana oleh 20% penyebab. Setelah diperoleh akar dengan baik. Selain itu, perlu pengawasan Bahan Baku Murni penyebab, dilakukan pengurutan akar penyeyang lebih untuk pertama kali penerapan bab dari akar penyebab yang memiliki tingkat tindakan resiko perbaikan Tindakan FMEA. perbaikan tertinggiini. menggunakan Dari urukaryawan yang bersangkutan. Tanpa adanya Serbuk-Serbuk Mixing yang diterapkan di PT X dilakukan selama 1,5 tan tersebut menentukan urutan prioritas Talang kerjasama tersebut, tindakan perbaikan peryang baikansudah yang dilakukan. bulan sebelum dilakukan tindakan kontrol, direncakan tidak akan terlaksana dengan baik. Selain perlu terus pengawasan tetapi tindakan perbaikan ini itu,akan Bahan Baku Murni Ekstrusi yang lebih untuk pertama kali penerapan dilakukan3.4secara terus-menerus Perbaikan (Improve)dan tidak tindakan perbaikan ini. Tindakan perbaikan terbatas pada penelitian saja. Serbuk-Serbuk Mixing
Setelahyang diperoleh urutan akar penyebab dari diterapkan di PT X dilakukan selama 1,5 Talang Pemotongan bulan sebelum dilakukan resiko tindakantertinggi kontrol, akar penyebab yang memiliki tindakan perbaikan ini akan terus Kontrol (Control) hinggatetapi terendah, kemudian dilakukan tindakan Ekstrusi dilakukan secara terus-menerus dan perbaikan yang diterapkan pada perusahaan. Pada tahap terakhir dari proyek tidak terbatas pada tindakan penelitian saja. Dengan dilakukan tersebut, Pemeriksaan peningkatan kualitas Six Sigma,perbaikan dilakukan diharapkan dapat meminimasi cacat yang terPemotongan perhitungan besarnya nilaitersebut. DPMO dan Kontrol (Control) jadi kembali akibat akar penyebab Tentunya tahap terakhir dari proyek level sigma dariPada proses setelah perbaikan. tindakan perbaikan yang dilakukan harus memTidak Apakah kualitas Pemeriksaan Penghancuran peningkatan kualitas Six Sigma, dilakukan baik ? dari pihak perusahaan juga dari Dilakukanperoleh pulaizin perbandingan antaradanpeta perhitungan kembali besarnya nilai DPMO dan karyawandan yangsesudah bersangkutan. Tanpa adanya kendali sebelum perbaikan dan Ya level tersebut, sigma dari prosesperbaikan setelah perbaikan. kerjasama tindakan yang suTidak Apakah kualitas Penghancuran perbandingan nilai DPMO danperbandingan levelterlaksana sigma-nya. baik ? Dilakukan pula antara peta dah direncakan tidak akan dengan Packing kendali sebelum sesudahstatistik perbaikan dan Selain itu,baik. dilakukan pengujian secara Ya Selain itu, perludan pengawasan yang lebih perbandingan nilai DPMO dan level sigma-nya. untuk pertama kali penerapan dengan melakukan pengujian proporsitindakan cacat perPacking itu, dilakukan pengujian secara statistik Gambar 3: Diagram baikanSelain ini. Tindakan perbaikan yang diterapkan Alir Proses Produksi Talang dan uji rata-rata defect per unit. Gambar 3. Diagram Alir Proses Produksi Talang Air dengan melakukan di PT X dilakukan selamapengujian 1,5 bulanproporsi sebelumcacat di- Air dantindakan uji rata-rata defect per unit.tindakan perGambar 3. Diagram Alir Proses Produksi Talang Air lakukan kontrol, tetapi baikan ini akan terus dilakukan secara terus- Supplier Input Output Customer Mixing menerus dan tidak terbatas pada penelitian saja. Proses Campuran raw
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Input PT Aneka KimiaSupplier Raya PVC resin, titanium, DOP, PT Kurnia Artha Pratiwi stabilizer, kalsium, steric Operator PTPratama Aneka Kimia Raya PVC resin, titanium, PT Halim Sakti acid, metablen, karbon,DOP, PT Kurnia Artha Pratiwi stabilizer, kalsium, steric PT Cahaya Indra Chemindo serbuk talang PT Halim Sakti Pratama acid, metablen, karbon, Operator PT Indokemika PT Cahaya Indra Chemindo serbuk talang PT Lautan Luas PT Indokemika PT Lautan Luas PT Eastern Polymer
Output
Mixing
Customer
Mesin MixerCampuran raw material Proses Mesin Mixer
material
Extruder
Extruder
Define 3.5 Kontrol Define (Control) tahap dilakukan define dilakukan Pada tahap Pada define hal-halhal-hal Gambar Diagram SIPOC Proses Mixing Gambar 4. 4.Diagram SIPOC Proses Mixing Pada tahap terakhir dari proyek peningkatan sebagai berikut: sebagai berikut: Gambar 4: Diagram SIPOC Proses Mixing kualitas Sigma, dilakukan perhitungan kem1. Six Identifikasi proses produksi untuk membuat Gambar 5 dan 6 menunjukkan proses 1. Identifikasi proses produksi untuk membuat Gambar 5 dan 6 menunjukkan proses bali besarnya nilai DPMO dan level sigma produk talang air Ekstrusi dan Pemotongan dimulai dari produkdari talang air proses setelah perbaikan. Dilakukan 2. Pembuatan diagram SIPOC untukEkstrusi danbarang Pemotongan dimulai penerimaan dari supplier hingga dikirim dari Talang air medium, besar dan putih memiliki pula perbandingan peta kendali sebelum mengetahui keseluruhan prosespenerimaan 2. Pembuatan diagramantara SIPOC untuk kepada customer. barang dari supplier hingga dikirim dan sesudah perbaikan perbandingan pembuatan produkdan talang air.proses ni- proses produksi yang sama. Jumlah material mengetahui keseluruhan kepada customer. lai DPMO dan level sigma-nya. Selain pada itu, dan campuran bahan baku yang membedakan 3. Penentuan Critical to Quality (CTQ) pembuatan produk talang air. ketiga produk tersebut. Gambar 3 merupakan dilakukan pengujian secara statistik dengan produk talang air. 3. Penentuan Critical to Quality (CTQ) pada alir proses produksi talang air. Untuk melakukan pengujian proporsi cacat dan uji diaram Ekstrusi Output Customer Supplier Input mengetahui proses secara lengkap, mulai dari rata-rata defect per unit. air medium, besar dan putih produk talang Talang air. Proses Campuran raw Talang air PT Eastern Polymer
memiliki proses produksi yang sama. Jumlah material dan campuran bahan baku yang Talang air medium, besar dan putih membedakan ketiga produk tersebut. Gambar memiliki proses Jumlah 3 produksi merupakan yang diaramsama. alir proses produksi talang air. Untuk mengetahui material 4.1 dan Define campuran bahan baku proses yangsecara lengkap,produk mulai dari supplier,Gambar input, process, membedakan ketiga tersebut. Pada output tahap define dilakukandigunakan hal-hal sebagai dan customers diagram 3 merupakan diaram alir proses produksi berikut: SIPOC. Diagram SIPOC digambarkan pada talang air. Untuk proses setiapmengetahui proses sehingga terlihatsecara jelas proses 1. Identifikasi proses produksi untuk mem-4 pada setiap Gambar lengkap, mulaiyang dariterjadi supplier, input,stasiun. process, buat produk talang air menunjukkan digunakan proses mixing dimulai dari output dan customers diagram 2. Pembuatan SIPOC untuk mengepenerimaandiagram barang dari supplier hingga dikirim SIPOC. Diagram SIPOC digambarkan pada tahui keseluruhan proses pembuatan prokepada customer.
4
Hasil dan Pembahasan
Supplier
Input
Proses Mixing
Campuran raw material
Ekstrusi
Operator
Mesin Ekstrusi
Cetakan talang
Output
Customer
Talang air
Proses pemotongan
pemotongan Mesin Cetakan Operator material process, supplier, input, dan customers Gambar 5. Diagramoutput SIPOC Ekstrusi diguEkstrusi Proses talang nakan diagram SIPOC. Diagram SIPOC digambarkan pada setiap proses sehingga terlihat jelas Gambar 5. terjadi Diagram SIPOC Proses Ekstrusi proses yang pada setiap stasiun. Gambar 4 menunjukkan proses mixing dimulai dari penerimaan barang dari supplier hingga dikirim Gambar 6. Diagram SIPOC Proses Pemotongan kepada customer. Input Pemotongan Output Customer Supplier
Proses Mixing
Supplier
Input
Proses Extruder
Talang air ukuran panjang
Pemotongan
Operator
Mesin potong listrik
Output
Customer
Talang air yang sudah dipotong
Proses inspeksi
Proses Gambar 5air7dan 6 menunjukkan proses EkTalang air yang Talang Gambar sampai inspeksi Mesin9 menunjukkan Operator dengan sudah dipotong ukuran panjang potong listrik strusi dan Pemotongan dimulai dari penerproses isnpeksi, penghancuran dan packing imaan dariSIPOC supplier hingga dikirim Gambar 6.dari Diagram Proses dimulaibarang penerimaan barang dariPemotongan supplier kepada customer. hingga dikirim kepada customer.
Proses Extruder
Gambar 7 sampai dengan 9 menunjukkan
Gambar 7 sampai dengandan 9 menunjukkan proses inspeksi, penghancuran packing dimtalang air. terlihat jelas proses setiap prosesduk sehingga proses isnpeksi, penghancuran dan hingga packing ulai dari penerimaan barang dari supplier 3. Penentuan Critical to Quality (CTQ) pada yang terjadi pada setiap stasiun. Gambar 4 dikirimdari kepada customer. barang dari supplier produk talang air. dimulai penerimaan menunjukkan proses mixing dimulai dari hingga dikirim kepada customer. penerimaan barang dari supplier hingga dikirim 155 kepada customer.
nasan secara statistik n proporsi cacat t.akukan hal-hal
Packing
PT Aneka Kimia Raya PVC resin, titanium, DOP, PT Kurnia Artha Pratiwi stabilizer, kalsium, steric PT Halim Sakti Pratama acid, metablen, karbon, PT Cahaya Indra Chemindo serbuk talang PT Indokemika PT Lautan Luas PT Eastern Polymer
Operator
Mesin Mixer
Campuran raw material
Proses Extruder
Gambar 3. Diagram Alir Proses Produksi Talang Air Gambar 4. Diagram SIPOC Proses Mixing
Indonesia Statistical Analysis Conference 2013 untuk membuat
hasan SIPOC untuk han proses akukan hal-hal ir. lity (CTQ) pada i untuk membuat
SIPOC untuk sar dan putih han proses g sama. Jumlah air. han baku yang ality (CTQ) pada ersebut. Gambar proses produksi i proses secara esar dan putih input, process, g sama. Jumlah unakan diagram han baku yang ambarkan pada ersebut. Gambar hat jelas proses proses produksi siun. Gambar 4 i proses secara g dimulai dari input, process, er hingga dikirim unakan diagram ambarkan pada hat jelas proses siun. Gambar 4 g dimulai dari er hingga dikirim
Output Customer GambarInput5 dan 6 Mixing menunjukkan proses Proses Campuran raw Ekstrusi dan Pemotongan dimulai dari Extruder Operator Mesin Mixer material penerimaan barang dari supplier hingga dikirim kepada customer. Supplier
PT Aneka Kimia Raya PVC resin, titanium, DOP, PT Kurnia Artha Pratiwi stabilizer, kalsium, steric PT Halim Sakti Pratama acid, metablen, karbon, PT Cahaya Indra Chemindo serbuk talang PT Indokemika PT Lautan Luas PT Eastern Polymer
Critical to Quality (CTQ) merupakan karakteristik yang terdapat pada sebuah produk dan Gambar 4. Diagram SIPOC Proses Mixing harus dimiliki oleh sebuah produk. CTQ sangat berhubungan dengan spesifikasi dari proGambar 5 dan 6 menunjukkan proses duk yang diinginkan oleh konsumen. Apabila Ekstrusi dan Pemotongan dimulai dari produk tidak memenuhi CTQ, dapat disebutkan penerimaan barang dari supplier hingga dikirim bahwa produk tersebut merupakan produk cakepada customer. cat. CTQ ini sukit didefinisikan karena konGambar 5. Diagram SIPOC Proses Ekstrusi sumen tidak sepenuhnya mendefinisikan kuaGambar 5: Diagram SIPOC Proses Ekstrusi litas yang mereka inginkan. Konsumen hanya menginginkan produk dengan kualitas yang baik, maka perusahaan harus bisa mendefinisikan CTQ dengan benar agar produk yang diGambar 6. Diagram SIPOC Proses Pemotongan Gambar 5. Diagram SIPOC Proses Ekstrusi terima oleh konsumen sesuai dengan keinginan dari konsumen. Untuk itulah perlu diketahui Gambar 7 sampai dengan 9 menunjukkan karakteristik apa yang penting atau yang diproses isnpeksi, penghancuran dan packing inginkan ada dalam produk talang air. Kualidimulai dari penerimaan barang dari supplier tas talang air yang diproduksi oleh PT X dipenhingga dikirim kepada customer. garuhi oleh banyak faktor. Sebuah talang air Gambar 6. Diagram SIPOC Proses Pemotongan Gambar 6: Diagram SIPOC Proses Pemotongan memiliki kualitas yang baik apabila tidak terdapatnya lubang, memiliki kelenturan yang semGambar 7 sampai dengan 9 menunjukkan purna dan lain-lain. Berdasarkan cacat-cacat proses isnpeksi, penghancuran dan packing yang terdapat pada produk talang air, dapat dimulai dari penerimaan barang dari supplier ditentukan beberapa Critical to Quality (CTQ). hingga dikirim kepada customer. Penting bagi sebuah talang air untuk memenuhi CTQ yang telah ditetapkan ini karena talang air dinyatakan berkualitas atau tidak memiliki caTabel 1. CTQ dan Cacat yang Terjadi cat, apabila memenuhi semua CTQ yang telah No CTQ Cacat ditetapkan. Daftar dari CTQ dan jenis cacat 1 Kehalusan permukaan Cacat gores yang terjadi dapat dilihat pada Tabel 1. Gambar 7. Diagram SIPOC Proses Inspeksi talang air Gambar 7: Diagram SIPOC Proses Inspeksi 2 Kerataan permukaan Cacat Supplier
Input
Proses Mixing
Campuran raw material
Ekstrusi
Mesin Ekstrusi
Operator
Cetakan talang
Output
Customer
Talang air
Proses pemotongan
Supplier
Input
Ekstrusi
Output
Customer
Supplier Proses Mixing
Input raw Campuran material
Pemotongan Mesin Cetakan Operator Ekstrusi talang
Output Talang air
Proses Customer pemotongan
Talang air yang sudah dipotong
Proses inspeksi
Proses Extruder
Talang air ukuran panjang
Supplier
Input
Proses Extruder
Talang air ukuran panjang
Supplier
Input
Proses Pemotongan
Talang air dengan ukuran tertentu
Supplier
Input
Supplier Proses inspeksi
Input Talang air yang cacat Talang air dengan ukuran tertentu
Mesin potong listrik
Operator
Pemotongan
Mesin potong listrik
Operator
Inspeksi
Output
Customer
Talang air yang sudah dipotong
Proses inspeksi
Output
Customer
Proses Talang air hasil penghancuran inspeksi atau Packing
Operator
Penghancuran
Output
Inspeksi
Customer
Output Customer Serbuk-serbuk Prose Mixing talang air Proses Talang air hasil penghancuran inspeksi atau Packing
talang air gelombang 4.2 Measure 3 1. Panjang Tabel CTQ dantalang Cacatair yang TerjadiCacat ukuran
Pada tahap measure dilakukan beberapa hal, No CTQ Cacat 4 Tingkat kelenturan Cacat getas yaitu pengumpulan data produk yang cacat dan Gambar 8. Diagram SIPOC Proses Penghancuran 15 Kehalusan permukaan Cacat Kesempurnaan bentuk Cacat gores patah data defect, pembuatan peta kendali, dan perhiGambar 7. Diagram SIPOC Proses Inspeksi talang talang air air tungan DPMO & level sigma proses saat ini. 26 Kerataan permukaan Cacat Tidak adanya lubang Cacat lubang TABEL 1 talang talang air gelombang pada air produk dilakukan pengambilan data 37Setiap Panjang talang air Cacat Kesesuaian warna Cacat ukuran warna mengenai jumlah defect selama 24 hari. Jika 48 1. CTQ Tingkat Tabel dankelenturan Cacat yang Terjadi Cacat Kesempurnaan Cacat getas sobek Gambar 9. Diagram SIPOC Proses Packing terdapat lebih dari 1 cacat yang sejenis pada 1 Gambar 8. Diagram SIPOC Proses Penghancuran permukaan talang air No CTQ Cacat 5 Kesempurnaan bentuk Cacat patah cacat, maka dianggap sebagai 1 defect. Gambar 8: Diagram SIPOC Proses Penghancu- produk talang air permukaan 1 Kehalusan Cacat gores Critical to Quality (CTQ) merupakan Sebagi contoh, jika pada pengambilan satuCacat talang air ran Gambar 7. Diagram SIPOC Proses Inspeksi talang air 6Setiap Tidak adanya lubang lubang produk dilakukan dataterdakarakteristik yang terdapat pada sebuah pat 2 lubang, maka akan dianggap sebagai 1 pada talang air 2 Kerataan permukaan Cacat mengenai jumlah defect selama 24 hari. Jika produk dan harus dimiliki oleh sebuah produk. defect yaitu cacat lubang. Peta kendali merutalang air gelombang 7 Kesesuaian warna Cacat warna terdapat lebih dari 1 cacat yang sejenis pada 1 CTQ sangat berhubungan dengan spesifikasi 38 Panjang air ukuran pakan gambaran grafis yangCacat digunakan Kesempurnaan Cacat sobek 1untuk Gambar 9. Diagram SIPOC Proses Packing produk cacat,talang maka dianggap sebagai dari produk yang diinginkan oleh konsumen. memonitor bagaimana suatu proses 4 Tingkat kelenturan Cacat getas permukaan talang air defect. Sebagi contoh, jika pada satu talangberjalan. air Apabila produk tidak memenuhi CTQ, dapat Gambar 8. Diagram SIPOC Proses Penghancuran Pembuatan peta kendali ini bertujuan untuk 5 Kesempurnaan bentuk Cacat patah terdapat 2 lubang, maka akan dianggap Critical to Quality (CTQ) merupakan disebutkan bahwa produk tersebut merupakan mengetahui apakah proses produksi yang saat talang air Setiap produk dilakukan pengambilan data sebagai 1 defect yaitu cacat lubang. karakteristik sebuah produk cacat.yang CTQterdapat ini sukitpada didefinisikan ini dijalankan di dalam kontrol 6 sedang Tidakjumlah adanya lubangberada Cacat lubangJika mengenai defect selama 24 hari. Peta kendali merupakan gambaran grafis produk harus dimiliki tidak oleh sebuah produk. karena dankonsumen sepenuhnya pada talang air atau digunakan tidak. Peta yang akan digunakan terdapat lebih dariuntuk 1kendali cacat yang sejenis pada 1 yang memonitor bagaimana CTQ sangat berhubungan dengan spesifikasi mendefinisikan kualitas yang mereka inginkan. 7 Kesesuaian warna Cacat warna 1 yaitu peta kendali atribut karena menggunakan produk cacat, maka dianggap sebagai suatu proses berjalan. Pembuatan peta kendali dari produk yang oleh konsumen. Konsumen hanyadiinginkan menginginkan produk 8 Kesempurnaan Cacat sobek atribut). Gambar 9. Diagram SIPOC Proses Packing data yang tidak dapat diukur defect. Sebagiuntuk contoh, jika pada satu(data talang air ini bertujuan mengetahui apakah proses Apabila produk tidak memenuhi CTQ, dapat dengan kualitas yang baik, maka perusahaan permukaan talangyang air digunakan Gambar 9: Diagram SIPOC Proses Packing Peta kendali atribut adalah peta terdapat 2 lubang, maka akan dianggap produksi yang saat ini sedang dijalankan disebutkan produk tersebut merupakan harus bisa bahwa mendefinisikan CTQ dengan benar kendali yang menggunakan data nonconforming sebagai cacat lubang. Criticalcacat. to CTQ Qualityini (CTQ) merupakan berada 1didefect dalamyaitu kontrol atau tidak. Peta produk sukit didefinisikan agar produk yang diterima oleh konsumen Setiap produk dilakukan pengambilan data dan peta kendali yang menggunakan data nonPeta kendali merupakan gambaran karakteristik yang terdapat pada sebuah kendali yang akan digunakan yaitu grafis peta karena konsumen tidakkonsumen. sepenuhnya sesuai dengan keinginan dari mengenai jumlah defect selama 24 hari. Jika conformities. kendali yang bagaimana digunakan unyang digunakanPeta untuk memonitor produk dan harus dimiliki oleh sebuah produk. Proses Pemotongan
Supplier
Supplier Proses Inspeksi
Proses inspeksi
Input
Proses Pemotongan
Talang air dengan ukuran tertentu
Proses Inspeksi Supplier
Proses inspeksi
Mesin giling
Operator
Input
Input Talang air tanpa cacat Talang air yang cacat
Supplier
Supplier
Operator
Operator
Talang air yang cacat
Supplier
Input
Proses Inspeksi
Talang air tanpa cacat
Dus
Operator
Mesin giling
Operator
Dus
Penghancuran
Output
Customer
Kemasan Talang Air
Distributor
Output
Mesin giling
Packing
Operator
Customer
Proses Talang air hasil penghancuran inspeksi atau Packing
Packing
Operator
Customer
Output Customer Kemasan Distributor Talang Air Serbuk-serbuk Prose Mixing talang air Output
Inspeksi
Operator
Input
Talang air tanpa cacat Input
Output
Packing
Penghancuran
Dus
Customer
Serbuk-serbuk Prose Mixing talang air
Output
Customer
Kemasan Talang Air
Distributor
mendefinisikan mereka inginkan. Untuk kualitas itulahyangperlu diketahui CTQ sangat berhubungan dengan spesifikasi Konsumen menginginkan karakteristik hanya apa yang penting atauproduk yang dari produk yang diinginkan oleh konsumen. 156 dengan kualitas yang baik,produk maka perusahaan diinginkan ada dalam talang air. Apabila produk tidak memenuhi CTQ, dapat harus bisa mendefinisikan CTQ dengan benar Kualitas talang air yang diproduksi oleh PT disebutkan bahwa produk tersebut merupakanX agar produkoleh yang diterima oleh konsumen dipengaruhi banyak talang produk cacat. CTQ ini faktor. sukit Sebuah didefinisikan sesuai dengan keinginan daribaik konsumen. air memiliki kualitas yang apabila tidak karena konsumen tidak sepenuhnya Untuk itulah perlu diketahui
kendali atribut karena menggunakan data yang terdapat lebih berjalan. dari 1 cacat yang sejenis pada 1 suatu proses tidak dapat diukur (dataPembuatan atribut). peta kendali produk cacat, maka dianggap sebagai 1 ini bertujuan untuk mengetahui apakah proses Peta kendali atribut yang digunakan adalah defect. Sebagi contoh, jika pada satu talang air produksi yang saat inimenggunakan sedang dijalankan peta kendali yangmaka data terdapat 2 lubang, akan dianggap berada di dalam kontrol ataukendali tidak. Peta nonconforming dan peta yang sebagai 1 defect yaitu cacat lubang. kendali yang akan yaitu peta menggunakan data digunakan nonconformities. Peta Peta kendali merupakan gambaran grafis kendali karena menggunakan data yang kendali atribut yang digunakan untuk data
1 5 Hari 9 13ke17 21 Hari ke-
Ui
Gambar 11. Grafik Peta Kendali u Produk Talang Air Medium Gambar 11.Cacat Grafik Peta Kendali Talang Implementasi Sixuntuk Sigma-DMAIC untukdapat Mengurangi Produk Talang Air PT Xdapat Peta kendali talang air medium Peta kendali untuk talang airudiProduk putih Air Medium Peta kendali untuk talang air besar dapat
dilihat pada Gambar dan Gambar 11. dapat Peta kendali untuk10talang air medium dilihat pada Gambar 10 dan Gambar 11. 0,150 p p
0,150 0,100
CL
0,100 0,050
CL UCL
0,050 0,000
UCL LCL
0,000 1 5 9 13 17 21 1 5 Hari 9 13ke17 21
LCL pi pi
Hari keGambar 10. Grafik Peta Kendali p Produk Talang Gambar 10: GrafikAirPeta Kendali p Produk Medium Gambar 10. Grafik Peta Kendali p Produk Talang lang Air Medium Air Medium
Ta-
0,150 u u
0,100 0,150
CL
0,050 0,100
CL UCL
0,000 0,050 0,000 1 5 9 13 17 21 1 5 Hari 9 13ke17 21 Hari ke-
UCL LCL LCL Ui Ui
Gambar 11. Grafik Peta Kendali u Produk Talang Air Medium Gambar 11. Grafik Peta Kendali u Produk Talang Gambar 11: GrafikAirPeta Kendali u Produk Medium
Takendali untuk talang air besar dapat lang Peta AirPeta Medium kendali untuk talang air medium dapat
dilihat pada Gambar 12 talang dan Gambar 13. dapat Peta untuk besar dilihatkendali pada Gambar 10 dan air Gambar 11. dilihat pada Gambar 12 dan Gambar 13. tuk data Peta nonconforming yaitu peta kendali p. Se0,150kendali untuk talang air medium dapat 0,150 dangkan peta kendali untuk data nonconformidilihat pada Gambar 10 dan Gambar 11. 0,100 0,150 CL ties menggunakan peta kendali u. Peta kendali p 0,100 p CL 0,050 0,100 adalah jenis peta kendali yang digunakan untuk CL UCL p p 0,150 produk cacat dalam sampel, 0,050 UCL memantau proporsi 0,000 0,050 UCL LCL dimana proporsi cacat didefinisikan sebagai ra0,100 0,000 1 5 9 13 17 21 LCL 0,000 CL LCL sio jumlahpcacat dengan ukuran sampel.pi Peta ini 9ke13 21 17 21 1 51 Hari 95 13 17 0,050 pi UCL digunakan untuk mengendalikan proporsi pi nonHari conforming item. PetaHari kendali 0,000 ke- ke-p yang dibuat LCLdengan menggunakan 24 sampel data yang telah Gambar 12. Grafik Peta Kendali p Produk Talang 1 5 9 13 17 21 pi
dilihat pada Gambar 14 dan Gambar 15. dapat Peta kendali untuk talang air putih dilihat pada Gambar 12 dan Gambar 13. dilihatPeta padakendali Gambaruntuk 14 dan Gambar 15. talang air besar dapat 0,150 dilihat pada Gambar 12 dan Gambar 13. 0,150 0,150 0,100 0,100 CLCL 0,150 p p 0,100 0,050 CL 0,050 UCL UCL 0,100 CL p p 0,050 0,000 UCL LCLLCL 0,050 0,000 UCL 1 5 9 13 17 21 LCL pi 0,000 pi 1 5 9 13 17 21 0,000 LCL Hari ke13 pi 1 15 5Hari 9 913ke1717 2121 pi Hari keHari keGambar 12. Grafik Peta Kendali p Produk Talang
p
0,100
CL
0,150 0,050
UCL CL LCL
0,100 0,000 0,050 1 5 9 13 17 21 0,000
Hari ke-
UCL pi LCL
1 4
Gambar 15. Grafik
Gambar 15. Grafik
Berdasarkan p nilai rata-rata DP Berdasarkan medium adalahp nilai rata-rata DP dikatakan juga medium terjadinya adalah talang dikatakan cacat masihjuga cuku terjadinya talang satu juta kesemp cacat cuku 6259,2masih menunju satu juta kesemp berlangsung saat 6259,2 menunju target yang diingin berlangsung Nilai levelsaat sig target yang diingin sebesar 4,016. L Gambar 12:Grafik Grafik Peta Kendali p Talang Produk TaGambar 14. Peta Kendali p Produk Air Besar Nilai 6,level sig adalah sehingg Air Putih lang Air 14. Besar Gambar 12. Grafik Peta Kendali p Produk Talang Gambar Grafik Peta Kendali p Produk Talang sebesar 4,016. L harus ditingkatkan Air Besar Air Putih 0,150 adalah 6, sehingg 0,150 frekuensi terjadin harus ditingkatkan 0,150 0,100 karena itu, dibutu CL 0,100 u 0,150 CL frekuensi talang airterjadin ukura 0,050 u 0,100 UCL 0,100 karena itu, dibutu CL 0,050 CL terjadinya cacat UCL u u 0,000 talang ukura LCL 0,050 medium air dapat ber 0,050 UCL UCL LCL 1 5 9 13 17 21 0,000 terjadinya cacat Berdasarkan 0,000 Ui LCL UiLCL medium dapat ber 0,000 1 4 7 1013161922 bahwa nilai rata-r 1 5 Hari 9 13ke17 21 Berdasarkan ukuran besar dan Ui Ui 1 4 7Hari 1013161922 kebahwa rata-r Hari keadalah nilai sebesar Gambar 13. Grafik Peta Kendali u Produk Talang Hari keukuran besarNilai dan Sedangkan Air Besar Gambar 15. Grafik Peta Kendali u Produk Talang adalah sebesar adalah sebesar Gambar 13. Grafik Peta Kendali u Produk Talang Air Peta Putih Kendali u Produk Ta- Sedangkan Nilai Gambar 13:Grafik Grafik Gambar 15. Peta Sigma ini belu AirKendali Besar u Produk Talang lang Air PetaBesar kendali Air untuk adalah sebesar Putihtalang air putih dapat Berdasarkan perhitungan, bahwa dilihat pada Gambar 14 dan diperoleh Gambar 15. Sigma ini belu nilaiBerdasarkan rata-rata DPMO untuk talang air ukuran perhitungan, diperoleh bahwa medium adalah sebesar 6259,2. Dapat Peta 0,150 kendali untuk talang air air putih dapat nilai rata-rata DPMO untuk talang ukuran dikatakan juga bahwa saat ini, peluang dilihat pada Gambar 14 dan Gambar 15. medium adalah sebesar 6259,2. Dapat terjadinya talang air ukuran yang dikatakan 0,100 juga bahwa saat medium ini, peluang CL cacat masih cukup besar, yaitu 6259,2 dari p terjadinya 0,150 talang air ukuran medium yang 0,050 UCL satu juta kesempatan. Nilai DPMO sebesar cacat masih cukup besar, yaitu 6259,2 dari 0,100 6259,2 prosessebesar yang LCL satu jutamenunjukkan kesempatan. bahwa Nilai DPMO CL 0,000 p berlangsung saat ini masih belum mencapai 6259,2 menunjukkan bahwa proses yang pi UCL 1 5 yaitu 9 13 3,4 17 21 target yang0,050 diinginkan DPMO. berlangsung saat ini masih belum mencapai Nilai level sigma Hari yangkediperoleh LCL target yang diinginkan yaitu 3,4 DPMO. adalah 0,000 sebesar 4,016. Level Sigma yang diinginkan Nilai level sigma adalah pi 1 5 yang 9 13 17diperoleh 21 adalah 6,4,016. sehingga masih level sigma masih sebesar Level Sigma yang diinginkan Gambar 14. Grafik Peta Kendali p Produk Talang Hari keharus ditingkatkan. Hal iniPutih menunjukkan bahwa Gambar Grafik Peta Kendali p Produk adalah 6, 14: sehingga masih level sigma masih TaAir frekuensi terjadinyaHal cacat masih tinggi.bahwa Oleh lang Air Putih harus ditingkatkan. ini menunjukkan 0,150 karena itu, dibutuhkan perbaikan pada proses Gambar 14. Grafik Peta Kendali p Produk Talang frekuensi terjadinya cacat masih tinggi. Oleh talang air0,100 ukuran medium, agar Airperbaikan Putih karena itu, dibutuhkan padapeluang proses CL terjadinya cacat pada talang air peluang ukuran u talang air0,150 ukuran medium, agar 0,050 medium berkurang. UCL terjadinyadapat cacat pada talang air ukuran 0,100 Berdasarkan perhitungan diperoleh pula medium dapat berkurang. CL LCL 0,000 unilai bahwa rata-rata DPMO untuk talangpula air Berdasarkan perhitungan diperoleh 0,050 1 4 7 1013161922 UCL Ui ukuran besar dan talang air putih berturut-turut bahwa nilai rata-rata DPMO untuk talang air LCL adalah besar sebesar 6151,9 6063,8. 0,000 ukuran dan talang airkeputihdan berturut-turut Hari Sedangkan Nilai level sigma yang diperoleh adalah sebesar1 4 6151,9 dan 6063,8. Ui 7 1013161922 adalah sebesar 4,0173 dan yang 4,021.diperoleh Level Sedangkan Nilai level sigma Gambar 15. Grafik Peta Produk Talang HariKendali ke- utarget Sigma ini belum mencapai yang adalah sebesar 4,0173 dan 4,021. Level
diambil.. Selain menggunakan peta kendali AirPeta Besar Gambar Grafik Kendali p Produk Talangp, Gambar 12. 10. Grafik Peta Kendali Talang Hari ke-pu.Produk digunakan juga peta kendali peta kendali Air Medium Air Besar u digunakan 0,150untuk mengendalikan jumlah nonGambar 10. unit. Grafik Peta Kendali p Produk Talang conformities per Data yang digunakan 0,150 0,100 0,150 CL samAirsebanyak Medium dalamupeta kendali u ini 24 buah 0,100 0,050 CL pel yangu0,100 telah diambil. Peta kendali untuk UCLCL tau 0,000 0,050 lang air medium 0,050 0,150dapat dilihat pada Gambar UCLUCL10 LCL dan Gambar 11. 0,000 1 5 9 13 17 21 0,0000,100 CL LCL Ui LCL u Peta kendali untuk talang air besar dapat dili1 5 9 13 17 21 1 5 9 13 17 21 0,050 Hari keUCL hat pada Gambar 12 dan Gambar 13. Ui Ui 0,000 Hari ke-kePeta kendali untukHari talang air putih dapatLCL dili1 5 9 13 17u 21 Gambar 13. Grafik Peta Kendali Produk hat pada Gambar 14 dan Gambar 15. Talang Ui AirPeta Besar Gambar Grafik Kendali u Produk Talang Gambar 13. 11. Grafik Peta Kendali u Produk Talang Berdasarkan perhitungan, bahwa Hari ke-diperoleh Air Medium Air Besar nilai rata-rata DPMO untuk talang air ukuAir Putih ran medium adalah sebesar 6259,2. Dapat Gambar 11. Grafik Petatalang Kendali u Produk Peta kendali untuk air besarTalang dapat Sigma ini belum mencapai target yang dikatakan juga bahwa saat ini, peluang terMedium Gambar 15. Grafik Peta Kendali u Produk Talang dilihat pada GambarAir12 dan Gambar 13. Berdasarkan perhitungan, diperoleh bahwaTajadinya talang air ukuran medium yang ca- Gambar 15: Grafik Peta Kendali u Produk Air Putih nilai rata-rata DPMO untuk talang air ukuran cat masihPeta cukup besar, yaitu 6259,2 dari dapat satu lang Air Putih kendali untuk talang air besar medium adalah sebesar 6259,2. Dapat 0,150Gambar juta kesempatan. Nilai 12 DPMO sebesar dilihat pada dan Gambar 13.6259,2 Berdasarkan perhitungan, diperoleh bahwa p
0,000
dikatakan juga bahwa saat ini, peluang nilai rata-rata DPMO untuk talang air ukuran terjadinya talang air ukuran medium yang medium adalah sebesar 6259,2. Dapat157 cacat masih cukup besar, yaitu 6259,2 dari dikatakan juga bahwa saat ini, peluang satu juta kesempatan. Nilai DPMO sebesar terjadinya talang air ukuran medium yang 6259,2 menunjukkan bahwa proses yang cacat masih cukup besar, yaitu 6259,2 dari berlangsung saat ini masih satu juta kesempatan. Nilai belum DPMO mencapai sebesar
menunjukkan bahwa proses yang berlangsung saat ini masih belum mencapai target yang diinginkan yaitu 3,4 DPMO. Nilai level sigma yang diperoleh adalah sebesar 4,016. Level Sigma yang diinginkan adalah 6, sehingga masih level sigma masih harus ditingkatkan. Hal ini menunjukkan bahwa frekuensi terjadinya cacat masih tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan perbaikan pada proses talang air ukuran medium, agar peluang terjadinya cacat pada talang air ukuran medium dapat berkurang. Berdasarkan perhitungan diperoleh pula bahwa nilai rata-rata DPMO untuk talang air ukuran besar dan talang air putih berturut-turut adalah sebesar 6151,9 dan 6063,8. Sedangkan Nilai level sigma yang diperoleh adalah sebesar 4,0173 dan 4,021. Level Sigma ini belum mencapai target yang diinginkan yaitu 6 Level Sigma. Hal ini menunjukkan bahwa frekuensi terjadinya cacat masih tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan perbaikan pada proses talang air ukuran besar dan putih, agar peluang terjadinya cacat pada talang air ukuran besar dan putih juga dapat berkurang. diinginkan yaitu
6 Level Sigma. Hal ini
4.3 Analyze menunjukkan bahwa frekuensi terjadinya cacat Oleh karena itu, dibutuhkan Pada masih tahap tinggi. ini dilakukan pencarian akar perbaikan pada proses talang air ukuran besar masalah dengan pengidentifikasian penyebabdan putih, agar peluang terjadinya cacat pada penyebab masalah. Diagram Pareto digunakan talang air ukuran besar dan putih juga dapat untuk menunjukkan sejumlah kecil faktor yang berkurang. berpengaruh secara signifikan terhadap terdiinginkan yaitu 6 Pada Leveltahap Sigma. Hal ini, ini jadinya suatu kejadian. analyze Analyze menunjukkan bahwa frekuensi terjadinya cacat diagram pareto digunakan untukpencarian mengidentiPada tahap ini dilakukan akar tinggi. paling Oleh berpengaruh karena itu, dibutuhkan fikasi masih CTQ yang terhadap masalah dengan pengidentifikasian penyebabperbaikan pada proses talang air ukuran besar banyaknya produk cacat dalam perusahaan. penyebab masalah. Diagram Pareto digunakan dan putih, agar peluang terjadinya cacat pada Prinsipuntuk yangmenunjukkan digunakansejumlah pada diagram pareto kecil faktor yang talang air ukuran besar dan putih juga dapat adalah berpengaruh sebagian besar secara kejadian signifikan dihasilkan terhadap oleh berkurang. sebagian penyebab. terjadinya kecil suatu kejadian. Pada Berdasarkan tahap analyze diagram diperoleh jenis cacat yang ini,Pareto diagram paretotiga digunakan untuk Analyze paling mengidentifikasi mendominasi, CTQ yaituyang cacat lubang, patah, paling berpengaruh Pada tahap ini dilakukan pencarian akar terhadap produk Oleh cacat karena dalam dan sobek padabanyaknya ketiga produk. masalah dengan pengidentifikasian penyebabperusahaan. pada itu penelitian ini Prinsip akan yang fokusdigunakan memperbaiki penyebab masalah. Diagram Pareto digunakan adalah sebagian proses diagram produksipareto untuk meminimasi jenis besar cacat untuk menunjukkan sejumlah kecil faktor yang kejadian dihasilkan sebagian untuk kecil tersebut. Fishbone diagramoleh digunakan berpengaruh secara signifikan terhadap penyebab. Berdasarkan diagram Pareto mengidentifikasi akar masalah dari setiap jenis terjadinya suatu kejadian. Pada tahap analyze tigasampai jenis dengan cacat yang paling cacat.ini,diperoleh Gambar 16 Gambar 18 diagram yaitu pareto untuk mendominasi, cacat digunakan lubang, patah, dan merupakan fishbone diagram dari jenis cacat mengidentifikasi CTQ yang paling berpengaruh sobek ketiga Oleh karena itu lubang, patah,pada dan sobek.produk. terhadap banyaknya produk cacat penelitian ini akan fokus memperbaiki dalam Setelah diketahui akar permasalah dari proses setiap perusahaan. Prinsip yang digunakan produksi untuk meminimasi jenis pada cacat jenis cacat dibuat FMEA untuk mengidentifikasi diagram tersebut. pareto adalah sebagian besar modekejadian kegagalandihasilkan potensial berdasarkan pengalaoleh digunakan sebagian kecil Fishbone diagram untuk man masa lalu dengan produk diagram dan prosesPareto yang penyebab. Berdasarkan mengidentifikasi akar masalah dari setiap jenis ada. Rekapitulasi risk priority number dari diperoleh tiganilai jenis cacat yang paling cacat. Gambar 16 sampai dengan Gambar 18 FMEAmendominasi, dapat dilihat pada Tabel 2. yaitu cacat lubang, patah, dan merupakan fishbone diagram dari jenis cacat Semakin besar nilai menunjukkan mode sobek pada ketiga produk. Oleh karena itu lubang, patah, danRPN sobek. kegagalan yang terjadi kritis, sepenelitian ini akan fokussemakin memperbaiki proses hingga dibutuhkan perbaikan produksi untuk tindakan meminimasi jenis segera cacat Manusia
Mesin
158
ekstrusi Operator ceroboh tersebut. Mesin sudahSuhu tidak tepat Kurangnya rasa tua Pengontrol suhu tanggung jawab untuk dan Fishbone diagram digunakan rusak kepedulian operator mengidentifikasi akar masalah dari setiap jenis Cacat Sobek cacat. Gambar 16 sampai dengan Gambar 18 Tidak ada timbangan merupakan fishbone diagram dari jenis cacat Bahan baku Jumlah bahan tidak sobek. tercampur lubang, patah, dan baku tidak tepat secara merata Proses mixing
sobek pada ketiga produk. Oleh karena itu penelitian ini akan fokus memperbaiki proses produksi untuk meminimasi jenis cacat tersebut. Indonesia Analysis Conference 2013 FishboneStatistical diagram digunakan untuk mengidentifikasi akar masalah dari setiap jenis cacat. Gambar 16 sampai dengan Gambar 18 merupakan fishbone diagram dari jenis cacat lubang, patah, dan sobek.
mode kegagala sehingga dibu segera mungk setiap penyeba yang terjadi dan perbaikan untu potensial terseb
Tabel 2. Rekapitu No
Mesin
Penyebab Mode
Manusia Suhu ekstrusi tidak tepat Mesin sudah tua Pengontrol suhu rusak
Kegagalan
Operator ceroboh Kurangnya rasa tanggung jawab dan kepedulian operator
1
Operator kurang training
Cacat Sobek Tidak ada timbangan Bahan baku tidak tercampur secara merata
Jumlah bahan baku tidak tepat
Proses mixing kurang lama
Cara penggunaan wadah yang kurang tepat Material
Metode
Gambar 16. Fishbone Diagram Cacat Sobek
Gambar 16: Fishbone Diagram Cacat Sobek
2
Pengontrol suhu rusak
Setelah diketahui akar permasalah dari setiap jenis cacat dibuat FMEA untuk mengidentifikasi mode kegagalan potensial berdasarkan pengalaman masa lalu dengan produk dan proses yang ada. Rekapitulasi nilai risk priority number dari FMEA dapat dilihat pada Tabel 2. Bahan baku tidak tercampur dengan baik
Metode Bahan baku tidak ditutup dengan rapat
Manusia Operator ceroboh
Proses mixing kurang lama
Kurang rasa tanggung jawab dan kepedulian operator
Operator tidak mengetahui cara penutupan yang benar
Cacat Lubang Tidak ada timbangan Tercampur debu atau partikel-partikel lain Jumlah bahan Kondisi pabrik kurang baku tidak tepat bersih Cara penggunaan wadah yang kurang Bahantepat baku Metode tidak tercampur Manusia Operator ceroboh dengan baik Bahan baku tidak Material ditutup dengan Proses mixing rapat Kurang rasa tanggung kurang lama jawab dan kepedulian Operator tidak operator mengetahui cara penutupan yang benar Cacat Lubang
Gambar 17. Fishbone Diagram Cacat Lubang
Gambar 17: Fishbone Diagram Cacat Lubang Manusia Tercampur debu atau Suhu ekstrusi Operator ceroboh partikel-partikel lain tidak tepat Mesin Jumlah bahan sudah tua Kurangnya rasa Kondisi pabrik Pengontrol suhu kurang baku tidak tepat tanggung jawab dan bersih rusak kepedulian operator Cara penggunaan wadah yang kurang tepat
Tidak ada timbangan Mesin
Cacat Patah Operator kurang training
Material Tidak ada timbangan
Gambar 17. Fishbone Diagram Cacat Lubang Penanganan talang air yang salah
Jumlah bahan baku tidak tepat
Proses mixing kurang lama Bahan baku tidak tercampur secara baik
Mesin Metode
Cara penggunaan wadah yang kurang Manusia tepat
Suhu ekstrusi Material tidak tepat
Mesin sudah tua
Operator ceroboh Kurangnya rasa
suhu tanggung jawab dan Gambar 18. Fishbone Pengontrol Diagram Cacat Patah rusak kepedulian operator
Cacat Patah
Semakin besar nilai RPN menunjukkan Operator Tidak ada timbangan kurang training mode kegagalan yang terjadi semakin kritis, Penanganan sehingga dibutuhkan tindakan perbaikan talang air yang Jumlah bahan Proses mixing salah baku tidak tepat kurang lama Cara penggunaan segera mungkin. RPN dihitung untuk Bahan baku tidak Nilai wadah yang kurang tercampur secara baik tepat setiap penyebab mode kegagalan potensial Metode Material yang terjadi dan pada akhirnya akan dilakukan Gambar 18. Fishbone Diagram Cacat Patah perbaikan penyebab mode Cacat kegagalan Gambar untuk 18: Fishbone Diagram Patah potensial tersebut. Semakin besar nilai RPN menunjukkan mode kegagalan terjadi semakin kritis, Tabel 2. Rekapitulasiyang Nilai RPN No Penyebab Efek tindakan RPN Usulan sehingga dibutuhkan perbaikan Mode Kegagalan Tindakan segera mungkin. Nilai RPN dihitung untuk Kegagalan Perbaikan setiap penyebab mode kegagalan potensial 1 Operator Cacat patah 504 Pemberian yang terjadi dan pada akhirnya akan dilakukan kurang latihan perbaikantraining untuk penyebab mode kegagalan kepada potensial tersebut. pekerja dan meletakkan
Tabel 2. Rekapitulasi Nilai RPN
talang
Implementasi Six Sigma-DMAIC untuk Mengurangi Produk Cacat Talang Air di PT X
Tabel 2: Rekapitulasi Nilai RPN No
Penyebab
Efek
Mode
Kegagalan
RPN
1
Operator
Usulan Tindakan
Kegagalan
2.
Perbaikan Cacat patah
504
Pemberian
kurang
latihan
training
kepada pekerja dan meletakkan
3. 4.
talang dilakukan dengan dua orang. 2
Pengontrol
Cacat sobek,
suhu rusak
cacat patah
504
5.
Pergantian alat pengontrol
6.
suhu (thermostat) dan
7.
melakukan pengecekan secara berkala. 3
504
Display
Proses
Cacat lubang,
mixing
cacat sobek,
waktu
kurang lama
cacat patah
pengadukan dan penggunaan timer di
8. 9. 10.
air yang benar kepada pekerja dan peletakan talang air dilakukan oleh dua pekerja. Pemeriksaan alat kontrol pengatur suhu pada mesin ekstrusi secara berkala. Penggunaan alat bantu berupa timer pada proses mixing. Pemasangan display untuk selalu menutup karung bahan baku hingga rapat. Penggunaan alat ukur timbangan untuk mengukur jumlah bahan baku. Pemasangan display penggunaan wadah ukur yang benar. Peningkatan rasa tanggung jawab dan kepedulian operator dalam bekerja. Pembersihan pabrik seminggu tiga kali. Melakukan peremajaan mesin untuk mesin ekstrusi. Menggunakan display suhu mesin ekstrusi yang terhubung dengan thermostat.
mesin mixing. 4
Operator
Cacat lubang
448
Peringatan
tidak
untuk
menutup
menutup
karung
4.5 Control
karung
Tahap control merupakan tahap terakhir dari metode Six Sigma DMAIC yang dilakukan. Pada tahap ini dilakukan pengukuran terhadap kinerja dari sistem setelah dilakukan perbaikan. Kinerja setelah perbaikan kemudian akan dibandingkan dengan kinerja sebelum perbaikan untuk dilihat ada tidaknya penurunan jumlah cacat yang terjadi. Jika memang terjadi penurunan jumlah cacat, maka usulan pada tahap implementasi akan distandarisasi untuk digunakan pada perusahaan. Pada tahap ini mungkin. Nilai RPN dihitung untuk setiap dilakukan pemeriksaan apakah proses sudah penyebab mode kegagalan potensial yang ter- terkendali. Dengan bantuan peta kendali p jadi dan pada akhirnya akan dilakukan per- dan u, semua produk mengalami proses yang baikan untuk penyebab mode kegagalan poten- terkendali. Setelah tidak ditemukan data outsial tersebut. liers, dilakukan pemeriksaan level sigma dan DPMO. Nilai DPMO sebelum perbaikan untuk talang air medium adalah 6259,2, nilai 4.4 Improve setelah perbaikan menjadi 5324,4 sedangkan Tahap keempat dari siklus Six Sigma - DMAIC untuk level sigma sebelum perbaikan adalah adalah tahap improve. Pada tahap improve, di- 4,016, setelah perbaikan menjadi 4,0569. Nilai lakukan perbaikan terhadap akar masalah yang DPMO sebelum perbaikan untuk talang air betelah ditemukan dan dijelaskan pada tahap an- sar adalah 6152, nilai setelah perbaikan menalyze. Usulan perbaikan yang telah diajukan jadi 5139,2 sedangkan untuk level sigma sebelum dibahas secara lebih detail pada tahap ini de- perbaikan adalah 4,017, setelah perbaikan menngan membicarakannya dengan pihak perusa- jadi 4,0744. Nilai DPMO sebelum perbaikan unhaan. Terdapat beberapa usulan perbaikan yang tuk talang air putih adalah 6063,8, nilai setebelum dapat dilakukan oleh pihak perusahaan lah perbaikan menjadi 5057,4 sedangkan untuk karena keterbatasan dana dan waktu. Di bawah level sigma sebelum perbaikan adalah 4,021, seteini merupakan usulan perbaikan yang diajukan lah perbaikan menjadi 4,0791. Langkah terakhir yang bertujuan untuk mengurangi jumlah ca- yang dilakukan adalah melakukan pengujian cat yang terjadi pada produk talang air. Usu- hipotesa apakah proporsi produk cacat menulan yang diberikan untuk perbaikan talang air run dan apakah defect mengalami penurunan. Dengan menggunakan α = 5%, diperoleh P-value adalah sebagai berikut lebih kecil dari 0,05 dari setiap pengujian (uji 1. Pemberian latihan cara meletakkan talang proporsi dan rata-rata) untuk produk talang air bahan baku
5
bahan baku.
Tidak
Cacat lubang,
menggunaka
cacat sobek,
n alat ukur
cacat patah
448
Penggunaan timbangan untuk
(timbangan)
menimbang
bahan baku.
6
Cacat lubang, cacat sobek,
penggunaan
wadah yang
cacat patah
wadah yang
448
benar
kurang tepat
7
Display
Cara
penggunaan
Mesin
Cacat sobek,
ekstrusi
cacat patah
sudah tua
441
Melakukan
peremajaan mesin
ekstrusi
159
Indonesia Statistical Analysis Conference 2013
medium, besar dan putih. Dengan demikian usulan yang diberikan menurunkan proporsi produk cacat dan menurunkan jumlah defect.
5
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di PT Gobus Indah Jaya dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Jenis cacat yang terjadi di PT Gobus Indah Jaya untuk produk talang air antara lain cacat lubang, cacat sobek, cacat patah, cacat warna, cacat gelombang, cacat gores, cacat ukuran dan cacat getas. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya cacat pada talang air sebagai berikut : (a) Operator kurang memiliki rasa tanggung jawab dan kepedulian. (b) Proses mixing kurang lama. (c) Mesin ekstrusi yang sudah tua. (d) Alat pengontrol suhu pada mesin ekstrusi yang rusak. (e) Kondisi pabrik yang kurang bersih. (f) Operator kurang training meletakkan talang air. (g) Operator tidak menutup karung bahan baku. (h) Tidak menggunakan alat ukur (timbangan) dalam mengukur jumlah bahan baku. (i) Penggunaan wadah ukur untuk bahan baku karbon yang kurang tepat. 3. Terdapat beberapa tindakan perbaikan yang sudah dilakukan pada sistem sekarang yaitu:
Beberapa usulan belum dapat dilakukan oleh perusahaan saat ini. Usulan tersebut antara lain: (a) Melakukan peremajaan mesin untuk mesin ekstrusi. (b) Menggunakan display suhu mesin ekstrusi yang terhubung dengan thermostat. 4. Nilai DPMO sebelum perbaikan untuk talang air medium adalah 6259,2, nilai setelah perbaikan menjadi 5324,4 sedangkan untuk level sigma sebelum perbaikan adalah 4,016, setelah perbaikan menjadi 4,0569. Nilai DPMO sebelum perbaikan untuk talang air besar adalah 6152, nilai setelah perbaikan menjadi 5139,2 sedangkan untuk level sigma sebelum perbaikan adalah 4,017, setelah perbaikan menjadi 4,0744. Nilai DPMO sebelum perbaikan untuk talang air putih adalah 6063,8, nilai setelah perbaikan menjadi 5057,4 sedangkan untuk level sigma sebelum perbaikan adalah 4,021, setelah perbaikan menjadi 4,0791. 5. Berdasarkan hasil pengujian proporsi yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa proporsi talang air medium, talang air besar dan talang air putih setelah perbaikan lebih kecil dibandingkan dengan sebelum perbaikan. Demikian pula dengan rata-rata defect per unit untuk ketiga produk setelah perbaikan lebih kecil daripada sebelum perbaikan.
Daftar Pustaka Gaspersz, Vincent. 2002. Pedoman Implementasi Program Six Sigma Terintegrasi dengan ISO 9001 : 2000, MBNQA, dan HACPP. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
(a) Pemberian latihan cara meletakkan talang air yang benar kepada pekerja dan peletakan talang air dilakukan Pande, Peter S, Robert P. Newman, Roland oleh dua pekerja. R. Cavanagh , 2002, The Six Sigma Way : (b) Pemeriksaan alat kontrol pengatur bagaimana GE, Motorola dan Perusahaan Terkesuhu pada mesin ekstrusi secara nal Lainnya Mengasah Kinerja Mereka, Andi, Yoberkala. gyakarta. (c) Penggunaan alat bantu berupa timer pada proses mixing. (d) Pemasangan display untuk selalu Welch, J.F. 2000. Six Sigma Hand Book 1. HarperCollins Publishers, United Kingdom. menutup karung bahan baku hingga rapat. (e) Penggunaan alat ukur timbangan untuk mengukur jumlah bahan baku. (f) Pemasangan display penggunaan wadah ukur yang benar. (g) Peningkatan rasa tanggung jawab dan kepedulian operator dalam bekerja. (h) Pembersihan pabrik seminggu tiga kali. 160