Penanggung Jawab Muhtar Ali Pemimpin Redaksi Daeng Paroka Editor Pelaksana Baharuddin M. Rusydi Alwi
ISSN: 1693-0525
JURNAL RISET TEKNOLOGI KELAUTAN
JRTK
Jurnal Riset Teknologi Kelautan(JRTK) adalah jurnal ilmiah berseri terbit dua kali setahun yang berisi artikel dari hasil penelitian maupun pemikiran konseptual dalam bidang teknologi kelautan (perkapalan, sistem perkapalan, produksi bangunan laut, transportasi laut, teknik pantai, dan dan teknologi kelautan).
Dewan Editor Muh. Yamin Jinca Baharuddin Abidin Muh. Alham Djabbar Andi Haris Muhammad Ganding Sitepu Syamsul Asri Sunarto
Alamat Redaksi Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10, Makassar 90245 Kampus Unhas Tamalanrea, Telp., Fax. 62-0411-585637 Email :
[email protected].
PENGANTAR REDAKSI Rasa syukur yang sangat mendalam dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas Jurnal Riset Teknologi Kelautan (JRTK) yang telah memasuki usia penerbitan yang ke13 tahun. Seperti biasanya Jurnal JRTK akan terbit dua kali yakni pada bulan Juni dan Desember dalam setiap tahun. Pada edisi awal tahun ini dipublikasikan sebanyak 12 (dua belas) buah artikel yang merupakan hasil penelitian dari berbagai bidang yang relevan dengan dunia kemaritiman seperti; Teknik Perkapalan, Teknik Sistem Perkapalan, serta Teknik Kelautan dan Perpantaian. Tim redaksi telah berupaya agar jurnal JRTK dapat terbit tepat waktu secara kontinyu dan konsisten, namun hingga sampai saat ini belum dapat terlaksana dengan baik karena masih terkendala pada ketepatan waktu pemasukan artikel dari penulis. Namun, dengan manajemen yang lebih baik lagi serta ditunjang oleh mitra bestari yang professional serta ahli dibidangnya, ke depan Jurnal JRTK akan menghasilkan mutu karya ilmiah yang tinggi serta menjadi rujukan utama dalam riset bidang Ilmu dan Teknologi Kelautan. Ucapan terima kasih secara khusus disampaikan kepada Ikatan Alumni Perkapalan Unhas (ISP-Unhas) yang telah berkenan mewadahi penerbitan jurnal JRTK selama ini.
Salam, Pemimpin Redaksi dan Tim Editor
DAFTAR ISI PENGANTAR REDAKSI ..............................................................................................
i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................
ii
KONVERSI ENERGI PANAS PENGGERAK UTAMA KAPAL BERBASIS THERMOELECTRIC Baharuddin & Agli Haryanto .............................................................................
1-12
STRATEGI PENGUATAN GALANGAN KAPAL NASIONAL DALAM RANGKA MEMPERKUAT EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI ARMADA PELAYARAN DOMESTIK NASIONAL 2030 Mansyur Hasbullah......................................... ....................................................
13-22
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL PELAYARAN RAKYAT TRAYEK KAYU BANGKOA – KODINGARENG Misliah, A. St. Chaerunnisa & Azhar Aras Mubarak ........................................
23-28
ANALISIS PRODUKTIVITAS PEKERJAAN KONSTRUKSI SEKAT KAPAL FRP (FIBERGLASS REINFORCED PLASTIC) PRODUK CV. SIAGAN BOAT MAKASSAR Rosmani, Lukman Bochary & Endra Pradana ...................................................
29-38
PENGARUH KOMBINASI MINYAK DIESEL DENGAN MINYAK JELANTAH TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL Syerly Klara, & A. Eka Rizkika Pradana ...........................................................
39-50
PEMODELAN TRANSPORTASI SEDIMEN DI PELABUHAN RAHA Taufiqur Rachman & Al Chabirun Dawa ...........................................................
51-62
PENGUKURAN PRODUKTIFITAS PELAPISAN MAT DAN ROVING PADA PEKERJAAN CETAK LAMBUNG KAPAL FIBERGLASS MENGGUNAKAN METODE JAM-HENTI (STOPWATCH TIME-STUDY) Wahyuddin, Juswan & Cristoporus Pesa ..........................................................
63-72
PENENTUAN DANGER SCORE PADA PERAIRAN WILAYAH MAKASSAR Haryanti Rivai & Muh. Fathuddin ....................................................................
73-82
PENGKAJIAN SISTEM KENDALI NONLINEAR PADA UNMANNED SURFACE VEHICLE Hasnawiya Hasan ..............................................................................................
83-88
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI KATALIS DALAM REAKSI ELEKTROLISIS TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL Zulkifli & Rio Septiano Togubu .........................................................................
89-98
ANALISIS PENGARUH STEP CORNER PADA RUANG MUAT KAPAL KONTEINER TERHADAP KEKUATAN TORSI (PUNTIR) Ganding Sitepu, Hamzah & Harmalah Ihsan ..................................................
99-114
STUDI KARAKTERISTIK HYDRO-OCEANOGRAPHY LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN DERMAGA KHUSUS CEMENT TIMOR Farianto Fachruddin ..........................................................................................
115-126
ANALISIS BEBAN VENTILASI KAPAL RB207 BASARNAS TIPE FRP36 A. Husni Sitepu, Surya Hariyanto & Takdir Syarifuddin ....................................
127-136
PETUNJUK PENULISAN Tulisan dibuat di atas kertas ukuran 210×297 mm (A4), satu kolom, spasi tunggal, menggunakan jenis huruf Times New Roman 10 poin, jumlah halaman tidak melebihi enam (6) halaman. Pada halaman pertama, jarak batas atas kertas dengan judul makalah adalah 30 mm. Pada halaman kedua dan berikutnya batas atas kertas dengan baris pertama berjarak 20 mm, marjin kiri dan kanan diatur 20 mm, sedangkan marjin bawah 25 mm. JUDUL ditulis dengan singkat, jelas serta secara konsisten mencerminkan isi naskah (ditulis dalam huruf besar dan kecil, ukuran huruf 14 poin, tebal dan rata tengah). Nama serta alamat penulis, nama ditulis lengkap tanpa gelar akademik, disertai dengan alamat unit kerja dan email penulis (ukuran huruf 11 poin dan rata tengah), Abstraksi ditulis secara ringkas dan jelas, tidak melebihi 200 kata (ukuran huruf 11 poin dan rata tengah). Kata Kunci ditulis dalam satu garis, minimal lima kata (ukuran huruf 11 poin dan rata tengah). HEADING dan Sub-Heading. Heading utama ditulis dengan tanpa penomoran, dalam huruf besar, ukuran 11 poin, tebal, rata kiri dan beri jarak satu spasi di atas dan di bawahnya. Sub-heading juga ditulis tanpa penomoran, dengan huruf besar dan kecil. Hendaknya tidak memberi jarak spasi apapun di atas atau di bawahnya.
DAFTAR PUSTAKA Penulisan daftar pustaka sebagaimana contoh di bawah ini. Rahola, J, (1934), The Judging of the Stability of Ships and the Determination of the Minimum Amount of Stability, Thesis for Degree of Doctor of Technology University of Finland, Helsinki. Jens, Joachim L.E and Kobylinski, L, (1982), IMO Activities in Respect of International Requirements for the Stability of Ships, Proceedings of the 2nd International Conference on Stability of Ships and Ocean Vehicles. Tokyo, pp. 751 – 764.
Persamaan Semua persamaan dibuat dalam satu kolom. Jika persamaan terlalu panjang gunakan spliting. w w 2 p 1 r p 2 r r 1
r 2
(1)
R
Gambar dan Tabel Semua gambar (grafik) dan tabel memiliki nomor urut. Tabel 7. Korelasi antara getaran dengan kekasaran permukaan. Getaran (um)
Getaran (um) 1
P.Correlation Sig. (2-tailed)
Kekasaran (um) 0,982(**)
150
N
2.000 150
1000
Sh(t) = 2k 1(t)R /D 1
* = 1 ; Re = 100
104
100 103
102
10 0
10
Pe = 0
1 0,0001
0,001
0,01
0,1
1
Fo = t D 1/R 2
Gambar 1. Sejarah bilangan Sherwood pada berbagai bilangan Peclet.
Proofreading Setelah menyelesaikan pengetikan, pastikan bahwa anda telah membaca ulang makalah anda secara seksama. Makalah tidak akan dibaca ulang oleh panitia. Silahkan periksa setiap gambar dan tabel dan kalimat-kalimat yang memiliki hubungan referensi pada gambar dan tabel.
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 13, Nomor 1, Januari - Juni 2015
STUDI KARAKTERISTIK HYDRO - OCEANOGRAPHY LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN DERMAGA KHUSUS CEMENT TIMOR Farianto Fachruddin Staf Pengajar Program Studi Teknik Perkapalan Jurusan Teknik Perkapalan - Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea Makassar, Sulsel 90245 Telp. 0411-585637, e-mail:
[email protected] Abstract Construction of infrastructure facilities such as jetty, as general and specific designation, it will be necessary studies related to the characteristics of the Hydro-Oceanography of the location of the development plan. Cement Timor which plays an important role in the distribution and trading of cement products in the territory of Timor Leste (East Timor) is conducting packing infrastructure development plan that requires infrastructure support facilities such as jetty. This paper describes the results of a study on the characteristics of the Hydro Oceanography of the location of the Jetty development plan. The results obtained show that the characteristics of the Hydro Oceanography include: Conditions ebb and flow of the mixture showed the dominant type double is twice ups and downs twice for 24 hours; Flow pattern is dominated tidal currents that are going back and forth along the coastal waters Kaetehu (Liquica) with current patterns tend to move to the east with a relatively strong pace (up to 1.89 m/sec); The distribution of sediments tend to follow the pattern of tidal currents in the direction to north to east along the coast Kaetehu (Liquica); wave height predictions tend to come from the east and then followed from the west and the average wave height between 0.5-1.50 meters. While the simulation results and the significant wave height direction tend to come from the West and the East with a height varying between 0:05 to 2:20 meters; bathymetric map showing the location chosen for the placement of the dock is pretty appropriate for navigation vessels with tonnage of up to 10,000 DWT, this is due to the depth of waters is between 10-17 meters. Keywords Hydro-oceanography, special jetty
PENDAHULUAN Seiring dengan meningkatnya kebutuhan semen disetiap daerah pasar Semen yang di ikuti dengan peningkatan kapasitas produksi, maka perlu didukung oleh fasilitas distribusi yang baik untuk kelancaran suplai ke daerah pasar tersebut. Untuk hal itu perlu dipertimbangkan untuk membangun Packing Plant di daerah yang selama ini masih dipasok dari beberapa wilayah di luar Timor Leste. Rencana pembangunan Packing Plant ini diharapkan dapat menjaga kelancaran suplai semen kepada konsumen dalam upaya mendukung program pembangunan di wilayah tersebut.
115
Studi Karakteristik Hydro - Oceanography Lokasi Rencana Pembangunan Dermaga Khusus Cement Timor
Untuk hal tersebut maka diperlukan suatu desain dan rekayasa yang disesuaikan dengan rencana pembangunan Packing Plant tersebut yang disusun berdasarkan kecenderungan masa lalu, kondisi saat ini dan proyeksi masa yang akan datang, dengan memperhatikan lingkungan dengan pembangunannya. Secara garis besar, kegiatan studi ini bertujuan sebagai berikut: untuk memahami karakteristik hydro-oceanography perairan pantai Liquica yang meliputi sirkulasi arus, pasang surut dan transport sedimen pada rencana pembangunan dermaga khusus yang dimaksud serta untuk mengetahui dan memetakan profil topografi bawah permukaan di sekitar lokasi rencana pembangunan dermaga khusus untuk menunjang kegiatan packing plant Cement Timor Leste.
Hydro-Oceanography Lokasi Rencana Pasang Surut Pasang surut merupakan gerakan naik turunnya permukaan laut sebagai adanya pengaruh gaya tarik benda-benda angkasa, terutama bulan dan matahari, terhadap massa air di bumi. Pembangkitan pasang dan surut secara astronomis dapat terjadi pada samudera atau lautan yang luas. Sepanjang pesisir pantai Liquica merupakan rambatan pasang surut (Cooscilating Tides) dari pasang surut yang terjadi di Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Data pasang surut diperlukan untuk menentukan elevasi muka air pada lokasi rencana pembangunan dermaga khusus Cement Timor dengan menggunakan metode Admiralty. Metode tersebut digunakan untuk memperoleh besaran konstanta harmonik pasang surut dan besaran turunan lainnya. Hasil pengamatan pasang surut menunjukkan berupa fluktuasi level muka air pada waktu pasang dan surut diperlihatkan pada Gambar 1. 300
Elevasi (cm)
250 200 150 100 50 0 0
24
48
72
96
120
144
168
192
216
240
264
288
312
336
360
Waktu (Jam) Prediksi
Observ
Gambar 1. Grafik pengukuran dan prediksi pasut di Liquica selama 15 hari dengan interval pengamatan 1 jam.
116
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 13, Nomor 1, Januari - Juni 2015
Gambar di atas, memperlihatkan kondisi pasang surut di perairan pantai Liquica Timor Leste. Data pasang surut diperoleh dari pengukuran langsung di lokasi studi selama 15 hari (dari tanggal 21 Juni – 5 Juli 2013) berturut-turut dengan interval pengukuran 1 jam. Berdasarkan pengamatan lapangan dan prediksi pasang dan surut di perairan Liquica menunjukkan adanya perubahan level muka air maksimum dan minimum dengan tipe campuran (dominan semidiurnal)yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut selama waktu 24 jam dengan amplitudo dan fasa yang berbeda. Konstanta Harmonik Pasut Pengamatan pasang surut di perairan pantai Liquica telah dilakukan mulai tanggal 21 Juni s/d 5 Juli 2013 (15 hari) dengan interval pengamatan satu jam selama waktu 24 jam.Data elevasi muka air yang diperoleh dari pengukuran langsung selanjutnya di olah menggunakan metode Admiralty untuk mendapatkan konstanta harmonik pasut. Pasang surut yang terjadi di perairan pantai Liquica, Timor Leste merupakan bagian dari rambatan pasang surut Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan selama kondisi pasang dan surut menunjukkan bahwa rambatan gelombang pasang dan surut di perairan pantai bersifat bolak balik (arah Barat - Timur) sepanjang arah pantai Kaetehu, Liquica. Konstanta harmonik pasut diperoleh dengan melakukan pengamatan pasang surut minimal 15 hari dengan interval pengamatan 1 jam. Adapun komponen harmonik pasang dan surut yang akan di hitung seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Data Komponen Harmonik, Lokasi: Liquisa, Timor Leste, 2013, Porsi: 125o.00 BT, 8o.00 LS
Berdasarkan nilai komponen konstanta harmonis dari Tabel 1, dapat dihitung nilai Indeks Formzal (F), Bilangan ini digunakan untuk menentukan type pasang surut di wilayah perairan Timor Leste, khususnya di perairan pantai Liquica sebagai berikut: F
AK1 AO1 26.96 22.05 0.735 AM2 AS2 45.58 21.09
Dimana jenis pasut untuk nilai F: 0
3,0 = Diurnal
117
Studi Karakteristik Hydro - Oceanography Lokasi Rencana Pembangunan Dermaga Khusus Cement Timor
Arus Laut Arah Arus Pasut Berdasarkan pengamatan arus di lapangan ditemukan arah arus pada kondisi menuju pasang dan menuju surut sepanjang pantai Liquica bergerak secara bolak balik dari timur ke barat dan sebaliknya. Namun di bagian timur dengan jarak(< 400 m) dari lokasi rencana pelabuhan packing plant menunjukkan adanya pembelokan arah arus. Fenomena ini memberikan alasan bahwa pembelokan arah arus disebabkan oleh adanya slope (kemiringan) dengan kondisi topografi bawah dasar relatif ekstrim dengan slope antara 2035 derajat. Selain itu, peta kontur kedalaman menunjukkan garis kontur yang relatif rapat dan mengindikasikan bahwa kondisi topografi dasar laut di lokasi tersebut relatif curam. Kecepatan Arus Hasil pengukuran arus sesaat di lapangan pada saat menuju pasang dan surut ditemukan kondisi kecepatan arus dengan rata-rata kecepatan antara 0,90 – 1,89 meter/detik. Kondisi kecepatan arus ini relatif kuat dibandingkan pada daerah yang jauh di luar dari tepi pantai Liquica. Fenomena kuatnya arus permukaan ini perlu menjadi pertimbangan untuk mempelajari gerak arus secara rinci, khususnya pada puncak musim barat dan musim timur, karena akan berdampak terhadap aktivitas di areal kolam pelabuhan packing plant. Khususnya pada kajian resiko terhadap bangunan pantai dan berbagai fasilitas lainnya sehingga memerlukan analisis lebih lanjut. Selain pengamatan arus secara langsung di lapangan juga dihitung menggunakan prediksi arah dan kecepatan arus susur pantai dengan menggunakan rumus empiris yang telah dikembangkan dengan metode Longuet Higgins. Gelombang yang datang miring terhadap garis normal pantai setelah pecah akan membangkitkan arus menyusuri pantai. Berdasarkan arah dan tinggi gelombang yang pecah serta kedalaman air, maka kecepatan arus menyusuri pantai di perairan pantai Liquica dapat dihitung dengan menggunakan metode Longuet Higgins. Hasil perhitungan kecepatan arus menyusuri pantai menunjukkan bahwa kecepatan arus sebagian besar berada pada interval 0,40 sampai 0,79 m/det (64,0%) kemudian pada interval 0,80 m/det sampai 1,19 m/det (19,36%) dan sebagian kecil terjadi pada kecepatan lebih besar dari 1,60 m/det (4,41%). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kecepatan arus menyusuri pantai dominan lebih besar ke arah timur dibandingkan ke arah barat, seperti diperlihatkan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil prediksi kecepatan arus menyusuri pantai Liquica
Sumber: Hasil Olahan, 2013
118
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 13, Nomor 1, Januari - Juni 2015
Arah dan kecepatan arus menyusuri pantai sangat tergantung dari arah gelombang yang dibangkitkan oleh angin permukaan. Berdasarkan pola arah gelombang, mengindikasikan bahwa gelombang yang datang dari arah barat dan barat laut akan membangkitkan arus menyusuri pantai ke arah timur di sepanjang pantai Liquica. Sebaliknya, gelombang yang datang dari arah timur dan timur laut membangkitkan arus susur pantai ke arah Barat sepanjang pantai Liquica. Angkutan Sedimen Pengukuran untuk angkutan sedimen dilakukan dengan pengamatan selama 24 jam dan 36 jam. Pengamatan ini digunakan sebagai control untuk memverifikasi hasil prediksi sedimen dengan menggunakan metode empiris yang dikembangkan dengan menggunakan metode Sawaragi. Asumsi bahwa angkutan sedimen susur pantai yang diakibatkan oleh gelombang pecah dengan mengetahui posisi dimana ombak tersebut pecah. Hasil pengukuran sedimen selama 24 jam dapat dilihat pada Gambar-2.
Gambar 2. Arah dan volume angkutan sedimen tiap stasiun selama 24 Jam Angkutan volume sedimen terbesar dominan berasal dari arah Barat dengan volume 3,71 m3/jam disusul dengan angkutan sedimen berasal dari timur selama 24 jam dengan volume angkutan 1.83 m3/jam. Sedangkan total rata-rata volume angkutan sedimen berasal dari arah Barat dengan total rata-rata volume angkutan selama 24 jam adalah 2.08 m3/jam disusul dari arah timur 1.68 m3/jam sedangkan lebihnya berasal dari utara (0.95 m3/jam) dan selatan (0.27 m3/jam) seperti yang ditunjukkan pada Gambar-3. Adanya volume angkutan sedimen berasal dari utara dan selatan merupakan pengaruh arus tolak pantai yang membawa angkutan sedimen dengan tegak lurus arah normal pantai.
119
Studi Karakteristik Hydro - Oceanography Lokasi Rencana Pembangunan Dermaga Khusus Cement Timor
Gambar 3. Total Rata-Rata Volume Angkutan Sedimen Selama 24 Jam Berdasarkan hasil observasi pengangkutan sedimen bahwa sedimen yang berasal dari barat lebih besar dibandingkan volume angkutan sedimen yang berasal dari timur disebabkan pola sirkulasi arus di sekitar lokasi rencana pembangunan dermaga khusus untuk packing plant Cement Timor lebih didominasi oleh arus yang mengarah ke timur sekaligus merupakan arus residu yang cenderung ke arah timur. Fenomena ini memberikan alasan yang kuat bahwa di sekitar lokasi proyek volume angkutan sedimen sangat bergantung pada pola pergerakan arus di sekitar lokasi yang dimaksud. Selain hasil pengamatan lapangan selama 24 jam juga dilakukan dengan menggunakan metode empiris untuk prediksi angkutan sedimen di perairan pantai Liquica sebagai lokasi rencana pembangunan Dermaga Khusus untuk packing plant Cement Timor. Hasil prediksi angkutan sedimen menunjukkan sebagian besar volume angkutan sedimen terjadi pada interval 0~2.49 m3/jam (62,4%), didominasi dari arah Barat sepanjang pantai Liquica. Sedangkan besar angkutan sedimen yang berasal dari arah barat didominasi angkutan sedimen yang cukup tinggi yakni interval 0~2,49 m3/jam; 2,50~4,99 m3/jam; 5,0~7,49 m3/jam; 7,50~9,99 m3/jam; hingga di atas 10 m3/jam, masing-masing jumlah persentase yakni 35,6%; 19,6 %; 0,4%; 0,12 % dan 0,01%, seperti yang disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil prediksi volume angkutan sedimen susur pantai Liquica.
Sumber: Olahan Data, 2013
120
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 13, Nomor 1, Januari - Juni 2015
Prediksi Gelombang Laut Gelombang permukaan yang dibangkitkan oleh angin disebabkan oleh pengalihan energi dari angin ke permukaan laut akibat fluktuasi tekanan udara pada permukaan air laut. Proses pembangkitan ini terjadi pada suatu daerah yang disebut daerah pembangkitan gelombang (wind wave generating area). Tekanan angin akan menimbulkan tegangan pada permukaan laut, sehingga permukaan air laut yang semula datar akan terganggu sehingga timbul riak kecil. Jika kecepatan angin bertambah kuat, maka riak tersebut semakin besar dan akhirnya akan terbentuk gelombang. Semakin lama dan kuat angin berhembus, semakin besar gelombang yang terbentuk. Tinggi dan periode gelombang yang terbentuk tergantung pada kecepatan angin, lama hembusan angin dan jarak pembangkitan gelombang (fetch).Hasil dari prediksi tinggi dan periode ombak dengan menggunakan metoda Wilson berdasarkan arah dan data kecepatan angin maksimum selama periode 5 tahun terakhir menunjukkan bahwa ketinggian ombak lebih cenderung berada pada interval 0,51~1 m (40,96 %), dengan frekuensi masing-masing berasal dari arah barat 10 %, barat laut 4 % dan Timur sebesar 50%. Sedangkan ketinggian ombak di atas 2 m berasal dari arah timur (0,06%). Secara keseluruhan frekuensi jumlah total tinggi ombak dominan berasal dari arah Timur (64.24%), disusul dari arah Barat sebesar 24.503 % dan Barat laut sebesar 11.26% seperti yang disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil prediksi tinggi ombak menggunakan data angin periode2008 ~ 2012.
Sumber: Olah data, 2013
Topografi Pantai Liquica Peta Batimetri Sepanjang perairan pantai Liquica khsusunya wilayah studi mempunyai relief dasar laut dengan slope (kemiringan) yang terjal dari garis pantai dengan kedalaman yang bervariasi antara 5 m hingga > 80 meter. Pengukuran batimetri dilakukan untuk mengetahui kondisi topografi dasar bawah laut dengan menggunakan alat Map Sounder Garmin 585 yang dilengkapi dengan sonar dual beam dan GPS navigasi, sonar tersebut di tempelkan pada bagian perahu yang menyentuh permukaan air. Rekaman data kedalaman dari dasar bawah laut kemudian diplot dengan menggunakan perangkat lunak GIS dan source pendukungnya. Output dari batimetri adalah untuk memetakan kondisi topografi dasar
121
Studi Karakteristik Hydro - Oceanography Lokasi Rencana Pembangunan Dermaga Khusus Cement Timor
bawah permukaan laut, sehingga diperoleh informasi untuk perencanaan dermaga khusus untuk mendukung kegiatan packing plant Cement Timor yang berlokasi di wilayah Liquica Timor Leste, Lihat Gambar 7. Kedalaman Laut Sekitar Rencana Pelabuhan Kontur kedalaman di depan rencana dermaga khusus yang akan dibangun memperlihatkan kontur kedalaman yang relatif rapat, seperti yang ditunjukkan pada peta batimetri (Gambar 5). Rencana areal kolam pelabuhan pada kedalaman laut antara 10 – 17 m. Kedalaman ini diperkirakan relatif aman untuk ukuran kapal yang besar hingga pada kapasitas 10.000 DWT untuk melakukan aktivitas bongkar muat di dermaga khusus yang direncanakan. Pada umumnya kontur topografi dasar perairan di sekitar lokasi rencana tersebut dengan kontur kedalaman yang bervariasi antara kedalaman 5 m hingga 30 meter. Berdasarkan hasil pemetaan topografi dasar laut menunjukkan bahwa kolam pelabuhan memiliki kontur kedalaman laut relatif rapat dengan slope (kemiringan) antara 20-35 derajat dengan interval peta kontur 1 meter. Kondisi slope ini perlu dipertimbangkan mengenai kekuatan struktur dari tiang pancang untuk bangunan pantai yang akan dibangun, sehingga diperlukan analisis lebih lanjut yang ditinjau dari berbagai aspek. Profil Melintang Areal lokasi rencana pembangunan packing plant oleh Cement Timor Trading, SA memiliki pantai yang berpasir kasar (kerikil) hingga pasir halus dengan sedikit lempung. Angkutan sedimen yang tidak terkendali seperti banjir akibat jumlah curah hujan yang melebihi kondisi normal akan memudahkan angkutan sedimen melayang dan merayap ke areal pelabuhan packing plant, diperkirakan suplai sedimen lebih banyak dari sungai yang berdekatan dengan lokasi kegiatan. Sedimentasi menjadi salah satu resiko yang layak dipertimbangkan, karena cepat atau lambat endapan sedimen akan menyebabkan resiko terjadinya pendangkalan di sekitar areal kolam pelabuhan, sehingga perlu mendapat penanganan serius dan kajian yang mendalam dari akibat yang ditimbulkan. Angkutan sedimen terbesar diperkirakan pada musim penghujan dengan asumsi jumlah curah hujan dan hari hujan melebihi kondisi batas curah hujan normal. Curah hujan yang melimpah pada musim barat (kondisi ekstrem) menjadi penyebab luapan air dan menimbulkan banjir. Luapan banjir yang tidak terkendali diperkirakan akan terjadi erosi yang berlebihan, sehingga angkutan sedimen juga menjadi lebih banyak. Berdasarkan observasi lapangan dan hasil prediksi sedimen di lokasi studi bahwa suplai angkutan sedimen didominasi dari arah barat dan barat laut yang cenderung ke Timur sebagai bagian dari aktivitas arus residu cenderung ke Timur. Profil melintang batimetri dari hasil pengukuran lapangan dapat dilihat pada Gambar-4 s/d Gambar-6. Berdasarkan asumsi bahwa kontur kedalaman dari profil melintang areal pelabuhan packing plant akan berubah jika limpahan air banjir tidak terkendali yang menyebabkan meningkatnya laju angkutan konsentrasi sedimen ke arah pantai.
122
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 13, Nomor 1, Januari - Juni 2015
Gambar 4. Penampang Melintang Tepi Pantai Ke Arah Laut Untuk AS Kanan (Bagian Timur)
Gambar 5. Penampang Melintang Tepi Pantai Ke Arah Laut Untuk AS Pusat (Bagian Tengah)
Gambar 6. Penampang melintang tepi pantai ke arah laut untuk as kiri (bagian barat).
123
Studi Karakteristik Hydro - Oceanography Lokasi Rencana Pembangunan Dermaga Khusus Cement Timor
Gambar 7. Peta batimetri kontur bawah laut lokasi perairan rencana pembangunan dermaga khusus Cement Timor.
SIMPULAN Beberapa point yang dapat disimpulkan dari studi ini yang mencakup beberapa komponen pengamatan sebagai berikut:
Pasang Surut (Pasut); Kondisi pasut di daerah rencana pembangunan dermaga khusus packing plant Cement Timor menunjukkan type campuran dominan ganda yaitu dua kali pasang dan dua kali surut selama 24 jam.Berdasarkan kondisi ini bahwa naik turunnya elevasi muka air laut dapat memberikan informasi pada kondisi alur kapal pengangkut semen atau material untuk melakukan aktivitas bongkar muat di lokasi dermaga khusus packing plant. Pola arus Pasut; Pola arus yang mendominasi di lokasi proyek pembangunan packing plant merupakan arus pasang surut yang sifatnya bolak balik sepanjang perairan pantai Kaetehu, Liquica. Namun perlu ditekankan bahwa selama pengukuran di lapangan pola arus cenderung bergerak ke timur dengan kecepatan yang relatif kuat mencapai 1,89 m/det. Kondisi ini juga ditunjukkan dengan simulasi arus yang relatif kuat sekitar lokasi rencana pembangunan dermaga khusus penunjang packing plant. Kecepatan arus yang relatif tinggi perlu mendapat pertimbangan khususnya untuk kegiatan kepelabuhanan.
124
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 13, Nomor 1, Januari - Juni 2015
Sebaran Sedimen; Sebaran sedimen di sekitar lokasi pembangunan packing plant cenderung mengikuti pola arus pasut dengan arah ke utara hingga ke timur di sepanjang pantai Liquica. Asumsi ini menguatkan bahwa lokasi rencana pembangunan packing plant akan mendapat lebih banyak suplai sedimen yang bersumber dari sungai yang relatif dekat dengan lokasi proyek. Untuk asumsi jangka panjang perlu mendapat perhatian khusus untuk kegiatan pengerukan jika suplai sedimen dari sungai melebihi perkiraan. Prediksi Gelombang; Hasil prediksi ombak menggunakan data angin selama 5 tahun terakhir bahwa ombak yang datang cenderung dari timur kemudian disusul dari barat rata-rata ketinggian ombak antara 0.5 m ~ 1.50 m. Sedangkan hasil simulasi arah dan tinggi ombak signifikan di wilayah pantai Liquica cenderung berasal dari Barat dan Timur dengan ketinggian bervariasi antara 0.05 m ~ 2.20 m. Batimetri; Hasil peta batimetri menunjukkan bahwa lokasi yang dipilih untuk penempatan dermaga cukup sesuai karena didapatkan kedalaman air antara 10 – 17 meter, khususnya bagi kapal dengan tonase hingga 10.000 DWT. Akan tetapi untuk jangka panjang namun perlu dipertimbangkan dengan adanya laju arus dan suplai sedimen dari sungai yang relatif dekat dengan wilayah lokasi proyek.
DAFTAR PUSTAKA CERC, 1992, Automated Coastal Engineering System, Buku I: Technical Reference,; Buku II: User’s Guide, Department of the Army Waterway Experiment Station, Corps of Engineers, Mississipi. Kanamitsu. M., W. Ebisuzaki, J. Woollen, S-K Yang, J.J. Hnilo, M. Fiorino, and G. L. Potter, (2002). NCEP-DEO AMIP-II Reanalysis (R-2), Bulletin of the American Meteorological Society, 1631-1643. Herniwati dan S. Kadir, (2009). Potensi iklim, Sumber Daya Lahan dan Pola Tanam di Sulawesi Selatan. Prosiding Seminar Nasional Serealia, 218-224. Ongkosongo, O.S.R, (1989). Pasang Surut. Asean-Australia Cooperative Programs on Marine Science Project I: Tides and Tidal Phenomena. LIPI. P3O, Jakarta. Susandi, A., M. Tamamadin, dan I. Nurlela. (2008). Fenomena Perubahan Iklim dan Dampaknya terhadap ketahanan pangan di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Padi. Buku 1. 73-79. Sandlund, O.T., Bryceson, I., Carvalho, D.d., Rio, N., Silva, J.d. and Silva, M.A., 2001. Assessing Environmental Needs and Priorities in Timor-Leste: Issues and Priorities, United Nations Development Programme (UNDP), New York: UNDP.
125
Studi Karakteristik Hydro - Oceanography Lokasi Rencana Pembangunan Dermaga Khusus Cement Timor
Environmental Modeling Research Laboratory (ERML), 2002. Surface water modeling system (SMS) version 8.1.U.S.A ARMY Corps of Engineers. Tanaka, M., 1994. The onset and retreat dates of the Austral summer monsoon over Indonesia, Australia and New Guinea. J. Met. Soc. Japan(72), 255-267. Triatmojo,B., 1999. Teknik Pantai. Beta Offset. Yogyakarta.
126