JRMB, Volume 11, No. 1, Juni 2016
JURNAL RISET MANAJEMEN DAN BISNIS Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta ISSN : 1907-7343
Ketua Penyunting Perminas Pangeran
Dewan Penyunting Erni Ekawati (Universitas Kristen Duta Wacana) Heru Kurnianto Tjahjono (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) I Putu Sugiartha Sanjaya (Universitas AtmaJaya) Mahatma Kufepaksi (Universitas Lampung) Singgih Santoso (Universitas Kristen Duta Wacana) Asisten Penyunting Edy Nugroho Pembantu Pelaksana Tata Usaha (Administrasi, Desain, Distribusi dan Pemasaran) Elisonora Guruh Bramaji Lukas Surya Wijaya
Alamat Penyunting dan Tata Usaha Fakultas Bisnis, Universitas Kristen Duta Wacana Jl. Dr. Wahidin S. No. 5-19, Yogyakarta 55224 Telp( 0274 ) 563929, Fax : ( 0274)513235 www.jrmb.ukdw.ac.id
Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis (JRMB) terbit sejak tahun 2006. Terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember. Berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian, kajian analitis kritis dan tinjauan buku dalam bidang manajemen dan bisnis. Penyunting menerima tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media lain. Naskah diketik dengan format seperti tercantum pada Pedoman Penulisan Artikel yang terlampir di halaman belakang.
JRMB, Volume 11, No.1, Juni 2016
JURNAL RISET MANAJEMEN DAN BISNIS Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta ISSN : 1907-7343
DAFTAR ISI EVALUASI ROTASI KERJA KARYAWAN: STUDI KEADILAN DISTRIBUTIF DAN PROSEDURAL ROTASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN DAMPAKNYA PADA KINERJA Heru Kurnianto Tjahjono dan Diana Puspita Sari....................................................
1-10
FAKTOR PENENTU NIATAN UNTUK MEMBELI KEMBALI SECARA ONLINE: SUATU INTEGRASI ANTESEDEN FAKTOR KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN Jeniwanti Carolina Kotte ...........................................................................................
11-30
DEVIDEND PAY OUT RATIO PADA EMITEN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Dionysia Kowanda, Rowland Bismark Fernando Pasaribu dan Dian Indah Sari ...
31-46
STRUKTUR MODAL PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN MANOKWARI Nugroho Riyanto, Rintar Agus Simatupang, dan Louis Soemadi Bopeng ................
47-60
MANAJEMAN KUALITAS JASA PERAWATAN MOTOR DENGAN METODE SERQUAL, QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DAN MODEL KANO Risky Ramadhano dan Anjar Priyono. ......................................................................
61-72
KARAKTERISTIK PENGGUNAAN PELAKU PERJALANAN DALAM PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI PEKERJA DI KOTA JAKARTA BARAT Gidion P. Adirinekso ...................................................................................................
73-89
STRUKTUR MODAL PADA USAHA MIKRO…………………..……………….…...(Riyanto, Simatupang, & Bopeng)
STRUKTUR MODAL PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN MANOKWARI Nugroho Riyanto Alumni Jurusan Ekonomi Pembangunan FEB Universitas Papua Rintar Agus Simatupang Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Papua Email:
[email protected] Louis Soemadi Bopeng Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Papua ABSTRACT Micro Small and Medium Enterprises (SMEs) is a business that is able to reduce the unemployment rate in the district of Manokwari. The number of SMEs from year to year the numbers continue to increase, but in the course of time is less developed. Most successful businesses are growing, due to the limited capital to fund operations. Fulfillment of the capital do business owners through borrowing at the bank. Banks in lending charge a large interest expense, there by aggravating the business owner if the loan amount is too large. This study aims to analyze the influence of asset structure, company size and profitability of the capital structure. The sampling technique this study using purposive random sampling, with 87 SMEs. Based on the results of the analysis indicate that variable asset structure, company size, and profitability influence simultaneously and partially to the capital structure. For business owners should be before the structure of assets pledged as collateral for a loan should pay attention to the amount of borrowed funds in accordance with the value of the existing asset structure, so that business activities more efficient and effective. Keywords: capital structure, asset structure, company size, profitability
ABSTRAK Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan usaha yang mampu mengurangi tingkat pengangguran di Kabupaten Manokwari. Jumlah UMKM dari tahun ke tahun jumlahnya terus mengalami peningkatan, tetapi dalam perjalanan waktu kurang berkembang. Kebanyakan usaha tidak berkembang, karena terbatasnya permodalan untuk membiayai kegiatan usaha. Pemenuhan permodalan tersebut dilakukan pemilik usaha melalui peminjaman pada bank. Bank dalam memberikan pinjaman membebankan beban bunga yang besar, sehingga memberatkan pemilik usaha jika jumlah pinjamannya terlalu besar. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap struktur modal. Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan purposive random sampling, dengan jumlah 87 UMKM. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa variabel struktur aktiva, ukuran perusahaan, dan profitabilitas berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap struktur modal. Bagi pemilik usaha sebaiknya sebelum struktur aktiva dijadikan sebagai jaminan pinjaman perlu memperhatikan jumlah dana yang dipinjam sesuai dengan nilai dari struktur aktiva yang ada, sehingga aktivitas usaha lebih efisien dan efektif. Kata Kunci: struktur modal, struktur aktiva, ukuran perusahaan, profitabilitas
47
JRMB, Volume 11, No. 1, Juni 2016
PENDAHULUAN Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan usaha yang mampu mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Kabupaten Manokwari. UMKM di kabupaten dari tahun ke tahun jumlahnya terus mengalami peningkatan, tetapi kurang dapat berkembang. Kebanyakan UMKM yang berada di Kabupaten Manokwari kurang berkembang karena terbatasnya permodalan untuk mendanai usaha tersebut. Pemenuhan sumber pendanaan atau permodalan usaha tersebut biasanya diperoleh dengan cara melakukan pinjaman di bank maupun pada kreditur. Pihak perbankan maupun kreditur biasanya mengenakan beban bunga pinjaman cukup memberatkan pemilik UMKM jika jumlahnya terlalu besar. Aspek keuangan yang mencakup pengambilan keputusan pendanaan perusahaan untuk membiayai usahanya, maka perusahaan harus memiliki cara alternatif dalam menentukan sumber pendanaan. Utang merupakan salah satu alternatif dalam mendapatkan sumber pendanaan bagi UMKM. Penggunaan utang mampu menekan biaya modal sendiri dan memberikan keuntungan yang lebih besar kepada pemilik UMKM, tetapi dalam penggunaan utang pemilik harus memikirkan dalam mengembalikan uang yang dipinjam. Dalam free cash flow theory menjelaskan tentang tingkat utang yang tinggi selain berbahaya bagi perusahaan, penggunaan utang dapat juga meningkatkan nilai perusahaan (Keown, 2000) dalam (Damayanti, 2006). Kombinasi yang tepat dalam menentukan sumber pendanaan yang dipilih akan mampu menentukan struktur modal yang optimal dan mampu menjadi pondasi yang kuat bagi perusahaan untuk menjalankan aktivitas produksinya, serta dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Struktur modal adalah perbandingan atau pertimbangan antara modal asing dengan modal sendiri (Riyanto, 1995). Semakin besar modal asing atau pinjaman modal yang dibutuhkan, maka semakin besar risiko yang ditanggung sebuah perusahaan karena semakin banyak utang yang harus dibayar oleh perusahaan tersebut. Apabila dalam pendirian perusahaan tersebut perusahaan lebih banyak menggunakan modal sendiri maka risiko yang 48
ditanggung akan semakin kecil, hal ini dikarenakan perusahaan tidak begitu banyak mengeluarkan uang untuk membayar utangnya pada saat perusahaan mengalami kebangkrutan. Kegunaan struktur modal adalah untuk mengetahui penggunaan utang dalam membiayai usahanya dan sumber pendanaannya. Dengan mengetahui struktur modal, pihak bank dan kreditur dapat mengetahui tingkat risiko yang dia terima dengan tingkat pengembalian utangnya. Apabila perusahaan memiliki tingkat risiko bisnis yang tinggi, maka pihak bank dan kreditur juga menginginkan tingkat return yang tinggi. Tingkat return yang tinggi diberikan karena risiko yang akan dihadapi oleh pihak bank dan kreditur juga tinggi. Pihak bank dan kreditur menghendaki perusahaan melakukan pengungkapan keuangan secara menyeluruh dan terperinci, supaya pihak bank maupun kreditur mengetahui risiko yang dihadapinya. Struktur modal yang baik adalah struktur modal yang efisien dan dapat mengurangi biaya modal. Menurunkan biaya modal, maka akan meningkatkan pendapatan bersih. Dalam menentukan biaya modal, perusahaan harus dapat menentukan komposisi yang optimal antara utang dengan modal sendiri (Hermanto, 1999). Komposisi yang optimal tersebut pada kenyataannya dapat dicari secara trial and error berdasarkan pengalaman, sehingga dalam menentukan jenis pendanaan perusahaan harus memilih orang yang berpengalaman dibidangnya. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal merupakan perbandingan antara modal sendiri dengan modal yang berasal dari ekstern dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva, tingkat pajak, likuiditas perusahaan, serta risiko usaha. Alasan pemilihan struktur modal di bidang UMKM karena usaha ini mampu bertahan dalam kondisi apapun walau perekonomian negara sedang mengalami krisis sekalipun (Baswir, 2000). UMKM pada dasarnya mampu menekan tingkat pengangguran yang ada. UMKM di Kabupaten Manokwari sendiri dari tahun ke tahun jumlahnya terus mengalami peningkatan,
STRUKTUR MODAL PADA USAHA MIKRO…………………..……………….…...(Riyanto, Simatupang, & Bopeng)
sehingga dapat mengurangi pengangguran yang ada di Kabupaten Manokwari. Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah UMKM dari tahun 2008 sampai 2012 mengalami peningkatan sebanyak 178 unit
usaha. Berdasarkan jumlah UMKM tersebut, keberadaannya tersebar pada distrik atau kecamatan di Kabupaten Manokwari yang selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Jumlah Perdagangan Menurut Jenisnya dari Tahun 2008 – 2012 Tahun
Perusahaan Dagang Menengah
2008 2009 2010 2011 2012
93 133 152 183 271
Perusahaan Dagang Kecil 178 183 301 375 390
Jumlah 271 316 453 558 661
Sumber: Manokwari Dalam Angka (2013).
Berdasarkan tabel 1, pada saat mendirikan UMKM pemilik harus mempertimbangkan dalam menentukan struktur modalnya. Struktur modal yang baik adalah struktur modal yang optimal. Perusahaan harus dapat menentukan struktur modal yang optimal agar usaha UMKM ini dapat berkembang. Biasanya struktur modal yang optimal terdiri dari 40% sampai 50% pendanaan yang berasal dari ekstern (Riyanto, 1995). UMKM merupakan usaha yang mampu mengurangi tingkat pengangguran di Kabupaten Manokwari dan memiliki kontribusi yang besar dalam peningkatan pendapatan asli daerah, tetapi masalah yang seringkali dihadapi para pelaku UMKM adalah pada sumber pendanaan. Kebanyakan UMKM tidak bisa berkembang karena kurangnya modal dalam mengembangkan usaha tersebut, sehingga untuk mendapatkan modal UMKM alternatifnya dengan melakukan pinjaman kepada kreditur. Kreditur sendiri dalam memberikan pinjaman akan melihat dari berbagai faktor. Pendiri UMKM harus mengetahui faktor - faktor apa saja yang dipertimbangkan oleh kreditur dalam memberikan pinjaman, dan faktor - faktor yang sering dipertimbangkan oleh kreditur dalam memberi pinjaman adalah struktur aktiva, ukuran perusahaan, dan tingkat profitabilitas. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap struktur
modal pada usaha UMKM di Kabupaten Manokwari. Kemudian manfaat dari penelitian ini adalah: (1) bagi UMKM sebagai bahan pertimbangan bagi pemilik UMKM dalam menentukan struktur modal yang sesuai dengan kondisi usaha; (2) bagi perbankan dan kreditur sebagai informasi dan data dalam pembuatan kebijakan dalam pemberian pinjaman dan menentukan besarnya beban bunga pinjaman tersebut; serta (3) bagi peneliti selanjutnya sebagai acuan dan referensi untuk melakukan peneliti pengembangan struktur aktiva, ukuran perusahaan, dan profitabilitas yang lebih mendalam, serta sesuai dengan kondisi keuangan UMKM. KAJIAN LITERATUR Pengertian Usaha Mikro, Menengah (UMKM)
Kecil
dan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 UMKM dapat didefinisikan sebagai usaha ekonomi produktif yang dimiliki oleh orang perseorangan ataupun badan usaha perseorangan yang memenuhi kriteria sebagai usaha UMKM. Pengklasifikasian UMKM antara lain: (1) usaha mikro adalah usaha produktif milik perorangan atau kelompok yang memiliki kekayaan bersih maksimal Rp50 juta dan hasil penjualan tahunan maksimal Rp300 juta; (2) usaha kecil adalah usaha produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha 49
JRMB, Volume 11, No. 1, Juni 2016
yang bukan merupakan anak perusahaan yang memiliki kekayaan bersih dari Rp50 juta sampai dengan Rp500 juta dan hasil penjualan tahunan antara Rp300 juta sampai dengan Rp2,5 Milyar; serta (3) usaha menengah adalah usaha produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan yang menjadi bagian dari usaha mikro maupun kecil baik langsung maupun tidak langsung dan memiliki kekayaan bersih dari Rp500.juta – Rp10 Milyar dan hasil penjualan tahunan antara Rp2,5 Milyar – Rp10 Milyar. Kemudian menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan UMKM berdasarkan jumlah tenaga kerja yaitu: (1) usaha mikro adalah sebuah usaha yang mempekerjakan 5 orang; (2) usaha kecil tenaga kerjanya berjumlah 5 sampai 10 orang dan usaha menengah tenaga kerjanya berjumlah 20 sampai 90 orang. Struktur Modal Menurut Riyanto (1994) mengartikan struktur modal sebagai pertimbangan atau perbandingan antara jumlah modal yang bersumber dari pinjaman dengan modal sendiri. Pendanaan yang berasal modal sendiri didapat dari modal saham, laba ditahan, dan dana cadangan, sedangkan modal yang berasal dari pinjaman adalah pendanaan yang diperoleh dari obligasi, investasi dan utang. Dalam pemenuhan dibagian pendanaan, maka perusahaan harus memiliki alternatif dalam pendanaan dan salah satu alternatif tersebut adalah dengan melakukan pinjaman (utang). Dalam pemilihan sumber dana, perusahaan harus dapat memilih alternatif yang efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi apabila perusahaan memiliki struktur modal yang optimal. Menurut Riyanto (1995) struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau biaya rata - rata, sehingga memaksimalkan nilai perusahaan. Struktur modal yang optimal dapat diartikan juga sebagai keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga memaksimalkan harga saham. Struktur Aktiva 50
Struktur aktiva menurut Kusumaningtyas (2012) merupakan segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan. Aktiva dapat diklasifikasikan menjadi aktiva lancar, yang meliputi: kas, piutang, persediaan dan aktiva tetap yang meliputi: mesin, bangunan, dan tanah. Pengklasifikasian ini kemudian yang disebut sebagai struktur aktiva. Struktur aktiva menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat dijadikan jaminan oleh perusahaan dalam melakukan pinjaman. Struktur aktiva dapat diukur dengan mempertimbangkan antara aktiva tetap dengan total aktiva. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Besar kecilnya suatu perusahaan dapat ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan. Penentuan besar kecilnya ukuran perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total penjualan, total aktiva, tingkat penjualan, dan rata - rata total aktiva. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diproxy dengan total aset. Profitabilitas Profitabilitas menurut Utami (2009) merupakan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasinya. Profitabilitas juga dapat diartikan sebagai kemampuan yang dicapai suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Hasil profitabilitas juga dapat dijadikan sebagai tolok ukur tentang efektivitas manajemen ditinjau dari keuntungan yang diperoleh, dibandingkan dengan hasil penjualan dan investasi perusahaan. Hubungan Struktur Struktur Modal
Aktiva
terhadap
Perusahaan yang aktivanya sesuai sebagai jaminan akan cenderung menggunakan utang dalam proses pendanaannya. Elsas dan Florysiak (2008) dalam Indrajaya (2011) dalam penelitiannya menunjukkan aktiva tetap dapat dijadikan jaminan dalam melakukan pinjaman, dan karenanya dapat mereduksi biaya dari kesulitan keuangan (cost of financial distress) dan ini akan semakin
STRUKTUR MODAL PADA USAHA MIKRO…………………..……………….…...(Riyanto, Simatupang, & Bopeng)
meningkatkan kapasitas tingkat utang yang dapat mengutungkan perusahaan. Hipotesis ini sesuai dengan teori trade-off dimana perusahaan perlu menyeimbangkan manfaat dan biaya dari penggunaan utang. Menurut Adrianto dan Wibowo (2007) jumlah aktiva yang semakin besar akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan yang lebih tinggi untuk mendapatkan pinjaman dari pihak kreditur, maka perusahaan akan memakai utang lebih banyak untuk mendapatkan keuntungan dalam pemakaian utang. Hubungan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Menurut Brigham dan Houston (2006) ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya perusahaan dimana perusahaan yang berukuran besar biasanya lebih memiliki profitabilitas daripada perusahaan kecil, hal ini dikarenakan jangkauan usahanya yang lebih luas. Ukuran perusahaan dapat menjadi jaminan akan kemampuan perusahaan dalam mengembalikan utangnya maupun mencari sumber pendanaan lain. Skala perusahaan berhubungan positif dengan utang karena kemudahan akses dalam mendapatkan sumber dana yang berasal dari utang. Menurut Indrajaya (2011) perusahaan yang berukuran besar cenderung menggunakan utang dalam sumber pendanaannya karena kemudahan dalam memperoleh pinjaman dibandingkan perusahaan kecil. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Saidi (2004) bahwa ukuran perusahaan berhubungan positif dengan struktur modal karena peluang bangkrutnya yang lebih kecil. Hubungan Profitabilitas terhadap Struktur Modal Menurut Brigham dan Houston (2006) profitabilias merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba biasanya selama satu tahun. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi akan lebih banyak menggunakan modal sendiri daripada yang berasal dari utang, hal ini dikarenakan perusahaan mampu menyediakan dana yang cukup dalam menjalankan usahanya melalui
sejumlah dana yang ditahan oleh perusahaan untuk mengurangi risiko. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi akan lebih menggunakan dana internal yang berasal dari laba yang ditahan dikarenakan perusahaan akan terbebas dari beban bunga dari utang tersebut. Struktur modal adalah pendanaan perusahaan yang berasal dari modal sendiri maupun pinjaman, dan dapat diartikan juga sebagai perbandingan antara modal sendiri maupun modal yang berasal dari utang jangka panjang atau modal asing. Dalam mendapatkan sumber pendanaan yang berasal dari modal sendiri perusahaan biasanya mendapatkannya dari laba yang ditahan, modal saham, dan dana cadangan. Sumber pendanaan yang berasal dari modal sendiri biasanya masih kurang dan untuk mengatasinya perusahaan mencari alternatif lain yaitu dengan melakukan pinjaman. PENGEMBANGAN HIPOTESIS Dalam menentukan komposisi struktur modal harus dipilih pimpinan atau orang yang mampu mengelola struktur modal yang ada dan apabila memungkinkan memiliki pengalaman dibidangnya, sehingga manajer atau pimpinan dapat memilih manakah komposisi yang tepat untuk menentukan struktur modal. Menurut Houston dan Brigham (1994) perusahaan harus dapat menentukan perbandingan proposional sumber dana antara modal asing atau utang dengan modal sendiri yang akan digunakan perusahaan untuk membiayai tambahan investasinya. Dalam menentukan sumber pendanaan, perusahaan harus memilih alternatif pendanaan yang efisien. Sumber pendanaan efisien akan terjadi apabila perusahaan memiliki struktur modal yang optimal, sedangkan pengertian struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau modal rata - rata, sehingga memaksimalkan nilai perusahaan. Struktur Aktiva Dalam menentukan sumber pendanaan tersebut manajer harus mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi struktur 51
JRMB, Volume 11, No. 1, Juni 2016
modal seperti struktur aktiva, ukuran perusahaan, dan profitabilitas. Struktur aktiva mempunyai pengaruh terhadap sumber – sumber pembiayaan perusahaan. Perusahaan yang aktivanya cocok sebagai jaminan atas jaminan cenderung lebih banyak menggunakan utang. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Palupi (2010) yang menyatakan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal. Berdasarkan uraian dan konsep tersebut, maka hipotesis berikut ini akan menguji konsep: H1: Struktur aktiva diduga berpengaruh positif terhadap struktur modal.
Manjluf (1984) dalam Husnan (1996) menyatakan bahwa perusahaan akan memilih pendanaan internal dibandingkan pendanaan eksternal ketika perusahaan membutuhkan dana. Prioritas penggunaan dana internal dalam Packing Order Theory disebabkan penggunaan pendanaan internal terbebas dari adanya asimetri informasi. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nugrahani (2012) yang menyatakan profitabilitas berpengaruh negatif dengan struktur modal. Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas, maka dapat dihipotesis sebagai berikut: H3: Profitabilitas diduga berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
Ukuran Perusahaan (Firm Size) Ukuran perusahaan memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan struktur modal. Kreditur akan lebih senang memberikan pinjaman pada perusahaan yang lebih besar, karena kemungkinan bangkrutnya perusahaan tersebut lebih kecil. Menurut Elsas dan Florysiak (2008) dalam Indrajaya (2011) mengemukakan bahwa perusahaan yang berukuran besar mempunyai risiko yang lebih rendah dan probabilitas kebangkrutan yang lebih rendah dari pada perusahaan kecil, sehingga menurut teori trade-off bahwa semakin besar perusahaan maka perusahaan dapat memakai utang yang lebih banyak, ini terkait rendahnya risiko kebangkrutan yang akan dialami oleh perusahaan besar. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Prabansari dan Kusuma (2005) yang meneliti pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal dan hasilnya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Berdasarkan uraian dan penjelasan tersebut, maka dapat dihipotesiskan sebagai berikut: H2: Ukuran perusahaan diduga berpengaruh positif terhadap struktur modal. Profitabilitas (Profitability) Setiap perusahaan menginginkan adanya pertumbuhan modal atau laba ditahan karena dapat mengurangi penggunaan utang. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi akan menggunakan sumber pendanaan internal atau laba ditahan. Teori Packing Order yang dikembangkan oleh Myers dan 52
Struktur Modal Menurut Riyanto (2001) terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi struktur modal seperti: tingkat bunga, stabilitas dari earning, struktur aktiva, besarnya jumlah modal, keadaan pasar modal, sifat manajemen, profitabilitas, dan ukuran perusahaan. Variabel diatas berhubungan positif dengan struktur modal. Menurut Brigham dan Houston (2006) variabel - variabel yang mempengaruhi struktur modal antara lain: stabilitas penjualan, struktur aset, leverage operation, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, kendali, sikap manajemen, kondisi pasar, dan fleksibilitas keuangan. Berdasarkan banyaknya variabel yang memiliki pengaruh terhadap struktur modal, maka dalam penelitian ini hanya meneliti 3 variabel, yaitu: struktur aktiva, ukuran perusahaan dan profitabilitas. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Palupi (2010) menyatakan bahwa struktur aktiva, ukuran perusahaan, dan profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal. Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas dihipotesiskan konsep berikut: H4: Struktur aktiva, ukuran perusahaan, dan profitabilitas diduga berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal.
METODA PENELITIAN Sampel Populasi yang menjadi obyek penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh UMKM yang
STRUKTUR MODAL PADA USAHA MIKRO…………………..……………….…...(Riyanto, Simatupang, & Bopeng)
berada di Kabupaten Manokwari yang dengan jumlah UMKM diperoleh sebesar 661 usaha (BPS, 2013). Dalam penentuan jumlah sampel atau sample size menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10% atau dengan tingkat kepercayaan 90%.
Keterangan: N : Jumlah populasi N : Jumlah sampel E : Tingkat kesalahan atau error term sebesar 10% Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin diperoleh sampel jumlah sebanyak:
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin diperoleh jumlah sampel sebanyak 86.86 atau dibulatkan menjadi 87 sampel atau responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik yang digunakan dalam menentukan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu, yaitu UMKM yang dijadikan sampel sudah berdiri minimal satu tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner akhir didasarkan pada panduan penelitian dan terdiri dari empat (4) bagian yaitu mengukur struktur aktiva, ukuran perusahaan dan profitabilitas, serta strukur modal. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Pengukurannya Struktur Modal. Struktur modal adalah perbandingan antara utang dengan modal sendiri. Secara matematis struktur modal diproxy dan diformulasikan dengan:
Struktur Aktiva. Struktur aktiva adalah perbandingan aktiva tetap dibagi dengan total aktiva. Secara matematis struktur aktiva diproxy dan diformulasikan dengan:
Ukuran Perusahaan. Ukuran perusahaan (firm size) memiliki kemungkinan paling besar yang menimbulkan heteroskedastisitas sehingga harus diubah ke Log natural. Secara matematis ukuran perusahaan diproxy dan diformulasikan
Firm size = Ln total aktiva Profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Perhitungan profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan ratio of operating income to sales. Secara matematis profitabilitas diproxy dan diformulasikan dengan:
Model Regresi Linear Berganda Pengujian hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Proses perhitungan analisis regresi berganda dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 12.00 for windows. Analisis regresi berganda dalam penelitian dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama, dilakukan untuk menguji struktur aktiva, ukuran perusahaan dan profitabilitas serta struktur modal. Pengujian analisis regresi linier berganda adalah dilakukan untuk menguji pengaruh struktur aktiva (X1), ukuran perusahaan (X2), dan profitabilitas (X3) pada struktur modal (Y) dengan persamaan matematis:
53
JRMB, Volume 11, No. 1, Juni 2016
Struktur Modal = α + β1Struktur Aktiva+ β2Ukuran Perusahaan + β3Profitabilitas + e Pengujian asumsi klasik digunakan untuk membantu model regresi linier berganda benar - benar signifikan dalam pengambilan keputusan. Uji Multikolinieritas. Uji Multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang digunakan terdapat korelasi atau tidak, multikolinieritas biasanya terjadi karena variabel yang digunakan saling terikat dalam suatu model regresi. Multikolinieritas dapat diketahui jika nilai tolerance > 0.10 dan variance inflation factor (VIF) < 10, jika tidak ada yang melebihinya maka multikolinieritas yang terjadi tidak berbahaya. Dampak dari multikolinieritas (Sasmita, 2003) antara lain: pertama, pengaruh masing - masing variabel bebas tidak dapat dideteksi atau dibedakan dan yang kedua, probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah semakin besar. Uji Heteroskedastisitas. Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam suatu varian terdapat perbedaan residual atau tidak. Jika varian dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Cara pengujiannya dengan menggunakan uji Glejser, pengujian ini dilakukan dengan meregresikan nilai residu terhadap variabel bebas. Sebagai pengertian dasar, residual adalah selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi. Uji Normalitas. Uji Normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Jika variabel residual tersebut memiliki distribusi tidak normal maka hasil uji akan kurang baik. Untuk menguji normalitas ini kolmogorovsmirnov. Level of significant yang digunakan adalah 0,1 dan apabila nilai pada p-value > level of significant maka data berdistribusi normal dan sebaliknya.
HASIL PENELITIAN
54
Karakteristik Responden Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 87 sampel yang berasal dari UMKM yang berada di Kabupaten Manokwari dan dianalisis berdasarkan komponen struktur aktiva, ukuran perusahaan, dan profitabilitas. Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan sudah baik atau belum dalam pengambilan keputusan. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga (3) uji, yaitu: uji normalitas, uji multikolinieritas dan heteroskedastisitas, jika data lolos dari uji asumsi klasik, maka bias pada data yang digunakan baik, atau dapat dilanjutkan ke uji berikutnya. Jika data yang digunakan tidak lolos dari uji asumsi klasik, maka terdapat data yang bermasalah, sehingga perlu ditransformasikan kedalam bentuk Ln atau data yang mengalami masalah tersebut perlu diganti dengan data yang lain. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali,2011). Dalam penelitian ini uji yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya normalitas menggunakan uji kolmogorov-smirnov dengan level signifikan yang digunakan sebesar 0,10 yang berarti bahwa nilai signifikan harus lebih besar dari 0,10 sehingga data tersebut dapat dinyatakan bebas dari adanya normalitas yang berarti data berdistribusi normal. Hasil pengujiannya secara lengkap dapat dilihat pada tabel 2. Berdasarkan tabel 2, diperoleh informasi hasil uji signifikansi uji kolmogorov-Smirnov sebesar 0.110, artinya nilai ini lebih besar dari 0.10 (10%), maka dapat dikatakan bahwa variabel residual berdistribusi normal, sehingga model ini layak untuk dipakai dalam model penelitian ini, sehingga data memenuhi syarat dari uji asumsi klasik.
STRUKTUR MODAL PADA USAHA MIKRO…………………..……………….…...(Riyanto, Simatupang, & Bopeng)
Tabel 2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a.
87 .0000000 .20973718 .129 .094 -.129 1.203 .110
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Test distribution is Normal
b. Calculated from data Tabel 3 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel
Collinearity Statistics Tolerance VIF Struktur Aktivas .399 2.509 Ukuran Perusahaan .386 2.590 Profitabilitas .769 1.300 Sumber: Data Primer yang Diolah Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antar variabel bebas atau tidak. Model yang baik seharusnya terjadi multikolinieritas pada variabel bebas (Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas yaitu dengan mengamati nilai Varience Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Data bisa dikatakan tidak terdapat multikolinieritas apabila nilai tolerance > 0.10 dan nilai VIF < 10. Adapun hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel 3.
Berdasarkan tabel 3 dapat disimpulkan pada variabel struktur aktiva (X1), ukuran perusahaan (X2), dan profitabilitas (X3) menunjukan bahwa nilai tolerance > 0.10 dan nilai VIF < 10, sehingga pada model ini dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas, yang berarti tidak terdapat adanya korelasi antar variabel bebas. Pengujian heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Data yang memiliki kesamaan disebut dengan homokedastisitas. Metode dalam melihat ada tidaknya heteroskedastisitas terdapat beberapa macam, tetapi dalam ini menggunakan uji Glejser, untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat nilai signifikan. Data yang dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas apabila nilai signifikannya harus lebih besar dari 0.10 sehingga data tersebut layak lolos dari uji heteroskedastisitas. Hasil pengujiannya selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa Model
1 (Constant) X1 X2 X3
Unstandardized Coeff icients B -.377 -.056 .023 .278
Standardized Coeff icients Std. Error .370 .147 .022 .172
Beta -.062 .171 .190
t -1.020 -.379 1.0201 .611
Sig. .311 .706 .311 .111
Sumber: Data Primer yang Diolah
55
JRMB, Volume 11, No. 1, Juni 2016
Berdasarkan tabel 4 diperoleh informasi hasil menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada data, karena nilai variabel struktur sebesar 0.706, X2 sebesar 0.311, dan X3 sebesar 0.111 > 0.10, sehingga dapat dikatakan data terbebas dari adanya heteroskedastisitas. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Ghozali (2011) uji regresi digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, selain itu juga menunjukan arah hubungannya. Dalam penelitian ini variabel yang ingin ditelliti yaitu variabel struktur aktiva, ukuran perusahaan, dan profitabilitas apakah berpengaruh terhadap variabel struktur modal atau tidak. Hasil pengujian regresinya dapat dillihat selengkapnya pada tabel 5.
Tabel 5 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Model
1
(Constant) Struktur Aktiva Ukuran Perusahaan Profitabilitas
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta -1,210 ,545
t
Sig.
-2,220
,029
,678
,213
,342
3,185
,002
,098
,032
,330
3,027
,003
-,838
,256
-,253
-3,275
,002
Sumber: Data Primer yang Diolah
Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi linier berganda pada tabel 5 dapat disusun persamaan sebagai berikut: Y = -1.210 + 0.678X1 + 0.098X2 – 0.838 X3 Berdasarkan persamaan regresi linier berganda tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: pertama, struktur aktiva memiliki nilai koefisien regresi dengan arah positif sebesar 0.678. Jika diasumsikan variabel bebas lain konstan, maka setiap kenaikan struktur aktiva sebesar 1 satuan, maka struktur modal akan mengalami kenaikan sebesar 67.8%; kedua, ukuran perusahaan memiliki nilai koefisien regresi dengan arah positif sebesar 0.098. Jika diasumsikan variabel bebas lain konstan, maka setiap kenaikan ukuran perusahaan sebesar 1 satuan, maka struktur modal akan mengalami kenaikan sebesar 9,8%; ketiga, profitabilitas memiliki nilai koefisien regresi dengan arah negatif sebesar 0.838. Jika diasumsikan variabel bebas lain konstan, maka setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 satuan, maka modal akan mengalami penurunan sebesar 83.8%. 56
Kemudian, berdasarkan hasil regresi linier berganda diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sendiri berada diantara 1 dan 0, jika nilai (R2) semakin mendekati angka 1, maka semakin besar pengaruhnya variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan nilai dari Adjusted R-square sebesar 0.602, artinya variable struktur aktiva, ukuran perusahaan dan profitabilitas hanya mampu menjelaskan variabel struktur modal sebesar 60.2% dan sisanya sebesar 39.8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini dan tingkat kesalahan (error). Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat secara bersama - sama atau tidak. Keputusan untuk menerima atau menolak H1 dengan cara melihat nilai signifikan. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0.10, maka hipotesis tersebut dapat diterima dan semua variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Adapun hasilnya dapat dilihat selengkapnya pada tabel 6.
STRUKTUR MODAL PADA USAHA MIKRO…………………..……………….…...(Riyanto, Simatupang, & Bopeng)
Tabel 6. Hasil Uji F
Model 1
Regression Residual Total
a Predictors b Dependent Variable
Sum of Squares 6,423 3,969 10,392
df 3 83 86
F 44,773
Sig. ,000(a)
: (Constant), Profitabilitas, Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan : Struktur Modal
Berdasarkan tabel 6, diperoleh nilai signifikansi pada Uji F sebesar 0.000, hal ini menunjukkan nilai signifikansi < 0.10 (p-value < 0.10), artinya secara bersama - sama variabel struktur aktiva, ukuran perusahaan, dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap variabel struktur modal. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Palupi (2010). Kemudian, berdasarkan hasil uji parsial (uji t) dengan membandingkan nilai signifikan. Apabila nilai signifikan < 0.10 maka H1 dapat diterima, artinya variabel bebas tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Hasil dari uji t selengkapnya adalah: pertama, variabel struktur aktiva (X1) memiliki nilai signifikan sebesar 0.000, hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikan < dari 0.10, maka H1 diterima dan variabel struktur aktiva berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap struktur modal. Hal ini berarti peningkatan struktur aktiva akan meningkatkan struktur modal; kedua, variabel ukuran perusahaan (X2) memiliki nilai signifikan sebesar 0.03, hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikan < 0.10, maka H1 diterima dan variabel ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap struktur modal. Hal ini berarti peningkatan ukuran perusahaan akan meningkatkan struktur modal; serta ketiga adalah variabel profitabilitas (X3) memiliki nilai signifikan sebesar 0.03, hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikan < 0.10, maka H1 diterima dan variabel profitabilitas berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap struktur modal. Hal ini berarti peningkatan profitabilitas akan menurunkan struktur modal.
PEMBAHASAN
Mean Square 2,141 ,048
Struktur Aktiva Berpengaruh Signifikan Dan Positif Terhadap Struktur Modal Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diperoleh hasil struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Palupi (2010) yang menyatakan struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal. UMKM yang memiliki nilai struktur aktiva yang lebih besar cenderung lebih banyak menggunakan utang dibandingkan perusahaan yang nilai struktur aktivanya kecil. UMKM yang memiliki nilai struktur aktiva yang besar akan lebih mudah dalam mendapatkan pinjaman. Pihak bank maupun kreditur akan lebih memilih memberikan pinjaman kepada UMKM yang memiliki nilai struktur aktiva yang lebih besar, karena struktur aktiva tersebut biasa dijadikan jaminan pinjaman. Apabila pemilik UMKM tidak bisa melunasi utangnya, maka struktur aktiva tersebut akan digunakan untuk melunasi utangnya sebagai gantinya. Struktur aktiva yang besar sebagai jaminan, maka pihak bank maupun kreditur dapat memberikan pinjaman kepada UMKM sesuai dengan nilai struktur aktiva tersebut. Ukuran Perusahaan Berpengaruh Positif Terhadap Struktur Modal Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh hasil ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Prabansari dan Kusuma (2006) yang menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal. UMKM yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih besar cenderung 57
JRMB, Volume 11, No. 1, Juni 2016
menggunakan utang lebih banyak, karena kebutuhan dana yang lebih besar.UMKM yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih besar banyak melakukan produksi dibandingkan UMKM yang berukuran kecil. UMKM dalam memproduksi suatu barang maupun jasa memerlukan pendanaan didalam prosesnya, sehingga UMKM yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih besar akan membutuhkan dana yang lebih besar. Alternatif dalam memperoleh dana untuk UMKM yaitu dengan cara melakukan pinjaman kepada pihak bank maupun kreditur. Pihak bank maupun kreditur akan lebih memilih memberikan pinjaman kepada UMKM yang berukuran besar karena kemungkinan bangkrut UMKM tersebut lebih kecil. Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal dengan arah yang negatif. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal dengan arah yang negatif. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugrahani (2012) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal dengan arah yang negatif. UMKM yang memiliki profitabilitas yang tinggi akan lebih memilih menggunakan dana internal dibandingkan dengan dana pinjaman. Dana internal didapatkan dari laba yang ditahan. Penggunaan dana internal terbebas dari beban bunga yang berasal dari utang. Pemilik UMKM yang memiliki profitabilitas yang tinggi lebih memilih penggunaan dana internal, karena terbebas dari beban bunga yang dapat merugikan pemilik UMKM apabila jumlahnya terlalu besar. Menurut Rahayu (2005) profitabilitas merupakan indikator bahwa perusahaan memiliki dana internal untuk pendanaan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan adapun hal - hal yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini, antara lain: pertama, berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan variabel struktur aktiva berpengaruh positif terhadap variabel struktur 58
modal pada UMKM; kedua, berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap variabel struktur modal pada UMKM; ketiga, berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan variabel profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap variabel struktur modal pada usaha UMKM, akan tetapi negatif; keempat, berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara simultan atau bersama - sama menunjukkan variabel struktur modal, ukuran perusahaan, serta profitabilitas berpengaruh positif terhadap variabel struktur modal pada UMKM di Kabupaten Manokwari. Saran Penelitian Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan dan kekurangan. Penelitian lanjutan perlu dilakukan karena banyaknya keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya: pertama, bagi pihak pemilik usaha UMKM yang berada di Kabupaten Manokwari sebaiknya sebelum menjadikan struktur aktiva sebagai jaminan pinjaman pada bank maupun kreditur perlu memperhatikan besaran dana yang dipinjam sesuai dengan nilai dari struktur aktiva UMKM. Nilai struktur aktiva yang dijadikan jaminan pinjaman utang apabila tidak sesuai dengan besaran dana yang diperoleh hal itu akan sangat merugikan, ketika pemilik UMKM tidak dapat melunasi utang tepat pada waktunya; kedua, bagi pemilik UMKM yang memerlukan sumber pendanaan dalam proses produksi maupun untuk mengembangkan usahanya, sebaiknya menggunakan utang sebagai alternatif dalam memperoleh sumber pendanaan tersebut. Penggunaan utang akan sangat bermanfaat dalam perkembangan UMKM apabila digunakan dengan efisien dalam penggunaannya; ketiga, bagi pemilik UMKM yang sudah memiliki profitabilitas yang besar sebaiknya lebih menggunakan dana internal dari pada menggunakan utang, karena penggunaan dana internal akan membebaskan pemilik UMKM dari beban bunga yang dapat merugikan pemilik UMKM; keempat, bagi pemilik UMKM sebaiknya seefisien mungkin dalam menggunakan modal pada saat proses produksi. Dengan menggunakan modal seefisien mungkin dapat meningkatkan profitabilitas dan mengembangkan UMKM tersebut; kelima, bagi pihak bank maupun
STRUKTUR MODAL PADA USAHA MIKRO…………………..……………….…...(Riyanto, Simatupang, & Bopeng)
kreditur perlu mempermudah proses pinjaman. Pemilik UMKM kebanyakan tidak melakukan pinjaman karena prosesnya yang susah dan agunan harus ada; keenam, bagi peneliti .
berikutnya dapat menambah jumlah sampel dan meneliti variabel lain, seperti: jumlah modal, sifat manajemen, tingkat bunga, serta risiko bisnis.
DAFTAR REFERENSI Adriyanto dan Wibowo, B. 2007. “Pengujian Teori Pecking Order Pada Perusahaan Non Keuangan LQ45 Pada Periode 20 01-2005”. Manajemen Usahawan Indonesia, Volume 36, No 12, 43-53. Badan Pusat Statistik. 2013. Manokwari Dalam Angka: BPS Kabupaten Manokwari. Baswir, R. 2000. Koperasi Indonesia. Yogyak arta:BPFE-Yogyakarta. Brigham, E.F dan Houston, J.F. 1994. Manajemen Keuangan. Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga. Brigham, E.F dan Houston, J.F. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga. Brigham, E.F dan Houston, J.F. 2006. DasarDasar Manajemen Keuangan. Edisi Kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat. Brigham, E.F dan Houston, J.F. 2011. DasarDasar Manajemen Keuangan. Edisi Kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat. Damayanti, I. 2006. Analisis Pengaruh Free Cash Flow dan Struktur Kepemilikan Saham terhadap Kebijakan Utang pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Skripsi S-1, Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Indonesia. Tidak Dipublikasikan. Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Kelima. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hermanto, B. 1999. “Struktur Kapital: antara Teori dan Praktek”. Manajemen Usahawan Indonesia, Volume 28, No.3, 56 – 73.
Suad, H. 1996. Manajemen Keuangan: Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang). Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE UGM-Yogyakarta Indrajaya, G. 2011. “Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas, Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal: Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Listing di BEI Periode 2004 – 2007”. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi, Volume 1, No. 6, 1 – 32. Kusumaningtyas, R. A. 2012. Analisis Pengeruh Struktur Aktiva, Return On Assets, Size, Arus Kas Koperasi, dan Tingkat Likuiditas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2008 – 2011. Skripsi S-1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro, Tidak Dipublikasikan. Nugrahani, S. M. 2012. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, dan Kepemilikan Manajerial terhadap Struktur Modal (pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2008 – 2009). Skripsi S-1 Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang. Nurohim, H. 2008. Pengaruh Profitabilitas, Fixed Asset Ratio, Kontrol Kepemilikan dan Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Indonesia. Yogyakarta: Sinergi Palupi. 2010. Pengaruh Risiko Bisnis, Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan dan Likuiditas terhadap Struktur Modal (Kajian Empiris pada Perusahaan 59 59
JRMB, Volume 11, No. 1, Juni 2016
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2004-2007). Skripsi S-1 Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret,. Prabansari, Y. dan Kusuma, H. 2005. FaktorFaktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Go Publik di Bursa Efek Jakarta. Yogyakarta: Sinergi. Rahayu, D. S. 2005. “Pengaruh Kepemilikan Saham Manajerial dan Institusional pada Struktur Modal Perusahaan”. Jurnal Akuntansi dan Auditing, Volume 11, No.2, 190 – 203. Riyanto, B. 1994. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Riyanto, B. 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Riyanto, B. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Saidi. 2004. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Volume 13, No.1, 39 – 51. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia. Utami, E. S.. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur. Yogyakarta: Fenomena. Sasmita, N. R. 2011. Dampak Dari Adanya Multikolinieritas. Http://rianprestasi. blogspot.in/2011/05/multikolinieritasdalam-regresi.html?m=1. Diakses Minggu, 24 Juni 2014 jam 01:20 WIT.
60