Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
JURNAL PENGGUNAAN WHEY KEJU UNTUK MENSTUBSTITUSI PENGGUNAAN RENNET DALAM PEMBUATAN KEJU MOZZARELLA
MENSTUBSTITUSI USE WHEY CHEESE FOR USE IN MAKING MOZZARELLA CHEESE RENNET
Oleh: EKA KARTIKASARI 12.1.04.01.0031
Dibimbing oleh : 1. Dr. Budi Utomo, S.Pt, M.P 2. Dr. Fitriani, S.Pt, M.P
PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2017
Eka Kartikasari| 12.1.04.01.0031 Fak Peternakan – Prodi Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Eka Kartikasari| 12.1.04.01.0031 Fak Peternakan – Prodi Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Eka Kartikasari| 12.1.04.01.0031 Fak Peternakan – Prodi Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Eka Kartikasari| 12.1.04.01.0031 Fak Peternakan – Prodi Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
(PENGGUNAAN WHEY KEJU UNTUK MENSTUBSTITUSI PENGGUNAAN RENNET DALAM PEMBUATAN KEJU MOZZARELLA) Eka Kartikasari 12.1.04.01.0031 Fak Peternakan – Prodi Peternakan
[email protected] Dr. Fitriani, S.Pt, M.P dan Dr. Budi Utomo, S.Pt, M.P UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK
Penelitian ini di latar belakangi hasil pengamatan dan penelitian, bahwa Proses pengolahan susu bertujuan untuk meningkatkan mutu susu. Proses pengolahan susu selalu berkembang sejalan dengan ilmu bidang teknologi pangan. Semakin lama akan semakin banyak jenis produk susu yang di kenal. Sehingga banyak orang memanfaatkan peluang ini untuk mengembangkan produk olahan berbahan dasar dari susu. Salah satu olahan susu yang di gemari adalah keju. Keju adalah hasil olahan susu yang di peroleh dengan cara menambahkan enzim rannet dalam suasana asam, sehingga membentuk padatan dan di lanjutkan pematangan dalam waktu dan kelembaban tertentu. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh penggunaan whey keju untuk menstubtitusi rennet dalam pembuatan keju mozzarella. Karena whey keju sebagai limbah yang jarang dimanfaatkan oleh sebab itu maka dilakukan penelitian tentang penggolahan kembali limbah whey keju sebagai bahan untuk pembuatan keju mozzarella. Penelitian ini menggunakan metode penelitian percobaan yang di gunakan yaitu metode percobaan yang di rancang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap ( RAL ) dengan 4 perlakuan dan 4 pengulangan. . Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan : uji pH 6 : 6 , penambahan whey keju tidak mempengaruhi uji pH. Pada uji curd jumlah terbanyak pada perlakuan P3 : 167.5 ± 6.45 , dengan penambahan whey keju dan rennet 0,25%. Penambahan whey keju yang mengandung 6% padatan susu dapat meningkatkan produksi jumlah curd yang lebih banyak. Pada uji keju jumlah terbanyak pada perlakuan P2 : 145 ± 7.07, dengan penambahan whey keju dan rennet 0,175%. Penambahn level rennet yang terlalu banyak dapat mendegradasi protein dan kandungan air semakin banyak, sehingga dapat menurunkan jumlah keju yang diproduksi. Kata kunci : whey keju, substitusi, rennet, pembuatan keju mozzarella
Eka Kartikasari| 12.1.04.01.0031 Fak Peternakan – Prodi Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
susu sebagian besar disebabkan oleh
I PENDAHULUAN
aktivitas
A. Latar Belakang
mikroorganisme.
Susu adalah cairan dari kelenjar
Mikroorganisme yang dapat mencemari
susu (mammary gland) yang diperoleh
susu terbagi menjadi dua golongan, yaitu
dengan cara pemerahan sapi selama
mikroorganisme
masa laktasi tanpa adanya penambahan
mikroorganisme
maupun pengurangan komponen apapun
2004). Di dalam bahan padat susu
pada cairan tersebut. Secara kimiawi
terdapat berbagai senyawa kimia baik
tersusun atas 2 komponen yaitu, air yang
yang termasuk golongan senyawa zat
berjumlah 87 % dan bahan padat yang
gizi makro (makronutrien) seperti lemak,
berjumlah 13 %. Susu sapi memiliki
protein,
nilai
senyawa zat gizi mikro (mikronutrien )
gizi
yang
tinggi,
karena
dan
dan
pembusuk
karbohidrat,
maupun
seperti
dibutuhkan oleh tubuh. Penyusun utama
beberapa senyawa lainnya (M.Ikhsan
susu adalah air 87,9%, kadar lemak 3,5-
Shiddiqi, 2005).
protein
3,5%,
bahan
Proses
kering
dan
(Saleh,
mengandung unsur-unsur kimia yang
4,2%,
vitamin
pathogen
mineral
pengolahan
serta
susu
11,2%, bahan kering tanpa lemak 8,1%,
bertujuan untuk meningkatkan mutu
vitamin dan mineral 0,85%. Nilai pH
susu. Proses pengolahan susu selalu
susu antara 6,5 sampai 6,6 merupakan
berkembang sejalan dengan ilmu bidang
kondisi yang sangat menguntungkan
teknologi pangan. Semakin lama akan
bagi
semakin banyak jenis produk susu yang
mikroorganisme
karena
pH
mendekati netral ( pH 6,5-7,5 ) paling
di
baik
memanfaatkan
untuk
pertumbuahan
bakteri
kenal.
Sehingga
banyak
peluang
untuk
sehingga susu akan mudah rusak (
mengembangkan
Estiasih dan Ahmadi, 2009 ). Kerusakan
berbahan dasar dari susu. Salah satu
Eka Kartikasari| 12.1.04.01.0031 Fak Peternakan – Prodi Peternakan
produk
ini
orang
olahan
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
olahan susu yang di gemari adalah keju
penambahan rennet ke dalam susu yang
(Saleh, 2004).
asam,
Keju adalah hasil olahan susu yang
di
peroleh
menambahkan
dengan
enzim
rannet
cara dalam
maka
terbentuklah curd. Bila
temperatur sistem dipertahankan 40 derajat celcius, akan terbentuk curd yang padat.
Kemudian
dilakukan
suasana asam, sehingga membentuk
pemisahan curd dari whey.
padatan dan di lanjutkan pematangan
rennet yang ditambahkan ke dalam susu
dalam waktu dan kelembaban tertentu.
yang
Keju merupakan olahan susu pertama di
membuat
kenal sebagai bahan baku susu penuh,
membagi susu menjadi bagian cair (air
susu skim, atau susu yang telah di
dadih)
kurangi kadar lemaknya. Selain itu
dipisahkan, air dadih kadang-kadang
merupakan produk susu yang kaya akan
dipakai untuk membuat keju seperti
protein mineral dan vitamin. Salah satu
Ricotta dan Cypriot hallumi namun
jenis
biasanya air dadih tersebut dibuang
keju
adalah
keju
mozzarella
(Hidayat, dkk. 2008).
dipanaskan protein
dan
padat
yang
Bakteri
kemudian
menggumpal
(dadih).
dan
Setelah
(Miller dkk, 1999).
Keju mozzarella adalah keju
Pentingnya penggunaan enzim
lunak yang proses pembuatanya tidak di
rennet yaitu berfungsi sebagai koagulan
matangkan atau di sebut dengan keju
yang akan membantu dalam proses
segar. Keju Mozzarella digumpalkan
penggumpalan susu. Menurut Winarno
menggunakan
(1993)
enzim
rennet.
Enzim
rennet
merupakan
substansi
rannet adalah enzim protease yang di
mengandung enzim rennin, biasanya di
peroleh dari
peroleh dari perut anak sapi atau hewan
(Permayni,
lambung anak sapi Perbandingan
ruminansia (mamalia lainnya). Substansi
antara rennet dan susu adalah 1:5.000.
ini di buat untuk membuat keju (Sari,
Kurang
2008). Rennet yang biasa digunakan
lebih
2013).
30
menit
Eka Kartikasari| 12.1.04.01.0031 Fak Peternakan – Prodi Peternakan
setelah
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
dalam proses pembuatan keju memiliki
dari kedua jenis tersebut menemukan
harga yang cukup mahal dan tersedia
cocok
dalam jumlah yang terbatas.
memungkinkan pemulihan dari protein
alternatif
teknologi
yang
Whey adalah hasil samping dari
whey keju adalah salah satu keprihatinan
industri pembuatan keju merupakan
utama dari penelitian keju saat ini.
cairan
Sementara
bening
kehijauan penyaringan
berwarna
kuning
itu
whey
keju
bisa
yang
diperoleh
dari
meningkatkan hasil keju hingga 5-10%,
dan
pengepresan
curd
kualitas
keju
dalam
mungkin
dapat pula digunakan sebagai peningkat
protein whey. Sekitar 50-60% dari
flavor,
dan
protein whey dapat digumpalkan oleh
meningkatkan nilai gizi pada keju untuk
panas, tinggi pemanasan susu sekarang
membantu proses emulsifikasi (Johnson,
dipraktekkan untuk beberapa jenis segar,
2000). Setiap produksi 1 kilogram keju
asam digumpalkan keju seperti curd (
dari 10 liter susu akan menghasilkan 8
Purwadi, 2007). Whey keju sebagai
sampai 9 liter whey. Komposisi utama
limbah yang jarang dimanfaatkan oleh
whey keju adalah protein 0,8%-1,0%
sebab itu maka dilakukan penelitian
dan laktosa 3,8%-4,3(Jenie dan Rahayu,
tentang penggolahan kembali limbah
1993).
whey
Kandungan
tekstur,
terbesar
yang
terdapat didalam whey keju adalah
demikian, ketika proses pembuatan keju adalah digunakan protein whey akan
bahan
untuk
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian
atau rennet coagulable dan dengan
sebagai
masuknya
pembuatan keju mozzarella.
protein whey berkisar 0,8% dari whey. Namun, protein whey yang tidak asam
keju
oleh
kasus
selama proses pembuatan keju. Whey
memodifikasi
terganggu
banyak
KEJU
“PENAMBAHAN
UNTUK
WHEY
MENSTUBSTITUSI
PENGGUNAAN RENNET DALAM PEMBUATAN KEJU MOZZARELLA” B. Rumusan Masalah
masuk ke whey dan rennet coagulable Eka Kartikasari| 12.1.04.01.0031 Fak Peternakan – Prodi Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Bagaimana pengaruh penggunaan whey keju untuk menstubtitusi rennet dalam pembuatan keju mozzarella ?
mozzarella, dan whey keju sebagai substitusi rennet untuk pembuatan keju. C. Metode Penelitian Metode
C. Tujuan Penelitian
penelitian
percobaan
Penelitian ini bertujuan untuk
yang di gunakan yaitu metode percobaan
mengetahui pengaruh penggunaan whey
yang di rancang dengan menggunakan
keju untuk menstubtitusi rennet dalam
Rancangan Acak Lengkap ( RAL )
pembuatan keju mozzarella.
dengan 4 perlakuan dan 4 pengulangan. Perlakuan yang diberikan adalah sebagai
D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat
di
gunakan
sebagai
bahan
pertimbangan dalam penggunaan whey keju untuk menstubtitusi rennet dalam pembuatan keju mozzarella..
berikut : P0
:
Susu
sapi
segar
dengan
sapi
segar
dengan
segar
dengan
penambahan rennet P1
:
Susu
penambahan whey keju P2
:
Susu
sapi
penambahan whey keju dan rennet 0,175%
II MATERI DAN METODE
P3
:
Susu
sapi
segar
dengan
penambahan whey keju dan rennet 0,25%
A. Waktu dan Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah produksi keju“ BIOFOOD ” Kediri. Pada tanggal 5 sampai 26
Model matematika Rancangan Acak Lengkap (RAL) adalah sebagai berikut : Yij =µ + αi + εij
Oktober 2016. B. Materi Penelitian Materi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah susu segar sebagai bahan
utama
pembuatan
Eka Kartikasari| 12.1.04.01.0031 Fak Peternakan – Prodi Peternakan
keju simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Keterangan :
Bahan baku utama adalah susu sapi
i
= 1, 2, 3,..., p (Jumlah
segar diperoleh dari KUD Tani Wilis
perlakuan) dan j = 1, 2, 3,..., l
Sendang kota Tulungagung. Dan
(Jumlah ulangan).
bahan tambahan yaitu whey keju dan
=
rennet.
Yij
nilai pengamatan pada
satuan percobaan
2. Persiapan alat
1
= nilai tengah umum
Sebelum
αi
=
semua alat dipersiapkan dan di
εij
pengaruh perlakuan taraf
melakukan
penelitian
ke - i
sterilkan menggunakan air
= galat percobaan pada satuan
dan alcohol.
percobaan ulangan ke - j
3. Pemanasan susu
perlakuan ke-i.
Susu
Data
mencapai suhu 350C.
yang diperoleh dan
dianalisis dengan menggunakan sidik ragam. Jika dilakukan
(P > 0,05) maka
uji
Beganda
Duncan
(Suhaimi, 2001). D. Parameter yang Diamati Parameter dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. pH
sapi
segar
panas
dipanaskan
4. Penambahan whey keju dan rennet 1. Percobaan
pertama
menggunakan 1 liter susu segar dan 0,25% rennet 2. Percobaan kedua menggunakan 1 liter susu segar dan 1 liter whey keju 3. Percobaan ketiga menggunakan
2. Jumlah curd
1 liter susu segar, 1 liter whey
3. Jumlah keju
keju dan 0,175 rennet
E. Cara Kerja 1. Persiapan bahan baku
Eka Kartikasari| 12.1.04.01.0031 Fak Peternakan – Prodi Peternakan
4. Percobaan
keempat
menggunakan 1 liter susu segar,
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
1 liter whey keju dan 0,25%
Dalam proses ini curd dimasukkan
rennet
kedalam alat pemulur dengan suhu 800C.
Agar dalam pemanasan susu terjadi pembentukan curd dan whey.
10. Keju Mozzarella
5. Pemotongan curd
Setelah
proses
pemuluran
keju
Pemotongan curd dilakukan setelah
Mozzarella siap di timbang dan
40 menit setelah whey keju dan
disimpan pada suhu 40C.
rennet dimasukkan.
F. Pra Penelitian
6. Penyaringan curd
Pra penelitian di lakukan sebelum
Proses penyaringan bertujuan untuk
melakukan peneliatian secara resmi, hal
memisahkan curd dan whey.
ini
7. Penimbangan curd
bertujuan
untuk
mengetahui
sebarapa keberhasilan dari parameter
Proses penimbangan bertujuan untuk
yang akan di ujikan.dengan melakukan
mengetahui jumlah curd.
terlebih dahulu pra penelitian ini dapat
8. Mixing
menjadi pertimbangan untuk penelitan
Proses
mixing
dilakukan
untuk
resmi dan untuk mengetahui seberapa
mencampur bahan tambahan yaitu
takaran yang pas umtuk penelitian
garam, natrium sitrat dan pengental
berikutnya.
gum guar.
Tabel 2. Hasil Pra Penelitian
9. Proses pemuluran Proses
pemuluran
Perlakuan ini
Uji
Jumlah
Jumlah
pH
Curd
Keju
P0
6
105
110
P1
6
110
105
P2
6
140
145
P3
6
155
125
dilakukan
dengan menggunakan alat pemulur yang sebelumnya dipanaskan dengan o
suhu 85 C, agar didapat panas yang merata. Setelah panasnya merata suhu
diturunkan
menjadi
Eka Kartikasari| 12.1.04.01.0031 Fak Peternakan – Prodi Peternakan
0
80 C. simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
G. Denah Penelitian Susu sapi segar 4 liter P0 : Penambahan Rennet 0,25 %
Pemasakan suhu 700C
P1 : Penambahan 1 L Whey Keju 0
Pemasaman suhu 35 C P2 : Penambahan 1L Whey Keju + 0,175% Rennet Pemotongan Curd
P3 : Penambahan 1LWhey + 0,25 % Rennet
Penyaringan
Whey
Curd
Mixing I
Mixing II
Mixing III
Mixing IV
Penyimpanan suhu 40C
Keju Mozzarella
Parameter :
Eka Kartikasari| 12.1.04.01.0031 Fak Peternakan – Prodi Peternakan
Jumlah keju
Jumlah curd
PH
simki.unpkediri.ac.id || 11||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
III HASIL DAN PEMBAHASAN
(Kadariah, DAN PEMBAHA Pemgukuran pH 2001)III HASIL pH
A. Hasil dan Pembahasan 1. pH pH adalah ukuran konsentrasi ion hydrogen dari larutan. Pengukuran
P0
6±0
P1
6±0
P2
6±0
P3
6±0
akan
Dari tabel diatas hasil analisa
mengungkapkan jika larutan bersifat
keju dari uji pH dapat dilihat pada P0,
asam atau alkali (basa). Jika larutan
P1, P2, dan P3 adalah 6, sehingga pH
tersebut memiliki jumlah molekul
perlakuan baik dengan penambahan
asam dan basa yang sama, pH
whey
dianggap netral. Skala pH bersifat
kemungkinan
logaritmik dan ada dalam kisaran 0,0 -
mengandung susu. Hal ini sesuai
14,0 sampai 7,0 dianggap netral.
dengan pernyataan (Daulay, 1991)
Pembacaan
7,0
whey keju masih mengandung lebih
larutan
kurang 85-90% volume susu dan lebih
bersifat asam, sementara angka lebih
dari setengahnya adalah bahan padat
besar menunjukan larutan bersifat
susu 6% dari padatan dalam whey.
alkali
ukuran
Menurut Sudarmanto dan Sudarnika
keasaman atau alkali tas suatu larutan
(2008), umumnya pH susu segar
yang diturunkan dari konsentrasi ion
berkisar antara 6,3 – 6,75 dan whey
hydrogen suatu larutan (Gamandan
memiliki pH asam yakni 4,6 – 4,8.
Sherrington, 1994).
Pada perlakuan control (P0) dimana
Hasil analisa uji pH dapat dilihat pada
menghasilkan pH 6. Nilai pH yang
tabel 3.
didapatkan pada penelitian ini sesuai
Tabel 3. Hasil Analisa pH
dengan
pH
(potensial
hidrogen)
kurang
mengindikasikan
(basa).
dari
bahwa
pH
adalah
Eka Kartikasari| 12.1.04.01.0031 Fak Peternakan – Prodi Peternakan
keju
karena whey
kisaran
nilai
adanya
keju
pH
masih
hasil
simki.unpkediri.ac.id || 12||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
penelitian yang dinyatakan oleh Nafaji
Hasil analisa uji jumlah curd dapat
dan Moatamedzadegan (2001) yang
dilihat pada tabel 4.
menyatakan bahwa kisaran nilai pH
Tabel 4. Hasil Uji Jumlah Curd
keju yaitu sebesar 6.
Jumlah Curd / Perlakuan
2. Jumlah Curd
Gram
Curd adalah gumpalan yang
P0
128.75c ± 2.50
terbentuk oleh aktivitas koagulan,
P1
115d
yaitu campuran enzim rennet yang
P2
153.75b ± 4.79
mempengaruhi
P3
167.5a ± 6.45
aktivitas
proteolitik
± 5.75
(Johnson, 1991). Pembentukan curd menjadi
tahapan
dalam
Tabel 4. Menunjukkan bahwa
menentukan preferensi dalam produk
rataan jumlah curd pada P0 2.50, P1
akhir. Perbedaan dalam penggunaan
5.75, P2 :4.79, dan P3 : 6.45. Pada P3
koagulan pada taraf kosentrasi tertentu
menghasilkan jumlah curd yang lebih
akan memberikan hasil yang berbeda
banyak yaitu 6.45, dibanding P1 :
dan mempengaruhi tekstur curd yang
5.75, P2 : 4.79, dan yang terendah P0 :
dihasilkan.
2.50. Pada P3 menghasilkan jumlah
Hasil
kritis
ragam
curd paling banyak karena pada whey
perlakuan
keju masih mengandung susu yang
penggunaan whey keju memberikan
belum terolah secara maksimal pada
pengaruh nyata ( P < 0,05 ) pada
proses pengolahan pertama, sehingga
jumlah curd dan dilanjut dengan uji
dapat teroptimalkan pada pengolahan
Duncun
yang
menunjukkan
pada
analisa bahwa
perlakuan
adanya
berikutnya.
Perlakuan
penambahan whey keju dan tidak
penambahan whey keju dan 0,175
adanya penambahan whey keju dapat
rennet
membuat
gumpalan
lebih
dilihat pada tabel 4. Eka Kartikasari| 12.1.04.01.0031 Fak Peternakan – Prodi Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 13||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
banyak. Jumlah whey keju 85-90%
karena didalam penambahan whey
adalah
keju
volume
susu,
whey keju
tersebut
masih
mengandung
memiliki 6% padatan susu. Oleh sebab
padatan susu 6%, sehingga dari 6%
itu dari penambahan padatan susu 6%
padatan
tersebut dapat meningkatkan jumlah
meningkatkan produksi jumlah curd.
curd yang dihasilkan. Whey keju
Pernyataan tersebut sesuai dengan
memiliki kandungan 10% protein,
Joshi et al ( 2004), penambahan whey
72% karbohidrat, 1% lemak, 8,2%
keju dengan enzim rennet juga bisa
abu, dan 2% protein yang tidak
sebagai koagulan yang komplek dalam
mengandung nitrogen. Mineral yang
pembentukan curd yang kompak dan
masih terkandung dalam whey antara
kokoh,
lain adalah kalsium (Ca), fosfor (P),
mencapai keadaan optimum.
natrium
(Na),
dan
kalium
(K).
Sehingga sangatlah penting untuk diperhatikan
bahwa
limbah
susu
sehingga
tersebut
elastisitas
dapat
curd
3. Jumlah Keju Keju merupakan salah satu
cair
produk olahan susu yang terbentuk
(whey) yang dihasilkan dari proses
karena koagulan protein susu oleh
pembuatan keju sangat
enzim rennet dalam suasana asam,
bervariasi
kandungannya, karena terkandung dari
sehingga
jenis keju yang dibuat (Daulay, 1991).
dilanjutkan dengan pematangan dalam
Hasil menunjukkan
analisa bahwa
membentuk padatan dan
statistik
waktu dan kelembaban tertentu (
level
Walstra et al, 1999 ). Menurut
penambahan whey keju dan rennet
Nurhidayati
pada perlakuan Berbeda Nyata (P ≤
produk dengan bahan dasar susu
0.05)
setiap
merupakan alternative yang dapat
perlakuan sehingga terjadi kenaikan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan
yang signifikan terhadap jumlah curd
protein hewani. Keju dikenal dengan
terhadap
jumlah
Eka Kartikasari| 12.1.04.01.0031 Fak Peternakan – Prodi Peternakan
(2003),
keju
sebagai
simki.unpkediri.ac.id || 14||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
produk susu yang kaya akan protein,
pada
mineral, dan vitamin ( Sutomo, 2006 ).
sebaliknya jika jumlah keju menyusut
Hasil analisa uji jumlah keju dapat
itu dipengaruhi oleh protein didalam
dilihat pada tabel 5.
curd yang terdegradasi oleh enzim
Table 5. Hasil Uji Jumlah Keju
rennet yang terlalu banyak. Karena
Perlakuan
saat
proses
mixing,
dan
didalam proses pemasaman tersebut
Jumlah Keju
P0
105c
P1
102.5d ± 5.00
mengandung
P2
145a
± 7.07
tersisa. Makin tinggi level enzim
P3
142.5b ± 6.45
rennet yang diberikan pada tiap-tiap
whey
± 4.08
keju
perlakuan, Tabel 5. Menunjukkan bahwa
yang enzim
dibuat rennet
kandungan
air
masih yang
keju
semakin meningkat.
rataan jumlah keju pada P0 : 4.08, P1 :
Hasil
5.00, P2 : 7.07, dan P3 : 6.45. Pada
menunjukkan
perlakuan P2 menghasilkan jumlah
penambahan whey keju dan rennet
keju yang lebih banyak yaitu 7.07
pada perlakuan Berbeda Nyata (P ≤
dibanding P3 : 6.45, P1 : 5.00, dan
0.05)
paling terendah P0 : 4.08. Perlakuan
perlakuan. Sehingga dapat dijelaskan
P2 dengan penambahan whey keju dan
bahwa penambahan whey keju dan
renner
hasil
rennet dapat meningkatkan efisiensi
jumlah keju terbanyak karena didalam
pada jumlah keju pada perlakuan P2.
curd
terdapat
Pada perlakuan P2 dosis pemberian
kandungan protein dan kadar air yang
rennet sudah mencukupi sehingga
meresap didalam curd dan membuat
dapat meningkatkan hasil keju yang
jumlah keju semakin lebih banyak
diproduksi, sedangkan pada perlakuan
0,175%
tersebut
memberikan
masih
terhadap
analisa bahwa
jumlah
statistik level
setiap
P3 dosis pemberian rennet terlalu Eka Kartikasari| 12.1.04.01.0031 Fak Peternakan – Prodi Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 15||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
banyak
sehingga
mendegradasi
167.5
± 6.45 , dengan penambahan
protein. Hal ini disebabkan oleh
whey
keju
aktivitas enzim rennet tidak dapat
Penambahan
bekerja dengan optimal, sehingga
mengandung 6% padatan susu dapat
mengakibatkan
pada
meningkatkan produksi jumlah curd
kandungan protein keju ( Tetrapak,
yang lebih banyak. Pada uji keju jumlah
2008 ). Pernyataan ini sesuai dengan
terbanyak pada perlakuan P2 : 145 ±
Sudarmadji (1989), pemberian enzim
7.07, dengan penambahan whey keju
rennet
dan rennet 0,175%. Penambahn level
denaturasi
yang berbeda
memberikan
rennet
whey
keju
Semakin tinggi level enzim rennet
mendegradasi protein dan kandungan air
yang diberikan pada setiap perlakuan
semakin
kandungan
menurunkan
meningkat, menurunkan
semakin
sehingga
dapat
jumlah
keju
yang
diproduksi.
banyak,
banyak
yang
rennet
keju
terlalu
0,25%.
pengaruh terhadap kadar air keju.
air
yang
dan
sehingga
jumlah
keju
dapat
dapat yang
diproduksi. B. Saran Berdasarkan penelitian diatas penulis menyarankan untuk menambahkan whey
IV KESIMPULAN DAN SARAN
keju dan dengan penambahan rennet 0,175 sebagai
enzim
rennet.
Penambahan whey keju dapat meningkatkan
A. Kesimpulan Berdasarkan
stubstitusi
penelitian,
disimpulkan sebagai berikut : uji pH 6 :
produktifitas jumlah curd dan keju yang dihasilkan.
6 , penambahan whey keju tidak mempengaruhi uji pH. Pada uji curd jumlah terbanyak pada perlakuan P3 :
Eka Kartikasari| 12.1.04.01.0031 Fak Peternakan – Prodi Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 16||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Kosikowski, F. V. 1979. Our Industry
V DAFTAR PUSTAKA
Today. Journal of Dairy Science, Anonymous.2003.Analisa Pada
Bagian
Produktivitas Produksi
Keju
Mozzarella Menggunakan Metode Objective
Matrix(OMAX).Junrejo
Batu Elvira, Syamsir. 2008. Prinsip Pembekuan (Freezing)
Pangan.
www.shoong.com. 7 mei 2010. Estiasih. T. Ahmadi. 2009. Teknologi Pengolahan Pangan. Jakarta: Bumi Aksara. Fatha, A., 2007. Pemanfaatan ZeolitAktif untuk Menurunkan BOD dan COD Limbah
Tahu.
Semarang:
Universitas Negeri Semarang. Fox. 2000. Advense Dairy Chemistery Volume 3. Lactuse Water Salt and Vitamine
Sound
Enditern
Chapman and Hall landen. UK. Fox, D. F., T. P. Guinee, T. M. Logan, and P.
L.
H
McSweeny.
2000.
Fundamentals of Cheese Science. Aspen Publisher, Inc., Maryland. Fox, P. F., and L. Stepaniak. 2000. Enzymes in Cheese Technology. International Dairy Journal 3: 509-530. Johnson,
R.
T.,
(2000).
Cooperative
Learning Methods
: A Meta-
Analysis.
62 (7):1149-1160. Hidayat. A. A. 2008. Pengaruh Lama Fermentasi Protein
Terhadap
Kadar
Lemak.
Jakarta:
dan
Yayasan Bina Pustaka. Jenie, B.S.L. dan W.P. Rahayu. 1993. Penanganan
Limbah
Industri
Pangan. Kanisius. Yogyakarta McMahon,
D.J.
2007.
Product
Specifications : Mozzarella Cheese – Specification No 603. McMahon Food
Global
Marketers.
http://www.mcmahon. com.au/specifications.html. 29/01/07. McMahon, D. J. and W. R. McManus. 1998. Rethinking casein micelle structure using electron microscopy. Journal of Dairy Science, 81: 2985-2993. Permainy.2013. Pengaruh Dosis Rennet yang Berbeda Terhadap Kadar Protein dan Lemak Keju Lunak Susu Sapi. Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):208-213. Pikiran Rakyat. Oktober 2002. Keju Produk Olahan Susu yang Kaya Nutrisi. Dalam
Artikel
Pikiran
Rakyat
Cyber Media. P. Jelen and A. Renz-Schauen, “Quarg Manufacturing
Innovations
and
Their Effect on Quality, Nutritive
Eka Kartikasari| 12.1.04.01.0031 Fak Peternakan – Prodi Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 17||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Value and Consumer Acceptance,”
Nutritional
Food Techonol. 43(3), 74 (1989).
Properties of Whey. Journal of
Purwadi. 2007. Kajian Pembuatan Keju Mozzarella
dengan
Bahan
Pengasam Jus Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia
Swingle).
Disertai.
Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya, Malang.
Ikutan
Ternak.
Fakultas
Peternakan. Universitas Sumatera Utara, Medan Sari.
2008.
Science
and
Technology, 14 (1):19-26. Tetrapak. 2008. Proses Pembuatan Keju. Bandung http: //www.tetrapak.com
Cheese, Mozzarella, Lite. The U. S. Department of Agriculture. United State. Walstra, P., Geurts, T.J., Noomen, A.,
System
Pakar
Pengembangannya.
dan
Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Jellema, A., van Boekel, M.A.J.S., Dairy
Technology.
1999,
in:
Principles of Milk Properties and
Sediaoetama, D. A. 1985. Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.
1989. Analisa Bahan Makanan dan Penerbit
Processes. Marcel Dekker, New York, USA, pp. 107–147.
Sudarmadji, S., Haryono, B dan Suhardi.
Pertanian.
Food
Therapeutic
USDA. 2005. Commersial Item Discription.
Saleh,E.2004. Dasar Pengolahan Susu dan Hasil
Annals.
and
Liberty
Widodo. 2003. Bioteknologi Industri Susu. Yogyakarta: Ketin Press. Wikipedia. 2008. Keju. The Encyclopedia of
Yogyakarta bekerja sama dengan
Cheese.
Pusat antar Universitas Pangan dan
http://id.wikipedia.org/wiki/keju
Gizi Univervitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
[online].
Tersedia
http://budiboga.blogspot.com/2006/
States
Winarno, F. G. 1993. Kimia Pangan dan Gizi.
Sutomo, B. (2006). Gizi dan Kuliner.
United
Jakarta:
PT.
Gramedia
Pustaka Utama. Hal 218 – 225 Zubaidah, Elok., 1998. Teknologi Pangan Fermentasi.
Jurusan
Teknologi
05/mengenal-keju-danmanfaat.html [4 Mei 2006] Syarief, Rizal dan Hariadi, Halid. 1993.
Hasil
Pertanian,
Universitas
Brawijaya. Malang.
Teknologi Penyimpanan Pangan. Jakarta: Penerbit Arcan. Tariq, M. R., Sameen, A., Khan, M. I., Huma, N.,& Yasmin, A. 2013. Eka Kartikasari| 12.1.04.01.0031 Fak Peternakan – Prodi Peternakan
simki.unpkediri.ac.id || 18||