JURNAL
PENGEMBANGAN BUKU SAKU SEBAGAI MEDIA EDUKASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) BAGI SANTRI DI KABUPATEN NGANJUK The Development of Educational Media Pocket Book As a Clean and Healthy Lifestyle for Students in District Nganjuk
Oleh: NISWATU ZUMROH NPM: 12.1.01.06.0063
Dibimbing oleh : 1. Dr. Sulistiono, M. Si. 2. Agus Muji Santoso, S. Pd., M. Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2017
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Niswatu Zumroh | 12.1.01.06.0063 FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Pengembangan Buku Saku sebagai Media Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi Santri di Kabupten Nganjuk Niswatu Zumroh 12.1.01.06.0063 Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan-Program Studi Pendidikan Biologi
[email protected] Sulistiono dan Agus Muji Santoso UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK Berdasarkan penelitian pendahuluan di Pondok Pesantren Mamba’ul Hisan Isyhar Nganjuk menunjukan kurangnya kesadaran PHBS di pondok pesantren. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan buku saku sebagai media edukasi PHBS bagi santri pondok pesantren di Kabupaten Nganjuk dan meningkatkan pengetahuan dan sikap dalam penerapan PHBS di Pondok Pesantren Mamba’ul Hisan Isyhar Nganjuk. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan ADDIE : Analysis, Design, Development, Implementation dan Evaluation, akan tetapi dalam penelitian ini pengembangan buku saku hanya sampai tahap ADD (Analysis, Design, Development). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes tulis dan angket. Soal tes tulis digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan santri tentang PHBS yang berjumlah 30 soal pilihan ganda. Sedangkan angket yang digunakan ada dua jenis yaitu angket validasi ahli dan angket sikap. Angket validasi ahli ditujukan pada ahli materi, ahli bahasa, ahli media, praktisi dan pengguna lapangan, sedangkan angket sikap digunakan untuk mengukur sikap santri dalam penerapan PHBS di pondok pesantren yang berjumlah 42 pernyataan. Penelitian pengembangan ini menggunakan dua teknik analisis data yaitu, teknik analisis data deskriptif kualitatif dan teknik analisis data deskriptif kuantitatif. Data kualitatif berupa komentar dan saran perbaikan produk dari validator yang nantinya akan dideskriptifkan secara deskriptif kualitatif untuk merevisi produk yang di kembangkan. Sedangkan data kuantitatif yaitu, data berupa skor penilaian dari para validator. Berdasarkan hasil validasi ahli materi, ahli bahasa, ahli media, dan praktisi buku saku dinyatakan valid sedangkan pengguna lapangan menyatakan buku saku cukup valid. Hasil tes tulis dan angket santri menunjukan buku saku dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap santri dalam penerapan PHBS di pondok pesantren dibandingkan sebelum adanya buku saku.
KATA KUNCI : buku saku, PHBS, pondok pesantren. hidup
I. LATARBELAKANG
bersih
dan
sehat
merupakan
Perilaku hidup bersih dan sehat
cerminan sikap dan perilaku masyarakat
(PHBS) adalah semua perilaku kesehatan
dalam menjaga dan memelihara kebersihan
yang dilakukan atas kesadaran, sehingga
serta kesehatan dalam kehidupan sehari-
keluarga beserta semua yang ada di
hari. Perilaku hidup bersih dan sehat
dalamnya dapat menolong dirinya sendiri
sangat dipengaruhi oleh proses yang terjadi
di bidang kesehatan dan berperan aktif
di tatanan-tatanan sosial lain yaitu, institusi
dalam
pendidikan, tempat kerja, tempat umum
kegiatan-kegiatan
kesehatan
di
masyarakat (Azizah, 2012). Membiasakan Niswatu Zumroh | 12.1.01.06.0063 FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
dan tatanan fasilitas kesehatan (Raharjo
karena dalam kehidupan sehari-hari para
dan Indarjo, 2014).
santri selalu berinteraksi dengan santri lain
Pondok
pesanteren
memiliki
sehingga
memungkinkan
terjangkitnya
karakteristik yang kuat dalam rangka
penyakit menular (penyakit kulit, diare,
pembentukan peserta didik (santri) yang
penyakit pernafasan dan lain-lain). Selain
mandiri yang terlihat dalam kehidupan di
itu adanya prinsip kebersamaan seperti
pondok
berhubungan
penggunaan alat makan, pakaian, alat
dengan bagaimana santri mandiri untuk
mandi dan lain-lain secara bersama-sama
makan, minum, mencuci pakaian, dan juga
berpotensi meningkatkan angka penularan
kemandirian dalam belajar (Sanusi, 2012).
penyakit menular tersebut (Azizah, 2012).
Hal ini mencerminkan cita-cita pondok
Sarana dan prasarana yang mendukung
pesantren untuk menciptakan santri yang
terciptanya PHBS masih belum memadai,
mandiri
menggantungkan
selain itu pendidikan tentang PHBS di
hidupnya pada orang lain karena santri
pondok pesantren hanya dilakukan melalui
terbiasa tinggal jauh dari orang tua
kitab fiqih dan akhlak seperti Mabadi fiqih,
sehingga santri dituntut untuk tanggap
Takrib serta Taysirul kholak, akan tetapi
menghadapi masalah yang dihadapinya.
materi PHBS di pondok pesantren secara
pesantren
dan
yang
tidak
Berdasarkan
pengamatan
terperinci masih belum diajarkan, para
awal di Pondok Pesantren Mamba’ul Hisan
ustadz hanya memberi pengarahan selintas
Isyhar Nganjuk, diperoleh data berupa
tentang PHBS tanpa landasan teoritis. Hal
kurangnya kesadaran tentang PHBS di
inilah yang melatar belakangi kurangnya
lingkungan pondok pesantren, hal ini
kesadaran
tercermin
lingkungan pondok pesantren.
dari
hasil
kebiasaan
para
santri
santri
tentang
PHBS
di
menggunakan pakaian dan alat mandi
Oleh karena itu perlu dilakukan
secara bersama-sama tanpa memedulikaan
penyuluhan tentang PHBS di lingkungan
penyakit kulit yang dialami oleh santri
Pondok Pesantren, salah satunya melalui
lain. Banyaknya santri yang berasal dari
pengembangan buku saku sebagai media
daerah yang berbeda memiliki kebiasaan
edukasi perilaku hidup bersih dan sehat
serta pola hidup yang berbeda, seperti
(PHBS). Diharapkan buku saku ini dapat
adanya santri yang terbiasa hidup bersih
meningkatkan kesadaran para santri dalam
dan adapula santri yang terbiasa hidup
menjaga kebersihan diri dan lingkungan
kurang menjaga kebersihan. Dampaknya
sehingga
akan berpengaruh pada kesehatan santri,
pesantren yang bersih dan sehat.
Niswatu Zumroh | 12.1.01.06.0063 FKIP – Pendidikan Biologi
tercipta lingkungan pondok
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
dan pengguna lapangan. Setelah para ahli
II. METODE Model
pengembangan
dalam
diberikan lembar validasi maka diperoleh
merujuk
model
data kualitatif berupa kekurangan dan
pengembangan ADDIE (Pribadi, 2011)
kelebihan dari produk yang dikembangkan.
yaitu: Analysis, Design, Development,
Berdasarkan hasil validasi ahli selanjutnya
Implementation, dan Evaluation, akan
akan
tetapi dalam penelitian ini pengembangan
memperbaiki
buku saku hanya sampai pada tahap ADD
digunakan.
penelitian
ini
pada
dilakukan
tahap
produk
revisi
untuk
sehingga
layak
(Analysis, Design, Development). Lokasi
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian dilakukan di Pondok Pesantren
penelitian ini berupa soal tes tulis dan
Mamba’ul Hisan Isyhar Nganjuk dengan
angket. Soal tes tulis digunakan untuk
subyek penelitian yaitu santri Pondok
mengetahui tingkat pengetahuan santri
Mamba’ul
Pesantren Nganjuk.
Waktu
Hisan
penelitian
Isyhar
tentang PHBS yang berjumlah 30 soal
dilakukan
pilihan ganda. Sedangkan angket yang
selama 10 bulan.
digunakan ada dua jenis yaitu angket
Uji coba produk bertujuan untuk
validasi ahli dan angket sikap. Angket
mengetahui kelayakan produk dan tingkat
validasi ahli ditujukan pada ahli materi,
keberhasilan
mencapai
ahli bahasa, ahli media, praktisi dan
tujuan. Desain uji coba produk dalam
pengguna lapangan, sedangkan angket
penelitian
ini
sikap digunakan untuk mengukur sikap
menggunakan desain deskriptif dan sasaran
santri dalam penerapan PHBS di pondok
uji coba produk ditujukan pada 20 santri.
pesantren yang berjumlah 42 pernyataan.
produk
dalam
pengembangan
Selain itu uji coba produk juga ditujukan
Penelitian
pengembangan
ini
pada praktisi yaitu ustadz dan ustadzah di
menggunakan dua teknik analisis data
Pondok Pesantren Mamba’ul Hisan Isyhar
yaitu,
Nganjuk untuk mengetahui respon ustadz
kualitatif dan teknik analisis data deskriptif
dan ustadzah terhadap buku saku yang
kuantitatif. Data kualitatif berupa komentar
dikembangkan.
dan saran perbaikan produk dari validator
Validasi
produk
teknik
analisis
data
deskriptif
merupakan
yang nantinya akan dideskriptifkan secara
kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa
deskriptif kualitatif untuk merevisi produk
dan mengevaluasi produk agar layak untuk
yang di kembangkan. Sedangkan data
digunakan. Validasi ini dilakukan oleh ahli
kuantitatif yaitu, data berupa skor penilaian
materi, ahli bahasa, ahli media, praktisi
dari para validator
Niswatu Zumroh | 12.1.01.06.0063 FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Untuk
menganalisis
deskriptif
Untuk
mengukur
tingkat
kualitatif data dari angket dapat dilakukan
pengetahuan santri setelah penggunaan
dengan cara menjumlahkan tanda centang
buku
yang ada pada tiap kolom untuk mencari
menghitung rata-rata perolehan skor semua
presentase
variabel. Selanjutnya skor tersebut akan di
masing-masing
ketegori,
saku
dilakukan
transformasikan
kolom yang terdapat matriks alat bantu
pengukuran ordinal. Berikut ini merupakan
yang
format perhitungan rentangan pengetahuan
seluruh
dibandingkan
uraian
presentasenya,
materi dan
dengan
untuk
menulis
dicari
besarnya
presentase pada setiap kolam (Arikunto, 2010).
Sehingga
presentase
dapat
untuk
menghitung
dituliskan
sebagai
berikut: Persentase Persentase yang telah diperoleh kemudian ditransformasikan ke dalam kalimat yang bersifat kualitatif. Penentuan
Tabel 2. Format Perhitungan Rentangan Pengetahuan Santri (Azwar 2013 dalam Fitriyani dan Sugiman, 2014) Interval X>xi+1,5.Sbi
Kriteria Sangat Tinggi
xi+Sbi<X≤xi+1,5. Sbi xi-0,5.SBi<X≤xi+Sbi xi-1,5.SBi<X≤xi-0,5. Sbi
Tinggi Cukup Tinggi Kurang Tinggi
X≤xi-1,5. Sbi
Tidak Tinggi
Keterangan: xi Rumus SBi Rumus
Tabel 1. Kriteria Kevalidan Data Angket Penilaian Validator (Suryabrata dalam Ismail, 2007) Skala Nilai 85,94%-100% 67,19%-85,93% 48,44%-67,18% 25%-48,43%
Keterangan Valid (Tidak Revisi) Cukup Valid (Tidak Revisi) Kurang Valid (Revisi) Tidak Valid (Revisi)
Ketetapan indikator keberhasilan
: rata- rata = (data maksimumminimum) : simpangan baku = (data maksimumminimum)
diatas
maka
dapat
dibuat
data
kategori
pengetahuan santri sebagai berikut: Tabel 3. Kategori Pengetahuan Santri tentang PHBS di Pondok Pesantren Interval
Kriteria
bila hasil skor perolehan berada pada
X>22,7
Sangat Tinggi
20<X≤22,7
Tinggi
12,5<X≤20
Cukup Tinggi
85,93%, yaitu pada kriteria “Valid” dan
7,5<X≤12,5
Kurang Tinggi
“Cukup Valid” yang berarti tidak revisi.
X≤7,5
Tidak Tinggi
Niswatu Zumroh | 12.1.01.06.0063 FKIP – Pendidikan Biologi
data
Berdasarkan format perhitungan
validasi ahli dikatakan berhasil atau valid
rentang 85,94% - 100% dan 67,19% -
bentuk
santri.
kriteria kevalidan data angket seperti tabel 1 di bawah ini:
dalam
cara
menjumlahkan tanda centang pada tiap
kemudian
ke
dengan
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Sedangkan sikap dalam penerapan
percakapan dilakukan oleh 8 tokoh fiksi
PHBS akan dianalisis secara deskriptif
menggunakan bahasa yang komunikatif
menggunakan skala likert. Ada dua jenis
agar santri lebih mudah memahami materi
pernyataan
yaitu,
PHBS pondok pesantren, dengan harapan
pernyataan positif dan pernyataan negatif,
adanya buku saku ini dapat meningkatkan
sedangkan kategori yang digunakan ada 4
pengetahuan
skala (Widoyoko, 2013). Keempat kategori
penerapan PHBS di pondok pesantren.
respon tersebut kemudian dipresentasikan
1. Tahap Analisis/ Analysis
kembali
yang
digunakan
dalam
sikap
santri
dalam
tingkatan
Langkah analisis dalam penelitian
pengukuran ordinal yaitu dalam bentuk
ini terdiri atas dua tahap, yaitu analisis
inheren (dari tinggi ke rendah, yang kuat
kinerja dan analisis kebutuhan. Analisis
ke lemah) dengan lima kriteria. Berikut
kinerja
merupakan format penghitungan
jarak
tingkat pengetahuan dan sikap santri dalam
interval
santri
penerapan PHBS di pondok pesantren serta
antar
bentuk
dan
jenjang
sikap
dilakukan
dengan
mengukur
(Widoyoko, 2013):
jadwal kegiatan santri. Sedangkan di tahap
Jarak interval(i)=
kedua,
Berdasarkan format perhitungan diatas maka dapat dibuat kategori sikap dalam penerapan perilaku hidup bersih dan
kebutuhan,
Tabel 4. Kategori Sikap dalam Penerapan PHBS di Pondok Pesantren Kriteria Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik Sangat tidak baik
menentukan media pembelajaran yang tepat
dan
materi-materi
dikembangkan
dalam
yang
Buku saku sebagai media edukasi
meningkatkan
santri. a. Analisis Kinerja Pendidikan pondok
tentang
pesantren
sudah
seperti Mabadi Fiqih, Takrib serta Taysirul Kholak, akan tetapi materi tentang PHBS
belum
diajarkan,
para
PHBS tanpa landasan teoritis.
selintas
hanya tentang
Tingkat pengetahuan dan sikap
yang
berkaitan dengan PHBS pondok pesantren,
pengarahan
ustadz
dalam bentuk percakapan sederhana yang
Niswatu Zumroh | 12.1.01.06.0063 FKIP – Pendidikan Biologi
di
dilakukan melalui kitab fiqih dan akhlak
memberi
sehari-hari
PHBS
memang
PHBS di pondok pesantren disajikan
kejadian
harus
pondok pesantren secara terperinci masih
III. HASIL DAN KESIMPULAN
membahas
yaitu
pegetahuan dan sikap PHBS yang dimiliki
sehat santri sebagai berikut:
Interval >3,4 s/d 4,0 >2,8 s/d 3,4 > 2,2 s/d 2,8 >1,6 s/d 2,2 1,0 s/d 1,6
analisis
dalam
penerapan
PHBS
di
pondok
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
pesantren dihimpun dengan menggunakan
dikarenakan
soal tes tulis berupa pilihan ganda dan
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang
angket sikap dalam penerapan PHBS.
dimiliki. Semakin tinggi pendidikan yang
Instrumen yang di gunakan telah di
dimiliki maka pemahaman akan semakin
validasi oleh ahli kesehatan yaitu Ibu Siti
meningkat serta tepat dalam mengambil
Aizah, S Kep., Ns, M Kes yang dinyatakan
sikap (Suharmanto dkk., 2015). Selain itu
valid dengan perolehan skor 80,35 dan 75.
santri putri memiliki pengetahuan lebih
Berikut merupakan grafik pengetahuan
tinggi dari pada santri putra dikarenakan
santri putra dan santri putri Pondok
santri putri lebih tekun dalam proses
Pesantren
pembelajaran di pondok pesantren.
Mamba’ul
Hisan
Isyhar
Nganjuk:
Sikap
tingkat
dalam
pengetahuan
penerapan
PHBS
santri putra usia remaja dan dewasa baik dengan skor masing-masing 2,86 dan 2,85 sedangkan santri putra usia anak-anak kurang baik dengan skor 2,71. Sikap santri putri usia remaja dan dewasa baik dengan perolehan skor masing-masing 2,99 dan 3,27 sedangkan santri putri usia anak-anak Gambar 1.Grafik Pengetahuan dan Sikap PHBS Santri Putra dan Santri Putri
kurang baik dengan perolehan skor 2,73, data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3. Hal yang menyebabkan sikap
Berdasarkan gambar, pengetahuan santri putra usia anak-anak kurang tinggi dengan skor 10,5, santri putra usia remaja dan usia dewasa cukup tinggi dengan skor masing-masing 14,7 dan 15,8 sedangkan pengetahuan santri putri usia anak-anak cukup tinggi dengan skor 17,2, santri putri usia remaja tinggi dengan skor 21,9 dan santri putri usia dewasa sangat tinggi dengan perolehan skor 26. menyebabkan
tingginya
Hal yang tingkat
pengetahuan santri usia remaja dan usia
dalam penerapan PHBS baik adalah karena tingginya
tingkat
mempengaruhi
sikap
pendidikan yang
dimiliki.
Pendidikan merupakan awal terbentuknya sikap yang akan membentuk perilaku atau tindakan
(Suharmanto
dkk.,
2015).
Sedangkan sikap santri yang masih kurang baik dikarenakan tidak semua informasi dapat mempengaruhi sikap, informasi yang mempengaruhi sikap sangat bergantung pada isi, sumber dan media informasi yang bersangkutan.
Informasi
yang
dewasa dari pada santri usia anak-anak Niswatu Zumroh | 12.1.01.06.0063 FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
menumbuhkan dan mengembangkan sikap
dikembangkan adalah buku saku karena
adalah bersisi pesan yang bersifat persuasif
dapat dipelajari dengan mudah dan dapat
(Suharmanto dkk., 2015).
dibaca dimanapun karena bisa dimasukan
Jadwal santri cukup padat, dimulai
kedalam saku. Sedangkan materi yang
dengan bangun pagi, mandi, sholat subuh
dikembangkan adalah materi PHBS di
pada
kemudian
Pondok Pesantren yang mencakup 3
dilanjutkan kegiatan bahasa dan sarapan
tatanan yaitu rumah tangga, sekolah dan
sampai dengan pukul 07.00. kegiatan
tempat-tempat umum yang di kembangkan
selanjutnya yaitu sekolah formal sesuai
menjadi
tingkatan masing-masing, SD pukul 07.00-
pesantren yang terdiri dari: menggunakan
12.00, SMP pukul 07.00-12.30, dan SMK
air bersih, mencuci tangan mengunakan air
pukul
kemudian
bersih dan sabun, menjaga kebersihan
dilanjutkan istirahat makan siang dan
fisik, mengelola air minum dan makanan,
sholat dzuhur, setelah itu para santri harus
mengkonsumsi makanan dan minuman
mulai
dengan
sehat, makan buah dan sayur setiap hari,
sekolah diniyah dan mengaji kitab dari
menggunakan jamban sehat, membuang
pukul14.00-17.30.
selanjutnya
sampah ditempat sampah, memberantas
maghrib,
jentik nyamuk, melakukan aktifitas fisik
yaitu
pukul
04.00,
07.00-13.30,
melanjutkan
makan
yang
yang
kegiatan
kegiatan
sore,
sholat
14
indikator
PHBS
madrasah Al-Qur’an dan belajar umum
setiap
sesuai tingkatan masing-masing dari pukul
mengkonsumsi
18.00-22.00 yang diselingi oleh sholat
meludah sembarang tempat.
isya’.
2. Tahap Disain/ Design
tidak
Pada
b. Analisis kebutuhan Berdasarkan
hari,
hasil
analisis
pendesainan
pondok
merokok,
NAPZA,
tidak
dan
tahap
ini
buku
saku.
tidak
dilakukan Materi
pengetahuan dan sikap dalam penerapan
disampaikan dalam bentuk percakapan
PHBS, maka pengembangan buku saku di
oleh 8 tokoh fiksi yang membahas
tujukan pada santri putra dan santri putri
beberapa kejadian sehari-hari terkait materi
usia anak-anak dikarenakan rendahnya
PHBS di pondok peantren, disampaikan
pengetahuan dan sikap santri putra serta
menggunakan bahasa yang komunikatif
santri putri usia anak-anak dibandingkan
sehingga para santri dapat dengan mudah
santri usia remaja dan dewasa. Selain itu
memahami
mengingat padatnya jadwal di pondok
didesain berukuran kecil yaitu 10x14 cm
pesantren maka media pembelajaran yang
sehingga mudah dibawa dan dipelajari
Niswatu Zumroh | 12.1.01.06.0063 FKIP – Pendidikan Biologi
materi.
Buku
saku
yang
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
dimanapun
karena
dapat
dimasukan
diberi
judul
yang
berbeda
untuk
kedalam saku, lay out buku saku dibuat
menarik perhatian santri. Pada bagian
dengan warna menarik sehingga para santri
awal
tertarik untuk mempelajarinya. Deskripsi
percakapan yang membahas beberapa
buku saku PHBS di pondok pesantren
kejadian dalam kehidupan sehari-hari
adalah sebagai berikut:
terkait
a. cover/ sampul dibuat dengan gambar
disampaikan
tiap materi akan ditampilkan
dengan
materi dan
yang
pada
akan materi
dan warna yang menarik agar santri
membuang sampah pada tempatnya,
lebih tertarik dalam mempelajarinya,
tidak mengkonsumsi NAPZA dan tidak
berjudul “PHBS di Pondok Pesantren”
meludah
dan berisi nama penulis serta foto
ditampilkan kasus atau berita yang
pondok
terjadi di masyarakat. Hal ini dilakukan
pesantren
tempat
dilaksanakannya penelitian.
disembarang
tempat
untuk menarik perhatian santri dan
b. kata pengantar berisi ucapan rasa syukur kepada Tuhan, tujuan dibuatnya buku saku, permohonan kritik dan saran serta manfaat buku saku.
memotivasi
untuk
terus
mempelajarinya. e. daftar pustaka berasal dari buku, skripsi, artikel dalam internet berbasis jurnal
c. daftar isi memuat semua judul yang ada di dalam buku saku.
tercetak dan internet yang merupakan karya individual.
d. materi, ada 14 materi yang dirancang di
3. Tahap Pengembangan/ Development
dalam buku saku yaitu menggunakan air
Buku saku yang sudah didesain
bersih, mencuci tangan menggunakan
dan dirancang sesuai kebutuhan santri akan
air bersih dan sabun, kebersihan fisik
divalidasi oleh ahli materi, ahli bahasa, ahli
individu, pengelolaan air minum dan
media,praktisi, dan pengguna lapangan.
makanan, mengkonsumsi makanan dan
Selanjutnya buku saku akan diperbaiki
minuman sehat, makan buah dan sayur
berdasarkan kritik dan saran dari validator.
setiap hari, menggunakan jamban sehat,
Data hasil validasi meliputi data kuantitatif
pengelolaan limbah cair, membuang
dan kualitatif.
sampah ditempat sampah, memberantas
Data kuantitatif diperoleh dari
jentik nyamuk, melakukan aktifitas
skor angket penilaian validator dan angket
fisik,
tidak
hasil uji coba lapangan sedangkan data
mengkonsumsi NAPZA, tidak meludah
kualitatif yaitu berupa saran, kritik dan
di sembarang tempat. Beberapa materi
tanggapan
tidak
merokok,
Niswatu Zumroh | 12.1.01.06.0063 FKIP – Pendidikan Biologi
dari
validator.
Validator
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
berjumlah 5 orang yaitu ahli materi yaitu
diimplementasikan
Dra. Budhi Utami, M. Pd selaku dosen
pembelajaran
Universitas Nusantara PGRI Kediri, ahli
85,95%. Sedangkan saran, kritik dan
bahasa yaitu Dr. Sujarwoko, M. Pd selaku
tanggapan dari ahli bahasa yaitu, pemilihan
dosen bidang Bahasa dan Sastra Indonesia
jenis huruf sudah sesuai akan tetapi ada
Universitas Nusantara PGRI Kediri, ahli
beberapa hal dari buku saku yang harus
media yaitu Dr. Atrup, M. Pd., Ma selaku
diperbaikan
dosen bidang Teknologi Pembelajaran
penulisan nama instansi berurutan mulai
Universitas
Kediri,
dari program pendidikan, fakultas dan
Bapak Huril Mustaqim selaku praktisi
universitas. Selain itu gambar animasi laki-
(ustadz) yang mengajar santri putra dan
laki dan perempuan disesuaikan dengan
Ibu Arini Khoirun Nisa’ selaku praktisi
konteks materi, pemenggalan frase dalam
(ustadzah) yang mengajar santri putri di
baris, penggunaan tanda kata, penggunaan
Pondok Pesantren Mamba’ul Hisan Isyhar
huruf besar pada kata sapaan, ukuran huruf
Nganjuk. Uji coba pengguna lapangan
diperbesar serta penulisan daftar pustaka.
Nusantara
PGRI
sebagai
dengan
seperti
rata-
lay
media rata
out
skor
cover,
dilakukan kepada santri putra dan santri
Hasil validasi dari ahli media
putri di Pondok Pesantren Mamba’ul Hisan
menunjukan bahwa buku saku dinyatakan
Isyhar Nganjuk.
valid dan menarik untuk dijadikan sebagai
Berdasarkan hasil validasi ahli
bahan pembelajaran PHBS di pondok
materi menunjukkan bahwa buku saku
pesantren dengan rata- rata skor 90,63%.
valid dengan rata- rata skor 97,5%
Selain itu ahli media memberi saran agar
sehingga buku saku tidak perlu direvisi dan
ukuran buku saku diperbesar menjadi
layak untuk dijadikan sebagai media
ukuran 10x14 cm.
pembelajaran santri putra dan putri di
Hasil
validasi
praktisi
Pondok Pesantren Mamba’ul Hisan Isyhar
menunjukkan bahwa buku saku valid
Nganjuk. Saran, kritik dan tanggapan dari
dengan rata- rata skor 95,82%. Menurut
ahli materi ada tiga hal yang harus
praktisi buku saku sudah menarik terutama
diperbaiki yaitu penulisan gelar, penulisan
animasi yang disajikan bisa meningkatkan
kata yang salah dan kelebihan kata dalam
minat santri untuk mempelajarinya akan
kalimat.
tetapi warna buku saku masih kurang Hasil validasi dari ahli bahasa
menarik, penggunaan tanda titik dan spasi
menunjukan bahwa buku saku dikatakan
pada daftar pustaka harus diperbaiki serta
valid dari segi bahasa dan layak untuk
cara penulisan sitasi pada berita atau kasus
Niswatu Zumroh | 12.1.01.06.0063 FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
di tiap materi juga diperbaiki dan juga ukuran huruf pada buku saku diperbesar. Hasil
validasi
ahli
pengguna
Sikap dalam penerapan PHBS di pondok pesantren 10 santri putra dan 10 santri putri setelah adanya buku saku
lapangan menunjukkan bahwa buku saku
mengalami
cukup valid dan menarik untuk dipelajari
sebelum adanya buku saku. Hal ini
dengan rata- rata skor 84,5%. Menurut
dibuktikan dengan hasil angket sikap santri
mereka buku saku memiliki animasi yang
putra yang semula kurang baik menjadi
menarik, lucu dan beragam sehingga santri
baik dengan perolehan skor 2,73 menjadi
bersemangat dalam mempelajarinya, serta
3,37, sedangkan hasil angket santri putri
santri juga berpendapat bahwa materi
yang semula kurang baik menjadi sangat
dalam buku saku termasuk mudah di
baik dengan perolehan skor 2,77 menjadi
pahami karena berkaitan dengan kegiatan
3,40.
sehari-hari
dan
setelah
peningkatan
dibandingkan
membacanya
Berdasarkan kritik dan saran yang
sampai akhir, mereka paham dengan
dilakukan oleh validator, maka dilakukan
isinya.
perbaikan terhdap lay out buku saku Setelah buku saku divaliadasi oleh
seperti perbaikan pada bagian sampul, kata
para ahli, kemudian diperbaiki berdasarkan
pengantar, percakapan dan penulisan daftar
kritik dan saran dari validator. Setelah itu
isi.
buku saku diuji cobakan ke 10 santri putra
cover/sampul yang semula “BUKU SAKU
dan 10 santri putri. Hasil uji coba buku
PHBS
saku sebelum dan sesudah di sebarkan
menjadi
terhadap
santri
PESANTREN”, warna buku saku di buat
menunjukan bahwa buku saku dapat
semenarik mungkin untuk menarik minat
meningkatkan pengetahuan santri putra
para santri dalam mempelajari buku saku
maupun santri putri tentang PHBS di
tentang PHBS. Untuk mengisi ruang
pondok pesantren. Hal ini dibuktikan
kosong pada sampul maka di tambahkan
dengan tingkat pengetahuan santri putra
foto tempat penelitian, nama penyusun dan
yang semula kurang tinggi menjadi cukup
penggantian bentuk tulisan. Selain itu
tinggi dengan perolehan skor 10,4 menjadi
ukuran huruf dalam buku saku diperbesar
19,2.
sehingga percakapan dalam satu halaman
tingkat
Sedangkan
pengetahuan
tingkat
pengetahuan
Perubahan penulisan judul pada DI
PONDOK “PHBS
sedikit.
PESANTREN” DI
Perbaikan
PONDOK
santri putri yang semula cukup tinggi
lebih
lain
yang
menjadi tinggi dengan perolehan skor 13,3
dilakukan adalah perubahan pemenggalan
menjadi 20,9. Niswatu Zumroh | 12.1.01.06.0063 FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 11||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
frasa dalam percakapan, penulisan sitasi berita, dan penulisan daftar pustaka.
Sikap dalam penerapan PHBS yang dimiliki santri putra usia anak-anak
Berdasarkan saran, kritik
dan
meningkat
dari
kriteria
kurang
baik
tanggapan dari validator maka dilakukan
menjadi baik, sedangkan sikap santri putri
perbaikan terhadap penulisan materi dalam
yang semula kurang baik menjadi sangat
buku saku antara lain, perubahan ukuran
baik. Berdasarkan hal ini buku saku
huruf, perbaikan penulisan kata sapaan,
dinyatakan valid, praktis, dan efektif dalam
menghilangkan kalimat yang tidak efektif,
meningkatkan sikap dalam PHBS santri.
perbaikan penulisan sitasi, penulisan kata
Hal ini didukung oleh Nuryanto dkk.
yang salah, dan penambahan gambar yang
(2014)
berkaitan dengan materi. Sedangkan untuk
pendidikan gizi dengan menggunakan
urutan penulisan daftar pustaka sesuai
buku saku dapat meningkatkan sikap siswa
abjad, dan jika daftar pustaka lebih dari
tentang gizi.
satu baris maka baris kedua agak menjorok ke dalam.
yang
menyatakan
bahwa
Simpulan yang diperoleh dari penelitian pengembangan ini adalah buku
Untuk melihat keefektifan buku
saku
PHBS
di
pondok
pesantren
saku dapat di lihat dari skor pengetahuan
dinyatakan valid, praktis, efektif dan layak
dan sikap santri sebelum dan sesudah
digunakan oleh santri pondok pesantren di
adanya buku saku. Pengetahuan santri
Kabupaten Nganjuk. Pengetahuan dan
putra
PHBS
sikap santri putra serta santri putri usia
meningkat dari kriteria kurang tinggi
anak-anak di Pondok Pesantren Mamba’ul
menjadi
sedangkan
Hisan Isyhar Nganjuk tentang PHBS
pengetahuan santri putri usia anak-anak
meningkat dibandingkan sebelum adanya
yang semula cukup tinggi menjadi tinggi.
buku saku.
usia
anak-anak
cukup
tentang
tinggi,
Berdasarkan hal ini, maka buku saku dinyatakan valid, praktis dan efektif dalam
IV. DAFTAR PUSTAKA
menigkatkan pengetahuan santri. Hal ini
Achmadi, A.D. 2015. Pengaruh Pendidikan Gizi dengan Media Buku Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan dalam Pemilihan Jajan Anak SD Muhammadiyah 16 Surakarta. KTI. Solo: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiyah Surakarta.
sejalan dengan Achmadi (2015) dan Nuryanto dkk. (2014) yang menyatakan bahwa pendidikan dengan menggunakan buku
saku
dapat
meningkatkan
pengetahuan siswa.
Arikunto, S. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Niswatu Zumroh | 12.1.01.06.0063 FKIP – Pendidikan Biologi
simki.unpkediri.ac.id || 12||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Azizah, U. 2012. Hubungan Antara Pengetahuan Santri tentang PHBS dan Peran Ustadz dalam Mencegah Penyakit Skabies dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Skabies (Studi pada Santri di Pondok Pesantren AlFalah Kecamatan Silo Kabupaten Jember). Skripsi. Jember: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember. Fitriyani, W. dan Sugiman. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Teorema Phytagoras dengan Pendekatan Ideal Berbantuan Geogebra. Jurnal Riset Pendidikan Matematika , 1(2). Ismail, T. 2007. Pengembangan Modul Ekosistem Untuk Pembelajaran Sains di SMP Kelas VII dengan Model Siklus Belajar (Learning cyrcle) yang Berorientasi Kontraktivisme. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Nuryanto, Pramono, A., Puruhita, N. dan Muis, S.F. 2014. Pengaruh Pendidikan Gizi terhadap Pengetahuan dan Sikap tentang Gizi Anak Sekolah Dasar. Jurnal Gizi Indonesia, 3 (1): 32-36.
Niswatu Zumroh | 12.1.01.06.0063 FKIP – Pendidikan Biologi
Pribadi, B.A. 2011. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat. Raharjo, A.S. dan Indarjo, S. 2014. Hubungan antara Pengetahuan, Sikap dan Ketersediaan Fasilitas di Sekolah dalam Penerapan PHBS Membuang Sampah pada Tempatnya (Studi Sekolah Dasar Negeri Banjar Sari 02 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati). Unnes Journal of public Healt, 3 (1). Sanusi, U. 2012. Pendidikan Kemandirian di Pondok Pesantren (Studi Mengenai Realitas Kemandirian Santri di Pondok Pesanten Al-Istiqlal Cianjur dan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tasikmalaya). Jurnal Pendidikan agama islam – ta’lim, 10 (2): 123-139. Suharmanto, Purqoti, D. N. S. dan Rusiana, H. P. 2015. Potensi Santri dalam Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Pondok Pesantren. Mataram: STIKES Yarsi Mataram. Widoyoko, E.P. 2013. Tehnik Penyusunan Instrument Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
simki.unpkediri.ac.id || 13||