Jurnal Obstretika Scientia Vol. 2 No. 2, (2014-2015)
Jurnal Obstretika Scientia
ISSN 2337-6120 Vol.2│No.2
Hubungan Pendidikan dan Umur Ibu Hamil Dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan (K4) Evi Cahya Wulandari* Rita Ariesta** *
Akbid La Tansa Mashiro
**
Akbid La Tansa Mashiro
Article Info
Abstract
Keywords: Antenatal care, maternity, education, age, parity.
The purpose of this study to obtain information about the relationship characteristics of pregnant women with antenatal completeness (K4). The method used in this research is analytic survey with cross sectional design. Made to all mothers who have babies in the village Sangkanmanik of 60 people. These results indicate that the scope of K4 has not reached the target (68.3%). The results showed that antenatal visit is not complete more on education ≤ SLTP 27 (81.8%), mothers aged 20-35 years 32 (65.3%), parity ≥ 2 28 (65.1%). The results
Corresponding Author:
[email protected] [email protected]
of the statistical test showed that there was a significant relationship between maternal education with complete prenatal care while age and parity no significant relationship with completeness antenatal (K4)
in
the
Village
District
of
Cimarga
Sangkanmanik 2011. The need for improvement of better health care at the health center or especially qualified midwives in order to improve public health.
160
Wulandari dan Ariesta / Hubungan Pendidikan dan Umur Ibu Hamil….. / 160-177
Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang hubungan karakteristik ibu hamil dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan (K4). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik dengan desain cross sectional. Dilakukan terhadap seluruh ibu yang memiliki bayi di Desa Sangkanmanik yang berjumlah 60 orang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa cakupan K4 belum mencapai
target
menunjukkan
(68,3%).
bahwa
kehamilan tidak
Hasil
kunjungan
lengkap
penelitian pemeriksaan
lebih banyak
pada
pendidikan ≤ SLTP 27 (81,8%), ibu umur 20-35 tahun 32 (65,3%), paritas ≥ 2 28 (65,1%). Hasil uji statistik menunjukan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pendidikan ibu dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan sedangkan umur dan paritas tidak
ada
hubungan yang bermakna
dengan
kelengkapan pemeriksaan kehamilan (K4) di Desa Sangkanmanik Kecamatan Cimarga tahun 2011. Diperlukannya peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih baik di tingkat puskesmas ataupun khususnya bidan yang berkualitas guna meningkatkan ©2014 JOS. All rights reserved.
derajat kesehatan masyarakat.
Pendahuluan
annya, dan bukan karena sebab-sebab
Kematian ibu merupakan indikator
lain. (Wiknjosastro, 2007). Angka
yang menunjukkan banyaknya kema-
kematian Ibu (AKI) dapat mencermin-
tian perempuan pada saat hamil atau
kan seberapa besar resiko yang diha-
selama 42 hari sejak terminasi keha-
dapi oleh ibu selama kehamilan dan
milan tanpa memandang lama dan
pada saat melahirkan. Ketika terjadi
tempat persalinan yang disebabkan
kenaikan AKI, selain menunjukkan
karena kehamilannya atau pengelola-
peningkatan kasus kematian ibu, juga
161
Jurnal Obstretika Scientia Vol. 2 No. 2, (2014-2015)
menunjukkan semakin besarnya resiko
nesia terkait kehamilan dan persalinan
kematian yang dihadapi oleh ibu sela-
terutama yaitu perdarahan 28%. Sebab
ma kehamilan dan saat melahirkan.
lain, yaitu eklampsia 24%, infeksi 11%,
Diketahui, pada 2012, AKI mencapai 359 per 100 ribu penduduk atau
partus lama 5 %, dan abortus 5 % (BKKBN, 2012).
meningkat sekitar 57% bila diban-
Asuhan antenatal adalah upaya
dingkan dengan kondisi pada 2007,
preventif program pelayanan keseha-
yang hanya sebesar 228 per 100 ribu
tan obstetrik untuk optimalisasi luaran
penduduk. Karena itu, lonjakan AKI
maternal
yang cukup tinggi sebagaimana ditun-
rangkaian kegiatan pemantauan rutin
jukkan oleh hasil SDKI-2012 merupa-
selama kehamilan. Ada banyak alasan
kan peringatan serius buat pemerintah
kenapa asuhan ini penting untuk di-
apalagi jika Indonesian mempunyai
lakukan. Pada saat melakukan asuhan
target pencapaian pembangunan Millen-
antenatal antara bidan dan ibu serta
nium Development Goals (MDGs),
keluarga mulai menumbuhkan rasa
dimana pada tahun 2015 AKI menjadi
saling percaya, bersama sama mengu-
102 per 100.000 (Ruslan, 2013).
payakan terwujudnya kondisi terbaik
dan
neonatal
melalui
AKI di Banten pada tahun 2011
bagi ibu dan bayi, adanya pemberian
masih berada di urutan 23 dari 33
informasi dasar tentang kesehatan ibu
provinsi dengan angka 187,3/100.000
dan kehamilannya. Asuhan yang dila-
Kelahiran Hidup. Sedangkan tahun
kukan juga dapat mengidentifikasi dan
2013 Angka Kematian Ibu (AKI) di
menata laksana kehamilan resiko tinggi
Banten mengalami peningkatan yaitu
yang mungkin timbul sehingga memi-
mencapai 189/100.000 Kelahiran Hi-
nimalkan gangguan kesehatan pada
dup. (BKKBN, 2012). Sementara di
saat kehamilan Asuhan dan penata-
Kabupaten Lebak AKI tahun 2012
laksanaan antenatal yang baik menjadi
sebanyak 42 kasus sedangkan AKI
dasar bagi seluruh proses kehamilan
pada tahun 2013 sebanyak 33 kasus
dan kelahiran. (Prawirohardjo, 2008).
(Dinkes
Lebak,
2013).
Penyebab
Dalam bahasa program kesehatan
langsung kematian maternal di Indo-
ibu dan anak, kunjungan antenatal ini
162
Wulandari dan Ariesta / Hubungan Pendidikan dan Umur Ibu Hamil….. / 160-177
diberi kode angka K yang merupakan
jaminan persalinan. Selain itu peme-
singkatan dari kunjungan pemeriksaan
rintah juga memperbanyak tenaga-
antenatal yang lengkap adalah K1, K2,
tenaga medis dan juga puskesmas
K3 dan K4. Hal ini berarti, minimal
keliling di daerah-daerah yang angka
dilakukan sekali kunjungan antenatal
kematian ibu melahirkannya tinggi.
hingga usia kehamilan 28 minggu,
Peran ibu dan kualitas ibu juga menen-
sekali kunjungan antenatal selama
tukan suksesnya program pemerintah
kehamilan 28-36 minggu dan seba-
ini. Kesediaan ibu untuk datang ke
nyak 2 kali kunjungan antenatal pada
tenaga kesehatan.
usia kehamilan di atas 36 minggu.
Pendidikan yang didapat seseorang
Kunjungan ini tentunya menjadi stan-
dapat membuat individu tersebut me-
dar minimal, apabila didapati masalah
ngalami perubahan perilku, semakin
pada kehamilan kunjungan kehamilan
tinggi pendidikan seseorang maka
dapat dilakukan lebih sering. Apabila
dalam memilih tempat-tempat pela-
ibu hamil telah mendapatkan kode K4
yanan kesehatan semakin diperhitung-
artinya ibu tersebut telah melakukan
kan. Menurut Notoadmodjo (2002)
kunjungan kehamilan sebanyak 4 kali
yang ditulis dalam penelitian yang
dan mendapatkan asuhan kehamilan
dilakukan oleh Kasim (2005) menya-
sesuai standar oleh tenaga kesehatan.
takan bahwa semakin tinggi tingkat
Pemerintah sendiri telah melun-
pendidikan masyarakat maka masya-
curkan banyak program demi menu-
rakat diharapkan lebih mudah untuk
runkan AKI di Indonesia sebut saja
menerima dan mengerti pesan-pesan
jaminan persalinan atau Jampersal.
kesehatan, begitupun sebaliknya sema-
Program Jampersal ini memberikan
kin rendah pendidikan masyarakat
jaminan pembiayaan persalinan yang
maka semakin sulit pula dalam mene-
meliputi pemeriksaan kehamilan, per-
rima dan mengerti pesan-pesan kese-
tolongan persalinan, pelayanan nifas
hatan yang disampaikan. Dalam hasil
termasuk pelayanan KB pasca persa-
penelitian yang telah dilakukan oleh
linan dan pelayanan bayi baru lahir.
Kasim pada tahun 2005-2006 dapat
Jampersal diperuntukkan bagi seluruh
disimpulakan bahwa terdapat hubu-
ibu hamil
ngan yang kuat antara pendidikan ibu
163
yang belum
memiliki
Jurnal Obstretika Scientia Vol. 2 No. 2, (2014-2015)
hamil dengan kelengkapan pemerik-
Wanita yang berpendidikan akan lebih
saan kehamilan (K4).
terbuka terhadap ide-ide baru dan pe-
Mantra (2003), mengungkapkan
rubahan untuk mendapatkan pelayan-
semakin tinggi pendidikan seseorang
an kesehatan yang proposional karena
maka akan semakin mudah orang
manfaat pelayanan kesehatan akan
tersebut menerima informasi, ketika
mereka sadari sepenuhnya.
individu mempunyai pendidikan yang
Umur ibu saat hamil juga meme-
tinggi biasanya cenderung mengguna-
ngaruhi keberhasilan K4. Umur atau
kan fasilitas yang ada juga media yang
sering disebut usia adalah satuan wak-
tersedia untuk mendapatkan informasi.
tu yang mengukur waktu keberadaan
Jika informasi yang didapat semakin
suatu benda atau makhluk, baik yang
banyak maka semakin banyak pula pe-
hidup maupun yang mati contohnya,
ngetahuan yang didapat, termasuk di-
ketika seorang manusia dikatakan
dalamnya juga termasuk pengetahuan
berumur lima belas tahun maka itu
tentang kesehatan. Semakin tinggi ting-
artnya waktunya diukur sejak dia lahir
kat pendidikan akan mempertinggi juga
hingga waktu umur itu dihitung. De-
tingkat pengetahuan seseorang sehingga
ngan bertambahnya usia berarti perkem-
kebutuhan akses pelayanan kesehatan
bangan dan pertumbuhan seseorang
yang baik akan semakin meningkat.
semakin meningkat juga. Nursalam
Menurut Suparlan (2006) pendidikan dalam arti luas yaitu segala
(2001) juga mengemukankan bahwa semakin cukup umur, tingkat kema-
kegiatan pembelajaran yang berlang-
tangan dan kekuatan seseorang akan
sung sepanjang zaman dalam segala
lebih matang dalam berpikir dan
situasi kegiatan kehidupan. Pendidikan
bekerja. Sehingga ketika ibu menda-
dalam arti sempit yaitu seluruh kegia-
patkan masalah proses pemecahan ma-
tan belajar yang direncanakan, dengan
salahnya dapat lebih matang. Dengan
materi terorganisasi, dilaksanakan seca-
bertambahnya umur seseorang maka
ra terjadwal dalam sistem pengawas-
kematangan dalam berpikir semakin
an, dan diberikan evaluasi berdasarkan
baik sehingga akan termotivasi dalam
pada tujuan yang telah ditentukan.
memeriksakan kehamilan, juga mengetahui akan pentingnya Antenatal Care. 164
Wulandari dan Ariesta / Hubungan Pendidikan dan Umur Ibu Hamil….. / 160-177
Semakin muda umurnya semakin tidak
Paritas (Para) Paritas adalah
mengerti tentang pentingnya pemerik-
jumlah anak yang telah dilahirkan oleh
saan kehamilan.
seorang ibu baik lahir hidup maupun
Dalam kesehatan dikenal juga
lahir mati. Paritas adalah jumlah
tentang reproduksi sehat artinya ada
kehamilan yang dilahirkan atau jumlah
usia yang aman untuk kehamilan dan
anak yang dimiliki baik dari hasil
persalinan yaitu saat wanita berusia
perkawinan sekarang atau sebelumnya.
20-30 tahun Wiknjosastro (2005). Hal
Paritas adalah jumlah kehamilan yang
ini dikarenakan pada usia tersebut
menghasilkan janin yang mampu hidup
organ organ reproduksi sudah dalam
diluar rahim dengan usia kehamilan 28
tahap yang siap betul melakukan
minggu (Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO,
tugasnya ditambah lagi kedewasaan
2001). Dikatakan bahwa terdapat kecen-
yang dimilki wanita pada usia tersebut
derungan kesehatan ibu yang berparitas
sudah mulai matang walaupun umur
rendah lebih baik dari yang berparitas
bukan satu-satunya hal yang memenga-
tinggi. Tetapi kesemuanya ini masih
ruhi kedewasaan. Jika ibu mengalami
memerlukan penelitian lebih lanjut
kehamilan dengan usia dibawah 20
(Notoatmodjo, 2008).
tahun keingintahuannya tentang proses
Menurut peneliti banyaknya anak
kehamilan dan jugan mental kedewa-
akan memengaruhi waktu yang ada pada
saan dalam menghadapi kehamilan
ibu. Ibu dengan anak yang banyak tentu
lebih labil karena ibu masih dalam
memerlukan waktu yang banyak untuk
masa remaja dimana keegoisan dan
melakukan kegiatan rumah tangga.
kemandirian belum terbentuk sempur-
Apalagi ketika ibu masuk dalam proses
na. Apabila ibu hamil di usia diatas 30
kehamilan ketika ibu harus tetap
tahun organ organ tubuhnya mulai
melakukan kegiatan rumah tangganya
dalam proses kemunduran ditambah
dengan mengurusi anak-anaknya maka
lagi kemunduran daya ingat akan
kebutuhannya untuk dirinya akan tersi-
membuat ibu cepat melupakan infor-
sihkan dan ini berdampak pada anak
masi yang didapat.
yang ada dalam kandungannya.
165
Jurnal Obstretika Scientia Vol. 2 No. 2, (2014-2015)
bebas atau variabel independen adalah
Metodologi Penelitian Desain penelitian ini yaitu meng-
variabel yang memengaruhi variabel
gunakan metode penelitian survei ana-
dependen (variabel terikat), atau biasa
litik adalah survey atau penelitian
disebut juga variabel sebab. Dalam
yang mencoba menggali bagaimana
penelitian ini ada 3 variabel bebas
dan mengapa fenomena kesehatan itu
yaitu pendidikan, umur, dan paritas
terjadi, (Notoatmodjo, 2005), dengan
ibu hamil. Variabel terikat atau varia-
menggunakan pendekatan crosssectional
bel dependen adalah variabel yang
merupakan suatu penelitian untuk
dipengaruhi oleh variabel independen.
mempelajari dinamika korelasi antara
Disebut juga variabel akibat, terpenga-
faktor-faktor
efek,
ruh, tergantung. Dalam penelitian ini
dengan pendekatan, observasi atau
variabel dependennya yaitu keleng-
pengumpulan data sekaligus pada
kapan pemeriksaan kehamilan (K4).
risiko
dengan
suatu saat, (Notoatmodjo, 2005). Pada
penelitian
ini
variabel
independen meliputi pendidikan, umur
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti, (Notoatmodjo, 2005). Apabila sese-
variable
orang ingin meneliti semua elemen
dependennya itu kelengkapan peme-
yang ada dalam wilayah penelitian,
riksaan kehamilan. Variabel adalah
maka penelitiannya merupakan peneli-
sesuatu yang digunakan sebagai ciri,
tian populasi. Sesuai dengan hal terse-
dan
paritas.
Sedangkan
sifat, atau ukuran yang dimiliki atau
but maka penelitian ini dijadikan
didapatkan oleh satuan penelitian
penelitian populasi dimana yang men-
tentang sesuatu konsep pengertian
jadi populasinya adalah seluruh ibu
tertentu, misalnya umur, jenis kela-
yang memiliki bayi di Desa Sangkan-
min, pendidikan, status perkawinan,
manik
pekerjaan, pengetahuan, penyakit, dan
sebanyak 60 orang ibu yang memiliki
sebagainya, (Notoatmodjo, 2005). Da-
bayi. Sampel adalah sebagian yang
lam penelitian ini terdapat 4 variabel,
diambil dari keseluruhan objek yang
yaitu 3 variabel bebas dan 1 variabel
diteliti dan dianggap mewakili seluruh
terikat. Diantaranya yaitu variabel
populasi, (Notoatmodjo, 2005). Dalam
Kecamatan
Cimarga
yaitu
166
Wulandari dan Ariesta / Hubungan Pendidikan dan Umur Ibu Hamil….. / 160-177
penelitian ini seluruh populasi dijadikan
gunakan kuesioner. Alat yang diguna-
sampel yaitu sebanyak 60 orang.
kan untuk mengumpulkan data berupa
Data primer adalah data yang
daftar pencatatan (kuesioner) yang di-
diperoleh langsung dari responden.
sesuaikan dengan variable yang diteliti
Sedangkan data sekunder adalah data
yaitu, pendidikan, umur dan paritas.
yang diperoleh dari laporan yang
Hasil Penelitian
sudah ada atau data-data yang sudah
Dalam bab ini penulis akan me-
ada. Dalam penelitian ini menggu-
maparkan hasil dari penelitian yang te-
nakan data primer yaitu dengan teknik
lah dilakukan oleh penulis yang berda-
wawancara, dan menggunakan data
sarkan pada karakteristik yang diambil
sekunder yaitu melihat dari laporan
dari jumlah sampel yaitu kelengkapan
kohort ibu. Dalam penelitian ini meng-
pemeriksaan kehamilan (K4) yang
gunakan data primer dan sekunder
dilakukan ibu hamil di Desa Sangkan-
yang diperoleh dari Laporan PWS
manik
KIA Puskesmas Cimarga serta meng-
Cimarga.
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan (K4) Kelengkapan ANC Frekuensi Presentase (%) Tidak Lengkap 41 68,3 Lengkap 19 31,7 Jumlah 60 100 Berdasarkan tabel
1 dapat
diketahui bahwa sebagian besar ibu
kehamilannya sampai lengkap yaitu 41 orang (68,3%).
hamil tidak melakukan pemeriksaan Tabel 2 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Frekuensi Presentase (%) ≤SLTP 33 55,0 ≥SMA 27 45,0 Jumlah 60 100
167
Jurnal Obstretika Scientia Vol. 2 No. 2, (2014-2015)
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat
Sangkanmanik yang ≤ SLTP sebanyak
bahwa pendidikan ibu hamil di Desa
33 orang.
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Umur Umur Frekuensi Presentase <20 tahun atau >35 tahun 11 18,3 20 – 35 tahun 49 81,7 Jumlah 60 100 Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa hampir seluruh usia ibu
pada rentan 20-35 tahun yaitu 49 orang (81,7%).
hamil di Desa Sangkanmanik berada Tabel 4 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Paritas Paritas Frekuensi Presentase ≥3 17 28,3 ≤2 43 71,7 Jumlah 60 100 Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa paritas ibu hamil sebagian besar yaitu ≤ 2 43 orang (71,7%). Tabel 5 Hubungan Pendidikan Ibu Hamil dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan Kelengkapan ANC Total OR Pendidikan Pendidikan ≤SLTP Pendidikan ≥SMA Jumlah
Tidak Lengkap 27 (81,8%) 14 (51,9%) 41 (68,3%)
Lengkap 6 (18,2%) 13 (48,1%) 19 (31,7%)
33 (100%) 4.179 (1.306 27 – (100%) 13.368) 60 (100%)
P Value
α
0,013
0,05
Tabel 5 menunjukan bahwa keti-
yaitu sebesar 27 orang (81,8%) diban-
daklengkapan pemeriksaan kehamilan
dingkan dengan kelompok ibu hamil
lebih banyak terjadi pada kelompok
yang berpendidikan ≥ SMA yaitu
ibu hamil yang berpendidikan ≤SLTP
hanya 14 orang (51,9%). Hasil uji 168
Wulandari dan Ariesta / Hubungan Pendidikan dan Umur Ibu Hamil….. / 160-177
statistik dengan chi square meng-
responden (ibu hamil) yang berpen-
hasilkan p-value 0,013 (P < 0,05) ber-
didikan ≥ SMA mempunyai peluang 4
arti secara statistik ada hubungan yang
kali untuk memeriksakan kehamilan-
bermakna antara pendidikan dengan
nya dibandingkan dengan ibu yang
kelengkapan pemeriksaan kehamilan.
berpendidikan ≤ SMP.
Dari hasil analisis di atas diperoleh pula nilai OR = 4,179 berarti bahwa Tabel 6 Hubungan Umur Ibu Hamil Dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan Kelengkapan ANC P Umur Total Value Tidak Lengkap Lengkap 9 2 11 <20 tahun atau >35 tahun (81,8%) (18,2%) (100%) 32 17 49 20 – 35 tahun 0,287 (65,3%) (34,7%) (100%) 41 19 60 Jumlah (68,3%) (31,7%) ](100%) Dari tabel 6 dapat diketahui
tidak ada hubungan yang bermakna
bahwa ketidak lengkapan pemeriksaan
antara usia ibu hamil dengan keleng-
kehamilan lebih banyak terjadi pada
kapan pemeriksaan kehamilan.
usia ibu hamil antara 20-35 tahun yaitu
sebesar
32
orang
(65,3%)
sedangkan pada usia < 20 tahun atau > 35 tahun hanya 9 orang (81,8%) . Hasil uji statistik dengan kai kuadrat menghasilkan p-value 0,287 (P > 0,05), hal ini menunjukkan bahwa
169
Jurnal Obstretika Scientia Vol. 2 No. 2, (2014-2015)
Tabel 7 Hubungan Paritas Ibu Hamil Dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan Kelengkapan ANC P Paritas Total Value Tidak Lengkap Lengkap 13 4 17 ≥3 (76,5%) (23,5%) (100%) 28 15 43 ≤2 0,394 (65,1%) (34,9%) (100%) 41 19 60 Jumlah (68,3%) (31,7%) (100%) Dari tabel 7 menunjukan bahwa
1. Hubungan
Pendidikan
Ibu
ketidaklengkapan pemeriksaan kehamilan
Hamil
banyak terjadi pada kelompok ibu hamil
Pemeriksaan Kehamilan (K4)
Dengan
Kelengkapan
yang memiliki paritas ≤ 2 sebesar 28
Berdasarkan hasil penelitian me-
orang (65,1%) jika dibandingkan dengan
nunjukkan bahwa ketidak lengkapan
yang memiliki paritas ≥ 3 13 orang
pemeriksaan kehamilan lebih banyak
(76,5%). Hasil uji statistik chi square
terjadi pada kelompok ibu hamil yang
menghasilkan p-value 0,394 (P > 0,05)
berpendidikan ≤ SLTP yaitu sebesar
dapat disimpulkan bahwa secara statistik
(81,8%) dibandingkan dengan kelom-
tidak ada hubungan yang bermakna
pok ibu hamil yang berpendidikan
antara paritas ibu hamil dengan ke-
≥SMA yaitu hanya (51,9%). Hasil uji
lengkapan pemeriksaan kehamilan.
statistik dengan chi square mengha-
Pembahasan
silkan p-value 0,013 (P < 0,05) berarti penelitian
secara statistik ada hubungan yang
yang berjudul Hubungan Karakteristik
bermakna antara pendidikan dengan
Ibu Hamil dengan Kelengkapan Peme-
kelengkapan pemeriksaan kehamilan.
Berdasarkan
hasil
riksaan Kehamilan (K4) di Desa
Menurut Suryani, dkk (2008)
Sangkanmanik Wilayah Kerja Puskes-
dalam bukunya menjelaskan bahwa
mas Cimarga Tahun 2011 di peroleh
perilaku manusia tidak lepas dari
hasil sebagai bahan pembahasan sebagai
keadaan individu itu sendiri dan ling-
berikut:
kungan dimana individu itu berada, sesuai dengan salah satu teori yang
170
Wulandari dan Ariesta / Hubungan Pendidikan dan Umur Ibu Hamil….. / 160-177
dikemukakan oleh Mc Dougall yang
didikan ≤ SLTP sehingga ibu kurang
menyatakan bahwa perilaku itu dise-
mengerti tentang manfaat pelayanan
babkan karena insting. Insting meru-
kesehatan khususnya pemeriksaan ke-
pakan perilaku yang innate, dan in-
hamilan.
sting akan mengalami perubahan ka-
Menurut penulis ketika seseorang
rena pengalaman. Sesuai dengan aliran
memiliki pendidikan yang rendah atau
empirisme yang dipelopori oleh Locke
bahkan buta hurup biasanya ia akan
(1632-1704) yang menyatakan bahwa
kesulitan untuk mencetuskan ide ide,
sekolah itu perlu karena darinya
pertanyaan atau kebimbangan yang
seorang belajar banyak tentang kehidu-
ada dalam dirinya, lebih cenderung
pan dan pendidikan akan memenga-
tertutup dan pisimis jika menghadapi
ruhi perkembangan individu. Menurut
masalah juga dalam hal pengambilan
Notoadmodjo (2002) yang ditulis da-
keputusan lebih susah memutuskan,
lam penelitian yang dilakukan oleh
akibatnya apabila ada informasi baru
Kasim (2012) menyatakan bahwa se-
proses menerima informasi tersebut
makin tinggi tingkat pendidikan ma-
lebih lambat, sebaliknya orang yang
syarakat maka masyarakat diharapkan
berpendidikan tinggi akan lebih mudah
lebih mudah untuk menerima dan
menerima ide atau perubahan dengan
mengerti pesan-pesan kesehatan, begitu-
sikap terbuka lebih mandiri dalam me-
pun sebaliknya semakin rendah pendi-
ngambil keputusan. Pendidikan tinggi
dikan masyarakat maka semakin sulit
juga biasanya mengikuti perkembangan
pula dalam menerima dan mengerti
yang ada, keterbukaan menerima infor-
pesan-pesan kesehatan yang disampai-
masi membuat ibu ketika mencari
kan.
informasi dapat menggunakan media
Faktor penyebab masih kurangnya
yang ada baik media cetak dan elek-
cakupan kelengkapan pemeriksaan ke-
tronik, selain pendidikan faktor sosial,
hamilan (K4) di Desa Sangkanmanik
lingkungan, gaya hidup dan penda-
wilayah kerja Puskesmas Cimarga di-
patan dapat juga menjadi faktor yang
sebabkan karena rendahnya tingkat pe-
mempengaruhi persepsi seseorang un-
ngetahuan ibu yang dapat dilihat dari
tuk lebih cepat menerima informasi.
banyaknya responden yang berpen171
Jurnal Obstretika Scientia Vol. 2 No. 2, (2014-2015)
Hamil
tidak ada hubungan antara umur ibu
Dengan Kelengkapan Pemeriksaan
hamil dengan kelengkapan pemerik-
Kehamilan (K4)
saan kehamilan (K4). Bukan hanya
2. Hubungan
Umur
Ibu
Berdasarkan hasil penelitian yang
faktor umur saja yang memengaruhi
telah dilakukan dapat diketahui bahwa
kelengkapan pemeriksaan kehamilan
ketidaklengkapan pemeriksaan keha-
tetapi ada faktor lain yang dapat
milan lebih banyak terjadi pada usia
memengaruhi
ibu hamil antara 20-35 tahun yaitu
adalah sikap petugas kesehatan. Sikap
sebesar 32 (65,3%) sedangkan pada
yang ditunjukan petugas, cara pemba-
usia < 20 tahun atau > 35 tahun hanya
waan petugas, keramahan, keakrapan
9 (81,8%). Hasil uji statistik dengan
yang ditunjukan petugas membuat hu-
chi square menghasilkan p-value 0,287
bungan saling percaya antara ibu dan
(P > 0,05), hal ini menunjukan bahwa
bidan dapat terjalin. Hal inilah yang
tidak ada hubungan yang bermakna
membuat pemeriksaan kehamilan da-
antara usia ibu hamil dengan keleng-
pat berjalan dengan baik. (Prabowo,
kapan pemeriksaan kehamilan. Penge-
2006).
tahuan merupakan domain dari perila-
Menurut
yaitu salah satunya
Prabowo bahwa
Petugas
(2006)
ku. Semakin tinggi tingkat pengeta-
menyatakan
KIA
huan seseorang, maka perilaku akan
diharapkan memberikan anjuran akan
lebih bersifat langgeng. Dengan kata
perlunya pelayanan antenatal kepada
lain ibu yang tahu dan paham tentang
ibu hamil,sehingga ibu hamil memiliki
jumlah anak yang ideal, maka ibu
pengetahuan dan sikap yang positif
akan berperilaku sesuai dengan apa
terhadap pelayanan antenatal. (Prabowo,
yang ia ketahui (Friedman, 2005).
2006). Semakin tinggi sikap petugas
Dari hasil penelitian yang telah
kesehatan yang mendukung maka
dilakukan menunjukan bahwa umur
semakin tinggi pula perilaku kunjungan
tidak
kelengkapan
pemeriksaan kehamilan, dan semakin
pemeriksaan kehamilan. Hal ini sesuai
rendah sikap petugas kesehatan yang
dengan penelitian yang dilakukan oleh
tidak mendukung maka semakin rendah
Kasim (FKM-UKM, 2005), bahwa
pula perilaku kunjungan pemeriksaan
mempengaruhi
kehamilan. Hal ini sesuai dengan teori 172
Wulandari dan Ariesta / Hubungan Pendidikan dan Umur Ibu Hamil….. / 160-177
Lawrence Green tahun 1980 bahwa
kan dari keluarganya. Gregory (2005)
sikap petugas kesehatan yang merupakan
dalam Sjarkawi (2014) membagi tipe
faktor penguat dapat memengaruhi
gaya kepribadian dalam 12 tipe kepri-
perubahan perilaku. Dalam upaya untuk
badian dimana tiap tiap kepribadian
lebih meningkatkan motivasi ibu hamil
ini dapat memengaruhi cara pandang
akan pentingnya pemeriksaan Antenatal
seseorang, cara ia bersosialisasi dengan
Care secara teratur, maka sangat diper-
lingkungan sekitarnya, bagaimana ia
lukan peran dari petugas kesehatan
memandang suatu masalah dan me-
(bidan, perawat, dokter) sebagai pelak-
ngambil keputusan mengenai dirinya.
sana dalam memberikan pelayanan
Menurut penulis ketika melihat
antenatal care dalam segi penampilan,
umur seseorang biasanya suka diidenti-
sikap juga profesionalisme, karena
fikasikan dengan kedewasaan padahal
sebagian ibu hamil akan kembali
besarnya umur seseorang belum tentu
memeriksakan diri dan kehamilannya
dapat
ke tempat yang sama jika dirinya merasa
kedewasaan dan pengetahuan yang
dihargai dan diasuh dengan baik. Dengan
dimiliki. Walaupun usia muda ketika
pelayanan petugas kesehatan yang baik
ibu memiliki kepedulian yang tinggi
dan profesional, diharapkan lebih
terhadap kesehatannya ditambah lagi
meningkatkan motivasi dan kunjungan
dukungan yang baik dari lingkungan
ibu hamil dalam memeriksakan diri
sekitar, mudahnya akses pelayanan
dan
kesehatan, banyaknya teman, kerabat
kehamilannya
secara
teratur.
(Erlina, dkk, 2013).
disamakan
dengan
tingginya
yang dapat memberi masukan mem-
Kepribadian juga dapat meme-
buat wawasan ibu dapat bertambah.
ngaruhi keputusan ibu hamil untuk
Pada usia muda individu biasanya
melakukan
kehamilan.
mempunyai kehidupan sosial yang lebih
Menurut Sjarkawi (2014) kepribadian
banyak sehingga informasi yang didapat
seseorang terbentuk dari bawaan sese-
lebih banyak pula. Usia dewasa apabila
orang sejak ia lahir disertai dengan
tidak diikuti dengan kedewasaan sikap
pengalaman pengalaman yang ia dapat
dan kepedulian terhadap kesehatannya
dan juga bentukan bentukan yang ibu
tetap saja membuat ibu tidak mengikuti
terima dari lingkungan sekiranya bah-
anjuran petugas kesehatan.
173
kunjungan
Jurnal Obstretika Scientia Vol. 2 No. 2, (2014-2015)
3. Hubungan Paritas Ibu Hamil
Dalam penelitian ini diperoleh
Dengan Kelengkapan Pemeriksaan
hasil bahwa paritas tidak memiliki
Kehamilan (K4)
hubungan terhadap kelengkapan pepenelitian
meriksaan kehamilan (K4) di Desa
menunjukkan bahwa ketidaklengkapan
Sangkanmanik wilayah kerja Puskes-
pemeriksaan kehamilan banyak terjadi
mas Cimarga.
Berdasarkan
hasil
pada kelompok ibu hamil yang memiliki
Menurut penulis tidak adanya
paritas ≤ 2 sebesar 28 (65,1%) jika
hubungan antara paritas dengan keleng-
dibandingkan dengan yang memiliki
kapan pemeriksaan kehamilan dapat
paritas ≥ 3 sebesar 13 (76,5%). Hasil
disebabkan karena adanya pengaruh
uji statistik chi square menghasilkan
lain yang memengaruhi ibu dimana
p-value 0,394 (P > 0,05) dapat
pengaruh tersebut lebih besar seperti
disimpulkan bahwa secara statistik tidak
adanya dukungan keluarga terutama
ada hubungan yang bermakna antara
suami, ketika suami ikut berperan
paritas ibu hamil dengan kelengkapan
menjaga kehamilan ibu dapat memberi
pemeriksaan kehamilan.
motivasi ibu untuk menjaga kandungan-
Hasil penelitian ini sesuai dengan
nya, suami juga dapat mengingatkan
penelitian yang dilakukan oleh Hamid
ibu jadwal kunjungan pemeriksaan
(FKM-UI, 2003) yang mengatakan
kehamilannya menemani ibu melakukan
bahwa tidak ada hubungan antara paritas
pemeriksaan. Keterlibatan keluarga besar
dengan kelengkapan pemeriksaan keha-
juga menurut penulis dapat memenga-
milan (K4), dan menyatakan bahwa
ruhi patuhnya ibu dalam melakukan
ibu hamil dengan jumlah anak kurang
kunjungan kehamilan. Peran tenaga
dari 3 cenderung melakukan pemerik-
kesehatan khususnya bidan dalam mem-
saan kehamilannya dengan baik dari-
berikan asuhan sayang ibu dengan
pada ibu hamil yang mempunyai anak
mengedepankan rasa saling percaya
3 orang atau lebih. Ibu hamil dengan
antara ibu dan bidan dapat juga menjadi
jarak kehamilan yang jarang akan
faktor penguat keberhasilan kelengkapan
lebih memilih untuk memeriksakan
pemeriksaan kehamilan. Ketika ibu
kehamilannya.
hamil mendapatkan perlakukan yang memuaskan
saat
pertama
kali 174
Wulandari dan Ariesta / Hubungan Pendidikan dan Umur Ibu Hamil….. / 160-177
melakukan kunjungan kehamilan ini menjadi modal dasar untuk ibu mau
Saran Agar lebih meningkatkan pela-
datang pada kunjungan selanjutnya,
yanan kesehatan yang lebih baik dan
sehingga apabila ibu mengalami keha-
lebih mengoptimalkan pelayanan pada
milan selanjutnya ia tidak akan segan
masyarakat khususnya pada ibu hamil
segan datang ke tenaga kesehatan.
sesuai dengan standar dan kebijakan
Simpulan
program yang telah ditentukan. Perlu
Sebagian besar ibu hamil di
peningkatan kegiatan penyuluhan ke-
Desa Sangkanmanik wilayah Kerja
pada masyarakat tentang pentingnya
Puskesmas Cimarga tahun 2011 tidak
dilakukan pemeriksaan kehamilan khu-
memeriksakan kehamilannya sampai
susnya pada ibu hamil yang memiliki
lengkap (K4) yaitu (68,3%). Ketidak-
pendidikan rendah (≤ SLTP) dengan
lengkapan pemeriksaan kehamilan (K4)
menggunakan alat bantu atau media
lebih banyak terjadi pada ibu hamil
leaflet dan poster atau yang lainnya
yang berusia < 20 tahun atau > 35 tahun
sehingga menarik minat ibu hamil
(81,8%). Ketidaklengkapan pemeriksaan
untuk datang dan memeriksakan kan-
kehamilan (K4) lebih banyak terjadi
dungannya. Hasil penelitian ini dapat
pada ibu hamil yang berpendidikan ≤
didokumentasikan sebagai bahan per-
SLTP (81,8%). Ketidaklengkapan peme-
bandingan untuk penelitian selan-
riksaan kehamilan (K4) lebih banyak
jutnya. Bagi peneliti lain agar dapat
terjadi pada ibu hamil yang memiliki
melanjutkan penelitian tentang faktor-
paritas ≥ 3 (76,5%). Umur dan paritas
faktor lain yang berhubungan dengan
tidak memiliki hubungan terhadap
kelengkapan pemeriksaan kehamilan
kelengkapan pemeriksaan kehamilan.
misalnya faktor dari petugas informasi
Pendidikan memiliki hubungan terhadap
dan sumber informasi.
kelengkapan pemeriksaan kehamilan.
Daftar Pustaka
Paritas tidak memiliki hubungan terhadap
BKKBN.
kelengkapan pemeriksaan kehamilan.
(2012).
“Kematian
Ibu
Melahirkan di Indonesia Masih Tinggi”. http://www.bkkbn.go.id/berita/pa
175
Jurnal Obstretika Scientia Vol. 2 No. 2, (2014-2015)
ges/kematian-ibu-melahirkan-di-
www.farmasiku.com/index.php
indonesia-masih-tinggi.aspx.
?target=pages&page.id=Sistem
Diakses 12 Maret 2012.
Reproduksi
Erlina, dkk.(2013) Jurnal Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Di Puskesmas
Wanita,
diakses
tanggal 08 maret 2012 Mantra, Ida Bagus. (2003). Demografi Umum. Jakarta: Pustaka Raja Notoatmodjo,
Soekidjo.
(2002).
Rawat Inap Panjang Bandar
Metodologi
Lampung.
hatan. Rineka Cipta: Jakarta.
FKM UI, (2003).
Penelitian
----------------------------.
https://www.google.com/search ?q=penelitian+yang+dilakukan
Metodologi
Kese-
(2005).
Penelitian
Kese-
hatan. Rineka Cipta: Jakarta.
+oleh+Hamid+%28FKMUI%2C+2003%29+yang+meng atakan+bahwa+tidak+ada+hubu ngan+antara+paritas+dengan+k
Metodologi
(2008).
Penelitian
Kese-
hatan. Rineka Cipta: Jakarta.
elengkapan+pemeriksaan+keha
Nursalam. (2001). Konsep Dan Pene-
milan+%28K4%29%2C&ie=ut
rapan Metode Penelitian Ilmu
f-8&oe=utf-8. Diakses pada
Keperawatan Pedoman Skripsi,
tanggal 2 maret 2012.
Tesis Dan Instrument Penelitian
Friedman, (2004). Keperawatan Keluarga.
(2012).
www.://
majour
maranatha edu / index php / jurnal kedokteran / article / view /92,
Keperawatan. Salemba Medika; Jakarta.
EGC: Jakarta. Kasim,
----------------------------.
diakses
pada
tanggal
24/2/2012.
Prawirohardjo, Sarwono. (2008). Ilmu Kebidanan.
Bina
Pustaka
Sarwono Prawirohardjo: Jakarta. Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. (2001). Post Partum. MNH: Jakarta.
Suryani, dkk, Psikologi Ibu dan Anak.
Ruslan, K. (2013). Catatan Menjelang
Yogyakarta, Fitramaya: 2008
2014: Angka Kematian Ibu Meningkat.
Dikutip
dari 176
Wulandari dan Ariesta / Hubungan Pendidikan dan Umur Ibu Hamil….. / 160-177
http://kesehatan.kompasiana.com /ibu-dan anak/2013/10/03/catatanmenjelang-2014-angkakematian-ibu-meningkat595295.html [diakses 20 Januari 2015]. Suparlan, (2006). Guru Sebagai Profesi. Hikayat: Yogyakarta. Suryani, dkk. (2008). Psikologi Ibu dan Anak. Fitramaya : Yogyakarta. www.farmasiku.com/index.php?target=p ages&page.id=Sistem Reproduksi
Wanita,
diakses
tanggal 08 maret 2012 Wiknjosastro,
Hanifa.
(2005).
Ilmu
Kebidanan.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta. --------------------------.
(2007).
Ilmu
Kebidanan.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.
177