Vol. 1, No. 1, April 2013
Jurnal Komputasi
©2013 Ilmu Komputer Unila Publishing Network all right reserved
Pengembangan Sistem Pakar Berbasis Web Mobile untuk Mengidentifikasi Penyebab Kerusakan Telepon Seluler dengan Menggunakan Metode Forward dan Backward Chaining 1
Wamiliana2 Aristoteles 3Depriyanto 1
Jurusan Matematika FMIPA Unila Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila 2 Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila
2
Abstract Phone cell users are now countless, but many of them are not able to solve the problem if there are damages to their phones. This paper discusses about the development of expert system that can assist to identify those damages. This system uses forward chaining and backward chaining methods which are known as the searching techniques in getting a conclusion of the existing problem, and this system is built by using PHP programming language and MySQL as the database, and it can only be accessed by using a mobile browser. Keywords : Backward Chaining, Expert System, Forward Chaining, Handphone
1. Pendahuluan Pada saat ini hampir seluruh kalangan masyarakat menggunakan telepon seluler. Namun, masih banyak dari pengguna telepon seluler yang belum dapat memperbaiki ataupun mengetahui permasalahan tentang penyebab kerusakan saat telepon selulernya mengalami kendala. Pengetahuan tentang kerusakan suatu telepon seluler yang dimiliki oleh masyarakat masih sangat sedikit, sehingga saat mereka mengalami kendala pada telepon selulernya harus pergi ke service center tanpa mengetahui hal yang menyebabkan kerusakan pada telepon selulernya terlebih dahulu. Untuk itu, pada penelitian ini akan dibuat sistem pakar tentang identifikasi penyebab kerusakan pada telepon seluler dengan menggunakan metode Forward dan Backward Chaining untuk menemukan solusi dari permasalahan kerusakan suatu telepon seluler. Sistem pakar ini akan membantu: 1. Menemukan penyebab kerusakan pada telepon seluler. 2. Mengidentifikasi kerusakan dan memberikan solusi perbaikan telepon seluler. 3. Memberikan informasi tentang gejala dan jenis kerusakan pada telepon seluler. 1.1 Sistem Pakar Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut (Kusrini, 2006). 1.2 Ciri-ciri Sistem Pakar Sistem pakar yang baik harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut : a. Terbatas pada bidang yang spesifik. b. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau tidak pasti. c. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikan dengan cara yang dapat dipahami.
http://jurnal.fmipa.unila.ac.id/index.php/komputasi
Hal 1 dari 90
Vol. 1, No. 1, April 2013
Jurnal Komputasi
©2013 Ilmu Komputer Unila Publishing Network all right reserved
d. e. f. g. h. i.
Berdasarkan rule atau kaidah tertentu. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap. Outputnya bersifat nasihat atau anjuran. Output tergantung dari dialog dengan user. Knowledge base dan inference engine terpisah. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.
1.3 Struktur Sistem Pakar Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment) (Turban,1994). Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar. Komponen-komponen sistem pakar dalam kedua bagian tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Struktur Skematis Sistem Pakar (Turban, 1994) 1.4 Mesin Inferensi Mesin inferensi merupakan teknik penelusuran yang mengandung mekanisme fungsi berfikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh seorang pakar. Mekanisme ini akan menganalisis suatu masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik. Dalam teknik inferensi, pelacakan dimulai dengan mencocokkan kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada. Ada dua tipe teknik inferensi yaitu forward chaining dan backward chaining. 1. Forward Chaining Forward Chaining adalah suatu metode pelacakan ke depan, dimana penelusuran diawali dari fakta-fakta yang diberikan user kemudian dicari rule yang sesuai dengan fakta-fakta yang ada. Setelah itu diadakan hipotesis untuk memperoleh kesimpulan. Forward Chaining melakukan pencarian dari suatu masalah kepada solusinya, jika klausa premis sesuai dengan situasi maka proses akan memberikan kesimpulan.
http://jurnal.fmipa.unila.ac.id/index.php/komputasi
Hal 2 dari 90
Vol. 1, No. 1, April 2013
Jurnal Komputasi
©2013 Ilmu Komputer Unila Publishing Network all right reserved
Dalam metode ini, data digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan, mungkin proses menambahkan data ke memori kerja. Kemudian setelah data didapatkan aturan tersebut dijalankan. Proses diulang sampai ditemukan suatu hasil (Hartati dan Iswanti, 2008). Hipotesa 1
Kesimpulan 1
Fakta
Rule P
Fakta
Rule
Hipotesa 2
Kesimpulan 2
Fakta
Rule
Hipotesa 3
Kesimpulan 3
Gambar 2. Diagram Forward Chaining (Kusumadewi, 2003) 2. Backward Chaining Backward Chaining adalah suatu metode pengambilan keputusan yang juga umum digunakan dalam sistem pakar. Metode backward chaining adalah kebalikan dari forward chaining. Percobaan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kanan (THEN dulu). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari hipotesis terlebih dahulu dan untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut harus dicari fakta-fakta yang ada dalam basis pengetahuan. Proses pencarian dengan metode backward chaining berangkat dari kanan ke kiri, yaitu dari kesimpulan sementara menuju kepada premis, metode ini sering disebut good driven pencarian dikendalikan oleh tujuan yang diberikan (Hartati dan Iswanti, 2008). Fakta
Rule P
Hipotesa 1
Kesimpulan 1
Fakta Fakta
Rule Q
Hipotesa 2
Kesimpulan 2
Gambar 3. Diagram Backward Chaining (Kusumadewi, 2003)
2. Metode Untuk memberikan ilustrasi pada suatu sistem dapat dibuat suatu flowchart (diagram alir) untuk memudahkan dalam mengetahui alur dari sistem tersebut. Demikian juga dengan sistem pakar untuk menemukan penyebab kerusakan telepon seluler ini. Untuk implementasinya sistem pakar ini menggunakan dua metode dalam menemukan solusi atau kesimpulan dari permasalahan kerusakan telepon seluler, metode tersebut yaitu Forward Chaining (Alur Maju) dan Backward Chaining (Alur Mundur). Di dalam sistem pakar ini metode Forward Chaining digunakan pada halaman user umum, sedangkan metode Backward Chaining digunakan pada halaman teknisi. Implementasi sistem pakar ini dapat dilihat pada Gambar 4.
http://jurnal.fmipa.unila.ac.id/index.php/komputasi
Hal 3 dari 90
Vol. 1, No. 1, April 2013
Jurnal Komputasi
©2013 Ilmu Komputer Unila Publishing Network all right reserved
Halaman Teknisi
Halaman User
Gambar 4. Flowchart Sistem Pakar Kerusakan Telepon Seluler 2.1 Representasi Pengetahuan Teknik representasi pengetahuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah production rule atau kaidah produksi. Kaidah produksi ini dikatakan sebagai implikasi dua bagian yaitu bagian premis atau kondisi dan bagian konklusi atau maka. Apabila bagian premis terpenuhi, maka bagian konklusi akan bernilai benar. Apabila bagian premis tidak dipenuhi maka akan lompat ke bagian premis lain di bawahnya. Suatu kaidah produksi dapat terdiri dari beberapa premis dan lebih dari satu konklusi. Antar premis satu dengan yang lainnya dapat dihubungkan dengan atau atau dan . Berikut ini merupakan salah satu contoh aturan/rule yang terdapat pada penelitian ini: Rule 1 IF Ponsel mati saat melakukan panggilan AND Saat standby normal THEN Arus rangkaian transmitter terlalu besar Kerusakan Komponen: IC PA / Baterai
http://jurnal.fmipa.unila.ac.id/index.php/komputasi
Hal 4 dari 90
Vol. 1, No. 1, April 2013
Jurnal Komputasi
©2013 Ilmu Komputer Unila Publishing Network all right reserved
Solusi: Periksa baterai ponsel. Bila baterai sudah drop atau sudah tidak dalam kondisi prima, ganti dengan yang baru. Jika baterai sudah diganti dengan yang baru namun ponsel belum normal, kemungkinan besar terjadi kerusakan pada IC PA. Lakukan penggantian pada komponen tersebut. 2.2 Teknik Inferensi Setelah basis pengetahuan dimasukkan dalam working memory atau basis data, maka selanjutnya disusun mesin inferensi yang akan berusaha menganalisis masalah sesuai dengan basis pengetahuan yang dimasukkan dan selanjutnya mencari jawaban atau kesimpulan. Mesin inferensi akan memulai pelacakkannya dengan mencocokkan kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta yang ada pada basis data. 2.2.1 Forward Chaining Metode ini dipakai dalam halaman user, dimana halaman ini dipakai untuk user umum yang ingin mengetahui kerusakan yang terjadi pada telepon seluler yang dimiliki oleh user tersebut berdasarkan gejala kerusakan yang ada pada telepon seluler tersebut. Dalam metode ini kinerja sistem dalam mencapai kesimpulan didasarkan pada langkah berikut: 1. Memulai penalaran dari sekumpulan fakta yang ada. 2. Mencocokkan aturan (rule) yang sesuai dengan fakta yang diberikan oleh user. Jika rule pertama sesuai dengan fakta yang ada, maka sistem akan menampilkan hipotesis berdasarkan rule tersebut. Jika tidak maka sistem akan mencocokkan fakta dengan rule selanjutnya sampai rule tersebut sesuai dengan fakta yang diberikan user. 3. Lanjutkan langkah 1 dan 2 sampai kesimpulan atau goal tercapai. 2.2.2 Backward Chaining Metode ini dipakai dalam halaman teknisi. Halaman ini dipakai untuk teknisi yang ingin mengetahui kebenaran dari kerusakan yang ada dengan cara menelusuri gejala-gejala kerusakan telepon seluler yang sesuai fakta yang ada. Dalam metode ini kinerja sistem dalam mencapai kesimpulan didasarkan pada langkah berikut: 1. Memulai penalaran dari sekumpulan hipotesis. 2. Menemukan ciri-ciri yang yang sesuai hipotesis menuju fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut. 3. Lanjutkan langkah 1 dan 2 sampai kesimpulan atau goal tercapai.
3. Pembahasan Pembahasan ini menjelaskan tentang hasil dari konsep sistem pakar yang telah dibuat. 3.1 Basis Pengetahuan (Knowledge Base) Dalam suatu sistem pakar dibutuhkan adanya basis pengetahuan yang mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi serta penyelesaian masalah. Pada basis pengetahuan ini terdapat dua elemen dasar, yaitu fakta dan aturan (rule).
http://jurnal.fmipa.unila.ac.id/index.php/komputasi
Hal 5 dari 90
Vol. 1, No. 1, April 2013
Jurnal Komputasi
©2013 Ilmu Komputer Unila Publishing Network all right reserved
3.2 Data Komponen Dalam pengembangan sistem pakar ini terdapat data komponen telepon seluler yang dipakai untuk mengetahui informasi tentang komponen-komponen yang terdapat pada telepon seluler disertai penanganan saat komponen tersebut mengalami kerusakan. Berikut ini merupakan salah satu contoh data komponen yang terdapat pada penelitian ini. Nama Komponen: IC PA (Power Amplifier) Keterangan: Komponen yang berfungsi sebagai pengontrol tegangan sinyal TX serta penguat akhir sinyal yang akan dipancarkan melalui komponen switch antenna yang terdapat pada ponsel. Karakteristik: - Ada tanda panah pada IC - Letak posisi IC biasanya terdapat pada bagian atas PWB ponsel - Letak posisi IC biasanya berdampingan dengan switch antenna Penanganan kerusakan: - Oleskan pasta di sekitar IC PA - Panaskan menggunakan solder uap dengan gerakan memutar pada level panas sesuai jenis IC PA, sampai timah mencair dan terlihat mengkilap - Angkat menggunakan pinset dengan arah tarikan ke atas dan jangan sampai menyentuh komponen lain di sekitarnya - Bersihkan interface board dari sisa fluk - Ambil IC PA baru dan lumuri terminalnya dengan sedikit timah menggunakan solder iron - Pegang dan posisikan IC PA pada tempatnya sesuai arah - Panaskan sebentar menggunakan solder uap dengan gerakan memutar - Lanjutkan dengan memanaskan lagi menggunakan solder uap dengan gerakan memutar, sambil menggoyang sisi dari IC PA agar lebih tepat posisinya. 3.3 Hasil Implementasi Sistem Pada penelitian ini, telah dibangun sebuah program aplikasi berbasis web mobile. Untuk hasil dari konsep sistem pakar yang telah diimplementasikan ke dalam bentuk program, tampilannya dapat dilihat pada Gambar 5 sampai dengan Gambar 8. 3.3.1 Halaman Awal Gambar 5 merupakan halaman awal untuk sistem pakar kerusakan telepon seluler. Agar dapat menggunakan sistem ini, user harus melakukan login terlebih dahulu. Pada halaman ini terdapat link untuk registrasi, jika user belum mempunyai akun silahkan melakukan registrasi agar dapat mengakses sistem ini.
http://jurnal.fmipa.unila.ac.id/index.php/komputasi
Hal 6 dari 90
Vol. 1, No. 1, April 2013
Jurnal Komputasi
©2013 Ilmu Komputer Unila Publishing Network all right reserved
Gambar 5. Halaman Awal 3.3.2 Halaman Pilih Kategori Kerusakan Gambar 6 merupakan halaman untuk memilih kategori kerusakan. Pada halaman ini user diminta untuk memilih kategori kerusakan yang berdasarkan gejala kerusakan yang dialami oleh telepon seluler user tersebut.
Gambar 6. Halaman Pilih Kategori 3.3.3 Halaman Pilih Gejala Kerusakan Gambar 7 merupakan halaman awal saat user memulai untuk melakukan konsultasi. Pada halaman ini ditampilkan gejala-gejala tentang kerusakan sebuah komponen. Jika terdapat salah satu atau lebih gejala kerusakan yang dialami telepon seluler user, maka user dapat memilih tombol YA untuk dapat melihat pnjelasan tentang gejala kerusakan tersebut. Jika tidak maka user dapat memilih tombol TIDAK untuk melihat gejala kerusakan yang lainnya.
http://jurnal.fmipa.unila.ac.id/index.php/komputasi
Hal 7 dari 90
Vol. 1, No. 1, April 2013
Jurnal Komputasi
©2013 Ilmu Komputer Unila Publishing Network all right reserved
Gambar 7. Halaman Pilih Gejala 3.3.4 Halaman Kesimpulan dan Solusi Kerusakan Gambar 8 merupakan halaman penjelasan tentang kerusakan yang dialami oleh telepon seluler user. Pada halaman ini sistem memberikan informasi tentang penyebab kerusakan, komponen yang mengalami kerusakan, serta solusi dalam menangani kerusakan yang terjadi. Untuk kerusakan komponen, user dapat melihat lebih detail tentang komponen tersebut dengan meng-klik pada link komponen tersebut. Jika user telah selesai melakukan konsultasi, maka user bisa memilih tombol SELESAI , dan jika user masih ingin melakukan konsultasi maka user dapat memilih tombol LAGI untuk memulai konsultasi selanjutnya.
Gambar 8. Halaman Penyebab dan Solusi Kerusakan
4. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Metode Forward dan Backward Chaining telah bisa diterapkan dalam penelitian ini. 2. Kemudahan dalam mengakses sistem pakar berbasis web mobile di tempat yang terdapat sinyal GSM atau CDMA dan memiliki service GPRS. 3. Sistem pakar ini dapat dijadikan langkah awal dalam menemukan penyebab kerusakan telepon seluler sebelum telepon seluler dibawa ke service center.
http://jurnal.fmipa.unila.ac.id/index.php/komputasi
Hal 8 dari 90
Vol. 1, No. 1, April 2013
Jurnal Komputasi
©2013 Ilmu Komputer Unila Publishing Network all right reserved
5. Daftar Pustaka [1] [2] [3] [4]
Hartati, Sri, dan Sari Iswanti. 2008. Sistem Pakar dan Pengembangannya. Graha Ilmu. Yogyakarta. Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Andi Offset. Yogyakarta. Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Graha Ilmu. Yogyakarta. Turban, Efraim. 1994. Decision Support and Expert System. Prentice-Hall, Inc. New Jersey.
http://jurnal.fmipa.unila.ac.id/index.php/komputasi
Hal 9 dari 90