Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 18 - 28
ISSN: 2460-0768
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR GEOGRAFI TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA MATERI SEJARAH PEMBENTUKAN MUKA BUMI DAN JAGAD RAYA SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN 2013 Suparmi1, Sarwono2,Moh. Gamal Rindarjono2
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1). pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) terhadap hasil belajar geografi materi sejarah pembentukan muka bumi dan jagad raya. (2). pengaruh motivasi belajar geografi terhadap hasil belajar geografi materi sejarah pembentukan muka bumi dan jagad raya. (3). Pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar geografi terhadap hasil belajar geografi materi sejarah pembentukan muka bumi dan jagad raya. Penelitian ini menggunakan Metode eksperimen semu dengan desain postes. Data penelitian diperoleh melalui tes hasil belajar geografi bentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban dan angket motivasi belajar geografi dengan rating scale dengan 5 alternatif jawaban. Analisis data menggunakan teknik analisis varians faktorial 2 x 2. Hasil penelitian adalah (1). Model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) lebih efektif dibandingkan dengan model ceramah dalam pembelajaran geografi materi sejarah pembentukan muka bumi dan jagad raya. (2). Motivasi belajar geografi berpengaruh positif terhadap hasil belajar geografi materi sejarah pembentukan muka bumi dan jagad raya. (3). Tidak terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar geografi terhadap hasil belajar geografi pada materi sejarah pembentukan muka bumi dan jagad raya .
Kata Kunci: model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS), model pembelajaran ceramah, motivasi belajar geografi , hasil belajar geografi.
kadang kala diselingi tanya jawab. Proses
PENDAHULUAN Guru di SMA negeri 8 Surakarta
tanya jawab ini juga tidak selalu siswa
memang hampir 100 % menguasai IT,
dimanfaatkan untuk bertanya karena siswa
tetapi
jarang
sudah terbiasa mendengarkan ceramah dari
proses
guru. Dalam kondisi yang seperti ini sering
pembelajaran, mereka cenderung lebih
siswa malas-malasan untuk mendengarkan
suka
yang
hal ini bisa dilihat dari siswa yang sering
konvensional dan metode yang sering
meletakkan kepala di atas meja, atau
mereka gunakan adalah ceramah yang
bahkan
mereka
enggan
menggunakannya
menggunakan
dan
dalam
metode
cerita
sendiri
dengan
teman
1
* Staff Mengajar SMA N 8 Surakarta *2 Staff Mengajar Magister PKLH FKIP UNS
18
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 18 - 28
ISSN: 2460-0768
sebangkunya. Hal inilah yang mungkin
Pada Materi Sejarah Pembentukan Muka
menyebabkan hasil belajar siswa terutama
Bumi Dan Jagad Raya Siswa Kelas X
geografi
SMA Negeri 8 Surakarta Tahun 2013”.
belum
maksimal
atau
bisa
dikatakan masih rendah. Untuk mengatasi
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
permasalah ini guru harus pandai-pandai
Untuk mengetahui : (1). pengaruh model
dalam
model
pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay
pembelajaran supaya anak bisa mengerti
Two Stray (TSTS) terhadap hasil belajar
dan paham dengan materi tersebut.
geografi materi sejarah pembentukan muka
memilih
Untuk
cara
atau
efisiensi
pembelajaran
bumi dan jagad raya. (2). pengaruh
sebaiknya guru mencoba metode baru
motivasi belajar geografi
misalnya kooperatif yang lebih interaktif
belajar
dan tidak membosankan. Salah satu model
pembentukan muka bumi dan jagad raya.
yang bisa lebih memberdayakan siswa
(3). Pengaruh interaksi antara model
adalah Model Kooperative, dan peneliti
pembelajaran dan motivasi belajar geografi
lebih
Model
terhadap hasil belajar geografi materi
Kooperatif Tipe Two stay Two Stray
sejarah pembentukan muka bumi dan jagad
/TSTS),
raya.
memfokuskan
yang
melibatkan
pada
diharapkan
siswa
dalam
mampu
keseluruhan
geografi
Menurut
terhadap hasil
materi
Dimyati
dan
sejarah
Mujiono
proses pembelajaran dan dapat melibatkan
(1999 : 297) pembelajaran adalah kegiatan
seluruh aspek, baik aspek kognitif, afektif
guru secara terprogram dalam desain
dan
intruksional, untuk membuat siswa belajar
psikomotorik
menerapkan diharapkan
siswa.
Dengan
pembelajaran dapat
TSTS
meningkatkan
secara
aktif
yang
menekankan
pada
hasil
penyediaan sumber belajar. Pembelajaran
belajar siswa dalam pelajaran geografi.
dalam pendidikan merupakan hal yang
Berdasarkan
tersebut,
sangat penting karena dalam pembelajaran
penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut
akan terjadi komunikasi dua arah antara
tentang implementasi pendekatan TSTS
pengajar yang dilakukan oleh pendidik dan
dalam
melalui
belajar yang dilakukan oleh peserta didik
penelitian dengan judul “Pengaruh Model
(Syaiful, 2005 : 61). Model pembelajaran
Pembelajaran
Belajar
menurut Dimyati dan Mudjiono (1999 :
Geografi Terhadap Hasil Belajar Geografi
157) adalah proses yang diselenggarakan
latar
pembelajaran
Dan
belakang
Geografi
Motivasi
19
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 18 - 28
ISSN: 2460-0768
oleh guru untuk membelajarkan siswa
Menurut
dalam
pembelajaran kooperatif atau disebut juga
belajar
bagaimana
belajar
Lie (2004 : 12), model
memperoleh dan memproses pengetahuan,
dengan
ketrampilan, dan sikap. Sehingga model
merupakan
pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu
memberi kesempatan kepada anak didik
perencanaan yang digunakan guru sebagai
untuk bekerja sama dengan sesama siswa
pedoman
dalam menyelesaikan tugas-tugas yang
dalam
merencanakan
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
sistem
gotong-royong
pengajaran
yang
terstruktur.
diharapkan.
Model Kooperatif Dua Tinggal Dua
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran
pembelajaran
yang
senada
dengan
Tamu (Two Stay Two Stray) dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Teknik ini
pembelajaran kolaboratif. Dinyatakan oleh
biasa
Gokhale
term
pelajaran dan untuk semua tingkatan anak
"collaborative learning" refers to an
usia didik (Lie, 2007: 61). Ciri-ciri
instruction method in which students at
pembelajaran kooperatif adalah : (1) Setiap
various performance levels work together
anggota
in small groups toward a common goal.
hubungan interaksi langsung di antara
The students are responsible for one
siswa.
another's learning as well as their own.
bertanggung jawab atas cara belajarnya
Thus, the success of one student helps
dan juga teman-teman sekelompoknya. (5)
other students to be successful”. Istilah
Guru berinteraksi dengan kelompok saat
"pembelajaran kolaboratif" mengacu pada
diperlukan.
(1995)
bahwa
“The
digunakan
dalam
memiliki
(3)
Setiap
peran.
semua
(2)
anggota
mata
Terjadi
kelompok
metode pengajaran di mana siswa di
Pembelajaran Kooperatif tipe Two
berbagai tingkatan kinerja bekerja sama
Stay Two Stray (TSTS) merupakan tipe
dalam kelompok-kelompok kecil menuju
pembelajaran yang banyak memberikan
tujuan bersama. Para siswa bertanggung
kesempatan
jawab untuk satu sama lain belajar serta
membagikan hasil dan informasi dengan
mereka
kelompok
sendiri.
Dengan
demikian,
kepada
lainnya.
kelompok
untuk
Pembelajaran
keberhasilan seorang siswa membantu
kooperatif TSTS merupakan model diskusi
siswa lain untuk menjadi sukses.
dengan dua tinggal dua bertamu, seperti yang diungkapkan oleh Lie (2002 : 61) 20
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 18 - 28
ISSN: 2460-0768
dalam bukunya Cooperative Learning
keberhasilan
sebagai berikut: (1) Siswa bekerja sama
pembelajaran antara lain : (1) Menguasai
dalam kelompok berempat seperti biasa. (2)
teknik-teknik
Setelah selesai, dua siswa dari masing-
memungkinkan
masing kelompok akan meninggalkan
minat. (2) Mampu memberikan ilustrasi
kelompoknya dan masing-masing bertamu
yang sesuai dengan bahan pembelajaran. (3)
ke kelompok yang lain. (3) Dua siswa yang
Menguasai
tinggal
bertugas
Menjelaskan pokok-pokok bahan pelajaran
membagikan hasil kerja dan informasi
secara sistematis. (5) Menguasai aktivitas
mereka ke tamu mereka. (4) Tamu mohon
seluruh
diri dan kembali ke kelompok mereka
penggunaan model ceramah yang harus
sendiri dan melaporkan temuan mereka
diperhatikan berkaitan dengan kondisi
dari
siswa
dalam
kelompok
kelompok
lain.
(5)
Kelompok
model
ceramah
dalam
ceramah dapat
materi
siswa
adalah
(1)
dan
membangkitkan
pelajaran.
dalam
:
yang
kelas.
(4)
Dalam
Siswa
mampu
mencatat
bahan
mencocokkan dan membahas hasil-hasil
mendengarkan
kerja mereka Menurut Moedjiono (2000 :
pelajaran yang dijelaskan oleh guru. (2)
13) Model ceramah merupakan suatu cara
Kemampuan awal yang dimiliki siswa
penyajian bahan atau penyampaian bahan
berhubungan dengan materi yang akan
pelajaran secara lisan dari guru. Dalam
dipelajaran.
ceramah peranan guru sangat dominan,
emosional
guru adalah sebagai subyek penyampai
meperhatikan
informasi serta sebagai pusat perhatian.
mengikuti pelajaran.
(3) yang dan
Memiliki mendukung memiliki
suasana untuk motivasi
Komunikasi yang terjadi cenderung satu
Motivasi merupakan hal sangat
arah (One Way Traffic Communication).
penting dan berpengaruh terhadap apapun
Ceramah
ceramah
yang kita lakukan atau kita perbuat.
yang
Menurut Uno (2006 : 16) Motivasi adalah
dilengkapi dengan pengguanaan alat dan
suatu dorongan yang timbul oleh adanya
media serta adanya tambahan dialog
rangsangan-rangsangan dari dalam maupun
interaktif atau diskusi sehingga proses
dari luar sehingga seseorang berkeinginan
pembelajaran tidak menjenuhkan.
untuk mengadakan perubahan tingkah laku
bervarisasi
yang
baik
artinya
adalah ceramah
Ada beberapa kompetensi yang harus diperhatikan guru untuk mendukung
/ aktifitas tertentu lebih baik dari kenyataan sebelumnya. 21
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 18 - 28 Motivasi adalah hal yang sangat penting
dalam
kegiatan
belajar Geografi tinggi lebih baik daripada
dan
hasil belajar geografi siswa yang memiliki
pembelajaran, yaitu : (1) menentukan hal-
motivasi belajar rendah, (3). Terdapat
hal yang dapat menjadi penguat belajar. (2)
pengaruh
memperjelas tujuan belajar yang hendak
pembelajaran
dicapai. (3) menentukan ragamkendali
geografi terhadap hasil belajar geografi
terhadap
(4)
siswa pada materi sejarah pembentukan
menentukan ketekunan belajar (Uno, 2006 :
muka bumi dan jagad raya pada siswa
37).
kelas X SMA Negeri 8 Surakarta.
rangsangan
belajar
ISSN: 2460-0768
belajar.
interaksi dan
antara
model
motivasi
belajar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1).
pengaruh
model
pembelajaran
METODE PENELITIAN
Kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) terhadap
Penelitian
ini
dilaksanakan
di
hasil belajar geografi materi
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8
sejarah pembentukan muka bumi dan jagad
kelas X. Penelitian ini menggunakan
raya.
belajar
desain Faktorial Sederhana atau rancangan
terhadap hasil belajar geografi
factorial 2 x 2. Kedua faktor tersebut
(2).
geografi
pengaruh
motivasi
materi sejarah pembentukan muka bumi
adalah :
dan jagad raya. (3). Pengaruh interaksi
a. Model Pembelajaran (X1 atau A) yang
antara model pembelajaran dan motivasi
terdiri dari kelas eksperimen dengan
belajar geografi terhadap hasil belajar
TSTS (Two stay Two Stray) dan kelas
geografi materi sejarah pembentukan muka
kontrol dengan ceramah.
bumi dan jagad raya. Hipotesis
dalam
b. Motivasi Belajar (X2 atau B) yang penelitian
ini
terdiri dari dua kategori yaitu : motivasi
adalah : (1). Hasil belajar geografi materi
belajar geografi tinggi dan motivasi
sejarah pembentukan muka bumi dan jagad
belajar geografi rendah, sedangkan
raya dengan menggunakan model TSTS
variabel
terpengaruh
lebih baik dibandingkan hasil belajar
belajar
geografi
geografi siswa yang menggunakan model
pembentukan muka bumi dan jagad
ceramah, (2).Hasil belajar geografi materi
raya.
sejarah pembentukan muka bumi dan jagad raya antara siswa yang memiliki motivasi
Penetapan teknik
adalah
materi
sampel
hasil sejarah
berdasarkan
random sampling dengan cara 22
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 18 - 28
ISSN: 2460-0768
undian, diambil 2 kelas untuk dijadikan
penelitian ini adalah dengan analisis
sampel penelitian, kemudian dari 2 kelas
varians (ANAVA) dua jalan.
yang terpilih diundi lagi dipilih untuk menjadi
kelas
eksperimen
dan
kelas
control.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Teknik pengambilan
yang digunakan data
pada
pembelajaran hasil belajar geografi dengan menggunakan model TSTS dan Ceramah
digunakan untuk mengumpulkan data hasil
pada siswa kelas X SMA Negeri 8
belajar
Surakarta tahun 2013dapat dilihat pada
digunakan
untuk
dan
teknik
siswa
tes,
geografi,
adalah
dalam
Belajar
teknik
angket,
mengumpulkan
data
tabel berikut ini :
MOTIVASI BELAJAR GEOGRAFI
motivasi belajar.Teknis analisis data dalam
Tinggi (B1) Rendah (B2) Jumlah (B)
Tabel 11. Data Hasil Penelitian MODEL PEMBELAJARAN TSTS Ceramah (A1) (A2) ∑X = 297 257 X = 29,7 25,7 SD = 3,36815 4,92274 ∑X = 281 222 X = 28,1 22,2 SD = 4,22821 3,11983 ∑X = 554 506 27,7 25,3 X = SD = 4,45 4,45 ∑X = Jumlah X = Total SD =
Jumlah (A) 580 29,0 3,89 485 24,25 4,12
1057 26,5 4,56
Hasil belajar geografi menunjukkan
skor terendah 18 atau 51, skor tertinggi 35
skor terendah 18 atau 51 (dalam skala 100),
atau 100, skor rata-rata 25,3, standar
skor tertinggi 35 atau 100, Dengan
deviasi 4,45, median 24,7 dan modus 22,5.
perincian model TSTS skor terendah 18
Hasil belajar kelompok motivasi belajar
atau 51, skor tertinggi 35 atau 100, skor
geografi tinggi skor terendah 22 atau 63,
rata-rata 27,7, standar deviasi 4,45, median
skor tertinggi 35 atau 100, skor rata-rata 29,
28,5, dan modus 30,83. Model ceramah
standar deviasi 3,89, median 29,17 dan 23
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 18 - 28
ISSN: 2460-0768
modus 29,21. Hasil belajar kelompok
median 25,5 dan modus 24,83. Hasil
motivasi belajar geografi rendah skor
analisis varians faktorial 2 x 2, dapat
terendah 18 atau 51, skor tertinggi 32 atau
dilihat pada tabel di bawah ini:
91, skor rata-rata 24,3, standar deviasi 4,12,
Tabel 19. Ringkasan Analisis Varians 2 Jalan Faktorial 2 x 2 109 Jumlah Rata-rata Ft Sumber variasi db Kuadrat Kuadrat Fo 0,05 0,01 A 1 245,025 245,025 15,51 4,11 7,39 B 1 65,025 65,025 4,12 4,11 7,39 AxB 1 9,025 9,025 0,57 4,11 7,39 Dalam 36 568,700 15,797 Total 39 887,775 Hasil pengujian hipotesis adalah
Karena harga F hitung lebih besar dari F
sebagai berikut : (1) Hasil analisis varians
tabel (4,12 > 4,11), maka Ho ditolak,
untuk model pembelajaran diperoleh Fo
sehingga dinyatakan ada perbedaan yang
hitung sebesar 15,51. Hasil Fo tersebut
signifikan hasil belajar geografi antara
signifikan pada taraf 0,01 %, karena harga
siswa yang memiliki motivasi tinggi
F hitung lebih besar dari F tabel (15,51 >
dengan hasil belajar geografi siswa yang
7,39),
memiliki motivasi rendah.
maka
Ho
ditolak,
sehingga
dinyatakan bahwa ada pengaruh yang
(3). Hasil penelitian interaksi antara model
sangat signifikan hasil belajar geografi
pembelajaran dan motivasi belajar geografi
antara siswa yang mengikuti pembelajaran
diperoleh F hitung sebesar 0,57. Hasil F
dengan model TSTS dengan hasil belajar
hitung tersebut tidak signifikan pada taraf
geografi
0,01% maupun 0,05%, maka Ho diterima,
siswa
yang
mengikuti
pembelajaran dengan model ceramah.
sehingga dinyatakan bahwa tidak ada
(2). Hasil penelitian untuk motivasi belajar
interaksi
geografi diperoleh F hitung sebesar 4,12.
pembelajaran dengan
Hasil tersebut sigsifikan pada taraf 0,05%
belajar geografi tinggi dan tingkat motivasi
Dari
belajar geografi rendah.
penghitungan
tersebut
diketahui
bahwa harga F hitung sebesar 4,12 lebih besar dari harga F tabel sebesar 4,11.
pengaruh
antara
model
tingkat motivasi
Pembelajaran dengan model TSTS dalam
penelitian
dilakukan
untuk 24
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 18 - 28
ISSN: 2460-0768
meningkatkan kemampuan siswa dalam
dalam kegiatan pembelajaran. Model ini
bekerja sama. Dalam hal ini adalah dengan
merupakan
membuat kelompok siswa. Dari setiap
model yang umum digunakan dalam
kelompok siswa ada yang memiliki tugas
penyampaian
atau bertindak sebagai pemberi informasi
Roestiyah (2001 : 137) menyatakan bahwa
kepada kelompok lainnya. Dengan cara
cara mengajar dengan ceramah dapat
demikian, informasi disampaikan oleh
dikatakan sebagai teknik kuliah merupakan
siswa kepada siswa dan ini merupakan
suatu cara mengajar untuk menyampaikan
bentuk kerjasama atau kooperatif dalam
keterangan atau informasi atau uraian
kegiatan pembelajaran pada model TSTS
tentang
ini.
masalah secara lisan. Dari
konvensional
informasi.
suatu
pokok
atau
Menurut
persoalan
serta
pembelajaran
Model ceramah dapat dikatakan
dengan model tersebut, maka jelas bahwa
sebagai model yang paling ekonomis untuk
setiap siswa akan memiliki aktivitas yang
menyampaikan
tinggi
efektif
dalam
kegiatan
model
kegiatan
pembelajaran.
dalam
informasi,
dan
mengatasi
paling
kelangkaan
Aktivitas yang tinggi inilah yang sangat
literatur atau rujukan yang sesuai dengan
penting dalam kegiatan pembelajaran.
jangkauan daya beli dan pemahaman siswa.
Karena dengan aktivitas yang tinggi, siswa
Dalam ceramah peranan guru sangat
akan lebih memahami makna dari materi
dominan, guru adalah sebagai subyek
yang
penyampai informasi serta sebagai pusat
dipelajari.
melakukan
Selain
secara
itu,
aktif,
juga
dengan akan
perhatian.
Komunikasi
yang
terjadi
membentuk pemahaman yang baik yang
cenderung satu arah (One Way Traffic
berarti
Communication).
juga
siswa
pemahamannya
mengkonstruksi
sendiri
melalui
pengalaman.
Dari
pendapat
tentang
model
ceramah di atas, maka jelas bahwa dalam
Model pembelajaran lain yang
kegiatan pembelajaran, siswa cenderung
digunakan dalam eksperimen penelitian ini
pasif. Hal ini merupakan suatu kelemahan
adalah model Ceramah. Model ceramah
model ceramah dimana dengan kepasifan
pada
penyampaian
siswa, maka tidak ada tantangan untuk
materi pelajaran dengan teknik orasi yaitu
aktif dan jika hanya mendengarkan saja,
guru menjelaskan materi kepada siswa
siswa dapat dengan mudah terganggu oleh
hakekatnya
adalah
25
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 18 - 28
ISSN: 2460-0768
berbagai hal, termasuk memikirkan hal-hal
model pembelajaran inovatif terkhusus
lainnya. Sehingga perhatiannya tidak dapat
kooperatif tipe TSTS ini.
berpusat pada guru, tetapi terpecah dengan
Hasil
penelitian
ini
untuk
aktivitas non fisik. Dengan demikian maka
membuktikan hipotesis kedua
apa yang disampaikan oleh guru tidak
terdapat perbedaan pengaruh motivasi
dapat dipahami dan diterima sepenuhnya.
dengan kategori tinggi dan rendah terhadap
Bahkan
sepotong-sepotong.
Hasil Belajar siswa, yang ditunjukkan
Sehingga pemahaman siswa tentang suatu
dengan harga F hitung sebesar 4,12 lebih
materi tidak dapat utuh.
besar dari harga F tabel pada taraf
hanya
Hasil
dalam
penelitian
signifikansi
5%
sebesar
bahwa
4,11.
Hasil
menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan model pembelajaran
motivasi sepenuhnya dapat berpengaruh
TSTS lebih tinggi dibandingkan dengan
signifikan terhadap hasil belajar siswa.
model Ceramah. Hal ini menunjukkan
Dalam
pembelajaran
sekolah
bahwa model TSTS dalam penelitian ini
diperlukan juga motivasi, jika guru pandai
memberikan
pengaruh
baik
memotivasi siswa maka hasil belajar
dibandingkan
dengan
ceramah
mereka juga meningkat. Banyak cara untuk
lebih model
terhadap hasil belajar siswa. Pengaruh
memotivasi siswa antara
yang lebih baik ditimbulkan oleh adanya
menjelaskan apa manfaat dari ilmu yang
partisipasi
mereka pelajari terutama ilmu geografi,
siswa
dalam
kegiatan
pembelajaran yang lebih banyak. Dengan
guru
model TSTS, maka siswa terpacu dan
supaya siswa belajar lebih giat lagi.
terpaksa melakukan kegiatan pembelajaran
Motivasi belajar adalah kondisi psikologis
karena
akan
yang mendorong seseorang untuk belajar.
teman-temannya.
Jadi motivasi berkaitan dengan unsur-
jika
tidak
ketinggalan
dengan
Sedangkan
pada
aktif,
model
maka
ceramah,
memberikan
lain guru
unsur
kejiwaan
semangat
yang
dorongan
menimbulkan
partisipasi aktif siswa sangat sedikit karena
pertumbuhan / perkembangan tingkah laku.
waktu
Dalam
didominasi
oleh
guru
yang
hal
belajar,
motivasi
belajar
menyampaikan materi pelajaran dengan
merupakan motivasi untuk menumbuhkan
ceramah.
atau
Maka perlu disosialisasikan
menimbulkan
Adanya
motivasi
perilaku tinggi
belajar.
menjadikan 26
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 18 - 28
ISSN: 2460-0768
perilaku atau tingkah laku siswa juga
pembelajaran TSTS tidak dipengaruhi
menjadi
dengan
secara interaktif oleh motivasi, karena
motivasi rendah, maka tingkah laku dalam
motivasi dan model pembelajaran yang
belajarnyapun
rendah.
diterapkan berbanding lurus. Hasil analisis
Sehingga jelas bahwa dengan adanya
interaksi antara model pembelajaran dan
motivasi pada diri siswa untuk belajar,
motivasi tersebut semakin menunjukkan
maka perilaku dalam belajarnya juga tinggi.
bahwa keberhasilan suatu pembelajaran
Perilaku belajar yang tinggi ditunjukkan
dipengaruhi oleh banyak faktor. Berbagai
oleh adanya partisipasi yang tinggi pada
faktor tersebut dapat berasal dari berbagai
kegiatan belajar.
segi antara lain dari guru, peserta didik,
tinggi.
Sebaliknya
juga
menjadi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi memiliki perbedaan dalam mempengaruhi
hasil
belajar.
benar-benar
model
dan
media
pembelajaran, dan banyak faktor lainnya.
Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa motivasi memang
lingkungan,
KESIMPULAN DAN SARAN
memberikan
Model pembelajaran TSTS lebih
pengaruh terhadap hasil belajar siswa.
efektif dibandingkan model ceramah dalam
Hasil
menyampaikan
analisis
rata-rata
menunjukkan
materi
bahwa siswa yang memiliki motivasi tinggi
pembentukan
memiliki rata-rata hasil belajar yang lebih
raya.Motivasi belajar klasifikasi tinggi
tinggi dibandingkan dengan siswa yang
lebih efektif dibandingkan motivasi belajar
memiliki motivasi rendah.
klasifikasi rendah dalam mempengaruhi
Hasil penelitian yang membuktikan
pengaruh
model
pembelajaran
dan
motivasi
bumi
dan
jagad
hasil belajar geografi. Tidak terdapat
hipotesis ketiga, yaitu interaksi antara pembelajaran
muka
sejarah
interaksi dan
antara motivasi
model belajar
menunjukkan bahwa interaksi dari kedua
geografi terhadap hasil belajar geografi
variabel
berpengaruh
siswa pada materi sejarah pembentukan
signifikan terhadap hasil belajar siswa.
muka bumi dan jagad raya pada siswa
Kesimpulan tersebut didasarkan pada hasil
kelas X SMA Negeri 8 Surakarta.
analisis F hitung sebesar 0,57 lebih kecil
Penelitian ini mengajukan saran agar
dari harga F tabel pada taraf signifikansi
pendidik
5%
diharapkan mulai menggunakan model
tersebut
sebesar
4,11.
tidak
Ternyata
model
khususnya
guru
geografi
27
Jurnal GeoEco Vol. 1, No. 1 (Januari 2015) Hal. 18 - 28 pembelajaran
Kooperatif
TSTS
dalam
pembelajaran kompetensi dasar sejarah
ISSN: 2460-0768
Uno, Hamzah B. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
pembentukan muka bumi dan jagad raya karena pada kompetensi dasar tersebut model pembelajaran TSTS sangat efektif. Kepada para peneliti yang akan datang diharapkan dapat melakukan penelitian menggunakan
model
TSTS
dalam
pembelajaran geografi di tempat lain pada kompetensi dasar sejarah pembentukan muka bumi dan jagad raya atau juga pada kompetensi dasar yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahridan Aswan. 1995. Strategi Belajar mengajar.Jakarta : Rineka Cipta. ___________. 2006. Straegi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Gokhale,Anuradha A. Collaborative Learning Enhances Critical Thinking.Journal Technologi Educational. Volume 7, Number 1. 1995 : 1-2 Moedjiono. 2000. Media Pendidikan III : Cara Pembukaan Media Pendidikan. Jakarta : P3G. Depdikbud Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta 28