JURNAL KOMPILEK Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi Ludi Wishnu Wardana/ PENGARUH KEPUASAN KERJA Ratih Febrianti DAN MOTIVASI KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus pada Karyawan Bagian Produksi PR. Djagung Padi) Yuli Widi Astuti
PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN DUE PROFESSIONAL CARE AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Kasus pada Auditor Kantor Akuntan Publik di Malang)
Suwarni/ Rizki Maulina
PENGARUH FAKTOR INTERNAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM DALAM KEMASAN GALON MEREK AQUA PADA KONSUMEN DI WILAYAH RW 11 KELURAHAN TULUSREJO KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG
Fadia Zen/ Ira Dewi Nurmayasari
PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER), DEBT TO ASSET RATIO (DAR) DAN CURRENT RATIO TERHADAP PERUBAHAN SISA HASIL USAHA KPRI KOTA MALANG TAHUN 2010
Wiwik Istyarini
ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP PENINGKATAN LABA USAHA (Studi Kasus Pada Koperasi Tutur Mandiri Mojokerto)
Retno Murni Sari
KEDUDUKAN DAN FUNGSI INTERNAL AUDITOR PADA PT. BOKORMAS BLITAR
Muniroh/ Haris Budiyanto
ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN PADA KECAMATAN BANGKALAN
JURNAL KOMPILEK
[Vol 4, No. 2]
Hal. 97 - 158
Desember 2012
ISSN 2088-6268
Diterbitkan oleh: LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LPPM) SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESUMA NEGARA BLITAR Jl. Mastrip 59 Blitar 66111, Telp./Fax : (0342) 802330/813788 Email :
[email protected]
[STIE KESUMA NEGARA BLITAR]
1
Vol. 4, N0. 2, Desember 2012
ISSN 2088-6268
JURNAL KOMPILEK Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi
Daftar Isi : Ludi Wishnu Wardana/ PENGARUH KEPUASAN KERJA Ratih Febrianti DAN MOTIVASI KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus pada Karyawan Bagian Produksi PR. Djagung Padi) (Hal 97-106) Yuli Widi Astuti
PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN DUE PROFESSIONAL CARE AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Kasus pada Auditor Kantor Akuntan Publik di Malang) (Hal 107-115)
Suwarni/ Rizki Maulina
PENGARUH FAKTOR INTERNAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM DALAM KEMASAN GALON MEREK AQUA PADA KONSUMEN DI WILAYAH RW 11 KELURAHAN TULUSREJO KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG (Hal 116-120)
Fadia Zen/ Ira Dewi Nurmayasari
PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER), DEBT TO ASSET RATIO (DAR) DAN CURRENT RATIO TERHADAP PERUBAHAN SISA HASIL USAHA KPRI KOTA MALANG TAHUN 2010 (Hal 121-129)
Wiwik Istyarini
ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP PENINGKATAN LABA USAHA (Studi Kasus Pada Koperasi Tutur Mandiri Mojokerto) (Hal 130-138)
Retno Murni Sari
KEDUDUKAN DAN FUNGSI INTERNAL AUDITOR PADA PT. BOKORMAS BLITAR (Hal 139-149)
Muniroh/ Haris Budiyanto
ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN PADA KECAMATAN BANGKALAN (Hal 150-158)
iii
Jurnal Kompilek Vol. 4 No. 2 Desember 2012 Hal 107-115 PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN DUE PROFESSIONAL CARE AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Kasus pada Auditor Kantor Akuntan Publik di Malang) Yuli Widi Astuti Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Abstraksi: Kualitas audit, dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor-faktor yang sangat penting peranannya dalam menentukan kualitas audit tersebut diantaranya adalah kompetensi, independensi,dan due professional care. Dengan faktorfaktor tersebut diharapkan dapat menghasilkan audit yang berkualitas sehingga laporan keuangan yang telah diaudit dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Penelitian ini menggunakan Proportional Simple Random Sampling, diperoleh 44 auditor di Malang. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan kompetensi, independensi dan due professional care berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit dan hasil secara parsial menunjukkan bahwa variabel kompetensi dan due professional care berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Sedangkan untuk independensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Kata Kunci : Kompetensi, Independensi, Due Professional Care, Kualitas Audit I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dari waktu ke waktu semakin pesat sehingga mengakibatkan adanya persaingan antara satu perusahaan dan perusahaan lainnya. Oleh karena itu, salah satu faktor penting yang harus dilakukan oleh perusahaan agar dapat terus tumbuh, bertahan dan berkembang dengan kondisi persaingan yang ketat tersebut adalah perusahaan harus bisa mempertahankan investor, kreditor dan pihakpihak lain yang menunjang perkembangan perusahaan tersebut. Salah satu cara untuk menjaga kepercayaan dari pihak luar perusahaan dan mengurangi asimetry information yang terdapat antara manajer dan pihak eksternal perusahaan seperti investor, kreditor, dan pihak lain yang terkait, maka sebuah perusahaan dituntut harus bisa memilih Kantor Akuntan Publik (KAP) yang baik dan berkualitas untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan tersebut sehingga pihak eksternal perusahaan tersebut dapat memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan. Untuk melakukan audit atas laporan keuangan tersebut perusahaan membutuhkan seorang auditor yang akan menjadi pihak ketiga yang menghubungkan manajemen perusahaan dengan pihak luar perusahaan yang berkepentingan. Namun pada kenyataannya masih banyak perusahaan yang mengalami kegagalan bisnis, dimana kegagalan bisnis tersebut sering dihubungkan dengan kegagalan auditor dalam mengaudit laporan
keuangan tersebut, hal ini menimbulkan adanya ancaman terhadap kredibilitas laporan keuangan. Kemudian munculnya ancaman ini dapat mempengaruhi persepsi masyarakat, khususnya pemakai laporan keuangan atas kualitas audit. Agar tidak terjadi kasus skandal keuangan seperti yang telah dijelaskan di atas dan seorang auditor mampu memberikan hasil audit yang berkualitas dan dapat dipercaya, maka seorang auditor harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) yang tercantum di standar auditing dalam Standar Profesi Akuntan Publik. Berdasarkan pengertian kualitas audit yang dikemukan oleh De Angelo, bahwa kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi. Arens (2003: 46) kompetensi auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan pengalaman yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama (due professional care). Menurut PSA No. 4 SPAP (2001:230.2), kecermatan dan keseksamaan dalam penggunaan kemahiran profesional menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional, yaitu suatu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut. Sedangkan, independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam melakukan ujian audit, mengevaluasi hasilnya, dan membuat laporan audit Arens (2003 : 124) Kusharyanti (2003: 26) mengatakan bahwa untuk melakukan tugas pengauditan,
107
Jurnal Kompilek Vol 4 No 2 Desember 2012
auditor memerlukan pengetahuan pengauditan (umum dan khusus), pengetahuan mengenai bidang auditing dan akuntansi serta memahami industri klien. Menurut De Angelo dimensi kedua dari kualitas audit adalah independensi hal ini sesuai dengan standar kedua auditing. Standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaanya untuk kepentingan umum (dibedakan dalam hal ia berpraktik sebagai auditor internal). Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan terkait dengan kualitas audit. Penelitian yang telah dilakukan oleh Kusharyanti (2003) berdasarkan segi metoda penelitian, saat ini masih sedikit penelitian yang difokuskan pada pengembangan kerangka konseptual yang bisa menangkap konstruk kualitas audit. Pengembangan model komprehensif mengenai kualitas audit perlu dilakukan sehingga model tersebut dapat menangkap kompleksitas yang ditemukan dalam penelitian kualitas audit. Diantara model audit yang sedikit tersebut adalah model De Angelo (1981) dan model Catanach dan Walker (1999). Salah satu model kualitas audit yang dikembangkan adalah model De Angelo (1981), dimana fokusnya ada pada dua dimensi kualitas audit yaitu kompetensi dan independensi. Selanjutnya, kompetensi diproksikan dengan pengalaman dan pengetahuan. Sedangkan independensi diproksikan dengan lama hubungan dengan klien (audit tenure), tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor (peer review) dan jasa non audit. Adapun model kualitas audit lain yang dikembangkan adalah model kualitas audit menurut Catanach dan Walker (1999), dimana mereka memfokuskan pada dimensi kemampuan auditor, professional conduct, dampak insentif ekonomi dan struktur pasar. Penelitian lain yang dilakukan oleh Bawono dan Singgih (2010) yang menguji pengaruh indepedensi, pengalaman , due professional care, akuntabilitas terhadap kualitas audit Studi pada KAP BIG FOUR yang ada di Indonesia menunjukkan bahwa Akuntabilitas yang terdiri dari motivasi, pengabdian pada profesi dan kewajiban sosial secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian lain yang dilakukan oleh Indah 2010 “pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit (studi empiris pada auditor KAP di Semarang)” pengalaman dalam melaksanakan audit, pengetahuan seorang auditor serta telaah dari rekan auditor (peer
review) berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui pengaruh kompetensi, independensi, dan due professional care secara simultan terhadap kualitas audit, (2) mengetahui pengaruh kompetensi, independensi, dan due professional care secara parsial terhadap kualitas audit. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Ha1 : Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit, Ha2 : Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit, Ha3 : Due professional care berpengaruh terhadap kualitas audit, Ha4 : Kompetensi, independensi, due professional care berpengaruh terhadap kualitas audit. II. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Dengan pendekatan ini akan diperoleh suatu nilai yang menunjukan pengaruh dari masing-masing variabel.Penelitian ini bersifat eksplanasi. Penelitian eksplanasi merupakan penelitian yang mengkaji hubungan antar variabel atau mengkaji teori yang biasanya dilakukan pengujian hipotesis (Tim Jurusan Akuntansi, 2007:1). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan ada tidaknya pengaruh, dan jika ada pengaruh seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu kompetensi, independensi dan due professional care (X) sebagai variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu kualitas audit (Y). B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang ada KAP di kota Malang. Kantor akuntan public tersebut adalah KAP Benny,Tony, Frans & Daniel, KAP Krisnawan, Busroni, Achsin & Alamsyah, KAP Made Sudarma, Thomas & Dewi, KAP Drs. Nasikin dan KAP Suprihadi & Rekan. Metode pada penelitian ini adalah metode proportional simple random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya subsub populasi tersebut. Formula yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah seperti yang dikemukakan Bungin (2005:105). Keterangan : n = Jumlah Sampel N = Ukuran Populasi d = % kelonggaran ketidak telitian 10 %
108
Jurnal Kompilek Vol 4 No 2 Desember 2012
. n = 44 Auditor Dari perhitungan di atas didapat sampel 44 orang auditor.
jumlah
C. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner (questionnaires). Penyusunan angket dibuat dalam bentuk check list, responden hanya memberi tanda cek (v) untuk memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan kondisi auditor. Dalam penelitian ini angket digunakan untuk memperoleh data dari responden yaitu tentang bagaimana pengaruh kompetensi, independensi dan due professional care terhadap kualitas audit. Data yang diperoleh dari angket selanjutnya diolah dalam analisis regresi. Prosedur pengembangan instrumen dalam penelitian ini dimulai dari variabel kemudian menentukan sub variabel dan selanjutnya menentukan indikator. Dari indikator tersebut kemudian dijadikan itemitem pertanyaan. Responden diminta memberikan pendapat setiap butir pertanyaan diukur menggunakan skala Likert dari 1 s/d 5, mulai dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju. D. Pengujian Instrumen 1. Uji Kualitas Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, sehingga kualitas kuesioner, kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dan faktor situasional merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Oleh karena itu dalam penelitian ini diperlukan uji validitas dan uji reliabilitas yang ditujukan kepada auditor diluar responden yang sebenarnya. 2. Uji Validitas Arikunto (2002:144 -145) menyatakan bahwa “validitas adalah suatu alat ukur yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah”. Untuk mengetahui ketepatan data ini diperlukan teknik uji validitas. Dari hasil uji coba ini untuk menguji validitas instrumen terlebih dahulu dianalisis dengan menggunakan bantuan SPSS for windows 19.00 dengan model statistik Korelasi Product Moment.
Tabel 1. Hasil Uji Validitas Kuesioner Koef. Variabel Item Ket Korelasi 1 0,415 Valid 2 0,377 Valid 3 0,595 Valid 4 0,504 Valid 5 0,494 Valid 6 0,600 Valid Kompetensi (X1) 7 0,584 Valid 8 0,544 Valid 9 0,705 Valid 10 0,624 Valid 11 0,308 Valid 12 0,862 Valid 13 0,436 Valid 14 0,370 Valid 15 0,656 Valid 16 0,560 Valid 0,550 Valid Independensi 17 (X2) 18 0,545 Valid 19 0,652 Valid 20 0,698 Valid 21 0,912 Valid 22 0,896 Valid 23 0,712 Valid 24 0,419 Valid Due 25 0,458 Valid professional care 26 0,599 Valid (X3) 27 0,875 Valid 28 0,750 Valid 29 0,434 Valid 30 0,408 Valid Kualitas 31 0,446 Valid Audit (Y) 32 0,756 Valid 33 0,868 Valid 34 0,871 Valid 35 0,688 Valid 3. Uji Reliabilitas Arikunto (2002:154) menyatakan bahwa “reliabel artinya, dapat dipercaya jadi dapat diandalkan”. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil akan tetap sama. Adapun rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrument, dengan menggunakan rumus Alpha untuk menguji kehandalan suatu instrumen adalah Cronbach Alpha (α) dengan bantuan SPSS for windows 19.0, dikatakan reliable jika nilai cronbach > 0,60.
109
Jurnal Kompilek Vol 4 No 2 Desember 2012
Variabel Kompetensi (X1) Independensi (X2) Due Professional Care (X3) Kualitas Audit (Y)
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Cronbach’s Jumlah Alpha Pertanyaan 0,640 17 0,663 11 0,620 7 0,727 11
Berdasarkan pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa semua variabel penelitian reliable dengan nilai cronbach alpha lebih besar dari kriteria yang telah ditetapkan. E. Teknik Analisis Data Tahap-tahap dalam menganalisis data adalah melakukan uji kualitas data, setelah memperoleh data dari responden asli lalu membuat tabulasi profil responden, uji asumsi klasik dan menguji hipotesis dengan analisis berganda. Persamaannya adalah sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2+b3X3 Dengan: Y = variabel terikat yaitu kualitas audit a = konstanta b1, b2, b3 = koefisien regresi atau prediktor X1 = variabel bebas yaitu kompetensi auditor X1 = variabel bebas yaitu kompetensi auditor X2 = variabel bebas yaitu independensi auditor X3 = variabel bebas yaitu due professional care auditor E = error III. HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Responden Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik yang berada di Kantor Akuntan Publik di Wilayah Kota Malang dengan sampel 44 responden. Kuesioner disebar mulai tanggal 4 Desember 2012 hingga 11 Desember 2012. Kuesioner yang kembali sebanyak 44 atau 88 % dari kuesioner yang disebar. Klasifikasi responden dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Tabel 3. Profil Auditor pada KAP Wilayah Malang Keterangan ∑ % Jabatan Junior Auditor 35 79,55% Senior Auditor 9 20,45% Supervisor Partner Lama Bekerja Sebagai Auditor (tahun) <1 1-3 35 79,55% 4-6 7 15,90% 7-9 2 4,55% >9 Keahlian Khusus Tidak Ada 35 79,55% Analisis Sistem 1 2,27% Konsultan Manajemen 3 6,82% Konsultan Pajak 5 11,36% Lain-lain Lama Menekuni Keahlian Khusus (tahun) 0 35 79,55% 1-3 4-6 9 20,45% 7-9 >9 Jenjang Pendidikan D3 S1 35 79,55% S2 8 18,18% S3 1 2,27% Kepemilikan Sertifikat Selain Akuntan Publik Ada 20 45,45% Tidak ada 24 54,54% B. Uji Asumsi Klasik 1. Normalitas Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan Uji Kolmologorov-Smirnov (Uji K-S) dengan ringkasan hasil analisis sebagaimana disajikan pada tabel 4 berikut ini. Hasil uji normalitas pada Tabel 4 di atas didapatkan nilai signifikansi dari Uji K-S residual regresi ganda X1, X2 dan X3 terhadap Y sebesar 0,937. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan taraf signifikansi 5% (0,05). Hal tersebut memberikan gambaran bahwa sebaran data tidak menunjukkan penyimpangan dari kurva normalnya, yang berarti bahwa sebaran data telah memenuhi asumsi normalitas.
110
Jurnal Kompilek Vol 4 No 2 Desember 2012
2. Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas menggunakan metode grafik plot Regression Standarized Predicted Value dengan Regression Stutentised Residual. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini :
Berdasarkan grafik scatterplot di atas tampak bahwa sebaran data tidak membentuk pola yang jelas, titik-titik data menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas, dengan kata lain pada model regresi terjadi kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. 3. Multikolinearitas Ada tidaknya korelasi antar variabel tersebut dapat dideteksi dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF<10 maka dinyatakan tidak ada korelasi sempurna antar variabel bebas dan sebaliknya (Ghozali,2005:92). Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat table 5 berikut:
Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa angka tolerance dari variabel bebas kompetensi, independensi dan due professional care mempunyai nilai tolerance lebih dari 10% (0,998 atau 99,8%), (0,903 atau 90,3%) dan (0,897 atau 89,7 %) dan nilai Variance Inflantion Factor (VIF) masingmasing variabel independen tidak lebih 10 (1,012), ((1,108) dan (1,115).
Dengan demikian dapat disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas tersebut. C. Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui pengaruh variable kompetensi, independensi dan due professional care terhadap kualitas audit maka dilakukan analisis regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS 19. Hasil analisis regresi linier berganda tersbut dapat dilihat pada tabel 5. Dari tabel tersebut dapat dibuat persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y’ = 14,829 + 0,097 X1 - 0,064 X2 + 0,452 X3 Nilai konstanta sebesar 14,829 berarti variabel kualitas audit adalah sebesar 14,829 persen dengan asumsi bahwa variabel kompetensi, independensi dan due professional care adalah konstan. 1. Uji t Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen yaitu kompetensi auditor, independensi auditor, dan due professional care auditor terhadap kualitas audit. Uji t dilakukan dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Untuk menentukan nilai t tabel dengan tingkat signifikansi 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k-1) dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel.
Kriteria pengujian yang digunakan adalah: a. Jika t hitung > t tabel dengan sig < α (0,05) maka Ha diterima b. Jika t hitung > t tabel dengan sig < α (0,05) maka Ha ditolak
111
Jurnal Kompilek Vol 4 No 2 Desember 2012
a. Pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit Berdasarkan uji regresi pada table 6 dihalaman sebelumnya dapat dilihat bahwa nilai t hitung sebesar 2,132 dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,039 (tabel 4.10). Sedangkan nilai t tabel tingkat signifikansi 0,05 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (db) – N-k-1 = 44-3-1 = 40 adalah 2,021. Kompetensi auditor mempunyai signifikansi 0,039 atau < 0,05.
Jadi karena t hitung 2,132 > t tabel 2,021 dan signifikansi 0,039 < 0,05 maka Ha1 diterima yaitu ada pengaruh antara kompetensi auditor terhadap kualitas audit. b. Pengaruh Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit Berdasarkan uji regresi pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai t hitung sebesar -0,635 dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,529 (tabel 4.10). Sedangkan nilai t tabel tingkat signifikansi 0,05 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (db) – N-k-1 = 44-3-1 = 40 adalah 2,021. Independensi auditor mempunyai signifikansi 0,529 atau < 0,05. Jadi karena t hitung – 0,635 > t tabel 2,021 dan signifikansi 0,529 < 0,05 maka Ha2 yang menyatakan diduga ada pengaruh signifikansi independensi auditor terhadap kualitas audit ditolak. c.
Pengaruh Due Professional Care Auditor terhadap Kualitas Audit Berdasarkan uji regresi pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai t hitung sebesar 3,087dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,04 (tabel 4.10). Sedangkan nilai t tabel tingkat signifikansi 0,05 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (db) – N-k-1 = 44-3-1 = 40 adalah 2,021. Due Professional care auditor mempunyai signifikansi 0,04 atau < 0,05. Jadi karena t
hitung 3,087 > t tabel 2,021 dan signifikansi 0,04 < 0,05 maka Ha3 diterima yaitu ada pengaruh antara due professional care auditor terhadap kualitas audit. 2. Uji F a. Pengaruh Simultan Kompetensi Auditor, Independensi Auditor dan Due Professional Care Terhadap Kualitas Audit Hasil untuk hipotesis penelitian
pengaruh simultan kompetensi, independensi dan due professional care Auditor terhadap kualitas audit dapat dilihat dalam tabel 7 diatas. Dari hasil pengujian tersebut, dapat dilihat bahwa nilai uji F (tabel 4.11) diperoleh nilai F hitung adalah 4,331 sedangkan nilai F tabel pada tingkat signifikansi 0,05 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df1) = k - 1 = 4-1= 3, (df2) = N - k = 44-4 = 40 adalah 2,84 . Selain itu, pengujian pada penelitian ini menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,010 atau < 0,05. Jadi karena F hitung 4,331 > F tabel 2,84 dan nilai signifikansi sebesar 0,010 atau < 0,05 maka Ha4 dari penelitian ini diterima karena terdapat pengaruh kompetensi auditor, independensi auditor dan due professional care terhadap kualitas audit. IV. PEMBAHASAN A. Pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit Berdasarkan hasil analisis data, penelitian ini menerima hipotesa Ha1 yang menyatakan bahwa kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil ini sejalan dengan pendapat De Angelo bahwa kemungkinan (probability) dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi). Kompetensi seorang auditor dapat dilihat dari pengetahuan yang dimilikinya baik itu berupa
112
Jurnal Kompilek Vol 4 No 2 Desember 2012
pengetahuan umum yang didapat dari pendidikan di perguruan tinggi, pengetahuan khusus yang didapat dari pelatihan-pelatihan dan kursus serta pengalaman dalam profesinya. Menurut Guy (2002 : 25) “standar umum pertama mengakui bahwa meskipun seorang mempunyai kemampuan dalam bidang lain, namun dia harus dilatih dengan benar dan mempunyai keahlian dalam bidang auditing, pelatihan teknis dan keahlian mencakup tidak hanya pendidikan formal tetapi juga pengalaman auditor dalam profesinya”. Penelitian ini juga mendukung pernyataan dari (Boynton, 2002 : 103) kompetensi adalah hasil dari pendidikan dan pengalaman. Auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan. Mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasari. Untuk meningkatkan kualitas audit, seorang auditor sangat bergantung pada tingkat kompetensinya. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Elfarini (2007) dan Indah (2010) bahwa kompetensi yang diproksikan dalam intensitas pengalaman dan tingkat pengetahuan auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian ini disimpulkan telah mendukung adanya konsep yang telah dikemukan oleh De Angelo bahwa kemungkinan (probablity) dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi). B. Pengaruh Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit Berdasarkan hasil analisis data, penelitian ini tidak menerima hipotesa Ha2 yang menyatakan bahwa independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Elfarini (2007) dan Indah (2010). Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan pendapat De Angelo bahwa kemungkinan di mana auditor akan melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditor. Di sisi lain, hasil penelitian ini sejalan dengan Tjun (2012) yang menyimpulkan bahwa independensi tidak mempunyai hubungan dengan kualitas audit. Hal ini disebabkan ketika mengukur independensi hanya berdasarkan fakta tidak berdasarkan penampilannya. Menurut Mautz dan Sharaf (1961: 204) , tidak hanya menekankan pada nilai penting dari independensi terhadap pengauditan, tetapi
juga dari sisi tampilan dan kenyataan (in appearance and in fact). Mautz dan Sharaf (1961) berpendapat ada dua aspek dari independensi, yaitu (1) independensi real dari seorang praktisi dalam melaksanakan pekerjaannya dan (2) independensi dalam penampilan dari auditor sebagai satu kelompok profesional. Mereka menyebutnya sebagai “independensi praktisi” dan independensi profesi”. Independensi praktisi berhubungan dengan kemampuan praktisi individual untuk mempertahankan perilaku yang tepat/pantas di dalam perencanaan program auditnya, mempertahankan kinerjanya ketika melakukan pemverifikasian, dan menyiapkan laporan. Sebaliknya, independensi profesi berhubungan dengan citra auditor sebagai sebuah kelompok. Independensi profesi ini berhubungan dengan apa yang dipandang oleh publik tentang auditor: apakah tentang sekelompok profesional yang sepenuhnya independen ataukah sebagai sekelompok orang sewaan seperti tenaga pembukuan. Tidak cukup untuk mengklaim bahwa citra profesi terdiri atas tindakan-tindakan nyata para praktisi. Setiap orang memiliki beragam impresi tentang auditor, baik positif maupun negatif. Jika suatu saat mereka harus mengandalkan pekerjaan auditor, maka impresi terdahulu yang dimiliki adalah impresi yang akan mengatur tindakan mereka (Mautz dan Sharaf, 1961: 205). Tanpa adanya independensi, auditor tidak berarti apa-apa. Masyarakat tidak percaya akan hasil auditan dari auditor sehingga masyarakat tidak akan meminta jasa pengauditan dari auditor. Standar umum kedua (SA seksi 220 dalam SPAP, 2001) menyebutkan bahwa “Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor “. Standar ini mengharuskan bahwa auditor harus bersikap independen (tidak mudah dipengaruhi), karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Dengan demikian ia tidak dibenarkan untuk memihak. Auditor harus melaksanakan kewajiban untuk bersikap jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditor dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas laporan keuangan auditan. C. Pengaruh Due Professional Care Auditor terhadap Kualitas Audit Berdasarkan hasil analisis data, penelitian ini menerima hipotesa Ha3 yang menyatakan bahwa due professional care auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Penerimaan hipotesis ini menunjukkan bahwa auditor selalu melakukan review
113
Jurnal Kompilek Vol 4 No 2 Desember 2012
secara kritis pada setiap tingkat supersive terhadap pelaksanaan audit dan terhadap setiap pertimbangan audit, seperti evaluasi risiko audit, penentuan signifikan tidaknya risiko yang diidentifikasi dalam audit dan efek atau dampaknya, evaluasi bukti audit, pemilihan pengujian dan hasilnya, penentuan kompetensi, integritas dan kesimpulan yang diambil pihak lain yang berkaitan dengan penugasan audit. Hal ini menunjukkan hasil dari kualitas audit semakin baik, karena sesuai dengan pedoman yang tercantum dalam standar auditing. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani dan Hardiningsih (2011) yang menyebutkan due professional care auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Selain, itu penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bawono dan Singgih (2010) yang menyebutkan due professional care auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit D. Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Due professional Care Auditor terhadap Kualitas Audit Berdasarkan hasil analisis data, penelitian ini menerima hipotesa Ha4 yang menyatakan bahwa kompetensi, independensi dan due professional care auditor terhadap kualitas audit. Hal tersebut berarti sesuai dengan dengan pendapat De Angelo yang menyatakan bahwa kualitas audit adalah kemungkinan (joint probability) dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi) sementara tindakan melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditor telah terbukti secara signifikan, dan dari hasil penelitian secara simultan diketahui bahwa kualitas audit pada auditor di Kantor Akuntan Publik di Malang dapat ditentukan oleh faktor kompetensi, independensi, dan due professional care yakni terlihat dalam koefisien determinasi (R ²) sebesar 24,5 % , dan selebihnya 75,5 % ditentukan oleh faktor lain diluar model penelitian ini. Menurut Catanach dan Walker (1999) dalam kusharyanti (2003) mengatakan bahwa untuk mengukur kualitas audit dibagi menjadi dua dimensi yaitu kemampuan auditor meliputi pengetahuan, pengalaman, kemampuan beradaptasi, dan kecanggihan teknologis. Untuk dimensi yang kedua adalah professional conduct yang meliputi independensi, objektivitas, kemahiran professional, konflik kepentingan dan pertimbangan. Berdasarkan model yang
telah dikemukan oleh Catanach dan Walker (1999) dan kusharyanti (2003) maka faktor lain tersebut adalah kemampuan beradaptasi, kecanggihan teknologis, objektivitas, besaran KAP, audit tenure, audit fee, jasa nonaudit dan pilihan pemakai jasa audit. Hasil tersebut dapat dipahami bahwa untuk meningkatkan kualitas audit, seorang auditor sangat bergantung pada tingkat kompetensinya. Jika auditor memiliki kompetensi yang baik maka auditor akan dengan mudah melakukan tugas-tugas auditnya dan sebaliknya jika rendah maka dalam melaksanakan tugasnya, auditor akan mendapatkan kesulitan-kesulitan sehingga kualitas audit yang dihasilkan akan rendah pula. Tingkat independensi merupakan faktor yang menentukan dari kualitas audit, hal ini dapat dipahami karena jika auditor benarbenar independen maka akan tidak terpengaruh oleh kliennya. Auditor akan dengan leluasa melakukan tugas-tugas auditnya. Namun jika tidak memiliki independensi terutama jika mendapat tekanan-tekanan dari pihak klien maka kualitas audit yang dihasilkannya juga tidak maksimal. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kompetensi auditor yang diproksikan kedalam pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki seorang auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Kompetensi auditor meghasilkan pengaruh positif terhadap kualitas audit., sehingga semakin tinggi kompetensi yang dimiliki oleh seorang auditor maka akan semakin baik kualitas audit yang dihasilkan. 2. Independensi auditor yang diproksikan kedalam tekanan dari klien dan telaah dari rekan auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Independensi auditor meghasilkan pengaruh negatif terhadap kualitas audit., sehingga semakin rendah independensi yang dimiliki oleh seorang auditor maka kualitas audit yang dihasilkan semakin rendah. 3. Due professional care auditor yang diproksikan kedalam sikap skeptis dan kepercayaan yang memadai berpengaruh terhadap kualitas audit. Due professional care auditor meghasilkan pengaruh positif terhadap kualitas audit., sehingga semakin tinggi Due professional care yang dimiliki oleh seorang auditor maka akan semakin baik kualitas audit yang dihasilkan.
114
Jurnal Kompilek Vol 4 No 2 Desember 2012
4. Kompetensi, independensi dan due professional care auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan kualitas audit diperlukan adanya peningkatan kompetensi para auditor yakni dengan pemberian pelatihan-pelatihan serta diberikan kesempatan kepada para auditor untuk mengikuti kursus-kursus atau peningkatan pendidikan profesi. 2. Untuk para auditor diharapkan meningkatkan independensinya, karena faktor independensi dapat mempengaruhi kualitas audit. Auditor yang mendapat tugas dari kliennya diusahakan benarbenar independen, tidak mendapat tekanan dari klien, tidak memiliki perasaan sungkan sehingga dalam melaksanakan tugas auditnya benarbenar objektif dan dapat menghasilkan audit yang berkualitas. 3. Responden pada penelitian selanjutnya hendaknya diperluas, tidak hanya dari dari lingkup auditor pelaksana tetapi dapat pula dari pimpinan Kantor Akuntan Publik (KAP). 4. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya dapat mempertimbangkan untuk menambah faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit. 5. Jumlah sampel untuk penelitian selanjutnya dapat ditambahkan, seperti Kantor Akuntan Publik yang berada di seluruh Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa, sehingga dapat digeneralis. VI. DAFTAR REFERENSI Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi IV. Jakarta: Rineka Cipta. Arens, Alvin A. 2003. Auditing dan Pelayanan Verifikasi. Jakarta: PT. Indeks Bawono, Icuk Rangga & Elisha M. 2010. Faktor-Faktor Dalam Diri Auditor dan Kualitas Audit (Studi pada KAP ‘Big Four’di Indonesia). Simposium Nasional Akuntansi 13. Boynton, William C, dkk. 2002. Modern Auditing Edisi Ketujuh Jilid 1. Jakarta: Erlangga Bungin, M Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media Deangelo, L.E. 1981. Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting & Economics 3 (December). 183-199
Elfarini, Eunike Christina. 2007. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah. Skripsi Fakultas Ekonomi Pada Universitas Negeri Semarang Guy, Dan M, dkk. 2002. Auditing Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga Hardiningsih, Pancawati dan Rachmawati Meita Oktaviani. 2011. Pengaruh Due Professional Care, Etika dan Tenur terhadap Kualitas Audit. (Online),(http://www.Eprints.unisbank. ac.id diakses 4 juni 2012) IAI. 2001. Standar Profesi Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Indah, Siti Nurmawar. 2010. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor KAP Di Semarang). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang Irawati, St. Nur. 2011. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik Di Makassar. Skripsi Fakultas Ekonomi Pada Universitas Hasanudin Makasar Kusharyanti. 2003. Temuan Penelitian Mengenai Kualitas Audit Dan Kemungkinan Topik Penelitian Di Masa Datang. Akuntansi dan Manajemen (Desember). Hal.25-60 Mautz, R.K. dan H.A. Sharaf. 1961. The Philosophy of Auditing. Sarasota, Florida: American Accounting Association. Tim Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi Jurusan Akuntansi Sebagai Operasionalisasi dari PPKI UM. Malang. Tjun, Tjun Law, dkk. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Laporan Penelitian Fakultas ekonomi pada Universitas kristen maranatha Bandung Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian. Edisi kelima. Malang: Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan, dan Sistem Informasi bekerja sama dengan Penerbit Universitas Negeri Malang.
115