JURNAL KOMPILEK Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi Ludi Wishnu Wardana/ PENGARUH KEPUASAN KERJA Ratih Febrianti DAN MOTIVASI KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus pada Karyawan Bagian Produksi PR. Djagung Padi) Yuli Widi Astuti
PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN DUE PROFESSIONAL CARE AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Kasus pada Auditor Kantor Akuntan Publik di Malang)
Suwarni/ Rizki Maulina
PENGARUH FAKTOR INTERNAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM DALAM KEMASAN GALON MEREK AQUA PADA KONSUMEN DI WILAYAH RW 11 KELURAHAN TULUSREJO KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG
Fadia Zen/ Ira Dewi Nurmayasari
PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER), DEBT TO ASSET RATIO (DAR) DAN CURRENT RATIO TERHADAP PERUBAHAN SISA HASIL USAHA KPRI KOTA MALANG TAHUN 2010
Wiwik Istyarini
ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP PENINGKATAN LABA USAHA (Studi Kasus Pada Koperasi Tutur Mandiri Mojokerto)
Retno Murni Sari
KEDUDUKAN DAN FUNGSI INTERNAL AUDITOR PADA PT. BOKORMAS BLITAR
Muniroh/ Haris Budiyanto
ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN PADA KECAMATAN BANGKALAN
JURNAL KOMPILEK
[Vol 4, No. 2]
Hal. 97 - 158
Desember 2012
ISSN 2088-6268
Diterbitkan oleh: LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LPPM) SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESUMA NEGARA BLITAR Jl. Mastrip 59 Blitar 66111, Telp./Fax : (0342) 802330/813788 Email :
[email protected]
[STIE KESUMA NEGARA BLITAR]
1
Vol. 4, N0. 2, Desember 2012
ISSN 2088-6268
JURNAL KOMPILEK Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi
Daftar Isi : Ludi Wishnu Wardana/ PENGARUH KEPUASAN KERJA Ratih Febrianti DAN MOTIVASI KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus pada Karyawan Bagian Produksi PR. Djagung Padi) (Hal 97-106) Yuli Widi Astuti
PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN DUE PROFESSIONAL CARE AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Kasus pada Auditor Kantor Akuntan Publik di Malang) (Hal 107-115)
Suwarni/ Rizki Maulina
PENGARUH FAKTOR INTERNAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM DALAM KEMASAN GALON MEREK AQUA PADA KONSUMEN DI WILAYAH RW 11 KELURAHAN TULUSREJO KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG (Hal 116-120)
Fadia Zen/ Ira Dewi Nurmayasari
PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER), DEBT TO ASSET RATIO (DAR) DAN CURRENT RATIO TERHADAP PERUBAHAN SISA HASIL USAHA KPRI KOTA MALANG TAHUN 2010 (Hal 121-129)
Wiwik Istyarini
ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP PENINGKATAN LABA USAHA (Studi Kasus Pada Koperasi Tutur Mandiri Mojokerto) (Hal 130-138)
Retno Murni Sari
KEDUDUKAN DAN FUNGSI INTERNAL AUDITOR PADA PT. BOKORMAS BLITAR (Hal 139-149)
Muniroh/ Haris Budiyanto
ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN PADA KECAMATAN BANGKALAN (Hal 150-158)
iii
Jurnal Kompilek Vol. 4 No. 2 Desember 2012 Hal 139-149 Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor Pada PT. Bokormas Blitar Retno Murni Sari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesuma Negara Blitar Abstract: In the enterprise, supervision can be carried out directly by the owners themselves and can also through the internal control systems. To ensure that the internal control system is totally unworkable, it is necessary to have an internal auditor or the internal examination. The purpose of this study is to get a real picture of the function and position of internal auditor in companies and then compare with the existing theories. The results showed that: From the form of a report prepared by the internal auditor can be said that the report had already qualified. The report contains information that has been complete, concise and timely. As for weaknesses or deficiencies found on this inspection report is digabungnya operational inspection report with the audit report. Although the benefits of both these reports as much to help the management in taking decisions and policies but aspects of both tests are different emphasis. At the operational checks, checks are always carried out to find out why and how it should (which is mainly related to the efficiency and effectiveness of management and use of the means of production). While the emphasis on the audit examination be emphasized in order to find an answer (regarding financial transactions and financial statements). Key Word: Kedudukan, Fungsi, Internal Auditor I. PENDAHULUAN Agar perusahaan dapat bertahan atau bahkan berkembang diperlukan upaya penyehatan dan penyempurnaan meliputi peningkatan produktivitas, efisiensi serta efektifitas pencapaian tujuan perusahaan. Menghadapi hal ini, berbagai kebijakan dan strategi terus diterapkan dan ditingkatkan. Kebijakan yang ditempuh manajemen antara lain meningkatkan pengawasan dalam perusahaan (internal control). Dalam perusahaan, pelaksanaan pengawasan dapat dilaksanakan secara langsung oleh pemiliknya sendiri dan dapat pula melalui sistem internal control. Dengan semakin berkembangnya perusahaan maka kegiatan dan masalah yang dihadapi perusahaan semakin kompleks, sehigga semakin sulit bagi pihak pimpinan untuk melaksanakan pengawasan secara langsung terhadap seluruh aktivitas perusahaan. Dengan demikian maka dirasakan perlunya bantuan manajer-manajer yang profesional sesuai dengan bidang yang ada dalam organisasi misalnya bidang pemasaran, produksi, keuangan dan lain-lain. Perlu adanya struktur organisasi yang memadai, yang akan menciptakan suasana kerja yang sehat karena setiap staf bisa mengetahui dengan jelas dan pasti apa wewenang dan tanggung jawabnya serta dengan siapa ia bertanggung jawab. Selain itu, dengan bertambah besarnya perusahaan diperlukan suatu pengawasan yang lebih baik agar perusahaan dapat dikelola secara efektif. Salah satu sistem pengawasan yang baik adalah melalui sistem internal control.
Untuk menjaga agar sistem internal control ini benar-benar dapat dilaksanakan, maka sangat diperlukan adanya internal auditor atau bagian pemeriksaan intern. Fungsi pemeriksaan ini merupakan upaya tindakan pencegahan, penemuan penyimpangan-penyimpangan melalui pembinaan dan pemantauan internal control secara berkesinambungan. Bagian ini harus membuat suatu program yang sistematis dengan mengadakan observasi langsung, pemeriksaan dan penilaian atas pelaksanaan kebijakan pimpinan serta pengawasan sistem informasi akuntansi dan keuangan lainnya. Agar fungsi pemeriksaan intern dapat berjalan dengan baik, maka seorang internal auditor haruslah orang yang benarbenar memahami prosedur audit yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan juga bagian ini harus memiliki kebebasan atau independensi yang cukup terhadap bagian yang diperiksa. Dalam suatu perusahaan, internal auditor menilai apakah sistem pengawasan intern yang telah ditetapkan manajemen berjalan dengan baik dan efisien, apakah laporan keuangan menunjukkan posisi keuangan dan hasil usaha yang akurat serta setiap bagian benar-benar melaksanakan kebijakan sesuai dengan rencana dan prosedur yang telah ditetapkan. Pemeriksaan intern memberikan informasi yang tepat dan objektif untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan sehingga dapat meningkatkan kemampuan
139
Jurnal Kompilek Vol 4 No 2 Desember 2012
manajemen dan mengurangi kemungkinan yang dapat merugikan perusahaan. Untuk dapat memahami lebih lanjut pengertian auditing, maka perlu dikemukakan pendapat Kohler yang menyatakan sebagai berikut: “Auditing is an explorotary, critical review by a profesional account of the underlying internal control and accounting records of a business enterprises or other economic unit, precedent to the expression by the auditor of an opinion of the propriety (fairness) of its financial statement”. Dari definisi diatas dapat diketahui tiga sasaran pokok pemeriksaan yaitu: 1. Pemeriksaan atas pengawasan intern Dalam hal ini pengawasan intern meliputi pengawasan akuntansi dan pengawasan administrasi. 2. Pemeriksaan atas catatan keuangan Catatan keuangan meliputi catatan yang memuat satuan uang seperti faktur pembelian, faktur penjualan, bukti penerimaan uang, daftar gaji, buku harian, buku besar, buku tambahan dan lain sebagainya. 3. Pemeriksaan atas catatan lain Catatan lain meliputi seluruh catatan diluar catatan keuangan seperti anggaran dasar, notulen rapat, data statistik dan sebagainya. II.TELAAH LITERATUR Selanjutnya Moenaf Regar memberikan pengertian auditing sebagai berikut: “Pemeriksaan (auditing, general audit, financial audit) adalah serangkaian pemeriksaan kegiatan yang bebas dilakukan oleh akuntan untuk meneliti daftar keuangan dari suatu perusahaan yang dilaksanakan menurut norma pemeriksaan akuntan untuk dapat memberikan (atau menolak memberikan) pendapat mengenai kewajaran dari daftar keuangan yang diperiksa”. Pendapat diatas mengandung pengertian bahwa pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan (auditor) terhadap daftar keuangan perusahaan harus dilaksanakan secara bebas, tanpa adanya tekanan dari pihak manapun dan juga dilaksanakan menurut norma pemeriksaan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang. Kata bebas yang dimaksud dalam hal ini adalah suatu sikap yang tidak berpihak dalam melaksanakan pemeriksaan untuk sampai kepada pemberian pendapat, baik dalam kenyataan (in fact) maupun dalam penglihatan (in appearance). Sedangkan norma pemeriksaan adalah
suatu ukuran untuk mengetahui mutu pelaksanaan pemeriksaan. Selanjutnya pengertian auditing dikemukakan dalam bentuk yan lebih luas oleh Arens dan James sebagai berikut: “Auditing adalah suatu proses dengan apa seseorang yang mampu dan independen dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari keterangan yang terukur dari suatu kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari keterangan yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.” Definisi di atas dapat dijelaskan lebih lanjut berdasarkan unsur-unsur yang dicakup sebagai berikut: 1. Pengumpulan dan penilaian bukti Yang dimaksud dengan bukti disini adalah segala keterangan yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah keterangan atau informasi yang diperiksa tersebut sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Seorang auditor harus mempunyai pengetahuan yang cukup agar dapat memahami kriteria-kriteria yang digunakan dan cukup mampu atau kompoten untuk mengetahui dengan pasti jenis dan jumlah fakta yang dibutuhkan agar pada akhir pemeriksaan ia dapat menarik kesimpulan.Yang tepat. Auditor juga harus memiliki sikap mental yang bebas atau independen. 4. Satuan ekonomi tertentu Setiap kali akan dilakukan suatu audit, ruang lingkup pertanggungjawaban auditor harus dinyatakan secara jelas, yang terutama harus dilakukan adalah menegas satuan ekonomi yang dimaksud dan periode waktunya. 5. Data keterangan yang terukur dan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan Untuk mempermudah penilaian keterangan, data harus dapat dikumpulkan dengan mudah, berarti data tersebut disusun dalam suatu sistem akuntansi. Data yang disajikan manajemen tersbut dibandingkan dengan kriteria atau standar yang telah ditetapkan. 6. Pelaporan Hasil akhir suatu pemeriksaan adalah menerbitkan laporan yang berisi kesimpulan dan temuan yang didapat selama pemeriksaan berlangsung sampai selesai. Isi dan bentuk laporan biasanya berbeda, tergantung pada maksud, tujuan dan sifat pemeriksaan yang dilakukan. Tetapi suatu laporan
140
Jurnal Kompilek Vol 4 No 2 Desember 2012
harus dapat menjelaskan pada pembaca mengenai kesamaan antara informasi yang dinyatakan dengan angka, kriteria atau ukuran yang ada, Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pemeriksaan bertujuan memberikan gambaran tentang kesesuaian yang diperiksa berupa kegiatan, data atau bukti dengan kriteria yang ditentukan oleh orang yang mempunyai keahlian yang bebas untuk memberikan kesimpulannya melalui alat komunikasi yang dituangkan dalam bentuk laporan. Secara umum, tujuan pemeriksaan yang dilakukan auditor adalah untuk meningkatkan kepercayaan (credibility) daftar keuangan yang disajikan manajemen, dengan memberikan pendapat mengenai kelayakan dari daftar keuangan yang disajikan tersebut. A. Pengertian Internal Auditing Apabila diteliti dalam berbagai buku, tidak ada perbedaan yang mendasar mengenai pengertian internal auditing. Para ahli sepakat menyatakan bahwa internal auditing adalah suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi guna menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan guna memberikan saran-saran kepada manajemen. Kegiatan penilaian ini bersifat independen bukanlah dalam arti absolut yang berarti bebas dari semua ketergantungan seperti halnya eksternal auditor, tetapi maksudnya bahwa pemeriksa intern bebas dari pengaruh atau kekuasaan pihak yang diperiksanya sehingga diharapkan akan dapat memberikan penilaian yang objektif. Sebagaimana yang dikemukakan salah seorang penulis bahwa: “Pemeriksaan intern adalah serangkaian proses dan teknik yang menjadi saluran untuk menyakinkan manajemen dengan observasi langsung apakah pengendalian yang telah ditetapkan manajemen berjalan baik dan efektif, apakah pembukuan dan laporan keuangan telah menunjukkan gambaran aktivitas yang sesungguhnya, teliti dan cepat serta apakah setiap bagian/unit benar-benar melaksanakan kebijaksanaan, rencana dan prosesdur yang telah ditetapkan.” The Institute of Internal Auditors, suatu organisasi di Amerika Serikat memberikan definisi internal auditing sebagai berikut: “Internal Auditing adalah kegiatan penilaian yang independen dalam organisasi untuk mereview operasi sebagai jasa yang
diberikan kepada manajemen. Jadi internal auditing merupakan pengendalian manajerial, yang melaksanakan fungsinya dengan mengukur dan mengevaluasi keefektifan pengendalian lain.” Definisi di atas, mengandung pengertian bahwa internal auditing merupakan suatu aktifitas penilaian yang bebas dalam organisasi, yang tugasnya meliputi seluruh bidang kegiatan operasi perusahaan. Definisi ini juga menegaskan bahwa tujuan utama pemeriksaan ditekankan pada aspek pengawasan menajemen (management control). B. Tujuan Internal Auditing Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, auditing bertujuan untuk mengadakan penilaian atas kekayaan dan menilai kewajaran penyajian laporan keuangan. Pada dasarnya tujuan tersebut tidak jauh berbeda dengan tujuan internal auditing, hanya saja internal auditing berorientasi kepada kepentingan perusahaan. “Tujuan internal auditing adalah membantu anggota organisasi melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Internal auditing menyediakan analisis, penilaianpenilaian, rekomendasi, nasehat dan informasi mengenai kegiatan objek yang diperiksa. Tujuan pemeriksaan termasuk meningkatkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar, Tujuan tersebut hanya dapat dicapai dengan meneliti dan menilai apakah pelaksanaan sistem pengawasan intern bidang akuntansi, keuangan dan oeprasi berfungsi dengan baik dan memenuhi kriteria tertentu.” Tugas internal auditor adalah menyelidiki dan menilai pengendalian intern dan efisiensi pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi. Dengan demikian internal auditing merupakan bentuk pengendalian yang fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektivitas unsur-unsur pengendalian intern yang lain. Internal auditing merupakan kegiatan penilaian yang bebas yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan dan kegiatan lain, untuk memberikan jasa kepada manajemen. Internal auditing berhubungan dengan semua tahap kegiatan perusahaan, sehingga tidak hanya terbatas pada pemeriksaan terhadap catatan akuntansi. Adapun tujuan internal auditing sebagai berikut: 1. Pemeriksaan dan penilaian terhadap baik atau tidaknya pengendalian
141
Jurnal Kompilek Vol 4 No 2 Desember 2012
2. 3.
4. 5.
akuntansi dan pengendalian administratif dan mendorong penggunaan cara-cara yang efektif dengan biaya yang efektif dengan biaya yang minimum. Menentukan sampai seberapa jauh pelaksanaan kebijaksanaan manajemen puncak dipatuhi. Menentukan sampai seberapa jauh kekayaan perusahaan dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari segala macam kerugian. Menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan dalam perusahaan. Memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan-kegaitan perusahaan.
C. Ruang Lingkup Internal Auditing Ruang lingkup internal auditing dapat dibagi atas dua bagian, yaitu financial audit dan operasional audit, seprti yang dijelaskan oleh Ruchyat Kosasih: Aktivitas pemeriksaan intern menyangkut dua hal, yaitu: 1. Pemeriksaan keuangan (Financial Audit) Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan yang ditujukan untuk membuktikan keakuratan data keuangan dan operasi, keefektifan pengawasan intern yang meliputi verifikasi atas keberadaan harta benda perusahaan dan menyakinkan bahwa pengamanannya cukup memadai dan pencatatannya dilakukan dengan tepat. Untuk lebih jelasnya lagi diberikan batasan financial audit sebagai berikut: “Financial audit atau pemeriksaan keuangan adalah verifikasi eksistensi kekayaan dan menyakinkan bahwa pengamanannya cukup dan apakah sistem akuntansi dan sistem pelaporan dapat dipercaya termasuk pembahasan internal control”. Dari pengertian di atas maka internal auditor harus mengadakan konfirmasi hutang dan piutang, mentest efektif atau tidaknya sistem akuntansi yang ada dan prosedur yang berhubungan dnegan sistem internal control. 2. Pemeriksaan Operasional (Operational Audit) Pemeriksaan operasional dilaksanakan pada berbagai tingaktan manajemen (level of management), objek yang dinilai adalah aktivitas operasi, kebijaksanaan dan daya guna usaha. Sofyan Safri mengatakan bahwa: “Operation Audit yang sering juga disebut operasi audit muncul dari pengembangan financial. Dalam audit ini dinilai bukan saja
aspek keuangan keuangan”.
tapi
juga
aspek
non
D. Fungsi Internal Auditor Pada mulanya internal auditor dalam suatu perusahaan mempunyai fungsi yang terbatas, yaitu mengadakan pengawasan atas pembukuan, namun sejalan dengan meningkatnya sistem informasi akuntansi, aktivitas internal auditor tidak lagi berputar pada pengawasan pembukuan sematamata. Akan tetapi mencakup pemeriksaan dan evaluasi terhadap kecukupan dan efektivitas sistem organisasi, sistem internal control dan kualitas kertas kerja manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Fungsi internal auditor yang dikemukakan oleh Holmes dan Overmayer yang menggolongkan secara terperinci: 1. Menentukan baik tidaknya internal control dengan memperhatikan pemeriksaan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah dilaksanakan. 2. Bertanggung jawab dalam menentukan apakah pelaksanaan sesuai dengan rencana policy dan prosedur yang telah ditetapkan sampai nilai apakah hal tersebut telah diperbaiki atau tidak, 3. Menverifikasi adanya keuntungan kekayaan atau asset termasuk mencegah dan menentukan penyelesaian. 4. Menverifikasikan dan menilai tingkat kepercayaan terhadap sistem akuntansi dan pelaporan. 5. Melaporkan secara objektif apa yang diketahui kepada manajemen disertai rekomendasi perbaikan. E. Kedudukan Internal Auditor Berhasil tidaknya suatu internal auditor dalam perusahaan sangat dipengaruhi oleh kedudukan dalam struktur organisasi perusahaan. Internal auditor hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga memungkinkannya untuk dapat melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya dengan baik serta dapat menjamin kebebasannya. Dalam hal ini The Institute of Internal Auditors menyatakan bahwa: “Internal auditing is a staff or advisory dunction rather than a line operating funstion. Therefore the internal auditor does not exercise direct authority over other person in the organization.” Jadi kedudukan internal auditor dalam suatu perusahaan merupakan posisi staf.
142
Jurnal Kompilek Vol 4 No 2 Desember 2012
Ini berarti bahwa posisi ini diadakan untuk memberikan informasi, saran dan rekomendasi kepada manajemen yang bertanggung jawab atas pencapaian tujuan perusahaan. tersebut tidak memperhatikan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya dengan baik serta tidak mau menerima saran-saran yang diberikan. Secara garis besarnya ada tiga alternatif kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi, yaitu: 1. Langsung bertanggung jawab pada dewan komisaris. Hal ini banyak dilakukan dalam perusahaan-perusahaan bank dan asuransi. Dalam perusahaanperusahaan ini internal auditor merupakan penjaga bagi dewan komisaris. Secara teoritis maka seluruh organisasi termasuk direktur utama dapat diteliti oleh internal auditor. 2. Bertanggung jawab pada direktur utama Cara ini agak jarang dipakai mengingat direktur dengan tugas-tugasnya yang berat biasanya tidak mempunyai waktu untuk mempelajari laporan intenal auditor dan kemudian melakukan tindakan-tindakan koreksi berdasarkan laporan tersebut. 3. Yang paling sering dilaksanakan adalah bahwa internal auditor bertanggung jawab pada fungsionaris keuangan yang tertinggi. Fungsionaris tersebut mungkin berfungsi sebagai direktur bidang keuangan dan bendahara maupun controller. Yang penting adalah bahwa fungsionaris tersebut adalah yang bertanggung jawab atas koordinasi daripada persoalan-persoalan keuangan dan akuntansi. F. Wewenang dan Tanggung Jawab Internal Auditor Selain kedudukan internal auditor dalam organisasi, hal penting lainnya dalam pelaksanaan fungsi pemeriksaan intern adalah penetapan secara jelas tentang tanggung jawab dan wewenang yang dimiliki oleh internal auditor. Perincian wewenang dan tanggung jawab pemeriksa hendaknya dibuat secara hati-hati dan mencakup semua wewenang yang diperlukan serta tidak mencantumkan tanggung jawab yang tidak akan dipikulnya. Wewenang yang berhubungan dengan tanggung jawab tersebut harus memberikan akses penuh kepada internal auditor tersebut untuk berurusan dengan
kekayaan dan karyawan perusahaan yang relevan dengan pokok masalah yang dihadapi. Internal auditor harus bebas dalam mereview dan menilai kebijaksanaan, rencana, prosedur dan catatan. Dalam menjalankan fungsinya, internal auditor tidak memikul tanggung jawab langsung dan juga tidak mempunyai wewenang atas kegiatan-kegiatan yang sedang diperiksa itu. Oleh karena itu, pemeriksaan dan penilaian internal auditor tidak membebaskan orang lain dalam perusahaan itu dari tanggung jawab. Dengan kata lain internal auditor harus bebas membahas dan menilai kebijaksanaan, rencana, prosedur dan pencatatan yang ada, tetapi tidak berarti internal auditor menggantikan tugas pejabat yang diperiksanya tersebut. Tanggung jawab internal auditor terhadap ketidakberesan yang ditemukan dikaitkan dengan norma pemeriksaan akuntan. Dalam financial audit, kesalahan yang material akan mempengaruhi kewajaran laporan keuangan yang kelak diaudit oleh akuntan publik. Karena itu intenal auditor bertanggung jawab sesuai dengan norma pemeriksaan akuntan untuk merencanakan pemeriksaan agar dapat menemukan kesalahan yang material. Tanggung jawab ini tidak berarti auditor harus dapat menemukan setiap kesalahan. G. Laporan Internal Auditor Laporan internal auditor merupakan saran pertanggungjawaban internal auditor atas penugasan pemeriksaan oleh pimpinan. Melalui laporan ini internal auditor akan mengungkapkan dan menguraikan kelemahan yang terjadi dan keberhasilan yang telah dicapai. Internal auditor dalam melakukan pemeriksaan senantiasa diikuti dengan pembuatan laporan, yang mana hal ini adakah merupakan hasil akhir dari pekerjaannya. Laporan harus disusun, sehingga pimpinan perusahaan dapat mengerti permasalahannya dan segera mengambil keputusan mengenai tindakan seperlunya. Laporan ini sedapat mungkin ringkas, jelas dan lengkap. Fakta yang dilaporkan harus menggambarkan seluruh kegiatan perusahaan yang diperiksa. Maksudnya laporan harus objektif dan dapat dipertanggungjawabkan dengan bukti-bukti pendukung yang kuat. Laporan ini sebaiknya dibuat tepat pada waktunya, karena laporan yang terlambat akan kurang atau tidak bermanfaat.
143
Jurnal Kompilek Vol 4 No 2 Desember 2012
Laporan internal auditor pada dasarnya adalah merupakan laporan intern perusahaan. Bantuk laporan ini dapat berbeda-beda dari perusahaan ke perusahaan lainnya, karena bentuk yang standar tidak ada ditetapkan, berbeda dengan laporan yang dibuat akuntan publik. Dengan adanya laporan dari internal auditor, maka pimpinan perusahaan dapat mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh suatu kejadian terhadap pengambilan keputusan. Disamping itu menjadi bahan pertimbangan dalam membentuk suatu sistem yang baik agar kesalahan yang tejadi tidak sampai terulang kembali serta dapat mencegah kemungkinan terjadinya penyelewengan di masa yang akan datang. Laporan hasil pemeriksaan merupakan informasi bagi pimpinan/direktur utama yang dapat digunakan sebagai bahan untuk mengambil keputusan. Ada beberapa manfaat laporan internal auditor bagi pimpinan antara lain: a. Untuk mengetahui sampai sejauh mana para pelaksana mampu melaksanakan tugas-tugasnya dan apakah kebijaksanaan yang telah ditetapkan telah dipenuhi. b. Menambah keyakinan atas kebenaran data akuntansi. c. Memberikan keyakinan atas perlindungan yang cukup terhadap harta benda perusahaan. d. Untuk menilai apakah operasi perusahaan berdaya guna dan berhasil guna. III. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan adalah berupa penelitian kepustakaan dan penelitian ke lapangan. Penelitian kepustakaan ditempuh dengan cara membaca literatur-literatur yang berhubungan dengan internal auditor. Penelitian ke lapangan dilakukan dengan cara meninjau peranan dan fungsi internal auditor dalam perusahaan, yaitu PT. Bokormas. Jenis data yang penulis kumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diambil langsung dari objek penelitian (PT. Bokormas) antara lain melalui: observasi, wawancara, kepustakaan. Metode untuk menganalisa data juga menggunakan metode deskriptif dan metode komparatif.
IV. HASIL DAN ANALISIS PENGUJIAN A. HASIL PENELITIAN Tujuan keterlibatan internal auditor dalam perusahaan ini erat hubungannya dengan fungsi yang dijalankan. Pada umumnya tugas internal auditor dalam perusahaan adalah membantu pimpinan perusahaan untuk melaksanakan pengawasan atas aktifitas operasi perusahaan untuk melaksanakan pengawasan atas aktifitas operasi perusahaan dan keuangan serta untuk menilai apakah kebijaksanaan yang telah digariskan dilaksanakan dengan baik. Disamping itu aktifitas yang berhubungan tugasnya hanya dilaksanakan pada waktuwaktu tertentu, sedang waktu biasa digunakan untuk membantu tugas bagian keuangan dan akuntansi atau dengan kata lain bahwa yang merupakan tugas rutin internal auditor dalam perusahaan adalah menilai efektifnya sistem pengawasan intern. Internal auditor merupakan alat bagi manajemen sehingga dia harus bekerja sesuai dengan keinginan manajemen, sedangkan manajemen bertanggung jawab atas berhasilnya perusahaan yang diperlihatkan dalam laporan keuangan. Pekerjaan yang dilakukan internal auditor dan manajemen bukanlah kompetitif melainkan saling melengkapi satu sama lain. Bagian internal auditor pada dasarnya tidak bertanggung jawab secara langsung terhadap kelemahan yang ada di perusahaan. Bagian internal auditor hanya berkewajiban melakukan pemeriksaan dan selanjutnya hasil pemeriksaan inilah yang dipakai oleh direktur utama untuk melakukan tindakan perbaikan. Tegasnya pelaksanaan operasi secara tepat dan cermat adalah tanggung jawab manajemen, sedangkan kewajiban bagian intenal auditor hanyalah menilai keampuhan pengawasan yang dilakukan oleh manajemen pada semua kegiatan dan melaporkan temuantemuan yang menghambat operasi perusahaan. Sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki internal auditor, maka tugas internal auditor dalam perusahaan ini adalah: 1. Merencanakan dan membuat program kerja jangka pendek dan jangka panjang guna menyelenggarakan kegiatan pengawasan operasi perusahaan dan program perusahaan secara menyeluruh. 2. Menetapkan anggaran biaya untuk menunjang pelaksanaan kegiatan
144
Jurnal Kompilek Vol 4 No 2 Desember 2012
3.
4.
5.
6.
7.
sesuai dengan progran kerja bagian internal audit. Melaksanakan pengawasan operasional untuk menjamin terlaksananya tugas, kewajiban dan kegiatan dengan sukses sesuai dengan program kerja yang ditetapkan. Meneliti dan mengawasi apakah peraturan-peraturan yang telah ditetapkan telah diikuti dan dilaksanakan. Melakukan pengujian dan penilaian (evaluasi) atas laporan berkala setiap unit atau instansi di lingkungan perusahaan demi tercapainya laporan yang bermutu, penuh ketelitian serta menyakinkan, mengidentifikasikan tempat-tempat rawan dalam kegiatan masa depan. Membantu mengamankan modal atau kekayaan, kewibawaan, keandalan, nama perusahaan, serta kepercayaan masyarakat kepada perusahaan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi perusahaan, melaksanakan pembinaan, koordinasi dan control atas segala unsur dan kegiatan pengawasan di lingkungan kerja satuan. Membuat laporan hasil segala macam pemeriksaan termasuk pengujian, evaluasi, saran serta usul kepada pimpinan sebagai dasar tindakan atau koreksi serta pencegahan terulangnya hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Ruang lingkup dan sasaran pemeriksa intern yang dilakukan oleh internal auditor meliputi seluruh aspek kegiatan perusahaan untuk mencapai efisiensi dan efektifitas yang meliputi: a. Pemeriksaan keuangan (financial audit) Pemeriksaan keuangan yang dilakukan mencakup pemeriksaan terhadap transaksitransaksi, perkiraan-perkiraan, kegiatan dan fungsi serta pertanggungjawaban keuangan pada setiap bagian organisasi yang diperiksa sesuai dengan ruang lingkup pemeriksaan atau prosedur pemeriksaan yang telah ditentukan untuk membuktikan kewajaran, kecermatan dan kehandalan data keuangan; melindungi harta kekayaan perusahaan dan menilai keadaan dan keberhasilan sistem pengendalian intern yang dirancang untuk membina kewajiban dan perlindungan tersebut diatas. b. Pemeriksaan operasional (operational audit) Pemeriksaan operasional merupakan analisa/evaluasi secara objektif dengan orientasi ke masa depan atas pelaksanaan
suatu program atau operasi perusahaan guna membantu manajemen dalam: Meningkatkan kehematan dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya perusahaan oleh entitas-entitas ekonomi dalam lingkungan perusahaan. Meningkatkan efektifitas pencapaian hasil/tujuan yang telah ditetapkan. Adapun tujuan dari pemeriksaan operasional adalah menghasilkan perbaikan dalam pengelolaan aktifitas/program objek yang diaudit dengan membarikan saransaran tentang cara-cara pelaksanaan yang lebih hemat, efisien dan efektif. Hal tersebut dilakukan dengan cara: 1. Melakukan evaluasi atas efisiensi dan efektif entitas ekonomi dalam perusahaan. 2. Menemukan kesempatan-kesempatan untuk meningkatkan efisiensi dan atau efektifitas kegiatan perusahaan. 3. Evaluasi ketaatan terhadap peraturan dan kebijaksanaan perusahaan. Dalam pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukannya maka bagian internal audit menggolongkannya atas pemeriksaan rutin dan pemeriksaan khusus. Pemeriksaan rutin merupakan pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan program kerja pemeriksaan tahunan yang telah ditetapkan sebelumnya, sedangakn pemeriksaan khusus merupakan pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit berdasarkan perintah langsung dari pimpinan atau disebut dengan pemeriksaan mendadak. 1. Kedudukan Internal Auditor Hasil dan luas pemeriksaan yang diharapkan dari internal auditor sangat dipengaruhi oleh kedudukannya dalam organisasi. Secara teoritis telah dikemukakan bahwa semakin tinggi kedudukan internal auditor maka ruang lingkup pemeriksaan yang akan dilakukan internal auditor semakin luas dan diharapkan hasil pemeriksaan tersebut semakin objektif. Selain dari pada itu tingginya kedudukan internal auditor dalam suatu perusahaan akan menempatkannya pada suatu keadaan yang independen dalam melakukan pemeriksaan. Dari uraian teoritis telah dikemukakan bahwa ada beberapa alternatif kedudukan bagian internal auditor di dalam perusahaan yaitu: 1. Langsung berada di bawah dewan komisaris 2. Langsung berada di bawah presiden direktur/direktur utama
145
Jurnal Kompilek Vol 4 No 2 Desember 2012
3. Langsung berada di bawah fungsionaris keuangan yang tertinggi Dari ketiga kedudukan tersebut, bila dilihat dari struktur organisasi PT. Bokormas, maka internal auditor berada langsung di bawah direktur utama sebagai fungsi staf. Dengan demikian hal ini memungkinkan bagian internal audit melaksanakan pemeriksaan ke seluruh departemen yang terdapat dalam perusahaan secara independen dan objektif. Jadi dengan kedudukan sedemikian rupa dan disertai dengan adanya uraian tugas yang jelas, dapat ditarik beberapa hal positif terhadap kedudukan internal auditor sebagai staf direktur, yaitu: 1. Dukungan dari pimpinan sepenuhnya dapat diharapkan. 2. Tingkat kebebasan (independensi) internal auditor cukup memadai sehingga memungkinkan dapat dilaksanakannya pemeriksaan yang objektif. 3. Adanya wewenang internal auditor untuk melakukan pemeriksaan pada seluruh unit usaha dan unit kerja dalam perusahaan. Latar belakang pendidikan personil internal audit pada PT. Bokormas, cukup mendukung hasil kerja bagian internal audit ini. Personil internal auditor pada perusahaan ini berpendidikan sarjana ekonomi dari jurusan akuntansi. 2. Laporan Internal Auditor Seperti yang telah dibicarakan sebelumnya, bahwa setiap pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor senantiasa diikuti dengan pembuatan laporan sebagai hasil pemeriksaan yang ditugaskan kepadanya. Laporan ini merupakan bukti tertulis dan sekaligus merupakan pertanggungjawaban pemeriksaan intern bahwa pekerjaan pemeriksaan telah selesai dilaksanakan. Laporan merupakan produk akhir dalam proses pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor pada perusahaan. Begitu pula halnya dengan PT. Bokormas, hasil pemeriksaan yang dilakukan internal auditor dituangkan dalam bentuk laporan. Laporan ini merupakan dokumen yang amat penting, baik bagi direktur sebagai pimpinan teratas maupun bagi pimpinan dari unit yang diperiksanya. Bagi direktur hal ini merupakan bahan informasi sedangkan bagi pimpinan unit yang diperiksa berguna untuk tindakan perbaikan sehingga kesalahan dan kesilapan yang terjadi tidak akan terulang lagi.
Laporan auditor pada PT. Bokormas disusun dalam sistematika sebagai berikut: 1. Dasar penugasan dan scope pemeriksaan. 2. Temuan pemeriksaan dan informasi laporan ini. 3. Follow up laporan yang lalu. 3. Dasar penugasan dan scope pemeriksaan Pada bagian ini diterangkan hal-hal mengenai: Dasar penugasan (dalam hal ini berdasarkan surat tugas dari direktur utama) Scope (ruang lingkup) pemeriksaan yang dilakukan internal auditor Nama personil auditor yang melakukan pemeriksaan masing-masing scope (ruang lingkup) pemeriksaan. 4. Temuan pemeriksaan dan informasi laporan ini Bagian ini merupakan inti laporan yang memuat uraian-uraian atas termuantemuan pemeriksaan, yang berisikan halhal mengenai: Penilaian atas laporan keuangan yang disajikan oleh bagian pembukuan Adanya penyimpangan yang terjadi yang dapat merugikan pihak perusahaan Pengamatan atas pemborosan yang terjadi sebagai akibat tidak dipatuhinya prosedur dan pedoman yang telah digariskan oleh pimpinan. Pada bagian ini internal auditor menyampaikan saran-saran perbaikan yang perlu dilakukan dalam upaya memperbaiki kekurangan yang ada selama ini berdasarkan hasil temuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor. Dan pada setiap point temuan pemeriksaan, ada suatu komentar/tanggapan yang diberikan oleh pimpinan unit yang diperiksa. 5. Follow-up laporan yang lalu Bagian ini menerangkan mengenai laporan internal auditor yang belum ditindaklanjuti (difollow-up) oleh pihak/bagian yang diperiksa. Apabila kondisi yang telah dilaporkan dalam laporan internal auditor sebelumnya masih berlanjut, karena pihak objek pemeriksaan belum/tidak mengambil tindakan yang diperlukan, maka dalam laporan internal auditor yang sekarang ini diberikan bagian tersendiri dalam laporan yang menguraikan kembali rekomendasi-rekomendasi terdahulu. Dan pada bagian ini juga akan dikomentari oleh pimpinan unit yang
146
Jurnal Kompilek Vol 4 No 2 Desember 2012
diperiksa seperti halnya dalam bagian yang terdahulu. B. ANALISA PENGUJIAN 1. Fungsi Internal Auditor Sebagaimana yang telah penulis kemukakan pada uraian teoritis, fungsi pengawasan merupakan salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam setiap perusahaan, khususnya bagi perusahaan yang memiliki skala operasi yang cukup besar. Suatu pengawasan yang dilandasi oleh suatu kebijaksanaan yang tepat dan akurat, disertai dengan penerapan suatu sifat pengawasan intern yang baik akan membawa manfaat yang sangat besar bagi perusahaan terutama untuk mengurangi dan menghindari penyelewengan, pemborosan dan hal lain yang dapat merugikan perusahaan. Perusahaan memberikan perhatian yang cukup besar terhadap arti pentingnya suatu pengawasan intern yang merupakan salah satu bagian yang terdapat dalam perusahaan dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap semua aspek kegiatan dalam perusahaan. Internal auditor bertugas membantu direktur dalam mengadakan penilaian atas sistem pengawasan manajemen dan pelaksanaannya serta memberikan saransaran perbaikan. Untuk memenuhi tugas tersebut internal auditor berfungsi melakukan suatu pemeriksaan yang dilaksanakan secara terus-menerus terhadap kegiatan operasi perusahaan dan melakukan penilaian serta pengawasan terhadap terlaksananya sistem pengawasan manajemen. Hal ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memastikan apakah pelaksanaan kegiatan operasi perusahaan telah sesuai dengan kebijaksanaan, rencana dan prosedur yang telah ditetapkan. Secara garis besar, fungsi internal auditor pada PT. Bokormas ini adalah sebagai berikut: 1. Melaksanakan pemeriksaan keuangan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan catatan keuangan terutama untuk pengamanan harta perusahaan, serta untuk mengetahui adanya penyalahgunaan dari harta perusahaan dan penyimpanganpenyimpangan lainnya. 2. Melaksanakan pemeriksaan manajemen yang tujuannya untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan peraturan yang dibuat oleh pimpinan telah dilaksanakan. 3. Menyarankan penyempurnaan sistem pengawasan intern yang dimiliki
perusahaan, bila hal ini dipandang perlu. Usulan tersebut diajukan kepada pimpinan perusahaan setelah diadakan evaluasi terhadap sistem pengawasan intern yang ada. 4. Melakukan pemeriksaan khusus dalam hal adanya suatu masalah yang mendesak atas dasar instruksi pimpinan. 5. Menganalisa laporan-laporan dari tiaptiap divisi. 6. Menganalisa bahan masukan dan saran kepada pimpinan dalam penyusunan rencana program dan pengambilan keputusan. Fungsi-fungsi di atas sudah cukup memadai bagi perusahaan karena sudah mencakup seluruh bagian. Disamping itu internal auditor juga ikut membantu pihak luar dalam arti memperlancar tugas mereka. Jadi dari fungsi di atas dapat dilihat bahwa pemeriksaan ditujukan untuk pengamanan harta perusahaan, pelaksanaan kegiatan terutama yang menyangkut efisiensi dan efektifitas usaha, ketaatan terhadap kebijaksanaan serta peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan. Menurut penulis, fungsi internal auditor pada PT. Bokormas cukup baik dan telah melaksanakannya sesuai dengan yang telah digariskan. 2. Kedudukan Internal Auditor Kedudukan internal auditor dalam perusahaan sangat besar artinya dalam menentukan luasnya pekerjaan yang akan dilakukannya. Keberhasilan pelaksanaan internal auditor banyak tergantung dari kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi, tanggapan pimpinan perusahaan terhadap hasil-hasil penemuan internal auditor, pengertian dari bagian yang diperiksa dan keahlian internal auditor itu sendiri. Dari uraian teoritis telah dikemukakan bahwa ada beberapa alternatif kedudukan internal auditor di dalam perusahaan, yaitu: 1. Langsung berada di bawah Dewan Komisaris 2. Langsung berada di bawah Direktur Utama 3. Langsung berada di bawah fungsionaris keuangan yang tertinggi. Jika dilihat dari struktur organisasi PT. Bokormas, maka internal auditor berada langsung di bawah Direktur Utama sebagai fungsi staff. Jelas bahwa auditor intern bebas memeriksa seluruh bagian yang berada di bawah Direktur Utama dan bertanggungjawab kepada Direktur Utama sebagai pimpinan tertinggi.
147
Jurnal Kompilek Vol 4 No 2 Desember 2012
Dengan demikian dapat ditarik beberapa keuntungan yang diperoleh dari penempatan internal auditor sebagai staf Direktur Utama, yaitu: a. Karena internal auditor berada di bawah Direktur Utama sebagai fungsi staf, maka dukungan dari pimpinan dapat diharapkan sepenuhnya, sehingga memudahkan bagi auditor dalam bertindak sesuai dengan wewenangnya. b. Tingkat kebebasan dapat dipertahankan dan cukup memadai sehingga memungkinkan untuk dapat melakukan pemeriksaan yang objektif. c. Adanya wewenang yang cukup luas dalam melakukan pemeriksaan yaitu seluruh bagian yang berada di bawah Direktur Utama. Tingkat keahlian pemeriksa mempengaruhi sukses tidaknya suatu pemeriksaan. Kedudukan pemeriksa yang cukup tinggi di dalam perusahaan tidak akan ada gunanya jika tidak dibarengi dengan keahlian pemeriksa itu sendiri. Internal auditor yang baik adalah mereka yang mempunyai pengetahuan yang luas baik di bidang akuntansi dan auditing, teknik, moneter dan lain sebagainya. Selain itu juga harus memiliki kesanggupan menyesuaikan diri, bijaksana, mempunyai ketegasan sikap, jujur, objektif dan mempunyai rasa tanggung jawab. Menurut pengamatan penulis, kualifikasi staf internal auditor di perusahaan ini berdasarkan disiplin ilmu yang cukup memadai, tetapi perlu ditambah personal-personal di dalam melaksanakan tugasnya mengingat semakin meluasnya perkembangan perusahaan dan kegiatannya. 3. Laporan Internal Auditor Laporan adalah merupakan produk akhir dalam proses pemeriksaan yang dilakukan internal auditor, yang fungsinya sebagai bahan informasi dan dasar pengambilan keputusan bagi pimpinan. Pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor adalah pemeriksaan yang bersifat pemeriksaan operasional dan keuangan. Laporan sedapat mungkin harus dibuat ringkas dan tepat tetapi yang dilaporkan harus jelas dan laporan harus objektif, dapat dipertanggungjawabkan dengan bukti yang kuat serta memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Disamping itu juga bentuk laporan internal auditor hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian laporan. Apabila ditujukan untuk tingkat manajemen yang lebih tinggi hendaknya
disajikan dalam bentuk yang lebih ringkas dan mudah dipahami, sedangkan untuk bagian yang lebih rendah disajikan dalam bentuk yang lebih rinci. Yang penting adalah sebelum menulis laporan resmi kepada manajemen, hendaknya didiskusikan dan dibahas kembali dengan bagian yang diperiksa, sehingga bagian yang diperiksa tersebut dapat memberikan tanggapan dan penjelasan atas hasil temuan audit yang didapat. Dari hasil pengamatan penulis terhadap laporan internal auditor pada PT. Bokormas ini, dapat dikatakan bahwa laporan tersebut memenuhi syarat-syarat antara lain adanya: a. Dasar penugasan dan scope (ruang lingkup) pemeriksaan. b. Temuan pemeriksaan c. Saran perbaikan d. Komentar dari pihak yang diperiksa. Dilihat dari objektifitasnya, maka keobjektifan dari laporan telah dilihat dimana laporan yang dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan yang didukung oleh bukti-bukti yang cukup, sehingga laporan ini dapat dipertanggungjawabkan. Dari bentuk laporan yang dibuat oleh internal auditor dapat dikatakan bahwa laporan sudah memenuhi syarat. Laporan telah memuat informasi yang lengkap, ringkas dan tepat waktu. Adapun kelemahan atau kekurangan yang terdapat pada laporan pemeriksaan ini yaitu digabungnya laporan pemeriksaan operasional dengan laporan pemeriksaan keuangan. Walaupun manfaat kedua laporan ini sama besarnya untuk membantu pihak manajemen dalam mengambil keputusan dan kebijaksanaan tapi aspek penekanan kedua pemeriksaan ini berbeda. Pada pemeriksaan operasional, pemeriksaaan selalu dilakukan untuk menemukan jawaban mengapa dan seharusnya bagaimana (yang terutama menyangkut efisiensi dan kehematan pengelolaan dan penggunaan sarana produksi). Sedangkan pada pemeriksaan keuangan penekanan pemeriksaan ditekankan untuk menemukan jawaban berupa (menyangkut transaksi financial dan laporan keuangan). V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kedudukan internal auditor pada struktur organisasi perusahaan berada di bawah Direktur Utama. Melihat dari kedudukannya yang langsung di bawah Direktur Utama, maka internal auditor mendapat dukungan penuh dari
148
Jurnal Kompilek Vol 4 No 2 Desember 2012
2.
3.
4.
5.
pimpinan perusahan dalam pelaksanaan tugasnya. Disamping itu terdapat juga pelimpahan tugas dan wewenang yang jelas. Oleh karenanya tingkat kebebasan dan objektifitas pemeriksaan dapat terlaksana. Pelaksanaan fungsi pengawasan yang dilakukan oleh internal auditor sangat membantu pimpinan perusahaan dalam mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan. Kegiatan pemeriksaan bukan saja menyangkut keuangan tetapi juga tentang operasional perusahaan. Pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh internal auditor telah disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Internal auditor dalam menjalankan tugasnya terlepas dari tugas rutin perusahaan, artinya internal auditor tidak terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan yang menjadi objek pemeriksaannya. Dengan demikian diharapkan hasil pemeriksaan lebih objektif. Dalam melaksanakan pemeriksaan, internal auditor terlebih dahulu menyusun program pemeriksaan dan kertas kerja pemeriksaan. Hal ini dimaksudkan untuk membuat pelaksanaan pemeriksaan menjadi lebih efektif dan lebih terarah. Program pemeriksaan dan kertas kerja pemeriksaaan merupakan alat bagi pimpinan untuk mengawasi pelaksanaan pemeriksaan apakah sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Setiap laporan hasil pemeriksaan yang dihasilkan oleh internal auditor disampaikan kepada Direktur Utama untuk setiap objek pemeriksaan yang diperiksa, dan dengan adanya laporan tersebut internal auditor dapat membantu mengambil keputusan dalam menentukan rencana dan kebijakan selanjutnya.
B. Saran Berdasarkan kelemahan tersebut diatas, penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Untuk laporan pemeriksaan, sebaiknya dipisahkan antara laporan pemeriksaan keuangan dengan laporan pemeriksaan operasional (management audit) agar lebih efektif. 2. Pemakaian tata bahasa dalam laporan internal auditor ini agar dapat lebih diperhatikan lagi sehingga pembaca
3.
4.
laporan dapat lebih mengerti akan isi laporan tersebut. Dalam usaha untuk meningkatkan aktivitas yang dilakukan oleh internal auditor guna mencapai hasil pemeriksaan yang lebih baik, perlu adanya penambahan jumlah staf internal auditor sebanyak dua orang. Mengingat perusahaan telah menggunakan komputer untuk pengolahan data, maka secara otomatis pemeriksaan terhadap data melalui komputer harus dilaksanakan. Untuk itu perusahaan seharusnya telah memiliki auditor yang memahami dan menguasai pelaksanaan audit dengan komputer. Hal ini bisa dilakukan melalui pendidikan bagi auditor yang ada atau menerima auditor yang baru, dengan harapan dapat menghemat waktu dan biaya serta kecepatan informasi yang dihasilkan.
VI. DAFTAR REFERENSI Arthur W. Holmes, David A. Burns. 2000. Auditing Norma dan Prosedur. Jilid Satu. Edisi Kesembilan. Terjemahan Moh. Badjuri. Jakarta: Erlangga. Arifin Wirahadikusumah. 2003. Beberapa Masalah Auditing. Bandung: Alumni. Alvin arens, James K. Loebecke. 2003. Auditing Suatu Pendekatan Terpadu. Edisi Kelima. Jilid Satu. Terjemahan Amir Abadi Yusuf. Jakarta: Salemba Empat. Moenaf H. Regar. 2009. Memahami Laporan Akuntan. Medan: Pusat Pengembangan Akuntansi Fakultas Ekonomi USU. Ruchyat Kosasih. 2005. Auditing Prinsip dan Prosedur. Cetakan Keempat. Surabaya: Palapa. Sofyan Safri. 2001. Auditing Komtemporer. Cetakan Pertama. Jakarta: Erlangga. S. Hadibroto. 2004. Masalah Akuntansi. Buku Dua. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Soemardjo Tjitrosidojo. 2000. Bunga Rampai Menuju Pemeriksaan Pengelolaan (Management Auditing). Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve. Sutrisno. 2006. Metodologi Reseach 3. Yogyakarta: Fakultas Psikologis UGM.
149