JURNAL
KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS
COHESION AND COHERENCE OF DISCOURSE READERS WRITING IN JAWA POS
Oleh: LINDA DWI RAHMAWATI 12.1.01.07.0053
Dibimbing oleh: 1. Dr. Andri Pitoyo, M.Pd 2. Drs. Sempu Dwi Sasongko, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2017
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Linda Dwi Rahmawati| 12.1.01.07.0053 FKIP – Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS Linda Dwi Rahmawati 12.1.01.07.0053 FKIP - Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
[email protected] Dr. Andri Pitoyo, M.Pd dan Drs. Sempu Dwi Sasongko, M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK Kohesi dan koherensi berperan dalam membentuk keutuhan dan kepaduan wacana baik wacana lisan maupun wacana tulis. Salah satu wacana tulis adalah harian Jawa Pos. Rubrik “Pembaca Menulis” harian Jawa Pos diduga mengandung penanda kohesi dan koherensi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kohesi dan koherensi wacana “Pembaca Menulis” di Jawa Pos. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan teknik analisis wacana. Data penelitian ini adalah wacana yang mengandung kohesi dan koherensi. Teknik pengumpulan data yakni teknik simak dan catat. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif, yang bersifat induktif. Hasil penelitian ini meliputi kohesi gramatikal dan kohesi leksikal serta koherensinya. Kohesi gramatikal meliputi penanda kohesi pengacuan, kohesi penyulihan, kohesi pelesapan, dan kohesi perangkaian. Penada kohesi gramatikal tersebut meliputi pengacuan -nya, mereka, kami, dia, saya, itu, dan sejak dulu, sedangkan kohesi penyulihan meliputi penyulihan klausa kondisi ini dan klausa pelanggaran yang terjadi. Adapun kohesi pelesapan meliputi frasa seorang pria, sedangkan kohesi perangkaian meliputi dan, atau, tetapi, tapi, setelah, selama, sampai, begitu, karena, sebab, sebagai, jika, sehingga, dengan, bahwa, yang, baik…maupun, namun, selain itu, bahkan, dan dengan demikian. Kohesi leksikal pada wacana “Pembaca Menulis” harian Jawa Pos edisi Mei sampai dengan Juni 2016, dapat disimpulkan bahwa terdapat lima jenis kohesi leksikal. Kelima jenis kohesi leksikal tersebut meliputi kohesi perulangan, kohesi sinonimi, kohesi antonimi, kohesi hiponimi, dan kohesi kolokasi. Selain kohesi, terdapat sepuluh jenis koherensi yang meliputi koherensi sarana tujuan, koherensi alasan tindakan, koherensi sebab akibat, koherensi akibat sebab, koherensi makna alasan, koherensi generik-spesifik, koherensi syarat hasil, koherensi parafrastis, koherensi amplikatif, dan koherensi adiktif. Dengan ditemukannya penggunaan kohesi dan koherensi wacana “Pembaca Menulis” harian Jawa Pos, hendaknya perlu dikembangkan dan diadakan penelitian lanjutan. Kata Kunci : Kohesi, Koherensi, Pembaca Menulis
Linda Dwi Rahmawati| 12.1.01.07.0053 FKIP – Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
A. LATAR BELAKANG Media massa merupakan salah
publik dalam menyampaikan informasi di media massa juga merupakan bentuk
satu kebutuhan masyarakat modern.
kepedulian masyarakat kepada sekitar.
Masyarakat atau publik dapat
Media massa telah mengambil peran
memperoleh informasi dari media
aktif dalam mencerdaskan kehidupan
massa. McQuaill (dalam Yunus, 2012:
bangsa melalui penyajian berbagai
10) menyatakan bahwa media massa
informasi, berita, fakta, dan peristiwa
sebagai sarana belajar untuk
terkini yang layak diketahui publik.
mengetahui berbagai informasi dan
Informasi yang beragam dari
peristiwa. Media massa sebagai
masyarakat dapat berupa tajuk, pojok,
“jendela” untuk melihat apa yang
artikel, kolom, dan surat pembaca
terjadi di luar kehidupan ini. Kehadiran
atau pembaca menulis. Rubrik-rubrik
media massa di tengah-tengah
tersebut terdapat dalam koran Jawa
masyarakat modern sebagai filter yang
Pos. Koran ini merupakan harian
menyeleksi berbagai informasi yang
nasional dengan rubrik yang beragam.
layak mendapat perhatian. Media massa, baik media
Sebagai media massa, koran Jawa Pos mempunyai fungsi sosial. Salah
elektronik maupun media cetak bukan
satu kolom di koran Jawa Pos yang
sekadar untuk mendapat informasi,
memiliki fungsi sosial adalah wacana
tetapi media massa merupakan media
“Pembaca Menulis.” Rubrik ini
untuk beraktualisasi masyarakat.
merupakan layanan publik yang
Masyarakat atau publik dapat
disediakan redaksi media terhadap
menyampaikan informasi, baik
masyarakat untuk mendapat perhatian
mengenai dirinya sendiri maupun
dari masyarakat karena menyangkut
lingkungannya. Penyampaian
kepentingan publik. Wacana “Pembaca
informasi tersebut akan dipublikasikan
Menulis” ini ditulis oleh masyarakat
di media massa. Oleh karena itu, media
dari berbagai kalangan, sehingga
massa merupakan media untuk
wacana yang dihasilkan sangat
beraktualisasi masyarakat.
beragam. Untuk lebih memudahkan
Aktualisasi masyarakat tersebut
pembaca dalam memahami informasi
adalah bentuk keikutsertaan publik
yang disampaikan penulis, wacana
dalam membangun dan meningkatkan
yang dihasilkan harus kohesif dan
fungsi sosial media. Keikutsertaan
koheren.
Linda Dwi Rahmawati| 12.1.01.07.0053 FKIP – Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Wacana yang kohesif dan koheren
bermakna. Melalui kohesi dan
merupakan wacana yang utuh, yakni
koherensi ini akan mencerminkan isi
informasi dalam suatu wacana runtut
dari tulisan yang akan dibaca oleh
dari awal sampai akhir. Hal ini
pembaca. Selain itu, kohesi dan
dimaksudkan agar pembaca lebih
koherensi dapat menjadikan tulisan
mudah memahami isi dalam informasi
yang dibaca bermakna atau memiliki
yang disajikan penulis. Pada dasarnya,
ide atau informasi yang ingin
kohesi merujuk pada perpautan bentuk,
disampaikan penulis kepada pembaca.
sedangkan koherensi merujuk pada
Menindaklanjuti uraian di atas,
perpautan makna. Unsur-unsur kohesi
dipilihnya wacana “Pembaca Menulis”
dalam wacana dibagi menjadi dua,
koran Jawa Pos sebagai sumber data
yakni kohesi gramatikal dan kohesi
untuk diteliti dengan berbagai
leksikal. Kohesi leksikal merupakan
pertimbangan. Pertama, Surat Pembaca
keterpautan makna dalam wacana juga
mudah dijumpai di media cetak, karena
dilihat pada segi kosakatanya,
merupakan salah satu produk media
sedangkan kohesi gramatikal
cetak. Di Jawa Pos, Surat Pembaca
merupakan unsur-unsur wacana berupa
dikenal dengan “Pembaca Menulis.”
kata atau kalimat yang digunakan
Kedua, “Pembaca Menulis” memuat
untuk menyusun suatu wacana
surat-surat pendek yang ditulis oleh
sehingga memiliki keterkaitan yang
masyarakat atau publik dengan topik
padu dan utuh (Mulyana, 2005: 26).
mutakhir yang masuk ke meja redaksi
Dengan memerhatikan uraian
dan dipertimbangkan berdasarkan
tersebut, maka dapat diambil
periode masanya. Hal ini merupakan
kesimpulan bahwa kohesi dan
salah satu bukti bahwa tulisan dalam
koherensi adalah bagian yang mutlak
wacana “Pembaca Menulis”
yang harus ada di dalam wacana.
merupakan informasi yang aktual dan
Kohesi dapat mewujudkan
ditulis langsung oleh masyarakat.
kesinambungan antara sebagian teks
Ketiga, surat-surat pendek dari
dengan bagian teks yang lain sehingga
masyarakat yang ditulis di wacana
membentuk satu kesatuan, sedangkan
“Pembaca Menulis” menggunakan
koherensi merupakan kesinambungan
bahasa yang bervariasi. Hal ini
ide yang terdapat dalam sebuah wacana
dikarenakan tulisan ini ditulis oleh
sehingga menjadi suatu teks yang
berbagai kalangan masyarakat dengan
Linda Dwi Rahmawati| 12.1.01.07.0053 FKIP – Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
berbagai latar belakang yang berbeda
variasi penanda kohesi dan koherensi pada
sehingga berbeda pula penggunaan
wacana “Pembaca Menulis” di Jawa Pos.
bahasanya. Hal tersebut ditandai
Analisis data yang digunakan dalam
dengan ditemukannya banyak variasi
penelitian ini adalah teknik analisis data
penggunaan kohesi dan koherensi serta
kualitatif, yang bersifat induktif. Langkah-
peranannya dalam wacana, misalnya
langkah analisis data, meliputi pertama,
terdapat variasi pengacuan pada
penanda kohesi dan koherensi pada
wacana tersebut.
wacana “Pembaca Menulis” harian Jawa
Kenyataan tersebut menarik untuk
Pos edisi Mei sampai Juni 2016 yang telah
diteliti, untuk dijadikan sebagai bahan
dicatat dalam kartu data, dikelompokkan
pembelajaran unsur kohesi dan
sesuai bagian-bagiannya, yaitu bagian
koherensi dalam sebuah wacana.
kohesi dan bagian koherensi. Kedua,
Berdasarkan latar belakang tersebut,
menganalisis kohesi dan koherensi wacana
perlu dilakukan penelitian tentang
“Pembaca Menulis” harian Jawa Pos yang
“Kohesi dan Koherensi Wacana
telah dicatat pada kartu data. Ketiga,
Pembaca Menulis di Jawa Pos.”
mendeskripsikan hasil analisis penanda kohesi dan koherensi wacana “Pembaca
B. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian
Menulis” harian Jawa Pos. Keempat, membuat simpulan dari hasil deskripsi
kualitatif. Dikatakan penelitian kualitatif
penanda kohesi dan koherensi wacana
karena data yang terkumpul berbentuk
“Pembaca Menulis” harian Jawa Pos.
kata-kata. Hal ini ditandai dengan penggunaan bahasa di media cetak yang
C. HASIL DAN KESIMPULAN
mengandung kohesi dan koherensi.
1.
Wacana yang dijadikan data
Deskripsi Kohesi Gramatikal Wacana Pembaca Menulis Jawa Pos
penelitian ini adalah wacana “Pembaca
Berdasarkan hasil penelitian,
Menulis” yang terduga terdapat penanda
terdapat empat kategori kohesi gramatikal
kohesi dan koherensi di dalamnya. Data
pada wacana “Pembaca Menulis” harian
penelitian ini diambil dari pencatatan
Jawa Pos edisi Mei sampai dengan Juni
penanda kohesi dan koherensi pada
2016 yang berjumlah 28 wacana. Keempat
wacana “Pembaca Menulis” di Jawa Pos.
kategori tersebut adalah kohesi pengacuan,
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kohesi penyulihan, kohesi pelesapan, dan kohesi perangkaian.
Linda Dwi Rahmawati| 12.1.01.07.0053 FKIP – Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Tabel 1: Kohesi Gramatikal No 1 2 3 4
Kohesi Frekuensi (Σ) Gramatikal Pengacuan 13 28.9% Penyulihan 2 4.44% Pelesapan 1 2.22% Perangkaian 29 64.44% JUMLAH 45 100%
Penulis cenderung memerhatikan penggunaan bahasanya dari pada kosa katanya. 3.
Deskripsi Koherensi Wacana Pembaca Menulis Jawa Pos Ditemukan sepuluh jenis koherensi.
Kesepuluh jenis koherensi tersebut adalah Jenis kohesi gramatikal yang sering
koherensi sarana tujuan, koherensi alasan
banyak muncul adalah pengacuan dan
tindakan, koherensi sebab akibat,
perangkaian. Hal ini berarti, adanya
koherensi akibat sebab, hubungan makna
subjektivitas pada wacana “Pembaca
alasan, hubungan generik-spesifik,
Menulis.”
hubungan syarat hasil, hubungan
2.
Deskripsi Kohesi Leksikal Wacana
parafrastis, hubungan amplikatif, dan
Pembaca Menulis Jawa Pos
hubungan adiktif.
Empat kategori kohesi leksikal pada wacana “Pembaca Menulis” harian Jawa Pos edisi Mei sampai dengan Juni 2016 yang berjumlah 28 wacana. Keempat kategori tersebut adalah kohesi perulangan, kohesi sinonimi, kohesi antonimi, kohesi hiponimi, dan kohesi kolokasi. Tabel 2: Kohesi Leksikal Kohesi Frekuensi (Σ) Leksikal Perulangan 2 15.38% Sinonimi 2 15.38% Antonimi 1 7.69% Hiponimi 6 46.15% Kolokasi 2 15.38% JUMLAH 13 100%
No 1 2 3 3 4
Jenis kohesi leksikal tidak banyak
Tabel 3: Koherensi No Koherensi Frekuensi (Σ) Sarana 1 Tujuan 10 35.71% Alasan 2 Tindakan 7 25% Sebab 3 Akibat 2 7.14% Akibat 4 Sebab 1 3.57% Makna 5 Alasan 1 3.57% Generik 6 Spesifik 2 7.14% Syarat 7 Hasil 1 3.57% 8
Parafrastis
1
3.57%
9
Amplikatif
2
7.14%
10
Adiktif
1
3.57%
28
100%
JUMLAH
ditemukan. Hal ini berarti penulis wacana “Pembaca Menulis” lebih memerhatikan aspek gramatikalnya dari pada leksikalnya.
Jenis koherensi yang banyak ditemukan dalam wacana “Pembaca Menulis” adalah hubungan sarana tujuan dan hubungan
Linda Dwi Rahmawati| 12.1.01.07.0053 FKIP – Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
alasan tindakan. Hal ini dikarenakan pada
(5) koherensi makna alasan, (6) koherensi
wacana tersebut berisi keluhan dan
generik-spesifik, (7) koherensi syarat hasil,
tanggapan mengenai fasilitas publik atau
(8) koherensi parafrastis, (9) koherensi
pun hal lain yang berkaitan dengan
amplikatif, dan (10) koherensi adiktif.
lingkungan masyarakat. Oleh karena itu,
Variasi bahasa yang paling banyak
jenis koherensi lain tidak banyak
ditemukan pada wacana “Pembaca
ditemukan.
Menulis” harian Jawa Pos edisi Mei
4.
sampai dengan Juni 2016 adalah kohesi
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian kohesi
gramatikal berupa kohesi pengacuan dan
dan koherensi wacana “Pembaca Menulis”
kohesi perangkaian, sedangkan jenis
harian Jawa Pos edisi Mei sampai dengan
koherensi yang paling banyak ditemukan
Juni 2016, dapat disimpulkan bahwa
adalah hubungan sarana tujuan dan
terdapat empat jenis kohesi gramatikal.
hubungan alasan tindakan. Jenis kohesi
Keempat jenis kohesi gramatikal tersebut
dan koherensi lain tidak banyak
meliputi (1) kohesi pengacuan, (2) kohesi
ditemukan. Hal tersebut menunjukkan
penyulihan, (3) kohesi pelesapan, dan
bahwa wacana “Pembaca Menulis” di
(4) kohesi perangkaian.
Jawa Pos kurang memperhatikan aspek
Adapun kohesi leksikal pada wacana “Pembaca Menulis” harian Jawa Pos edisi
kebahasaan dan hanya mementingkan aspek keaktualan isi wacana.
Mei sampai dengan Juni 2016, dapat disimpulkan bahwa terdapat lima jenis
D. DAFTAR PUSTAKA
kohesi leksikal. Kelima jenis kohesi
Alwi, Hasan, dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
leksikal tersebut meliputi (1) kohesi perulangan, (2) kohesi sinonimi, (3) kohesi antonimi, (4) kohesi hiponimi, dan (5) kohesi kolokasi. Selain kohesi, terdapat sepuluh jenis koherensi pada wacana “Pembaca Menulis” harian Jawa Pos, yang meliputi (1) koherensi sarana tujuan, (2) koherensi alasan tindakan, (3) koherensi sebab akibat, (4) koherensi akibat sebab, Linda Dwi Rahmawati| 12.1.01.07.0053 FKIP – Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Arifin, Bustanul. 2012. Alat Kohesi Wacana: Bahasa Indonesia. Malang: Gunung Samudera. Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. . 2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta. Darma, Yoce Aliah. 2014. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Refika Aditama. simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Djajasudarma, T. Fatimah. 2010. Wacana: Pemahaman dan Hubungan Antarunsur. Bandung: Refika Aditama.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Hartono, Bambang. 2012. Dasar-dasar Kajian Wacana. Semarang: Pustaka Zaman.
Sumarlam. 2003. Analisis Wacana: Teori dan Praktik. Surakarta: Pustaka Cakra.
Kridalaksana, Harimurti. 2011. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Tarigan, Hendry Guntur. 2009. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa Bandung.
Kushartanti, dkk. 2009. Pesona Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Widiatmoko, Wisnu. 2015. Analisis Kohesi dan Koherensi Wacana Berita Rubrik Nasional di Majalah Online Detik. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Semarang: FBS UNS.
Mahsun. 2015. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Moleong, Lexy J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Mulyana. 2005. Kajian Wacana: Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-prinsip Analisis Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana. Ro’ufatul, Khabib. 2011. Kohesi dan Koherensi dalam Kumpulan Cerkak Panggung Sandiwara Karangan Daniel Tito. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Semarang: FBS UNS.
Wijaya, Laksmi. 2012. EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Depok: Pustaka Makmur. Yunus, Syarifudin. 2012. Jurnalistik Terapan. Bogor: Ghalia Indonesia. Zaimar, Okke Kusuma Sumantri, dan Harahap, Ayu Basoeki. 2009. Telaah Wacana. Jakarta: The Intercultural Intitute.
Siregar, Rotua. 2009. Analisis Sarana Kohesi pada Tajuk Rencana dalam Harian Sinar Indonesia Baru. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Medan: FS USU. Sudaryanto. 2001. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wacana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Linda Dwi Rahmawati| 12.1.01.07.0053 FKIP – Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
simki.unpkediri.ac.id || 8||